SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  11
BAB I 
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 
Kebijakan publik pada dasarnya dibuat oleh pemerintah untuk mengatur 
kepentingan masyarakat. Oleh karena itu dalam perumusan dan penetapannya 
harus selalu mengikutsertakan masyarakat. Partisipasi masyarakat merupakan salah 
satu unsur yang harus diperhatikan oleh pemerintah. 
Partisipasi masyarakat dapat menunjukkan tingkat dukungan masyarakat terhadap 
kebijakan publik. Dengan adanya partisipasi masyarakat yang tinggi maka kebijkan 
publik yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah selalu berpihak kepada kepentingan 
masyarakat, sesuai dengan dasar negara Pancasila dan UUD 1945 serta tidak 
menyimpang dari peraturan perundang-undangan. 
Bentuk partisipasi masyarakat yang positif terhadap pemerintah daerah dapat 
diwujudkan melalui berbagai bentuk kegiatan, antara lain; 
a. Menyampaikan aspirasi dengan cara santun kepada pemerintah daerah. 
b. Mematuhi dan melaksanakan peraturan daerah. 
c. Melaksanakan kegiatan keamanan dan ketertiban lingkungan. 
d. Membayar pajak bumi dan bangunan. 
e. Menjaga kelestarian lingkungan hidup. 
Perlu kita sadari bahwa setelah kebijakan publik terbentuk seringkali tidak sesuai 
dengan harapan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Hambatan-hambatan tidak 
dapat berjalannya kebijakan publik yang terjadi dalam masyarakat kadangkala 
berasal dari masyarakat sendiri. Mengapa demikian? Hambatan-hambatan bisa 
disebabkan karena rendahnya kesadaran hukum di kalangan masyarakat untuk 
melaksanakan kebijakan publik. 
Partisipasi masyarakat terhadap pelaksanaan kebijakan publik merupakan proses 
dan wujud partisipasi politik masyarakat dalam kehidupan kenegaraan. Tingkat 
kesadaran hukum dan kesadaran masyarakat dalam berpartisipasi mempengaruhi 
MAKALAH : Partisipasi Masyarakat Dalam Perumusan Kebijakan 
Publik di Daerah hal 1
kebijakan publik. Semakin tinggi kesadaran hukum dan kesadaran masyarakat 
melaksanakan kebijakan publik semakin besar sifat membangun dan tanggung 
jawab. Sebaliknya apabila kesadaran hukum dan kesadaran masyarakat masih 
rendah dapat melahirkan kebijakan publik yang bersifat merusak dan kurang 
bertanggung jawab. 
Setiap kebijakan publik yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah diupayakan 
mendapatkan dukungan masyarakat. Partisipasi masyarakat terhadap kebijakan 
publik dapat dilakukan melalui empat macam cara, yaitu: pada tahap proses 
pembuatan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, pemanfaatan hasil, dan tahap 
evaluasi. 
B .Rumusan Permasalahan 
Dalam makalah ini penulis memberikan permasalahan yang akan dibahas yaitu : 
Bagaimanakah partsipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan public di daerah? 
C. Tujuan Penulisan 
Setiap kegiatan yang kita lakukan pasti mempunyai suatu tujuan, demikian 
juga dengan makalah ini. Sesuai dengan permasalahan diatas, penulis mempunyai 
tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu : 
Memberikan penjelasan Bagaimanakah partsipasi masyarakat dalam perumusan 
kebijakan publik di daerah. 
. 
MAKALAH : Partisipasi Masyarakat Dalam Perumusan Kebijakan 
Publik di Daerah hal 2
BAB II 
PEMBAHASAN 
Pengertian Kebijakan Publik 
Kebijakan publik adalah setiap sikap atau keputusan yang dibuat oleh pejabat atau lembaga 
yang berwenang dalam berbagai bidang yang menyangkut kepentingan atau berpengaruh 
pada masyarakat secara umum. Untuk menambah wawasan, berikut ini ada beberapa 
definisi yang disampaikan oleh para ahli di antaranya : 
a. Dye : kebijakan publik adalah apapun yang pemerintah pilih untuk melakukan atau 
tidak melakukan. 
b. Edwar : kebijakan publik adalah apa yang pemerintah katakan dan lakukan atau 
tidak dilakukan. Kebijakan merupakan serangkaian tujuan dan sasaran dari program-program 
pemerintah. 
c. Anderson : kebijakan publik adalah serangkaian tindakan yang mempunyai tujuan 
tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh pelaku atau sekelompok pelaku guna 
memecahkan masalah tertentu. 
d. Kartasasmita : kebijakan publik adalah upaya untuk memahami dan mengartikan 
(1) apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh pemerintah mengenai suatu masalah, 
(2) apa yang menyebabkannya, (3) apa pengaruhnya. 
Tujuan penerapan kebijakan publik ialah agar sesuatu yang telah digariskan tersebut bukan 
hanya sekedar bersifat abstrak belaka, namun harus menjadi sesuatu yang direalisasikan 
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pelaksanaan kebijakan publik 
akan melibatkan berbagai komponen, seperti manusia, dana dan sarana serta 
prasarananya. Sosialisasi kebijakan publik dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai 
media, baik media manual/cetak maupun elektronik. 
2. Kedudukan Warga Negara menurut UUD 1945 
Warga negara adalah setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan 
merupakan anggota dari suatu negara. Menjadi warga negara berarti memiliki ikatan dengan 
suatu negara. Warga negara Indonesia adalah seseorang yang memiliki ikatan secara 
hukum dengan negara Indonesia. Dalam pasal 26 ayat (1) UUD 1945 ditegaskan, “Yang 
menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa 
lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara”. 
MAKALAH : Partisipasi Masyarakat Dalam Perumusan Kebijakan 
Publik di Daerah hal 3
Sebagai WNI, maka seseorang terikat dan harus tunduk terhadap hukum yang berlaku di 
Indonesia serta memiliki hak dan kewajiban sesuai dengan ketentuan hukum Indonesia 
dimana pun orang tersebut tinggal. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam pasal 27 ayat (1) 
UUD 1945 bahwa, “Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan 
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada 
kecualinya”. Ini berarti setiap warga negara Indonesia mempunyai kedudukan dan kewajiban 
yang sama hal bidang hukum dan pemerintahan. 
Dengan demikian jelas, bahwa setiap warga negara Indonesia mempunyai hak dan 
kewajiban dalam bidang pemerintahan. Oleh karena itu partisipasi masyarakat sangat 
penting artinya, baik dalam hal perumusan maupun pelaksanaan dan pengawasan berbagai 
kebijakan pemerintah. 
