SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  43
Dasar Elektronika
                                    BAB I
                          PENDAHULUAN

1. Latar Belakang


     Kapasitor banyak penerapannya pada rangkaian listrik. Kapasitor digunakan
untuk menyetel sirkuit radio dan untuk memuluskan jalan arus terrektifikasi yang
berasal dari sumber tenaga listrik. Kapasitor dipakai untuk mencegah adanya bunga
api pada waktu sebuah rangkaian yang mengandung induktansi tiba-tiba dibuka.
Efisiensi tranmisi daya arus bolak-balik sering dapat dinaikan dengan menggunakan
kapasitor                                    besar.


    Kapasitansi C sebuah kapasitor didefinisikan sebagai perbandingan besar muatan
Q pada salah satu konduktornya terhadap besar beda potensial Vab anatara kedua
konduktor tersebut :


                                    C = Q / Vab


      Maka berdasarkan definisi ini, satuan kapasitansi ialah satu coulomb per volt
      atau ( 1 C V-1 ). Kapasitansi sebesar 1 coulomb per volt disebut 1 farad.




                                                                                      1
       LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
Dasar Elektronika

                                     BAB II.
                             PEMBAHASAN


Materi yang akan di bahas pada bab ini adalah sebagai berikut :


     I.Karakteristik Dioda

     II.Karakteristik Dioda, Zener, dan Photodioda

    III.Rangkaian Penyearah (Rectifier)

    IV.Karakteristik Transistor




                                                                  2
       LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
Dasar Elektronika




                  LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO


                          FAKULTAS TEKNIK


                   UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN




                  LEMBAR ASISTENSI

                     I.   Karakteristik Dioda




NAMA                                        : ADY PURNOMO


NPM                                         : 11301020003


KELOMPOK                                    : 3 ( TIGA )


TANGGAL PELAKSANAAN PRAKTIKUM               :




                                                            3
      LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
Dasar Elektronika
INSTRUKTUR PRAKTIKUM                :


PEMBIMBING LAPORAN                  :


ACC LAPORAN                         :




                                         TANDA TANGAN




                                                          4
    LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
Dasar Elektronika
                                 PERCOBAAN 1
                           KARAKTERISTIK DIODA


1.1 Tujuan
   1. Mempelajari karakteristik dioda
   2. Dapat menggambarkan kurva I – V dioda PN-Junction


1.2 Teori
   Dioda semikonduktor adalah komponen elektronika yang terdiri dari pertemuan
semikonduktor jenis P dan jenis N (PN junction). Elektroda yang dihubungkan
dengan jenis P disebut Anoda, sedangkan yang dihubungkan dengan jenis N disebut
Katoda.
   Dioda akan mengalirkan arus maju (konduksi) jika diberi bias maju (forward)
yaitu anoda mendapat tegangan positif dan katoda mendapat tegangan negatif.
Sebaliknya jika diberi bias mundur (reverse) maka dioda mempunyai resistansi
tinggi. Kenyataannya dioda akan konduksi jika diberi tegangan maju yang cukup (0.6
V-0,7 V untuk dioda silikon dan 0,2-0.3 V untuk dioda germanium). Setelah
mencapai tegangan ini (knee voltage) setiap kenaikan tegangan akan diikuti dengan
kenaikan arus, artinya pada saat konduksi mempunyai resistansi tertentu.
   Pada saat dioda diberi bias mundur akan terjadi arus mundur yang kecil, dengan
adanya arus mundur ini berarti dioda mempunyai resistansi mundur. Arus mundur ini
sangat terpengaruh oleh perubahan suhu, setiap kenaikan suhu akan diikuti oleh
kenaikan arus bocor sehingga nilai resitansi mundur akan mengalami penurunan.
    Karakteristik suatu dioda merupakan hubungan antara tegangan (pada anoda dan
katoda) dan arus yang mengalir pada persambungan PN ini. Pada saat dibebani dioda
akan mengalirkan arus seperti pada karakteristiknya. Hubungan ini akan tergantung
pada besarnya beban dan juga besarnya tegangan yang muncul pada kaki-kaki dioda.


1.3 Alat dan komponen yang digunakan
   1. Trainer KL 21001
   2. Modul KL 25001 blok a


                                                                                5
       LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
Dasar Elektronika
   3. Multimeter digital
   4. Osiloskop
   5. Kabel penghubung


1.4 Prosedur Percobaan
1.4.1 Percobaan A (Kurva V-I dioda 1N4148/CR1 Metode Volt-Amper)
   1. Lengkapi rangkaian pada modul KL 25001 blok a dengan kabel penghubung
      seperti pada gambar di bawah ini dengan menggunakan dioda 1N4148.

                                              R1
                                              2K
                        12 VDC
                                                   VR2
                                                   10K           C       C
                                                                 R       R
                                                                 1       2

                                                                     A


   2. Beri tegangan sumber sebesar 12 V DC pada terminal V+.
   3. Putar variabel resistor (VR2) untuk mendapatkan tegangan pada dioda sebesar
      0.1 V. Catat arus pada tabel 1.
   4. Atur tegangan dioda pada langkah 3 untuk mendapatkan tegangan seperti
      yang tertera pada tabel 1.
   5. Susun rangkaian seperti pada gambar di bawah ini dengan menggunakan
      dioda 1N60.
                                        R1
                    12 VDC              2K
                                             VR2
                                             10K     C       C
                                                     R       R
                                                     1       2


                                                         A


   6. Putar variabel resistor (VR2) untuk mendapatkan tegangan pada dioda sebesar
      1 V. Catat arus pada tabel 2.
   7. Atur tegangan dioda pada langkah 6 untuk mendapatkan tegangan seperti
      yang tertera pada tabel 2.


                                                                               6
      LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
Dasar Elektronika

1.4.2 Percobaan B (Kurva V-I dioda 1N60/CR2 Metode Volt-Amper)
   1. Lakukan langkah kerja seperti pada percobaan A, dengan menggunakan dioda
      1N60.
   2. Catat semua hasil pengukuran pada tabel 3 dan tabel 4.


1.4.3 Percobaan C (Kurva V-I dioda 1N4148/CR1 Metode Osiloskop)
   1. Lengkapi rangkaian pada KL 25001 blok a seperti pada gambar di bawah ini.
      Dan hubungkan potensiometer (VR2) pada rangkaian.

                                   R1= 2K
                                                          TP1
                                                          CH2
                                                          (Y)
                                             VR2
                                 AC 20 Vpp                TP2
                            AC
                                             10K
                                   1KHz                   GND
                                                   CR1/
                                                   CR2
                                                          TP3
                                                          CH1
                                                          (X)




   2. Beri tegangan sumber sebesar 20 Vpp gelombang sinus dengan frekuensi 1
      KHz pada rangkaian.

   3. Pada osiloskop hubungkan CH2 (Y) ke TP1, GND ke TP2 dan CH1 (X) ke
      TP3. CH1 (X) digunakan untuk mengukur dan menampilkan tegangan dioda
      dan CH2 (Y) digunakan untuk mengukur dan menampilkan arus dioda.

   4. Pilih mode X-Y dan DC input coupling pada osiloskop. Amati dan catat
      tampilan gambar osiloskop pada data hasil percobaan.

   5. Putar potensiometer (VR2) sebesar 10 KΩ. Amati dan catat perubahan
      gambar pada osiloskop.




                                                                                  7
      LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
Dasar Elektronika
1.4.4 Percobaan D (Kurva V-I dioda 1N60/CR1 Metode Osiloskop)
   1. Lakukan langkah kerja seperti pada percobaan C, dengan menggunakan dioda
       1N60 (CR2).
   2. Gambarlah hasil pengukuran dari osiloskop pada data hasil percobaan.


1.5 Data Hasil Percobaan
Tabel 1.
           VF (V)      0.1      0.2           0.3       0.4          0.5      0.6     0.7
           IF(mA)     -0,02    -0,02         -0,01     0,07         0,16     1,06    5,58


Tabel 2.
                     VR (V)         1          2       3     4               5
                     IR(mA)       -0,01      -0,01   -0,01 -0,01           -0,01



Tabel 3.
                    VF (V)    0.1      0.2     0.3    0.      0.5     0.6     0.7
                                                      4
                    IF(mA)    0,0      0,2     0,7    1,      2,4     3,6     5,42
                              8        3        2     5       4        8

Tabel 4.
                    VR (V)      1            2         3         4            5
                    IR(mA)    -0,01        -0,01     -0,01     -0,01        -0,01


Buatlah kurva I – V karakteristik dioda dari data hasil percobaan tabel 1, 2, 3 dan 4.




                                                                                            8
       LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
Dasar Elektronika




                                                      9
LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
Dasar Elektronika
                                   Gambar Tabel 1

          6

          5
          4

          3

          2

          1

          0
                   0.1   0.2       0.3     0.4   0.5       0.6    0.7
          -1



                                   Gambar Tabel 2

               0
                         1                2            3           4           5
         -0.002

         -0.004

         -0.006

         -0.008

          -0.01

         -0.012


                                   Gambar Tabel 3

          6

          5

          4

          3

          2

          1

          0
                   0.1       0.2         0.3     0.4        0.5         0.6   0.7




                                                                                    10
LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
Dasar Elektronika
                                   Gambar Tabel 4

                         0
                               1      2      3       4      5
                     -0.002

                     -0.004

                     -0.006

                     -0.008

                      -0.01

                     -0.012



1.6 Analisa Data
       Pada percabaan A, diode yang digunakan adalah 1N4148/CR1 bias maju,
sehingga didapatkan diode tersebut adalah diode silicon, karena pada table 1 terbukti
didapatkan diode tersebut 0,7 V dan arus naik dengan pesat senilai 5,58 mA. Lalu
saat disusun bias mundur (terbaik), diode tersebut tidak bekerja atau arus tidak
mengalir (-0,01mA) pada table 2.
       Pada percobaan B, diode yang digunakan yaitu 1N60/CR2, bias maju,
sehingga didapatkan diode tersebut adalah diode germanium, karena pada table 3
terbukti tegangan ambang pada tegangan 0,3 V dan arus naik pesat senilai 0,72 mA.
Lalu saat disusun bias mundur (terbalik), diode tersebut tidak bekerja atau arus tidak
mengalir (-0,01mA) pada table 4
       Pada percobaan C dan D, diode 1N414N8 dan 1N60 digunakan dengan
metode. Saat potensio diputar kearah min arah arus searah dengan arah vertical
sedangan tegangan searah dengan arah horizontal. Saat diputar kearah max, arah arus
searah dengan arah horizontal dan tegangan searah dengan arah vertical.


