SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  30
Télécharger pour lire hors ligne
Pepatah dan Pak Presiden
uang tidak bisa dimakan.




                                ADETYA RAYA PUTRA

                                  ALYSHA MEDYANA

                                    ANISA ADIPUTRI

                                      DELA ADLINA

                                     DHEA FADILAH

                               MUHAMMAD FIRNANDO

                                 PURNOMO RIZKY D.

                                   SATRIA PASTHIKA

                               STELLA EMADA BESTIO

                           VICCO PRIMADHASTA PUTRA
TOKOH
1. Pak presiden                             : Vicco Primadhasta Putra

2. Wakil Presiden (pemberontak I)           : Muhammad Firnando

3. Pemberontak II + dokter + massa          : Purnomo Rizky D.

4. Pemberontak III + massa                  : Anisa Adiputri Prazahra

5. Polisi I + suster + massa + dekor        : Dhea Fadilah

6. Polisi II + fotografer + massa           : Adetya Raya Putra

7. Eksekutor + istri presiden + massa       : Alysha Medyana

8. Massa + pengambil sumpah + kostum        : Dela Adlina

9. Massa + tangan kanan pres                : Satria Pasthika

10. Narator + massa                         : Stella Emada Bestio



                           LATAR TEMPAT
-   Tempat kampanye

-   Tempat dilantiknya pak presiden

-   Ruang kerja pak presiden

-   Tempat dieksekusinya tiga pemberontak



                                    SINOPSIS
   Pada pemilu kali ini, seorang wapres membagi-bagikan uang dan berkampanye
  untuk meyakinkan rakyatnya. Dan beruntungnya usaha ini berhasil, dan presiden
 tersebut bisa menjalankan pemerintahan. Bukannya menjalankan dengan baik, pak
   presiden justru melupakan semua janji-janjinya saat di kampanye. Seperti kata
  sebuah pepatah : Power corrupts; absolute power corrupts absolutely. Karena pak
presiden memiliki kekuatan absolut dalam pemerintahan, beliau salah menggunakan
                                 kekuatan tersebut.




                                                                               2
Maksud pak presiden baik, yaitu ingin meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan
  membangun perumahan-perumahan baru, tapi dengan menebang hutan tanpa
                         melakukan reboisasi kembali.

   Kemudian karena pak presiden melakukan pemerintahan diktator, sekaligus
menghancurkan alam, datanglah suatu bencana besar, yaitu gempa disertai turunnya
                                    salju.

Beberapa bulan setelah bencana tersebut terjadi, wakil presiden mengundurkan diri
 dan bergabung dengan dua orang pemuda lain yang mendadak memberontak pada
pak presiden. Pak presiden merasa kedudukannya terancam dan memutuskan untuk
                         membunuh ketiga orang tersebut.

    Ketiganya mati, dan pesan terakhirnya adalah sebuah pepatah indian kuno :

  “Apabila pohon terakhir telah ditebang, ikan terakhir telah ditangkap, sungai
    terakhir telah kering, maka manusia baru sadar bahwa UANG tidak bisa
                                    dimakan”

Awalnya pak presiden tidak memikirkan kata-kata tersebut, tapi mulai hari ketujuh
     matinya ketiga pemberontak itu mulai mengusik pikiran pak presiden.

 Mereka membisikkan pepatah indian kuno itu terus menerus. Setelah itu mereka
         akan mengirimkan amplop yang berisi pepatah indian itu lagi.

 Rakyat mulai curiga atas tingkah laku pemimpin nomor satu negeri Indonesia, dan
  meminta pak presiden mundur. Pak presiden tanpa perlawanan mundur karena
   berharap kalau dia turun ketiga orang itu akan berhenti menggentayanginya.

                Tapi ternyata tidak, dan uang tidak bisa dimakan.

                          Pak presiden mati bunuh diri.




                                                                                  3
DIALOG
                              #1 ADEGAN
                 (podium tempat pak presiden berkampanye)

                    NARATOR, PAK PRESIDEN, RAKYAT

                                  NARATOR

 Kali ini kita ada di sebuah kampanye menjelang pemilu negeri berkembangsia.
Sekarang, yang tengah berdiri di belakang saya ini adalah calon presiden terkuat
     sepanjang pemilu ini, yaitu pak presiden. Mari kita lihat kampanyenya.



                                  (start here)

                               PAK PRESIDEN

saudara-saudara, kalau saya terpilih menjadi presiden, saya akan memakmurkan
rakyat indonesia hingga seluruh pelosoknya! tidak akan ada kemiskinan maupun
                                 kesengsaraan!



                                   RAKYAT

               (bersorak-sorai) Presiden hidup! Presiden hidup!



                              #2 ADEGAN
                         (tempat dilantiknya presiden)

      PENGAMBIL SUMPAH, PAK PRESIDEN, FOTOGRAFER, RAKYAT

                            PENGAMBIL SUMPAH

         (membawa alqur’an dan meletakkan di kepala pak presiden)

        Presiden negara berkembangsia, silakan mengucapkan sumpah.



                               PAK PRESIDEN

Saya selaku Presideno Srikhti bersumpah akan menepati semua janji kampanye
                     saya, yaitu mensejahterakan rakyat.
                                                                                   4
(fotografer foto sana-sini)

                              (massa bersorak-sorai)

             (fotografer berubah jadi masa dan semua bersorak-sorai)



                                 PAK PRESIDEN

 Terima kasih saya ucapkan pada rakyat-rakyat yang telah memilih saya. Mari kita
                   membangun berkembangsia yang lebih baik!



                          (massa kembali bersorak-sorai)



                                #3 ADEGAN
   (di sebuah ruangan kerja, pak presiden sedang duduk santai kaki disilangkan
     membaca koran, tangan kanan presiden mengetuk dan tiba-tiba masuk)

  TANGAN KANAN PRESIDEN, PAK PRESIDEN, ISTRI PRESIDEN, NARATOR

                                    NARATOR

Beginilah kerja setiap harinya seorang presiden negeri kembangsia kita ini, membaca
                koran. Yah, itulah yang disebut menambah wawasan.



                          TANGAN KANAN PRESIDEN

          (ekspresi takut terhadap seseorang yang jabatannya lebih tinggi)

                              Permisi, pak presiden.



                                 PAK PRESIDEN

(mengalihkan pandangan sebentar dari koran, mengangguk dan melihat koran lagi)

                                   Ya, ada apa?



                          TANGAN KANAN PRESIDEN

                                                                                   5
Tentang pembangunan perumahan baru itu, pak. Jadi berjalan atau tidak, ya?



                                PAK PRESIDEN

                       (berdecak, nada bicaranya angkuh)

           Saya sudah bilang itu akan terus dilanjutkan. Ada masalah?



                         TANGAN KANAN PRESIDEN

                 (menunduk dan memainkan tangan, tergagap)

               Maaf, pak. Tapi ada beberapa keluhan dari rakyat...



                                PAK PRESIDEN

         (menatap tangan kanan presiden dengan tatapan merendahkan)

            Dari awal saya sudah bilang proyek ini akan dilanjutkan.



                         TANGAN KANAN PRESIDEN

                          (takut dan bicara buru-buru)

                         Baik, pak. Maaf mengganggu.



                                PAK PRESIDEN

(menekuni koran kembali dan menjentikkan tangan ketika tangan kanannya hendak
                                  keluar)

              Satu lagi ya, tangan kananku. Ambilkan kopi hangat.



                         TANGAN KANAN PRESIDEN

                       (menunduk dan sedikit tergagap)

                                 Ba... baik, pak.

                               (buru-buru pergi)


                                                                               6
(setting di ruang kerja pak presiden. Istri presiden masuk, mengipas-ngipas diri
              sendiri di dekat jendela, pak presiden bersantai di kursi)



                               ISTRI PRESIDEN

                Aduh, belakangan ini cuaca panas terus ya, mas.



                                PAK PRESIDEN

           (tersenyum pada istri tercinta sambil menyelonjorkan kaki)

Masa, bu? Perasaan kamu saja, mungkin. Janganlah kau dekat dengan jendela, bu.
                      Itu yang membuatmu kepanasan.



                               ISTRI PRESIDEN

Tapi memang begitu, mas. Mungkin karena mas saja yang selalu berada di ruangan
                          berAC. Itu tidak baik, lho.



                                PAK PRESIDEN

Istriku, aku ini seorang presiden. (sambil menunjuk-nunjuk dirinya sendiri) bisa-
                     bisa aku dibunuh seperti John F. Kennedy!



                               ISTRI PRESIDEN

                          (menunjukkan muka pasrah)

                          Iya, sih, mas. Benar juga kau.



                                PAK PRESIDEN

                             (mengangguk-angguk)



                               ISTRI PRESIDEN

     (memainkan tangan dan menatap suami ragu, seperti teringat sesuatu)
                                                                                    7
Eh, mas,



                                PAK PRESIDEN

             (menatap istrinya dengan tatapan penuh perhatian)

                                 Ya, sayangku?



