SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  18
Télécharger pour lire hors ligne
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 1/ 16
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
GLADIOL
(Gladiolus hybridus)
1. SEJARAH SINGKAT
Gladiol merupakan tanaman bunga hias berupa tanaman semusim berbentuk herba
termasuk dalam famili Iridaceae. Gladiol berasal dari bahasa latin “Gladius” yang
berarti pedang kecil, seperti bentuk daunnya. Berasal dari Afrika Selatan dan
menyebar di Asia sejak 2000 tahun. Tahun 1730 mulai memasuki daratan Eropa dan
berkembang di Belanda.
Tanaman gladiol yang termasuk subklas Monocotyledoneae, berakar serabut, dan
tanaman ini membentuk pula akar kontraktil yang tumbuh pada saat pembentukan
subang baru. Kelebihan dari bunga potong gladiol adalah kesegarannya dapat
bertahan lama sekitar 5-10 hari dan dapat berbunga sepanjang waktu.
2. JENIS TANAMAN
Klasifikasi tanaman gladiol adalah sebagai berikut:
Divisi : Tracheophyta
Subdivisi : Pteropsida
Klas : Angiospermae
Subklas : Monocotyledoneae
Ordo : Iridales
Famili : Iridaceae
Genus : Gladiolus
Spesies : Gladiolus hybridus
Hasil penelitian tahun 1988, Indonesia mengenal 20 varietas gladiol dari Belanda
kemudian diuji multi lokasi di kebun percobaan Sub Balai Penelitian Hortikultura
Cipanas. Tiga varietas diantaranya memiliki penampilan yang paling indah, (warna
dan bentuknya berbeda dengan gladiol lama), yaitu: White godness (putih),
Tradehorn (merah jingga), dan Priscilla (putih). Ragam jenis bunga gladiol adalah :
a) Gladiolus gandavensis, berukuran besar, susunan bunga terlihat bertumpang
tindih, panjang 90-150 cm.
b) Gladiolus primulinus. berukuran kecil, sangat menarik. Bertangkai halus tetapi
kuat dan panjangnya mencapai 90 cm.
c) Gladiolus ramosus. Panjang tangkai bunga 100-300 cm.
d) Gladiolus nanus. Tangkai bunga melengkung, dan panjang hanya 35 cm.
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 2/ 16
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
Beberapa kultivar bunga gladiol lainnya yang telah di uji di Indonesia adalah: Red
Majesty, Priscilla, Oscar, Rose Supreme, Sanclere, Dr. Mansoer, Albino, Salem,
Marah Api, Queen Occer, Ceker dan lain sebagainya
3. MANFAAT TANAMAN
Gladiol di produksi sebagai bunga potong yang mempunyai nilai ekonomi. Dan
memiliki nilai estetika. Bunga potong juga merupakan sarana peralatan tradisional,
agama, upacara kenegaraan dan keperluan ritual lainnya.
4. SENTRA PENANAMAN
Sentra produksi bunga gladiol di Indonesia untuk daerah Jawa Barat terdapat di
Parongpong (Bandung), Salabintana (Sukabumi) dan Cipanas (Cianjur). Di Jawa
tengah terdapat di daerah Bandungan (Semarang) sedangkan di Jawa Timur berada
di daerah Batu (Malang).
5. SYARAT PERTUMBUHAN
5.1. Iklim
1) Gladiol membutuhkan curah hujan rata-rata 2.000-2500 mm/tahun. Di Indonesia
gladiol dapat ditanam sepanjang tahun, baik pada musim kemarau maupun musim
hujan.
2) Tanaman gladiol membutuhkan sinar matahari penuh untuk pertumbuhan dan
perkembangannya. Keadaan kurang optimal akan menyebabkan bunga
mengering dan floret tidak terbentuk secara normal. Kekurangan cahaya terjadi
pada waktu pembentukan daun ke 5, 6, dan 7, yang menyebabkan kekeringan
tampak pada kuncup bunga saja. Kultifat Eurovision, Peter, Friendship, Jessica,
dan Mascagni kurang peka terhadap cahaya matahari.
2) Tanaman gladiol tumbuh baik pada suhu udara 10-25 derajat C. Suhu udara rata-
rata kurang dari 10 derajat C akan menyebabkan pertumbuhan dan
perkembangan tanaman terhambat, jika berlangsung lama pertumbuhan tanaman
dapat terhenti. Suhu udara maksimum pertumbuhan gladiol adalah 27 derajat C,
kadang-kadang dapat menyesuaikan diri sampai suhu udara 40 derajat C, bila
kelembaban tanah dan tanaman relatif tinggi.
5.2. Media Tanam
1) Jenis tanah yang cocok untuk tanaman gladiol adalah andosol dan latosol yang
subur, gembur dan banyak mengandung bahan organik.
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 3/ 16
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
2) Tanaman bunga gladiol dapat tumbuh subur diatas tanah yang memiliki pH 5,5-
5,9.
5.3. Ketinggian Tempat
Tanaman gladiol dapat tumbuh dengan baik di daerah ketinggian 500-1500 m dpl
dan beriklim sejuk.
6. PEDOMAN BUDIDAYA
6.1. Pembibitan
Bibit dapat berasal dari pembiakan generatif, vegetatif, dan kultur jaringan.
Umumnya, pembibitan yang berasal dari vegetatif dan kultur jaringan lebih cepat
dapat dipetik hasilnya dari pada pembibitan dengan cara generatif.
1) Persyaratan Benih
Bibit dari subang bibit yang baik menghasilkan bunga berdiameter minimum 2,5
cm, kecuali untuk kultivar Golden Boy yang cukup berdiameter 1 cm. Bibit harus
dipilih yang sehat, tidak cacat. Bibit vegetatif yang baik yang mempunyai daya
kecambah lebih dari 90%. Bibit generatif harus berasal dari induk dengan
pertumbuhan baik dan cukup umur.
2) Penyiapan Benih
Perbanyakan generatif gladiol dengan biji, digunakan untuk mendapatkan kultivar
baru bukan untuk tujuan bibit produksi. Biji didapat dengan cara penyerbukan
buatan dibantu manusia.
Perbanyakan vegetatif gladiol dilakukan dengan menggunakan umbi (anak
subang), bibit belah (subang belah), kultur jaringan maupun suspensi sel. Umbi
dan anakan umbi diambil dari tanaman yang sudah dipanen. Teknik kultur jaringan
merupakan salah satu cara alternatif untuk menanggulangi kendala-kendala
dalam perbanyakan secara konvensional. Bibit (subang) yang dibutuhkan untuk 1
hektar lahan adalah sekitar 213.063 buah.
Subang dan anak subang yang akan dijadikan bibit tidak dapat segera tumbuh bila
ditanam meskipun pada lingkungan tumbuh yang cocok dan optimal, karena
memerlukan masa dormansi. Selama masa dormansi subang dan anak subang
yang telah kering disimpan ditempat yang beraliran udara baik dan terhindar dari
cahaya matahari langsung. Subang yang telah dipisahkan dari batangnya
disimpan selama ± 2 minggu.
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 4/ 16
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
3) Teknik Penyemaian Benih
Biji gladiol dapat langsung disemai, tanpa mengalami masa dormansi, biji akan
berkecambah setelah 7-12 hari. Daun yang tumbuh dari biji hanya berjumlah 1-2
helai. Tanaman tumbuh sampai kira-kira 5 bulan dan menghasilkan anak subang
yang berdiameter kurang dari 1 cm. Anak subang ini kemudian memasuki masa
dormansi.
4) Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Penanaman gladiol dengan bibit anak subang yang baru muncul dari stolon yang
menghubungkan subang induk dengan subang baru. Perbanyakan dengan
menggunakan anak subang yang berdiameter sekitar 1,0 cm memerlukan 2 kali
penanaman untuk mencapai ukuran subang yang dapat menghasilkan bunga.
Penanaman pertama dari anak subang tersebut memerlukan waktu sekitar 4
bulan hingga panen subang kecil.
Subang kecil hasil panen pertama akan berdiameter sekitar 2 cm. Subang kecil
setelah dipanen akan mengalami masa dormansi minimal 3,5 bulan. Setelah masa
dormansi terlewati, subang kecil dapat ditanam kembali. Waktu yang diperlukan
untuk penanaman kedua kira-kira sama dengan waktu penanaman pertama.
Subang dari panenan kedua akan berdiameter 3 cm dan merupakan bibit yang
siap berbunga. Untuk rata-rata setiap kultivar gladiol, anak subang yang
berdiameter sekitar 1 cm akan menjadi subang bibit yang siap berbunga dalam
waktu 16 bulan.
5) Pemindahan Bibit
Bibit gladiol siap ditanam bila sudah melewati masa dormansinya dengan ciri
munculnya akar berupa tonjolan kecil berwarna putih melingkar dibagian bawah
subang. Pecahnya dormansi juga ditandai dengan munculnya mata tunas. Bila
tunas mencapai tinggi 1 cm, maka subang siap ditanam. Penanaman yang
terlambat menyebabkan tunas semakin tinggi dan akar semakin panjang,
sehingga akan terjadi kerusakan akar pada waktu penanaman,
6.2. Pengolahan Media Tanam
1) Persiapan
Lahan yang akan di tanami gladiol perlu di ukur pH tanahnya. Bila sesuai dengan
pH tanah yang disyaratkan, lakukan pengukuran luas lahan yang akan ditanami.
Kemudian analisa jenis tanah, apa bila lahan tersebut sebelumnya pernah
ditanami gladiol sebaiknya tanah didiamkan minimal selama satu tahun.
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 5/ 16
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
2) Pembukaan Lahan
Lahan yang telah dianalisa, diukur dan dibersihkan dari gulma, batu-batuan, serta
tanaman liar lain, kemudian bajak dan dicangkul sampai gembur. Pengolahan
lahan sebaiknya dilakukan 2 minggu sebelum tanam.
3) Pembentukan Bedengan
Bila pemanenan bunga dilakukan setiap saat, maka lahan yang digunakan
sebaiknya dibuat beberapa petak. Pemetakan lahan dimaksudkan agar dapat
diatur mana untuk lahan yang akan diolah, ditanami, dan dipanen. Pada setiap
petakan dibuat selokan (saluran air), agar drainase baik dan tanaman dapat
tumbuh dengan subur. Lahan selanjutnya diberi pupuk dasar agar tanah tidak
kekurangan unsur haranya. Luas arel petakan dibuat sesuai dengan kebutuhan,
Bila kebutuhan pasar sebanyak 1.000 tangkai setiap dua minggu, maka
dibutuhkan lahan seluas 600 m2
. Lahan dibuat menjadi 7 petak dengan luas setiap
petak 72 m2
.
4) Pengapuran
Pengapuran dilakukan pada tanah yang memiliki derajat kemasaman tanah (pH)
kurang dari 5,5.
5) Pemupukan
Pemberian pupuk dasar dilakukan pada saat tanam. Pupuk yang diberikan adalah
yang mengandung unsur N, K, Ca dan P, yang diberikan sesuai dosis yang
dianjurkan.
3.3. Teknik Penanaman
1) Penentuan Pola Tanam
Tanaman gladiol dapat ditanam dengan sistem guludan atau tanpa guludan. Jika
pengairan menggunakan cara leb, maka penanaman sebaiknya dengan guludan
agar air irigasi tidak merusak struktur tanah. Beberapa hal yang perlu diketahui
dalam cara penanaman adalah tempat dan waktu penanaman serta jarak dan
kedalaman tanaman. Tempat penanaman gladiol harus terkena cahaya matahari
langsung. Atap plastik yang tembus cahaya dan bersih digunakan untuk
menghindari kerusakan akibat hujan. Jadwal penanaman disesuaikan dengan
kebutuhan berkisar antara 60-80 hari, karena umur tanaman tergantung pada
kultivarnya.
2) Pembuatan Lubang Tanam
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 6/ 16
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
Lubang tanam dibuat dengan mencangkul lahan sedalam 10-15 cm, untuk subang
berdiameter ≥ 2,5 cm.
3) Cara Penanaman
Subang ditanam setelah masa dormansi sekitar 3,5 bulan. Cara penanaman
dengan guludan, yang disesuaikan dengan kedalaman tanam subang gladiol. Bila
kedalaman 10-15 cm, maka tinggi guludan dibuat ≥ 15 cm dengan anggapan
bahwa lapisan tanah atas lambat laun akan menurun. Bila dilakukan tanpa
guludan maka sering kali tanaman rebah atau tangkai bunga bengkok yang
menyebabkan turunnya kualitas bunga.
Kerapatan tanaman perlu diperhatikan karena menentukan kekekaran tanaman
dan kualitas bunga. Jika jumlah tanaman per meter persegi terlalu banyak, maka
tanaman akan menjadi lemah dan panjang. Semakin kecil diameter subang maka
kerapatan tanam semakin besar. Untuk anak subang berdiameter kurang dari 1
cm, biasanya ditanam dalam barisan pada guludan. Jarak tanam untuk subang
berdiameter ≥ 4 cm adalah 20 x 20 cm sedangkan untuk subang yang berdiameter
lebih kecil ditanam lebih rapat.
Dalam menentukan kedalaman tanam yang perlu diperhatikan adalah tekstur
tanah dan waktu tanam. Pada tekstur tanah yang berat, (tanah liat dan
berlempung) subang harus ditanam lebih dangkal dari pada tanah yang ringan
dan berpasir. Pada musim kemarau subang ditanami lebih dalam dibanding
musim penghujan. Suhu tanah akan lebih rendah pada tempat yang lebih dalam.