1.7 Kesimpulan
       - Dioda 1N4148 adalah diode silicon
       - Dioda 1N60 adalah diode germanium
       - Jika diode silicon diberi tegangan maju, tegangan ambang antara 0,6 - 0,7 V
       - Jika diode silicon diberi tegangan mundur, diode tidak bekerja (arus tidak
        mengalir)



                                                                                   11
       LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
Dasar Elektronika
- Jika diode germanium diberi tegangan maju, tegangan ambang antara 0,2 –
 0,3V
- Jika diode germanium dan silicon diberi tegangan mundur, diode tidak
 bekerja (arus tidak mengalir)




                 LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO




                                                                      12
LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
Dasar Elektronika
                         FAKULTAS TEKNIK


                   UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN




                  LEMBAR ASISTENSI

         II. Karakteristik Dioda Zener, Led dan Photodioda




NAMA                                       : ADY PURNOMO


NPM                                        : 11301020003


KELOMPOK                                   : 3 ( TIGA )


TANGGAL PELAKSANAAN PRAKTIKUM              :


INSTRUKTUR PRAKTIKUM                       :


PEMBIMBING LAPORAN                         :


ACC LAPORAN                                :




                                                 TANDA TANGAN




                                                                13
      LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
Dasar Elektronika




                                                      14
LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
Dasar Elektronika
                                     PERCOBAAN 2
           KARAKTERISTIK DIODA ZENER, LED DAN PHOTODIODA


2.1 Tujuan
       1. Memahami karakteristik dioda zener

       2. Memahami karakteristik LED

       3. Memahami karakteristik photodioda

2.2 Alat dan komponen yang digunakan
       1. Trainer KL 22001

       2. KL 25001

       3. Multimeter Digital

       4. Osiloskop




2.3 Teori

2.3.1 Dioda Zener
       Dioda zener adalah suatu dioda yang terbuat dari bahan silikon. Dioda ini
memiliki karakteristik terbalik. Gambar simbol dioda zener adalah seperti di bawah
ini:




Jika dioda diberi tegangan bias mundur yang dinaikkan dengan berangsur, maka pada
suatu saat , kuat arus yang mengalir naik secara drastis. Titik tegangan dimana hal ini
terjadi disebut dengan tegangan tembus (brekdown voltage) atau tegangan zener.

Pemanfaatan dioda zener ini digunakan sebagai stabilisasi dalam pencatu daya.




                                                                                    15
          LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
Dasar Elektronika




2.3.2 Dioda cahaya (LED / Light Emitting Diode)
         Dioda cahaya (LED) adalah suatu jenis dioda yang apabila diberi tegangan
maju , arus majunya akan membangkitkan cahaya pada pertemuan PNnya. Gambar
simbol LED adalah seperti di bawah ini:




Dioda cahaya ini tidak terbuat dari bahan silikon dan germanium, tetapi dari bahan
gallium (Ga), arsen (As) dan fosfor (P) atau disingkat (GaAsP).
Tegangan maju antara anoda dan katoda berkisar antara 1,5 ......2 V. Dan arus
majunya antara 5.....20mA, tergantung tipe dioda.


2.3.3    Photo Dioda
         Photo dioda adalah suatu jenis dioda yang perlawana terbaliknya yang
berubah-ubah jika cahaya yang jatuh pada dioda itu berubah-ubah kuatnya. Gambar
simbol photo dioda adalah seperti di bawah ini:




Dalam gelap, perlawanan terbaliknya sangat besar, hingga kemungkinan tidak ada
arus yang mengalir. Makin kuat cahaya yang jatuh pada dioda, makin menurun
perlawananya, dan arus makin besar yang mengalir.
Photo dioda pada rangkaian dipasang dengan memberikan tegangan bias mundur
(reverse bias).



2.4     Prosedur Percobaan
2.4.1    Dioda Zener



                                                                               16
         LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
Dasar Elektronika
   1. Lengkapi rangkaian pada KL 25001 blok a seperti pada gambar di bawah ini.
      Dan hubungkan potensiometer (VR2) pada rangkaian.


                                 R1= 2K
                                                             TP1
                                                             CH2
                                                             (Y)
                                           VR2
                               AC 20 Vpp                     TP2
                                           10K
                         AC
                                 1KHz                        GND
                                                   CR3
                                                             TP3
                                                             CH1
                                                             (X)




   2. Beri tegangan sumber sebesar 20 Vpp gelombang sinus dengan frekuensi 1
      KHz pada rangkaian.

   3. Pada osiloskop hubungkan CH2 (Y) ke TP1, GND ke TP2 dan CH1 (X) ke
      TP3. CH1 (X) digunakan untuk mengukur dan menampilkan tegangan dioda
      dan CH2 (Y) digunakan untuk mengukur dan menampilkan arus dioda.

   4. Pilih mode X-Y dan DC input coupling pada osiloskop. Amati dan catat
      tampilan gambar osiloskop pada data hasil percobaan.

   5. Putar potensiometer (VR2) sebesar 10 KΩ. Amati dan catat perubahan gambar
      pada osiloskop.

2.4.2 LED

   1. Susun rangkaian seperti pada gambar di bawah ini.




                                  470            10K

                                                       CR4
                                                                   V
                  12V


                                                             A


                                                                               17
       LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
Dasar Elektronika




    2. Putar VR pada posisi maksimum, catat nilai arus dan tegangan pada multimeter. Dan
        perhatikan kecerahan LED.

    3. Putar VR pada posisi minimum, catat nilai arus dan tegangan pada multimeter. Dan
        perhatikan kecerahan LED.

    4. Putar VR supaya menghasilkan arus sebesar 10 mA. Catat tegangan dan perhatikan
        kecerahan LED.




2.4.3 Photodioda

    1. Susunlah modul KL 22001 blok e, seperti pada gambar dibawah ini.




    2. Catat arus yang terukur pada ampermeter.

2.5 Data Hasil Percobaan

2.5.1   Dioda Zener




                                                                                      18
        LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
Dasar Elektronika




2.5.2 LED
           VR                    Maksimum                Minimum

           IF (mA)               20,22                   1,02                  10

           Brightness            Terang                  Redup                 Sedang

           VF (V)                2,41                    1,827                 2,131



2.5.2    Photodioda
        Brilliant Light                  IR = 5,89 mA                  RD = 2,037 Ω
          Poor light                     IR = 0,05 mA                  RD = 240 mΩ



2.6      Analisa Data
      1. Dioda Zener
                  Saat potensiometer diputar kearah min Osiloskop akan menggambarkan
         dioda zener dalam bentuk kurva. Didalam kurva, arus ditunjukkan dengan garis
         vertical sedangkan tegangan ditunjukkan dengan titik. Saat potensio digeser menjadi
         setengah ( half ), maka arus membentuk garis miring () dan tegangan juga
         membentuk garis miring (/). Disaat potensio diputar max, maka arus akan menjadi
         horizontal dan tegangan menjadi garis miring (/).

      2. Dioda LED
                Cahaya yang ada pada dioda LED akan berfungsi jika ada tegangan dan arus.
         Saat VR diputar kearah maksimum (20.42 mA & 2.411 V) kecerahan pada dioda
         LED terang. Saat VR diputar kearah maksimum (1.03 mA & 1.834 V) kecerahan
         pada Dioda LED menjadi redup. Saat VR diputar pada arus I f = 10 mA, maka
         kecerahan pada dioda LED menjadi sedang dan tegangan adalah 2.129 V.


                                                                                         19
         LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
Dasar Elektronika
      3. Photodioda
                 Dari table yang didapat, saat photodioda diberikan cahaya yang sangat
         terang, akan didapat arus sebesar 22.15 mA dan ketika photodiode diberikan cahaya
         yang redup, maka arus yang didapatkan sebesar 0.03 mA. Lalu untuk mengukur
         tahanan photodioda dengan menggunakan rumus, RD = V/IR




                  Cahaya Terang                                 Cahaya Redup

                  Dik :                                         Dik :

                  V       = 12 v                                V       = 12 v

                  IR      = 5.89 mA                             IR      = 0.05 mA



                  Dit :                                         Dit :

                  RD      =?                                    RD      =?

         Saat diberikan cahaya, tahanan pada photodiode akan menjadi kecil dan saat tidak
         diberikan cahaya, maka tahanannya menjadi besar.



2.8      Kesimpulan

            •   Dioda zener digunakan untuk menghasilkan tegangan keluaran yang stabil
            •   LED adalah dioda yang mengubah energi listrik menjadi energi cahaya.
            •   Photodioda menyerap energi cahaya menjadi energi listrik.




                                                                                         20
         LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
Dasar Elektronika




             LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO


                   FAKULTAS TEKNIK


             UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN




            LEMBAR ASISTENSI

          III. Rangkaian Penyearah (Rectifier)




                                                      21
LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
Dasar Elektronika
NAMA                                            : ADY PURNOMO


NPM                                             : 11301020003


KELOMPOK                                        : 3 ( TIGA )


TANGGAL PELAKSANAAN PRAKTIKUM                   :


INSTRUKTUR PRAKTIKUM                            :


PEMBIMBING LAPORAM                              :


ACC LAPORAN                                     :




                                                      TANDA TANGAN




                               PERCOBAAN 3
                RANGKAIAN PENYEARAH (RECTIFIER)


3.1 Tujuan
  1. Memahami cara kerja penyearah
  2. Dapat menggunakan kapasitor sebagai filter rangkaian penyearah




                                                                      22
      LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
Dasar Elektronika
3.2 Teori
          Penyearah merupakan suatu rangkaian yang dapat mengubah tegangan AC
menjadi tegangan DC yang berdenyut. Pada umumnya penyearah dibagi menjadi dua
jenis, yaitu penyearah setengah gelombang dan penyearah gelombang penuh. Ini
menggunakan sifat dioda secara umum. Pada setengah perioda positif dioda akan
mendapat bias maju, sedangkan pada setengah perioda negatif akan mendapat bias
mundur. Hal ini yang menyebabkan tegangan pada RL merupakan sinyal setengah
gelombang.
         Tegangan DC dari hasil penyearahan ini adalah V DC = VP/π. Antara sinyal
masukan dan sinyal keluaran mempunyai perioda yang sama, sehingga frekuensi
keluaran pada penyearah setengah gelombang sama dengan frekuensi masukannya (f o
= fm).
Dalam rangkaian penyearah, tegangan DC yang dihasilkan masih mempunyai
perubahan-perubahan (riak, ripple) yang besar. Untuk menghasilkan tegangan DC
yang benar-benar rata diperlukan rangkaian filter (penyaring) yang dapat
menghilangkan/ mengurangi tegangan riaknya.
         Komponen-komponen yang dapat digunakan sebagai filter adalah komponen-
komponen reaktif (L dan C). Induktor mempunyai sifat penahan AC sedangkan
kapasitor mempunyai sifat sebagai pelolos (pass) untuk sinyal AC sehingga
menghasilkan sinyal DC yang baik dapat dibuat rangkaian filter dengan
menggunakan inductor, kapasitor atau gabungan keduanya.
           Filter yang sangat umum digunakan dan murah menggunakan kapasitor.
Penyearah yang baik mempunyai konstanta RC yang besar. Konstanta RC minimal
10 kali T.


3.3 Alat dan komponen yang digunakan
    1. Trainer KL 21001
    2. Modul KL 13007 blok b
    3. Multimeter digital
    4. Osiloskop
    5. Kabel penghubung


                                                                              23
          LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
Dasar Elektronika

3.4 Prosedur Percobaan
3.4.1 Half-wave Rectifier
   1. Lengkapi modul KL 13007 blok b dengan kabel penghubung seperti pada
       gambar di bawah ini.




   2. Gunakan osiloskop, ukur, catat dan gambar Vpp dan T pada tegangan input
       (Vin).
   3. Gunakan osiloskop, ukur, catat dan gambar tegangan yang melalui R4 (Vout).
   4. Dan gunakan voltmeter AC dan DC untuk mengukur Vout.
                                                             Vp
   5. Hitung tegangan (VDC)dengan menggunakan rumus VDC =
                                                              π
   6. Hubungkan C1 pada rangkaian seperti pada gambar di bawah ini, dengan
       menggunakan kabel penghubung, ukur dan catat Vout dengan menggunakan
       osiloskop dan voltmeter AC dan DC.




