SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  88
PERTEMUAN 1
INDIKATOR HASIL BELAJAR :
Setelah mengikuti proses pembelajaran ini
para siswa yang diharapkan mampu :
1. Menjelaskan Posisi Polisi sebelum
berlakunya KUHAP.
2. Menjelaskan latar belakang timbulanya
Hukum Acara Pidana.
Karena didlam HIR dg tegas dicantumkan
bhw posisi Polisi selaku Hulp Magistrat
merupakan pembantu Magistrat/
Jaksa,terlihat al :
a. Jaksa merupakan titik sentral dan
pimpinan dalam hal pemeriksaan
pendahuluan.
1. POSISI POLISI SEBELUM
BERLAKUNYA KUHAP
b. Pasal 180 dan 181 RO (Rectrelyke
Organisatie) Jaksa Agung adalah
pimpinan Kepolisian preventif dan
represif.
c. Jaksa dapat menghentikan pemeriksaan
pendahuluan atas perintah PU (psl 54
HIR).
d. Polisi wilayah dibawah Bupati, Residen/
Asisten Residen (psl.40 HIR).
2. LATAR BELAKANG TIMBULNYA HAP
BARU
a. HIR yg berlaku sesuai staat blad 1941 No.419
yg diberlakukan setelah Indonesia Merdeka
dsr UU No.1/ Darurat tahun 1951 menjadi
RIB, adalah :
1)Produk legislatif Pemerintah Hindia
Belanda.
2)Kurang memperhatikan hak2 cari keadilan.
3)Tdk ngatur hak-hak tersangka/ terdakwa
serta hak lain utk lancar riksa perkara.
b. Sebagai Masyarakat yang Merdeka,
Indonesia membutuhkan HAP yg bersifat
Nasional.
c. HAM dalam Indonesia Merdeka sebagai
Negara hukum.
d. Perlu diaplikasikan maksud dari pasal 27
UUD 1945(1) bahwa Warga Negara
bersamaan kedudukan di dalam hukum
dan pemerintahan dengan tidak ada
kecualinya.
PERTEMUAN
KE 1
INDIKATOR HASIL BELAJAR :
Setelah mengikuti proses pembelajaran ini
para siswa yang diharapkan mampu :
1. Menjelaskan Pengertian Hukum Acara
Pidana.
2. Menjelaskan tujuan Hukum Acara
Pidana
1. PENGERTIAN HUKUM ACARA
PIDANA
a. Menurut Prof DR. SUDARTO.
SH, HAP adalah aturan yang
memberikan petunjuk apa yang
harus dilakukan oleh aparat
penegak hukum apabila telah
terjadi pelanggaran hukum
b. MENURUT R. SOESILO. DLM BUKU
KUHAP (Prosedur penyelesaian perkara
pidana memuat KUHP bagi penegak hukum).
1) Cara bagaimana cari kebenaran TP yg
terjadi.
2) Cara menangkap, menahan dan riksa
orang.
3) Cara bagaimana mengumpulkan barang
bukti, pemeriksaan, Geledah badan, dan
Tempat-tempat lain, Geledah barang, untuk
membuktikan kesalahan TSK.
4) Cara bagaimana riksa dan vonis di sidang
Pengadilan.
2. TUJUAN HUKUM ACARA PIDANA
a. MENCARI DAN MENEMUKAN KEBENARAN
MATRIIL, yaitu kebenaran yg selengkap –
lengkapnya dari suatu perkara pidana dg
menerapkan ketentuan hukum secara jujur
dan tepat, dg tujuan utk cari siapakah
PELAKU yg dpt didakwa.
b. MEMPEROLEH PUTUSAN HAKIM.
adalah bagi Dunia hukum pembuktian salah/
benar harus dibuktikan berdasarkan
hukum,tdk semata – mata didasarkan pada
persepsi orang perorang.
c. PELAKSANAAN PUTUSAN HAKIM.
yaitu apabila materi peraturan sudah
sampai pada tahapan eksekusi putusan
hakim, kemudian dikembangkan yg
meliputi peraturan pelaksanaan hukum
yg mengatur ttg jns pidana serta cara
melaksanakan pidana sejak awal
sampai menjalankan dan mengakhiri
pidananya.
PERTEMUAN
KE 2
INDIKATOR HASIL BELAJAR :
Setelah mengingikuti proses pembelajaran
ini para siswa yang diharapkan agar
mampu :
1. Menjelaskan pencabutan HIR atas RIB.
2. Menjelaskan konsekwensi atas
berlakunya KUHAP bagi POLRI.
3. Menjelaskan HTCK POLRI dengan
penegak hukum lainnya.
1. PENCABUTAN HIR ATAU RIB
Dengan di Undangkan KUHAP, pada tanggal.
31 Desember 1981 dalam lembar Negara RI
No. 76 tahun 1981 Yang dikenal Undang-
Undang RI No. 8 tahun 1981, maka dg
sendirinya HIR dan dihubungkan dg RIB yg
berlaku berdasarkan UU Darurat Nomor
1/1951 (lembar Negara No.9 tahun 1951,
tambahan lembar Negara 81), serta semua
peraturan pelaksanaannya dan ketentuan-
ketentuan lain yg diatur dg peraturan-
peraturan lain, dinyatakan dicabut.
2. KONSEKWENSI ATAS BERLAKUNYA
KUHAP BAGI POLRI
a. Perubahan teknik dan taktik penyidikan
segera disesuaikan perubahan sistim
pemeriksaan dalam KUHAP.
b. Peningkatan kemampuan tehnis ,khusus
Fungsi Reserse dan tehnis Yuridis.
c. Perubahan sikap mental dan dedikasi
penyjdik/penyidik pembantu, harus
berdasarkan KUHAP.
3. HTCK DG PENEGAK HUKUM.
a. HUBUNGAN PENYIDIK DG PENUNTUT
UMUM.
b. HUBUNGAN PENYIDIK DG HAKIM.
c. HUBUNGAN PENYIDIK POLRI DG
PPNS.
d. HUBUNGAN PENYIDIK DG
PENASEHAT HUKUM.
e. HUBUNGAN PENYIDIK DG LEMBAGA
PEMASYARAKATAN.
f. HUBUNGAN PENYIDIK POLRI DG
PENYIDIK KPK.
PERTEMUAN
KE 2
INDIKATOR HASIL BELAJAR :
Setelah mengikuti proses pembelajaran ini
para siswa diharapkan agar mampu :
1. Menjelaskan tertangkap tangan dan
unsur-unsurnya.
2. Menjelaskan laporan dan siapa yang
berhak melaporkan.
3. Menjelaskan pengaduan yg disertai
pengaduan secara tertulis.
4. Menjelaskan kadaluarsa berdasarkan
KUHP.
1. TERTANGKAP
TANGAN
Tertangkap tangan sesuai dengan pasal 1 butir 19
KUHAP yaitu tertangkapnya seseorang pada waktu
sedang melakukan tindak pidana, segera sesudah
beberapa saat tindak pidana itu dilakukan, atau
sesaat kemudian diserukan oleh kalayak ramai
sebagai orang yang melakukannya. Atau apabila
sesaat kemudian padanya ditemukan benda yang
diduga keras telah digunakan untuk melakukan
tindak pidana itu, yang menunjukkan bahwa ia ada
palakunya atau turut melakukan atau membantu
melakukan tindak pidana itu.
2. UNSUR TERTANGKAP TANGAN
• Tertangkapnya seseorang.
Berarti ada orang yang tertangkap.
• Pada waktu sedang melakukan Tindak Pidana.
Berarti orang itu tertangkap sedang melakukan
Tindak Pidana .
• Atau segera sesudah beberapa saat Tindak
Pidana itu dilakukan.
Berarti si pelaku tertangkap beberapa saat
setelah melakukan Tindak Pidana itu.
• Atau sesaat kemudian diserukan oleh kalayak
ramai sebagai orang yang melakukannya.
3. ADANYA LAPORAN / PEMBERITAHUAN
Sesuai dengan pasal 1 butir 24 KUHAP, yang dimaksud dengan
laporan adalah pemberitahuan yang disampaikan oleh seseorang
karena hak, atau kewajibannya berdasarkan Undang-undang
kepada pejabat yang berwenang tentang telah terjdinya peristiwa
pidana.
Menurut Pasal 108 KUHAP orang-orang yang berhak mengajukan laporan
adalah :
• Setiap orang yang mengetahui peristiwa yang diduga merupakan
tindak pidana.
• Setiap orang yang melihat suatu peristiwa yang diduga merupakan
suatu Tindak Pidana.
• Setiap orang yang menyaksikan suatu peristiwa yang diduga sebagai
suatu Tnidak Pidana.
• Setiap orang yang menjadi korban dari peristiwa Tindak Pidana.
• Setiap orang mengetahui permufakatan jahat untuk melakukan Tindak
Pidana.
• Setiap Pegawai Negeri, dalam rangka melaksanakan tugasnya yang
mengetahui tentang terjadinya peristiwa Pidana
4. ADANYA PENGADUAN
Pasal 1 butir 25 KUHAP mengartikan Pengaduan adalah
pemberitahuan resmi disertai permintaan kepada pihak berwenang
untuk menindak menurut hukum seseorang yang telah melakukan
Tindak Pidana Aduan yang merugikanya.
Tindak Pidana Aduan (clack delik) baru dapat dilakukan Penyidikan
/Penuntutan apabila telah adanya Pengaduan disertai dengan
permintaan dari orang yang terkena / korban atau yang dimalukan
karena terjadinya suatu tindak pidana. Pengaduan merupakan
pemberitahuan resmi kepada Penyidik untuk melakukan
penyidikan atas suatu peristiwa / tindak pidana. Pengaduan
merupakan syarat untuk diadakanya Penyidikan / penuntutan
dimuka pengadilan dan diperuntukkan bagi :
• Tindak Pidana Aduan (pasal 284, 310, 322, 332, 367, 370 dll).
• Merupakan syarat adanya penuntutan.
• Pengaduan dapat dicabut kembali (pasal 72, 73, 74 dan 75
KUHP)
5. DALUWARSA
Daluwarsa mengajukan pengaduan yaitu :
• Pasal 74 KUHP (Tindak Pidana Aduan pada umumnya).
• 6 (enam) bulan setelah yang berhak mengadu mengetahui perbuatan
yang dilakukan itu, apabila ia berada di Indonesia.
• (sembilan) bulan setelah yang berhak mengadu mengetahui perbuatan
itu dilakukan bila berada di luar negri.
• Pasal 293 (3) KUHP (perbuatan cabul terhadap anak dibawah umur).
• 9 (sembilan) bulan setelah yang berhak untuk mengadu
mengetahui perbuatan yang dilakukan itu, apabila ia berada
di Indonesia.
• 12 (dua belas) bulan setelah yang berhak mengadu mengetahui
perbuatan yang dilakukan itu, bila ia berada di luar negeri.
• Pasal 75 KUHP menjelasakan bahwa pengaduan yang telah diajukan
dapat dijabut kembali dalam tenggang waktu selama 3 (tiga) sejak hari
diajukannya pengaduan tersebut.
• Pasal 284 (4) KUHP mensyaratkan bahwa Tindak Pidana perjinahan
(overspel), pengaduan dapat dicabut kembali apabila perkara belum
mulai disidangkan.
PERTEMUAN 3
INDIKATOR HASIL BELAJAR :
Setelah mengikuti peroses pembelajaran
ini para siswa diharapkan mampu L:
1. Menjelaskan Penyidikan tindak pidana.
2. Menjelaskan Penyelidikan tindak
pidana.
3. Menjelaskan Pemanggilan Tersangka/
Saksi.
4. Menjelaskan Penangkapan dan unsur
-unsurnya.
5. Menjelaskan Penahanan dan bukti yg
cukup.
6. Menjelaskan Penggeledahan dan 7.
penyitaan barang bukti.
1. P E N Y I D I K A N
A. PENGERTIAN
Pasal 1 butir 2 KUHAP, mengartikan bahwa
PENYIDIKAN adalah serangkaian tindakan
penyidik dalam hal dan menurut cara yang
diatur dalam Undang-undang ini untuk mencari
serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti
itu membuat terang tentang tindak pidana yang
terjadi dan guna menemukan tersangka.
Dengan pengertian tersebut, berarti bahwa
penyidikan dilakukan oleh Penyidik dalam hal
dan menurut cara yang diatur oleh Undang-
