Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit virus yang ditularkan nyamuk Aedes aegypti. Gejalanya bervariasi mulai dari ringan hingga syok. Pencegahannya melalui 3M (menguras, menutup, mengubur) untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk. Diagnosa didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan darah. Pengobatannya bersifat suportif dengan infus cairan untuk mengatasi dehidrasi
1. DEMAM BERDARAH DENGUE
♫ Pendahuluan
Selama hampir 2 abad , penyakit dengue digolongkan sejajar dengan demam , pilek atau diare
, yaitu sebagai penyakit penyesuaian diri terhadap lingkungan tropis . Namun sejak timbulnya
wabah demam dengue di Manila pada tahun 1953 –1954 ( Quintos dkk.,1954), yang disertai
renjatan (shock) dan perdarahan gastrointestinal yang berakhir dengan kematian penderita ,
pandangan ini berubah . Kenyataan sekarang adalah bahwa penyakit ini menempati urutan
kedelapan kesakitan Asia Tenggara dan Pasifik Barat. Laporan yang ada sampai saat ini
penyakit demam berdarah dengue sudah menjadi masalah yang endemis pada 122 daerah
tingkat II , 605 daerah kecamatan dan 1800 desa /kelurahan di Indonesia . Distribusi umur
memperlihatkan terdapatnya penderita terbanyak (86%) dari golongan anak berumur 1 – 15
tahun (Dit.Jen.P3M.,Dep. Kes R.I.1976).Dan kematian lebih sering ditemukan pada anak
perempuan daripada anak laki-laki.
♫ Definisi
Demam dengue , adalah demam virus akut yang disertai sakit kepala, nyeri otot , sendi , dan
tulang , penurunan jumlah sel darah putih dan ruam- ruam.
Demam berdarah dengue atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah demam dengue
disertai pembesaran hati dan tanda –tanda perdarahan .
Pada keadaan yang lebih parah bisa terjadi kegagalan sirkulasi darah dan penderita jatuh
dalam keadaan syok akibat kebocoran plasma . Keadaan ini disebut Dengue Shock Syndrome
♫ Sejarah
Bylon yang meneliti epidemi dengue yang berjangkit di Batavia (sekarang Jakarta) pada tahun
1779, pada umumnya dianggap sebagai perintis penguraian gejala klinis dengue . Dia
menamakan penyakit ini knokkel-koorts yang berarti demam sendi dan mengutarakannya
secara terperinci bencana yang menimmpa dirinya . Pada waktu bersamaan Hirsch
menguraikan gejala klinis suatu penyakit yang timbul sebagai wabah di Kairo yang dikenal
sebagai knee trouble . Wabah demam dengue di Eropa meletus pertama kali pada tahun 1784 ,
sedangkan di Amerika Selatan wabah itu muncul diantara tahun 1830 – 1870. Di Afrika
wabah demam dengue hebat terjadi tahun 1871 – 1873 dan di Amerika Serikat pada tahun
1922 dengan jumlah penderita 2 juta . Di Indonesia setelah tahun 1779, terjadi 2 kali epidemi
demam dengue yaitu di Jatinegara pada tahun 1893 dan di Medan pada tahun 1930. Istilah
hemorrhagic fever di Asia Tenggara pertama kali digunakan di Filipina pada tahun 1953,
yaitu pada waktu terdapatnya epidemi demam yang menyerang anak-anak disertai manifestasi
perdarahan dan renjatan (shock).
Askep Demam Berdarah Dengue
Christin PSIK B’03
1
2. ♫ Penyebab
Penyakit demam berdarah termasuk golongan penyakit Arbovirus , singkatan darii
Arthropodborne viruses , artinya virus yang ditularkan melalui gigitan binatang arthropoda .