Letak bibit yang dangkal, terutama pada tanah berpasir, akan mengakibatkan
tanaman mudah rebah.
4) Pemberian Ajir
Pemberian ajir pada tanaman bunga gladiol dilakukan apabila tanaman rebah atau
tangkai bunga bengkok yang menyebabkan turunnya kualitas bunga. Hal ini dapat
terjadi bila penanaman bunga dilakukan tanpa menggunakan guludan.
3.4. Pemeliharaan Tanaman
1) Penyiangan
Penyiangan gulma pada pertanaman anak subang penting karena gulma dapat
menutupi pertumbuhan anak subang sehingga pertumbuhan terhambat dan
menyulitkan dalam pemanenan. Penyiangan biasa dilakukan sebelum pemberian
pupuk N (saat berumur sekitar 25 hari setelah tanam) dan dilakukan tiga kali
dalam satu siklus tanaman.
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 7/ 16
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
2) Pembubunan
Pembubunan dilakukan bersamaan waktunya dengan penyiangan, untuk menjaga
agar subang baru yang tumbuh tidak terlihat di atas tanah.
3) Pemupukan
Tanaman gladiol memerlukan pemupukan agar tanaman tumbuh cepat dan
berproduksi dengan baik. Jumlah pupuk yang diberikan sangat bervariasi
tergantung pada tekstur tanah, keadaan lingkungan, curah hujan, pengairan dan
kandungan hara di dalam tanah. Pada tanah berpasir, diperlukan pemupukan
lebih sering terutama pada musim penghujan. Pemupukan dilakukan dua kali
(umur 20 hari dan 45 hari setelah penanaman).
Dosis pemupukan gladiol 90-135 kg N (diberikan sebagian dalam bentuk nitrat,
sebagian lagi amonium), 90-180 kg P (sebagai P2O5) dan 110-180 kg K (sebagai
K2O) per hektar pada tanah berpasir. Pupuk diberikan tidak sekaligus, pertama
saat tanam, ( pupuk K dan P), setelah tanam membentuk 2-3 helai daun diberikan
pupuk N sepertiga dosis. Pemberian pupuk N kedua dan ketiga masing-masing
dilakukan pada saat mulai terbentuknya primordia bunga dan setelah panen
bunga. Pemupukan terakhir sangat penting guna pembesaran subang dan
pembentukan anak subang. Pupuk yang digunakan biasanya TSP dan Urea,
masing-masing sebanyak satu sendok teh untuk setiap tanam.
4) Pengairan dan penyiraman
Pengairan harus diperhatikan karena drainase berpengaruh terhadap tanaman.
Penyiraman dilakukan hanya apabila tanah mulai kering (musim kemarau).
5) Waktu Penyemprotan Pestisida
Kerusakan tanaman gladiol dapat disebabkan oleh hama atau penyakit, yang
dapat diatasi dengan pestisida yang tepat. Penanggulangan serangan hama
digunakan pestisida padat (Aldikarb), dengan dosis 300 gram/100 m2
air.
Digunakan pestisida cair (Permetrin dan deltametrin) dosis 5 cc per 100 m2
.
Pemberantasan penyakit digunakan pestisida Procymidon, dosis 5 gram/100 m2
,
atau Kaptofol, dosis 400 gram/100 liter air. Pemberian pestisida sebaiknya setelah
tanaman berumur 50 hari.
7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Hama
1) Thrips gladiol (Taeniothrips simplex / Mor)
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 8/ 16
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
Hama ini sering dijumpai disetiap area pertanaman gladiol di seluruh dunia, yang
dapat menimbulkan kerusakan berat (di lapangan). Gejala: bercak-bercak
berwarna keperak-perakan pada permukaan daun, merusak jaringan daun/bunga
dan mengisap cairan yang keluar dari bagian tanaman dengan menggunakan alat
mulutnya. Tanaman yang terserang hama ini akan timbul bercak-bercak putih dan
akhirnya menjadi coklat dan mati. Serangga muda (nimfa) berwarna kuning pucat
dan lebih suka makan pada bagian bunga dan kuncup. Panjang tubuh hama
dewasa ± 2,5 mm, berbentuk ramping, pipih, berwarna coklat tua atau hitam.
Pengendalian: dapat dilakukan dengan penyiangan gulma atau dengan
menggunakan insektisida yang mengandung dimetoat, endusolfan, formothion,
karbaril, merkaptodimetur dan metomil.
2) Kutu putih (Pseudococcus sp.)
Gejala: menyerang umbi gladiol saat penyimpanan, dan di lapangan, dengan
menusukan alat mulutnya kedalam umbi untuk menghisap cairan tanaman,
sehingga tunas/akar terhambat pertumbuhannya dan gagal panen. Pada
serangan berat umbi jadi keriput, kering dan mati. Ukuran tubuh serangga dewasa
betina 4 mm dan mampu bertelur sampai 200 butir (diletakan berkelompok).
Pengendalian: merendam subang dalam larutan insektisida 30-60 menit, yang
mengandung bahan aktif asefat, nikotin, triazofos, kuinalfos dan lainnya.
3) Ulat pemakan daun (Larva Lepidoptera)
Gejala: hama ini menyerang dengan membuat lubang-lubang pada permukaan
daun dan bunga. Bentuk, warna, ukuran larva-larva sebagai minor pest pada
tanaman gladiol sangat bervariasi, tergantung pada spesiesnya. Panjang ulat
famili Lymantriidae mencapai 3,5-4,0 cm. Penanggulangan: menyemprot
insektisida berbahan aktif Bacillus thuringiensis.
7.2. Penyakit
1) Layu fusarium (Penyakit busuk kering fusarium)
Penyebab: cendawan F. oxysporum var. gladiol atau F. orthoceras var gladiol.
Gejala: daun gladiol yang terserang menguning, agak memilin. Pada serangan
yang lebih lanjut, pertumbuhan tanaman kerdil dan mudah patah. Pada subang
yang terserang tampak bercak dan dalam keadaan lembab hifa patogen yang
berwarna putih seperti kapas menutupi permukaan bercak tadi dan menjalar
kebagian tanaman lainnya. Pengendalian: menyimpan subang ditempat tidak
lembab serta merendam sebelum ditanam, kedalam larutan suspensi fungisida
benlate selama 30 menit.
2) Busuk kering
Penyebab: cendawan Botrytis cinerea atau B. gladiolorum. Gejala: bunga
berbintik-bintik, berkembang menjadi bercak-bercak, subang yang terserang
busuk daun bintik-bintik agak kelabu, kemudian berkembang menjadi bercak-
bercak berwarna hitam keabu-abuan. Pengendalian: menganginkan
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 9/ 16
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
(mengeringkan) subang yang dipanen sebelum disimpan pada tempat yang kering
atau dengan menyemprotkan fungisida captan, zineb atau nabam.
3) Busuk keras
Penyebab: Septoria gladioli, Gejala: sama dengan gejala busuk kering, tetapi
berbeda pada tubuh buah patogennya. Bintik-bintik kecil coklat tampak pada
permukaan bagian bawah/bagian atas daun yang terserang patogen.
Tanaman/bibit yang terserang patogen tersebut umumnya berasal dari anak
subang, sedang yang berasal dari subang jarang terserang. Pengendalian: sama
seperti untuk busuk kering.
4) Busuk kubang (Busuk kapang biru)
Penyebab: cendawan Penicillium gladioli yang termasuk patogen lemah. Patogen
masuk dan menginfeksi subang gladiol bila di bagian subang terdapat luka yang
disebabkan oleh serangga, alat-alat pertanian dan sebagainya. Gejala: pada
subang yang terserang patogen tersebut terdapat lesio berwarna merah
kecoklatan yang dalam waktu singkat bagian tersebut akan ditutupi koloni
cendawan berwarna biru dan subang membusuk. Pengendalian: menyimpan
subang dengan baik, setelah dikering udarakan dahulu, serta mencegah subang
luka.
5) Hawar bakteri
Penyebab: Xanthomonas gummisudan. Yang berkembang dengan cepat pada
keadaan lingkungan yang basah atau drainase kurang baik. Gejala: ada bercak-
bercak horizontal cekung berair berwarna hijau tua yang berubah menjadi coklat
dan berkembang sampai menutupi hampir seluruh permukaan daun sampai daun
kering. Patogen ditularkan melalui subang atau percikan air hujan. Pengendalian:
memilih subang yang sehat dan merendam subang tanpa kulit selama 2 jam
dalam suspensi larutan bakterisida.
8. PANEN
Budidaya bunga gladiol dapat diatur sedemikian rupa sehingga panen dapat
dilakukan setiap minggu. Biasanya budidaya tanaman gladiol dilakukan berdasarkan
pesanan pasar, sehingga panen dapat terus dilakukan pada waktu yang telah
ditentukan.
8.1. Ciri dan Umur Panen
Tanaman gladiol berbunga pada umur 60 - 80 hari setelah tanam, tergantung pada
kultivarnya. Bunga pertama akan mekar sekitar 10 hari setelah primordia bunga
muncul.
Bunga dapat dipetik setelah warna dari 1 atau 2 floret terbawah telah dapat dilihat
dengan jelas tetapi belum mekar. Jika kuncup bunga dibiarkan sampai mekar penuh,
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 10/ 16
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
kerusakan akan mudah terjadi terutama selama pengemasan dan pengangkutan.
Bila bunga dipanen terlalu awal, (sebelum floret terbawah menampakan warna
bunga), maka akan ada kemungkinan bunga tidak dapat mekar dengan sempurna.
8.2. Cara Panen
Pemanenan dilakukan secara hati-hati dengan menyertakan 2-3 daun pada tangkai
bunga dan menyisakan daun-daun pada tanaman sebanyak mungkin minimum 4
daun. Pemotongan tangkai bunga dengan pisau tajam dan bersih supaya terhindar
dari kontaminasi jasad renik Jika menggunakan pisau tumpul, terjadi luka lebih lebar
pada permukaan dasar tangkai bunga, memungkinkan terjadi infeksi.
8.3. Periode Panen
Bunga gladiol tergolong bunga yang mudah kehilangan air. Sebaiknya panen bunga
dilakukan pagi hari, karena saat tersebut bunga gladiol berturgor optimum.
Kandungan karbohidrat yang rendah dapat diperbaiki dengan larutan pengawet yang
mengandung gula.
Panen bunga tidak dianjurkan pada saat suhu udara tinggi (siang hari) atau pada
turgor rendah, bunga basah oleh embun, hujan atau sebab lain. Bunga yang basah
akan mudah terserang oleh cendawan Botrytis gladiolorum (blight), walaupun pada
kondisi suhu udara yang rendah.
8.4. Prakiraan Produksi
Untuk seluas 1 hektar akan menghasikan panen bunga ± sebanyak 200.000 potong.
Budidaya bunga potong gladiol dapat diatur sedemikian rupa sehingga panen bunga
(pemanenan terbanyak) dilakukan setiap minggu. Secara teknis dapat diatur dengan
pemetakan lahan, sehingga dalam satu saat terdapat lahan siap olah, siap tanam,
dan siap panen.
9. PASCAPANEN
9.1. Pengumpulan
Bunga gladiol sangat peka terhadap kekuatan gaya berat dan akan selalu cenderung
melengkung pada suhu udara tinggi, sehingga berakibat terjadinya perubahan
bentuk dan penurunan kualitas. Oleh karena itu bunga potong gladiol yang dipanen
dikumpulkan dan diletakan tegak lurus diruangan pada suhu udara rendah (selama
penyimpanan/pengangkutan).
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 11/ 16
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
9.2. Penyortiran dan Penggolongan
Setelah dipanen, dilakukan penyortiran dan penggolongan sesuai dengan ukuran.
Bunga dibersihkan dari kotoran yang menempel, dengan hati-hati,(bila perlu) cukup
diperciki atau disemprot air saja. Hal ini menjaga agar mahkota bunga tidak rusak.
Bunga dipilih yang bagus bentuknya, tidak terkena penyakit atau luka, dikelompokan
sesuai dengan kebutuhan, (berdasarkan tingkat kesegaran/ukuran bunga).
Penggolongan ini dimaksudkan untuk mempertahankan nilai jual sehingga bunga
yang bagus tidak turun harganya akibat tercampur dengan yang bunga gladiol yang
berkualitas rendah.
9.3. Penyimpanan
Penyimpanan bertujuan untuk memperlambat proses kelayuan bunga sebelum
sampai kekonsumen, biasanya dilakukan pada saat bunga:
a) Baru saja dipetik, menunggu pemanenan selesai.
b) Setelah dipanen tidak segera dijual/diangkut.
c) Diperjalanan sebelum sampai kekonsumen.
Dalam tahap ini, bunga dikondisikan agar tetap segar, karena bunga potong sangat
sensitif terhadap dehidrasi maka air yang hilang harus diimbangi dengan larutan
perendam yang mengandung air dan senyawa lain yang diperlukan. Penyimpanan
berkaitan erat dengan suhu udara. Makin rendah suhu udara, makin lambat terjadi
penurunan mutu. Suhu udara penyimpanan bunga yang berasal dari daerah tropika
relatif lebih tinggi, umumnya berkisar antara 0-5 derajat C.
9.4. Pengemasan dan Pengangkutan
Sistem pengemasan yang baik bertujuan melindungi bunga selama pengangkutan
dan sebagai sarana promosi yang dapat meningkatkan harga jual. Cara
