Kerajaan Samudera Pasai didirikan oleh Marah Silu pada abad ke-13 di muara Sungai Pasai, Aceh. Kerajaan ini berkembang menjadi pusat perdagangan dan penyebaran agama Islam di kawasan tersebut hingga akhirnya melemah karena persaingan dari Malaka dan Aceh.
2. A. LETAK GEOGRAFIS
Kerajaan ini terletak di Pantai Utara Aceh
pada Muara Sungai Pasangan (pasai). Di
muara sungai tersebut terletak dua kota yaitu
Samudera (jauh dari laut) dan pasai yang
merupakan kota pesisir. Kemudian kedua
kota tersebut disatukan oleh Marah Silu dan
terbentuklah kerajaan Samudera Pasai.
3. B. SUMBER SEJARAH
Ditemukannya makam raja-raja Pasai di kampung
Geudong, Aceh Utara. Di antara makam raja-raja
tersebut, terdapat nama Sultan Malik al-Saleh,
Raja Pasai pertama.
Ibnu Bathutah sempat mengunjungi Pasai tahun
1346 M. ia juga menceritakan bahwa, ketika di
Cina, ia melihat adanya kapal Sultan Pasai di
sana.Memang, sumber-sumber Cina ada
menyebutkan bahwa utusan Pasai secara rutin
datang ke Cina untuk menyerahkan upeti. Ini
membuktikan bahwa Pasai memiliki relasi yang
cukup luas dengan kerajaan luar.
4. RAJA- RAJA YANG
PERNAH MEMERINTAH1.Sultan malik as saleh (marah silu)
2.Sultan Malik ath thahir (putra marah silu)
3.Malik al mahmud dan malik al mansyur
(anak dr sultan malik ath thahir), pada
masa pemerintahan sultan malik ath
thahir samudera pasai sedikit demi
sedikit berkembang baik dalam bidang
perdagangan maupun penyebaran
agama islam . Seluruh penduduk
kerajaan yg selain dari para pedagang
dan para ulama samudera pasai.
5. KEHIDUPAN EKONOMI
Karena letak samudera pasai yang sangat strategis
karena berbatasan dengan selat malaka
menyebabkan kerajaan samudera pasai berkembang
pesat menjadi kerajaan maritim dan bandar dagang.
Samudera pasai juga telah menjalin hubungan
dagang dengan cina, gujarat dan benggala.
Menurut Ibnu Batuttah, dalam transaksi perdagangan
di samudera pasai telah menggunakan mata uang
emas yang dinamakan dirham.
6. KEHIDUPAN
SOSIAL BUDAYA
Kemajuan dalam bidang ekonomi membawa
dampak pada kehidupan sosial berupa
kehidupan masyarakat ny yang makmur.
Kehidupan masyarakatnya diwarnai dengan
semangat kebersamaan dan hidup saling
menghormati sesuai ajaran islam. Hubungan
antara sultan dgn rakyat , rakyat dg rakkyat
terjalin dengan baik.
7. KEHIDUPAN POLITIK
Kerajaan Samudera pasai di satukan oleh Marah Silu.
Marah Silu kemudian dinobatkan menjadi raja dengan
gelar Sultan Malik al Saleh pada tahun 1285. Sulltan
Malik al Saleh wafat pada tahun 1297 dan digantikan
oleh putranya Sultan Malik ath Thahir.
Pada masa pemerintahan sultan malik ath thahir,
samudera pasai sedikit demi sedikit berkembang baik
dalam bidang perdagangan maupun dalam
penyebaran agama islam. Sultan malik ath thahir
mempunyai dua putra yaitu malik al mahmud dan
malik al mansyur. Ketika malik almansur memisahkan
diri, kekuasaan kerajaan samudera pasai pun
melemah dan mengalami kemunduran.
8. KERUNTUHAN KERAJAAN
Ketika salah seorang putra dari sultan malik ath thahir yaitu
malik al mansyur memisahkan diri, kekuasaan kerajaan
samudera pasai pun melemah dan mengalami kemunduran.
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran kerajaan
samudra pasai anatara lain :
1. Kerajaan majapahit berambisi menyyatukan nusantara yaitu
pada tahun 1339 patih gajah mada menyerang samudera
pasai tetapi beum berhasil.
