SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  3
1. Teknik Wawancara 
Wawancara adalah tanya-jawab dengan seseorang untuk mendapatkan keterangan atau 
pendapatnya tentang suatu hal atau masalah. Wawancara sering dihubungkan dengan pekerjaan 
jurnalistik untuk keperluan penulisan berita yang disiarkan dalam media massa. Namun wawancara 
juga dapat dilakukan oleh pihak lain untuk keperluan, misalnya, penelitian atau penerimaan 
pegawai. Orang yang mewawancarai dinamakan pewawancara (interviewer) dan orang yang 
diwawancarai dinamakan pemberi wawancara (interviewee) atau disebut juga responden. Seperti 
percakapan biasa, wawancara adalah pertukaran informasi, opini, atau pengalaman dari satu orang 
ke orang lain. Dalam sebuah percakapan, pengendalian terhadap alur diskusi itu bolak-balik beralih 
dari satu orang ke orang yang lain. Meskipun demikian, jelas bahwa dalam suatu wawancara si 
pewawancara adalah yang menyebabkan terjadinya diskusi tersebut dan menentukan arah dari 
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. 
2. Tujuan Wawancara 
mengumpulkan informasi yang lengkap, akurat, dan fair. Seorang pewawancara yang baik mencari 
pengungkapan atau wawasan (insight), pikiran atau sudut pandang yang menarik, yang cukup 
bernilai untuk diketahui. Jadi bukan hal yang sudah secara umum didengar atau diketahui. 
Perbedaan penting antara wawancara dengan percakapan biasa adalah wawancara bertujuan pasti: 
menggali permasalahan yang ingin diketahui untuk disampaikan kepada khalayak pembaca (media 
cetak), pendengar (radio), atau pemirsa (televisi). 
Dalam proses wawancara, si pewawancara atau wartawan bersangkutan benar-benar harus 
meredam egonya, dan pada saat yang sama harus melakukan pengendalian tersembunyi. Ini adalah 
sesuatu yang sulit. Pernahkah Anda melihat dalam suatu acara talkshow di televisi, di mana si 
pewawancara malah bicara lebih banyak dan seolah-olah ingin kelihatan lebih pintar daripada orang 
yang diwawancarai? Ini adalah contoh yang menunjukkan, si pewawancara gagal meredam ego dan 
dengan demikian memperkecil peluang bagi orang yang diwawancarai untuk mengungkapkan lebih 
banyak. 
3. Menentukan NaraSumber 
Setelah wartawan yakin telah menguasai permasalahan, langkah berikutnya adalah menentukan 
siapa sumber yang akan diwawancarai. Orang dapat bermanfaat sebagai pemberi wawancara karena 
sejumlah alasan. Pemberi wawancara yang ideal adalah yang memenuhi semua faktor ini. Untuk 
proyek peliputan yang panjang, faktor-faktor ini menjadi penting: 
Kemudahan diakses (accessibility). Apakah wartawan dengan mudah dapat mewawancarai orang 
ini? Jika tidak mudah dihubungi, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk bisa menghubungi? 
Apakah wawancara harus dilakukan lewat telepon atau tertulis, ketimbang bertemu muka langsung? 
Jika narasumber ini bersifat vital bagi peliputan, wartawan harus realistis tentang prospek 
wawancara ini. 
Reliabilitas (reliability). Apakah orang ini bisa dipercaya sebelumnya? Apakah informasi yang 
diberikan bisa dibuktikan benar oleh sumber-sumber independen lain? Apakah narasumber ini pakar 
yang betul-betul mengetahui permasalahan? Apa latar belakang kepentingannya sehingga ia
bersedia diwawancarai? Wartawan harus hati-hati, karena ia akan terlihat bodoh jika melaporkan isu 
atau desas-desus yang belum jelas kebenarannya. 
Akuntabilitas (accountability). Apakah orang ini secara langsung bertanggungjawab atas informasi 
yang diinginkan wartawan atau atas tindakan-tindakan yang sedang diinvestigasi? Apakah ada 
sumber lain yang lebih punya otoritas tanggung jawab langsung ketimbang orang ini? Berapa orang 
sebenarnya yang diwakili oleh seseorang yang menyebut diri sebagai juru bicara? 
Orang yang tak mau diwawancarai mungkin menolak wawancara karena beberapa alasan, seperti: 
1. Waktu 
Calon pemberi wawancara, yang mengatakan “Saya tak punya waktu untuk wawancara,” 
sebenarnya ingin memanfaatkan waktunya untuk mengerjakan sesuatu yang lain ketimbang 
diwawancarai oleh wartawan. Mereka memperkirakan lama waktu yang dihabiskan untuk 
wawancara, dan menghitung manfaat wawancara itu dibandingkan dengan jika waktunya dipakai 
untuk kepentingan lain. 
2. Rasa bersalah 
Orang mungkin tak mau diwawancarai karena takut kelepasan bicara, mengakui telah melakukan 