                               ISTRI PRESIDEN

                                 (salah tingkah)

            Perumahan baru itu, apa tidak bisa diganti lokasinya?



                                PAK PRESIDEN

                                  (mengernyit)

             Jangan bilang tangan kananku itu mengadu padamu.



                               ISTRI PRESIDEN

                            (menggeleng dengan ragu)
      tidak, mas... tapi, kawasan itu adalah kawasan resapan air, bukan?



                                PAK PRESIDEN

                       (ekspresinya menahan marah)
Aku ini mau menepati janjiku untuk mensejahterakan rakyat! Mana bisa rakyat
                sejahtera kalau mereka tidak punya rumah?



                               ISTRI PRESIDEN

                                (mengelus dada)

Astagfirullah, istighfar, mas. Istighfar... Mas bisa bangun di tempat lain, kan...
                            Indonesia ini luas, mas...



                                PAK PRESIDEN
                                                                                     8
(membuang muka)

Ini memang sudah direncanakan. Tidak akan berdampak banyak bagi negeri ini jika
                      satu resapan air saja hilang, bukan?



                                 ISTRI PRESIDEN

                               (hendak menggeleng)



                                 PAK PRESIDEN

                                  (menarik nafas)

 Jangan bantah suamimu ini. Kamu akan berdosa! Lagipula aku seorang presiden!
Kamu harus patuh pada saya! Kamu ingin ayat-ayat keyakinan kita? Perempuan itu
      harus patuh pada suami!Kalau tidak kamu akan ber-do-sa (ditekan)!



                                 ISTRI PRESIDEN

                               (mengangguk pasrah)

   Ya sudahlah, bapak presiden. PADAMU PAK PRESIDEN, AKU BERBAKTIIIII.
          JIWA RAGA KAMI.(dinyanyikan dengan nada padamu negeri)



                                    (freeze all)



                                    NARATOR

Itulah sikap baik pak presiden terhadap istrinya. Kepada tangan kanannya? Mari kita
                                      saksikan.



                                #4 ADEGAN
                      (tangan kanan pak presiden masuk lagi)

                  TANGAN KANAN PRESIDEN, PAK PRESIDEN

                          TANGAN KANAN PRESIDEN

     Pak presiden! Pak presiden! Laper, lapur, kapur, eh, lapooor! Rakyat haus!
                                                                                  9
PAK PRESIDEN

 Untuk apa lapor sama saya? Laporlah kamu pada perusahaan air mengalir sampai
    jauh! Saya ini orang penting! Tidak berurusan dengan hal seperti itu lagi!



                           TANGAN KANAN PRESIDEN

                                    (menunduk)

I... Iya, pak. Tapi ini gara-gara daerah resapan itu dijadikan perumahan, pak! Rakyat
                   sekarang punya rumah, tapi enggak punya air, pak!



                                  PAK PRESIDEN

                                     (berdecak)

         Aduuh, masalah daerah itu lagi! Itu sudah ketentuan pemerintah!



     (tangan kanan presiden hendak keluar ketika pak presiden menghentikan)



                                  PAK PRESIDEN

                 Eh, tangan kanan! Ambilkan kopi lagi! Saya haus!



                           TANGAN KANAN PRESIDEN

                                (muka masih panik)

                                   Rakyat haus!



                                  PAK PRESIDEN

                         Saya haus! Kamu itu dengar tidak?



                           TANGAN KANAN PRESIDEN

                               Tapi rakyat haus, pak!
                                                                                  10
PAK PRESIDEN

             Tapi saya juga haus!



        TANGAN KANAN PRESIDEN

              Bukan urusan saya!



               PAK PRESIDEN

                   (melotot)



        TANGAN KANAN PRESIDEN

             (garuk-garuk kepala)

        Ehh, iya, pak. Ampun, ampun.



        (tangan kanan presiden pergi)



              #5 ADEGAN
          (ruang kerja pak presiden)

   SEKRETARIS NEGARA, PAK PRESIDEN

           SEKRETARIS NEGARA

             Permisi, pak presiden



               PAK PRESIDEN

(sedang gambar-gambar dan langsung berdeham)

    Iya, silakan masuk. Ada apa, sekretaris?



           SEKRETARIS NEGARA
                                               11
Ini ada beberapa surat, pak.



                   PAK PRESIDEN

 Ya, ya, terima kasih. Bisa saya minta koran hari ini?



              SEKTRETARIS NEGARA

                  (wajah khawatir)

Ehm, tapi sakit jantung bapak enggak lagi kumat, kan?



                   PAK PRESIDEN

                    (mengernyit)

                   Tidak. Ada apa?



               SEKRETARIS NEGARA

       (menyerahkan beberapa bundel koran)

                     I... ini, pak.



                   PAK PRESIDEN

         (melotot membaca headline koran)

                        Apa?!



               SEKRETARIS NEGARA

  (wajah ketakutan + kaget ngeliat presiden shock)



                   PAK PRESIDEN

         (membenarkan kacamata dan dasi)

    Eh, iya, iya. Terima kasih. Kamu boleh pergi.

                                                         12
SEKRETARIS NEGARA

                                  Permisi, pak.



                                    (freeze all)



                                   NARATOR

         Itulah, presiden juga manusia. Kadang, beliau suka aneh sedikit.



                               #6 ADEGAN
                                 PAK PRESIDEN

                               Kanan tangankuuu!



                          TANGAN KANAN PRESIDEN

                            (terpogoh-pogoh datang)

                    Eh, iya, bang, eh, mas! Eh, maaf, siap pak!



                                 PAK PRESIDEN

                             (geleng-geleng kepala)

                              Apa benar berita ini?

(memberi liat tangan kanan presiden headline koran tentang warga yang kekurangan
                         air dan mengecam pemerintah)



                          TANGAN KANAN PRESIDEN

                             (mengangguk-angguk)

                       Nah! Itu dia pak, saya sudah bilang!



                                                                             13
PAK PRESIDEN

               Kenapa kamu biarkan ini terjadi! Pakai otakmu!



                       TANGAN KANAN PRESIDEN

                            (garuk-garuk kepala)

Tapi bapak sendiri yang bilang kalau rencana pembangunan perumahan itu harus
                               dilaksanakan, kan?



                              PAK PRESIDEN

Harusnya sebagai tangan kananku, kau juga harus bisa memberikanku saran yang
                                   bagus!



                       TANGAN KANAN PRESIDEN

                                Tapi, pak...



                              PAK PRESIDEN

Kamu ini ya, membantah saja! Sekarang berikan saya solusinya! Saya tidak mau
                 berita seperti ini ada lagi di koran besok!



                       TANGAN KANAN PRESIDEN

                     (wajah polos tidak mau disalahkan)

          Saya ini kan tangan kanan pak presiden! Bukan penasihat!



                              PAK PRESIDEN

                   (melotot sambil membuka-buka koran)

                                   Ehm,



                       TANGAN KANAN PRESIDEN

                                                                               14
(buru-buru keluar)

                            Eh, ampun, pak presiden.



                                   (freeze all)



                                   NARATOR

    Yah, pak presiden, sekali lagi adalah manusia biasa... Kadang-kadang, suka
                                menyalahkan orang...

                       (melihat pak presiden takut-takut)

           Ralat ya, pemirsa. Sering-sering, suka menyalahkan orang...



                               #7 ADEGAN
              PAK PRESIDEN, ISTRI PAK PRESIDEN, NARATOR

                                   NARATOR

Yah, walaupun pak presiden manusia biasa, harus tetap terlihat menakjubkan dong,
                             disebelah istrinya...

                                PAK PRESIDEN

                         Wah, selamat datang istrikuuu!



                             ISTRI PAK PRESIDEN

                                   Mas, mas!



                                PAK PRESIDEN

                                Iya, iya. Kenapa?



                             ISTRI PAK PRESIDEN

                   (mengguncang-guncang bahu pak presiden)

                Ramalan cuaca bilang sore nanti akan ada gempa!
                                                                                 15
PAK PRESIDEN

                                    (bersiul)

                 Tenang saja, istriku. Tempat ini tahan gempa.



                            ISTRI PAK PRESIDEN

                         (menatap pak presiden sebal)

                                    Rakyat?



                                PAK PRESIDEN

                               (ekspresi tenang)

Suamimu ini sudah mempersiapkan semuanya, tenang sajalah. Akan kita siapkan
                         posko bantuan, tenang.



                            ISTRI PAK PRESIDEN

                       (menatap suaminya tidak percaya)

                            Ya ampun! Suamikuuu!



                                PAK PRESIDEN

          (diam saja sambil menatap istrinya dengan tampang aneh)



                               ISTRI PRESIDEN

                            (membetulkan rambut)

    Ehm, tapi, mas, di ramalan cuaca lain ada yang bilang akan terjadi salju!