undang dan seterusnya.
B. P E N Y I DI K
 PASAL 6(1) KUHAP
Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu
(PPNS tertentu) yang diberi wewenang
khusus oleh Undang-undang.
 Pasal 6 (2) KUHAP
syarat kepangkatan pejabat-pejabat
sebagaimana dalam ayat (1) diatur lebih
lanjut dalam peraturan Pemerintah Nomor
58 tahun 2012.
C. PPNS PSL 10 KUHAP
1. Pangkat PPNS tertentu tersebut sekurang-
kurangnya Pengatur
2. Muda Tingkat I (golongan ll/b) atau yang
disamakan dengan itu. Pengangkatan
Penyidik PPNS tertentu oleh Menteri atas
usul dari Dirjen yang membawahi Pegawai
Negeri Sipil tersebut, setelah mendapat
pertimbangan Jaksa Agung dan Kapolri.
D. WEWENANG PENYIDIK .
Karena kewajibannya, penyidik berwenang sesuai dengan pasal 7
ayat (1) KUHAP untuk :
• Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang
tentang adanya Tindak Pidana.
• Melakukan tindakan pertama pada saat di tempat
kejadian.
• Menyuruh berhenti seseorang tersangka dan memeriksa tanda
pengenal dari tersangka.
• Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan dan
penyitaan.
• Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat.
• Mengambil sidik jari dan memotret seseorang.
• Memanggil orang untuk di dengar dan di periksa sebagai
tersangka atau saksi.
• Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam
hubungannya dengan pemeriksaan perkara.
• Mengadakan penghentian penyidikan.
• Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang
bertanggung jawab.
PROSES PENYIDIKAN TINDAK
PIDANA TERBAGI 4 TAHAP
2. PENYELIDIKAN
A. PENGERTIAN
. PENYELIDIKAN.
adalah serangkaian tindakan PENYELIDIK untuk
mencari dan menemukan suatu peristiwa yang
diduga sebagi tindak pidana guna menentukan
dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut
cara yang diatur dalam Undang – Undang ( psl.1
butir 5 KUHAP ).
. JARINGAN INFORMASI.
adalah jaringan yang dibentuk oleh penyelidik yang
terdiri dari orang – orang tertentu untuk dapat
mencari, mengumpulkan dan memberikan informasi
segala sesuatu yang diinginkan oleh penyelidik.
PERTEMUAN 4
B. DASAR HUKUM
 Undang Undang Ri No.02 tahun 2002 tentang Kepolisian
Negara RI pasal 14 ayat (1) dan pasal 16.
 Undang – Undang RI No. 08 tahun 1981 tentang KUHAP Pasal
4, pasal 5, pasal 9, pasal 16, pasal 37, pasal 102, pasal 103,
pasal 104, pasal 105, pasal 108, pasal 111.
 Surat Keputusan Kapolri No.Pol : Skep /1205 /IX/2000 , tentang
Rivisi juklak/juknis proses penyidikan tindak pidana.
 Peraturan pemerintah RI No. 27 tahun 1983 tentang
pelaksanaan KUHAP.
 Kltab undang undang hukum pidana / Per Undang – undangan
Lainnya.
 Naskah sementara Pedoman Penyidikan Tindak Pidana tahun
2006.
C. WEWENANG PENYELIDIK
(PASAL 5 KUHAP)
1. MENERIMA LAP / PENGADUAN.
2. CARI KETERANGAN DAN B.BUKTI.
3. SURUH BERHENTI SESEORANG
YG DICURIGAI DAN MENANYAKAN
SERTA MEMERIKSA TANDA
PENGENAL DIRI.
D. KEWAJIBAN PENYELIDIK
Penyelidik didalam melaksanakan tugas
dan wewenangnya mempunyai
kewajiban seperti yang diatur dlm psl
102 ayat (1), (2) dan (3) KUHAP dan psl
104 KUHAP Yaitu bahwa dalam
melaksanakan tugas penyelidikan,
penyelidik wajib menunjukan tanda
pengenalnya.
3. PEMANGGILAN TSK /SKS
A. P E N G E R T I A N
PEMANGGILAN adalah tindakan penyidik
untuk menghadirkan saksi / tersangka guna
didengar keterangannya yg ada hubungannya
kasus atau peristiwa yg telah terjadi.
PERTEMUAN 5
B. DASAR HUKUM.
1. Pasal 7 (1) huruf g dan pasal 11 KUHAP
(Pgl Tersangka / Saksi).
2. Pasal 112 (1) dan (2) dan pasal 113
KUHAP (Pgl wktu yg wajar dan wajib
datang).
3. Pasal 116 (3) dan (4) dan pasal 119
KUHAP (Pgl. Saksi yg menguntungkan
tersangka).
4. Psl. 14 dan 16. U U No. 02/2002 ttg
Kepolisian Negara R.I.
C. PERTIMBANGAN PGL TSK/SKS.
1. Adanya LP dalam rangka mengembangkan
hasil pemeriksaan serta adanya laporan
hasil penyelidikan.
2. Untuk melengkapi keterangan yang telah
ada.
3. Atas permintaan bantuan penyidik dari
satuan lain.
D. PELAKSANAAN PGL TERSANGKA / SAKSI.
1. SURAT PGL HRS MEMUAT SYARAT FORMAL.
2. PENYAMPIAN SURAT PANGGILAN.
3. SRT PERINTAH MEMBAWA TERSANGKA /
SAKSI.
E. PEMERIKSAAN SAKSI DAN TERSANGKA.
1. PEMERIKSAAN SAKSI, GUNA KEPENTINGAN
RIKSA PRKARA PIDANA , PENYIDIK DPT
LAKUKAN RIKSA SAKSI – SAKSI PD TINGKAT
SIDIK . DLM BERI KET TANPA DISUMPAH .
KECUALI SAKSI DIDUGA TDK HDR DLM RIKSA
SIDANG PN.
2. Pemeriksaan tersangka, hal yg menonjol
dan fundamental di dalam KUHAP adalah
perlindungan terhadap HAM, utk
menghindari hal-hal dengan penerapan
mengejar pengakuan TERSANGKA yg
sering kali dg cara kekerasan, maka
dalam KUHAP telah diatur, agar tindakan
tersebut tidak diterapkan lagi, yaitu : psl
114, 116, 116 (4), 117(1) dan (2), 117 (1),
118(2), 119, 122, 123(1), (2), (3), (4), (5),
dan psl 124 KUHAP.
4. PENANGKAPAN.
A. PENGERTIAN.
PENANGKAPAN(PSL 1 butir 20 KUHAP) adalah suatu
tindakan penyidik berupa pengekangan sementara
waktu kebebasannya tersangka/terdakwa apabila
terdapat cukup bukti guna kepentingan
penyidikan/penuntutan dan atau Peradilan dalam
serta menurut cara yang diatur dalam Undang Undang.
B. DASAR HUKUM.
1) Pasal 1 butir 20, 5 (1) huruf b, 7(1) huruf d, pasal 11
KUHAP dan pasal 16 (2) KUHAP.
2) Pasal 17, 18, 19(1) KUHAP dan (2), pasal 37 (1) dan
(2) KUHAP.
3) Pasal 102 (2) dan (3) KUHAP dan pasal 111(1)
KUHAP.
C. UNSUR- UNSUR PENANGKAPAN
1. SUATU TINDAKAN PENYIDIK.
2. BERUPA PENGEKANGAN SEMENTARA
WAKTU.
3. ATAS KEBEBASAN
TERSANGKA/TERDAKWA.
4. DALAM HAL TERDAPAT CUKUP BUKTI.
5. GUNA SIDIK, TUNTUT DAN ATAU
PERADILAN.
6. DALAM HAL SERTA MENURUT CARA-CARA
YG DIATUR DALAM UNDANG-UNDANG INI.
D. WEWENANG MELAKUKAN PENANGKAPAN
1. WW PENANGKAPAN HANYALAH PENYIDIK, SEDANGKAN PU
ATAU HAKIM DAPAT MEMINTA PENYIDIK.
2. ALASAN PENANGKAPAN AL :
a. UTK LINDUNGI DAN JAMIN HAM.
b. DLM WAS TUGAS PENEGAK HUKUM.
c. UTK JAMIN KEPASTIAN,KEBENARAN DAN RASA ADIL.
d. PSL 7(1)HURUF d,PSL 16(2) KUHAP KAP UTK SIDIK.
e. PSL 11 JO 7 (1) JO 16(2) KUHAP,P PEMBANTU,UTK SIDIK.
f. PSL 5(1) JO 16(1) KUHAP ,PENYELIDIK ATAS PERINTAH
PENYIDIK ATAU P. PEMBANTU,WW LAKUKAN KAP.
E. SIAPA DAN KEADAAN BAGAIMANA DAPAT DI
TANGKAP
1. PSL 1 BTR 20 KUHAP, ADALAH TERSANGKA
/ TERDAKWA, PASAL 17 KUHAP,
SESEORANG YANG DIDUGA KERAS
MELAKUKAN TINDAK PIDANA,
BERDASARKAN BUKTI PERMULAAN YANG
CUKUP.
2. PERINTAH PENANGKAPAN DAPAT
DILAKUKAN:
a. TERHADAP SESEORANG.
b. YANG DIDUGA KERAS TELAH
MELAKUKAN TINDAK PIDANA.
c. BUKTI PERMULAAN YANG CUKUP.
E. BUKTI PRMULAAN YG CUKUP.
1. MENURUT KUHAP ( LP DITAMBAH SAIAH
SATU ALAT BUKTI).
2. MENURUT JUKLAK/JUKNIS ADALAH :
a. LAPORAN POLISI.
b. BA RIKSA TKP.
c. LAP HSL LIDIK.
d. KET SAKSI / SAKSI AHLI.
e. BARANG BUKTI.
5. P E N A H A N A N
A. PENGERTIAN
PENAHANAN adalah penempatan tersangka / terdakwa
ditempat tertentu oleh penyidik atau penutut umum atau
Penyidik KPK Dan atau Hakim dengan penempatannya,
dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam Undang
Undang ( PSL 1 btr 21 KUHAP ).
B. DASAR HUKUM
1.Pasal 1 butir 21 KUHAP ,Pasal 7 (1) hurup d KUHAP,
Pasal 11, 20 KUHAP.
2.Pasal 21 , 22, 23,24,29 ,31,dan pasal 123 KUHAP.
3.Psl 14 dan 16 UU No.02/ 2002 ttg Kepolisian Negara RI.
PERTEMUAN 6
C. WEWENANG PENAHANAN.
1. PENYIDIK / PENYIDIK PEMBANTU
ATAS PERINTAH PENYIDIK.
2. PENUTUT UMUM.
3. HAKIM DG PENETAPANNYA.
D. BUKTI YANG CUKUP
1. DASAR KUHAP (LP DITAMBAH 2 ALAT BUKTI).
2. DASAR JUKLAK/ JUKNIS ANTARA LAIN :
a. LAPORAN POLISI.
b. BERITA ACARA RIKSA TKP.
c. LAPORAN HASIL PENYELIDIKAN.
d. KETERANGAN SAKSI/ SAKSI AHLI.
e. BARANG BUKTI.
f. KETERANGAN TERDAKWA.
E. SYARAT- SYARAT PENEHANAN YAITU
:
1. SYARAT OBYEKTIF :
a. PASAL 21 (1) DAN (4) KUHAP , PENAHANAN
TERSANGKA / TERDAKWA YANG MELAKUKAN TINDAK
PIDANA.
1) TINDAK PIDANA.
2) PERCOBAAN TINDAK PIDANA.
3) TURUT SERTA DAN BERI BANTUAN DLM TP.
b. TINDAK PIDANA YG DIANCAM PIDANA.
1) ANCAMAN PIDANA 5 TAHUN LEBIH.
2) TP TERTENTU YG SECARA LIMITIATIF (PSL 21 (4)
KUHAP.
2. SYARAT SUBYEKTIF PENAHANAN
TERSANGKA / TERDAKWA.
a. AKAN MELARIKAN DIRI.
b. MERUSAK /AKAN HILANG BB.
c. AKAN ULANGI LAGI PERBUATAN TP.
F. JNS HAN DAN TEMPAT LAKS.
PSL. 22 AYAT (2) KUHAP BHW JNS HAN
ADA 3 YAITU :
1). PENAHANAN RUTAN.
2). PENAHANAN RUMAH.
3). PENAHANAN KOTA.
G .PENANGGUHAN PENAHANAN.
1). PSL.31 ayat(1)memuat ats permintaan
tersangka/ terdakwa, penyidik/ PU/
Hakim ,sesuai dg wewenangnya masing
masing dpt mengadakan penangguhan
penahanan dg atau tanpa jaminan
UANG/ jaminan ORANG, berdasarkan
syarat yg ditentukan.
2).UNSUR 2 DARI PENANGGUHAN
PENAHANAN.
a). Atas permintaan tersangka/ terdakwa.
b). Wewenang penangguhan penahanan
oleh penyidik atau PU atau Hakim
sesuai dengan kewenangan masing-
masing.
c). Tanpa atau dengan jaminan uang atau
orang.
d). Berdasarkan syarat- syarat :
1). Wajib lapor diri.
2). Tidak keluar rumah.
3). Tidak keluar kota.
6. PENGGELEDAHAN
A. PENGERTIAN
1) PENGGELEDAHAN RUMAH adalah tindakan penyidik untuk
memasuki rumah tempat tinggal dan tempat – tempat tertutup
lainnya untuk melakukan tindakan pemeriksaan dan atau
penyitaan dan atau penangkapan dalam hal – hal menurut
cara – cara yang diatur PSL 1 btr 17 KUHAP.
2) PENGGELEDAHAN BADAN adalah tindakan penyidik untuk
mengadakan pemeriksaan badan / pakaian tersangka untuk
mencari benda yang diduga keras ada pada badannya atau
dibawahnya srta untuk disita ( psl 1 btr 18 KUHAP).
B. DASAR HUKUM