   7. Hubungkan C2 pada rangkaian seperti pada gambar di bawah ini, dengan
       menggunakan kabel penghubung, ukur dan catat Vout dengan menggunakan
       osiloskop dan voltmeter AC dan DC.




                                                                              24
       LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
Dasar Elektronika




3.4.2 Full-wave Rectifier
    1. Ulangi langkah kerja seperti pada langkah percobaan half-wave untuk
       rangkaian seperti pada gambar-gambar di bawah ini.




  2. Catat dan gambar hasil pengukuran pada data hasil percobaan tabel 2.
  3. Ulangi langkah seperti pada langkah 1, untuk gambar-gambar seperti di bawah
      ini.



                                                                             25
       LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
Dasar Elektronika




4. Catat dan gambar hasil pengukuran pada data hasil percobaan tabel 3.




                                                                          26
    LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
Dasar Elektronika




3.5 Data Hasil Percobaan
                           Tabel 1. Half-wave Rectifier
                    Osiloskop                             Voltmeter




                                                                      27
      LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
Dasar Elektronika
  Vin = 26.8 V                                         Vin = 9,55 V (Vrms)

                                                       9,55 x      = 13,50 V
                                                                 (Vp)
                                                            13,50 x 2 = 27 V
                                                                (Vpp)




Tanpa CI dan C2                                       Vout = (VDC) = 3,98 V
 Vout = 13,6 V                                                  (Vrms)
                                                      Vout = (VAC) = 3,37 V
                                                                (Vrms)




Dengan C1 dan C2                                       Vout (VDC) =12,14 V
 Vout = 480 mV                                                  (Vrms)
                                                      Vout (VAC) = 0,136 V
                                                                (Vrms)




                   Tabel 2. Full-wave Rectifier (2 Dioda)
                   Osiloskop                                Voltmeter




                                                                               28
    LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
Dasar Elektronika
Tanpa C1 dan C2                                          Vout (VDC) = 7,99 V
Vout = 13,2 V (Vpp)                                      (Vrms)
                                                         Vout (VAC) = 3,92 V
                                                         (Vrms)




Dengan C1                                                Vout (VDC) = 11,78 V
Vout = 1,68 V (Vpp)                                      (Vrms)
                                                         Vout (VAC) = 0,476 V
                                                         (Vrms)




Dengan C1 dan C2                                         Vout (VDC) = 12,28 V
Vout = 244 mV                                            (Vrms)
(Vpp)                                                    Vout (VAC) = 0,062 V
                                                         (Vrms)




                      Tabel 3. Full-wave Rectifier (4 Dioda)
                      Osiloskop                                   Voltmeter


                                                                              29
        LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
Dasar Elektronika
Tanpa C1 dan C2                                 Vout (VDC) = 7,41 V
Vout = 12,4 V (Vpp)                             (Vrms)
                                                Vout (VAC) = 3,39 V
                                                (Vrms)




Dengan C1                                       Vout (VDC) = 11,14 V
Vout = 1,58 V (Vpp)                             (Vrms)
                                                Vout (VAC) = 0,445 V
                                                (Vrms)




Dengan C1 dan C2                                Vout (VDC) = 11,55 V
Vout = 220 mV                                   (Vrms)
(Vpp)                                           Vout (VAC) = 0,057 V
                                                ( Vrms)




3.6 Analisa Data
   1. Half-wave Rectifier




                                                                   30
        LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
Dasar Elektronika
           Saat diberi tegangan input sebesar 27 Vpp, tegangan keluaran DC dari

   penyearah 4.01 dapat dicari dengan persamaan Vp / π dan V out AC 3.668 v.

   Kemudian ketika rangkaian ditambahkan capasitor C.


           V out DC meningkat menjadi 10.95 V dan V out AC 1.034 V riak

   gelombang yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan tanpa kapasitor C, yang

   mempunyai riak yang lebih besar. Kemudian saat rangkaian ditambahkan

   kapasitor lagi yang disusun secara parallel. V out yang dihasilkan lebih besar

   dan V AC nya lebih kecil, artinya riak pada gelombang menjadi lebih kecil

   dan gelombang tegangan semakin lurus.



2. Full-wave Rectifier

           Ada dua rangkaian penyearah gelombang penuh yaitu penyearah dengan 2

   dioda dan


   4 dioda penyearah. Dengan dioda menggunakantrafo yang memiliki 4 CT (Center

   Tap). Sedangkan yang menggunakan 4 dioda menggunakan trafo tanpa CT maupun

   trafo yang memiliki CT.


           V out DC dari hasil penyearah gelombang penuh tanpa C1 dan C2 lebih

   besar dari pada penyearah setengah gelombang riak atau rippel pada penyearah

   gelombang penuh lebih kecil dibandingkan dengan penyearah dengan 1 dioda.

   Gelombang yang dihasilkan pada penyearah gelombang penuh untuk siklus setengah

   gelombang pertama memiliki setengah gelombang begitu pula siklus setengah

   gelombang berikutnya.




                                                                              31
   LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
Dasar Elektronika
3.7 Kesimpulan
  •   Penambahan kapasitor pada penyearah dapat memperkecil riak pada gelombang AC

  •   Semakin besar nilai kapasitor yang dipasang pada rangkaian penyearah semakin kecil

      riak tegangan DC yang dihasilkan.




                                                                                     32
      LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
Dasar Elektronika
                  LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO


                        FAKULTAS TEKNIK


                   UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN




                  LEMBAR ASISTENSI

                   IV. Karakteristik Transistor




NAMA                                      : ADY PURNOMO


NPM                                       : 11301020003


KELOMPOK                                  : 3 ( TIGA )


TANGGAL PELAKSANAAN PRAKTIKUM             :


INSTRUKTUR PRAKTIKUM                      :


PEMBIMBING LAPORAM                        :


ACC LAPORAN                               :




                                                            33
      LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
Dasar Elektronika


                                                            TANDA TANGAN




                                  PERCOBAAN 4
                        KARAKTERISTIK TRANSISTOR


4.1 Tujuan
   1. Memahami bagaimana menguji transistor bipolar PNP dan NPN.
   2. Membuat kurva karakteristik kolektor transistor.


4.2 Teori
       Transistor ada beberapa jenis. Yang biasa sering dijumpai adalah jenis PNP
dan NPN. Transistor ini terdiri dari bahan-bahan yang dipertemukan yaitu bahan jenis
P dan jenis N.




        Simbol Transistor NPN             Simbol Transistor PNP
       Transistor terdiri dari 3 kawat penyambung. Kawat yang menunjukkan tanda
panah adalah emitter, kawat yang berada di tengah adalah basis dan kawat yang
berada paling atas adalah kolektor.


4.3 Alat dan komponen yang digunakan
   1. Trainer KL 21001
   2. Modul KL 13007 blok c


                                                                                    34
       LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
Dasar Elektronika
   3. Multimeter digital
   4. Kabel penghubung


4.4 Prosedur Percobaan
   1. Letakkan modul KL 13007 pada trainer KL 21001 dan pilih blok c.
   2. Pilih selektor range Rx 100 pada ohmmeter. Hubungkan kabel hitam (baterai
      +) ke terminal B pada TR1 dan kabel merah (baterai -) pada terminal E untuk
      hubungan/pertemuan E – B atau terminal C untuk gabungan C – B. Ukur dan
      catat resistansi maju RF pada E – B dan C – B pada tabel 1.
   3. Pilih selektor range Rx 10K pada ohmmeter. Hubungkan kabel merah (baterai
      -) ke terminal B pada TR1 dan kabel hitam (baterai +) ke terminal E untuk E
      – B dan C – B. Ukur dan catat resistansi mundur R R pada E – B dan C – B
      pada    tabel 1.
   4. Ulangi langkah 2 untuk TR2.
   5. Ulangi langkah 3 untuk TR2.
   6. Lengkapi rangkaian seperti pada gambar.




   7. Beri tegangan sumber sebesar 12 VDC Ke V+.
      VR2 digunakan untuk mengatur arus basis (Ib) pada TR1. VR3 digunakan
      untuk mengatur tegangan antara kolektor dan emitter. (VCE).
   8. Set VR3 pada posisi tengah. Perlahan putar VR2 ke kanan dan ukur tegangan
      jatuh yang melalui R6 0.1 V yang ditunjukkan pada voltmeter. Hitung arus Ib.
   9. hubungkan voltmeter antara terminal C dan E. Perlahan putar VR3 1 V (VCE).




                                                                                35
      LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
Dasar Elektronika
      10. Ukur tegangan jatuh yang melalui R7. Hitung Ic = V R7/R7 dan catat nilainya
         pada tabel 2.
      11. Ulangi langkah 9 dan 10 untuk nilai VCE dan Ic yang tertera pada tabel 2.
      12. Set arus basis Ib = 20 µA dengan memutar VR2 ke kanan VR6 = 0.2 V.
      13. Putar VR3 untuk VCE = 1 V.
      14. Ukur tegangan jatuh yang melalui R7. Hitung arus Ic dan catat pada tabel 3.
      15. Ulangi langkah 9 dan 10 sesuai pada tabel 3.
      16. Set arus basis Ib = 30 µA dengan memutar VR2 ke kanan untuk VR6 = 0.3 B.
      17. Putar VR3 untuk VCE = 1 V.
      18. Ukur tegangan jatuh yang melalui R7 dan catat pada tabel 4.
      19. ulangi langkah 17 dan 18 untuk nilai VCE dan Ic seperti pada tabel 4.
      20. Gambarkan grafik Ic dan VCE hasil tabel 2, 3 dan 4.
      21. Cari nilai β dari grafik. Dan hitung α.


