SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  190
Télécharger pour lire hors ligne
NOMOR 1 *)
Materi/Topik :
Sikap cinta tanah air
Sub materi/sub topik :
Sikap nasionalisme
Indikator :
Menunjukan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan
fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik bangsanya dalam mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik.
- Kompetensi Guru Abad 21 yang Memesona
Abad 21 yang ditandai dengan kehadiran era media (digital age) sangat berpengaruh pada
pengelolaan pembelajaran dan perubahan karakteristik peserta didik. Pembelajaran abad 21 menjadi
keharusan untuk mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi, serta pengelolaan
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Pola pembelajaran berpusat pada guru (teacher
centred) menjadi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centred) karena sumber
belajar digital dan lingkungan yang bisa dieksplorasi melimpah. Guru tipe 4 berperan sebagai
fasilitator, mediator, motivator sekaligus leader dalam proses pembelajaran. Pola pembelajaran
konvensional bisa dipahami sebagai pembelajaran dimana guru banyak memberikan ceramah
(transfer of knowledge) sedangkan peserta didik lebih banyak mendengar, mencatat dan
menghafal. Kemampuan pedogogi dengan pola konvensional dipandang sudah kurang tepat dengan
era saat ini.
Karakteristik peserta didik abad 21 sangat berbeda
sebagaimana dipelajari pada Modul 2 Kegiatan Belajar 1. Guru
semestinya mengorientasikan upaya pengembangan
keterampilan abad 21, literasi, dan keterampilan berpikir
tingkat tinggi (HOTS). Keterampilan Abad 21 dapat di
integrasikan dalam pelaksanaan pembelajaran, sehingga
pilihan metode, media dan pengelolaan kelas benar-benar
meningkatkan keterampilan tersebut. Karena itulah menjadi
keharusan kemampuan pedogogi guru menyesuaikan dengan
karateristik dan keterampialn yang diperlukan di abad 21.
Kompetensi pedagogi merupakan kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran seperti memahami karakteristik
peserta didik, kemampuan merencanakan pembelajaran, melaksanaan pembelajaran, mengevaluasi
hasil belajar, serta kemampuan mengembangan ragam potensi peserta didik. Kompetensi pedagogi
guru abad 21 tidak cukup hanya mampu menyelenggarakan pembelajaran seperti biasanya, guru
dituntut untuk adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi informasi dan
komunikasi serta mampu memanfaatkannya dalam proses pembelajaran, artinya kemampuan guru
khususnya literasi digital terus ditingkatkan.
Kompetensi pedogogi mendasarkan Peraturan Mpmenteri Pendidikan Nasional No 16 tahun 2007
meliputi; (a) menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural,
emosional, dan intelektual, (b) menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik, (c) mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/bidang
pengembangan yang diampu, (d) menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik, (e)
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran, (f)
memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimiliki, (g) berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik, (h)
menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, (i) memanfaatkan hasil penilaian
dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran, (j) melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan
kualitas pembelajaran.
Kompetensi pedagogi menjadi bagian dari kompetensi profesi guru yang terus untuk ditingkatkan
dan dikembangkan baik secara mandiri maupun kelompok dengan difasilitasi oleh pemerintah,
organisasi profesi, komunitas, lembaga swadaya masyarakat atau atas dasar inisiasi sendiri. Namun,
paradigm guru sebagai profesional yang terus belajar menjadi titik sentral pengembangan
kompetensinya. Lebih lanjut Saudara baca pada Modul 2 Kegiatan Belajar 4.
Mendasarkan pada tantangan abad 21 maka guru harus mentrasformsi diri dalam era pedogogi
digital dengan terus mengembangkan kreatifitas dan daya inovatif. Sementara National Educational
Technology Standards (NETS) dalam buku Instruktional Technology and Media for Learning
menyatakan guru yang efektif adalah guru yang mampu mendesain, mengimplementasikan dan
menciptkan lingkungan belajar serta meningkatkan kemampuan peserta didik. Guru memiliki
kemampuan standar seperti; (1) memfasilitasi dan menginspirasi peserta didik belajar secara
kreatif, (2) mendesain dan mengembangkan media digital untuk pengalaman belajar dan
mengevaluasi, (3) memanfaatkan media digital dalam bekerja dan belajar, (4) memiliki jiwa
nasionalisme dan rasa tanggungjawab tinggi di era digital, dan (5) mampu menumbuhkan
profesionalisme dan kepemimpinan.
Disisi lain dalam pengelolaan pembelajaran ada beberapa hal yang penting diperhatikan oleh guru
untuk mengembangkan pembelajaran abad 21 ini, yaitu; (1) penguatan tugas utama sebagai
perancang pembelajaran, (2) menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order
thinking), (3) menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi, serta (4) mengintegrasikan
teknologi dalam pembelajaran. Secara umum kemampuan pedogogi guru abad 21 dalam mengelola
pembelajaran mencakup kemampuan menyusun perencanaan pembelajaran, melaksanaan
pembelajaran, penilaian prestasi belajar peserta didik, dan melaksanaan tindak lanjut hasil penilaian
dengan prinsip-prinsip pembelajaran kekinian (digital age).
Dalam mengelola pembelajaran guru mengawali dengan perencanaan pembelajaran. Perencanaan
pembelajaran yang disusun dengan terlebih dahulu guru memahami karateristik peserta didik,
memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran, mengintegrasikan aneka sumber
belajar berbasis digital dan non-digital, mengintegrasikan pembelajaran dengan teknologi, memilih
strategi pembelajaran yang sesuai dengan potensi dan karakter peserta didik serta pilihan metode
yang berpusat pada peserta didik (student centered). Pada tahap perencanaan ini guru
mengenbangkan rencana pembelajaran (RPP) atau lesson plan yang memenuhi prinsip-prinsip
perencanaan yang mendidik.
Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan berpusat pada peserta didik (student centered),
membawa konsekwensi pilihan metode pembelajaran menekankan belajar aktif seperti dibahas
pada Modul 2 Kegiatan Belajar 1 sebelumnya. Metode dan media yang tepat berdampak pada
pembajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Pelaksanaan pembelajaran menurut
Abdul Majid (2013) meliputi kemampuan-kemampuan membuka pelajaran, menyajikan materi,
menggunakan metode/ media, menggunakan alat peraga, menggunakan bahasa yang komunikatif,
memotivasi peserta didik, mengorganisasi kegiatan, berintraksi dengan peserta didik secara
komunikatif, menyimpulkan pembelajaran, memberikan umpan balik, memberikan penilaian, dan
menggunakan waktu secara cermat. Kemampuan-kemampuan tersebut akan sangat bergantung
pada pilihan metode pembelajaran yang digunakan dengan mengintegrasikan teknologi dalam
pelaksanaanya.
Guru dalam melaksanakan pembelajaran sebagai inti aktifitas di sekolah, semestinya menunjukkan
kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial salah satunya adalah penampilan memesona di
depan peserta didik. Selain penjelasan mudah dipahami, penguasaan keilmuan benar, canggih
menguasai teknologi, mau mendengar peserta didik, berempati atas kondisi peserta didik, dan
pandai mengelola kelas sebagai pengendalian situasi di kelas secara rinci guru yang memesona
tampil dalam sebagai berikut :
1. Guru harus bisa menjadi teman belajar (co learner) yang menyenangkan, pandai membuat
analogi materi yang sulit dengan padanan sehingga mudah dipahami. Contoh seorang guru
ingin menjelaskan peredaran darah yang sehat maka diibaratkan dengan lalulintas yang lancer
tanpa kemacetan.
2. Pandai membuat metafora atau perumpamaan sebagai strategi sehingga peserta didik mudah
menangkap esensi dari suatu materi. Misalnya guru bisa menggunakan cerita untuk
menumbuhkan kesadaran penggunaan teknologi yang bijaksana. Metaphor dapat
diperguanakan di awal, ditengah maupun akhir pembelajaran. Contoh pernyataan yang
mengandung metafora; “jika engkau berhenti belajar, maka jiwamu akan merasakan
sebagaimana tubuhmu jika engkau berhenti makan dan minum”
3. Canggih. Guru memesona harus terlihat canggih sehingga generasi z merasa ada sesuatu yang
perlu dipelajari dari gurunya dan terkagum-kagum. Contoh; guru bisa mendemontrasikan
penggunaan teknologi dan merupakan pengalaman menakjubkan bagi peserta didik. Program
animasi flash ditunjukkan kepada anak-anak dari gambar kupu bisa dirancang menjadi terbang.
Sudah pasti apabila guru yang canggih selalu dikerubuti peserta didik yang selalu menantikan
hal-hal yang baru dari gurunya.. Cara di atas bisa saja dianggap hal biasa oleh peserta didik di
sekolah yang sudah maju, karena itulah guru perlu mengimbangi dan beberapa langkah lebih
maju dari peserta didik. Inilah pentingnya guru menyelami dan mengerti benar kegemaran
daripada peserta didik. Kecanggihan tidak harus bersentuhan teknologi termasuk misalnya
guru bisa bermain sulap, bermain musik, bernyanyi, mendemosntrasikan trik-trik dan
sebagainya.
4. Humoris namun tegas dan disiplin. Guru yang humoris membawa suasana lebih akrab dan
dekat, menyebabkan suasana riang namun tetap tegas dan disiplin kapan waktunya belajar dan
kapan bersikap humor.
5. Guru pandai berempati dan menyayangi peserta didik. Tidak semua peserta didik berasal dari
keluarga yang beruntung secara ekonomi atau banyak yang mengalami kondisi keluarga yang
kurang harmonis. Guru harus mengenal satu persatu latar belakang dan bahkan menjadi tempat
bernaung dan berlindung dan tidak serta merta atas nama agen kurikulum. Tugas guru adalah
embuat peserta didik belajar nyaman, merasa terlindungi dan bahkan bisa membantu
menyelesaikan persoalan peserta didik di sekolah maupun di rumah.
6. Memiliki rasa kesepenuhhatian dan menyadari apa yang dilakukan adalah panggilan jiwa. Guru
perlu bermurah hati sehingga kelas-kelas kita menjadi tempat yang menyejukkan bagi peserta
didik dan termotivasi untuk menjadi genrasi tangguh dan baik. Beban hidup guru tidak boleh
terekspresikan negative di depan peserta didik, justeru memperlihatkan sosok tangguh yang
patut diteladani.
Selain memesona untuk memotivasi peserta didik guru pandai memanfaatkan media pembelajaran,
alat dan bahan pembelajaran, dan sarana lainnya. Kompetensi guru untuk memfasilitasi dan
menginpirasi peserta didik dalam belajar dan menumbuhkan kreatifitas tentunya harus diawali
dengan penguasaan materi yang baik dan mampu menggunakan pengetahuan tersebut dalam
pembelajaran, menggunakan teknologi untuk memfasilitasi pengalaman belajar yang
menumbuhkan kreatifitas peserta didik melalui pembelajaran dengan lingkungan tatap muka
maupun lingkungan virtual. Di era digital ini, guru diharapkan mampu mendesain, mengembangkan
dan mengevaluasi pembelajaran secara autentik melalui pengalaman belajar dengan
menggabungkan alat evaluasi terkini dan mengoptimalkan isi dan lingkungan pembelajaran untuk
mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku peserta didik. Guru juga diharapkan
mampu menunjukkan pengetahuan, keterampilan, dan proses kerja yang representatif dari
seorang profesional yang inovatif dalam masyarakat global dan digital, dengan menunjukan sistem
teknologi untuk mentrasfer pengetahuan dalam berbagai situasi. Selain dari itu tuntutan
berkolaborasi dengan peserta didik, teman profesi, orang tua dan komunitas dengan memanfaatkan
tool digital dan peralatan untuk mendukung kesuksesan peserta didik dalam belajar.
Selanjutnya kemampuan guru abad 21 juga harus memahami isu-isu lokal dan global dan tanggap
terhadap perubahan budaya digital yang berkembang dan menunjukkan tindakan dengan
menjunjung tinggi etika dalam praktik profesionalnya. Kompetensi ini penting dimiliki oleh guru
era digital, karena pengetahuan dan informasi sangat cepat baik lokal maupun global yang
terkadang belum tentu sesuai dengan norma dan belum tentu teruji kebenarannya, karena itu
informasi dan pengetahuan tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan ketika akan dijadikan
sebagai bahan kajian dalam pembelajaran. Bagian akhir dari pengelolaan pembelajaran yang
menjadi inti dari kompetensi pedagogi yaitu kemampuan melakukan penilaian atau evaluasi.
Penilaian hasil pembelajaran merupakan akhir dari kegiatan proses pembelajaran yang berfungsi
untuk mengukur keberhasilan kompetensi yang dicapai peserta didik. Penilaian hasil belajar
dilakukan untuk melihat sejauh mana kompetensi yang dicapai oleh peserta didik setelah proses
pembelajaran berlangsung dan untuk mengetahui efektifitas proses belaajr mengajar yang telah
dilakukan oleh guru. Menurut S. Eko Putro Widoyoko (2014) menyebutkan tahapan-tahapan
pelaksanaan evaluasi proses pembelajaran adalah penentuan tujuan, menentukan desain evaluasi,
pengembangan instrunmen evaluasi, pengumpulan informasi/data, analisis dan interprestasi, dan
tindak lanjut. Secara singkat pelaksanaan evaluasi proses pembelajaran meliputi perencanaan,
pelaksanaan, pengolahan data, dan pelaporan evaluasi. Pengembangan profesi guru dari aspek
kemampuan pedagogi perlu untuk ditingkatkan dengan berbagai strategi dan bentuk kegiatan.
Strategi dan bentuk kegiatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan pedagogi ini
seperti kegiatan seminar, workshop, dan pelatihan-pelatihan yang diselenggrakan oleh lembaga
profesi guru, forum guru (KKG), konsorsium, perguruan tinggi, swasta maupun pemerintah dalam
hal ini dinas pendidikan.
NOMOR 2
Materi/Topik :
Sikap cinta tanah air
Sub materi/sub topik :
Sikap nasionalisme
Indikator :
Mempertahankan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara
sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan dalam mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
SIKAP NASIONALISME
PENDIDIKAN sebagai usaha sadar yang dibutuhkan untuk menyiapkan anak manusia demi
menunjang perannya di masa datang. Jadi, pendidikan yang dilakukan oleh suatu bangsa tentu memiliki
hubungan yang sangat signifikan dengan rekayasa bangsa. Peserta didik merupakan aset terbesar dalam
menentukan kemajuan bangsa di masa depan. Peserta didik yang akan memegang tanggung jawab
menghidupi kemerdekaan yang telah dititipkan oleh leluhur kepada kita. Untuk itulah pendidikan harus
membawa mereka kepada rasa cinta dan bangga kepada tanah air. Tetapi melihat kondisi mental
peserta didik yang kian memburuk saat ini sangat diragukan bahwa mereka memiliki jiwa
nasionalisme. Jika ditinjau dari sudut pandang guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
(PPKn), pendidikan yang terlaksana sampai saat ini sangat memerhatikan pembentukan karakter
peserta didik. Sejak periode jabatan Presiden Jokowi pun, pembentukan karakter menjadi salah satu
fokus pembangunan sumber daya manusia yang disebut revolusi mental. Pendidikan tentu merupakan
salah satu faktor terbesar yang menentukan keberhasilan pembangunan karakter anak. Tetapi siapa
sangka, sekolah juga memberikan fakta mengejutkan mengenai kemerosotan karakter anak.
Pendidikan karakter yang selama ini dikobar-kobarkan sepertinya tidak mengalami
perkembangan dalam bidang implementasi dan tidak membawa perubahan yang signifikan. Pendidikan
berbasis karakter seakan menjadi retorika belaka yang banyak dibicarakan namun minim tindakan.
Seorang peserta didik harusnya memiliki kasih diantara sesama peserta didik dan kepada guru begitu
juga sebaliknya. Dalam konteks pendidikan PPKn yang akan mengajarkan tentang relasi yang
berlandaskan nilai-nilai nasionalisme, maka hal ini cukup kontekstual dalam pembentukan karakter
peserta didik. Dalam hal ini peserta didik bukan hanya dilihat sebagai peserta didik tetapi sebagai agent
of change. Agent of change bagi keluarganya, lingkungan sekitar, bahkan bangsa dan negaranya.
Guru bukan hanya sekadar profesi. Kita mengetahui metafora guru sebagai fasilitator, sebagai teknisi,
pengrajin dan metafora lainnya. Guru harus mampu menjadi tauladan baik dihadapan peserta didik
utamanya maupun dalam masyarakat umumnya. Artinya sebelum menuntut lebih pada murid, kita
harus mulai dari diri sendiri dan menjadi teladan bagi mereka. Mereka membutuhkan seorang role
model yang bisa mereka lihat sebagai bukti nyata bahwa itu benar-benar ada karena sebaik apapun kita
megajar mereka, tanpa ada yang tepat, mereka akan menjadi pribadi yang skeptis bahkan apatis. Kita
harus menjadi pribadi yang berintegritas yang mana kita melakukan kebenaran bahkan ketika tak
dilihat siapapun. Teladan yang tepat dan benar mendorong murid untuk melakukan hal yang sama.
Dalam mengajar, kita juga harus memberikan edukasi tentang karakter kepada mereka. Menjadi pribadi
yang berkualitas dan bekarakter baik adalah bagian dari jiwa nasionalisme. Karena sebuah sikap
toleransi, saling peduli, penuh solidaritas merupakan identitas dari bangsa Indonesia dan juga
tercantum dalam Pancasila yang merupakan dasar negara. Kita harus memberikan mereka pengetahuan
nasionalisme dari tatanan yang paling sederhana, memberi tahu mereka bahwa untuk mejadi bagian
dari nasionalisme tidak harus menjadi seorang anggota politik, menjadi warga negara baik juga
merupakan salah satu bagian dari pergerakan nasionalisme.
PELAKSANAAN PENANAMAN NILAI NASIONALISME DI SEKOLAH
Dalam melaksanakan penanaman nilai nasionalisme di sekolah ada 2 cara yang bisa dilakukan
yaitu :
- Melalui Kegiatan Pembelajaran
Mulyasa (2003:100) mengatakan bahwa pembelajaran pada hakikatnya adalah proses
interaksi antara siswa dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan tingkah laku kearah yang
lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak sekali yang mempengaruhinya, baik faktor internal
yang datang dari dalam individu maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan. Sedangkan
menurut Syaiful Sagala (2006:61) mengatakan pembelajaran merupakan proses komunikasi dua
arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh siswa
atau murid. Pendidik yang baik akan melakukan komunikasi dua arah atau timbal balik dan
memancing siswa untuk belajar secara aktif sehingga dapat terjadi proses komunikasi yang
diinginkan. Masih dalam bukunya Syaiful Sagala (2006:61) pembelajaran mengandung arti setiap
kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai
yang baru. Selain itu menurut Nasution (1998:25), tujuan pembelajaran dibagi menjadi tiga kategori
yaitu: kognitif (kemampuan intelektual), afektif (perkembangan moral), dan psikomotor (
keterampilan).
Dari berbagai pendapat diatas dapat diartikan bahwasanya pembelajaran adalah penciptaan
suatu sistem lingkungan yang didalamnya terdapat proses komunikasi dua arah sehingga siswa
dapat belajar secara aktif dan dapat mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru.
kegiatan pembelajaran memiliki peran penting dalam mengembangkan pengetahuan siswa. Selain
itu kegiatan pembelajaran juga memiliki peran dalam mengembangkan aspek afektif siswa, adapun
aspek afektif meliputi perkembangan sikap, perilaku, moral dan salah satunya karakter tentang
nasionalisme. Penanaman nilai nasionalisme dapat dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran.
Proses penanaman nilai nasionalisme melalui kegiatan pembelajaran bisa dilakukan dengan
berbagai cara, salah satunya bisa dengan menintegrasikan nilai nasionalisme kedalam mata
pelajaran.
- Melalui Kegiatan di Luar Pembelajaran
Pelaksanaan penanaman nilai nasionalisme selain melalui kegiatan pembelajaran juga dapat
dilakukan melalui kegiatan di luar pembelajaran. Adapun Kemendiknas (2010: 8) memaparkan
bahwa pelaksanaan pendidikan karakter di satuan pendidikan terdiri atas berbagai kegiatan. Adapun
kegiatan tersebut yaitu :
a. Integrasi ke dalam kegiatan belajar mengajar,
b. Pembiasaan dalam kehidupan keseharian di satuan pendidikan
c. Integrasi ke dalam kegiatan ekstrakulikuler, dan
d. Penerapan pembiasaan kehidupan di rumah yang selaras dengan di satuan pendidikan.
Sejalan dengan itu Zubaedi (2011: 17) memaparkan pendapatnya bahwa penanaman
karakter proses, contoh keteladanan, pembiasaan atau pembudayaan dalam lingkungan siswa dalam
lingkungan sekolah. Sehingga nilai-nilai nasionalisme dapat dipahami dan ditanamkan dalam diri
siswa. Adapun menurut Mulyasa (2012: 168-169) pembiasaan dalam kehidupan keseharian di
sekolah dapat dilakukan melalui kegiatan rutin, spontan, dan keteladanan. Sri Narwanti (2011: 55)
menambahkan pelaksanaan nilai-nilai nasionalisme melalui kegiatan ko-kurikuler dan kegiatan
ekstrakurikuler. Kegiatan ini dilaksanakan di luar pembelajaran. Kegiatan ekstrakurikuler misalnya
pramuka, latihan tari dan musik daerah, Pelatihan baris berbaris (PBB), dan lain-lain.
Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahawsanya pelaksanaan
penanaman nilai nasionalisme dapat dilakukan melalui berbagai macam kegiatan, salah satunya
adalah dengan pembiasaan dalam kehidupan keseharian di sekolah. Pembiasaan dalam kehidupan
keseharian disekolah dapat dilakukan dengan cara kegiatan rutin, kegiatan spontan dan keteladanan.
Selain itu bisa juga dilakukan dengan mengintegrasikan kedalam kegiatan ekstrakulikuler, misalnya
kegiatan pramuka, latihan tari, dll. Semua kegiatan tersebut akan terlaksana apabila guru ikut
berperan serta dalam kegiatan-kegiatan tersebut. sehingga guru dapat menjadi teladan dalam
bersikap dan berprilaku bagi para siswa-siswanya. Tentu saja sikap dan prilaku guru harus
mencerminkan nilai-nilai naionalisme yang ada. sehingga proses pelaksanaan penanaman nilai
nasionalisme bisa berjalan dengan baik
NOMOR 3
Materi/Topik :
Sikap cinta tanah air
Sub materi/sub topik :
Sikap patriotisme
Indikator :
Menjunjung tinggi keunggulan bangsa Indonesia dalam mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.
NILAI-NILAI PATRIOTISME
Menurut Suyitno, nilai merupakan sesuatu yang kita alami sebagai ajakan dan panggilan untuk
dihadapi. Nilai mau dilaksanakan dan mendorong kita untuk bertindak. Nilai mengarahkan perhatian
serta minat kita, menarik kita keluar dari kita sendiri kearah apa yang bernilai. Nilai berseru kepada
tingkah laku dan membangkitkan keaktifan kita (A.T. Soegito, dkk, 2003 : 75).
Menurut Bambang Daroeso (1986 : 20) nilai itu sama sifatnya dengan ide maka nilai itu
abstrak. Dalam pengertian abstrak, bahwa nilai itu tidak dapat ditangkap oleh panca indera, yang dapat
ditangkap oleh objek yang mempunyai nilai atau tingkah laku yang mengandung nilai. Nilai
mengandung harapan atau sesuatu yang diingikan oleh manusia karena itu nilai disebut bersifat
normative, merupakan keharusan untuk diwujudkan dalam tingkah laku kehidupan manusia. Menurut
Bambang Tri Purwanto dan Sunardi (2010:32) “Patriotisme berasal dari kata patria, artinya tanah air.
Kata patria berubah menjadi kata patriot yang berarti seorang yang mencintai tanah air. Jadi,
patriotisme berarti paham tentang kecintaan pada tanah air. Oleh karena itu, semangat patriotisme
berarti semangat untuk mencintai tanah air”. Patriotisme adalah sikap dan perilaku seseorang yang
dilakukan dengan penuh semangat rela berkorban untuk kemerdekaan, kemajuam, dan kemakmuran
bangsa. Seseorang yang memiliki sikap dan perilaku patriotik ditandai oleh adanya hal-hal sebagai
berikut :
1) Rasa cinta pada tanah air.
2) Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara, bangsa dan negara diatas kepentingan
pribadi dan golongan.
3) Berjiwa pembaharu.
4) Tidak mudah menyerah (Nur Wahyu Rochmadi, 2003:12)
Patriotisme berasal dari kata “Patriot” dan “Isme” yang berarti sifat kepahlawanan atau jiwa
pahlawan atau jiwa pahlawan (Indonesia) atau heroism dan patriotism (Inggris). Patriotisme adalah
suatu sikap yang berani, pantang menyerah dan rela berkorban demi bangsa dan negara. Pengorbanan
tersebut dapat berupa pengorbanan harta benda maupun jiwa raga". (Retno dan Setiadi, 2008 : 36).
Patriotisme merupakan syarat mutlak bagi pertumbuhan dan kelansungan hidup bangsa. Tanpa
semangat patriotisme suatu bangsa akan hancur terpecah-pecah dari dalam. Patriotisme menghendaki
adanya kerelaan untuk membela tanah air dari seorang pejuang sejati yang bersedia berkorban demi
kemajuan dan kejayaan tanah air. Di dalam patriotisme terkandung nilainilai berikut :
1) Sikap bangga terhadap bangsa dan negaranya.
2) Kerelaan berkorban dalam rangka membela tanah air dan bangsanya.
3) Kesetiaan kepada tanah air dan bangsanya.
4) Mengutamakan persatuan dan kesatuan.
Kerelaan berkorban dalam rangka membela tanah air dan bangsanya Rela berkorban artinya
kesediaan dengan ikhlas untuk memberikan segala sesuatu yang dimilikinya, sekalipun menimbulkan
penderitaan bagi dirinya sendiri demi kepentingan bangsa dan Negara. Kesadaran bela negara adalah
sikap rela berkorban untuk mempertahankan negara dari ancaman yang dapat mengganggu
kelangsungan hidup bermasyarakat yang berdasarkan atas cinta tanah air. Kemampuan bela negara
dapat diwujudkan dengan tetap menjaga kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam menjalani profesi
masing-masing.
Kesetiaan kepada tanah air dan bangsanya. Cinta tanah air adalah suatu kasih sayang dan suatu
rasa cinta terhadap tempat kelahiran atau tanah airnya. Cinta tanah airadalah perasaan bangga,
menghargai, menghormati yang timbul dari dalam hati sanubari seorang warga negara, untuk
mengabdi, memelihara, membela, rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negaranya, menjaga
dan melindungi tanah airnya dari segala ancaman dan gangguan dari dalam maupun luar negeri. Bentuk
rasa cinta tanah air antara lain sikap bangga menjadi warga negara Indonesia, melestarikan budaya
Indonesia, memakai produk dalam negeri, hemat energi, dan mengharumkan nama bangsa Indonesia.
MENANAMKAN NILAI-NILAI PATRIOTISME
Sikap patriotisme dapat diwujudkan dalam semangat cinta tanah air dengan beberapa cara
sebagai berikut :
1) Sikap rela berkorban mempertahankan negara. Sikap rela berkorban mempertahankan negara
diwujudkan dalam bentuk kesediaan berjuang untuk mengatasi ancaman dalam negeri dan bangsa
lain yang akan menjajah negara, kegiatan yang dapat merugikan negara, dan bencana alam yang
dapat mengakibatkan kerusakan dan kehancuran negara.
2) Bersikap untuk mengisi kelangsungan hidup negara. Sikap untuk mengisi kelangsungan hidup
diwujudkan dengan kesediaan bekerja sesuai dengan bidangnya sehingga dapat meningkatkan
harkat dan martabat, tujuan bangsa (Bambang Tri Purwanto dan Sunardi, 2010:32).
Sebagaimana dikemukakan Chotib, dkk (2007:25-26) bahwa: Caracara untuk menunjukkan
semangat kebangsaan diperlukan keteladanan, pewarisan, dan pelaksanaan kewajiban.
1) Keteladanan
a) Di lingkungan keluarga dan masyarakat. Peranan orang tua di dalam keluarga sangatlah
penting. Pendidikan orang tua sangat membantu perkembangan anak sejak dari lahir hingga
beranjak dewasa. Selanjutnya perkembangan anak akan dipengaruhi oleh lingkungannya. Jadi,
baik atau buruknya seorang anak melakukan fitrasi terhadap pengaruh luar dirinya bergantung
pada perkembangan atau pendidikan di dalam keluarga. Terkadang, ada pula seorang anak yang
memberi keteladanan bagi orang tuanya. Dapat pula tokoh masyarakat kepada pembantunya.
Misalnya, memberi hewan kurban hari raya idul adha, membayar pajak tepat waktu, membantu
peningkatan taraf hidup warga dikampungnya atau bekerja bakti di lingkungannya.
b) Dilingkungan sekolah. Keteladanan dapat diberikan oleh pamong sekolah, pengurus OSIS
sampai pengurus kelas. Misalnya, melakukan sumbangan uang untuk membantu teman
sekelasnya yng terkena musibah, membersihkan lingkungan sekolah, menjalin persahabatan
dengan sekolah lain atau tidak melakukan tawuran pelajar.
c) Dilingkungan instansi pemerintah atau swasta. Keteladanan tokoh/pemimpin perusahaan yang
dituakan (senioritas) akan sangat berpengaruh bagi karyawan dan karyawati lain. Misalnya,
memprakarsai kegiatan donor darah, pengentasan kemiskinan, membantu korban bencana, atau
berperilaku adil dan bijakana.
2) Pewarisan. Rangkaian kegiatan yang merupakan bagian pewarisan antara lain adalah suka bekerja
keras, ulet, tekun, membiasakan menabung, berperilaku hemat atau sederhana. Kegiatan diatas,
diharapkan nilai-nilai dibalik kegiatan tersebut akan membentuk kepribadian diri. Misalnya, tapak
tilas, kunjungan ke museum, melaksanakan upacara bendera, disiplin diri atau berjiwa kreatif.
3) Pelaksanaan kewajiban. Salah satu upaya menumbuhkembangkan jiwajiwa patriotisme dan
nasionalisme adalah menciptakan peraturan perundang-undangan tentang bela negara. Peraturan
yang mewajibkan peran serta rakyat dalam pembelaan negara diantaranya wajib militer (wamil),
pendidikan bela negara atau kewiraan sebagai pendidikan wajib, atau kewajiban penggunaan
barang-barang dalam negeri dan tidak mengimpor barang-barang dari luar negeri.
NOMOR 4
Materi/Topik :
Sikap cinta tanah air
Sub materi/sub topik :
Sikap patriotisme
Indikator :
Mengembangkan sikap rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa dalam mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
SIKAP PATRIOTISME
Setiap orang harus memiliki jiwa patriotisme dengan mencintai tanah air dan rela berkorban
untuk mempertahankan negaranya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), patriotisme
adalah sikap seseorang yang bersedian mengorbankan segala-galanya untuk kejayaan dan kemakmuran
tanah airnya. Semangata cinta tahan air.
Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), patriotisme merupakan perasaan keterikatan dan
komitmen terhadap suatu negara, bangsa, dan komunitas
Patriotisme berasal dari kata "patriot" dan "isme" yang berarti sifat kepahlawanan atau jiwa pahlawan,
atau "heroism" dan "patriotism" dalam bahasa Inggris. Pengorbanan dapat berupa pengorbanan harta
benda maupun jiwa raga.
Ciri- ciri patriotisme
Dilansir situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (kemendikbud), dalam sejarah
Indonesia bagaimana para pejuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia
dengan gagah berani.
Berikut ciri-ciri patriotisme
1. Cinta tanah air
2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara
3. Menempatkan persatuan, kesatuan serta keselamatan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi
dan golongan
4. Berjiwa pembaharu
5. Tidak kenal menyerah
Nilai-nilai patriotisme dapat ditampilkan dalam perilaku kehidupan sehari-hari, baik di
lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa negara
NOMOR 5
Materi/Topik :
Sikap cinta tanah air
Sub materi/sub topik :
Sikap menghargai perbedaan
Indikator :
Menciptakan persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa
membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, dan
warna kulit dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik
PERUBAHAN SIKAP SISWA
Berdasarkan berbagai pendapat mengenai pengertian perubahan, sikap dan siswa di atas, maka
dapat disimpulkan perubahan sikap siswa adalah proses tahapan siswa menuju perilaku yang lebih baik
sesuai dengan standar moral yang berlaku. Adapun proses berkembangnya perubahan sikap siswa yang
baik dapat dilihat jika siswa tersebut memiliki perkembangan emosi yang baik, bahasa yang baik dan
memiliki hubungan sosial yang baik.
a. Perkembangan Emosi
Menurut Herimanto (2012:140) “Jika dilihat dari tiga ranah yang biasa digunakan dalam
dunia pendidikan, yaitu ranah kognitif, afektif, psikomotorik, emosi termasuk ke dalam ranah
afektif”. Emosi banyak berpengaruh terhadap fungsi-fungsi psikis lainnya, seperti pengamatan,
tanggapan, pemikiran dan kehendak. Individu akan mampu melaksanakan pengamatan atau
pemikiran yang baik apabila emosi yang baik pula. Individu juga akan memberikan tanggapan yang
positif terhadap suatu objek manakala disertai emosi yang positif pula.
b. Perkembangan Bahasa
Menurut berbagai literatur perkembangan bahasa adalah kemampuan individu dalam menggunakan
kosa kata, ucapan, gramatikal dan etika pengucapannya dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan
perkembangan umur kronologisnya. Perbandingan antara umur kronologis dengan kemampuan
berbahasa individu menunjukan perkembangan bahasa individu yang bersangkutan. Menurut
Saifuddin (2012:123) ada aspek linguistik dasar yang bersifat universal dalam otak manusia yang
memungkinkan untuk menguasai bahasa tertentu.
c. Hubungan Sosial
Hubungan sosial individu berkembang karena adanya dorongan rasa ingin tahu terhadap segala
sesuatu yang ada di dunia sekitarnya. Dalam perkembangannya setiap individu ingin tahu
bagaimanakah cara melakukan hubungan secara baik dan aman dengan dunia sekitarnya, baik yang
bersifat fisik maupun sosial.
PERANAN GURU
Peranan guru merupakan peranan seseorang dalam melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai
