Dokumen tersebut membahas tentang analisis portofolio manajemen investasi. Secara garis besar dibahas mengenai definisi investasi, jenis-jenis investasi seperti obligasi, saham, reksa dana dan lainnya, serta langkah-langkah dasar dalam melakukan investasi portofolio seperti menentukan tujuan investasi dan melakukan analisis sekuritas.
2. Analisis Portofolio Manajemen
Investasi
• Investasi
Dalam dunia usaha, setiap kita melakukan investasi maka investasi tersebut akan selalu
mengandung keuntungan atau pengembalian (return) dan risiko. Pengembalian (return)
merupakan kompensasi atau imbalan yang diharapkan di masa datang oleh investor atas waktu
dan risiko yang terkait dengan investasi yang dilakukan. Pengembalian (return) ini dapat berupa
pengembalian yang telah terjadi (actual return) dan pengembalian yang diharapkan (expected
return). Sedangkan Risiko merupakan besarnya penyimpangan atas keuntungan yang diharapkan
karena adanya investasi terhadap keuntungan faktual. Semakin besar penyimpangannya berarti
semakin besar tingkat risikonya. Keputusan apakah investasi akan dilaksanakan atau tidak sangat
tergantung dari perbandingan antara return dan risiko.
Tinggi rendahnya sikap investor terhadap risiko bergantung kepada preferensi investor tersebut
terhadap risiko. Berdasarkan tingkat preferensi investor terhadap risiko, maka risiko dibedakan
menjadi tiga, yaitu: (1) investor yang menyukai risiko atau pencari risiko (risk seeker); (2)
investor yang netral terhadap risiko (risk neutral); (3) investor yang tidak menyukai risiko (risk
averter)
Selain mempertimbangkan return dalam mengambil keputusan investasi, investor juga perlu
mempertimbangkan risiko, ada beberapa jenis risiko yang perlu dipertimbangkan antara lain: (1)
risiko suku bunga; (2) risiko pasar; (3) risiko inflasi; (4) risiko bisnis; (5) risiko finansial; (6)
risiko likuiditas dan (7) risiko nilai tukar mata uang.
3. DEFINISI INVESTASI
Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau
sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini,
dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di
masa datang.
Contoh:
1. Investasi pada saham mengharapkan keuntungan
dari kenaikan harga saham atau pembagian dividen.
2. Waktu yang Anda korbankan untuk belajar.
4. KEGIATAN INVESTASI
Pembahasan lebih dititik beratkan pada investasi
berkaitan dengan pengelolaan aset finansial khususnya
sekuritas yang bisa diperdagangkan (marketable
securities).
Kegiatan investasi dapat dilakukan pada sejumlah aset
seperti:
1. Aset real (tanah, emas, mesin, atau bangunan).
2. Aset finansial (deposito, saham, obligasi, options,
warrants, atau futures). Aset finansial adalah klaim
berbentuk surat berharga atas sejumlah aset-aset pihak
penerbit surat berharga tersebut.
5. DEFINISI DAN JENIS INVESTOR
Pihak-pihak yang melakukan kegiatan investasi disebut
investor. Investor pada umumnya bisa digolongkan
menjadi dua, yaitu:
1. Investor individual (individual/retail investors) Investor
individual terdiri dari individu-individu yang melakukan
aktivitas investasi.
2. Investor institusional (institutional investors)
Investor institusional biasanya terdiri dari perusahaan-
perusahaan asuransi, lembaga penyimpan dana (bank
dan lembaga simpan pinjam), lembaga dana
pensiun,maupun perusahaan investasi.
6. HUBUNGAN ANTARA
INVESTASI DAN KONSUMSI
Kesejahteraan moneter ditunjukkan oleh
penjumlahan pendapatan yang dimiliki
saat ini dan nilai saat ini (present value)
pendapatan di masa datang. Orang
seharusnya membuat keputusan seperti
berapa banyak penghasilan saat ini yang
seharusnya dihabiskan atau dikonsumsi
dan berapa banyak seharusnya
diinvestasikan menurut preferensinya.