4.5 Data Hasil Percobaan
Tabel 1
                         RF E - B         RF C - B            RR E - B            RR C- B
      TR1 NPN              700              700
      TR2 PNP                                                   700                700

Tabel 2
                                        Ib = 10 µA
 VCE (V)           1                2        3            4               5            6
 Ic (mA)
   VR 7         1,273 V       1,32 V       1,321 V       1,34 V          1,35 V      1,354
      (V)                                                                                V

Ic1      = VR7 / R7
         = 1,273 / 988
         = 0,0012885 A = 1,28 mA
Ic2      = VR7 / R7
         = 1,32 / 988



                                                                                             36
          LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
Dasar Elektronika
      = 0,001336 A = 1,33 mA
Ic3   = VR7 / R7
      = 1,321 / 988
      = 0,001337 A = 1,337 mA
Ic4   = VR7 / R7
      = 1,34 / 988
      = 0,0013563 A = 1,35 mA
Ic5   = VR7 / R7
      = 1,35 / 988
      = 0,0013664 A = 1,3664 mA
Ic6   = VR7 / R7
      = 1,354 / 988
      = 0,00137704 A = 1,3704 mA


Tabel 3
                                  Ib = 20 µA
 VCE (V)        1         2            3         4         5         6
 Ic (mA)
   VR 7       3,137 V   3,155 V    3,127 V     3,216 V   3,220 V   3,300 V
    (V)
Ic1   = VR7 / R7
      = 3,137 / 988
      = 0,0031751 A = 3,1751 mA
Ic2   = VR7 / R7
      = 3,155 / 988
      = 0,0031933 A = 3,1933 mA
Ic3   = VR7 / R7
      = 3,127 / 988
      = 0,003165 A = 3,165 mA
Ic4   = VR7 / R7
      = 3,216 / 988
      = 0,0032551 A = 3,2551 mA


                                                                         37
          LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
Dasar Elektronika
Ic5   = VR7 / R7
      = 3,220 / 988
      = 0,0032591 A = 3,2591 mA


Ic6   = VR7 / R7
      = 3,300 / 988
      = 0,0033401 A = 3,3401 mA


Tabel 4
                                  Ib = 30 µA
 VCE (V)          1      2             3        4        5        6
 Ic (mA)
   VR 7           4V    4,01 V       4V        4,24 V   4,20 V   3,55 V
    (V)
Ic1   = VR7 / R7
      = 4 / 988
      = 0,0040486 A = 4,0486 mA
Ic2   = VR7 / R7
      = 4,01 / 988
      = 0,0040587 A = 4,0587 mA
Ic3   = VR7 / R7
      = 4 / 988
      = 0,0040486 A = 4,0486 mA
Ic4   = VR7 / R7
      = 4,24 / 988
      = 0,0042915 A = 4,2915 mA
Ic5   = VR7 / R7
      = 4,20 / 988
      = 0,004251 A = 4,251 mA
Ic6   = VR7 / R7
      = 3,55 / 988
      = 0,0035931 A = 3,5931 mA


                                                                      38
          LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
Dasar Elektronika




4.6       Analisa Data
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan, yaitu

      •   Untuk menentukan transistor PNP dan NPN dengan cara melakukan pengukuran

          pada tahanan transistor.

      •   Ketika transistor dibias maju untuk transistor NPN nilairesistornya sangat besar

          dibandingkan bias mundur. Untuk transistor PNP, bahan yang didapat kebalikan dari

          transistor NPN.

      •   Dari kurva transistor didapat 3 daerah kerja, yaitu :

              o   Daerah aktif

              o   Daerah Satuasi

              o   Daerah cut off

      •   Aplikasi transistor pada daerah aktif biasanya banyak digunakan amplifier dan pada

          daerah cut off banyak digunakan sebagai sakelar atau pemutus.



                                                                                         39
          LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
Dasar Elektronika
      •   Pada bias maju yaitu pertemuan E – B dan C – B kabel merah alat ukur dihubungkan

          limitor ke lasis. Atau dapat juga dihubungkan colektor (C) ke base / basis.



4.7       Kesimpulan

      •   Untuk mengetahui jenis transistor NPN atau PNP dapat menggunakan ohmmeter.

      •   Rangkaian percobaan merupakan rangkaian resistor yang menggunakan transistor

          NPN Common Emitor.

      •   Dari pengukuran, didapat kurva VCE dan IC. Dari kurva tersebut dapat diperoleh

          daerah kerja transistor.




                                                                                        40
          LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
Dasar Elektronika

                             BAB III
                            PENUTUP
 Kesimpulan


    1. Karakteristik Dioda


       - Dioda 1N4148 adalah diode silicon

       - Dioda 1N60 adalah diode germanium

       - Jika diode silicon diberi tegangan maju, tegangan ambang antara 0,6 -

       0,7 V

       - Jika diode silicon diberi tegangan mundur, diode tidak bekerja (arus

       tidak    mengalir)

       - Jika diode germanium diberi tegangan maju, tegangan ambang antara

       0,2 – 0,3V

       - Jika diode germanium dan silicon diberi tegangan mundur, diode tidak

       bekerja (arus tidak mengalir)

    2. Karakteristik Dioda Zener, Led dan Photodioda


       -   Dioda zener digunakan untuk menghasilkan tegangan keluaran yang

           stabil


       -   LED adalah dioda yang mengubah energi listrik menjadi energi

           cahaya.


       -   Photodioda menyerap energi cahaya menjadi energi listrik.




                                                                           41
  LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
Dasar Elektronika




  3. Rangkaian Penyearah (Rectifier)


     -   Penambahan kapasitor pada penyearah dapat memperkecil riak pada

         gelombang AC

     -   Semakin besar nilai kapasitor yang dipasang pada rangkaian penyearah

         semakin kecil riak tegangan DC yang dihasilkan.

  4. Karakteristik Transistor


     -   Untuk mengetahui jenis transistor NPN atau PNP dapat

         menggunakan ohmmeter.


     -   Rangkaian percobaan merupakan rangkaian resistor yang

         menggunakan transistor NPN Common Emitor.


     -   Dari pengukuran, didapat kurva VCE dan IC. Dari kurva tersebut

         dapat diperoleh daerah kerja transistor.


  Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pelaksanaan pratikum ini

adalah sebagai berikut:

a. Dalam pelaksanaan praktek, kesalahan manusia dapat mempengaruhi hasil

  dari   pengukuran suatu objek elektronika.

b. Elektronika merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan,

  karena mencakup hamper semua sapek kebutuhan manusia.




                                                                          42
LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
Dasar Elektronika
 Saran


Saran saya terhadap pratikum selanjutnya yaitu agar pratikum diajari lebih mendalam

karena menurut saya elektronika sangat penting untuk dipelajari.




                                                                                      43
    LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI

Contenu connexe

Tendances

Percobaan alat alat ukur
Percobaan alat alat ukurPercobaan alat alat ukur
Percobaan alat alat ukur
TriaRizkiana
 
Laporan 5 gelombang filter c
Laporan 5 gelombang filter cLaporan 5 gelombang filter c
Laporan 5 gelombang filter c
Ridwan Satria
 
Penuntun praktikum e lka 2 uin
Penuntun praktikum e lka 2 uinPenuntun praktikum e lka 2 uin
Penuntun praktikum e lka 2 uin
Syihab Ikbal
 
Laporan 2 penyearah gelombang penuh dengan beban tahanan murni
Laporan 2 penyearah gelombang penuh dengan beban tahanan murniLaporan 2 penyearah gelombang penuh dengan beban tahanan murni
Laporan 2 penyearah gelombang penuh dengan beban tahanan murni
ridwan35
 
Eksperimen Elektronika
Eksperimen ElektronikaEksperimen Elektronika
Eksperimen Elektronika
Syihab Ikbal
 
Percobaan 1 dan 2(current and voltage protection)
Percobaan 1 dan 2(current and voltage protection)Percobaan 1 dan 2(current and voltage protection)
Percobaan 1 dan 2(current and voltage protection)
cukupsatu1
 
7. rangkaian penapis rc
7. rangkaian penapis rc7. rangkaian penapis rc
7. rangkaian penapis rc
Syihab Ikbal
 
Bab5 multivibrator
Bab5 multivibratorBab5 multivibrator
Bab5 multivibrator
123run
 

Tendances (20)

Percobaan alat alat ukur
Percobaan alat alat ukurPercobaan alat alat ukur
Percobaan alat alat ukur
 
Laporan 5 gelombang filter c
Laporan 5 gelombang filter cLaporan 5 gelombang filter c
Laporan 5 gelombang filter c
 
Penuntun praktikum e lka 2 uin
Penuntun praktikum e lka 2 uinPenuntun praktikum e lka 2 uin
Penuntun praktikum e lka 2 uin
 
Laporan 2 penyearah gelombang penuh dengan beban tahanan murni
Laporan 2 penyearah gelombang penuh dengan beban tahanan murniLaporan 2 penyearah gelombang penuh dengan beban tahanan murni
Laporan 2 penyearah gelombang penuh dengan beban tahanan murni
 
Penyearah Gelombang Penuh
Penyearah Gelombang PenuhPenyearah Gelombang Penuh
Penyearah Gelombang Penuh
 
Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2
Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2
Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2
 
Adi prayoga. multivibrator
Adi prayoga. multivibratorAdi prayoga. multivibrator
Adi prayoga. multivibrator
 
laporan praktikum eldas penyearah setengah gelombang dan gelombang penuh
laporan praktikum eldas penyearah setengah gelombang dan gelombang penuhlaporan praktikum eldas penyearah setengah gelombang dan gelombang penuh
laporan praktikum eldas penyearah setengah gelombang dan gelombang penuh
 
Eksperimen Elektronika
Eksperimen ElektronikaEksperimen Elektronika
Eksperimen Elektronika
 
Bank Soal Materi Pelajaran Dioda
Bank Soal Materi Pelajaran DiodaBank Soal Materi Pelajaran Dioda
Bank Soal Materi Pelajaran Dioda
 
Percobaan 1 dan 2(current and voltage protection)
Percobaan 1 dan 2(current and voltage protection)Percobaan 1 dan 2(current and voltage protection)
Percobaan 1 dan 2(current and voltage protection)
 
Penyearah Setengah Gelombang
Penyearah Setengah GelombangPenyearah Setengah Gelombang
Penyearah Setengah Gelombang
 
Laporan praktikum Elektronika Daya Bab Penyearah gelombang penuh sistem jemba...
Laporan praktikum Elektronika Daya Bab Penyearah gelombang penuh sistem jemba...Laporan praktikum Elektronika Daya Bab Penyearah gelombang penuh sistem jemba...
Laporan praktikum Elektronika Daya Bab Penyearah gelombang penuh sistem jemba...
 
Komponen aktif
Komponen aktifKomponen aktif
Komponen aktif
 
Laporan praktikum multivibrator
Laporan praktikum multivibratorLaporan praktikum multivibrator
Laporan praktikum multivibrator
 
Laporan penguat emitor bersama
Laporan penguat emitor bersamaLaporan penguat emitor bersama
Laporan penguat emitor bersama
 
7. rangkaian penapis rc
7. rangkaian penapis rc7. rangkaian penapis rc
7. rangkaian penapis rc
 
Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan kapasitor sebagai filter
Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan kapasitor sebagai filterRangkaian penyearah gelombang penuh dengan kapasitor sebagai filter
Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan kapasitor sebagai filter
 
Bab5 multivibrator
Bab5 multivibratorBab5 multivibrator
Bab5 multivibrator
 
1 thyristor
1 thyristor1 thyristor
1 thyristor
 

En vedette

Winnipeg ISACA Security is Dead, Rugged DevOps
Winnipeg ISACA Security is Dead, Rugged DevOpsWinnipeg ISACA Security is Dead, Rugged DevOps
Winnipeg ISACA Security is Dead, Rugged DevOps
Gene Kim
 
MDFF_Guidelines_Print version_FINAL_Low Res
MDFF_Guidelines_Print version_FINAL_Low ResMDFF_Guidelines_Print version_FINAL_Low Res
MDFF_Guidelines_Print version_FINAL_Low Res
ivanidrovo
 
A study of studies suzanne gibbons
A study of studies   suzanne gibbonsA study of studies   suzanne gibbons
A study of studies suzanne gibbons
sgibbon1
 
A study of studies suzanne gibbons
A study of studies   suzanne gibbonsA study of studies   suzanne gibbons
A study of studies suzanne gibbons
sgibbon1
 
MDFF_Guidelines_Print version_FINAL_Low Res
MDFF_Guidelines_Print version_FINAL_Low ResMDFF_Guidelines_Print version_FINAL_Low Res
MDFF_Guidelines_Print version_FINAL_Low Res
ivanidrovo
 