dengan kedudukannya sebagai seorang guru yang memiliki tugas yaitu mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak
usia dini melalui jalur formal pendidikan dasar dan pendidikan menengah . Peranan guru diukur dengan
indikator yaitu :
1. Sebagai Motivator
2. Sebagai Fasilitator
PERUBAHAN SIKAP SOSIAL SISWA
Perubahan sikap sosial siswa adalah proses tahapan siswa menuju perilaku yang lebih baik
sesuai dengan standar moral yang berlaku. Adapun proses berkembangnya perubahan sikap siswa yang
baik dapat dilihat jika siswa tersebut memiliki perkembangan emosi yang baik, bahasa yang baik dan
memiliki hubungan sosial yang baik. Indikator yang akan diukur adalah :
1. Disiplin
2. Toleransi
3. Sopan Santun
NOMOR 6
Materi/Topik :
Sikap cinta tanah air
Sub materi/sub topik :
Sikap mengutamakan kepentingan bersama
Indikator :
Mengkarakteristikkan keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai
kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan kepentingan bersama dalam
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik
NOMOR 7
Materi/Topik :
Sikap cinta tanah air
Sub materi/sub topik :
Sikap mempertahankan kekayaan alam Indonesia
Indikator :
Mempertahankan kekayaan alam Indonesia dalam mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
NOMOR 8
Materi/Topik :
Sikap cinta tanah air
Sub materi/sub topik :
Mengapresiasi kekayaan budaya bangsa lain sehingga memperkuat jati diri bangsa Indonesia.
Indikator :
Mengapresiasi kekayaan budaya bangsa lain sehingga memperkuat jati diri bangsa Indonesia
dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik
NOMOR 9
Materi/Topik :
Sikap berwibawa, tegas, disiplin, penuh panggilan jiwa, dan samapta
Sub materi/sub topik :
Sikap berwibawa.
Indikator :
Menunjukkan keberanian dalam membela kebenaran dan keadilan pada proses mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik.
NOMOR 10
Materi/Topik :
Sikap berwibawa, tegas, disiplin, penuh panggilan jiwa, dan samapta
Sub materi/sub topik :
Sikap berwibawa.
Indikator :
Mengembangkan pribadi yang taat serta menghormati hukum dan aturan pada proses mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik
NOMOR 11
Materi/Topik :
Sikap berwibawa, tegas, disiplin, penuh panggilan jiwa, dan samapta
Sub materi/sub topik :
Sikap tegas.
Indikator :
Mengatakan benar atau salah sesuai dengan yang sebenarnya dalam mendidik,mengajar,
membimbing, mengarahkan,melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik
NOMOR 12
Materi/Topik :
Sikap berwibawa, tegas, disiplin, penuh panggilan jiwa, dan samapta
Sub materi/sub topik :
Sikap tegas.
Indikator :
Menampilkan perilaku yang bijaksana meskipun dalam situasi yang sulit pada proses
mendidik,mengajar, membimbing, mengarahkan,melatih, menilai dan mengevaluasi peserta
didik
NOMOR 13
Materi/Topik :
Sikap berwibawa, tegas, disiplin, penuh panggilan jiwa, dan samapta
Sub materi/sub topik :
Sikap disiplin
Indikator :
Memberikan penghargaan atau hukuman kepada peserta didik sesuai tata tertib sekolah dalam
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik
NOMOR 14
Materi/Topik :
Sikap berwibawa, tegas, disiplin, penuh panggilan jiwa, dan samapta
Sub materi/sub topik :
Sikap penuh panggilan jiwa.
Indikator :
Menampilkan sikap senang dan nyaman dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
NOMOR 15
Materi/Topik :
Sikap berwibawa, tegas, disiplin, penuh panggilan jiwa, dan samapta
Sub materi/sub topik :
Sikap samapta
Indikator :
Menunjukkan sikap kesiap-siagaan dalam proses mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
NOMOR 16
Materi/Topik :
Sikap kesepenuhhatian dan kemurahhatian
Sub materi/sub topik :
Sikap kesepenuhhatian
Indikator :
Menampilkan tanggapan sebagaimana yang dihayati peserta didik dalam mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
NOMOR 17
Materi/Topik :
Sikap kesepenuhhatian dan kemurahhatian
Sub materi/sub topik :
Sikap kesepenuhhatian
Indikator :
Merancang berbagai usaha untuk menuntaskan pekerjaan dalam mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
NOMOR 18
Materi/Topik :
Sikap kesepenuhhatian dan kemurahhatian
Sub materi/sub topik :
Sikap kemurahhatian.
Indikator :
Menunjukkan kepedulian yang tinggi terhadap kebutuhan peserta didik dalam mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
NOMOR 19
Materi/Topik :
Sikap kesepenuhhatian dan kemurahhatian
Sub materi/sub topik :
Sikap kemurahhatian.
Indikator :
Mendeteksi situasi yang membutuhkan bantuan dalam mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
NOMOR 20
Materi/Topik :
Sikap kesepenuhhatian dan kemurahhatian
Sub materi/sub topik :
Sikap kemurahhatian.
Indikator :
Mendemonstrasikan sikap tanggung jawab pribadi terhadap situasi yang membutuhkan bantuan
dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik
NOMOR 21
Materi/Topik :
Macam-macam strategi pembelajaran untuk membangun motivasi, interaksi sosial yang positif,
kemampuan berfikir kritis (critical thinking skill), kemampuan menyelesaian masalah (problem
solving skill), kemampuan unjuk kerja (perfomance skill) dan etos kerja.
Sub materi/sub topik :
strategi pembelajaran untuk membangun etos kerja peserta didik
Indikator :
Menerapkan teori belajar tertentu sesuai karakteristik pembelajaran
Strategi pembelajaran dibedakan atas 7 jenis yaitu :
1. Strategi Pembelajaran Ekspositori (SPE)
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses
penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar
siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan salah satu dari macam-macam pendekatan
pembelajaran yang berorientasi kepada guru. Hal ini dikarenakan guru memegang peranan yang
sangat penting atau dominan dalam strategi ini.
2. Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI)
Strategi Pembelajaran Inquiry (SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan
pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawabannya
dari suatu masalah yang ditanyakan. Proses berpikir ini biasa dilakukan melalui tanya jawab antara
guru dan siswa.
Dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu maturation, physical experience, social experience dan
equilibration.
3. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM)
Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah.
4. Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)
Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir merupakan strategi pembelajaran yang
menekankan kepada kemampuan berpikir siswa. Dalam pembelajaran ini materi pelajaran tidak
disajikan begitu saja kepada siswa, akan tetapi siswa dibimbing untuk proses menemukan sendiri
konsep yang harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus menerus dengan memanfaatkan
pengalaman siswa.
5. Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK)
Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam
kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
6. Strategi Pembelajaran Kontekstual (CTL)
Strategi pembelajaran kontekstual/Contextual teaching and learning (CTL) adalah konsep belajar
yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya
dalam kehidupan mereka sehari-hari.
7. Strategi Pembelajaran Afektif (SPA)
Strategi pembelajaran afektif memang berbeda dengan strategi pembelajaran kognitif dan
keterampilan. Afektif berhubungan dengan nilai (value) yang sulit diukur karena menyangkut
kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam diri siswa. Dalam batas tertentu, afeksi dapat muncul
dalam kejadian behavioral.
NOMOR 22 *)
Materi/Topik :
Macam-macam strategi pembelajaran untuk membangun motivasi, interaksi sosial yang positif,
kemampuan berfikir kritis (critical thinking skill), kemampuan menyelesaian masalah (problem
solving skill), kemampuan unjuk kerja (perfomance skill) dan etos kerja.
Sub materi/sub topik :
Berbagai strategi pembelajaran untuk membangun kemampuan berpikir kritis (critical thinking
skill)
Indikator :
Menerapkan strategi pembelajaran untuk membangun kemampuan berpikir kritis (critical
thinking skill)
TEORI CRITICAL THINKING
Critical thinking adalah sejenis keterampilan berpikir tingkat tinggi di mana individu menunjukkan
kemampuan mereka untuk secara ilmiah dan penuh pertimbangan mengevaluasi suatu fenomena dari
pandangan yang berbeda dalam konteks yang berbeda untuk membuat keputusan akhir yang efektif.
Augustine, sebagaimana dikutip oleh Fisher (2008:16), menekankan indikator keterampilan berpikir
kritis yang penting, meliputi:
1) Menyatakan kebenaran pertanyaan atau pernyataan
2) Menganalisis pertanyaan atau pernyataan;
3) Berpikir logis;
4) Mengurutkan, misalnya secara temporal, secara logis, secara sebab akibat;
5) Mengklasifikasi, misalnya gagasan objek-objek;
6) Memutuskan, misalnya apakah cukup bukti;
7) Memprediksi (termasuk membenarkan prediksi);
8) Berteori;
9) Memahami orang lain dan dirinya
Berdasarkan indikator-indikator tersebut dapat disimpulkan bahwa berpikir kirtis merupakan proses
berpikir yang berlandaskan pada gagasan dan pemikiran dalam mengemukakan alasan untuk
menyimpulkan dan menyelesaikan masalah. Aplikasi dalam pembelajaran matematika berpikir kritis
dalam menyelesaikan masalah berarti siswa paham konsep mana yang digunakan untuk menyelesaikan
masalah dengan alasan dan pemikiran.
Model Pembelajaran Problem Based Learning
Pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata yang tidak
terstruktur (ill-structured) dan bersifat terbuka (open-ended) sebagai konteks atau sarana bagi siswa
untuk mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta membangun
pengetahuan baru.
Sintaks Model Problem Based Learning
Tahap Tingkah laku Guru
Tahap 1
Orientasi peserta didik pada
masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang
dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita
untuk memunculkan masalah, memotivasi peserta didik untuk
terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih
Tahap 2
Mengorganisasikan peserta didik
dalam belajar.
Guru membantu peserta didik untuk mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah
tersebut.
Tahap 3
Membimbing penyelidikan
kelompok
Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi
yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan
penjelasan dan pemecahan masalah
Tahap 4
Mengembangkan dan menyajikan
hasil karya.
Guru membantu peserta didik dalam merencanakan dan
menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model
serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.
Tahap 5
Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah.
Guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau
evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang
mereka gunakan
NOMOR 23 *)
Materi/Topik :
Macam-macam strategi pembelajaran untuk membangun motivasi, interaksi sosial yang positif,
kemampuan berfikir kritis (critical thinking skill), kemampuan menyelesaian masalah (problem
solving skill), kemampuan unjuk kerja (perfomance skill) dan etos kerja.
Sub materi/sub topik :
Berbagai strategi pembelajaran untuk membangun kemampuan menyelesaikan masalah (problem
solving skill)
Indikator :
Menetapkan strategi pembelajaran untuk membangun kemampuan menyelesaikan masalah
(problem solving skill)
Pengertian Model Pembelajaran Problem Solving
model pembelajaran problem solving adalah metode pembelajaran yang mengaktifkan dan melatih
siswa untuk menghadapi berbagai masalah dan dapat mencari pemecahan masalah atau solusi dari
permasalahan itu.
Langkah – langkah/Sintak Model pembelajaran problem solving
1. I can (Saya mampu/ bisa): tahap membangkitkan motivasi dan membangun/menumbuhkan
keyakinan diri siswa.
2. Define (Mendefinisikan): membuat daftar hal yang diketahui dan tidak diketahui, menggunakan
gambar grafis untuk memperjelas permasalahan.
3. Explore (Mengeksplorasi) : merangsang siswa untuk mengajukan pertanyaanpertanyaan dan
membimbing untuk menganalisis dimensi-dimensi permasalahan yang dihadapi.
4. Plan (Merencanakan): mengembangkan cara berpikir logis siswa untuk menganalisis masalah dan
menggunakan flochart untuk mengambarkan permasalahan yang dihadapi.
5. Do it (Mengerjakan): membimbing siswa secara sistematis untuk memperkiraan jawaban yang
mungkin untuk memecahkan masalah.
6. Check (Mengoreksi kembali): membimbing siswa untuk mengecek kembali jawaban yang dibuat,
mungkin ada beberapa kesalahan yang dilakukan.
7. Generalize (Generalisasi): membimbing siswa untuk mengajukan pertanyaan
Sintak model pembelajaran problem solving terdiri dari 6 tahap, yaitu sebagai berikut.
1. Merumuskan masalah
Kemampuan yang diperlukan adalah : mengetahui dan merumuskan masalah secara jelas.
2. Menelaah masalah
Kemampuan yang diperlukan adalah : menggunakan pengetahuan untuk memperinci, menganalisis
masalah dari berbagai sudut.
3. Merumuskan hipotesis
Kemampuan yang diperlukan adalah : berimajinasi dan menghayati ruang lingkup, sebab akibat dan
alternatif penyelesaian.
4. Mengumpulkan dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis
Kemampuan yang diperlukan adalah : kecakapan mencari dan menyusun data. Menyajikan data
dalam bentuk diagram, gambar atau tabel.
5. Pembuktian hipotesis
Kemampuan yang diperlukan adalah : kecakapan menelaah dan membahas data, kecakapan
menghubung-hubungkan dan menghitung, serta keterampilan mengambil keputusan dan kesimpulan.
6. Menentukan Pilihan Penyelesaian.
Kemampuan yang diperlukan adalah : kecakapan membuat alternatif penyelesaian, kecakapan
menilai pilihan dengan memperhitungkan akibat yang akan terjadi pada setiap pilihan.
NOMOR 24
Materi/Topik :
Macam-macam strategi pembelajaran untuk membangun motivasi, interaksi sosial yang positif,
kemampuan berfikir kritis (critical thinking skill), kemampuan menyelesaian masalah (problem
solving skill), kemampuan unjuk kerja (perfomance skill) dan etos kerja.
Sub materi/sub topik :
Berbagai strategi pembelajaran untuk membangun kemampuan unjuk kerja (performance skill)
Indikator :
Menetapkan strategi pembelajaran untuk membangun kemampuan unjuk kerja (performance
skill)
Idem
NOMOR 25 *)
Materi/Topik :
Karakteristik silabus, RPP, LKPD, dan Teknik Penilaian
Sub materi/sub topik :
karakteristik Teknik Penilaian
Indikator :
Diberikan indikator pembelajaran Kompetensi Dasar (KD) suatu materi , peserta dapat
merumuskan alat evaluasi yang relevan dengan materi tersebut.
Pengertian Silabus
Silabus merupakan seperangkat rencana serta pengaturan pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang
disusun secara sistematis yang memuat komponen-komponen yang saling berkaitan untuk mencapai
penguasaan kompetensi dasar.
beberapa fungsi umum dari silabus :
1. Silabus dapat dijadikan pedoman dalam penyusunan buku siswa. Buku siswa memuat tentang
materi pelajaran, aktivitas peserta didik, dan evaluasi pembelajaran.
2. Silabus menjadi acuan dalam penyusunan rencana pembelajaran, untuk semua kajian mata
pelajaran, atau pun pengelolaan kegiatan pembelajaran dan pengembangan penilaian hasil
pembelajaran.
3. Hasil pengembangan Silabus dalam bentuk perangkat pembelajaran berfungsi sebagai alat untuk
aktualisasi kurikulum secara operasional pada tingkat satuan pendidikan, sehingga memudahkan
guru melakukan pembelajaran.
Beberapa komponen yang harus ada dalam silabus adalah sebagai berikut :
1. Identitas mata pelajaran
2. Dentitas sekolah : Memuat nama satuan pendidikan dan kelas
3. Kompetensi Inti (KI), merupakan gambaran mengenai kompetensi dalam aspek sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari oleh peserta didik untuk jenjang sekolah,
kelas, dan mata pelajaran.
4. Kompetensi Dasar (KD), merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran
5. Indikator pencapaian kompetensi, adalah perilaku yang dapat diukur atau diamati untuk
menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran.
6. Materi Pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedut yang relevan, dan ditulis dalam bentuk
butir-butir sesuai dengan rumusan indicator pencapaian kompetensi.
7. Pembelajaran, adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk mencapai
kompetensi yang diharapkan
8. Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan
pencapaian hasil belajar peserta didik
9. Alokasi Waktu, sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum untuk satu semester
atau satu tahun.
10. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau sumber belajar
lain yang relevan
KARAKTERISTIK RPP
RPP merupakan salah satu perangkat atau acuan pendidik untuk melakukan pembelajaran,agar
pembelajaran dapat berlangsung secara aktif,kreatif, menyenangkan, memotivasi,dan menumbuhkan
bakat-bakat siswa.
Karakteristik rencana pelaksanaan dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa
dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan bekewajiban menyusun RPP secara
lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung, secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotifasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis siswa.
Ciri-ciri RPP yang baik adalah sebagai berikut :
1. Memuat aktivitas proses belajar mengajar yang akan dilaksanakan oleh guru yang akan menjadi
pengalaman belajar bagi siswa.
2. Langkah-langkah pembelajaran disusun secara sistematis agar tujuan pembelajaran dapat dicapai.
3. Langkah pembelajaran disusun serinci mungkin, sehingga apabila RPP digunakan oleh guru
(misalnya ketika guru mata pelajaran tidak hadir), mudah dipahami dan tidak menimbulkan
penafsiran ganda.
PENGERTIAN LKPD
Lembar kerja peserta didik (LKPD) merupakan salah satu sarana untuk membantu dan mempermudah
dalam kegiatan belajar mengajar sehingga akan terbentuk interaksi yang efektif antara peserta didik
dengan pendidik, sehingga dapat meningkatkan aktifitas peserta didik dalam peningkatan prestasi
belajar.
Karakteristik LKPD meliputi :
1. Lembar kegiatan peserta didik (LKPD) yang dikembangkan disesuaikan dengan RPP dan metode
pembelajaran yang digunakan.
2. LKPD yang dikembangkan memuat tentang indikator-indikator yang dilatihkan pada peserta didik.
3. LKPD berpusat pada peserta didik dan mengarahkan peserta didik untuk berpikir.
4. LKPD memenuhi kriteria kevalidan dan dinyatakan reliabel.
KARAKTERISTIK TEKNIK PENILAIAN
Dalam permendikbud nomor 81A tentang implementasi kurikulum 2013, disebutkan beberapa
karakteristik penilaian yang harus diperhatikan guru yaitu:
1. Belajar tuntas
Untuk kompetensi pada kategori pengetahuan dan keterampilan (KI-3 dan KI-4), peserta didik tidak
diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan
dengan prosedur yang benar dan hasil yang baik.Asumsi yang digunakan dalam belajar tuntas
adalah peserta didik dapat belajar apapun, hanya waktu yang dibutuhkan yang berbeda. Peserta
didik yang belajar lambat perlu waktu lebih lama untuk materi yang sama, dibandingkan peserta
didik pada umumnya.
2. Otentik
Memandang penilaian dan pembelajaran secara terpadu. Penilaian otentik harus mencerminkan
masalah dunia nyata, bukan dunia sekolah. Menggunakan berbagai cara dan kriteria holistik
(kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap). Penilaian otentik tidak
hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa
yang dapat dilakukan oleh peserta didik.
3. Berkesinambungan
Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan hasil belajar
peserta didik, memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus menerus dalam bentuk
penilaian proses, dan berbagai jenis ulangan secara berkelanjutan (ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester, atau ulangan kenaikan kelas).
4. Berdasarkan acuan kriteria
Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi dibandingkan terhadap
kriteria yang ditetapkan, misalnya ketuntasan minimal, yang ditetapkan oleh satuan pendidikan
masing-masing.
5. Menggunakan teknik penilaian yang bervariasi
Teknik penilaian yang dipilih dapat berupa tertulis, lisan, produk, portofolio, unjuk kerja, projek,
pengamatan, dan penilaian diri.
NOMOR 26-28 *)
Materi/Topik :
Karakteristik silabus, RPP, LKPD dan teknik penilaian
Sub materi/sub topik :
Karakteristik RPP
Indikator :
- Mengidentifikasi karakateristik RPP
- Menyusun materi soal TKI berbasis HOTS
- Merumuskan kisi-kisi penilaian
1. Mengidentifikasi karakateristik RPP
RPP adalah sebuah rancangan pembelajaran yang dibuat oleh guru sebelum melakukan
pembelajaran di dalam kelas, pembuatan RPP yaitu untuk acuan guru dalam belajar yang dimana
dalam RPP tersebut terdapat indikator, KI, Dan KD.
RPP merupakan persiapan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sebelum mengajar.
Penyusunan RPP ini merupakan upaya untuk mencapai tujuan dari proses pembelajaran yang telah
ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran dan juga upaya mencapai kompetensi yang
diharapkan, yakni kompetensi kognitif, afektif dan kompetensi psikomotor.
Prinsip-prinsip RPP adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan RPP baik itu dalam
perbedaan jenis kelamin,kondisi fisik pesertadidik, maupun keadaan kondisi piesertadidik dimana
mereka tinggal.Mengenai prinsip –prinsip RPP adapun prinsip Menurut Nanang Hanafiah dan Cucu
Suhana (2012, hml.122,).
1. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik
RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin , kemampuan awal, tingkat
intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, latar
belakang budaya, norma, nilai, dan /atau lingkungan pesertadidik.
2. Mendorong partisipasi aktif peserta didik
Prosespembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi,
minat, aktivitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian dan semangat belajar.
3. Mengembangkan membaca dan menulis proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan
kegemaran membaca, pemahamaan beragan bacaan,dan berkreasi dalam beragan bentuk tulisan
4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut.
RPP Memuat rancangan program pemberian umpan balik positif ,penguatan, pengayaan, dan
remedi.
5. Keterkaitan dan keterpaduan
RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduanantara SK,KD,materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran,indikator pencapaian kompetensi,penilaian dan sumber
belajar dalam satukeutuhan pengalaman belajar.RPP disusun dengan mengakomodasikan
pembelajaran tematik ,keterpaduan lintas mata pelajaran,lintas aspek belajar, dan keragaman
budaya.
6. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi. RPP disusun dengan mempertimbangkan
penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi ,sistematis,dan efektifsesuai
dengan situasi dan komdisi.
Karakteristik RPP
RPP merupakan salah satu perangkat atau acuan pendidik untuk melakukan pembelajaran,agar
pembelajaran dapat berlangsung secara aktif,kreatif, menyenangkan, memotivasi,dan menumbuhkan
bakat-bakat siswa. RPP memiliki ciri-ciri umum yaitu sebagai mana dijelaskan Jamil Suprihatiningrum
(2012 hlm 114.)
“karakteristik rencana pelaksanaan dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa
dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan bekewajiban menyusun RPP secara
lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung, secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotifasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis siswa.”
Selain pendapat diatas yang sikemukakan oleh Jamil Suprihatiningrum Adapun ciri-ciri RPP secara
umum dalam blog www.disdik.jabarprov.go.id/datadisdik/img/file.perpu.../rpp1 diakses pada tanggal
18mei 2017 pukul 10.20 WIB . ciri-ciri RPP yang baik adalah sebagai berikut :
1. Memuat aktivitas proses belajar mengajar yang akan dilaksanakan oleh guru yang akan menjadi
pengalaman belajar bagi siswa.
2. Langkah-langkah pembelajaran disusun secara sistematis agar tujuan pembelajaran dapat dicapai.
3. Langkah pembelajaran disusun serinci mungkin, sehingga apabila RPP digunakan oleh guru
(misalnya ketika guru mata pelajaran tidak hadir), mudah dipahami dan tidak menimbulkan
penafsiran ganda.
Maka dengan demikian dapat disimpulkan setiap guru yang akan melaksanakan pembelajaran harus
membuat RPP karena RPP adalah sebuah acuan penting untuk guru dalam melakukan pembelajaran
yang dimana dalam RPP terdapat adanya KI,KD,dan indikator dan RPP tersebut dapat menunjang
pembelajaran lebih aktif kreatif dan menyenangkan.
2. Menyusun materi soal TKI berbasis HOTS
Langkah-langkah menyusun soal HOTS
HOTS atau higher order thinking skill adalah proses berpikir tingkat tinggi. Dalam taksonomi
bloom yang direvisi Anderson menduduki level C4, C5 dan C6, analisis, evaluasi. dan
kreasi. HOTS adalah kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif
yang merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi
Guru dituntut untuk melakukan proses pembelajaran yang HOTS sehingga muaranya peserta didik
mampu menyelesaikan soal HOTS. Soal HOTS harus mampu mengukur transfer of knowledge,
Problem solving dan Critical thinking. Soal HOTS merupakan instrumen pengukuran yang
digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi, yaitu keterampilan berpikir yang
tidak sekadar mengingat (remember), memahami (undestand), atau menerapkan (apply).
Langkah-langkah menyusun soal HOTS antara lain :
1. Menganalisis KD yang dapat dibuat soal-soal HOTS
Terlebih dahulu guru-guru memilih KD yang dapat dibuatkan soal-soal HOTS. Tidak semua
KD dapat dibuatkan model-model soal HOTS. Guru-guru secara mandiri atau melalui forum
MGMP dapat melakukan analisis terhadap KD yang dapat dibuatkan soal-soal HOTS.
2. Menyusun kisi-kisi soal
Kisi-kisi penulisan soal-soal HOTS bertujuan untuk membantu para guru dalam menulis butir
soal HOTS. Secara umum, kisi-kisi tersebut diperlukan untuk memandu guru dalam: (a)
memilih KD yang dapat dibuat soal-soal HOTS, (b) memilih materi pokok yang terkait dengan
KD yang akan diuji, (c) merumuskan indikator soal, dan (d) menentukan level kognitif.
3. Memilih stimulus yang menarik dan kontekstual.
Stimulus yang digunakan hendaknya menarik, artinya mendorong peserta didik untuk membaca
stimulus. Stimulus yang menarik umumnya baru, belum pernah dibaca oleh peserta didik.
Sedangkan stimulus kontekstual berarti stimulus yang sesuai dengan kenyataan dalam
kehidupan sehari-hari, menarik, mendorong peserta didik untuk membaca.Dalam konteks Ujian
Sekolah, guru dapat memilih stimulus dari lingkungan sekolah atau daerah setempat.
4. Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal
Butir-butir pertanyaan ditulis sesuai dengan kaidah penulisan butir soal HOTS.Kaidah penulisan
butir soal HOTS, agak berbeda dengan kaidah penulisan butir soal pada umumnya.
Perbedaannya terletak pada aspek materi, sedangkan pada aspek konstruksi dan bahasa relative
sama. Setiap butir soal ditulis pada kartu soal, sesuai format terlampir.
5. Membuat pedoman penskoran (rubrik) atau kunci jawaban
Setiap butir soal HOTS yang ditulis hendaknya dilengkapi dengan pedoman penskoran atau
kunci jawaban.Pedoman penskoran dibuat untuk bentuk soal uraian.Sedangkan kunci jawaban
dibuat untuk bentuk soal pilihan ganda, pilihan ganda kompleks (benar/salah, ya/tidak), dan
isian singkat.
3. Merumuskan kisi-kisi penilaian
Pengertian Penilaian
Penilaian (assessment) merupakan bagian penting dalam proses pendidikan. Istilah penilaian sering
dipahami secara rancu dengan dua istilah lain, yakni pengukuran (measurement) dan evaluasi
(evaluation). Padahal ketiga istilah tersebut memiliki makna yang berbeda, namun saling berkaitan.
Selain ketiga istilah itu, ada istilah keempat yang sering muncul juga, yaitu tes. Tes atau non-tes
merupakan bagian dari kegiatan pengukuran.
Penyusunan Kisi-kisi Instrumen Penilaian Sikap
Krathwohl (1961) dalam Mardapi, menyebutkan tingkatan ranah afektif menurut taksonomi
Krathwohl ada lima, yaitu: receiving (attending), responding, valuing,
organization, dan characterization. Berikut penjelasannya :
Pada tingkat receiving atau attending, peserta didik memiliki keinginan memperhatikan suatu
fenomena khusus atau stimulus, misalnya kelas, kegiatan, musik, buku, dan sebagainya.
1. Pada responding merupakan partisipasi aktif peserta didik, yaitu sebagai bagian dari
perilakunya. Pada tingkat ini peserta didik tidak saja memperhatikan fenomena khusus tetapi ia
juga bereaksi.
2. Tahap valuing melibatkan penentuan nilai, keyakinan atau sikap yang menunjukkan derajat
internalisasi dan komitmen.
3. Tahap commitment adalah menunjukkan lebih dari preferensi/kecenderungan dari
tahap valuing; Lynch at al (2009) mempertegas tahap commitment, dengan penyisipan antara
tahap valuing dengan tahap organization.
4. Pada tingkat organization, nilai satu dengan nilai lain dikaitkan, konflik antar nilai diselesaikan,
dan mulai membangun sistem nilai internal yang konsisten.
5. Tingkat ranah afektif tertinggi adalah characterization nilai. Pada tingkat ini peserta
didik memiliki sistem nilai yang mengendalikan perilaku sampai pada waktu tertentu
hingga terbentuk gaya hidup. menunjukkan pengabdian dan komitmen terhadap nilai-nilai,
sikap, dan disposisi.
Penyusunan Kisi-kisi Instrumen Penilaian Pengetahuan
Penilaian aspek pengetahuan dilakukan dengan berbagai teknik penilaian. Dalam penilaian aspek
ini pendidik diharapkan mampu membuat perencanaan dengan cara mengidentifikasi setiap
kompetensi dasar atau materi pembelajaran sebelum menentukan bentuk penilaian yang sesuai
dengan karakteristik kompetensi dasar yang akan diukur. Perencanaan penilaian dilakukakan saat
pendidik menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Penilaian pengetahuan dapat
dicermati dalam dua perspektif (Bloom Taxonomy), yaitu dimensi pengetahuan yang
diklasifikasikan menjadi faktual, konseptual, prosedural, serta metakognitif. Dan dimensi proses
kognitif ini tersusun secara hirarkis mulai dari mengingat (remembering), memahami
(understanding), menerapkan (applying), menganalisis (analyzing), menilai (evaluating), dan
mencipta (creating). Tahapan tahapan pengetahuan tersebut merupakan perbaikan yang dilakukan
Krathwohl terhadap taksonomi Bloom. Dimensi pengetahuan yang dinilai beserta contohnya
disajikan dalam Tabel berikut ini (Anderson, et.al., 2001).
Langkah-langkah penting dalam perencanaan penilaian adalah sebagai berikut:
1. menetapkan tujuan penilaian;
2. menentukan bentuk penilaian;
3. memilih teknik penilaian;
4. menyusun kisi-kisi;
5. menyusun soal; dan
6. menyusun pedoman penskoran.
Langkah-langkah menyusun kisi-kisi :
1. menentukan kompetensi dasar;
2. memilih materi yang esensial sesuai dengan lingkup materi dan materi yang terkait dengan
kompetensi dasar (KD) yang diuji;
3. merumuskan indikator yang mengacu pada KD dengan memperhatikan materi dan level kognitif;
4. menentukan nomor soal;
5. menentukan bentuk soal yang digunakan.
Penyusunan Kisi-kisi Instrumen Penilaian Keterampilan
Ranah psikomotor sebagai berikut :
1. hasil belajar psikomotor dapat dibedakan menjadi lima tahap, yaitu: imitasi, manipulasi, presisi,
artikulasi, dan naturalisasi (Dave, 1967);
2. mata pelajaran yang berkaitan dengan psikomotor adalah yang lebih beorientasi pada gerakan dan
menekankan pada reaksi–reaksi fisik dan keterampilan tangan (Singer, 1972);
3. hasil belajar psikomotor ada menjadi tiga, yaitu: specific responding, motor chaining, rule using
(Buttler, 1972);
4. berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan’manipulasi yang
melibatkan otot dan kekuatan fisik (Bloom, 1979); dan
5. keterampilan psikomotor ada enam tahap, yaitu: gerakan refleks, gerakan dasar, kemampuan
perseptual, gerakan fisik, gerakan terampil, dan komunikasi nondiskursif (Mardapi, 2003).
Kemdikbud (2016) menjelaskan bahwa penilaian keterampilan merupakan penilaian yang dilakukan
untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam menerapkan pengetahuan untuk melakukan tugas
tertentu di berbagai macam konteks keterampilan, sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi
(IPK). Penilaian keterampilan tersebut meliputi ranah berpikir dan bertindak. Keterampilan ranah
berpikir meliputi keterampilan menggunakan, mengurai, merangkai, modifikasi, dan membuat.
Keterampilan dalam ranah bertindak meliputi membaca, menulis, menghitung, menggambar, dan
mengarang.
Penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai teknik, antara lain penilaian praktik, penilaian
produk, penilaian proyek, penilaian portofolio, dan teknik lain misalnya tes tertulis. Teknik penilaian
keterampilan yang digunakan dipilih sesuai dengan karakteristik KD pada KI-4.
Dalam rangka melakukan pengukuran hasil belajar ranah psikomotor, ada dua hal yang perlu dilakukan
oleh pendidik, yaitu membuat soal dan membuat perangkat/ instrumen untuk mengamati unjuk kerja
peserta didik. Soal untuk hasil belajar ranah psikomotor dapat berupa lembar kerja, lembar tugas,