                                PAK PRESIDEN

                             (kelihatannya tertarik)


                                                                                16
Salju?! Di negeri kita! Iiiwaww!



                             ISTRI PRESIDEN

                                (ikut lebay)

Hm, tapi ini artinya pemanasan global! Harusnya ini tidak terjadi, suamiku!



                              PAK PRESIDEN

                 Tapi ini kan ramalan manusia, istrikuu.



                             ISTRI PRESIDEN

                               Betul juga, ya.



                              PAK PRESIDEN

                  Eh, istriku, kita jalan-jalan keluar, yuk!



                             ISTRI PRESIDEN

                             (nada menyindir)

          Hmm, nanti kamu ditembak seperti John F. Kennedy?



                              PAK PRESIDEN

         Tenang saja, presiden lewat, semua minggir. Betul, kan?



                             ISTRI PRESIDEN

                            Baiklah, tunggu ya.



                            #8 ADEGAN
                   (setting ramai orang, berjalan-jalan)
                                                                              17
NARATOR, PAK PRESIDEN, ISTRI PRESIDEN, POLISI

                                NARATOR

     Yah, dengan kacamata hitam itu, pak presiden terlihat keren, dong.



                              PAK PRESIDEN

                   Lihat, kan, istriku? Semuanya minggir.



                             ISTRI PRESIDEN

                     Iya, ya, enaknya jadi presiden, ya?



                              PAK PRESIDEN

                             Wah, pasti dong.



       (tiba-tiba terjadi gempa. Semua orang berlarian kesana kemari)



                            #9 ADEGAN
NARATOR, PAK PRESIDEN, WAKIL PRESIDEN, TANGAN KANAN PRESIDEN

                                NARATOR

 Nah, bagaimana wajah pak presiden sekarang? Apakah biru lebam atau tetap
                        ganteng seperti biasanya?

                                (start here)

                              (pintu diketuk)



                              PAK PRESIDEN

                            Ya, silakan masuk!



                 (pintu dibuka dan wakil presiden masuk)

                                                                            18
PAK PRESIDEN

                      Wah! Kau rupanya! Mari masuk!



                             WAKIL PRESIDEN

                                 Eh, iya, pak.



                               PAK PRESIDEN

          Wah, ayo, duduk sini. Sudah lama ini kita tidak bertemu!



                             WAKIL PRESIDEN

    Wah, kan saya ini habis mengambil cuti, pak... istri saya melahirkan...



                               PAK PRESIDEN

                             Oh iya, iya, selamat!

                      (menjabat tangan wakil presiden)



            (pintu dibuka dan tangan kanan pak presiden masuk)

                        TANGAN KANAN PRESIDEN

                  Wah! Pak wakil presiden! Apa kabar, pak?

                      (menjabat tangan wakil presiden)



                             WAKIL PRESIDEN

                        Baik, baik. Kamu apa kabar?



                        TANGAN KANAN PRESIDEN

Baik pak! Eh iya, bapak kok datang ke sini? Kan jatah cuti bapak belum habis?

                                                                                19
WAKIL PRESIDEN

     Ya, ya, saya mau ada pembicaraan dengan pak presiden, ini.



                           PAK PRESIDEN

              Kamu ini, kerjanya menganggu orang saja.



                    TANGAN KANAN PRESIDEN

                   Eh, maaf pak, saya permisi dulu.



                   (tangan kanan presiden keluar)



                           PAK PRESIDEN

Wah, saya sangat tersanjung anda datang kesini. Mau bicara apa, wakil?



                         WAKIL PRESIDEN

                   Yah, ini pak, masalah bencana...



                           PAK PRESIDEN

                Oh, iya, iya. Kamu baik-baik saja, kan?



                         WAKIL PRESIDEN

              Ya, pak. Apa bapak sudah baca koran pagi?



                           PAK PRESIDEN

                   Eh? Belum, wakil. Ada apa, ya?



                                                                         20
WAKIL PRESIDEN

 Ini, pak. Saya, sejak kemarin sudah memutuskan untuk mengundurkan diri dari
                                  pemerintahan.



                                PAK PRESIDEN

      Apa?! Kenapa? Apa ada yang menghasutmu!? Saya salah apa, wakil?



                               WAKIL PRESIDEN

                               Tidak, pak. Tidak!

                       (telepon wakil presiden berdering)

                               (bicara di telepon)

                                     Ya, ya,

                                      Apa?!

                                   Baik! Baik!

                               Saya segera kesana!

                    (menutup telepon dan pamit buru-buru)

                 Maaf, pak presiden! Anak saya sakit mendadak!

                                Saya harus pergi!



                        (wakil presiden pergi buru-buru)



                              #10 ADEGAN
(di ruangan kantor pak presiden, pak presiden sedang main hp. tangan kanan pak
                           presiden tiba-tiba masuk)

     NARATOR, TANGAN KANAN PAK PRESIDEN, PRESIDEN, NARATOR

                                   NARATOR

Pak presiden baru saja mau menyusul wakil presiden tapi tidak jadi. Jadi? Yaa, dia
                              main hp aja deh.

                                                                                 21
(gerakan, omongan, dibuat-buat)

                      TANGAN KANAN PAK PRESIDEN

                    Selamat pagi, pak presiden! Apa kabar?



                               PAK PRESIDEN

             Eh, ya. Pagi. Ada apa lagi kamu kesini, tangan kanan?



                      TANGAN KANAN PAK PRESIDEN

         Bapak tidak kenapa-napa kan setelah kejadian itu? Gempa itu?



                               PAK PRESIDEN

                          Ya, ya, saya tidak apa-apa.



                             (dua-duanya diam)



                               PAK PRESIDEN

                  Ah, ya. Apa kau membawa koran untukku?



                      TANGAN KANAN PAK PRESIDEN

                            (menyerahkan koran)

                              Eh, iya, pak. Ini...



  (begitu pak presiden menerima koran itu tangan kanan pak presiden langsung
                              menutup telinga)



                               PAK PRESIDEN

(membaca headline tentang bencana yang dikatakan sebagai hukuman alam karena
             menggunakan daerah resapan menjadi perumahan)
                                                                               22
Apa?! Kau ini tidak becus!



                      TANGAN KANAN PAK PRESIDEN

                       (menghela nafas dan menunduk)

           Banyak rakyat menuntut perumahan ini dihancurkan, pak...



                               PAK PRESIDEN

      Saya tidak mau tahu! Pokoknya perumahan ini harus tetap diadakan!

                      (pak presiden beralih ke koran lain)

       Lagipula siapa pula yang menyebarkan berita aneh macam itu, sih?



                      TANGAN KANAN PAK PRESIDEN

                      Itu... Tiga orang pemberontak, pak.



                            (pak presiden tertawa)



                               PAK PRESIDEN

Ya ampun! Tangan kananku, apa kau pikir sekarang ini kau sedang bermimpi?Mana
                ada nama organisasi macam begitu sekarang?



                      TANGAN KANAN PAK PRESIDEN

                        (menunjuk headline koran lain)

                                  Ini... pak...



                               PAK PRESIDEN

                     Wakil presiden!? Tiga pemberontak!?




                                                                           23
(freeze all)



                            #11 ADEGAN
                        (di ruang kerja pak presiden)

       NARATOR, PAK PRESIDEN, TANGAN KANAN PAK PRESIDEN

                                 NARATOR

Ternyata, wakil presiden adalah salah satu dari tiga pemberontak yang melawan
 pemerintahan pak presiden yang memedulikan lingkungan. Tiga pemberontak
           menuntut perumahan di daerah resapan air dihancurkan.



                              PAK PRESIDEN

                             (menggebrak meja)

                           Bisa gawat ini! Gawat!

                        (muter-muter di ruang kerja)

                (seperti mendapatkan ide, menjentikkan jari)

                     Tangan kananku! Tangan kananku!



                       TANGAN KANAN PRESIDEN

                  (masuk tiba-tiba karena kaget dipanggil)

                     Siap! Siap! Ada apa, pak presiden?!



                              PAK PRESIDEN

                                  Sini kau!

             (membisikkan sesuatu pada tangan kanan presiden)



                       TANGAN KANAN PRESIDEN

                              (mukanya pucat)

                                 Tapi, pak...
                                                                            24
PAK PRESIDEN

                   Tenang saja! Kamu dilindungi oleh negara!



                         TANGAN KANAN PRESIDEN

                            (wajahnya masih pucat)



                                PAK PRESIDEN

                              (tangan dikepalkan)

   Mereka harus disingkirkan! Mereka harus mati! Aku tidak boleh digantikan!



                              #12 ADEGAN
         (tempat eksekusi. Tiga pemberontak diikat dan ditutup matanya)

         NARATOR, EKSEKUTOR, TIGA PEMBERONTAK, PRESIDEN

                                   NARATOR

  Ternyata, yang direncanakan oleh pak presiden adalah untuk membunuh tiga
pemberontak! Jadi sekarang kita ada di tempat eksekusi tiga pemberontak tersebut.



