SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  15
1
KIMIA FARMASI ANALISA II
TUGAS I
Disusun oleh:
Nama :WINIEY TILLICH WAHYUNI
NPM : 1443057050
MK: KIMIA FARMASI ANALISA II
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA
JAKARTA
2015
2
TUGAS
1. Sebutkan alat-alat gelas yang digunakan dalam analisis kuantitatif dan jelaskan cara
penggunaannya ?
2. Sebutkan macam-macam timbangan dan batas-batas kapasitas serta kepekaan
timbangan ?
3. Tuliskan 3 macam alat gelas volumetrik yang dapat digunakan untuk menyatakan
pipet 25 ml seksama 2 liter atau tambahkan 25 ml air ?
4. Membuat ringkasan tentang ketentuan umum dalam bentuk tabel ?
Jawab
1. alat-alat gelas yang digunakan dalam analisis kuantitatif dan kegunaannya adalah
sebagai berikut :
a) Labu volumetri
Kebanyakan labu volumetri mempunyai sumbat kaca atau polietilena, tudung ulir
atau tudung cungkil plastik. Larutan basa akan menyebabkan sumbat kaca asam
ini macet sehingga tidak boleh disimpan dalam labu dengan sumbat semacam itu.
Bila suatu zat padat akan dilarutkan dalam labu volumetri, volume akhirnya tidak
boleh disesuaikan sebelum semua zat padat larut. Dalam kasus-kasus tertentu
pelarut zat padat lalu akan menyebabkan perubahan volume yang mencolok.
b) Gelas ukur(graduated cylinder, measuring cylinder)
Gelas ukur dapat terbuat dari gelas (polipropilen) ataupun plastik, berbentuk
seperti pipa yang mempunyai kaki / dudukan sehingga dapat ditegakkan.
Fungsinya, untuk mengukur volume 10 hingga 2000 mL dan untuk mengukur
volume segala benda, baik benda cair maupun benda padat pada berbagai ukuran
volume.
c) Buret (burette)
Silindris memanjang dengan skala pada sisi luarnya dan terdapat kran pada sisi
bawah. Fungsinya, untuk menambah larutan pereaksi dimana volume penambahan
harus diketahui/dicatat. Buret telah dirancang memiliki ketelitian tinggi untuk
keperluan kuantitatif analisis. Sebelum digunakan, larutan/zat cair pereaksi yang
akan ditambahkan harus diisikan penuh pada buret. Larutan atau cairan pereaksi
ditambahkan dengan cara membuka kran pada ujung bawah buret. Pada akhir
penambahan cairan pada buret, tetes cairan terakhir yang masih menempel pada
3
ujung bawah buret harus diikutkan dengan cara ditempelkan pada dinding
dalamwadah. Pembacaan skala harus dilakukan secara seksama pada permukaan
meniskus zat cair. Kapasitas yang tersedia:
No Kapasitas (mL) Sub Skala (mL) Toleansir ± mL
1 10 0,05 0,05
2 25 0,1 0,1
3 50 0,1 0,1
4 100 0,2 0,2
d) Botol pereaksi (reagent bottle)
Botol ini dirancang mempunyai mulut lebar untuk memudahkan dalam
pengambilan pereaksi dari dalamnya digunakan pipet tetes, pipet volume, ataupun
pipet ukur,tetapi dapat juga menggunakan peralatan yang lain. Dan sering
diletakkan pada rak meja praktikum. Fungsinya, untuk menyimpan cadangan
pereaksi yang difrekuensi penggunaanya tinggi. Kapasitas yang tersedia :
No Kapasitas (mL)
1 30
2 60
3 125
4 250
5 500
6 1000
7 2000
8 3000
e) Botol timbang (weighed bottle)
Botol transparan dengan badan tinggi atau pendek dan mulut lebar serta
mempunyai penutup gelas. Fungsinya, untuk menimbang zat cair dalam jumlah
tertentu sesuai yang kita inginkan. Kapasitas botol tinggi yang tersedia:
No Kapasitas (mL) Diameter × Tinggi (mm)
1 5 20 × 40
2 15 25 × 50
3 20 25 × 50
4 60 40 × 80
4
Kapasitas botol pendek yang tersedia:
No Kapasitas (mL) Diameter × Tinggi (mm)
1 20 50 × 35
2 35 50 × 35
3 40 50 × 50
4 60 60 × 30
f) Botol tetes (dropping bottle)
Botol ini terbuat dari gelas dan ada juga yang terbuat dari plastik tahan bahan
kimia. Botol ini dilengkapi dengan penutup yang biasanya terbuat dari polietileh
dan dilengkapi dengan alat tetes. Fungsinya, untuk menyimpan larutan indikator
yang biasanya digunakan dalam proses analisis kuantitatif dengan titrasi. Kapasitas
yang tersedia:
No Kapasitas (mL)
1 30
2 125
3 250
4 600
g) Erlenmeyer (Erlenmeyer flask, Conical flask, E-flaks)
Fungsinya, untuk menganalisis kuantitatif secara volumetri ( titrasi). Erlenmeyer
digunakan dalam proses titrasi untuk menampung larutan yang akan dititrasi. Pada
sisi luar erlenmeyer terdapat skala yang menunjukkan perkiraan volume cairan.
Keuntunganya mengurangi penguapan zat cair dalam pemanasan dan mencegah
zat cair tumpah ketika dalam proses pengadukan. Dalam mikrobiologi, erlenmeyer
digunakan untuk pembiakan mikroba. Erlenmeyer tidak dapat digunakan
utnuk mengukur volume. Kapasitas yang tersedia dimulai dari 50 ml sampai
dengan 5000 ml.
h) Gelas arloji / Cawan Petri (watch glass), berbentuk seperti piring kecil dan cekung
terbuat dari gelas digunakan untuk menimbang bahan yang akan ditimbang
terutama untuk bahan padat atau pasta. Dapat pula digunakan saat menutup wadah
saat proses penguapan.
i) Gelas beker / gelas piala (beaker Glass)
Beaker Glass atau gelas piala merupakan wadah yang terbuat dari borosilikat.
adalah untuk mengaduk, mencampur dan memanaskan cairan, Gelas piala tidak
5
dapat digunakan untuk mengukur volume kasar suatu zat cair atau larutan tertentu.
Gelas piala yang digunakan untuk bahan kimia yang bersifat korosif terbuat dari
PTPE. Untuk mencegah kontaminasi atau hilangnya cairan dapat digunakan gelas
arloji sebagai penutup. Berbentuk silinder dengan alas datar dan dengan kapasitas
5 ml sampaidengan 5000 ml.
j) Kolom Kromatografi (Chromatography Column)
Menyerupai pipa lurus dengan atau tanpa kran pada ujung bawah. Fungsinya,
untuk memisahkan dua campuran senyawa atau lebih dengan cara melewatkan
kolom tersebut.
k) Kuvet (Cuvette)
Berbentuk balok dengan ukuran lebar sisi-sisinya 1 cm dan tinggi 5cm. Terbuat
dari bahan gelas dan ada juga yang terbuat dari bahan kursa. Fungsinya, untuk
menempatkan larutan tembus pandang yang akan diukur absorbansinyanpada
peralatan instrumen spektrofotometer ultra-violet.
l) Krus Porselin (Porcellain Crucible)
Berbentuk seperti lumpang kecil dan terbuat dari porselin. Fungsinya untuk
menempatkan endapan yang akan dibakar pada oven sampai pada suhu 300OC.
m) Labu takar (Volumetric Flask)
Terbuat dari gelas dengan badan tabung yang rata dan leher yang panjang dengan
penutup,dengan mulut sempit. Di bagian leher terdapat lingkaran graduasi,
volume, toleransi, suhu kalibrasi dan kelas gelas. Pada lehernya terdapat tanda
batas yang menunjukkan volume sebagaimana tertera pada badan labu takar.
Biasanya berwarna transparan, tetapi ada juga yang berwarna gelap. Biasanya
dilengkapi dengan penutup dari bahan tahan atau bahan kimia seperti polietilen
atau dapat juga dari gelas. Fungsinya, untuk keperluan pengenceran larutan
sampai dengan volume tertentu sebagaimana tertera dalam badan labu takar.
Digunakan untuk menyiapkan larutan dalam kimia analitik yang konsentrasi dan
jumlahnya diketahui dengan pasti dengan keakuratan yang sangat tinggi.
6
2. Beberapa macam timbangan dan batas-batas kapasitas serta kepekaan timbangan
sebagai berikut :
a) Neraca digital (neraca elektronik) di dalam
penggunaanya sangat praktis, karena besar
massa benda yang diukur langsung ditunjuk
dan terbaca pada layarnya. Ketelitian neraca
digital ini sampai dengan 0,001 gram.
b) Neraca Analitis Dua Lengan. Neraca ini
berguna untuk mengukur massa benda,
misalnya emas, batu, kristal benda, dan
lain-lain. Batas ketelitian neraca analitis dua
lengan yaitu 0,1 gram.
c) Neraca Ohauss, berguna untuk
mengukur massa benda atau logam
dalam praktek laboratorium. Kapasitas
beban yang ditimbang dengan
menggunakan neraca ini adalah 311
gram. Batas ketelitian neraca Ohauss
yaitu 0,1 gram.
d) Neraca lengan gantung. Neraca ini berguna
untuk menentukan massa benda, yang cara
kerjanya dengan menggeser beban pemberat
di sepanjang batang.
7
3. Tiga macam alat gelas volumetrik yang dapat digunakan untuk menyatakan pipet 25
ml seksama 25 liter atau tambahkan 25 ml air ?
 Pipet volume untuk mengukur 25 ml.
 Labu ukur untuk mengukur 2 liter.
 Gelas ukur untuk mengukur 25 ml.
4. Ringkasan tentang ketentuan umum adalah sebagai berikut :
No Istilah Arti/cara penetuan
1 BPFI Baku Pembanding Farmakope Indonesia
2 LK Larutan Kolorimetri
3 LP Larutan Pereaksi
4 LV
Larutan Volumetrik yang telah dibakukan sesuai
dengan petunjuk yang tertera dalam monografi atau Pereaksi,
Indikator, dan Larutan.
5 P Pereaksi
6 Lebih kurang
Pernyataan “Lebih kurang” menunjukkan kuantitas dalam
rentang 10%. Jika pengukuran dinyatakan dengan “diukur
saksama” atau“ditimbang saksama” ikuti pernyataan dalam
Peralatan Volumetri <31> dan Timbangan dan Anak Timbangan
<41>.
7 Kadar Alkohol
Persentase etanol, seperti pada judul Kadar Alkohol mengacu
pada persentase volume pada suhu 15,56º. Jika suatu formula,
pengujian, atau penetapan untuk alkohol, etil alkohol atau etanol,
maka digunakan monografi “Etanol”. Jika pembanding
menyebutkan “C2H5OH”, maka yang dimaksud adalah etanol
mutlak (100%). Jika prosedur menyebutkan etanol dehidrat,
etanol mutlak, etanol anhidrat, maka yang harus digunakan
adalah monografi“Etanol Mutlak”.
8 Bobot Atom
Bobot atom yang digunakan sebagai dasar perhitungan bobot
molekul dan faktor pada penetapan kadar atau pada bagian lain
Farmakope adalah sesuai dengan yang ditetapkan oleh IUPAC
Commision on Atomic Weights and Isotopic Abundances
9 Penetapan Blangko
Jika diperlukan koreksi terhadap suatu penetapan dengan cara
penetapan blangko, penetapan dilakukan menggunakan pereaksi
yang sama, cara yang sama seperti pada larutan atau campuran
yang mengandung zat yang ditetapkan, tetapi tanpa zat yang