perintah kerja, dan lembar eksperimen. Instrumen untuk mengamati unjuk kerja peserta didik dapat
berupa lembar observasi atau portofolio (Puspendik, 2015)
Sama halnya dengan soal ranah kognitif, soal untuk penilaian ranah psikomotor juga harus mengacu
pada standar kompetensi yang sudah dijabarkan menjadi kompetensi dasar. Setiap butir standar
kompetensi dijabarkan minimal menjadi 2 kompetensi dasar, setiap butir kompetensi dasar dapat
dijabarkan menjadi 2 indikator atau lebih, dan setiap indikator harus dapat dibuat butir soalnya.
Indikator untuk soal psikomotor dapat mencakup lebih dari satu kata kerja operasional. Sebaiknya guru
merancang secara tertulis sistem penilaian yang akan dilakukan selama satu semester. Rancangan
penilaian ini sifatnya terbuka, sehingga peserta didik, guru lain, dan kepala sekolah dapat melihatnya.
Rangkuman
Kisi-kisi adalah suatu format berbentuk matriks berisi informasi yang dapat dijadikan pedoman untuk
menulis atau merakit instrument. Kisi-kisi disusun berdasarkan tujuan penggunaannya. Langkah
menyusun kisi-kisi sikap adalah:
1. menentukan definisi konseptual dan operasional berdasarkan kompetensi yang akan diukur;
2. mengembangkan indicator;
3. menentukan jenis skala yang digunakan. Langkah-langkah menyusun kisi-kisi soal adalah:
 menentukan kompetensi dasar yang akan diukur;
 memilih materi yang esensial sesuai dengan lingkup materi dan materi yang terkait dengan KD
yang diuji;
 merumuskan indikator yang mengacu pada KD dengan memperhatikan materi dan level
kognitif;
 menentukan nomor soal;
 menentukan bentuk soal yang digunakan.
NOMOR 29 *)
Materi/Topik :
Karakteristik silabus, RPP, LKPD dan teknik penilaian
Sub materi/sub topik :
Karakteristik LKPD
Indikator :
- Mengidentifikasi karakateristik LKPD
Mengidentifikasi karakateristik LKPD
Pengertian LKPD
 LKPD merupakan kumpulan dari lembaran yang berisikan kegiatan peserta didik yang
memungkinkan peserta didik melakukan aktivitas nyata dengan objek dan persoalan yang
dipelajari.
 LKPD berfungsi sebagai panduan belajar peserta didik dan juga memudahkan peserta didik dan
guru melakukan kegiatan belajar mengajar.
 LKPD juga dapat didefinisikan sebagai bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi
materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas yang harus dikerjakan oleh peserta
didik, yang mengacu pada kompetensi dasar yang dicapai (Andi Prastowo, 2011: 204).
 Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik dapat berupa teori dan atau praktik.
Tujuan penyusunan LKPD
a. Memperkuat dan menunjang tujuan pembelajaran dan ketercapaian indikator serta kompetensi
dasar dan kompetensi inti yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
b. Membantu peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Metode dalam menyusun LKPD :
 Memperkaya kegiatan di dalam kelas, contohnya dapat berupa kegiatan di luar kelas atau kegiatan
laboratorium.
 Memotivasi peserta didik.
 Mengembangkan keterampilan proses peserta didik.
 Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memecahkan masalah.
 Menanamkan sikap ilmiah melalui proses pembelajaran.
Langkah-langkah penulisan LKPD :
1. Melakukan analisis kurikulum; KI, KD, indikator dan materi pembelajaran.
2. Menyusun peta kebutuhan LKPD.
3. Menentukan judul LKPD.
4. Menulis LKPD.
5. Menentukan alat penilaian.
ANALISIS KEBUTUHAN LKPD
Analisis kebutuhan dalam pengembangan LKPD adalah :
a. Memperhatikan syarat-syarat pembuatan LKPD
b. Melakukan analisis kurikulum; standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan, dan materi
pembelajaran.
Guru harus mampu memilih materi-materi yang akan dan tepat menggunakan bahan ajar lembar
kegiatan peserta didik (LKPD). Hal-hal yang menyangkut kurikulum termasuk perangkat
pembelajaran harus diperhatikan terutama pada materi dan kompetensi yang harus dicapai siswa.
c. Menyusun peta kebutuhan LKPD
Pada tahap ini ditentukan urut-urutan LKPD agar dapat digunakan secara dengan baik runtut dan
tidak menimbulkan kebingungan.
d. Menentukan judul LKPD
Biasanya ditentukan dan disesuaikan dengan tiap kompetensi yang akan dicapai. Jika terlalu besar
maka dapat disesuaikan dengan tiap-tiap materi pokok yang diajarkan. Dalam penentuan judul
lembar kegiatan peserta didik (LKPD) ini juga harus menentukan komponen penunjang LKPD
lainnya seperti Kompetensi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai juga tujuan penggunaan
LKPD tersebut serta komponen lainnya.
e. Menulis/mendesain LKPD dengan menarik
f. Menentukan alat penilaian
g. Menambahkan kolom komentar dan monitoring guru
h. Merancang struktur LKPD
PENGEMBANGAN LKPD
LKPD merupakan suatu lembaran-lembaran kertas panduan yang digunakan untuk melakukan kegiatan
penyelidikan dan pemecahan masalah berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pengerjaan serta
penilaian. Dalam pengembangan LKPD yang perlu diperhatikan antara lain :
a. Sesuai dengan Kurikulum yang digunakan
b. Perlu dikembangkan dengan memperhatikan RPP dipakai agar relevan
c. Berdasarkan pendekatan
d. Memenuhi syarat struktur dalam pembuatan LKPD serta disusun dengan unsur-unsur TPACK
dimana dapat memanfaatkan teknologi informatika dalam penyusunan LKPD secara daring secara
HOTS.
e. Dikembangkan lebih lanjut ke tingkat lebih tinggi lagi
PENGEMBANGAN LKPD
Proses pengembangan LKPD berbasis pemecahan masalah ini berdasarkan langkah-langkah
pengembangan Research and Development antara lain :
1. Research and information collecting
2. Planning
3. Develop Preliminary form of product
4. Preliminary field testing
5. Main product revision
6. Main field testing
7. Operational product revision
8. Operational field testing
NOMOR 30
Materi/Topik :
Karakteristik, perkembangan intelektual, moral dam sosial kultural, moral dan sosial peserta
didik, lingkungan sekolah, perkembangan teknologi abad ke-21, dan aplikasinya dalam
pembelajaran teknik komputer dan informatika.
Sub materi/sub topik :
Karakteristik perkembangan intelektual
Indikator :
Menganalisis karakteristik peserta didik
- Karakteristik Peserta Didik Abad 21
Saudara mahasiswa, belum selesai pembahasan mengenai generasi milenial, dunia pendidikan
kembali harus menyesuaikan dengan kehadiran generasi z yaitu anak-anak yang lahir setelah tahun
1995. Generasi z berada pada rentang usia 14-19 tahun dan memiliki banyak sebutan seperti
generasi I, Generation Next, New Silent Generation, Homelander, generasi youtube, generasi net,
dan sebagainya (Giunta, 2017). Shenila Janmohamed (2016) dalam buku Generation M: Young
Muslim Changing The World menyebutnya dengan istilah generasi M, yaitu kalangan muda yang
religius namun sekaligus modern. Rideout et.al, (2010) menggunakan istilah generasi M2 dimana
pada usia 8-18 tahun generasi ini lebih banyak menghabiskan waktu berinteraksi dengan media
genre baru (new media) seperti komputer, internet dan video games. Generasi z besar
kemungkinannya tidak sempat menjalani kehidupan analog, namun langsung masuk dalam
lingkungan digital. Silahkan Saudara buktikan dan amati, jarang dijumpai generasi z masih
mendengarkan siaran radio, memutar CD, memutar kaset video, dan menonton televisi. Interaksi
dengan media generasi sebelumnya (old media) seperti televisi, media cetak, dan musik audio
mulai berkurang intensitasnya. Fenomena ini bukan hanya merubah “apa” yang dipelajari, namun
merubah cara “bagaimana” generasi z ini mempelajarinya.
Di Indonesia generasi z bisa dikatagorikan mereka yang lahir sekitar tahun 1995 setelah layanan
internet pertama oleh Indonet di Indonesia tersedia pada tahun 1994. Kesenjangan digital tidak lagi
sekedar ditentukan faktor ekonomi seperti kepemilikan handphone, namun lebih disebabkan
perbedaan tingkat literasi lintas antara generasi guru dan generasi peserta didik. Seperti apakah
karakteristik generasi z? Mari kita cermati bersama-sama!
1. Generasi z menyukai kebebasan dalam belajar (self directed learning) mulai dari mendiagnosa
kebutuhan belajar, menentukan tujuan belajar, mengidentifikasi sumber belajar, memilih
strategi belajar, dan mengevaluasi hasil belajarnya sendiri.
2. Generasi z suka mempelajari hal-hal baru yang praktis sehingga mudah beralih fokus
belajarnya meskipun memiliki kecukupan waktu untuk mempelajarinya.
3. Merasa nyaman dengan lingkungan yang terhubung dengan jaringan internet karena memenuhi
hasrat berselancar, berkreasi, berkolaborasi, dan membantu berbagi informasi sebagai bentuk
partisipasi.
4. Generasi z lebih suka berkomunikasi dengan gambar images, ikon, dan simbol-simbol daripada
teks. Generasi z tidak betah berlama-lama untuk mendengarkan ceramah guru, sehingga lebih
tertarik bereksplorasi daripada mendengarkan penjelasan guru.
5. Memiliki rentang perhatian pendek (short attention span) atau dengan kata lain sulit untuk
berkonsentrasi dalam jangka waktu lama. Generasi z terbiasa bersentuhan dengan teknologi
tinggi dengan aksesibilitas cepat misalnya smartphone. Rentang perhatian manusia semakin
pendek ada di kisaran 8 detik (Glum, 2015).
6. Berinteraksi secara kompleks dengan media seperti smartphone, televisi, laptop, desktop, dan
iPod. Silahkan Saudara amati adakah fenomena seorang peserta didik mengetik dengan laptop
sambil melacak informasi lewat smartphone sekaligus menonton televisi?
7. Generasi z lebih suka membangun eksistensi di media sosial daripada di lingkungan nyata dan
cenderung memilih menggunakan aplikasi seperti Snapchat, Secret dan Whisper daripada
whatsapp.
Guna lebih memahami karakteristik generasi z silahkan Saudara saksikan tayangan video di
http://bit.ly/2JXCcuy kemudian renungkanlah apakah peserta didik-peserta didik yang ada di
daerah masing-masing ada kecenderungan karakteristik yang sama? Berdasarkan video tersebut
Saudara renungkan dan pikirkan sejenak, lalu mencoba untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
berikut;
1. Apakah Saudara dalam keseharian menghadapi peserta didik yang memiliki ciri-ciri serta
harapan yang sama dengan yang ada di video? Apabila berbeda karena Saudara bertugas di
daerah terpencil, apakah fenomena dalam video diyakini juga akan terjadi pada peserta didik di
daerah Saudara?
2. Menurut Saudara sebaiknya kita mempertahankan cara mengajar selama ini atau menyesuaikan
dengan melakukan perubahan atau antisipasi?
3. Apakah peserta didik mengekpresikan kejenuhannya dengan bermain game dan berselancar di
dunia maya yang tidak edukatif?
4. Apakah Saudara menganggap kegemaran generasi z sebagai gangguan yang harus
diberhentikan atau dipandang modalitas belajar yang harus disalurkan?
5. Perubahan-perubahan apa saja yang perlu dilakukan sesuai kondisi Saudara dan kondisi
peserta didik di daerah masing-masing?
6. Peran apa yang seharusnya dilakukan Saudara dalam memfasilitasi peserta didik abad 21?
Silahkan direnungkan dan didiskusikan bersama dengan teman-teman Saudara. Namun,
bagaimanapun peserta didik sulit menghindarkan diri dari dampak teknologi, dimana
pertumbuhan penggunaan perangkat teknologi tentu akan meningkat. Generasi muda perlu
diarahkan untuk mengambil manfaat maksimal dari TIK untuk pembelajaran tanpa memasung
kebebasan namun justeru memberikan saluran ke arah yang positif. Bukankah Saudara tidak
menginginkan peserta didik menjadi objek dari teknologi tanpa bisa mendapatkan manfaat positif?
Teknologi di satu sisi memberikan dampak negatif apabila salah dalam memanfaatkan, sementara
di satu sisi dapat meningkatkan mutu pembelajaran.
Banyak kasus peserta didik yang mengalami kecanduan game sehingga mengalami gangguan
kejiwaan yang merugikan perkembangan peserta didik. Di sinilah peran penting Saudara dalam
membantu peserta didik dalam menghadapi pembelajaran abad 21. Saudara guru abad 21 idealnya
canggih, berempati, mampu memahami peserta didik, selalu tampil memesona dan menjadi mitra
belajar yang dekat bagi peserta didik.
NOMOR 31
Materi/Topik :
Konsep dasar pengetahuan bidang Informatika, Teknik Komputer dan Teknologi Informasi dan
aplikasinya, mencakup materi teknologi informasi dan komputer, sistem komputer, algoritma
dan pemrograman dasar, sistem jaringan dasar, dasar-dasar desain grafis dan
Sub materi/sub topik :
Hubungan antar-konsep untuk mengembangkan produk multimedia
Indikator :
Diberikan kasus, peserta didik diminta untuk mengembangkan produk multimedia dengan
sebelumnya menetapkan beberapa konsep multimedia untuk diterapkan pada produk tersebut
NOMOR 32
Materi/Topik :
Konsep dasar pengetahuan bidang Informatika, Teknik Komputer dan Teknologi Informasi dan
aplikasinya, mencakup materi teknologi informasi dan komputer, sistem komputer, algoritma
dan pemrograman dasar, sistem jaringan dasar, dasar-dasar desain grafis dan
Sub materi/sub topik :
Prinsip video dan audio dengan menggunakan perangkat lunak pengolah video/audio
Indikator :
Memanipulasi video dan audio dengan menggunakan perangkat lunak pengolah video/audio
Melakukan editan pada video merupakan salah hal yang sering dilakukan oleh pembuat video. Entah
itu sebuah video hiburan, video aktivitas sehari-hari, video tutorial, video game dan lain sebagainya.
Pada saat ini telah banyak tersedia aplikasi edit video pada perangkat smartphone maupun perangkat
komputer yang bisa digunakan pada oleh seorang konten kreator. Mulai dari aplikasi berukuran besar
sampai aplikasi berukuran kecil.
Aplikasi pada perangkat komputer dan perangkat smartphone memang memiliki sedikit perbedaan.
Aplikasi pada perangkat komputer memiliki banyak fitur namun berukuran besar. Sedangkan aplikasi
pada perangkat smartphone hanya memiliki sedikit fitur namun memiliki ukuran kecil
Salah satu aplikasi editing video yang tersedia pada komputer yaitu Adobe Premiere Pro CC 2018.
Adobe Premiere Pro CC 2018 adalah salah satu aplikasi yang digunakan untuk melakukan edit pada
video yang memberikan kemudahan kepada penggunanya dalam melakukan edit video. Beragam fitur
keren dan menarik banyak tersedia pada aplikasi ini, salah satunya yaitu fitur Transisi video.
Menambahkan Transisi pada video, akan memberikan penampilan yang menarik terhadap video yang
telah kita buat. tak hanya itu saja, penambahan transisi ini merupakan salah satu desain yang ada dalam
video.
Macam-macam Video Efek yang ada di adobe premier pro :
• Adjust • Channel • Image Control, dll
• Blur & Sharpen • Distort
Adjust adalah efek pada video yang digunakan untuk mengatur dan memperbaiki kualitas gambar pada
video. Ada beberapa effek yang terdapat dalam Adjust, yaitu :
• Auto Color • Extract
• Auto Contrast • Level
• Auto Level • Posterize
• Brightness & Contrast • ProcAmp
• Channel Mixer • Shadow/Highlight
• Convolution Kernel
Blur & Sharpen adalah efek pada video yang digunakan untuk memberikan efek blur (pemudaran) dan
sharpen (penguatan tepi/bentuk). Macam-macam efek Blur & Sharpen yang disediakan oleh Adobe
Premiere :
• Camera Blur • Gaussian Sharpen
• Channel Blur • Radial Blur
• Directional Blur • Sharpen
• Gaussian Blur • Sharpen Edge
Channel adalah efek pada video yang digunakan untuk memberikan efek blending dan invert. Macam-
macam efek Channel yang disediakan :
• Blend
• Invert
Distort adalah efek pada video yang digunakan untuk memberikan visualisasi seolah-olah clip
terdistorsi oleh efek yang diberikan. Macam-macam efek Distort yang disediakan :
• Bend • Ripple
• Lens Distortion • Wave Warp • Mirror
Keying adalah efek pada video yang menggunakan keyframe sebagai dasar dalam pemberian efeknya.
Macam-macam efek Keying yang disediakan :
• Alpha Adjust • Blue Screen Key • Chroma Key • Green Screen Key
NOMOR 33 *)
Materi/Topik :
Konsep dasar pengetahuan bidang Informatika, Teknik Komputer dan Teknologi Informasi dan
aplikasinya, mencakup materi teknologi informasi dan komputer, sistem komputer, algoritma
dan pemrograman dasar, sistem jaringan dasar, dasar-dasar desain grafis dan
Sub materi/sub topik :
Konsep test case dan tata cara pengujian program komputer
Indikator :
Menerapkan test case dan tata cara pengujian program komputer
Pengujian perangkat lunak adalah proses atau rangkaian proses yang dirancang untuk
memastikan bahwa program computer menjalankan apa yang seharusnya dilakukan dan sebaliknya,
memastikan program agar tidak melakukan hal yang tidak diharapkan. Sebuah perangkat lunak
seharusnya dapat diprediksi dan konsisten. Tugas utama dari seorang penguji adalah untuk menemukan
bug atau error sebanyak mungkin serta mengetahui bagaimana error atau bug itu dihasilkan. Sehingga
dapat dikatakan bahwa pengujian adalah proses mengeksekusi program dengan tujuan untuk
menemukan error. Pengujian merupakan proses penting dalam siklus pengembangan software untuk
memastikan kualitas dari sebuah software.
Proses pengujian terdiri dari beberapa aktifitas yang biasa disebut sebagai siklus hidup
pengujian. Pada beberapa praktek, masing-masing aktifitas dapat dilakukan secara formal atau
informal.
Mengidentifikasikan kondisi pengujian merupakan aktifitas pengujian yang pertama untuk
menentukan apa yang bisa diuji dan memberikan prioritas terhadap kondisi-kondisi pengujian yang
ada. Kondisi pengujian adalah suatu hal atau peristiwa yang dapat diverifikasi melalui proses
pengujian. Terdapat berbagai jenis kondisi pengujian dari suatu sistem, sesuai dengan kategori dari
pengujian yang dilakukan, apakah pengujian fungsional, pengujian keamanan, dst.
Aktifitas kedua adalah perancangan test case yang bertujuan untuk menentukan bagaimana
pengujian akan dilakukan. Sebuah test case adalah sekumpulan dari pengujian yang dilakukan secara
sekuensial dan terkait dengan tujuan dari pengujian. Perancangan test case akan menghasilkan
sejumlah percobaan yang terdiri dari nilai inputan, hasil yang diharapkan, serta informasi lain yang
dibutuhkan untuk menjalankan pengujian seperti kondisi prasyarat pengujian. Berikut ini adalah contoh
dari test case pada kasus pembelian (order) barang.
Aktifitas selanjutnya adalah membangun test case, yang dapat dibagi menjadi dua kategori;
secara manual atau otomatis. Pembuatan test case secara manual akan menghasilkan sebuah prosedur
pengujian, yang merupakan langkah menjalankan pengujian dengan informasi test input/test data yang
dibutuhkan beserta output yang diharapkan. Sedangkan dalam pengujian otomatis, test case dibuat
dalam bentuk test script. Test Script adalah data dan/atau instruksi yang berupa syntax formal yang
dapat dieksekusi oleh sebuah alat mengujian otomatis. Sebuah test script dapat mengimplementasikan
satu atau lebih test case, navigasi, prosedur persiapan dan pembersihan serta verifikasi.
NOMOR 34
Materi/Topik :
Konsep dasar pengetahuan bidang Informatika, Teknik Komputer dan Teknologi Informasi dan
aplikasinya, mencakup materi teknologi informasi dan komputer, sistem komputer, algoritma
dan pemrograman dasar, sistem jaringan dasar, dasar-dasar desain grafis dan
Sub materi/sub topik :
Fitur perangkat lunak pembelajaran kolaboratif daring
Indikator :
Menganalisis fitur perangkat lunak pembelajaran kolaboratif daring
MENGANALISIS FITUR PERANGKAT LUNAK PEMBELAJARAN
KOLABORATIF DARING
Dalam rangka mendukung kelas maya dimanfaatkanlah berbagai perangkat lunak/aplikasi/sistem yang
pada umumnya berbasis web. Secara umum dikenal dua jenis aplikasi yaitu aplikasi Learning
Management System (LMS) dan Learning Content Management System (LCMS). Akan tetapi dalam
perkembangan selanjutnya, seiring meluasnya pemanfaatan Social Network (SN) khususnya Facebook,
muncullah aplikasi Social Learning Network (SLN) sebagai salah satu alternatif bentuk kelas maya.
1. Learning Management System (LMS)
LMS adalah sebuah aplikasi yang berfungsi mengadministrasikan secara otomatis berbagai
kegiatan pembelajaran. Guru dapat menggunakan aplikasi ini untuk berbagi sumber belajar,
berinteraksi, dan berdiskusi dengan siswa, menyampaikan pengumuman, memberi tugas maupun
ujian, serta memberikan penilaian, sedangkan siswa dapat membaca materi belajar, menjawab
pertanyaan, berdiskusi, serta mengirimkan tugas dan menjawab soal-soal ujian. Contoh dari LMS
antara lain; Moodle, Dokeos, aTutor.
2. Learning Content Management System (LCMS)
LCMS adalah sebuah aplikasi yang digunakan oleh pemilik kozten untuk mendaftar (register),
menyimpan (store), menggabungkan (assembly), mengelola (manage), dan memublikasikan
(publish) konten pembelajaran untuk penyampaian melalui web, bentuk cetak, maupun CD. Secara
lebih rinci, LCMS adalah sebuah aplikasi untuk mengelola konten pembelajaran. LCMS tidak
hanya dapat membuat, mengelola, dan menyediakan modul-modul pembelajaran, tetapi juga
mengelola dan menyunting (edit) semua bagian yang membentuk sebuah katalog. Contoh dari
LCMS antara lain; Claroline, e-doceo solutions.
3. LMS vs LCMS
Perbedaan utama dari LMS dan LCMS adalah LMS merupakan media interaksi antara siswa dan
guru, sedangkan LCMS adalah media yang digunakan oleh penulis konten maupun perusahaan
penerbit konten.
4. Social Learning Network/s (SLN/SLNs)
LMS dan LCMS merupakan perangkat lunak yang telah banyak digunakan dan terbukti handal dalam
penerapan sistem e-learning. Akan tetapi sistem ini juga memiliki beberapa kelemahan. Salah satu
kelemahannya adalah sebagian besar dari sistem ini kurang memperhatikan daya suai (adaptability),
fleksibilitas, dan hubungan sosial. Bahkan pada sebagian kasus, fitur-fitur kolaborasi dan fitur analisis
hubungan sosial dinonaktifkan yang menyebabkan pengelola sistem tidak dapat mengetahui hal-hal yang
sedang dikerjakan oleh komunitasnya. Oleh karena itu, dalam perkembangan teknologi saat ini, konsep
hubungan sosial dan kepedulian sosial mulai diterapkan dan memberikan pengaruh yang berarti terhadap
kolaborasi dan pembelajaran. Dengan adaptasi konsep ini dalam teknologi, siswa dapat berkolaborasi,
meningkatkan kemampuan kognitif, dan keterampilan sosialnya. Oleh karena itu, muncullah paradigma baru
dalam belajar yang disebut CSSL (Computer Supported Social Learning). Di dalamnya terdapat konsep
Social Learning Networkyang bertujuan untuk mendorong penggunanya memiliki pengalaman baru dalam
belajar menggunakan jejaring sosial (Social Network) yang telah dilengkapi dengan konsep kepedulian
sosial.
WWW adalah singkatan dari kata world wide web. Istilah world wide web apabila disingkat yaitu
menjadi WWW. Akronim WWW world wide web merupakan singkatan/akronim resmi dalam Bahasa
Indonesia.
Penjelasan / Informasi Lebih Rinci (Detil) :
Akronim / Singkatan : WWW
Nama Diri / Kepanjangan : waring wera wanua (world wide web)
NOMOR 35
Materi/Topik :
Konsep dasar pengetahuan bidang Informatika, Teknik Komputer dan Teknologi Informasi dan
aplikasinya, mencakup materi teknologi informasi dan komputer, sistem komputer, algoritma
dan pemrograman dasar, sistem jaringan dasar, dasar-dasar desain grafis dan
Sub materi/sub topik :
Konsep Komunikasi sinkron dan asinkron dalam jaringan
Indikator :
Menganalisis komunikasi sinkron dan asinkron dalam jaringan
NOMOR 36
Materi/Topik :
Konsep dasar pengetahuan bidang Informatika, Teknik Komputer dan Teknologi Informasi dan
aplikasinya, mencakup materi teknologi informasi dan komputer, sistem komputer, algoritma
dan pemrograman dasar, sistem jaringan dasar, dasar-dasar desain grafis dan
Sub materi/sub topik :
Konsep pembuatan e- book"
Indikator :
Menganalisis pembuatan e-book
NOMOR 37 *)
Materi/Topik :
Konsep dasar pengetahuan bidang Informatika, Teknik Komputer dan Teknologi Informasi dan
aplikasinya, mencakup materi teknologi informasi dan komputer, sistem komputer, algoritma
dan pemrograman dasar, sistem jaringan dasar, dasar-dasar desain grafis dan
Sub materi/sub topik :
Konsep pasca-produksi video, animasi dan/atau music digital
Indikator :
Mengevaluasi pasca-produksi video, animasi dan/atau music digital
PASCAPRODUKSI VIDEO
Kegiatan pascaproduksi pada dasarnya adalah kegiatan menyunting (editing). Editing video
merupakan proses menyusun dan menata hasil rekaman gambar menjadi satu keutuhan berdasakan
naskah.
Pekerjaan ini meliputi capturing/importing, pemotongan, penggabungan, penyisipan gambar, transisi,
dan gambar pendukung lainnya serta pemaduan suara.
- Capturing/Importing
Proses memindahkan hasil rekaman gambar dari kamera ke perangkat editing dapat dilakukan
dengan cara capturing/importing. Capturing dilakukan bila hasil rekaman tidak berupa file video,
sedangkan importing dilakukan bila hasil rekaman berupa file video yang dapat dibaca oleh
perangkat editing.
- Pemotongan dan Pemaduan Gambar
Proses memotong hasil rekaman gambar untuk mendapatkan hasil potongan video
yang lebih baik
- Pengaturan Transisi
Transisi merupakan bentuk perpindahan antarpotongan gambar untuk menjaga kontinuitas gambar,
membentuk suasana, pembeda waktu dan tempat. Jenis-jenis transisi adalah sebagai berikut :
1) Cut/Cut To
Cut berfungsi sebagai perpindahan atau transisi dari satu gambar atau adegan ke adegan yang
lain secara langsung
2) Dissolve
Dissolve berfungsi sebagai jembatan potongan gambar yang secara berangsur - angsur terjadi
perpindahan gambar. Dissolve digunakan untuk: menciptakan suasana kejadian romantis,
halus, mengalir, sedih;
3) Wipe
Wipe berfungsi sebagai transisi yang menggantikan gambar dengan gambar berikutnya dengan
cara bergerak dari satu sisi ke sisi lain menggunakan pola bentuk tertentu. Wipe digunakan
untuk: menciptakan suasana ceria, bahagia, glamour; memberikan kesan retro.
4) Fade/Fading
Fading berfungsi sebagai transisi yang menggantikan gambar dari gelap perlahan-lahan
menjadi terang (fade in) atau dari gambar terang berubah secara berangsur-angsur menjadi
gelap (fade out). Fade berfungsi untuk : sebagai awal dari sebuah adegan; membedakan
perubahan waktu
- Pemaduan Suara
Pemaduan suara adalah proses memadukan suara latar ke dalam track audio dengan gambar yang
sudah tersusun.
- Rendering
Proses akhir penyatuan hasil editing menjadi satu kesatuan video yang utuh
- Editing
Untuk melakukan sebuah penyuntingan (editing) video diperlukan peralatan komputer/laptop dan
menggunakan aplikasi editing video. Terdapat banyak aplikasi editing video saat ini. Pada
pembahasan ini akan dicontohkan penyuntingan menggunakan Windows Movie Maker.
Windows Movie Maker adalah perangkat lunak yang merupakan bagian dari Windows Live
Essentials
Format file hasil rekaman yang dapat diimpor ke Windows Movie Maker adalah:
• File video berformat: .asf, .avi, .wmv, .mp4, .mpeg, .mpg, .m1v, .mp2, .mov.
• File audio berformat: .wav, .asf, .aif, .aifc, .aiff, .mp3, m4a.
• File Windows Media berformat: .asf, .wm, .wma, .wmv.
• File gambar berformat: .bmp, .jpg, .jpeg, .jpe, .jfif, .gif, .png, .ico.
Program ini memiliki berbagai fitur dasar penyuntingan video yang sangat sederhana,
namun sudah mencukupi bagi para pengguna pemula.
Harap diingat, untuk memulai editing dengan Windows Movie Maker video harus sudah
ada di PC/Komputer yang akan digunakan untuk editing. Program ini merupakan program yang
secara otomatis sudah terinstal pada Windows Xp dan Vista sedangkan untuk Windows 7, 8 dan 10
pengguna perlu melakukan instalasi terlebih dahulu.
Semejak tahun 2012, Windows Movie Marker menjadi bagian dari Windows Essentials
2012, akan tetapi pada tanggal 10 Januari 2017 pihak Windows menyatakan mengakhiri dukungan
untuk program ini.
NOMOR 38
Materi/Topik :
Konsep dasar pengetahuan bidang Informatika, Teknik Komputer dan Teknologi Informasi dan
aplikasinya, mencakup materi teknologi informasi dan komputer, sistem komputer, algoritma
dan pemrograman dasar, sistem jaringan dasar, dasar-dasar desain grafis dan
Sub materi/sub topik :
Konsep suatu proses, fenomena, solusi TIK dengan mempresentasikan, memvisualisasikan serta
memerhatikan Hak Kekayaan Intelektual dan etika digital
Indikator :
Mengkomunikasikan suatu proses, fenomena, solusi TIK dengan mempresentasikan,
memvisualisasikan serta memerhatikan Hak Kekayaan Intelektual dan etika digital
KONSEP DASAR HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
Hak Kekayaan Intelektual atau yang sering disebut HAKI merupakan hak eksklusif yang
diberikan negara kepada seseorang, sekelompok orang, maupun lembaga untuk memegang kuasa
dalam menggunakan dan mendapatkan manfaat dari kekayaan intelektual yang dimiliki atau diciptakan.
Istilah HAKI merupakan terjemahan dari Intellectual Property Right (IPR), sebagaimana diatur dalam
undang-undang No. 7 Tahun 1994 tentang pengesahan WTO (Agreement Establishing The World
Trade Organization). Pengertian Intellectual Property Right sendiri adalah pemahaman mengenai hak
atas kekayaan yang timbul dari kemampuan intelektual manusia, yang mempunyai hubungan dengan
hak seseorang secara pribadi yaitu hak asasi manusia (human right).
- Macam-macam HAKI
Pada Prinsipnya HAKI dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu :
1) Hak Cipta
Hak cipta (lambang internasional: ©) adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima
hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu
dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Menurut Pasal 2 UUHC hak cipta adalah hak khusus bagi pencipta maupun
penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya maupun memberi ijin
untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Pencipta adalah seorang atau beberapa orang secara bersama-sama
yang atas inspirasinya lahir suatu ciptaan berdasarkan kemampuan pikiran, imajinasi,
kecekatan, keterampilan atau keahlian yang dituangkan dalam bentuk yang khas dan bersifat
pribadi
2) Hak Kekayaan Industri
Hak kekayaan industri terdiri dari :
a) Paten (patent)
Paten merupakan hak khusus yang diberikan negara kepada penemu atas hasil penemuannya
di bidang teknologi, untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri penemuannya
tersebut atau memberikan pesetujuannya kepada orang lain untuk melaksanakannya
b) Merk (Trademark)
Merk adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan
warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan
dipergunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa.
c) Rancangan (Industrial Design)
Rancangan dapat berupa rancangan produk industri, rancangan industri. Rancanangan
industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi, garis atau warna,
atau garis dan warna, atau gabungan daripadanya yang berbentuk tiga dimensi yang
mengandung nilai estetika dan dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi
serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang atau komoditi industri dan
kerajinan tangan
d) Informasi Rahasia (Trade Secret)
Informasi rahasia adalah informasi di bidang teknologi atau bisnis yang tidak diketahui oleh
umum, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha dan dijaga
kerahasiannya oleh pemiliknya.
e) Indikasi Geografi (Geographical Indications)
Indikasi geografi adalah tanda yang menunjukkn asal suatu barang yang karena faktor
geografis (faktor alm atau faktor manusia dan kombinasi dari keduanya telah memberikan
ciri dri kualitas tertentu dari barang yang dihasilkan)
f) Denah Rangkaian (Circuit Layout)
Denah rangkaian yaitu peta (plan) yang memperlihatkan letak dan interkoneksi dari
rangkaian komponen terpadu (integrated circuit), unsur yang berkemampun mengolah
masukan arus listrik menjadi khas dalam arti arus, tegangan, frekuensi, serta prmeter fisik
linnya.
g) Perlindungan Varietas Tanaman (PVT)
Perlindungan varietas tanamn adalah hak khusus yang diberikan negara kepada pemulia
tanaman dan atau pemegang PVT atas varietas tanaman yang dihasilkannya untuk selama
kurun waktu tertentu menggunakan sendiri varietas tersebut atau memberikan persetujun
kepada orang atau badan hukum lain untuk menggunakannya.
Kepopuleran konsep harta komunal mengakibatkan HAKI bergaya barat tidak
dimengerti oleh kebanyakan masyarakat desa di Indonesia. Sangat mungkin bahwa HAKI yang
individualistis akan disalahtafsirkan atau diabaikan karena tidak dianggap relevan.
- Konsep HAKI
1) Haki kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu
2) Kekayaan hal-hal yang bersifat ciri yang menjadi milik orang
3) Kekayaan intelektual kekayaan yang timbul dari kemampuan intelektual manusia
- Tujuan Penerapan HAKI
1) Antisipasi kemungkinan melanggar HAKI milik pihak lain
2) Meningkatkan daya kompetisi dan pangsa pasar dalam komersialisasi kekayaan intelektual
3) Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan strategi penelitian, usaha dan
industri di Indonesia
- Lingkup Perlindungan HAKI
1) Hak Cipta (Copyright)
2) Hak Milik Industri (Industrial Property)
3) Paten
4) Paten Sederhana
5) Merek & Indikasi Geografis
6) Desain Industri
7) Rahasia Dagang
8) Desain Tata Letak Sirkit Terpadu
9) Perlindungan Varietas Tanaman Hak Cipta (copyright)
10) Melindungi sebuah karya
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021
MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021

