SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  22
BAB II

         KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN



A. Kajian Teori

   1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

           IPS dapat diartikan dengan “penelaahan atau kajian tentang

      masyarakat”. Dalam mengkaji masyarakat, guru dapat melakukan

      kajian dari berbagai perspektif sosial, seperti kajian melalui

      pengajaran sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi,

      politik-pemerintahan,   dan    aspek    psikologi    sosial   yang

      disederhanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

           Menurut Soebijantoro (Jarolimek, 1982:56 dalam jurnal

      premiere educandum IKIP PGRI Madiun) tujuan pembelajaran IPS

      dikelompokkan menjadi empat kategori antara lain:

       a. Knowledge

           merupakan tujuan utama pendidikan IPS, yaitu membantu

           peserta didik belajar tentang diri mereka sendiri dan

           lingkungannya.

       b. Ketrampilan

           dalam hal ini mencakup ketrampilan berpikir (thinking skills)




                              7
8


     c. Attitudes (sikap)

           dikelompokkan menjadi dua, yaitu kelompok sikap yang

           diperlukan untuk tingkah laku berpikir (intelectual behaviour)

           dan tingkah laku sosial (social behaviour)

     d. Value

           adalah nilai yang terkandung dalam masyarakat yang

           didapatkan dari lingkungan masyarakat sekitar maupun

           lembaga pemerintahan (falsafah bangsa). Termasuk di

           dalamnya adalah nilai-nilai kepercayaan, nilai ekonomi,

           pergaulan antar manusia, ketaatan pada pemerintah, hukum

           dan lain lain. (Jarolimek, 1982:56)



2.   Ruang lingkup IPS

           Secara mendasar, pembelajaran IPS berkenaan dengan

     kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan

     kebutuhannya. IPS berkenaan dengan cara manusia memenuhi

     kebutuhannya, baik kebutuhan untuk memenuhi materi, budaya,

     dan    kejiwaannya,     memanfaatkan        sumber-daya   yang   ada

     dipermukaan bumi, mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya

     maupun kebutuhan lainnya dalam rangka mempertahankan

     kehidupan masyarakat manusia. Singkatnya, IPS mempelajari,

     menelaah, dan mengkaji sistem kehidupan manusia di permukaan
9


bumi ini dalam konteks sosialnya atau manusia sebagai anggota

masyarakat.

    Dengan pertimbangan bahwa manusia dalam konteks sosial

demikian luas, pengajaran IPS pada jenjang pendidikan harus

dibatasi sesuai dengan kemampuan peserta didik tiap jenjang,

sehingga ruang lingkup pengajaran IPS pada jenjang pendidikan

dasar berbeda dengan jenjang pendidikan menengah dan

pendidikan tinggi. Pada jenjang pendidikan dasar, ruang lingkup

pengajaran IPS dibatasi sampai pada gejala dan masalah sosial

yang dapat dijangkau pada geografi dan sejarah.Terutama gejala

dan masalah sosial kehidupan sehari-hari yang ada di lingkungan

sekitar peserta didik MI/SD.

    Sebagaimana telah dikemukakan di depan, bahwa yang

dipelajari IPS adalah manusia sebagai anggota masyarakat dalam

konteks sosialnya, ruang lingkup kajian IPS meliputi (1) substansi

materi ilmu-ilmu sosial yang bersentuhan dengan masyarakat dan

(2) gejala, masalah, dan peristiwa sosial tentang kehidupan

masyarakat. Kedua lingkup pengajaran IPS ini harus diajarkan

secara terpadu karena pengajaran IPS tidak hanya menyajikan

materi-materi yang akan memenuhi ingatan peserta didik tetapi

juga untuk memenuhi kebutuhan sendiri sesuai dengan kebutuhan

dan tuntutan masyarakat. Oleh karena itu, pengajaran IPS harus

menggali materi-materi yang bersumber pada masyarakat.
10


3.   Pembelajaran IPS SD


          Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata

     pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai

     SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta,

     konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada

     jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi geografi,

     sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS,

     peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara

     Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga

     dunia yang cinta damai.

          Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi

     tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu

     mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran

     IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman,

     dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat

     dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Mata

     pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan

     terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan

     keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan

     tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman

     yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.
11


4. Belajar

   a. Pengertian belajar

             Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses laku,

      akibat interaksi individu dengan lingkungan. Menurut Skinner

      (dalam Angkowo dan Kosasih, 2007: 47) belajar adalah suatu

      proses    adaptasi   atau   penyesuaian   tingkah    laku   yang

      berlangsung secara progresif.

         Menurut pengertian secara psikologis, belajar adalah suatu

   proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

   perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

   hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan

   (dalam Slameto, 2010: 2). Menurut Winkel (dalam Angkowo dan

   Kosasih 2007: 48) “Belajar berarti perubahan tingkah laku atau

   penampilan, dengan serangkaian kegiatan, misalnya membaca,

   mengamati, mendengarkan dan meniru”.

         Berdasarkan beberapa pendapat para ahli          di atas dapat

   disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses yang di

   dalamnya terjadi suatu interaksi antara seseorang (siswa) dengan

   lingkungan yang mengakibatkan adanya perubahan tingkah laku

   yang akan memberikan suatu pengalaman baik bersifat kognitif

   (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan).
12


b. Prinsip Belajar

           Prinsip belajar dibagi menjadi dua yaitu prinsip umum

   belajar dan prinsip belajar pada aktivitas siswa.

  1) Prinsip Umum Belajar

      Belajar menurut Wingo (1970:194) didasarkan atas prinsip-

      prinsip sebagai berikut :

      a) Hasil belajar sepatutnya menjangkau banyak segi

      b) Hasil belajar diperoleh berkat pengalaman

      c) Belajar merupakan suatu kegiatan yang mempunyai tujuan

  2) Prinsip Belajar pada Aktivitas Siswa

      Prinsip belajar yang menekankan pada aktivitas siswa, antara

      lain :

      a)   Belajar dapat terjadi dengan proses mengalami

      b)   Belajar merupakan transaksi aktif

      c)   Belajar secara aktif memerlukan kegiatan yang bersifat

           vital, sehingga dapat berupaya mencapai tujuan dan

           memenuhi kebutuhan pribadinya

      d)   Belajar terjadi melalui proses mengatasi hambatan

           (masalah) sehingga mencapai pemecahan atau tujuan

      e)   Hanya       dengan       melalui     penyodoran       masalah

           memungkinkan         diaktifkannya   motivasi   dan    upaya,

           sehingga siswa berpengalaman dengan kegiatan yang

           bertujuan
13




c.   Teori-teori Belajar

           Teori   belajar    sangat   beraneka    ragam.     Setiap   teori

     mempunyai landasan sebagai dasar perumusan. Teori belajar

     dibagi menjadi tiga, yaitu:



     1) Teori belajar asosiasi

               Menurut ahli psikologi asosiasi, perilaku individu pada

          hakekatnya terjadinya karena adanya perilaku atau hubungan

          antara stimulus (rangsang) dan respons (jawab). Dengan

          membuat kode S untuk stimulus dan R untuk respon, dapat

          dikatakan bahwa suatu S mempunyai ikatan atau bond

          dengan R tertentu. Oleh karena itu, teori ini dikenal dengan

          S R Bond Theory. Belajar menurut teori ini adalah

          membentuk ikatan atau hubungan antara S        R.