2. Berdirinya bandar malaka yang letaknya lebih strategis.
3. Setelah sultan malik ath thahir meninggal, tidak ada
penggantinya yang cakap dan terkenal, sehingga peran
penyebaran agama islam diambil alih oleh kerajaan aceh.
10. KERAJAAN ACEH
Kesultanan Aceh Darussalam merupakan sebuah kerajaan Islam yang
pernah berdiri di provinsi aceh, Indonesia. Kesultanan Aceh terletak di
utara pulau Sumatera dengan ibukota Bandar AcehDarussalamdengan
sultan pertamanya adalah Sultan Ali Mughayat Syah yang dinobatkan
pada Ahad, 1 Jumadil awal 913 H atau pada tanggal 8 September 1507.
Dalam sejarahnya yang panjang itu (1496 - 1903), Aceh
mengembangkan pola dan sistem pendidikan militer, berkomitmen
dalam menentang imperialisme bangsa Eropa, memiliki sistem
pemerintahan yang teratur dan sistematik, mewujudkan pusat-pusat
pengkajian ilmu pengetahuan, dan menjalin hubungan diplomatik
dengannegara lain.
11. KehidupanPolitik
Aceh cepat tumbuh menjadi kerajaan besar karena didukung oleh beberapa
faktorantara lain:
1. Letak ibu kota aceh yangsangat srategis yaitu di pintugerbang pelayaran
dari indiadantimur tengahyangakankeMalaka,Cina,ataukeJawa.
2. Pelabuhan aceh (olele) memiliki persyaratan yang baik sebagai
pelabuhandagang.
3. Daerah aceh kaya dengan tanaman lada yang merupakan dagangan
ekspor yangpenting.
4. Jatuhnya malaka ke tangan portugis menyebabkan pedagang islam yang
singgah ke aceh,apalagi setelah jalur pelayaran beralih melalui
sepanjangpantaibarat sumatera.
12. Raja-rajayang pernah memerintah :
1. Sultan Ali MughayatSyah
Adalah raja kerajaan Aceh yang pertama. Ia memerintah tahun 1514 – 1528
M. Di bawah kekuasaannya, Kerjaan Aceh melakukan perluasan ke beberapa
daerah yang berada di daerah Daya dan Pasai. Bahkan melakukan serangan
terhadap kedudukanbangsa Portugis di Malaka dan juga menyerang Kerajaan
Aru.
2. Sultan Salahuddin
Setelah Sultan Ali Mughayat Wafat, pemeintahan beralih kepada putranya yg
bergelar Sultan Salahuddin. Ia memerintah tahun 1528 – 1537 M, selama
menduduki tahta kerajaan ia tidak memperdulikan pemerintahaan
kerajaannya. Keadaan kerajaan mulai goyah dan mengalami kemerosostan yg
tajam. Oelh karena itu, Sultan Salahuddin digantiakan saudaranya yg
bernama AlauddinRiayatSyahal-Kahar.
13. Ia memerintahAceh daritahun 1537 –1568 M.Ia melakukanberbagaibentuk perubahan
dan perbaikandalam segala bentuk pemeintahan KerajaanAceh.
Pada masa pemeintahannya, KerajaanAcehmelakukan perluasaanwilayahkekuasaannya
sepertimelakukan serangan terhadap KerajaanMalaka (tetapigagal ).Daerah KerajaanAru
berhasil diduduki. Pada masa pemerintahaannya, kerajaanAcehmengalami masa suram.
Pemberontakan dan perebutan kekuasaan seringterjadi.
3.Sultan AlaudinRiayatSyah al-Kahar
Sultan Iskandar Muda memerintah Kerajaan Acehtahun 1607 – 16 36 M. Di bawah
pemerintahannya, Kerjaan Acehmengalami kejayaan. Kerajaan Aceh tumbuh menjadi kerjaan
besaradn berkuasa atas perdagangan Islam, bahakn menjadi bandar transito yg dapat
menghubungkan dgn pedagangIslam di dunia barat.
Untuk mencapai kebesaran KerajaanAce, Sultan Iskandar Muda meneruskanperjuangan Aceh
dgn menyerang Portugis dan KerajaanJohor di Semenanjung Malaya. Tujuannya adalah
menguasai jalur perdagangan di Selat Malaka danmenguasai daerah – daerahpenghasil lada.