Contenu connexe

Tendances

MODUL AJAR TKJ CP K3LH.docx
MODUL AJAR TKJ CP K3LH.docxMODUL AJAR TKJ CP K3LH.docx
MODUL AJAR TKJ CP K3LH.docxSriMurni41
 
Kisi kisi tik kelas vii ulangan kenaikan kelas semester 2 ta-2012-2013 (edit)
Kisi kisi tik kelas vii ulangan kenaikan kelas semester 2 ta-2012-2013 (edit)Kisi kisi tik kelas vii ulangan kenaikan kelas semester 2 ta-2012-2013 (edit)
Kisi kisi tik kelas vii ulangan kenaikan kelas semester 2 ta-2012-2013 (edit)Deni Riansyah
 
Ruang Kolaborasi - Pembelajaran Paradigma Baru.pptx
Ruang Kolaborasi - Pembelajaran Paradigma Baru.pptxRuang Kolaborasi - Pembelajaran Paradigma Baru.pptx
Ruang Kolaborasi - Pembelajaran Paradigma Baru.pptxssuser4fb7cf1
 
KELOMPOK 7 RUANG KOLABORASI TEKNOLOGI BARU DALAM PEMBELAJARAN (1).pptx
KELOMPOK 7 RUANG KOLABORASI TEKNOLOGI BARU DALAM PEMBELAJARAN (1).pptxKELOMPOK 7 RUANG KOLABORASI TEKNOLOGI BARU DALAM PEMBELAJARAN (1).pptx
KELOMPOK 7 RUANG KOLABORASI TEKNOLOGI BARU DALAM PEMBELAJARAN (1).pptxMEkoDaris
 
Perkembangan Teknologi, Media, dan Pembelajaran (Topik 1).pptx
Perkembangan Teknologi, Media, dan Pembelajaran (Topik 1).pptxPerkembangan Teknologi, Media, dan Pembelajaran (Topik 1).pptx
Perkembangan Teknologi, Media, dan Pembelajaran (Topik 1).pptxTommy Dirgantara
 
RPP PPG TKJ (PENERAPAN PJBL & PBL) - ADMINISTRASI INFRASTRUKTUR JARINGAN (WAL...
RPP PPG TKJ (PENERAPAN PJBL & PBL) - ADMINISTRASI INFRASTRUKTUR JARINGAN (WAL...RPP PPG TKJ (PENERAPAN PJBL & PBL) - ADMINISTRASI INFRASTRUKTUR JARINGAN (WAL...
RPP PPG TKJ (PENERAPAN PJBL & PBL) - ADMINISTRASI INFRASTRUKTUR JARINGAN (WAL...Walid Umar
 
KUMPULAN SOAL MODUL LATIHAN - PROGRAM PROFESI GURU (PPG) - TEKNIK KOMPUTER & ...
KUMPULAN SOAL MODUL LATIHAN - PROGRAM PROFESI GURU (PPG) - TEKNIK KOMPUTER & ...KUMPULAN SOAL MODUL LATIHAN - PROGRAM PROFESI GURU (PPG) - TEKNIK KOMPUTER & ...
KUMPULAN SOAL MODUL LATIHAN - PROGRAM PROFESI GURU (PPG) - TEKNIK KOMPUTER & ...Walid Umar
 
Topik 1. Teknologi Baru dalam Pengajaran dan Pembelajaran
 Topik 1. Teknologi Baru dalam Pengajaran dan Pembelajaran Topik 1. Teknologi Baru dalam Pengajaran dan Pembelajaran
Topik 1. Teknologi Baru dalam Pengajaran dan PembelajaranTanakGadang
 
Topik 1_ Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdf
Topik 1_  Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdfTopik 1_  Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdf
Topik 1_ Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdfsteffaniemalauhollo
 
Bab 2. Lingkungan Belajar Abad 21.pptx
Bab 2. Lingkungan Belajar Abad 21.pptxBab 2. Lingkungan Belajar Abad 21.pptx
Bab 2. Lingkungan Belajar Abad 21.pptxzhenkekamahendra
 
RUANG KOLABORASI PPK T.5.pptx
RUANG KOLABORASI PPK T.5.pptxRUANG KOLABORASI PPK T.5.pptx
RUANG KOLABORASI PPK T.5.pptxSartyWahyuni
 
FORMAT ATP 2022-KONSENTRASI KEAHLIAN.doc
FORMAT ATP 2022-KONSENTRASI KEAHLIAN.docFORMAT ATP 2022-KONSENTRASI KEAHLIAN.doc
FORMAT ATP 2022-KONSENTRASI KEAHLIAN.docAhmadWildanListyanto
 
topik 5 koneksi antar materi
topik 5 koneksi antar materitopik 5 koneksi antar materi
topik 5 koneksi antar materirijen21
 
Contoh Judul Tugas Akhir D3 TKJ
Contoh Judul Tugas Akhir D3 TKJContoh Judul Tugas Akhir D3 TKJ
Contoh Judul Tugas Akhir D3 TKJRudy Hendrawan
 
RPP - Administrasi Infrastruktur Jaringan | Kelas XI
RPP - Administrasi Infrastruktur Jaringan | Kelas XIRPP - Administrasi Infrastruktur Jaringan | Kelas XI
RPP - Administrasi Infrastruktur Jaringan | Kelas XIWalid Umar
 
TUGAS KONEKSI ANTAR MATERI 3.1.pptx
TUGAS KONEKSI ANTAR MATERI 3.1.pptxTUGAS KONEKSI ANTAR MATERI 3.1.pptx
TUGAS KONEKSI ANTAR MATERI 3.1.pptxRosihan7
 

Tendances (20)

ATP TJKT.pdf
ATP TJKT.pdfATP TJKT.pdf
ATP TJKT.pdf
 
MODUL AJAR TKJ CP K3LH.docx
MODUL AJAR TKJ CP K3LH.docxMODUL AJAR TKJ CP K3LH.docx
MODUL AJAR TKJ CP K3LH.docx
 
Aksi Nyata.pdf
Aksi Nyata.pdfAksi Nyata.pdf
Aksi Nyata.pdf
 
Kisi kisi tik kelas vii ulangan kenaikan kelas semester 2 ta-2012-2013 (edit)
Kisi kisi tik kelas vii ulangan kenaikan kelas semester 2 ta-2012-2013 (edit)Kisi kisi tik kelas vii ulangan kenaikan kelas semester 2 ta-2012-2013 (edit)
Kisi kisi tik kelas vii ulangan kenaikan kelas semester 2 ta-2012-2013 (edit)
 
Ruang Kolaborasi - Pembelajaran Paradigma Baru.pptx
Ruang Kolaborasi - Pembelajaran Paradigma Baru.pptxRuang Kolaborasi - Pembelajaran Paradigma Baru.pptx
Ruang Kolaborasi - Pembelajaran Paradigma Baru.pptx
 
KELOMPOK 7 RUANG KOLABORASI TEKNOLOGI BARU DALAM PEMBELAJARAN (1).pptx
KELOMPOK 7 RUANG KOLABORASI TEKNOLOGI BARU DALAM PEMBELAJARAN (1).pptxKELOMPOK 7 RUANG KOLABORASI TEKNOLOGI BARU DALAM PEMBELAJARAN (1).pptx
KELOMPOK 7 RUANG KOLABORASI TEKNOLOGI BARU DALAM PEMBELAJARAN (1).pptx
 
Perkembangan Teknologi, Media, dan Pembelajaran (Topik 1).pptx
Perkembangan Teknologi, Media, dan Pembelajaran (Topik 1).pptxPerkembangan Teknologi, Media, dan Pembelajaran (Topik 1).pptx
Perkembangan Teknologi, Media, dan Pembelajaran (Topik 1).pptx
 
RPP PPG TKJ (PENERAPAN PJBL & PBL) - ADMINISTRASI INFRASTRUKTUR JARINGAN (WAL...
RPP PPG TKJ (PENERAPAN PJBL & PBL) - ADMINISTRASI INFRASTRUKTUR JARINGAN (WAL...RPP PPG TKJ (PENERAPAN PJBL & PBL) - ADMINISTRASI INFRASTRUKTUR JARINGAN (WAL...
RPP PPG TKJ (PENERAPAN PJBL & PBL) - ADMINISTRASI INFRASTRUKTUR JARINGAN (WAL...
 
KUMPULAN SOAL MODUL LATIHAN - PROGRAM PROFESI GURU (PPG) - TEKNIK KOMPUTER & ...
KUMPULAN SOAL MODUL LATIHAN - PROGRAM PROFESI GURU (PPG) - TEKNIK KOMPUTER & ...KUMPULAN SOAL MODUL LATIHAN - PROGRAM PROFESI GURU (PPG) - TEKNIK KOMPUTER & ...
KUMPULAN SOAL MODUL LATIHAN - PROGRAM PROFESI GURU (PPG) - TEKNIK KOMPUTER & ...
 
Topik 1. Teknologi Baru dalam Pengajaran dan Pembelajaran
 Topik 1. Teknologi Baru dalam Pengajaran dan Pembelajaran Topik 1. Teknologi Baru dalam Pengajaran dan Pembelajaran
Topik 1. Teknologi Baru dalam Pengajaran dan Pembelajaran
 
Topik 1_ Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdf
Topik 1_  Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdfTopik 1_  Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdf
Topik 1_ Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdf
 
Bab 2. Lingkungan Belajar Abad 21.pptx
Bab 2. Lingkungan Belajar Abad 21.pptxBab 2. Lingkungan Belajar Abad 21.pptx
Bab 2. Lingkungan Belajar Abad 21.pptx
 
RUANG KOLABORASI PPK T.5.pptx
RUANG KOLABORASI PPK T.5.pptxRUANG KOLABORASI PPK T.5.pptx
RUANG KOLABORASI PPK T.5.pptx
 
FORMAT ATP 2022-KONSENTRASI KEAHLIAN.doc
FORMAT ATP 2022-KONSENTRASI KEAHLIAN.docFORMAT ATP 2022-KONSENTRASI KEAHLIAN.doc
FORMAT ATP 2022-KONSENTRASI KEAHLIAN.doc
 
Supervisi Akademik
Supervisi AkademikSupervisi Akademik
Supervisi Akademik
 
topik 5 koneksi antar materi
topik 5 koneksi antar materitopik 5 koneksi antar materi
topik 5 koneksi antar materi
 
Contoh Judul Tugas Akhir D3 TKJ
Contoh Judul Tugas Akhir D3 TKJContoh Judul Tugas Akhir D3 TKJ
Contoh Judul Tugas Akhir D3 TKJ
 
RPP - Administrasi Infrastruktur Jaringan | Kelas XI
RPP - Administrasi Infrastruktur Jaringan | Kelas XIRPP - Administrasi Infrastruktur Jaringan | Kelas XI
RPP - Administrasi Infrastruktur Jaringan | Kelas XI
 
RPP Ekonomi SMA X kd 3.1
RPP Ekonomi SMA X kd 3.1RPP Ekonomi SMA X kd 3.1
RPP Ekonomi SMA X kd 3.1
 
TUGAS KONEKSI ANTAR MATERI 3.1.pptx
TUGAS KONEKSI ANTAR MATERI 3.1.pptxTUGAS KONEKSI ANTAR MATERI 3.1.pptx
TUGAS KONEKSI ANTAR MATERI 3.1.pptx
 

Similaire à MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021

Pendidikan Abad ke-21 (Versi SMIAAG)
Pendidikan Abad ke-21 (Versi SMIAAG)Pendidikan Abad ke-21 (Versi SMIAAG)
Pendidikan Abad ke-21 (Versi SMIAAG)Muhd Aizuddin Ali
 
Coklat estetik modern tugas kelompok presentasi (2).pdf
Coklat estetik modern tugas kelompok presentasi (2).pdfCoklat estetik modern tugas kelompok presentasi (2).pdf
Coklat estetik modern tugas kelompok presentasi (2).pdfJulianPaliwanan
 
M2 pengembangan profesi guru
M2 pengembangan profesi guruM2 pengembangan profesi guru
M2 pengembangan profesi guruCak Yon
 
M2 pengembangan profesi guru
M2 pengembangan profesi guruM2 pengembangan profesi guru
M2 pengembangan profesi guruCak Yon
 
9 character of 21Century Learning
9 character of 21Century Learning9 character of 21Century Learning
9 character of 21Century LearningNailul Hasibuan
 
Tugas m2 penilaian kinerja guru
Tugas m2 penilaian kinerja guruTugas m2 penilaian kinerja guru
Tugas m2 penilaian kinerja guruRosmalia Eva
 
Tugas Modul 2 Pengembangan Profesi Guru
Tugas Modul 2 Pengembangan Profesi GuruTugas Modul 2 Pengembangan Profesi Guru
Tugas Modul 2 Pengembangan Profesi GuruRosmalia Eva
 
Kompetensi Guru IPA dan Kerangka Model Kompetensi Guru
Kompetensi Guru IPA dan Kerangka Model Kompetensi GuruKompetensi Guru IPA dan Kerangka Model Kompetensi Guru
Kompetensi Guru IPA dan Kerangka Model Kompetensi Gurualinmardiah456
 
Nita Oktaviani-Koneksi Antar Materi-Topik 2-Design Thingking.pdf
Nita Oktaviani-Koneksi Antar Materi-Topik 2-Design Thingking.pdfNita Oktaviani-Koneksi Antar Materi-Topik 2-Design Thingking.pdf
Nita Oktaviani-Koneksi Antar Materi-Topik 2-Design Thingking.pdfNitaOktaviani12
 