     2)    Teori belajar Gestalt

                   Psikologi gestalt memandang bahwa belajar terjadi

           jika diperoleh insight (pemahaman). Insight timbul secara

           tiba-tiba, jika individu telah dapat melihat hubungan antara

           unsur-unsur       dalam   situasi   problematis.   Dapat    pula

           dikatakan bahwa insight timbul pada saat individu dapat

           memahami struktur yang semula merupakan suatu masalah.

           Dengan kata lain insight adalah semacam reorganisasi
14


        pengalaman yang terjadi secara tiba-tiba, seperti ketika

        seseorang    menemukan      ide     baru    atau    menemukan

        pemecahan masalah suatu masalah. (Gagne, 1970:14)

3)     Teori belajar kognitif

               Berdasarkan      teori     belajar   kognitif,   belajar

       merupakan suatu proses terpadu yang berlangsung di dalam

       diri seseorang dalam upaya memperoleh pemahaman dan

       struktur kognitif baru, atau untuk mengubah pemahaman

       dan struktur kognitif lama. Memperoleh pemahaman berarti

       menangkap makna atau arti dari suatu obyek atau suatu

       situasi yang dihadapi. Sedangkan struktur kognitif adalah

       persepsi atau tanggapan seseorang tentang keadaan dalam

       lingkungan sekitarnya yang memperoleh ide-ide, perasaan,

       tindakan dan hubungan sosial orang yang bersangkutan.



d. Tujuan belajar

            Tujuan   belajar    sebenarnya      sangat     banyak   dan

     bervariasi. Tujuan belajar yang eksplisit diusahakan untuk

     dicapai dengan tindakan instruksional, yang lazim dinamakan

     instructional effects, yang biasa berbentuk pengetahuan dan

     keterampilan. Sementara, tujuan belajar sebagai hasil yang

     menyertai tujuan belajar instruksional lazim disebut nurturant

     effects. Bentuknya berupa, kemampuan berfikir kritis dan
15


   kreatif, sikap terbuka dan demokratis, menerima orang lain dan

   sebagainya. Tujuan ini merupakan konsekuensi logis dari

   peserta didik “menghidupi” (live in) suatu sistem lingkungan

   belajar tertentu.

           Rogers (dalam Angkowo dan Kosasih, 2007: 49) sangat

   menekankan pentingnya relasi dan komunikasi dalam proses

   pembelajaran. Sebab menurut mereka, pendidikan akan

   berfaedah    besar,   apabila   dapat   menumbuhkembangkan

   kepribadian manusia. Berkaitan dengan hal-hal di atas, serta

   mencermati perkembangan dunia sekarang, tujuan belajar

   dalam    pendidikan    yang     humanistik   sekarang   adalah

   mengembangkan strategi dan teknologi yang lebih manusiawi

   dalam rangka menciptakan ketahanan dan keterampilan

   manusia guna menghadapi kehidupan yang secara terus

   menerus berubah.



e. Model Pembelajaran

  1)     Hakikat Model Pembelajaran

                 Pada dasarnya setiap guru menginginkan agar

         materi pelajaran yang disampaikan kepada anak didiknya

         dapat dipahami secara tuntas, maka dalam melaksanakan

         suatu kegiatan pembelajaran agar berjalan optimal maka
16


diperlukan adanya suatu rancangan atau pembelajaran.

Salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran.

        Mengarah pada suatu pembelajaran, model

pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau suatu

pola    yang    digunakan      sebagai    pedoman    dalam

merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran

dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-

perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-

buku, film, komputer, kurikulum dan lain-lain (dalam

Trianto, 2009: 22). Selanjutnya Joyce (dalam Trianto,

2009: 22) menyatakan bahwa setiap model pembelajaran

mengarahkan kita dalam mendesain pembelajaran untuk

membatu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan

pembelajaran tercapai.

        Dalam    hal     ini   penggunaan    model-model

pembelajaran    yang     dipilih   guru   hendakya   dapat

mendorong siswa untuk belajar dengan mendayagunakan

potensi yang mereka miliki secara optimal. Dengan

menggunakan model pembelajaran diharapkan belajar

yang kita lakukan bukan hanya sekedar mendengar,

menyerap, atau memperoleh informasi yang disampaikan

guru.
17


        Penggunaan model pembelajaran yang tepat

dapat mendorong tumbuhnya rasa senang siswa terhadap

pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan motivasi

dalam mengerjakan tugas, memberikan kemudahan bagi

siswa     untuk     memahami      pelajaran     sehingga

memungkinkan siswa mencapai hasil belajar yang lebih

baik. Karena itu melalui pemilihan model pembelajaran

yang tepat guru dapat memilih atau menyesuaikan jenis

pendekatan    dan    metode     pembelajaran     dengan

karakteristrik materi pelajaran yang disajikan. Hal

penting yang harus diingat bahwa tidak ada satu strategi

pembelajaran yang paling ampuh untuk segala situasi.

Maksudnya, dalam mengajarkan suatu pokok bahasan

(materi) tertentu harus dipilih model pembelajaran yang

paling sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Oleh

karena itu, dalam memilih suatu model pembelajaran

harus memiliki pertimbangan-pertimbangan. Misalnya,

materi pelajaran, tingkat perkembangan kognitif siswa,

dan sarana atau fasilitas yang tersedia, sehingga tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai.

        Dalam implementasi di lapangan, model-model

pembelajaran bisa diterapkan secara sendiri-sendiri, dan

bisa juga menerapkan gabungan dari beberapa model
18


     pembelajaran sesuai dengan sifat dan karakteristik dari

     materi yang akan dipelajari.



2)   Jenis-jenis Model Pembelajaran

               Kardi   dan    Nur     (dalam   Trianto,   2009)

     mengemukakan bahwa ada lima model pembelajaran

     yang dapat digunakan dalam mengelola pembelajaran

     yaitu :

     a)   Model pembelajaran Langsung

     b)   Model Pembelajaran Kooperatif

     c)   Model pembelajaran Berbasis Masalah

     d)   Model pembelajaran Diskusi

     e)   Learning strategi

          Sedangkan menurut ( 2008: 7) jenis-jenis model

     pembelajaran itu diantaranya :

     a)   Model pembelajaran Konstekstual

     b)   Model pembelajaran Kooperatif

     c)   Model pembelajaran Kuantum

     d)   Model pembelajaran Terpadu

     e)   Model pembelajaran Berbasis Masalah

          Guru tidak hanya dapat menggunakan model

     pembelajaran yang sudah ada, tetapi juga dapat
19


        menciptakan dan mengembangkan modelpembelajaran

        yang sesuai tujuan pembelajaran tertentu.



f. Model pembelajaran kooperatif

    1) Pengertian model pembelajaran kooperatif

             Kelough dan Kelough (1999) mendefinisikan

        cooperative learning sebagai suatu strategi pembelajaran

        yang secara berkelompok, siswa belajar bersama dan

        saling   membantu     dalam   membuat       tugas   dengan

        penekanan pada saling support di antara anggota.