3. Pentingnya Partisipasi Masyarakat dalam Perumusan Kebijakan Publik 
Salah satu tujuan dikeluarkannya kebijakan otonomi daerah adalah untuk memberdayakan 
masyarakat dan meningkatkan peran sertanya dalam pembangunan daerahnya. Ini 
mengandung makna bahwa setiap anggota masyarakat diberikan kesempatan yang seluas-luasnya 
untuk berpartisipasi dalam pengelolaan dan pembangunan daerahnya masing-masing. 
Partisipasi masyarakat ini dapat dimulai sejak pemilihan aparatur pemerintah di daerah, baik 
pemilihan pejabat eksekutif daerah seperti gubernur, bupati atau walikota maupun pemilihan 
anggota legislatif daerah atau anggota DPRD. Selanjutnya peran serta masyarakat dapat 
diwujudkan pula dalam perumusan, pelaksanaan dan pengawasan berbagai kebijakan 
publik di daerah. 
Partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik sangatlah penting, karena 
dengan adanya partisipasi tersebut akan memberikan dampak positif, antara laian : 
a. Masyarakat akan turut merasa bertanggung-jawab terhadap berbagai kebijakan 
publik yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah setempat, karena mereka merasa 
terlibat dalam perumusannya. 
b. Mendorong masyarakat untuk ikut serta secara aktif dalam merealisasikan berbagai 
kebijakan publik yang telah dirumuskan. 
c. Mendorong pihak eksekutif dan legislatif daerah yaitu Pemerintah Daerah dan 
DPRD untuk bersikap terbuka, dalam arti bersedia mewadahi, memfasilitasi, mau 
mendengar, menampung dan merumuskan berbagai masukan dari masyarakat dalam 
perumusan berbagai kebijakan publik di daerah. 
MAKALAH : Partisipasi Masyarakat Dalam Perumusan Kebijakan 
Publik di Daerah hal 4
d. Berbagai rumusan kebijakan publik di daerah akan sesuai dengan aspirasi yang 
berkembang di masyarakat, sehingga dalam pelaksanaannya akan mendapat dukungan 
positif dari masyarakat. 
4. Bentuk-Bentuk Partisipasi Masyarakat dalam Perumusan Kebijakan Publik 
Bentuk partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik dapat dilakukan secara 
langsung dan tidak langsung. Bentuk partisipasi masyarakat yang bersifat tidak langsung 
yakni dengan cara penentuan sikap dalam pemilihan Pemerintah Daerah (Gubernur, Bupati 
atau Walikota) dan pemilihan anggota DPRD. Dalam hal ini setiap anggota masyarakat 
harus benar-benar teliti dalam menentukan sikap atau pilihannya, karena secara formal 
Pemerintah Daerah dan DPRD-lah yang memiliki otoritas untuk merumuskan berbagai 
kebijakan. 
Sedangkan partisipasi masyarakat secara langsung bisa dilakukan dalam bentuk 
memberikan berbagai kritis, saran, pendapat dan masukan lain kepada Pemerintah Daerah 
dan DPRD dalam rangka perumusan berbagai kebijakan publik. Penyampaian berbagai 
masukan itu bisa dilakukan secara lisan atau pun tertulis, baik secara individual maupun 
kelompok, serta dapat melalui media masa, organisasi kemasyarakatan, dan partai politik. 
Dalam hal ini berbagai bentuk partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik 
dalam prakteknya harus benar-benar memperhatikan etika dan peraturan perundang-undangan 
yang berlaku. Dengan demikian, partisipasi masyarakat akan benar-benar 
berdampak positif dan tidak menimbulkan hal-hal yang akan merugikan kepentingan dan 
ketertiban umum. 
Partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik dapat menyangkut berbagai 
bidang kebijakan, seperti dalam bidang politik, ekonmi, sosial, pendidikan, budaya, 
pariwisata, pemuda dan olahraga serta pertahanan dan keamanan. 
5. Konsekuensi Tidak Aktifnya Masyarakat dalam Perumusan Kebijakan 
Publik. 
Kebijakan otonomi daerah bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dan 
pengembangan pembangunan daerah sesuai dengan kebutuhan, kondisi dan sumber daya 
yang dimiliki oleh masing-masing daerah. Oleh karena itu apabila masyarakat di daerah 
tidak ikut aktif dalam perumusan kebijakan publik di daerahnya akan menimbulkan beberapa 
masalah, antara lain : 
a. Kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Daerah akan tidak sesuai dengan aspirasi 
dan kebutuhan/kepentingan masyarakat secara menyeluruh. 
MAKALAH : Partisipasi Masyarakat Dalam Perumusan Kebijakan 
Publik di Daerah hal 5
b. Kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Daerah tidak akan tepat sasaran, sehingga 
akan menghambat proses pembangunan daerah. 
c. Tidak akan terbina kerjasama yang baik antara Pemerintah Daerah dengan 
masyarakat, sehingga kebijakan terbaik sekalipun tidak dapat dilaksanakan dengan 
lancer. 
d. Tidak menutup kemungkinan akan timbul penolakan dari masyarakat itu sendiri 
terhadap kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Daerah, karena dirasakan tidak sesuai 
dengan aspirasi mereka. 
e. Kebijakan publik berpeluang hanya akan menguntungkan kelompok atau golongan 
tertentu saja. 
f. Kebijakan publik dapat dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung-jawab. 
Ketidak-aktifan masyarakat dalam perumusan berbagai kebijakan publik di daerah pada 
dasarnya akan merugikan pihak masyarakat itu sendiri secara keseluruhan. Pembangunan 
daerah yang semestinya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat menjadi tidak 
efektif, bahkan membuat masyarakat kehilangan berbagai hal yang biasanya bermanfaat 
bagi mereka. Begitu pula ketidak-aktifan masyarakat dalam perumusan kebijakan publik 
akan sangat merugikan pihak Pemerintah Daerah, dimana berbagai kebijakan dan program 
pemerintah daerah tidak akan mendapat penerimaan dan dukungan positif dari 
masyarakatnya, sehingga akan menghambat kesuksesan peran Pemerintah Daerah itu 
sendiri. 
6. Faktor Penyebab Tidak Aktifnya Masyarakat dalam Perumusan Kebijakan Publik 
Ada beberapa hal yang menyebabkan masyarakat tidak berperan aktif dalam 
perumusan, pelaksanaan dan pengawasan berbagai kebijakan publik di daerahnya, antara 
lain : 
a. Tidak ada pengetahuan tentang tempat atau wadah untuk menyalurkan aspirasi 
masyarakat. 
b. Tidak adanya kemauan dari masyarakat terhadap perkembangan dan perubahan yang 
terjadi. 
c. Kurangnya informasi tentang kebijakan yang akan dirumuskan dan pelaksanaan 
pembangunan di daerahnya. 
d. Adanya keinginan untuk mempertahankan keadaan semula demi kepentingan pribadi 
atau kelompoknya. 