ditetapkan.
10 Desikator
Jika dinyatakan “dalam desikator” menunjukkan penggunaan
wadah tertutup rapat dengan ukuran yang sesuai dan desain yang
dapat mempertahankan kelembaban rendah dengan
menggunakan pengering yang sesuai seperti kalsium klorida
anhidrat, magnesium perklorat, fosfor pentoksida, atau silika gel
(seperti tertera pada Desikator Hampa).
11 Logaritma Yang dimaksud adalah bilangan dasar 10.
8
12 Galur Mikroba
Harus mengacu dan disebutkan dengan nomor katalognya, misal:
ATCC dan harus digunakan secara langsung atau jika
disubkultur harus digunakan tidak lebih dari lima pasase dari
galur asli.
13
Bobot yang dapat
diabaikan
Dimaksudkan bobot yang tidak melebihi 0,50 mg.
14 Bau
Pernyataan “tidak berbau”, “praktis tidak berbau”, “berbau khas
lemah” atau lainnya, ditetapkan dengan pengamatan setelah
bahan terkena udara selama 15 menit. Waktu 15 menit dihitung
setelah wadah yang berisi tidak lebih dari 25 g bahan dibuka.
Untuk wadah yang berisi lebih dari 25 g bahan penetapan
dilakukan setelah lebih kurang 25 g bahan dipindahkan ke dalam
cawan penguap 100 ml. Bau yang disebutkan hanya bersifat
deskriptif dari bahan yang bersangkutan.
15 Persen
Digunakan tanpa kualifikasi berarti:
 Untuk campuran padat dan semi padat, persen b/b
 Untuk larutan atau suspensi padatan dalam cairan, persen b/v
 Untuk larutan cairan dalam cairan, persen v/v
 Untuk larutan gas dalam cairan, persen b/v
Sebagai contoh, 1 persen larutan dibuat dengan melarutkan 1 g
zat padat atau semi padat, atau 1 ml cairan, dalam pelarut sampai
volume 100 ml larutan.
16 Persentase Kadar
Persentase kadar dinyatakan sebagai berikut:
 Persen bobot dalam bobot (b/b) adalah jumlah g zat terlarut
dalam 100 g larutan
 Persen bobot dalam volume (b/v) adalah jumlah g zat terlarut
dalam 100 ml larutan
 Persen volume dalam volume (v/v) adalah jumlah ml zat
terlarut dalam 100 ml larutan
17 Tekanan
Ditentukan menggunakan manometer atau barometer terkalibrasi
sesuai dengan tekanan yangdiberikan oleh kolom air raksa dari
ketinggian yang
ditetapkan.
18 Waktu Reaksi Kecuali dinyatakan lain, waktu reaksi adalah 5 menit.
19 Bobot Jenis Adalah bobot suatu zat di udara pada suhu 25º dibagi dengan
bobot volume air yang setara pada suhu sama.
20 Suhu
Kecuali dinyatakan lain, semua suhu di dalam Farmakope
dinyatakan dalam derajat Celsius dan semuapengukuran
dilakukan pada suhu 25°. Jika dinyatakan“suhu ruang terkendali”
yang dimaksud adalah suhu antara 15°dan 30°. Jika digunakan
“panas sedang” menunjukkan suhu tidak lebih dari 45º
21 Hampa udara
Kecuali dinyatakan lain istilah “dalam hampa udara”
dimaksudkan kondisi dengan tekanan udara kurang dari 20
mmHg.
22 Desikator hampa adalah desikator yang dapat mempertahankan kelembaban
9
udara rendah pada tekanan tidak lebih dari 20 mmHg atau pada tekanan
lain yang ditetapkan dalam monografi.
23 Air
Air sebagai bahan dalam produk resmi Sebagai bahan dalam
produk resmi, harus memenuhi persyaratan air yang sesuai
dengan monografi. Air dalam prosedur Farmakope Kecuali
dinyatakan lain,harus digunakan “Air Murni”. Definisi untuk Air
kemurnian tinggi dan Air Bebas Karbondioksida tercantum
dalam Wadah <1271>.
24 Bobot dan ukuran
Bobot dan ukuran yang digunakan di dalam Farmakope adalah
sistem metrik.
25 Molalitas
diberi simbol m, adalah jumlah gram molekul zat yang dilarutkan
dalam 1 kg pelarut.
26 Molaritas
Diberi simbol M, adalah jumlah gram molekul zat yang
dilarutkan dalam pelarut hingga volume 1 l.
27 Normalitas
Diberi simbol N, adalah jumlah gram ekuivalen zat yang
dilarutkan dalam pelarut hingga volume 1 l.
28
Penyimpanan pada
kondisi yang tidak
ditentukan
Jika tidak ada petunjuk dan pembatasan yang khusus pada
Wadah dan penyimpanan monografi atau pada etiketnya, kondisi
penyimpanan harus pada ruangdengan suhu terkendali,
terlindung dari lembab dan jika perlu terlindung dari cahaya.
Tanpa memperhatikan jumlah, zat tersebut harus terlindung dari
lembab, pembekuan, dan suhu berlebih, dan jika perlu terlindung
dari cahaya selama pengangkutan atau distribusi.
29 Wadah
Suatu tempat penyimpanan bahan yang berhubungan langsung
atau tidak langsung dengan bahan. Wadah langsung adalah
wadah yang langsung berhubungan dengan bahan sepanjang
waktu. Tutup adalah bagian dari wadah. Sebelum diisi wadah
harus bersih. Prosedur pencegahan khusus dan pembersihan
diperlukan untuk menjamin agar tiap wadah bersih dan benda
asing tidak masuk ke dalamnya atau mencemari bahan. Wadah
dan tutup tidak boleh mempengaruhi bahan yang disimpan di
dalamnya baik secara kimia maupun secara fisika, yang dapat
mengakibatkan perubahan kekuatan, mutu atau kemurniannya
hingga tidak memenuhi persyaratan resmi. Kecuali dinyatakan
lain, persyaratan wadah yang tertera di Farmakope juga berlaku
untuk wadah yang digunakan dalam penyerahan obat oleh
Apoteker.
30 Kemasan tersegel
Wadah suatu bahan steril yang dimaksudkan untuk pengobatan
mata atau telinga, kecuali yang disiapkan segera sebelum
diserahkan atas dasar resep, harus disegel sedemikian rupa
hingga isinya tidak dapat digunakan tanpa merusak segel. Bahan
yang dijual tanpa resep juga harus memenuhi persyaratan
Kemasan tersegel dan penandaan sesuai dengan Peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
10
31
Wadah tidak tembus
cahaya
Harus dapat melindungi isi dari pengaruh cahaya, dibuat dari
bahan khusus yang mempunyai sifat menahan cahaya atau
dengan melapisi wadah tersebut. Wadah yang bening dan tidak
berwarna atau wadah yang tembus cahaya dapat dibuat tidak.
tembus cahaya dengan cara memberi pembungkus yang buram.
Dalam hal ini pada etiket harus disebutkan bahwa pembungkus
buram diperlukan sampai isi dari wadah habis diminum atau
digunakan untuk keperluan lain. Jika dalam monografi
dinyatakan “terlindung cahaya”, dimaksudkan agar penyimpanan
dilakukan dalam wadah tidak tembus cahaya.
32 Wadah tertutup baik
Harus melindungi isi terhadap masuknya bahan padat dan
mencegah kehilangan bahan selama penanganan, pengangkutan,
penyimpanan dan distribusi.
33 Wadah tertutup rapat
Harus melindungi isi terhadap masuknya bahan cair, bahan padat
atau uap dan mencegah kehilangan, merekat, mencair atau
menguapnya bahan selama penanganan, pengangkutan,
penyimpanan dan distribusi, harus dapat ditutup rapat kembali.
Wadah tertutup rapat dapat diganti dengan wadah tertutup kedap
untuk bahan dosis tunggal.
34 Wadah tertutup kedap
Harus dapat mencegah menembusnya udara atau gas lain selama
penanganan, pengangkutan, penyimpanan dan distribusi.
35 Wadah satuan tunggal
Digunakan untuk produk obat yang dimaksudkan untuk
digunakan sebagai dosistunggal yang harus digunakan segera
setelah dibuka. Wadah atau pembungkusnya sebaiknya dirancang
sedemikian rupa hingga dapat diketahui apabila wadah tersebut
pernah dibuka. Tiap wadah satuan tunggal harus diberi etiket
yang menyebutkan identitas, kadar atau kekuatan, nama
produsen, nomor bets dan tanggal kadaluwarsa.
36 Wadah dosis tunggal
Adalah wadah satuan tunggal untuk bahan yang hanya digunakan
secara parenteral. Tiap wadah dosis tunggal harus diberi etiket
seperti pada wadah satuan tunggal.
37 Wadah dosis satuan
Adalah wadah satuan tunggal untuk bahan yang digunakan bukan
secara parenteral dalam dosis tunggal, langsung dari wadah.
38 Wadah satuan ganda
Adalah wadah yang memungkinkan dapat diambil isinya
beberapa kali tanpa mengakibatkan perubahan kekuatan, mutu
atau kemurnian sisa zat dalam wadah tersebut.
39 Wadah dosis ganda
Adalah Wadah satuan ganda untuk bahan yang digunakan hanya
secara parenteral.
40
Suhu dan Kelembaban
Penyimpanan
Beberapa monografi mencantumkan ketentuan khusus mengenai
suhu dan kelembaban serta distribusi bahan termasuk
pengangkutan bahan kepada konsumen (jika data stabilitas bahan
menunjukkan penyimpanan dan distribusi pada suhu yang lebih
rendah atau lebih tinggi dan kelembaban yang lebih tinggi
11
menyebabkan hasil yang tidak diinginkan). Ketentuan tersebut
digunakan kecuali jika etiket zat menyatakan suhu penyimpanan
yang berbeda berdasarkan data stabilitas pada formula tersebut.
Jika tidak ada petunjuk penyimpanan khusus atau pembatasan
pada monografi, tetapi etiket zat menyatakan suhu penyimpanan
berdasarkan data stabilitas formula tersebut, maka petunjuk
penyimpanan pada etiket tersebut yang berlaku. Kondisi tersebut
dijelaskan pada istilah-istilah berikut, walaupun untuk penandaan
pada etiket direkomendasikan untuk mencantumkan suhu
dimaksud.
41 Lemari pembeku
Menunjukkan ruangan dengan suhu dipertahankan secara
termostatik antara -20º dan -10º.
42 Dingin
Adalah kondisi suhu tidak lebih dari 8°, lemari pendingin
mempunyai suhu antara 2°dan 8°.
43 Sejuk
Adalah kondisi suhu antara 8°dan 15°. Kecuali dinyatakan lain,
bahan yang harus disimpan pada suhu sejuk dapat disimpan di
dalam lemari pendingin.
44
Suhu ruang dingin
terkendali
Adalah suhu yang dipertahankan secara termostatik antara 2º dan
8º berdasarkan pengalaman penyimpangan antara 0º dan 15º
selama penyimpanan, pengangkutan dan distribusi hingga rata-
rata suhu kinetik tidak lebih dari 8º. Lonjakan suhu hingga 25º
diperbolehkan jika produsen memberikan keterangan demikian
dan lonjakan suhu tersebut tidak lebih dari 24 jam kecuali
didukung oleh data stabilitas atau produsen menyarankan
demikian.
45 Suhu Ruang dalah suhu pada ruang kerja tidak lebih dari 30º.
46
Suhu Ruang
Terkendali
Adalah suhu yang dipertahankan secara termostatik antara 20º