                                 EKSEKUTOR

                         Silakan berikan pesan terakhir.



                              PEMBERONTAK III

 Kami tidak bersalah! Apabila pohon terakhir telah ditebang, ikan terakhir telah
 ditangkap, sungai terakhir telah kering, maka manusia baru sadar bahwa UANG
                                tidak bisa dimakan!



                               PEMBERONTAK I

 Terus, pak presiden! Habiskan semua pohon dan kau akan merasakan akibatnya!

                                                                                   25
PEMBERONTAK II

    Ya! Semoga semua orang sadar kalau pak presiden adalah orang terkejam,
                    terjahanam yang pernah ada di bumi!



                                PAK PRESIDEN

                                    Tembak.



                                  EKSEKUTOR

                                   Tembakk!!



                                 (semua freeze)



                                   NARATOR

  Setelah mengatakan pesan tersebut, tiga pemberontak dieksekusi. Banyak rakyat
yang mengeluh tapi tidak berani meminta pak presiden turun, takut dieksekusi juga.



                              #13 ADEGAN
                            (ruang kerja pak presiden)

              SEKRETARIS NEGARA, PAK PRESIDEN, NARATOR

                             SEKRETARIS NEGARA

                           Eh, permisi, pak presiden...



                                PAK PRESIDEN

                                 Ya, ya. Ada apa?



                             SEKRETARIS NEGARA

                               Ini ada surat, pak...
                                                                               26
(menyodorkan surat beramplop hitam)



                               PAK PRESIDEN

                       Oh, ya. Terima kasih, sekretaris.

                          (melihat amplop tersebut)

               Wah, langka ini, amplop hitam begini. Dari siapa?



                           SEKRETARIS NEGARA

                    Saya tidak tahu, pak. Saya permisi dulu.



                               PAK PRESIDEN

                                    Ya, ya.



                                    (freeze)



                                  NARATOR

  Ternyata itu adalah sebuah surat yang mengaku dari tiga pemberontak, berisi
                      pepatah sebelum mereka dieksekusi.

 “Apabila pohon terakhir telah ditebang, ikan terakhir telah ditangkap, sungai
   terakhir telah kering, maka manusia baru sadar bahwa UANG tidak bisa
                                   dimakan”



                             #14 ADEGAN
(ruangan kerja pak presiden. Pak presiden duduk dipojokan. Rambut acak-acakan,
                              dan tampang stress.)

             NARATOR, PAK PRESIDEN, SEKRETARIS NEGARA

                                  NARATOR

 Selama sebulan kemudian, pak presiden terus mendapat surat beramplop hitam
                                  tersebut.
                                                                                 27
SEKRETARIS NEGARA

                            Permisi, pak presiden...



                               PAK PRESIDEN

                          (menatap sekretaris polos)

                                     Heeee.



                            SEKRETARIS NEGARA

                        (mengambil hp dan menelfon)

              Halo, dok... Pak presiden sepertinya tambah parah...

                              Oh, iya, iya, baiik...



                                    (freeze)



                                  NARATOR

Pak presiden stress karena amplop tersebut dan akhirnya harus ditangani dokter.



                             #15 ADEGAN
                                   DOKTER

                 Ayo, pak presiden... Kita ke rumah sakit ya...



                               PAK PRESIDEN

                               (bertingkah gila)



(suster, dokter, sekretaris negara, tangan kanan presiden mencoba menarik pak
                                 presiden keluar)

                                                                                28
PAK PRESIDEN

                                    Tidak! Tidak!



                                       (freeze)



                                     NARATOR

Mereka mencoba membawa pak presiden keluar tapi pak presiden selalu menolak.



                                #16 ADEGAN
                             (Ruang kerja pak presiden)

                NARATOR, PAK PRESIDEN, ISTRI PAK PRESIDEN

                                     NARATOR

  akhirnya pak presiden tidak jadi ke rumah sakit karena mengancam dokter dan
                         sekretaris negara akan dibunuh.

                                  PAK PRESIDEN

                                  (Ketawa sendiri)



  (Tiba – tiba ada orang berjubah hitam menghampiri pak presiden dan berkata
pepatah itu lagi,dan dia membawa surat yang berisi pepatah itu dgn tulisan darah)



                                  PAK PRESIDEN

Tidaaaaaaaak !! ini lagi ! ini lagi ! kapan kata-kata itu hilang dari pandanganku ! apa
                                         salahku !



                           (Istri presiden tiba-tiba masuk)

                                  ISTRI PRESIDEN

                         Sayaaaang !! kamu knp maaas ?!?!

                                                                                    29
PAK PRESIDEN

                             Minggir kamuuu !!

                  (mendorong istrinya dan mengambil silet)



                              PAK PRESIDEN

                         AAAAAAAAAAAAAAAH !!!

                        (teriak sambil menusuk silet)



                                 NARATOR

Yah, karena yang di sini umurnya di bawah 17 tahun semua, adegan ini di sensor
        karena mengandung unsur kekerasan. Sekian drama dari kami.



                      (semua pemain naik ke panggung)



                              SEMUA PEMAIN

                         Assalamu’alaikum Wr. Wb.




                                                                             30

Contenu connexe

Tendances

Analisis Novel Basa Jawa "Ngulandara"
Analisis Novel Basa Jawa "Ngulandara"Analisis Novel Basa Jawa "Ngulandara"
Analisis Novel Basa Jawa "Ngulandara"SHS 3 Surakarta
 
Sejarah perkembangan administrasi publik di indonesia
Sejarah perkembangan administrasi publik di indonesiaSejarah perkembangan administrasi publik di indonesia
Sejarah perkembangan administrasi publik di indonesiataufin
 
Bentuk perlawanan rakyat menentang kolonialisme barat
Bentuk perlawanan rakyat menentang kolonialisme baratBentuk perlawanan rakyat menentang kolonialisme barat
Bentuk perlawanan rakyat menentang kolonialisme baratUswah Muzayanah
 
Dualisme kepemimpinan nasional.pptx
Dualisme kepemimpinan nasional.pptxDualisme kepemimpinan nasional.pptx
Dualisme kepemimpinan nasional.pptxAndreKH1
 
Perencanaan Partisipatif
Perencanaan PartisipatifPerencanaan Partisipatif
Perencanaan PartisipatifDadang Solihin
 
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)Tri Widodo W. UTOMO
 
Perbandingan:Persamaan dan Perbedaan Orde Baru dan Reformasi
Perbandingan:Persamaan dan Perbedaan Orde Baru dan ReformasiPerbandingan:Persamaan dan Perbedaan Orde Baru dan Reformasi
Perbandingan:Persamaan dan Perbedaan Orde Baru dan ReformasiDewi Setiyani Putri
 
Kerajaan pontianak kelas X
Kerajaan pontianak kelas X Kerajaan pontianak kelas X
Kerajaan pontianak kelas X ttanitaaprilia
 
Manusia digital (naskah film pendek)
Manusia digital (naskah film pendek)Manusia digital (naskah film pendek)
Manusia digital (naskah film pendek)Ayudya Arumsari
 
TUGAS PPT BAHASA INDONESIA BUKU FIKSI DAN NON FIKSI
TUGAS PPT BAHASA INDONESIA BUKU FIKSI DAN NON FIKSITUGAS PPT BAHASA INDONESIA BUKU FIKSI DAN NON FIKSI
TUGAS PPT BAHASA INDONESIA BUKU FIKSI DAN NON FIKSIAyuOkta8
 
Periodisasi konstitusi yang pernah berlaku di indonesia
Periodisasi konstitusi yang pernah berlaku di indonesiaPeriodisasi konstitusi yang pernah berlaku di indonesia
Periodisasi konstitusi yang pernah berlaku di indonesiaYosua S L
 
Cerpen Bahasa Jawa "Lutung kasarung"
Cerpen Bahasa Jawa "Lutung kasarung"Cerpen Bahasa Jawa "Lutung kasarung"
Cerpen Bahasa Jawa "Lutung kasarung"Àlvenda Ryan
 
Hikayat hang tuah
Hikayat hang tuahHikayat hang tuah
Hikayat hang tuahWarnet Raha
 
PPT TEKS ANEKDOT SMA KELAS X
PPT TEKS ANEKDOT SMA KELAS XPPT TEKS ANEKDOT SMA KELAS X
PPT TEKS ANEKDOT SMA KELAS XIndra Nurdianto
 

Tendances (20)

Analisis Novel Basa Jawa "Ngulandara"
Analisis Novel Basa Jawa "Ngulandara"Analisis Novel Basa Jawa "Ngulandara"
Analisis Novel Basa Jawa "Ngulandara"
 
Sejarah perkembangan administrasi publik di indonesia
Sejarah perkembangan administrasi publik di indonesiaSejarah perkembangan administrasi publik di indonesia
Sejarah perkembangan administrasi publik di indonesia
 