e. Adanya kekhawatiran bahwa penyaluran aspirasi tersebut tidak akan diterima oleh 
pemerintah daerah atau DPRD. 
MAKALAH : Partisipasi Masyarakat Dalam Perumusan Kebijakan 
Publik di Daerah hal 6
f. Tidak adanya sikap keterbukaan dan kurangnya sosialisasi dari Pemerintah Daerah dan 
DPRD. 
7. Perilaku Partisipasi Masyarakat dalam Melaksnakan Kebijakan Publik di 
Daerah 
Masyarakat dapat menunjukkan perilaku positif dalam partisipasinya terhadap 
pelaksanaan kebijakan publik di daerahnya. Partisipasi masyarakat tersebut tentu akan 
sangat beragam dan bervariasi sesuai dengan kedudukan dan kemampuannya masing-masing. 
Perilaku partisipasi masyarakat tersebut antara lain dapat berupa : 
a. Ikut mensosialisasikan berbagai kebijakan publik di daerahnya. 
b. Memberikan sikap positif dan dukungan moril terhadap pelaksanaan berbagai kebijakan 
publik. 
c. Bersedia berkorban untuk kepentingan pelaksanaan berbagai kebijakan publik di 
daerahnya. 
d. Turut bertanggung-jawab dan melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan berbagai 
kebijakan publik di daerahnya. 
e. Turut serta secara langsung dalam proses pelaksanaan berbagai kebijakan publik di 
daerahnya. 
8. Bentuk Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah 
(Kebijakan Publik) di Berbagai Bidang. 
Bentuk partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan otonomi daerah atau kebijakan 
publik di daerah tentu akan bervariasi sesuai kedudukan, peranan dan kemampuannya 
dalam berbagai bidang, antara lain : 
No. Bidang Bentuk Partisipasi Masyarakat 
1 Politik 
a. Menggunakan hak pilih dengan baik dalam pilkada. 
b. Menyampaikan aspirasi sesuai etika dan peraturan 
yang berlaku. 
c. Mensosialisasikan kebijakan dan program 
Pemerintah Daerah. 
2 Ekonomi 
a. Membayar pajak secara tepat. 
b. Menjadi anggota koperasi. 
c. Mengembangkan wiraswasta dan lapangan kerja. 
MAKALAH : Partisipasi Masyarakat Dalam Perumusan Kebijakan 
Publik di Daerah hal 7
3 Sosial 
a. Membina kesejahteraan keluarga. 
b. Membina harmoni sosial. 
c. Mentaati norma-norma social. 
4 Budaya 
a. Mencintai budaya sunda. 
b. Menggunakan bahasa sunda dengan baik. 
c. Ikut mengembangkan budaya daerah. 
5 Pendidikan 
a. Ikut mensukseskan wajar dikdas. 
b. Pendirian sarana dan prasarana pendidikan. 
c. Penghargaan pada sekolah dan siswa yang 
berprestasi. 
6 Pariwisata 
a. Mensosialisasikan objek-objek wisata di daerah. 
b. Menjaga berbagai objek wisata di daerah. 
c. Mengunjungi berbagai objek wisata di daerah. 
7 Kepemudaan 
a. Mendirikan organisasi pemuda sesuai aturan yang 
berlaku. 
b. Membina potensi dan bakat pemuda. 
c. Membina keharmonisan antar pemuda di daerah. 
8 Olahraga 
a. Turut serta dalam pemayarakatan olahraga dan 
mengolah-ragakan masyarakat. 
b. Memdirikan sarana dan prasarana olahraga. 
c. Memberikan penghargaan pada atlet daerah yang 
berprestasi. 
9 Kamtib 
a. Aktif dalam ronda malam. 
b. Tidak bertindak anarkhis. 
c. Mentaati berbagai norma yang berlaku dan 
peraturan daerah. 
9. Perilaku Partisipasi dalam Pelaksanaan Kebijakan Publik di Lingkungan Sekolah 
Anda sebagai siswa juga dapat menunjukkan partisipasi aktif dalam pelaksanaan kebijakan 
publik di sekolahmu. Perilaku partisipasi siswa dalam pelaksanaan kebijakan publik di 
sekolah antara lain : 
a. Mentaati tata tertib sekolah dengan penuh kesadaran. 
b. Belajar sesuai jadwal dengan penuh semangat. 
c. Menunjukkan prestasi belajar secara optimal. 
MAKALAH : Partisipasi Masyarakat Dalam Perumusan Kebijakan 
Publik di Daerah hal 8
d. Aktif dalam kegiatan ekstra kurikules atau pengembangan diri. 
e. Melaksanakan jadwal piket kebersihan dengan penuh rasa tanggung jawab. 
f. Menjaga nama baik sekolah dimana pun berada. 
g. Menjalin hubungan yang harmonis dengan guru dan sesama siswa. 
10. Perilaku Partisipasi dalam Pelaksanaan Kebijakan Publik di Lingkungan Sekitar 
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh setiap anggota masyarakat untuk 
menunjukkan partisipasinya dalam pelaksanaan kebijakan publik di lingkungan sekitarnya, 
antara lain : 
a. Mengembangkan sikap tenggang rasa dan kerukunan dengan sesama warga 
masyarakat. 
b. Membiasakan musyawarah dalam memecahkan berbagai permasalahan di 
masyarakat. 
c. Meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan (sauyunan). 
d. Membudayakan dan melestarikan kebiasaan gotong-royong. 
e. Mentaati norma-norma dan adat istiadat yang berlaku di masyarakat. 
f. Turut menjaga kebersihan lingkungan masyarakat. 
g. Mau berkorban untuk kepentingan umum dan kemajuan masyarakat. 
BAB III 
MAKALAH : Partisipasi Masyarakat Dalam Perumusan Kebijakan 
Publik di Daerah hal 9
KESIMPULAN 
Dari pemaparan Bab sebelumnya maka penulis dapat memberikan 
kesimpulan sebagai berikut, Masyarakat dapat menunjukkan perilaku positif dalam 
partisipasinya terhadap pelaksanaan kebijakan publik di daerahnya. 
Partisipasi masyarakat tersebut tentu akan sangat beragam dan bervariasi sesuai 
dengan kedudukan dan kemampuannya masing-masing. Perilaku partisipasi masyarakat 
tersebut antara lain dapat berupa : 
a. Ikut mensosialisasikan berbagai kebijakan publik di daerahnya. 
b. Memberikan sikap positif dan dukungan moril terhadap pelaksanaan berbagai kebijakan 
publik. 
c. Bersedia berkorban untuk kepentingan pelaksanaan berbagai kebijakan publik di 
daerahnya. 
d. Turut bertanggung-jawab dan melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan berbagai 
kebijakan publik di daerahnya. 
e. Turut serta secara langsung dalam proses pelaksanaan berbagai kebijakan publik di 
daerahnya. 
DAFTAR PUSTAKA 
MAKALAH : Partisipasi Masyarakat Dalam Perumusan Kebijakan 
Publik di Daerah hal 10
 ST. Munadjat Dasaputro, 1980, Wawasan Nusantara (dalam Implementasi & 
Implikasi hukumnya), Buku II, Alumni, Bandung. 
 Sanit, Arbi, 1998, Reformasi Politik, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. 
 Sekretariat Jendral MPR, 2004, Undang-Undang Dasar 1945 dengan 
Amandemen, Jakarta. 
 Soehino, SH., 1980, Ilmu Negara, Liberti, Yogyakarta. 
 Soemarwoto, Otto, 1992, Indonesia Dalam Kancah Isu Lingkungan Global, 
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 
MAKALAH : Partisipasi Masyarakat Dalam Perumusan Kebijakan 
Publik di Daerah hal 11

