SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  4
2.1 Pengertian Pielonefritis
Pielonefritis adalah inflamasi pada pelvis ginjal dan parenkim ginjal yang disebabkan karena
adanya infeksi oleh bakteri. Infeksi bakteri pada jaringan ginjal yang di mulai dari saluran
kemih bagian bawah terus naik ke ginjal. Infeksi ini dapat mengenai parenchym maupun
renal pelvis (pyelum= piala ginjal).
2.2 Penyebab
 Bakteri E. Coli.
 Resisten terhadap antibiotik.
 Obstruksi ureter yang mengakibatkan hidronefrosis.
 Infeksi aktif.
 Penurunan fungsi ginjal.
 Uretra refluk.
 Bakteri menyebar ke daerah ginjal, darah, sistem limfatik.
2.3 Patofisiologi
Masuk ke dalam pelvis ginjal dan terjadi inflamasi. Inflamasi ini menyebabkan pembekakan
daerah tersebut, dimulai dari papila dan menyebar ke daerah korteks. Infeksi terjadi setelah
terjadinya cytitis, prostatitis (asccending) atau karena infeksi steptococcus yang berasal dari
darah (descending).
Pyelonefritis dibagi menjadi 2 macam yaitu :
 Pyelonefritis akut.
 Pyelonefritis kronik.
1. Pyelonefritis akut
Pyelonefritis akut biasanya singkat dan sering terjadi infeksi berulang karena tetapi tidak
sempurna atau infeksi baru. 20 % dari infeksi yang berulang terjadi setelah dua minggu
setelah terapi selesai. Infeksi bakteri dari saluran kemih bagian bawah ke arah ginjal, hal ini
akan mempengaruhi fungsi ginjal. Infeksi saluran urinarius atau dikaitkan dengan
selimut.abses dapat di jumpai pada kapsul ginjal dan pada taut kortikomedularis. Pada
akhirnya, atrofi dan kerusakan tubulus serta glomerulus terjadi.
Kronik pielonefritis kronik juga berasal dari adanya bakteri, tetapi dapat juga karena faktor
lain seperti obstruksi saluran kemih dan refluk urin. Pyelonefritis kronik dapat merusak
jaringan ginjal secara permanen akibat inflamasi yang berulang kali dan timbulnya parut dan
dapat menyebabkan terjadinya renal faiure (gagal ginjal) yang kronik. Ginjal pun membentuk
jaringan parut progresif, berkontraksi dan tidak berfungsi. Proses perkembangan kegagalan
ginjal kronis dari infeksi ginjal yang berulang –ulang berlangsung beberapa tahun atau
setelah infeksi yang gawat. Pembagian Pyelonefritis akut sering di temukan pada wanita
hamil, biasanya diawali dengan hidro ureter dan Pyelonefrosis akibat obstruksi ureter karena
uterus yang membesar.
2.4 Tanda dan Gejala
1. Pyelonefritis akut ditandai dengan pembengkakan ginjal atau pelebaran penumpang
ginjal.
2. Pada pengkajian di dapatkan adanya demam yang tinggi, menggigil, nausea, nyeri
pada pinggang , sakit kepala, nyeri otot dan adanya kelemahan fisik.
3. Pada perkusi di daerah CVA ditandai dengan adanya tenderness.
4. Client biasanya di sertai disuria, frequency, urgency dalam beberapa hari.
5. Pada pemeriksaan urin didapat urin berwarna keruh atau hematuria dengan bau yang
tajam, selain itu juga adanya peningkatan sel darah putih.
1. Pyelonefritis kronik
Pyelonefritis kronik terjadi akibat infeksi yang berulang-ulang. Sehingga kedua ginjal
perlahan-lahan mejadi rusak.
2.4 Tanda dan Gejala
1. Adanya serangan Pyelonefritis akut yang berulang-ulang biasanya tidak mempunyai
gejala yang sfesifik.
2. Adanya keletihan.
3. Sakit kepala, nafsu makan rendah dan berat badan menurun.
4. Adanya poliuria, haus yang berlebihan, azotemia, anemia, asidosis, proteinuria,
pyuria, dan kepekatan urin menurun.
5. Kesehatan pasien semakin menurun, pada akhirnya pasien mengalami gagal ginjal.
6. Ketidaknormalan kalik dan adanya luka pada daerah korteks.
7. Ginjal mengecil dan kemampuan nefron menurun dikarenakan luka pada jaringan.
8. Tiba-tiba ketika ditemukan adanya hypertensi.
2.5 Evaluasi Diagnostik.
Evaluasi Diagnostik. Suatu urogram intravena dan ultrasound dapat dilakukan untuk
mengetahui lokasi obstruksi di traktus urinarius, menghilangkan obstruksi adalah penting
untuk menyelamatkan ginjal dari kehancuran. Kultus urine dan tes sensitivitas dilakukan
untuk menentukan organisme penyebab sehingga agens antimikrobial yang tepat dapat
diresepkana.
1. Diagnosa pyelonefritis kronik
Dulu hampir selalu dipakai bila ditemukan kelainan tubulointerstisial ini, pengertian tentang
derajat VUR yang berat dapat menyebabkan pembentukan jaringan parut pada ginjal, atrofi,
dan dilatasi kaliks (nefropati refluks0, yang lazim didiagnosis sebagai pyelonefritis kronik,