7. TUJUAN INVESTASI
Tujuan investasi: meningkatkan
kesejahteraan investor. Contoh investasi:
Sdr. Rudi mulai menabung Rp 3 juta per
tahun pada usia 25 tahun. Rudi pensiun 40
tahun kemudian pada usia 65 tahun.
Besarnya nilai mendatang investasi Sdr.
Rudi dapat dihitung sebagai berikut:
8. • Pada tingkat bunga 8 persen per tahun, nilai
mendatang 40 = Rp3.000.000 x FVIFA8%, 40 =
Rp3.000.000 x 259,06 = Rp777.180.000.
• Pada tingkat bunga 12 persen per tahun, nilai
mendatang 40 = Rp3.000.000 x FVIFA12%, 40
= Rp3.000.000 x 767,09 = Rp2.301.270.000.
• Pada tingkat bunga 20 persen per tahun, nilai
mendatang 40 = Rp3.000.000 x FVIFA20%, 40
= Rp3.000.000 x 7.343,9 = Rp22.031.700.000.
9. TUJUAN INVESTASI
1. Untuk mendapatkan kehidupan yang
lebih layak di masa datang.
2. Mengurangi tekanan inflasi.
3. Dorongan untuk menghemat pajak.
4. Dan lain-lain.
10. PROSES INVESTASI
Proses investasi meliputi pemahaman dasar-dasar keputusan
investasi dan bagaimana mengorganisir aktivitas-aktivitas dalam
proses keputusan investasi.
Hal mendasar dalam proses keputusan investasi adalah
pemahaman hubungan antara return yang diharapkan dan risiko
suatu investasi.
Hubungan risiko dan return yang diharapkan dari suatu investasi
merupakan hubungan yang searah dan linear. Artinya semakin
besar return yang diharapkan, semakin besar pula tingkat risiko
yang harus dipertimbangkan.
11. DASAR KEPUTUSAN INVESTASI
DASAR KEPUTUSAN INVESTASI
Dasar keputusan investasi terdiri dari
tingkat return yang diharapkan, tingkat
risiko serta hubungan antara return dan
risiko.
12. DASAR KEPUTUSAN INVESTASI
1. Return
Return yang diharapkan investor dari investasi yang
dilakukannya merupakan kompensasi atas biaya
kesempatan (opportunity cost) dan risiko penurunan daya
beli akibat adanya pengaruh inflasi. Dalam konteks
manajemen investasi, perlu dibedakan antara return yang
diharapkan (expected return) dan return yang terjadi
(realized return). Return yang diharapkan (expected
return) merupakan tingkat return yang diantisipasi
investor di masa datang. Sedangkan return yang terjadi
(realized return) atau return aktual merupakan tingkat
return yang telah diperoleh investor pada masa lalu.
13. 2. Risiko
Risiko bisa diartikan sebagai kemungkinan
return aktual yang berbeda dengan return
yang diharapkan. Secara spesifik, mengacu
pada kemungkinan realisasi return aktual
lebih rendah dari return minimum yang
diharapkan. Return minimum yang
diharapkan seringkali juga disebut sebagai
return yang disyaratkan (required rate of
return).
14. Risiko dan Pengembalian (Risk and Return)
Sesuai pengertian risiko, risiko diartikan sebagai penyimpangan dari apa yang
diharapkan. Karena yang diharapkan dari investasi adalah return (pengembalian),
maka biasanya risiko diukur dari variabilitas dari return-nya.
Dalam kaitan antara return dan risiko maka terdapat hubungan langsung antara
harga dan tingkat pengembalian. Harga, P0, untuk setiap aset adalah sama
dengan jumlah dari pembayaran kas yang diharapkan akan diterima investor
yang didiskontokan pada tingkat pengembalian, r, yang diminta investor.
Investor dapat menginvestasikan dananya kepada investasi riil atau investasi
finansial. Investasi finansial biasanya diujudkan dalam pembelian sekuritas.
Sekuritas dapat diartikan sebuah dokumen yang mengidentifikasi hak atau klaim
atas aset dan setiap aliran kas mendatang yang diperoleh perusahaan. Sedang
portofolio merupakan sekumpulan dari sekuritas. Istilah sekuritas mempunyai
pengertian yang luas. Tidak saja terbatas pada saham atau obligasi saja, surat
pembelian mobil atau sertifikat tanah bisa masuk dalam pengertian sekuritas.
