2. KONGGRES IV PGRI DI YOGYAKARTA
26-28 FEBRUARI 1950
• Konggres PGRI IV tgl, 26-28 februari 1950’
• Kongres ini dihadiri oleh beberapa utusan
dari luar “daerah Renville”, yaitu Sukabumi,
Cianjur, Tasikmalaya, Sigli, Bukittinggi, dan
Lampung.
• Mereka datang dengan tekad
mempersatukan diri dan bernaung di bawah
panji-panji PGRI.
3. • Guru-guru yang bernaung di bawah panji-panji PGRI
secara aklamasi mengambil keputusan untuk
mempersatukan semua guru di seluruh tanah air
dalam satu organisasi kesatuan yaitu PGRI.
• Mereka juga sepakat untuk menyingkirkan segala rasa
curiga dan semangat kedaerahan yang menjangkiti
para guru.
• Republik Indonesia Serikat(RIS) baru saja diakui oleh
Belanda tgl,27 Desember 1949.Secara nasional
suasana politik masih sangat rawan.sehingga masih
saling mencurigai antara golongan “Non” dan “Ko”.
4. • Kongres memutuskan untuk mengeluarkan
“Maklumat Persatuan” yang berisikan seruan
kepada seluruh masyarakat, khususnya kepada
guru-guru, untuk membantu menghilangkan
suasana yang membahayakan dalam
hubungan antara golongan “non-“ (Pro
Republik) dan “ko-“(bekerjasama dg Belanda),
dan menggalang persatuan demi perjuangan
untuk mengisi kemerdekaan.
5. Sambutan Assa’at (Pejabat Presiden
RI)
• Memuji PGRI tidak bisa lain dari pada
pencerminan semangat juang para guru
sebagai pendidik rakyat dan bangsa.
• Menganjurkan untuk mempertahankan
nama.bentuk,maksud,tujuan dan cita-cita
PGRI sesuai dengan kehendak dan tekat para
pendirinya.
6. • 20 September 1948 PGRI mengundurkan diri dari SOBSI
melalui Konggres ke IV di Yogyakarta sesuai dengan
Anggaran Dasar PGRI sendiri yang non Partai Politik serta
asas dan dasar perjuangan PGRI berlandaskan falsafah
Pancasila.
• PGRI mengundurkan diri dari SOBSI karena beberapa
orang dalam Presidium SOBSI hendak membawa
vaksentral kedalam bentuk perjuangan politik,SOBSI
condong ke PKI dan akhirnya benar -benar menjadi
organisasi PKI(Pantai Komunis Republik Indonesia).
• 12 cabang menghendaki peninjauan kembali PB PGRI atas
sikapnya keluar dari SOBSI
(Sukabumi,Pekalongan,CIanjur,Cilacap,Purwokerto,
Kudus,Bumiayu,Pemalang,Blitar,Srengat, Kebumen dan
Pacitan)- -- (“minderheids-nota”). Kemudian PGRI Masuk
kedalam GBSI ( Gabungan Serikat Buruh Indonesia).
7. KONGRES V PGRI
• Kongres V diadakan 10 bulan setelah Kongres IV di
Yogyakarta yaitu pada tanggal 19 s.d 24 Desember 1950 di
Bandung.
• Kongres tersebut merupakan “ Kongres Persatuan”.
• Untuk pertama kalinya cabang-cabang yang belum pernah
hadir sebelumnya datang pada kongres ini yang secara
keseluruhan melibatkan 202 cabang dari 301 cabang PGRI
yang ada pada saat ini.
• Pertama sekali Konggres PGRI dilaksanakan di Hotel( Savoy
Homan )
• Asas Organisasi ,alternatif asas Organisasi antara “
Sosialisme Keadilan Sosial “ dengan” Pancasila”
• Asas Organisasi yang di[pilih Konggres adalah “ Pancasila”.
8. • Kongres ini menugaskan PB PGRI agar dalam
waktu singkat melakukan segala usaha untuk
menghilangkan perbedaan gaji antara golongan
“non-“ dan “ko-“ yang telah ditetapkan oleh
peraturan pemerintah.
• Selanjutnya PB PGRI ditugaskan untuk mendesak
pemerintah agar menyusun suatu peraturan baru
tentang gaji guru dan medudukkan wakilnya
dalam panitia penyusunan peraturan gaji, baik
secara langsung maupun melalui Vaksentral.
9. • Sejak Konggres V :
• Konsolidasi organisasi mulai nyata, terlebih dalam
pelaksanaan ART.
• Komisariat daerah mulai dibentuk beserta
kepengurusannya.
• Konferda (Konferensi Daerah) mulai
dilaksanakan.(1951 : Cirebon,Solo,Jember, 1952
Makasar dan Banjarmasin).