4. Guru Dan Alam Pendidikan
4. Guru Dan Alam Pendidikan4. Guru Dan Alam Pendidikan
4. Guru Dan Alam PendidikanArthur Jupong
 
Materi 4 Kompetensi Trisni.pptx
Materi 4 Kompetensi Trisni.pptxMateri 4 Kompetensi Trisni.pptx
Materi 4 Kompetensi Trisni.pptxtriyatnospd00
 
Materi 4 Kompetensi.pptx
Materi 4 Kompetensi.pptxMateri 4 Kompetensi.pptx
Materi 4 Kompetensi.pptxtriyatnospd00
 
7. Cabaran Profesion Keguruan
7. Cabaran Profesion Keguruan7. Cabaran Profesion Keguruan
7. Cabaran Profesion KeguruanArthur Jupong
 
Projek akhir falsafah pendidikan islam
Projek akhir falsafah pendidikan islamProjek akhir falsafah pendidikan islam
Projek akhir falsafah pendidikan islamaqilahfuad3
 
Profesional_Guru_Abad_21.pptx
Profesional_Guru_Abad_21.pptxProfesional_Guru_Abad_21.pptx
Profesional_Guru_Abad_21.pptxnew yudas
 
Guru agen penyampai kecemerlangan pendidikan
Guru agen penyampai kecemerlangan pendidikanGuru agen penyampai kecemerlangan pendidikan
Guru agen penyampai kecemerlangan pendidikanuminisa1411
 
Artikel desain pembelajaran adalah kunci mengajar dan pembelajaran.
Artikel desain pembelajaran adalah kunci mengajar dan pembelajaran.Artikel desain pembelajaran adalah kunci mengajar dan pembelajaran.
Artikel desain pembelajaran adalah kunci mengajar dan pembelajaran.Muhamad Yusup
 
Pts pengawas sman 1 madapangga
Pts pengawas sman 1 madapanggaPts pengawas sman 1 madapangga
Pts pengawas sman 1 madapanggaAnwar Sari
 

Similaire à MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021 (20)

Pendidikan Abad ke-21 (Versi SMIAAG)
Pendidikan Abad ke-21 (Versi SMIAAG)Pendidikan Abad ke-21 (Versi SMIAAG)
Pendidikan Abad ke-21 (Versi SMIAAG)
 
Coklat estetik modern tugas kelompok presentasi (2).pdf
Coklat estetik modern tugas kelompok presentasi (2).pdfCoklat estetik modern tugas kelompok presentasi (2).pdf
Coklat estetik modern tugas kelompok presentasi (2).pdf
 
M2 pengembangan profesi guru
M2 pengembangan profesi guruM2 pengembangan profesi guru
M2 pengembangan profesi guru
 
M2 pengembangan profesi guru
M2 pengembangan profesi guruM2 pengembangan profesi guru
M2 pengembangan profesi guru
 
9 character of 21Century Learning
9 character of 21Century Learning9 character of 21Century Learning
9 character of 21Century Learning
 
Tugas m2 penilaian kinerja guru
Tugas m2 penilaian kinerja guruTugas m2 penilaian kinerja guru
Tugas m2 penilaian kinerja guru
 
Tugas Modul 2 Pengembangan Profesi Guru
Tugas Modul 2 Pengembangan Profesi GuruTugas Modul 2 Pengembangan Profesi Guru
Tugas Modul 2 Pengembangan Profesi Guru
 
Kompetensi Guru IPA dan Kerangka Model Kompetensi Guru
Kompetensi Guru IPA dan Kerangka Model Kompetensi GuruKompetensi Guru IPA dan Kerangka Model Kompetensi Guru
Kompetensi Guru IPA dan Kerangka Model Kompetensi Guru
 
Nita Oktaviani-Koneksi Antar Materi-Topik 2-Design Thingking.pdf
Nita Oktaviani-Koneksi Antar Materi-Topik 2-Design Thingking.pdfNita Oktaviani-Koneksi Antar Materi-Topik 2-Design Thingking.pdf
Nita Oktaviani-Koneksi Antar Materi-Topik 2-Design Thingking.pdf
 
4. Guru Dan Alam Pendidikan
4. Guru Dan Alam Pendidikan4. Guru Dan Alam Pendidikan
4. Guru Dan Alam Pendidikan
 
Pelajar guru 21st century
Pelajar guru 21st centuryPelajar guru 21st century
Pelajar guru 21st century
 
Materi 4 Kompetensi Trisni.pptx
Materi 4 Kompetensi Trisni.pptxMateri 4 Kompetensi Trisni.pptx
Materi 4 Kompetensi Trisni.pptx
 
Materi 4 Kompetensi.pptx
Materi 4 Kompetensi.pptxMateri 4 Kompetensi.pptx
Materi 4 Kompetensi.pptx
 
7. Cabaran Profesion Keguruan
7. Cabaran Profesion Keguruan7. Cabaran Profesion Keguruan
7. Cabaran Profesion Keguruan
 
Projek akhir falsafah pendidikan islam
Projek akhir falsafah pendidikan islamProjek akhir falsafah pendidikan islam
Projek akhir falsafah pendidikan islam
 
Profesional_Guru_Abad_21.pptx
Profesional_Guru_Abad_21.pptxProfesional_Guru_Abad_21.pptx
Profesional_Guru_Abad_21.pptx
 
Guru agen penyampai kecemerlangan pendidikan
Guru agen penyampai kecemerlangan pendidikanGuru agen penyampai kecemerlangan pendidikan
Guru agen penyampai kecemerlangan pendidikan
 
Artikel desain pembelajaran adalah kunci mengajar dan pembelajaran.
Artikel desain pembelajaran adalah kunci mengajar dan pembelajaran.Artikel desain pembelajaran adalah kunci mengajar dan pembelajaran.
Artikel desain pembelajaran adalah kunci mengajar dan pembelajaran.
 
Pts pengawas sman 1 madapangga
Pts pengawas sman 1 madapanggaPts pengawas sman 1 madapangga
Pts pengawas sman 1 madapangga
 
Transformasi pendidikan
Transformasi pendidikanTransformasi pendidikan
Transformasi pendidikan
 

Plus de Walid Umar

MODUL AJAR ADMINISTRASI INFRASTRUKTUR JARINGAN - SWITCHING & ROUTING (PPG TKI...
MODUL AJAR ADMINISTRASI INFRASTRUKTUR JARINGAN - SWITCHING & ROUTING (PPG TKI...MODUL AJAR ADMINISTRASI INFRASTRUKTUR JARINGAN - SWITCHING & ROUTING (PPG TKI...
MODUL AJAR ADMINISTRASI INFRASTRUKTUR JARINGAN - SWITCHING & ROUTING (PPG TKI...Walid Umar
 
MATERI MATERI PROGRAM PROFESI GURU PROFESIONAL - TEKNIK KOMPUTER & INFORMATIKA
MATERI MATERI PROGRAM PROFESI GURU PROFESIONAL - TEKNIK KOMPUTER & INFORMATIKAMATERI MATERI PROGRAM PROFESI GURU PROFESIONAL - TEKNIK KOMPUTER & INFORMATIKA
MATERI MATERI PROGRAM PROFESI GURU PROFESIONAL - TEKNIK KOMPUTER & INFORMATIKAWalid Umar
 
FILE REPORT UJIAN PENGETAHUAN (UP) PROGRAM PROFESI GURU (PPG) - TEKNIK KOMPUT...
FILE REPORT UJIAN PENGETAHUAN (UP) PROGRAM PROFESI GURU (PPG) - TEKNIK KOMPUT...FILE REPORT UJIAN PENGETAHUAN (UP) PROGRAM PROFESI GURU (PPG) - TEKNIK KOMPUT...
FILE REPORT UJIAN PENGETAHUAN (UP) PROGRAM PROFESI GURU (PPG) - TEKNIK KOMPUT...Walid Umar
 
PRESENTASI CYBERSECURITY REKTOR
PRESENTASI CYBERSECURITY REKTORPRESENTASI CYBERSECURITY REKTOR
PRESENTASI CYBERSECURITY REKTORWalid Umar
 
Konsep Computional Thinking
Konsep Computional ThinkingKonsep Computional Thinking
Konsep Computional ThinkingWalid Umar
 
my CV WALID UMAR
my CV WALID UMARmy CV WALID UMAR
my CV WALID UMARWalid Umar
 
Ebook Belajar Perangkat Cisco
Ebook Belajar Perangkat CiscoEbook Belajar Perangkat Cisco
Ebook Belajar Perangkat CiscoWalid Umar
 
Tips Meniti Karir dibidang Jaringan sebagai Network Engineer
Tips Meniti Karir dibidang Jaringan sebagai Network EngineerTips Meniti Karir dibidang Jaringan sebagai Network Engineer
Tips Meniti Karir dibidang Jaringan sebagai Network EngineerWalid Umar
 
Kartu soal produktif 1
Kartu soal produktif 1Kartu soal produktif 1
Kartu soal produktif 1Walid Umar
 
Kartu soal produktif 2
Kartu soal produktif 2Kartu soal produktif 2
Kartu soal produktif 2Walid Umar
 
Soal Semester Genap - Rancang Bangun Jaringan - SMK TKJ 2018/2019
Soal Semester Genap - Rancang Bangun Jaringan - SMK TKJ 2018/2019Soal Semester Genap - Rancang Bangun Jaringan - SMK TKJ 2018/2019
Soal Semester Genap - Rancang Bangun Jaringan - SMK TKJ 2018/2019Walid Umar
 
Soal USBN TKJ - Teori Kompetensi Keahlian Jaringan TP. 2019/2020
Soal USBN TKJ - Teori Kompetensi Keahlian Jaringan TP. 2019/2020Soal USBN TKJ - Teori Kompetensi Keahlian Jaringan TP. 2019/2020
Soal USBN TKJ - Teori Kompetensi Keahlian Jaringan TP. 2019/2020Walid Umar
 
Soal Ujian Semester Kelas XII Tahun 2019/2020
Soal Ujian Semester Kelas XII Tahun 2019/2020Soal Ujian Semester Kelas XII Tahun 2019/2020
Soal Ujian Semester Kelas XII Tahun 2019/2020Walid Umar
 
Soal Ujian Semester Genap - Produktif 2 | SMK TKJ
Soal Ujian Semester Genap - Produktif 2 | SMK TKJSoal Ujian Semester Genap - Produktif 2 | SMK TKJ
Soal Ujian Semester Genap - Produktif 2 | SMK TKJWalid Umar
 
Soal Ujian Semester Genap - Produktif 1 | SMK TKJ
Soal Ujian Semester Genap - Produktif 1 | SMK TKJSoal Ujian Semester Genap - Produktif 1 | SMK TKJ
Soal Ujian Semester Genap - Produktif 1 | SMK TKJWalid Umar
 
Soal Ujian Mid Semester Ganjil - Produktif 1 TKJ kelas XII TKJ
Soal Ujian Mid Semester Ganjil - Produktif 1 TKJ kelas XII TKJSoal Ujian Mid Semester Ganjil - Produktif 1 TKJ kelas XII TKJ
Soal Ujian Mid Semester Ganjil - Produktif 1 TKJ kelas XII TKJWalid Umar
 
Soal Ujian Mid Semester Ganjil - Produktif 2 TKJ kelas XI TKJ
Soal Ujian Mid Semester Ganjil - Produktif 2 TKJ kelas XI TKJSoal Ujian Mid Semester Ganjil - Produktif 2 TKJ kelas XI TKJ
Soal Ujian Mid Semester Ganjil - Produktif 2 TKJ kelas XI TKJWalid Umar
 
Soal Ujian Mid Semester Ganjil - Produktif TKJ kelas XI TKJ
Soal Ujian Mid Semester Ganjil - Produktif TKJ kelas XI TKJSoal Ujian Mid Semester Ganjil - Produktif TKJ kelas XI TKJ
Soal Ujian Mid Semester Ganjil - Produktif TKJ kelas XI TKJWalid Umar
 
Soal Latihan Teori Kejuruan SMK TKJ 2019/2020
Soal Latihan Teori Kejuruan SMK TKJ 2019/2020Soal Latihan Teori Kejuruan SMK TKJ 2019/2020
Soal Latihan Teori Kejuruan SMK TKJ 2019/2020Walid Umar
 
Dasar Kompetensi Keahlian TKJ - SMK
Dasar Kompetensi Keahlian TKJ - SMKDasar Kompetensi Keahlian TKJ - SMK
Dasar Kompetensi Keahlian TKJ - SMKWalid Umar
 

Plus de Walid Umar (20)

MODUL AJAR ADMINISTRASI INFRASTRUKTUR JARINGAN - SWITCHING & ROUTING (PPG TKI...
MODUL AJAR ADMINISTRASI INFRASTRUKTUR JARINGAN - SWITCHING & ROUTING (PPG TKI...MODUL AJAR ADMINISTRASI INFRASTRUKTUR JARINGAN - SWITCHING & ROUTING (PPG TKI...
MODUL AJAR ADMINISTRASI INFRASTRUKTUR JARINGAN - SWITCHING & ROUTING (PPG TKI...
 
MATERI MATERI PROGRAM PROFESI GURU PROFESIONAL - TEKNIK KOMPUTER & INFORMATIKA
MATERI MATERI PROGRAM PROFESI GURU PROFESIONAL - TEKNIK KOMPUTER & INFORMATIKAMATERI MATERI PROGRAM PROFESI GURU PROFESIONAL - TEKNIK KOMPUTER & INFORMATIKA
MATERI MATERI PROGRAM PROFESI GURU PROFESIONAL - TEKNIK KOMPUTER & INFORMATIKA
 
FILE REPORT UJIAN PENGETAHUAN (UP) PROGRAM PROFESI GURU (PPG) - TEKNIK KOMPUT...
FILE REPORT UJIAN PENGETAHUAN (UP) PROGRAM PROFESI GURU (PPG) - TEKNIK KOMPUT...FILE REPORT UJIAN PENGETAHUAN (UP) PROGRAM PROFESI GURU (PPG) - TEKNIK KOMPUT...
FILE REPORT UJIAN PENGETAHUAN (UP) PROGRAM PROFESI GURU (PPG) - TEKNIK KOMPUT...
 
PRESENTASI CYBERSECURITY REKTOR
PRESENTASI CYBERSECURITY REKTORPRESENTASI CYBERSECURITY REKTOR
PRESENTASI CYBERSECURITY REKTOR
 
Konsep Computional Thinking
Konsep Computional ThinkingKonsep Computional Thinking
Konsep Computional Thinking
 
my CV WALID UMAR
my CV WALID UMARmy CV WALID UMAR
my CV WALID UMAR
 
Ebook Belajar Perangkat Cisco
Ebook Belajar Perangkat CiscoEbook Belajar Perangkat Cisco
Ebook Belajar Perangkat Cisco
 
Tips Meniti Karir dibidang Jaringan sebagai Network Engineer
Tips Meniti Karir dibidang Jaringan sebagai Network EngineerTips Meniti Karir dibidang Jaringan sebagai Network Engineer
Tips Meniti Karir dibidang Jaringan sebagai Network Engineer
 
Kartu soal produktif 1
Kartu soal produktif 1Kartu soal produktif 1
Kartu soal produktif 1
 
Kartu soal produktif 2
Kartu soal produktif 2Kartu soal produktif 2
Kartu soal produktif 2
 
Soal Semester Genap - Rancang Bangun Jaringan - SMK TKJ 2018/2019
Soal Semester Genap - Rancang Bangun Jaringan - SMK TKJ 2018/2019Soal Semester Genap - Rancang Bangun Jaringan - SMK TKJ 2018/2019
Soal Semester Genap - Rancang Bangun Jaringan - SMK TKJ 2018/2019
 
Soal USBN TKJ - Teori Kompetensi Keahlian Jaringan TP. 2019/2020
Soal USBN TKJ - Teori Kompetensi Keahlian Jaringan TP. 2019/2020Soal USBN TKJ - Teori Kompetensi Keahlian Jaringan TP. 2019/2020
Soal USBN TKJ - Teori Kompetensi Keahlian Jaringan TP. 2019/2020
 
Soal Ujian Semester Kelas XII Tahun 2019/2020
Soal Ujian Semester Kelas XII Tahun 2019/2020Soal Ujian Semester Kelas XII Tahun 2019/2020
Soal Ujian Semester Kelas XII Tahun 2019/2020
 
Soal Ujian Semester Genap - Produktif 2 | SMK TKJ
Soal Ujian Semester Genap - Produktif 2 | SMK TKJSoal Ujian Semester Genap - Produktif 2 | SMK TKJ
Soal Ujian Semester Genap - Produktif 2 | SMK TKJ
 
Soal Ujian Semester Genap - Produktif 1 | SMK TKJ
Soal Ujian Semester Genap - Produktif 1 | SMK TKJSoal Ujian Semester Genap - Produktif 1 | SMK TKJ
Soal Ujian Semester Genap - Produktif 1 | SMK TKJ
 
Soal Ujian Mid Semester Ganjil - Produktif 1 TKJ kelas XII TKJ
Soal Ujian Mid Semester Ganjil - Produktif 1 TKJ kelas XII TKJSoal Ujian Mid Semester Ganjil - Produktif 1 TKJ kelas XII TKJ
Soal Ujian Mid Semester Ganjil - Produktif 1 TKJ kelas XII TKJ
 
Soal Ujian Mid Semester Ganjil - Produktif 2 TKJ kelas XI TKJ
Soal Ujian Mid Semester Ganjil - Produktif 2 TKJ kelas XI TKJSoal Ujian Mid Semester Ganjil - Produktif 2 TKJ kelas XI TKJ
Soal Ujian Mid Semester Ganjil - Produktif 2 TKJ kelas XI TKJ
 
Soal Ujian Mid Semester Ganjil - Produktif TKJ kelas XI TKJ
Soal Ujian Mid Semester Ganjil - Produktif TKJ kelas XI TKJSoal Ujian Mid Semester Ganjil - Produktif TKJ kelas XI TKJ
Soal Ujian Mid Semester Ganjil - Produktif TKJ kelas XI TKJ
 
Soal Latihan Teori Kejuruan SMK TKJ 2019/2020
Soal Latihan Teori Kejuruan SMK TKJ 2019/2020Soal Latihan Teori Kejuruan SMK TKJ 2019/2020
Soal Latihan Teori Kejuruan SMK TKJ 2019/2020
 
Dasar Kompetensi Keahlian TKJ - SMK
Dasar Kompetensi Keahlian TKJ - SMKDasar Kompetensi Keahlian TKJ - SMK
Dasar Kompetensi Keahlian TKJ - SMK
 

Dernier

Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPAnaNoorAfdilla
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 

Dernier (20)

Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 

MEMBEDAH KISI KISI UP TKI - 2020/2021

  • 1. NOMOR 1 *) Materi/Topik : Sikap cinta tanah air Sub materi/sub topik : Sikap nasionalisme Indikator : Menunjukan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik bangsanya dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. - Kompetensi Guru Abad 21 yang Memesona Abad 21 yang ditandai dengan kehadiran era media (digital age) sangat berpengaruh pada pengelolaan pembelajaran dan perubahan karakteristik peserta didik. Pembelajaran abad 21 menjadi keharusan untuk mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi, serta pengelolaan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Pola pembelajaran berpusat pada guru (teacher centred) menjadi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centred) karena sumber belajar digital dan lingkungan yang bisa dieksplorasi melimpah. Guru tipe 4 berperan sebagai fasilitator, mediator, motivator sekaligus leader dalam proses pembelajaran. Pola pembelajaran konvensional bisa dipahami sebagai pembelajaran dimana guru banyak memberikan ceramah (transfer of knowledge) sedangkan peserta didik lebih banyak mendengar, mencatat dan menghafal. Kemampuan pedogogi dengan pola konvensional dipandang sudah kurang tepat dengan era saat ini. Karakteristik peserta didik abad 21 sangat berbeda sebagaimana dipelajari pada Modul 2 Kegiatan Belajar 1. Guru semestinya mengorientasikan upaya pengembangan keterampilan abad 21, literasi, dan keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS). Keterampilan Abad 21 dapat di integrasikan dalam pelaksanaan pembelajaran, sehingga pilihan metode, media dan pengelolaan kelas benar-benar meningkatkan keterampilan tersebut. Karena itulah menjadi keharusan kemampuan pedogogi guru menyesuaikan dengan karateristik dan keterampialn yang diperlukan di abad 21. Kompetensi pedagogi merupakan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran seperti memahami karakteristik peserta didik, kemampuan merencanakan pembelajaran, melaksanaan pembelajaran, mengevaluasi hasil belajar, serta kemampuan mengembangan ragam potensi peserta didik. Kompetensi pedagogi guru abad 21 tidak cukup hanya mampu menyelenggarakan pembelajaran seperti biasanya, guru dituntut untuk adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi informasi dan komunikasi serta mampu memanfaatkannya dalam proses pembelajaran, artinya kemampuan guru khususnya literasi digital terus ditingkatkan. Kompetensi pedogogi mendasarkan Peraturan Mpmenteri Pendidikan Nasional No 16 tahun 2007 meliputi; (a) menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual, (b) menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, (c) mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu, (d) menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik, (e) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran, (f) memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki, (g) berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik, (h) menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, (i) memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran, (j) melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Kompetensi pedagogi menjadi bagian dari kompetensi profesi guru yang terus untuk ditingkatkan dan dikembangkan baik secara mandiri maupun kelompok dengan difasilitasi oleh pemerintah,
  • 2. organisasi profesi, komunitas, lembaga swadaya masyarakat atau atas dasar inisiasi sendiri. Namun, paradigm guru sebagai profesional yang terus belajar menjadi titik sentral pengembangan kompetensinya. Lebih lanjut Saudara baca pada Modul 2 Kegiatan Belajar 4. Mendasarkan pada tantangan abad 21 maka guru harus mentrasformsi diri dalam era pedogogi digital dengan terus mengembangkan kreatifitas dan daya inovatif. Sementara National Educational Technology Standards (NETS) dalam buku Instruktional Technology and Media for Learning menyatakan guru yang efektif adalah guru yang mampu mendesain, mengimplementasikan dan menciptkan lingkungan belajar serta meningkatkan kemampuan peserta didik. Guru memiliki kemampuan standar seperti; (1) memfasilitasi dan menginspirasi peserta didik belajar secara kreatif, (2) mendesain dan mengembangkan media digital untuk pengalaman belajar dan mengevaluasi, (3) memanfaatkan media digital dalam bekerja dan belajar, (4) memiliki jiwa nasionalisme dan rasa tanggungjawab tinggi di era digital, dan (5) mampu menumbuhkan profesionalisme dan kepemimpinan. Disisi lain dalam pengelolaan pembelajaran ada beberapa hal yang penting diperhatikan oleh guru untuk mengembangkan pembelajaran abad 21 ini, yaitu; (1) penguatan tugas utama sebagai perancang pembelajaran, (2) menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking), (3) menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi, serta (4) mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran. Secara umum kemampuan pedogogi guru abad 21 dalam mengelola pembelajaran mencakup kemampuan menyusun perencanaan pembelajaran, melaksanaan pembelajaran, penilaian prestasi belajar peserta didik, dan melaksanaan tindak lanjut hasil penilaian dengan prinsip-prinsip pembelajaran kekinian (digital age). Dalam mengelola pembelajaran guru mengawali dengan perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran yang disusun dengan terlebih dahulu guru memahami karateristik peserta didik, memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran, mengintegrasikan aneka sumber belajar berbasis digital dan non-digital, mengintegrasikan pembelajaran dengan teknologi, memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan potensi dan karakter peserta didik serta pilihan metode yang berpusat pada peserta didik (student centered). Pada tahap perencanaan ini guru mengenbangkan rencana pembelajaran (RPP) atau lesson plan yang memenuhi prinsip-prinsip perencanaan yang mendidik. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan berpusat pada peserta didik (student centered), membawa konsekwensi pilihan metode pembelajaran menekankan belajar aktif seperti dibahas pada Modul 2 Kegiatan Belajar 1 sebelumnya. Metode dan media yang tepat berdampak pada pembajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Pelaksanaan pembelajaran menurut Abdul Majid (2013) meliputi kemampuan-kemampuan membuka pelajaran, menyajikan materi, menggunakan metode/ media, menggunakan alat peraga, menggunakan bahasa yang komunikatif, memotivasi peserta didik, mengorganisasi kegiatan, berintraksi dengan peserta didik secara komunikatif, menyimpulkan pembelajaran, memberikan umpan balik, memberikan penilaian, dan menggunakan waktu secara cermat. Kemampuan-kemampuan tersebut akan sangat bergantung pada pilihan metode pembelajaran yang digunakan dengan mengintegrasikan teknologi dalam pelaksanaanya. Guru dalam melaksanakan pembelajaran sebagai inti aktifitas di sekolah, semestinya menunjukkan kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial salah satunya adalah penampilan memesona di depan peserta didik. Selain penjelasan mudah dipahami, penguasaan keilmuan benar, canggih menguasai teknologi, mau mendengar peserta didik, berempati atas kondisi peserta didik, dan pandai mengelola kelas sebagai pengendalian situasi di kelas secara rinci guru yang memesona tampil dalam sebagai berikut : 1. Guru harus bisa menjadi teman belajar (co learner) yang menyenangkan, pandai membuat analogi materi yang sulit dengan padanan sehingga mudah dipahami. Contoh seorang guru ingin menjelaskan peredaran darah yang sehat maka diibaratkan dengan lalulintas yang lancer tanpa kemacetan. 2. Pandai membuat metafora atau perumpamaan sebagai strategi sehingga peserta didik mudah menangkap esensi dari suatu materi. Misalnya guru bisa menggunakan cerita untuk menumbuhkan kesadaran penggunaan teknologi yang bijaksana. Metaphor dapat diperguanakan di awal, ditengah maupun akhir pembelajaran. Contoh pernyataan yang mengandung metafora; “jika engkau berhenti belajar, maka jiwamu akan merasakan sebagaimana tubuhmu jika engkau berhenti makan dan minum” 3. Canggih. Guru memesona harus terlihat canggih sehingga generasi z merasa ada sesuatu yang perlu dipelajari dari gurunya dan terkagum-kagum. Contoh; guru bisa mendemontrasikan penggunaan teknologi dan merupakan pengalaman menakjubkan bagi peserta didik. Program
  • 3. animasi flash ditunjukkan kepada anak-anak dari gambar kupu bisa dirancang menjadi terbang. Sudah pasti apabila guru yang canggih selalu dikerubuti peserta didik yang selalu menantikan hal-hal yang baru dari gurunya.. Cara di atas bisa saja dianggap hal biasa oleh peserta didik di sekolah yang sudah maju, karena itulah guru perlu mengimbangi dan beberapa langkah lebih maju dari peserta didik. Inilah pentingnya guru menyelami dan mengerti benar kegemaran daripada peserta didik. Kecanggihan tidak harus bersentuhan teknologi termasuk misalnya guru bisa bermain sulap, bermain musik, bernyanyi, mendemosntrasikan trik-trik dan sebagainya. 4. Humoris namun tegas dan disiplin. Guru yang humoris membawa suasana lebih akrab dan dekat, menyebabkan suasana riang namun tetap tegas dan disiplin kapan waktunya belajar dan kapan bersikap humor. 5. Guru pandai berempati dan menyayangi peserta didik. Tidak semua peserta didik berasal dari keluarga yang beruntung secara ekonomi atau banyak yang mengalami kondisi keluarga yang kurang harmonis. Guru harus mengenal satu persatu latar belakang dan bahkan menjadi tempat bernaung dan berlindung dan tidak serta merta atas nama agen kurikulum. Tugas guru adalah embuat peserta didik belajar nyaman, merasa terlindungi dan bahkan bisa membantu menyelesaikan persoalan peserta didik di sekolah maupun di rumah. 6. Memiliki rasa kesepenuhhatian dan menyadari apa yang dilakukan adalah panggilan jiwa. Guru perlu bermurah hati sehingga kelas-kelas kita menjadi tempat yang menyejukkan bagi peserta didik dan termotivasi untuk menjadi genrasi tangguh dan baik. Beban hidup guru tidak boleh terekspresikan negative di depan peserta didik, justeru memperlihatkan sosok tangguh yang patut diteladani. Selain memesona untuk memotivasi peserta didik guru pandai memanfaatkan media pembelajaran, alat dan bahan pembelajaran, dan sarana lainnya. Kompetensi guru untuk memfasilitasi dan menginpirasi peserta didik dalam belajar dan menumbuhkan kreatifitas tentunya harus diawali dengan penguasaan materi yang baik dan mampu menggunakan pengetahuan tersebut dalam pembelajaran, menggunakan teknologi untuk memfasilitasi pengalaman belajar yang menumbuhkan kreatifitas peserta didik melalui pembelajaran dengan lingkungan tatap muka maupun lingkungan virtual. Di era digital ini, guru diharapkan mampu mendesain, mengembangkan dan mengevaluasi pembelajaran secara autentik melalui pengalaman belajar dengan menggabungkan alat evaluasi terkini dan mengoptimalkan isi dan lingkungan pembelajaran untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku peserta didik. Guru juga diharapkan mampu menunjukkan pengetahuan, keterampilan, dan proses kerja yang representatif dari seorang profesional yang inovatif dalam masyarakat global dan digital, dengan menunjukan sistem teknologi untuk mentrasfer pengetahuan dalam berbagai situasi. Selain dari itu tuntutan berkolaborasi dengan peserta didik, teman profesi, orang tua dan komunitas dengan memanfaatkan tool digital dan peralatan untuk mendukung kesuksesan peserta didik dalam belajar. Selanjutnya kemampuan guru abad 21 juga harus memahami isu-isu lokal dan global dan tanggap terhadap perubahan budaya digital yang berkembang dan menunjukkan tindakan dengan menjunjung tinggi etika dalam praktik profesionalnya. Kompetensi ini penting dimiliki oleh guru era digital, karena pengetahuan dan informasi sangat cepat baik lokal maupun global yang terkadang belum tentu sesuai dengan norma dan belum tentu teruji kebenarannya, karena itu informasi dan pengetahuan tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan ketika akan dijadikan sebagai bahan kajian dalam pembelajaran. Bagian akhir dari pengelolaan pembelajaran yang menjadi inti dari kompetensi pedagogi yaitu kemampuan melakukan penilaian atau evaluasi. Penilaian hasil pembelajaran merupakan akhir dari kegiatan proses pembelajaran yang berfungsi untuk mengukur keberhasilan kompetensi yang dicapai peserta didik. Penilaian hasil belajar dilakukan untuk melihat sejauh mana kompetensi yang dicapai oleh peserta didik setelah proses pembelajaran berlangsung dan untuk mengetahui efektifitas proses belaajr mengajar yang telah dilakukan oleh guru. Menurut S. Eko Putro Widoyoko (2014) menyebutkan tahapan-tahapan pelaksanaan evaluasi proses pembelajaran adalah penentuan tujuan, menentukan desain evaluasi, pengembangan instrunmen evaluasi, pengumpulan informasi/data, analisis dan interprestasi, dan tindak lanjut. Secara singkat pelaksanaan evaluasi proses pembelajaran meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengolahan data, dan pelaporan evaluasi. Pengembangan profesi guru dari aspek kemampuan pedagogi perlu untuk ditingkatkan dengan berbagai strategi dan bentuk kegiatan. Strategi dan bentuk kegiatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan pedagogi ini seperti kegiatan seminar, workshop, dan pelatihan-pelatihan yang diselenggrakan oleh lembaga profesi guru, forum guru (KKG), konsorsium, perguruan tinggi, swasta maupun pemerintah dalam hal ini dinas pendidikan.
  • 4. NOMOR 2 Materi/Topik : Sikap cinta tanah air Sub materi/sub topik : Sikap nasionalisme Indikator : Mempertahankan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik SIKAP NASIONALISME PENDIDIKAN sebagai usaha sadar yang dibutuhkan untuk menyiapkan anak manusia demi menunjang perannya di masa datang. Jadi, pendidikan yang dilakukan oleh suatu bangsa tentu memiliki hubungan yang sangat signifikan dengan rekayasa bangsa. Peserta didik merupakan aset terbesar dalam menentukan kemajuan bangsa di masa depan. Peserta didik yang akan memegang tanggung jawab menghidupi kemerdekaan yang telah dititipkan oleh leluhur kepada kita. Untuk itulah pendidikan harus membawa mereka kepada rasa cinta dan bangga kepada tanah air. Tetapi melihat kondisi mental peserta didik yang kian memburuk saat ini sangat diragukan bahwa mereka memiliki jiwa nasionalisme. Jika ditinjau dari sudut pandang guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), pendidikan yang terlaksana sampai saat ini sangat memerhatikan pembentukan karakter peserta didik. Sejak periode jabatan Presiden Jokowi pun, pembentukan karakter menjadi salah satu fokus pembangunan sumber daya manusia yang disebut revolusi mental. Pendidikan tentu merupakan salah satu faktor terbesar yang menentukan keberhasilan pembangunan karakter anak. Tetapi siapa sangka, sekolah juga memberikan fakta mengejutkan mengenai kemerosotan karakter anak. Pendidikan karakter yang selama ini dikobar-kobarkan sepertinya tidak mengalami perkembangan dalam bidang implementasi dan tidak membawa perubahan yang signifikan. Pendidikan berbasis karakter seakan menjadi retorika belaka yang banyak dibicarakan namun minim tindakan. Seorang peserta didik harusnya memiliki kasih diantara sesama peserta didik dan kepada guru begitu juga sebaliknya. Dalam konteks pendidikan PPKn yang akan mengajarkan tentang relasi yang berlandaskan nilai-nilai nasionalisme, maka hal ini cukup kontekstual dalam pembentukan karakter peserta didik. Dalam hal ini peserta didik bukan hanya dilihat sebagai peserta didik tetapi sebagai agent of change. Agent of change bagi keluarganya, lingkungan sekitar, bahkan bangsa dan negaranya. Guru bukan hanya sekadar profesi. Kita mengetahui metafora guru sebagai fasilitator, sebagai teknisi, pengrajin dan metafora lainnya. Guru harus mampu menjadi tauladan baik dihadapan peserta didik utamanya maupun dalam masyarakat umumnya. Artinya sebelum menuntut lebih pada murid, kita harus mulai dari diri sendiri dan menjadi teladan bagi mereka. Mereka membutuhkan seorang role model yang bisa mereka lihat sebagai bukti nyata bahwa itu benar-benar ada karena sebaik apapun kita megajar mereka, tanpa ada yang tepat, mereka akan menjadi pribadi yang skeptis bahkan apatis. Kita harus menjadi pribadi yang berintegritas yang mana kita melakukan kebenaran bahkan ketika tak dilihat siapapun. Teladan yang tepat dan benar mendorong murid untuk melakukan hal yang sama. Dalam mengajar, kita juga harus memberikan edukasi tentang karakter kepada mereka. Menjadi pribadi yang berkualitas dan bekarakter baik adalah bagian dari jiwa nasionalisme. Karena sebuah sikap toleransi, saling peduli, penuh solidaritas merupakan identitas dari bangsa Indonesia dan juga tercantum dalam Pancasila yang merupakan dasar negara. Kita harus memberikan mereka pengetahuan nasionalisme dari tatanan yang paling sederhana, memberi tahu mereka bahwa untuk mejadi bagian dari nasionalisme tidak harus menjadi seorang anggota politik, menjadi warga negara baik juga merupakan salah satu bagian dari pergerakan nasionalisme.
  • 5. PELAKSANAAN PENANAMAN NILAI NASIONALISME DI SEKOLAH Dalam melaksanakan penanaman nilai nasionalisme di sekolah ada 2 cara yang bisa dilakukan yaitu : - Melalui Kegiatan Pembelajaran Mulyasa (2003:100) mengatakan bahwa pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak sekali yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari dalam individu maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan. Sedangkan menurut Syaiful Sagala (2006:61) mengatakan pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh siswa atau murid. Pendidik yang baik akan melakukan komunikasi dua arah atau timbal balik dan memancing siswa untuk belajar secara aktif sehingga dapat terjadi proses komunikasi yang diinginkan. Masih dalam bukunya Syaiful Sagala (2006:61) pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru. Selain itu menurut Nasution (1998:25), tujuan pembelajaran dibagi menjadi tiga kategori yaitu: kognitif (kemampuan intelektual), afektif (perkembangan moral), dan psikomotor ( keterampilan). Dari berbagai pendapat diatas dapat diartikan bahwasanya pembelajaran adalah penciptaan suatu sistem lingkungan yang didalamnya terdapat proses komunikasi dua arah sehingga siswa dapat belajar secara aktif dan dapat mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru. kegiatan pembelajaran memiliki peran penting dalam mengembangkan pengetahuan siswa. Selain itu kegiatan pembelajaran juga memiliki peran dalam mengembangkan aspek afektif siswa, adapun aspek afektif meliputi perkembangan sikap, perilaku, moral dan salah satunya karakter tentang nasionalisme. Penanaman nilai nasionalisme dapat dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran. Proses penanaman nilai nasionalisme melalui kegiatan pembelajaran bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya bisa dengan menintegrasikan nilai nasionalisme kedalam mata pelajaran. - Melalui Kegiatan di Luar Pembelajaran Pelaksanaan penanaman nilai nasionalisme selain melalui kegiatan pembelajaran juga dapat dilakukan melalui kegiatan di luar pembelajaran. Adapun Kemendiknas (2010: 8) memaparkan bahwa pelaksanaan pendidikan karakter di satuan pendidikan terdiri atas berbagai kegiatan. Adapun kegiatan tersebut yaitu : a. Integrasi ke dalam kegiatan belajar mengajar, b. Pembiasaan dalam kehidupan keseharian di satuan pendidikan c. Integrasi ke dalam kegiatan ekstrakulikuler, dan d. Penerapan pembiasaan kehidupan di rumah yang selaras dengan di satuan pendidikan. Sejalan dengan itu Zubaedi (2011: 17) memaparkan pendapatnya bahwa penanaman karakter proses, contoh keteladanan, pembiasaan atau pembudayaan dalam lingkungan siswa dalam lingkungan sekolah. Sehingga nilai-nilai nasionalisme dapat dipahami dan ditanamkan dalam diri siswa. Adapun menurut Mulyasa (2012: 168-169) pembiasaan dalam kehidupan keseharian di sekolah dapat dilakukan melalui kegiatan rutin, spontan, dan keteladanan. Sri Narwanti (2011: 55) menambahkan pelaksanaan nilai-nilai nasionalisme melalui kegiatan ko-kurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ini dilaksanakan di luar pembelajaran. Kegiatan ekstrakurikuler misalnya pramuka, latihan tari dan musik daerah, Pelatihan baris berbaris (PBB), dan lain-lain. Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahawsanya pelaksanaan penanaman nilai nasionalisme dapat dilakukan melalui berbagai macam kegiatan, salah satunya adalah dengan pembiasaan dalam kehidupan keseharian di sekolah. Pembiasaan dalam kehidupan keseharian disekolah dapat dilakukan dengan cara kegiatan rutin, kegiatan spontan dan keteladanan. Selain itu bisa juga dilakukan dengan mengintegrasikan kedalam kegiatan ekstrakulikuler, misalnya kegiatan pramuka, latihan tari, dll. Semua kegiatan tersebut akan terlaksana apabila guru ikut berperan serta dalam kegiatan-kegiatan tersebut. sehingga guru dapat menjadi teladan dalam bersikap dan berprilaku bagi para siswa-siswanya. Tentu saja sikap dan prilaku guru harus mencerminkan nilai-nilai naionalisme yang ada. sehingga proses pelaksanaan penanaman nilai nasionalisme bisa berjalan dengan baik
  • 6. NOMOR 3 Materi/Topik : Sikap cinta tanah air Sub materi/sub topik : Sikap patriotisme Indikator : Menjunjung tinggi keunggulan bangsa Indonesia dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. NILAI-NILAI PATRIOTISME Menurut Suyitno, nilai merupakan sesuatu yang kita alami sebagai ajakan dan panggilan untuk dihadapi. Nilai mau dilaksanakan dan mendorong kita untuk bertindak. Nilai mengarahkan perhatian serta minat kita, menarik kita keluar dari kita sendiri kearah apa yang bernilai. Nilai berseru kepada tingkah laku dan membangkitkan keaktifan kita (A.T. Soegito, dkk, 2003 : 75). Menurut Bambang Daroeso (1986 : 20) nilai itu sama sifatnya dengan ide maka nilai itu abstrak. Dalam pengertian abstrak, bahwa nilai itu tidak dapat ditangkap oleh panca indera, yang dapat ditangkap oleh objek yang mempunyai nilai atau tingkah laku yang mengandung nilai. Nilai mengandung harapan atau sesuatu yang diingikan oleh manusia karena itu nilai disebut bersifat normative, merupakan keharusan untuk diwujudkan dalam tingkah laku kehidupan manusia. Menurut Bambang Tri Purwanto dan Sunardi (2010:32) “Patriotisme berasal dari kata patria, artinya tanah air. Kata patria berubah menjadi kata patriot yang berarti seorang yang mencintai tanah air. Jadi, patriotisme berarti paham tentang kecintaan pada tanah air. Oleh karena itu, semangat patriotisme berarti semangat untuk mencintai tanah air”. Patriotisme adalah sikap dan perilaku seseorang yang dilakukan dengan penuh semangat rela berkorban untuk kemerdekaan, kemajuam, dan kemakmuran bangsa. Seseorang yang memiliki sikap dan perilaku patriotik ditandai oleh adanya hal-hal sebagai berikut : 1) Rasa cinta pada tanah air. 2) Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara, bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan golongan. 3) Berjiwa pembaharu. 4) Tidak mudah menyerah (Nur Wahyu Rochmadi, 2003:12) Patriotisme berasal dari kata “Patriot” dan “Isme” yang berarti sifat kepahlawanan atau jiwa pahlawan atau jiwa pahlawan (Indonesia) atau heroism dan patriotism (Inggris). Patriotisme adalah suatu sikap yang berani, pantang menyerah dan rela berkorban demi bangsa dan negara. Pengorbanan tersebut dapat berupa pengorbanan harta benda maupun jiwa raga". (Retno dan Setiadi, 2008 : 36). Patriotisme merupakan syarat mutlak bagi pertumbuhan dan kelansungan hidup bangsa. Tanpa semangat patriotisme suatu bangsa akan hancur terpecah-pecah dari dalam. Patriotisme menghendaki adanya kerelaan untuk membela tanah air dari seorang pejuang sejati yang bersedia berkorban demi kemajuan dan kejayaan tanah air. Di dalam patriotisme terkandung nilainilai berikut : 1) Sikap bangga terhadap bangsa dan negaranya. 2) Kerelaan berkorban dalam rangka membela tanah air dan bangsanya. 3) Kesetiaan kepada tanah air dan bangsanya. 4) Mengutamakan persatuan dan kesatuan. Kerelaan berkorban dalam rangka membela tanah air dan bangsanya Rela berkorban artinya kesediaan dengan ikhlas untuk memberikan segala sesuatu yang dimilikinya, sekalipun menimbulkan penderitaan bagi dirinya sendiri demi kepentingan bangsa dan Negara. Kesadaran bela negara adalah sikap rela berkorban untuk mempertahankan negara dari ancaman yang dapat mengganggu kelangsungan hidup bermasyarakat yang berdasarkan atas cinta tanah air. Kemampuan bela negara dapat diwujudkan dengan tetap menjaga kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam menjalani profesi masing-masing.
  • 7. Kesetiaan kepada tanah air dan bangsanya. Cinta tanah air adalah suatu kasih sayang dan suatu rasa cinta terhadap tempat kelahiran atau tanah airnya. Cinta tanah airadalah perasaan bangga, menghargai, menghormati yang timbul dari dalam hati sanubari seorang warga negara, untuk mengabdi, memelihara, membela, rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negaranya, menjaga dan melindungi tanah airnya dari segala ancaman dan gangguan dari dalam maupun luar negeri. Bentuk rasa cinta tanah air antara lain sikap bangga menjadi warga negara Indonesia, melestarikan budaya Indonesia, memakai produk dalam negeri, hemat energi, dan mengharumkan nama bangsa Indonesia. MENANAMKAN NILAI-NILAI PATRIOTISME Sikap patriotisme dapat diwujudkan dalam semangat cinta tanah air dengan beberapa cara sebagai berikut : 1) Sikap rela berkorban mempertahankan negara. Sikap rela berkorban mempertahankan negara diwujudkan dalam bentuk kesediaan berjuang untuk mengatasi ancaman dalam negeri dan bangsa lain yang akan menjajah negara, kegiatan yang dapat merugikan negara, dan bencana alam yang dapat mengakibatkan kerusakan dan kehancuran negara. 2) Bersikap untuk mengisi kelangsungan hidup negara. Sikap untuk mengisi kelangsungan hidup diwujudkan dengan kesediaan bekerja sesuai dengan bidangnya sehingga dapat meningkatkan harkat dan martabat, tujuan bangsa (Bambang Tri Purwanto dan Sunardi, 2010:32). Sebagaimana dikemukakan Chotib, dkk (2007:25-26) bahwa: Caracara untuk menunjukkan semangat kebangsaan diperlukan keteladanan, pewarisan, dan pelaksanaan kewajiban. 1) Keteladanan a) Di lingkungan keluarga dan masyarakat. Peranan orang tua di dalam keluarga sangatlah penting. Pendidikan orang tua sangat membantu perkembangan anak sejak dari lahir hingga beranjak dewasa. Selanjutnya perkembangan anak akan dipengaruhi oleh lingkungannya. Jadi, baik atau buruknya seorang anak melakukan fitrasi terhadap pengaruh luar dirinya bergantung pada perkembangan atau pendidikan di dalam keluarga. Terkadang, ada pula seorang anak yang memberi keteladanan bagi orang tuanya. Dapat pula tokoh masyarakat kepada pembantunya. Misalnya, memberi hewan kurban hari raya idul adha, membayar pajak tepat waktu, membantu peningkatan taraf hidup warga dikampungnya atau bekerja bakti di lingkungannya. b) Dilingkungan sekolah. Keteladanan dapat diberikan oleh pamong sekolah, pengurus OSIS sampai pengurus kelas. Misalnya, melakukan sumbangan uang untuk membantu teman sekelasnya yng terkena musibah, membersihkan lingkungan sekolah, menjalin persahabatan dengan sekolah lain atau tidak melakukan tawuran pelajar. c) Dilingkungan instansi pemerintah atau swasta. Keteladanan tokoh/pemimpin perusahaan yang dituakan (senioritas) akan sangat berpengaruh bagi karyawan dan karyawati lain. Misalnya, memprakarsai kegiatan donor darah, pengentasan kemiskinan, membantu korban bencana, atau berperilaku adil dan bijakana. 2) Pewarisan. Rangkaian kegiatan yang merupakan bagian pewarisan antara lain adalah suka bekerja keras, ulet, tekun, membiasakan menabung, berperilaku hemat atau sederhana. Kegiatan diatas, diharapkan nilai-nilai dibalik kegiatan tersebut akan membentuk kepribadian diri. Misalnya, tapak tilas, kunjungan ke museum, melaksanakan upacara bendera, disiplin diri atau berjiwa kreatif. 3) Pelaksanaan kewajiban. Salah satu upaya menumbuhkembangkan jiwajiwa patriotisme dan nasionalisme adalah menciptakan peraturan perundang-undangan tentang bela negara. Peraturan yang mewajibkan peran serta rakyat dalam pembelaan negara diantaranya wajib militer (wamil), pendidikan bela negara atau kewiraan sebagai pendidikan wajib, atau kewajiban penggunaan barang-barang dalam negeri dan tidak mengimpor barang-barang dari luar negeri.
  • 8. NOMOR 4 Materi/Topik : Sikap cinta tanah air Sub materi/sub topik : Sikap patriotisme Indikator : Mengembangkan sikap rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik SIKAP PATRIOTISME Setiap orang harus memiliki jiwa patriotisme dengan mencintai tanah air dan rela berkorban untuk mempertahankan negaranya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), patriotisme adalah sikap seseorang yang bersedian mengorbankan segala-galanya untuk kejayaan dan kemakmuran tanah airnya. Semangata cinta tahan air. Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), patriotisme merupakan perasaan keterikatan dan komitmen terhadap suatu negara, bangsa, dan komunitas Patriotisme berasal dari kata "patriot" dan "isme" yang berarti sifat kepahlawanan atau jiwa pahlawan, atau "heroism" dan "patriotism" dalam bahasa Inggris. Pengorbanan dapat berupa pengorbanan harta benda maupun jiwa raga. Ciri- ciri patriotisme Dilansir situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (kemendikbud), dalam sejarah Indonesia bagaimana para pejuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia dengan gagah berani. Berikut ciri-ciri patriotisme 1. Cinta tanah air 2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara 3. Menempatkan persatuan, kesatuan serta keselamatan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan golongan 4. Berjiwa pembaharu 5. Tidak kenal menyerah Nilai-nilai patriotisme dapat ditampilkan dalam perilaku kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa negara
  • 9. NOMOR 5 Materi/Topik : Sikap cinta tanah air Sub materi/sub topik : Sikap menghargai perbedaan Indikator : Menciptakan persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, dan warna kulit dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik PERUBAHAN SIKAP SISWA Berdasarkan berbagai pendapat mengenai pengertian perubahan, sikap dan siswa di atas, maka dapat disimpulkan perubahan sikap siswa adalah proses tahapan siswa menuju perilaku yang lebih baik sesuai dengan standar moral yang berlaku. Adapun proses berkembangnya perubahan sikap siswa yang baik dapat dilihat jika siswa tersebut memiliki perkembangan emosi yang baik, bahasa yang baik dan memiliki hubungan sosial yang baik. a. Perkembangan Emosi Menurut Herimanto (2012:140) “Jika dilihat dari tiga ranah yang biasa digunakan dalam dunia pendidikan, yaitu ranah kognitif, afektif, psikomotorik, emosi termasuk ke dalam ranah afektif”. Emosi banyak berpengaruh terhadap fungsi-fungsi psikis lainnya, seperti pengamatan, tanggapan, pemikiran dan kehendak. Individu akan mampu melaksanakan pengamatan atau pemikiran yang baik apabila emosi yang baik pula. Individu juga akan memberikan tanggapan yang positif terhadap suatu objek manakala disertai emosi yang positif pula. b. Perkembangan Bahasa Menurut berbagai literatur perkembangan bahasa adalah kemampuan individu dalam menggunakan kosa kata, ucapan, gramatikal dan etika pengucapannya dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan perkembangan umur kronologisnya. Perbandingan antara umur kronologis dengan kemampuan berbahasa individu menunjukan perkembangan bahasa individu yang bersangkutan. Menurut Saifuddin (2012:123) ada aspek linguistik dasar yang bersifat universal dalam otak manusia yang memungkinkan untuk menguasai bahasa tertentu. c. Hubungan Sosial Hubungan sosial individu berkembang karena adanya dorongan rasa ingin tahu terhadap segala sesuatu yang ada di dunia sekitarnya. Dalam perkembangannya setiap individu ingin tahu bagaimanakah cara melakukan hubungan secara baik dan aman dengan dunia sekitarnya, baik yang bersifat fisik maupun sosial. PERANAN GURU Peranan guru merupakan peranan seseorang dalam melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya sebagai seorang guru yang memiliki tugas yaitu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini melalui jalur formal pendidikan dasar dan pendidikan menengah . Peranan guru diukur dengan indikator yaitu : 1. Sebagai Motivator 2. Sebagai Fasilitator PERUBAHAN SIKAP SOSIAL SISWA Perubahan sikap sosial siswa adalah proses tahapan siswa menuju perilaku yang lebih baik sesuai dengan standar moral yang berlaku. Adapun proses berkembangnya perubahan sikap siswa yang baik dapat dilihat jika siswa tersebut memiliki perkembangan emosi yang baik, bahasa yang baik dan memiliki hubungan sosial yang baik. Indikator yang akan diukur adalah : 1. Disiplin 2. Toleransi 3. Sopan Santun
