SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  116
Télécharger pour lire hors ligne
LAPORAN
ENTERPRISE RESOURCE PLANNING
“PETERNAKAN AYAM PETELUR”
Disusun untuk melengkapi tugas akhir Manajemen Proyek Perangkat Lunak
Dosen Pengampu : M. Ainul Yaqin, M.Kom
Oleh:
KELAS C
Manajemen Proyek Perangkat Lunak
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
201
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya, sehingga laporan tugas akhir Manajemen Proyek
Perangkat Lunak yang berjudul “Enterprise Resource Planning Peternakan Ayam Petelur”
dapat kami selesaikan. Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan jalan yang terang berupa ilmu pengetahuan
sebagai bekal di dunia dan akhirat.
Semua ini tidak lepas dari bantuan semua pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
kami mengucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada
Bapak Muhammad Ainul Yaqin, M.Kom selaku dosen mata kuliah Manajemen Proyek
Perangkat Lunak. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan hidayah dan Inayah-Nya
kepada beliau serta memberikan kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di akhirat.
Dengan segala kerendahan hati, kami menyadari bahwasannya masih banyak
kekurangan dan kesalahan dalam penulisan laporan ini yang dikarenakan oleh keterbatasan
kemampuan dan berbagai hal lain. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang bersifat
konstruksional sangat kami harapkan demi kesempurnaan dan sebagai tolak ukur perbaikan
di masa yang akan datang. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat, informasi, serta
memperluas khasanah pengetahuan dan wawasan bagi kami pada khususnya dan dunia
pendidikan pada umumnya.
Malang, Desember 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
1. PENDAHULUAN
1.1 Deskripsi Proyek ……………………………………………………………………………… 1
1.2 Deskripsi Organisasi Studi Kasus …………………………………………………… 2
1.3 Stakeholder …………………………………………………………………………………….. 4
BAB II
2. Proses Bisnis
2.1 Identifikasi Proses Bisnis …………………………………………………………………… 5
2.1.1 Identifikasi Proses Bisnis …………………………………………………………….. 5
2.1.2 Analisisi Proses Bisnis ………………………………………………………………….. 5
2.2 Model Proses Bisnis …………………………………………………………………………… 9
BAB III
3. Penerapan Konsep ERP
3.1 Sales and Distribution ………………………………………………………………………. 14
3.2 Production Planning ………………………………………………………………………….. 17
3.3 Material Management ……………………………………………………………………….. 30
3.4 Manufacturing ……………………………………………………………………………………. 32
3.5 Final Accounting ……………………………………………………………………………….. 42
BAB IV
4. Simulasi ERP
4.1 Sales and Distribution ………………………………………………………………………. 59
4.2 Production Planning ………………………………………………………………………….. 65
4.3 Material Management ……………………………………………………………………….. 69
4.4 Manufacturing ……………………………………………………………………………………. 74
4.5 Final Accounting ………………………………………………………………………………… 82
BAB V
5. Kesimpulan ……………………………………………………………………………………………………. 110
Daftar Pustaka ………………………………………………………………………………………………………….. 112
Lampiran-Lampiran ………………………………………………………………………………………………….. 113
BAB I
PENDAHULUAN
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Deskripsi Proyek
ERP (Enterprise Resource Planning) peternakan ayam adalah pembuatan
konsep untuk merencanakan dan mengelola sumber daya yang ada di dalam
peternakan ayam meliputi dana, manusia, mesin, suku cadang, waktu, material dan
kapasitas yang berpengaruh luas mulai dari manajemen paling atas hingga
operasional di sebuah peternakan ayam agar dapat dimanfaatkan secara optimal
untuk menghasilkan nilai tambah bagi seluruh pihak yang berkepentingan (stake
holder) atas peternakan ayam tersebut dan mengetahui seberapa banyak peternak
ayam tersebut mengalami kerugian ketika menggunakan pakan jadi.
ERP berfungsi untuk mengintegrasikan proses-proses penciptaan produk atau
jasa perusahaan, mulai dari pemesanan bahan-bahan mentah dan fasilitas produksi
sampai dengan terciptanya produk jadi yang siap ditawarkan kepada pelanggan
(Indrajit, Djokopranoto, 2002). Selain itu ERP juga membantu mengintegrasikan
data-data di dalam organisasi di dalam sebuah platform yang umum (ERP Wire,
2006).
Dalam pembuatan ERP peternakan ayam dibagi menjadi beberapa bagian sebagai
berikut, yang kemudian akan dibahas secara rinci pada bab selanjutnya:
1. Pemesanan
Gambar 1.1 Siklus Sales and Distribution pada ERP
Berikut adalah penjelasan singkat dari pemesan:
Pembeli melakukan pemesanan-penerima melakukan pengecekan stok-
pengambilan stok pesanan-pengepakan-pengiriman pesanan-pemberi tahuan
tagihan kepada pembeli-pembayaran tagihan oleh pembeli.
2. Perencanaan
Pada bagian ini akan dibahas tentang perencanaan produksi mulai dari
infrastruktur, material yang digunakan, sumber daya manusia, dan hitung
kebutuhan ternak beserta simulasinya.
3. Procurement
Gambar 1.2 siklus Procurement pada ERP
Bagian ini akan menjelaskan seperti pada gambar. Berikut penjelasan
singkatnya:
Pembuatan list permintaan-pemilahan barang produksi oleh penjual-
pemesanan barang-konfirmasi penjual-pengiriman barang dari penjual-
kwitansi barang-tagihan-pembayaran.
4. Manufaktur
Pada proses manufaktur ini akan menjelaskan tentang manufaktur pembibitan
ayam.
5. Akutansi
Bagian ini akan menjelaskan tentang perhitungan akutansi peternakan ayam,
tersebut dalam simulasi.
Pembuatan ERP peternakan ayam dalam laporan ini dilakukan dalam microsoft excel
beserta simulasi-simulasi perhitungan dari awal peternakan ayam mulai didirikan.
Dan data yang ditampilkan berupa tabel-tabel dan grafik dalam perhituangan per
bulannya. Tujuan tersebut dimaksudkan agar peternak ayam dapat mengetahui
secara jelas laporan bulanannya dan meminimalisir kerugian dengan penggunaan
pakan jadi tanpa harus menyalahi kontrak pembelian ayam petelur dengan pabrik.
Pengerjaan proyek ini dilakukan secara bertahap dimulai dari proses wawancara
kepada narasumber secara langsung, pendataan, hingga pembuatan ERP dalam
microsoft excel.
1.2 Dekripsi Organisasi Studi Kasus
Deskripsi Organisasi Studi Kasus, menjelaskan mengenai bagaimana struktur
organisasi yang ada dalam peternakan ayam peterlur dan menjelaskan menjelaskan
satu persatu bagaimana peran, fungsi, dan kegiatan masing-masing pihak peternakan
ayam peterlur yang berwenang dalam tugas masing-masing.
Sebelum mendeskripsikan masing-masing organisasi dalam peternakan ayam
petelur, perlu kiranya untuk menstrukturkan susunan organisasi yang terdapat dalam
peternakan ayam agar lebih mudah ditelaah. Susunan organisasi peternakan ayam
peterlur adalah sebagai berikut :
Gambar 1.3 Susunan Organisasi Peternakan Ayam Petelur
Berikut ini adalah deskripsi masing-masing bagian dalam peternakan ayam :
Nama Deksripsi
Pimpinan - memimpin produksi usaha
peternakan petelur
- memegang kendali atas kinerja
SDM pada perusahaan
- bertanggungjawab pada
kesuksesan bisnis
bagian pengadaan - mengontrol ketersediaan
material
- bertanggungjawab kepada
pimpinan
Bagian produksi - mengontrol pemeliharaan bibit
dan ayam petelur
- memegang kendali produksi telur
- bertanggungjawab kepada
pimpinan
Bagian administrasi - Mengatur keuangan peternakan
- Menangani segala hal mengenai
kebutuhan operasional
peternakan
- Bertanggungjawab kepada
pimpinan
Bagian Sekertaris - Mendokumentasikan aktifitas
peternakan
- Menangani surat-
menyurat peternakan
- Mengatur sirkulasi surat
peteranakan
- Bertanggungjawab
kepada pimpinan
Bagian Distribusi - Menangani distribusi telur yang
siap dijual
- Bertanggungjawab kepada
pimpinan
Pimpinan
Bagian
Pengadaan
Bagian
Produksi
Bagian
Administrasi
Bagian
Sekretasris
Bagian
Distribusi
Bagian
Pemasaran
Bagian
Akuntansi
Bagian Pengemasan - menangani pengemasan produk
yang akan didistrubusikan
- bertanggungjawab kepada
pimpinan
Bagian akuntansi - mengelola keuangan, mencatat
transaksi, membuat jurnal tiap
periode dan buku besar
- bertanggungjawab atas sirkulasi
keuangan perternakan
- bertanggungjaab kepada
pimpinan
Tabel 1.1 Deskripsi Job pada peternakan ayam
1.3 Stakeholder
 Stakeholder Positif
Pedagang sembako dan penjual kecilan
Mendapatkan harga telur yang lebih murah untuk kebutuhan
dagangnya
Pangusaha Pupuk
Dapat mengambil kotoran ayam yang di hasilkan peternakan untuk
diolah kemudian dijadikan pupuk untuk dijual
 Stakeholder negatif
Tetangga Peternakan
Udara di sekitar peternakan akan tercemar oleh bau kotoran ayam, dan
warga sekitar akan mencium bau yang tidak enak.
BAB II
ANALISIS PROSES BISNIS
BAB 2.1
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS PROSES BISNIS
Nama Proyek : Simulasi ERP Perusahaan Peternakan Ayam Petelur
Nama Manajer Proyek : Abd. Charis Fauzan
Tanggal dibuat : 24 September 2014 – 22 Desember 2014
Versi : 1.0
2.1.1 Identifikasi proses bisnis
 Sales and Distribution (Penjualan dan Penyaluran)
 Procurement (Pembelian)
 Production Planning (Rencana Produksi)
 Manufacturing Execution (Eksekusi Manufaktur)
 Final Accounting (Akuntansi Akhir)
2.1.2 Analisis proses bisnis
Menganalisis setiap proses bisnis dengan mendeskripsikan lebih detil setiap proses bisnis yang sudah teridentifikasi.
Nama proses bisnis
Siapa saja yang
terlibat
Di mana proses
bisnis terjadi
Kapan proses
bisnis terjadi
Bagaimana proses bisnis
dijalankan
Dokumen yang
terkait dengan
proses bisnis
Sales and
Distribution
Costumer, Bagian
Pemasaran, Bagian
Tempat
peternakan ayam
Masa permintaan
barang oleh
 Bagian Pemasaran
menyediakan barang
 Nota Pemesanan
 Dokumen
(Penjualan dan
Penyaluran)
Gudang petelur costumer yang akan di jual ke
costumer
 Costumer menulis jumlah
pemesanan barang
(Nota) serta Bagian
Pemasaran mencatat
identitas costumer
 Bagian Gudang
mengecek ketersediaan
dari barang yang dipesan
 Bagian Gudang
mengambil barang yang
dibutuhkan oleh
Costumer
 Bagian Gudang
mengemasi barang yang
telah di ambil
 Bagian Pemasaran
mengirim barang dengan
sebuah sopir dan
kendaraan serta
membawa dokumen
pengiriman (surat jalan)
 Costumer menerima
Dokumen Tagihan (BON)
dari Bagian Pemasaran
 Costumer melakukan
pembayaran dengan
bukti Dokumen Tagihan
yang telah diberikan
Pengiriman (Surat
Jalan)
 Dokumen Tagihan
(BON)
Procurement
(Pengadaan)
Supplier, Bagian
Pengadaan
Tempat
peternakan ayam
Saat Bagian
Pengadaan
membutuhkan
barang
 Membuat list permintaan
kebutuhan material yang
dibutuhkan
 Bagian Pengadaan
Mengkualifikasi Supplier
(mencari supplier yang
memenuhi standar)
 Bagian Pengadaan
 Nota Permintaan
Barang
 Kwitansi
Pembayaran
melakukan pemesanan
barang yang akan di beli
pada Supplier
 Supplier mengkonfirmasi
ketersediaan barang
yang dibutuhkan bagian
pengadaan
 Supplier mengirimkan
barang serta
memberikan Kwitansi
Pembayaran yang harus
di bayar oleh bagian
pengadaan
 Bagian pengadaan
melakukan pembayaran
dengan bukti Kwitansi
Pembayaran
Production Planning
(Rencana Produksi)
Bagian Pengadaan Perusahaan
Peternak Ayam
Petelur
Saat akan
melakukan proses
produksi
 Mendaftar kebutuhan
infrastruktur dan
kebutuhan material
 Melakukan perencanaan
produksi peternakan
ayam petelur meliputi :
Perencanaan
infrastruktur jangka
panjang dan jangka
pendek, perencanaan
material, perencanaan
sumber daya manusia
 Melakukan perencanaan
produksi sesuai kapasitas
jumlah ayam petelur
yang akan diternak
meliputi : Jumlah
kebutuhan infrastruktur
jangka panjang dan
jangka pendek, jumlah
 Daftar kebutuhan
infrastruktur
 Daftar kebutuhan
material
material, jumlah sumber
daya manusia
Manufacturing
Execution (Eksekusi
Manufaktur)
Bagian Produksi Perusahaan
Peternakan
Ayam Petelur
Ketika
membutuhkan hasil
produksi berupa
telur
 Memenuhi kebutuhan pra
– produksi sesuai dengan
rencana produksi
 Melaksanakan proses
pembibitan
 Mendokumentasikan
hasil produksi meliputi :
telur, ayam afkir,
kotoran
 Mempersiapkan proses
manufacturing
berikutnya
 Dokumen Hasil
Produksi
Final Accounting
(Akuntansi Akhir)
Bagian Keuangan Perusahaan
Peternakan
Ayam Petelur
Ketika ada
transaksi
 Membuat kode akun
 Membuat jurnal transaksi
tiap periode
 Membuat buku besar
yang berisikan laporan
transaksi per kode akun
 Membuat Neraca laporan
keuangan
 Membuat laporan rugi
laba
 Dokumen Jurnal
 Dokumen Buku
Besar
 Dokumen Neraca
laporan keuangan
 Dokumen laporan
rugi dan laba
BAB 2.2
MODEL PROSES BISNIS
2.2.1 Pemodelan proses bisnis
a. Sales dan Distribution (Penjualan dan Penyaluran)
Costumer Bagian Pemasaran Bagian Gudang
Melakukan
Pembayaran
Nota Pemesanan Nota Pemesanan
Mengambil barang
yang dipesan
Mengemasi barang
yang telah diambil
Pengiriman barang
Surat Jalan dan TagihanSurat Jalan dan Tagihan
Melakukan Pembayaran
b. Procurement (Pengadaan)
Bagian Pengadaan Supplier
Proses Pembayaran
Nota Permintaan
Barang
Kualifikasi
Supplier
Nota Permintaan
Barang
Mengecek
Ketersediaan Barang
Pengiriman
Barang
Kwitansi
Pembayaran
Kwitansi
Pembayaran
c. Production Planning (Rencana Produksi)
Bagian Pengadaan
Mendaftar kebutuhan
Infrastruktur dan Material
Jangka panjang dan
jangka pendek
d. Manufacturing Execution (Eksekusi Manufaktur)
Bagian Pengadaan
Mendokumentasikan
Hasil Produksi
Memenuhi kebutuhan
Pra - produksi
Melaksanakan proses
pembibitan
Mempersiapkan
manufacturing selanjutnya
e. Final Accounting (Akuntansi Akhir)
Bagian Keuangan
Membuat Jurnal
Transaksi tiap Periode
Membuat
kode akun
Membuat
Buku Besar
Membuat Laporan
Rugi dan Laba
Membuat Neraca
Laporan Keuangan
ERP Peternakan Ayam Halaman 17
BAB III
PENERAPAN KONSEP ERP
ERP Peternakan Ayam Halaman 18
BAB 3.1
Sales and Distribution
Bagian SD (Sales and Distribution) merupakan divisi penting dalam sebuah
perusahaan apapun. Ujung tombak perusahaan untuk memasarkan produk atau jasa
terletak di divisi ini. Secara umum, gugus tugas divisi sales adalah menciptakan sales
sejak kontak pertama kali dilakukan hingga sesudah sales support dan mencatatkannya
secara prosedural ke dalam sistem. Sedangkan bagian distribusi mengatur inventory di
semua warehouse dan lokasi, memastikan distribusi ke semua outlet yang ada dengan
jenis barang yang lengkap, dan melakukan tracking serta recording terhadap
pergerakannya. Memelihara hubungan baik dengan semua pihak tentu menjadi salah
satu faktor pendorong tercapainya sales/penjualan yang baik. Mengembangkan dan
melaksanakan strategi-strategi penjualan untuk mendukung pencapaian volume
penjualan dapat dicapai secara optimal jika proses bisnis dilakukan dengan data dan
informasi yang mendukung percepatan pengambilan keputusan.
Didalam proses Sales and Distribution ini terdapat beberapa tahapan, diantaranya :
 Pre-Sales Activities
 Sales Order Entry
 Check Availibility
 Pick material
 Pack Material
 Post Goods Issue
 Invoice customer
 Receipt of customer payment
Dari tahap tahap tersebut diatas memberikan data transaksi pada buku besar dan
pelaporan ( general ledger & reporting systems) untuk pencatatan dan komunikasi
yang berhubungan dan penyiapan laporan keuangan dan laporan manterial
lainnya.Proses pertama adalah.
3.1.1 Pre-Sales Activities
Proses pertama adalah meyediakan barang yang akan dijual ke pasar /
atau pelanggan. Di dalam perusahan apapun pasti akan menata betul proses ini
karena disinilah awal barang itu disediakan. Didalam proses aktivitas pra order
ini terdapat kegiatan dalam penyediaan barang yang akan dijual ke pelanggan.
Barang apa saja yang tersedia dan akan dijual ke pelanggan dan didalam table
barang yang tersedia tersebut terdapat id barang yang akan dijual, nama
barang tersebut, harga barang dan satuan barangnya, dan stok barang yang
tersedia.
3.1.2 Sales Order Entry
Adalah suatu kegiatan utama pendapatan dimana perusahaan akan
mendapatkan (pendapatan) atau revenue dari pelanggan / konsumen dari
aktivitas penjualan. Memasukkan pesanan penjualan (sales order entry) Siklus
pendapatan dimulai dari penerimaan pesanan dari para pelanggan. Departemen
bagian pesanan penjualan, melakukan proses memasukkan pesanan penjualan.
Dokumen yang dibuat dalam proses memasukkan pesanan penjualan (sales
order).Departemen bagian pemesanan mencatat data pelanggan yang telah
memesan barang tersebut dan hal yang harus dicatat diantaranya adalah data
dari customer, dari mulai nama customer,alamat lengkap customer,nomor hp
customer tersebut. Dan didalam table pemesanan yang harus
diperhatikan/dicatat adalah id pemesan,lalu apa saja yang dipesan (id
barang),pembeli (id customer), kemudian dicatat juga tanggal pemesanannya,
serta jumlah barang yang dipesan tersebut,ketersediaan barang (apakah barang
tersebut tersedia/tidak),lalu dibutuhkan juga status pengiriman yaitu untuk