Dalam hal ini demam berdarah ditularkan oleh sejenis nyamuk yang dsebut Aedes
aegypti ,Aedes albopictus, Aedes polynesiens. Yang akan lebih banyak dibicarakan adalah
Aedes aegypti , karena merupakan vector utama . Nyamuk betina menghisap darah untuk
kebutuhan reproduksi . Tiga hari setelah menghisap darah maka ia akan sanggup bertelur
sebanyak 100 butir . Selanjutnya mulai menghisap dan bertelur lagi. Nyamuk Aedes termasuk
antropofilik yaitu paling doyan darah manusia dan mampunyai kebiasaan menggigit
berulang , yaitu menggigit beberapa orang secara bergantian dalam waktu singkat. Nyamuk
betina menggigit di dalam rumah pada waktu siang hari, di tempat yang agak redup. Nyamuk
betina meletakan telurnya di permukaan air yang jernih dan terlindung dari sinar matahari.
Ciri-ciri : badannya berwarna hitam berbintik – bintik putih, ukurannya lebih kecil dibanding
nyamuk biasa. Telurnya berwarna hitam seperti sarang tawon, diletakan satu demi stu diatas
permukaan air dalam jarak 2,5 cm dari dinding tempat perindukan .
Virus Dengue, termasuk famili Flaviviridae, yang berukuran kecil sekali yaitu 35 – 45 nm.
Virus ini dapat tetap hidup di alam ini melalui 2 mekanisme. Mekanisme pertama : tranmisi
vertical dalam tubuh nyamuk, dimana virus dapat ditularkan oleh nyamuk betina pada
telurnya, yang nantinya akan menjadi nyamuk. Virus juga dapat ditularkan dari nyamuk
jantan pada nyamuk betina melalui kontak seksual. Mekanisme kedua : tranmisi virus dari
nyamuk kedalam tubuh mahluk “ Vertebrata “ dan sebaliknya . Yang dimaksud dengan
mahluk vertebrata disini adalah manusia dan kelompok kera tertentu.
Virus ini ada 4 tipe yaitu virus den I ,II ,III dan IV, masing-masing punya karakteristik yang
berbeda . Yang dapat diisolasi di Indonesia adalah tipe den – II dan den – III, den –III , lebih
ganas daripada den –II . Hubungannya dengan nyamuk Aedes aegepty hanya sebagai media
saja
♫ Epidemiologi
Infeksi virus dengue pada manusia mengakibatkan suatu spectrum manifestasii klinis yang
bervariasi antara penyakit paling ringan ( mild undifferentiated febrile illness) , dengue fever ,
dengue haemorrhagic fever (DHF) dan dengue shock syndrome (DSS) ; yang terakhir dengan
mortalitas tinggi yang disebabkan renjatan dan perdarahan hebat. Gambaran manifestasi klinis
yang bervariasi inii dapat disamakan dengan sebuah gunung es. DHF dan DSS sebagai kasus
– kasus yang dirawat di rumah sakit merupakan puncak gunung es yang kelihatan di atas
permukaan laut , sedangkan kasus – kasus dengue ringan (demam dengue dan silent dengue
Askep Demam Berdarah Dengue
Christin PSIK B’03
2
3. infection) merupakan dasar gunung es. Diperkirakan untuk setiap kasus renjatan yang
dijumpai di rumah sakit , telah terjadi 150 – 200 kasus silent dengue infection.
♫ Manifestasi Klinis
Kasus DHF ditandai oleh 4 manifestasi klinis :
1. demam tinggi
2. perdarahan , terutama perdarahan kulit
3. hepatomegali
4. kegagalan peredaran darah
Berdasarkan gejalanya DHF dikelompokan menjadi 4 tingkatan :
1. Derajat 1 : demam diikuti gejala tidak khas . Satu-satunya tanda perdarahan adalah tes
torniquet positif atau mudah memar.
2. Derajat 2 : gejala derajat 1 ditambah dengan perdarahan spontan . Perdarahan bisa
terjadi di kulit atau tempat lain .
3. Derajat 3 : terjadi kegagalan sirkulasi yang ditandai denagn denyut nadi yang cepat dan
lemah , hipotensi ,suhu tbh rendah ,kulit lembab dan penderita gelisah.