  • 10. NOMOR 6 Materi/Topik : Sikap cinta tanah air Sub materi/sub topik : Sikap mengutamakan kepentingan bersama Indikator : Mengkarakteristikkan keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan kepentingan bersama dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
  • 11. NOMOR 7 Materi/Topik : Sikap cinta tanah air Sub materi/sub topik : Sikap mempertahankan kekayaan alam Indonesia Indikator : Mempertahankan kekayaan alam Indonesia dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
  • 12. NOMOR 8 Materi/Topik : Sikap cinta tanah air Sub materi/sub topik : Mengapresiasi kekayaan budaya bangsa lain sehingga memperkuat jati diri bangsa Indonesia. Indikator : Mengapresiasi kekayaan budaya bangsa lain sehingga memperkuat jati diri bangsa Indonesia dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
  • 13. NOMOR 9 Materi/Topik : Sikap berwibawa, tegas, disiplin, penuh panggilan jiwa, dan samapta Sub materi/sub topik : Sikap berwibawa. Indikator : Menunjukkan keberanian dalam membela kebenaran dan keadilan pada proses mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik.
  • 14. NOMOR 10 Materi/Topik : Sikap berwibawa, tegas, disiplin, penuh panggilan jiwa, dan samapta Sub materi/sub topik : Sikap berwibawa. Indikator : Mengembangkan pribadi yang taat serta menghormati hukum dan aturan pada proses mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik
  • 15. NOMOR 11 Materi/Topik : Sikap berwibawa, tegas, disiplin, penuh panggilan jiwa, dan samapta Sub materi/sub topik : Sikap tegas. Indikator : Mengatakan benar atau salah sesuai dengan yang sebenarnya dalam mendidik,mengajar, membimbing, mengarahkan,melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik
  • 16. NOMOR 12 Materi/Topik : Sikap berwibawa, tegas, disiplin, penuh panggilan jiwa, dan samapta Sub materi/sub topik : Sikap tegas. Indikator : Menampilkan perilaku yang bijaksana meskipun dalam situasi yang sulit pada proses mendidik,mengajar, membimbing, mengarahkan,melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik
  • 17. NOMOR 13 Materi/Topik : Sikap berwibawa, tegas, disiplin, penuh panggilan jiwa, dan samapta Sub materi/sub topik : Sikap disiplin Indikator : Memberikan penghargaan atau hukuman kepada peserta didik sesuai tata tertib sekolah dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
  • 18. NOMOR 14 Materi/Topik : Sikap berwibawa, tegas, disiplin, penuh panggilan jiwa, dan samapta Sub materi/sub topik : Sikap penuh panggilan jiwa. Indikator : Menampilkan sikap senang dan nyaman dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
  • 19. NOMOR 15 Materi/Topik : Sikap berwibawa, tegas, disiplin, penuh panggilan jiwa, dan samapta Sub materi/sub topik : Sikap samapta Indikator : Menunjukkan sikap kesiap-siagaan dalam proses mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
  • 20. NOMOR 16 Materi/Topik : Sikap kesepenuhhatian dan kemurahhatian Sub materi/sub topik : Sikap kesepenuhhatian Indikator : Menampilkan tanggapan sebagaimana yang dihayati peserta didik dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
  • 21. NOMOR 17 Materi/Topik : Sikap kesepenuhhatian dan kemurahhatian Sub materi/sub topik : Sikap kesepenuhhatian Indikator : Merancang berbagai usaha untuk menuntaskan pekerjaan dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
  • 22. NOMOR 18 Materi/Topik : Sikap kesepenuhhatian dan kemurahhatian Sub materi/sub topik : Sikap kemurahhatian. Indikator : Menunjukkan kepedulian yang tinggi terhadap kebutuhan peserta didik dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
  • 23. NOMOR 19 Materi/Topik : Sikap kesepenuhhatian dan kemurahhatian Sub materi/sub topik : Sikap kemurahhatian. Indikator : Mendeteksi situasi yang membutuhkan bantuan dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
  • 24. NOMOR 20 Materi/Topik : Sikap kesepenuhhatian dan kemurahhatian Sub materi/sub topik : Sikap kemurahhatian. Indikator : Mendemonstrasikan sikap tanggung jawab pribadi terhadap situasi yang membutuhkan bantuan dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
  • 25. NOMOR 21 Materi/Topik : Macam-macam strategi pembelajaran untuk membangun motivasi, interaksi sosial yang positif, kemampuan berfikir kritis (critical thinking skill), kemampuan menyelesaian masalah (problem solving skill), kemampuan unjuk kerja (perfomance skill) dan etos kerja. Sub materi/sub topik : strategi pembelajaran untuk membangun etos kerja peserta didik Indikator : Menerapkan teori belajar tertentu sesuai karakteristik pembelajaran Strategi pembelajaran dibedakan atas 7 jenis yaitu : 1. Strategi Pembelajaran Ekspositori (SPE) Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Strategi pembelajaran ekspositori merupakan salah satu dari macam-macam pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru. Hal ini dikarenakan guru memegang peranan yang sangat penting atau dominan dalam strategi ini. 2. Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI) Strategi Pembelajaran Inquiry (SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawabannya dari suatu masalah yang ditanyakan. Proses berpikir ini biasa dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu maturation, physical experience, social experience dan equilibration. 3. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. 4. Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir siswa. Dalam pembelajaran ini materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada siswa, akan tetapi siswa dibimbing untuk proses menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus menerus dengan memanfaatkan pengalaman siswa. 5. Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK) Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. 6. Strategi Pembelajaran Kontekstual (CTL) Strategi pembelajaran kontekstual/Contextual teaching and learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. 7. Strategi Pembelajaran Afektif (SPA) Strategi pembelajaran afektif memang berbeda dengan strategi pembelajaran kognitif dan keterampilan. Afektif berhubungan dengan nilai (value) yang sulit diukur karena menyangkut kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam diri siswa. Dalam batas tertentu, afeksi dapat muncul dalam kejadian behavioral.
  • 26. NOMOR 22 *) Materi/Topik : Macam-macam strategi pembelajaran untuk membangun motivasi, interaksi sosial yang positif, kemampuan berfikir kritis (critical thinking skill), kemampuan menyelesaian masalah (problem solving skill), kemampuan unjuk kerja (perfomance skill) dan etos kerja. Sub materi/sub topik : Berbagai strategi pembelajaran untuk membangun kemampuan berpikir kritis (critical thinking skill) Indikator : Menerapkan strategi pembelajaran untuk membangun kemampuan berpikir kritis (critical thinking skill) TEORI CRITICAL THINKING Critical thinking adalah sejenis keterampilan berpikir tingkat tinggi di mana individu menunjukkan kemampuan mereka untuk secara ilmiah dan penuh pertimbangan mengevaluasi suatu fenomena dari pandangan yang berbeda dalam konteks yang berbeda untuk membuat keputusan akhir yang efektif. Augustine, sebagaimana dikutip oleh Fisher (2008:16), menekankan indikator keterampilan berpikir kritis yang penting, meliputi: 1) Menyatakan kebenaran pertanyaan atau pernyataan 2) Menganalisis pertanyaan atau pernyataan; 3) Berpikir logis; 4) Mengurutkan, misalnya secara temporal, secara logis, secara sebab akibat; 5) Mengklasifikasi, misalnya gagasan objek-objek; 6) Memutuskan, misalnya apakah cukup bukti; 7) Memprediksi (termasuk membenarkan prediksi); 8) Berteori; 9) Memahami orang lain dan dirinya Berdasarkan indikator-indikator tersebut dapat disimpulkan bahwa berpikir kirtis merupakan proses berpikir yang berlandaskan pada gagasan dan pemikiran dalam mengemukakan alasan untuk menyimpulkan dan menyelesaikan masalah. Aplikasi dalam pembelajaran matematika berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah berarti siswa paham konsep mana yang digunakan untuk menyelesaikan masalah dengan alasan dan pemikiran. Model Pembelajaran Problem Based Learning Pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata yang tidak terstruktur (ill-structured) dan bersifat terbuka (open-ended) sebagai konteks atau sarana bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta membangun pengetahuan baru. Sintaks Model Problem Based Learning Tahap Tingkah laku Guru Tahap 1 Orientasi peserta didik pada masalah Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih Tahap 2 Mengorganisasikan peserta didik dalam belajar. Guru membantu peserta didik untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. Tahap 3 Membimbing penyelidikan kelompok Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah Tahap 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Guru membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya. Tahap 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan
  • 27. NOMOR 23 *) Materi/Topik : Macam-macam strategi pembelajaran untuk membangun motivasi, interaksi sosial yang positif, kemampuan berfikir kritis (critical thinking skill), kemampuan menyelesaian masalah (problem solving skill), kemampuan unjuk kerja (perfomance skill) dan etos kerja. Sub materi/sub topik : Berbagai strategi pembelajaran untuk membangun kemampuan menyelesaikan masalah (problem solving skill) Indikator : Menetapkan strategi pembelajaran untuk membangun kemampuan menyelesaikan masalah (problem solving skill) Pengertian Model Pembelajaran Problem Solving model pembelajaran problem solving adalah metode pembelajaran yang mengaktifkan dan melatih siswa untuk menghadapi berbagai masalah dan dapat mencari pemecahan masalah atau solusi dari permasalahan itu. Langkah – langkah/Sintak Model pembelajaran problem solving 1. I can (Saya mampu/ bisa): tahap membangkitkan motivasi dan membangun/menumbuhkan keyakinan diri siswa. 2. Define (Mendefinisikan): membuat daftar hal yang diketahui dan tidak diketahui, menggunakan gambar grafis untuk memperjelas permasalahan. 3. Explore (Mengeksplorasi) : merangsang siswa untuk mengajukan pertanyaanpertanyaan dan membimbing untuk menganalisis dimensi-dimensi permasalahan yang dihadapi. 4. Plan (Merencanakan): mengembangkan cara berpikir logis siswa untuk menganalisis masalah dan menggunakan flochart untuk mengambarkan permasalahan yang dihadapi. 5. Do it (Mengerjakan): membimbing siswa secara sistematis untuk memperkiraan jawaban yang mungkin untuk memecahkan masalah. 6. Check (Mengoreksi kembali): membimbing siswa untuk mengecek kembali jawaban yang dibuat, mungkin ada beberapa kesalahan yang dilakukan. 7. Generalize (Generalisasi): membimbing siswa untuk mengajukan pertanyaan Sintak model pembelajaran problem solving terdiri dari 6 tahap, yaitu sebagai berikut. 1. Merumuskan masalah Kemampuan yang diperlukan adalah : mengetahui dan merumuskan masalah secara jelas. 2. Menelaah masalah Kemampuan yang diperlukan adalah : menggunakan pengetahuan untuk memperinci, menganalisis masalah dari berbagai sudut. 3. Merumuskan hipotesis Kemampuan yang diperlukan adalah : berimajinasi dan menghayati ruang lingkup, sebab akibat dan alternatif penyelesaian. 4. Mengumpulkan dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis Kemampuan yang diperlukan adalah : kecakapan mencari dan menyusun data. Menyajikan data dalam bentuk diagram, gambar atau tabel. 5. Pembuktian hipotesis Kemampuan yang diperlukan adalah : kecakapan menelaah dan membahas data, kecakapan menghubung-hubungkan dan menghitung, serta keterampilan mengambil keputusan dan kesimpulan. 6. Menentukan Pilihan Penyelesaian. Kemampuan yang diperlukan adalah : kecakapan membuat alternatif penyelesaian, kecakapan menilai pilihan dengan memperhitungkan akibat yang akan terjadi pada setiap pilihan.
  • 28. NOMOR 24 Materi/Topik : Macam-macam strategi pembelajaran untuk membangun motivasi, interaksi sosial yang positif, kemampuan berfikir kritis (critical thinking skill), kemampuan menyelesaian masalah (problem solving skill), kemampuan unjuk kerja (perfomance skill) dan etos kerja. Sub materi/sub topik : Berbagai strategi pembelajaran untuk membangun kemampuan unjuk kerja (performance skill) Indikator : Menetapkan strategi pembelajaran untuk membangun kemampuan unjuk kerja (performance skill) Idem
  • 29. NOMOR 25 *) Materi/Topik : Karakteristik silabus, RPP, LKPD, dan Teknik Penilaian Sub materi/sub topik : karakteristik Teknik Penilaian Indikator : Diberikan indikator pembelajaran Kompetensi Dasar (KD) suatu materi , peserta dapat merumuskan alat evaluasi yang relevan dengan materi tersebut. Pengertian Silabus Silabus merupakan seperangkat rencana serta pengaturan pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang disusun secara sistematis yang memuat komponen-komponen yang saling berkaitan untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar. beberapa fungsi umum dari silabus : 1. Silabus dapat dijadikan pedoman dalam penyusunan buku siswa. Buku siswa memuat tentang materi pelajaran, aktivitas peserta didik, dan evaluasi pembelajaran. 2. Silabus menjadi acuan dalam penyusunan rencana pembelajaran, untuk semua kajian mata pelajaran, atau pun pengelolaan kegiatan pembelajaran dan pengembangan penilaian hasil pembelajaran. 3. Hasil pengembangan Silabus dalam bentuk perangkat pembelajaran berfungsi sebagai alat untuk aktualisasi kurikulum secara operasional pada tingkat satuan pendidikan, sehingga memudahkan guru melakukan pembelajaran. Beberapa komponen yang harus ada dalam silabus adalah sebagai berikut : 1. Identitas mata pelajaran 2. Dentitas sekolah : Memuat nama satuan pendidikan dan kelas 3. Kompetensi Inti (KI), merupakan gambaran mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari oleh peserta didik untuk jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran. 4. Kompetensi Dasar (KD), merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran 5. Indikator pencapaian kompetensi, adalah perilaku yang dapat diukur atau diamati untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. 6. Materi Pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedut yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indicator pencapaian kompetensi. 7. Pembelajaran, adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan 8. Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik 9. Alokasi Waktu, sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum untuk satu semester atau satu tahun. 10. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau sumber belajar lain yang relevan KARAKTERISTIK RPP RPP merupakan salah satu perangkat atau acuan pendidik untuk melakukan pembelajaran,agar pembelajaran dapat berlangsung secara aktif,kreatif, menyenangkan, memotivasi,dan menumbuhkan bakat-bakat siswa. Karakteristik rencana pelaksanaan dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan bekewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung, secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotifasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
  • 30. prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Ciri-ciri RPP yang baik adalah sebagai berikut : 1. Memuat aktivitas proses belajar mengajar yang akan dilaksanakan oleh guru yang akan menjadi pengalaman belajar bagi siswa. 2. Langkah-langkah pembelajaran disusun secara sistematis agar tujuan pembelajaran dapat dicapai. 3. Langkah pembelajaran disusun serinci mungkin, sehingga apabila RPP digunakan oleh guru (misalnya ketika guru mata pelajaran tidak hadir), mudah dipahami dan tidak menimbulkan penafsiran ganda. PENGERTIAN LKPD Lembar kerja peserta didik (LKPD) merupakan salah satu sarana untuk membantu dan mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar sehingga akan terbentuk interaksi yang efektif antara peserta didik dengan pendidik, sehingga dapat meningkatkan aktifitas peserta didik dalam peningkatan prestasi belajar. Karakteristik LKPD meliputi : 1. Lembar kegiatan peserta didik (LKPD) yang dikembangkan disesuaikan dengan RPP dan metode pembelajaran yang digunakan. 2. LKPD yang dikembangkan memuat tentang indikator-indikator yang dilatihkan pada peserta didik. 3. LKPD berpusat pada peserta didik dan mengarahkan peserta didik untuk berpikir. 4. LKPD memenuhi kriteria kevalidan dan dinyatakan reliabel. KARAKTERISTIK TEKNIK PENILAIAN Dalam permendikbud nomor 81A tentang implementasi kurikulum 2013, disebutkan beberapa karakteristik penilaian yang harus diperhatikan guru yaitu: 1. Belajar tuntas Untuk kompetensi pada kategori pengetahuan dan keterampilan (KI-3 dan KI-4), peserta didik tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar dan hasil yang baik.Asumsi yang digunakan dalam belajar tuntas adalah peserta didik dapat belajar apapun, hanya waktu yang dibutuhkan yang berbeda. Peserta didik yang belajar lambat perlu waktu lebih lama untuk materi yang sama, dibandingkan peserta didik pada umumnya. 2. Otentik Memandang penilaian dan pembelajaran secara terpadu. Penilaian otentik harus mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia sekolah. Menggunakan berbagai cara dan kriteria holistik (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap). Penilaian otentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik. 3. Berkesinambungan Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik, memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus menerus dalam bentuk penilaian proses, dan berbagai jenis ulangan secara berkelanjutan (ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, atau ulangan kenaikan kelas). 4. Berdasarkan acuan kriteria Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan, misalnya ketuntasan minimal, yang ditetapkan oleh satuan pendidikan masing-masing. 5. Menggunakan teknik penilaian yang bervariasi Teknik penilaian yang dipilih dapat berupa tertulis, lisan, produk, portofolio, unjuk kerja, projek, pengamatan, dan penilaian diri.
  • 31. NOMOR 26-28 *) Materi/Topik : Karakteristik silabus, RPP, LKPD dan teknik penilaian Sub materi/sub topik : Karakteristik RPP Indikator : - Mengidentifikasi karakateristik RPP - Menyusun materi soal TKI berbasis HOTS - Merumuskan kisi-kisi penilaian 1. Mengidentifikasi karakateristik RPP RPP adalah sebuah rancangan pembelajaran yang dibuat oleh guru sebelum melakukan pembelajaran di dalam kelas, pembuatan RPP yaitu untuk acuan guru dalam belajar yang dimana dalam RPP tersebut terdapat indikator, KI, Dan KD. RPP merupakan persiapan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sebelum mengajar. Penyusunan RPP ini merupakan upaya untuk mencapai tujuan dari proses pembelajaran yang telah ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran dan juga upaya mencapai kompetensi yang diharapkan, yakni kompetensi kognitif, afektif dan kompetensi psikomotor. Prinsip-prinsip RPP adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan RPP baik itu dalam perbedaan jenis kelamin,kondisi fisik pesertadidik, maupun keadaan kondisi piesertadidik dimana mereka tinggal.Mengenai prinsip –prinsip RPP adapun prinsip Menurut Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana (2012, hml.122,). 1. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin , kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan /atau lingkungan pesertadidik. 2. Mendorong partisipasi aktif peserta didik Prosespembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, aktivitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian dan semangat belajar. 3. Mengembangkan membaca dan menulis proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahamaan beragan bacaan,dan berkreasi dalam beragan bentuk tulisan 4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut. RPP Memuat rancangan program pemberian umpan balik positif ,penguatan, pengayaan, dan remedi. 5. Keterkaitan dan keterpaduan RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduanantara SK,KD,materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran,indikator pencapaian kompetensi,penilaian dan sumber belajar dalam satukeutuhan pengalaman belajar.RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik ,keterpaduan lintas mata pelajaran,lintas aspek belajar, dan keragaman budaya. 6. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi. RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi ,sistematis,dan efektifsesuai dengan situasi dan komdisi. Karakteristik RPP RPP merupakan salah satu perangkat atau acuan pendidik untuk melakukan pembelajaran,agar pembelajaran dapat berlangsung secara aktif,kreatif, menyenangkan, memotivasi,dan menumbuhkan bakat-bakat siswa. RPP memiliki ciri-ciri umum yaitu sebagai mana dijelaskan Jamil Suprihatiningrum (2012 hlm 114.) “karakteristik rencana pelaksanaan dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan bekewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung, secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotifasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
  • 32. prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa.” Selain pendapat diatas yang sikemukakan oleh Jamil Suprihatiningrum Adapun ciri-ciri RPP secara umum dalam blog www.disdik.jabarprov.go.id/datadisdik/img/file.perpu.../rpp1 diakses pada tanggal 18mei 2017 pukul 10.20 WIB . ciri-ciri RPP yang baik adalah sebagai berikut : 1. Memuat aktivitas proses belajar mengajar yang akan dilaksanakan oleh guru yang akan menjadi pengalaman belajar bagi siswa. 2. Langkah-langkah pembelajaran disusun secara sistematis agar tujuan pembelajaran dapat dicapai. 3. Langkah pembelajaran disusun serinci mungkin, sehingga apabila RPP digunakan oleh guru (misalnya ketika guru mata pelajaran tidak hadir), mudah dipahami dan tidak menimbulkan penafsiran ganda. Maka dengan demikian dapat disimpulkan setiap guru yang akan melaksanakan pembelajaran harus membuat RPP karena RPP adalah sebuah acuan penting untuk guru dalam melakukan pembelajaran yang dimana dalam RPP terdapat adanya KI,KD,dan indikator dan RPP tersebut dapat menunjang pembelajaran lebih aktif kreatif dan menyenangkan. 2. Menyusun materi soal TKI berbasis HOTS Langkah-langkah menyusun soal HOTS HOTS atau higher order thinking skill adalah proses berpikir tingkat tinggi. Dalam taksonomi bloom yang direvisi Anderson menduduki level C4, C5 dan C6, analisis, evaluasi. dan kreasi. HOTS adalah kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif yang merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi Guru dituntut untuk melakukan proses pembelajaran yang HOTS sehingga muaranya peserta didik mampu menyelesaikan soal HOTS. Soal HOTS harus mampu mengukur transfer of knowledge, Problem solving dan Critical thinking. Soal HOTS merupakan instrumen pengukuran yang digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi, yaitu keterampilan berpikir yang tidak sekadar mengingat (remember), memahami (undestand), atau menerapkan (apply). Langkah-langkah menyusun soal HOTS antara lain : 1. Menganalisis KD yang dapat dibuat soal-soal HOTS Terlebih dahulu guru-guru memilih KD yang dapat dibuatkan soal-soal HOTS. Tidak semua KD dapat dibuatkan model-model soal HOTS. Guru-guru secara mandiri atau melalui forum MGMP dapat melakukan analisis terhadap KD yang dapat dibuatkan soal-soal HOTS. 2. Menyusun kisi-kisi soal Kisi-kisi penulisan soal-soal HOTS bertujuan untuk membantu para guru dalam menulis butir soal HOTS. Secara umum, kisi-kisi tersebut diperlukan untuk memandu guru dalam: (a) memilih KD yang dapat dibuat soal-soal HOTS, (b) memilih materi pokok yang terkait dengan KD yang akan diuji, (c) merumuskan indikator soal, dan (d) menentukan level kognitif. 3. Memilih stimulus yang menarik dan kontekstual. Stimulus yang digunakan hendaknya menarik, artinya mendorong peserta didik untuk membaca stimulus. Stimulus yang menarik umumnya baru, belum pernah dibaca oleh peserta didik. Sedangkan stimulus kontekstual berarti stimulus yang sesuai dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari, menarik, mendorong peserta didik untuk membaca.Dalam konteks Ujian Sekolah, guru dapat memilih stimulus dari lingkungan sekolah atau daerah setempat. 4. Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal Butir-butir pertanyaan ditulis sesuai dengan kaidah penulisan butir soal HOTS.Kaidah penulisan butir soal HOTS, agak berbeda dengan kaidah penulisan butir soal pada umumnya. Perbedaannya terletak pada aspek materi, sedangkan pada aspek konstruksi dan bahasa relative sama. Setiap butir soal ditulis pada kartu soal, sesuai format terlampir. 5. Membuat pedoman penskoran (rubrik) atau kunci jawaban Setiap butir soal HOTS yang ditulis hendaknya dilengkapi dengan pedoman penskoran atau kunci jawaban.Pedoman penskoran dibuat untuk bentuk soal uraian.Sedangkan kunci jawaban dibuat untuk bentuk soal pilihan ganda, pilihan ganda kompleks (benar/salah, ya/tidak), dan isian singkat.
  • 33. 3. Merumuskan kisi-kisi penilaian Pengertian Penilaian Penilaian (assessment) merupakan bagian penting dalam proses pendidikan. Istilah penilaian sering dipahami secara rancu dengan dua istilah lain, yakni pengukuran (measurement) dan evaluasi (evaluation). Padahal ketiga istilah tersebut memiliki makna yang berbeda, namun saling berkaitan. Selain ketiga istilah itu, ada istilah keempat yang sering muncul juga, yaitu tes. Tes atau non-tes merupakan bagian dari kegiatan pengukuran. Penyusunan Kisi-kisi Instrumen Penilaian Sikap Krathwohl (1961) dalam Mardapi, menyebutkan tingkatan ranah afektif menurut taksonomi Krathwohl ada lima, yaitu: receiving (attending), responding, valuing, organization, dan characterization. Berikut penjelasannya : Pada tingkat receiving atau attending, peserta didik memiliki keinginan memperhatikan suatu fenomena khusus atau stimulus, misalnya kelas, kegiatan, musik, buku, dan sebagainya. 1. Pada responding merupakan partisipasi aktif peserta didik, yaitu sebagai bagian dari perilakunya. Pada tingkat ini peserta didik tidak saja memperhatikan fenomena khusus tetapi ia juga bereaksi. 2. Tahap valuing melibatkan penentuan nilai, keyakinan atau sikap yang menunjukkan derajat internalisasi dan komitmen. 3. Tahap commitment adalah menunjukkan lebih dari preferensi/kecenderungan dari tahap valuing; Lynch at al (2009) mempertegas tahap commitment, dengan penyisipan antara tahap valuing dengan tahap organization. 4. Pada tingkat organization, nilai satu dengan nilai lain dikaitkan, konflik antar nilai diselesaikan, dan mulai membangun sistem nilai internal yang konsisten. 5. Tingkat ranah afektif tertinggi adalah characterization nilai. Pada tingkat ini peserta didik memiliki sistem nilai yang mengendalikan perilaku sampai pada waktu tertentu hingga terbentuk gaya hidup. menunjukkan pengabdian dan komitmen terhadap nilai-nilai, sikap, dan disposisi. Penyusunan Kisi-kisi Instrumen Penilaian Pengetahuan Penilaian aspek pengetahuan dilakukan dengan berbagai teknik penilaian. Dalam penilaian aspek ini pendidik diharapkan mampu membuat perencanaan dengan cara mengidentifikasi setiap kompetensi dasar atau materi pembelajaran sebelum menentukan bentuk penilaian yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dasar yang akan diukur. Perencanaan penilaian dilakukakan saat pendidik menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Penilaian pengetahuan dapat dicermati dalam dua perspektif (Bloom Taxonomy), yaitu dimensi pengetahuan yang diklasifikasikan menjadi faktual, konseptual, prosedural, serta metakognitif. Dan dimensi proses kognitif ini tersusun secara hirarkis mulai dari mengingat (remembering), memahami (understanding), menerapkan (applying), menganalisis (analyzing), menilai (evaluating), dan mencipta (creating). Tahapan tahapan pengetahuan tersebut merupakan perbaikan yang dilakukan Krathwohl terhadap taksonomi Bloom. Dimensi pengetahuan yang dinilai beserta contohnya disajikan dalam Tabel berikut ini (Anderson, et.al., 2001).
  • 34. Langkah-langkah penting dalam perencanaan penilaian adalah sebagai berikut: 1. menetapkan tujuan penilaian; 2. menentukan bentuk penilaian; 3. memilih teknik penilaian; 4. menyusun kisi-kisi; 5. menyusun soal; dan 6. menyusun pedoman penskoran. Langkah-langkah menyusun kisi-kisi : 1. menentukan kompetensi dasar; 2. memilih materi yang esensial sesuai dengan lingkup materi dan materi yang terkait dengan kompetensi dasar (KD) yang diuji; 3. merumuskan indikator yang mengacu pada KD dengan memperhatikan materi dan level kognitif; 4. menentukan nomor soal; 5. menentukan bentuk soal yang digunakan. Penyusunan Kisi-kisi Instrumen Penilaian Keterampilan Ranah psikomotor sebagai berikut : 1. hasil belajar psikomotor dapat dibedakan menjadi lima tahap, yaitu: imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, dan naturalisasi (Dave, 1967); 2. mata pelajaran yang berkaitan dengan psikomotor adalah yang lebih beorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi–reaksi fisik dan keterampilan tangan (Singer, 1972); 3. hasil belajar psikomotor ada menjadi tiga, yaitu: specific responding, motor chaining, rule using (Buttler, 1972); 4. berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan’manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik (Bloom, 1979); dan 5. keterampilan psikomotor ada enam tahap, yaitu: gerakan refleks, gerakan dasar, kemampuan perseptual, gerakan fisik, gerakan terampil, dan komunikasi nondiskursif (Mardapi, 2003). Kemdikbud (2016) menjelaskan bahwa penilaian keterampilan merupakan penilaian yang dilakukan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam menerapkan pengetahuan untuk melakukan tugas tertentu di berbagai macam konteks keterampilan, sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi (IPK). Penilaian keterampilan tersebut meliputi ranah berpikir dan bertindak. Keterampilan ranah berpikir meliputi keterampilan menggunakan, mengurai, merangkai, modifikasi, dan membuat. Keterampilan dalam ranah bertindak meliputi membaca, menulis, menghitung, menggambar, dan mengarang. Penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai teknik, antara lain penilaian praktik, penilaian produk, penilaian proyek, penilaian portofolio, dan teknik lain misalnya tes tertulis. Teknik penilaian keterampilan yang digunakan dipilih sesuai dengan karakteristik KD pada KI-4.