dan 25º, dengan toleransi penyimpangan antara 15º dan 30º
hingga rata-rata suhukinetik tidak lebih dari 25º, berdasarkan
pengalaman di apotek, rumah sakit, dan gudang. Jika suhu
kinetik rata-rata tetap pada rentang yang diperbolehkan, lonjakan
suhu hingga 40º diperbolehkan selama tidak lebih dari 24 jam
dengan didukung data stabilitas.
47 Suhu kinetik rata-rata
Adalah nilai yang digunakan sebagai suhu penyimpanan
isotermal yang mensimulasikan pengaruh non-isotermal dari
perubahan suhu penyimpanan. Pada etiket bahan yang harus
disimpan di ruang terkendali dapat dicantumkan “disimpan pada
suhu ruang terkendali” atau “disimpan pada suhu hingga 25º”.
Bahan yang disimpan pada suhu ruang terkendali dapat juga
disimpan dan didistribusikan pada tempat dengan suhu antara 8º
dan 15º, kecuali dinyatakan lain pada masing-masing monografi
atau pada etiket.
48 Hangat Adalah kondisi suhu antara 30º dan 40º.
12
49 Panas Berlebih Adalah kondisi suhu di atas 40°.
50
Perlindungan dari
pembekuan
Disamping resiko kerusakan isi, pembekuan zat dapat
menghilangkan kekuatan atau potensi, atau merusak karakteristik
zat, maka pada etiket harus dinyatakan bahwa zat harus terhindar
dari pembekuan.
51 Tempat Kering
Merupakan tempat dengan kelembaban relatif rata-rata tidak
lebih dari 40% pada suhu ruang terkendali atau sebanding
dengan tekanan penguapan air pada suhu lain. Penentuan dapat
dilakukan dengan pengukuran langsung pada ruangan
berdasarkan tidak kurang dari 12 pengukuran yang mencakup
satu musim, satu tahun, atau sesuai data periode penyimpanan
bahan. Kelembaban relatif dapat mencapai 45% dengan
kelembaban relatif rata-rata 40%. Penyimpanan dalam wadah
yang diinginkan untuk melindungi zat dari uap lembab, termasuk
penyimpanan dalam bentuk ruahan, dianjurkan untuk disimpan
ditempat kering.
52 Penandaan
Ditujukan kepada seluruh etiket dan tulisan, cetakan, atau grafik
yang terdapat pada wadah langsungbahan atau pada kemasan
atau bungkus lainnya kecuali wadah pemindahan lainnya. Etiket
diartikan sebagai bagian dari penandaan pada wadah langsung.
Wadah pengangkutan yang mengandung zat tunggal, kecuali
wadah tersebut juga merupakan wadah langsung atau bagian luar
dari kemasan diberi etiket dengan identitas minimum dari produk
(kecuali untuk bahan yang dikendalikan) terdiri dari: nomor lot,
waktu kadaluwarsa, kondisi penyimpanan dan distribusi. Bahan
pada Farmakope ini harus memenuhi persyaratan penandaan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan sebagai
persyaratan tambahan.
53
Jumlah Zat Aktif Per
Satuan Dosis
Kekuatan obat dicantumkan pada etiket wadah dalam
mikrogram, miligram, gram atau persen senyawa atau bentuk
aktif, kecuali dinyatakan lain dalam monografi. Nama senyawa
atau bentuk aktifnyadan jumlah ekuivalensinya dinyatakan pada
etiket. Bahan resmi pada kapsul, tablet, atau bentuk sediaan
lainnya harus diberi etiket untuk menyatakan jumlah masing-
masing zat aktif kecuali satuan dosis larutan oral atau suspensi
yang disiapkan dalam bentuk cairan atau perlu direkonstitusi
terlebih dahulu dengan sejumlah pelarut. Etiket harus
menyatakan jumlah zat aktif yang ditentukan pada Volume
terpindahkan <1261>. Sediaan resmi yang tidak dalam bentuk
satuan dosis harus diberi etiket yang menyatakan jumlah masing-
masing zat aktif dalam tiap mililiter, tiap gram atau dalam persen
masing-masing zat aktif (seperti tertera pada Kadar dalam
Persen), kecuali cairan oral atau padatan untuk rekonstitusi, dapat
13
diberi etiket tiap 5 mililiter cairan rekonstitusi. Kecuali
dinyatakan lain dalam monografi,kekuatan atau jumlah zat aktif
harus dinyatakan dalam satuan metrik (seperti tertera pada Unit
potensi biologi).
54
Penggunaan desimal
nol pada penandaan
Untuk meminimalkan kesalahan dalam peracikan dan
penggunaan obat, jumlah zat aktif dinyatakan dalam angka tanpa
nilai desimal yang diikuti dengan angka nol [contoh: 4 mg
(bukan 4,0 mg)].
55
Penandaan Obat
dalam Bentuk
Garamnya
Pada prinsipnya semua bahan resmi hanya memiliki satu nama
resmi. Untuk menyingkat penulisan dalam etiket dan karena
kebanyakan simbol kimia garam-garam organik obat sudah
diketahui sebagai sinonim dengan bentuk tulisan, penulisan
berikut diperbolehkan dalam penandaan bahan resmi, yaitu: HCl
untuk hidroklorida, HBr untuk hidrobromida, Na untuk Natrium,
dan K untuk kalium. Simbol Na dan K ditujukan untuk
menyingkat nama garam asam organik, ditulis pada bagian
belakang nama zat (contoh: Fenobarbital Na)
56
Penandaan Obat yang
Mengandung Vitamin
Kandungan vitamin pada sediaan resmi harus dinyatakan pada
etiket dalam satuan metrik per satuan dosis. Jumlah vitamin A, D
dan E dapat dinyatakan juga dalam unit FI. Jumlah vitamin A
dinyatakan dalam satuan metrik ekuivalen terhadap jumlah
retinol (vitamin A dalam bentuk alkoholnya).
57
Penandaan Sediaan
Parenteral dan Topikal
Harus menyatakan semua nama zat yang ditambahkan (Zat aktif,
zat tambahan, eksipien) seperti tertera pada Bahan tambahan juga
harus dicantumkan jumlah atau perbandingan, kecuali untuk zat
yang ditambahkan untuk mengatur pH atau isotonis. Pada etiket
hanya disebutkan nama dan tujuan penambahan zat tersebut.
58
Penandaan Sediaan
Elektrolit
Kadar dan dosis elektrolit untuk terapi pengganti (contohnya
Natrium Klorida atau Kalium Klorida) harus dinyatakan pada
etiket dalam miliekuivalen (mEq). Etiket juga harus menyatakan
kadar dalam bobot atau persen.
59 Penandaan Etanol
Kandungan etanol dalam cairan harus dinyatakan pada etiket
dalam persen (v/v) C2H5OH.
60
Tablet dan Kapsul
Khusus
Etiket sediaan kapsul atau tablet tidak ditujukan untuk ditelan
utuh harus menyatakan cara penggunaan secara jelas.
61 Waktu Kadaluwarsa
Etiket sediaan resmi harus mencantumkan waktu kadaluwarsa.
Waktu kadaluwarsa harus dapat dibaca oleh setiap orang pada
kondisi pemakaian biasa. Waktu kadaluwarsa harus mudah
dimengerti dan ditunjukkan secara jelas dengan latar belakang
yang kontras atau dicetak timbul (contoh: “EXP 6/08”, “Exp.Juni
08”, atau Expires 6/08”). Monografi beberapa sediaan
menyatakan waktu kadaluwarsa harus dicantumkan pada etiket.
Jika tidak ada persyaratan khusus pada masing-masing
14
monografi sediaan, etiket harus menunjukkan waktu kadaluwarsa
pada sediaan dan kemasan tersebut. Waktu kadaluwarsa
menunjukkan jangka waktu bahan tersebut diharapkan memenuhi
persyaratan monografi pada kondisi penyimpanan yang
ditetapkan. Waktu kadaluwarsa membatasi waktu zat dapat
diracik atau digunakan. Jika waktu kadaluwarsa hanya
dinyatakan dalam bulan dan tahun, maka waktu kadaluwarsa
adalah hari terakhir bulan yang dinyatakan. Jika pada bahan
resmi dipersyaratkan waktu kadaluwarsa, bahan tersebut harus
diracik sebelum waktu kadaluwarsa yang tertera pada etiket
tersebut. Waktu boleh digunakan adalah batas waktu setelah
tanggal tersebut sediaan tidak boleh digunakan lagi. Penyedia
obat (dispenser) harus mencantumkan “waktu boleh digunakan”
pada etiket obat yang diserahkan kepada pasien berdasarkan
informasi waktu kadaluwarsa. Waktu boleh digunakan tidak
bolehmelebihi waktu kadaluwarsa. Untuk bahan yang harus
dikonstitusi terlebih dahulu, waktu kadaluwarsa untuk sediaan
yang telah dikonstitusi harus dinyatakan pada etiket. Untuk
semua bentuk sediaan, dalam menentukan masa simpan yang
sesuai oleh pasien, setelah penyerahan oleh penyedia obat harus
diperhitungkan faktor-faktor tambahan seperti sifat bahan, wadah
dari pabrik dan waktu kadaluwarsa, karakeristik kemasan, jangka
waktu terapi dan kondisi penyimpanan oleh pasien yang sangat
mungkin tidak memenuhi syarat. Penyedia obat harus
mencantumkan “waktu boleh digunakan” dalam etiket wadah
dosis ganda, untuk membatasi penggunaan oleh pasien. Kecuali
dinyatakan lain dalam masing-masing monografi atau tidak
adanya data stabilitas, waktu boleh digunakan harus tidak
melewati waktu kadaluwarsa. Untuk sediaan padat dan cair non-
steril yang dikemas dalam wadah satuan tunggal atau satuan
dosis, “waktu boleh digunakan” 1 tahun setelah sediaan ini
dikemasdalam satuan tunggal atau waktu kadaluwarsa pada
kemasan produsen, gunakan mana yang lebih singkat, kecuali
data stabilitas atau penandaan produsen menyatakan lain.
Penyedia obat harus memelihara fasilitas tempat sediaan dikemas
dan disimpan, pada suhu kinetik rata-rata tidak lebih dari 25°.
Kemasan plastik yang digunakan untuk sediaan harus
memberikan perlindungan lebih baik dibanding polivinil klorida
yang tidak memberikanperlindungan cukup terhadap permeasi
lembab. Suhuruang tempat penyimpanan sediaan dan kemasan
plastikyang digunakan harus selalu dicatat.
62 Sediaan racikan
Etiket wadah atau kemasan sediaan racikan resmi harus
menyatakan “waktu boleh digunakan”. Waktu boleh digunakan
15
adalah batas waktu dimana setelah tanggal tersebut sediaan
racikan tidak boleh digunakan lagi. Karena sediaan racikan
ditujukan untuk penyimpanan jangka pendek, waktu boleh
digunakan dapat ditetapkan berdasarkan kriteria yang berbeda
dengan yang digunakan pada penentuan waktu kadaluwarsa
sediaan jadi oleh produsen. Monografi sediaan resmi
mencantumkan persyaratan “waktu boleh digunakan” yang
menyatakan rentang waktu setelah disiapkan, disimpan dan dapat
digunakan. Jika tidak ada data stabilitas yang dapat digunakan,
kecuali dinyatakan lain, gunakan rekomendasi “waktu boleh
digunakan” maksimum untuk sediaan non-steril yang dikemas
pada wadah tertutup rapat, terlindung cahaya dan disimpan pada
suhu ruang terkendali.