sekarang ini sudah diterima dengan baik. Mekanisme penyebab jaringan parut diyakini
merupakan gabungan dari efek : (1) VUR, (2) refluks intrarenal, dan (3) infeksi (kunin, 1997;
tolkoff-Rubin, 2000; Rose, Rennke, 1994). Keparahan VUR merupakan satu-satunya faktor
penentu terpenting dari kerusakan ginjal. Banyak bukti yang menyongkong pendapat bahwa
keterlibatan ginjal pada nefropati refluks terjadi pada awal masa kanak-kanak sebelum usia 5
sampai 6 tahun, karena pembentukan jaringan parut yang baru jarang terjadi setelah usia ini.
Penjelasan dari pengamatan ini adalah bahwa refluks intrarenal terhenti sewaktu anak
menjadi lebih besar (kemungkinan besar karena perkembangan ginjal), walaupun demikian
VUR dapat terus berlanjut.
Pada orang dewasa. VUR dan nefropati refluks dapat berkaitan dengan gangguan obstruktif
dan neoruligik yang menyebabkan sumbatan pada drainase urine (seperti batu ginjal atau
vesika urinaria neurologik akibat diabetes atau cidera batang otak). Namun, sebagian besar
orang dewasa yang memiliki jaringan parut pada ginjal akibat pyelonefritis kronik mendapat
lesi-lesi ini pada awal masa kana-kanaknya. Bkti-bukti yang menyokong mekanisme refluks
infeksi ini berasal dari percobaan pada hewan dan pengamatan pada manusia dengan hasil
sebagai berikut : 85% sampai 100% anak-anak dan 50% orang dewasa dengan jaringan
parut ginjal menderita VUR (Tolkoff-Rubin,2000) .
Mekanisme penyataannya nefropati refluks yang mulai terjadi pada awal masa kanak-kanak
dapat njelskan bagmenjelaskan pembentukan jaringan parut dan kerusakan ginjal pada
banyak pasien, masih sulit untuk menjelaskan bagaimana perjalanan kerusakan ginjal
progresif karena pada sejumlah orang orang dewasa dengan pyelonifritis tahap akhir tidak
dapat refluks maupun UTI. Beberapa pasien bahkan tidak dapat mengingat sama sekali
pernah mengalami UTI berulang. Teori paling populer untuk menjelaskan gagal ginjal
progisif yang terjadi pada pasien dengan refluks yang sudah dikoreksi dengan urine steril
adalah teori hemodinamik intrarenal atau hipotesis hiperfitrasi (Rose, Rennke, 1994).
Menurut teori ini, infeksi awal penyebab kerusakan nefron mengakibatkan kompensasi
peningkatan tekanan kapiler glomelurus (Pgc) dan hiperperfusi pada sisa nefron yang masih
relatif normal. Tampaknya hipertensi intraglomerulus ini menimbulkan cidera pada
glomerulus dan akhirnya menyebabkan sklerosis. Konsep cedera glomerulus yang
diperantaikeadaan hemodinamik ini didukung oleh semakin banyaknya bukti dari percobaan
menunjukan bahwa pengendalian hipertensi sistemik terutama dengan pemberian obat-obat
penghambat enzim konversi angiotensi (ACE) seperti koptopril atau enalapril maleat
memperlambat penurunan GFR pada banyak pasien gagal ginjal. Obat-obatan ini
menurunkan Pgc dengan melawan kerja angiotensin II dan dilatasi arteriol eferen. Penurunan
Pgc juga terjadi jika makanan berprotein dibatasi hanya 20 sampai 30g/hari, dilengkapi
dengan asam amino dan analog ketonya.
2.6 Penatalaksanaan
Pasien pyelonifritis akut beresiko terhadap bakterimia dan memerlukan terapi antimikrobisl
ysng intensif. Terapi parental diberikan se;lama 24 samapi 28 jam sampai pasien afrebil. Pada
waktu tersebut, agens oral dspst diberikan. Pasien dengan kondisi yang sedikit kritis akan
efektif apabila ditangani hanya dengan agens oral. Untuk mrncega perkemban
biakannyabakteri yang tersisa, maka pengobatan pyelonefritis akut biasanya lebi lama dari
pada sistesis.
Masalah yang mungkin timbul dalam penanganan adalah infeksi kronik atau kambuhan yang
muncul sampai beberapa bulan atau tahun tampa gejala. Setelah program antimikrobial awal,
pasien dipertahankan untuk terus diwah penanganan antimikrobial sampai bukti adanya bukti
adanya infeksi tidak terjadi, seluruh faktor penyebab telah ditangani dan dikendalikan, dan
fungsi ginjal stabil. Kadar keratininserum dan hitung darah pasien dipantau durasinya pada
terapi jangka panjang.
Penatalaksanaan agens antimokrobial pilihan di dasarkan pada identifikasi patogen melalui
kultur urin. Jika bakteri tidak dapat hilang dari urin, nitrofurantion atau kombinasi
sulfametoxazole dan trimetrhopim dapat digunakan untuk menekan pertumbuhan bakteri.
Fungsi renal ketat, terutama jika medikasi potensial toksin bagi ginjal.
http://pastakyu.wordpress.com/2010/01/21/asuhan-keperawatan-
pylonephritis/