mengetahui/mendata barang yang dipesan terkirim,serta nomor hp pelanggan
yang bisa dihubungi dan yang trakhir status pembayaran. Proses ini bisa
dikatakan merupakan formulir yang berfungsi untuk mencatat pesanan yang
ERP Peternakan Ayam Halaman 19
diterima dari cutomer (pelanggan), jadi dengan formulir ini dapat mencatat PO
yang diterima dari customer (pelanggan).
3.1.3 Check Availibility
Ditahap ini merupakan proses untuk memeriksa ketersediaan barang yang
dibeli oleh pelanggan. Fungsionalitas ini memeriksa apakah barang yang diminta
pelanggan dapat dipenuhi pada tanggal yang diinginkan pelanggan. Jika tidak,
fungsionalitas ini akan memberikan alternatif tanggal yang dapat dipenuhi
berdasarkan faktor-faktor tertentu dan kesepakatan yang telah dikonfigurasi
sesuai kebutuhan.
Jika barang yang dipesan oleh pelanggan tersebut belum bisa terpenuhi /
stok di gudang masih kurang maka pembeli harus menunggu konfirmasi
ketersediaan barang sampai barang yang dipesan tersebut ada/tersedia di
bagian produksi planning,dan melakukan managemen hingga proses
manufacturing sehingga dari proses manufacturing ini diperoleh produksi barang
/ produksi telur yang sesuai dengan jumlah yang dipesan oleh konsumen. Dan
jika barang yang dipesan oleh customer stoknya sudah tersedia digudang, maka
akan diproses ke proses selanjutnya yaitu pick material.
3.1.4 Pick material
Yaitu proses selanjutnya dalam memenuhi pesanan pelanggan yaitu
proses pengambilan barang dari gudang sesuai dengan jumlah barang yang
dipesan pelanggan tersebut.Jadi proses Pick material ini untuk pengambilan
barang yang terdapat di gudang sesuai jumlah yang sudah disepakati antar
kedua pihak..
3.1.5 Pack Material
Setelah barang yang dipesan diambil dari gudang, tahap selanjutnya
adalah proses pengepakan/proses pemaketan barang yang dipesan tersebut
kedalam boks telur/ pendistribusian barang dari produsen ke konsumen yang
sudah diatur dengan perjanjian yang sudah disepakati antara kedua belah
pihak.
3.1.6 Post Goods Issue
Proses setelah pengepakan barang adalah proses memenuhi pesanan
pelanggan dan melakukan pengiriman barang yang dipesan tersebut ke customer
(pelanggan), dan untuk mempermudah dan agar tidak terjadi kesalahan dalam
proses ini diberi table pengiriman yang berisi id pemesanan, jumlah barang yang
dipesan, tanggal berapa barang tersebut dikirim dan berapa unit,selain berapa
banyaknya unit tersebut, diperhitungakan juga jenis unit yang digunakan untuk
mengirim barang/ jenis kendaraan dan nama sopir yang melakukan pengiriman
ke customer tersebut serta dilengkapi dengan dokumen pengiriman (Surat Jalan).
3.1.7 Invoice customer dan Receipt of customer payment
Proses ini merupakan proses penyerahan barang ke customer
(pelanggan) harus sesuai dengan barang yang dipesan serta jumlah barang yang
dipesan oleh pelanggan tersebut,lalu Proses yang selanjutnya kita sebut invoice
adalah dokumen yang digunakan sebagai pernyataan tagihan yang harus dibayar
oleh customer. Dalam bentuk sederhana dikenal dengan nama BON.
Pada transaksi yang nominalnya relatif kecil, invoice digunakan langsung sebagai
dokumen tagihan sedangkan pada perusahaan yang nominal
transaksinya besar, biasanya dilengkapi dengan surat tagihan atau kwitansi. Di
dalam proses ini yang diperhatikan adalah id barang dan total harga yang harus
dibayar oleh customer. Dan di dalam transaksi yang harus diperhatikan adalah id
transaksi tersebut,lalu id orang yang memesan,tanggal transaksi,jenis transaksi
yang dilakukan yaitu melalui tunai/transfer, dan juga status pembayaran. Setelah
penyesuaian tagihan beres, konsumen akan membayar pada perusahaan. Bagian
keuangan perusahaan yang akan mengelola pembayaran ini.
ERP Peternakan Ayam Halaman 20
BAB 3.2
Production Planning
Usaha peternakan ayam petelur saat ini berkembang sangat pesat, baik dari segi skala
usaha maupun dari jumlah peternakan yang ada. Beberapa alasan peternak untuk terus
menjalankan usaha peternakan ayam petelur dikarenakan jumlah permintaan telur ayam
yang terus meningkat, perputaran modal yang cepat, akses mendapatkan input produksi
yang mudah dengan skala kecil maupun besar merupakan daya tarik tersendiri bagi para
pelaku usaha untuk menekuni usaha peternakan ayam petelur ini.
Untuk Pengusaha Peternakan, dapat menerima bimbingan dan pengawasan dari
pemerintah. Hal tersebut dapat ditegaskan dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No. 16 Tahun 1977 tentang usaha peternakan. Peraturan pemerintah ini
menjelaskan bahwa Menteri bertanggung jawab dalam bidang peternakan atau pejabat
yang ditunjuk olehnya berkewajiban melakukan bimbingan dan pengawasan atas
pelaksanaan perusahaa- perusahaan peternakan.
Agribisnis khususnya peternakan dapat dilihat dari tiga sub system agribisnis
peternakan yaitu hulu, hilir dan penunjang. Sub sistem agribisnis hulu meliputi seluruh
proses produksi sapronak (sarana produksi ternak) seperti DOC, pakan, obat-obatan serta
peralatan-peralatan peternakan. Sub sitem budidaya ternak berkaitan dengan proses
produksi ternak dengan menggunakan input yang dihasilkan oleh sub sistem hulu untuk
menghasilkan output yang siap diolah dan dipasarkan. Sub sistem hilir meliputi kegiatan
pengolahan produk yang dihasilkan oleh sub sistem budidaya ternak menjadi produk
olahan dan produk akhir. Sedangkan sub sistem penunjang adalah sub sistem yang
menunjang keberhasilan ketiga sub system di atas. Sub sistem penunjang ini dapat berupa
lembaga keuangan bank maupun non bank, lembaga penelitian dan pengembangan,
lembaga pendidikan dan pelatihan, transportasi, komunikasi, dan kebijakan-kebijakan
pemerintah.
Setiap peternakan hendaknya perlu dibuat Standard Operasional Procedure (SOP) biosekuriti
yang baku. Aspek penting yang perlu diperhatikan adalah :
1. Lokasi peternakan
Jarak antar lokasi peternakan merupakan tolok ukur yang digunakan sebagai
parameter. Dengan jarak yang cukup akan dapat mencegah penularan enyakit
dari udara, pengawasan pakan lebih ketat, pengangkutan telur dan lalulintas
karyawan dapat diawasi.
2. Perkandangan
Fokus yang dilakukan adalah pembersihan, desinfeksi dan istirahat kandang
sehingga tidak ada agen infeksius yang tersisa.
3. Peralatan
Sebaiknya tidak menggunakan peralatan yang sama untuk unit peternakan yang
beda, investasi terhadap peternakan perlu dilakukan. Pembersihan peralatan
dengan desnfeksi sebaiknya rutin dilakukan.
4. Air
Penggunaan air tanah dalam sangat dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan
aktivitas peternakan. Air yang tidak mengandung koliform danjumlah bakteri
yang rendah serta tidak mengandung logam berat sangat diperlukan sebagai
salah satu aspek yang mempengaruhi kesehatan ayam.
5. Litter
Penggunaan serutan kayu merupakan piihan terbaik selain karena daya serap
tinggi juga untuk mengurangi pencemaran salmonella. Selain serutan kayu,
bahan lain yang sering digunakan adalah jerami dan sekam. Litter yang dipakai
sebaiknya telah diberi desinfektan untuk mengurangi infeksi bakterial dan
mengurangi infeksi parasit seperti koksidia.
6. Penetasan dan bibit
Status kesehatan ayam induk mempengaruhi kinerja penetasan maka akan
lebih baik seluruh sumber telur berasal dari ayam induk sendiri yang status
kesehatannya diketahui. Sebaiknya tidak ada infeksi salmonella pada DOC atau
lingkngan penetasan dan rendahnya pencemaran jamur dan angka kematian
rendah pada 7 hari pertama pemeliharaan.
ERP Peternakan Ayam Halaman 21
7. Karyawan Peternakan
Lalu lintas karyawan merupakan sumber potensial pembawa agen infeksius ke
dalam area peternakan. Staf karyawan yang rutin kontak dengan ayam
dipeternakan tidak diperkenankan memiliki ayam peliharaan di rumah selain itu,
protokoler kunjngan ke areal peternakan harus selalu dimonitor untuk
menghindari penularan horizontal.
3.2.1 Perencanaan Produksi
Sub sistem input dan sarana produksi merupakan sub sistem pertama dari
sistem agribisnis, sub sistem ini sangat penting terhadap kelangsungan sub sistem
produksi dan pengolahan. Dalam usaha ternak ayam petelur input dan saran yang harus
diperhatikan adalah pakan, kandang, peralatan dan perlengkapannya. Pakan yang
diperlukan untuk budidaya ayam petelur adalah ransum, konsentrat dan pellet.
Peralatan yang digunakan untuk budidaya ayam petelur adalah kandang yang
terdiri atas tempat pakan, tempat minum, tempat air, tempat ransum, tempat
obatobatan dan sistem alat penerangan, Litter atau alas lantai setinggi 10 cm, bahan
litter dari kulit padi atau sekam dengan sedikit kapur. Dalam pelaksanaan kegiatan-
kegiatan pengorganisasian, maka dilakukan tiga langkah perencanaan berikut:
3.2.1.1 Perencanaan Infrastruktur
Perencanaan infrastruktur dibagi menjadi 2, yaitu:
3.2.1.1.1 Perencanaan Kebutuhan Infrastruktur Jangka Panjang
No
Kebutuhan Infrastruktur
Jangka Panjang Fungsi
1 Lahan Kandang Petelur
Sebagai tempat berdirinya
kandang ayam petelur
2 Kandang Petelur
Sebagai tempat ayam
berproduksi
3 Lahan Kandang Bibit
Sebagai tempat berdirinya
kandang bibit
4 kandang bibit
Sebagai tempat memelihara
bibit ayam
5 Lampu gas untuk menerangi bibit ayam
6 Terpal
menutupi area samping kandang
bibit
7 Litter Jerami Sebagai alas kandang bibit
8 Pipa Paralon mengatur akses ketersediaan air
9 Tangki Semprot kandang
menampung vaksin dan air
sebagai pembersih kandang
10 Ember menampung makanan
11 Sekrup membersihkan kotoran
12 Gerobak Kotoran
memindahkan kotoran yang
sudah dibersihkan
13 Timbangan Gantung menimbang takaran pakan
14 Timbangan Duduk menimbang telur
15 Mobil Pickup
mengangkut hasil produksi /
ayam afkir untuk didistribusikan
16 Kotak Ayam
menampung ayam afkir untuk
didistribusikan
17 Radio Tape Recorder
mencegah ayam stress dan
galau
18
Lahan Gudang Hasil
Produksi
Sebagai tempat berdirinya
gudang hasil produksi
19
Lahan Gudang
Infrastruktur
Sebagai tempat berdirinya
gudang infrastruktur
20 Lahan Gudang Material
Sebagai tempat berdirinya
gudang material
ERP Peternakan Ayam Halaman 22
21 Gudang Hasil Produksi
menyimpan hasil produksi
peternakan
22 Gudang Infrastruktur
menyimpan peralatan
infrastruktur
23 Gudang Material menyimpan kebutuhan material
24 Tempat minum bibit
menampung air minum untuk
bibit ayam
25 Tempat pakan bibit
menampung pakan untuk bibit
ayam
26 Sumur Sumber kebutuhan air
27 Sanyo Penyedot air dari sumur
28 Selang air
mengalirkan air dari sumur
untuk dialirkan sesuai
kebutuhan
29 Kotak Telur
Sebagai tempat penampung
telur
Tabel 3.2.1 Infrastruktur Jangka Panjang
Kebutuhan infrastruktur jangka panjang merupakan
kebutuhan yang permanen, lebih tepanya adalah kebutuhan yang
fungsinya, penggunaan dan pengadaannya berjangka panjang.
Sedikit penjabaran kebutuhannya:
 Kandang
Iklim kandang yang cocok untuk beternak ayam
petelur meliputi persyaratan 22nergy22ture berkisar antara 32,2–
35 °C, kelembaban berkisar antara 60–70%, penerangan dan
pemanasan kandang sesuai dengan aturan yang ada, tata letak
kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan
arah mata angin kencang serta sirkulasi udara yang baik. Jangan
membuat kandang dengan permukaan lahan yang berbukit karena
menghalangi sirkulasi udara dan membahayakan aliran air permukaan
bila turun hujan, sebaiknya kandang dibangun dengan sistem terbuka
agar hembusan angin cukup memberikan kesegaran di dalam
kandang. Untuk kontruksi kandang tidak harus dengan bahan yang
mahal, yang penting kuat, bersih dan tahan lama. Kandang dengan
lantai kolong berlubang yang didalamnya terdapat kandang batterai,
lantai untuk sistem ini terdiri dari 22nergy atau kayu kaso
dengan lubang-lubang diantaranya yang nantinya untuk
membuang feses ayam yang langsung ke tempat
penampungan. Kandang untuk periode laying mengunakan kandang
batterai. Keunggulan kandang batterai diantaranya sintem ventilasi
yang sangat baik karena udara leluasa masuk kedalam setiap
sangkar, kemungkinan terjadinya sifat kanibalisme atau saling
mematuk pada ayam dapat dicegah, pencatatan dan pengontrolan
terhadap produksi dan pakan yang habis mudah dilakukan tidak
mudah kehilangan 22nergy.
Selanjutnya perlengkapan kandang hendaknya disediakan
selengkap mungkin seperti tempat pakan, tempat minum, tempat air,
tempat ransum, tempat obat-obatan dan sistem alat penerangan.
Bentuk-bentuk kandang berdasarkan sistemnya dibagi menjadi
dua:
1. Sistem kandang koloni, satu kandang untuk banyak ayam yang
terdiri dari ribuan ekor ayam petelur.
2. Sistem kandang individual, kandang ini lebih dikenal dengan
sebutan cage.
Ciri dari kandang ini adalah pengaruh individu di dalam kandang
tersebut menjadi dominan karena satu kotak kandang untuk satu
ekor ayam. Kandang sistem ini banyak digunakan dalam
peternakan ayam petelur komersial.
ERP Peternakan Ayam Halaman 23
Jenis kandang berdasarkan lantainya dibagi menjadi tiga
macam yaitu:
1. kandang dengan lantai liter, kandang ini dibuat dengan lantai
yang dilapisi kulit padi, pesak/sekam padi dan kandang ini
umumnya diterapkan pada kandang sistem koloni.
2. kandang dengan lantai kolong berlubang, lantai untuk sistem
ini terdiri dari bantu atau kayu kaso dengan lubang-lubang
diantaranya, yang nantinya untuk membuang tinja ayam dan
langsung ke tempat penampungan.
3. kandang dengan lantai campuran liter dengan kolong
berlubang, dengan perbandingan 40% luas lantai kandang
untuk alas liter dan 60% luas lantai dengan kolong berlubang
(terdiri dari 30% di kanan dan 30% di kiri)
 Peralatan
o Litter
Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak
ada atap yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau
angin kencang. Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai
campuran dari kulit padi/sekam dengan sedikit kapur dan pasir
secukupnya, atau hasi serutan kayu dengan panjang antara 3–5 cm
untuk pengganti kulit padi/sekam.
o Tempat bertelur
Penyediaan tempat bertelur agar mudah mengambil telur
dan kulit telur tidak kotor, dapat dibuatkan kotak ukuran 30 x 35
x 45 cm yang cukup untuk 4–5 ekor ayam. Kotak diletakkan
dididing kandang dengan lebih tinggi dari tempat bertengger,
penempatannya agar mudah pengambilan telur dari luar sehingga
telur tidak pecah dan terinjak-injak serta dimakan. Dasar tempat
bertelur dibuat miring dari kawat hingga telur langsung ke luar
sarang setelah bertelur dan dibuat lubah yang lebih besar dari
besar telur pada dasar sarang.
o Tempat bertengger
Tempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur, dibuat
dekat dinding dan diusahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah
dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup agar terhindar dari angin
dan letaknya lebih rendah dari tempat bertelur.
o Tempat pakan dan tempat minum
Tempat pakan dan tempat minum yang digunakan pada
peternakan ayam petelur terbuat dari pipa paralon, penggunaan
pipa paralon dimaksud agar tempat pakan tahan lama, tidak bocor
dan tidak berkarat.
3.2.1.1.2 Perencanaan Kebutuhan Infrastruktur Jangka Pendek
Kebutuhan infrastruktur jangka pendek merupakan
kebutuhan yang sering diulang pengadaannya sesuai kebutuhannya.
No
Kebutuhan
Infrastruktur
Berjangka Fungsi Jangka Waktu Ideal
1 Suntik Vaksin IB
Alat menyuntikkan
vaksin pada ayam 1 Bulan 588 Ayam
2 Egg Tray Pengemasan Telur per hari 250 telur
3 Karung Kotoran
menampung
kotoran ayam 1 bulan
1 kandang
petelur
Tabel 3.2.2 Infrastruktur Jangka Pendek
ERP Peternakan Ayam Halaman 24
3.2.1.2 Perencanaan Material
Kebutuhan material merupakan perencanaan kebutuhan untuk
produksi, berikut tabel kebutuhannya:
No. Kebutuhan Material Jangka Waktu
1 Air Harian
2 Pakan Jadi Harian
3 Vaksin IB Bulanan
4 Bibit Ayam 4 Bulan
5 Vaksin Kekebalan Bulanan
Tabel 3.2.3 Perencanaan Material
Sedikit penjabaran kebutuhan material, sebagai berikut:
- Penyiapan Bibit
Ada beberapa pedoman teknis untuk memilih bibit/DOC (Day Old Chicken)
/ayam umur sehari:
 Anak ayam (DOC ) berasal dari induk yang sehat.
 Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya .
 Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya
 Anak ayam mempunyak nafsu makan yang baik.
 Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram.
 Tidak ada letakan tinja diduburnya.
Penyiapan bibit ayam petelur yang berkreteria baik dalam hal ini
tergantung sebagai berikut:
 Konversi Ransum.
Konversi ransum merupakan perabandingan antara ransum yang
dihabiskan ayam dalam menghasilkan sejumlah telur. Keadaan ini sering