Contenu connexe

Tendances

Konsep pengelolaan basis data spasial sig
Konsep pengelolaan basis data spasial sigKonsep pengelolaan basis data spasial sig
Konsep pengelolaan basis data spasial sig
Troy Ariesta
 
PEMBANGUNAN WADUK JATI BARANG DI SEMARANG (di posting M.AFIF SALIM, ST ;TEKNI...
PEMBANGUNAN WADUK JATI BARANG DI SEMARANG (di posting M.AFIF SALIM, ST ;TEKNI...PEMBANGUNAN WADUK JATI BARANG DI SEMARANG (di posting M.AFIF SALIM, ST ;TEKNI...
PEMBANGUNAN WADUK JATI BARANG DI SEMARANG (di posting M.AFIF SALIM, ST ;TEKNI...
afifsalim
 
Upaya Pemberantasan Korupsi
Upaya Pemberantasan KorupsiUpaya Pemberantasan Korupsi
Upaya Pemberantasan Korupsi
Dini Islamiana
 
87280501 perencanaan-sistem-drainase
87280501 perencanaan-sistem-drainase87280501 perencanaan-sistem-drainase
87280501 perencanaan-sistem-drainase
Miftakhul Yaqin
 

Tendances (20)

Makalah ilmu politik 3 (2)
Makalah ilmu politik  3 (2)Makalah ilmu politik  3 (2)
Makalah ilmu politik 3 (2)
 
Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah
Hubungan  Pemerintah Pusat dan DaerahHubungan  Pemerintah Pusat dan Daerah
Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah
 
Reformasi birokrasi dan pemberantasan korupsi
Reformasi birokrasi dan pemberantasan korupsiReformasi birokrasi dan pemberantasan korupsi
Reformasi birokrasi dan pemberantasan korupsi
 
Konsep pengelolaan basis data spasial sig
Konsep pengelolaan basis data spasial sigKonsep pengelolaan basis data spasial sig
Konsep pengelolaan basis data spasial sig
 
Peta draft RTRW Jakarta
Peta draft RTRW JakartaPeta draft RTRW Jakarta
Peta draft RTRW Jakarta
 
Peran militer dalam sistem politik
Peran militer dalam sistem politikPeran militer dalam sistem politik
Peran militer dalam sistem politik
 
Peraturan Menteri PU No. 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Ma...
Peraturan Menteri PU No. 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Ma...Peraturan Menteri PU No. 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Ma...
Peraturan Menteri PU No. 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Ma...
 
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSESKEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
 
PEMBANGUNAN WADUK JATI BARANG DI SEMARANG (di posting M.AFIF SALIM, ST ;TEKNI...
PEMBANGUNAN WADUK JATI BARANG DI SEMARANG (di posting M.AFIF SALIM, ST ;TEKNI...PEMBANGUNAN WADUK JATI BARANG DI SEMARANG (di posting M.AFIF SALIM, ST ;TEKNI...
PEMBANGUNAN WADUK JATI BARANG DI SEMARANG (di posting M.AFIF SALIM, ST ;TEKNI...
 
Contoh format rencana aksi Proyek Perubahan
Contoh format rencana aksi Proyek PerubahanContoh format rencana aksi Proyek Perubahan
Contoh format rencana aksi Proyek Perubahan
 
Teori sistem politik
Teori sistem politik Teori sistem politik
Teori sistem politik
 
Perencanaan Partisipatif
Perencanaan PartisipatifPerencanaan Partisipatif
Perencanaan Partisipatif
 
Etika pemerintahan
Etika pemerintahanEtika pemerintahan
Etika pemerintahan
 
Permasalahan Penataan Ruang di Daerah
Permasalahan Penataan Ruang di DaerahPermasalahan Penataan Ruang di Daerah
Permasalahan Penataan Ruang di Daerah
 
Perencanaan Partisipatif
Perencanaan PartisipatifPerencanaan Partisipatif
Perencanaan Partisipatif
 
Upaya Pemberantasan Korupsi
Upaya Pemberantasan KorupsiUpaya Pemberantasan Korupsi
Upaya Pemberantasan Korupsi
 
PKP
PKPPKP
PKP
 
Pedoman Penataan Ruang Kawasan Sekitar Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah (...
Pedoman Penataan Ruang Kawasan Sekitar Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah (...Pedoman Penataan Ruang Kawasan Sekitar Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah (...
Pedoman Penataan Ruang Kawasan Sekitar Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah (...
 