Contenu connexe

Tendances

Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020
Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020
Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020RestuHendriSulistyaw
 
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorPenetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorDeviPurnama
 
Laporan teknologi farmasi
Laporan teknologi farmasiLaporan teknologi farmasi
Laporan teknologi farmasinonawulan
 
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Sapan Nada
 
Kromatografi gas
Kromatografi gasKromatografi gas
Kromatografi gasAam Aam
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanwd_amaliah
 
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHONISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHONTri Setyo Ningsih
 
Laporan lengkap aspirin
Laporan lengkap aspirin Laporan lengkap aspirin
Laporan lengkap aspirin CarlosEnvious
 
Laporan resmi asetaldehid
Laporan resmi asetaldehidLaporan resmi asetaldehid
Laporan resmi asetaldehidHafni Zuhroh
 
nitrimetri
nitrimetrinitrimetri
nitrimetriRani Ye
 
Laporan resmi emulgel kamfer dan menthol
Laporan resmi emulgel kamfer dan mentholLaporan resmi emulgel kamfer dan menthol
Laporan resmi emulgel kamfer dan mentholKezia Hani Novita
 
Gravimetri ppt
Gravimetri pptGravimetri ppt
Gravimetri pptBillqis yh
 
Karamelisasi gelatinisasi
Karamelisasi   gelatinisasiKaramelisasi   gelatinisasi
Karamelisasi gelatinisasiIndah Nander
 

Tendances (20)

Karbohidrat II
Karbohidrat IIKarbohidrat II
Karbohidrat II
 
Serbuk (Pulveres/Pulvis)
Serbuk (Pulveres/Pulvis)Serbuk (Pulveres/Pulvis)
Serbuk (Pulveres/Pulvis)
 
mikromiretik
mikromiretikmikromiretik
mikromiretik
 
Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020
Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020
Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020
 
Serbuk ( Part 1 )
Serbuk ( Part 1 )Serbuk ( Part 1 )
Serbuk ( Part 1 )
 
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorPenetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
 
Laporan teknologi farmasi
Laporan teknologi farmasiLaporan teknologi farmasi
Laporan teknologi farmasi
 
Kuliah formulasi dasar 1
Kuliah formulasi dasar 1Kuliah formulasi dasar 1
Kuliah formulasi dasar 1
 
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
 
Kromatografi gas
Kromatografi gasKromatografi gas
Kromatografi gas
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapan
 
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHONISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
 
Laporan lengkap aspirin
Laporan lengkap aspirin Laporan lengkap aspirin
Laporan lengkap aspirin
 
Laporan resmi asetaldehid
Laporan resmi asetaldehidLaporan resmi asetaldehid
Laporan resmi asetaldehid
 
nitrimetri
nitrimetrinitrimetri
nitrimetri
 
Laporan resmi emulgel kamfer dan menthol
Laporan resmi emulgel kamfer dan mentholLaporan resmi emulgel kamfer dan menthol
Laporan resmi emulgel kamfer dan menthol
 
Preskripsi pemicu 3.4 aileen
Preskripsi pemicu 3.4 aileenPreskripsi pemicu 3.4 aileen
Preskripsi pemicu 3.4 aileen
 
Gravimetri ppt
Gravimetri pptGravimetri ppt
Gravimetri ppt
 
Teknik peracikan
Teknik peracikanTeknik peracikan
Teknik peracikan
 
Karamelisasi gelatinisasi
Karamelisasi   gelatinisasiKaramelisasi   gelatinisasi
Karamelisasi gelatinisasi
 

En vedette

Metode statistik 1 modul 2013
Metode statistik 1 modul 2013Metode statistik 1 modul 2013
Metode statistik 1 modul 2013pramudhta
 
kasus 2 : R n D industri farmasi merancang sediaan obat
kasus 2 : R n D industri farmasi merancang sediaan obatkasus 2 : R n D industri farmasi merancang sediaan obat
kasus 2 : R n D industri farmasi merancang sediaan obatErsa Yuliza
 
Makalah kimia farmasi analisis
Makalah kimia farmasi analisisMakalah kimia farmasi analisis
Makalah kimia farmasi analisisNovi Fachrunnisa
 
Pendahuluan analisis kimia II
Pendahuluan analisis kimia IIPendahuluan analisis kimia II
Pendahuluan analisis kimia IIKlara Tri Meiyana
 
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRI
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRIMakalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRI
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRIElvarinna Permata
 
Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat Rasional
Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat RasionalPemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat Rasional
Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat RasionalErie Gusnellyanti
 
LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 2
LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 2LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 2
LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 2Titin Indrawati
 
Permenkes RI no. 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...
Permenkes RI no. 30 Tahun 2014  tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...Permenkes RI no. 30 Tahun 2014  tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...
Permenkes RI no. 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...Ulfah Hanum
 

En vedette (9)

Metode statistik 1 modul 2013
Metode statistik 1 modul 2013Metode statistik 1 modul 2013
Metode statistik 1 modul 2013
 
kasus 2 : R n D industri farmasi merancang sediaan obat
kasus 2 : R n D industri farmasi merancang sediaan obatkasus 2 : R n D industri farmasi merancang sediaan obat
kasus 2 : R n D industri farmasi merancang sediaan obat
 
Makalah kimia farmasi analisis
Makalah kimia farmasi analisisMakalah kimia farmasi analisis
Makalah kimia farmasi analisis
 
Pendahuluan analisis kimia II
Pendahuluan analisis kimia IIPendahuluan analisis kimia II
Pendahuluan analisis kimia II
 
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRI
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRIMakalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRI
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRI
 
Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat Rasional
Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat RasionalPemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat Rasional
Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat Rasional
 
LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 2
LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 2LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 2
LAPORAN PRAKTIKUM PINDAH PANAS ACARA 2
 
Permenkes RI no. 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...
Permenkes RI no. 30 Tahun 2014  tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...Permenkes RI no. 30 Tahun 2014  tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...
Permenkes RI no. 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Pusk...
 