disebut dengan ransum per kilogram telur. Ayam yang baik akan makan
sejumlah ransum dan menghasilkan telur yang lebih banyak/lebih besar
daripada sejumlah ransum yang dimakannya. Bila ayam itu makan terlalu
banyak dan bertelur sedikit maka hal ini merupakan cermin buruk bagi
ayam itu. Bila bibit ayam mempunyai konversi yang kecil maka bibit itu
dapat dipilih, nilai konversi ini dikemukakan berikut ini pada berbagai
bibit ayam dan juga dapat diketahui dari lembaran daging yang sering
dibagikan pembibit kepada peternak dalam setiap promosi penjualan bibit
ayamnya.
 Produksi Telur.
Produksi telur sudah tentu menjadi perhatian. Dipilih bibit yang dapat
memproduksi telur banyak. Tetapi konversi ransum tetap utama sebab
ayam yang produksi telurnya tinggi tetapi makannya banyak juga tidak
menguntungkan.
Pengadaan bibit dapat dilakukan melalui beberapa alternative sebagai
berikut :
1. Memelihara induk ayam
Melalui cara ini, induk dipelihara untuk memproduksi telur tetas.
Masalahnya, dibutuhkan lahan dan biaya awal yang cukup besar. Pada
tahap awal dieperlukan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan
ayam dedara. Selain itu, diperlukan penguasaan cara memelihara induk
ayam dan penetasan telurnya. Keuntunggannya, bisa diketahui mengenai
proses pembudidayaan ayam kampung secara keseluruhan dan tidak
tergantung pada kelangkaan ayam dedara di pasar.
2. Membeli telur tetas
Cara ini membutuhkan waktu yang terlalu lama. Namun, masalahnya
adalah, apakah ada peternak yang memproduksi telur tetas? Selain itu,
jika kebetulan ada, apakah harganya relative murah dan mudah
ERP Peternakan Ayam Halaman 25
menguasai cara penetesan dan pembesarannya? Karena tanpa
pengetahuan tersebut, upaya ini mengandung resiko yang cukup besar.
3. Membeli DOC (day old chick)
Cara ini masih jarang di lakukan karena belum banyak pengusaha yang
khusus memproduksi atau menjual DOC ayam kampung petelur. Berbeda
dengan ayam ras yang banyak dijual dalam bentuk DOC. Namun,
sekarang banyak pengusaha yang tertarik, apalagi tingkat
permintaannya terus meningkat.
4. Membeli bibit ayam dedara
Bibit ayam dedara bisa diperoleh dari pasar atau dari peternak ayam
kampung yang khusus memproduksi bibit. Membeli dedara di pasar
selain terbentur masalah ketersediaan modal, juga ketersediaan ayam
dipasaran, sebab tidak selalu tersedia ayam dedara yang siap bertelur
selain itu, ayam yang dibeli dari pasar perlu proses adaptasi didalam
kandang baterai selama satu bulan.
- Vaksinasi, obat dan vitamin
Vaksinasi merupakan salah satu cara pengendalian penyakit virus yang
menulardengan cara menciptakan kekebalan tubuh. Pemberiannya secara
teratur sangat penting untuk mencegah penyakit. Vaksin dibagi menjadi 2
macam yaitu: Vaksin aktif adalah vaksin mengandung virus hidup.
Kekebalan yang ditimbulkan lebih lama daripada dengan vaksin inaktif/pasif.
Vaksin inaktif, adalah vaksin yang mengandung virus yang telah
dilemahkan/dimatikan tanpa merubah struktur antigenic, hingga mampu
membentuk zat kebal. Kekebalan yang ditimbulkan lebih pendek,
keuntungannya disuntikan pada ayam yang diduga sakit. Macam-macam
vaksin:
 Vaksin NCD vrus Lasota buatan Drh Kuryna
 Vaksin NCD virus Komarov buatan Drh Kuryna (vaksin inaktif)
 Vaksin NCD HB-1/Pestos.
 Vaksin Cacar/pox, virus Diftose.
 Vaksin anti RCD Vaksin Lyomarex untuk Marek.
Persyaratan dalam vaksinasi adalah:
 Ayam yang divaksinasi harus sehat
 Dosis dan kemasan vaksin harus tepat.
 Sterilisasi alat-alat.
3.2.1.3 Perencanaan Sumber Daya Manusia
Perencanaan sumber daya manusia ini meliputi orang-orang yang
berperan dalam peternakan, berikut tabel SDM:
Jenis Jabatan Fungsi
pimpinan
memimpin produksi usaha peternakan
petelur
bagian pengadaan mengontrol ketersediaan material
Bagian produksi
mengontrol pemeliharaan bibit dan ayam
petelur
Bagian administrasi Mengatur keuangan peternakan
Bagian Sekertaris Mendokumentasikan aktifitas peternakan
Bagian Distribusi Mendistribusikan telur yang siap dijual
Bagian Pengemasan Bagian pengemasan
Tabel 3.2.4 Perencanaan Sumber Daya Manusia
ERP Peternakan Ayam Halaman 26
3.2.2 Perencanaan Kapasitas
3.2.2.1 Perencanaan Infrastruktur
3.2.2.1.1 Perencanaan Infrastruktur Jangka Panjang
Dalam perencanaan infrastruktur jangka panjang ada 29
macam kebutuhan infrastruktur yaitu:
 Lahan kandang petelur : berfungsi sebagai tempat berdirinya
kandang ayam petelur, yang mempunyai kurang lebih 330 meter
persegi sehingga menghasikan jumlah 588 ayam petelur. Total harga
lahan kandang tersebut berkisar Rp 66.000.000,00
 Kandang petelur : sebagai tempat ayam berproduksi, yang
mempunyai kurang lebih 196 meter persegi , 1 meter2 untuk 3 ayam
sehingga total harga menjadi Rp 9.800.000
 Lahan kandang Bibit : sebagai tempat berdirinya kandang bibit,
sehingga menghasilkan volume 16 m2. Untuk 1 kandang bibit
mempunyai total harga Rp 3.200.000
 Kandang bibit : sebagai tempat memelihara bibit ayam, sehingga
mempunyai volume sebesar 12 m2 , untuk 588 bibit ayam
menjadikan total harga berkisar Rp 6.000.000
 Lampu gas : berfungsi sebagai penerangan bibit ayam , harga 1
lampu gas adalah Rp 50.000
 Terpal : untuk menutupi area samping kandang bibit, harga 1 selimut
kandang tersebut Rp 250.000
 Litter jerami : sebagai alas kandang bibit, hrga satuan 5000 sehingga
untuk 588 ayam maka total harga menjadi 30.000
 Pipa paralon : untuk mengatur akses ketersediaan air, total harga
berdasarkan panjang untuk akses sampai ke ayam yaitu Rp
1.960.000
 Tangki semprot kandang : untuk menampung vaksin dn air sebagai
pembersih kandang, untuk volume yaitu hanya 1 tangki semprot
kandang dan menghasilkan harga total sebesar Rp 250.000
 Ember : untuk menampung makanan, hal ini dibutuhkan 10 ember
untuk semua ketersediaan ayam. Dan menghasilkan harga total Rp
200.000
 Sekrup : untuk membersihkan kotoran, hal ini dibutuhkan 2 sekrup
sehingga menghasilkan harga total bernilai Rp 100.000
 Gerobak kotoran : sebagai alat untuk memindahkan kotoran yang
telah dibersihkan , sehingga menghasilkan harga total yang bernilai
Rp 250.000
 Timbangan gantung : sebagai alat penimbang telur , hanya
membutuhkan satu buah timbangan per kandang nya dan harga
timbangan tersebut adalah Rp 100.000
 Mobil pick up : untuk mengangkut hasil produksi, ataupun juga ayam
yang sudah afkir untuk pendistribusian, membutuhkan 1 mobil
perkandang yang mempunyai harga Rp 50.000.000
 Kotak ayam : untuk menampung ayam afkir untuk didistribusikan,
membutuhkan 1 untuk 100 ayam sehingga total harga yaitu Rp
250.000
 Radio tape recorder : untuk mencegah ayam menjadi stress.
Membutuhkan 1 radio dalam 1 area kandang dan harga 1 tape
recorder berkisar Rp 50.000
 Lahan gudang hasil produksi : sebagai tempat berdirinya gudang
hasil produksi dan membutuhkan 32 m2 dan mempunyai harga total
lahan sebesar 6.400.000 rupiah
 Lahan gudang infrastruktur : sebagai tempat berdirinya gudang
penyimpanan peralatan infrastruktur, dibutuhkan 50 m2 untuk
membangunnya sehingga harga total lahan nya yaitu `10.000.000
rupiah
ERP Peternakan Ayam Halaman 27
 Lahan gudang material : sebagai tempat berdirinya gudang material,
dibutuhkan 20 m2 untuk membangunnya sehingga harga total lahan
tersebut berkisar 4.000.000 rupiah
 Gudang hasil produksi : sebagai tempat untuk menyimpan hasil
produksi peternakan telur. Untuk membangunnya dibutuhkan harga
total yakni 5.600.000 rupiah
 Gudang infrastruktur : sebagai tempat untuk penyimpanan peralatan
infrastruktur, untuk membangannya dibutuhkan harga total sebesar
9.000.0000 rupiah
 Gudang material : sebagai tempat untuk penyimpanan kebutuha
material , untuk membangunnya dibutukan harga total sebesar
3.200.000 rupiah
 Tempat minum bibit : sebagai tempat untuk menampung air minum
bibit ayam, ukuran lahan 3 m2 dan dipeoleh jumlah gharga total
pembangunan tempat yakni, 75.000 rupiah.
 Tempat pakan bibit. : tempat penampungan pakan untuk bibit ayam,
sama ukurannya dengan tempat minum yakni 3 m2, sehinggah
diperoleh harga total pembangungan 75.000 rupiah pula.
 Sumur : sebagai sumber kebutuhan air, total pembangungan
1.000.000 rupiah
 Sanyo : untuk penyedot air sumur dengan harga 500.000 rupiah
 Selang air : mengalirkan air dari sumur untuk dialirkan sesuai
kebutuhan dengan harga total 750.000 rupiah
 Kotak telur : untuk tempat penampungan telur, yang mempunyai
lahan 10 m2 sehingga diperoleh harga pembuatannya yaitu 250.000
rupiah
Sehingga diperoleh harga keseluruhan dari kebutuhan peraencanaan
infrastruktur jangka panjang sebesar : Rp 181.890.000,00
Berikut adalah hasil tabel yang kita buat berdasarkan fungsinya :
ERP Peternakan Ayam Halaman 28
NO.
Kebutuhan infrastruktur jangka
panjang
Fungsi Volume Ideal
Asumsi Harga
Satuan
Harga Satuan
1 Lahan Kandang Petelur Sebagai Tempat berdirinya kandang ayam petelur 330 588 ayam petelur 200.000 66.000.000
2 Kandang Petelur Sebagai tempat ayam berproduksi 196 1m2
untuk 3 ayam 50.000 9.800.000
3 Lahan Kandang Bibit Sebagai tempat berdirinya kandang bibit 16 1 kandang bibit 200.000 3.200.000
4 Kandang Bibit Sebagai tempat memelihara bibit ayam 12 588 bibit ayam 50.000 600.000
5 Lampu Gas Untuk menerangi bibit ayam 1 588 bibit ayam 50.000 50.000
6 Terpal Menutupi area samping kandang bibit 1 Selimut kandang 250.000 250.000
7 Litter Jerami Sebagai alas kandang bibit 12 588 bibit ayam 2.500 30.000
8 Pipa Paralon Mengatur akses ketersediaan air 196 588 ayam petelur 10.000 1.960.000
9 Tangki Semprot Kandang
Menampung vaksin dan air sebagai pembersih
kandang
1 250.000 250.000
10 Ember Menampung makanan 10 20.000 200.000
11 Sekrup Membersihkan kotoran 2 50.000 100.000
12 Gerobak Kotoran Memindahkan kotoran yang telah dibersihkan 1 100.000 100.000
13 Timbangan Gantung Menimbang takaran pakan 1 100.000 100.000
14 Timbangan Duduk Menimbang telur 1 100.000 100.000
15 Mobil Pick Up
Mengangkut hasil produksi/ayam afkir untuk
didistribusikan
1 50.000.000 50.000.000
16 Kotak Ayam Menampung ayam afkir untuk didistribusikan 1 100 ayam 250.000 250.000
17 Radio Tape Recorder Mencegah ayam stress dan galau 1 1 area kandang 50.000 50.000
18 Lahan Gudang Hasil Produksi Sebagai tempat berdirinya gudang hasil produksi 32 200.000 6.400.000
19 Lahan Gudang Infrastruktur Sebagai tempat berdirinya gudang infrastruktur 50 200.000 10.000.000
20 Lahan Gudang Material Sebagai tempat berdirinya gudang material 20 200.000 4.000.000
21 Gudang Hasil Produksi Menyimpan hasil produksi 28 200.000 5.600.000
22 Gudang Infrastruktur Menyimpan peralatan infrastruktur 45 200.000 9.000.000
23 Gudang Material Menyimpan kebutuhan material 16 200.000 3.200.000
24 Tempat Minum Bibit Menampung air minum untuk bibit ayam 3 25.000 75.000
25 Tempat Pakan Bibit Menampung pakan untuk bibit ayam 3 25.000 75.000
26 Sumur Sumber kebutuhan air 1 10.000.000 10.000.000
27 Sanyo Penyedot air dari sumur 1 500.000 500.000
28 Selang Air
Mengalirkan air dari sumur untuk dialirkan sesuai
kebutuhan
50 15.000 750.000
29 Kotak Telur Sebagai tempat penampung telur 10 25.000 250.000
Total 181.890.000
Tabel 3.2.5 Perhitungan Perkiraan Infrastruktur Jangka Panjang
ERP Peternakan Ayam Halaman 29
3.2.2.1.2 Perencanaan Infrastruktur Jangka Pendek
Kemudian kebutuhan infrastruktur yang kedua yaitu
infrastruktur jangka pendek, ada sedikitnya 3 kebutuhan
yang harus dibangun untuk infrastruktur jangka pendek ini,
yakni :
 Suntik vaksin : yaitu berfungsi sebagai alat untuk
penyuntikkan vaksin kepada ayam. Dalam hal ini
dibutuhkan 10 suntik, yang juga hanya 1 bulan sekali
dalam penggunaannya untuk 588 ayam. Asumsi harga
satuan suntik vaksin tersebut adalah 2.500 rupiah,
sehingga harga total keseluruhan suntik tersebut adalah
25.000 rupiah
 Yang kedua yaitu Egg tray : alat untuk pengemasan telur,
dalam hal ini untuk packing nya. Membutuhkan 10 perhari
untuk 250 telur dan juga diasumsi kan harga satuan egg
tray ini adalah 5000 sehingga total harga menjdai 50.000
rupiah perharinya
 Yang terakhir yaitu karung kotoran : yaitu berfungsi untuk
menampung kotoran yang telah dibersihkan dari kandang
ayam. Membutuhkan 3 karung dalam sebulan, dan
diasumsikan harga satuan karung yaitu sekitar 2500
rupiah sehingga dalam sebulan membutuhkan harga total
untuk karung tersebut sebesar 7.500 rupiah.
Sehingga total harga yang didapat dalam kebutuhan
ini yakni 82.500 rupiah.
Untuk tabel yang kita buat untuk perencanaan
Infrastruktru jangka pendek ini sebagai berikut :
No
Kebutuhan
Infrastruktur
Berjangka Fungsi Volume
Jangka
Waktu Ideal
Asumsi
Harga
Satuan
Total
Harga
1 Suntik Vaksin IB
Alat
menyuntikkan
vaksin pada
ayam 10 1 Bulan 588 Ayam 2500 25000
2 Egg Tray
Pengemasan
Telur 10
per
hari 250 telur 5000 50000
3 Karung Kotoran
menampung
kotoran ayam 3 1 bulan
1
kandang
petelur 2500 7500
Tabel 3.2.6 Perhitungan Infrastruktur Jangka Pendek
3.2.2.2 Perencanaan Material
 Bibit
Bibit yang digunakan pada peternakan ayam petelur
dibeli pada pabrik yang menyiapkan bibitnya. Diasumsikan
membeli bibit DOC ayam petelur jenis Hyline yang harganya
sekitar Rp 8.500,00/ekor. Pembelian bibit ini, memiliki
keunggulan maupun kekurangan. Keunggulannya adalah bibit
DOC jenis Hyline memiliki daya tahan tubuh yang kuat.
Kekurangannya adalah mahalnya biaya akomodasi dalam
pengiriman bibit yang dikarenakan jauhnya jarak antara
Magelang dengan Banyumas, selain itu memungkinkan adanya
DOC yang mati akibat perjalanan yang jauh tersebut.
Untuk ayam sendiri, membutuhkan ketersediaan jumlah ayam
sebesar 8571 ayam, dan pada jumlah tersebut secara keseluruhan
membutuhkan kebutuhan material berupa air yang dibutuhkan oleh
ERP Peternakan Ayam Halaman 30
ayam itu sendiri setiap harinya, kemudian pakan jadi yang dikonsumsi
setiap harinya yang hasil satuan nya yakni diasumsikan dengan harga
Rp 5000 per gram, diperoleh sebesar 342,84 kg untuk ayam yang
berumur 40 bulan dan 171,42 kg untuk ayam yang berumur 20 bulan,
sehingga harga total yang diperoleh untuk menghasilkan pakan untuk
ayam yang berumur 40 bulan yakni Rp 1.714.200,00 sedangkan untuk
yang berumur 20 bulan Rp 857.100,00. Untuk kebutuhan material
Vaksin IB itu membutuhkan konsumsi dalam jangka waktu per bulan
dengan asumsi harga satuan yaitu 10000, sehingga didapat Rp
28.570,00 perharinya. Kemudian untuk kebutuhan material bibit ayam
yang diperlukan dalam jangka waktu setiap 4 bulan sekali untuk proses
pembelian bibit nya sehingga diperoleh Rp 71.425,00 perharinya
dengan asumsi harga satuan yaitu 1000. Material yang terakhir yaitu
vaksin kekebalan yang dikonsumsi setiap bulannya , asumsi harga
satuan nya Rp 10.000,00 sehingga jika dikalikan dengan jumlah ayam
yang tersedia kemudian diagi dengan 30 untuk asumsi jumlah hari
dalam satu bulan maka didapat Rp 28.570,00 per harinya.
Sehingga total keseluruhan harga dari perencanaan jumlah
kebutuhan material yang didapat yaitu berjumlah Rp 985.665,00.
 Vaksinasi, obat dan vitamin
Pemberian vaksin dilakukan seminggu pertama setelah
DOC masuk kandang (air minum, tetes mata dan suntikan).
Pemberian vitamin dilakukan tiga hari pertama setelah DOC
divaksin dan pemberian obat dilakukan hanya pada saat terserang
penyakit.
3.2.2.3 Perencanaan Sumber Daya Manusia
Dalam pembahasan perencanaan SDA ini, kita sudah mempunyai 2 jenis tabel
:
1. Untuk tabel yang pertama yaitu tabel identitas :
Tabel Identitas
id_karyawan nama_karyawan tempat_lahir tanggal_lahir alamat jabatan telepon
KAR_01 Subadar Malang 12/12/1932
Jl. Jalanan,
Kota Malang JAB_06
8976556776
5
KAR_02 Supali Malang 12/12/1933
Jl. Jalanan,
Kota Malang JAB_06
8976556776
5
KAR_03 Supeno Malang 12/12/1934
Jl. Jalanan,
Kota Malang JAB_07
8976556776
5
Tabel 3.2.7 Identitas Sumber Daya Manusia
Pada tabel identitas, berisi profil setiap karyawan, sehingga dalam
memanajemen profil maka akan berhuungan dengan tabel identitas ini.
Profil-profil tersebut yaitu : id_karyawan : id karyawan berfungsi sebagai id
tetap yang tidak akan sama dengan id yang dimiliki oleh karyawan lain
atau yang disebut sebagai primery key pada database table, nama kolom
yang kedua yaitu nama_karyawan : yaitu berisi nama masing-masing
karyawan yang sesuai dengan Kartu Tanda Penduduk, kolom yang ketiga
yaitu tempat_lahir : berisi keterangan tempat lahir yang ada pada KTP,
begitu juga dengan kolom tanggal_lahir yang berisi tentang tanggal bulan
tahun lahir masing-masing karyawan, kolom yang kelima berisi alamat :
alamat yang ditinggali karyawan semasa mereka bekerja, kolom jabatan