pengemasan yang paling sederhana yaitu dengan membungkus tangkai bunga
dengan daun pisang, kemudian memasukan kedalam ember berisi air sehingga
tangkai bunga tercelup dan membungkus bagian atas bunga dengan plastik yang
sebelumnya sudah dilubangi. Pengemasan seperti ini umum dilakukan oleh
pedagang pengecer yang langsung berhubungan dengan konsumen. Pengemasan
yang lebih baik biasa untuk bunga yang akan menempuh perjalanan atau untuk
promosi, digunakan bahan pengawet adalah sukrosan dan 8-hydroxyquinoline
citrate.
Mengingat sifat bunga yang selalu dikonsumsi dalam keadaan segar dan bagus
berpenampilan maka dituntut sistem pengangkutan yang bisa bergerak cepat. Faktor
yang perlu diperhatikan yaitu suhu udara selama pengangkutan dan susunan
kemasan agar tidak terlalu tinggi serta tahan goncangan. Sarana pengangkutan
biasa menggunakan mobil box yang dilengkapi alat pengatur suhu udara.
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 12/ 16
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
10.1.Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya gladiol luas lahan 1 ha dalam 1 musim tanam yang
dilakukan pada tahun 1999 di daerah Bogor.
1) Biaya produksi:
1. Bibit: umbi bibit (subang) 190.000 bh @ Rp. 50,- Rp. 9.500.000,-
2. Pupuk
- Pupuk buatan NPK: 100 kg @ Rp. 2000,- Rp. 200.000,-
- (Urea, TSP, KCL): 834 kg @ Rp. 4.500,- Rp. 3.753.000,-
3. Tenaga kerja
- Tenaga kerja sewa 120 OH @ Rp. 10.000,- Rp. 1.200.000,-
- Tenaga kerja keluarga 120 OH @ Rp. 15.000,- Rp. 1.800.000,-
4. Pestisida: 15 kg @ Rp. 75.000,- Rp. 1.125.000,-
5. Sewa lahan/ha Rp. 1.500.000,-
Jumlah biaya produksi Rp. 19.078.000,-
2) Pendapatan: bunga potong (tangkai) 214.000 @ Rp. 100,- Rp. 21.400.000,-
3) Keuntungan Rp. 2.322.000,-
4) Parameter kelayakan usaha
1. Rasio output/input = 1,122
10.2.Gambaran Peluang Agribisnis
Usaha tani gladiol merupakan usaha komersial karena sebagian besar produksinya
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pasar atau konsumen. Berdasarkan hal
tersebut, pengkajian aspek Agro Ekonomi usaha tani gladiol mencakup kegiatan
produksi, konsumsi dan pemasaran.
Kebanyakan usaha tani gladiol dilakukan di daerah dataran tinggi sesudah tanaman
sayuran, tanaman padi dan tanaman hias lainnya (Warsito dan Sutater, 1889).
Produksi per hektar bunga potong gladiol di tingkat petani baru mencapai 169.189
tangkai dan produksi bibit (subang) mencapai 136.406 umbi (Ameriana, dkk., 1991).
Volume permintaan dalam negeri 127.200 tangkai per minggu (BCI dan Nehem,
1987), terdapat kecenderungan bahwa permintaan terus meningkat. Untuk
mengimbangi permintaan konsumen, rumpang hasil produksi bunga harus
ditingkatkan demikian juga mutu bunga potongnya. Sampai saat ini DKI Jakarta
masih merupakan pasar bunga potong terbesar dengan volume penjualan
perminggu mencapai 54.700 tangkai dibandingkan dengan kota lainnya. Hal ini
sejalan dengan peningkatan pendapatan masyarakat, pembangunan, komplek
perumahan, perkotaan, dan perkembangan pariwisata (Sutater dan Asandhi, 1991).
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 13/ 16
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
Pasar bunga potong asal Indonesia akhir-akhir ini cukup menggembirakan. Tim
Direktorat Bina Produksi Hortikultura (1988) mencatat bahwa peringkat ekspor bunga
ke Eropa adalah bunga potong (43,38%), tanaman hias (38,65%), dan umbi bunga
(12,26%). Dalam artikel “Indonesia Belum Tanggapi Dunia akan Permintaan Bunga
Potong Tropis” (1992) dicatat bahwa konsumsi bunga potong untuk kota-kota besar
hingga kini masih didominasi oleh Jakarta, menyerap 60% dari total produksi bunga
nasional. Bisnis bunga mencapai Rp. 2,15 milyar per bulan atau 25,8 milyar per
tahun di Jakarta terdapat 327 florist dan 227 kios penjual bunga. Dalam artikel “Dari
Bisnis Asalan Menuju Industri Bunga “ (1993) dilaporkan bahwa konsumsi bunga
potong 1992 di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Malang,
Denpasar, Semarang, dan Ujung Pandang 1.928.000 tangkai, 1.283.250 tangkai
untuk Jakarta, karena hotel-hotel di Jakarta sebulan menghabiskan biaya sebesar
Rp. 75.000 - Rp. 85 juta untuk pembelian bunga.
11. STANDAR PRODUKSI
11.1.Ruang Lingkup
Standar produksi meliputi: klasifikasi dan standar mutu, cara pengambilan contoh
dan pengemasan.
11.2.Diskripsi
Standar mutu bunga gladiol potong di Indonesia tercantum dalam standar Nasional
Indonesia SNI 01–4479–1998
11.3.Klasifikasi dan Standar Mutu
Berdasarkan panjang tangkainya, bunga gladiol dikelompokan dalam lima kelas yaitu
Super, Panjang, Medium, Pendek dan Mini.
a) Kelas super: panjang tangkai > 95 cm
b) Kelas panjang: panjang tangkai 76–94 cm
c) Kelas medium: panjang tangkai 61–75 cm
d) Kelas pendek: panjang tangkai 51–60 cm
e) Kelas mini: panjang tangkai 30–50 cm
Selain berdasarkan panjang tangkai, bunga gladiol dikelompokan berdasarkan
penampilan dan kondisi fisik lainnya sehingga terdapat bunga gladiol potong dengan
mutu kelas AA, A, B dan C.
a) Panjang tangkai (cm): kelas AA>95; kelas A=76–94; kelas B=61-75; kelas C=51-
60.
b) Jumlah minimum floret pertangkai: kelas AA=16; kelas A=14; kelas B=12; kelas
C=10.
c) Keseragaman (%): kelas AA=100; kelas A=95: kelas B=95; kelas C<95.
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 14/ 16
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
d) Warna spesifik (%): kelas AA=100; kelas A=95; kelas B=95; kelas C<95.
e) Bebas hama/penyakit (proses): kelas AA=100; kelas A=95; kelas B=95; kelas
C<95.
f) Kelurusan tangkai: kelas AA lurus; kelas A lurus; kelas B sedang; kelas C kurang.
g) Jumlah floret mulai mekar: kelas AA=1-2; kelas A=1–2; kelas B=2-3; kelas C=2–3.
h) Kerusakan mekanis (%): kelas AA=0; kelas A=5; kelas B=10; kelas C>10.
i) Benda asing/kotoran (%): kelas AA=0; kelas A=1; kelas B=2; kelas C=3.
Untuk mendapatkan jenis dan mutu yang sesuai dengan standar maka harus
dilakukan pengujian yang meliputi:
a) Penetapan panjang tangkai bunga
Hitung jumlah seluruh bunga contoh, ukur satu persatu bunga contoh, kemudian
pisahkan bunga yang panjangnya tidak memenuhi syarat kelas yang disebutkan
dalam kemasan. Hitung jumlah seluruh bunga contoh yang panjangnya memenuhi
syarat. Hitung presentase bunga yang panjangnya memenuhi syarat terhadap
seluruh bunga contoh.
b) Penetapan jumlah floret per tangkai, jumlah floret mulai mekar, kerusakan
mekanik
Hitung jumlah seluruh bunga contoh, hitung satu persatu jumlah floret per tangkai
dari seluruh bunga contoh kemudian pisahkan tangkai bunga yang jumlah
floretnya tidak memenuhi syarat kelas yang disebutkan dalam kemasan. Hitung
jumlah seluruh bunga contoh yang jumlah floret per tangkainya memenuhi syarat.
Hitung prosentase bunga yang memenuhi syarat terhadap jumlah seluruh bunga
contoh.
c) Penetapan keseragaman, warna spesifik dan bebas hama
Hitung jumlah seluruh bunga contoh, amati satu per satu bunga contoh, lalu
pisahkan bunga yang tampak tidak seragam. Hitung jumlah bunga seragam dan
hitung prosentase bunga yang seragam terhadap jumlah seluruh bunga contoh.
d) Penetapan kelurusan tangkai
Letakan bunga gladiol yang diuji diatas meja kerja yang telah diberi garis lurus
sepanjang 1 meter atau lebih. Bagian pangkal tangkai yang lurus diletakan pada
garis lurus tersebut, sementara itu bagian ujung tangkai yang melengkung akan
menjauhi garis lurus tadi. Ukur jarak ujung tangkai bunga terhadap garis lurus
diatas meja menggunakan mistar yang tersedia. Deviasi atau kurvaktur maksimal
7,5 cm tergantung kelas.
e) Penetapan benda asing
Pisahkan dan kumpulkan benda asing yang dijumpai pada bunga atau dalam
kemasan bunga contoh. Selanjurtya timbang benda asing tersebut dan juga
seluruh bunga contoh. Hitung presentase berat benda asing terhadap berat
seluruh bunga contoh.
11.4.Pengambilan Contoh
Dari satu partai atau lot bunga gladiol yang terdiri atas maksimum 1.000 kemasan,
contoh diambil secara acak sejumlah seperti tersebut berikut ini:
a) Contoh yang diambil semua, jumlah kemasan bunga dalam partai 1–5.
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 15/ 16
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
b) Contoh yang diambil sekurang-kurangnya 5, jumlah kemasan bunga dalam partai
6–100.
c) Contoh yang diambil sekurang-kurangnya 7, jumlah kemasan bunga dalam partai
101–300.
d) Contoh yang diambil sekurang-kurangnya 9, jumlah kemasan bunga dalam partai
301–500.
e) Contoh yang diambil sekurang-kurangnya 10, jumlah kemasan bunga dalam partai
501–1001.
Dari setiap kemasan contoh yang dipilih secara acak diambil sekurang-kurangnya
tiga tangkai bunga. Untuk kemasan contoh dengan isi kurang dari tiga tangkai,
diambil satu tangkai. Dari sejumlah tangkai yang terkumpul kemudian diambil secara
acak contoh yang berjumlah sekurang-kurang lima tangkai diuji. Petugas pengambil
contoh harus memenuhi syarat, yaitu orang yang telah dilatih terlebih dahulu dan
diberi wewenang untuk melakukan hal tersebut.
11.5.Pengemasan
Untuk pasar lokal, bunga gladiol boleh tidak dikemas, bunga diletakkan berdiri dalam
ember plastik yang diberi air perendam tangkai. Kedalam air perendam seyogyanya
ditambahkan bahan pengawet bunga. Untuk pasar jarak jauh, bunga gladiol
sebaiknya dikemas dengan keranjang bambu yang diberi lapisan daun pisang,
lembaran plastik atau kertas. Untuk eksport bunga gladiol harus dikemas dengan
kotak karton yang sesuai dengan diberi lapisan plastik tipis atau kertas dibagian
dalamnya. Ujung tangkai bunga diberi kapas yang dibasahi dengan larutan
pengawet kemudian ditutup plastik. Jumlah bunga dalam tiap kemasan disesuaikan
dengan permintaan pasar.
Label atau gantungan (tag) yang menyertai setiap kemasan harus mudah
dilihat/diambil dan berisi informasi.
a) Produksi Indonesia.
b) Nama perusahaan/eksportir.
c) Nama kultivar.
d) Kelas mutu.
e) Jumlah bunga dalam kemasan.
f) Berat kotor.
g) Berat bersih.
h) Identitas pembelian ditempat tujuan.
i) Tanggal panen dan perkiraan daya tanah.
j) Petunjuk penanganan (suhu udara, kelembaban) yang dianjurkan.
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 16/ 16
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
12. DAFTAR PUSTAKA
1) Rosa Widyawan, Bunga Potong (Tinjauan Literatur), Pusat Dokumentasi dan
Informasi Ilmiah (LIPI), Jakarta, 1994.
2) Rahardi, F., dan Sriwahyuni, Agribisnis Tanaman Hias, Penebar Swadaya, 1993
3) Agus Muharan dkk., Gladiol, Balai Penelitian Tanaman Hias (Badan Penelitian
dan Pengembangan), Jakarta, 1995
Jakarta, Februari 2000
Sumber : Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS
Editor : Kemal Prihatman
KEMBALI KE MENU
Program Kerjasama Wirausaha
disajikan oleh team wartawirausaha.com
wartawirausaha.com adalah sebuah situs yang membahas tentang kewirausahaan. Sebagai bagian dari
masyarakat menyambut baik program pemerintah dalam upaya memberdayakan masyarakat secara
lebih maksimal demi peningkatan kualitas dan taraf hidup masyarakat sendiri melalui dunia wirausaha,
kami yang sejak lama bergerak dalam bidang kewirausahaan mencoba ber-inovasi dengan membuka
kesempatan bagi siapa saja yang tertarik dalam bidang Agrobisnis, Budidaya, Peternakan dan
perkebunan dengan untuk menjalin kerjasama kemitraan dalam bentuk Swakelola dan Investasi.
Kami memiliki team peternak dan lahan siap pakai, membutuhkan mitra investor untuk bekerjasama
dalam usaha agrobisnis dan peternakan dengan sistem bagi hasil yang saling menguntungkan.
Produk Program Kerjasama Kemitraan
Beberapa Produk Program Kemitraan yang kami kembangkan adalah:
 Ternak Kelinci Pedaging 
 Budidaya Cacing Lumbricus
 Budidaya Jeruk Purut 
 Budidaya Lebah Madu 
 Ternak Perkutut Putih 