1) Pasal 1 butir 17 dan 18 dan pasal 5(1)huruf b dan pasal 7(1)
huruf d KUHAP.
2) Pasal 11 . Pasal 32, 33, 34d, 36 dan pasal 37 KUHAP.
PERTEMUAN 7
C. WEWENANG PENGGELEDAHAN
PJBT YG MEMILIKI WEWENANG
PENGGELEDAHAN ADALAH :
1. PENYIDIK
2. PENYIDIK PEMBANTU.
3. PENYELIDIK, SAAT KAP TSK. HANYA GELEDAH
PAKIAN, TRMASUK BENDA YG DIDUGA KERAS
PADA TSK. BENDA YG DPT DISITA.
D. DAPAT LAKUKAN
PENGGELEDAHAN
1. PENGGELEDAHAN RUMAH, DENGAN
SURAT IJIN PN SETEMPAT (PASAL 33 AYAT
1 KUHAP).
2. PENGGELEDAHAN DILAKUKAN SEGERA,
TIDAK MUNGKIN DAPAT SURAT IJIN PN
TERLEBIH DAHULU (PASAL 34 KUHAP).
3. PENGGELEDAHAN DALAM HAL
TERTANGKAP TANGAN (PASAL 35 KUHAP).
E. HAL 2 PERLU DIPERHATIKAN
1. Dalam melakukan penggeledahan terhadap Anak , Penyidik
wajib mempertimbangkan faktor –faktor psikologis bagi ANAK.
2. Dalam melakukan Penggeledahan perlu memperhatikan faktor
– faktor Aspek Keamanan yang melaksanakan tugas.
3. Penggeledahan badan terhadap wanita harus dilakukan oleh
Polwan atau seseorang wanita yang ditunjuk oleh Penyidik.
4. Penggeledahan yang menyangkut benda ,alat ,fasilitas dan
tempat – tempat lain yang menyangkut keamanan Negara
agar dikoordinasikan dengan instansi terkait.
7. P E N Y I T A A N
A. PENGERTIAN .
PENYITAAN adalah serangkaian tindakan Penyidik untuk
mengambil alihdan ataumenyimpan dibawah penguasaannya
benda bergerak atau tidak bergerak , berwujud atau tidak
berwujud untuk kepentingan pembuktikan dalam penyidikan ,
penuntutan dan Peradilan ( psl.1 btr 17 KUHAP ).
B. DASAR HUKUM.
1) Pasal 1 butir 16 KUHAP ,Pasal 5(1)butir b angka 1KUHAP
,pasal 7(1) huruf d KUHAP dan pasal 14 KUHAP.
2) Pasal 40 ,41,42 ,38,128 dan pasal 129 KUHAP.3. pasal 39 ,43
, 44 , 45.46 .47 dan pasal 130 KUHAP.
3. Psl 14 dan 16 UU NO.02/ 2002 TTG KEPOL NEGARA RI.
C.WEWENANG PENYITAAN.
PJBT YG BERWENANG MELAKUKAN
PENYITAAN AL :
1. PENYIDIK.
2. PENYIDIK PEMBANTU.
3. PENYELIDIK ATAS PERINTAH PENYIDIK
.
D. PENYITAAN DILAKUKAN.
1. PENYITAAN DG SRT IJIN KETUA P.N.
2. PENYITAAN YG DILAKUKAN DLM
KEADAAN YG SANGKAT PERLU DAN
MENDESAK ( PSL.38 KUHAP).
3. PENYITAAN DILAKUKAN DLM HAL
TERTANGKAP TANGAN ( PSL.41
KUHAP).
E. YANG DPT DIKENAKAN
PENYITAAN,PSL.39(1) KUHAP,
1). Benda/tagihan tsk/tdw yang
seluruh/sebagian diduga diperoleh dari
TP/ sbg hsl TP.
2). Benda yg telah dipergunakan secara
langsung utk lakukan TP atau
mempersiapkannya.
3). Benda yg dipergunakan untuk
menghalang-halangi penyelidikan TP.
LANJUTAN PASAL 39 ayat (1) KUHAP.
4). Benda yang khusus dibuat atau
diperuntukkan melakukan tindak
pidana.
5). Benda lain yang mempunyai hubungan
langsung dengan tindak pidana yang
dilakukan.
8.PEMERIKSAAN SURAT.
A. WEWENANG RIKSA SURAT.
1. PENYIDIK.
2. PENYIDIK PEMBANTU.
3. PENYELIDIK ATAS PERINTAH
PENYIDIK.
B. PENTINGNYA RIKSA SRT.
1. RIKSA SRT DPT DILAKUKAN PADA
SEMUA TINGKATAN YG MELIPUTI
a). TAHAP PENYIDIKAN.
b). TAHAP PENUNTUTAN.
c). TAHAP RIKSA HKM DISIDANG PN.
2. PROSEDUR RIKSA SRT KE KTR POS.
a). SRT IJIN KHUSUS DR KETUA PN.
b). PENYDIK/P.P MINTA KPD KA KTR POS
DAN TELEKOMUNIKASI.
c). JIKA SRT TSK ADA HUB PERKARA TP.
d). SEBALIKNA TDK ADA HUB PRKRA TP.
e). SRT YG DIKEMBALIKAN TSB DIBUBUHI
CAP YG BERBUNYI “ TELAH DIBUKA
OLEH PENYIDIK “
f). PENYIDIK/P.P BUAT BERITA ACARA TTG
TIND YG TELAH DILAKUKAN.
PERTEMUAN KE
8
INDIKATOR HASIL BELAJAR :
Setelah mengikuti proses pembelajaran ini
para siswa diharapkan mampu :
1. Menjelaskan tersangka dlm penyidikan.
2. Menjelaskan terdakwa dlm penuntutan.
3. Menjelaskan hak 2 tsk/tdw dlm
penyidikan.
4. Menjelaskan saksi dan ket.saksi.
5. Menjelaskan ahli dan ket. Ahli.
6. Menjelaskan penghentian penyidikan.
7. Menjelaskan praperadilan.
1. TERSANGKA
PSL. 1 BUTIR 14,TERSANGKA ADALAH
SESEORANG YG KARENA PERBUATANNYA /
KEADAANNYA BERDASARKAN BUKTI
PERMULAAN PATUT DIDUGA SBG PELAKU TP.
UNSURNYA :
a. Seseorang karena perbuatannya.
b. Berdasarkan bukti permulaan.
c. Diduga sebagai pelaku tindak pidana.
2. Terdakwa
(PASAL 1 Butir 15 KUHAP)
UNSUR – UNSUR AL :
a. SESORANG YG DIDUGA PELAKU TP.
b. CKP ALASAN UTK LAKUKAN RIKSA.
c. SESEORANG YG SDG DITUNTUT.
d. SEDANG DIADILI DISIDANG
PENGADILAN.
3. HAK TERSANGKA/ TDW.
a. Pasal 50 Ayat 1 KUHAP, tsk Segera
Diperiksa Oleh Penyidik Dan Dilanjut Ke
PU
b. Pasal 50 ayat 2 KUHAP, tsk segera
perkara , diajukan ke pn.
c. Pasal 50 huruf a, tsk beri penjelasan
bhs yang dimengerti, apa yang
disangkakan.
d. Pasal 52 kuhap, tingkat sidik, tsk beri
ket. bebas kpd penyidik.
LANJUTAN HAK TSK/ TDW.
e. Pasal 53 ayat 1 KUHAP, Tsk dpt bantuan juru
bahasa.
f. Pasal 53 ayat 2 KUHAP, tersangka bisu/tuli
dapat bantuan (psl 177 dan 178 kuhap).
g. Pasal 54 KUHAP, tersangka dapat bantuan
penasehat hukum di tingkat pemeriksan
penyidik.
h. Pasal 56 ayat 1 KUHAP, pejabat pada semua
tingkat pemeriksaan wajib menunjuk
penasehat hukum untuk tersanka/terdakwa,
yang di ancam pidana 5 th lebih, 15 th lebih
dan pidana mati, tidak mampu
LANJUTAN TSK DAN TDKW.
i. Pasal 57 (1) KUHAP, tsk yg ditahan berhak utk
hubungi penasehat hukum.
j. Pasal 58 KUHAP hak tsk utk menerima
kunjungan dr pribadinya utk reksa kesehatan.
k. Pasal 59 KUHAP, tsk / Tdw Yg Di Tahan
Berhak Utk Diberitahukan Kpd Kel Ttg
PenahananNya, dimana dan instansi yang
menahan.
4. SKS, KETERANGAN SAKSI.
a. Saksi (Psl 1 Butir 26 KUHAP) adalah Org
Yang Dapat Beri Keterangan Guna Sidik,
tuntut Dan Peradilan Ttg Suata Perkara
Pidana Yg Ia Dengar Sendiri, ia Lihat
Sendiri Dan Ia Alami Sendiri.
b. Keterangan saksi (psl 1 btr 27 KUHAP)
adalah salah satu alat bukti dlm perkara
pidana yg berupa keterangan dari saksi
mengenai peristiwa pidana yg ia dengar,
lihat dan alami sendiri.
5. AHLI, KETERANGAN AHLI.
a. Psl 1 btr 28 KUHAP, ahli adalah
keterangan yang diberikan oleh
seseorang yg memiliki keahlian khss ttg
hal yg diperlukan, utk membuat terang
suatu perkara pidana, guna
pemeriksaan.
b. Psl 186 KUHAP, yg dimaksud ket ahli
adalah apa yg seorang ahli nyatakan di
sidang pengadilan.
6. PENGHENTIAN SIDIK
a. Pasal 109 ayat 2 KUHAP, penyidik
menghentikan penyidikan karena tdk terdpt
ckp bukti, peristiwa tsb ternyata bukan tp
dan sidik dihentikan demi hukum. maka
penyidik beri tahu kpd PU, tsk/kel.
b. Pasal 109 ayat 3 KUHAP, penghentian
penyidikan dilakukan PPNS tertentu beri
tahu hal segera disampaikan kpd penyidik
dan penasehat hukum.
7. PRAPERADILAN.
Pasal 1 Butir 10 KUHAP, Adalah Wewenang PN
Untuk Riksa Dan Memutuskan Menurut Cara Yg
Diatur Dlm UU :
a. Sah / tidaknya penangkapan / penahanan, atas
permintaan tersangka / keluarga / pihak Lain
/ kuasa hukumnya.
b. Sah / tdknya penghentian penyidikan /
penghentian tuntutan atas minta tegaknya
hukum.
c. Minta ganti rugi / rehabilitasi, tsk / kel / pihak
lain / kuasanya yg perkara tdk diajukan ke
pengadilan.
8. MASALAH YG DI RIKSA
ATAU DIPUTUS PN.
a. TMBULNYA LEMBAGA PRAPERADILAN
ADLAH SBG ALAT KONTROL TIND PENEGAK
HUKUM.
b. PSL 77 KUHAP,PN WWENANG
RIKSA,TUNTUT,SESUAI KETENTUAN YG
BERLAKU.
c. PSL 78 KUHAP,ADLAH WWNANG PN.
d. PSL 79,80,81 KUHAP(OLEH
TSK,SAH/TDK HENTI SIDIK,MINTA
GANTI RUGI/REHABILITASI).
9. ALAT BUKTI YG SAH(PSL.184
KUHAP).
a. KETERANGAN SAKSI (PSL.185
KUHAP).
b. KETERANGAN AHALI (PSL.186
KUHAP).
c. SURAT ( PSL.187 KUHAP).
d. PETUNJUK (PSL.188 KUHAP).
e. KETERANGAN TERDAKWA(PSL.189
KUHAP).
PERTEMUAN KE
9
a. Keterangan Saksi (Psl.185 Kuhap). Bhw
Keterangan Saksi Dpt Di Kelompokan
Kedalam 2 Pok Yaitu:
1) Saksi dpt beri ket. Tanpa sumpah (anak
dibwah umur dan org skit jiwa).
2) Saksi dpt beri ket. dibawah sumpah (saksi
yg tdk cakap secara relatif) apabila PU
menghendaki dan tdw setuju.
b. Keterangan Ahli(psl.186 Kuhap). Bhw. Ket Ahli
Adalah Ket. Yg Di Beri Seorang Memiliki
Keahlian Khusus :
1) Psl 168 KUHAP, Ket. Ahli adalah apa yg di
nyatakan di sidang Pengadilan.
2) Psl 1 huruf h, KUHAP, Penyidik karena
kewajibannya punya wewenang datangkan
ahli.
c. Surat (Psl. 187 KUHAP). Adalah Salah Satu
Alat Bukti Yg Sah Terdiri Dari:
1) Berita acara dan srt 2 lain dlm bentuk resmi
dibuat oleh pjbt yg berwenang.
2) Surat yg dibuat mnurut ketentuan peraturan
per undang- undangan / yg dibuat oleh pjbt
hl tsb.
d. Petunjuk (Psl.188 KUHAP). Adalah Perbuatan
Kejadian Dan Keadaan Yg Persesuaiannya,
petunjuk Hanya Dpt Diperoleh Dari:
1) Keterangan saksi.
2) Surat- surat.
3) Keterangan terdakwa.
e. Keterangan terdakwa (psl.189 kuhap) adalah apa yg
terdakwa nyatakan di sidang, yg ia Lakukan, ia ketahui
dan ia alami Sendiri.
1) Keterangan tdw yg diberikan diluar sidang.
2) Keterangan tdw hanya dpt digunakan diri sendiri.
3) Keterangan tdw saja tdk ckup membuktikan bhw ia
bersalah.
10. ACARA RIKSA SIDANG PN
a. Pasal 152 s/d 202 KUHAP, ttg acara
riksa sidang biasa.
b. Pasal 203 s/d 204 KUHAP, ttg acara
riksa singkat.
c. Pasal 205 (2), (3) KUHAP, ttg acara
riksa cepat.
11. PUTUSAN PENGADILAN
Psl 1 butir 11 kuhap yang dimaksud Dgn
putusan pengadilan adalah :
Pernyataan hakim yg diucapkan dlm Sidang
pengadilan terbuka yg dpt Berupa pemidanaan/
bebas/ lepas dr Segala tuntutan hkm dlm hal
serta Menurut cara yg di atur dlm kuhap.
12. UPAYA HUKUM.
Pasal 1 butir 12 kuhap, upaya hukum adaLah:
Hak dr trdw / PU utk tdk menerima Putusan
pengadilan yg berupa Perlawanan / banding /
kasasi / hak Terpidana utk ajukan permohonan
Riksa kembali dlm hal serta menuRut cara yg
diatur dlm kuhap.
TERIMA KASIH
PERTEMUAN KE 10
UJIAN