03a Tiga Tantangan Besar e-Government
03a   Tiga Tantangan Besar e-Government03a   Tiga Tantangan Besar e-Government
03a Tiga Tantangan Besar e-Government
 
87280501 perencanaan-sistem-drainase
87280501 perencanaan-sistem-drainase87280501 perencanaan-sistem-drainase
87280501 perencanaan-sistem-drainase
 

En vedette

En vedette (16)

Eagles final
Eagles finalEagles final
Eagles final
 
Apakah saudara sudah tahu 84 justcurious x
Apakah saudara sudah tahu 84 justcurious xApakah saudara sudah tahu 84 justcurious x
Apakah saudara sudah tahu 84 justcurious x
 
Fasilitas baru dari uber
Fasilitas baru dari uberFasilitas baru dari uber
Fasilitas baru dari uber
 
Apakah saudara sudah tahu 36 pandanganislamygsalah
Apakah saudara sudah tahu 36 pandanganislamygsalahApakah saudara sudah tahu 36 pandanganislamygsalah
Apakah saudara sudah tahu 36 pandanganislamygsalah
 
2 hubungan
2 hubungan2 hubungan
2 hubungan
 
Penting, jawablah
Penting, jawablahPenting, jawablah
Penting, jawablah
 
Full Option Menu
Full Option MenuFull Option Menu
Full Option Menu
 
Apakah saudara sudah tahu 3 ygtdkmgkindilakukan
Apakah saudara sudah tahu 3 ygtdkmgkindilakukanApakah saudara sudah tahu 3 ygtdkmgkindilakukan
Apakah saudara sudah tahu 3 ygtdkmgkindilakukan
 
Afghanistan decries CIA 'violations'
Afghanistan decries CIA 'violations'Afghanistan decries CIA 'violations'
Afghanistan decries CIA 'violations'
 
Apakah saudara sudah tahu kemacetanituharusteratur
Apakah saudara sudah tahu kemacetanituharusteraturApakah saudara sudah tahu kemacetanituharusteratur
Apakah saudara sudah tahu kemacetanituharusteratur
 
Why join cytogen
Why join cytogenWhy join cytogen
Why join cytogen
 
Kelemahan dan kekuatan uberpool
Kelemahan dan kekuatan uberpoolKelemahan dan kekuatan uberpool
Kelemahan dan kekuatan uberpool
 
LauraBradway_resume
LauraBradway_resumeLauraBradway_resume
LauraBradway_resume
 
Apakah saudara sudah tahu kenyataanygtdkmaudiakuimlm
Apakah saudara sudah tahu kenyataanygtdkmaudiakuimlmApakah saudara sudah tahu kenyataanygtdkmaudiakuimlm
Apakah saudara sudah tahu kenyataanygtdkmaudiakuimlm
 
Ajaran yang sama
Ajaran yang samaAjaran yang sama
Ajaran yang sama
 
Zapatistas
Zapatistas Zapatistas
Zapatistas
 

Similaire à Makalah atman

Partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah
Partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerahPartisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah
Partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah
Wijining Putri
 
Tgas prof atmadja
Tgas prof atmadjaTgas prof atmadja
Tgas prof atmadja
putulina
 
Makalah ilmu politik 2015
Makalah ilmu politik 2015Makalah ilmu politik 2015
Makalah ilmu politik 2015
Ikhwan Setiawan
 

Similaire à Makalah atman (20)

Bab i imakalah ppkn
Bab i imakalah ppknBab i imakalah ppkn
Bab i imakalah ppkn
 
Bab i imakalah ppkn
Bab i imakalah ppknBab i imakalah ppkn
Bab i imakalah ppkn
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Pkn kebijakan publik
Pkn kebijakan publikPkn kebijakan publik
Pkn kebijakan publik
 
Otonomi Daerah
Otonomi DaerahOtonomi Daerah
Otonomi Daerah
 
Kebijakan publik
Kebijakan publikKebijakan publik
Kebijakan publik
 
Kebijakan publik
Kebijakan publikKebijakan publik
Kebijakan publik
 
Kebijakan publik
Kebijakan publikKebijakan publik
Kebijakan publik
 
Partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah
Partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerahPartisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah
Partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah
 
Partisipasi politik
Partisipasi politikPartisipasi politik
Partisipasi politik
 
Pengantar Kebijakan Publik di Desa
Pengantar Kebijakan Publik di DesaPengantar Kebijakan Publik di Desa
Pengantar Kebijakan Publik di Desa
 
Makalah ilmu politik pa kamburi
Makalah ilmu politik pa kamburiMakalah ilmu politik pa kamburi
Makalah ilmu politik pa kamburi
 
Makalah ilmu politik pa kamburi (2)
Makalah ilmu politik pa kamburi (2)Makalah ilmu politik pa kamburi (2)
Makalah ilmu politik pa kamburi (2)
 
Makalah ilmu politik pa kamburi
Makalah ilmu politik pa kamburiMakalah ilmu politik pa kamburi
Makalah ilmu politik pa kamburi
 
Makalah ilmu politik pa kamburi
Makalah ilmu politik pa kamburiMakalah ilmu politik pa kamburi
Makalah ilmu politik pa kamburi
 
Partisipasi Politik & Sosialisasi Politik
Partisipasi Politik & Sosialisasi PolitikPartisipasi Politik & Sosialisasi Politik
Partisipasi Politik & Sosialisasi Politik
 
Tgas prof atmadja
Tgas prof atmadjaTgas prof atmadja
Tgas prof atmadja
 
Citien's Charter
Citien's CharterCitien's Charter
Citien's Charter
 
Makalah ilmu politik 2015
Makalah ilmu politik 2015Makalah ilmu politik 2015
Makalah ilmu politik 2015
 

Dernier

Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
RIMA685626
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 

Dernier (20)

CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 

Makalah atman

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan publik pada dasarnya dibuat oleh pemerintah untuk mengatur kepentingan masyarakat. Oleh karena itu dalam perumusan dan penetapannya harus selalu mengikutsertakan masyarakat. Partisipasi masyarakat merupakan salah satu unsur yang harus diperhatikan oleh pemerintah. Partisipasi masyarakat dapat menunjukkan tingkat dukungan masyarakat terhadap kebijakan publik. Dengan adanya partisipasi masyarakat yang tinggi maka kebijkan publik yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah selalu berpihak kepada kepentingan masyarakat, sesuai dengan dasar negara Pancasila dan UUD 1945 serta tidak menyimpang dari peraturan perundang-undangan. Bentuk partisipasi masyarakat yang positif terhadap pemerintah daerah dapat diwujudkan melalui berbagai bentuk kegiatan, antara lain; a. Menyampaikan aspirasi dengan cara santun kepada pemerintah daerah. b. Mematuhi dan melaksanakan peraturan daerah. c. Melaksanakan kegiatan keamanan dan ketertiban lingkungan. d. Membayar pajak bumi dan bangunan. e. Menjaga kelestarian lingkungan hidup. Perlu kita sadari bahwa setelah kebijakan publik terbentuk seringkali tidak sesuai dengan harapan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Hambatan-hambatan tidak dapat berjalannya kebijakan publik yang terjadi dalam masyarakat kadangkala berasal dari masyarakat sendiri. Mengapa demikian? Hambatan-hambatan bisa disebabkan karena rendahnya kesadaran hukum di kalangan masyarakat untuk melaksanakan kebijakan publik. Partisipasi masyarakat terhadap pelaksanaan kebijakan publik merupakan proses dan wujud partisipasi politik masyarakat dalam kehidupan kenegaraan. Tingkat kesadaran hukum dan kesadaran masyarakat dalam berpartisipasi mempengaruhi MAKALAH : Partisipasi Masyarakat Dalam Perumusan Kebijakan Publik di Daerah hal 1
  • 2. kebijakan publik. Semakin tinggi kesadaran hukum dan kesadaran masyarakat melaksanakan kebijakan publik semakin besar sifat membangun dan tanggung jawab. Sebaliknya apabila kesadaran hukum dan kesadaran masyarakat masih rendah dapat melahirkan kebijakan publik yang bersifat merusak dan kurang bertanggung jawab. Setiap kebijakan publik yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah diupayakan mendapatkan dukungan masyarakat. Partisipasi masyarakat terhadap kebijakan publik dapat dilakukan melalui empat macam cara, yaitu: pada tahap proses pembuatan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, pemanfaatan hasil, dan tahap evaluasi. B .Rumusan Permasalahan Dalam makalah ini penulis memberikan permasalahan yang akan dibahas yaitu : Bagaimanakah partsipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan public di daerah? C. Tujuan Penulisan Setiap kegiatan yang kita lakukan pasti mempunyai suatu tujuan, demikian juga dengan makalah ini. Sesuai dengan permasalahan diatas, penulis mempunyai tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu : Memberikan penjelasan Bagaimanakah partsipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah. . MAKALAH : Partisipasi Masyarakat Dalam Perumusan Kebijakan Publik di Daerah hal 2
  • 3. BAB II PEMBAHASAN Pengertian Kebijakan Publik Kebijakan publik adalah setiap sikap atau keputusan yang dibuat oleh pejabat atau lembaga yang berwenang dalam berbagai bidang yang menyangkut kepentingan atau berpengaruh pada masyarakat secara umum. Untuk menambah wawasan, berikut ini ada beberapa definisi yang disampaikan oleh para ahli di antaranya : a. Dye : kebijakan publik adalah apapun yang pemerintah pilih untuk melakukan atau tidak melakukan. b. Edwar : kebijakan publik adalah apa yang pemerintah katakan dan lakukan atau tidak dilakukan. Kebijakan merupakan serangkaian tujuan dan sasaran dari program-program pemerintah. c. Anderson : kebijakan publik adalah serangkaian tindakan yang mempunyai tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh pelaku atau sekelompok pelaku guna memecahkan masalah tertentu. d. Kartasasmita : kebijakan publik adalah upaya untuk memahami dan mengartikan (1) apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh pemerintah mengenai suatu masalah, (2) apa yang menyebabkannya, (3) apa pengaruhnya. Tujuan penerapan kebijakan publik ialah agar sesuatu yang telah digariskan tersebut bukan hanya sekedar bersifat abstrak belaka, namun harus menjadi sesuatu yang direalisasikan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pelaksanaan kebijakan publik akan melibatkan berbagai komponen, seperti manusia, dana dan sarana serta prasarananya. Sosialisasi kebijakan publik dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai media, baik media manual/cetak maupun elektronik. 2. Kedudukan Warga Negara menurut UUD 1945 Warga negara adalah setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan merupakan anggota dari suatu negara. Menjadi warga negara berarti memiliki ikatan dengan suatu negara. Warga negara Indonesia adalah seseorang yang memiliki ikatan secara hukum dengan negara Indonesia. Dalam pasal 26 ayat (1) UUD 1945 ditegaskan, “Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara”. MAKALAH : Partisipasi Masyarakat Dalam Perumusan Kebijakan Publik di Daerah hal 3