Kerjasama Kemitraan yang kami tawarkan adalah sebuah solusi bagi anda untuk mulai merintis bisnis
investasi dalam bidang agro, peternakan dan perkebunan. Dengan konsep ini kiranya program-program
kami dapat menjadi solusi anda dalam berinvestasi tanpa terkendala dengan rutinitas kesibukan anda
sehari-hari.
Hubungi kami untuk informasi lebih lanjut dan permintaan Proposal Kerjasama:
Website: www.wartawirausaha.com
Email: mailto:info@wartawirausaha.com
mailto:wartawirausaha@gmail.com
Contact Person:
1. Achmad Cahyanto
Telp. 0812-2735-2007, Pin 2983.61D9, WA 0896-6259-4077
2. Harry Budiarto
Telp. 0857-1857-0095

Contenu connexe

Tendances (20)

Ubi jalar
Ubi jalarUbi jalar
Ubi jalar
 
Pedoman Teknis Budidaya Jambu biji
Pedoman Teknis Budidaya Jambu bijiPedoman Teknis Budidaya Jambu biji
Pedoman Teknis Budidaya Jambu biji
 
Nenas
NenasNenas
Nenas
 
Rambutan
RambutanRambutan
Rambutan
 
Rambutan
RambutanRambutan
Rambutan
 
Sawo
SawoSawo
Sawo
 
Wirausaha Berkebun Anggur
Wirausaha Berkebun AnggurWirausaha Berkebun Anggur
Wirausaha Berkebun Anggur
 
Melon
MelonMelon
Melon
 
Kacang tanah
Kacang tanahKacang tanah
Kacang tanah
 
Budidaya kacang tanah
Budidaya kacang tanahBudidaya kacang tanah
Budidaya kacang tanah
 
Teknis budidaya semangka
Teknis budidaya semangkaTeknis budidaya semangka
Teknis budidaya semangka
 
Pisang
PisangPisang
Pisang
 
Pisang
PisangPisang
Pisang
 
Teknis budidaya kentang
Teknis budidaya kentangTeknis budidaya kentang
Teknis budidaya kentang
 
Budidaya kacang tanah
Budidaya kacang tanahBudidaya kacang tanah
Budidaya kacang tanah
 
Produksi Tanaman Kacang Panjang
Produksi Tanaman Kacang PanjangProduksi Tanaman Kacang Panjang
Produksi Tanaman Kacang Panjang
 
Produksi Tanaman Mentimun
Produksi Tanaman MentimunProduksi Tanaman Mentimun
Produksi Tanaman Mentimun
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung
 
Singkong
SingkongSingkong
Singkong
 
Kedelai
KedelaiKedelai
Kedelai
 

En vedette

Il Pellicano Associazione
Il Pellicano AssociazioneIl Pellicano Associazione
Il Pellicano Associazionebiziome
 
Informe del fondo monetario internacional
Informe del fondo monetario internacionalInforme del fondo monetario internacional
Informe del fondo monetario internacionalÁngel Gómez Díaz
 
Building the Energy Program One Piece at a Time
Building the Energy Program One Piece at a TimeBuilding the Energy Program One Piece at a Time
Building the Energy Program One Piece at a TimeTNenergy
 
New project in gurgaon ireo skyon
New project in gurgaon ireo skyonNew project in gurgaon ireo skyon
New project in gurgaon ireo skyonVijay Chawla
 
Behavior change from individuals to institutions – keynote by mike vandenbergh
Behavior change from individuals to institutions – keynote by mike vandenberghBehavior change from individuals to institutions – keynote by mike vandenbergh
Behavior change from individuals to institutions – keynote by mike vandenberghTNenergy
 
Ohio chp pilot a puco and u.s. doe partnership
Ohio chp pilot  a puco and u.s. doe partnershipOhio chp pilot  a puco and u.s. doe partnership
Ohio chp pilot a puco and u.s. doe partnershipTNenergy
 
Tests copy (5)
Tests   copy (5)Tests   copy (5)
Tests copy (5)vacky84
 
Magic in a message - Creating the Irresistible Pitch
Magic in a message - Creating the Irresistible Pitch Magic in a message - Creating the Irresistible Pitch
Magic in a message - Creating the Irresistible Pitch Paul Krupin
 
Implementing iso 50001
Implementing iso 50001Implementing iso 50001
Implementing iso 50001TNenergy
 
Qualified Energy Conservation Bonds (Pete)
Qualified Energy Conservation Bonds (Pete)Qualified Energy Conservation Bonds (Pete)
Qualified Energy Conservation Bonds (Pete)TNenergy
 
SRC Toastmasters
SRC ToastmastersSRC Toastmasters
SRC Toastmasterswaimansoo
 
Earth Iconic ppt
Earth Iconic   pptEarth Iconic   ppt
Earth Iconic pptlovesameer
 
Chp financing in practice
Chp financing in practiceChp financing in practice
Chp financing in practiceTNenergy
 
Compressed air repair implementation
Compressed air repair implementationCompressed air repair implementation
Compressed air repair implementationTNenergy
 
งานนำเสนอ Jojoe
งานนำเสนอ Jojoeงานนำเสนอ Jojoe
งานนำเสนอ JojoeWatanee Sangsee
 

En vedette (20)

2017_02_14 КУРЯТА О.В. завідувач кафедрою внутрішніх хвороб
2017_02_14 КУРЯТА О.В. завідувач кафедрою внутрішніх хвороб2017_02_14 КУРЯТА О.В. завідувач кафедрою внутрішніх хвороб
2017_02_14 КУРЯТА О.В. завідувач кафедрою внутрішніх хвороб
 
Il Pellicano Associazione
Il Pellicano AssociazioneIl Pellicano Associazione
Il Pellicano Associazione
 
Informe del fondo monetario internacional
Informe del fondo monetario internacionalInforme del fondo monetario internacional
Informe del fondo monetario internacional
 
Building the Energy Program One Piece at a Time
Building the Energy Program One Piece at a TimeBuilding the Energy Program One Piece at a Time
Building the Energy Program One Piece at a Time
 
Mf0012
Mf0012Mf0012
Mf0012
 
New project in gurgaon ireo skyon
New project in gurgaon ireo skyonNew project in gurgaon ireo skyon
New project in gurgaon ireo skyon
 
Behavior change from individuals to institutions – keynote by mike vandenbergh
Behavior change from individuals to institutions – keynote by mike vandenberghBehavior change from individuals to institutions – keynote by mike vandenbergh
Behavior change from individuals to institutions – keynote by mike vandenbergh
 
Ohio chp pilot a puco and u.s. doe partnership
Ohio chp pilot  a puco and u.s. doe partnershipOhio chp pilot  a puco and u.s. doe partnership
Ohio chp pilot a puco and u.s. doe partnership
 
Tests copy (5)
Tests   copy (5)Tests   copy (5)
Tests copy (5)
 
Presentation sett14
Presentation sett14Presentation sett14
Presentation sett14
 
Magic in a message - Creating the Irresistible Pitch
Magic in a message - Creating the Irresistible Pitch Magic in a message - Creating the Irresistible Pitch
Magic in a message - Creating the Irresistible Pitch
 
Implementing iso 50001
Implementing iso 50001Implementing iso 50001
Implementing iso 50001
 
Mba semester 2 mb0049
Mba semester 2 mb0049Mba semester 2 mb0049
Mba semester 2 mb0049
 
Qualified Energy Conservation Bonds (Pete)
Qualified Energy Conservation Bonds (Pete)Qualified Energy Conservation Bonds (Pete)
Qualified Energy Conservation Bonds (Pete)
 
SRC Toastmasters
SRC ToastmastersSRC Toastmasters
SRC Toastmasters
 
Earth Iconic ppt
Earth Iconic   pptEarth Iconic   ppt
Earth Iconic ppt
 
Chp financing in practice
Chp financing in practiceChp financing in practice
Chp financing in practice
 
Compressed air repair implementation
Compressed air repair implementationCompressed air repair implementation
Compressed air repair implementation
 
Mb0040
Mb0040Mb0040
Mb0040
 
งานนำเสนอ Jojoe
งานนำเสนอ Jojoeงานนำเสนอ Jojoe
งานนำเสนอ Jojoe
 

Similaire à Pedoman Teknis Budidaya Gladiol

Similaire à Pedoman Teknis Budidaya Gladiol (20)

Budidaya Menanam Semangka
Budidaya Menanam SemangkaBudidaya Menanam Semangka
Budidaya Menanam Semangka
 
Pala 130810121928-phpapp01
Pala 130810121928-phpapp01Pala 130810121928-phpapp01
Pala 130810121928-phpapp01
 
Pala
PalaPala
Pala
 
Pedoman Teknis Budidaya Hebras
Pedoman Teknis Budidaya HebrasPedoman Teknis Budidaya Hebras
Pedoman Teknis Budidaya Hebras
 
Pedoman Berkebun Anggrek
Pedoman Berkebun AnggrekPedoman Berkebun Anggrek
Pedoman Berkebun Anggrek
 
Pedoman Agrobisnis Buah Duku
Pedoman Agrobisnis Buah DukuPedoman Agrobisnis Buah Duku
Pedoman Agrobisnis Buah Duku
 
Teknis Budidaya Buah Jambu Mete
Teknis Budidaya Buah Jambu MeteTeknis Budidaya Buah Jambu Mete
Teknis Budidaya Buah Jambu Mete
 
Budidaya Nanas.pdf
Budidaya Nanas.pdfBudidaya Nanas.pdf
Budidaya Nanas.pdf
 
Ubi jalar
Ubi jalarUbi jalar
Ubi jalar
 
Stroberi
StroberiStroberi
Stroberi
 
Manggis
ManggisManggis
Manggis
 
Mawar
MawarMawar
Mawar
 
Padi
PadiPadi
Padi
 
Belut
BelutBelut
Belut
 
Pepaya
PepayaPepaya
Pepaya
 
Teknis Bisnis Buah Apel
Teknis Bisnis Buah ApelTeknis Bisnis Buah Apel
Teknis Bisnis Buah Apel
 
Panduan Budidaya bekicot
Panduan Budidaya bekicotPanduan Budidaya bekicot
Panduan Budidaya bekicot
 
Teknis Berkebun Dahlia
Teknis Berkebun DahliaTeknis Berkebun Dahlia
Teknis Berkebun Dahlia
 
Panduan teknis Budidaya kodok
Panduan teknis Budidaya kodokPanduan teknis Budidaya kodok
Panduan teknis Budidaya kodok
 
Kunyit
KunyitKunyit
Kunyit
 

Plus de Warta Wirausaha

Analisa usaha budidaya ayam bangkok
Analisa usaha budidaya ayam bangkokAnalisa usaha budidaya ayam bangkok
Analisa usaha budidaya ayam bangkokWarta Wirausaha
 
Analisa Usaha Budidaya Jahe Merah
Analisa Usaha Budidaya Jahe MerahAnalisa Usaha Budidaya Jahe Merah
Analisa Usaha Budidaya Jahe MerahWarta Wirausaha
 