тренды в интернет-маркетинге
тренды в интернет-маркетингетренды в интернет-маркетинге
тренды в интернет-маркетинге
Viktor Kharchevskyi
 
Centius training 081410
Centius training 081410Centius training 081410
Centius training 081410
mhammami00
 
Chişinău Masterclass
Chişinău MasterclassChişinău Masterclass
Chişinău Masterclass
EuclidNetwork
 

En vedette (18)

Tugas Transmisi Daya Listrik
Tugas Transmisi Daya ListrikTugas Transmisi Daya Listrik
Tugas Transmisi Daya Listrik
 
Winnipeg ISACA Security is Dead, Rugged DevOps
Winnipeg ISACA Security is Dead, Rugged DevOpsWinnipeg ISACA Security is Dead, Rugged DevOps
Winnipeg ISACA Security is Dead, Rugged DevOps
 
Vision_UkrainanLaw_2022_UA
Vision_UkrainanLaw_2022_UAVision_UkrainanLaw_2022_UA
Vision_UkrainanLaw_2022_UA
 
Indo Technologies Delhi India
Indo Technologies Delhi IndiaIndo Technologies Delhi India
Indo Technologies Delhi India
 
MDFF_Guidelines_Print version_FINAL_Low Res
MDFF_Guidelines_Print version_FINAL_Low ResMDFF_Guidelines_Print version_FINAL_Low Res
MDFF_Guidelines_Print version_FINAL_Low Res
 
Kenett On Information NYU-Poly 2013
Kenett On Information NYU-Poly 2013Kenett On Information NYU-Poly 2013
Kenett On Information NYU-Poly 2013
 
A study of studies suzanne gibbons
A study of studies   suzanne gibbonsA study of studies   suzanne gibbons
A study of studies suzanne gibbons
 
A study of studies suzanne gibbons
A study of studies   suzanne gibbonsA study of studies   suzanne gibbons
A study of studies suzanne gibbons
 
ABA Localita Austria
ABA Localita AustriaABA Localita Austria
ABA Localita Austria
 
3. turning 1st referrals into sales with q&a
3. turning 1st referrals into sales with q&a3. turning 1st referrals into sales with q&a
3. turning 1st referrals into sales with q&a
 
5. get the most from google analytics
5. get the most from google analytics5. get the most from google analytics
5. get the most from google analytics
 
MDFF_Guidelines_Print version_FINAL_Low Res
MDFF_Guidelines_Print version_FINAL_Low ResMDFF_Guidelines_Print version_FINAL_Low Res
MDFF_Guidelines_Print version_FINAL_Low Res
 
тренды в интернет-маркетинге
тренды в интернет-маркетингетренды в интернет-маркетинге
тренды в интернет-маркетинге
 
Centius training 081410
Centius training 081410Centius training 081410
Centius training 081410
 
Skills expo v03
Skills expo v03Skills expo v03
Skills expo v03
 
Chişinău Masterclass
Chişinău MasterclassChişinău Masterclass
Chişinău Masterclass
 
Euclid Network
Euclid NetworkEuclid Network
Euclid Network
 
Euclid Network's guide to the EC's work programme
Euclid Network's guide to the EC's work programmeEuclid Network's guide to the EC's work programme
Euclid Network's guide to the EC's work programme
 

Similaire à Isi modul dasar elektro ady (20)

Komponen Diode, Transistor, dan Sensor.pptx
Komponen Diode, Transistor, dan Sensor.pptxKomponen Diode, Transistor, dan Sensor.pptx
Komponen Diode, Transistor, dan Sensor.pptx
 
Rangkaian diode
Rangkaian diodeRangkaian diode
Rangkaian diode
 
06rangkaiandioda
06rangkaiandioda06rangkaiandioda
06rangkaiandioda
 
Elektronika analog 1_ch2_latihan
Elektronika analog 1_ch2_latihanElektronika analog 1_ch2_latihan
Elektronika analog 1_ch2_latihan
 
Modul praktikum rl2
Modul praktikum rl2Modul praktikum rl2
Modul praktikum rl2
 
Listrik5
Listrik5Listrik5
Listrik5
 
makalah penguat gandengan DC
makalah penguat gandengan DCmakalah penguat gandengan DC
makalah penguat gandengan DC
 
Laporan 1
Laporan 1Laporan 1
Laporan 1
 
R1 dan r2 rangkaian astabel dan monostabel
R1 dan r2 rangkaian astabel dan monostabelR1 dan r2 rangkaian astabel dan monostabel
R1 dan r2 rangkaian astabel dan monostabel
 
Modul 3 arif wibi lp
Modul 3 arif wibi lpModul 3 arif wibi lp
Modul 3 arif wibi lp
 
Transistor
TransistorTransistor
Transistor
 
Dasar kelistrikan
Dasar kelistrikanDasar kelistrikan
Dasar kelistrikan
 
8. karakteristik dioda
8. karakteristik dioda8. karakteristik dioda
8. karakteristik dioda
 
Transistor sebagai penguat
Transistor sebagai penguatTransistor sebagai penguat
Transistor sebagai penguat
 
Transistor sebagai penguat
Transistor sebagai penguatTransistor sebagai penguat
Transistor sebagai penguat
 
Litar bekalan kuasa
Litar bekalan kuasaLitar bekalan kuasa
Litar bekalan kuasa
 
Dioda
DiodaDioda
Dioda
 
Dioda rectifier
Dioda rectifierDioda rectifier
Dioda rectifier
 
4.teoridasarlistrik01
4.teoridasarlistrik014.teoridasarlistrik01
4.teoridasarlistrik01
 
Laporan Counter Elektronika Digital
Laporan Counter Elektronika DigitalLaporan Counter Elektronika Digital
Laporan Counter Elektronika Digital
 

Plus de Ady Purnomo

Judul makalah pbl
Judul makalah pblJudul makalah pbl
Judul makalah pbl
Ady Purnomo
 

Plus de Ady Purnomo (20)

Keuntungan dan kerugian dalam kewirausahaan
Keuntungan dan kerugian dalam kewirausahaanKeuntungan dan kerugian dalam kewirausahaan
Keuntungan dan kerugian dalam kewirausahaan
 
Dioda pengertian dioda simbol karakteristik dioda
Dioda pengertian dioda simbol karakteristik diodaDioda pengertian dioda simbol karakteristik dioda
Dioda pengertian dioda simbol karakteristik dioda
 
Rangkaian pembanding rangkaian komparator Comparator
Rangkaian pembanding rangkaian komparator ComparatorRangkaian pembanding rangkaian komparator Comparator
Rangkaian pembanding rangkaian komparator Comparator
 
Jenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplan
Jenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplanJenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplan
Jenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplan
 
Makalah arsitektur sistem komputer processor
Makalah arsitektur sistem komputer processorMakalah arsitektur sistem komputer processor
Makalah arsitektur sistem komputer processor
 
Debit air turbin dan kecepatan spesifik
Debit air turbin dan kecepatan spesifikDebit air turbin dan kecepatan spesifik
Debit air turbin dan kecepatan spesifik
 
Ilmu bahan listrik ady purnomo - 11301020003
Ilmu bahan listrik   ady purnomo - 11301020003Ilmu bahan listrik   ady purnomo - 11301020003
Ilmu bahan listrik ady purnomo - 11301020003
 
Makalah bahasa manfaat membaca - pengaruh ekonomi terhadap kemampuan membac...
Makalah bahasa   manfaat membaca - pengaruh ekonomi terhadap kemampuan membac...Makalah bahasa   manfaat membaca - pengaruh ekonomi terhadap kemampuan membac...
Makalah bahasa manfaat membaca - pengaruh ekonomi terhadap kemampuan membac...
 
Laporan hasil praktikum rangkaian listrik halaman depan
Laporan hasil praktikum rangkaian listrik halaman depanLaporan hasil praktikum rangkaian listrik halaman depan
Laporan hasil praktikum rangkaian listrik halaman depan
 
Lembar asistensi laporan pengukuran besaran listrik
Lembar asistensi laporan pengukuran besaran listrikLembar asistensi laporan pengukuran besaran listrik
Lembar asistensi laporan pengukuran besaran listrik
 
Judul laporan pengukuran besaran listrik
Judul laporan pengukuran besaran listrikJudul laporan pengukuran besaran listrik
Judul laporan pengukuran besaran listrik
 
Daftar pustaka laporan pengukuran besaran listrik
Daftar pustaka laporan pengukuran besaran listrikDaftar pustaka laporan pengukuran besaran listrik
Daftar pustaka laporan pengukuran besaran listrik
 
Pendahuluan daftar isi laporan pengukuran besaran listrik
Pendahuluan daftar isi laporan pengukuran besaran listrikPendahuluan daftar isi laporan pengukuran besaran listrik
Pendahuluan daftar isi laporan pengukuran besaran listrik
 
Pengertian dan tujuan pendidikan kewarganegaraan
Pengertian dan tujuan pendidikan kewarganegaraanPengertian dan tujuan pendidikan kewarganegaraan
Pengertian dan tujuan pendidikan kewarganegaraan
 
Tugas manajemen industri
Tugas manajemen industriTugas manajemen industri
Tugas manajemen industri
 
Judul lembar persetujuan kata pengantar daftar isi dasar elektronika ady
Judul lembar persetujuan kata pengantar daftar isi dasar elektronika   adyJudul lembar persetujuan kata pengantar daftar isi dasar elektronika   ady
Judul lembar persetujuan kata pengantar daftar isi dasar elektronika ady
 
Pendahuluan pbl
Pendahuluan pblPendahuluan pbl
Pendahuluan pbl
 
Lembar asistensi pbl
Lembar asistensi pblLembar asistensi pbl
Lembar asistensi pbl
 
Judul makalah pbl
Judul makalah pblJudul makalah pbl
Judul makalah pbl
 
Daftar pustaka pbl
Daftar pustaka pblDaftar pustaka pbl
Daftar pustaka pbl
 

Dernier

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 

Dernier (20)

Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 

Isi modul dasar elektro ady

  • 1. Dasar Elektronika BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kapasitor banyak penerapannya pada rangkaian listrik. Kapasitor digunakan untuk menyetel sirkuit radio dan untuk memuluskan jalan arus terrektifikasi yang berasal dari sumber tenaga listrik. Kapasitor dipakai untuk mencegah adanya bunga api pada waktu sebuah rangkaian yang mengandung induktansi tiba-tiba dibuka. Efisiensi tranmisi daya arus bolak-balik sering dapat dinaikan dengan menggunakan kapasitor besar. Kapasitansi C sebuah kapasitor didefinisikan sebagai perbandingan besar muatan Q pada salah satu konduktornya terhadap besar beda potensial Vab anatara kedua konduktor tersebut : C = Q / Vab Maka berdasarkan definisi ini, satuan kapasitansi ialah satu coulomb per volt atau ( 1 C V-1 ). Kapasitansi sebesar 1 coulomb per volt disebut 1 farad. 1 LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
  • 2. Dasar Elektronika BAB II. PEMBAHASAN Materi yang akan di bahas pada bab ini adalah sebagai berikut : I.Karakteristik Dioda II.Karakteristik Dioda, Zener, dan Photodioda III.Rangkaian Penyearah (Rectifier) IV.Karakteristik Transistor 2 LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
  • 3. Dasar Elektronika LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN LEMBAR ASISTENSI I. Karakteristik Dioda NAMA : ADY PURNOMO NPM : 11301020003 KELOMPOK : 3 ( TIGA ) TANGGAL PELAKSANAAN PRAKTIKUM : 3 LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
  • 4. Dasar Elektronika INSTRUKTUR PRAKTIKUM : PEMBIMBING LAPORAN : ACC LAPORAN : TANDA TANGAN 4 LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
  • 5. Dasar Elektronika PERCOBAAN 1 KARAKTERISTIK DIODA 1.1 Tujuan 1. Mempelajari karakteristik dioda 2. Dapat menggambarkan kurva I – V dioda PN-Junction 1.2 Teori Dioda semikonduktor adalah komponen elektronika yang terdiri dari pertemuan semikonduktor jenis P dan jenis N (PN junction). Elektroda yang dihubungkan dengan jenis P disebut Anoda, sedangkan yang dihubungkan dengan jenis N disebut Katoda. Dioda akan mengalirkan arus maju (konduksi) jika diberi bias maju (forward) yaitu anoda mendapat tegangan positif dan katoda mendapat tegangan negatif. Sebaliknya jika diberi bias mundur (reverse) maka dioda mempunyai resistansi tinggi. Kenyataannya dioda akan konduksi jika diberi tegangan maju yang cukup (0.6 V-0,7 V untuk dioda silikon dan 0,2-0.3 V untuk dioda germanium). Setelah mencapai tegangan ini (knee voltage) setiap kenaikan tegangan akan diikuti dengan kenaikan arus, artinya pada saat konduksi mempunyai resistansi tertentu. Pada saat dioda diberi bias mundur akan terjadi arus mundur yang kecil, dengan adanya arus mundur ini berarti dioda mempunyai resistansi mundur. Arus mundur ini sangat terpengaruh oleh perubahan suhu, setiap kenaikan suhu akan diikuti oleh kenaikan arus bocor sehingga nilai resitansi mundur akan mengalami penurunan. Karakteristik suatu dioda merupakan hubungan antara tegangan (pada anoda dan katoda) dan arus yang mengalir pada persambungan PN ini. Pada saat dibebani dioda akan mengalirkan arus seperti pada karakteristiknya. Hubungan ini akan tergantung pada besarnya beban dan juga besarnya tegangan yang muncul pada kaki-kaki dioda. 1.3 Alat dan komponen yang digunakan 1. Trainer KL 21001 2. Modul KL 25001 blok a 5 LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
  • 6. Dasar Elektronika 3. Multimeter digital 4. Osiloskop 5. Kabel penghubung 1.4 Prosedur Percobaan 1.4.1 Percobaan A (Kurva V-I dioda 1N4148/CR1 Metode Volt-Amper) 1. Lengkapi rangkaian pada modul KL 25001 blok a dengan kabel penghubung seperti pada gambar di bawah ini dengan menggunakan dioda 1N4148. R1 2K 12 VDC VR2 10K C C R R 1 2 A 2. Beri tegangan sumber sebesar 12 V DC pada terminal V+. 3. Putar variabel resistor (VR2) untuk mendapatkan tegangan pada dioda sebesar 0.1 V. Catat arus pada tabel 1. 4. Atur tegangan dioda pada langkah 3 untuk mendapatkan tegangan seperti yang tertera pada tabel 1. 5. Susun rangkaian seperti pada gambar di bawah ini dengan menggunakan dioda 1N60. R1 12 VDC 2K VR2 10K C C R R 1 2 A 6. Putar variabel resistor (VR2) untuk mendapatkan tegangan pada dioda sebesar 1 V. Catat arus pada tabel 2. 7. Atur tegangan dioda pada langkah 6 untuk mendapatkan tegangan seperti yang tertera pada tabel 2. 6 LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
  • 7. Dasar Elektronika 1.4.2 Percobaan B (Kurva V-I dioda 1N60/CR2 Metode Volt-Amper) 1. Lakukan langkah kerja seperti pada percobaan A, dengan menggunakan dioda 1N60. 2. Catat semua hasil pengukuran pada tabel 3 dan tabel 4. 1.4.3 Percobaan C (Kurva V-I dioda 1N4148/CR1 Metode Osiloskop) 1. Lengkapi rangkaian pada KL 25001 blok a seperti pada gambar di bawah ini. Dan hubungkan potensiometer (VR2) pada rangkaian. R1= 2K TP1 CH2 (Y) VR2 AC 20 Vpp TP2 AC 10K 1KHz GND CR1/ CR2 TP3 CH1 (X) 2. Beri tegangan sumber sebesar 20 Vpp gelombang sinus dengan frekuensi 1 KHz pada rangkaian. 3. Pada osiloskop hubungkan CH2 (Y) ke TP1, GND ke TP2 dan CH1 (X) ke TP3. CH1 (X) digunakan untuk mengukur dan menampilkan tegangan dioda dan CH2 (Y) digunakan untuk mengukur dan menampilkan arus dioda. 4. Pilih mode X-Y dan DC input coupling pada osiloskop. Amati dan catat tampilan gambar osiloskop pada data hasil percobaan. 5. Putar potensiometer (VR2) sebesar 10 KΩ. Amati dan catat perubahan gambar pada osiloskop. 7 LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
  • 8. Dasar Elektronika 1.4.4 Percobaan D (Kurva V-I dioda 1N60/CR1 Metode Osiloskop) 1. Lakukan langkah kerja seperti pada percobaan C, dengan menggunakan dioda 1N60 (CR2). 2. Gambarlah hasil pengukuran dari osiloskop pada data hasil percobaan. 1.5 Data Hasil Percobaan Tabel 1. VF (V) 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 IF(mA) -0,02 -0,02 -0,01 0,07 0,16 1,06 5,58 Tabel 2. VR (V) 1 2 3 4 5 IR(mA) -0,01 -0,01 -0,01 -0,01 -0,01 Tabel 3. VF (V) 0.1 0.2 0.3 0. 0.5 0.6 0.7 4 IF(mA) 0,0 0,2 0,7 1, 2,4 3,6 5,42 8 3 2 5 4 8 Tabel 4. VR (V) 1 2 3 4 5 IR(mA) -0,01 -0,01 -0,01 -0,01 -0,01 Buatlah kurva I – V karakteristik dioda dari data hasil percobaan tabel 1, 2, 3 dan 4. 8 LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
  • 9. Dasar Elektronika 9 LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
  • 10. Dasar Elektronika Gambar Tabel 1 6 5 4 3 2 1 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 -1 Gambar Tabel 2 0 1 2 3 4 5 -0.002 -0.004 -0.006 -0.008 -0.01 -0.012 Gambar Tabel 3 6 5 4 3 2 1 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 10 LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
  • 11. Dasar Elektronika Gambar Tabel 4 0 1 2 3 4 5 -0.002 -0.004 -0.006 -0.008 -0.01 -0.012 1.6 Analisa Data Pada percabaan A, diode yang digunakan adalah 1N4148/CR1 bias maju, sehingga didapatkan diode tersebut adalah diode silicon, karena pada table 1 terbukti didapatkan diode tersebut 0,7 V dan arus naik dengan pesat senilai 5,58 mA. Lalu saat disusun bias mundur (terbaik), diode tersebut tidak bekerja atau arus tidak mengalir (-0,01mA) pada table 2. Pada percobaan B, diode yang digunakan yaitu 1N60/CR2, bias maju, sehingga didapatkan diode tersebut adalah diode germanium, karena pada table 3 terbukti tegangan ambang pada tegangan 0,3 V dan arus naik pesat senilai 0,72 mA. Lalu saat disusun bias mundur (terbalik), diode tersebut tidak bekerja atau arus tidak mengalir (-0,01mA) pada table 4 Pada percobaan C dan D, diode 1N414N8 dan 1N60 digunakan dengan metode. Saat potensio diputar kearah min arah arus searah dengan arah vertical sedangan tegangan searah dengan arah horizontal. Saat diputar kearah max, arah arus searah dengan arah horizontal dan tegangan searah dengan arah vertical. 1.7 Kesimpulan - Dioda 1N4148 adalah diode silicon - Dioda 1N60 adalah diode germanium - Jika diode silicon diberi tegangan maju, tegangan ambang antara 0,6 - 0,7 V - Jika diode silicon diberi tegangan mundur, diode tidak bekerja (arus tidak mengalir) 11 LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
  • 12. Dasar Elektronika - Jika diode germanium diberi tegangan maju, tegangan ambang antara 0,2 – 0,3V - Jika diode germanium dan silicon diberi tegangan mundur, diode tidak bekerja (arus tidak mengalir) LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO 12 LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
  • 13. Dasar Elektronika FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN LEMBAR ASISTENSI II. Karakteristik Dioda Zener, Led dan Photodioda NAMA : ADY PURNOMO NPM : 11301020003 KELOMPOK : 3 ( TIGA ) TANGGAL PELAKSANAAN PRAKTIKUM : INSTRUKTUR PRAKTIKUM : PEMBIMBING LAPORAN : ACC LAPORAN : TANDA TANGAN 13 LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
  • 14. Dasar Elektronika 14 LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
  • 15. Dasar Elektronika PERCOBAAN 2 KARAKTERISTIK DIODA ZENER, LED DAN PHOTODIODA 2.1 Tujuan 1. Memahami karakteristik dioda zener 2. Memahami karakteristik LED 3. Memahami karakteristik photodioda 2.2 Alat dan komponen yang digunakan 1. Trainer KL 22001 2. KL 25001 3. Multimeter Digital 4. Osiloskop 2.3 Teori 2.3.1 Dioda Zener Dioda zener adalah suatu dioda yang terbuat dari bahan silikon. Dioda ini memiliki karakteristik terbalik. Gambar simbol dioda zener adalah seperti di bawah ini: Jika dioda diberi tegangan bias mundur yang dinaikkan dengan berangsur, maka pada suatu saat , kuat arus yang mengalir naik secara drastis. Titik tegangan dimana hal ini terjadi disebut dengan tegangan tembus (brekdown voltage) atau tegangan zener. Pemanfaatan dioda zener ini digunakan sebagai stabilisasi dalam pencatu daya. 15 LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