        Pembelajaran bersifat kooperatif bukan kompetitif.

        Menurut teori motivasi, tujuan kooperatif menciptakan

        suatu situasi di mana keberhasilan adalah mereka

        tercapai bila siswa lain juga mencapai tujuan tersebut.

        Dalam kegiatan kooperatif setiap individu akan bekerja

        sama dengan individu lain untuk mencari hasil yang

        menguntungkan bagi seluruh anggota kelompoknya.



    2) Prinsip    dan    Karakteristik   Model      Pembelajaran

       Kooperatif

            Ada lima prinsip yang mendasari pembelajarn

        koopeartif, yaitu :
20


a)    Positive interdependence: saling tergantung secara

      positif, artinya anggota kelompok menyadari

      bahwa mereka perlu bekerja sama untuk mencapai

      tujuan

b)    Face to face interaction : semua anggota

      berinteraksi dengan saling berhadapan

c)    Individual accountability : setiap anggota harus

      belajar dan menyumbang demi pekerjaan dan

      keberhaslan kelompok

d)    Use of collaborative/ social skills : ketrampilan

      bekerjasama dan bersosialisasi diperlukan, untuk

      ini diperlukan bimbingan guru agar siswa dapat

      berkolaborasi

e)    Group processing : siswa perlu menilai bagaimana

      mereka bekerja secara efektif

f)   Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas

     segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.

g) Setiap anggota kelompok harus mengetauhi bahwa

     semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang

     sama.

h) Setiap angggota kelompok harus membagi tugas dan

     tanggung   jawabyang     sama    diantara   anggota

     kelompoknya.
21


   i)   Setiap anggota kelompok berbagi kepemimpinan

        dan membutuhkan ketrampilan untuk belajar besama

        proses belajarnya.

   j)   Setiap anggota kelompok akan dikenai evaluasi.

   k) Setiap      anggota     kelompok    akan       diminta

        mempertanggungjawabkan        secara      individual

        mengenai materi yang ditangani dalam kelompok

        kooperatif.



3) Macam-macam Model Pembelajaran Kooperatif

        Model pembelajaran kooperatif memiliki berbagai

   macam tipe. Suyatno (2009) menyatakan bahwa ada

   sekitar 96 variasi model pembelajaran kooperatif

   diantaranya    Student    Team   Achievement    Division,

   Numbered Head Together, Jigsaw, Think Pair Share,

   Taems    Games     Tournament,    Group     Investigation,

   Contextual Teaching dan Learning, Team Assised

   Individually, Problem Based Instruction, Pair Check,

   Snowball Throwing dan masih ada tipe lainya.

        Guru dapat menciptakan model pembelajaran

   sendiri sesuai ciri khasnya dalam mengajar. Namun perlu

   diperhatikan agar model pembelajaran kooperatif yang
22


   diciptakan harus sesuai dengan pembelajaran yang sudah

   ada.



4) Model pembelajaran Snowball Throwing

   a) Pengertian          Model       Pembelajaran        Snowball

          Throwing

                  Snowball       Throwing     adalah      paradigma

          pembelajaran efektif yang merupakan rekomendasi

          UNESCO, yakni: belajar mengetahui (learning to

          know), belajar bekerja (learning to do), belajar

          hidup bersama (learning to live together), dan

          belajar menjadi diri sendiri (learning to be)

          (Depdiknas,      2001:5).       Model        pembelajaran

          kooperatif tipe Snowball Throwing merupakan salah

          satu model pembelajaran yang dikembangkan

          berdasarkan      pendekatan       kontekstual      (CTL).

          Snowball Throwing yang menurut asal katanya

          berarti „bola salju bergulir‟ dapat diartikan sebagai

          model pembelajaran dengan menggunakan bola

          pertanyaan     dari    kertas   yang    digulung    bulat

          berbentuk     bola    kemudian    dilemparkan      secara

          bergiliran,    model      Snowball      Throwing      ini
23


   memadukan pendekatan komunikatif, integratif, dan

   keterampilan proses.

          Kegiatan melempar bola pertanyan ini akan

   membuat     kelompok     menjadi    dinamis,   karena

   kegiatan siswa tidak hanya berpikir, menulis,

   bartanya, atau berbicara. Akan tetapi mereka juga

   melakukan aktivitas fisik yaitu menggulung kertas

   dan melemparkannya pada siswa lain. Dengan

   demikian,    tiap      anggota     kelompok     akan

   mempersiapkan diri karena pada gilirannya mereka

   harus menjawab pertanyaan dari temannya yang

   terdapat dalam bola kertas. Dalam model Snowball

   Throwing, guru berusaha memberikan kesempatan

   kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan

   menyimpulkan isi berita atau informasi yang mereka

   peroleh dalam konteks nyata dan situasi yang

   kompleks.



b) Tujuan Pembelajaran Snowball Throwing

       Model     Pembelajaran       Snowball   Throwing

   melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan

   dari orang lain, dan menyampaikan pesan tersebut

   kepada temannya dalam satu kelompok. Lemparan
24


   pertanyaan tidak menggunakan tongkat seperti

   model pembelajaran Talking Stik akan tetapi

   menggunakan kertas berisi pertanyaan yang diremas

   menjadi sebuah bola kertas lalu dilempar-lemparkan

   kepada siswa lain. Siswa yang mendapat bola kertas

   lalu    membuka     dan   menjawab     pertanyaannya

   (Widodo, 2009: 1).

          Di dalam metode pembelajaran snowball

   throwing, strategi memperoleh dan pendalaman

   pengetahuan      lebih    diutamakan   dibandingkan

   seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat

   pengetahuan tersebut ( Tunggal, 2011 : 17).

          Kesimpulan dari uraian diatas mengenai tujuan

   pembelajaran dengan menggunakan model Snowball

   Throwing adalah untuk meningkatkan keberanian

   siswa dalam menyusun pertanyaan dan bertanya

   dengan tuntunan pertanyaan yang diberikan oleh

   teman ataupun guru.



c) Kelebihan       model     pembelajaran     Snowball

   Throwing

   1)     Melatih kesiapan siswa dalam merumuskan

          pertanyaan dengan bersumber pada materi yang
25


     diajarkan      serta    saling   memberikan

     pengetahuan.

2)   Siswa lebih memahami dan mengerti secara

     mendalam tentang materi pelajaran yang

     dipelajari. Hal ini disebabkan karena siswa

     mendapat penjelasan dari teman sebaya yang

     secara khusus disiapkan oleh guru serta

     mengerahkan       penglihatan,   pendengaran,

     menulis dan berbicara mengenai materi yang

     didiskusikan dalam kelompok.

3)   Dapat membangkitkan keberanian siswa dalam

     mengemukakan pertanyaan kepada teman lain

     maupun guru.

4)   Melatih siswa menjawab pertanyaan yang

     diajukan oleh temannya dengan baik.

5)   Merangsang siswa mengemukakan pertanyaan

     sesuai dengan topik yang sedang dibicarakan

     dalam pelajaran tersebut.

6)   Dapat mengurangi rasa takut siswa dalam

     bertanya kepada teman maupun guru.

7)   Siswa akan lebih mengerti makna kerjasama

     dalam menemukan pemecahan suatu masalah.