Untuk itu dalam perhitungan tingkat pengembalian yang diharapkan dari saham
individual dan tingkat pengembalian yang diharapkan dari portofolio akan
berbeda hasilnya.
15. • Investasi langsung di pasar uang :
Treasury bill
Treasury bill adalah surat utang jangka pendek yang diterbitkan oleh negara dan dijual atas
dasar diskonto, biasanya berjangka waktu 90 hari, 180 hari, 270 hari, dan maksimal satu tahun
.
Deposito yang dinegoisasi
Deposito yang dinegoisasi adalah aktiva keuangan suatu perusahaan yang dapat diperjual
belikan di pasar uang yang mempunyai risiko gagal kecil, jatuh tempo pendek dan tingkat cair
tinggi.
• Investasi langsung di pasar modal :
Treasury bond
Treasury bond adalah sekuritas pemerintah yang digunakan untuk pendanaan dalam utang
pemerintah. Pembayaran kuponnya bersifat semi-annual. Ketika diterbitkan, US Treasury
Notes memiliki masa jatuh tempo 2 (dua) sampai 10 (sepuluh) tahun dan US Treasury-Bond
memiliki masa jatuh temponya lebih dari 10 (sepuluh) tahun. Fungsi dari Treasury bond yaitu
untuk mengontrol jumlah uang yang beredar. Apabila treasury bond nya dijual maka
mengurangi jumlah uang beredar, sehingga mengurangi likuiditas. Apabila treasurnya dibeli
kembali maka meningkatkan jumlah uang beredar dan menurunkan tingkat suku bunga.
16. • Federal agency securities
Federal agency securities adalah surat hutang dari perusahaan-perusahaan dan agen-agen untuk mendukung
program pemerintah Negara bagian di Amerika. Ada 5 agen besar yang memperjual-belikan sekuritas ini yaitu
Federal National Mortgage Association, The Federal Home Loan Banks, The Federal Land Banks, The Federal
Intermediate Credit Banks and The Banks for Cooperatives.
• Municipal bond
Municipal bond adalah jenis obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah.. Biasanya di Amerika disebut
dengan istilah Muni’s. Adapun maksud pemerintah daerah mengeluarkan municipal bonds kepada masyarakat
adalah untuk memperoleh dana yang dapat digunakan untuk membiayai pembangunan daerahnya. Sebagai pihak
yang mengeluarkan surat hutang, pemerintah daerah wajib untuk memberikan bunga secara periodik kepada
anggota masyarakat yang membeli municipal bonds tersebut. Adapun karakteristik utama yang menjadikan
municipal bonds lain dari jenis obligasi lainnya dan menarik perhatian para investor untuk menjadikannya sebagai
salah satu instrumen investasinya adalah adanya pembebasan pajak yang mencakup pajak pemerintah pusat dan
pemerintah daerah.
• Corporate bond
Corporate Bond adalah sekuritas yang mencerminkan janji dari perusahaan yang menerbitkan untuk memberikan
sejumlah pembayaran berupa pembayaran kupon dan pokok pinjaman kepada pemlik obligasi, selama jangka
waktu tertentu. Perusahaan yang menerbitkan obligasi disebut debitur, sedangkan investor yang membeli obligasi
disebut kreditur. (Timothy and Joseph 408).
• Convertible bond
Convertible bonds adalah salah satu jenis obligasi yang memiliki kekhususan. Obligasi ini dapat dikonversi ketika
terdapat keputusan pemilik obligasi menjadi sejumlah sekuritas lain yang diterbitkan oleh perusahaan yang sama.
Biasanya sekuritas lain tersebut adalah common stock.
17. Saham-saham (equity securities) :
• Saham preferen (preferred stock)
Merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa.
Adapun ciri – ciri dari saham preferen menurut Dahlan Siamat (1995:385) adalah:
Memiliki hak paling dahulu memperoleh deviden.
Tidak memiliki hak suara.
Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam pencalonan pengurus.
Memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham lebih dahulu setelah
kreditur apabila perusahaan dilikuidasi.
• Saham biasa (common stock)
Saham biasa adalah efek dari penyertaan pemilikan (equity security) dari badan usaha
yang berbentuk Perseroan Terbatas. Saham biasa memberikan jaminan untuk turut serta
dalam pembagian laba dalam bentuk deviden, apabila perusahaan tersebut memperoleh
laba.
Menurut Dahlan Siamat (1995:385), ciri – ciri dari saham biasa adalah sebagai berikut:
• Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba.
• Memiliki hak suara (one share one vote).
• Hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan apabila bangkrut dilakukan setelah
semua kewajiban perusahaan dilunasi.
18. • Investasi langsung di pasar turunan :
Waran (warrant)
Waran adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan yang memberikan hak
kepada pemegangnya untuk membeli saham perusahaan dengan persyaratan yang telah
ditentukan sebelumnya. Persyaratan tersebut biasanya mengenai harga, jumlah, dan
masa berlakunya warrant tersebut. Warrant juga merupakan surat berharga yang
memberi hak kepada pemegangnya untuk membeli saham/surat berharga dari penerbit
waran tersebut dengan harga tertentu. Waran biasanya merupakan instrumen jangka
panjang, karena tanggal jatuh temponya umumnya lebih dari setahun.
Opsi (option)
Opsi adalah suatu perjanjian/kontrak antara penjual opsi (seller/writer) dengan pembeli
opsi (buyer), dimana penjual opsi menjamin adanya hak (bukan kewajiban) dari
pembeli opsi, untuk membeli atau menjual saham tertentu pada waktu dan harga yang
telah ditetapkan.
Kontrak berjangka (futures contract)
Kontrak berjangka merupakan suatu kontrak standard yang diperdagangkan pada bursa
berjangka untuk membeli ataupun menjual aset acuan dari instrumen keuangan pada
suatu tanggal dimasa akan datang, dengan harga tertentu.
19. Adapun langkah-langkah dalam melakukan investasi
portofolio adalah sebagai berikut (Husnan, 2003 : 454) :
1. Menentukan kebijakan investasi
Pada tahap awal pengambilan keputusan, investor perlu
menetapkan tujuannya berinvestasi dan menentukan
besarnya investasi yang akan ditanam. Mengingat adanya
korelasi antara risiko dan keuntungan (return) yang
diperoleh, maka investor tidak dapat mengatakan bahwa
tujuan investasinya adalah mencari keuntungan yang
sebesar-besarnya karena akan ada kerugian yang harus
dihadapinya. Jadi, tujuan investasi harus dinyatakan, baik
dalam keuntungan maupun risiko.
20. 2. Analisis Sekuritas
Pada tahap ini akan diadakan analisis terhadap individual (sekelompok)
sekuritas. Ada dua filosofi dalam melakukan analisis sekuritas, yaitu sebagai
berikut.
a. Pendapat pertama menyatakan bahwa sekuritas mispriced (harganya salah,
mungkin terlalu tinggi, mungkin terlalu rendah) Dengan analisis ini akan dapat
dideteksi sekuritas-sekuritas tersebut. Ada berbagai cara untuk melakukan
analisis ini. Cara tersebut dikelompokkan menjadi dua, yaitu analisis teknikal
dan analisis fundamental. Analisis teknikal menggunakan data (perubahan)
harga pada masa yang lalu sebagai upaya memperkirakan harga sekuritas di
masa yang akan datang dengan melihat nilai transaksi yang terjadi.
Sedangkan analisis fundamental didasarkan pada informasi-informasi yang
diterbitkan oleh emiten maupun oleh administratur bursa efek.
b. Pendapat kedua menyatakan bahwa pasar modal adalah efisien. Dengan
demikian, peralihan sekuritas tidak didasarkan atas frekuensi risiko para
pemodal (pemodal yang bersedia menanggung risiko tinggi akan memilih
sekuritas yang berisiko tinggi), pola kebutuhan kas, dan sebagainya. Jadi,
menurut pendapat ini keuntungan yang diperoleh pemodal sesuai dengan risiko
yang ditanggung.