4. Derajat 4 : terjadi syok berat dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan darah yang
tidak dapat diperiksa
Patogenesis
Askep Demam Berdarah Dengue
Christin PSIK B’03
3
Secondary heterologous dengue infektion
Replikasi virus Anamnestic antibody response
Kompleks virus-antibodi
Aktivasi komplemen
Anafilatoksin (C3a,C5a)
Komplemen
Histamin dalam urin meningkat
Permeabilitas kapiler meningkat
Perembesan plasma>30% pada kasus syok
24-48 jam
Hipovolemia
Ht meningkat
Natrium menurun
Cairan dalam rongga
serosa
4. Gambar 1. Patogenesis terjadinya syok pada DBD
Secondary heterologous dengue infektion
Replikasi virus Anamnestic antibodresponse
Kompleks virus antibody
Agregasi trombosit Aktivasi koagulasi Aktivasi komplemen
plasmin
Gg fx trombosit
Penghancuran Pengeluaran Aktivasi factor Hageman
Trombosit oleh RES Platelet factor III
anafilatoksin
Trombositopenia konsumtif koagulopati Sistem kinin
Penurunan factor Kinin Peningkatan
pembekuan permeabilitas
kapiler
FDP meningkat
Perdarahan masif Syok
Gambar 2. Patogenesis Perdarahan pada DBD
♫ Diagnosa
Pada awal terjadinya demam, DHF sulit dibedakan dengan infeksi lain yang disebabkan oleh
berbegai jenis virus, bakteri atau parasit . Setelah hari ketiga atau keempat baru pemeriksaan
darah dapat membantu diagnosa . Diagnosa ditegakan dari gejala klinis dan hasil pemeriksaan
darah :
1. penurunan jumlah trombosit (< 100.000 sel / mm3
)
2. peningkatan konsentrasi sel darah ( > 20% di atas rata-rata )
3. hasil laboratorium semacam ini biasanya ditemukan pada hari ke–3 sampai hari ke–7
Askep Demam Berdarah Dengue
Christin PSIK B’03
4
Syok
Anoksia
Asidosis
Meninggal
5. Penderita harus segera dirawat bila ditemukan gejala- gejala seperti di bawah ini:
1. takikardi, denyut jantung meningkat
2. kulit pucat dan dingin
3. denyut nadi melemah
4. terjadi perubahan derajat kesadaran, penderita terlihat mengantuk atau tertidur terus-
menerus
5. urine sangat sedikit
6. peningkatan hematokrit secara tiba- tiba
7. tekanan darah menurun hingga kurang dari 20 mmHg
♫ Pengobatan
Pada dasarnya pengobatan penderita DHF/ DSS bersifat simtomatik dan supuratif.
DHF tanpa syok
Rasa haus dan dehidrasi timbul akibat demam tinggi , anoreksia dan muntah , sehingga :
1. diberi minum banyak, 1.5 – 2 liter dalm 24 jam (teh manis, sirup atau susu) peroral
2. oralit pada beberapa penderita
3. anti piretik
4. kompres es dan alcohol
5. anti konvulsan bila kejang
6. intravenous fluid drip bila penderita :
a. terus –menerus muntah
b. didapatkan nilai hematokrit yang cenderung meningkat
DSS ( Dengue Shock Syndrome)
Syok pada demam berdarah terjadi karena kebocoran pipa pembuluh darah dan berkumpul di
rongga – rongga tubuh yaitu rongga perut dan rongga dada . Dan akibatnya pipa pembuluh
darah menjadi kolaps dan jalan mengatasinya ialah dengan infus .
Penatalaksanaan shock:
1. penggantian volume , terapi awal digunakan Ringer Lactat , cairan harus diberikan secara
duguyur artinya secepat- cepatnya
2. dilakukan tranfusi darah bila terdapat indikasi : perdarahan gastrointestinal hebat
Adanya informasi bahwa penderita demam berdarah harus makan jambu biji, hingga kini
belum ada penelitian khusus tentang hal itu.