8)   Siswa akan memahami makna tanggung jawab.
26


   9)   Siswa akan lebih bisa menerima keragaman

        atau heterogenitas suku, sosial, budaya, bakat

        dan intelegensia.

   10) Siswa     akan       terus    termotivasi     untuk

        meningkatkan kemampuannya.



d) Tahap-tahap     model      pembelajaran     Snowball

   Throwing

    1) Guru menyampaikan materi secara singkat

        tentang pembagian wilayah laut Indonesia

    2) Guru    membagi       siswa   menjadi       beberapa

        kelompok

    3) Guru menjelaskan aturan dari permainan

        snowball throwing

    4) Guru membagikan satu bola kertas yang berisi

        soal kepada masing-masingkelompok

    5) Masing-masing kelompok diberi waktu sekitar

        tiga menit untuk menjawab soal yang ada di

        dalam kertas tersebut

    6) Setelah waktu yang diberikan habis, kertas

        tersebut dibentuk bola kembali dan dilempar ke

        kelompok lain
27


               7) Bola kertas tersebut dilempar dan dikerjakan

                     secara bergantian sampai semua soal habis

               8) Perwakilan dari masing-masing kelompok

                     mempresentasikan jawaban dari kelompoknya

               9) Guru membahas jawaban bersama siswa

               10) Guru memberikan penghargaan pada kelompok

                     terbaik



g. Hasil belajar

      Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh

individu   setelah     proses   belajar   berlangsung   yang   dapat

memberikan tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap

dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebih baik dari

sebelumnya.

      Sebagaimana yang dikemukakan oleh Hamalik (1995 : 48 )

hasil belajar adalah

           “perubahan tingkah laku          subyek   yang meliputi

    kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor dalam situasi

    tertentu berkat pengalamanya berulang-ulang”.

    Pendapat tersebut didukung oleh Sudjana (2006 ; 3)

           “ hasil belajar ialah perubahan tingkah laku yang

    mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotor yang

    dimiliki setelah siswa menerima pengalaman belajarnya”
28


                Hasil yang dicapai siswa dalam belajar, yang menunjukkan

           taraf kemampuan siswa dalam mengikuti program belajar dalam

           waktu tertentu sesuai dengan kurikulum yang telah ditentukan.

           Hasil belajar ini sering dicerminkan sebagai nilai (hasil belajar)

           yang menentukan berhasil tidaknya siswa belajar. Hasil belajar

           merupakan terminal dari proses pendidikan dan pengajaran.




B. Hipotesis Tindakan


          Hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah Peningkatan hasil

   belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada materi Pembagian Wilayah

   Laut Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran Snowball

   Throwing pada siswa kelas VI SDN 01 Manguharjo Kota Madiun tahun

   pelajaran 2012/2013.

Contenu connexe

Tendances

Konstruktivisme dan desain pembelajaran (dipakai)
Konstruktivisme dan desain pembelajaran (dipakai)Konstruktivisme dan desain pembelajaran (dipakai)
Konstruktivisme dan desain pembelajaran (dipakai)Dedi Yulianto
 
Pendekatan ilmu perilaku dan kognitif sosial
Pendekatan ilmu perilaku dan kognitif sosialPendekatan ilmu perilaku dan kognitif sosial
Pendekatan ilmu perilaku dan kognitif sosialK. S. Widodo
 
Hubptain gdl-innanyfitr-7535-3-babii
Hubptain gdl-innanyfitr-7535-3-babiiHubptain gdl-innanyfitr-7535-3-babii
Hubptain gdl-innanyfitr-7535-3-babiiAyu Rinjani
 
Teori belajar humanistik dan implikasinya dalam pembelajaran
Teori belajar humanistik dan implikasinya dalam pembelajaranTeori belajar humanistik dan implikasinya dalam pembelajaran
Teori belajar humanistik dan implikasinya dalam pembelajaranharjunode
 
Pendidikan sebagai ilmu
Pendidikan sebagai ilmuPendidikan sebagai ilmu
Pendidikan sebagai ilmuAstika Rahayu
 
Teori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam PembelajaranTeori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam PembelajaranFitri Yusmaniah
 
4.2 macam macam teori belajar
4.2 macam macam teori belajar4.2 macam macam teori belajar
4.2 macam macam teori belajarMuhammad Munandar
 
Teori Belajar Konstruktivistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Konstruktivistik dan Penerapannya dalam PembelajaranTeori Belajar Konstruktivistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Konstruktivistik dan Penerapannya dalam PembelajaranFitri Yusmaniah
 
teori belajar sosial dan humanistik
teori belajar sosial dan humanistikteori belajar sosial dan humanistik
teori belajar sosial dan humanistikQuratul Aini
 
Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono
Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy SumiharsonoMateri Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono
Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy SumiharsonoPipit Wijaya
 
Perbedaan paradigma teori konstruktivistik, behavioristik, dan
Perbedaan paradigma teori konstruktivistik, behavioristik, danPerbedaan paradigma teori konstruktivistik, behavioristik, dan
Perbedaan paradigma teori konstruktivistik, behavioristik, danIka Pratiwi
 
Psikologi Pembelajaran
Psikologi PembelajaranPsikologi Pembelajaran
Psikologi PembelajaranRinisutopo
 
Landasan Pendidikan sebagai ilmu dan seni
Landasan Pendidikan sebagai ilmu dan seniLandasan Pendidikan sebagai ilmu dan seni
Landasan Pendidikan sebagai ilmu dan seniagusindro
 

Tendances (20)

Konstruktivisme dan desain pembelajaran (dipakai)
Konstruktivisme dan desain pembelajaran (dipakai)Konstruktivisme dan desain pembelajaran (dipakai)
Konstruktivisme dan desain pembelajaran (dipakai)
 
Pendekatan ilmu perilaku dan kognitif sosial
Pendekatan ilmu perilaku dan kognitif sosialPendekatan ilmu perilaku dan kognitif sosial
Pendekatan ilmu perilaku dan kognitif sosial
 
Hubptain gdl-innanyfitr-7535-3-babii
Hubptain gdl-innanyfitr-7535-3-babiiHubptain gdl-innanyfitr-7535-3-babii
Hubptain gdl-innanyfitr-7535-3-babii
 
Model model pembelajaran-sertf
Model model pembelajaran-sertfModel model pembelajaran-sertf
Model model pembelajaran-sertf
 
Belajar Sosial
Belajar SosialBelajar Sosial
Belajar Sosial
 
Teori belajar humanistik dan implikasinya dalam pembelajaran
Teori belajar humanistik dan implikasinya dalam pembelajaranTeori belajar humanistik dan implikasinya dalam pembelajaran
Teori belajar humanistik dan implikasinya dalam pembelajaran
 
Pendidikan sebagai ilmu
Pendidikan sebagai ilmuPendidikan sebagai ilmu
Pendidikan sebagai ilmu
 
Teori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam PembelajaranTeori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
 
4.2 macam macam teori belajar
4.2 macam macam teori belajar4.2 macam macam teori belajar
4.2 macam macam teori belajar
 
Teori Belajar Konstruktivistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Konstruktivistik dan Penerapannya dalam PembelajaranTeori Belajar Konstruktivistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Konstruktivistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
 