Kimia farmasi raafqi
Kimia farmasi raafqiKimia farmasi raafqi
Kimia farmasi raafqi
 

Similaire à KIMIA FARMASI ANALISA II

Pengenalan alat gelas dan perawatannya
Pengenalan alat gelas dan perawatannyaPengenalan alat gelas dan perawatannya
Pengenalan alat gelas dan perawatannyaMae Saroh
 
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau praktikan
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau praktikanLaboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau praktikan
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau praktikanRidho Muhammad
 
Modul 1. peralatan laboratorium
Modul 1. peralatan laboratoriumModul 1. peralatan laboratorium
Modul 1. peralatan laboratoriumAndi Wahyudin
 
Peralatan Lab.ppt
Peralatan Lab.pptPeralatan Lab.ppt
Peralatan Lab.pptYesiHumala
 
Laporan ddka modul_1_pengenalan_dan_penerapan_peralatan_analisis_thayban-1
Laporan ddka modul_1_pengenalan_dan_penerapan_peralatan_analisis_thayban-1Laporan ddka modul_1_pengenalan_dan_penerapan_peralatan_analisis_thayban-1
Laporan ddka modul_1_pengenalan_dan_penerapan_peralatan_analisis_thayban-1carat seventeen
 
Jobsheet analisis gizi dalam pengolahan (tugas mami)
Jobsheet analisis gizi dalam pengolahan (tugas mami)Jobsheet analisis gizi dalam pengolahan (tugas mami)
Jobsheet analisis gizi dalam pengolahan (tugas mami)Yan Eshad
 
MAKALAH LAB IPA (11) (2).docx
MAKALAH LAB IPA (11) (2).docxMAKALAH LAB IPA (11) (2).docx
MAKALAH LAB IPA (11) (2).docxRiyamaraAulia
 
Alat lab beserta fungsinya kimia
Alat lab beserta fungsinya kimiaAlat lab beserta fungsinya kimia
Alat lab beserta fungsinya kimiaRada Kusnadi
 
PENGENALAN ALAT LAB.pdf
PENGENALAN ALAT LAB.pdfPENGENALAN ALAT LAB.pdf
PENGENALAN ALAT LAB.pdfsiti kholidah
 
kriesna_mtaeri_2___pengenalan_alat_laboratorium_kimia_dasar_1.pdf
kriesna_mtaeri_2___pengenalan_alat_laboratorium_kimia_dasar_1.pdfkriesna_mtaeri_2___pengenalan_alat_laboratorium_kimia_dasar_1.pdf
kriesna_mtaeri_2___pengenalan_alat_laboratorium_kimia_dasar_1.pdfssuser2d7c2f
 
ALAT ALAT LABORATORIUM KIMIA.docx
ALAT ALAT LABORATORIUM KIMIA.docxALAT ALAT LABORATORIUM KIMIA.docx
ALAT ALAT LABORATORIUM KIMIA.docxssuser09ae12
 
PPT Alat Laboratorium Dasar dan Peraturan Keselamatan Kerja.ppt
PPT Alat Laboratorium Dasar dan Peraturan Keselamatan Kerja.pptPPT Alat Laboratorium Dasar dan Peraturan Keselamatan Kerja.ppt
PPT Alat Laboratorium Dasar dan Peraturan Keselamatan Kerja.pptDeliaPuspita6
 
Peralatan Laboratorium dan kegunaannya.pptx
Peralatan Laboratorium dan kegunaannya.pptxPeralatan Laboratorium dan kegunaannya.pptx
Peralatan Laboratorium dan kegunaannya.pptxpjmchim11
 
Laporan peneraan volumetri
Laporan peneraan volumetriLaporan peneraan volumetri
Laporan peneraan volumetriUHO University
 
Pengenalan alat laboratorium
Pengenalan alat laboratoriumPengenalan alat laboratorium
Pengenalan alat laboratoriumyuanitaandriani
 
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)Nesha Mutiara
 
ALAT ALAT LABORATORIUM KIMIA KLINIK
ALAT ALAT LABORATORIUM KIMIA KLINIKALAT ALAT LABORATORIUM KIMIA KLINIK
ALAT ALAT LABORATORIUM KIMIA KLINIKPRAMITHA GALUH
 

Similaire à KIMIA FARMASI ANALISA II (20)

Pengenalan alat gelas dan perawatannya
Pengenalan alat gelas dan perawatannyaPengenalan alat gelas dan perawatannya
Pengenalan alat gelas dan perawatannya
 
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau praktikan
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau praktikanLaboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau praktikan
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau praktikan
 
Modul 1. peralatan laboratorium
Modul 1. peralatan laboratoriumModul 1. peralatan laboratorium
Modul 1. peralatan laboratorium
 
Alat lab Bio 1.ppt
Alat lab Bio 1.pptAlat lab Bio 1.ppt
Alat lab Bio 1.ppt
 
Peralatan Lab.ppt
Peralatan Lab.pptPeralatan Lab.ppt
Peralatan Lab.ppt
 
Laporan ddka modul_1_pengenalan_dan_penerapan_peralatan_analisis_thayban-1
Laporan ddka modul_1_pengenalan_dan_penerapan_peralatan_analisis_thayban-1Laporan ddka modul_1_pengenalan_dan_penerapan_peralatan_analisis_thayban-1
Laporan ddka modul_1_pengenalan_dan_penerapan_peralatan_analisis_thayban-1
 
Jobsheet analisis gizi dalam pengolahan (tugas mami)
Jobsheet analisis gizi dalam pengolahan (tugas mami)Jobsheet analisis gizi dalam pengolahan (tugas mami)
Jobsheet analisis gizi dalam pengolahan (tugas mami)
 
MAKALAH LAB IPA (11) (2).docx
MAKALAH LAB IPA (11) (2).docxMAKALAH LAB IPA (11) (2).docx
MAKALAH LAB IPA (11) (2).docx
 
Alat lab beserta fungsinya kimia
Alat lab beserta fungsinya kimiaAlat lab beserta fungsinya kimia
Alat lab beserta fungsinya kimia
 
PENGENALAN ALAT LAB.pdf
PENGENALAN ALAT LAB.pdfPENGENALAN ALAT LAB.pdf
PENGENALAN ALAT LAB.pdf
 
kriesna_mtaeri_2___pengenalan_alat_laboratorium_kimia_dasar_1.pdf
kriesna_mtaeri_2___pengenalan_alat_laboratorium_kimia_dasar_1.pdfkriesna_mtaeri_2___pengenalan_alat_laboratorium_kimia_dasar_1.pdf
kriesna_mtaeri_2___pengenalan_alat_laboratorium_kimia_dasar_1.pdf
 
ALAT ALAT LABORATORIUM KIMIA.docx
ALAT ALAT LABORATORIUM KIMIA.docxALAT ALAT LABORATORIUM KIMIA.docx
ALAT ALAT LABORATORIUM KIMIA.docx
 
Bab 1 pengenalan alat di laboratorium
Bab 1 pengenalan alat di laboratoriumBab 1 pengenalan alat di laboratorium
Bab 1 pengenalan alat di laboratorium
 
PPT Alat Laboratorium Dasar dan Peraturan Keselamatan Kerja.ppt
PPT Alat Laboratorium Dasar dan Peraturan Keselamatan Kerja.pptPPT Alat Laboratorium Dasar dan Peraturan Keselamatan Kerja.ppt
PPT Alat Laboratorium Dasar dan Peraturan Keselamatan Kerja.ppt
 
ALAT LAB KIMIA
ALAT LAB KIMIAALAT LAB KIMIA
ALAT LAB KIMIA
 
Peralatan Laboratorium dan kegunaannya.pptx
Peralatan Laboratorium dan kegunaannya.pptxPeralatan Laboratorium dan kegunaannya.pptx
Peralatan Laboratorium dan kegunaannya.pptx
 
Laporan peneraan volumetri
Laporan peneraan volumetriLaporan peneraan volumetri
Laporan peneraan volumetri
 
Pengenalan alat laboratorium
Pengenalan alat laboratoriumPengenalan alat laboratorium
Pengenalan alat laboratorium
 
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
 
ALAT ALAT LABORATORIUM KIMIA KLINIK
ALAT ALAT LABORATORIUM KIMIA KLINIKALAT ALAT LABORATORIUM KIMIA KLINIK
ALAT ALAT LABORATORIUM KIMIA KLINIK
 

Dernier

CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumfebrie2
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptxFisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptxPutriAriatna
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)ratnawijayanti31
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 

Dernier (12)

CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptxFisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 