Contenu connexe

Tendances (15)

Askep glomerulonefritis
Askep glomerulonefritisAskep glomerulonefritis
Askep glomerulonefritis
 
Presentasi kasus nefrologi
Presentasi kasus nefrologiPresentasi kasus nefrologi
Presentasi kasus nefrologi
 
glomerulonefritis anak
glomerulonefritis anakglomerulonefritis anak
glomerulonefritis anak
 
Askep glomerulonefritis akut
Askep glomerulonefritis akutAskep glomerulonefritis akut
Askep glomerulonefritis akut
 
Ppt sindrom nefrotik
Ppt sindrom nefrotikPpt sindrom nefrotik
Ppt sindrom nefrotik
 
Nefrotik sindrom
Nefrotik sindromNefrotik sindrom
Nefrotik sindrom
 
Sindrom nefrotik
Sindrom nefrotikSindrom nefrotik
Sindrom nefrotik
 
Pankreatitis akut ppt by skl
Pankreatitis  akut ppt by sklPankreatitis  akut ppt by skl
Pankreatitis akut ppt by skl
 
Isk
IskIsk
Isk
 
Etiologi isk
Etiologi iskEtiologi isk
Etiologi isk
 
Asuhan keperawatan klien dengan gagal ginjal kronik
Asuhan keperawatan klien dengan gagal ginjal kronikAsuhan keperawatan klien dengan gagal ginjal kronik
Asuhan keperawatan klien dengan gagal ginjal kronik
 
TUBERKULOSIS GINJAL
TUBERKULOSIS GINJALTUBERKULOSIS GINJAL
TUBERKULOSIS GINJAL
 
Askep isk kelompok 4 b11 a
Askep isk kelompok 4 b11 aAskep isk kelompok 4 b11 a
Askep isk kelompok 4 b11 a
 
Isk
IskIsk
Isk
 
Askep isk
Askep iskAskep isk
Askep isk
 

En vedette

การคลังเพื่อการศึกษา โดย ดิเรก ปัทมสิริวัฒน์ 25 nov2010
การคลังเพื่อการศึกษา โดย ดิเรก ปัทมสิริวัฒน์ 25 nov2010การคลังเพื่อการศึกษา โดย ดิเรก ปัทมสิริวัฒน์ 25 nov2010
การคลังเพื่อการศึกษา โดย ดิเรก ปัทมสิริวัฒน์ 25 nov2010
แผนงาน นสธ.
 