Ety
EtyEty
Ety
 
teori belajar sosial dan humanistik
teori belajar sosial dan humanistikteori belajar sosial dan humanistik
teori belajar sosial dan humanistik
 
ILMU PENDIDIKAN
ILMU PENDIDIKANILMU PENDIDIKAN
ILMU PENDIDIKAN
 
Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono
Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy SumiharsonoMateri Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono
Materi Psikologi Pembelajaran prof. Rudy Sumiharsono
 
Perbedaan paradigma teori konstruktivistik, behavioristik, dan
Perbedaan paradigma teori konstruktivistik, behavioristik, danPerbedaan paradigma teori konstruktivistik, behavioristik, dan
Perbedaan paradigma teori konstruktivistik, behavioristik, dan
 
Teori Belajar Sibernetik
Teori Belajar Sibernetik Teori Belajar Sibernetik
Teori Belajar Sibernetik
 
MATERI 2 - Pendidikan Sebagai Ilmu
MATERI 2 - Pendidikan Sebagai IlmuMATERI 2 - Pendidikan Sebagai Ilmu
MATERI 2 - Pendidikan Sebagai Ilmu
 
Psikologi Pembelajaran
Psikologi PembelajaranPsikologi Pembelajaran
Psikologi Pembelajaran
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Landasan Pendidikan sebagai ilmu dan seni
Landasan Pendidikan sebagai ilmu dan seniLandasan Pendidikan sebagai ilmu dan seni
Landasan Pendidikan sebagai ilmu dan seni
 

En vedette

Bab ii rangkum
Bab ii rangkumBab ii rangkum
Bab ii rangkumWhuy Whuy
 
Cover ptk
Cover ptkCover ptk
Cover ptkwhuyand
 
Ppt rangkuman paket
Ppt rangkuman paketPpt rangkuman paket
Ppt rangkuman paketWhuy Whuy
 
Ppt ptk ku
Ppt ptk kuPpt ptk ku
Ppt ptk kuwhuyand
 

En vedette (7)

Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Bab ii rangkum
Bab ii rangkumBab ii rangkum
Bab ii rangkum
 
Cover ptk
Cover ptkCover ptk
Cover ptk
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Ppt rangkuman paket
Ppt rangkuman paketPpt rangkuman paket
Ppt rangkuman paket
 
Ppt ptk ku
Ppt ptk kuPpt ptk ku
Ppt ptk ku
 

Similaire à Bab ii

Bab 2 proposal PTK/wahyu mariska j/08141197/PGSD/7E
Bab 2 proposal PTK/wahyu mariska j/08141197/PGSD/7EBab 2 proposal PTK/wahyu mariska j/08141197/PGSD/7E
Bab 2 proposal PTK/wahyu mariska j/08141197/PGSD/7EMariz Cha Cha
 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...Dadang DjokoKaryanto
 
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...Dadang DjokoKaryanto
 
Raffi Darmawan Ilmu Sosial Dasar sebagai salah satu MKDU
Raffi Darmawan Ilmu Sosial Dasar sebagai salah satu MKDURaffi Darmawan Ilmu Sosial Dasar sebagai salah satu MKDU
Raffi Darmawan Ilmu Sosial Dasar sebagai salah satu MKDURaffiDarmawan1
 
LK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docx
LK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docxLK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docx
LK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docxWAKURSMKUMMA
 
Makalah 3
Makalah 3Makalah 3
Makalah 3ayu01
 
Learning theory kognitif
Learning theory kognitifLearning theory kognitif
Learning theory kognitifJeny Hardiah
 
PSIKOLOGI PENDIDIKAN & SOSIOLOGI PENDIDIKAN
PSIKOLOGI PENDIDIKAN & SOSIOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN & SOSIOLOGI PENDIDIKAN
PSIKOLOGI PENDIDIKAN & SOSIOLOGI PENDIDIKAN Septia Nur'aini
 
LK 1 - MODUL 1 PEDAGOGIK KONSEP DASAR ILMU PENGETAHUAN.docx
LK 1 - MODUL 1 PEDAGOGIK KONSEP DASAR ILMU PENGETAHUAN.docxLK 1 - MODUL 1 PEDAGOGIK KONSEP DASAR ILMU PENGETAHUAN.docx
LK 1 - MODUL 1 PEDAGOGIK KONSEP DASAR ILMU PENGETAHUAN.docxSMKNegeri1BintangBay
 
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIF
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIFTEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIF
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIFkhairunnisa mulyana
 
Pembelajaran Konstruktivisme
Pembelajaran KonstruktivismePembelajaran Konstruktivisme
Pembelajaran KonstruktivismeAnas Nataris
 
Teori Kognitivistik
Teori KognitivistikTeori Kognitivistik
Teori Kognitivistik3ry21
 
Tugasan Individu Folio Pengurusan Pembelajaran (KPS3014)
Tugasan Individu Folio Pengurusan Pembelajaran (KPS3014)Tugasan Individu Folio Pengurusan Pembelajaran (KPS3014)
Tugasan Individu Folio Pengurusan Pembelajaran (KPS3014)NurulNajihah51
 
Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran
Psikologi Pembelajaran dan PengajaranPsikologi Pembelajaran dan Pengajaran
Psikologi Pembelajaran dan PengajaranFMx Cafe
 
Makalah Pendidikan Sebagai Ilmu
Makalah Pendidikan Sebagai IlmuMakalah Pendidikan Sebagai Ilmu
Makalah Pendidikan Sebagai IlmuWiwiet Imania
 

Similaire à Bab ii (20)

Bab 2 proposal PTK/wahyu mariska j/08141197/PGSD/7E
Bab 2 proposal PTK/wahyu mariska j/08141197/PGSD/7EBab 2 proposal PTK/wahyu mariska j/08141197/PGSD/7E
Bab 2 proposal PTK/wahyu mariska j/08141197/PGSD/7E
 
Learning 2
Learning 2Learning 2
Learning 2
 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
 
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
 
Raffi Darmawan Ilmu Sosial Dasar sebagai salah satu MKDU
Raffi Darmawan Ilmu Sosial Dasar sebagai salah satu MKDURaffi Darmawan Ilmu Sosial Dasar sebagai salah satu MKDU
Raffi Darmawan Ilmu Sosial Dasar sebagai salah satu MKDU
 
LK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docx
LK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docxLK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docx
LK 0.1 PEDAGOGIK MODUL 1_okey.docx
 
Makalah 3
Makalah 3Makalah 3
Makalah 3
 
Learning theory kognitif
Learning theory kognitifLearning theory kognitif
Learning theory kognitif
 
PSIKOLOGI PENDIDIKAN & SOSIOLOGI PENDIDIKAN
PSIKOLOGI PENDIDIKAN & SOSIOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN & SOSIOLOGI PENDIDIKAN
PSIKOLOGI PENDIDIKAN & SOSIOLOGI PENDIDIKAN
 
LK 1 - MODUL 1 PEDAGOGIK KONSEP DASAR ILMU PENGETAHUAN.docx
LK 1 - MODUL 1 PEDAGOGIK KONSEP DASAR ILMU PENGETAHUAN.docxLK 1 - MODUL 1 PEDAGOGIK KONSEP DASAR ILMU PENGETAHUAN.docx
LK 1 - MODUL 1 PEDAGOGIK KONSEP DASAR ILMU PENGETAHUAN.docx
 