Analisa Usaha Budidaya Pembibitan Udang Vaname
Analisa Usaha Budidaya Pembibitan Udang VanameAnalisa Usaha Budidaya Pembibitan Udang Vaname
Analisa Usaha Budidaya Pembibitan Udang VanameWarta Wirausaha
 
Budidaya kakao dan perhitungan analisa usaha
Budidaya kakao dan perhitungan analisa usahaBudidaya kakao dan perhitungan analisa usaha
Budidaya kakao dan perhitungan analisa usahaWarta Wirausaha
 
Motivasi Diri Dalam Bisnis
Motivasi Diri Dalam BisnisMotivasi Diri Dalam Bisnis
Motivasi Diri Dalam BisnisWarta Wirausaha
 
Motivasi Diri Dalam Bisnis
Motivasi Diri Dalam Bisnis Motivasi Diri Dalam Bisnis
Motivasi Diri Dalam Bisnis Warta Wirausaha
 
Peluang usaha budidaya nila
Peluang usaha budidaya nilaPeluang usaha budidaya nila
Peluang usaha budidaya nilaWarta Wirausaha
 
Pedoman saponin basmi hama udang
Pedoman saponin basmi hama udangPedoman saponin basmi hama udang
Pedoman saponin basmi hama udangWarta Wirausaha
 
Pedoman pijah ikan cangkringan
Pedoman pijah ikan cangkringanPedoman pijah ikan cangkringan
Pedoman pijah ikan cangkringanWarta Wirausaha
 
Pedoman penyakit ikan laut
Pedoman penyakit ikan lautPedoman penyakit ikan laut
Pedoman penyakit ikan lautWarta Wirausaha
 
Pedoman penggelondongan bandeng
Pedoman penggelondongan bandengPedoman penggelondongan bandeng
Pedoman penggelondongan bandengWarta Wirausaha
 
Pedoman informasi pakan ikan
Pedoman informasi pakan ikanPedoman informasi pakan ikan
Pedoman informasi pakan ikanWarta Wirausaha
 
Peluang usaha budidaya patin
Peluang usaha budidaya patinPeluang usaha budidaya patin
Peluang usaha budidaya patinWarta Wirausaha
 
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan Mas
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan MasPedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan Mas
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan MasWarta Wirausaha
 
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan lele
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan lelePedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan lele
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan leleWarta Wirausaha
 
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan Laut
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan LautPedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan Laut
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan LautWarta Wirausaha
 
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan Gurame
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan GuramePedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan Gurame
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan GurameWarta Wirausaha
 
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Burung puyuh
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Burung puyuhPedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Burung puyuh
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Burung puyuhWarta Wirausaha
 
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Tiram
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Tiram Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Tiram
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Tiram Warta Wirausaha
 
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Mujair
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya MujairPedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Mujair
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya MujairWarta Wirausaha
 

Plus de Warta Wirausaha (20)

Analisa usaha budidaya ayam bangkok
Analisa usaha budidaya ayam bangkokAnalisa usaha budidaya ayam bangkok
Analisa usaha budidaya ayam bangkok
 
Analisa Usaha Budidaya Jahe Merah
Analisa Usaha Budidaya Jahe MerahAnalisa Usaha Budidaya Jahe Merah
Analisa Usaha Budidaya Jahe Merah
 
Analisa Usaha Budidaya Pembibitan Udang Vaname
Analisa Usaha Budidaya Pembibitan Udang VanameAnalisa Usaha Budidaya Pembibitan Udang Vaname
Analisa Usaha Budidaya Pembibitan Udang Vaname
 
Budidaya kakao dan perhitungan analisa usaha
Budidaya kakao dan perhitungan analisa usahaBudidaya kakao dan perhitungan analisa usaha
Budidaya kakao dan perhitungan analisa usaha
 
Motivasi Diri Dalam Bisnis
Motivasi Diri Dalam BisnisMotivasi Diri Dalam Bisnis
Motivasi Diri Dalam Bisnis
 
Motivasi Diri Dalam Bisnis
Motivasi Diri Dalam Bisnis Motivasi Diri Dalam Bisnis
Motivasi Diri Dalam Bisnis
 
Peluang usaha budidaya nila
Peluang usaha budidaya nilaPeluang usaha budidaya nila
Peluang usaha budidaya nila
 
Pedoman saponin basmi hama udang
Pedoman saponin basmi hama udangPedoman saponin basmi hama udang
Pedoman saponin basmi hama udang
 
Pedoman pijah ikan cangkringan
Pedoman pijah ikan cangkringanPedoman pijah ikan cangkringan
Pedoman pijah ikan cangkringan
 
Pedoman penyakit ikan laut
Pedoman penyakit ikan lautPedoman penyakit ikan laut
Pedoman penyakit ikan laut
 
Pedoman penggelondongan bandeng
Pedoman penggelondongan bandengPedoman penggelondongan bandeng
Pedoman penggelondongan bandeng
 
Pedoman informasi pakan ikan
Pedoman informasi pakan ikanPedoman informasi pakan ikan
Pedoman informasi pakan ikan
 
Peluang usaha budidaya patin
Peluang usaha budidaya patinPeluang usaha budidaya patin
Peluang usaha budidaya patin
 
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan Mas
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan MasPedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan Mas
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan Mas
 
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan lele
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan lelePedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan lele
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan lele
 
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan Laut
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan LautPedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan Laut
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan Laut
 
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan Gurame
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan GuramePedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan Gurame
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Ikan Gurame
 
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Burung puyuh
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Burung puyuhPedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Burung puyuh
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Burung puyuh
 
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Tiram
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Tiram Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Tiram
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Tiram
 
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Mujair
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya MujairPedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Mujair
Pedoman Teknis Sukses Wirausaha Budidaya Mujair
 

Dernier

Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...syafiraw266
 
Sistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.ppt
Sistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.pptSistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.ppt
Sistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.pptIka Putri
 
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di IndonesiaPerkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesialangkahgontay88
 
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARUATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARUsayangkamuu240203
 
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot BesarBAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot BesarBambu hoki88
 
6. CONTAINER (MATKUL CARGO HANDLING) .ppt
6. CONTAINER (MATKUL CARGO HANDLING) .ppt6. CONTAINER (MATKUL CARGO HANDLING) .ppt
6. CONTAINER (MATKUL CARGO HANDLING) .pptApaySafari1
 
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...unikbetslotbankmaybank
 
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docxLAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docxAnissaPratiwi3
 
Administrasi Kelompok Tani atau kelompok wanita tani
Administrasi Kelompok Tani  atau kelompok wanita taniAdministrasi Kelompok Tani  atau kelompok wanita tani
Administrasi Kelompok Tani atau kelompok wanita tanikwtkelurahanmekarsar
 
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdfPPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdfAgusyunus2
 
ppt kelompok 3 bentuk bentuk organisasi.pptx
ppt kelompok 3 bentuk bentuk organisasi.pptxppt kelompok 3 bentuk bentuk organisasi.pptx
ppt kelompok 3 bentuk bentuk organisasi.pptxRafifOye
 
"Bawal99: Menikmati Sensasi Taruhan Olahraga Online dengan Aman dan Nyaman"
"Bawal99: Menikmati Sensasi Taruhan Olahraga Online dengan Aman dan Nyaman""Bawal99: Menikmati Sensasi Taruhan Olahraga Online dengan Aman dan Nyaman"
"Bawal99: Menikmati Sensasi Taruhan Olahraga Online dengan Aman dan Nyaman"HaseebBashir5
 
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptxBab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptxlulustugasakhirkulia
 
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.nuranisasignature
 
bahan paparan satgas penilaian kinerja tpps.pptx
bahan paparan satgas penilaian kinerja tpps.pptxbahan paparan satgas penilaian kinerja tpps.pptx
bahan paparan satgas penilaian kinerja tpps.pptxZainalArifin848408
 
STRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT
STRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOTSTRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT
STRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOTRikoMappedeceng1
 
Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)ppt
Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)pptPelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)ppt
Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)pptJhonSutarka1
 
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptxMedia Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptxItaaNurlianaSiregar
 

Dernier (20)

Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
 
Sistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.ppt
Sistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.pptSistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.ppt
Sistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.ppt
 
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di IndonesiaPerkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
 
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARUATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
 
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot BesarBAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
 
6. CONTAINER (MATKUL CARGO HANDLING) .ppt
6. CONTAINER (MATKUL CARGO HANDLING) .ppt6. CONTAINER (MATKUL CARGO HANDLING) .ppt
6. CONTAINER (MATKUL CARGO HANDLING) .ppt
 
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
 
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docxLAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
 
Administrasi Kelompok Tani atau kelompok wanita tani
Administrasi Kelompok Tani  atau kelompok wanita taniAdministrasi Kelompok Tani  atau kelompok wanita tani
Administrasi Kelompok Tani atau kelompok wanita tani
 
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdfPPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
 
ppt kelompok 3 bentuk bentuk organisasi.pptx
ppt kelompok 3 bentuk bentuk organisasi.pptxppt kelompok 3 bentuk bentuk organisasi.pptx
ppt kelompok 3 bentuk bentuk organisasi.pptx
 
"Bawal99: Menikmati Sensasi Taruhan Olahraga Online dengan Aman dan Nyaman"
"Bawal99: Menikmati Sensasi Taruhan Olahraga Online dengan Aman dan Nyaman""Bawal99: Menikmati Sensasi Taruhan Olahraga Online dengan Aman dan Nyaman"
"Bawal99: Menikmati Sensasi Taruhan Olahraga Online dengan Aman dan Nyaman"
 
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptxBab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
 
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
 
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
 
bahan paparan satgas penilaian kinerja tpps.pptx
bahan paparan satgas penilaian kinerja tpps.pptxbahan paparan satgas penilaian kinerja tpps.pptx
bahan paparan satgas penilaian kinerja tpps.pptx
 
STRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT
STRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOTSTRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT
STRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT
 
Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)ppt
Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)pptPelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)ppt
Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)ppt
 
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotecabortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
 
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptxMedia Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
 