Prezentácia výsledkov Indexu vnímania korupcie 2010 (Transparency Internation...
Prezentácia výsledkov Indexu vnímania korupcie 2010 (Transparency Internation...Prezentácia výsledkov Indexu vnímania korupcie 2010 (Transparency Internation...
Prezentácia výsledkov Indexu vnímania korupcie 2010 (Transparency Internation...
Transparency International Slovakia
 
Yousha Tariq Mirza Tariq Mazhar cv
Yousha Tariq Mirza Tariq Mazhar cvYousha Tariq Mirza Tariq Mazhar cv
Yousha Tariq Mirza Tariq Mazhar cv
Yousha tariq
 
Status gizi
Status giziStatus gizi
Status gizi
140190
 
Biology 10.2
Biology 10.2Biology 10.2
Biology 10.2
Tamara
 
Центр обучения иностранным языкам
Центр обучения иностранным языкамЦентр обучения иностранным языкам
Центр обучения иностранным языкам
MIREA
 
Step4Education
Step4EducationStep4Education
Step4Education
SSA KPI
 
Pengelompokan keamanan jaringan
Pengelompokan keamanan jaringanPengelompokan keamanan jaringan
Pengelompokan keamanan jaringan
scream_crow
 
Mετά το λύκειο τι;
Mετά το λύκειο τι;Mετά το λύκειο τι;
Mετά το λύκειο τι;
thcaps
 
Learning management system - elearn series
Learning management system - elearn seriesLearning management system - elearn series
Learning management system - elearn series
Asep Sufyan Tsauri
 
مقارنة بين الاستثمار المحلي والاجنبي في الأردن خلال الفترة 1980 - 2013
مقارنة بين الاستثمار المحلي والاجنبي في الأردن خلال الفترة 1980 - 2013مقارنة بين الاستثمار المحلي والاجنبي في الأردن خلال الفترة 1980 - 2013
مقارنة بين الاستثمار المحلي والاجنبي في الأردن خلال الفترة 1980 - 2013
MaLak Abu MuRad
 

En vedette (20)

การคลังเพื่อการศึกษา โดย ดิเรก ปัทมสิริวัฒน์ 25 nov2010
การคลังเพื่อการศึกษา โดย ดิเรก ปัทมสิริวัฒน์ 25 nov2010การคลังเพื่อการศึกษา โดย ดิเรก ปัทมสิริวัฒน์ 25 nov2010
การคลังเพื่อการศึกษา โดย ดิเรก ปัทมสิริวัฒน์ 25 nov2010
 
Social media roi tracking london 11-22-2010 - final
Social media roi tracking london  11-22-2010 - finalSocial media roi tracking london  11-22-2010 - final
Social media roi tracking london 11-22-2010 - final
 
Prezentácia výsledkov Indexu vnímania korupcie 2010 (Transparency Internation...
Prezentácia výsledkov Indexu vnímania korupcie 2010 (Transparency Internation...Prezentácia výsledkov Indexu vnímania korupcie 2010 (Transparency Internation...
Prezentácia výsledkov Indexu vnímania korupcie 2010 (Transparency Internation...
 
Hiv menurut usia
Hiv menurut usiaHiv menurut usia
Hiv menurut usia
 
Yousha Tariq Mirza Tariq Mazhar cv
Yousha Tariq Mirza Tariq Mazhar cvYousha Tariq Mirza Tariq Mazhar cv
Yousha Tariq Mirza Tariq Mazhar cv
 
China
ChinaChina
China
 
Status gizi
Status giziStatus gizi
Status gizi
 
Biology 10.2
Biology 10.2Biology 10.2
Biology 10.2
 
Askep angina
Askep anginaAskep angina
Askep angina
 
691 757-1-pb
691 757-1-pb691 757-1-pb
691 757-1-pb
 
2010 11-06-ltfes
2010 11-06-ltfes2010 11-06-ltfes
2010 11-06-ltfes
 
Центр обучения иностранным языкам
Центр обучения иностранным языкамЦентр обучения иностранным языкам
Центр обучения иностранным языкам
 
Step4Education
Step4EducationStep4Education
Step4Education
 
Pengelompokan keamanan jaringan
Pengelompokan keamanan jaringanPengelompokan keamanan jaringan
Pengelompokan keamanan jaringan
 