berisi tentang penempatan mereka sewaktu bekerja pada posisi
mana(pada tabel ini berisi tentang foreign key yang dihasilkan pada tabel
ERP Peternakan Ayam Halaman 31
jabatan), yang terakhir yaitu telepon : nomor telepon karyawan yang bisa
dihubungi.
2. Untuk tabel yang kedua yaitu tabel jabatan :
Tabel Jabatan
id jenis_jabatan fungsi
gaji
pokok tunjangan lp
JAB_01 pimpinan
memimpin produksi usaha
peternakan petelur
JAB_02
bagian
pengadaan
mengontrol ketersediaan
material 1800000 10000/hari
JAB_03 Bagian produksi
mengontrol pemeliharaan bibit
dan ayam petelur 2000000 10000/hari
JAB_04
Bagian
administrasi Mengatur keuangan peternakan 2200000 10000/hari
JAB_05
Bagian
Sekertaris
Mendokumentasikan aktifitas
peternakan 2200000 10000/hari
JAB_06 Bagian Distribusi
Mendistribusikan telur yang siap
dijual 1500000 10000/hari
JAB_07
Bagian
Pengemasan Bagian pengemasan 1000000 10000/hari
Tabel 3.2.8 Jabatan Sumber Daya Manusia
Tabel jabatan ini adalah tabel yang difungsikan untuk memanajemen
jabatan karyawan, dalam tabel jabatan ini berisi id, jenis_jabatan, fungsi,
gaji pokok, tunjangan lp.
- Untuk tabel id pada tabel jabatan : adalah sebagai id tetap jabatan
sehingga pada nama kolom ini ditetapkan sebagai primery key tabel yang
akan diteruskan ke dalam nama jenis jabatan, fungsi serta gaji pokok
karyawan.
- Untuk tabel jenis_jabatan : adalah posisi jabatan yang sudah ditetapkan
untuk memanajemen perusahaan. Pada tabel ini ada 7 jenis jabatan yaitu :
pimpinan, bagian pengadaan, bbagian produksi, bagian administrasi,
bagian sekretaris, bagian distribusi, bagian pengemasan.
- Untuk tabel fungsi : berisi tentang tugas yang sudah ditentukan
berdasarkan nama jenis jabatan.
o Pimpinan : memimping produksi usaha peternakan petelur.
o Bagian pengadaan : mengontrol ketersediaan material
o Bagian produksi : mengontrol pemeliharaan bibit dan ayam petelur
o Bagian administrasi : Mengatur keuangan peternakan
o Bagian Sekretaris : Mendokumentasikan aktifitas peternakan
o Bagian Distribusi : mendistribusikan telur yang siap jual
o Bagian pengemasan : untuk pengemasan produksi
- Tabel gaji pokok : berisi tentang gaji pokok pada tiap jabatan.
Tunjangan lp : berisi tunjangan pada setiap jabatan perharinya.
ERP Peternakan Ayam Halaman 32
BAB 2.3
Proses Procurement (Material Management)
Procerement merupakan bagian ERP (Enterprice Resource Planning) setelah proses
Sales and Distribution yang memiliki arti pengadaan atau pembelian barang pra-produksi.
Proses procurement ini tidak hanya terkait dengan proses pembelian itu saja tetapi juga
meliputi negosiasi-negosiasi barang dan pengambilan keputusan atas kontrak dengan
pemasok barang yang dibutuhkan selama berjalannya proses produksi. Proses produksi tidak
akan berjalan tanpa adanya pemasok barang. Sehingga proses procurement ini sangat
mempengaruhi keberlangsungan proses bisnis yang akan dikerjakan.
Tugas-tugas utama yang berhubungan dengan proses procurement ini adalah tugas
operasi dan tugas strategi, untuk tugas yang berhubungan dengan strategi pembelian ini
meliputi manajement kontrak kepada pemasok kontrak lama maupun baru serta penciptaan
struktur pasar baru dengan secara aktif mengkonsolidasikan sisi pemasokan/suplai barang.
Sedangkan tugas operasi berhubungan dengan interaksi perusahaan pemasok barang
kebutuhan yang dibutuhkan selama proses produksi.
Dalam pembahasan ERP (Enterprice Resource Planning), tahapan dalam proses
procurement dibagi menjadi delapan, yaitu :
2.3.1 Purchase Requisition
Purchase requisition (PR) atau pendataan pembelian daftar permintaan
merupakan tahapan awal dalam proses besar dalam ERP yaitu procurement. Purchase
requisition memiliki pengertian permohonan persetujuan untuk pembelian barang
atau service. Permohonan ini biasanya berhubungan dengan persetujuan pembelian
tentang nilai dari barang yang akan dibeli meliputi jumlah barang dan harga barang,
speifikasi dari barang, maupun pengaturan cash yaitu kapan barang akan dibeli.
Setelah Purchase Requisition disetujui, proses akan berlanjut ke tahap vendor
selection dan purchase order.
2.3.2 Vendor Selection
Setelah tahap purchase requisition dikerjakan, tahap selanjutnya dalam
Procurement adalah Vendor selection. Dimana pada tahap ini digunakan untuk
memilih satu vendor yang tepat dari beberapa vendor atau perusahaan supplier yang
sesuai dengan barang dan harga yang diinginkan. Setelah yakin dengan vendor yang
dipilih, proses bisa dilanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu Purchase Order.
2.3.3 Purchase Order
Purchase order (PO) sebagai tahapan ketiga setelah Vendor Selection memiliki
pengertian sebagai proses pembelian barang atau jasa berdasarkan purchase
requisition yang sudah disetujui dan vendor yang diinginkan.
Proses yang terjadi dalam Purchase Order meliputi bidding untuk pemilihan
supplier termasuk didalamnya tentang detil kontrak, namun dalam proses ini belum
sampai pada penandatangan surat perjanjian antara kedua belah pihak yang terlibat
dalam proses ini. Sehingga dari proses ini masih diperlukan adanya konfirmasi dari
pihak customer untuk memastikan barang yang sudah dipesan. Untuk tahap
selanjutnya bisa disebut sebagai Notify Vendor.
2.3.4 Notify Vendor
Setelah pembelian dilakukan oleh customer, tahap keempat dari proses
procurement adalah Notify Vendor, dimana notify vendor memiliki pengertian sebagai
suatu proses pengkonfirmasian barang yang akan dibeli kepada pihak vendor agar
barang yang sudah order bisa segera dikirim dengan mlalui tahapan yang ada dalam
procurement.
Proses yang terjadi dalam tahapan ini adalah, pihak customer memberikan
informasi kepada pihak vendor bahwa barang yang dipesan dalam proses PO memang
sudah dibutuhkan dan disetujui oleh semua pihak customer kemudian pihak vendor
akan melanjutkan perjanjian dengan penandatanganan surat-surat sebagai bukti
ERP Peternakan Ayam Halaman 33
pembelian barang customer terhadap vendor serta detil kontrak dan barang bisa
segera dikirimkan kepada customer.
2.3.5 Vendor Shipment
Vendor shipment sebagai tahapan kelima dari tahapan proses procurement
memiliki pengertian pengiriman barang dari vendor penyedia barang produksi yang
dibutuhkan oleh customer dimana kondisi barang sudah siap didalam mobil
pengangkut.
Proses yang dilakukan dalam tahap ini yaitu pihak vendor mngemasi barang
sesuai PO yang disetujui oleh pihak customer dan diangkut ke dalam mobil
pengiriman oleh pihak vendor bagian pengemasan dan pengiriman. Setelah barang
yang dipesan customer siap, maka proses selanjutnya akan berurusan dengan pihak
customer yaitu dalam proses Goods receipt.
2.3.6 Goods Receipt
Good receipt/ service receipt sebagai tahapan keenam dari proses
procurement memiliki pengertian sebagai proses penerimaan barang atau
penyelesaian pekerjaan jasa berdasarkan PO yang sudah disetujui oleh pihak
pemesan(customer) maupun oleh pihak supplier/vendor penyedia barang produksi
yang dibutuhkan.
Proses detil dalam good receipt/ service receipt adalah penerbitan surat tanda
terima barang produksi oleh bagian store/warehouse kepada vendor penyedia barang
produksi, persetujuan barang diterima oleh pemohon, pengakuan invntory ke dalam
sistem.
2.3.7 Invoice Receipt
Setelah proses penerimaan barang dari vendor penyupply barang produksi,
proses dilanjutkan pada Invoice receipt, dimana invoic receipt ini merupakan proses
penerimaan Invoice yang diterbitkan oleh supplier atau vendor sesuai dengan tanda
terima barang atau jasa (Receiving).
Proses yag terjadi adalah mencocokkan antara Invoice dengan Purchase order
dan Good receipt pencatatan A/P (pengakuan hutang) ke dalam sistem.
2.3.8 Payment to Vendor
Setelah melewati banyak proses diatas, proses terakhir dalam proses
procurement adalah Payment to Vendor. Dimana proses ini pembayaran A/P oleh
customer kepada pihak vendor penyedia barang produksi yang diperlukan.
Proses yang terjadi adalah persetujuan pembayaran oleh management dan
dilanjutkan dengan proses pembayaran bisa berupa penerbitan check/Giro atau
melalui Cash/Transfer.
Dengan selesainya proses pembayaran kepada vendor penyedia barang yang
dibutuhkan selama produksi, maka berakhirlah proses procurement dalam ERP.
Sehingga bisa dilanjutkan pada tahap Production Planning.
ERP Peternakan Ayam Halaman 34
BAB 3.4
MANUFACTURING
Dalam manufacturing ini, kita memiliki target telur yang akan diproduksi, yakni kita akan
memproduksi telur sebanyak 4 ton. Oleh karenanya, kita membutuhkan berbagai persiapan
dan kesiapan tempat serta SDM yang di butuhkan. Adpun persiapan tempat tersebut adalah
:
1. Lahan Kandang Petelur
Sebelum kita membuat kandang, kita pasti memerlukan lahan. Lahan yang kita
butuhkan adalah seluas 561 m2
diperuntukkan untuk 1 kandang. Harga tanah per m2
diasumsikan adalah 200.000 rupiah. Jadi sepetak lahan kandang memerlukan uang
sebanyak Rp. 112.200.000,00
Untuk memenuhi jumlah telur yang di target, maka ayam yang harus di ternak
ada 5.714 ekor. Dengan demikian kita memerlukan lahan sebanyak  5.714 / 588 =
9,72. Kita bulatkan menjadi 10 kandang. Otomatis lahan yang di perlukan ada 10 petak.
Total harga / uang yang harus di keluarkan adalah sebanyak Rp. 1.122.000.000,00
2. Kandang Ayam Petelur
Kandang ayam petelur ini berisikan 588 ayam petelur, yang memiliki luas sebesar
333m2
. Untuk bisa memproduksi telur sebanyak 4 ton, maka kita memerlukan ayam
petelur sebanyak 5.714 ekor ayam. Kita bisa mengetahui berapa ayam yang kita
butuhkan untuk memproduksi telur sebanyak itu dengan cara : 70% * jumlah telur.
70% kita dapatkan dari prosentase telur yang dihasilkan ayam setiap harinya. Karena
tidak mungkin semua ayam bertelur setiap harinya. Ada yang 2 hari sekali atau kapan
pun dia mau.
Untuk ayam petelur, tidak di campur semuana jadi satu. Mereka dipisahkan
sendiri sendiri. Kandang kecil tersebut berukuran P = 30 L = 30 T = 40. Kandang
tersebut terbuat dari bambu yang di anyam sedemikian rupa hingga membentuk seperti
jeruji penjara. Adapun harga dari bamboo tersebut satu lonjornya berkisaran 20 ribu
rupiah. Dengan panjang mencapai ±7m. dan diperkirakan 1 kandang membutuhkan ±
50 lonjor bamboo. Berarti harus mengeluarkan uang sebanyak 20.000 * 50 = Rp
1.000.000,00. Biaya tersebut belum terasuk pembelian paku, tukang dll.
3. Lahan Kandang Bibit
Lahan yang diperlukan untuk kandang pembibitan ayam petelur ini adalah 16 m2
,
dengan ukuran 4 m * 4 m. lahan ini akan dibuat kandang di atasnya dengan ukuran 3 m
* 4 m. harga tanah untuk lahan ini sama dengan harga tanah untuk lahan kandang
ayam petelur, yaitu 200.000,-. Oleh Karenna itu, kita membutuhkan 3.200.000 rupiah
untuk membeli sebidang tanah pembibitan. Karena jumlah yang dibutuhkan aa 5.714
bibit, oleh karenanya kita membutuhkan 6 petak lahan pebibitan dengan harga 6 *
3.200.000 = 19.200.000 rupiah.
4. Kandang bibit
Seperti yang telah dipaparkan di atas, kandang ini berukuran 3 * 4 meter, yang
berisikan 1000 ekor bibit ayam petelur. Berarti untuk satu generasi memerlukan 5714
ekor bibit. Jadi jumlah kandangnya ada 6 kandang. 1 kandang memerlukan lampu, litter,
terpal, bamboo, paku dll. Dan harga untuk litter, terpal, lampu sudah terperinci di table.
5. Lahan Gudang Hasil Produksi
Yah, seperti kita ketahui, dimana ada produk, pasti ada tempat untuk
penyimpanan produk tersebut. Di dalam peternakan ayam petelur ini, manager
menginginkan pembuatan gudang seluas 28 m2
. Untuk membuat gudang seluas itu,
maka kita membutuhkan lahan setidaknya berukuran 4m x 8m. dengan harga tanah
sama, yaitu Rp. 200.000, maka kita memerlukan dana sebesar 32 m2
x 200.000 =
6.200.000.
ERP Peternakan Ayam Halaman 35
6. Lahan Gudang Infrastruktur
Selain membangun gudang hasil produksi, manager juga menginginkan
membangun gudang infrastruktur. Kegunaannya adalah untuk menyimpan peralatan dan
perlengkapan dalam memperbarui bangunan serta peralatan untuk melakukan kegiatan
petani telur dalam mengambil, memberi makan, sebagai garasi mobil, dll. Lahan Gudang
ini berukuran 11m x 5m. ukuran yang lumayan besar. Oleh karenanya, manager
memerlukan dana kurang lebih bekisar 55m2
x 200.000 = 11.000.000 rupiah.
7. Lahan Gudang Material
Selain ke dua gudang tersebut, tentunya ada satu lagi gudang yang harus di
buat, yaitu gudang material. Gudang ini berisikan bahan pakan ayam. Ukuranna sendiri
tidaklah besar. Luasnya hanya 24m2
. Dana yang dibutuhkan adalah 4.800.000 rupiah.
8. Gudang Hasil Produksi
Gudang hasil produksi merupakan gudang penyimpanan telur setelah di ambil
dari kandang. Disini telur akan di kemas dan akan ditata dengan rapi serta disimpan di
dalamnya sebelum dikim ke toko, pengepul, maupun penjual biasa. Gudang ini
berukuran 4m x 7m. Untuk membangun gudang ini, jelas memerlukan banyak dana.
Adapun keperluan keperluan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
 Semen  Krikil
 Genteng  Batu besar untuk pondasi
 Batu bata  Kawat
 Pasir  Dll
Tabel 3.4.1 kebutuhan pembangunan kandang
Tentunya kebutuhan diatas memerlukan biaya yang sangat banyak. Seperti conthnya
yaitu semen, semen memiliki harga perkarung 65.000, semen tersebut dibutuhkan sangat
banyak. Untuk gudang berukuran 7 x 4 dan tinggi sekitar 4,5m, tentunya memerlukan ± 70
karung semen. Berarti untuk semen saja memerlukan dana sebesar 4.200.000. untuk pasir
bekisaran harga 500.000 per mobil pickup. Kalu truk sekitar 1.750.000 rupiah.
9. Gudang Infrastruktur
Gudang ini memiliki ukuran yang sangat luas. Yaitu 10m x 5m. gudang ini
diperuntukkan untuk penyimpanan alat alat renofasi kandang dan gudang kalo ada
kerusakan yang terjadi. Selain untuk penyimpanan tersebut, digudang ini juga
diperuntukkan untuk penyimpanan mobil pickup (garasi mobil). Tinggi gudang ini sama
dengan sebelumnya, sekitar 4.5m. Jadi memerlukan dana yang lebih banyak disbanding
dengan dana yang harus dikeluarkan untuk pembuatan gudang penyimpanan telur.
10. Gudang Material
Gudang material ini, juga merupakan gudang pokok yang harus dimiliki oleh
peternakan telur. Karena merupakan tempat penyimpanan pakan, vitamin, obat, vaksin,
dll. Ukuran gudang ini adalah 5m x 4m dengan tinggi 4.5 m. didalam gudang ini, dibuat
sekat sekat untuk memisahkan antara pakan, vitamin, dan faksin. Karena ketiga item ini
memiliki perlakuan yang berbeda di dalamnya. Pakan tidak boleh di tempat yang
lembab, karena akan menjadikan pakan tersebut berjamur. Vaksin dan vitamin tidak
boleh di taruh di tempat yang panas. Jadi ya normal normal aja suhu udara untuk vaksin
dan obat ini.
Setelah semua persiapan manufacture selesai, maka yang dibutuhkan
selanjutnya adalah persiapan kebutuhan SDM. Kita memerlukan SDM yang bertanggung
jawab, ulet, dan mau bekerja keras. Harus memeiliki ketelatenan tinggi untuk merawat
ayam ayam tersebut. Setidaknya dalam hal ini kita memerlukan SDM di bidang berikut
ini :
Bagian Keterangan
ERP Peternakan Ayam Halaman 36
Bagian Pemberi pakan, pengambil telur,
serta membersihkan kadang
Untuk bagian ini, kita membutuhkan
karyawan laki laki, karena pekerjaannya
cukup berat dan lama. Paling tidak dalam
satu area kandang memerlukan 2 orang
pekerja. Jadi untuk 10 kandang ayam
petelur, membutuhkan 20 pekerja.
Bagian pengemasan telur Pada bagian pengemasan, kita memerlukan
karyawati cewek. Setidaknya untuk
mengemas 4 ton telur setiap harinya,
memerlukan karyawati sedikitnya 10 orang
karyawati. Lebih banyak lebih baik
tentunya. 
Bagian distributor telur Bagian distributor memerlukan karyawan
cowok. Dan harus memiliki SIM A ataupun
SIM B. karena dalam peternakan ini, untuk
mendistributorkan telur kita menggunakan
mobil pickup dan juga menggunakan truck
yang tersedia disini. Untuk melayani
pesanan diberbagai wilayah, tentunya kami
memiliki truck dan pickup lebih dari 3 buah
truk dan pickup. Setidaknya membutuhkan
6 sopir dan 6 kernet.
Dokter hewan Dokter hewan sangat penting disini. Tapi ini
tergolong tidak wajib. Karena bisa
mendatangkan sendiri. Gunanya untuk
mengadakan dokter hewan yaitu untuk
selalu mengecek ayam ada yang sakit atau
tidak. Setidaknya memerlukan 1 orang
dokter hewan.
Tabel 3.4.2 kebutuhan SDM
3.4.1 BIBIT AYAM PETELUR
Didalam peternakan ayam petelur, kami tidak menggunakan ayam siap telur
secara langsung. Disini kita enggunakan bibit ayam petelur sebagai tahap awal
mulanya. Untuk memproduksi 4 ton telur perharinya, maka kita memerlukan
setidaknya 5200 bibit ayam. Kenapa jumlah disini kitabuat melebihi dari kuota ayam