suatu kesalahan, atau mengatakan sesuatu yang sebenarnya tak ingin mereka ungkapkan.211 
3. Kecemasan 
Seorang pemalu mungkin takut pada pengalaman diwawancarai. Ketakutan pada sesuatu yang 
belum dikenal membuat mereka cenderung menolak risiko pengalaman baru diwawancarai. 
4. Perlindungan 
Orang mungkin menolak diwawancarai karena ingin melindungi keluarga, teman, atau orang lain 
yang dicintai, atau orang lain yang diketahui melakukan perbuatan salah. Calon pemberi wawancara 
mungkin juga takut dikaitkan dengan pernyataan atau komentar yang bisa mempermalukan atau 
mengecam pihak lain. 
5. Ketidaktahuan 
Calon pemberi wawancara bisa jadi menolak wawancara, karena tak mau mengakui bahwa dia tidak 
tahu apa-apa atau hanya tahu sedikit sekali tentang masalah yang dijadikan fokus wawancara. 
6. Mempermalukan 
.Orang mungkin menolak wawancara karena masalah yang mau dipertanyakan itu membuat dirinya 
merasa malu, risih, atau dianggap terlalu intim dan pribadi sifatnya. 
7. Tragedi 
Orang yang baru mengalami musibah berat mungkin tidak ingin mengungkapkan masalahnya itu 
kepada umum. Padahal wartawan dengan tulisannya akan mengubah masalah yang bersifat pribadi 
itu menjadi konsumsi publik.
4. Pelaksanaan Wawancara 
Pekerjaan pertama yang harus dilakukan oleh seorang jurnalis adalah memberi rasa aman kepada 
narasumber, agar ia merasa santai, tenang, dan mau terbuka memberi informasi. Wartawan harus 
memberi keyakinan kepada narasumber bahwa wartawan tersebut dan medianya itu bisa dipercaya, 
dan mampu menyimpan rahasia (terutama jika narasumber tak ingin identitasnya dimuat di media 
massa). Kepercayaan dari pemberi wawancara ini sangat penting. Kalau pewawancara tidak 
memperoleh kepercayaan dari sumber berita, maka informasi yang ia peroleh tidak akan lebih dari 
keterangan rutin, ulangan beberapa fakta yang sudah sering dimuat, pernyataan normatif yang 
sudah tidak perlu diperdebatkan, atau jawaban yang sifatnya mengelak belaka. sesudah penciptaan 
suasana kondusif itu, dimulailah wawancara dengan pertanyaan-pertanyaan pembuka. Pertanyaan 
pembuka ini sifatnya masih memberi rasa aman dan kepercayaan pada narasumber. Pertanyaan inti 
dan tajam, yang berisiko merusak suasana wawancara, harus disimpan dan baru dilontarkan pada 
momen yang tepat. 
5. Teknik dan Mekanisme Peliputan Jurnalistik 
Teknik reportase atau teknik peliputan berita merupakan hal mendasar yang perlu dikuasai para 
jurnalis. Namun, membahas teknik reportase, berarti juga membahas bagaimana cara media 
bekerja, sebelum mereka memutuskan untuk meliput suatu acara, kegiatan atau peristiwa. 
Proses pembuatan berita 
Proses pembuatan berita pada prinsipnya tak banyak berbeda di semua media. Di media yang sudah 
mapan, biasanya telah dibuat semacam prosedur operasional standar (SOP) dalam pembuatan 
berita, untuk menjaga kualitas berita yang dihasilkan. 
Proses pembuatan berita biasanya dimulai dari rapat redaksi, yang juga merupakan jantung 
operasional media pemberitaan. Rapat redaksi merupakan kegiatan rutin, yang penting bagi 
pengembangan dan peningkatan kualitas berita yang dihasilkan. 
Sasaran Rapat Redaksi 
Untuk mengkoordinasikan kebijakan redaksi dan 1. liputan. Untuk menjaga kelancaran komunikasi 
antar staf 2. redaksi (komunikasi antara reporter, juru kamera, staf riset, redaktur, dan sebagainya). 
Untuk memecahkan masalah yang timbul sedini 3. mungkin (potensi hambatan teknis dalam 
peliputan, keterbatasan sarana/alat untuk peliputan, keamanan dalam peliputan, dan sebagainya) 
Untuk menghasilkan hasil liputan yang berkualitas 
Dari rapat redaksi ini, ditentukan topik yang mau diliput, sekaligus ditunjuk reporter (plusjuru 
kamera) yang harus meliputnya. Dalam pembahasan yang lebih rinci, bisa dibahas juga angle (sudut 
pandang) yang dipilih dari topik liputan bersangkutan, serta narasumber yang harus diwawancarai. 
Untuk kelengkapan data, staf riset bisa diminta mencari data tambahan guna menyempurnakan hasil 
liputan nantinya. Sesudah tugas dibagikan secara jelas dalam rapat redaksi, dan redaktur memberi 
brifing pada reporter, berbekal informasi dan arahan tersebut, si reporter pun meluncur ke 
lapangan. Dalam proses peliputan, bila ada masalah atau hambatan dalam liputan di lapangan,si 
reporter dapat berkonsultasi langsung dengan redaktur yang menugaskannya.