Mετά το λύκειο τι;
Mετά το λύκειο τι;Mετά το λύκειο τι;
Mετά το λύκειο τι;
 
Build.kz - баннерная реклама
Build.kz - баннерная рекламаBuild.kz - баннерная реклама
Build.kz - баннерная реклама
 
Yetiskin egitimi
Yetiskin egitimiYetiskin egitimi
Yetiskin egitimi
 
Learning management system - elearn series
Learning management system - elearn seriesLearning management system - elearn series
Learning management system - elearn series
 
مقارنة بين الاستثمار المحلي والاجنبي في الأردن خلال الفترة 1980 - 2013
مقارنة بين الاستثمار المحلي والاجنبي في الأردن خلال الفترة 1980 - 2013مقارنة بين الاستثمار المحلي والاجنبي في الأردن خلال الفترة 1980 - 2013
مقارنة بين الاستثمار المحلي والاجنبي في الأردن خلال الفترة 1980 - 2013
 
Etiologi fraktur
Etiologi frakturEtiologi fraktur
Etiologi fraktur
 

Similaire à Pylonephritis

asuhan kehamilan,persalinan dan nifas dengan penyakit ginjal
asuhan kehamilan,persalinan dan nifas dengan penyakit ginjal asuhan kehamilan,persalinan dan nifas dengan penyakit ginjal
asuhan kehamilan,persalinan dan nifas dengan penyakit ginjal
jessika amelia
 
Penyakit yang menyertai kehamilan dan persalinan
Penyakit yang menyertai kehamilan dan persalinanPenyakit yang menyertai kehamilan dan persalinan
Penyakit yang menyertai kehamilan dan persalinan
Wike Osake
 

Similaire à Pylonephritis (20)

asuhan kehamilan,persalinan dan nifas dengan penyakit ginjal
asuhan kehamilan,persalinan dan nifas dengan penyakit ginjal asuhan kehamilan,persalinan dan nifas dengan penyakit ginjal
asuhan kehamilan,persalinan dan nifas dengan penyakit ginjal
 
Etiologi isk AKPER PEMKAB MUNA
Etiologi isk AKPER PEMKAB MUNA Etiologi isk AKPER PEMKAB MUNA
Etiologi isk AKPER PEMKAB MUNA
 
Etiologi isk AKPER PEMKAB MUNA
Etiologi isk AKPER PEMKAB MUNA Etiologi isk AKPER PEMKAB MUNA
Etiologi isk AKPER PEMKAB MUNA
 
Etiologi isk
Etiologi iskEtiologi isk
Etiologi isk
 
Sindrom nefrotik
Sindrom nefrotikSindrom nefrotik
Sindrom nefrotik
 
Makalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronikMakalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronik
 
Askep demam typoid
Askep demam typoidAskep demam typoid
Askep demam typoid
 
Sindrom nefritik akut
Sindrom nefritik akutSindrom nefritik akut
Sindrom nefritik akut
 
POPON 2.pptx
POPON 2.pptxPOPON 2.pptx
POPON 2.pptx
 
Penyakit yang menyertai kehamilan dan persalinan
Penyakit yang menyertai kehamilan dan persalinanPenyakit yang menyertai kehamilan dan persalinan
Penyakit yang menyertai kehamilan dan persalinan
 
147128076 case-ckd-docx
147128076 case-ckd-docx147128076 case-ckd-docx
147128076 case-ckd-docx
 
01 DEMAM TIFOID.ppt
01 DEMAM TIFOID.ppt01 DEMAM TIFOID.ppt
01 DEMAM TIFOID.ppt
 
Patofisiologi isk AKPER PEMKAB MUNA
Patofisiologi isk AKPER PEMKAB MUNA Patofisiologi isk AKPER PEMKAB MUNA
Patofisiologi isk AKPER PEMKAB MUNA
 
Patofisiologi isk
Patofisiologi iskPatofisiologi isk
Patofisiologi isk
 
82894087 makalah-jadi-apendisitis
82894087 makalah-jadi-apendisitis82894087 makalah-jadi-apendisitis
82894087 makalah-jadi-apendisitis
 