Teori belajar
Teori belajarTeori belajar
Teori belajar
 
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikan
 
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIF
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIFTEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIF
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIF
 
Tugas
TugasTugas
Tugas
 
Pembelajaran Konstruktivisme
Pembelajaran KonstruktivismePembelajaran Konstruktivisme
Pembelajaran Konstruktivisme
 
Teori Kognitivistik
Teori KognitivistikTeori Kognitivistik
Teori Kognitivistik
 
Tugasan Individu Folio Pengurusan Pembelajaran (KPS3014)
Tugasan Individu Folio Pengurusan Pembelajaran (KPS3014)Tugasan Individu Folio Pengurusan Pembelajaran (KPS3014)
Tugasan Individu Folio Pengurusan Pembelajaran (KPS3014)
 
Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran
Psikologi Pembelajaran dan PengajaranPsikologi Pembelajaran dan Pengajaran
Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran
 
Tinjauan Pustaka
Tinjauan PustakaTinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka
 
Makalah Pendidikan Sebagai Ilmu
Makalah Pendidikan Sebagai IlmuMakalah Pendidikan Sebagai Ilmu
Makalah Pendidikan Sebagai Ilmu
 

Bab ii

  • 1. BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Teori 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) IPS dapat diartikan dengan “penelaahan atau kajian tentang masyarakat”. Dalam mengkaji masyarakat, guru dapat melakukan kajian dari berbagai perspektif sosial, seperti kajian melalui pengajaran sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, politik-pemerintahan, dan aspek psikologi sosial yang disederhanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Soebijantoro (Jarolimek, 1982:56 dalam jurnal premiere educandum IKIP PGRI Madiun) tujuan pembelajaran IPS dikelompokkan menjadi empat kategori antara lain: a. Knowledge merupakan tujuan utama pendidikan IPS, yaitu membantu peserta didik belajar tentang diri mereka sendiri dan lingkungannya. b. Ketrampilan dalam hal ini mencakup ketrampilan berpikir (thinking skills) 7
  • 2. 8 c. Attitudes (sikap) dikelompokkan menjadi dua, yaitu kelompok sikap yang diperlukan untuk tingkah laku berpikir (intelectual behaviour) dan tingkah laku sosial (social behaviour) d. Value adalah nilai yang terkandung dalam masyarakat yang didapatkan dari lingkungan masyarakat sekitar maupun lembaga pemerintahan (falsafah bangsa). Termasuk di dalamnya adalah nilai-nilai kepercayaan, nilai ekonomi, pergaulan antar manusia, ketaatan pada pemerintah, hukum dan lain lain. (Jarolimek, 1982:56) 2. Ruang lingkup IPS Secara mendasar, pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS berkenaan dengan cara manusia memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan untuk memenuhi materi, budaya, dan kejiwaannya, memanfaatkan sumber-daya yang ada dipermukaan bumi, mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya maupun kebutuhan lainnya dalam rangka mempertahankan kehidupan masyarakat manusia. Singkatnya, IPS mempelajari, menelaah, dan mengkaji sistem kehidupan manusia di permukaan
  • 3. 9 bumi ini dalam konteks sosialnya atau manusia sebagai anggota masyarakat. Dengan pertimbangan bahwa manusia dalam konteks sosial demikian luas, pengajaran IPS pada jenjang pendidikan harus dibatasi sesuai dengan kemampuan peserta didik tiap jenjang, sehingga ruang lingkup pengajaran IPS pada jenjang pendidikan dasar berbeda dengan jenjang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pada jenjang pendidikan dasar, ruang lingkup pengajaran IPS dibatasi sampai pada gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau pada geografi dan sejarah.Terutama gejala dan masalah sosial kehidupan sehari-hari yang ada di lingkungan sekitar peserta didik MI/SD. Sebagaimana telah dikemukakan di depan, bahwa yang dipelajari IPS adalah manusia sebagai anggota masyarakat dalam konteks sosialnya, ruang lingkup kajian IPS meliputi (1) substansi materi ilmu-ilmu sosial yang bersentuhan dengan masyarakat dan (2) gejala, masalah, dan peristiwa sosial tentang kehidupan masyarakat. Kedua lingkup pengajaran IPS ini harus diajarkan secara terpadu karena pengajaran IPS tidak hanya menyajikan materi-materi yang akan memenuhi ingatan peserta didik tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan sendiri sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Oleh karena itu, pengajaran IPS harus menggali materi-materi yang bersumber pada masyarakat.
  • 4. 10 3. Pembelajaran IPS SD Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.
  • 5. 11 4. Belajar a. Pengertian belajar Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses laku, akibat interaksi individu dengan lingkungan. Menurut Skinner (dalam Angkowo dan Kosasih, 2007: 47) belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Menurut pengertian secara psikologis, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan (dalam Slameto, 2010: 2). Menurut Winkel (dalam Angkowo dan Kosasih 2007: 48) “Belajar berarti perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan, misalnya membaca, mengamati, mendengarkan dan meniru”. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses yang di dalamnya terjadi suatu interaksi antara seseorang (siswa) dengan lingkungan yang mengakibatkan adanya perubahan tingkah laku yang akan memberikan suatu pengalaman baik bersifat kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan).
  • 6. 12 b. Prinsip Belajar Prinsip belajar dibagi menjadi dua yaitu prinsip umum belajar dan prinsip belajar pada aktivitas siswa. 1) Prinsip Umum Belajar Belajar menurut Wingo (1970:194) didasarkan atas prinsip- prinsip sebagai berikut : a) Hasil belajar sepatutnya menjangkau banyak segi b) Hasil belajar diperoleh berkat pengalaman c) Belajar merupakan suatu kegiatan yang mempunyai tujuan 2) Prinsip Belajar pada Aktivitas Siswa Prinsip belajar yang menekankan pada aktivitas siswa, antara lain : a) Belajar dapat terjadi dengan proses mengalami b) Belajar merupakan transaksi aktif c) Belajar secara aktif memerlukan kegiatan yang bersifat vital, sehingga dapat berupaya mencapai tujuan dan memenuhi kebutuhan pribadinya d) Belajar terjadi melalui proses mengatasi hambatan (masalah) sehingga mencapai pemecahan atau tujuan e) Hanya dengan melalui penyodoran masalah memungkinkan diaktifkannya motivasi dan upaya, sehingga siswa berpengalaman dengan kegiatan yang bertujuan
  • 7. 13 c. Teori-teori Belajar Teori belajar sangat beraneka ragam. Setiap teori mempunyai landasan sebagai dasar perumusan. Teori belajar dibagi menjadi tiga, yaitu: 1) Teori belajar asosiasi Menurut ahli psikologi asosiasi, perilaku individu pada hakekatnya terjadinya karena adanya perilaku atau hubungan antara stimulus (rangsang) dan respons (jawab). Dengan membuat kode S untuk stimulus dan R untuk respon, dapat dikatakan bahwa suatu S mempunyai ikatan atau bond dengan R tertentu. Oleh karena itu, teori ini dikenal dengan S R Bond Theory. Belajar menurut teori ini adalah membentuk ikatan atau hubungan antara S R. 2) Teori belajar Gestalt Psikologi gestalt memandang bahwa belajar terjadi jika diperoleh insight (pemahaman). Insight timbul secara tiba-tiba, jika individu telah dapat melihat hubungan antara unsur-unsur dalam situasi problematis. Dapat pula dikatakan bahwa insight timbul pada saat individu dapat memahami struktur yang semula merupakan suatu masalah. Dengan kata lain insight adalah semacam reorganisasi