Bentuk perlawanan rakyat menentang kolonialisme barat
Bentuk perlawanan rakyat menentang kolonialisme baratBentuk perlawanan rakyat menentang kolonialisme barat
Bentuk perlawanan rakyat menentang kolonialisme barat
 
Dualisme kepemimpinan nasional.pptx
Dualisme kepemimpinan nasional.pptxDualisme kepemimpinan nasional.pptx
Dualisme kepemimpinan nasional.pptx
 
Anekdot ppt
Anekdot pptAnekdot ppt
Anekdot ppt
 
Perencanaan Partisipatif
Perencanaan PartisipatifPerencanaan Partisipatif
Perencanaan Partisipatif
 
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
SANKRI (Sistem Administrasi Negara Kesatuan RI)
 
Ppt supersemar
Ppt supersemarPpt supersemar
Ppt supersemar
 
Sistem Politik China
Sistem Politik ChinaSistem Politik China
Sistem Politik China
 
Teka Teki SIlang Materi : Bank
Teka Teki SIlang Materi : BankTeka Teki SIlang Materi : Bank
Teka Teki SIlang Materi : Bank
 
Perbandingan:Persamaan dan Perbedaan Orde Baru dan Reformasi
Perbandingan:Persamaan dan Perbedaan Orde Baru dan ReformasiPerbandingan:Persamaan dan Perbedaan Orde Baru dan Reformasi
Perbandingan:Persamaan dan Perbedaan Orde Baru dan Reformasi
 
Kerajaan pontianak kelas X
Kerajaan pontianak kelas X Kerajaan pontianak kelas X
Kerajaan pontianak kelas X
 
Manusia digital (naskah film pendek)
Manusia digital (naskah film pendek)Manusia digital (naskah film pendek)
Manusia digital (naskah film pendek)
 
TUGAS PPT BAHASA INDONESIA BUKU FIKSI DAN NON FIKSI
TUGAS PPT BAHASA INDONESIA BUKU FIKSI DAN NON FIKSITUGAS PPT BAHASA INDONESIA BUKU FIKSI DAN NON FIKSI
TUGAS PPT BAHASA INDONESIA BUKU FIKSI DAN NON FIKSI
 
Periodisasi konstitusi yang pernah berlaku di indonesia
Periodisasi konstitusi yang pernah berlaku di indonesiaPeriodisasi konstitusi yang pernah berlaku di indonesia
Periodisasi konstitusi yang pernah berlaku di indonesia
 
Cerpen Bahasa Jawa "Lutung kasarung"
Cerpen Bahasa Jawa "Lutung kasarung"Cerpen Bahasa Jawa "Lutung kasarung"
Cerpen Bahasa Jawa "Lutung kasarung"
 
Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan TarumanegaraKerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara
 
Hikayat hang tuah
Hikayat hang tuahHikayat hang tuah
Hikayat hang tuah
 
PPT TEKS ANEKDOT SMA KELAS X
PPT TEKS ANEKDOT SMA KELAS XPPT TEKS ANEKDOT SMA KELAS X
PPT TEKS ANEKDOT SMA KELAS X
 
Pertemuan ke 3 - perencanaan sosial
Pertemuan ke 3 - perencanaan  sosialPertemuan ke 3 - perencanaan  sosial
Pertemuan ke 3 - perencanaan sosial
 

En vedette

SATU RASA BEDA BAHASA Tugas drama seni budaya DIANTO IRAWAN
SATU RASA BEDA BAHASA Tugas drama seni budaya DIANTO IRAWAN SATU RASA BEDA BAHASA Tugas drama seni budaya DIANTO IRAWAN
SATU RASA BEDA BAHASA Tugas drama seni budaya DIANTO IRAWAN DIANTO IRAWAN
 
Contoh naskah drama lengkap
Contoh naskah drama lengkapContoh naskah drama lengkap
Contoh naskah drama lengkapLika Amalia
 
Drama i mimpiku di haru kelabu
Drama i mimpiku di haru kelabuDrama i mimpiku di haru kelabu
Drama i mimpiku di haru kelabuElsens Viele
 
Naskah Drama Bahasa Indonesia Kelas VIII
Naskah Drama Bahasa Indonesia Kelas VIIINaskah Drama Bahasa Indonesia Kelas VIII
Naskah Drama Bahasa Indonesia Kelas VIIIGhani AL
 
Contoh naskah drama bahasa inggris
Contoh naskah drama bahasa inggrisContoh naskah drama bahasa inggris
Contoh naskah drama bahasa inggrisLika Amalia
 
NASKAH DRAMA "Kebencian sahabat hanya sesaat"
NASKAH DRAMA "Kebencian sahabat hanya sesaat"NASKAH DRAMA "Kebencian sahabat hanya sesaat"
NASKAH DRAMA "Kebencian sahabat hanya sesaat"ripto atmaja
 
naskah drama lentera hati di tengah gelapnya dunia
naskah drama lentera hati di tengah gelapnya dunianaskah drama lentera hati di tengah gelapnya dunia
naskah drama lentera hati di tengah gelapnya duniaSiti Jum'atun
 
Contoh teks-naskah-drama-komedi
Contoh teks-naskah-drama-komediContoh teks-naskah-drama-komedi
Contoh teks-naskah-drama-komedifajar09
 
Naskah drama 8 orang
Naskah drama 8 orangNaskah drama 8 orang
Naskah drama 8 orangIrfan Aja
 

En vedette (12)

SATU RASA BEDA BAHASA Tugas drama seni budaya DIANTO IRAWAN
SATU RASA BEDA BAHASA Tugas drama seni budaya DIANTO IRAWAN SATU RASA BEDA BAHASA Tugas drama seni budaya DIANTO IRAWAN
SATU RASA BEDA BAHASA Tugas drama seni budaya DIANTO IRAWAN
 
Contoh naskah drama lengkap
Contoh naskah drama lengkapContoh naskah drama lengkap
Contoh naskah drama lengkap
 
Drama i mimpiku di haru kelabu
Drama i mimpiku di haru kelabuDrama i mimpiku di haru kelabu
Drama i mimpiku di haru kelabu
 
Naskah drama 8 orang
Naskah drama 8 orangNaskah drama 8 orang
Naskah drama 8 orang
 
Naskah Drama Bahasa Indonesia Kelas VIII
Naskah Drama Bahasa Indonesia Kelas VIIINaskah Drama Bahasa Indonesia Kelas VIII
Naskah Drama Bahasa Indonesia Kelas VIII
 
Drama persahabatan 6 orang
Drama persahabatan 6 orangDrama persahabatan 6 orang
Drama persahabatan 6 orang
 
Contoh naskah drama bahasa inggris
Contoh naskah drama bahasa inggrisContoh naskah drama bahasa inggris
Contoh naskah drama bahasa inggris
 
NASKAH DRAMA "Kebencian sahabat hanya sesaat"
NASKAH DRAMA "Kebencian sahabat hanya sesaat"NASKAH DRAMA "Kebencian sahabat hanya sesaat"
NASKAH DRAMA "Kebencian sahabat hanya sesaat"
 
naskah drama lentera hati di tengah gelapnya dunia
naskah drama lentera hati di tengah gelapnya dunianaskah drama lentera hati di tengah gelapnya dunia
naskah drama lentera hati di tengah gelapnya dunia
 
Contoh teks-naskah-drama-komedi
Contoh teks-naskah-drama-komediContoh teks-naskah-drama-komedi
Contoh teks-naskah-drama-komedi
 
Naskah drama 8 orang
Naskah drama 8 orangNaskah drama 8 orang
Naskah drama 8 orang
 
Naskah drama musikal anak sma
Naskah drama musikal anak smaNaskah drama musikal anak sma
Naskah drama musikal anak sma
 