Sultan Iskandar Muda juga menolak permintaan Inggris dan Belanda untuk membeli lada di
pesisir Sumatera bagian barat.
4.Sultan Iskandar Muda
14. Selainitu, kerajaan Aceh melakukan pendudukan terhadap daerah – daerahseperti
Aru, pahang, Kedah, Perlak, dan Indragiri, sehingga di bawahpemerintahannya
Kerajaanaceh memiliki wilayahyang sangat luas.
Padamasa kekeuasaannya, terdapat2 orang ahli tasawwuf yg terkenal di Aceh, yaitu
Syech Syamsuddin bin Abdullah as-Samatranidan Syech Ibrahim as-Syamsi.Setelah
Sultam iskandar Muda wafattahtaKerajaanAceh digantikan oleh menantunya,
Sultan Iskandar Thani
5. SultanIskandar Thani.
Iamemerinatah Aceh tahun 1636 – 1641 M. Dalammenjalankan pemerintahan, ia
melanjutkan tradisi kekuasaan Sultan Iskandar Muda. Padamasa pemerintahannya,
muncul seorang ulama besar yg bernama Nuruddin ar-Raniri.Iamenulis buku
sejarahAceh berjudul Bustanu’ssalatin. Sebagai ulama besar, Nuruddin ar-Raniri
sangat di hormati oleh Sultan Iskandar Thani dan keluarganya serta oleh rakyat Aceh.
Setelah Sultan Iskandar Thani wafat,tahta kerjaan di pegang oleh permaisurinya (
putri Sultan Iskandar Thani ) dgn gelar Putri Sri Alam Permaisuri ( 1641-1675 M ).
16. Agama
Dalam sejarah nasional Indonesia, Aceh sering disebut sebagai Negeri
Serambi Mekah, karena Islam masuk pertama kali ke Indonesia melalui
kawasan paling barat pulau Sumatera ini. Sesuai dengan namanya, Serambi
Mekah, orang Aceh mayoritas beragama Islam dan kehidupan mereka
sehari-hari sangat dipengaruhi oleh ajaran Islam ini. Oleh sebab itu, para
ulama merupakan salah satu sendi kehidupan masyarakat Aceh. Selain
dalam keluarga, pusat penyebaran dan pendidikan agama Islam berlangsung
di dayah dan rangkang (sekolah agama). Guru yang memimpin pendidikan
dan pengajaran di dayah disebut dengan teungku. Jika ilmunya sudah cukup
dalam, maka para teungku tersebut mendapat gelar baru sebagai Teungku
Chiek. Di kampung-kampung, urusan keagamaan masyarakat dipimpin oleh
seseorang yang disebut dengan tengku meunasah.
17. Kehidupansehari-hari
Sebagai tempat tinggal sehari-hari, orang Aceh
membangunrumah yang sering disebut juga dengan rumohAceh.
Untuk mencukupikebutuhanhidup, mereka bercocok tanam di
lahan yang memangtersedia luas di Aceh.Bagi yang tinggal di
kawasankota pesisir, banyak juga yang berprofesi sebagai
pedagang. Senjata tradisional orang Aceh yangpaling terkenal
adalah rencong, bentuknya menyerupai hurufL, dan bila dilihat
dari dekat menyerupai tulisankaligrafi bismillah. Senjata khas
lainnya adalahSikinPanyang, Klewangdan Peudeungoon
Teubee.
18. Dalam kejayaannya, perekonomian Kerajaan Aceh bekembang pesat.
Dearahnya yg subur banyak menghasilkan lada. Kekuasaan Aceh atas daerah –
daerah pantai timur dan barat Sumatera menambah jumlah ekspor ladanya.
Penguasaan Aceh atas beberapa daerah di Semenanjung Malaka menyebabkan
bertambahnya badan ekspor penting timah dan lada.
Aceh dapat berkuasa atas Selat Malaka yg merupakan jalan dagang internasional.