Contenu connexe

Similaire à KUHAP.ppt

7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);
7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);
7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);GradeAlfonso
 
Materi 5.ppt
Materi 5.pptMateri 5.ppt
Materi 5.pptSneekPeak
 
LIDIK SIDIK.ppt
LIDIK SIDIK.pptLIDIK SIDIK.ppt
LIDIK SIDIK.pptDirgaGunk
 
6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan
6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan
6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikanGradeAlfonso
 
tugas HAP SITI NURLELA 6.docx
tugas HAP SITI NURLELA 6.docxtugas HAP SITI NURLELA 6.docx
tugas HAP SITI NURLELA 6.docxSitiNurlela27
 
PERKABA 1 tahun 2022.pdf
PERKABA 1 tahun 2022.pdfPERKABA 1 tahun 2022.pdf
PERKABA 1 tahun 2022.pdffirmanyudha1
 
(Sindonews.com) Opini hukum-politik 3 februari 2015-5 maret 2015
(Sindonews.com) Opini hukum-politik 3 februari 2015-5 maret 2015(Sindonews.com) Opini hukum-politik 3 februari 2015-5 maret 2015
(Sindonews.com) Opini hukum-politik 3 februari 2015-5 maret 2015ekho109
 
2 awal proses hukum acara pidana
2  awal proses hukum acara pidana2  awal proses hukum acara pidana
2 awal proses hukum acara pidanaGradeAlfonso
 
Definisi hukum acara pidana
Definisi hukum acara pidanaDefinisi hukum acara pidana
Definisi hukum acara pidanaAbi Zakaria N
 
UAS HUKUM PERADILAN HAM (Fenti Anita Sari)
UAS HUKUM PERADILAN HAM (Fenti Anita Sari)UAS HUKUM PERADILAN HAM (Fenti Anita Sari)
UAS HUKUM PERADILAN HAM (Fenti Anita Sari)Fenti Anita Sari
 
Proses Penegakan Hukum (gakkum) tindak pidana riksa saksi tsk; AKBP DADANG
Proses Penegakan Hukum (gakkum)  tindak pidana  riksa saksi tsk; AKBP DADANGProses Penegakan Hukum (gakkum)  tindak pidana  riksa saksi tsk; AKBP DADANG
Proses Penegakan Hukum (gakkum) tindak pidana riksa saksi tsk; AKBP DADANGDadang DjokoKaryanto
 
Hukum Acara Pidana militer.ppt
Hukum Acara Pidana militer.pptHukum Acara Pidana militer.ppt
Hukum Acara Pidana militer.pptMANLEAFAMILY
 
PEDOMAN NO. 7 TAHUN 2020
PEDOMAN NO. 7 TAHUN 2020PEDOMAN NO. 7 TAHUN 2020
PEDOMAN NO. 7 TAHUN 2020CIkumparan
 
Pedoman 7.2020 ttg pemberian izin ja
Pedoman 7.2020 ttg pemberian izin jaPedoman 7.2020 ttg pemberian izin ja
Pedoman 7.2020 ttg pemberian izin jamerdekacom
 
BAHAN KULIAH HUKUM ACARA PIDANA BARU 2021.ppt
BAHAN KULIAH HUKUM ACARA PIDANA BARU 2021.pptBAHAN KULIAH HUKUM ACARA PIDANA BARU 2021.ppt
BAHAN KULIAH HUKUM ACARA PIDANA BARU 2021.pptBayuSurya11
 