• Masuknya 47 cabang dari Sulawesi dan Kalimantan
kedalam PGRI.
• 2.500 guru yang sedianya akan digaji menurut
ketentuan Swapraja dapat tertolong dan digaji menurut
standar dari pusat.
• PGRI berhasil memperjuangkan kenaikan honorarium
guru.
10. KONGRES VI PGRI
• Kongres ini dilaksanakan di Malang pada
tanggal 24 s.d 30 November 1952.
11. • Kongres ini menyepakati beberapa keputusan
penting, yaitu diantaranya :
• Bidang organisasi :
• Kongres menetapkan bahwa asas PGRI ialah
keadilan sosial dan dasarnya ialah demokrasi, dan
PGRI tetap berada dalam GSBI.
• Bidang perburuhan :
• Diputuskan untuk memperjuangkan kendaraan
bermotor bagi Penilik Sekolah Instruktur
Pendidikan Jasmani dan Pendidikan Masyarakat.
12. • Bidang pendidikan :
• Sistem pengajaran diselaraskan dengan
kebutuhan negara pada masa pembangunan.
• KPKPKB dihapuskan pada akhir tahun pelajaran
1952/ 1953.( karena tidak sesuai dengan upaya
peningkatan mutu pendidikan bangsa).
• KPKB ditiadakan atau diubah menjadi SR 6 tahun.
• Kursus B-I/ B-II untuk pengadakan guru SLTP dan
SLTA diatur sebaik-baiknya.
• Diadakan Hari Pendidikan Nasional.
13. • Bidang umum :
• Dalam bidang umum disepakati supaya
anggaran belanja Kementrian PP & K
ditingkatkan menjadi 25 % dari selurung
anggaran belanja negara dan agar Jawatan PP
& K dipusatkan sampai tingkat provinsi saja.
• Dalam kongres ini disahkan juga “Mars PGRI”
ciptaan Basoeki Endropranoto.
• Kemajuan pesat yang dicapai PGRI
mengakibatkan meningkatnya pengakuan dan
penghargaan masyarakat terhadap PGRI.
14. .
• Di pihak lain menarik perhatian dan keinginan
sementara partai politik untuk menguasai PGRI
guna kepentingan politiknya.
• Surat kabar tertentu mulai mencoba
mempengaruhi suasana konggres dengan jalan
menjagokan calon – calonnya melalui berbagai
cara ,kadang melalui intrik dan fitnah.
• Pengurus Besar PGRI terpilih dalam konggres V
,hampir 50% terdiri dari orang-orang simpatisan
PKI ,tetapi belum membawa pengaruh buruk
organisasi berkat masih kuatnya rasa persatuan
dan kesatuan dikalangan para anggota PGRI pada
saat itu, meskipun sedikit mengganggu
perjalanan dan perkembangan organisasi.
15. Bidang organisasi
• Dalam peringatan Sewindu PGRI 1952, tercatat
256 Cabang PGRI telah dikunjungi PB PGRI
(Jawa,Madura,Sumatra,kalimantan,Bali dan
Maluku). Merupakan hasil terbesar sepanjang
sejarah organisasi PGRI.
• Sebagai tindak lanjut dari resolosi Konggres PGRI
ke VI di Malang mengenai pendidikan Nasional.
PGRI membentuk Panitia Konsepsi Pendidikan
Nasional yang diketuai oleh F.Wachendorf.
16. Bukti kepedulian PGRI untuk aktif
menangani Pendidikan secara
keseluruhan
• Duduknya sebagian perwakilan PGRI dalam
BKPI ( Badan Konggres Pendidikan Indonesia).
• Ikut sertanya PGRI dalam Konggres bahasa
dan beberapa konferensi lain baik yang
berubungan dengan kedinasan maupun
organisasi pendidikan .
17. Tuntutan konggres VI di Malang
tercapai dengan :
• Dihapusnya KPKPKB dan diubah menjadi SGB( setelah
diperjuangkan selama sekitar 2 tahun).
• Dihapusnya KPKB dan diubah menjadi SR 6 Tahun .
• Diubahnya SR 3 Tahun menjadi SR 6 Tahun .
• Diubahnya KPL - SGA menjadi KGA ,disamping ada pengaruhnya
terhadap kepegawaian ( cifil effect) lulusannya dapat melanjutkan
pendidikan ke jenjang lebih tinggi.
• Ditiadkannya sarat dinas 4 tahun untuk menempuh ujian
persamaan SGB/SGA.
• Ketentuan tersebut diatas dilaksanakan berdasarkan surat
keputusan Menteri PP dan K no. 20/G1/C tanggal14 Mei1954 yang
mulai berlaku tanggal,1 juli 1954.