Selain bangsa Belanda dan Inggris, bangsa asing lainnya seperti Arab, Persia, Turki,
India, Siam, Cina, Jepang, juga berdagang dgn Aceh. Barang – barang yg di ekspor
Aceh seperti beras, lada ( dari Minagkabau ), rempah – rempah ( dari Maluku ).
Bahan impornya seperti kain dari Koromendal
( india ), porselin dan sutera ( dari Jepang dan Cina ), minyak wangi ( dari Eropa dan
Timur Tengah ). Kapal – kapal Aceh aktif dalam perdagangan dan pelayaran sampai
LautMerah.
19. MasjidRaya Baiturrahman
BangunaninidibuatolehSultanIskandar
Muda tahun1022 H/1612Mterletak
tepat di pusat KotaBandaAceh dan
menjadipusat kegiatankeagamaandi
AcehDarussalam. Sewaktuagresi tentara
Belanda keduapada10 April 1873, Masjid
RayaBaiturrahmansempat dibakar.
Namunkemudian,Belandamembangun
kembaliMasjid RayaBaiturrahmanpada
tahun1877untukmenarik perhatianserta
meredam kemarahanBangsa Aceh.
20. SultanIskandar Muda lahirdi tanahAceh pada27
September 1636, beliaumerupakan sultanterbesar dalam
sejarahkejayaanKesultananAceh, saatitukesultananAceh
menjadisalahsatupusatperdagangandanpembelajaran
Islamdi Nusantara. MakanSultanIskandarMuda beradadi
baperis,kelurahanpeuniti,kecamatan baiturrahman,banda
Aceh. Untuk menjangkau lokasipemakaman sangatmudah
karena banyak opsitransportasi yangbisa digunakan.
Makam Raja Aceh Sultan Iskandar Muda
21. Benteng ini terletak di desa Ladong, Kec Masjid
Raya, Kab Aceh Besar. Disana terdapat sebuah
situs sejarah peninggalan kesultanan Aceh yang
hingga kini masih berdiri kokoh dan menjadi
objek wisata lokal. Meskipun sempat dihantam
Tsunami, benteng ini tatap kokoh tak lapuk
dimakan usia meskipun sudah berumur ratusan
tahun. Sebenarnya benteng ini dibangun oleh
Raja Kerajaan Lamuri, Benteng Indra Patra ini
bahkan berlangsung hingga masa Islam di Aceh
benteng ini juga dipergunakan sebagai benteng
pertahanan bagi KerajaanAceh Darussalam.
22. Setelah Sultan Iskandar Muda wafat tahun 1030, tdk ada raja – raja
besar yg mampu mengendalikan daerah Aceh yg demikian luas. Di
bawah Sultan Iskandar Thani ( 1637 – 1641 ), sebagai pengganti Sultan
Iskandar Muda, kemunduran itu mulai terasa & terlebih lagi setelah
meninggalnya Sultan Iskandar Thani.
Timbulnya pertikaian yg terus menerus di Aceh aantara
golongan bangsawan ( teuku ) dgn golongan utama ( teungku ) yg
mengakibatkan melemahnya Kerajaan Aceh. Antara golongan ulama
sendiri prtikaian terjadi karena prbedaan aliran dlmm agama ( aliran
Syi’ah dan Sunnah wal Jama’ah )
Daerah kekuasaannya banyak yg melepaskan diri seperti Johor,
Pahang, Perlak, Minangkabau, dan Siak. Negara – negara itu
menjadikan daerahnya sbg negara merdeka kembali, kadang – kadang
di bantu bangsa asing yg menginginkan keuntungan perdagangan yg
lebuh besar.
Keruntuhan
Kerajaan Aceh
24. LETAK GEOGRAFI
Letak Kerajaan Malaka diperkirakan berada
di pulau Sumatera dan semenanjung
Malaka. Kerajaan ini beribukota di Malaka, Malaysia. Dalam masa kejayaannya, Malaka
mempunyai kontrol atas Semenanjung Tanah Melayu (Patani, Ligor, Kelantan,
Trenggano, dan sebagainya), daerah Kepulauan Riau, Pesisir Timur Sumatra bagian
tengah, Brunai dan Serawak, dan Tanjungpura (Kalimantan Barat).
Sedangkan daerah yang diperoleh dari Majapahit secara diplomasi adalah Indragiri,
Palembang, Pulau Jemaja, Tambelan, Siantan, dan Bunguran.