yang diperlukan? Ini dilakukan karena prosentase kematian bagi anak ayam petelur
lumayan tinggi. Jadi apabila ada anak ayam yang mati, kuota masih cukup atau
masih ada lebihannya.
Ciri – ciri bibit ayam petelur yang baik adalah Bibit ayam petelur (DOC) lincah
dan tidak cacat fisik, serta berasal dari induk yang sehat. Bulu tampak halus dan
penuh serta baik pertumbuhannya. Anak ayam mempunyak nafsu makan yang baik.
Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram. Serta tidak ada
letakan/sisa tinja di duburnya.
Ayam petelur memiliki dua tipe, yaitu :
 Tipe Ayam Petelur Ringan.
Tipe ayam ini disebut dengan ayam petelur putih. Ayam petelur ringan ini
mempunyai badan yang ramping/kurus-mungil/kecil dan mata bersinar. Bulunya
berwarna putih bersih dan berjengger merah. Ayam ini berasal dari galur murni white
leghorn. Ayam galur ini sulit dicari, tapi ayam petelur ringan komersial banyak dijual
di Indonesia dengan berbagai nama. Setiap pembibit ayam petelur di Indonesia pasti
memiliki dan menjual ayam petelur ringan (petelur putih) komersial ini.
Ayam ini mampu bertelur lebih dari 260 telur per tahun produksi hen house.
Sebagai petelur, ayam tipe ini memang khusus untuk bertelur saja sehingga semua
kemampuan dirinya diarahkan pada kemampuan bertelur, karena dagingnya hanya
sedikit. Ayam petelur ringan ini sensitif terhadapa cuaca panas dan keributan, dan
ERP Peternakan Ayam Halaman 37
ayam ini mudah kaget dan bila kaget ayam ini produksinya akan cepat turun, begitu
juga bila kepanasan.
 Tipe Ayam Petelur Medium.
Bobot tubuh ayam ini cukup berat. Meskipun itu, beratnya masih berada di
antara berat ayam petelur ringan dan ayam broiler. Oleh karena itu ayam ini disebut
tipe ayam petelur medium. Tubuh ayam ini tidak kurus, tetapi juga tidak
terlihat gemuk. Telurnya cukup banyak dan juga dapat menghasilkan daging yang
banyak. Ayam ini disebut juga dengan ayam tipe dwiguna. Karena warnanya yang
cokelat, maka ayam ini disebut dengan ayam petelur cokelat yang umumnya
mempunyai warna bulu yang cokelat juga.
Dipasaran orang mengatakan telur cokelat lebih disukai daripada telur putih,
kalau dilihat dari warna kulitnya memang lebih menarik yang cokelat daripada yang
putih, tapi dari segi gizi dan rasa relatif sama. Satu hal yang berbeda adalah
harganya dipasaran, harga telur cokelat lebih mahal daripada telur putih. Hal ini
dikarenakan telur cokelat lebih berat daripada telur putih dan produksinya telur
cokelat lebih sedikit daripada telur putih. Selain itu daging dari ayam petelur medium
akan lebih laku dijual sebagai ayam pedaging dengan rasa yang enak.
Dibawah ini adalah daftar jenis jenis ayam petelur beserta spesifikasinya:
 Babcock B-300 v: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 270, ransum
1,82 kg/dosin telur.
 Dekalb Xl-Link: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 255-280,
ransum 1,8-2,0 kg/dosin telur.
 Hisex white: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 288, ransum 1,89
gram/dosin telur.
 H & W nick: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 272, ransum 1,7-
1,9 kg/dosin telur.
 Hubbarb leghorn: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house)260, ransum
1,8-1,86 kg/dosin telur.
 Ross white: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 275, ransum 1,9
kg/dosin telur.
 Shaver S 288: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house)280, ransum 1,7-
1,9 kg/dosin telur.
 Babcock B 380: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 260-275,
ransum 1,9 kg/dosin telur.
 Hisex brown: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house)272, ransum
1,98 kg/dosin telur.
 Hubbarb golden cornet: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house)
260, ransum 1,24-1,3 kg/dosin telur.
 Ross Brown: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 270, ransum
2,0 kg/dosin telur.
 Shaver star cross 579: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 265,
ransum 2,0-2,08 kg/dosin telur.
 Warren sex sal link: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 280,
ransum 2,04 kg/dosin telur.
Untuk harga bibit ayam sendiri berfariansi. Mulai dari 3000 rupiah sampai 8000
rupiah per ekornya. Untuk memilih manakah jenis terbaik dari ayam yang akan kita
produksikan, maka kita perlu menimbang konversi ransum juga.
Konversi ransum merupakan perabandingan antara ransum yang dihabiskan ayam
dalam menghasilkan sejumlah telur. Keadaan ini sering disebut dengan ransum per
kilogram telur. Ayam yang baik akan makan sejumlah ransum dan menghasilkan telur
yang lebih banyak/lebih besar daripada sejumlah ransum yang dimakannya. Bila ayam
itu makan terlalu banyak dan bertelur sedikit maka hal ini merupakan cermin buruk bagi
ayam itu. Bila bibit ayam mempunyai konversi yang kecil maka bibit itu dapat dipilih,
nilai konversi ini dikemukakan pada jenis jenis ayam yang ada di atas tadi.
ERP Peternakan Ayam Halaman 38
Untuk peternakan kami, kami mengansumsikan bibit yang kita ambil seharga
5000 rupiah per ekor. Sementara kita membutuhkan membutuhkan 5200 ekor. Oleh
karenanya, maka dana yang dibutuhkan sebanyak 26.000.000 rupiah.
3.4.2 PEMELIHARAAN BIBIT AYAM PETELUR
Setelah kita menentukan bibit ayam petelur yang akan kita besarkan, maka
selanjutnya kami menuju ke pembesaran bibit ayam. Bibit ayam itu dibesarkan selama 3
bulan, dan tentunya harus memerlukan perhatian ekstra. Ada 4 aspek yang harus
diperhatikan dalam pembesaran ayam petelur ini, yaitu :
1. Sanitasi dan Tindakan Preventif
Kebersihan kandang adalah suatu unsur yang paling penting, karena factor
lingkunganlah yang menjadi prioritas terbesar bibit ayam tersebut terserang pnyakit
atau tidak. Olehkarena itu, dibutuhkanlah pekerja yang ulet dan telaten untuk selalu
membersihkan kandang bibit ayam ini. jika tidak demikian maka akan berpengaruh
dalam kesehatan bibit ayam yang sangat renta terhadap berbagai penyakit.
Selain unsur lingkungan, apabila ditemukan satu ekor saja ayam yang kedapatan
sakit, maka harus segera dipisahkan. Karena jika tidak demikian, maka yang terjadi
adalah penyakit tersebut menyebar pada teman temannya. Hal ini sering terjadi pada
peternak ayam, jika ada ayam yang kedapatan sakit tidak segera dipisahkan.
Tindakan preventif untuk mencegah dan mengurangi resiko terkenanya penyakit
adalah pemberian faksin dan vitamin terhadap bibit ayam tersebut. Tentunya dengan
takaran dan dosis yang pas sesuai table yang ada (aturan yang ada). Selain itu, kami
memeilih vaksin dan vitamin yang memang memiliki kwalitas yang tinggi.
Untuk pembersihan kandang sendiri, kita membutuhkan berbagai peralatan
seperti sapu, scrup, selang, dll. Dan diperkiraka untuk membeli kebutuhan tersebut
sebanyak 1.250.000. karena julah kandang yang banyak, maka diperlukan peralatan
yang lumayan banyak.
2. Pemberian Pakan
Dalam pemberian pakan terhadap bibit maupun ayam yang sudah dewasa tidak
boleh asal asalan. Pemberian makananpun memiliki aturan dan kadar tertentu.
Pemberian pakan ayam ini memiliki 4 fase. Diantaranya adalah
 Pre-Starter
Pakan Ternak untuk Pre-Starter Merupakan pakan ternak yang diberikan kepada
ayam petelur berumur 1 hari hingga ayam tersebut berumur 5 minggu. Kwalitas atau
kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 22-24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%,
Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, ME 2800-3500 Kcal. Kwantitas pakan
terbagi/digolongkan menjadi 5 (lima) golongan yaitu minggu pertama (umur 1-7 hari) 10
gram/hari/ekor; minggu kedua (umur 8-14 hari) 20 gram/hari/ekor; minggu ke-3 (umur
15-21 hari) 30 gram/hari/ekor; minggu ke-4 (umur 22-29 hari) 40 gram/hari/ekor dan
minggu ke-5 (umur 30-36 hari) 50 gram/hari/ekor. Jadi jumlah pakan yang dibutuhkan
tiap ekor sampai pada umur 5 minggu sebesar 150 gram.
 Starter
Pakan Ternak untuk Starter diberikan kepada ayam petelur berumur 6 minggu
hingga ayam petelur tersebut berumur 10 minggu. Kwalitas atau kandungan zat gizi
pakan terdiri dari protein 18,1-21,2%; lemak 2,5%; serat kasar 4,5%; kalsium (Ca) 1%;
Phospor (P) 0,7-0,9% dan energi (ME) 2900-3400 Kcal. Kwantitas pakan
terbagi/digolongkan dalam empat golongan umur yaitu: minggu ke-6 = 60
gram/hari/ekor; minggu ke-7 = 70 gram/hari/ekor; minggu ke-8 = 80 gram/hari/ekor;
minggu ke-9 =90 gram/hari/ekor dan minggu ke-10 = 100 gram/hari/ekor. Jadi total
jumlah pakan per ekor pada umur 6 - 10 minggu adalah 400 gram.
 Grower
Pakan Ternak untuk Grower, pakan ternak ini diberikan kepada ayam petelur
berumur 11 minggu hingga ayam petelur tersebut menghasilkan telur pertamanya.
 Laying Phase
ERP Peternakan Ayam Halaman 39
Pakan Ternak untuk Laying Phase yaitu makanan diberikan kepada ayam petelur
pada periode peneluran hingga afkir.
Pada peternakan kami, kami menggunakan pakan yang langsung jadi. Yang
diproduksi oleh pabrik pakan ayam. Kita membutuhkan 550 gram pakan per ekor ayam
selama pembibitan sampai usia 10 minggu. Total kita memerlukan pakan sebanyak
2.860.000 gram pakan untuk enghidupi ayam sebanyak 5200 ekor. Jadi perbulan kita
memerlukan pakan 953.334 gram = 0.954 ton per bulan Maka dana yang kita butuhkan
untuk membeli pakan perbulannya adalah 954 kg * 2500. Kita asumsikan harga pakan
ayam 2500 rupiah. Maka dana yang kita butuhkan untuk proses pembibitan perbulannya
sebanyak Rp. 2.385.000,-
Minggu Kebutuhan per ekor ayam
Minggu 1 70 gram/ekor
Minggu 2 140 gram/ekor
Minggu 3 210 gram/ekor
Minggu 4 280 gram/ekor
Minggu 5 350 gram/ekor
Minggu 6 420 gram/ekor
Minggu 7 490 gram/ekor
Minggu 8 560 gram/ekor
Minggu 9 630 gram/ekor
Minggu 10 700 gram/ekor
Total 3.850 gram/ekor
Table 3.4.3 kebutuhan pakan ayam
Kebutuhan Total
Pakan Jadi Rp. 2.500,- / kg
Kebutuhan Pakan Selama 3 bulan 2.860 kg = 2,86 ton
Kebutuhan Pakan Tiap bulan 954 kg = 0,954 ton
Pengeluaran Tiap Bulan Pembibitan Rp. 2.385.000,-
Pengeluaran Pakan Selama Pembibitan Rp. 7.150.000,-
Table 3.4.4 kebutuhan dana pembibitan
3. Pemberian vaksin dan obat
Vaksinasi merupakan salah satu cara pengendalian penyakit virus yang
menulardengan cara menciptakan kekebalan tubuh. Pemberiannya secara teratur sangat
penting untuk mencegah penyakit. Vaksin dibagi menjadi 2 macam yaitu:
 Vaksin aktif adalah vaksin mengandung virus hidup. Kekebalan yang ditimbulkan
lebih lama daripada dengan vaksin inaktif/pasif.
 Vaksin inaktif, adalah vaksin yang mengandung virus yang telah
dilemahkan/dimatikan tanpa merubah struktur antigenic, hingga mampu membentuk
zat kebal. Kekebalan yang ditimbulkan lebih pendek, keuntungannya disuntikan pada
ayam yang diduga sakit.
Macam-macam vaksin:
 Vaksin NCD vrus Lasota buatan Drh Kuryna
 Vaksin NCD virus Komarov buatan Drh Kuryna (vaksin inaktif)
 Vaksin NCD HB-1/Pestos.
 Vaksin Cacar/pox, virus Diftose.
 Vaksin anti RCD Vaksin Lyomarex untuk Marek.
Persyaratan dalam vaksinasi adalah:
1. Ayam yang divaksinasi harus sehat.
2. Dosis dan kemasan vaksin harus tepat.
3. Sterilisasi alat-alat.
4. Pemeliharaan kandang
Agar bangunan kandang dapat berguna secara efektif, maka bangunan kandang
perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu dibersihkan dan dijaga/dicek apabila
ada bagian yang rusak supaya segera disulam/diperbaiki kembali. Dengan demikian
ERP Peternakan Ayam Halaman 40
daya guna kandang bisa maksimal tanpa mengurangi persyaratan kandang bagi ternak
yang dipelihara.
3.4.4 PRODUKSI TELUR AYAM
Setelah proses pembibitan, sekarang menuju ke produksi telur ayam. Untuk
menjaga agar kwalitas telur ayam yang di produksi, maka harus diperhatikan dengan
benar makanan yang diberikan untuk ayam tersebut. Selain makanan, pemberian
suplai vitamin juga harus tetap diperhatikan. Pemberian aksin juga harus dilakukan
agar ayam terhindar dari penyakit dan tetap sehat.
Dalam peternakan ini, kita menggunakan pakan jadi, yang biasa kita temukan
di toko toko pakan hewan. Untuk mmenghemat ongkos pakan, maka kita akan
mengambil pakan dari pabriknya langsung. Seelain mendapat harga yang lebih mrah,
tentunya kita mendapatkan bonus dari pabrik tersebut. Biaya yang dikeluarkan untuk
pakan ayam ini juga berbeda dan tentunya lebih mahal.
Ayam bisa mulai bertelur paling tidak pada bulan ke 4 dari proses pembesaran
pembibitan. Adapun prosentase ke evektivitasan bertelur adalah pada table berikut ini
TINGKAT PRODUKTIVITAS AYAM
USIA PROSENTASE
Bulan 4 30
Bulan 5 40
Bulan 6 50
Bulan 7 60
Bulan 8 70
Bulan 9 80
Bulan 10 90
Bulan 11 90
Bulan 12 90
Bulan 13 90
Bulan 14 90
Bulan 15 90
Bulan 16 90
Bulan 17 90
Bulan 18 90
Bulan 19 80
Bulan 20 70
Bulan 21 60
Bulan 22 50
Bulan 23 40
Bulan 24 30
Tabel 3.4.5 table prosentase telur tiap bulan
Di asumsikan pada peternakan ini masa produktifitasan ayam sampai 24
bulan. Untuk menjaga kesetabilan jumlah telur yang di produksi, maka pada saat
bulan ke 17, bibit ayam yang baru harus sudah ada dan di besarkan. Ketika ayam
produktif berada pada bulan ke 20, maka ayam yang bibit tadi sudah mulai bertelur
dan menutupi kekurangan telur yang di hasilkan oleh ayam produktif yang
sebelumnya.
Setiap harinya telur di ambil dari kandang. Pengambilan dilakukan oleh
petugas yang berwenang, yang sudah di rancang di atas tadi. Setelah telur terkumpul
ERP Peternakan Ayam Halaman 41
di ambil oleh petugas, lalu dibawalah telur itu ke gudang produksi. Dan didalamnya
dilakukan pembersihan dan pengemasan telur ke try egg.
Adapun telur yang dihasilkan setiap bulannya adalah sebagai berikut :
USIA PROSENTASE Jumlah Telur
Bulan 4 30 ± 1200 kg
Bulan 5 40 ± 1600 kg
Bulan 6 50 ± 2000 kg
Bulan 7 60 ± 2400 kg
Bulan 8 70 ± 2800 kg
Bulan 9 80 ± 3200 kg
Bulan 10 90 ± 3600 kg
Bulan 11 90 ± 3600 kg
Bulan 12 90 ± 3600 kg
Bulan 13 90 ± 3600 kg
Bulan 14 90 ± 3600 kg
Bulan 15 90 ± 3600 kg
Bulan 16 90 ± 3600 kg
Bulan 17 90 ± 3600 kg
Bulan 18 90 ± 3600 kg
Bulan 19 80 ± 3200 kg
Bulan 20 70 ± 2800 kg
Bulan 21 60 ± 2400 kg
Bulan 22 50 ± 2000 kg
Bulan 23 40 ± 1600 kg
Bulan 24 30 ± 1200 kg
Tabel 3.4.6 table jumlah telur tiap bulan
Setelah 24 bulan, maka ayam memasuki masa afkir. Dalam masa afkir ini,
ayam masih bisa bertelur, tapi dalam julah yang jauh dibawah minimal serta sudah
jarang jarang ayam betelur lagi.
Untuk pakan yang diperlukan adalah 100 gram/hari/ekor. Jadi selama 24
bulan, ayam produktif membutuhkan pakan sebanyak 3000 gram/ekor/bulan. Jumlah
ayam sebanyak 5200 ekor, maka memerlukan pakan sebanyak 15.600.000 gram.
Atau 15,6 ton per bulannya. Untuk dana yang diperlukan sejumlah 15.600kg *
Rp.2.500 = Rp. 39.000.000,- per bulannya.
USIA JUMLAH TELUR HARGA TELUR PENDAPATAN
Bulan 4 ± 1200 kg Rp. 15.000,-/kg Rp. 18.000.000
Bulan 5 ± 1600 kg Rp. 15.000,-/kg Rp. 24.000.000
Bulan 6 ± 2000 kg Rp. 15.000,-/kg Rp. 30.000.000
Bulan 7 ± 2400 kg Rp. 15.000,-/kg Rp. 36.000.000
Bulan 8 ± 2800 kg Rp. 15.000,-/kg Rp. 42.000.000
Bulan 9 ± 3200 kg Rp. 15.000,-/kg Rp. 54.000.000
Bulan 10 ± 3600 kg Rp. 15.000,-/kg Rp. 54.000.000
Bulan 11 ± 3600 kg Rp. 15.000,-/kg Rp. 54.000.000
Bulan 12 ± 3600 kg Rp. 15.000,-/kg Rp. 54.000.000
Bulan 13 ± 3600 kg Rp. 15.000,-/kg Rp. 54.000.000
Bulan 14 ± 3600 kg Rp. 15.000,-/kg Rp. 54.000.000
ERP Peternakan Ayam Halaman 42
Bulan 15 ± 3600 kg Rp. 15.000,-/kg Rp. 54.000.000
Bulan 16 ± 3600 kg Rp. 15.000,-/kg Rp. 54.000.000
Bulan 17 ± 3600 kg Rp. 15.000,-/kg Rp. 54.000.000
Bulan 18 ± 3600 kg Rp. 15.000,-/kg Rp. 54.000.000
Bulan 19 ± 3200 kg Rp. 15.000,-/kg Rp. 48.000.000
Bulan 20 ± 2800 kg Rp. 15.000,-/kg Rp. 42.000.000
Bulan 21 ± 2400 kg Rp. 15.000,-/kg Rp. 36.000.000
Bulan 22 ± 2000 kg Rp. 15.000,-/kg Rp. 30.000.000
Bulan 23 ± 1600 kg Rp. 15.000,-/kg Rp. 24.000.000
Bulan 24 ± 1200 kg Rp. 15.000,-/kg Rp. 18.000.000
Tabel 3.4.7 pendapatan telur tiap bulan
PENGHASILAN BERSIH PERBULAN
BULAN PENDAPATAN
TELUR
PENGELUARAN
PAKAN
LABA
Bulan 4 Rp. 18.000.000 Rp. 39.000.000,- Rp. - 21.000.000
Bulan 5 Rp. 24.000.000 Rp. 39.000.000,- Rp. - 15.000.000
Bulan 6 Rp. 30.000.000 Rp. 39.000.000,- Rp. - 9.000.000
Bulan 7 Rp. 36.000.000 Rp. 39.000.000,- Rp. - 3.000.000
Bulan 8 Rp. 42.000.000 Rp. 39.000.000,- Rp. + 3.000.000
Bulan 9 Rp. 54.000.000 Rp. 39.000.000,- Rp. + 15.000.000
Bulan 10 Rp. 54.000.000 Rp. 39.000.000,- Rp. + 15.000.000
Bulan 11 Rp. 54.000.000 Rp. 39.000.000,- Rp. + 15.000.000
Bulan 12 Rp. 54.000.000 Rp. 39.000.000,- Rp. + 15.000.000
Bulan 13 Rp. 54.000.000 Rp. 39.000.000,- Rp. + 15.000.000
Bulan 14 Rp. 54.000.000 Rp. 39.000.000,- Rp. + 15.000.000
Bulan 15 Rp. 54.000.000 Rp. 39.000.000,- Rp. + 15.000.000