Naskah Drama Bindonesia Pepatah Dan Pak Presiden

  • 1. Pepatah dan Pak Presiden uang tidak bisa dimakan. ADETYA RAYA PUTRA ALYSHA MEDYANA ANISA ADIPUTRI DELA ADLINA DHEA FADILAH MUHAMMAD FIRNANDO PURNOMO RIZKY D. SATRIA PASTHIKA STELLA EMADA BESTIO VICCO PRIMADHASTA PUTRA
  • 2. TOKOH 1. Pak presiden : Vicco Primadhasta Putra 2. Wakil Presiden (pemberontak I) : Muhammad Firnando 3. Pemberontak II + dokter + massa : Purnomo Rizky D. 4. Pemberontak III + massa : Anisa Adiputri Prazahra 5. Polisi I + suster + massa + dekor : Dhea Fadilah 6. Polisi II + fotografer + massa : Adetya Raya Putra 7. Eksekutor + istri presiden + massa : Alysha Medyana 8. Massa + pengambil sumpah + kostum : Dela Adlina 9. Massa + tangan kanan pres : Satria Pasthika 10. Narator + massa : Stella Emada Bestio LATAR TEMPAT - Tempat kampanye - Tempat dilantiknya pak presiden - Ruang kerja pak presiden - Tempat dieksekusinya tiga pemberontak SINOPSIS Pada pemilu kali ini, seorang wapres membagi-bagikan uang dan berkampanye untuk meyakinkan rakyatnya. Dan beruntungnya usaha ini berhasil, dan presiden tersebut bisa menjalankan pemerintahan. Bukannya menjalankan dengan baik, pak presiden justru melupakan semua janji-janjinya saat di kampanye. Seperti kata sebuah pepatah : Power corrupts; absolute power corrupts absolutely. Karena pak presiden memiliki kekuatan absolut dalam pemerintahan, beliau salah menggunakan kekuatan tersebut. 2
  • 3. Maksud pak presiden baik, yaitu ingin meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan membangun perumahan-perumahan baru, tapi dengan menebang hutan tanpa melakukan reboisasi kembali. Kemudian karena pak presiden melakukan pemerintahan diktator, sekaligus menghancurkan alam, datanglah suatu bencana besar, yaitu gempa disertai turunnya salju. Beberapa bulan setelah bencana tersebut terjadi, wakil presiden mengundurkan diri dan bergabung dengan dua orang pemuda lain yang mendadak memberontak pada pak presiden. Pak presiden merasa kedudukannya terancam dan memutuskan untuk membunuh ketiga orang tersebut. Ketiganya mati, dan pesan terakhirnya adalah sebuah pepatah indian kuno : “Apabila pohon terakhir telah ditebang, ikan terakhir telah ditangkap, sungai terakhir telah kering, maka manusia baru sadar bahwa UANG tidak bisa dimakan” Awalnya pak presiden tidak memikirkan kata-kata tersebut, tapi mulai hari ketujuh matinya ketiga pemberontak itu mulai mengusik pikiran pak presiden. Mereka membisikkan pepatah indian kuno itu terus menerus. Setelah itu mereka akan mengirimkan amplop yang berisi pepatah indian itu lagi. Rakyat mulai curiga atas tingkah laku pemimpin nomor satu negeri Indonesia, dan meminta pak presiden mundur. Pak presiden tanpa perlawanan mundur karena berharap kalau dia turun ketiga orang itu akan berhenti menggentayanginya. Tapi ternyata tidak, dan uang tidak bisa dimakan. Pak presiden mati bunuh diri. 3
  • 4. DIALOG #1 ADEGAN (podium tempat pak presiden berkampanye) NARATOR, PAK PRESIDEN, RAKYAT NARATOR Kali ini kita ada di sebuah kampanye menjelang pemilu negeri berkembangsia. Sekarang, yang tengah berdiri di belakang saya ini adalah calon presiden terkuat sepanjang pemilu ini, yaitu pak presiden. Mari kita lihat kampanyenya. (start here) PAK PRESIDEN saudara-saudara, kalau saya terpilih menjadi presiden, saya akan memakmurkan rakyat indonesia hingga seluruh pelosoknya! tidak akan ada kemiskinan maupun kesengsaraan! RAKYAT (bersorak-sorai) Presiden hidup! Presiden hidup! #2 ADEGAN (tempat dilantiknya presiden) PENGAMBIL SUMPAH, PAK PRESIDEN, FOTOGRAFER, RAKYAT PENGAMBIL SUMPAH (membawa alqur’an dan meletakkan di kepala pak presiden) Presiden negara berkembangsia, silakan mengucapkan sumpah. PAK PRESIDEN Saya selaku Presideno Srikhti bersumpah akan menepati semua janji kampanye saya, yaitu mensejahterakan rakyat. 4
  • 5. (fotografer foto sana-sini) (massa bersorak-sorai) (fotografer berubah jadi masa dan semua bersorak-sorai) PAK PRESIDEN Terima kasih saya ucapkan pada rakyat-rakyat yang telah memilih saya. Mari kita membangun berkembangsia yang lebih baik! (massa kembali bersorak-sorai) #3 ADEGAN (di sebuah ruangan kerja, pak presiden sedang duduk santai kaki disilangkan membaca koran, tangan kanan presiden mengetuk dan tiba-tiba masuk) TANGAN KANAN PRESIDEN, PAK PRESIDEN, ISTRI PRESIDEN, NARATOR NARATOR Beginilah kerja setiap harinya seorang presiden negeri kembangsia kita ini, membaca koran. Yah, itulah yang disebut menambah wawasan. TANGAN KANAN PRESIDEN (ekspresi takut terhadap seseorang yang jabatannya lebih tinggi) Permisi, pak presiden. PAK PRESIDEN (mengalihkan pandangan sebentar dari koran, mengangguk dan melihat koran lagi) Ya, ada apa? TANGAN KANAN PRESIDEN 5
  • 6. Tentang pembangunan perumahan baru itu, pak. Jadi berjalan atau tidak, ya? PAK PRESIDEN (berdecak, nada bicaranya angkuh) Saya sudah bilang itu akan terus dilanjutkan. Ada masalah? TANGAN KANAN PRESIDEN (menunduk dan memainkan tangan, tergagap) Maaf, pak. Tapi ada beberapa keluhan dari rakyat... PAK PRESIDEN (menatap tangan kanan presiden dengan tatapan merendahkan) Dari awal saya sudah bilang proyek ini akan dilanjutkan. TANGAN KANAN PRESIDEN (takut dan bicara buru-buru) Baik, pak. Maaf mengganggu. PAK PRESIDEN (menekuni koran kembali dan menjentikkan tangan ketika tangan kanannya hendak keluar) Satu lagi ya, tangan kananku. Ambilkan kopi hangat. TANGAN KANAN PRESIDEN (menunduk dan sedikit tergagap) Ba... baik, pak. (buru-buru pergi) 6
  • 7. (setting di ruang kerja pak presiden. Istri presiden masuk, mengipas-ngipas diri sendiri di dekat jendela, pak presiden bersantai di kursi) ISTRI PRESIDEN Aduh, belakangan ini cuaca panas terus ya, mas. PAK PRESIDEN (tersenyum pada istri tercinta sambil menyelonjorkan kaki) Masa, bu? Perasaan kamu saja, mungkin. Janganlah kau dekat dengan jendela, bu. Itu yang membuatmu kepanasan. ISTRI PRESIDEN Tapi memang begitu, mas. Mungkin karena mas saja yang selalu berada di ruangan berAC. Itu tidak baik, lho. PAK PRESIDEN Istriku, aku ini seorang presiden. (sambil menunjuk-nunjuk dirinya sendiri) bisa- bisa aku dibunuh seperti John F. Kennedy! ISTRI PRESIDEN (menunjukkan muka pasrah) Iya, sih, mas. Benar juga kau. PAK PRESIDEN (mengangguk-angguk) ISTRI PRESIDEN (memainkan tangan dan menatap suami ragu, seperti teringat sesuatu) 7
  • 8. Eh, mas, PAK PRESIDEN (menatap istrinya dengan tatapan penuh perhatian) Ya, sayangku? ISTRI PRESIDEN (salah tingkah) Perumahan baru itu, apa tidak bisa diganti lokasinya? PAK PRESIDEN (mengernyit) Jangan bilang tangan kananku itu mengadu padamu. ISTRI PRESIDEN (menggeleng dengan ragu) tidak, mas... tapi, kawasan itu adalah kawasan resapan air, bukan? PAK PRESIDEN (ekspresinya menahan marah) Aku ini mau menepati janjiku untuk mensejahterakan rakyat! Mana bisa rakyat sejahtera kalau mereka tidak punya rumah? ISTRI PRESIDEN (mengelus dada) Astagfirullah, istighfar, mas. Istighfar... Mas bisa bangun di tempat lain, kan... Indonesia ini luas, mas... PAK PRESIDEN 8