Contenu connexe

Tendances

Instrument wawancara tv dan melakukan wawancara di lapangan
Instrument wawancara tv dan melakukan wawancara di lapanganInstrument wawancara tv dan melakukan wawancara di lapangan
Instrument wawancara tv dan melakukan wawancara di lapangan
University of Andalas
 
Makalah kap
Makalah kapMakalah kap
Makalah kap
Said Jie
 
8 wawancara lanjutan
8 wawancara lanjutan8 wawancara lanjutan
8 wawancara lanjutan
dinnianggra
 
14 teknik komunikasi yang paling efektif
14 teknik komunikasi yang paling efektif14 teknik komunikasi yang paling efektif
14 teknik komunikasi yang paling efektif
Harvy Damara
 

Tendances (14)

Instrument wawancara tv dan melakukan wawancara di lapangan
Instrument wawancara tv dan melakukan wawancara di lapanganInstrument wawancara tv dan melakukan wawancara di lapangan
Instrument wawancara tv dan melakukan wawancara di lapangan
 
Questioning and the information getting interview
Questioning and the information getting interviewQuestioning and the information getting interview
Questioning and the information getting interview
 
1ilham summary teknik komunikasi publik
1ilham  summary teknik komunikasi publik1ilham  summary teknik komunikasi publik
1ilham summary teknik komunikasi publik
 
Bina hubungan
Bina hubunganBina hubungan
Bina hubungan
 
Tugas 5 listening 4520210054 sheryl esfandiany
Tugas 5 listening 4520210054 sheryl esfandianyTugas 5 listening 4520210054 sheryl esfandiany
Tugas 5 listening 4520210054 sheryl esfandiany
 
Komunikasi 2019 (icha)
Komunikasi 2019 (icha)Komunikasi 2019 (icha)
Komunikasi 2019 (icha)
 