Bulan 16 Rp. 54.000.000 Rp. 39.000.000,- Rp. + 15.000.000
Bulan 17 Rp. 54.000.000 Rp. 39.000.000,- Rp. + 15.000.000
Bulan 18 Rp. 54.000.000 Rp. 39.000.000,- Rp. + 15.000.000
Bulan 19 Rp. 48.000.000 Rp. 39.000.000,- Rp. + 15.000.000
Bulan 20 Rp. 42.000.000 Rp. 39.000.000,- Rp. + 3.000.000
Bulan 21 Rp. 36.000.000 Rp. 39.000.000,- Rp. - 3.000.000
Bulan 22 Rp. 30.000.000 Rp. 39.000.000,- Rp. - 9.000.000
Bulan 23 Rp. 24.000.000 Rp. 39.000.000,- Rp. - 15.000.000
Bulan 24 Rp. 18.000.000 Rp. 39.000.000,- Rp. - 21.000.000
TOTAL Rp. + 75.000.000
Tabel 3.4.8 pendapatan telur tiap bulan
ERP Peternakan Ayam Halaman 43
BAB 3.5
Penerapan Konsep Financial Accounting
Untung rugi suatu usaha, termasuk dalam hal ini adalah beternak ayam petelur hanya
bisa diketahui apabila seluruh biaya produksi yang telah dikeluarkan maupun pemasukan
telah dicatat dalam buku pembukuan. Untuk itulah setiap ada transaksi keluar masuk harus
dicatat, termasuk penggunaan atau keperluan dana tersebut. Secara sederhana, peternak
akan mendapatkan pemasukan dari penjualan telur dari ayam yang diternakkannya.
Pemasukkan akan masih ditambah dari hasil sampingan seperti penjualan daging ayam afkir
dan penjudalan kotoran ayam.
Sedangkan total pengeluaran atau biaya produksi merupakan total dana yang telah
dikeluarkan untuk proses pemeliharaan ayam, mulai dari persiapan membuka peternakan,
membuat kandang, mendatangkan DOC, pakan, pengobatan, hingga pemanenan. Bila
peternak juga memasarkan telur ayam dalam kemasan siap dimasak, maka biaya proses
pengolahannya juga dihitung sebagai biaya produksi. Dari catatan total pemasukkan dan
pengeluaran tersebut bisa ditentukan keuntungan penjualan telur, daging afkir, dan kotoran
ayam, yaitu dari hasil pemasukkan atau penerimaan dikurangi biaya produksi yang telah
dikeluarkan selama proses pemeliharaan. Bila keuntungan kotor dikurangi lagi dengan pajak
dan lain-lain, maka akan didapatkan keuntungan bersih.
Pembukuan dan pencatatan untung rugi harus dilakuan dengan tujuan agar peternak
bisa menganalisis dan melakukan evaluasi terhadap kondisi keuangan maupun tata laksana
produksi yang selama ini telah dijalankan, apakah sudah sehat dan memenuhi target yang
diinginkan ataukah justru merugi. Penghitungan untung rugi dilakukan per tahun dan
mencatat seluruh pemasukan maupun pengeluaran selama kurun waktu tersebut. Dari
penghitungan untung rugi per tahun tersebut nantinya bisa dilakukan penghitungan pada
tahun ke berapa akan balik modal dan pada tahun ke barapa peternak sudah bisa
mendapatkan keuntungan bersih. Selain itu, hasil evaluasi terhadap kondisi keuangan bisa
dijadikan patokan bagi peternak untuk melakukan perbaikan ataupun penataan ulang
terhadap tata laksana pengelolaan peternakan ayam broiler yang selama ini dijalankan.
Gambar 3.5.1 Gambaran alur keuangan pembukuan usaha peternakan ayam secara
umum
3.5.1 Pengertian akun dan penggolongan akun dalam akuntansi
Akun merupakan tempat mencatat transaksi keuangan yang memengaruhi
keseimbangan harta, utang, dan modal. Akun dibedakan menjadi dua, yaitu akun riil
dan akun nominal. Akun riil merupakan jenis akun yang tercatat di neraca, seperti
ERP Peternakan Ayam Halaman 44
harta, utang, dan modal. Akun nominal merupakan akun yang tercatat di laporan
laba/rugi, seperti pendapatan dan beban.
A. Akun harta
Harta atau aktiva merupakan sumber daya ekonomi yang dimiliki perusahaan untuk
melaksanakan kegiatan usaha sekarang dan akan datang. Harta dapat dibedakan
sebagai berikut:
1. Harta lancar, adalah harta yang memiliki tingkat likuiditas tinggi dan umur
pemakaiannya kurang dari satu tahun. Misalnya kas, surat-surat berharga, piutang
usaha, wesel tagih, persediaan, perlengkapan, dan beban dibayar di muka.
2. Harta tetap, adalah harta yang berwujud dan memiliki umur ekonomis lebih dari
satu tahun. Misalnya tanah, peralatan, gedung, mesin, dan alat transportasi.
3. Harta tidak berwujud, adalah harta yang secara kasatmata tidak bisa dilihat,
tetapi memiliki nilai ekonomi. Misalnya, hak paten, hak cipta, merek, franchise, dan
goodwill.
4. Investasi jangka panjang, adalah harta perusahaan yang berupa surat-surat
berharga. Misalnya saham dan deposito.
B. Akun utang
Utang atau kewajiban merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membiayai kegiatan
usaha perusahaan. Utang dapat dibedakan menjadi sebagai berikut:
1. Utang lancar, adalah kewajiban yang harus dibayar perusahaan dalam jangka
waktu kurang dari satu tahun. Misalnya wesel bayar, utang usaha, beban masih harus
dibayar, dan pendapatan diterima di muka.
2. Utang jangka panjang, adalah kewajiban yang harus dibayar perusahaan dalam
jangka waktu lebih dari satu tahun. Misalnya, utang bank, hipotek, dan obligasi.
C. Akun modal
Modal merupakan kekayaan dari pemilik atas sebagian harta perusahaan. Pencatatan
modal pada akuntansi diikuti dengan nama pemilik modal.
D. Akun pendapatan
Pendapatan merupakan hasil yang diperoleh perusahaan atas kegiatan usahanya.
Pendapatan dibedakan menjadi pendapatan usaha dan pendapatan di luar usaha.
Pendapatan usaha adalah pendapatan yang diperoleh berkaitan dengan kegiatan
usaha. Pendapatan di luar usaha adalah pendapatan yang diperoleh atas kegiatan di
luar usaha. Misalnya, pendapatan bunga, sewa, dan komisi.
E. Akun beban
Beban merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan karena menjalankan kegiatan
usaha. Beban dibedakan menjadi beban usaha dan beban di luar usaha. Beban usaha
adalah biaya yang dikeluarkan akibat menyelenggarakan kegiatan usaha. Biaya di
luar usaha adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan karena melakukan kegiatan di
luar usaha. Misalnya beban bunga dan sewa.
3.5.2 PENTINGNYA AKUN AKUNTASI PETERNAKAN AYAM PETELUR
Akun (perkiraan) yang Anda ketahui sebuah laporan / daftar yang dapat
membantu Anda dalam mengetahui posisi saldo sebuah akun dari pencatatan
transaksi yang terjadi. Akun disini dikelompokan yang sejenis dalam suatu nama
kelompok yang biasa kita sebut Laporan Neraca dan Laporan Laba Rugi.
Akun akan sangat mempermudah Anda dalam pencatatan, pengelompokan,
penyimpanan dan pengambilan data transaksi dalam buku besar. Hal ini untuk
mengatur kondisi keuangan dan untuk memisahkan pengeluaran, pendapatan, aset
dan kewajiban untuk memberikan pihak yang bertugas lebih mudah memahami
tentang kondisi keuangan saat itu
ERP Peternakan Ayam Halaman 45
Berikut adalah akun-akun yang digunakan pada laporan keuangan suatu bisnis
peternakan ayam.
1.AKUN AKTIVA
Gambar 3.5.2 Akun AKtiva
2.AKUN PIUTANG
01.AKTIVA
011.AKTIVA
LANCAR
0111.KAS DAN
BANK
0111.1 KAS
PUSAT
112.PIUTANG
112.02 KONSUMEN
112.03 PRODUSEN
PAKAN
112.04 PRODUSEN
VAKSIN
112.05 PIUTANG
BIBIT
112.01 MITRA
ERP Peternakan Ayam Halaman 46
Gambar 3.5.3 Akun Piutang
3.AKUN AKTIVA TETAP
Gambar 3.5.4 Akun Aktiva Tetap
5.AKUN KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Gambar 3.5.5 Akun Kewajiban dan Ekuitas
6.EKUITAS
12 AKTIVA TETAP
121 HARGA
PEROLEHAN
121.01 TANAH
121.02 BANGUNAN
KANDANG
121.03 BANGUNAN
GUDANG
121.04 PERALATAN
KANDANG
121.05
KENDARAAN
121.06 SUMUR
2 KEWAJIBAN DAN
EKUITAS
211 KEWAJIBAN
LANCAR
211.01 HUTANG
USAHA
212 KEWAJIBAN
JANGKA PANJANG
212.01 HUTANG
BANK
21 KEWAJIBAN
ERP Peternakan Ayam Halaman 47
Gambar 3.5.6 Akun Ekuitas
7. AKUN PENERIMAAN
Gambar 3.5.7 Akun Penerimaan
8.AKUN BELANJA
3. EKUITAS
31.MODAL
DISETOR
32. LABA
DITAHAN
4 PENERIMAAN
41 PENERIMAANPEMBAYARAN 42 PENERIMAANTIDAK RUTIN
421.01 PENERIMAAN BUNGA BANK 421.02 PENERIMAN PIUTANG MITRA
421.03 PIUTANG KONSUMEN 421.04 PIUTANG PRODUSEN PAKAN
421.05 PIUTANG PRODUSEN VAKSIN
PIUTANG BIBIT
ERP Peternakan Ayam Halaman 48
Gambar 3.5.8 Akun Belanja
9. Akun belanja barang dan jasa
Gambar 3.5.9 Akun Belanja Barang dan Jasa
10 Akun pemeliharaan
5.BELANJA
51.BELANJA RUTIN 511.BELANJA PEGAWAI
511.01 GAJI KARYAWAN
511.01.01 GAJI
KARYAWAN KANDANG
511.01.02 GAJI SOPIR
511.01.01 GAJI
SEKRETARIS
511.02 TUNJANGAN
512.02.1 TUNJANGAN
KARYAWAN
512.02.2 TUNJANGAN
SOPIR
512.02.3 TUNJANGAN
SEKRETARIS
511.03KONSUMSI
511.03.1PENGIRIMAN
TELUR
511.04 uang lembur
511.04.1 lembur pekerja
kandang
511.04.02 lembur
perlengkapan
511.05 biaya sumur
512 belanja
barang dan jasa
512.1.1 kandang 512.1.2 gudang
512.1 alat
keperluan
512.2 listrik
512.3 telepon
ERP Peternakan Ayam Halaman 49
Gambar 3.5.10 Akun Pemeliharaan
A. NERACA
Neraca adalah suatu bentuk laporam yang sistematis :mengenai harta,hutang
dan modal suatu perusahaan tertentu pada suatu saat (tanggal tertentu). Jadi neraca
merupakan laporan dan yang dilaporkan adalah Harta,Hutang dan Modal pada saat
tertentu.contoh neraca akuntansi suatu perusahaan.
513.pemeliharaan
513.01 kendaraan 513.02 bangunan 513.03 gudang
ERP Peternakan Ayam Halaman 50
Gambar 3.5.11 Contoh Data Neraca
I. Harta
Harta adalah semua kekayaan yang dimiliki perusahaan baik yang digunakan
usaha maupun tidak (belum) digunakan yang berasal dari pemilik perusahaan
maupun dari pihak luar, Pengertian harta disini sangat luas,maka diperlukan adanya
pengelompokkan lagi
 Harta lancar = Aktiva lancar
Adalah kekayaan milik perusahaan yang jangka waktu perputarannya kurang
dari satu tahun. Harta jenis ini sebelum satu tahun umumnya sudah habis dan
berganti dengan yang baru, sering pula disebut dengan modal kerja :
ERP Peternakan Ayam Halaman 51
a. Kas
Adalah uang yang dimiliki perusahaan dan dapat digunakan untuk membiayai
usaha perusahaan pada umumnya.
Kekayaan yang dapat dicatat sebagai kas adalah cek tunai, wesel dan
simpanan di bank yang dapat diambil setiap sataa yaitu giro.
b. Bank
Apabila uang yang ada di perusahaan dipisahkan dengan yang ada di Bank,
maka timbul dua rekening (pos) yaitu “kas” untuk uang yang ada
diperusahaan dan “Bank” untuk uang yang disimpan di bank.
c. Piutang dagang (tagihan),dan piutang wesel
Merupakan tagihan pada pihak lain yang disebabkan karena adanya penjualan
barang secara kredit. Sesuai dengan kriteria harta lancar,maka tagihan ini
terdapat batas waktu (umur) tidak boleh lebih dari satu tahun.pos piutang
dapat dicantumkan dalam neraca dengan dikurangi “cadangan kerugian
piutang “yaitu sua jumlah tertentu dari piutang dagang yang di perkirakan
tidak dapat ditagih
d.Persediaan barang dagangan
Adalah barang yag dimiliki perusahaan dengan maksuf untk dijual dalam
periode (tahun)tersebut.
e.Pos-pos yang dibayar dimuka
Istilah lain yakni sama halnya dengan porskot atau uang muka yaitu pos-pos
yang dibayar di muka tetapi manfaat/barangya belum diterima.
f.hak pendapatan yang belum diterima
adalah hak pendapatan yang sudah menjadi hak perusahaan tetapi uang
pelunasannya belum di terima.pada umumnnya sering disebut piutang lain-
lain.
1. Investasi Jangka Panjang
Adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan biasanya berbentuk saham atau obliasi
dari perusahaan lain. Dengan tujuan untuk untuk memperoleh pendapatan tetap.
2. Harta tetap = Aktiva tetap = Aktiva tak bergerak
Adalah kekayaaan milik perusahaan yanng dapat digunaka untuk usaha dengan
waktu yang lebih dari satu thun dan tujuannya untuk tidak diperjualbelikan. Jadi
kekayaan ini tidak akan habis dalam sekali pemakaian tetappi dapat digunakan
secara berulang.
a.Tanah
Yaitu tempat didirikan bangunan untuk melaksanakan usaha
b.Bangunan
Misalnya kandang,gudang. Pos-pos ini didalan neraca dikurangi dengan “Akumulasi
Penyusutan” yaitu nilai daripada aktiva tetap yang telah disusut
c.Kendaraan
Alat angkut yang dimiliki perusahaan.
d.alat-alat kantor atau gudang
misalkan semua bentuk perlengkapan yang ada di dalam kantor maupun gudang
I. Hutang
Kewajiban dari perusahaan untuk dibayar pada pihak lain pada waktu tertentu.
1.Hutang lancar
Kewajiban jangka yang waktunya kurang dari satu tahun (jangka pendek) dan pada
umumnya dilunasi dengan aktiva lancar
a. Hutang dagang
Adalah kewajiban jangka pendek yang timbul dari transaksi pembelian barang/jasa
secara kredit.
ERP Peternakan Ayam Halaman 52
b. Hutang biaya
Misalnya hutang gaji,hutang sewa,hutang biaya listrik
c. Hutang jangka pendek
Yaitu bagian dari hutang jangka panjang yang akan dilunasi periode tersebut : hutang
bank jangka pendek
d. Hutang Jangka Panjang
Kewajiban yang jangka waktunya lebih dari satu tahun. Perusahaan dalam usahanya
perlu untuk mengembangkan usahanya,dapat mengambil pinjaman jangka panjang
pada Bank
II. Modal
Adalah hak yang dimiliki para pemilik perusahaan terhadap kekayaan yang jumlahnya
sama dengan total harga dikurangi dengan total hutang.bentuk dari kekayaan yang
menjadi milik para pemilik perusahaan ,tidak dapat di identifikasi,jadi yang jelas dari
total kekayaan yang ada,sebagian adalah milik orang lain yang disebut hutang dan
sebagian lagi adalah miliki perusahaan yang disebut modal
III. Laporan laba rugi
Dalam analisis rugi-laba adapun faktor yang mempengaruhi adalah pene-
rimaan dan biaya produksi yang terdiri dari: biaya tetap dan biaya tidak tetap.
a) Biaya Produksi
Biaya produksi /ekor dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pada periode
2014 adalah Rp 21.798.000,-. Biaya produksi yang tinggi menyebabkan total biaya
pengeluaran yang harus dikeluarkan oleh peternak plasma untuk menjalankan usaha
budidaya ayam petelur tiap periode produksinya menjadi besar. Sehingga total
keuntungan yang diperoleh peternak tiap periodenya menjadi rendah. Biaya pakan
merupakan biaya produksi tertinggi dibandingkan dengan biaya produksi yang lain.
Soekartawi (2002) menyatakan bahwa total biaya produksi merupakan
sejumlah biaya yang dikeluarkan dalam suatu usaha budidaya ayam pedaging. Biaya
ini terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap atau biaya variabel. Biaya tetap
merupakan biaya yang di keluarkan untuk sarana poduksi dan berkali-kali dapat
dipergunakan.
b) Penerimaan
Penerimaan dari hasil pene-litian meunjukkan bahwa pada strata periode 2014
adalah (Rp 15.000.000,-).
Laporan Laba/Rugi periode 2014
ERP Peternakan Ayam Halaman 53
c) Keuntungan
Keuntungan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pada periode 2014
adalah sebesar 0%. Meskipun total penerimaan yang diperoleh peternak pada periode
2014 tinggi akan tetapi biaya produksi yang harus dikeluarkan juga tinggi sehingga
total keuntungan yang didapat tidak maksimal.
Hoddi, dkk (2011) menyatakan bahwa keuntungan yang diperoleh peternak
ayam pedaging merupakan hasil dari penjualan ternak dikurangi dengan biaya-biaya
yang dikeluarkan selama masaproduksi. Hasil itu harus dikurangi dengan biaya-biaya
yang dikeluarkannya. Setelah semua biaya tersebut dikurangkan barulah peternak
memperoleh keuntungan bersih.
ada penelitian usaha budidaya ayam pola kemitraan ini dibagi menjadi 3
macam analisis, yaitu BEPharga, BEPproduk dan BEPekor. Ketiga analisis tersebut
nantinya akan digunakan untuk mengetahui harga minimum, jumlah bobot telur
ayam petelur minimum serta jumlah ekor minimum ayam afkir yang harus dipanen.
Syukur (2008) menyatakan bahwa analisis BEP merupakan suatu cara atau
suatu teknik yang digunakan oleh seorang petugas atau manajer perusahaan untuk
mengetahui pada volume (jumlah) penjualan dan volume produksi berapakah
perusahaan tersebut tidak menderita kerugian dan tidak pula memperoleh laba.
Syamsudin (2000) menyatakan bahwa keberhasilan suatu usaha dapat diukur
dengan R/C Ratio. Nilai tersebut merupakan imbangan antara penerimaan dengan
biaya yang digunakan untuk usaha. Suatu usaha dikatakan layak apabila nilai R/C
ratio lebih dari satu. Semakin besar R/C ratio maka semakin besar pula tingkat
efisiensinya.
Ibrahim (2009) menyatakan bahwa ratio rentabilitas adalah tolak ukur
keberhasilan suatu perusahaan dalam mempertahankan kebijaksanaan yang meng-
untungkan dan mampu menunjukkan kenaikan modal yang stabil dalam waktu
bersamaan, dengan kata lain ratio rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan
untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
Medion (2010) menyatakan bahwa salah satu parameter utama yang sering
dipergunakan untuk mengukur keberhasilan peternakan yaitu indeks performance
atau indeks performan (IP). Nilai IP digunakan untuk menentukan nilai insentif/ bonus
bagi peternak (bagi kemitraan) maupun pekerja kandang. Bagi peternak plasma IP
dapat berguna sebagai bahan evaluasi dalam mengetahui sistem manajemen yang
diterapkan di peternakan tersebut.
IV. JURNAL
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur
Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur

Contenu connexe

Tendances

TATA CARA PENYUSUNAN TOR
TATA CARA PENYUSUNAN TORTATA CARA PENYUSUNAN TOR
TATA CARA PENYUSUNAN TOR
Joko Riswanto
 
Proposal usaha presentasi
Proposal usaha  presentasiProposal usaha  presentasi
Proposal usaha presentasi
syukrillah5555
 

Tendances (20)

TATA CARA PENYUSUNAN TOR
TATA CARA PENYUSUNAN TORTATA CARA PENYUSUNAN TOR
TATA CARA PENYUSUNAN TOR
 
Strategi Pemasaran Hasil Pertanian
Strategi Pemasaran Hasil PertanianStrategi Pemasaran Hasil Pertanian
Strategi Pemasaran Hasil Pertanian
 
Laporan praktikum tataniaga pertanian
Laporan praktikum tataniaga pertanianLaporan praktikum tataniaga pertanian
Laporan praktikum tataniaga pertanian
 
Ppt pkl
Ppt pklPpt pkl
Ppt pkl
 
Marketing Idea Competition 2010 (Contoh Presentasi)
Marketing Idea Competition 2010 (Contoh Presentasi)Marketing Idea Competition 2010 (Contoh Presentasi)
Marketing Idea Competition 2010 (Contoh Presentasi)
 
EXECUTIVE SUMMARY - JASA LAYANAN PEMASARAN INDUSTRI UKM (sme marketing outsou...
EXECUTIVE SUMMARY - JASA LAYANAN PEMASARAN INDUSTRI UKM (sme marketing outsou...EXECUTIVE SUMMARY - JASA LAYANAN PEMASARAN INDUSTRI UKM (sme marketing outsou...
EXECUTIVE SUMMARY - JASA LAYANAN PEMASARAN INDUSTRI UKM (sme marketing outsou...
 
Pemasaran (marketing)
Pemasaran (marketing)Pemasaran (marketing)
Pemasaran (marketing)
 
Klasifikasi Usahatani
Klasifikasi UsahataniKlasifikasi Usahatani
Klasifikasi Usahatani
 
Agribisnis tanaman sayuran_1
Agribisnis tanaman sayuran_1Agribisnis tanaman sayuran_1
Agribisnis tanaman sayuran_1
 
PERANGKAT ANALISIS PENGENDALIAN MUTU
PERANGKAT ANALISIS PENGENDALIAN MUTUPERANGKAT ANALISIS PENGENDALIAN MUTU
PERANGKAT ANALISIS PENGENDALIAN MUTU
 
CONTOH POWER POINT TENTANG PERUSAHAAN
CONTOH POWER POINT TENTANG PERUSAHAANCONTOH POWER POINT TENTANG PERUSAHAAN
CONTOH POWER POINT TENTANG PERUSAHAAN
 
Media sosial untuk bisnis
Media sosial untuk bisnisMedia sosial untuk bisnis
Media sosial untuk bisnis
 
Biodata penulis buku
Biodata penulis bukuBiodata penulis buku
Biodata penulis buku
 
Proposal sponsorship aero expo itb 2015 [fix 250915]
Proposal sponsorship aero expo itb 2015 [fix 250915]Proposal sponsorship aero expo itb 2015 [fix 250915]
Proposal sponsorship aero expo itb 2015 [fix 250915]
 
Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja
Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator KinerjaPerencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja
Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja
 
Proposal usaha presentasi
Proposal usaha  presentasiProposal usaha  presentasi
Proposal usaha presentasi
 
Bisnis plan coffee shop dan mini library
Bisnis plan coffee shop dan mini library Bisnis plan coffee shop dan mini library
Bisnis plan coffee shop dan mini library
 
Proposal usaha dengan analisis swot
Proposal usaha dengan analisis swotProposal usaha dengan analisis swot
Proposal usaha dengan analisis swot
 
Pelatihan digital marketing untuk UKM
Pelatihan digital marketing untuk UKMPelatihan digital marketing untuk UKM
Pelatihan digital marketing untuk UKM
 
Biodata pemateri
Biodata pemateriBiodata pemateri
Biodata pemateri
 

En vedette

Sistem inferensi fuzzy
Sistem inferensi fuzzySistem inferensi fuzzy
Sistem inferensi fuzzy
Ainul Yaqin
 
Pemikiran dan aturan fuzzy
Pemikiran dan aturan fuzzyPemikiran dan aturan fuzzy
Pemikiran dan aturan fuzzy
Ainul Yaqin
 
Wirausaha Produk Produk Budidaya Ternak Unggas Petelur
Wirausaha Produk Produk Budidaya Ternak Unggas PetelurWirausaha Produk Produk Budidaya Ternak Unggas Petelur
Wirausaha Produk Produk Budidaya Ternak Unggas Petelur
Tata Adi Nugroho
 
Analisis optimasi penempatan lokasi pusat kesehatan masyarakat kota batu
Analisis optimasi penempatan lokasi pusat kesehatan masyarakat kota batuAnalisis optimasi penempatan lokasi pusat kesehatan masyarakat kota batu
Analisis optimasi penempatan lokasi pusat kesehatan masyarakat kota batu
Ainul Yaqin
 

En vedette (20)

Contoh Proposal Usaha Budidaya Ayam Petelur | KEWIRAUSAHAAN
Contoh Proposal Usaha Budidaya Ayam Petelur | KEWIRAUSAHAANContoh Proposal Usaha Budidaya Ayam Petelur | KEWIRAUSAHAAN
Contoh Proposal Usaha Budidaya Ayam Petelur | KEWIRAUSAHAAN
 
Desain database
Desain databaseDesain database
Desain database
 
Perencanaan produksi
Perencanaan produksiPerencanaan produksi
Perencanaan produksi
 
Service oriented architecture
Service oriented architectureService oriented architecture
Service oriented architecture
 
Sistem inferensi fuzzy
Sistem inferensi fuzzySistem inferensi fuzzy
Sistem inferensi fuzzy
 
Pemodelan proses
Pemodelan prosesPemodelan proses
Pemodelan proses
 
Budidaya Unggas Petelur
Budidaya Unggas PetelurBudidaya Unggas Petelur
Budidaya Unggas Petelur
 
Desain dan prototiping output
Desain dan prototiping outputDesain dan prototiping output
Desain dan prototiping output
 
Pemikiran dan aturan fuzzy
Pemikiran dan aturan fuzzyPemikiran dan aturan fuzzy
Pemikiran dan aturan fuzzy
 
Desain dan prototyping input
Desain dan prototyping inputDesain dan prototyping input
Desain dan prototyping input
 
Wirausaha Produk Produk Budidaya Ternak Unggas Petelur
Wirausaha Produk Produk Budidaya Ternak Unggas PetelurWirausaha Produk Produk Budidaya Ternak Unggas Petelur
Wirausaha Produk Produk Budidaya Ternak Unggas Petelur
 
Analisa Usaha Bisnis Pullet (Ayam petelur 13 minggu) Menggunakan Kandang Sewa
Analisa Usaha Bisnis Pullet (Ayam petelur 13 minggu) Menggunakan Kandang SewaAnalisa Usaha Bisnis Pullet (Ayam petelur 13 minggu) Menggunakan Kandang Sewa
Analisa Usaha Bisnis Pullet (Ayam petelur 13 minggu) Menggunakan Kandang Sewa
 
Pola investasi bisnis layer
Pola investasi bisnis layerPola investasi bisnis layer
Pola investasi bisnis layer
 
Himpunan fuzzy
Himpunan fuzzyHimpunan fuzzy
Himpunan fuzzy
 
Konsep ERP
Konsep ERPKonsep ERP
Konsep ERP
 
Manajemen Hubungan Pelanggan
Manajemen Hubungan PelangganManajemen Hubungan Pelanggan
Manajemen Hubungan Pelanggan
 
Service Oriented Modeling
Service Oriented ModelingService Oriented Modeling
Service Oriented Modeling
 
Supply chain management
Supply chain managementSupply chain management
Supply chain management
 
12347128
1234712812347128
12347128
 
Analisis optimasi penempatan lokasi pusat kesehatan masyarakat kota batu
Analisis optimasi penempatan lokasi pusat kesehatan masyarakat kota batuAnalisis optimasi penempatan lokasi pusat kesehatan masyarakat kota batu
Analisis optimasi penempatan lokasi pusat kesehatan masyarakat kota batu
 

Similaire à Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur

Pengembangang usaha agrobisnis perternakan unggas yang bekerja sama dengan (PT)
Pengembangang usaha agrobisnis perternakan unggas yang bekerja sama dengan (PT)Pengembangang usaha agrobisnis perternakan unggas yang bekerja sama dengan (PT)
Pengembangang usaha agrobisnis perternakan unggas yang bekerja sama dengan (PT)
KarindaGayatri
 
Penerapan Manajemen Produksi & Operasi Di Industri manufaktur.pdf
Penerapan Manajemen Produksi & Operasi Di Industri manufaktur.pdfPenerapan Manajemen Produksi & Operasi Di Industri manufaktur.pdf
Penerapan Manajemen Produksi & Operasi Di Industri manufaktur.pdf
hibahaseenalhasuna
 
Kata pengantar daftar isi & istilah 31 agust 2012-revisi 4_final
Kata pengantar daftar isi & istilah 31 agust 2012-revisi 4_finalKata pengantar daftar isi & istilah 31 agust 2012-revisi 4_final
Kata pengantar daftar isi & istilah 31 agust 2012-revisi 4_final
Suhardi Bae
 
Solusi ERP dengan CronosERP - PT. Pandu Cipta SOlusi
Solusi ERP dengan CronosERP  - PT. Pandu Cipta SOlusiSolusi ERP dengan CronosERP  - PT. Pandu Cipta SOlusi
Solusi ERP dengan CronosERP - PT. Pandu Cipta SOlusi
Bambang
 

Similaire à Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur (20)

Analisa sistem penjualan tunai pada pt. aurora medika purwokerto
Analisa sistem penjualan tunai pada pt. aurora medika purwokertoAnalisa sistem penjualan tunai pada pt. aurora medika purwokerto
Analisa sistem penjualan tunai pada pt. aurora medika purwokerto
 
Tugas sia sistem informasi siklus produksi, sistem informasi siklus pengupa...
Tugas sia   sistem informasi siklus produksi, sistem informasi siklus pengupa...Tugas sia   sistem informasi siklus produksi, sistem informasi siklus pengupa...
Tugas sia sistem informasi siklus produksi, sistem informasi siklus pengupa...
 
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI JURUSAN MESIN PRODUKSI SMKN 2 PEKANBARU T.A 20...
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI JURUSAN MESIN PRODUKSI SMKN 2 PEKANBARU T.A 20...LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI JURUSAN MESIN PRODUKSI SMKN 2 PEKANBARU T.A 20...
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI JURUSAN MESIN PRODUKSI SMKN 2 PEKANBARU T.A 20...
 