Gagal ginjal
Gagal ginjalGagal ginjal
Gagal ginjal
 
Bab 2 new
Bab 2 newBab 2 new
Bab 2 new
 
Satpel isk
Satpel iskSatpel isk
Satpel isk
 
PILONEFRITIS
PILONEFRITISPILONEFRITIS
PILONEFRITIS
 
Askep glomerulonefritis AKPER PEMDA MUNA
Askep glomerulonefritis AKPER PEMDA MUNA Askep glomerulonefritis AKPER PEMDA MUNA
Askep glomerulonefritis AKPER PEMDA MUNA
 

Plus de Yabniel Lit Jingga (20)

Mantri ireng manfaat besar ciplukan
Mantri ireng   manfaat besar ciplukanMantri ireng   manfaat besar ciplukan
Mantri ireng manfaat besar ciplukan
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Tumor tulang shb
Tumor tulang shbTumor tulang shb
Tumor tulang shb
 
Skoliosis shb
Skoliosis shbSkoliosis shb
Skoliosis shb
 
Rematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shbRematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shb
 
Perawatan luka
Perawatan lukaPerawatan luka
Perawatan luka
 
Osteoporosis shb
Osteoporosis shbOsteoporosis shb
Osteoporosis shb
 
Osteomalasia pada anak shb
Osteomalasia pada anak shbOsteomalasia pada anak shb
Osteomalasia pada anak shb
 
Osteomalacia dewasa shb
Osteomalacia dewasa shbOsteomalacia dewasa shb
Osteomalacia dewasa shb
 
Lordosis shb
Lordosis shbLordosis shb
Lordosis shb
 
Anatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiAnatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologi
 
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologiAnatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
 
Bahan perkuliahan ke 8
Bahan perkuliahan ke 8Bahan perkuliahan ke 8
Bahan perkuliahan ke 8
 
Bahan perkuliahan ke 6
Bahan perkuliahan ke 6Bahan perkuliahan ke 6
Bahan perkuliahan ke 6
 
Bahan perkuliahan ke 5
Bahan perkuliahan ke 5Bahan perkuliahan ke 5
Bahan perkuliahan ke 5
 
Bahan perkuliahan ke 4
Bahan perkuliahan ke 4Bahan perkuliahan ke 4
Bahan perkuliahan ke 4
 
Bahan perkuliahan ke 3
Bahan perkuliahan ke 3Bahan perkuliahan ke 3
Bahan perkuliahan ke 3
 
Bahan perkuliahan ke 2
Bahan perkuliahan ke 2Bahan perkuliahan ke 2
Bahan perkuliahan ke 2
 
Bahan perkuliahan ke 1
Bahan perkuliahan ke 1Bahan perkuliahan ke 1
Bahan perkuliahan ke 1
 