♫ Pencegahan
Sampai saat ini belum ditemukan vaksin yang dapat menangkal virus dengue dengan berbagai
serotipe. Satu-satumya usaha pencegahan atau pengendalian dengue adalah dengan
memerangi nyamuk yang berperan pada penularan virus dengue. Aedes aegypti berkembang
Askep Demam Berdarah Dengue
Christin PSIK B’03
5
6. biak terutama di tempat – tempat buatan manusia seperti wadah plastik, ban mobil bekas dan
tempat lain yang menampung air hujan. Nyamuk ini menggigit pada siang hari, beristirahat di
dalam rumah dan meletakkan telurnya pada tempat-tempat air bersih tergenang. Pencegahan
dapat dilakukan dengan langkah 3M :
1. menguras bak mandi
2. menutup tempat- tempat yang mungkin menjadi tempat berkembangbiak nyamuk
3. mengubur barang – barang bekas yang bisa menampung air
Selain itu di tempat penampungan air seperti bak mandi diberikan insektisida yang membunuh
larva nyamuk seperti abate. Hal ini bisa mencegah perkembangbiakan nyamuk selama
beberapa minggu, tapi pemberiannya harus diulang setiap beberapa waktu tertentu.
Penyemprotan atau foging dapat dilakukan untuk memberantas DBD, tapi penyemprotan
dilakukan pada pagi hari. Kemudian dalam sebuah jurnal disebutkan ikan suamang yang
ditaruh dalam bak air dapat memakan jentik dengan kecepatan tinggi.
♫ Kesimpulan
Disimpulkan bahwa perlunya masyarakat awam mengenal tanda – tanda DBD, kapan harus
dibawa ke dokter / Puskesmas, untuk mencegah terjadinya hal- hal yang tidak diinginkan.
♫ Diagnosa Keperawatan yang muncul :
1. Hipertermia
2. PK Perdarahan
3. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit, pencegahan dan pengobatannya b.d
kurangnya informasi
4. Nyeri akut b.d agen injury biological.
5. PK Infeksi
Askep Demam Berdarah Dengue
Christin PSIK B’03
6
7. DAFTAR PUSTAKA
1. Sumarmo dkk, 1988, Demam Berdarah (Dengue) Pada Anak, ui-Press, Jakarta
2. Sttanley Ch. Budihardja, Demam Berdarah , Jurnal Kesehatan , 5 Februari 2002
3. Syafruddin Mapata, Sp.A , Pengenalan Dini Demam Berdarah Dengue, Jurnal 7 Oktober 2000
4. Widodo Darmowandowo Sp.A(K), Demam Berdarah Dengue, Lb/SMF Kesehatan Anak FK
UNAIR/RSUD Dr. Soetomo
5. http://nusaindah.tripod.com/picdemamberdarah1.jpg”*ss
6. Penderita Demam Berdarah Tak Perlu Transfusi Darah, Jurnal Kesehatan , 22/08/2000
7. Suamangnisasi Bisa Cegah DBD , Aneka Medika, satumed.com
8. Abate Utuk Demam Berdarah Dibagikan, Aneka Medika, satumed.com
9. Sallehudin Sulaiman, Vektor Dengue Dan Dengue Berdarah Kwalan Terkini, ISBN 967-942-373-5
RM15.00
10. McCloskey, 1996, Nursing Interventions Classification (NIC), Mosby, USA
11. Ralph & Rosenberg, 2003, Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2005-2006, Philadelphia
USA
12. Soeparman & Waspadji, 1996, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 1 Edisi 3, FKUI, Jakarta
13. Haryani dan Siswandi, 2004, Nursing Diagnosis: A Guide To Planning Care, available on:
www.Us.Elsevierhealth.com
Askep Demam Berdarah Dengue
Christin PSIK B’03
7