  • 16. Dasar Elektronika 2.3.2 Dioda cahaya (LED / Light Emitting Diode) Dioda cahaya (LED) adalah suatu jenis dioda yang apabila diberi tegangan maju , arus majunya akan membangkitkan cahaya pada pertemuan PNnya. Gambar simbol LED adalah seperti di bawah ini: Dioda cahaya ini tidak terbuat dari bahan silikon dan germanium, tetapi dari bahan gallium (Ga), arsen (As) dan fosfor (P) atau disingkat (GaAsP). Tegangan maju antara anoda dan katoda berkisar antara 1,5 ......2 V. Dan arus majunya antara 5.....20mA, tergantung tipe dioda. 2.3.3 Photo Dioda Photo dioda adalah suatu jenis dioda yang perlawana terbaliknya yang berubah-ubah jika cahaya yang jatuh pada dioda itu berubah-ubah kuatnya. Gambar simbol photo dioda adalah seperti di bawah ini: Dalam gelap, perlawanan terbaliknya sangat besar, hingga kemungkinan tidak ada arus yang mengalir. Makin kuat cahaya yang jatuh pada dioda, makin menurun perlawananya, dan arus makin besar yang mengalir. Photo dioda pada rangkaian dipasang dengan memberikan tegangan bias mundur (reverse bias). 2.4 Prosedur Percobaan 2.4.1 Dioda Zener 16 LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
  • 17. Dasar Elektronika 1. Lengkapi rangkaian pada KL 25001 blok a seperti pada gambar di bawah ini. Dan hubungkan potensiometer (VR2) pada rangkaian. R1= 2K TP1 CH2 (Y) VR2 AC 20 Vpp TP2 10K AC 1KHz GND CR3 TP3 CH1 (X) 2. Beri tegangan sumber sebesar 20 Vpp gelombang sinus dengan frekuensi 1 KHz pada rangkaian. 3. Pada osiloskop hubungkan CH2 (Y) ke TP1, GND ke TP2 dan CH1 (X) ke TP3. CH1 (X) digunakan untuk mengukur dan menampilkan tegangan dioda dan CH2 (Y) digunakan untuk mengukur dan menampilkan arus dioda. 4. Pilih mode X-Y dan DC input coupling pada osiloskop. Amati dan catat tampilan gambar osiloskop pada data hasil percobaan. 5. Putar potensiometer (VR2) sebesar 10 KΩ. Amati dan catat perubahan gambar pada osiloskop. 2.4.2 LED 1. Susun rangkaian seperti pada gambar di bawah ini. 470 10K CR4 V 12V A 17 LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
  • 18. Dasar Elektronika 2. Putar VR pada posisi maksimum, catat nilai arus dan tegangan pada multimeter. Dan perhatikan kecerahan LED. 3. Putar VR pada posisi minimum, catat nilai arus dan tegangan pada multimeter. Dan perhatikan kecerahan LED. 4. Putar VR supaya menghasilkan arus sebesar 10 mA. Catat tegangan dan perhatikan kecerahan LED. 2.4.3 Photodioda 1. Susunlah modul KL 22001 blok e, seperti pada gambar dibawah ini. 2. Catat arus yang terukur pada ampermeter. 2.5 Data Hasil Percobaan 2.5.1 Dioda Zener 18 LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
  • 19. Dasar Elektronika 2.5.2 LED VR Maksimum Minimum IF (mA) 20,22 1,02 10 Brightness Terang Redup Sedang VF (V) 2,41 1,827 2,131 2.5.2 Photodioda Brilliant Light IR = 5,89 mA RD = 2,037 Ω Poor light IR = 0,05 mA RD = 240 mΩ 2.6 Analisa Data 1. Dioda Zener Saat potensiometer diputar kearah min Osiloskop akan menggambarkan dioda zener dalam bentuk kurva. Didalam kurva, arus ditunjukkan dengan garis vertical sedangkan tegangan ditunjukkan dengan titik. Saat potensio digeser menjadi setengah ( half ), maka arus membentuk garis miring () dan tegangan juga membentuk garis miring (/). Disaat potensio diputar max, maka arus akan menjadi horizontal dan tegangan menjadi garis miring (/). 2. Dioda LED Cahaya yang ada pada dioda LED akan berfungsi jika ada tegangan dan arus. Saat VR diputar kearah maksimum (20.42 mA & 2.411 V) kecerahan pada dioda LED terang. Saat VR diputar kearah maksimum (1.03 mA & 1.834 V) kecerahan pada Dioda LED menjadi redup. Saat VR diputar pada arus I f = 10 mA, maka kecerahan pada dioda LED menjadi sedang dan tegangan adalah 2.129 V. 19 LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
  • 20. Dasar Elektronika 3. Photodioda Dari table yang didapat, saat photodioda diberikan cahaya yang sangat terang, akan didapat arus sebesar 22.15 mA dan ketika photodiode diberikan cahaya yang redup, maka arus yang didapatkan sebesar 0.03 mA. Lalu untuk mengukur tahanan photodioda dengan menggunakan rumus, RD = V/IR Cahaya Terang Cahaya Redup Dik : Dik : V = 12 v V = 12 v IR = 5.89 mA IR = 0.05 mA Dit : Dit : RD =? RD =? Saat diberikan cahaya, tahanan pada photodiode akan menjadi kecil dan saat tidak diberikan cahaya, maka tahanannya menjadi besar. 2.8 Kesimpulan • Dioda zener digunakan untuk menghasilkan tegangan keluaran yang stabil • LED adalah dioda yang mengubah energi listrik menjadi energi cahaya. • Photodioda menyerap energi cahaya menjadi energi listrik. 20 LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
  • 21. Dasar Elektronika LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN LEMBAR ASISTENSI III. Rangkaian Penyearah (Rectifier) 21 LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
  • 22. Dasar Elektronika NAMA : ADY PURNOMO NPM : 11301020003 KELOMPOK : 3 ( TIGA ) TANGGAL PELAKSANAAN PRAKTIKUM : INSTRUKTUR PRAKTIKUM : PEMBIMBING LAPORAM : ACC LAPORAN : TANDA TANGAN PERCOBAAN 3 RANGKAIAN PENYEARAH (RECTIFIER) 3.1 Tujuan 1. Memahami cara kerja penyearah 2. Dapat menggunakan kapasitor sebagai filter rangkaian penyearah 22 LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
  • 23. Dasar Elektronika 3.2 Teori Penyearah merupakan suatu rangkaian yang dapat mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC yang berdenyut. Pada umumnya penyearah dibagi menjadi dua jenis, yaitu penyearah setengah gelombang dan penyearah gelombang penuh. Ini menggunakan sifat dioda secara umum. Pada setengah perioda positif dioda akan mendapat bias maju, sedangkan pada setengah perioda negatif akan mendapat bias mundur. Hal ini yang menyebabkan tegangan pada RL merupakan sinyal setengah gelombang. Tegangan DC dari hasil penyearahan ini adalah V DC = VP/π. Antara sinyal masukan dan sinyal keluaran mempunyai perioda yang sama, sehingga frekuensi keluaran pada penyearah setengah gelombang sama dengan frekuensi masukannya (f o = fm). Dalam rangkaian penyearah, tegangan DC yang dihasilkan masih mempunyai perubahan-perubahan (riak, ripple) yang besar. Untuk menghasilkan tegangan DC yang benar-benar rata diperlukan rangkaian filter (penyaring) yang dapat menghilangkan/ mengurangi tegangan riaknya. Komponen-komponen yang dapat digunakan sebagai filter adalah komponen- komponen reaktif (L dan C). Induktor mempunyai sifat penahan AC sedangkan kapasitor mempunyai sifat sebagai pelolos (pass) untuk sinyal AC sehingga menghasilkan sinyal DC yang baik dapat dibuat rangkaian filter dengan menggunakan inductor, kapasitor atau gabungan keduanya. Filter yang sangat umum digunakan dan murah menggunakan kapasitor. Penyearah yang baik mempunyai konstanta RC yang besar. Konstanta RC minimal 10 kali T. 3.3 Alat dan komponen yang digunakan 1. Trainer KL 21001 2. Modul KL 13007 blok b 3. Multimeter digital 4. Osiloskop 5. Kabel penghubung 23 LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
  • 24. Dasar Elektronika 3.4 Prosedur Percobaan 3.4.1 Half-wave Rectifier 1. Lengkapi modul KL 13007 blok b dengan kabel penghubung seperti pada gambar di bawah ini. 2. Gunakan osiloskop, ukur, catat dan gambar Vpp dan T pada tegangan input (Vin). 3. Gunakan osiloskop, ukur, catat dan gambar tegangan yang melalui R4 (Vout). 4. Dan gunakan voltmeter AC dan DC untuk mengukur Vout. Vp 5. Hitung tegangan (VDC)dengan menggunakan rumus VDC = π 6. Hubungkan C1 pada rangkaian seperti pada gambar di bawah ini, dengan menggunakan kabel penghubung, ukur dan catat Vout dengan menggunakan osiloskop dan voltmeter AC dan DC. 7. Hubungkan C2 pada rangkaian seperti pada gambar di bawah ini, dengan menggunakan kabel penghubung, ukur dan catat Vout dengan menggunakan osiloskop dan voltmeter AC dan DC. 24 LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
  • 25. Dasar Elektronika 3.4.2 Full-wave Rectifier 1. Ulangi langkah kerja seperti pada langkah percobaan half-wave untuk rangkaian seperti pada gambar-gambar di bawah ini. 2. Catat dan gambar hasil pengukuran pada data hasil percobaan tabel 2. 3. Ulangi langkah seperti pada langkah 1, untuk gambar-gambar seperti di bawah ini. 25 LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
  • 26. Dasar Elektronika 4. Catat dan gambar hasil pengukuran pada data hasil percobaan tabel 3. 26 LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
  • 27. Dasar Elektronika 3.5 Data Hasil Percobaan Tabel 1. Half-wave Rectifier Osiloskop Voltmeter 27 LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
  • 28. Dasar Elektronika Vin = 26.8 V Vin = 9,55 V (Vrms) 9,55 x = 13,50 V (Vp) 13,50 x 2 = 27 V (Vpp) Tanpa CI dan C2 Vout = (VDC) = 3,98 V Vout = 13,6 V (Vrms) Vout = (VAC) = 3,37 V (Vrms) Dengan C1 dan C2 Vout (VDC) =12,14 V Vout = 480 mV (Vrms) Vout (VAC) = 0,136 V (Vrms) Tabel 2. Full-wave Rectifier (2 Dioda) Osiloskop Voltmeter 28 LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
  • 29. Dasar Elektronika Tanpa C1 dan C2 Vout (VDC) = 7,99 V Vout = 13,2 V (Vpp) (Vrms) Vout (VAC) = 3,92 V (Vrms) Dengan C1 Vout (VDC) = 11,78 V Vout = 1,68 V (Vpp) (Vrms) Vout (VAC) = 0,476 V (Vrms) Dengan C1 dan C2 Vout (VDC) = 12,28 V Vout = 244 mV (Vrms) (Vpp) Vout (VAC) = 0,062 V (Vrms) Tabel 3. Full-wave Rectifier (4 Dioda) Osiloskop Voltmeter 29 LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
  • 30. Dasar Elektronika Tanpa C1 dan C2 Vout (VDC) = 7,41 V Vout = 12,4 V (Vpp) (Vrms) Vout (VAC) = 3,39 V (Vrms) Dengan C1 Vout (VDC) = 11,14 V Vout = 1,58 V (Vpp) (Vrms) Vout (VAC) = 0,445 V (Vrms) Dengan C1 dan C2 Vout (VDC) = 11,55 V Vout = 220 mV (Vrms) (Vpp) Vout (VAC) = 0,057 V ( Vrms) 3.6 Analisa Data 1. Half-wave Rectifier 30 LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