Pylonephritis

  • 1. 2.1 Pengertian Pielonefritis Pielonefritis adalah inflamasi pada pelvis ginjal dan parenkim ginjal yang disebabkan karena adanya infeksi oleh bakteri. Infeksi bakteri pada jaringan ginjal yang di mulai dari saluran kemih bagian bawah terus naik ke ginjal. Infeksi ini dapat mengenai parenchym maupun renal pelvis (pyelum= piala ginjal). 2.2 Penyebab  Bakteri E. Coli.  Resisten terhadap antibiotik.  Obstruksi ureter yang mengakibatkan hidronefrosis.  Infeksi aktif.  Penurunan fungsi ginjal.  Uretra refluk.  Bakteri menyebar ke daerah ginjal, darah, sistem limfatik. 2.3 Patofisiologi Masuk ke dalam pelvis ginjal dan terjadi inflamasi. Inflamasi ini menyebabkan pembekakan daerah tersebut, dimulai dari papila dan menyebar ke daerah korteks. Infeksi terjadi setelah terjadinya cytitis, prostatitis (asccending) atau karena infeksi steptococcus yang berasal dari darah (descending). Pyelonefritis dibagi menjadi 2 macam yaitu :  Pyelonefritis akut.  Pyelonefritis kronik. 1. Pyelonefritis akut Pyelonefritis akut biasanya singkat dan sering terjadi infeksi berulang karena tetapi tidak sempurna atau infeksi baru. 20 % dari infeksi yang berulang terjadi setelah dua minggu setelah terapi selesai. Infeksi bakteri dari saluran kemih bagian bawah ke arah ginjal, hal ini akan mempengaruhi fungsi ginjal. Infeksi saluran urinarius atau dikaitkan dengan selimut.abses dapat di jumpai pada kapsul ginjal dan pada taut kortikomedularis. Pada akhirnya, atrofi dan kerusakan tubulus serta glomerulus terjadi. Kronik pielonefritis kronik juga berasal dari adanya bakteri, tetapi dapat juga karena faktor lain seperti obstruksi saluran kemih dan refluk urin. Pyelonefritis kronik dapat merusak jaringan ginjal secara permanen akibat inflamasi yang berulang kali dan timbulnya parut dan dapat menyebabkan terjadinya renal faiure (gagal ginjal) yang kronik. Ginjal pun membentuk jaringan parut progresif, berkontraksi dan tidak berfungsi. Proses perkembangan kegagalan ginjal kronis dari infeksi ginjal yang berulang –ulang berlangsung beberapa tahun atau setelah infeksi yang gawat. Pembagian Pyelonefritis akut sering di temukan pada wanita hamil, biasanya diawali dengan hidro ureter dan Pyelonefrosis akibat obstruksi ureter karena uterus yang membesar. 2.4 Tanda dan Gejala
  • 2. 1. Pyelonefritis akut ditandai dengan pembengkakan ginjal atau pelebaran penumpang ginjal. 2. Pada pengkajian di dapatkan adanya demam yang tinggi, menggigil, nausea, nyeri pada pinggang , sakit kepala, nyeri otot dan adanya kelemahan fisik. 3. Pada perkusi di daerah CVA ditandai dengan adanya tenderness. 4. Client biasanya di sertai disuria, frequency, urgency dalam beberapa hari. 5. Pada pemeriksaan urin didapat urin berwarna keruh atau hematuria dengan bau yang tajam, selain itu juga adanya peningkatan sel darah putih. 1. Pyelonefritis kronik Pyelonefritis kronik terjadi akibat infeksi yang berulang-ulang. Sehingga kedua ginjal perlahan-lahan mejadi rusak. 2.4 Tanda dan Gejala 1. Adanya serangan Pyelonefritis akut yang berulang-ulang biasanya tidak mempunyai gejala yang sfesifik. 2. Adanya keletihan. 3. Sakit kepala, nafsu makan rendah dan berat badan menurun. 4. Adanya poliuria, haus yang berlebihan, azotemia, anemia, asidosis, proteinuria, pyuria, dan kepekatan urin menurun. 5. Kesehatan pasien semakin menurun, pada akhirnya pasien mengalami gagal ginjal. 6. Ketidaknormalan kalik dan adanya luka pada daerah korteks. 7. Ginjal mengecil dan kemampuan nefron menurun dikarenakan luka pada jaringan. 8. Tiba-tiba ketika ditemukan adanya hypertensi. 2.5 Evaluasi Diagnostik. Evaluasi Diagnostik. Suatu urogram intravena dan ultrasound dapat dilakukan untuk mengetahui lokasi obstruksi di traktus urinarius, menghilangkan obstruksi adalah penting untuk menyelamatkan ginjal dari kehancuran. Kultus urine dan tes sensitivitas dilakukan untuk menentukan organisme penyebab sehingga agens antimikrobial yang tepat dapat diresepkana. 