Pedoman Teknis Budidaya Gladiol

  • 1.
  • 2. TTG BUDIDAYA PERTANIAN Hal. 1/ 16 Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340 Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id GLADIOL (Gladiolus hybridus) 1. SEJARAH SINGKAT Gladiol merupakan tanaman bunga hias berupa tanaman semusim berbentuk herba termasuk dalam famili Iridaceae. Gladiol berasal dari bahasa latin “Gladius” yang berarti pedang kecil, seperti bentuk daunnya. Berasal dari Afrika Selatan dan menyebar di Asia sejak 2000 tahun. Tahun 1730 mulai memasuki daratan Eropa dan berkembang di Belanda. Tanaman gladiol yang termasuk subklas Monocotyledoneae, berakar serabut, dan tanaman ini membentuk pula akar kontraktil yang tumbuh pada saat pembentukan subang baru. Kelebihan dari bunga potong gladiol adalah kesegarannya dapat bertahan lama sekitar 5-10 hari dan dapat berbunga sepanjang waktu. 2. JENIS TANAMAN Klasifikasi tanaman gladiol adalah sebagai berikut: Divisi : Tracheophyta Subdivisi : Pteropsida Klas : Angiospermae Subklas : Monocotyledoneae Ordo : Iridales Famili : Iridaceae Genus : Gladiolus Spesies : Gladiolus hybridus Hasil penelitian tahun 1988, Indonesia mengenal 20 varietas gladiol dari Belanda kemudian diuji multi lokasi di kebun percobaan Sub Balai Penelitian Hortikultura Cipanas. Tiga varietas diantaranya memiliki penampilan yang paling indah, (warna dan bentuknya berbeda dengan gladiol lama), yaitu: White godness (putih), Tradehorn (merah jingga), dan Priscilla (putih). Ragam jenis bunga gladiol adalah : a) Gladiolus gandavensis, berukuran besar, susunan bunga terlihat bertumpang tindih, panjang 90-150 cm. b) Gladiolus primulinus. berukuran kecil, sangat menarik. Bertangkai halus tetapi kuat dan panjangnya mencapai 90 cm. c) Gladiolus ramosus. Panjang tangkai bunga 100-300 cm. d) Gladiolus nanus. Tangkai bunga melengkung, dan panjang hanya 35 cm.
  • 3. TTG BUDIDAYA PERTANIAN Hal. 2/ 16 Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340 Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id Beberapa kultivar bunga gladiol lainnya yang telah di uji di Indonesia adalah: Red Majesty, Priscilla, Oscar, Rose Supreme, Sanclere, Dr. Mansoer, Albino, Salem, Marah Api, Queen Occer, Ceker dan lain sebagainya 3. MANFAAT TANAMAN Gladiol di produksi sebagai bunga potong yang mempunyai nilai ekonomi. Dan memiliki nilai estetika. Bunga potong juga merupakan sarana peralatan tradisional, agama, upacara kenegaraan dan keperluan ritual lainnya. 4. SENTRA PENANAMAN Sentra produksi bunga gladiol di Indonesia untuk daerah Jawa Barat terdapat di Parongpong (Bandung), Salabintana (Sukabumi) dan Cipanas (Cianjur). Di Jawa tengah terdapat di daerah Bandungan (Semarang) sedangkan di Jawa Timur berada di daerah Batu (Malang). 5. SYARAT PERTUMBUHAN 5.1. Iklim 1) Gladiol membutuhkan curah hujan rata-rata 2.000-2500 mm/tahun. Di Indonesia gladiol dapat ditanam sepanjang tahun, baik pada musim kemarau maupun musim hujan. 2) Tanaman gladiol membutuhkan sinar matahari penuh untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Keadaan kurang optimal akan menyebabkan bunga mengering dan floret tidak terbentuk secara normal. Kekurangan cahaya terjadi pada waktu pembentukan daun ke 5, 6, dan 7, yang menyebabkan kekeringan tampak pada kuncup bunga saja. Kultifat Eurovision, Peter, Friendship, Jessica, dan Mascagni kurang peka terhadap cahaya matahari. 2) Tanaman gladiol tumbuh baik pada suhu udara 10-25 derajat C. Suhu udara rata- rata kurang dari 10 derajat C akan menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman terhambat, jika berlangsung lama pertumbuhan tanaman dapat terhenti. Suhu udara maksimum pertumbuhan gladiol adalah 27 derajat C, kadang-kadang dapat menyesuaikan diri sampai suhu udara 40 derajat C, bila kelembaban tanah dan tanaman relatif tinggi. 5.2. Media Tanam 1) Jenis tanah yang cocok untuk tanaman gladiol adalah andosol dan latosol yang subur, gembur dan banyak mengandung bahan organik.
  • 4. TTG BUDIDAYA PERTANIAN Hal. 3/ 16 Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340 Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id 2) Tanaman bunga gladiol dapat tumbuh subur diatas tanah yang memiliki pH 5,5- 5,9. 5.3. Ketinggian Tempat Tanaman gladiol dapat tumbuh dengan baik di daerah ketinggian 500-1500 m dpl dan beriklim sejuk. 6. PEDOMAN BUDIDAYA 6.1. Pembibitan Bibit dapat berasal dari pembiakan generatif, vegetatif, dan kultur jaringan. Umumnya, pembibitan yang berasal dari vegetatif dan kultur jaringan lebih cepat dapat dipetik hasilnya dari pada pembibitan dengan cara generatif. 1) Persyaratan Benih Bibit dari subang bibit yang baik menghasilkan bunga berdiameter minimum 2,5 cm, kecuali untuk kultivar Golden Boy yang cukup berdiameter 1 cm. Bibit harus dipilih yang sehat, tidak cacat. Bibit vegetatif yang baik yang mempunyai daya kecambah lebih dari 90%. Bibit generatif harus berasal dari induk dengan pertumbuhan baik dan cukup umur. 2) Penyiapan Benih Perbanyakan generatif gladiol dengan biji, digunakan untuk mendapatkan kultivar baru bukan untuk tujuan bibit produksi. Biji didapat dengan cara penyerbukan buatan dibantu manusia. Perbanyakan vegetatif gladiol dilakukan dengan menggunakan umbi (anak subang), bibit belah (subang belah), kultur jaringan maupun suspensi sel. Umbi dan anakan umbi diambil dari tanaman yang sudah dipanen. Teknik kultur jaringan merupakan salah satu cara alternatif untuk menanggulangi kendala-kendala dalam perbanyakan secara konvensional. Bibit (subang) yang dibutuhkan untuk 1 hektar lahan adalah sekitar 213.063 buah. Subang dan anak subang yang akan dijadikan bibit tidak dapat segera tumbuh bila ditanam meskipun pada lingkungan tumbuh yang cocok dan optimal, karena memerlukan masa dormansi. Selama masa dormansi subang dan anak subang yang telah kering disimpan ditempat yang beraliran udara baik dan terhindar dari cahaya matahari langsung. Subang yang telah dipisahkan dari batangnya disimpan selama ± 2 minggu.
  • 5. TTG BUDIDAYA PERTANIAN Hal. 4/ 16 Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340 Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id 3) Teknik Penyemaian Benih Biji gladiol dapat langsung disemai, tanpa mengalami masa dormansi, biji akan berkecambah setelah 7-12 hari. Daun yang tumbuh dari biji hanya berjumlah 1-2 helai. Tanaman tumbuh sampai kira-kira 5 bulan dan menghasilkan anak subang yang berdiameter kurang dari 1 cm. Anak subang ini kemudian memasuki masa dormansi. 4) Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian Penanaman gladiol dengan bibit anak subang yang baru muncul dari stolon yang menghubungkan subang induk dengan subang baru. Perbanyakan dengan menggunakan anak subang yang berdiameter sekitar 1,0 cm memerlukan 2 kali penanaman untuk mencapai ukuran subang yang dapat menghasilkan bunga. Penanaman pertama dari anak subang tersebut memerlukan waktu sekitar 4 bulan hingga panen subang kecil. Subang kecil hasil panen pertama akan berdiameter sekitar 2 cm. Subang kecil setelah dipanen akan mengalami masa dormansi minimal 3,5 bulan. Setelah masa dormansi terlewati, subang kecil dapat ditanam kembali. Waktu yang diperlukan untuk penanaman kedua kira-kira sama dengan waktu penanaman pertama. Subang dari panenan kedua akan berdiameter 3 cm dan merupakan bibit yang siap berbunga. Untuk rata-rata setiap kultivar gladiol, anak subang yang berdiameter sekitar 1 cm akan menjadi subang bibit yang siap berbunga dalam waktu 16 bulan. 5) Pemindahan Bibit Bibit gladiol siap ditanam bila sudah melewati masa dormansinya dengan ciri munculnya akar berupa tonjolan kecil berwarna putih melingkar dibagian bawah subang. Pecahnya dormansi juga ditandai dengan munculnya mata tunas. Bila tunas mencapai tinggi 1 cm, maka subang siap ditanam. Penanaman yang terlambat menyebabkan tunas semakin tinggi dan akar semakin panjang, sehingga akan terjadi kerusakan akar pada waktu penanaman, 6.2. Pengolahan Media Tanam 1) Persiapan Lahan yang akan di tanami gladiol perlu di ukur pH tanahnya. Bila sesuai dengan pH tanah yang disyaratkan, lakukan pengukuran luas lahan yang akan ditanami. Kemudian analisa jenis tanah, apa bila lahan tersebut sebelumnya pernah ditanami gladiol sebaiknya tanah didiamkan minimal selama satu tahun.
  • 6. TTG BUDIDAYA PERTANIAN Hal. 5/ 16 Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340 Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id 2) Pembukaan Lahan Lahan yang telah dianalisa, diukur dan dibersihkan dari gulma, batu-batuan, serta tanaman liar lain, kemudian bajak dan dicangkul sampai gembur. Pengolahan lahan sebaiknya dilakukan 2 minggu sebelum tanam. 3) Pembentukan Bedengan Bila pemanenan bunga dilakukan setiap saat, maka lahan yang digunakan sebaiknya dibuat beberapa petak. Pemetakan lahan dimaksudkan agar dapat diatur mana untuk lahan yang akan diolah, ditanami, dan dipanen. Pada setiap petakan dibuat selokan (saluran air), agar drainase baik dan tanaman dapat tumbuh dengan subur. Lahan selanjutnya diberi pupuk dasar agar tanah tidak kekurangan unsur haranya. Luas arel petakan dibuat sesuai dengan kebutuhan, Bila kebutuhan pasar sebanyak 1.000 tangkai setiap dua minggu, maka dibutuhkan lahan seluas 600 m2 . Lahan dibuat menjadi 7 petak dengan luas setiap petak 72 m2 . 4) Pengapuran Pengapuran dilakukan pada tanah yang memiliki derajat kemasaman tanah (pH) kurang dari 5,5. 5) Pemupukan Pemberian pupuk dasar dilakukan pada saat tanam. Pupuk yang diberikan adalah yang mengandung unsur N, K, Ca dan P, yang diberikan sesuai dosis yang dianjurkan. 3.3. Teknik Penanaman 1) Penentuan Pola Tanam Tanaman gladiol dapat ditanam dengan sistem guludan atau tanpa guludan. Jika pengairan menggunakan cara leb, maka penanaman sebaiknya dengan guludan agar air irigasi tidak merusak struktur tanah. Beberapa hal yang perlu diketahui dalam cara penanaman adalah tempat dan waktu penanaman serta jarak dan kedalaman tanaman. Tempat penanaman gladiol harus terkena cahaya matahari langsung. Atap plastik yang tembus cahaya dan bersih digunakan untuk menghindari kerusakan akibat hujan. Jadwal penanaman disesuaikan dengan kebutuhan berkisar antara 60-80 hari, karena umur tanaman tergantung pada kultivarnya. 2) Pembuatan Lubang Tanam
  • 7. TTG BUDIDAYA PERTANIAN Hal. 6/ 16 Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340 Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id Lubang tanam dibuat dengan mencangkul lahan sedalam 10-15 cm, untuk subang berdiameter ≥ 2,5 cm. 3) Cara Penanaman Subang ditanam setelah masa dormansi sekitar 3,5 bulan. Cara penanaman dengan guludan, yang disesuaikan dengan kedalaman tanam subang gladiol. Bila kedalaman 10-15 cm, maka tinggi guludan dibuat ≥ 15 cm dengan anggapan bahwa lapisan tanah atas lambat laun akan menurun. Bila dilakukan tanpa guludan maka sering kali tanaman rebah atau tangkai bunga bengkok yang menyebabkan turunnya kualitas bunga. Kerapatan tanaman perlu diperhatikan karena menentukan kekekaran tanaman dan kualitas bunga. Jika jumlah tanaman per meter persegi terlalu banyak, maka tanaman akan menjadi lemah dan panjang. Semakin kecil diameter subang maka kerapatan tanam semakin besar. Untuk anak subang berdiameter kurang dari 1 cm, biasanya ditanam dalam barisan pada guludan. Jarak tanam untuk subang berdiameter ≥ 4 cm adalah 20 x 20 cm sedangkan untuk subang yang berdiameter lebih kecil ditanam lebih rapat. Dalam menentukan kedalaman tanam yang perlu diperhatikan adalah tekstur tanah dan waktu tanam. Pada tekstur tanah yang berat, (tanah liat dan berlempung) subang harus ditanam lebih dangkal dari pada tanah yang ringan dan berpasir. Pada musim kemarau subang ditanami lebih dalam dibanding musim penghujan. Suhu tanah akan lebih rendah pada tempat yang lebih dalam. Letak bibit yang dangkal, terutama pada tanah berpasir, akan mengakibatkan tanaman mudah rebah. 4) Pemberian Ajir Pemberian ajir pada tanaman bunga gladiol dilakukan apabila tanaman rebah atau tangkai bunga bengkok yang menyebabkan turunnya kualitas bunga. Hal ini dapat terjadi bila penanaman bunga dilakukan tanpa menggunakan guludan. 3.4. Pemeliharaan Tanaman 1) Penyiangan Penyiangan gulma pada pertanaman anak subang penting karena gulma dapat menutupi pertumbuhan anak subang sehingga pertumbuhan terhambat dan menyulitkan dalam pemanenan. Penyiangan biasa dilakukan sebelum pemberian pupuk N (saat berumur sekitar 25 hari setelah tanam) dan dilakukan tiga kali dalam satu siklus tanaman.