• Perwakilan dari PGRI yang masuk dalam Panitia sensor Film pada
tahun 1953 adalah Mohammad Hidayat.
• Perwakilan dari PGRI yang masuk dalam Panitia Nasional UNESCO
adalah Soejono.
18. • Dalam Bidang Perburuhan dari 20 yang
diperjuangkan yang berhasil adalah :
1. Uang jalan PS/PSK(Penilik sekolah/Penilik
Sekolah dan Kebudayaan) meningkat
3Xlipat.meskipun tuntutan untuk kendaraan
operasional belum terpenuhi.
2. Adanya pedoman pengangkatan bagi guru-
guru (SKPNo.6/C1tanggal 31 Februari 1954)
3. Tunjangan bagi premangku jabatan Kepala
SR(SKP No.14/C1 tanggal 31Mei 1954).
19. 4. Tunjangan Hari Raya sebesar 25 % dari
pendapatan bersih sebulan dengan tunjangan
minimum Rp. 175 dan maximum Rp.250;
5. Tunjangan bagi guru-guru yang berada didaerah .
6. Guru-guru yang berusia lanjut jika diperlukan
tidak diberhentikan dahulu.
7. Maksimum jam mengajar guru-guru SR (SKP IPSR
No.4184/C1,tanggal,29 Juni 1954.
8. Keluarnya PP No. 15 tahun 1953 tentang perlop
sakit,khususnya pasal yang berlaku bagi guru .
9. Keluarnya PP No. 35 tahun 1954 yang merupakan
perjuangan guru-guru dari sejak PCHB – dengan
PGI nya.
20. KONGRES VII PGRI
• Kongres ini diadakan di Semarang pada tanggal 24 s.d 1
Desember 1954.
• Dihadiri oleh 639 orang utusan dari 351 cabang yang
membawakan 1.414 suara dari 1.581 seluruh suara
dalam organisasi (89 %).
• Untuk pertama kalinya Kongres PGRI dihadiri oleh
tamu-tamu dari luar negeri, yaitu : Maria Marchant,
wakil FISE yang berkedudukan di Paris; Marcelino
Bautista dari PPTA (Filiphina) mewakili WCTOP; Fan
Ming, Chang Choo dan Shen Pei Yung dari Serikat
Buruh Pendidikan RRC; dan Jung Singh dari organisasi
guru Perak/ Malaysia.
• Diterima kawat ucapan selamat dari dalam maupun
dari luara negeri.
21. • Bidang umum:
• Pernyataan mengenai Irian Barat.
• Pernyataan mengenai korupsi.
• Resolusi mengenai desentralisasi sekolah.
• Resolusi mengenai pemakaian keuangan oleh
Kementrian PP & K.
• Resolusi mengenai penyempurnaan cara kerja
Kementrian PP & K.
22. • Bidang pendidikan:
• Resolusi mengenai anggaran belanja PP & K
yang harus mencapai 25% dari seluruh
anggaran belannja negara.
• Resolusi mengenai UU Sekolah Rakyat dan UU
Kewajiban Belajar.
• Resolusi mengenai film, lektur, gambar, serta
radio.
• Pembentukan Dewan Bahasa Nasional.
23. • Bidang perburuhan meliputi resolusi tentang:
• UU Pokok Kepegawaian.
• Pelaksanaan Peraturan Gaji Pegawai baru.
• Tunjangan khusus bagi pegawai yang bertugas
didaerah yang tidak aman.
• Ongkos perjalanan cuti besar.
• Ongkos perjalanan berdasarkan PP No. 35/
1954.
• Guru SR dinyatakan sebagai pegawai negeri
tetap dan
• Penyelesaian kepegawaian.
24. • Bidang organisasi:
• Keputusan yang sangat penting adalah
pernyataan PGRI untuk keluar dari GBSI dan
menyatakan diri sebagai organisasi “non-
Vaksentral”. Dengan 776 setuju dan 183 suara
tidak setuju.
• Pendidikan agama diajarkan di luar sekolah
dengan suara 649 setuju dan 558 suara menolak.
• Setelah diumumkan oleh PB PGRI muncul
tantangan yang keras dari masyarakat.
• Setelah diteliti kembali ternyata Keputusan itu
bertentangan dengan UUDS Pasal 41 ayat 3.
25. PASAL 41 AYAT 3 UUDS
• “Penguasa memenuhi kebutuhan akan
pengajaran umum yang diberikan atas dasar
memperdalam keinsyafan kebangsaan,
mempererat persatuan Indonesia ,membangun
dan memperdalam rasa perikemanusiaan
,kesadaran dan penghormatan yang sama
terhadap ke yakinan agama setiap orang
dengan memberikan kesempatan dalam jam
pelajaran untuk mengajarkan pelajaran agama
sesuai dengan keinginan orangtua murid “
26. • Pada kurun waktu tersebut nampak mengarah pada
perpecahan atau pemisahan diri dari PGRI, dengan corak
dan latar belakang yang beragam antara lain :
• 1. kedaerahan.