  • 8. 14 pengalaman yang terjadi secara tiba-tiba, seperti ketika seseorang menemukan ide baru atau menemukan pemecahan masalah suatu masalah. (Gagne, 1970:14) 3) Teori belajar kognitif Berdasarkan teori belajar kognitif, belajar merupakan suatu proses terpadu yang berlangsung di dalam diri seseorang dalam upaya memperoleh pemahaman dan struktur kognitif baru, atau untuk mengubah pemahaman dan struktur kognitif lama. Memperoleh pemahaman berarti menangkap makna atau arti dari suatu obyek atau suatu situasi yang dihadapi. Sedangkan struktur kognitif adalah persepsi atau tanggapan seseorang tentang keadaan dalam lingkungan sekitarnya yang memperoleh ide-ide, perasaan, tindakan dan hubungan sosial orang yang bersangkutan. d. Tujuan belajar Tujuan belajar sebenarnya sangat banyak dan bervariasi. Tujuan belajar yang eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan tindakan instruksional, yang lazim dinamakan instructional effects, yang biasa berbentuk pengetahuan dan keterampilan. Sementara, tujuan belajar sebagai hasil yang menyertai tujuan belajar instruksional lazim disebut nurturant effects. Bentuknya berupa, kemampuan berfikir kritis dan
  • 9. 15 kreatif, sikap terbuka dan demokratis, menerima orang lain dan sebagainya. Tujuan ini merupakan konsekuensi logis dari peserta didik “menghidupi” (live in) suatu sistem lingkungan belajar tertentu. Rogers (dalam Angkowo dan Kosasih, 2007: 49) sangat menekankan pentingnya relasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran. Sebab menurut mereka, pendidikan akan berfaedah besar, apabila dapat menumbuhkembangkan kepribadian manusia. Berkaitan dengan hal-hal di atas, serta mencermati perkembangan dunia sekarang, tujuan belajar dalam pendidikan yang humanistik sekarang adalah mengembangkan strategi dan teknologi yang lebih manusiawi dalam rangka menciptakan ketahanan dan keterampilan manusia guna menghadapi kehidupan yang secara terus menerus berubah. e. Model Pembelajaran 1) Hakikat Model Pembelajaran Pada dasarnya setiap guru menginginkan agar materi pelajaran yang disampaikan kepada anak didiknya dapat dipahami secara tuntas, maka dalam melaksanakan suatu kegiatan pembelajaran agar berjalan optimal maka
  • 10. 16 diperlukan adanya suatu rancangan atau pembelajaran. Salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran. Mengarah pada suatu pembelajaran, model pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat- perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku- buku, film, komputer, kurikulum dan lain-lain (dalam Trianto, 2009: 22). Selanjutnya Joyce (dalam Trianto, 2009: 22) menyatakan bahwa setiap model pembelajaran mengarahkan kita dalam mendesain pembelajaran untuk membatu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Dalam hal ini penggunaan model-model pembelajaran yang dipilih guru hendakya dapat mendorong siswa untuk belajar dengan mendayagunakan potensi yang mereka miliki secara optimal. Dengan menggunakan model pembelajaran diharapkan belajar yang kita lakukan bukan hanya sekedar mendengar, menyerap, atau memperoleh informasi yang disampaikan guru.
  • 11. 17 Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong tumbuhnya rasa senang siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas, memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami pelajaran sehingga memungkinkan siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik. Karena itu melalui pemilihan model pembelajaran yang tepat guru dapat memilih atau menyesuaikan jenis pendekatan dan metode pembelajaran dengan karakteristrik materi pelajaran yang disajikan. Hal penting yang harus diingat bahwa tidak ada satu strategi pembelajaran yang paling ampuh untuk segala situasi. Maksudnya, dalam mengajarkan suatu pokok bahasan (materi) tertentu harus dipilih model pembelajaran yang paling sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu, dalam memilih suatu model pembelajaran harus memiliki pertimbangan-pertimbangan. Misalnya, materi pelajaran, tingkat perkembangan kognitif siswa, dan sarana atau fasilitas yang tersedia, sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai. Dalam implementasi di lapangan, model-model pembelajaran bisa diterapkan secara sendiri-sendiri, dan bisa juga menerapkan gabungan dari beberapa model
  • 12. 18 pembelajaran sesuai dengan sifat dan karakteristik dari materi yang akan dipelajari. 2) Jenis-jenis Model Pembelajaran Kardi dan Nur (dalam Trianto, 2009) mengemukakan bahwa ada lima model pembelajaran yang dapat digunakan dalam mengelola pembelajaran yaitu : a) Model pembelajaran Langsung b) Model Pembelajaran Kooperatif c) Model pembelajaran Berbasis Masalah d) Model pembelajaran Diskusi e) Learning strategi Sedangkan menurut ( 2008: 7) jenis-jenis model pembelajaran itu diantaranya : a) Model pembelajaran Konstekstual b) Model pembelajaran Kooperatif c) Model pembelajaran Kuantum d) Model pembelajaran Terpadu e) Model pembelajaran Berbasis Masalah Guru tidak hanya dapat menggunakan model pembelajaran yang sudah ada, tetapi juga dapat
  • 13. 19 menciptakan dan mengembangkan modelpembelajaran yang sesuai tujuan pembelajaran tertentu. f. Model pembelajaran kooperatif 1) Pengertian model pembelajaran kooperatif Kelough dan Kelough (1999) mendefinisikan cooperative learning sebagai suatu strategi pembelajaran yang secara berkelompok, siswa belajar bersama dan saling membantu dalam membuat tugas dengan penekanan pada saling support di antara anggota. Pembelajaran bersifat kooperatif bukan kompetitif. Menurut teori motivasi, tujuan kooperatif menciptakan suatu situasi di mana keberhasilan adalah mereka tercapai bila siswa lain juga mencapai tujuan tersebut. Dalam kegiatan kooperatif setiap individu akan bekerja sama dengan individu lain untuk mencari hasil yang menguntungkan bagi seluruh anggota kelompoknya. 2) Prinsip dan Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif Ada lima prinsip yang mendasari pembelajarn koopeartif, yaitu :
  • 14. 20 a) Positive interdependence: saling tergantung secara positif, artinya anggota kelompok menyadari bahwa mereka perlu bekerja sama untuk mencapai tujuan b) Face to face interaction : semua anggota berinteraksi dengan saling berhadapan c) Individual accountability : setiap anggota harus belajar dan menyumbang demi pekerjaan dan keberhaslan kelompok d) Use of collaborative/ social skills : ketrampilan bekerjasama dan bersosialisasi diperlukan, untuk ini diperlukan bimbingan guru agar siswa dapat berkolaborasi e) Group processing : siswa perlu menilai bagaimana mereka bekerja secara efektif f) Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya. g) Setiap anggota kelompok harus mengetauhi bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama. h) Setiap angggota kelompok harus membagi tugas dan tanggung jawabyang sama diantara anggota kelompoknya.