KIMIA FARMASI ANALISA II

  • 1. 1 KIMIA FARMASI ANALISA II TUGAS I Disusun oleh: Nama :WINIEY TILLICH WAHYUNI NPM : 1443057050 MK: KIMIA FARMASI ANALISA II PROGRAM STUDI S1 FARMASI UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA JAKARTA 2015
  • 2. 2 TUGAS 1. Sebutkan alat-alat gelas yang digunakan dalam analisis kuantitatif dan jelaskan cara penggunaannya ? 2. Sebutkan macam-macam timbangan dan batas-batas kapasitas serta kepekaan timbangan ? 3. Tuliskan 3 macam alat gelas volumetrik yang dapat digunakan untuk menyatakan pipet 25 ml seksama 2 liter atau tambahkan 25 ml air ? 4. Membuat ringkasan tentang ketentuan umum dalam bentuk tabel ? Jawab 1. alat-alat gelas yang digunakan dalam analisis kuantitatif dan kegunaannya adalah sebagai berikut : a) Labu volumetri Kebanyakan labu volumetri mempunyai sumbat kaca atau polietilena, tudung ulir atau tudung cungkil plastik. Larutan basa akan menyebabkan sumbat kaca asam ini macet sehingga tidak boleh disimpan dalam labu dengan sumbat semacam itu. Bila suatu zat padat akan dilarutkan dalam labu volumetri, volume akhirnya tidak boleh disesuaikan sebelum semua zat padat larut. Dalam kasus-kasus tertentu pelarut zat padat lalu akan menyebabkan perubahan volume yang mencolok. b) Gelas ukur(graduated cylinder, measuring cylinder) Gelas ukur dapat terbuat dari gelas (polipropilen) ataupun plastik, berbentuk seperti pipa yang mempunyai kaki / dudukan sehingga dapat ditegakkan. Fungsinya, untuk mengukur volume 10 hingga 2000 mL dan untuk mengukur volume segala benda, baik benda cair maupun benda padat pada berbagai ukuran volume. c) Buret (burette) Silindris memanjang dengan skala pada sisi luarnya dan terdapat kran pada sisi bawah. Fungsinya, untuk menambah larutan pereaksi dimana volume penambahan harus diketahui/dicatat. Buret telah dirancang memiliki ketelitian tinggi untuk keperluan kuantitatif analisis. Sebelum digunakan, larutan/zat cair pereaksi yang akan ditambahkan harus diisikan penuh pada buret. Larutan atau cairan pereaksi ditambahkan dengan cara membuka kran pada ujung bawah buret. Pada akhir penambahan cairan pada buret, tetes cairan terakhir yang masih menempel pada
  • 3. 3 ujung bawah buret harus diikutkan dengan cara ditempelkan pada dinding dalamwadah. Pembacaan skala harus dilakukan secara seksama pada permukaan meniskus zat cair. Kapasitas yang tersedia: No Kapasitas (mL) Sub Skala (mL) Toleansir ± mL 1 10 0,05 0,05 2 25 0,1 0,1 3 50 0,1 0,1 4 100 0,2 0,2 d) Botol pereaksi (reagent bottle) Botol ini dirancang mempunyai mulut lebar untuk memudahkan dalam pengambilan pereaksi dari dalamnya digunakan pipet tetes, pipet volume, ataupun pipet ukur,tetapi dapat juga menggunakan peralatan yang lain. Dan sering diletakkan pada rak meja praktikum. Fungsinya, untuk menyimpan cadangan pereaksi yang difrekuensi penggunaanya tinggi. Kapasitas yang tersedia : No Kapasitas (mL) 1 30 2 60 3 125 4 250 5 500 6 1000 7 2000 8 3000 e) Botol timbang (weighed bottle) Botol transparan dengan badan tinggi atau pendek dan mulut lebar serta mempunyai penutup gelas. Fungsinya, untuk menimbang zat cair dalam jumlah tertentu sesuai yang kita inginkan. Kapasitas botol tinggi yang tersedia: No Kapasitas (mL) Diameter × Tinggi (mm) 1 5 20 × 40 2 15 25 × 50 3 20 25 × 50 4 60 40 × 80
  • 4. 4 Kapasitas botol pendek yang tersedia: No Kapasitas (mL) Diameter × Tinggi (mm) 1 20 50 × 35 2 35 50 × 35 3 40 50 × 50 4 60 60 × 30 f) Botol tetes (dropping bottle) Botol ini terbuat dari gelas dan ada juga yang terbuat dari plastik tahan bahan kimia. Botol ini dilengkapi dengan penutup yang biasanya terbuat dari polietileh dan dilengkapi dengan alat tetes. Fungsinya, untuk menyimpan larutan indikator yang biasanya digunakan dalam proses analisis kuantitatif dengan titrasi. Kapasitas yang tersedia: No Kapasitas (mL) 1 30 2 125 3 250 4 600 g) Erlenmeyer (Erlenmeyer flask, Conical flask, E-flaks) Fungsinya, untuk menganalisis kuantitatif secara volumetri ( titrasi). Erlenmeyer digunakan dalam proses titrasi untuk menampung larutan yang akan dititrasi. Pada sisi luar erlenmeyer terdapat skala yang menunjukkan perkiraan volume cairan. Keuntunganya mengurangi penguapan zat cair dalam pemanasan dan mencegah zat cair tumpah ketika dalam proses pengadukan. Dalam mikrobiologi, erlenmeyer digunakan untuk pembiakan mikroba. Erlenmeyer tidak dapat digunakan utnuk mengukur volume. Kapasitas yang tersedia dimulai dari 50 ml sampai dengan 5000 ml. h) Gelas arloji / Cawan Petri (watch glass), berbentuk seperti piring kecil dan cekung terbuat dari gelas digunakan untuk menimbang bahan yang akan ditimbang terutama untuk bahan padat atau pasta. Dapat pula digunakan saat menutup wadah saat proses penguapan. i) Gelas beker / gelas piala (beaker Glass) Beaker Glass atau gelas piala merupakan wadah yang terbuat dari borosilikat. adalah untuk mengaduk, mencampur dan memanaskan cairan, Gelas piala tidak
  • 5. 5 dapat digunakan untuk mengukur volume kasar suatu zat cair atau larutan tertentu. Gelas piala yang digunakan untuk bahan kimia yang bersifat korosif terbuat dari PTPE. Untuk mencegah kontaminasi atau hilangnya cairan dapat digunakan gelas arloji sebagai penutup. Berbentuk silinder dengan alas datar dan dengan kapasitas 5 ml sampaidengan 5000 ml. j) Kolom Kromatografi (Chromatography Column) Menyerupai pipa lurus dengan atau tanpa kran pada ujung bawah. Fungsinya, untuk memisahkan dua campuran senyawa atau lebih dengan cara melewatkan kolom tersebut. k) Kuvet (Cuvette) Berbentuk balok dengan ukuran lebar sisi-sisinya 1 cm dan tinggi 5cm. Terbuat dari bahan gelas dan ada juga yang terbuat dari bahan kursa. Fungsinya, untuk menempatkan larutan tembus pandang yang akan diukur absorbansinyanpada peralatan instrumen spektrofotometer ultra-violet. l) Krus Porselin (Porcellain Crucible) Berbentuk seperti lumpang kecil dan terbuat dari porselin. Fungsinya untuk menempatkan endapan yang akan dibakar pada oven sampai pada suhu 300OC. m) Labu takar (Volumetric Flask) Terbuat dari gelas dengan badan tabung yang rata dan leher yang panjang dengan penutup,dengan mulut sempit. Di bagian leher terdapat lingkaran graduasi, volume, toleransi, suhu kalibrasi dan kelas gelas. Pada lehernya terdapat tanda batas yang menunjukkan volume sebagaimana tertera pada badan labu takar. Biasanya berwarna transparan, tetapi ada juga yang berwarna gelap. Biasanya dilengkapi dengan penutup dari bahan tahan atau bahan kimia seperti polietilen atau dapat juga dari gelas. Fungsinya, untuk keperluan pengenceran larutan sampai dengan volume tertentu sebagaimana tertera dalam badan labu takar. Digunakan untuk menyiapkan larutan dalam kimia analitik yang konsentrasi dan jumlahnya diketahui dengan pasti dengan keakuratan yang sangat tinggi.
  • 6. 6 2. Beberapa macam timbangan dan batas-batas kapasitas serta kepekaan timbangan sebagai berikut : a) Neraca digital (neraca elektronik) di dalam penggunaanya sangat praktis, karena besar massa benda yang diukur langsung ditunjuk dan terbaca pada layarnya. Ketelitian neraca digital ini sampai dengan 0,001 gram. b) Neraca Analitis Dua Lengan. Neraca ini berguna untuk mengukur massa benda, misalnya emas, batu, kristal benda, dan lain-lain. Batas ketelitian neraca analitis dua lengan yaitu 0,1 gram. c) Neraca Ohauss, berguna untuk mengukur massa benda atau logam dalam praktek laboratorium. Kapasitas beban yang ditimbang dengan menggunakan neraca ini adalah 311 gram. Batas ketelitian neraca Ohauss yaitu 0,1 gram. d) Neraca lengan gantung. Neraca ini berguna untuk menentukan massa benda, yang cara kerjanya dengan menggeser beban pemberat di sepanjang batang.
  • 7. 7 3. Tiga macam alat gelas volumetrik yang dapat digunakan untuk menyatakan pipet 25 ml seksama 25 liter atau tambahkan 25 ml air ?  Pipet volume untuk mengukur 25 ml.  Labu ukur untuk mengukur 2 liter.  Gelas ukur untuk mengukur 25 ml. 4. Ringkasan tentang ketentuan umum adalah sebagai berikut : No Istilah Arti/cara penetuan 1 BPFI Baku Pembanding Farmakope Indonesia 2 LK Larutan Kolorimetri 3 LP Larutan Pereaksi 4 LV Larutan Volumetrik yang telah dibakukan sesuai dengan petunjuk yang tertera dalam monografi atau Pereaksi, Indikator, dan Larutan. 5 P Pereaksi 6 Lebih kurang Pernyataan “Lebih kurang” menunjukkan kuantitas dalam rentang 10%. Jika pengukuran dinyatakan dengan “diukur saksama” atau“ditimbang saksama” ikuti pernyataan dalam Peralatan Volumetri <31> dan Timbangan dan Anak Timbangan <41>. 7 Kadar Alkohol Persentase etanol, seperti pada judul Kadar Alkohol mengacu pada persentase volume pada suhu 15,56º. Jika suatu formula, pengujian, atau penetapan untuk alkohol, etil alkohol atau etanol, maka digunakan monografi “Etanol”. Jika pembanding menyebutkan “C2H5OH”, maka yang dimaksud adalah etanol mutlak (100%). Jika prosedur menyebutkan etanol dehidrat, etanol mutlak, etanol anhidrat, maka yang harus digunakan adalah monografi“Etanol Mutlak”. 8 Bobot Atom Bobot atom yang digunakan sebagai dasar perhitungan bobot molekul dan faktor pada penetapan kadar atau pada bagian lain Farmakope adalah sesuai dengan yang ditetapkan oleh IUPAC Commision on Atomic Weights and Isotopic Abundances 9 Penetapan Blangko Jika diperlukan koreksi terhadap suatu penetapan dengan cara penetapan blangko, penetapan dilakukan menggunakan pereaksi yang sama, cara yang sama seperti pada larutan atau campuran yang mengandung zat yang ditetapkan, tetapi tanpa zat yang ditetapkan. 10 Desikator Jika dinyatakan “dalam desikator” menunjukkan penggunaan wadah tertutup rapat dengan ukuran yang sesuai dan desain yang dapat mempertahankan kelembaban rendah dengan menggunakan pengering yang sesuai seperti kalsium klorida anhidrat, magnesium perklorat, fosfor pentoksida, atau silika gel (seperti tertera pada Desikator Hampa). 11 Logaritma Yang dimaksud adalah bilangan dasar 10.