  • 9. (membuang muka) Ini memang sudah direncanakan. Tidak akan berdampak banyak bagi negeri ini jika satu resapan air saja hilang, bukan? ISTRI PRESIDEN (hendak menggeleng) PAK PRESIDEN (menarik nafas) Jangan bantah suamimu ini. Kamu akan berdosa! Lagipula aku seorang presiden! Kamu harus patuh pada saya! Kamu ingin ayat-ayat keyakinan kita? Perempuan itu harus patuh pada suami!Kalau tidak kamu akan ber-do-sa (ditekan)! ISTRI PRESIDEN (mengangguk pasrah) Ya sudahlah, bapak presiden. PADAMU PAK PRESIDEN, AKU BERBAKTIIIII. JIWA RAGA KAMI.(dinyanyikan dengan nada padamu negeri) (freeze all) NARATOR Itulah sikap baik pak presiden terhadap istrinya. Kepada tangan kanannya? Mari kita saksikan. #4 ADEGAN (tangan kanan pak presiden masuk lagi) TANGAN KANAN PRESIDEN, PAK PRESIDEN TANGAN KANAN PRESIDEN Pak presiden! Pak presiden! Laper, lapur, kapur, eh, lapooor! Rakyat haus! 9
  • 10. PAK PRESIDEN Untuk apa lapor sama saya? Laporlah kamu pada perusahaan air mengalir sampai jauh! Saya ini orang penting! Tidak berurusan dengan hal seperti itu lagi! TANGAN KANAN PRESIDEN (menunduk) I... Iya, pak. Tapi ini gara-gara daerah resapan itu dijadikan perumahan, pak! Rakyat sekarang punya rumah, tapi enggak punya air, pak! PAK PRESIDEN (berdecak) Aduuh, masalah daerah itu lagi! Itu sudah ketentuan pemerintah! (tangan kanan presiden hendak keluar ketika pak presiden menghentikan) PAK PRESIDEN Eh, tangan kanan! Ambilkan kopi lagi! Saya haus! TANGAN KANAN PRESIDEN (muka masih panik) Rakyat haus! PAK PRESIDEN Saya haus! Kamu itu dengar tidak? TANGAN KANAN PRESIDEN Tapi rakyat haus, pak! 10
  • 11. PAK PRESIDEN Tapi saya juga haus! TANGAN KANAN PRESIDEN Bukan urusan saya! PAK PRESIDEN (melotot) TANGAN KANAN PRESIDEN (garuk-garuk kepala) Ehh, iya, pak. Ampun, ampun. (tangan kanan presiden pergi) #5 ADEGAN (ruang kerja pak presiden) SEKRETARIS NEGARA, PAK PRESIDEN SEKRETARIS NEGARA Permisi, pak presiden PAK PRESIDEN (sedang gambar-gambar dan langsung berdeham) Iya, silakan masuk. Ada apa, sekretaris? SEKRETARIS NEGARA 11
  • 12. Ini ada beberapa surat, pak. PAK PRESIDEN Ya, ya, terima kasih. Bisa saya minta koran hari ini? SEKTRETARIS NEGARA (wajah khawatir) Ehm, tapi sakit jantung bapak enggak lagi kumat, kan? PAK PRESIDEN (mengernyit) Tidak. Ada apa? SEKRETARIS NEGARA (menyerahkan beberapa bundel koran) I... ini, pak. PAK PRESIDEN (melotot membaca headline koran) Apa?! SEKRETARIS NEGARA (wajah ketakutan + kaget ngeliat presiden shock) PAK PRESIDEN (membenarkan kacamata dan dasi) Eh, iya, iya. Terima kasih. Kamu boleh pergi. 12
  • 13. SEKRETARIS NEGARA Permisi, pak. (freeze all) NARATOR Itulah, presiden juga manusia. Kadang, beliau suka aneh sedikit. #6 ADEGAN PAK PRESIDEN Kanan tangankuuu! TANGAN KANAN PRESIDEN (terpogoh-pogoh datang) Eh, iya, bang, eh, mas! Eh, maaf, siap pak! PAK PRESIDEN (geleng-geleng kepala) Apa benar berita ini? (memberi liat tangan kanan presiden headline koran tentang warga yang kekurangan air dan mengecam pemerintah) TANGAN KANAN PRESIDEN (mengangguk-angguk) Nah! Itu dia pak, saya sudah bilang! 13
  • 14. PAK PRESIDEN Kenapa kamu biarkan ini terjadi! Pakai otakmu! TANGAN KANAN PRESIDEN (garuk-garuk kepala) Tapi bapak sendiri yang bilang kalau rencana pembangunan perumahan itu harus dilaksanakan, kan? PAK PRESIDEN Harusnya sebagai tangan kananku, kau juga harus bisa memberikanku saran yang bagus! TANGAN KANAN PRESIDEN Tapi, pak... PAK PRESIDEN Kamu ini ya, membantah saja! Sekarang berikan saya solusinya! Saya tidak mau berita seperti ini ada lagi di koran besok! TANGAN KANAN PRESIDEN (wajah polos tidak mau disalahkan) Saya ini kan tangan kanan pak presiden! Bukan penasihat! PAK PRESIDEN (melotot sambil membuka-buka koran) Ehm, TANGAN KANAN PRESIDEN 14
  • 15. (buru-buru keluar) Eh, ampun, pak presiden. (freeze all) NARATOR Yah, pak presiden, sekali lagi adalah manusia biasa... Kadang-kadang, suka menyalahkan orang... (melihat pak presiden takut-takut) Ralat ya, pemirsa. Sering-sering, suka menyalahkan orang... #7 ADEGAN PAK PRESIDEN, ISTRI PAK PRESIDEN, NARATOR NARATOR Yah, walaupun pak presiden manusia biasa, harus tetap terlihat menakjubkan dong, disebelah istrinya... PAK PRESIDEN Wah, selamat datang istrikuuu! ISTRI PAK PRESIDEN Mas, mas! PAK PRESIDEN Iya, iya. Kenapa? ISTRI PAK PRESIDEN (mengguncang-guncang bahu pak presiden) Ramalan cuaca bilang sore nanti akan ada gempa! 15
  • 16. PAK PRESIDEN (bersiul) Tenang saja, istriku. Tempat ini tahan gempa. ISTRI PAK PRESIDEN (menatap pak presiden sebal) Rakyat? PAK PRESIDEN (ekspresi tenang) Suamimu ini sudah mempersiapkan semuanya, tenang sajalah. Akan kita siapkan posko bantuan, tenang. ISTRI PAK PRESIDEN (menatap suaminya tidak percaya) Ya ampun! Suamikuuu! PAK PRESIDEN (diam saja sambil menatap istrinya dengan tampang aneh) ISTRI PRESIDEN (membetulkan rambut) Ehm, tapi, mas, di ramalan cuaca lain ada yang bilang akan terjadi salju! PAK PRESIDEN (kelihatannya tertarik) 16
  • 17. Salju?! Di negeri kita! Iiiwaww! ISTRI PRESIDEN (ikut lebay) Hm, tapi ini artinya pemanasan global! Harusnya ini tidak terjadi, suamiku! PAK PRESIDEN Tapi ini kan ramalan manusia, istrikuu. ISTRI PRESIDEN Betul juga, ya. PAK PRESIDEN Eh, istriku, kita jalan-jalan keluar, yuk! ISTRI PRESIDEN (nada menyindir) Hmm, nanti kamu ditembak seperti John F. Kennedy? PAK PRESIDEN Tenang saja, presiden lewat, semua minggir. Betul, kan? ISTRI PRESIDEN Baiklah, tunggu ya. #8 ADEGAN (setting ramai orang, berjalan-jalan) 17
  • 18. NARATOR, PAK PRESIDEN, ISTRI PRESIDEN, POLISI NARATOR Yah, dengan kacamata hitam itu, pak presiden terlihat keren, dong. PAK PRESIDEN Lihat, kan, istriku? Semuanya minggir. ISTRI PRESIDEN Iya, ya, enaknya jadi presiden, ya? PAK PRESIDEN Wah, pasti dong. (tiba-tiba terjadi gempa. Semua orang berlarian kesana kemari) #9 ADEGAN NARATOR, PAK PRESIDEN, WAKIL PRESIDEN, TANGAN KANAN PRESIDEN NARATOR Nah, bagaimana wajah pak presiden sekarang? Apakah biru lebam atau tetap ganteng seperti biasanya? (start here) (pintu diketuk) PAK PRESIDEN Ya, silakan masuk! (pintu dibuka dan wakil presiden masuk) 18
  • 19. PAK PRESIDEN Wah! Kau rupanya! Mari masuk! WAKIL PRESIDEN Eh, iya, pak. PAK PRESIDEN Wah, ayo, duduk sini. Sudah lama ini kita tidak bertemu! WAKIL PRESIDEN Wah, kan saya ini habis mengambil cuti, pak... istri saya melahirkan... PAK PRESIDEN Oh iya, iya, selamat! (menjabat tangan wakil presiden) (pintu dibuka dan tangan kanan pak presiden masuk) TANGAN KANAN PRESIDEN Wah! Pak wakil presiden! Apa kabar, pak? (menjabat tangan wakil presiden) WAKIL PRESIDEN Baik, baik. Kamu apa kabar? TANGAN KANAN PRESIDEN Baik pak! Eh iya, bapak kok datang ke sini? Kan jatah cuti bapak belum habis? 19