1. Diagnosa pyelonefritis kronik Dulu hampir selalu dipakai bila ditemukan kelainan tubulointerstisial ini, pengertian tentang derajat VUR yang berat dapat menyebabkan pembentukan jaringan parut pada ginjal, atrofi, dan dilatasi kaliks (nefropati refluks0, yang lazim didiagnosis sebagai pyelonefritis kronik, sekarang ini sudah diterima dengan baik. Mekanisme penyebab jaringan parut diyakini merupakan gabungan dari efek : (1) VUR, (2) refluks intrarenal, dan (3) infeksi (kunin, 1997; tolkoff-Rubin, 2000; Rose, Rennke, 1994). Keparahan VUR merupakan satu-satunya faktor penentu terpenting dari kerusakan ginjal. Banyak bukti yang menyongkong pendapat bahwa keterlibatan ginjal pada nefropati refluks terjadi pada awal masa kanak-kanak sebelum usia 5 sampai 6 tahun, karena pembentukan jaringan parut yang baru jarang terjadi setelah usia ini. Penjelasan dari pengamatan ini adalah bahwa refluks intrarenal terhenti sewaktu anak menjadi lebih besar (kemungkinan besar karena perkembangan ginjal), walaupun demikian VUR dapat terus berlanjut.
  • 3. Pada orang dewasa. VUR dan nefropati refluks dapat berkaitan dengan gangguan obstruktif dan neoruligik yang menyebabkan sumbatan pada drainase urine (seperti batu ginjal atau vesika urinaria neurologik akibat diabetes atau cidera batang otak). Namun, sebagian besar orang dewasa yang memiliki jaringan parut pada ginjal akibat pyelonefritis kronik mendapat lesi-lesi ini pada awal masa kana-kanaknya. Bkti-bukti yang menyokong mekanisme refluks infeksi ini berasal dari percobaan pada hewan dan pengamatan pada manusia dengan hasil sebagai berikut : 85% sampai 100% anak-anak dan 50% orang dewasa dengan jaringan parut ginjal menderita VUR (Tolkoff-Rubin,2000) . Mekanisme penyataannya nefropati refluks yang mulai terjadi pada awal masa kanak-kanak dapat njelskan bagmenjelaskan pembentukan jaringan parut dan kerusakan ginjal pada banyak pasien, masih sulit untuk menjelaskan bagaimana perjalanan kerusakan ginjal progresif karena pada sejumlah orang orang dewasa dengan pyelonifritis tahap akhir tidak dapat refluks maupun UTI. Beberapa pasien bahkan tidak dapat mengingat sama sekali pernah mengalami UTI berulang. Teori paling populer untuk menjelaskan gagal ginjal progisif yang terjadi pada pasien dengan refluks yang sudah dikoreksi dengan urine steril adalah teori hemodinamik intrarenal atau hipotesis hiperfitrasi (Rose, Rennke, 1994). Menurut teori ini, infeksi awal penyebab kerusakan nefron mengakibatkan kompensasi peningkatan tekanan kapiler glomelurus (Pgc) dan hiperperfusi pada sisa nefron yang masih relatif normal. Tampaknya hipertensi intraglomerulus ini menimbulkan cidera pada glomerulus dan akhirnya menyebabkan sklerosis. Konsep cedera glomerulus yang diperantaikeadaan hemodinamik ini didukung oleh semakin banyaknya bukti dari percobaan menunjukan bahwa pengendalian hipertensi sistemik terutama dengan pemberian obat-obat penghambat enzim konversi angiotensi (ACE) seperti koptopril atau enalapril maleat memperlambat penurunan GFR pada banyak pasien gagal ginjal. Obat-obatan ini menurunkan Pgc dengan melawan kerja angiotensin II dan dilatasi arteriol eferen. Penurunan Pgc juga terjadi jika makanan berprotein dibatasi hanya 20 sampai 30g/hari, dilengkapi dengan asam amino dan analog ketonya. 2.6 Penatalaksanaan Pasien pyelonifritis akut beresiko terhadap bakterimia dan memerlukan terapi antimikrobisl ysng intensif. Terapi parental diberikan se;lama 24 samapi 28 jam sampai pasien afrebil. Pada waktu tersebut, agens oral dspst diberikan. Pasien dengan kondisi yang sedikit kritis akan efektif apabila ditangani hanya dengan agens oral. Untuk mrncega perkemban biakannyabakteri yang tersisa, maka pengobatan pyelonefritis akut biasanya lebi lama dari pada sistesis. Masalah yang mungkin timbul dalam penanganan adalah infeksi kronik atau kambuhan yang muncul sampai beberapa bulan atau tahun tampa gejala. Setelah program antimikrobial awal, pasien dipertahankan untuk terus diwah penanganan antimikrobial sampai bukti adanya bukti adanya infeksi tidak terjadi, seluruh faktor penyebab telah ditangani dan dikendalikan, dan fungsi ginjal stabil. Kadar keratininserum dan hitung darah pasien dipantau durasinya pada terapi jangka panjang. Penatalaksanaan agens antimokrobial pilihan di dasarkan pada identifikasi patogen melalui kultur urin. Jika bakteri tidak dapat hilang dari urin, nitrofurantion atau kombinasi sulfametoxazole dan trimetrhopim dapat digunakan untuk menekan pertumbuhan bakteri. Fungsi renal ketat, terutama jika medikasi potensial toksin bagi ginjal.