  • 31. Dasar Elektronika Saat diberi tegangan input sebesar 27 Vpp, tegangan keluaran DC dari penyearah 4.01 dapat dicari dengan persamaan Vp / π dan V out AC 3.668 v. Kemudian ketika rangkaian ditambahkan capasitor C. V out DC meningkat menjadi 10.95 V dan V out AC 1.034 V riak gelombang yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan tanpa kapasitor C, yang mempunyai riak yang lebih besar. Kemudian saat rangkaian ditambahkan kapasitor lagi yang disusun secara parallel. V out yang dihasilkan lebih besar dan V AC nya lebih kecil, artinya riak pada gelombang menjadi lebih kecil dan gelombang tegangan semakin lurus. 2. Full-wave Rectifier Ada dua rangkaian penyearah gelombang penuh yaitu penyearah dengan 2 dioda dan 4 dioda penyearah. Dengan dioda menggunakantrafo yang memiliki 4 CT (Center Tap). Sedangkan yang menggunakan 4 dioda menggunakan trafo tanpa CT maupun trafo yang memiliki CT. V out DC dari hasil penyearah gelombang penuh tanpa C1 dan C2 lebih besar dari pada penyearah setengah gelombang riak atau rippel pada penyearah gelombang penuh lebih kecil dibandingkan dengan penyearah dengan 1 dioda. Gelombang yang dihasilkan pada penyearah gelombang penuh untuk siklus setengah gelombang pertama memiliki setengah gelombang begitu pula siklus setengah gelombang berikutnya. 31 LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
  • 32. Dasar Elektronika 3.7 Kesimpulan • Penambahan kapasitor pada penyearah dapat memperkecil riak pada gelombang AC • Semakin besar nilai kapasitor yang dipasang pada rangkaian penyearah semakin kecil riak tegangan DC yang dihasilkan. 32 LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
  • 33. Dasar Elektronika LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN LEMBAR ASISTENSI IV. Karakteristik Transistor NAMA : ADY PURNOMO NPM : 11301020003 KELOMPOK : 3 ( TIGA ) TANGGAL PELAKSANAAN PRAKTIKUM : INSTRUKTUR PRAKTIKUM : PEMBIMBING LAPORAM : ACC LAPORAN : 33 LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
  • 34. Dasar Elektronika TANDA TANGAN PERCOBAAN 4 KARAKTERISTIK TRANSISTOR 4.1 Tujuan 1. Memahami bagaimana menguji transistor bipolar PNP dan NPN. 2. Membuat kurva karakteristik kolektor transistor. 4.2 Teori Transistor ada beberapa jenis. Yang biasa sering dijumpai adalah jenis PNP dan NPN. Transistor ini terdiri dari bahan-bahan yang dipertemukan yaitu bahan jenis P dan jenis N. Simbol Transistor NPN Simbol Transistor PNP Transistor terdiri dari 3 kawat penyambung. Kawat yang menunjukkan tanda panah adalah emitter, kawat yang berada di tengah adalah basis dan kawat yang berada paling atas adalah kolektor. 4.3 Alat dan komponen yang digunakan 1. Trainer KL 21001 2. Modul KL 13007 blok c 34 LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
  • 35. Dasar Elektronika 3. Multimeter digital 4. Kabel penghubung 4.4 Prosedur Percobaan 1. Letakkan modul KL 13007 pada trainer KL 21001 dan pilih blok c. 2. Pilih selektor range Rx 100 pada ohmmeter. Hubungkan kabel hitam (baterai +) ke terminal B pada TR1 dan kabel merah (baterai -) pada terminal E untuk hubungan/pertemuan E – B atau terminal C untuk gabungan C – B. Ukur dan catat resistansi maju RF pada E – B dan C – B pada tabel 1. 3. Pilih selektor range Rx 10K pada ohmmeter. Hubungkan kabel merah (baterai -) ke terminal B pada TR1 dan kabel hitam (baterai +) ke terminal E untuk E – B dan C – B. Ukur dan catat resistansi mundur R R pada E – B dan C – B pada tabel 1. 4. Ulangi langkah 2 untuk TR2. 5. Ulangi langkah 3 untuk TR2. 6. Lengkapi rangkaian seperti pada gambar. 7. Beri tegangan sumber sebesar 12 VDC Ke V+. VR2 digunakan untuk mengatur arus basis (Ib) pada TR1. VR3 digunakan untuk mengatur tegangan antara kolektor dan emitter. (VCE). 8. Set VR3 pada posisi tengah. Perlahan putar VR2 ke kanan dan ukur tegangan jatuh yang melalui R6 0.1 V yang ditunjukkan pada voltmeter. Hitung arus Ib. 9. hubungkan voltmeter antara terminal C dan E. Perlahan putar VR3 1 V (VCE). 35 LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
  • 36. Dasar Elektronika 10. Ukur tegangan jatuh yang melalui R7. Hitung Ic = V R7/R7 dan catat nilainya pada tabel 2. 11. Ulangi langkah 9 dan 10 untuk nilai VCE dan Ic yang tertera pada tabel 2. 12. Set arus basis Ib = 20 µA dengan memutar VR2 ke kanan VR6 = 0.2 V. 13. Putar VR3 untuk VCE = 1 V. 14. Ukur tegangan jatuh yang melalui R7. Hitung arus Ic dan catat pada tabel 3. 15. Ulangi langkah 9 dan 10 sesuai pada tabel 3. 16. Set arus basis Ib = 30 µA dengan memutar VR2 ke kanan untuk VR6 = 0.3 B. 17. Putar VR3 untuk VCE = 1 V. 18. Ukur tegangan jatuh yang melalui R7 dan catat pada tabel 4. 19. ulangi langkah 17 dan 18 untuk nilai VCE dan Ic seperti pada tabel 4. 20. Gambarkan grafik Ic dan VCE hasil tabel 2, 3 dan 4. 21. Cari nilai β dari grafik. Dan hitung α. 4.5 Data Hasil Percobaan Tabel 1 RF E - B RF C - B RR E - B RR C- B TR1 NPN 700 700 TR2 PNP 700 700 Tabel 2 Ib = 10 µA VCE (V) 1 2 3 4 5 6 Ic (mA) VR 7 1,273 V 1,32 V 1,321 V 1,34 V 1,35 V 1,354 (V) V Ic1 = VR7 / R7 = 1,273 / 988 = 0,0012885 A = 1,28 mA Ic2 = VR7 / R7 = 1,32 / 988 36 LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
  • 37. Dasar Elektronika = 0,001336 A = 1,33 mA Ic3 = VR7 / R7 = 1,321 / 988 = 0,001337 A = 1,337 mA Ic4 = VR7 / R7 = 1,34 / 988 = 0,0013563 A = 1,35 mA Ic5 = VR7 / R7 = 1,35 / 988 = 0,0013664 A = 1,3664 mA Ic6 = VR7 / R7 = 1,354 / 988 = 0,00137704 A = 1,3704 mA Tabel 3 Ib = 20 µA VCE (V) 1 2 3 4 5 6 Ic (mA) VR 7 3,137 V 3,155 V 3,127 V 3,216 V 3,220 V 3,300 V (V) Ic1 = VR7 / R7 = 3,137 / 988 = 0,0031751 A = 3,1751 mA Ic2 = VR7 / R7 = 3,155 / 988 = 0,0031933 A = 3,1933 mA Ic3 = VR7 / R7 = 3,127 / 988 = 0,003165 A = 3,165 mA Ic4 = VR7 / R7 = 3,216 / 988 = 0,0032551 A = 3,2551 mA 37 LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
  • 38. Dasar Elektronika Ic5 = VR7 / R7 = 3,220 / 988 = 0,0032591 A = 3,2591 mA Ic6 = VR7 / R7 = 3,300 / 988 = 0,0033401 A = 3,3401 mA Tabel 4 Ib = 30 µA VCE (V) 1 2 3 4 5 6 Ic (mA) VR 7 4V 4,01 V 4V 4,24 V 4,20 V 3,55 V (V) Ic1 = VR7 / R7 = 4 / 988 = 0,0040486 A = 4,0486 mA Ic2 = VR7 / R7 = 4,01 / 988 = 0,0040587 A = 4,0587 mA Ic3 = VR7 / R7 = 4 / 988 = 0,0040486 A = 4,0486 mA Ic4 = VR7 / R7 = 4,24 / 988 = 0,0042915 A = 4,2915 mA Ic5 = VR7 / R7 = 4,20 / 988 = 0,004251 A = 4,251 mA Ic6 = VR7 / R7 = 3,55 / 988 = 0,0035931 A = 3,5931 mA 38 LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
  • 39. Dasar Elektronika 4.6 Analisa Data Dari percobaan diatas dapat disimpulkan, yaitu • Untuk menentukan transistor PNP dan NPN dengan cara melakukan pengukuran pada tahanan transistor. • Ketika transistor dibias maju untuk transistor NPN nilairesistornya sangat besar dibandingkan bias mundur. Untuk transistor PNP, bahan yang didapat kebalikan dari transistor NPN. • Dari kurva transistor didapat 3 daerah kerja, yaitu : o Daerah aktif o Daerah Satuasi o Daerah cut off • Aplikasi transistor pada daerah aktif biasanya banyak digunakan amplifier dan pada daerah cut off banyak digunakan sebagai sakelar atau pemutus. 39 LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
  • 40. Dasar Elektronika • Pada bias maju yaitu pertemuan E – B dan C – B kabel merah alat ukur dihubungkan limitor ke lasis. Atau dapat juga dihubungkan colektor (C) ke base / basis. 4.7 Kesimpulan • Untuk mengetahui jenis transistor NPN atau PNP dapat menggunakan ohmmeter. • Rangkaian percobaan merupakan rangkaian resistor yang menggunakan transistor NPN Common Emitor. • Dari pengukuran, didapat kurva VCE dan IC. Dari kurva tersebut dapat diperoleh daerah kerja transistor. 40 LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
  • 41. Dasar Elektronika BAB III PENUTUP  Kesimpulan 1. Karakteristik Dioda - Dioda 1N4148 adalah diode silicon - Dioda 1N60 adalah diode germanium - Jika diode silicon diberi tegangan maju, tegangan ambang antara 0,6 - 0,7 V - Jika diode silicon diberi tegangan mundur, diode tidak bekerja (arus tidak mengalir) - Jika diode germanium diberi tegangan maju, tegangan ambang antara 0,2 – 0,3V - Jika diode germanium dan silicon diberi tegangan mundur, diode tidak bekerja (arus tidak mengalir) 2. Karakteristik Dioda Zener, Led dan Photodioda - Dioda zener digunakan untuk menghasilkan tegangan keluaran yang stabil - LED adalah dioda yang mengubah energi listrik menjadi energi cahaya. - Photodioda menyerap energi cahaya menjadi energi listrik. 41 LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
  • 42. Dasar Elektronika 3. Rangkaian Penyearah (Rectifier) - Penambahan kapasitor pada penyearah dapat memperkecil riak pada gelombang AC - Semakin besar nilai kapasitor yang dipasang pada rangkaian penyearah semakin kecil riak tegangan DC yang dihasilkan. 4. Karakteristik Transistor - Untuk mengetahui jenis transistor NPN atau PNP dapat menggunakan ohmmeter. - Rangkaian percobaan merupakan rangkaian resistor yang menggunakan transistor NPN Common Emitor. - Dari pengukuran, didapat kurva VCE dan IC. Dari kurva tersebut dapat diperoleh daerah kerja transistor. Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pelaksanaan pratikum ini adalah sebagai berikut: a. Dalam pelaksanaan praktek, kesalahan manusia dapat mempengaruhi hasil dari pengukuran suatu objek elektronika. b. Elektronika merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan, karena mencakup hamper semua sapek kebutuhan manusia. 42 LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI
  • 43. Dasar Elektronika  Saran Saran saya terhadap pratikum selanjutnya yaitu agar pratikum diajari lebih mendalam karena menurut saya elektronika sangat penting untuk dipelajari. 43 LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA INDUSTRI