• 2. golongan ijasah guru,
• 3. bidang keahlian guru,
• 4. pertimbangan politik .
• 5. agama,
• 6. lingkungan kerja.
• Terjadi setelah konggres ke VI tahun 1952 di Malang
berusaha memperjuangkan nasib para guru yang
memprakarsai “PEMISAHAN”
27. Hasilnya mulai dirasakan
• Pengecilan wilayah Penilik sekolah
• Adanya uang jalan tetap
• Pinjaman uang tanpa bunga untuk pembelian
kendaraan bermotor
• Kedudukan yang lebih baik dalam PGP
(Peraturan Gaji Pegawai)-baru
• Keluarnya Keputusan Menteri PP&K
No.32500/C1 tanggal 21 November 1951.
28. • Keluarnya Keputusan Menteri PP&K No.2183/C1
tanggal 15Maret 1952.
• Keluarnya Peraturan Pemerintah No.35 tahun 1954
mengenai pensiun guru,syarat-syarat/peraturan
tentang KLP SGB/SGA dan KGB/KGA yang
menguntungkan guru-guru “ 2 tahunan” (adalah hasil
perjuangan PGRI sekaligus membantah prasangka
seolah –olah PGRI kurang memperhatikan nasib
mereka).
• Dampaknya keanggotaan PGRI semakin meningkat
,contoh ikatan guru lulusan CVO beserta ikatan guru SR
ditinggalkan anggotanya masuk ke PGRI
,membuktikan bahwa PGRI sebagai Organisasi
kesatuan dapat memenuhi aspirasi para guru.
29. • Pada konggres VI di Malang Jumlah cabang
483 dengan anggota 75.149 orang
• Akhir tahun 1955 tercatat terdiri dari 497
cabang dengan anggota sebanyak 102.799
orang.
30. Menyongsong pemilu 1955
• Semakin gigihnya PKI untuk menguasai PGRI baik di tingkat pusat
maupun di daerah.
• Timbulnya gejolak perpecahan dalam tubuh PGRI namun bisa
diredakan PB PGRI pada rapat Oktober 1953.
• Sabotase oleh PKI untuk melumpuhkan kegiatan – kegiatan PGRI
dengan menghalangi kelancaran iuran anggota PGRI terutama di
daerah – daerah Jateng,Jatim dan Yogyakarta di ketiga daerah ini
PGRI yang anti PKI tersingkirkan dari kepengurusan.
• Reaksi kerasdari kalangan non PKI sehingga mendirikan orgtanisasi
guru diluar PGRI.misak PERGUNU (Persatuan Guru Nahdlatul
Ulama), IGM ( Ikatan Guru Muhammadiyah), PERGUKRI (Persatuan
Guru kristen Indonesia)
31. KONGRES VIII PGRI
• Kongres ini diadakan di Bandung pada tahun
1956.
• Dihadiri oleh hampir seluruh cabang PGRI di
Indonesia.
• Menurut laporan kongres ini, jumlah anggota
PGRI meningkat dari 85.432 orang pada waktu
kongres VII di Semarang menjadi 107.032
orang, tersebar di 511 cabang di seluruh
Indonesia
32. • Perkembangan ini terjadi setelah di adakan usaha
konsolidasi dengan berbagai cara, yaitu:
• Kunjungan kecabang-cabang sehingga kongres VIII di
hadiri oleh 109 cabang.
• Korespondensi antara PB PGRI dengan cabang lebih di
intensifkan.
• Tindakan tindakan disiplin dilakukan kepada cabang
yang tidak memenuhi kewajiban organisasi setelah
terlebih dahulu diberikan peringatan seperlunya.
• Untuk pertama kalinya dalam sejarah PGRI dilakukan
pembekuan terhadap pengurus cabang PGRI
Palembang karena tindakan indisipliner terhadap
Komisariat Daerah dan PB PGRI, tiga orang
pengurusnya dipecat dari keanggotaan PGRI.
33. Respon Pemerintah terhadap PGRI
• Pemerintah menetapkan tanggal 2 mei
sebagai Hari Pendidikan Nasional yang diambil
dari hari kelahiran Ki Hajar Dewantoro,
pahlawan pendidikan nasional dan pendiri
perguruan taman siswa.
• Sementara itu tanggal 25 November
diperingati sebagai Hari Guru Nasional yang
ditetapkan melalui keputusan presiden tahun
1994, juga hari ulang tahun PGRI.