Tahap Penyampaian Pidato-Mata Kuliah Retorika
Tahap Penyampaian Pidato-Mata Kuliah RetorikaTahap Penyampaian Pidato-Mata Kuliah Retorika
Tahap Penyampaian Pidato-Mata Kuliah Retorika
 
Makalah kap
Makalah kapMakalah kap
Makalah kap
 
8 wawancara lanjutan
8 wawancara lanjutan8 wawancara lanjutan
8 wawancara lanjutan
 
Listening
ListeningListening
Listening
 
Presenting information to others
Presenting information to others Presenting information to others
Presenting information to others
 
14 teknik komunikasi yang paling efektif
14 teknik komunikasi yang paling efektif14 teknik komunikasi yang paling efektif
14 teknik komunikasi yang paling efektif
 
Pidato Persuasif
Pidato PersuasifPidato Persuasif
Pidato Persuasif
 
Tahap persiapan pidato
Tahap persiapan pidatoTahap persiapan pidato
Tahap persiapan pidato
 

En vedette

Untitled Presentation
Untitled PresentationUntitled Presentation
Untitled Presentation
Emre Yiğit
 
The connection between past civilizations and present lives
The connection between past civilizations and present livesThe connection between past civilizations and present lives
The connection between past civilizations and present lives
Vincent Nicholas
 
Signs And Signifiers - Music Magazines
Signs And Signifiers - Music MagazinesSigns And Signifiers - Music Magazines
Signs And Signifiers - Music Magazines
MattR298
 

En vedette (20)

Nh trung gisideas_2014_uw
Nh trung gisideas_2014_uwNh trung gisideas_2014_uw
Nh trung gisideas_2014_uw
 
Căn hộ liền kề trung tâm Quận 1 mang phong cách Singapore
Căn hộ liền kề trung tâm Quận 1  mang phong cách SingaporeCăn hộ liền kề trung tâm Quận 1  mang phong cách Singapore
Căn hộ liền kề trung tâm Quận 1 mang phong cách Singapore
 
penyakit hasil hutan (penyakit pasca panen)
penyakit hasil hutan (penyakit pasca panen)penyakit hasil hutan (penyakit pasca panen)
penyakit hasil hutan (penyakit pasca panen)
 
Fashion fades, style is eternal.
Fashion fades, style is eternal.Fashion fades, style is eternal.
Fashion fades, style is eternal.
 
多媒體10314142
多媒體10314142多媒體10314142
多媒體10314142
 
102102年跨科際問題解決導向最終版
102102年跨科際問題解決導向最終版102102年跨科際問題解決導向最終版
102102年跨科際問題解決導向最終版
 
Fajar putranto 2016
Fajar putranto 2016Fajar putranto 2016
Fajar putranto 2016
 
Media Sebagai Aktor Politik
Media Sebagai Aktor PolitikMedia Sebagai Aktor Politik
Media Sebagai Aktor Politik
 
Dhonaadhi hitec innovations
Dhonaadhi hitec innovationsDhonaadhi hitec innovations
Dhonaadhi hitec innovations
 
2014 2015 ieee matlab power electronics projects titles list globalsoft techn...
2014 2015 ieee matlab power electronics projects titles list globalsoft techn...2014 2015 ieee matlab power electronics projects titles list globalsoft techn...
2014 2015 ieee matlab power electronics projects titles list globalsoft techn...
 
Cesar alvarado
Cesar alvaradoCesar alvarado
Cesar alvarado
 
2014 2015 ieee java projects titles list globalsoft technologies
2014 2015 ieee java projects titles list globalsoft technologies2014 2015 ieee java projects titles list globalsoft technologies
2014 2015 ieee java projects titles list globalsoft technologies
 
презентація 1
презентація 1презентація 1
презентація 1
 
Oración de navidad 2015
Oración de navidad 2015Oración de navidad 2015
Oración de navidad 2015
 
Fabio rodriguez ensayo
Fabio rodriguez ensayoFabio rodriguez ensayo
Fabio rodriguez ensayo
 
Untitled Presentation
Untitled PresentationUntitled Presentation
Untitled Presentation
 