21. 3. Pembentukan Portofolio
Tahap ini menyangkut identifikasi sekuritas mana saja yang
akan dipilih untuk membentuk portofolio dan berapa proporsi
dana yang akan ditanam pada tiap-tiap sekuritas
tersebut. Adanya pemilihan sekuritas ini (dengan kata lain
pemodal melakukan diversifikasi) dimaksudkan untuk
meminimalkan risiko yang ditanggung. Pemilihan sekuritas ini
akan dipengaruhi oleh preferensi risiko, pola kebutuhan kas, dan
status pajak.
4. Melakukan Revisi Portofolio
Tahap ini merupakan pengurangan terhadap ketiga tahap
sebelumnya dengan maksud jika diperlukan akan diadakan
perubahan terhadap portofolio yang telah dimiliki. Jika
portofolio yang dimiliki sekarang dirasakan tidak lagi optimal
atau tidak sesuai dengan prefensi risiko pemodal, maka pemodal
dapat melakukan perubahan terhadap sekuritas-sekuritas yang
membentuk portofolio tersebut.
22. 5. Evaluasi Kinerja Portofolio
Dalam tahap ini pemodal mengadakan
penilaian terhadap kinerja portofolionya, baik
dalam aspek tingkat keuntungan yang
diperoleh maupun risiko yang ditanggung.
Tidak benar bahwa suatu portofolio yang
memberikan keuntungan yang lebih tinggi
mesti lebih baik daripada portofolio lainnya
karena adanya faktor risiko yang perlu
dimasukkan juga.
23. Rahardja dan Manurung ( 2008 : 278), adapun faktor-faktor yang mempengaruhi investasi
langsung dan portofolio adalah sebagai berikut :
1. Tingkat pengembalian yang diharapkan (Expected Rate Of Return) Kemampuan
perusahaan menentukan tingkat investasi yang diharapkan, sangat dipengaruhi oleh kondisi
internal dan eksternal perusahaan.
a. Kondisi internal perusahaan
Kondisi internal adalah faktor-faktor yang berada di bawah kontrol perusahaan, misalnya
tingkat efisiensi, kualitas SDM, dan teknologi yang digunakan. Ketiga aspek tersebut
berhubungan positif dengan tingkat pengembalian yang diharapkan. Artinya, semakin tinggi
tingkat efisiensi, kualitas SDM dan teknologi, maka semakin tinggi pula tingkat
pengembalian yang diharapkan.
b. Kondisi eksternal perusahaan
Kondisi eksternal yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan akan investasi
terutama adalah perkiraan tentang tingkat produksi dan pertumbuhan ekonomi domestik
maupun internasional serta tingkat inflasi yang terjadi. Jika perkiraan tentang masa depan
ekonomi nasional maupun dunia bernada optimis, biasanya tingkat investasi meningkat,
karena tingkat pengembalian investasi dapat dinaikkan. Selain perkiraan kondisi ekonomi,
kebijakan yang ditempuh pemerintah juga dapat menentukan tingkat investasi. Kebijakan
menaikkan pajak, misalnya diperkirakan akan menurunkan tingkat permintaan akan
agregat. Akibatnya tingkat investasi akan menurun. Faktor sosial politik juga menentukan
gairah investasi, karena jika sosial politik stabil maka pada umumnya juga meningkat.
Demikian pula faktor keamanan (kondisi keamanan negara).