SISTEM_PERADILAN_PIDANA_INDONESIA.ppt
SISTEM_PERADILAN_PIDANA_INDONESIA.pptSISTEM_PERADILAN_PIDANA_INDONESIA.ppt
SISTEM_PERADILAN_PIDANA_INDONESIA.pptAnisaMeidaShafira1
 

Similaire à KUHAP.ppt (20)

7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);
7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);
7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);
 
Materi 5.ppt
Materi 5.pptMateri 5.ppt
Materi 5.ppt
 
Materi 5.ppt
Materi 5.pptMateri 5.ppt
Materi 5.ppt
 
Perka Polri No.14 Thn.2012 ttg Manajemen Penyidikan Tindak Pidana
Perka Polri No.14 Thn.2012 ttg Manajemen Penyidikan Tindak PidanaPerka Polri No.14 Thn.2012 ttg Manajemen Penyidikan Tindak Pidana
Perka Polri No.14 Thn.2012 ttg Manajemen Penyidikan Tindak Pidana
 
LIDIK SIDIK.ppt
LIDIK SIDIK.pptLIDIK SIDIK.ppt
LIDIK SIDIK.ppt
 
6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan
6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan
6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan
 
tugas HAP SITI NURLELA 6.docx
tugas HAP SITI NURLELA 6.docxtugas HAP SITI NURLELA 6.docx
tugas HAP SITI NURLELA 6.docx
 
PERKABA 1 tahun 2022.pdf
PERKABA 1 tahun 2022.pdfPERKABA 1 tahun 2022.pdf
PERKABA 1 tahun 2022.pdf
 
(Sindonews.com) Opini hukum-politik 3 februari 2015-5 maret 2015
(Sindonews.com) Opini hukum-politik 3 februari 2015-5 maret 2015(Sindonews.com) Opini hukum-politik 3 februari 2015-5 maret 2015
(Sindonews.com) Opini hukum-politik 3 februari 2015-5 maret 2015
 
2 awal proses hukum acara pidana
2  awal proses hukum acara pidana2  awal proses hukum acara pidana
2 awal proses hukum acara pidana
 
UPAYA PAKSA
UPAYA PAKSAUPAYA PAKSA
UPAYA PAKSA
 
Definisi hukum acara pidana
Definisi hukum acara pidanaDefinisi hukum acara pidana
Definisi hukum acara pidana
 
UAS HUKUM PERADILAN HAM (Fenti Anita Sari)
UAS HUKUM PERADILAN HAM (Fenti Anita Sari)UAS HUKUM PERADILAN HAM (Fenti Anita Sari)
UAS HUKUM PERADILAN HAM (Fenti Anita Sari)
 
Acara pidana
Acara pidanaAcara pidana
Acara pidana
 
Proses Penegakan Hukum (gakkum) tindak pidana riksa saksi tsk; AKBP DADANG
Proses Penegakan Hukum (gakkum)  tindak pidana  riksa saksi tsk; AKBP DADANGProses Penegakan Hukum (gakkum)  tindak pidana  riksa saksi tsk; AKBP DADANG
Proses Penegakan Hukum (gakkum) tindak pidana riksa saksi tsk; AKBP DADANG
 
Hukum Acara Pidana militer.ppt
Hukum Acara Pidana militer.pptHukum Acara Pidana militer.ppt
Hukum Acara Pidana militer.ppt
 
PEDOMAN NO. 7 TAHUN 2020
PEDOMAN NO. 7 TAHUN 2020PEDOMAN NO. 7 TAHUN 2020
PEDOMAN NO. 7 TAHUN 2020
 
Pedoman 7.2020 ttg pemberian izin ja
Pedoman 7.2020 ttg pemberian izin jaPedoman 7.2020 ttg pemberian izin ja
Pedoman 7.2020 ttg pemberian izin ja
 
BAHAN KULIAH HUKUM ACARA PIDANA BARU 2021.ppt
BAHAN KULIAH HUKUM ACARA PIDANA BARU 2021.pptBAHAN KULIAH HUKUM ACARA PIDANA BARU 2021.ppt
BAHAN KULIAH HUKUM ACARA PIDANA BARU 2021.ppt
 
SISTEM_PERADILAN_PIDANA_INDONESIA.ppt
SISTEM_PERADILAN_PIDANA_INDONESIA.pptSISTEM_PERADILAN_PIDANA_INDONESIA.ppt
SISTEM_PERADILAN_PIDANA_INDONESIA.ppt
 

Dernier

HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)ErhaSyam
 
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANharri34
 
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum ViktimologiSaktaPrwt
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxmuhammadarsyad77
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxAudyNayaAulia
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIdillaayuna
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaYogaJanuarR
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptAlMaliki1
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanIqbaalKamalludin1
 

Dernier (10)

HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
 
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
 
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 

KUHAP.ppt

  • 1.
  • 3. INDIKATOR HASIL BELAJAR : Setelah mengikuti proses pembelajaran ini para siswa yang diharapkan mampu : 1. Menjelaskan Posisi Polisi sebelum berlakunya KUHAP. 2. Menjelaskan latar belakang timbulanya Hukum Acara Pidana.
  • 4. Karena didlam HIR dg tegas dicantumkan bhw posisi Polisi selaku Hulp Magistrat merupakan pembantu Magistrat/ Jaksa,terlihat al : a. Jaksa merupakan titik sentral dan pimpinan dalam hal pemeriksaan pendahuluan. 1. POSISI POLISI SEBELUM BERLAKUNYA KUHAP
  • 5. b. Pasal 180 dan 181 RO (Rectrelyke Organisatie) Jaksa Agung adalah pimpinan Kepolisian preventif dan represif. c. Jaksa dapat menghentikan pemeriksaan pendahuluan atas perintah PU (psl 54 HIR). d. Polisi wilayah dibawah Bupati, Residen/ Asisten Residen (psl.40 HIR).
  • 6. 2. LATAR BELAKANG TIMBULNYA HAP BARU a. HIR yg berlaku sesuai staat blad 1941 No.419 yg diberlakukan setelah Indonesia Merdeka dsr UU No.1/ Darurat tahun 1951 menjadi RIB, adalah : 1)Produk legislatif Pemerintah Hindia Belanda. 2)Kurang memperhatikan hak2 cari keadilan. 3)Tdk ngatur hak-hak tersangka/ terdakwa serta hak lain utk lancar riksa perkara.
  • 7. b. Sebagai Masyarakat yang Merdeka, Indonesia membutuhkan HAP yg bersifat Nasional. c. HAM dalam Indonesia Merdeka sebagai Negara hukum. d. Perlu diaplikasikan maksud dari pasal 27 UUD 1945(1) bahwa Warga Negara bersamaan kedudukan di dalam hukum dan pemerintahan dengan tidak ada kecualinya.
  • 9. INDIKATOR HASIL BELAJAR : Setelah mengikuti proses pembelajaran ini para siswa yang diharapkan mampu : 1. Menjelaskan Pengertian Hukum Acara Pidana. 2. Menjelaskan tujuan Hukum Acara Pidana
  • 10. 1. PENGERTIAN HUKUM ACARA PIDANA a. Menurut Prof DR. SUDARTO. SH, HAP adalah aturan yang memberikan petunjuk apa yang harus dilakukan oleh aparat penegak hukum apabila telah terjadi pelanggaran hukum
  • 11. b. MENURUT R. SOESILO. DLM BUKU KUHAP (Prosedur penyelesaian perkara pidana memuat KUHP bagi penegak hukum). 1) Cara bagaimana cari kebenaran TP yg terjadi. 2) Cara menangkap, menahan dan riksa orang. 3) Cara bagaimana mengumpulkan barang bukti, pemeriksaan, Geledah badan, dan Tempat-tempat lain, Geledah barang, untuk membuktikan kesalahan TSK. 4) Cara bagaimana riksa dan vonis di sidang Pengadilan.
  • 12. 2. TUJUAN HUKUM ACARA PIDANA a. MENCARI DAN MENEMUKAN KEBENARAN MATRIIL, yaitu kebenaran yg selengkap – lengkapnya dari suatu perkara pidana dg menerapkan ketentuan hukum secara jujur dan tepat, dg tujuan utk cari siapakah PELAKU yg dpt didakwa. b. MEMPEROLEH PUTUSAN HAKIM. adalah bagi Dunia hukum pembuktian salah/ benar harus dibuktikan berdasarkan hukum,tdk semata – mata didasarkan pada persepsi orang perorang.
  • 13. c. PELAKSANAAN PUTUSAN HAKIM. yaitu apabila materi peraturan sudah sampai pada tahapan eksekusi putusan hakim, kemudian dikembangkan yg meliputi peraturan pelaksanaan hukum yg mengatur ttg jns pidana serta cara melaksanakan pidana sejak awal sampai menjalankan dan mengakhiri pidananya.
  • 15. INDIKATOR HASIL BELAJAR : Setelah mengingikuti proses pembelajaran ini para siswa yang diharapkan agar mampu : 1. Menjelaskan pencabutan HIR atas RIB. 2. Menjelaskan konsekwensi atas berlakunya KUHAP bagi POLRI. 3. Menjelaskan HTCK POLRI dengan penegak hukum lainnya.
  • 16. 1. PENCABUTAN HIR ATAU RIB Dengan di Undangkan KUHAP, pada tanggal. 31 Desember 1981 dalam lembar Negara RI No. 76 tahun 1981 Yang dikenal Undang- Undang RI No. 8 tahun 1981, maka dg sendirinya HIR dan dihubungkan dg RIB yg berlaku berdasarkan UU Darurat Nomor 1/1951 (lembar Negara No.9 tahun 1951, tambahan lembar Negara 81), serta semua peraturan pelaksanaannya dan ketentuan- ketentuan lain yg diatur dg peraturan- peraturan lain, dinyatakan dicabut.
  • 17. 2. KONSEKWENSI ATAS BERLAKUNYA KUHAP BAGI POLRI a. Perubahan teknik dan taktik penyidikan segera disesuaikan perubahan sistim pemeriksaan dalam KUHAP. b. Peningkatan kemampuan tehnis ,khusus Fungsi Reserse dan tehnis Yuridis. c. Perubahan sikap mental dan dedikasi penyjdik/penyidik pembantu, harus berdasarkan KUHAP.
  • 18. 3. HTCK DG PENEGAK HUKUM. a. HUBUNGAN PENYIDIK DG PENUNTUT UMUM. b. HUBUNGAN PENYIDIK DG HAKIM. c. HUBUNGAN PENYIDIK POLRI DG PPNS. d. HUBUNGAN PENYIDIK DG PENASEHAT HUKUM. e. HUBUNGAN PENYIDIK DG LEMBAGA PEMASYARAKATAN. f. HUBUNGAN PENYIDIK POLRI DG PENYIDIK KPK.
  • 20. INDIKATOR HASIL BELAJAR : Setelah mengikuti proses pembelajaran ini para siswa diharapkan agar mampu : 1. Menjelaskan tertangkap tangan dan unsur-unsurnya. 2. Menjelaskan laporan dan siapa yang berhak melaporkan. 3. Menjelaskan pengaduan yg disertai pengaduan secara tertulis. 4. Menjelaskan kadaluarsa berdasarkan KUHP.
  • 21. 1. TERTANGKAP TANGAN Tertangkap tangan sesuai dengan pasal 1 butir 19 KUHAP yaitu tertangkapnya seseorang pada waktu sedang melakukan tindak pidana, segera sesudah beberapa saat tindak pidana itu dilakukan, atau sesaat kemudian diserukan oleh kalayak ramai sebagai orang yang melakukannya. Atau apabila sesaat kemudian padanya ditemukan benda yang diduga keras telah digunakan untuk melakukan tindak pidana itu, yang menunjukkan bahwa ia ada palakunya atau turut melakukan atau membantu melakukan tindak pidana itu.
  • 22. 2. UNSUR TERTANGKAP TANGAN • Tertangkapnya seseorang. Berarti ada orang yang tertangkap. • Pada waktu sedang melakukan Tindak Pidana. Berarti orang itu tertangkap sedang melakukan Tindak Pidana . • Atau segera sesudah beberapa saat Tindak Pidana itu dilakukan. Berarti si pelaku tertangkap beberapa saat setelah melakukan Tindak Pidana itu. • Atau sesaat kemudian diserukan oleh kalayak ramai sebagai orang yang melakukannya.
  • 23. 3. ADANYA LAPORAN / PEMBERITAHUAN Sesuai dengan pasal 1 butir 24 KUHAP, yang dimaksud dengan laporan adalah pemberitahuan yang disampaikan oleh seseorang karena hak, atau kewajibannya berdasarkan Undang-undang kepada pejabat yang berwenang tentang telah terjdinya peristiwa pidana. Menurut Pasal 108 KUHAP orang-orang yang berhak mengajukan laporan adalah : • Setiap orang yang mengetahui peristiwa yang diduga merupakan tindak pidana. • Setiap orang yang melihat suatu peristiwa yang diduga merupakan suatu Tindak Pidana. • Setiap orang yang menyaksikan suatu peristiwa yang diduga sebagai suatu Tnidak Pidana. • Setiap orang yang menjadi korban dari peristiwa Tindak Pidana. • Setiap orang mengetahui permufakatan jahat untuk melakukan Tindak Pidana. • Setiap Pegawai Negeri, dalam rangka melaksanakan tugasnya yang mengetahui tentang terjadinya peristiwa Pidana
  • 24. 4. ADANYA PENGADUAN Pasal 1 butir 25 KUHAP mengartikan Pengaduan adalah pemberitahuan resmi disertai permintaan kepada pihak berwenang untuk menindak menurut hukum seseorang yang telah melakukan Tindak Pidana Aduan yang merugikanya. Tindak Pidana Aduan (clack delik) baru dapat dilakukan Penyidikan /Penuntutan apabila telah adanya Pengaduan disertai dengan permintaan dari orang yang terkena / korban atau yang dimalukan karena terjadinya suatu tindak pidana. Pengaduan merupakan pemberitahuan resmi kepada Penyidik untuk melakukan penyidikan atas suatu peristiwa / tindak pidana. Pengaduan merupakan syarat untuk diadakanya Penyidikan / penuntutan dimuka pengadilan dan diperuntukkan bagi : • Tindak Pidana Aduan (pasal 284, 310, 322, 332, 367, 370 dll). • Merupakan syarat adanya penuntutan. • Pengaduan dapat dicabut kembali (pasal 72, 73, 74 dan 75 KUHP)
  • 25. 5. DALUWARSA Daluwarsa mengajukan pengaduan yaitu : • Pasal 74 KUHP (Tindak Pidana Aduan pada umumnya). • 6 (enam) bulan setelah yang berhak mengadu mengetahui perbuatan yang dilakukan itu, apabila ia berada di Indonesia. • (sembilan) bulan setelah yang berhak mengadu mengetahui perbuatan itu dilakukan bila berada di luar negri. • Pasal 293 (3) KUHP (perbuatan cabul terhadap anak dibawah umur). • 9 (sembilan) bulan setelah yang berhak untuk mengadu mengetahui perbuatan yang dilakukan itu, apabila ia berada di Indonesia. • 12 (dua belas) bulan setelah yang berhak mengadu mengetahui perbuatan yang dilakukan itu, bila ia berada di luar negeri. • Pasal 75 KUHP menjelasakan bahwa pengaduan yang telah diajukan dapat dijabut kembali dalam tenggang waktu selama 3 (tiga) sejak hari diajukannya pengaduan tersebut. • Pasal 284 (4) KUHP mensyaratkan bahwa Tindak Pidana perjinahan (overspel), pengaduan dapat dicabut kembali apabila perkara belum mulai disidangkan.
  • 27. INDIKATOR HASIL BELAJAR : Setelah mengikuti peroses pembelajaran ini para siswa diharapkan mampu L: 1. Menjelaskan Penyidikan tindak pidana. 2. Menjelaskan Penyelidikan tindak pidana. 3. Menjelaskan Pemanggilan Tersangka/ Saksi. 4. Menjelaskan Penangkapan dan unsur -unsurnya. 5. Menjelaskan Penahanan dan bukti yg cukup. 6. Menjelaskan Penggeledahan dan 7. penyitaan barang bukti.
  • 28. 1. P E N Y I D I K A N A. PENGERTIAN Pasal 1 butir 2 KUHAP, mengartikan bahwa PENYIDIKAN adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam Undang-undang ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangka. Dengan pengertian tersebut, berarti bahwa penyidikan dilakukan oleh Penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur oleh Undang- undang dan seterusnya.