  • 8. TTG BUDIDAYA PERTANIAN Hal. 7/ 16 Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340 Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id 2) Pembubunan Pembubunan dilakukan bersamaan waktunya dengan penyiangan, untuk menjaga agar subang baru yang tumbuh tidak terlihat di atas tanah. 3) Pemupukan Tanaman gladiol memerlukan pemupukan agar tanaman tumbuh cepat dan berproduksi dengan baik. Jumlah pupuk yang diberikan sangat bervariasi tergantung pada tekstur tanah, keadaan lingkungan, curah hujan, pengairan dan kandungan hara di dalam tanah. Pada tanah berpasir, diperlukan pemupukan lebih sering terutama pada musim penghujan. Pemupukan dilakukan dua kali (umur 20 hari dan 45 hari setelah penanaman). Dosis pemupukan gladiol 90-135 kg N (diberikan sebagian dalam bentuk nitrat, sebagian lagi amonium), 90-180 kg P (sebagai P2O5) dan 110-180 kg K (sebagai K2O) per hektar pada tanah berpasir. Pupuk diberikan tidak sekaligus, pertama saat tanam, ( pupuk K dan P), setelah tanam membentuk 2-3 helai daun diberikan pupuk N sepertiga dosis. Pemberian pupuk N kedua dan ketiga masing-masing dilakukan pada saat mulai terbentuknya primordia bunga dan setelah panen bunga. Pemupukan terakhir sangat penting guna pembesaran subang dan pembentukan anak subang. Pupuk yang digunakan biasanya TSP dan Urea, masing-masing sebanyak satu sendok teh untuk setiap tanam. 4) Pengairan dan penyiraman Pengairan harus diperhatikan karena drainase berpengaruh terhadap tanaman. Penyiraman dilakukan hanya apabila tanah mulai kering (musim kemarau). 5) Waktu Penyemprotan Pestisida Kerusakan tanaman gladiol dapat disebabkan oleh hama atau penyakit, yang dapat diatasi dengan pestisida yang tepat. Penanggulangan serangan hama digunakan pestisida padat (Aldikarb), dengan dosis 300 gram/100 m2 air. Digunakan pestisida cair (Permetrin dan deltametrin) dosis 5 cc per 100 m2 . Pemberantasan penyakit digunakan pestisida Procymidon, dosis 5 gram/100 m2 , atau Kaptofol, dosis 400 gram/100 liter air. Pemberian pestisida sebaiknya setelah tanaman berumur 50 hari. 7. HAMA DAN PENYAKIT 7.1. Hama 1) Thrips gladiol (Taeniothrips simplex / Mor)
  • 9. TTG BUDIDAYA PERTANIAN Hal. 8/ 16 Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340 Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id Hama ini sering dijumpai disetiap area pertanaman gladiol di seluruh dunia, yang dapat menimbulkan kerusakan berat (di lapangan). Gejala: bercak-bercak berwarna keperak-perakan pada permukaan daun, merusak jaringan daun/bunga dan mengisap cairan yang keluar dari bagian tanaman dengan menggunakan alat mulutnya. Tanaman yang terserang hama ini akan timbul bercak-bercak putih dan akhirnya menjadi coklat dan mati. Serangga muda (nimfa) berwarna kuning pucat dan lebih suka makan pada bagian bunga dan kuncup. Panjang tubuh hama dewasa ± 2,5 mm, berbentuk ramping, pipih, berwarna coklat tua atau hitam. Pengendalian: dapat dilakukan dengan penyiangan gulma atau dengan menggunakan insektisida yang mengandung dimetoat, endusolfan, formothion, karbaril, merkaptodimetur dan metomil. 2) Kutu putih (Pseudococcus sp.) Gejala: menyerang umbi gladiol saat penyimpanan, dan di lapangan, dengan menusukan alat mulutnya kedalam umbi untuk menghisap cairan tanaman, sehingga tunas/akar terhambat pertumbuhannya dan gagal panen. Pada serangan berat umbi jadi keriput, kering dan mati. Ukuran tubuh serangga dewasa betina 4 mm dan mampu bertelur sampai 200 butir (diletakan berkelompok). Pengendalian: merendam subang dalam larutan insektisida 30-60 menit, yang mengandung bahan aktif asefat, nikotin, triazofos, kuinalfos dan lainnya. 3) Ulat pemakan daun (Larva Lepidoptera) Gejala: hama ini menyerang dengan membuat lubang-lubang pada permukaan daun dan bunga. Bentuk, warna, ukuran larva-larva sebagai minor pest pada tanaman gladiol sangat bervariasi, tergantung pada spesiesnya. Panjang ulat famili Lymantriidae mencapai 3,5-4,0 cm. Penanggulangan: menyemprot insektisida berbahan aktif Bacillus thuringiensis. 7.2. Penyakit 1) Layu fusarium (Penyakit busuk kering fusarium) Penyebab: cendawan F. oxysporum var. gladiol atau F. orthoceras var gladiol. Gejala: daun gladiol yang terserang menguning, agak memilin. Pada serangan yang lebih lanjut, pertumbuhan tanaman kerdil dan mudah patah. Pada subang yang terserang tampak bercak dan dalam keadaan lembab hifa patogen yang berwarna putih seperti kapas menutupi permukaan bercak tadi dan menjalar kebagian tanaman lainnya. Pengendalian: menyimpan subang ditempat tidak lembab serta merendam sebelum ditanam, kedalam larutan suspensi fungisida benlate selama 30 menit. 2) Busuk kering Penyebab: cendawan Botrytis cinerea atau B. gladiolorum. Gejala: bunga berbintik-bintik, berkembang menjadi bercak-bercak, subang yang terserang busuk daun bintik-bintik agak kelabu, kemudian berkembang menjadi bercak- bercak berwarna hitam keabu-abuan. Pengendalian: menganginkan
  • 10. TTG BUDIDAYA PERTANIAN Hal. 9/ 16 Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340 Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id (mengeringkan) subang yang dipanen sebelum disimpan pada tempat yang kering atau dengan menyemprotkan fungisida captan, zineb atau nabam. 3) Busuk keras Penyebab: Septoria gladioli, Gejala: sama dengan gejala busuk kering, tetapi berbeda pada tubuh buah patogennya. Bintik-bintik kecil coklat tampak pada permukaan bagian bawah/bagian atas daun yang terserang patogen. Tanaman/bibit yang terserang patogen tersebut umumnya berasal dari anak subang, sedang yang berasal dari subang jarang terserang. Pengendalian: sama seperti untuk busuk kering. 4) Busuk kubang (Busuk kapang biru) Penyebab: cendawan Penicillium gladioli yang termasuk patogen lemah. Patogen masuk dan menginfeksi subang gladiol bila di bagian subang terdapat luka yang disebabkan oleh serangga, alat-alat pertanian dan sebagainya. Gejala: pada subang yang terserang patogen tersebut terdapat lesio berwarna merah kecoklatan yang dalam waktu singkat bagian tersebut akan ditutupi koloni cendawan berwarna biru dan subang membusuk. Pengendalian: menyimpan subang dengan baik, setelah dikering udarakan dahulu, serta mencegah subang luka. 5) Hawar bakteri Penyebab: Xanthomonas gummisudan. Yang berkembang dengan cepat pada keadaan lingkungan yang basah atau drainase kurang baik. Gejala: ada bercak- bercak horizontal cekung berair berwarna hijau tua yang berubah menjadi coklat dan berkembang sampai menutupi hampir seluruh permukaan daun sampai daun kering. Patogen ditularkan melalui subang atau percikan air hujan. Pengendalian: memilih subang yang sehat dan merendam subang tanpa kulit selama 2 jam dalam suspensi larutan bakterisida. 8. PANEN Budidaya bunga gladiol dapat diatur sedemikian rupa sehingga panen dapat dilakukan setiap minggu. Biasanya budidaya tanaman gladiol dilakukan berdasarkan pesanan pasar, sehingga panen dapat terus dilakukan pada waktu yang telah ditentukan. 8.1. Ciri dan Umur Panen Tanaman gladiol berbunga pada umur 60 - 80 hari setelah tanam, tergantung pada kultivarnya. Bunga pertama akan mekar sekitar 10 hari setelah primordia bunga muncul. Bunga dapat dipetik setelah warna dari 1 atau 2 floret terbawah telah dapat dilihat dengan jelas tetapi belum mekar. Jika kuncup bunga dibiarkan sampai mekar penuh,
  • 11. TTG BUDIDAYA PERTANIAN Hal. 10/ 16 Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340 Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id kerusakan akan mudah terjadi terutama selama pengemasan dan pengangkutan. Bila bunga dipanen terlalu awal, (sebelum floret terbawah menampakan warna bunga), maka akan ada kemungkinan bunga tidak dapat mekar dengan sempurna. 8.2. Cara Panen Pemanenan dilakukan secara hati-hati dengan menyertakan 2-3 daun pada tangkai bunga dan menyisakan daun-daun pada tanaman sebanyak mungkin minimum 4 daun. Pemotongan tangkai bunga dengan pisau tajam dan bersih supaya terhindar dari kontaminasi jasad renik Jika menggunakan pisau tumpul, terjadi luka lebih lebar pada permukaan dasar tangkai bunga, memungkinkan terjadi infeksi. 8.3. Periode Panen Bunga gladiol tergolong bunga yang mudah kehilangan air. Sebaiknya panen bunga dilakukan pagi hari, karena saat tersebut bunga gladiol berturgor optimum. Kandungan karbohidrat yang rendah dapat diperbaiki dengan larutan pengawet yang mengandung gula. Panen bunga tidak dianjurkan pada saat suhu udara tinggi (siang hari) atau pada turgor rendah, bunga basah oleh embun, hujan atau sebab lain. Bunga yang basah akan mudah terserang oleh cendawan Botrytis gladiolorum (blight), walaupun pada kondisi suhu udara yang rendah. 8.4. Prakiraan Produksi Untuk seluas 1 hektar akan menghasikan panen bunga ± sebanyak 200.000 potong. Budidaya bunga potong gladiol dapat diatur sedemikian rupa sehingga panen bunga (pemanenan terbanyak) dilakukan setiap minggu. Secara teknis dapat diatur dengan pemetakan lahan, sehingga dalam satu saat terdapat lahan siap olah, siap tanam, dan siap panen. 9. PASCAPANEN 9.1. Pengumpulan Bunga gladiol sangat peka terhadap kekuatan gaya berat dan akan selalu cenderung melengkung pada suhu udara tinggi, sehingga berakibat terjadinya perubahan bentuk dan penurunan kualitas. Oleh karena itu bunga potong gladiol yang dipanen dikumpulkan dan diletakan tegak lurus diruangan pada suhu udara rendah (selama penyimpanan/pengangkutan).
  • 12. TTG BUDIDAYA PERTANIAN Hal. 11/ 16 Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340 Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id 9.2. Penyortiran dan Penggolongan Setelah dipanen, dilakukan penyortiran dan penggolongan sesuai dengan ukuran. Bunga dibersihkan dari kotoran yang menempel, dengan hati-hati,(bila perlu) cukup diperciki atau disemprot air saja. Hal ini menjaga agar mahkota bunga tidak rusak. Bunga dipilih yang bagus bentuknya, tidak terkena penyakit atau luka, dikelompokan sesuai dengan kebutuhan, (berdasarkan tingkat kesegaran/ukuran bunga). Penggolongan ini dimaksudkan untuk mempertahankan nilai jual sehingga bunga yang bagus tidak turun harganya akibat tercampur dengan yang bunga gladiol yang berkualitas rendah. 9.3. Penyimpanan Penyimpanan bertujuan untuk memperlambat proses kelayuan bunga sebelum sampai kekonsumen, biasanya dilakukan pada saat bunga: a) Baru saja dipetik, menunggu pemanenan selesai. b) Setelah dipanen tidak segera dijual/diangkut. c) Diperjalanan sebelum sampai kekonsumen. Dalam tahap ini, bunga dikondisikan agar tetap segar, karena bunga potong sangat sensitif terhadap dehidrasi maka air yang hilang harus diimbangi dengan larutan perendam yang mengandung air dan senyawa lain yang diperlukan. Penyimpanan berkaitan erat dengan suhu udara. Makin rendah suhu udara, makin lambat terjadi penurunan mutu. Suhu udara penyimpanan bunga yang berasal dari daerah tropika relatif lebih tinggi, umumnya berkisar antara 0-5 derajat C. 9.4. Pengemasan dan Pengangkutan Sistem pengemasan yang baik bertujuan melindungi bunga selama pengangkutan dan sebagai sarana promosi yang dapat meningkatkan harga jual. Cara pengemasan yang paling sederhana yaitu dengan membungkus tangkai bunga dengan daun pisang, kemudian memasukan kedalam ember berisi air sehingga tangkai bunga tercelup dan membungkus bagian atas bunga dengan plastik yang sebelumnya sudah dilubangi. Pengemasan seperti ini umum dilakukan oleh pedagang pengecer yang langsung berhubungan dengan konsumen. Pengemasan yang lebih baik biasa untuk bunga yang akan menempuh perjalanan atau untuk promosi, digunakan bahan pengawet adalah sukrosan dan 8-hydroxyquinoline citrate. Mengingat sifat bunga yang selalu dikonsumsi dalam keadaan segar dan bagus berpenampilan maka dituntut sistem pengangkutan yang bisa bergerak cepat. Faktor yang perlu diperhatikan yaitu suhu udara selama pengangkutan dan susunan kemasan agar tidak terlalu tinggi serta tahan goncangan. Sarana pengangkutan biasa menggunakan mobil box yang dilengkapi alat pengatur suhu udara.