The connection between past civilizations and present lives
The connection between past civilizations and present livesThe connection between past civilizations and present lives
The connection between past civilizations and present lives
 
Signs And Signifiers - Music Magazines
Signs And Signifiers - Music MagazinesSigns And Signifiers - Music Magazines
Signs And Signifiers - Music Magazines
 
La Biosfera, il Clima ed il Tempo - 5° c: dedicare il tempo al clima
La Biosfera, il Clima ed il Tempo - 5° c: dedicare il tempo al climaLa Biosfera, il Clima ed il Tempo - 5° c: dedicare il tempo al clima
La Biosfera, il Clima ed il Tempo - 5° c: dedicare il tempo al clima
 
Comic historia veridica
Comic historia veridicaComic historia veridica
Comic historia veridica
 

Similaire à Tekhnik wawancara

Similaire à Tekhnik wawancara (20)

Wawancara.docx
Wawancara.docxWawancara.docx
Wawancara.docx
 
Wawancara.pdf
Wawancara.pdfWawancara.pdf
Wawancara.pdf
 
Teknik wawancara&strategi bertanya
Teknik wawancara&strategi bertanyaTeknik wawancara&strategi bertanya
Teknik wawancara&strategi bertanya
 
QUESTIONING AND THE INFORMATION GETTING INTERVIEW BY SYAHRANI ADRIANTY - INT...
 QUESTIONING AND THE INFORMATION GETTING INTERVIEW BY SYAHRANI ADRIANTY - INT... QUESTIONING AND THE INFORMATION GETTING INTERVIEW BY SYAHRANI ADRIANTY - INT...
QUESTIONING AND THE INFORMATION GETTING INTERVIEW BY SYAHRANI ADRIANTY - INT...
 
KELOMPOK 4 TEKNIK WAWANCARA INVESTIGASI-1.pptx
KELOMPOK 4 TEKNIK WAWANCARA INVESTIGASI-1.pptxKELOMPOK 4 TEKNIK WAWANCARA INVESTIGASI-1.pptx
KELOMPOK 4 TEKNIK WAWANCARA INVESTIGASI-1.pptx
 
Tugas 7 questioning and the information getting interview
Tugas 7 questioning and the information getting interviewTugas 7 questioning and the information getting interview
Tugas 7 questioning and the information getting interview
 
Indah Permatasari 4520210069 questioning and the information
Indah Permatasari 4520210069 questioning and the informationIndah Permatasari 4520210069 questioning and the information
Indah Permatasari 4520210069 questioning and the information
 
MATERI BASED ON COMPETENCY INTERVEW .pptx
MATERI BASED ON COMPETENCY INTERVEW .pptxMATERI BASED ON COMPETENCY INTERVEW .pptx
MATERI BASED ON COMPETENCY INTERVEW .pptx
 
ADILA APRILIANI - INTERPERSONAL SKILL [B]
ADILA APRILIANI - INTERPERSONAL SKILL [B] ADILA APRILIANI - INTERPERSONAL SKILL [B]
ADILA APRILIANI - INTERPERSONAL SKILL [B]
 
Reportase investigatif
Reportase investigatifReportase investigatif
Reportase investigatif
 
Questioning and the information getting interview - Interpersonal Skill - Tas...
Questioning and the information getting interview - Interpersonal Skill - Tas...Questioning and the information getting interview - Interpersonal Skill - Tas...
Questioning and the information getting interview - Interpersonal Skill - Tas...
 
Interview.pptx
Interview.pptxInterview.pptx
Interview.pptx
 
Research PR/Riset dalam PR
Research PR/Riset dalam PRResearch PR/Riset dalam PR
Research PR/Riset dalam PR
 
Teknik Peliputan Berita Online_UPJ_Maya Rachmawaty MSc.pdf
Teknik Peliputan Berita Online_UPJ_Maya Rachmawaty MSc.pdfTeknik Peliputan Berita Online_UPJ_Maya Rachmawaty MSc.pdf
Teknik Peliputan Berita Online_UPJ_Maya Rachmawaty MSc.pdf
 
cara - cara memformulasika pertanyaan wawancara
cara - cara memformulasika pertanyaan wawancaracara - cara memformulasika pertanyaan wawancara
cara - cara memformulasika pertanyaan wawancara
 
Dewi rizki agustina 4520210075 questioning and the information getting interv...
Dewi rizki agustina 4520210075 questioning and the information getting interv...Dewi rizki agustina 4520210075 questioning and the information getting interv...
Dewi rizki agustina 4520210075 questioning and the information getting interv...
 