25. BUKTI DAN SUMBER
SEJARAH
Kerajaan ini tidak meninggalkan bukti arkeologis
yang cukup untuk dapat digunakan sebagai bahan
kajian sejarah, namun keberadaan kerajaan ini
dapat diketahui melalui Sulalatus Salatin dan kronik
Cina masa Dinasti Ming. Dari perbandingan dua
sumber ini masih menimbulkan kerumitan akan
sejarah awal Malaka terutama hubungannya
dengan perkembangan agama Islam di Malaka
serta rentang waktu dari pemerintahan masing-
masing raja Malaka. Pada awalnya Islam belum
menjadi agama bagi masyarakat Malaka, namun
perkembangan berikutnya Islam telah menjadi
bagian dari kerajaan ini yang ditunjukkan oleh
gelar sultan yang disandang oleh penguasa Malaka
berikutnya.
26. LANJUTAN...
Berikut merupakan sumber sejarah Kerajaan Malaka:
1. Sulalatus Salatin
Mengatakan bahwa kerajaan ini merupakan kelanjutan dari Kerajaan
Melayu di Singapura, kemudian serangan Jawa dan Siam menyebabkan
pusat pemerintahan berpindah ke Malaka.
2. Kronik Dinasti Ming
Mencatat Parameswara sebagai pendiri Malaka mengunjungi Kisar
Tongle di Nanjing pada tahun 1405 dan meminta pengakuan atas wilayah
kedaulatannya. Sebagai balasan upeti yang diberikan, Kaisar Cina
menyetujui untuk memberikan perlindungan pada Malaka, kemudian
tercatat ada sampai 29 kali utusan Malaka mengunjungi Kaisar Cina.
Pengaruh yang besar dari relasi ini adalah Malaka dapat terhindar dari
kemungkinan adanya serangan Siam dari utara, terutama setelah Kaisar
Cina mengabarkan penguasa Ayutthaya akan hubungannya dengan
Malaka. Keberhasilan dalam hubungan diplomasi dengan Tiongkok
memberi manfaat akan kestabilan pemerintahan baru di Malaka,
kemudian Malaka berkembang menjadi pusat perdagangan di Asia
27. LANJUTAN...
3. Laporan dari kunjungan Laksamana Cheng
Ho (1409)
Mengambarkan Islam telah mulai dianut oleh
masyarakat Malaka
4. Pararaton
Disebutkan terdapat nama tokoh yang mirip yaitu
Bhra Hyang Parameswara sebagai suami dari Ratu
Majapahit, Ratu Suhita.
28. RAJA-RAJA YANG
MEMERINTAH
Raja-raja yang memerintah Kerajaan Malaka antara lain:
1. Iskandar Syah (1396-1414 M)
Pada abad ke-15 M, di Majapahit terjadi perang paregreg yang
mengakibatkan Paramisora (Parameswara) melarikan diri bersama
pengikutnya dari daerah Blambangan ke Tumasik (Singapura), kemudian
melanjutkan perjalanannya sampai ke Semenanjung Malaya dan
mendirikan Kampung Malaka. Secara geografis, posisi Kampung Malaka
sangat strategis, yaitu di Selat Malaka, sehingga banyak dikunjungi para
pedagang dari berbagai Negara terutama para pedagang Islam, sehingga
kehidupan perekonomian Kp. Malaka berkembang pesat, Untuk
meningkatkan aktivitas perdagangan di Malaka, maka Paramisora
menganut agama Islam dan merubah namanya menjadi Iskandar Syah,
kemudian menjadikan Kp. Malaka menjadi Kerajaan Islam. Untuk
menjaga keamanan Kerajaan Malaka, Iskandar Syah meminta bantuan
kepada Kaisar China dengan menyatakan takluk kepadanya (1405 M).
29. LANJUTAN...
2. Muhammad Iskandar Syah (1414-1424 M)
Merupakan putra dari Iskandar Syah, pada masa pemerintahannya
wilayah kekuasaan Kerajaan Malaka diperluas lagi hingga mencapai seluruh
Semenanjung Malaya.