  • 29. B. P E N Y I DI K  PASAL 6(1) KUHAP Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu (PPNS tertentu) yang diberi wewenang khusus oleh Undang-undang.  Pasal 6 (2) KUHAP syarat kepangkatan pejabat-pejabat sebagaimana dalam ayat (1) diatur lebih lanjut dalam peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2012.
  • 30. C. PPNS PSL 10 KUHAP 1. Pangkat PPNS tertentu tersebut sekurang- kurangnya Pengatur 2. Muda Tingkat I (golongan ll/b) atau yang disamakan dengan itu. Pengangkatan Penyidik PPNS tertentu oleh Menteri atas usul dari Dirjen yang membawahi Pegawai Negeri Sipil tersebut, setelah mendapat pertimbangan Jaksa Agung dan Kapolri.
  • 31. D. WEWENANG PENYIDIK . Karena kewajibannya, penyidik berwenang sesuai dengan pasal 7 ayat (1) KUHAP untuk : • Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya Tindak Pidana. • Melakukan tindakan pertama pada saat di tempat kejadian. • Menyuruh berhenti seseorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal dari tersangka. • Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan. • Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat. • Mengambil sidik jari dan memotret seseorang. • Memanggil orang untuk di dengar dan di periksa sebagai tersangka atau saksi. • Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara. • Mengadakan penghentian penyidikan. • Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab.
  • 33. 2. PENYELIDIKAN A. PENGERTIAN . PENYELIDIKAN. adalah serangkaian tindakan PENYELIDIK untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagi tindak pidana guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang diatur dalam Undang – Undang ( psl.1 butir 5 KUHAP ). . JARINGAN INFORMASI. adalah jaringan yang dibentuk oleh penyelidik yang terdiri dari orang – orang tertentu untuk dapat mencari, mengumpulkan dan memberikan informasi segala sesuatu yang diinginkan oleh penyelidik. PERTEMUAN 4
  • 34. B. DASAR HUKUM  Undang Undang Ri No.02 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara RI pasal 14 ayat (1) dan pasal 16.  Undang – Undang RI No. 08 tahun 1981 tentang KUHAP Pasal 4, pasal 5, pasal 9, pasal 16, pasal 37, pasal 102, pasal 103, pasal 104, pasal 105, pasal 108, pasal 111.  Surat Keputusan Kapolri No.Pol : Skep /1205 /IX/2000 , tentang Rivisi juklak/juknis proses penyidikan tindak pidana.  Peraturan pemerintah RI No. 27 tahun 1983 tentang pelaksanaan KUHAP.  Kltab undang undang hukum pidana / Per Undang – undangan Lainnya.  Naskah sementara Pedoman Penyidikan Tindak Pidana tahun 2006.
  • 35. C. WEWENANG PENYELIDIK (PASAL 5 KUHAP) 1. MENERIMA LAP / PENGADUAN. 2. CARI KETERANGAN DAN B.BUKTI. 3. SURUH BERHENTI SESEORANG YG DICURIGAI DAN MENANYAKAN SERTA MEMERIKSA TANDA PENGENAL DIRI.
  • 36. D. KEWAJIBAN PENYELIDIK Penyelidik didalam melaksanakan tugas dan wewenangnya mempunyai kewajiban seperti yang diatur dlm psl 102 ayat (1), (2) dan (3) KUHAP dan psl 104 KUHAP Yaitu bahwa dalam melaksanakan tugas penyelidikan, penyelidik wajib menunjukan tanda pengenalnya.
  • 37. 3. PEMANGGILAN TSK /SKS A. P E N G E R T I A N PEMANGGILAN adalah tindakan penyidik untuk menghadirkan saksi / tersangka guna didengar keterangannya yg ada hubungannya kasus atau peristiwa yg telah terjadi. PERTEMUAN 5
  • 38. B. DASAR HUKUM. 1. Pasal 7 (1) huruf g dan pasal 11 KUHAP (Pgl Tersangka / Saksi). 2. Pasal 112 (1) dan (2) dan pasal 113 KUHAP (Pgl wktu yg wajar dan wajib datang). 3. Pasal 116 (3) dan (4) dan pasal 119 KUHAP (Pgl. Saksi yg menguntungkan tersangka). 4. Psl. 14 dan 16. U U No. 02/2002 ttg Kepolisian Negara R.I.
  • 39. C. PERTIMBANGAN PGL TSK/SKS. 1. Adanya LP dalam rangka mengembangkan hasil pemeriksaan serta adanya laporan hasil penyelidikan. 2. Untuk melengkapi keterangan yang telah ada. 3. Atas permintaan bantuan penyidik dari satuan lain.
  • 40. D. PELAKSANAAN PGL TERSANGKA / SAKSI. 1. SURAT PGL HRS MEMUAT SYARAT FORMAL. 2. PENYAMPIAN SURAT PANGGILAN. 3. SRT PERINTAH MEMBAWA TERSANGKA / SAKSI. E. PEMERIKSAAN SAKSI DAN TERSANGKA. 1. PEMERIKSAAN SAKSI, GUNA KEPENTINGAN RIKSA PRKARA PIDANA , PENYIDIK DPT LAKUKAN RIKSA SAKSI – SAKSI PD TINGKAT SIDIK . DLM BERI KET TANPA DISUMPAH . KECUALI SAKSI DIDUGA TDK HDR DLM RIKSA SIDANG PN.
  • 41. 2. Pemeriksaan tersangka, hal yg menonjol dan fundamental di dalam KUHAP adalah perlindungan terhadap HAM, utk menghindari hal-hal dengan penerapan mengejar pengakuan TERSANGKA yg sering kali dg cara kekerasan, maka dalam KUHAP telah diatur, agar tindakan tersebut tidak diterapkan lagi, yaitu : psl 114, 116, 116 (4), 117(1) dan (2), 117 (1), 118(2), 119, 122, 123(1), (2), (3), (4), (5), dan psl 124 KUHAP.
  • 42. 4. PENANGKAPAN. A. PENGERTIAN. PENANGKAPAN(PSL 1 butir 20 KUHAP) adalah suatu tindakan penyidik berupa pengekangan sementara waktu kebebasannya tersangka/terdakwa apabila terdapat cukup bukti guna kepentingan penyidikan/penuntutan dan atau Peradilan dalam serta menurut cara yang diatur dalam Undang Undang. B. DASAR HUKUM. 1) Pasal 1 butir 20, 5 (1) huruf b, 7(1) huruf d, pasal 11 KUHAP dan pasal 16 (2) KUHAP. 2) Pasal 17, 18, 19(1) KUHAP dan (2), pasal 37 (1) dan (2) KUHAP. 3) Pasal 102 (2) dan (3) KUHAP dan pasal 111(1) KUHAP.
  • 43. C. UNSUR- UNSUR PENANGKAPAN 1. SUATU TINDAKAN PENYIDIK. 2. BERUPA PENGEKANGAN SEMENTARA WAKTU. 3. ATAS KEBEBASAN TERSANGKA/TERDAKWA. 4. DALAM HAL TERDAPAT CUKUP BUKTI. 5. GUNA SIDIK, TUNTUT DAN ATAU PERADILAN. 6. DALAM HAL SERTA MENURUT CARA-CARA YG DIATUR DALAM UNDANG-UNDANG INI.
  • 44. D. WEWENANG MELAKUKAN PENANGKAPAN 1. WW PENANGKAPAN HANYALAH PENYIDIK, SEDANGKAN PU ATAU HAKIM DAPAT MEMINTA PENYIDIK. 2. ALASAN PENANGKAPAN AL : a. UTK LINDUNGI DAN JAMIN HAM. b. DLM WAS TUGAS PENEGAK HUKUM. c. UTK JAMIN KEPASTIAN,KEBENARAN DAN RASA ADIL. d. PSL 7(1)HURUF d,PSL 16(2) KUHAP KAP UTK SIDIK. e. PSL 11 JO 7 (1) JO 16(2) KUHAP,P PEMBANTU,UTK SIDIK. f. PSL 5(1) JO 16(1) KUHAP ,PENYELIDIK ATAS PERINTAH PENYIDIK ATAU P. PEMBANTU,WW LAKUKAN KAP.
  • 45. E. SIAPA DAN KEADAAN BAGAIMANA DAPAT DI TANGKAP 1. PSL 1 BTR 20 KUHAP, ADALAH TERSANGKA / TERDAKWA, PASAL 17 KUHAP, SESEORANG YANG DIDUGA KERAS MELAKUKAN TINDAK PIDANA, BERDASARKAN BUKTI PERMULAAN YANG CUKUP. 2. PERINTAH PENANGKAPAN DAPAT DILAKUKAN: a. TERHADAP SESEORANG. b. YANG DIDUGA KERAS TELAH MELAKUKAN TINDAK PIDANA. c. BUKTI PERMULAAN YANG CUKUP.
  • 46. E. BUKTI PRMULAAN YG CUKUP. 1. MENURUT KUHAP ( LP DITAMBAH SAIAH SATU ALAT BUKTI). 2. MENURUT JUKLAK/JUKNIS ADALAH : a. LAPORAN POLISI. b. BA RIKSA TKP. c. LAP HSL LIDIK. d. KET SAKSI / SAKSI AHLI. e. BARANG BUKTI.
  • 47. 5. P E N A H A N A N A. PENGERTIAN PENAHANAN adalah penempatan tersangka / terdakwa ditempat tertentu oleh penyidik atau penutut umum atau Penyidik KPK Dan atau Hakim dengan penempatannya, dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam Undang Undang ( PSL 1 btr 21 KUHAP ). B. DASAR HUKUM 1.Pasal 1 butir 21 KUHAP ,Pasal 7 (1) hurup d KUHAP, Pasal 11, 20 KUHAP. 2.Pasal 21 , 22, 23,24,29 ,31,dan pasal 123 KUHAP. 3.Psl 14 dan 16 UU No.02/ 2002 ttg Kepolisian Negara RI. PERTEMUAN 6
  • 48. C. WEWENANG PENAHANAN. 1. PENYIDIK / PENYIDIK PEMBANTU ATAS PERINTAH PENYIDIK. 2. PENUTUT UMUM. 3. HAKIM DG PENETAPANNYA.
  • 49. D. BUKTI YANG CUKUP 1. DASAR KUHAP (LP DITAMBAH 2 ALAT BUKTI). 2. DASAR JUKLAK/ JUKNIS ANTARA LAIN : a. LAPORAN POLISI. b. BERITA ACARA RIKSA TKP. c. LAPORAN HASIL PENYELIDIKAN. d. KETERANGAN SAKSI/ SAKSI AHLI. e. BARANG BUKTI. f. KETERANGAN TERDAKWA.
  • 50. E. SYARAT- SYARAT PENEHANAN YAITU : 1. SYARAT OBYEKTIF : a. PASAL 21 (1) DAN (4) KUHAP , PENAHANAN TERSANGKA / TERDAKWA YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA. 1) TINDAK PIDANA. 2) PERCOBAAN TINDAK PIDANA. 3) TURUT SERTA DAN BERI BANTUAN DLM TP. b. TINDAK PIDANA YG DIANCAM PIDANA. 1) ANCAMAN PIDANA 5 TAHUN LEBIH. 2) TP TERTENTU YG SECARA LIMITIATIF (PSL 21 (4) KUHAP.
  • 51. 2. SYARAT SUBYEKTIF PENAHANAN TERSANGKA / TERDAKWA. a. AKAN MELARIKAN DIRI. b. MERUSAK /AKAN HILANG BB. c. AKAN ULANGI LAGI PERBUATAN TP.
  • 52. F. JNS HAN DAN TEMPAT LAKS. PSL. 22 AYAT (2) KUHAP BHW JNS HAN ADA 3 YAITU : 1). PENAHANAN RUTAN. 2). PENAHANAN RUMAH. 3). PENAHANAN KOTA.
  • 53. G .PENANGGUHAN PENAHANAN. 1). PSL.31 ayat(1)memuat ats permintaan tersangka/ terdakwa, penyidik/ PU/ Hakim ,sesuai dg wewenangnya masing masing dpt mengadakan penangguhan penahanan dg atau tanpa jaminan UANG/ jaminan ORANG, berdasarkan syarat yg ditentukan.
  • 54. 2).UNSUR 2 DARI PENANGGUHAN PENAHANAN. a). Atas permintaan tersangka/ terdakwa. b). Wewenang penangguhan penahanan oleh penyidik atau PU atau Hakim sesuai dengan kewenangan masing- masing. c). Tanpa atau dengan jaminan uang atau orang. d). Berdasarkan syarat- syarat : 1). Wajib lapor diri. 2). Tidak keluar rumah. 3). Tidak keluar kota.
  • 55. 6. PENGGELEDAHAN A. PENGERTIAN 1) PENGGELEDAHAN RUMAH adalah tindakan penyidik untuk memasuki rumah tempat tinggal dan tempat – tempat tertutup lainnya untuk melakukan tindakan pemeriksaan dan atau penyitaan dan atau penangkapan dalam hal – hal menurut cara – cara yang diatur PSL 1 btr 17 KUHAP. 2) PENGGELEDAHAN BADAN adalah tindakan penyidik untuk mengadakan pemeriksaan badan / pakaian tersangka untuk mencari benda yang diduga keras ada pada badannya atau dibawahnya srta untuk disita ( psl 1 btr 18 KUHAP). B. DASAR HUKUM 1) Pasal 1 butir 17 dan 18 dan pasal 5(1)huruf b dan pasal 7(1) huruf d KUHAP. 2) Pasal 11 . Pasal 32, 33, 34d, 36 dan pasal 37 KUHAP. PERTEMUAN 7