  • 15. 21 i) Setiap anggota kelompok berbagi kepemimpinan dan membutuhkan ketrampilan untuk belajar besama proses belajarnya. j) Setiap anggota kelompok akan dikenai evaluasi. k) Setiap anggota kelompok akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual mengenai materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. 3) Macam-macam Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif memiliki berbagai macam tipe. Suyatno (2009) menyatakan bahwa ada sekitar 96 variasi model pembelajaran kooperatif diantaranya Student Team Achievement Division, Numbered Head Together, Jigsaw, Think Pair Share, Taems Games Tournament, Group Investigation, Contextual Teaching dan Learning, Team Assised Individually, Problem Based Instruction, Pair Check, Snowball Throwing dan masih ada tipe lainya. Guru dapat menciptakan model pembelajaran sendiri sesuai ciri khasnya dalam mengajar. Namun perlu diperhatikan agar model pembelajaran kooperatif yang
  • 16. 22 diciptakan harus sesuai dengan pembelajaran yang sudah ada. 4) Model pembelajaran Snowball Throwing a) Pengertian Model Pembelajaran Snowball Throwing Snowball Throwing adalah paradigma pembelajaran efektif yang merupakan rekomendasi UNESCO, yakni: belajar mengetahui (learning to know), belajar bekerja (learning to do), belajar hidup bersama (learning to live together), dan belajar menjadi diri sendiri (learning to be) (Depdiknas, 2001:5). Model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing merupakan salah satu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pendekatan kontekstual (CTL). Snowball Throwing yang menurut asal katanya berarti „bola salju bergulir‟ dapat diartikan sebagai model pembelajaran dengan menggunakan bola pertanyaan dari kertas yang digulung bulat berbentuk bola kemudian dilemparkan secara bergiliran, model Snowball Throwing ini
  • 17. 23 memadukan pendekatan komunikatif, integratif, dan keterampilan proses. Kegiatan melempar bola pertanyan ini akan membuat kelompok menjadi dinamis, karena kegiatan siswa tidak hanya berpikir, menulis, bartanya, atau berbicara. Akan tetapi mereka juga melakukan aktivitas fisik yaitu menggulung kertas dan melemparkannya pada siswa lain. Dengan demikian, tiap anggota kelompok akan mempersiapkan diri karena pada gilirannya mereka harus menjawab pertanyaan dari temannya yang terdapat dalam bola kertas. Dalam model Snowball Throwing, guru berusaha memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan menyimpulkan isi berita atau informasi yang mereka peroleh dalam konteks nyata dan situasi yang kompleks. b) Tujuan Pembelajaran Snowball Throwing Model Pembelajaran Snowball Throwing melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari orang lain, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok. Lemparan
  • 18. 24 pertanyaan tidak menggunakan tongkat seperti model pembelajaran Talking Stik akan tetapi menggunakan kertas berisi pertanyaan yang diremas menjadi sebuah bola kertas lalu dilempar-lemparkan kepada siswa lain. Siswa yang mendapat bola kertas lalu membuka dan menjawab pertanyaannya (Widodo, 2009: 1). Di dalam metode pembelajaran snowball throwing, strategi memperoleh dan pendalaman pengetahuan lebih diutamakan dibandingkan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan tersebut ( Tunggal, 2011 : 17). Kesimpulan dari uraian diatas mengenai tujuan pembelajaran dengan menggunakan model Snowball Throwing adalah untuk meningkatkan keberanian siswa dalam menyusun pertanyaan dan bertanya dengan tuntunan pertanyaan yang diberikan oleh teman ataupun guru. c) Kelebihan model pembelajaran Snowball Throwing 1) Melatih kesiapan siswa dalam merumuskan pertanyaan dengan bersumber pada materi yang
  • 19. 25 diajarkan serta saling memberikan pengetahuan. 2) Siswa lebih memahami dan mengerti secara mendalam tentang materi pelajaran yang dipelajari. Hal ini disebabkan karena siswa mendapat penjelasan dari teman sebaya yang secara khusus disiapkan oleh guru serta mengerahkan penglihatan, pendengaran, menulis dan berbicara mengenai materi yang didiskusikan dalam kelompok. 3) Dapat membangkitkan keberanian siswa dalam mengemukakan pertanyaan kepada teman lain maupun guru. 4) Melatih siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh temannya dengan baik. 5) Merangsang siswa mengemukakan pertanyaan sesuai dengan topik yang sedang dibicarakan dalam pelajaran tersebut. 6) Dapat mengurangi rasa takut siswa dalam bertanya kepada teman maupun guru. 7) Siswa akan lebih mengerti makna kerjasama dalam menemukan pemecahan suatu masalah. 8) Siswa akan memahami makna tanggung jawab.
  • 20. 26 9) Siswa akan lebih bisa menerima keragaman atau heterogenitas suku, sosial, budaya, bakat dan intelegensia. 10) Siswa akan terus termotivasi untuk meningkatkan kemampuannya. d) Tahap-tahap model pembelajaran Snowball Throwing 1) Guru menyampaikan materi secara singkat tentang pembagian wilayah laut Indonesia 2) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok 3) Guru menjelaskan aturan dari permainan snowball throwing 4) Guru membagikan satu bola kertas yang berisi soal kepada masing-masingkelompok 5) Masing-masing kelompok diberi waktu sekitar tiga menit untuk menjawab soal yang ada di dalam kertas tersebut 6) Setelah waktu yang diberikan habis, kertas tersebut dibentuk bola kembali dan dilempar ke kelompok lain
  • 21. 27 7) Bola kertas tersebut dilempar dan dikerjakan secara bergantian sampai semua soal habis 8) Perwakilan dari masing-masing kelompok mempresentasikan jawaban dari kelompoknya 9) Guru membahas jawaban bersama siswa 10) Guru memberikan penghargaan pada kelompok terbaik g. Hasil belajar Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses belajar berlangsung yang dapat memberikan tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Hamalik (1995 : 48 ) hasil belajar adalah “perubahan tingkah laku subyek yang meliputi kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor dalam situasi tertentu berkat pengalamanya berulang-ulang”. Pendapat tersebut didukung oleh Sudjana (2006 ; 3) “ hasil belajar ialah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotor yang dimiliki setelah siswa menerima pengalaman belajarnya”
  • 22. 28 Hasil yang dicapai siswa dalam belajar, yang menunjukkan taraf kemampuan siswa dalam mengikuti program belajar dalam waktu tertentu sesuai dengan kurikulum yang telah ditentukan. Hasil belajar ini sering dicerminkan sebagai nilai (hasil belajar) yang menentukan berhasil tidaknya siswa belajar. Hasil belajar merupakan terminal dari proses pendidikan dan pengajaran. B. Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah Peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada materi Pembagian Wilayah Laut Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing pada siswa kelas VI SDN 01 Manguharjo Kota Madiun tahun pelajaran 2012/2013.