Untuk menjadikan Kerajaan Malaka sebagai penguasa tunggal jalur pelayaran
dan perdagangan di Selat Malaka, maka harus berhadapan dengan Kerajaan
Samudera Pasai yang kekuatannya lebih besar dan tidak mungkin untuk bisa
dikalahkan, maka dipilih melalui jalur politik perkawinan dengan cara
menikahi putri Kerajaan Samudera Pasai, sehingga cita-citanya dapat
tercapai.
3. Mudzafat Syah (1424-1458 M)
Setelah berhasil menyingkirkan Muhammad Iskandar Syah, ia
kemudian naik tahta dengan gelar sultan (Mudzafat Syah merupakan raja
Kerajaan Malaka yang pertama bergelar Sultan).
Pada masa pemerintahannya, terjadi serangan dari Kerajaan Siam (serangan
dari darat dan laut), namun dapat digagalkan.
Mengadakan perluasan wilayah ke daerah-daerah yang berada di sekitar
Kerajaan Malaka seperti Pahang, Indragiri dan Kampar.
30. LANJUTAN...
4. Sultan Mansyur Syah (1458-1477 M)
Merupakan putra dari Sultan Mudzafat Syah. Pada masa
pemerintahannya, Kerajaan Malaka mencapai puncak kejayaan sebagai pusat
perdagangan dan pusat penyebaran Islam di Asia Tenggara.
Puncak kejayaan dicapai berkat Sultan Mansyur Syah meneruskan
politik ayahnya dengan memperluas wilayah kekuasaanya, baik di
Semananjung Malaya maupun di wilayah Sumatera Tengah (Kerajaan Siam
berhasil ditaklukan). Raja Siam tewas dalam pertempuran , tetapi putra
mahkotanya ditawan dan dikawinkan dengan putri sultan sendiri kemudian
diangkat menjadi raja dengan gelar Ibrahim. Indragiri mengakui kekuasaan
Malaka.
Kerajaan Samudera Pasai, Jambi dan Palembang tidak diserang
karena menghormati Majapahit yang berkuasa pada waktu itu, selain itu
Kerajaan Aru juga tetap sebagai kerajaan merdeka.
Kejayaan Kerajaan Malaka tidak lepas dari jasa Laksamana Hang
Tuah yang kebesarannya disamakan dengan kebesaran Patih Gajah Mada
dari Kerajaan Mahapahit. Cerita Hang Tuah ditulis dalam sebuah Hikayat,
yaitu Hikayat Hang Tuah.
31. LANJUTAN...
5. Sultan Alaudin Syah (1477-188 M)
Merupakan putra dari Sultan Mansyur Syah
Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Malaka mulai mengalami
kemunduran, satu persatu wilayah kekuasaan Kerajaan Malaka mulai
melepaskan diri. Hal ini disebabkan oleh karena Sultan Alaudin Syah
bukan merupakan raja yang cakap.
6. Sultan Mahmud Syah (1488-1511 M)
Merupakan putra dari Sultan Alaudin Syah
Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Malaka merupakan kerajaan yang
sangat lemah, wilayah kekuasaannya meliputi sebagian kecil
Semenanjung Malaya, hal ini menambah suram kondisi Kerajaan Malaka.
Pada tahun 1511 M, terjadi serangan dari bangsa Portugis di bawah
pimpinan Alfonso d’Alberquerque dan berhasil Merebut Kerajaan Malaka.
Akhirnya Malaka pun jatuh ke tangan Portugis. Akibat jatuhnya Malaka
ke tangan Portugis, pedagang Islam terpaksa menyingkir dan menyebar
ke berbagai daerah. Para pedagang Islam kemudian mengalihkan
kegiatan perdagangannya ke Jawa, Sumatra, Kalimantan, bahkan hingga
ke Filipina Selatan.
34. PEMERINTAHAN, SOSIAL,
EKONOMI, DAN POLITIK
Pemerintahan
Walaupun Kesultanan Malaka sangat kuat dipengaruhi oleh
agama Islam namun dalam menjalankan pemerintahan, kerajaan ini tidak
menerapkan pemerintahan Islam sepenuhnya. Undang-undang yang
berlaku di Malaka seperti Hukum Kanun Malaka hanya 40,9% mengikut
aturan Islam. Begitu juga Undang-undang Laut Malaka hanya 1 pasal dari
25 pasal yang mengikut aturan Islam.