Memahami Media dan Bagaimana Berurusan dengan Wartawan
Memahami Media dan Bagaimana Berurusan dengan WartawanMemahami Media dan Bagaimana Berurusan dengan Wartawan
Memahami Media dan Bagaimana Berurusan dengan Wartawan
 
Tg squestioning and infor 4520210080_interpersonal skill b
Tg squestioning and infor 4520210080_interpersonal skill  bTg squestioning and infor 4520210080_interpersonal skill  b
Tg squestioning and infor 4520210080_interpersonal skill b
 
Presentation7 questioning and the information getting interview
Presentation7 questioning and the information getting interviewPresentation7 questioning and the information getting interview
Presentation7 questioning and the information getting interview
 
Tugas 07 interpersonal skill
Tugas 07 interpersonal skillTugas 07 interpersonal skill
Tugas 07 interpersonal skill
 

Plus de Widi d'Estillo (6)

Manajemen siaran
Manajemen siaran Manajemen siaran
Manajemen siaran
 
Istilah dalam videografi
Istilah dalam videografiIstilah dalam videografi
Istilah dalam videografi
 
Wb daylight
Wb daylightWb daylight
Wb daylight
 
Klasifikasi, jenis, dan nilai berita
Klasifikasi, jenis, dan nilai beritaKlasifikasi, jenis, dan nilai berita
Klasifikasi, jenis, dan nilai berita
 
Komunikasi intker, intrapersonal, kelompok dan massa
Komunikasi intker, intrapersonal, kelompok dan massaKomunikasi intker, intrapersonal, kelompok dan massa
Komunikasi intker, intrapersonal, kelompok dan massa
 
Definisi Komunikasi Menurut Pakar Komunikasi
Definisi Komunikasi Menurut Pakar KomunikasiDefinisi Komunikasi Menurut Pakar Komunikasi
Definisi Komunikasi Menurut Pakar Komunikasi
 

Dernier

SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 

Dernier (20)

SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 

Tekhnik wawancara

  • 1. 1. Teknik Wawancara Wawancara adalah tanya-jawab dengan seseorang untuk mendapatkan keterangan atau pendapatnya tentang suatu hal atau masalah. Wawancara sering dihubungkan dengan pekerjaan jurnalistik untuk keperluan penulisan berita yang disiarkan dalam media massa. Namun wawancara juga dapat dilakukan oleh pihak lain untuk keperluan, misalnya, penelitian atau penerimaan pegawai. Orang yang mewawancarai dinamakan pewawancara (interviewer) dan orang yang diwawancarai dinamakan pemberi wawancara (interviewee) atau disebut juga responden. Seperti percakapan biasa, wawancara adalah pertukaran informasi, opini, atau pengalaman dari satu orang ke orang lain. Dalam sebuah percakapan, pengendalian terhadap alur diskusi itu bolak-balik beralih dari satu orang ke orang yang lain. Meskipun demikian, jelas bahwa dalam suatu wawancara si pewawancara adalah yang menyebabkan terjadinya diskusi tersebut dan menentukan arah dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. 2. Tujuan Wawancara mengumpulkan informasi yang lengkap, akurat, dan fair. Seorang pewawancara yang baik mencari pengungkapan atau wawasan (insight), pikiran atau sudut pandang yang menarik, yang cukup bernilai untuk diketahui. Jadi bukan hal yang sudah secara umum didengar atau diketahui. Perbedaan penting antara wawancara dengan percakapan biasa adalah wawancara bertujuan pasti: menggali permasalahan yang ingin diketahui untuk disampaikan kepada khalayak pembaca (media cetak), pendengar (radio), atau pemirsa (televisi). Dalam proses wawancara, si pewawancara atau wartawan bersangkutan benar-benar harus meredam egonya, dan pada saat yang sama harus melakukan pengendalian tersembunyi. Ini adalah sesuatu yang sulit. Pernahkah Anda melihat dalam suatu acara talkshow di televisi, di mana si pewawancara malah bicara lebih banyak dan seolah-olah ingin kelihatan lebih pintar daripada orang yang diwawancarai? Ini adalah contoh yang menunjukkan, si pewawancara gagal meredam ego dan dengan demikian memperkecil peluang bagi orang yang diwawancarai untuk mengungkapkan lebih banyak. 3. Menentukan NaraSumber Setelah wartawan yakin telah menguasai permasalahan, langkah berikutnya adalah menentukan siapa sumber yang akan diwawancarai. Orang dapat bermanfaat sebagai pemberi wawancara karena sejumlah alasan. Pemberi wawancara yang ideal adalah yang memenuhi semua faktor ini. Untuk proyek peliputan yang panjang, faktor-faktor ini menjadi penting: Kemudahan diakses (accessibility). Apakah wartawan dengan mudah dapat mewawancarai orang ini? Jika tidak mudah dihubungi, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk bisa menghubungi? Apakah wawancara harus dilakukan lewat telepon atau tertulis, ketimbang bertemu muka langsung? Jika narasumber ini bersifat vital bagi peliputan, wartawan harus realistis tentang prospek wawancara ini. Reliabilitas (reliability). Apakah orang ini bisa dipercaya sebelumnya? Apakah informasi yang diberikan bisa dibuktikan benar oleh sumber-sumber independen lain? Apakah narasumber ini pakar yang betul-betul mengetahui permasalahan? Apa latar belakang kepentingannya sehingga ia
  • 2. bersedia diwawancarai? Wartawan harus hati-hati, karena ia akan terlihat bodoh jika melaporkan isu atau desas-desus yang belum jelas kebenarannya. Akuntabilitas (accountability). Apakah orang ini secara langsung bertanggungjawab atas informasi yang diinginkan wartawan atau atas tindakan-tindakan yang sedang diinvestigasi? Apakah ada sumber lain yang lebih punya otoritas tanggung jawab langsung ketimbang orang ini? Berapa orang sebenarnya yang diwakili oleh seseorang yang menyebut diri sebagai juru bicara? Orang yang tak mau diwawancarai mungkin menolak wawancara karena beberapa alasan, seperti: 1. Waktu Calon pemberi wawancara, yang mengatakan “Saya tak punya waktu untuk wawancara,” sebenarnya ingin memanfaatkan waktunya untuk mengerjakan sesuatu yang lain ketimbang diwawancarai oleh wartawan. Mereka memperkirakan lama waktu yang dihabiskan untuk wawancara, dan menghitung manfaat wawancara itu dibandingkan dengan jika waktunya dipakai untuk kepentingan lain. 2. Rasa bersalah Orang mungkin tak mau diwawancarai karena takut kelepasan bicara, mengakui telah melakukan suatu kesalahan, atau mengatakan sesuatu yang sebenarnya tak ingin mereka ungkapkan.211 3. Kecemasan Seorang pemalu mungkin takut pada pengalaman diwawancarai. Ketakutan pada sesuatu yang belum dikenal membuat mereka cenderung menolak risiko pengalaman baru diwawancarai. 