  • 4. Sebagai WNI, maka seseorang terikat dan harus tunduk terhadap hukum yang berlaku di Indonesia serta memiliki hak dan kewajiban sesuai dengan ketentuan hukum Indonesia dimana pun orang tersebut tinggal. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam pasal 27 ayat (1) UUD 1945 bahwa, “Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”. Ini berarti setiap warga negara Indonesia mempunyai kedudukan dan kewajiban yang sama hal bidang hukum dan pemerintahan. Dengan demikian jelas, bahwa setiap warga negara Indonesia mempunyai hak dan kewajiban dalam bidang pemerintahan. Oleh karena itu partisipasi masyarakat sangat penting artinya, baik dalam hal perumusan maupun pelaksanaan dan pengawasan berbagai kebijakan pemerintah. 3. Pentingnya Partisipasi Masyarakat dalam Perumusan Kebijakan Publik Salah satu tujuan dikeluarkannya kebijakan otonomi daerah adalah untuk memberdayakan masyarakat dan meningkatkan peran sertanya dalam pembangunan daerahnya. Ini mengandung makna bahwa setiap anggota masyarakat diberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk berpartisipasi dalam pengelolaan dan pembangunan daerahnya masing-masing. Partisipasi masyarakat ini dapat dimulai sejak pemilihan aparatur pemerintah di daerah, baik pemilihan pejabat eksekutif daerah seperti gubernur, bupati atau walikota maupun pemilihan anggota legislatif daerah atau anggota DPRD. Selanjutnya peran serta masyarakat dapat diwujudkan pula dalam perumusan, pelaksanaan dan pengawasan berbagai kebijakan publik di daerah. Partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik sangatlah penting, karena dengan adanya partisipasi tersebut akan memberikan dampak positif, antara laian : a. Masyarakat akan turut merasa bertanggung-jawab terhadap berbagai kebijakan publik yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah setempat, karena mereka merasa terlibat dalam perumusannya. b. Mendorong masyarakat untuk ikut serta secara aktif dalam merealisasikan berbagai kebijakan publik yang telah dirumuskan. c. Mendorong pihak eksekutif dan legislatif daerah yaitu Pemerintah Daerah dan DPRD untuk bersikap terbuka, dalam arti bersedia mewadahi, memfasilitasi, mau mendengar, menampung dan merumuskan berbagai masukan dari masyarakat dalam perumusan berbagai kebijakan publik di daerah. MAKALAH : Partisipasi Masyarakat Dalam Perumusan Kebijakan Publik di Daerah hal 4
  • 5. d. Berbagai rumusan kebijakan publik di daerah akan sesuai dengan aspirasi yang berkembang di masyarakat, sehingga dalam pelaksanaannya akan mendapat dukungan positif dari masyarakat. 4. Bentuk-Bentuk Partisipasi Masyarakat dalam Perumusan Kebijakan Publik Bentuk partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Bentuk partisipasi masyarakat yang bersifat tidak langsung yakni dengan cara penentuan sikap dalam pemilihan Pemerintah Daerah (Gubernur, Bupati atau Walikota) dan pemilihan anggota DPRD. Dalam hal ini setiap anggota masyarakat harus benar-benar teliti dalam menentukan sikap atau pilihannya, karena secara formal Pemerintah Daerah dan DPRD-lah yang memiliki otoritas untuk merumuskan berbagai kebijakan. Sedangkan partisipasi masyarakat secara langsung bisa dilakukan dalam bentuk memberikan berbagai kritis, saran, pendapat dan masukan lain kepada Pemerintah Daerah dan DPRD dalam rangka perumusan berbagai kebijakan publik. Penyampaian berbagai masukan itu bisa dilakukan secara lisan atau pun tertulis, baik secara individual maupun kelompok, serta dapat melalui media masa, organisasi kemasyarakatan, dan partai politik. Dalam hal ini berbagai bentuk partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik dalam prakteknya harus benar-benar memperhatikan etika dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan demikian, partisipasi masyarakat akan benar-benar berdampak positif dan tidak menimbulkan hal-hal yang akan merugikan kepentingan dan ketertiban umum. Partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik dapat menyangkut berbagai bidang kebijakan, seperti dalam bidang politik, ekonmi, sosial, pendidikan, budaya, pariwisata, pemuda dan olahraga serta pertahanan dan keamanan. 5. Konsekuensi Tidak Aktifnya Masyarakat dalam Perumusan Kebijakan Publik. Kebijakan otonomi daerah bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dan pengembangan pembangunan daerah sesuai dengan kebutuhan, kondisi dan sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing daerah. Oleh karena itu apabila masyarakat di daerah tidak ikut aktif dalam perumusan kebijakan publik di daerahnya akan menimbulkan beberapa masalah, antara lain : a. Kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Daerah akan tidak sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan/kepentingan masyarakat secara menyeluruh. MAKALAH : Partisipasi Masyarakat Dalam Perumusan Kebijakan Publik di Daerah hal 5
  • 6. b. Kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Daerah tidak akan tepat sasaran, sehingga akan menghambat proses pembangunan daerah. c. Tidak akan terbina kerjasama yang baik antara Pemerintah Daerah dengan masyarakat, sehingga kebijakan terbaik sekalipun tidak dapat dilaksanakan dengan lancer. d. Tidak menutup kemungkinan akan timbul penolakan dari masyarakat itu sendiri terhadap kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Daerah, karena dirasakan tidak sesuai dengan aspirasi mereka. e. Kebijakan publik berpeluang hanya akan menguntungkan kelompok atau golongan tertentu saja. f. Kebijakan publik dapat dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung-jawab. Ketidak-aktifan masyarakat dalam perumusan berbagai kebijakan publik di daerah pada dasarnya akan merugikan pihak masyarakat itu sendiri secara keseluruhan. Pembangunan daerah yang semestinya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat menjadi tidak efektif, bahkan membuat masyarakat kehilangan berbagai hal yang biasanya bermanfaat bagi mereka. Begitu pula ketidak-aktifan masyarakat dalam perumusan kebijakan publik akan sangat merugikan pihak Pemerintah Daerah, dimana berbagai kebijakan dan program pemerintah daerah tidak akan mendapat penerimaan dan dukungan positif dari masyarakatnya, sehingga akan menghambat kesuksesan peran Pemerintah Daerah itu sendiri. 6. Faktor Penyebab Tidak Aktifnya Masyarakat dalam Perumusan Kebijakan Publik Ada beberapa hal yang menyebabkan masyarakat tidak berperan aktif dalam perumusan, pelaksanaan dan pengawasan berbagai kebijakan publik di daerahnya, antara lain : a. Tidak ada pengetahuan tentang tempat atau wadah untuk menyalurkan aspirasi masyarakat. b. Tidak adanya kemauan dari masyarakat terhadap perkembangan dan perubahan yang terjadi. c. Kurangnya informasi tentang kebijakan yang akan dirumuskan dan pelaksanaan pembangunan di daerahnya. d. Adanya keinginan untuk mempertahankan keadaan semula demi kepentingan pribadi atau kelompoknya. e. Adanya kekhawatiran bahwa penyaluran aspirasi tersebut tidak akan diterima oleh pemerintah daerah atau DPRD. MAKALAH : Partisipasi Masyarakat Dalam Perumusan Kebijakan Publik di Daerah hal 6