  • 56. C. WEWENANG PENGGELEDAHAN PJBT YG MEMILIKI WEWENANG PENGGELEDAHAN ADALAH : 1. PENYIDIK 2. PENYIDIK PEMBANTU. 3. PENYELIDIK, SAAT KAP TSK. HANYA GELEDAH PAKIAN, TRMASUK BENDA YG DIDUGA KERAS PADA TSK. BENDA YG DPT DISITA.
  • 57. D. DAPAT LAKUKAN PENGGELEDAHAN 1. PENGGELEDAHAN RUMAH, DENGAN SURAT IJIN PN SETEMPAT (PASAL 33 AYAT 1 KUHAP). 2. PENGGELEDAHAN DILAKUKAN SEGERA, TIDAK MUNGKIN DAPAT SURAT IJIN PN TERLEBIH DAHULU (PASAL 34 KUHAP). 3. PENGGELEDAHAN DALAM HAL TERTANGKAP TANGAN (PASAL 35 KUHAP).
  • 58. E. HAL 2 PERLU DIPERHATIKAN 1. Dalam melakukan penggeledahan terhadap Anak , Penyidik wajib mempertimbangkan faktor –faktor psikologis bagi ANAK. 2. Dalam melakukan Penggeledahan perlu memperhatikan faktor – faktor Aspek Keamanan yang melaksanakan tugas. 3. Penggeledahan badan terhadap wanita harus dilakukan oleh Polwan atau seseorang wanita yang ditunjuk oleh Penyidik. 4. Penggeledahan yang menyangkut benda ,alat ,fasilitas dan tempat – tempat lain yang menyangkut keamanan Negara agar dikoordinasikan dengan instansi terkait.
  • 59. 7. P E N Y I T A A N A. PENGERTIAN . PENYITAAN adalah serangkaian tindakan Penyidik untuk mengambil alihdan ataumenyimpan dibawah penguasaannya benda bergerak atau tidak bergerak , berwujud atau tidak berwujud untuk kepentingan pembuktikan dalam penyidikan , penuntutan dan Peradilan ( psl.1 btr 17 KUHAP ). B. DASAR HUKUM. 1) Pasal 1 butir 16 KUHAP ,Pasal 5(1)butir b angka 1KUHAP ,pasal 7(1) huruf d KUHAP dan pasal 14 KUHAP. 2) Pasal 40 ,41,42 ,38,128 dan pasal 129 KUHAP.3. pasal 39 ,43 , 44 , 45.46 .47 dan pasal 130 KUHAP. 3. Psl 14 dan 16 UU NO.02/ 2002 TTG KEPOL NEGARA RI.
  • 60. C.WEWENANG PENYITAAN. PJBT YG BERWENANG MELAKUKAN PENYITAAN AL : 1. PENYIDIK. 2. PENYIDIK PEMBANTU. 3. PENYELIDIK ATAS PERINTAH PENYIDIK .
  • 61. D. PENYITAAN DILAKUKAN. 1. PENYITAAN DG SRT IJIN KETUA P.N. 2. PENYITAAN YG DILAKUKAN DLM KEADAAN YG SANGKAT PERLU DAN MENDESAK ( PSL.38 KUHAP). 3. PENYITAAN DILAKUKAN DLM HAL TERTANGKAP TANGAN ( PSL.41 KUHAP).
  • 62. E. YANG DPT DIKENAKAN PENYITAAN,PSL.39(1) KUHAP, 1). Benda/tagihan tsk/tdw yang seluruh/sebagian diduga diperoleh dari TP/ sbg hsl TP. 2). Benda yg telah dipergunakan secara langsung utk lakukan TP atau mempersiapkannya. 3). Benda yg dipergunakan untuk menghalang-halangi penyelidikan TP.
  • 63. LANJUTAN PASAL 39 ayat (1) KUHAP. 4). Benda yang khusus dibuat atau diperuntukkan melakukan tindak pidana. 5). Benda lain yang mempunyai hubungan langsung dengan tindak pidana yang dilakukan.
  • 64. 8.PEMERIKSAAN SURAT. A. WEWENANG RIKSA SURAT. 1. PENYIDIK. 2. PENYIDIK PEMBANTU. 3. PENYELIDIK ATAS PERINTAH PENYIDIK.
  • 65. B. PENTINGNYA RIKSA SRT. 1. RIKSA SRT DPT DILAKUKAN PADA SEMUA TINGKATAN YG MELIPUTI a). TAHAP PENYIDIKAN. b). TAHAP PENUNTUTAN. c). TAHAP RIKSA HKM DISIDANG PN.
  • 66. 2. PROSEDUR RIKSA SRT KE KTR POS. a). SRT IJIN KHUSUS DR KETUA PN. b). PENYDIK/P.P MINTA KPD KA KTR POS DAN TELEKOMUNIKASI. c). JIKA SRT TSK ADA HUB PERKARA TP. d). SEBALIKNA TDK ADA HUB PRKRA TP. e). SRT YG DIKEMBALIKAN TSB DIBUBUHI CAP YG BERBUNYI “ TELAH DIBUKA OLEH PENYIDIK “ f). PENYIDIK/P.P BUAT BERITA ACARA TTG TIND YG TELAH DILAKUKAN.
  • 68. INDIKATOR HASIL BELAJAR : Setelah mengikuti proses pembelajaran ini para siswa diharapkan mampu : 1. Menjelaskan tersangka dlm penyidikan. 2. Menjelaskan terdakwa dlm penuntutan. 3. Menjelaskan hak 2 tsk/tdw dlm penyidikan. 4. Menjelaskan saksi dan ket.saksi. 5. Menjelaskan ahli dan ket. Ahli. 6. Menjelaskan penghentian penyidikan. 7. Menjelaskan praperadilan.
  • 69. 1. TERSANGKA PSL. 1 BUTIR 14,TERSANGKA ADALAH SESEORANG YG KARENA PERBUATANNYA / KEADAANNYA BERDASARKAN BUKTI PERMULAAN PATUT DIDUGA SBG PELAKU TP. UNSURNYA : a. Seseorang karena perbuatannya. b. Berdasarkan bukti permulaan. c. Diduga sebagai pelaku tindak pidana.
  • 70. 2. Terdakwa (PASAL 1 Butir 15 KUHAP) UNSUR – UNSUR AL : a. SESORANG YG DIDUGA PELAKU TP. b. CKP ALASAN UTK LAKUKAN RIKSA. c. SESEORANG YG SDG DITUNTUT. d. SEDANG DIADILI DISIDANG PENGADILAN.
  • 71. 3. HAK TERSANGKA/ TDW. a. Pasal 50 Ayat 1 KUHAP, tsk Segera Diperiksa Oleh Penyidik Dan Dilanjut Ke PU b. Pasal 50 ayat 2 KUHAP, tsk segera perkara , diajukan ke pn. c. Pasal 50 huruf a, tsk beri penjelasan bhs yang dimengerti, apa yang disangkakan. d. Pasal 52 kuhap, tingkat sidik, tsk beri ket. bebas kpd penyidik.
  • 72. LANJUTAN HAK TSK/ TDW. e. Pasal 53 ayat 1 KUHAP, Tsk dpt bantuan juru bahasa. f. Pasal 53 ayat 2 KUHAP, tersangka bisu/tuli dapat bantuan (psl 177 dan 178 kuhap). g. Pasal 54 KUHAP, tersangka dapat bantuan penasehat hukum di tingkat pemeriksan penyidik. h. Pasal 56 ayat 1 KUHAP, pejabat pada semua tingkat pemeriksaan wajib menunjuk penasehat hukum untuk tersanka/terdakwa, yang di ancam pidana 5 th lebih, 15 th lebih dan pidana mati, tidak mampu
  • 73. LANJUTAN TSK DAN TDKW. i. Pasal 57 (1) KUHAP, tsk yg ditahan berhak utk hubungi penasehat hukum. j. Pasal 58 KUHAP hak tsk utk menerima kunjungan dr pribadinya utk reksa kesehatan. k. Pasal 59 KUHAP, tsk / Tdw Yg Di Tahan Berhak Utk Diberitahukan Kpd Kel Ttg PenahananNya, dimana dan instansi yang menahan.
  • 74. 4. SKS, KETERANGAN SAKSI. a. Saksi (Psl 1 Butir 26 KUHAP) adalah Org Yang Dapat Beri Keterangan Guna Sidik, tuntut Dan Peradilan Ttg Suata Perkara Pidana Yg Ia Dengar Sendiri, ia Lihat Sendiri Dan Ia Alami Sendiri. b. Keterangan saksi (psl 1 btr 27 KUHAP) adalah salah satu alat bukti dlm perkara pidana yg berupa keterangan dari saksi mengenai peristiwa pidana yg ia dengar, lihat dan alami sendiri.
  • 75. 5. AHLI, KETERANGAN AHLI. a. Psl 1 btr 28 KUHAP, ahli adalah keterangan yang diberikan oleh seseorang yg memiliki keahlian khss ttg hal yg diperlukan, utk membuat terang suatu perkara pidana, guna pemeriksaan. b. Psl 186 KUHAP, yg dimaksud ket ahli adalah apa yg seorang ahli nyatakan di sidang pengadilan.
  • 76. 6. PENGHENTIAN SIDIK a. Pasal 109 ayat 2 KUHAP, penyidik menghentikan penyidikan karena tdk terdpt ckp bukti, peristiwa tsb ternyata bukan tp dan sidik dihentikan demi hukum. maka penyidik beri tahu kpd PU, tsk/kel. b. Pasal 109 ayat 3 KUHAP, penghentian penyidikan dilakukan PPNS tertentu beri tahu hal segera disampaikan kpd penyidik dan penasehat hukum.
  • 77. 7. PRAPERADILAN. Pasal 1 Butir 10 KUHAP, Adalah Wewenang PN Untuk Riksa Dan Memutuskan Menurut Cara Yg Diatur Dlm UU : a. Sah / tidaknya penangkapan / penahanan, atas permintaan tersangka / keluarga / pihak Lain / kuasa hukumnya. b. Sah / tdknya penghentian penyidikan / penghentian tuntutan atas minta tegaknya hukum. c. Minta ganti rugi / rehabilitasi, tsk / kel / pihak lain / kuasanya yg perkara tdk diajukan ke pengadilan.
  • 78. 8. MASALAH YG DI RIKSA ATAU DIPUTUS PN. a. TMBULNYA LEMBAGA PRAPERADILAN ADLAH SBG ALAT KONTROL TIND PENEGAK HUKUM. b. PSL 77 KUHAP,PN WWENANG RIKSA,TUNTUT,SESUAI KETENTUAN YG BERLAKU. c. PSL 78 KUHAP,ADLAH WWNANG PN. d. PSL 79,80,81 KUHAP(OLEH TSK,SAH/TDK HENTI SIDIK,MINTA GANTI RUGI/REHABILITASI).
  • 79. 9. ALAT BUKTI YG SAH(PSL.184 KUHAP). a. KETERANGAN SAKSI (PSL.185 KUHAP). b. KETERANGAN AHALI (PSL.186 KUHAP). c. SURAT ( PSL.187 KUHAP). d. PETUNJUK (PSL.188 KUHAP). e. KETERANGAN TERDAKWA(PSL.189 KUHAP). PERTEMUAN KE 9
  • 80. a. Keterangan Saksi (Psl.185 Kuhap). Bhw Keterangan Saksi Dpt Di Kelompokan Kedalam 2 Pok Yaitu: 1) Saksi dpt beri ket. Tanpa sumpah (anak dibwah umur dan org skit jiwa). 2) Saksi dpt beri ket. dibawah sumpah (saksi yg tdk cakap secara relatif) apabila PU menghendaki dan tdw setuju.
  • 81. b. Keterangan Ahli(psl.186 Kuhap). Bhw. Ket Ahli Adalah Ket. Yg Di Beri Seorang Memiliki Keahlian Khusus : 1) Psl 168 KUHAP, Ket. Ahli adalah apa yg di nyatakan di sidang Pengadilan. 2) Psl 1 huruf h, KUHAP, Penyidik karena kewajibannya punya wewenang datangkan ahli.
  • 82. c. Surat (Psl. 187 KUHAP). Adalah Salah Satu Alat Bukti Yg Sah Terdiri Dari: 1) Berita acara dan srt 2 lain dlm bentuk resmi dibuat oleh pjbt yg berwenang. 2) Surat yg dibuat mnurut ketentuan peraturan per undang- undangan / yg dibuat oleh pjbt hl tsb.
  • 83. d. Petunjuk (Psl.188 KUHAP). Adalah Perbuatan Kejadian Dan Keadaan Yg Persesuaiannya, petunjuk Hanya Dpt Diperoleh Dari: 1) Keterangan saksi. 2) Surat- surat. 3) Keterangan terdakwa.
  • 84. e. Keterangan terdakwa (psl.189 kuhap) adalah apa yg terdakwa nyatakan di sidang, yg ia Lakukan, ia ketahui dan ia alami Sendiri. 1) Keterangan tdw yg diberikan diluar sidang. 2) Keterangan tdw hanya dpt digunakan diri sendiri. 3) Keterangan tdw saja tdk ckup membuktikan bhw ia bersalah.
  • 85. 10. ACARA RIKSA SIDANG PN a. Pasal 152 s/d 202 KUHAP, ttg acara riksa sidang biasa. b. Pasal 203 s/d 204 KUHAP, ttg acara riksa singkat. c. Pasal 205 (2), (3) KUHAP, ttg acara riksa cepat.
  • 86. 11. PUTUSAN PENGADILAN Psl 1 butir 11 kuhap yang dimaksud Dgn putusan pengadilan adalah : Pernyataan hakim yg diucapkan dlm Sidang pengadilan terbuka yg dpt Berupa pemidanaan/ bebas/ lepas dr Segala tuntutan hkm dlm hal serta Menurut cara yg di atur dlm kuhap.
  • 87. 12. UPAYA HUKUM. Pasal 1 butir 12 kuhap, upaya hukum adaLah: Hak dr trdw / PU utk tdk menerima Putusan pengadilan yg berupa Perlawanan / banding / kasasi / hak Terpidana utk ajukan permohonan Riksa kembali dlm hal serta menuRut cara yg diatur dlm kuhap.