4. Perlindungan Orang mungkin menolak diwawancarai karena ingin melindungi keluarga, teman, atau orang lain yang dicintai, atau orang lain yang diketahui melakukan perbuatan salah. Calon pemberi wawancara mungkin juga takut dikaitkan dengan pernyataan atau komentar yang bisa mempermalukan atau mengecam pihak lain. 5. Ketidaktahuan Calon pemberi wawancara bisa jadi menolak wawancara, karena tak mau mengakui bahwa dia tidak tahu apa-apa atau hanya tahu sedikit sekali tentang masalah yang dijadikan fokus wawancara. 6. Mempermalukan .Orang mungkin menolak wawancara karena masalah yang mau dipertanyakan itu membuat dirinya merasa malu, risih, atau dianggap terlalu intim dan pribadi sifatnya. 7. Tragedi Orang yang baru mengalami musibah berat mungkin tidak ingin mengungkapkan masalahnya itu kepada umum. Padahal wartawan dengan tulisannya akan mengubah masalah yang bersifat pribadi itu menjadi konsumsi publik.
  • 3. 4. Pelaksanaan Wawancara Pekerjaan pertama yang harus dilakukan oleh seorang jurnalis adalah memberi rasa aman kepada narasumber, agar ia merasa santai, tenang, dan mau terbuka memberi informasi. Wartawan harus memberi keyakinan kepada narasumber bahwa wartawan tersebut dan medianya itu bisa dipercaya, dan mampu menyimpan rahasia (terutama jika narasumber tak ingin identitasnya dimuat di media massa). Kepercayaan dari pemberi wawancara ini sangat penting. Kalau pewawancara tidak memperoleh kepercayaan dari sumber berita, maka informasi yang ia peroleh tidak akan lebih dari keterangan rutin, ulangan beberapa fakta yang sudah sering dimuat, pernyataan normatif yang sudah tidak perlu diperdebatkan, atau jawaban yang sifatnya mengelak belaka. sesudah penciptaan suasana kondusif itu, dimulailah wawancara dengan pertanyaan-pertanyaan pembuka. Pertanyaan pembuka ini sifatnya masih memberi rasa aman dan kepercayaan pada narasumber. Pertanyaan inti dan tajam, yang berisiko merusak suasana wawancara, harus disimpan dan baru dilontarkan pada momen yang tepat. 5. Teknik dan Mekanisme Peliputan Jurnalistik Teknik reportase atau teknik peliputan berita merupakan hal mendasar yang perlu dikuasai para jurnalis. Namun, membahas teknik reportase, berarti juga membahas bagaimana cara media bekerja, sebelum mereka memutuskan untuk meliput suatu acara, kegiatan atau peristiwa. Proses pembuatan berita Proses pembuatan berita pada prinsipnya tak banyak berbeda di semua media. Di media yang sudah mapan, biasanya telah dibuat semacam prosedur operasional standar (SOP) dalam pembuatan berita, untuk menjaga kualitas berita yang dihasilkan. Proses pembuatan berita biasanya dimulai dari rapat redaksi, yang juga merupakan jantung operasional media pemberitaan. Rapat redaksi merupakan kegiatan rutin, yang penting bagi pengembangan dan peningkatan kualitas berita yang dihasilkan. Sasaran Rapat Redaksi Untuk mengkoordinasikan kebijakan redaksi dan 1. liputan. Untuk menjaga kelancaran komunikasi antar staf 2. redaksi (komunikasi antara reporter, juru kamera, staf riset, redaktur, dan sebagainya). Untuk memecahkan masalah yang timbul sedini 3. mungkin (potensi hambatan teknis dalam peliputan, keterbatasan sarana/alat untuk peliputan, keamanan dalam peliputan, dan sebagainya) Untuk menghasilkan hasil liputan yang berkualitas Dari rapat redaksi ini, ditentukan topik yang mau diliput, sekaligus ditunjuk reporter (plusjuru kamera) yang harus meliputnya. Dalam pembahasan yang lebih rinci, bisa dibahas juga angle (sudut pandang) yang dipilih dari topik liputan bersangkutan, serta narasumber yang harus diwawancarai. Untuk kelengkapan data, staf riset bisa diminta mencari data tambahan guna menyempurnakan hasil liputan nantinya. Sesudah tugas dibagikan secara jelas dalam rapat redaksi, dan redaktur memberi brifing pada reporter, berbekal informasi dan arahan tersebut, si reporter pun meluncur ke lapangan. Dalam proses peliputan, bila ada masalah atau hambatan dalam liputan di lapangan,si reporter dapat berkonsultasi langsung dengan redaktur yang menugaskannya.