Kesultanan Malaka dalam urusan kenegaraan telah memiliki susunan
tata pemerintahan yang rapi. Sultan Malaka memiliki kekuasaan yang
absolut, seluruh peraturan dan undang-undang merujuk kepada Raja
Malaka. Sementara dalam administrasi pemerintahan Sultan Malaka
dibantu oleh beberapa pembesar,
antaranya Bendahara, Tumenggung, Penghulu
Bendahari dan Syahbandar. Kemudian terdapat lagi
beberapa menteri yang bertanggung jawab atas beberapa urusan negara.
Selain itu terdapat jabatan Laksamana yang pada awalnya diberikan
kepada kelompok masyarakat Orang Laut.
35. LANJUTAN...
Politik
Dalam menjalankan dan menyelenggarakan politik negara, ternyata para
sultan menganut paham politik hidup berdampingan secara damai (co-
existence policy) yang dijalankan secara efektif. Politik hidup berdampingan
secara damai dilakukan melalui hubungan diplomatik dan ikatan perkawinan.
Politik ini dilakukan untuk menjaga keamanan internal dan eksternal Malaka.
Dua kerajaan besar pada waktu itu yang harus diwaspadai adalah Cina dan
Majapahit. Maka, Malaka kemudian menjalin hubungan damai dengan kedua
kerajaan besar ini. Sebagai tindak lanjut dari politik negara tersebut,
Parameswara kemudian menikah dengan salah seorang putri Majapahit.
Sultan-sultan yang memerintah setelah Prameswara (Muhammad Iskandar
Syah)) tetap menjalankan politik bertetangga baik tersebut. Sebagai bukti,
Sultan Mansyur Syah (1459—1477) yang memerintah pada masa awal puncak
kejayaan Kerajaan Malaka juga menikahi seorang putri Majapahit sebagai
permaisurinya. Di samping itu, hubungan baik dengan Cina tetap dijaga
dengan saling mengirim utusan. Pada tahun 1405 seorang duta Cina Ceng
Ho datang ke Malaka untuk mempertegas kembali persahabatan Cina dengan
Malaka. Dengan demikian, kerajaan-kerajaan lain tidak berani menyerang
Malaka.
36. LANJUTAN...
Sosial-Budaya
Pada kehidupan budaya, perkembangan seni sastra Melayu
mengalami perkembangan yang pesat seperti munculnya karya-
karya sastra yang menggambarkan tokoh-tokoh kepahlawanan dari
Kerajaan Malaka seperti Hikayat Hang Tuah, Hikayat Hang Lekir dan
Hikayat Hang Jebat.
Sedangkan kehidupan sosial Kerajaan Malaka dipengaruhi oleh
faktor letak, keadaan alam dan lingkungan wilayahnya. Sebagai
masyarakat yang hidup dari dunia maritim, hubungan sosial
masyarakatnya sangatlah kurang dan bahkan mereka cenderung
mengarah ke sifat-sifat individualisme. Kelompok masyarakat pun
bermunculan, seperti adanya golongan buruh dan majikan.
Kerajaan Malaka sangat dipengaruhi oleh budaya
Melayu dan Budaya Islam . Hal ini wajar terutama karena dua
alasan. Pertama, letak Kerajaan Malaka berada di Semenanjung
Malaya tempat asal rumpun bangsa Melayu. Kedua, adanya
pengaruh agama Islam yang dibawa para pedagang Islam
37. LANJUTAN…..
Dengan pengaruh dua budaya ini , Kerajaan Malaka
memiliki corak kebudayaan Egaliter (sederajat),
terbuka, demokratis, dan menghargai kebudayaan
lain. Hal ini berdasarkan salah satu kisah
kepahlawanan Laksamana Hang Tuah. Laksamana
Hang Tuah merupakan Salah satu laksamana
kerajaan Malaka yang begitu berjasa pada masa
pemerintahan Sultan Mansyur Syah.
Adapun agama yang dianut sebagian besar rakyat
Kerajaan Malaka adalah agama Islam bahkan
dijadikan agama negara oleh pendiri Kerajaan,
yaitu Iskandar Syah . Dalam kehidupan sehari-hari,
pengaruh ajaran islam sangat menonjol dalam
perilaku masyarakat Kerajaan Malaka.