  • 35. Dalam rangka melakukan pengukuran hasil belajar ranah psikomotor, ada dua hal yang perlu dilakukan oleh pendidik, yaitu membuat soal dan membuat perangkat/ instrumen untuk mengamati unjuk kerja peserta didik. Soal untuk hasil belajar ranah psikomotor dapat berupa lembar kerja, lembar tugas, perintah kerja, dan lembar eksperimen. Instrumen untuk mengamati unjuk kerja peserta didik dapat berupa lembar observasi atau portofolio (Puspendik, 2015) Sama halnya dengan soal ranah kognitif, soal untuk penilaian ranah psikomotor juga harus mengacu pada standar kompetensi yang sudah dijabarkan menjadi kompetensi dasar. Setiap butir standar kompetensi dijabarkan minimal menjadi 2 kompetensi dasar, setiap butir kompetensi dasar dapat dijabarkan menjadi 2 indikator atau lebih, dan setiap indikator harus dapat dibuat butir soalnya. Indikator untuk soal psikomotor dapat mencakup lebih dari satu kata kerja operasional. Sebaiknya guru merancang secara tertulis sistem penilaian yang akan dilakukan selama satu semester. Rancangan penilaian ini sifatnya terbuka, sehingga peserta didik, guru lain, dan kepala sekolah dapat melihatnya. Rangkuman Kisi-kisi adalah suatu format berbentuk matriks berisi informasi yang dapat dijadikan pedoman untuk menulis atau merakit instrument. Kisi-kisi disusun berdasarkan tujuan penggunaannya. Langkah menyusun kisi-kisi sikap adalah: 1. menentukan definisi konseptual dan operasional berdasarkan kompetensi yang akan diukur; 2. mengembangkan indicator; 3. menentukan jenis skala yang digunakan. Langkah-langkah menyusun kisi-kisi soal adalah:  menentukan kompetensi dasar yang akan diukur;  memilih materi yang esensial sesuai dengan lingkup materi dan materi yang terkait dengan KD yang diuji;  merumuskan indikator yang mengacu pada KD dengan memperhatikan materi dan level kognitif;  menentukan nomor soal;  menentukan bentuk soal yang digunakan.
  • 36. NOMOR 29 *) Materi/Topik : Karakteristik silabus, RPP, LKPD dan teknik penilaian Sub materi/sub topik : Karakteristik LKPD Indikator : - Mengidentifikasi karakateristik LKPD Mengidentifikasi karakateristik LKPD Pengertian LKPD  LKPD merupakan kumpulan dari lembaran yang berisikan kegiatan peserta didik yang memungkinkan peserta didik melakukan aktivitas nyata dengan objek dan persoalan yang dipelajari.  LKPD berfungsi sebagai panduan belajar peserta didik dan juga memudahkan peserta didik dan guru melakukan kegiatan belajar mengajar.  LKPD juga dapat didefinisikan sebagai bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik, yang mengacu pada kompetensi dasar yang dicapai (Andi Prastowo, 2011: 204).  Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik dapat berupa teori dan atau praktik. Tujuan penyusunan LKPD a. Memperkuat dan menunjang tujuan pembelajaran dan ketercapaian indikator serta kompetensi dasar dan kompetensi inti yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku. b. Membantu peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode dalam menyusun LKPD :  Memperkaya kegiatan di dalam kelas, contohnya dapat berupa kegiatan di luar kelas atau kegiatan laboratorium.  Memotivasi peserta didik.  Mengembangkan keterampilan proses peserta didik.  Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memecahkan masalah.  Menanamkan sikap ilmiah melalui proses pembelajaran. Langkah-langkah penulisan LKPD : 1. Melakukan analisis kurikulum; KI, KD, indikator dan materi pembelajaran. 2. Menyusun peta kebutuhan LKPD. 3. Menentukan judul LKPD. 4. Menulis LKPD. 5. Menentukan alat penilaian. ANALISIS KEBUTUHAN LKPD Analisis kebutuhan dalam pengembangan LKPD adalah : a. Memperhatikan syarat-syarat pembuatan LKPD b. Melakukan analisis kurikulum; standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan, dan materi pembelajaran. Guru harus mampu memilih materi-materi yang akan dan tepat menggunakan bahan ajar lembar kegiatan peserta didik (LKPD). Hal-hal yang menyangkut kurikulum termasuk perangkat pembelajaran harus diperhatikan terutama pada materi dan kompetensi yang harus dicapai siswa. c. Menyusun peta kebutuhan LKPD Pada tahap ini ditentukan urut-urutan LKPD agar dapat digunakan secara dengan baik runtut dan tidak menimbulkan kebingungan.
  • 37. d. Menentukan judul LKPD Biasanya ditentukan dan disesuaikan dengan tiap kompetensi yang akan dicapai. Jika terlalu besar maka dapat disesuaikan dengan tiap-tiap materi pokok yang diajarkan. Dalam penentuan judul lembar kegiatan peserta didik (LKPD) ini juga harus menentukan komponen penunjang LKPD lainnya seperti Kompetensi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai juga tujuan penggunaan LKPD tersebut serta komponen lainnya. e. Menulis/mendesain LKPD dengan menarik f. Menentukan alat penilaian g. Menambahkan kolom komentar dan monitoring guru h. Merancang struktur LKPD PENGEMBANGAN LKPD LKPD merupakan suatu lembaran-lembaran kertas panduan yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan dan pemecahan masalah berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pengerjaan serta penilaian. Dalam pengembangan LKPD yang perlu diperhatikan antara lain : a. Sesuai dengan Kurikulum yang digunakan b. Perlu dikembangkan dengan memperhatikan RPP dipakai agar relevan c. Berdasarkan pendekatan d. Memenuhi syarat struktur dalam pembuatan LKPD serta disusun dengan unsur-unsur TPACK dimana dapat memanfaatkan teknologi informatika dalam penyusunan LKPD secara daring secara HOTS. e. Dikembangkan lebih lanjut ke tingkat lebih tinggi lagi PENGEMBANGAN LKPD Proses pengembangan LKPD berbasis pemecahan masalah ini berdasarkan langkah-langkah pengembangan Research and Development antara lain : 1. Research and information collecting 2. Planning 3. Develop Preliminary form of product 4. Preliminary field testing 5. Main product revision 6. Main field testing 7. Operational product revision 8. Operational field testing
  • 38. NOMOR 30 Materi/Topik : Karakteristik, perkembangan intelektual, moral dam sosial kultural, moral dan sosial peserta didik, lingkungan sekolah, perkembangan teknologi abad ke-21, dan aplikasinya dalam pembelajaran teknik komputer dan informatika. Sub materi/sub topik : Karakteristik perkembangan intelektual Indikator : Menganalisis karakteristik peserta didik - Karakteristik Peserta Didik Abad 21 Saudara mahasiswa, belum selesai pembahasan mengenai generasi milenial, dunia pendidikan kembali harus menyesuaikan dengan kehadiran generasi z yaitu anak-anak yang lahir setelah tahun 1995. Generasi z berada pada rentang usia 14-19 tahun dan memiliki banyak sebutan seperti generasi I, Generation Next, New Silent Generation, Homelander, generasi youtube, generasi net, dan sebagainya (Giunta, 2017). Shenila Janmohamed (2016) dalam buku Generation M: Young Muslim Changing The World menyebutnya dengan istilah generasi M, yaitu kalangan muda yang religius namun sekaligus modern. Rideout et.al, (2010) menggunakan istilah generasi M2 dimana pada usia 8-18 tahun generasi ini lebih banyak menghabiskan waktu berinteraksi dengan media genre baru (new media) seperti komputer, internet dan video games. Generasi z besar kemungkinannya tidak sempat menjalani kehidupan analog, namun langsung masuk dalam lingkungan digital. Silahkan Saudara buktikan dan amati, jarang dijumpai generasi z masih mendengarkan siaran radio, memutar CD, memutar kaset video, dan menonton televisi. Interaksi dengan media generasi sebelumnya (old media) seperti televisi, media cetak, dan musik audio mulai berkurang intensitasnya. Fenomena ini bukan hanya merubah “apa” yang dipelajari, namun merubah cara “bagaimana” generasi z ini mempelajarinya. Di Indonesia generasi z bisa dikatagorikan mereka yang lahir sekitar tahun 1995 setelah layanan internet pertama oleh Indonet di Indonesia tersedia pada tahun 1994. Kesenjangan digital tidak lagi sekedar ditentukan faktor ekonomi seperti kepemilikan handphone, namun lebih disebabkan perbedaan tingkat literasi lintas antara generasi guru dan generasi peserta didik. Seperti apakah karakteristik generasi z? Mari kita cermati bersama-sama! 1. Generasi z menyukai kebebasan dalam belajar (self directed learning) mulai dari mendiagnosa kebutuhan belajar, menentukan tujuan belajar, mengidentifikasi sumber belajar, memilih strategi belajar, dan mengevaluasi hasil belajarnya sendiri. 2. Generasi z suka mempelajari hal-hal baru yang praktis sehingga mudah beralih fokus belajarnya meskipun memiliki kecukupan waktu untuk mempelajarinya. 3. Merasa nyaman dengan lingkungan yang terhubung dengan jaringan internet karena memenuhi hasrat berselancar, berkreasi, berkolaborasi, dan membantu berbagi informasi sebagai bentuk partisipasi. 4. Generasi z lebih suka berkomunikasi dengan gambar images, ikon, dan simbol-simbol daripada teks. Generasi z tidak betah berlama-lama untuk mendengarkan ceramah guru, sehingga lebih tertarik bereksplorasi daripada mendengarkan penjelasan guru. 5. Memiliki rentang perhatian pendek (short attention span) atau dengan kata lain sulit untuk berkonsentrasi dalam jangka waktu lama. Generasi z terbiasa bersentuhan dengan teknologi tinggi dengan aksesibilitas cepat misalnya smartphone. Rentang perhatian manusia semakin pendek ada di kisaran 8 detik (Glum, 2015). 6. Berinteraksi secara kompleks dengan media seperti smartphone, televisi, laptop, desktop, dan iPod. Silahkan Saudara amati adakah fenomena seorang peserta didik mengetik dengan laptop sambil melacak informasi lewat smartphone sekaligus menonton televisi? 7. Generasi z lebih suka membangun eksistensi di media sosial daripada di lingkungan nyata dan cenderung memilih menggunakan aplikasi seperti Snapchat, Secret dan Whisper daripada whatsapp.
  • 39. Guna lebih memahami karakteristik generasi z silahkan Saudara saksikan tayangan video di http://bit.ly/2JXCcuy kemudian renungkanlah apakah peserta didik-peserta didik yang ada di daerah masing-masing ada kecenderungan karakteristik yang sama? Berdasarkan video tersebut Saudara renungkan dan pikirkan sejenak, lalu mencoba untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut; 1. Apakah Saudara dalam keseharian menghadapi peserta didik yang memiliki ciri-ciri serta harapan yang sama dengan yang ada di video? Apabila berbeda karena Saudara bertugas di daerah terpencil, apakah fenomena dalam video diyakini juga akan terjadi pada peserta didik di daerah Saudara? 2. Menurut Saudara sebaiknya kita mempertahankan cara mengajar selama ini atau menyesuaikan dengan melakukan perubahan atau antisipasi? 3. Apakah peserta didik mengekpresikan kejenuhannya dengan bermain game dan berselancar di dunia maya yang tidak edukatif? 4. Apakah Saudara menganggap kegemaran generasi z sebagai gangguan yang harus diberhentikan atau dipandang modalitas belajar yang harus disalurkan? 5. Perubahan-perubahan apa saja yang perlu dilakukan sesuai kondisi Saudara dan kondisi peserta didik di daerah masing-masing? 6. Peran apa yang seharusnya dilakukan Saudara dalam memfasilitasi peserta didik abad 21? Silahkan direnungkan dan didiskusikan bersama dengan teman-teman Saudara. Namun, bagaimanapun peserta didik sulit menghindarkan diri dari dampak teknologi, dimana pertumbuhan penggunaan perangkat teknologi tentu akan meningkat. Generasi muda perlu diarahkan untuk mengambil manfaat maksimal dari TIK untuk pembelajaran tanpa memasung kebebasan namun justeru memberikan saluran ke arah yang positif. Bukankah Saudara tidak menginginkan peserta didik menjadi objek dari teknologi tanpa bisa mendapatkan manfaat positif? Teknologi di satu sisi memberikan dampak negatif apabila salah dalam memanfaatkan, sementara di satu sisi dapat meningkatkan mutu pembelajaran. Banyak kasus peserta didik yang mengalami kecanduan game sehingga mengalami gangguan kejiwaan yang merugikan perkembangan peserta didik. Di sinilah peran penting Saudara dalam membantu peserta didik dalam menghadapi pembelajaran abad 21. Saudara guru abad 21 idealnya canggih, berempati, mampu memahami peserta didik, selalu tampil memesona dan menjadi mitra belajar yang dekat bagi peserta didik.
  • 40. NOMOR 31 Materi/Topik : Konsep dasar pengetahuan bidang Informatika, Teknik Komputer dan Teknologi Informasi dan aplikasinya, mencakup materi teknologi informasi dan komputer, sistem komputer, algoritma dan pemrograman dasar, sistem jaringan dasar, dasar-dasar desain grafis dan Sub materi/sub topik : Hubungan antar-konsep untuk mengembangkan produk multimedia Indikator : Diberikan kasus, peserta didik diminta untuk mengembangkan produk multimedia dengan sebelumnya menetapkan beberapa konsep multimedia untuk diterapkan pada produk tersebut
  • 41. NOMOR 32 Materi/Topik : Konsep dasar pengetahuan bidang Informatika, Teknik Komputer dan Teknologi Informasi dan aplikasinya, mencakup materi teknologi informasi dan komputer, sistem komputer, algoritma dan pemrograman dasar, sistem jaringan dasar, dasar-dasar desain grafis dan Sub materi/sub topik : Prinsip video dan audio dengan menggunakan perangkat lunak pengolah video/audio Indikator : Memanipulasi video dan audio dengan menggunakan perangkat lunak pengolah video/audio Melakukan editan pada video merupakan salah hal yang sering dilakukan oleh pembuat video. Entah itu sebuah video hiburan, video aktivitas sehari-hari, video tutorial, video game dan lain sebagainya. Pada saat ini telah banyak tersedia aplikasi edit video pada perangkat smartphone maupun perangkat komputer yang bisa digunakan pada oleh seorang konten kreator. Mulai dari aplikasi berukuran besar sampai aplikasi berukuran kecil. Aplikasi pada perangkat komputer dan perangkat smartphone memang memiliki sedikit perbedaan. Aplikasi pada perangkat komputer memiliki banyak fitur namun berukuran besar. Sedangkan aplikasi pada perangkat smartphone hanya memiliki sedikit fitur namun memiliki ukuran kecil Salah satu aplikasi editing video yang tersedia pada komputer yaitu Adobe Premiere Pro CC 2018. Adobe Premiere Pro CC 2018 adalah salah satu aplikasi yang digunakan untuk melakukan edit pada video yang memberikan kemudahan kepada penggunanya dalam melakukan edit video. Beragam fitur keren dan menarik banyak tersedia pada aplikasi ini, salah satunya yaitu fitur Transisi video. Menambahkan Transisi pada video, akan memberikan penampilan yang menarik terhadap video yang telah kita buat. tak hanya itu saja, penambahan transisi ini merupakan salah satu desain yang ada dalam video. Macam-macam Video Efek yang ada di adobe premier pro : • Adjust • Channel • Image Control, dll • Blur & Sharpen • Distort Adjust adalah efek pada video yang digunakan untuk mengatur dan memperbaiki kualitas gambar pada video. Ada beberapa effek yang terdapat dalam Adjust, yaitu : • Auto Color • Extract • Auto Contrast • Level • Auto Level • Posterize • Brightness & Contrast • ProcAmp • Channel Mixer • Shadow/Highlight • Convolution Kernel Blur & Sharpen adalah efek pada video yang digunakan untuk memberikan efek blur (pemudaran) dan sharpen (penguatan tepi/bentuk). Macam-macam efek Blur & Sharpen yang disediakan oleh Adobe Premiere : • Camera Blur • Gaussian Sharpen • Channel Blur • Radial Blur • Directional Blur • Sharpen • Gaussian Blur • Sharpen Edge Channel adalah efek pada video yang digunakan untuk memberikan efek blending dan invert. Macam- macam efek Channel yang disediakan : • Blend • Invert Distort adalah efek pada video yang digunakan untuk memberikan visualisasi seolah-olah clip terdistorsi oleh efek yang diberikan. Macam-macam efek Distort yang disediakan : • Bend • Ripple • Lens Distortion • Wave Warp • Mirror Keying adalah efek pada video yang menggunakan keyframe sebagai dasar dalam pemberian efeknya. Macam-macam efek Keying yang disediakan : • Alpha Adjust • Blue Screen Key • Chroma Key • Green Screen Key
  • 42. NOMOR 33 *) Materi/Topik : Konsep dasar pengetahuan bidang Informatika, Teknik Komputer dan Teknologi Informasi dan aplikasinya, mencakup materi teknologi informasi dan komputer, sistem komputer, algoritma dan pemrograman dasar, sistem jaringan dasar, dasar-dasar desain grafis dan Sub materi/sub topik : Konsep test case dan tata cara pengujian program komputer Indikator : Menerapkan test case dan tata cara pengujian program komputer Pengujian perangkat lunak adalah proses atau rangkaian proses yang dirancang untuk memastikan bahwa program computer menjalankan apa yang seharusnya dilakukan dan sebaliknya, memastikan program agar tidak melakukan hal yang tidak diharapkan. Sebuah perangkat lunak seharusnya dapat diprediksi dan konsisten. Tugas utama dari seorang penguji adalah untuk menemukan bug atau error sebanyak mungkin serta mengetahui bagaimana error atau bug itu dihasilkan. Sehingga dapat dikatakan bahwa pengujian adalah proses mengeksekusi program dengan tujuan untuk menemukan error. Pengujian merupakan proses penting dalam siklus pengembangan software untuk memastikan kualitas dari sebuah software. Proses pengujian terdiri dari beberapa aktifitas yang biasa disebut sebagai siklus hidup pengujian. Pada beberapa praktek, masing-masing aktifitas dapat dilakukan secara formal atau informal. Mengidentifikasikan kondisi pengujian merupakan aktifitas pengujian yang pertama untuk menentukan apa yang bisa diuji dan memberikan prioritas terhadap kondisi-kondisi pengujian yang ada. Kondisi pengujian adalah suatu hal atau peristiwa yang dapat diverifikasi melalui proses pengujian. Terdapat berbagai jenis kondisi pengujian dari suatu sistem, sesuai dengan kategori dari pengujian yang dilakukan, apakah pengujian fungsional, pengujian keamanan, dst. Aktifitas kedua adalah perancangan test case yang bertujuan untuk menentukan bagaimana pengujian akan dilakukan. Sebuah test case adalah sekumpulan dari pengujian yang dilakukan secara sekuensial dan terkait dengan tujuan dari pengujian. Perancangan test case akan menghasilkan sejumlah percobaan yang terdiri dari nilai inputan, hasil yang diharapkan, serta informasi lain yang dibutuhkan untuk menjalankan pengujian seperti kondisi prasyarat pengujian. Berikut ini adalah contoh dari test case pada kasus pembelian (order) barang. Aktifitas selanjutnya adalah membangun test case, yang dapat dibagi menjadi dua kategori; secara manual atau otomatis. Pembuatan test case secara manual akan menghasilkan sebuah prosedur pengujian, yang merupakan langkah menjalankan pengujian dengan informasi test input/test data yang dibutuhkan beserta output yang diharapkan. Sedangkan dalam pengujian otomatis, test case dibuat dalam bentuk test script. Test Script adalah data dan/atau instruksi yang berupa syntax formal yang dapat dieksekusi oleh sebuah alat mengujian otomatis. Sebuah test script dapat mengimplementasikan satu atau lebih test case, navigasi, prosedur persiapan dan pembersihan serta verifikasi.
  • 43. NOMOR 34 Materi/Topik : Konsep dasar pengetahuan bidang Informatika, Teknik Komputer dan Teknologi Informasi dan aplikasinya, mencakup materi teknologi informasi dan komputer, sistem komputer, algoritma dan pemrograman dasar, sistem jaringan dasar, dasar-dasar desain grafis dan Sub materi/sub topik : Fitur perangkat lunak pembelajaran kolaboratif daring Indikator : Menganalisis fitur perangkat lunak pembelajaran kolaboratif daring MENGANALISIS FITUR PERANGKAT LUNAK PEMBELAJARAN KOLABORATIF DARING Dalam rangka mendukung kelas maya dimanfaatkanlah berbagai perangkat lunak/aplikasi/sistem yang pada umumnya berbasis web. Secara umum dikenal dua jenis aplikasi yaitu aplikasi Learning Management System (LMS) dan Learning Content Management System (LCMS). Akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya, seiring meluasnya pemanfaatan Social Network (SN) khususnya Facebook, muncullah aplikasi Social Learning Network (SLN) sebagai salah satu alternatif bentuk kelas maya. 1. Learning Management System (LMS) LMS adalah sebuah aplikasi yang berfungsi mengadministrasikan secara otomatis berbagai kegiatan pembelajaran. Guru dapat menggunakan aplikasi ini untuk berbagi sumber belajar, berinteraksi, dan berdiskusi dengan siswa, menyampaikan pengumuman, memberi tugas maupun ujian, serta memberikan penilaian, sedangkan siswa dapat membaca materi belajar, menjawab pertanyaan, berdiskusi, serta mengirimkan tugas dan menjawab soal-soal ujian. Contoh dari LMS antara lain; Moodle, Dokeos, aTutor. 2. Learning Content Management System (LCMS) LCMS adalah sebuah aplikasi yang digunakan oleh pemilik kozten untuk mendaftar (register), menyimpan (store), menggabungkan (assembly), mengelola (manage), dan memublikasikan (publish) konten pembelajaran untuk penyampaian melalui web, bentuk cetak, maupun CD. Secara lebih rinci, LCMS adalah sebuah aplikasi untuk mengelola konten pembelajaran. LCMS tidak hanya dapat membuat, mengelola, dan menyediakan modul-modul pembelajaran, tetapi juga mengelola dan menyunting (edit) semua bagian yang membentuk sebuah katalog. Contoh dari LCMS antara lain; Claroline, e-doceo solutions. 3. LMS vs LCMS Perbedaan utama dari LMS dan LCMS adalah LMS merupakan media interaksi antara siswa dan guru, sedangkan LCMS adalah media yang digunakan oleh penulis konten maupun perusahaan penerbit konten. 4. Social Learning Network/s (SLN/SLNs) LMS dan LCMS merupakan perangkat lunak yang telah banyak digunakan dan terbukti handal dalam penerapan sistem e-learning. Akan tetapi sistem ini juga memiliki beberapa kelemahan. Salah satu kelemahannya adalah sebagian besar dari sistem ini kurang memperhatikan daya suai (adaptability), fleksibilitas, dan hubungan sosial. Bahkan pada sebagian kasus, fitur-fitur kolaborasi dan fitur analisis hubungan sosial dinonaktifkan yang menyebabkan pengelola sistem tidak dapat mengetahui hal-hal yang sedang dikerjakan oleh komunitasnya. Oleh karena itu, dalam perkembangan teknologi saat ini, konsep hubungan sosial dan kepedulian sosial mulai diterapkan dan memberikan pengaruh yang berarti terhadap kolaborasi dan pembelajaran. Dengan adaptasi konsep ini dalam teknologi, siswa dapat berkolaborasi, meningkatkan kemampuan kognitif, dan keterampilan sosialnya. Oleh karena itu, muncullah paradigma baru dalam belajar yang disebut CSSL (Computer Supported Social Learning). Di dalamnya terdapat konsep Social Learning Networkyang bertujuan untuk mendorong penggunanya memiliki pengalaman baru dalam belajar menggunakan jejaring sosial (Social Network) yang telah dilengkapi dengan konsep kepedulian sosial. WWW adalah singkatan dari kata world wide web. Istilah world wide web apabila disingkat yaitu menjadi WWW. Akronim WWW world wide web merupakan singkatan/akronim resmi dalam Bahasa Indonesia. Penjelasan / Informasi Lebih Rinci (Detil) : Akronim / Singkatan : WWW Nama Diri / Kepanjangan : waring wera wanua (world wide web)
  • 44. NOMOR 35 Materi/Topik : Konsep dasar pengetahuan bidang Informatika, Teknik Komputer dan Teknologi Informasi dan aplikasinya, mencakup materi teknologi informasi dan komputer, sistem komputer, algoritma dan pemrograman dasar, sistem jaringan dasar, dasar-dasar desain grafis dan Sub materi/sub topik : Konsep Komunikasi sinkron dan asinkron dalam jaringan Indikator : Menganalisis komunikasi sinkron dan asinkron dalam jaringan
  • 45. NOMOR 36 Materi/Topik : Konsep dasar pengetahuan bidang Informatika, Teknik Komputer dan Teknologi Informasi dan aplikasinya, mencakup materi teknologi informasi dan komputer, sistem komputer, algoritma dan pemrograman dasar, sistem jaringan dasar, dasar-dasar desain grafis dan Sub materi/sub topik : Konsep pembuatan e- book" Indikator : Menganalisis pembuatan e-book
  • 46. NOMOR 37 *) Materi/Topik : Konsep dasar pengetahuan bidang Informatika, Teknik Komputer dan Teknologi Informasi dan aplikasinya, mencakup materi teknologi informasi dan komputer, sistem komputer, algoritma dan pemrograman dasar, sistem jaringan dasar, dasar-dasar desain grafis dan Sub materi/sub topik : Konsep pasca-produksi video, animasi dan/atau music digital Indikator : Mengevaluasi pasca-produksi video, animasi dan/atau music digital PASCAPRODUKSI VIDEO Kegiatan pascaproduksi pada dasarnya adalah kegiatan menyunting (editing). Editing video merupakan proses menyusun dan menata hasil rekaman gambar menjadi satu keutuhan berdasakan naskah. Pekerjaan ini meliputi capturing/importing, pemotongan, penggabungan, penyisipan gambar, transisi, dan gambar pendukung lainnya serta pemaduan suara. - Capturing/Importing Proses memindahkan hasil rekaman gambar dari kamera ke perangkat editing dapat dilakukan dengan cara capturing/importing. Capturing dilakukan bila hasil rekaman tidak berupa file video, sedangkan importing dilakukan bila hasil rekaman berupa file video yang dapat dibaca oleh perangkat editing. - Pemotongan dan Pemaduan Gambar Proses memotong hasil rekaman gambar untuk mendapatkan hasil potongan video yang lebih baik - Pengaturan Transisi Transisi merupakan bentuk perpindahan antarpotongan gambar untuk menjaga kontinuitas gambar, membentuk suasana, pembeda waktu dan tempat. Jenis-jenis transisi adalah sebagai berikut : 1) Cut/Cut To Cut berfungsi sebagai perpindahan atau transisi dari satu gambar atau adegan ke adegan yang lain secara langsung 2) Dissolve Dissolve berfungsi sebagai jembatan potongan gambar yang secara berangsur - angsur terjadi perpindahan gambar. Dissolve digunakan untuk: menciptakan suasana kejadian romantis, halus, mengalir, sedih; 3) Wipe Wipe berfungsi sebagai transisi yang menggantikan gambar dengan gambar berikutnya dengan cara bergerak dari satu sisi ke sisi lain menggunakan pola bentuk tertentu. Wipe digunakan untuk: menciptakan suasana ceria, bahagia, glamour; memberikan kesan retro. 4) Fade/Fading Fading berfungsi sebagai transisi yang menggantikan gambar dari gelap perlahan-lahan menjadi terang (fade in) atau dari gambar terang berubah secara berangsur-angsur menjadi gelap (fade out). Fade berfungsi untuk : sebagai awal dari sebuah adegan; membedakan perubahan waktu - Pemaduan Suara Pemaduan suara adalah proses memadukan suara latar ke dalam track audio dengan gambar yang sudah tersusun. - Rendering Proses akhir penyatuan hasil editing menjadi satu kesatuan video yang utuh - Editing Untuk melakukan sebuah penyuntingan (editing) video diperlukan peralatan komputer/laptop dan menggunakan aplikasi editing video. Terdapat banyak aplikasi editing video saat ini. Pada pembahasan ini akan dicontohkan penyuntingan menggunakan Windows Movie Maker.
  • 47. Windows Movie Maker adalah perangkat lunak yang merupakan bagian dari Windows Live Essentials Format file hasil rekaman yang dapat diimpor ke Windows Movie Maker adalah: • File video berformat: .asf, .avi, .wmv, .mp4, .mpeg, .mpg, .m1v, .mp2, .mov. • File audio berformat: .wav, .asf, .aif, .aifc, .aiff, .mp3, m4a. • File Windows Media berformat: .asf, .wm, .wma, .wmv. • File gambar berformat: .bmp, .jpg, .jpeg, .jpe, .jfif, .gif, .png, .ico. Program ini memiliki berbagai fitur dasar penyuntingan video yang sangat sederhana, namun sudah mencukupi bagi para pengguna pemula. Harap diingat, untuk memulai editing dengan Windows Movie Maker video harus sudah ada di PC/Komputer yang akan digunakan untuk editing. Program ini merupakan program yang secara otomatis sudah terinstal pada Windows Xp dan Vista sedangkan untuk Windows 7, 8 dan 10 pengguna perlu melakukan instalasi terlebih dahulu. Semejak tahun 2012, Windows Movie Marker menjadi bagian dari Windows Essentials 2012, akan tetapi pada tanggal 10 Januari 2017 pihak Windows menyatakan mengakhiri dukungan untuk program ini.
  • 48. NOMOR 38 Materi/Topik : Konsep dasar pengetahuan bidang Informatika, Teknik Komputer dan Teknologi Informasi dan aplikasinya, mencakup materi teknologi informasi dan komputer, sistem komputer, algoritma dan pemrograman dasar, sistem jaringan dasar, dasar-dasar desain grafis dan Sub materi/sub topik : Konsep suatu proses, fenomena, solusi TIK dengan mempresentasikan, memvisualisasikan serta memerhatikan Hak Kekayaan Intelektual dan etika digital Indikator : Mengkomunikasikan suatu proses, fenomena, solusi TIK dengan mempresentasikan, memvisualisasikan serta memerhatikan Hak Kekayaan Intelektual dan etika digital KONSEP DASAR HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL Hak Kekayaan Intelektual atau yang sering disebut HAKI merupakan hak eksklusif yang diberikan negara kepada seseorang, sekelompok orang, maupun lembaga untuk memegang kuasa dalam menggunakan dan mendapatkan manfaat dari kekayaan intelektual yang dimiliki atau diciptakan. Istilah HAKI merupakan terjemahan dari Intellectual Property Right (IPR), sebagaimana diatur dalam undang-undang No. 7 Tahun 1994 tentang pengesahan WTO (Agreement Establishing The World Trade Organization). Pengertian Intellectual Property Right sendiri adalah pemahaman mengenai hak atas kekayaan yang timbul dari kemampuan intelektual manusia, yang mempunyai hubungan dengan hak seseorang secara pribadi yaitu hak asasi manusia (human right). - Macam-macam HAKI Pada Prinsipnya HAKI dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu : 1) Hak Cipta Hak cipta (lambang internasional: ©) adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Menurut Pasal 2 UUHC hak cipta adalah hak khusus bagi pencipta maupun penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya maupun memberi ijin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang- undangan yang berlaku. Pencipta adalah seorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang atas inspirasinya lahir suatu ciptaan berdasarkan kemampuan pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan atau keahlian yang dituangkan dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi 2) Hak Kekayaan Industri Hak kekayaan industri terdiri dari : a) Paten (patent) Paten merupakan hak khusus yang diberikan negara kepada penemu atas hasil penemuannya di bidang teknologi, untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri penemuannya tersebut atau memberikan pesetujuannya kepada orang lain untuk melaksanakannya b) Merk (Trademark) Merk adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan dipergunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa. c) Rancangan (Industrial Design) Rancangan dapat berupa rancangan produk industri, rancangan industri. Rancanangan industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi, garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan daripadanya yang berbentuk tiga dimensi yang mengandung nilai estetika dan dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang atau komoditi industri dan kerajinan tangan
  • 49. d) Informasi Rahasia (Trade Secret) Informasi rahasia adalah informasi di bidang teknologi atau bisnis yang tidak diketahui oleh umum, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha dan dijaga kerahasiannya oleh pemiliknya. e) Indikasi Geografi (Geographical Indications) Indikasi geografi adalah tanda yang menunjukkn asal suatu barang yang karena faktor geografis (faktor alm atau faktor manusia dan kombinasi dari keduanya telah memberikan ciri dri kualitas tertentu dari barang yang dihasilkan) f) Denah Rangkaian (Circuit Layout) Denah rangkaian yaitu peta (plan) yang memperlihatkan letak dan interkoneksi dari rangkaian komponen terpadu (integrated circuit), unsur yang berkemampun mengolah masukan arus listrik menjadi khas dalam arti arus, tegangan, frekuensi, serta prmeter fisik linnya. g) Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) Perlindungan varietas tanamn adalah hak khusus yang diberikan negara kepada pemulia tanaman dan atau pemegang PVT atas varietas tanaman yang dihasilkannya untuk selama kurun waktu tertentu menggunakan sendiri varietas tersebut atau memberikan persetujun kepada orang atau badan hukum lain untuk menggunakannya. Kepopuleran konsep harta komunal mengakibatkan HAKI bergaya barat tidak dimengerti oleh kebanyakan masyarakat desa di Indonesia. Sangat mungkin bahwa HAKI yang individualistis akan disalahtafsirkan atau diabaikan karena tidak dianggap relevan. - Konsep HAKI 1) Haki kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu 2) Kekayaan hal-hal yang bersifat ciri yang menjadi milik orang 3) Kekayaan intelektual kekayaan yang timbul dari kemampuan intelektual manusia - Tujuan Penerapan HAKI 1) Antisipasi kemungkinan melanggar HAKI milik pihak lain 2) Meningkatkan daya kompetisi dan pangsa pasar dalam komersialisasi kekayaan intelektual 3) Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan strategi penelitian, usaha dan industri di Indonesia - Lingkup Perlindungan HAKI 1) Hak Cipta (Copyright) 2) Hak Milik Industri (Industrial Property) 3) Paten 4) Paten Sederhana 5) Merek & Indikasi Geografis 6) Desain Industri 7) Rahasia Dagang 8) Desain Tata Letak Sirkit Terpadu 9) Perlindungan Varietas Tanaman Hak Cipta (copyright) 10) Melindungi sebuah karya