24. 2. Ramalan mengenai keadaan di masa yang akan datang
Ramalan yang menunjukkan bahwa keadaan perekonomian akan menjadi
lebih baik lagi pada masa depan, yaitu diramalkan bahwa harga-harga akan
tetap stabil (tingkat inflasi stabil) dan pertumbuhan ekonomi maupun
pertambahan pendapatan masyarakat akan berkembang dengan lebih cepat,
merupakan keadaan yang akan mendorong pertumbuhan investasi. Jika
terjadi inflasi maka akan menurunkan investasi portofolio yang akan
ditanam oleh para investor, sehingga kondisi ini akan mempengaruhi
menurunnya harga sekuritas di pasar modal sehingga menyebabkan investor
lebih suka menanamkan uangnya dalam bentuk investasi yang lain, misalnya
dengan menyimpan uangnya di bank atau tabungan daripada
menginvestasikannya dalam bentuk saham, obligasi maupun sekuritas
lainnya. Hal ini akan mendorong mereka untuk melepas sekuritas yang
mereka miliki, sehingga sekuritas yang dilepas akan meningkatkan jumlah
yang ditawarkan di pasar modal, dan selanjutnya akan menekan harga. Jadi,
semakin baik keadaan masa depan maka semakin besar tingkat keuntungan
yang akan diperoleh para pengusaha. Oleh sebab itu mereka akan lebih
terdorong untuk melaksanakan investasi yang telah atau sedang dirumuskan
dan direncanakan.
25. 3. Tingkat bunga
Tingkat bunga menentukan jenis-jenis investasi yang akan memberi
keuntungan kepada para pengusaha dan dapat dilaksanakan. Para
pengusaha hanya akan melaksanakan keinginan untuk menanamkan
modal apabila tingkat pengembalian modal dari penanaman modalnya
itu, yaitu persentase keuntungan neto (tetapi sebelum dikurangi bunga
uang yang dibayar) modal yang diperoleh, lebih besar dari tingkat
bunga.
4. Biaya investasi
Yang paling menentukan tingkat biaya investasi adalah tingkat bunga
pinjaman, karena semakin tinggi tingkat bunganya maka biaya investasi
semakin mahal. Akibatnya minat berinvestasi semakin menurun. Faktor
lembaga juga mempengaruhi biaya investasi karena prosedur izin yang
berbelit-belit dan lama (> 3 tahun), menyebabkan biaya ekonomi dengan
memperhitungkan nilai waktu uang dari investasi semakin mahal.
Demikian halnya dengan keberadaan dan efisiensi lembaga keuangan,
tingkat kepastian hukum, stabilitas politik, dan keadaan keamanan.
26. 5. Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya
Hubungan antara pendapatan nasional dan investasi menunjukkan
bahwa terdapat hubungan yang cukup erat di antara tingkat
investasi dan tingkat pendapatan nasional. Investasi akan
meningkat apabila pendapatan nasional semakin meningkat dan
begitu juga sebaliknya.
Investasi Portofolio dapat diartikan sebagai tindakan membagi
modal yang tersedia pada jenis-jenis investasi tertentu agar
diperoleh risiko yang paling minimal. Keputusan pengalokasian
modal ke dalam usulan-usulan investasi yang manfaatnya akan
direalisasikan dimasa yang akan datang harus dipertimbangkan
dengan cermat. Dan investasi portofolio meliputi investasi pada
asset berupa saham dan utang jangka panjang yang dipengaruhi
oleh kondisi perekonomian, tingkat inflasi dan iklim politik di
suatu negara.
27. Perkembangan Sistem Perekonomian Indonesia
1. Sistem Ekonomi Demokrasi
Indonesia mempunyai landasan idiil yaitu Pancasila dan landasan konstitusional yaitu
UUD 1945. Oleh karena itu, segala bentuk kegiatan masyarakat dan negara harus
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Sistem perekonomian yang ada di Indonesia juga
harus berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Sistem perekonomian nasional yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 disusun untuk mewujudkan demokrasi ekonomi
dan dijadikan dasar pelaksanaan pembangunan ekonomi. Sistem perekonomian
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 disebut sistem ekonomi
demokrasi. Dengan demikian sistem ekonomi demokrasi dapat didefinisikan sebagai
suatu sistem perekonomian nasional yang merupakan perwujudan dari falsafah
Pancasila dan UUD 1945 yang berasaskan kekeluargaan dan kegotongroyongan dari,
oleh, dan untuk rakyat di bawah pimpinan dan pengawasan pemerintah.
Pada sistem demokrasi ekonomi, pemerintah dan seluruh rakyat baik golongan ekonomi
lemah maupun pengusaha aktif dalam usaha mencapai kemakmuran bangsa. Selain itu,
negara berperan dalam merencanakan, membimbing, dan mengarahkan kegiatan
perekonomian. Dengan demikian terdapat kerja sama dan saling membantu antara
pemerintah, swasta, dan masyarakat. Sehingga menciptakan perekonomian indonesia
yang sejahtra dan makmur.