  • 13. TTG BUDIDAYA PERTANIAN Hal. 12/ 16 Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340 Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id 10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN 10.1.Analisis Usaha Budidaya Perkiraan analisis budidaya gladiol luas lahan 1 ha dalam 1 musim tanam yang dilakukan pada tahun 1999 di daerah Bogor. 1) Biaya produksi: 1. Bibit: umbi bibit (subang) 190.000 bh @ Rp. 50,- Rp. 9.500.000,- 2. Pupuk - Pupuk buatan NPK: 100 kg @ Rp. 2000,- Rp. 200.000,- - (Urea, TSP, KCL): 834 kg @ Rp. 4.500,- Rp. 3.753.000,- 3. Tenaga kerja - Tenaga kerja sewa 120 OH @ Rp. 10.000,- Rp. 1.200.000,- - Tenaga kerja keluarga 120 OH @ Rp. 15.000,- Rp. 1.800.000,- 4. Pestisida: 15 kg @ Rp. 75.000,- Rp. 1.125.000,- 5. Sewa lahan/ha Rp. 1.500.000,- Jumlah biaya produksi Rp. 19.078.000,- 2) Pendapatan: bunga potong (tangkai) 214.000 @ Rp. 100,- Rp. 21.400.000,- 3) Keuntungan Rp. 2.322.000,- 4) Parameter kelayakan usaha 1. Rasio output/input = 1,122 10.2.Gambaran Peluang Agribisnis Usaha tani gladiol merupakan usaha komersial karena sebagian besar produksinya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pasar atau konsumen. Berdasarkan hal tersebut, pengkajian aspek Agro Ekonomi usaha tani gladiol mencakup kegiatan produksi, konsumsi dan pemasaran. Kebanyakan usaha tani gladiol dilakukan di daerah dataran tinggi sesudah tanaman sayuran, tanaman padi dan tanaman hias lainnya (Warsito dan Sutater, 1889). Produksi per hektar bunga potong gladiol di tingkat petani baru mencapai 169.189 tangkai dan produksi bibit (subang) mencapai 136.406 umbi (Ameriana, dkk., 1991). Volume permintaan dalam negeri 127.200 tangkai per minggu (BCI dan Nehem, 1987), terdapat kecenderungan bahwa permintaan terus meningkat. Untuk mengimbangi permintaan konsumen, rumpang hasil produksi bunga harus ditingkatkan demikian juga mutu bunga potongnya. Sampai saat ini DKI Jakarta masih merupakan pasar bunga potong terbesar dengan volume penjualan perminggu mencapai 54.700 tangkai dibandingkan dengan kota lainnya. Hal ini sejalan dengan peningkatan pendapatan masyarakat, pembangunan, komplek perumahan, perkotaan, dan perkembangan pariwisata (Sutater dan Asandhi, 1991).
  • 14. TTG BUDIDAYA PERTANIAN Hal. 13/ 16 Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340 Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id Pasar bunga potong asal Indonesia akhir-akhir ini cukup menggembirakan. Tim Direktorat Bina Produksi Hortikultura (1988) mencatat bahwa peringkat ekspor bunga ke Eropa adalah bunga potong (43,38%), tanaman hias (38,65%), dan umbi bunga (12,26%). Dalam artikel “Indonesia Belum Tanggapi Dunia akan Permintaan Bunga Potong Tropis” (1992) dicatat bahwa konsumsi bunga potong untuk kota-kota besar hingga kini masih didominasi oleh Jakarta, menyerap 60% dari total produksi bunga nasional. Bisnis bunga mencapai Rp. 2,15 milyar per bulan atau 25,8 milyar per tahun di Jakarta terdapat 327 florist dan 227 kios penjual bunga. Dalam artikel “Dari Bisnis Asalan Menuju Industri Bunga “ (1993) dilaporkan bahwa konsumsi bunga potong 1992 di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Malang, Denpasar, Semarang, dan Ujung Pandang 1.928.000 tangkai, 1.283.250 tangkai untuk Jakarta, karena hotel-hotel di Jakarta sebulan menghabiskan biaya sebesar Rp. 75.000 - Rp. 85 juta untuk pembelian bunga. 11. STANDAR PRODUKSI 11.1.Ruang Lingkup Standar produksi meliputi: klasifikasi dan standar mutu, cara pengambilan contoh dan pengemasan. 11.2.Diskripsi Standar mutu bunga gladiol potong di Indonesia tercantum dalam standar Nasional Indonesia SNI 01–4479–1998 11.3.Klasifikasi dan Standar Mutu Berdasarkan panjang tangkainya, bunga gladiol dikelompokan dalam lima kelas yaitu Super, Panjang, Medium, Pendek dan Mini. a) Kelas super: panjang tangkai > 95 cm b) Kelas panjang: panjang tangkai 76–94 cm c) Kelas medium: panjang tangkai 61–75 cm d) Kelas pendek: panjang tangkai 51–60 cm e) Kelas mini: panjang tangkai 30–50 cm Selain berdasarkan panjang tangkai, bunga gladiol dikelompokan berdasarkan penampilan dan kondisi fisik lainnya sehingga terdapat bunga gladiol potong dengan mutu kelas AA, A, B dan C. a) Panjang tangkai (cm): kelas AA>95; kelas A=76–94; kelas B=61-75; kelas C=51- 60. b) Jumlah minimum floret pertangkai: kelas AA=16; kelas A=14; kelas B=12; kelas C=10. c) Keseragaman (%): kelas AA=100; kelas A=95: kelas B=95; kelas C<95.
  • 15. TTG BUDIDAYA PERTANIAN Hal. 14/ 16 Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340 Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id d) Warna spesifik (%): kelas AA=100; kelas A=95; kelas B=95; kelas C<95. e) Bebas hama/penyakit (proses): kelas AA=100; kelas A=95; kelas B=95; kelas C<95. f) Kelurusan tangkai: kelas AA lurus; kelas A lurus; kelas B sedang; kelas C kurang. g) Jumlah floret mulai mekar: kelas AA=1-2; kelas A=1–2; kelas B=2-3; kelas C=2–3. h) Kerusakan mekanis (%): kelas AA=0; kelas A=5; kelas B=10; kelas C>10. i) Benda asing/kotoran (%): kelas AA=0; kelas A=1; kelas B=2; kelas C=3. Untuk mendapatkan jenis dan mutu yang sesuai dengan standar maka harus dilakukan pengujian yang meliputi: a) Penetapan panjang tangkai bunga Hitung jumlah seluruh bunga contoh, ukur satu persatu bunga contoh, kemudian pisahkan bunga yang panjangnya tidak memenuhi syarat kelas yang disebutkan dalam kemasan. Hitung jumlah seluruh bunga contoh yang panjangnya memenuhi syarat. Hitung presentase bunga yang panjangnya memenuhi syarat terhadap seluruh bunga contoh. b) Penetapan jumlah floret per tangkai, jumlah floret mulai mekar, kerusakan mekanik Hitung jumlah seluruh bunga contoh, hitung satu persatu jumlah floret per tangkai dari seluruh bunga contoh kemudian pisahkan tangkai bunga yang jumlah floretnya tidak memenuhi syarat kelas yang disebutkan dalam kemasan. Hitung jumlah seluruh bunga contoh yang jumlah floret per tangkainya memenuhi syarat. Hitung prosentase bunga yang memenuhi syarat terhadap jumlah seluruh bunga contoh. c) Penetapan keseragaman, warna spesifik dan bebas hama Hitung jumlah seluruh bunga contoh, amati satu per satu bunga contoh, lalu pisahkan bunga yang tampak tidak seragam. Hitung jumlah bunga seragam dan hitung prosentase bunga yang seragam terhadap jumlah seluruh bunga contoh. d) Penetapan kelurusan tangkai Letakan bunga gladiol yang diuji diatas meja kerja yang telah diberi garis lurus sepanjang 1 meter atau lebih. Bagian pangkal tangkai yang lurus diletakan pada garis lurus tersebut, sementara itu bagian ujung tangkai yang melengkung akan menjauhi garis lurus tadi. Ukur jarak ujung tangkai bunga terhadap garis lurus diatas meja menggunakan mistar yang tersedia. Deviasi atau kurvaktur maksimal 7,5 cm tergantung kelas. e) Penetapan benda asing Pisahkan dan kumpulkan benda asing yang dijumpai pada bunga atau dalam kemasan bunga contoh. Selanjurtya timbang benda asing tersebut dan juga seluruh bunga contoh. Hitung presentase berat benda asing terhadap berat seluruh bunga contoh. 11.4.Pengambilan Contoh Dari satu partai atau lot bunga gladiol yang terdiri atas maksimum 1.000 kemasan, contoh diambil secara acak sejumlah seperti tersebut berikut ini: a) Contoh yang diambil semua, jumlah kemasan bunga dalam partai 1–5.
  • 16. TTG BUDIDAYA PERTANIAN Hal. 15/ 16 Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340 Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id b) Contoh yang diambil sekurang-kurangnya 5, jumlah kemasan bunga dalam partai 6–100. c) Contoh yang diambil sekurang-kurangnya 7, jumlah kemasan bunga dalam partai 101–300. d) Contoh yang diambil sekurang-kurangnya 9, jumlah kemasan bunga dalam partai 301–500. e) Contoh yang diambil sekurang-kurangnya 10, jumlah kemasan bunga dalam partai 501–1001. Dari setiap kemasan contoh yang dipilih secara acak diambil sekurang-kurangnya tiga tangkai bunga. Untuk kemasan contoh dengan isi kurang dari tiga tangkai, diambil satu tangkai. Dari sejumlah tangkai yang terkumpul kemudian diambil secara acak contoh yang berjumlah sekurang-kurang lima tangkai diuji. Petugas pengambil contoh harus memenuhi syarat, yaitu orang yang telah dilatih terlebih dahulu dan diberi wewenang untuk melakukan hal tersebut. 11.5.Pengemasan Untuk pasar lokal, bunga gladiol boleh tidak dikemas, bunga diletakkan berdiri dalam ember plastik yang diberi air perendam tangkai. Kedalam air perendam seyogyanya ditambahkan bahan pengawet bunga. Untuk pasar jarak jauh, bunga gladiol sebaiknya dikemas dengan keranjang bambu yang diberi lapisan daun pisang, lembaran plastik atau kertas. Untuk eksport bunga gladiol harus dikemas dengan kotak karton yang sesuai dengan diberi lapisan plastik tipis atau kertas dibagian dalamnya. Ujung tangkai bunga diberi kapas yang dibasahi dengan larutan pengawet kemudian ditutup plastik. Jumlah bunga dalam tiap kemasan disesuaikan dengan permintaan pasar. Label atau gantungan (tag) yang menyertai setiap kemasan harus mudah dilihat/diambil dan berisi informasi. a) Produksi Indonesia. b) Nama perusahaan/eksportir. c) Nama kultivar. d) Kelas mutu. e) Jumlah bunga dalam kemasan. f) Berat kotor. g) Berat bersih. h) Identitas pembelian ditempat tujuan. i) Tanggal panen dan perkiraan daya tanah. j) Petunjuk penanganan (suhu udara, kelembaban) yang dianjurkan.
  • 17. TTG BUDIDAYA PERTANIAN Hal. 16/ 16 Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340 Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id 12. DAFTAR PUSTAKA 1) Rosa Widyawan, Bunga Potong (Tinjauan Literatur), Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah (LIPI), Jakarta, 1994. 2) Rahardi, F., dan Sriwahyuni, Agribisnis Tanaman Hias, Penebar Swadaya, 1993 3) Agus Muharan dkk., Gladiol, Balai Penelitian Tanaman Hias (Badan Penelitian dan Pengembangan), Jakarta, 1995 Jakarta, Februari 2000 Sumber : Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS Editor : Kemal Prihatman KEMBALI KE MENU
  • 18. Program Kerjasama Wirausaha disajikan oleh team wartawirausaha.com wartawirausaha.com adalah sebuah situs yang membahas tentang kewirausahaan. Sebagai bagian dari masyarakat menyambut baik program pemerintah dalam upaya memberdayakan masyarakat secara lebih maksimal demi peningkatan kualitas dan taraf hidup masyarakat sendiri melalui dunia wirausaha, kami yang sejak lama bergerak dalam bidang kewirausahaan mencoba ber-inovasi dengan membuka kesempatan bagi siapa saja yang tertarik dalam bidang Agrobisnis, Budidaya, Peternakan dan perkebunan dengan untuk menjalin kerjasama kemitraan dalam bentuk Swakelola dan Investasi. Kami memiliki team peternak dan lahan siap pakai, membutuhkan mitra investor untuk bekerjasama dalam usaha agrobisnis dan peternakan dengan sistem bagi hasil yang saling menguntungkan. Produk Program Kerjasama Kemitraan Beberapa Produk Program Kemitraan yang kami kembangkan adalah:  Ternak Kelinci Pedaging   Budidaya Cacing Lumbricus  Budidaya Jeruk Purut   Budidaya Lebah Madu   Ternak Perkutut Putih   Kerjasama Kemitraan yang kami tawarkan adalah sebuah solusi bagi anda untuk mulai merintis bisnis investasi dalam bidang agro, peternakan dan perkebunan. Dengan konsep ini kiranya program-program kami dapat menjadi solusi anda dalam berinvestasi tanpa terkendala dengan rutinitas kesibukan anda sehari-hari. Hubungi kami untuk informasi lebih lanjut dan permintaan Proposal Kerjasama: Website: www.wartawirausaha.com Email: mailto:info@wartawirausaha.com mailto:wartawirausaha@gmail.com Contact Person: 1. Achmad Cahyanto Telp. 0812-2735-2007, Pin 2983.61D9, WA 0896-6259-4077 2. Harry Budiarto Telp. 0857-1857-0095