  • 8. 8 12 Galur Mikroba Harus mengacu dan disebutkan dengan nomor katalognya, misal: ATCC dan harus digunakan secara langsung atau jika disubkultur harus digunakan tidak lebih dari lima pasase dari galur asli. 13 Bobot yang dapat diabaikan Dimaksudkan bobot yang tidak melebihi 0,50 mg. 14 Bau Pernyataan “tidak berbau”, “praktis tidak berbau”, “berbau khas lemah” atau lainnya, ditetapkan dengan pengamatan setelah bahan terkena udara selama 15 menit. Waktu 15 menit dihitung setelah wadah yang berisi tidak lebih dari 25 g bahan dibuka. Untuk wadah yang berisi lebih dari 25 g bahan penetapan dilakukan setelah lebih kurang 25 g bahan dipindahkan ke dalam cawan penguap 100 ml. Bau yang disebutkan hanya bersifat deskriptif dari bahan yang bersangkutan. 15 Persen Digunakan tanpa kualifikasi berarti:  Untuk campuran padat dan semi padat, persen b/b  Untuk larutan atau suspensi padatan dalam cairan, persen b/v  Untuk larutan cairan dalam cairan, persen v/v  Untuk larutan gas dalam cairan, persen b/v Sebagai contoh, 1 persen larutan dibuat dengan melarutkan 1 g zat padat atau semi padat, atau 1 ml cairan, dalam pelarut sampai volume 100 ml larutan. 16 Persentase Kadar Persentase kadar dinyatakan sebagai berikut:  Persen bobot dalam bobot (b/b) adalah jumlah g zat terlarut dalam 100 g larutan  Persen bobot dalam volume (b/v) adalah jumlah g zat terlarut dalam 100 ml larutan  Persen volume dalam volume (v/v) adalah jumlah ml zat terlarut dalam 100 ml larutan 17 Tekanan Ditentukan menggunakan manometer atau barometer terkalibrasi sesuai dengan tekanan yangdiberikan oleh kolom air raksa dari ketinggian yang ditetapkan. 18 Waktu Reaksi Kecuali dinyatakan lain, waktu reaksi adalah 5 menit. 19 Bobot Jenis Adalah bobot suatu zat di udara pada suhu 25º dibagi dengan bobot volume air yang setara pada suhu sama. 20 Suhu Kecuali dinyatakan lain, semua suhu di dalam Farmakope dinyatakan dalam derajat Celsius dan semuapengukuran dilakukan pada suhu 25°. Jika dinyatakan“suhu ruang terkendali” yang dimaksud adalah suhu antara 15°dan 30°. Jika digunakan “panas sedang” menunjukkan suhu tidak lebih dari 45º 21 Hampa udara Kecuali dinyatakan lain istilah “dalam hampa udara” dimaksudkan kondisi dengan tekanan udara kurang dari 20 mmHg. 22 Desikator hampa adalah desikator yang dapat mempertahankan kelembaban
  • 9. 9 udara rendah pada tekanan tidak lebih dari 20 mmHg atau pada tekanan lain yang ditetapkan dalam monografi. 23 Air Air sebagai bahan dalam produk resmi Sebagai bahan dalam produk resmi, harus memenuhi persyaratan air yang sesuai dengan monografi. Air dalam prosedur Farmakope Kecuali dinyatakan lain,harus digunakan “Air Murni”. Definisi untuk Air kemurnian tinggi dan Air Bebas Karbondioksida tercantum dalam Wadah <1271>. 24 Bobot dan ukuran Bobot dan ukuran yang digunakan di dalam Farmakope adalah sistem metrik. 25 Molalitas diberi simbol m, adalah jumlah gram molekul zat yang dilarutkan dalam 1 kg pelarut. 26 Molaritas Diberi simbol M, adalah jumlah gram molekul zat yang dilarutkan dalam pelarut hingga volume 1 l. 27 Normalitas Diberi simbol N, adalah jumlah gram ekuivalen zat yang dilarutkan dalam pelarut hingga volume 1 l. 28 Penyimpanan pada kondisi yang tidak ditentukan Jika tidak ada petunjuk dan pembatasan yang khusus pada Wadah dan penyimpanan monografi atau pada etiketnya, kondisi penyimpanan harus pada ruangdengan suhu terkendali, terlindung dari lembab dan jika perlu terlindung dari cahaya. Tanpa memperhatikan jumlah, zat tersebut harus terlindung dari lembab, pembekuan, dan suhu berlebih, dan jika perlu terlindung dari cahaya selama pengangkutan atau distribusi. 29 Wadah Suatu tempat penyimpanan bahan yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan bahan. Wadah langsung adalah wadah yang langsung berhubungan dengan bahan sepanjang waktu. Tutup adalah bagian dari wadah. Sebelum diisi wadah harus bersih. Prosedur pencegahan khusus dan pembersihan diperlukan untuk menjamin agar tiap wadah bersih dan benda asing tidak masuk ke dalamnya atau mencemari bahan. Wadah dan tutup tidak boleh mempengaruhi bahan yang disimpan di dalamnya baik secara kimia maupun secara fisika, yang dapat mengakibatkan perubahan kekuatan, mutu atau kemurniannya hingga tidak memenuhi persyaratan resmi. Kecuali dinyatakan lain, persyaratan wadah yang tertera di Farmakope juga berlaku untuk wadah yang digunakan dalam penyerahan obat oleh Apoteker. 30 Kemasan tersegel Wadah suatu bahan steril yang dimaksudkan untuk pengobatan mata atau telinga, kecuali yang disiapkan segera sebelum diserahkan atas dasar resep, harus disegel sedemikian rupa hingga isinya tidak dapat digunakan tanpa merusak segel. Bahan yang dijual tanpa resep juga harus memenuhi persyaratan Kemasan tersegel dan penandaan sesuai dengan Peraturan perundang-undangan yang berlaku.
  • 10. 10 31 Wadah tidak tembus cahaya Harus dapat melindungi isi dari pengaruh cahaya, dibuat dari bahan khusus yang mempunyai sifat menahan cahaya atau dengan melapisi wadah tersebut. Wadah yang bening dan tidak berwarna atau wadah yang tembus cahaya dapat dibuat tidak. tembus cahaya dengan cara memberi pembungkus yang buram. Dalam hal ini pada etiket harus disebutkan bahwa pembungkus buram diperlukan sampai isi dari wadah habis diminum atau digunakan untuk keperluan lain. Jika dalam monografi dinyatakan “terlindung cahaya”, dimaksudkan agar penyimpanan dilakukan dalam wadah tidak tembus cahaya. 32 Wadah tertutup baik Harus melindungi isi terhadap masuknya bahan padat dan mencegah kehilangan bahan selama penanganan, pengangkutan, penyimpanan dan distribusi. 33 Wadah tertutup rapat Harus melindungi isi terhadap masuknya bahan cair, bahan padat atau uap dan mencegah kehilangan, merekat, mencair atau menguapnya bahan selama penanganan, pengangkutan, penyimpanan dan distribusi, harus dapat ditutup rapat kembali. Wadah tertutup rapat dapat diganti dengan wadah tertutup kedap untuk bahan dosis tunggal. 34 Wadah tertutup kedap Harus dapat mencegah menembusnya udara atau gas lain selama penanganan, pengangkutan, penyimpanan dan distribusi. 35 Wadah satuan tunggal Digunakan untuk produk obat yang dimaksudkan untuk digunakan sebagai dosistunggal yang harus digunakan segera setelah dibuka. Wadah atau pembungkusnya sebaiknya dirancang sedemikian rupa hingga dapat diketahui apabila wadah tersebut pernah dibuka. Tiap wadah satuan tunggal harus diberi etiket yang menyebutkan identitas, kadar atau kekuatan, nama produsen, nomor bets dan tanggal kadaluwarsa. 36 Wadah dosis tunggal Adalah wadah satuan tunggal untuk bahan yang hanya digunakan secara parenteral. Tiap wadah dosis tunggal harus diberi etiket seperti pada wadah satuan tunggal. 37 Wadah dosis satuan Adalah wadah satuan tunggal untuk bahan yang digunakan bukan secara parenteral dalam dosis tunggal, langsung dari wadah. 38 Wadah satuan ganda Adalah wadah yang memungkinkan dapat diambil isinya beberapa kali tanpa mengakibatkan perubahan kekuatan, mutu atau kemurnian sisa zat dalam wadah tersebut. 39 Wadah dosis ganda Adalah Wadah satuan ganda untuk bahan yang digunakan hanya secara parenteral. 40 Suhu dan Kelembaban Penyimpanan Beberapa monografi mencantumkan ketentuan khusus mengenai suhu dan kelembaban serta distribusi bahan termasuk pengangkutan bahan kepada konsumen (jika data stabilitas bahan menunjukkan penyimpanan dan distribusi pada suhu yang lebih rendah atau lebih tinggi dan kelembaban yang lebih tinggi
  • 11. 11 menyebabkan hasil yang tidak diinginkan). Ketentuan tersebut digunakan kecuali jika etiket zat menyatakan suhu penyimpanan yang berbeda berdasarkan data stabilitas pada formula tersebut. Jika tidak ada petunjuk penyimpanan khusus atau pembatasan pada monografi, tetapi etiket zat menyatakan suhu penyimpanan berdasarkan data stabilitas formula tersebut, maka petunjuk penyimpanan pada etiket tersebut yang berlaku. Kondisi tersebut dijelaskan pada istilah-istilah berikut, walaupun untuk penandaan pada etiket direkomendasikan untuk mencantumkan suhu dimaksud. 41 Lemari pembeku Menunjukkan ruangan dengan suhu dipertahankan secara termostatik antara -20º dan -10º. 42 Dingin Adalah kondisi suhu tidak lebih dari 8°, lemari pendingin mempunyai suhu antara 2°dan 8°. 43 Sejuk Adalah kondisi suhu antara 8°dan 15°. Kecuali dinyatakan lain, bahan yang harus disimpan pada suhu sejuk dapat disimpan di dalam lemari pendingin. 44 Suhu ruang dingin terkendali Adalah suhu yang dipertahankan secara termostatik antara 2º dan 8º berdasarkan pengalaman penyimpangan antara 0º dan 15º selama penyimpanan, pengangkutan dan distribusi hingga rata- rata suhu kinetik tidak lebih dari 8º. Lonjakan suhu hingga 25º diperbolehkan jika produsen memberikan keterangan demikian dan lonjakan suhu tersebut tidak lebih dari 24 jam kecuali didukung oleh data stabilitas atau produsen menyarankan demikian. 45 Suhu Ruang dalah suhu pada ruang kerja tidak lebih dari 30º. 46 Suhu Ruang Terkendali Adalah suhu yang dipertahankan secara termostatik antara 20º dan 25º, dengan toleransi penyimpangan antara 15º dan 30º hingga rata-rata suhukinetik tidak lebih dari 25º, berdasarkan pengalaman di apotek, rumah sakit, dan gudang. Jika suhu kinetik rata-rata tetap pada rentang yang diperbolehkan, lonjakan suhu hingga 40º diperbolehkan selama tidak lebih dari 24 jam dengan didukung data stabilitas. 47 Suhu kinetik rata-rata Adalah nilai yang digunakan sebagai suhu penyimpanan isotermal yang mensimulasikan pengaruh non-isotermal dari perubahan suhu penyimpanan. Pada etiket bahan yang harus disimpan di ruang terkendali dapat dicantumkan “disimpan pada suhu ruang terkendali” atau “disimpan pada suhu hingga 25º”. Bahan yang disimpan pada suhu ruang terkendali dapat juga disimpan dan didistribusikan pada tempat dengan suhu antara 8º dan 15º, kecuali dinyatakan lain pada masing-masing monografi atau pada etiket. 48 Hangat Adalah kondisi suhu antara 30º dan 40º.