28. 2. Sistem Ekonomi Kerakyatan
Sistem ekonomi kerakyatan berlaku di Indonesia sejak
terjadinya Reformasi di Indonesia pada tahun 1998.
Pemerintah bertekad melaksanakan sistem ekonomi
kerakyatan dengan mengeluarkan ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor
IV/MPR/1999, tentang Garis-Garis Besar Haluan
Negara yang menyatakan bahwa sistem perekonomian
Indonesia adalah sistem ekonomi kerakyatan. Pada
sistem ekonomi kerakyatan, masyarakat memegang aktif
dalam kegiatan ekonomi,sedangkan pemerintah
menciptakan iklim yang sehat bagi pertumbuhan dan
perkembangan dunia usaha. Dengan cara pemberian
subsidi kepada beberapa badan usaha kerakyatan.
Sehingga usaha yang di dirikan dapat berjalan terus.
29. Sistem Perekonomian Indonesia
Kemunculan suatu aliran ekonomi di dunia, akan selalu terkait
dengan aliran ekonomi yang muncul sebelumnya. Begitu pula
dengan garis hidup perekonomian Indonesia. Pergulatan
kapitalisme dan sosialisme begitu rupa mempengaruhi ideologi
perekonomian Indonesia.
Era pra-kemerdekaan adalah masa di mana kapitalisme
mencengkeram erat Indonesia, dalam bentuk yang paling ekstrim.
Pada masa ini, Belanda sebagai agen kapitalisme benar-benar
mengisi tiap sudut tubuh bangsa Indonesia dengan ide-ide
kapitalisme dari Eropa. Dengan ide kapitalisme itu, seharusnya
bangsa Indonesia bisa berada dalam kelas pemilik modal. Tetapi,
sebagai pemilik, bangsa Indonesia dirampok hak-haknya. Sebuah
bangsa yang seharusnya menjadi tuan di tanahnya sendiri, harus
menjadi budak dari sebuah bangsa asing. Hal ini berlangsung
hingga bangsa Indonesia mampu melepaskan diri dari penjajahan
belanda.
30. Teknik Analisa Data
Menentukan nilai dari Beta :
Menentukan nilai Alpha
rata-rata Y atau rata-rata X
22
XXn
YXXYn
XaY
XYa
32. Excess return to beta ratio. Rasio ini adalah :
Keterangan :
• ERB i = excess return to beta sekuritas ke-i
• E (R i ) = return ekspektasi berdasarkan model indeks ganda
untuk sekuritas ke-i
• R BR = return aktiva bebas risiko menggunakan Sertifikat
Bank Indonesia (SBI)
• βi = Beta sekuritas ke-i
i
BRi RRE
iERB
iERB
33. Kemudian hitung nilai Ai dan Bi untuk masing-masing sekuritas
ke-i sebagai berikut:
dan
Notasi :
= varian dari kesalahan residu sekuritas ke-i yang juga merupakan risiko unik atau
risiko tidak sistematik.
Hitung nilai Ci rumusnya sebagai berikut :
2
.
ei
iBRi
i
RRE
A
2
2
ei
i
iB
2
ei
i
n
i
BR
BRi
n
i
i
BR
RA
C
1
1
.1
.
34. Setelah sekuritas yang membentuk portofolio optimal telah dapat
ditentukan dicari besarnya proporsi untuk sekuritas ke-i adalah
sebesar :
dan nilai Xi sebesar :
i
k
j
i
i
X
X
W
1
*
2
CERBX i
ei
i
i
35. Keterangan :
• Wi = proporsi sekuritas ke-i
• K = jumlah sekuritas di portofolio optimal
• β i = Beta sekuritas ke-i
• = varian dari kesalahan residu sekuritas
ke – i
• ERBi = excess return to Beta sekuritas ke-i
• C* = nilai cut off point yang merupakan
nilai Ci terbesar.
2
ei