  • 7. f. Tidak adanya sikap keterbukaan dan kurangnya sosialisasi dari Pemerintah Daerah dan DPRD. 7. Perilaku Partisipasi Masyarakat dalam Melaksnakan Kebijakan Publik di Daerah Masyarakat dapat menunjukkan perilaku positif dalam partisipasinya terhadap pelaksanaan kebijakan publik di daerahnya. Partisipasi masyarakat tersebut tentu akan sangat beragam dan bervariasi sesuai dengan kedudukan dan kemampuannya masing-masing. Perilaku partisipasi masyarakat tersebut antara lain dapat berupa : a. Ikut mensosialisasikan berbagai kebijakan publik di daerahnya. b. Memberikan sikap positif dan dukungan moril terhadap pelaksanaan berbagai kebijakan publik. c. Bersedia berkorban untuk kepentingan pelaksanaan berbagai kebijakan publik di daerahnya. d. Turut bertanggung-jawab dan melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan berbagai kebijakan publik di daerahnya. e. Turut serta secara langsung dalam proses pelaksanaan berbagai kebijakan publik di daerahnya. 8. Bentuk Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah (Kebijakan Publik) di Berbagai Bidang. Bentuk partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan otonomi daerah atau kebijakan publik di daerah tentu akan bervariasi sesuai kedudukan, peranan dan kemampuannya dalam berbagai bidang, antara lain : No. Bidang Bentuk Partisipasi Masyarakat 1 Politik a. Menggunakan hak pilih dengan baik dalam pilkada. b. Menyampaikan aspirasi sesuai etika dan peraturan yang berlaku. c. Mensosialisasikan kebijakan dan program Pemerintah Daerah. 2 Ekonomi a. Membayar pajak secara tepat. b. Menjadi anggota koperasi. c. Mengembangkan wiraswasta dan lapangan kerja. MAKALAH : Partisipasi Masyarakat Dalam Perumusan Kebijakan Publik di Daerah hal 7
  • 8. 3 Sosial a. Membina kesejahteraan keluarga. b. Membina harmoni sosial. c. Mentaati norma-norma social. 4 Budaya a. Mencintai budaya sunda. b. Menggunakan bahasa sunda dengan baik. c. Ikut mengembangkan budaya daerah. 5 Pendidikan a. Ikut mensukseskan wajar dikdas. b. Pendirian sarana dan prasarana pendidikan. c. Penghargaan pada sekolah dan siswa yang berprestasi. 6 Pariwisata a. Mensosialisasikan objek-objek wisata di daerah. b. Menjaga berbagai objek wisata di daerah. c. Mengunjungi berbagai objek wisata di daerah. 7 Kepemudaan a. Mendirikan organisasi pemuda sesuai aturan yang berlaku. b. Membina potensi dan bakat pemuda. c. Membina keharmonisan antar pemuda di daerah. 8 Olahraga a. Turut serta dalam pemayarakatan olahraga dan mengolah-ragakan masyarakat. b. Memdirikan sarana dan prasarana olahraga. c. Memberikan penghargaan pada atlet daerah yang berprestasi. 9 Kamtib a. Aktif dalam ronda malam. b. Tidak bertindak anarkhis. c. Mentaati berbagai norma yang berlaku dan peraturan daerah. 9. Perilaku Partisipasi dalam Pelaksanaan Kebijakan Publik di Lingkungan Sekolah Anda sebagai siswa juga dapat menunjukkan partisipasi aktif dalam pelaksanaan kebijakan publik di sekolahmu. Perilaku partisipasi siswa dalam pelaksanaan kebijakan publik di sekolah antara lain : a. Mentaati tata tertib sekolah dengan penuh kesadaran. b. Belajar sesuai jadwal dengan penuh semangat. c. Menunjukkan prestasi belajar secara optimal. MAKALAH : Partisipasi Masyarakat Dalam Perumusan Kebijakan Publik di Daerah hal 8
  • 9. d. Aktif dalam kegiatan ekstra kurikules atau pengembangan diri. e. Melaksanakan jadwal piket kebersihan dengan penuh rasa tanggung jawab. f. Menjaga nama baik sekolah dimana pun berada. g. Menjalin hubungan yang harmonis dengan guru dan sesama siswa. 10. Perilaku Partisipasi dalam Pelaksanaan Kebijakan Publik di Lingkungan Sekitar Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh setiap anggota masyarakat untuk menunjukkan partisipasinya dalam pelaksanaan kebijakan publik di lingkungan sekitarnya, antara lain : a. Mengembangkan sikap tenggang rasa dan kerukunan dengan sesama warga masyarakat. b. Membiasakan musyawarah dalam memecahkan berbagai permasalahan di masyarakat. c. Meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan (sauyunan). d. Membudayakan dan melestarikan kebiasaan gotong-royong. e. Mentaati norma-norma dan adat istiadat yang berlaku di masyarakat. f. Turut menjaga kebersihan lingkungan masyarakat. g. Mau berkorban untuk kepentingan umum dan kemajuan masyarakat. BAB III MAKALAH : Partisipasi Masyarakat Dalam Perumusan Kebijakan Publik di Daerah hal 9
  • 10. KESIMPULAN Dari pemaparan Bab sebelumnya maka penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut, Masyarakat dapat menunjukkan perilaku positif dalam partisipasinya terhadap pelaksanaan kebijakan publik di daerahnya. Partisipasi masyarakat tersebut tentu akan sangat beragam dan bervariasi sesuai dengan kedudukan dan kemampuannya masing-masing. Perilaku partisipasi masyarakat tersebut antara lain dapat berupa : a. Ikut mensosialisasikan berbagai kebijakan publik di daerahnya. b. Memberikan sikap positif dan dukungan moril terhadap pelaksanaan berbagai kebijakan publik. c. Bersedia berkorban untuk kepentingan pelaksanaan berbagai kebijakan publik di daerahnya. d. Turut bertanggung-jawab dan melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan berbagai kebijakan publik di daerahnya. e. Turut serta secara langsung dalam proses pelaksanaan berbagai kebijakan publik di daerahnya. DAFTAR PUSTAKA MAKALAH : Partisipasi Masyarakat Dalam Perumusan Kebijakan Publik di Daerah hal 10
  • 11.  ST. Munadjat Dasaputro, 1980, Wawasan Nusantara (dalam Implementasi & Implikasi hukumnya), Buku II, Alumni, Bandung.  Sanit, Arbi, 1998, Reformasi Politik, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.  Sekretariat Jendral MPR, 2004, Undang-Undang Dasar 1945 dengan Amandemen, Jakarta.  Soehino, SH., 1980, Ilmu Negara, Liberti, Yogyakarta.  Soemarwoto, Otto, 1992, Indonesia Dalam Kancah Isu Lingkungan Global, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. MAKALAH : Partisipasi Masyarakat Dalam Perumusan Kebijakan Publik di Daerah hal 11