38. LANJUTAN...
Ekonomi
Malaka memungut pajak penjualan, bea cukai barang-barang yang
masuk dan keluar, yang banyak memasukkan uang ke kas negara.
Sementara itu, raja maupun pejabat-pejabat penting memperoleh upeti
atau persembahan dari pedagang yang dapat menjadikan mereka sangat
kaya.
Suatu hal yang penting dari Kerajaan Malaka adalah adanya undang-
undang laut yang berisi pengaturan pelayaran dan perdagangan di
wilayah kerajaan. Untuk mempermudah terjalinnya komunikasi antar
pedagang maka bahasa Melayu (Kwu-lun) dijadikan sebagai bahasa
perantara.
39. LANJUTAN...
Pada tahun 1411, Raja Malaka balas berkunjung ke Cina beserta istri,
putra, dan menterinya. Seluruh rombongan tersebut berjumlah 540 orang.
Sesampainya di Cina, Raja Malaka beserta rombongannya disambut secara besar-
besaran. Ini merupakan pertanda bahwa, hubungan antara kedua negeri tersebut
terjalin dengan baik. Saat akan kembali ke Malaka, Raja Muhammad Iskandar Syah
mendapat hadiah dari Kaisar Cina, antara lain ikat pinggang bertatahkan mutu
manikam, kuda beserta sadel-sadelnya, seratus ons emas dan perak, 400.000
kwan uang kertas, 2600 untai uang tembaga, 300 helai kain khasa sutra, 1000 helai
sutra tulen, dan 2 helai sutra berbunga emas. Dari hadiah-hadiah tersebut dapat
ditarik kesimpulan bahwa, dalam pandangan Cina, Malaka adalah kerajaan besar
dan diperhitungkan. Di masa Sultan Mansur Syah, juga terjadi perkawinan antara
Hang Li Po, putri Maharaja Yung Lo dari dinasti Ming, dengan Sultan Mansur
Shah. Dalam prosesi perkawinan ini, Sultan Mansur Shah mengirim Tun Perpateh
Puteh dengan serombongan pengiring ke negeri China untuk menjemput dan
membawa Hang Li Po ke Malaka. Rombongan ini tiba di Malaka pada tahun 1458
dengan 500 orang pengiring. Demikianlah, Malaka terus berusaha menjalankan
politik damai dengan kerajaan-kerajaan besar. Dalam melaksanakan politik
bertetangga yang baik ini, peran Laksamana Malaka Hang Tuah sangat besar.
Laksamana yang kebesaran namanya dapat disamakan dengan Gajah Mada atau
40. FAKTOR-FAKTOR MAJU DAN
BERKEMBANG
Letak Kerajaan Malaka yang strategis berada di sekitar selat Malaka
yang pada saat itu merupakan pusat perdagangan dan pelayaran
dunia.
Sultan Mansyur Syah yang merupakan raja yang cerdik sehingga
dapat menjadikan Kerajaan Malaka sebagai pusat perdagangan dan
penyebaran agama Islam di Asia Tenggara.
Salah satu komoditas penting yang diimpor Malaka dari Sumatera
saat itu adalah beras.
Banyak ditemukan biji-biji timah di daratan Malaka.
41. FAKTOR-FAKTOR
KEMUNDURAN ATAU
KERUNTUHAN
Sultan Alaudin Syah bukan merupakan raja yang cakap tidak seperti
Sultan Mansyur Syah
Datangnya bangsa Portugis ke Indonesia yang dipimpin oleh Alfonso
D’Albuquerque menyebabkan Kerajaan Malaka jatuh ke tangan
Portugis
Orang-orang Portugis mempunyai semangat perjuangan yang sangat
tinggi, memiliki perlengkapan senjata yang lebih sempurna, dan
terlatih dalam peperangan. Kemenangan-kemenangan yang mereka
peroleh dalam peperangan di pantai barat India melawan orang-orang
Gujarat, Kalikut, Persia dan Mesir mempertebal semangat perjuangan
dan keyakinan mereka, bahwa orang-orang Portugis mempunyai
kemampuan untuk menghadapi lawan manapun juga.