  • 20. WAKIL PRESIDEN Ya, ya, saya mau ada pembicaraan dengan pak presiden, ini. PAK PRESIDEN Kamu ini, kerjanya menganggu orang saja. TANGAN KANAN PRESIDEN Eh, maaf pak, saya permisi dulu. (tangan kanan presiden keluar) PAK PRESIDEN Wah, saya sangat tersanjung anda datang kesini. Mau bicara apa, wakil? WAKIL PRESIDEN Yah, ini pak, masalah bencana... PAK PRESIDEN Oh, iya, iya. Kamu baik-baik saja, kan? WAKIL PRESIDEN Ya, pak. Apa bapak sudah baca koran pagi? PAK PRESIDEN Eh? Belum, wakil. Ada apa, ya? 20
  • 21. WAKIL PRESIDEN Ini, pak. Saya, sejak kemarin sudah memutuskan untuk mengundurkan diri dari pemerintahan. PAK PRESIDEN Apa?! Kenapa? Apa ada yang menghasutmu!? Saya salah apa, wakil? WAKIL PRESIDEN Tidak, pak. Tidak! (telepon wakil presiden berdering) (bicara di telepon) Ya, ya, Apa?! Baik! Baik! Saya segera kesana! (menutup telepon dan pamit buru-buru) Maaf, pak presiden! Anak saya sakit mendadak! Saya harus pergi! (wakil presiden pergi buru-buru) #10 ADEGAN (di ruangan kantor pak presiden, pak presiden sedang main hp. tangan kanan pak presiden tiba-tiba masuk) NARATOR, TANGAN KANAN PAK PRESIDEN, PRESIDEN, NARATOR NARATOR Pak presiden baru saja mau menyusul wakil presiden tapi tidak jadi. Jadi? Yaa, dia main hp aja deh. 21
  • 22. (gerakan, omongan, dibuat-buat) TANGAN KANAN PAK PRESIDEN Selamat pagi, pak presiden! Apa kabar? PAK PRESIDEN Eh, ya. Pagi. Ada apa lagi kamu kesini, tangan kanan? TANGAN KANAN PAK PRESIDEN Bapak tidak kenapa-napa kan setelah kejadian itu? Gempa itu? PAK PRESIDEN Ya, ya, saya tidak apa-apa. (dua-duanya diam) PAK PRESIDEN Ah, ya. Apa kau membawa koran untukku? TANGAN KANAN PAK PRESIDEN (menyerahkan koran) Eh, iya, pak. Ini... (begitu pak presiden menerima koran itu tangan kanan pak presiden langsung menutup telinga) PAK PRESIDEN (membaca headline tentang bencana yang dikatakan sebagai hukuman alam karena menggunakan daerah resapan menjadi perumahan) 22
  • 23. Apa?! Kau ini tidak becus! TANGAN KANAN PAK PRESIDEN (menghela nafas dan menunduk) Banyak rakyat menuntut perumahan ini dihancurkan, pak... PAK PRESIDEN Saya tidak mau tahu! Pokoknya perumahan ini harus tetap diadakan! (pak presiden beralih ke koran lain) Lagipula siapa pula yang menyebarkan berita aneh macam itu, sih? TANGAN KANAN PAK PRESIDEN Itu... Tiga orang pemberontak, pak. (pak presiden tertawa) PAK PRESIDEN Ya ampun! Tangan kananku, apa kau pikir sekarang ini kau sedang bermimpi?Mana ada nama organisasi macam begitu sekarang? TANGAN KANAN PAK PRESIDEN (menunjuk headline koran lain) Ini... pak... PAK PRESIDEN Wakil presiden!? Tiga pemberontak!? 23
  • 24. (freeze all) #11 ADEGAN (di ruang kerja pak presiden) NARATOR, PAK PRESIDEN, TANGAN KANAN PAK PRESIDEN NARATOR Ternyata, wakil presiden adalah salah satu dari tiga pemberontak yang melawan pemerintahan pak presiden yang memedulikan lingkungan. Tiga pemberontak menuntut perumahan di daerah resapan air dihancurkan. PAK PRESIDEN (menggebrak meja) Bisa gawat ini! Gawat! (muter-muter di ruang kerja) (seperti mendapatkan ide, menjentikkan jari) Tangan kananku! Tangan kananku! TANGAN KANAN PRESIDEN (masuk tiba-tiba karena kaget dipanggil) Siap! Siap! Ada apa, pak presiden?! PAK PRESIDEN Sini kau! (membisikkan sesuatu pada tangan kanan presiden) TANGAN KANAN PRESIDEN (mukanya pucat) Tapi, pak... 24
  • 25. PAK PRESIDEN Tenang saja! Kamu dilindungi oleh negara! TANGAN KANAN PRESIDEN (wajahnya masih pucat) PAK PRESIDEN (tangan dikepalkan) Mereka harus disingkirkan! Mereka harus mati! Aku tidak boleh digantikan! #12 ADEGAN (tempat eksekusi. Tiga pemberontak diikat dan ditutup matanya) NARATOR, EKSEKUTOR, TIGA PEMBERONTAK, PRESIDEN NARATOR Ternyata, yang direncanakan oleh pak presiden adalah untuk membunuh tiga pemberontak! Jadi sekarang kita ada di tempat eksekusi tiga pemberontak tersebut. EKSEKUTOR Silakan berikan pesan terakhir. PEMBERONTAK III Kami tidak bersalah! Apabila pohon terakhir telah ditebang, ikan terakhir telah ditangkap, sungai terakhir telah kering, maka manusia baru sadar bahwa UANG tidak bisa dimakan! PEMBERONTAK I Terus, pak presiden! Habiskan semua pohon dan kau akan merasakan akibatnya! 25
  • 26. PEMBERONTAK II Ya! Semoga semua orang sadar kalau pak presiden adalah orang terkejam, terjahanam yang pernah ada di bumi! PAK PRESIDEN Tembak. EKSEKUTOR Tembakk!! (semua freeze) NARATOR Setelah mengatakan pesan tersebut, tiga pemberontak dieksekusi. Banyak rakyat yang mengeluh tapi tidak berani meminta pak presiden turun, takut dieksekusi juga. #13 ADEGAN (ruang kerja pak presiden) SEKRETARIS NEGARA, PAK PRESIDEN, NARATOR SEKRETARIS NEGARA Eh, permisi, pak presiden... PAK PRESIDEN Ya, ya. Ada apa? SEKRETARIS NEGARA Ini ada surat, pak... 26
  • 27. (menyodorkan surat beramplop hitam) PAK PRESIDEN Oh, ya. Terima kasih, sekretaris. (melihat amplop tersebut) Wah, langka ini, amplop hitam begini. Dari siapa? SEKRETARIS NEGARA Saya tidak tahu, pak. Saya permisi dulu. PAK PRESIDEN Ya, ya. (freeze) NARATOR Ternyata itu adalah sebuah surat yang mengaku dari tiga pemberontak, berisi pepatah sebelum mereka dieksekusi. “Apabila pohon terakhir telah ditebang, ikan terakhir telah ditangkap, sungai terakhir telah kering, maka manusia baru sadar bahwa UANG tidak bisa dimakan” #14 ADEGAN (ruangan kerja pak presiden. Pak presiden duduk dipojokan. Rambut acak-acakan, dan tampang stress.) NARATOR, PAK PRESIDEN, SEKRETARIS NEGARA NARATOR Selama sebulan kemudian, pak presiden terus mendapat surat beramplop hitam tersebut. 27
  • 28. SEKRETARIS NEGARA Permisi, pak presiden... PAK PRESIDEN (menatap sekretaris polos) Heeee. SEKRETARIS NEGARA (mengambil hp dan menelfon) Halo, dok... Pak presiden sepertinya tambah parah... Oh, iya, iya, baiik... (freeze) NARATOR Pak presiden stress karena amplop tersebut dan akhirnya harus ditangani dokter. #15 ADEGAN DOKTER Ayo, pak presiden... Kita ke rumah sakit ya... PAK PRESIDEN (bertingkah gila) (suster, dokter, sekretaris negara, tangan kanan presiden mencoba menarik pak presiden keluar) 28
  • 29. PAK PRESIDEN Tidak! Tidak! (freeze) NARATOR Mereka mencoba membawa pak presiden keluar tapi pak presiden selalu menolak. #16 ADEGAN (Ruang kerja pak presiden) NARATOR, PAK PRESIDEN, ISTRI PAK PRESIDEN NARATOR akhirnya pak presiden tidak jadi ke rumah sakit karena mengancam dokter dan sekretaris negara akan dibunuh. PAK PRESIDEN (Ketawa sendiri) (Tiba – tiba ada orang berjubah hitam menghampiri pak presiden dan berkata pepatah itu lagi,dan dia membawa surat yang berisi pepatah itu dgn tulisan darah) PAK PRESIDEN Tidaaaaaaaak !! ini lagi ! ini lagi ! kapan kata-kata itu hilang dari pandanganku ! apa salahku ! (Istri presiden tiba-tiba masuk) ISTRI PRESIDEN Sayaaaang !! kamu knp maaas ?!?! 29
  • 30. PAK PRESIDEN Minggir kamuuu !! (mendorong istrinya dan mengambil silet) PAK PRESIDEN AAAAAAAAAAAAAAAH !!! (teriak sambil menusuk silet) NARATOR Yah, karena yang di sini umurnya di bawah 17 tahun semua, adegan ini di sensor karena mengandung unsur kekerasan. Sekian drama dari kami. (semua pemain naik ke panggung) SEMUA PEMAIN Assalamu’alaikum Wr. Wb. 30