  • 12. 12 49 Panas Berlebih Adalah kondisi suhu di atas 40°. 50 Perlindungan dari pembekuan Disamping resiko kerusakan isi, pembekuan zat dapat menghilangkan kekuatan atau potensi, atau merusak karakteristik zat, maka pada etiket harus dinyatakan bahwa zat harus terhindar dari pembekuan. 51 Tempat Kering Merupakan tempat dengan kelembaban relatif rata-rata tidak lebih dari 40% pada suhu ruang terkendali atau sebanding dengan tekanan penguapan air pada suhu lain. Penentuan dapat dilakukan dengan pengukuran langsung pada ruangan berdasarkan tidak kurang dari 12 pengukuran yang mencakup satu musim, satu tahun, atau sesuai data periode penyimpanan bahan. Kelembaban relatif dapat mencapai 45% dengan kelembaban relatif rata-rata 40%. Penyimpanan dalam wadah yang diinginkan untuk melindungi zat dari uap lembab, termasuk penyimpanan dalam bentuk ruahan, dianjurkan untuk disimpan ditempat kering. 52 Penandaan Ditujukan kepada seluruh etiket dan tulisan, cetakan, atau grafik yang terdapat pada wadah langsungbahan atau pada kemasan atau bungkus lainnya kecuali wadah pemindahan lainnya. Etiket diartikan sebagai bagian dari penandaan pada wadah langsung. Wadah pengangkutan yang mengandung zat tunggal, kecuali wadah tersebut juga merupakan wadah langsung atau bagian luar dari kemasan diberi etiket dengan identitas minimum dari produk (kecuali untuk bahan yang dikendalikan) terdiri dari: nomor lot, waktu kadaluwarsa, kondisi penyimpanan dan distribusi. Bahan pada Farmakope ini harus memenuhi persyaratan penandaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan sebagai persyaratan tambahan. 53 Jumlah Zat Aktif Per Satuan Dosis Kekuatan obat dicantumkan pada etiket wadah dalam mikrogram, miligram, gram atau persen senyawa atau bentuk aktif, kecuali dinyatakan lain dalam monografi. Nama senyawa atau bentuk aktifnyadan jumlah ekuivalensinya dinyatakan pada etiket. Bahan resmi pada kapsul, tablet, atau bentuk sediaan lainnya harus diberi etiket untuk menyatakan jumlah masing- masing zat aktif kecuali satuan dosis larutan oral atau suspensi yang disiapkan dalam bentuk cairan atau perlu direkonstitusi terlebih dahulu dengan sejumlah pelarut. Etiket harus menyatakan jumlah zat aktif yang ditentukan pada Volume terpindahkan <1261>. Sediaan resmi yang tidak dalam bentuk satuan dosis harus diberi etiket yang menyatakan jumlah masing- masing zat aktif dalam tiap mililiter, tiap gram atau dalam persen masing-masing zat aktif (seperti tertera pada Kadar dalam Persen), kecuali cairan oral atau padatan untuk rekonstitusi, dapat
  • 13. 13 diberi etiket tiap 5 mililiter cairan rekonstitusi. Kecuali dinyatakan lain dalam monografi,kekuatan atau jumlah zat aktif harus dinyatakan dalam satuan metrik (seperti tertera pada Unit potensi biologi). 54 Penggunaan desimal nol pada penandaan Untuk meminimalkan kesalahan dalam peracikan dan penggunaan obat, jumlah zat aktif dinyatakan dalam angka tanpa nilai desimal yang diikuti dengan angka nol [contoh: 4 mg (bukan 4,0 mg)]. 55 Penandaan Obat dalam Bentuk Garamnya Pada prinsipnya semua bahan resmi hanya memiliki satu nama resmi. Untuk menyingkat penulisan dalam etiket dan karena kebanyakan simbol kimia garam-garam organik obat sudah diketahui sebagai sinonim dengan bentuk tulisan, penulisan berikut diperbolehkan dalam penandaan bahan resmi, yaitu: HCl untuk hidroklorida, HBr untuk hidrobromida, Na untuk Natrium, dan K untuk kalium. Simbol Na dan K ditujukan untuk menyingkat nama garam asam organik, ditulis pada bagian belakang nama zat (contoh: Fenobarbital Na) 56 Penandaan Obat yang Mengandung Vitamin Kandungan vitamin pada sediaan resmi harus dinyatakan pada etiket dalam satuan metrik per satuan dosis. Jumlah vitamin A, D dan E dapat dinyatakan juga dalam unit FI. Jumlah vitamin A dinyatakan dalam satuan metrik ekuivalen terhadap jumlah retinol (vitamin A dalam bentuk alkoholnya). 57 Penandaan Sediaan Parenteral dan Topikal Harus menyatakan semua nama zat yang ditambahkan (Zat aktif, zat tambahan, eksipien) seperti tertera pada Bahan tambahan juga harus dicantumkan jumlah atau perbandingan, kecuali untuk zat yang ditambahkan untuk mengatur pH atau isotonis. Pada etiket hanya disebutkan nama dan tujuan penambahan zat tersebut. 58 Penandaan Sediaan Elektrolit Kadar dan dosis elektrolit untuk terapi pengganti (contohnya Natrium Klorida atau Kalium Klorida) harus dinyatakan pada etiket dalam miliekuivalen (mEq). Etiket juga harus menyatakan kadar dalam bobot atau persen. 59 Penandaan Etanol Kandungan etanol dalam cairan harus dinyatakan pada etiket dalam persen (v/v) C2H5OH. 60 Tablet dan Kapsul Khusus Etiket sediaan kapsul atau tablet tidak ditujukan untuk ditelan utuh harus menyatakan cara penggunaan secara jelas. 61 Waktu Kadaluwarsa Etiket sediaan resmi harus mencantumkan waktu kadaluwarsa. Waktu kadaluwarsa harus dapat dibaca oleh setiap orang pada kondisi pemakaian biasa. Waktu kadaluwarsa harus mudah dimengerti dan ditunjukkan secara jelas dengan latar belakang yang kontras atau dicetak timbul (contoh: “EXP 6/08”, “Exp.Juni 08”, atau Expires 6/08”). Monografi beberapa sediaan menyatakan waktu kadaluwarsa harus dicantumkan pada etiket. Jika tidak ada persyaratan khusus pada masing-masing
  • 14. 14 monografi sediaan, etiket harus menunjukkan waktu kadaluwarsa pada sediaan dan kemasan tersebut. Waktu kadaluwarsa menunjukkan jangka waktu bahan tersebut diharapkan memenuhi persyaratan monografi pada kondisi penyimpanan yang ditetapkan. Waktu kadaluwarsa membatasi waktu zat dapat diracik atau digunakan. Jika waktu kadaluwarsa hanya dinyatakan dalam bulan dan tahun, maka waktu kadaluwarsa adalah hari terakhir bulan yang dinyatakan. Jika pada bahan resmi dipersyaratkan waktu kadaluwarsa, bahan tersebut harus diracik sebelum waktu kadaluwarsa yang tertera pada etiket tersebut. Waktu boleh digunakan adalah batas waktu setelah tanggal tersebut sediaan tidak boleh digunakan lagi. Penyedia obat (dispenser) harus mencantumkan “waktu boleh digunakan” pada etiket obat yang diserahkan kepada pasien berdasarkan informasi waktu kadaluwarsa. Waktu boleh digunakan tidak bolehmelebihi waktu kadaluwarsa. Untuk bahan yang harus dikonstitusi terlebih dahulu, waktu kadaluwarsa untuk sediaan yang telah dikonstitusi harus dinyatakan pada etiket. Untuk semua bentuk sediaan, dalam menentukan masa simpan yang sesuai oleh pasien, setelah penyerahan oleh penyedia obat harus diperhitungkan faktor-faktor tambahan seperti sifat bahan, wadah dari pabrik dan waktu kadaluwarsa, karakeristik kemasan, jangka waktu terapi dan kondisi penyimpanan oleh pasien yang sangat mungkin tidak memenuhi syarat. Penyedia obat harus mencantumkan “waktu boleh digunakan” dalam etiket wadah dosis ganda, untuk membatasi penggunaan oleh pasien. Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi atau tidak adanya data stabilitas, waktu boleh digunakan harus tidak melewati waktu kadaluwarsa. Untuk sediaan padat dan cair non- steril yang dikemas dalam wadah satuan tunggal atau satuan dosis, “waktu boleh digunakan” 1 tahun setelah sediaan ini dikemasdalam satuan tunggal atau waktu kadaluwarsa pada kemasan produsen, gunakan mana yang lebih singkat, kecuali data stabilitas atau penandaan produsen menyatakan lain. Penyedia obat harus memelihara fasilitas tempat sediaan dikemas dan disimpan, pada suhu kinetik rata-rata tidak lebih dari 25°. Kemasan plastik yang digunakan untuk sediaan harus memberikan perlindungan lebih baik dibanding polivinil klorida yang tidak memberikanperlindungan cukup terhadap permeasi lembab. Suhuruang tempat penyimpanan sediaan dan kemasan plastikyang digunakan harus selalu dicatat. 62 Sediaan racikan Etiket wadah atau kemasan sediaan racikan resmi harus menyatakan “waktu boleh digunakan”. Waktu boleh digunakan
  • 15. 15 adalah batas waktu dimana setelah tanggal tersebut sediaan racikan tidak boleh digunakan lagi. Karena sediaan racikan ditujukan untuk penyimpanan jangka pendek, waktu boleh digunakan dapat ditetapkan berdasarkan kriteria yang berbeda dengan yang digunakan pada penentuan waktu kadaluwarsa sediaan jadi oleh produsen. Monografi sediaan resmi mencantumkan persyaratan “waktu boleh digunakan” yang menyatakan rentang waktu setelah disiapkan, disimpan dan dapat digunakan. Jika tidak ada data stabilitas yang dapat digunakan, kecuali dinyatakan lain, gunakan rekomendasi “waktu boleh digunakan” maksimum untuk sediaan non-steril yang dikemas pada wadah tertutup rapat, terlindung cahaya dan disimpan pada suhu ruang terkendali.