6. FTA Dalam Kerangka Regional (ASEAN dan ASEAN Mitra) FTA’s Penanda-tanganan Entry into Force Coverage Cakupan Tarif ASEAN Economic Community 20 November 2007 AEC 2015 Komprehensif ASEAN-CEPT: ± 98% dari pos tarif ASEAN – China 29 November 2004 1 Juli 2005 Komprehensif Early Harvest Chapter 01-08 Normal Track : 40% at 0-5% in 2005 Sensitive Track Sensitive List (SL) : Tahun 2012 = 20% Highly Sensitive List (HSL) tahun 2015=50% ASEAN – Korea 24 Agustus 2006 1 Juli 2007 Komprehensif Korea : Menghapuskan semua pos tarif Normal Track selambat-lambatnya 1 Jan 2010. ASEAN-6 • Normal Track dihapuskan paling lambat 1 Jan 2011 (flexibilitas <5% pos tarif NT dihapuskan paling lambat 1 Jan 2012 Sensitive Track Batas maksimum jumlah pos tarif dalam Sensitive Track ASEAN 6 & Korea adalah 10% dari total pos tarif.
7. Sambungan FTAs Penanda-tanganan Entry into Force Coverage Cakupan Tarif ASEAN – Jepang 1 Maret 2008 1 Desember 2008 Komprehensif Normal Track (NT) – ASEAN sebesar 90% dari total pos tarif dan Jepang sebesar 92% dari total pos tarif dan nilai dagang, terdiri atas eliminasi dalam tempo 10 tahun (88%) dan penghapus lebih lanjut (4%) (Indonesia EIF 1 Jan 2010, dalam tahap proses ratifikasi) Sensitive Track (ST) - 8% dari total pos tarif 6 digit dan nilai dagang. ASEAN – Australia – New Zealand 27 Februari 2009 Direncanakan 1 Januari 2010 Komprehensif Entry Into Force 1 Januari 2010: 90% pos tarif NZ dan 91.77% pos tarif Australia akan dihapuskan tarifnya pada tahun 2010 90.23% pos tarif Indonesia akan dihapuskan tarifnya pada tahun 2015 ASEAN – India 13 Agustus 2009 Direncanakan 1 Januari 2010 Perdagangan Barang (perundingan jasa dan investasi sedang dilakukan) Pada tahun 2016 (berakhirnya Normal Track ): 42.56% pos tariff Indonesia akan dihapuskan tarifnya 79.35% pos tariff India akan dihapuskan tarifnya
14. 3 . Kinerja Perdagangan Luar Negeri Indonesia terkait ACFTA
15. Neraca Perdagangan Indonesia-RRT Sumber: BPS, 2010 Selama periode 1999-2007 Indonesia mencatat surplus perdagangan dengan China. Namun demikian, tahun 2008 dan 2009 (Jan-Okt) mengalami defisit. Defisit neraca perdagangan tahun 2009 mengalami penurunan dibanding 2008.
16.
17. Ekspor Indonesia ke RRT Menurut Sektor Selama periode 1999-2009 pertumbuhan ekspor produk industri mencapai 17,7% per tahun dan pertambangan 72,3% per tahun. Sumber: BPS, 2010
18. Perkembangan Impor Menurut Negara Asal Peran Impor dari China meningkat p esat, sementara impor dari ASEAN cenderung stabil. Sumber: BPS (diolah)
19. Impor Indonesia dari RRT Menurut Golongan Penggunaan Barang Impor barang modal dan bahan baku penolong dari China meningkat pesat dengan pertumbuhan rata-rata tahunan masing-masing sebesar 49,8% dan 24,6%. Kedua kelompok barang tersebut digunakan oleh industri dalam negeri untuk pasar dalam negeri maupun ekspor. Sumber: BPS, 2010
20. Sepanjang tahun 2000 hingga 2008, neraca perdagangan tumbuh 10% yang mengindikasikan masih adanya pertumbuhan ekspor, terutama di sektor non-migas Sumber: BPS, 2010 Ket : * : Angka sementara