Pengembangang usaha agrobisnis perternakan unggas yang bekerja sama dengan (PT)
Pengembangang usaha agrobisnis perternakan unggas yang bekerja sama dengan (PT)Pengembangang usaha agrobisnis perternakan unggas yang bekerja sama dengan (PT)
Pengembangang usaha agrobisnis perternakan unggas yang bekerja sama dengan (PT)
 
CONTOH STUDY KASUS PT. ZARMI PASIFIC NUSANTARA DENGAN MYOB
CONTOH STUDY KASUS PT. ZARMI PASIFIC NUSANTARA DENGAN MYOBCONTOH STUDY KASUS PT. ZARMI PASIFIC NUSANTARA DENGAN MYOB
CONTOH STUDY KASUS PT. ZARMI PASIFIC NUSANTARA DENGAN MYOB
 
Laporan praktikum sistem produksi
Laporan praktikum sistem produksiLaporan praktikum sistem produksi
Laporan praktikum sistem produksi
 
Penerapan Manajemen Produksi & Operasi Di Industri manufaktur.pdf
Penerapan Manajemen Produksi & Operasi Di Industri manufaktur.pdfPenerapan Manajemen Produksi & Operasi Di Industri manufaktur.pdf
Penerapan Manajemen Produksi & Operasi Di Industri manufaktur.pdf
 
buku Akuntansi Biaya.pdf
buku Akuntansi Biaya.pdfbuku Akuntansi Biaya.pdf
buku Akuntansi Biaya.pdf
 
Kata pengantar daftar isi & istilah 31 agust 2012-revisi 4_final
Kata pengantar daftar isi & istilah 31 agust 2012-revisi 4_finalKata pengantar daftar isi & istilah 31 agust 2012-revisi 4_final
Kata pengantar daftar isi & istilah 31 agust 2012-revisi 4_final
 
Excel Laporan Keuangan
Excel Laporan KeuanganExcel Laporan Keuangan
Excel Laporan Keuangan
 
Tugas sistem informasi akuntansi
Tugas sistem informasi akuntansi Tugas sistem informasi akuntansi
Tugas sistem informasi akuntansi
 
Adad danuarta
Adad danuartaAdad danuarta
Adad danuarta
 
Solusi ERP dengan CronosERP - PT. Pandu Cipta SOlusi
Solusi ERP dengan CronosERP  - PT. Pandu Cipta SOlusiSolusi ERP dengan CronosERP  - PT. Pandu Cipta SOlusi
Solusi ERP dengan CronosERP - PT. Pandu Cipta SOlusi
 
Laporan sistem informasi akuntansi pada sometech
Laporan sistem informasi akuntansi pada sometechLaporan sistem informasi akuntansi pada sometech
Laporan sistem informasi akuntansi pada sometech
 
Laporan Aplikasi Penjualan Handphone Access
Laporan Aplikasi Penjualan Handphone AccessLaporan Aplikasi Penjualan Handphone Access
Laporan Aplikasi Penjualan Handphone Access
 
LAPORAN KERJA PRAKTEK perusahaan
LAPORAN KERJA PRAKTEK perusahaanLAPORAN KERJA PRAKTEK perusahaan
LAPORAN KERJA PRAKTEK perusahaan
 
Metode penulisan dan penyusunan proposal bisnis
Metode penulisan dan penyusunan proposal bisnisMetode penulisan dan penyusunan proposal bisnis
Metode penulisan dan penyusunan proposal bisnis
 
Pengelolaan Kualitas Makalah Indonesia
Pengelolaan Kualitas Makalah IndonesiaPengelolaan Kualitas Makalah Indonesia
Pengelolaan Kualitas Makalah Indonesia
 
Buku Panduan Aplikasi eKinerja
Buku Panduan Aplikasi eKinerjaBuku Panduan Aplikasi eKinerja
Buku Panduan Aplikasi eKinerja
 
Sim, muhiyyatul millah, hapzi ali, tugas uas, universits mercubuana, 2017
Sim, muhiyyatul millah, hapzi ali, tugas uas, universits mercubuana, 2017Sim, muhiyyatul millah, hapzi ali, tugas uas, universits mercubuana, 2017
Sim, muhiyyatul millah, hapzi ali, tugas uas, universits mercubuana, 2017
 

Plus de Ainul Yaqin

Plus de Ainul Yaqin (20)

Materi Kuliah Sistem Informasi 12 Audit Menggunakan Sistem Informasi.pptx
Materi Kuliah Sistem Informasi 12 Audit Menggunakan Sistem Informasi.pptxMateri Kuliah Sistem Informasi 12 Audit Menggunakan Sistem Informasi.pptx
Materi Kuliah Sistem Informasi 12 Audit Menggunakan Sistem Informasi.pptx
 
Materi Kuliah Sistem Informasi 11 Manajemen Proyek Sistem Informasi.pptx
Materi Kuliah Sistem Informasi 11 Manajemen Proyek Sistem Informasi.pptxMateri Kuliah Sistem Informasi 11 Manajemen Proyek Sistem Informasi.pptx
Materi Kuliah Sistem Informasi 11 Manajemen Proyek Sistem Informasi.pptx
 
Materi Kuliah Sistem Informasi 10 Pengembangan Sistem Informasi.pptx
Materi Kuliah Sistem Informasi 10 Pengembangan Sistem Informasi.pptxMateri Kuliah Sistem Informasi 10 Pengembangan Sistem Informasi.pptx
Materi Kuliah Sistem Informasi 10 Pengembangan Sistem Informasi.pptx
 
Materi Kuliah Sistem Informasi 09 Perencanaan Strategis Sistem Informasi.pptx
Materi Kuliah Sistem Informasi 09 Perencanaan Strategis Sistem Informasi.pptxMateri Kuliah Sistem Informasi 09 Perencanaan Strategis Sistem Informasi.pptx
Materi Kuliah Sistem Informasi 09 Perencanaan Strategis Sistem Informasi.pptx
 
Materi Kuliah Sistem Informasi 08 Kecerdasan dalam Sistem Informasi.pptx
Materi Kuliah Sistem Informasi 08 Kecerdasan dalam Sistem Informasi.pptxMateri Kuliah Sistem Informasi 08 Kecerdasan dalam Sistem Informasi.pptx
Materi Kuliah Sistem Informasi 08 Kecerdasan dalam Sistem Informasi.pptx
 
Materi Kuliah Sistem Informasi 07 Enterprise System.pptx
Materi Kuliah Sistem Informasi 07 Enterprise System.pptxMateri Kuliah Sistem Informasi 07 Enterprise System.pptx
Materi Kuliah Sistem Informasi 07 Enterprise System.pptx
 
Materi Kuliah Sistem Informasi 06 Arsitektur Infrastruktur dalam Sistem Infor...
Materi Kuliah Sistem Informasi 06 Arsitektur Infrastruktur dalam Sistem Infor...Materi Kuliah Sistem Informasi 06 Arsitektur Infrastruktur dalam Sistem Infor...
Materi Kuliah Sistem Informasi 06 Arsitektur Infrastruktur dalam Sistem Infor...
 
Materi Kuliah Sistem Informasi 05 Arsitektur Data dalam Sistem Informasi.pptx
Materi Kuliah Sistem Informasi 05 Arsitektur Data dalam Sistem Informasi.pptxMateri Kuliah Sistem Informasi 05 Arsitektur Data dalam Sistem Informasi.pptx
Materi Kuliah Sistem Informasi 05 Arsitektur Data dalam Sistem Informasi.pptx
 
Materi Kuliah Sistem Informasi 04 Teknologi dalam Sistem Informasi.pptx
Materi Kuliah Sistem Informasi 04 Teknologi dalam Sistem Informasi.pptxMateri Kuliah Sistem Informasi 04 Teknologi dalam Sistem Informasi.pptx
Materi Kuliah Sistem Informasi 04 Teknologi dalam Sistem Informasi.pptx
 
Materi Kuliah Sistem Informasi 03 Sistem Informasi dalam Organisasi.pptx
Materi Kuliah Sistem Informasi 03 Sistem Informasi dalam Organisasi.pptxMateri Kuliah Sistem Informasi 03 Sistem Informasi dalam Organisasi.pptx
Materi Kuliah Sistem Informasi 03 Sistem Informasi dalam Organisasi.pptx
 
Materi Kuliah Sistem Informasi 02 Pengantar Sistem Informasi.pptx
Materi Kuliah Sistem Informasi 02 Pengantar Sistem Informasi.pptxMateri Kuliah Sistem Informasi 02 Pengantar Sistem Informasi.pptx
Materi Kuliah Sistem Informasi 02 Pengantar Sistem Informasi.pptx
 
Materi Kuliah Sistem Informasi 01 Pendahuluan.pptx
Materi Kuliah Sistem Informasi 01 Pendahuluan.pptxMateri Kuliah Sistem Informasi 01 Pendahuluan.pptx
Materi Kuliah Sistem Informasi 01 Pendahuluan.pptx
 
Materi Kuliah Sistem Informasi 13 Tata Kelola Sistem Informasi.pptx
Materi Kuliah Sistem Informasi 13 Tata Kelola Sistem Informasi.pptxMateri Kuliah Sistem Informasi 13 Tata Kelola Sistem Informasi.pptx
Materi Kuliah Sistem Informasi 13 Tata Kelola Sistem Informasi.pptx
 
01. Pendahuluan
01. Pendahuluan01. Pendahuluan
01. Pendahuluan
 
12 Software Measurement
12 Software Measurement12 Software Measurement
12 Software Measurement
 
14 Software Engineering Economics
14 Software Engineering Economics14 Software Engineering Economics
14 Software Engineering Economics
 
13 Software Engineering Model and Methods
13 Software Engineering Model and Methods13 Software Engineering Model and Methods
13 Software Engineering Model and Methods
 
08 Software Testing
08 Software Testing08 Software Testing
08 Software Testing
 
04 Software Design Strategies and Methods
04 Software Design Strategies and Methods04 Software Design Strategies and Methods
04 Software Design Strategies and Methods
 
07 Software Construction Technology
07 Software Construction Technology07 Software Construction Technology
07 Software Construction Technology
 

Simulasi ERP Peternakan Ayam Petelur

  • 1. LAPORAN ENTERPRISE RESOURCE PLANNING “PETERNAKAN AYAM PETELUR” Disusun untuk melengkapi tugas akhir Manajemen Proyek Perangkat Lunak Dosen Pengampu : M. Ainul Yaqin, M.Kom Oleh: KELAS C Manajemen Proyek Perangkat Lunak JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 201
  • 2. KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya, sehingga laporan tugas akhir Manajemen Proyek Perangkat Lunak yang berjudul “Enterprise Resource Planning Peternakan Ayam Petelur” dapat kami selesaikan. Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan jalan yang terang berupa ilmu pengetahuan sebagai bekal di dunia dan akhirat. Semua ini tidak lepas dari bantuan semua pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini kami mengucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Bapak Muhammad Ainul Yaqin, M.Kom selaku dosen mata kuliah Manajemen Proyek Perangkat Lunak. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan hidayah dan Inayah-Nya kepada beliau serta memberikan kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di akhirat. Dengan segala kerendahan hati, kami menyadari bahwasannya masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan laporan ini yang dikarenakan oleh keterbatasan kemampuan dan berbagai hal lain. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang bersifat konstruksional sangat kami harapkan demi kesempurnaan dan sebagai tolak ukur perbaikan di masa yang akan datang. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat, informasi, serta memperluas khasanah pengetahuan dan wawasan bagi kami pada khususnya dan dunia pendidikan pada umumnya. Malang, Desember 2014 Penyusun
  • 3. DAFTAR ISI BAB I 1. PENDAHULUAN 1.1 Deskripsi Proyek ……………………………………………………………………………… 1 1.2 Deskripsi Organisasi Studi Kasus …………………………………………………… 2 1.3 Stakeholder …………………………………………………………………………………….. 4 BAB II 2. Proses Bisnis 2.1 Identifikasi Proses Bisnis …………………………………………………………………… 5 2.1.1 Identifikasi Proses Bisnis …………………………………………………………….. 5 2.1.2 Analisisi Proses Bisnis ………………………………………………………………….. 5 2.2 Model Proses Bisnis …………………………………………………………………………… 9 BAB III 3. Penerapan Konsep ERP 3.1 Sales and Distribution ………………………………………………………………………. 14 3.2 Production Planning ………………………………………………………………………….. 17 3.3 Material Management ……………………………………………………………………….. 30 3.4 Manufacturing ……………………………………………………………………………………. 32 3.5 Final Accounting ……………………………………………………………………………….. 42 BAB IV 4. Simulasi ERP 4.1 Sales and Distribution ………………………………………………………………………. 59 4.2 Production Planning ………………………………………………………………………….. 65 4.3 Material Management ……………………………………………………………………….. 69 4.4 Manufacturing ……………………………………………………………………………………. 74 4.5 Final Accounting ………………………………………………………………………………… 82 BAB V 5. Kesimpulan ……………………………………………………………………………………………………. 110 Daftar Pustaka ………………………………………………………………………………………………………….. 112 Lampiran-Lampiran ………………………………………………………………………………………………….. 113
  • 5. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Deskripsi Proyek ERP (Enterprise Resource Planning) peternakan ayam adalah pembuatan konsep untuk merencanakan dan mengelola sumber daya yang ada di dalam peternakan ayam meliputi dana, manusia, mesin, suku cadang, waktu, material dan kapasitas yang berpengaruh luas mulai dari manajemen paling atas hingga operasional di sebuah peternakan ayam agar dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menghasilkan nilai tambah bagi seluruh pihak yang berkepentingan (stake holder) atas peternakan ayam tersebut dan mengetahui seberapa banyak peternak ayam tersebut mengalami kerugian ketika menggunakan pakan jadi. ERP berfungsi untuk mengintegrasikan proses-proses penciptaan produk atau jasa perusahaan, mulai dari pemesanan bahan-bahan mentah dan fasilitas produksi sampai dengan terciptanya produk jadi yang siap ditawarkan kepada pelanggan (Indrajit, Djokopranoto, 2002). Selain itu ERP juga membantu mengintegrasikan data-data di dalam organisasi di dalam sebuah platform yang umum (ERP Wire, 2006). Dalam pembuatan ERP peternakan ayam dibagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut, yang kemudian akan dibahas secara rinci pada bab selanjutnya: 1. Pemesanan Gambar 1.1 Siklus Sales and Distribution pada ERP Berikut adalah penjelasan singkat dari pemesan: Pembeli melakukan pemesanan-penerima melakukan pengecekan stok- pengambilan stok pesanan-pengepakan-pengiriman pesanan-pemberi tahuan tagihan kepada pembeli-pembayaran tagihan oleh pembeli. 2. Perencanaan Pada bagian ini akan dibahas tentang perencanaan produksi mulai dari infrastruktur, material yang digunakan, sumber daya manusia, dan hitung kebutuhan ternak beserta simulasinya. 3. Procurement
  • 6. Gambar 1.2 siklus Procurement pada ERP Bagian ini akan menjelaskan seperti pada gambar. Berikut penjelasan singkatnya: Pembuatan list permintaan-pemilahan barang produksi oleh penjual- pemesanan barang-konfirmasi penjual-pengiriman barang dari penjual- kwitansi barang-tagihan-pembayaran. 4. Manufaktur Pada proses manufaktur ini akan menjelaskan tentang manufaktur pembibitan ayam. 5. Akutansi Bagian ini akan menjelaskan tentang perhitungan akutansi peternakan ayam, tersebut dalam simulasi. Pembuatan ERP peternakan ayam dalam laporan ini dilakukan dalam microsoft excel beserta simulasi-simulasi perhitungan dari awal peternakan ayam mulai didirikan. Dan data yang ditampilkan berupa tabel-tabel dan grafik dalam perhituangan per bulannya. Tujuan tersebut dimaksudkan agar peternak ayam dapat mengetahui secara jelas laporan bulanannya dan meminimalisir kerugian dengan penggunaan pakan jadi tanpa harus menyalahi kontrak pembelian ayam petelur dengan pabrik. Pengerjaan proyek ini dilakukan secara bertahap dimulai dari proses wawancara kepada narasumber secara langsung, pendataan, hingga pembuatan ERP dalam microsoft excel. 1.2 Dekripsi Organisasi Studi Kasus Deskripsi Organisasi Studi Kasus, menjelaskan mengenai bagaimana struktur organisasi yang ada dalam peternakan ayam peterlur dan menjelaskan menjelaskan satu persatu bagaimana peran, fungsi, dan kegiatan masing-masing pihak peternakan ayam peterlur yang berwenang dalam tugas masing-masing. Sebelum mendeskripsikan masing-masing organisasi dalam peternakan ayam petelur, perlu kiranya untuk menstrukturkan susunan organisasi yang terdapat dalam peternakan ayam agar lebih mudah ditelaah. Susunan organisasi peternakan ayam peterlur adalah sebagai berikut :
  • 7. Gambar 1.3 Susunan Organisasi Peternakan Ayam Petelur Berikut ini adalah deskripsi masing-masing bagian dalam peternakan ayam : Nama Deksripsi Pimpinan - memimpin produksi usaha peternakan petelur - memegang kendali atas kinerja SDM pada perusahaan - bertanggungjawab pada kesuksesan bisnis bagian pengadaan - mengontrol ketersediaan material - bertanggungjawab kepada pimpinan Bagian produksi - mengontrol pemeliharaan bibit dan ayam petelur - memegang kendali produksi telur - bertanggungjawab kepada pimpinan Bagian administrasi - Mengatur keuangan peternakan - Menangani segala hal mengenai kebutuhan operasional peternakan - Bertanggungjawab kepada pimpinan Bagian Sekertaris - Mendokumentasikan aktifitas peternakan - Menangani surat- menyurat peternakan - Mengatur sirkulasi surat peteranakan - Bertanggungjawab kepada pimpinan Bagian Distribusi - Menangani distribusi telur yang siap dijual - Bertanggungjawab kepada pimpinan Pimpinan Bagian Pengadaan Bagian Produksi Bagian Administrasi Bagian Sekretasris Bagian Distribusi Bagian Pemasaran Bagian Akuntansi
  • 8. Bagian Pengemasan - menangani pengemasan produk yang akan didistrubusikan - bertanggungjawab kepada pimpinan Bagian akuntansi - mengelola keuangan, mencatat transaksi, membuat jurnal tiap periode dan buku besar - bertanggungjawab atas sirkulasi keuangan perternakan - bertanggungjaab kepada pimpinan Tabel 1.1 Deskripsi Job pada peternakan ayam 1.3 Stakeholder  Stakeholder Positif Pedagang sembako dan penjual kecilan Mendapatkan harga telur yang lebih murah untuk kebutuhan dagangnya Pangusaha Pupuk Dapat mengambil kotoran ayam yang di hasilkan peternakan untuk diolah kemudian dijadikan pupuk untuk dijual  Stakeholder negatif Tetangga Peternakan Udara di sekitar peternakan akan tercemar oleh bau kotoran ayam, dan warga sekitar akan mencium bau yang tidak enak.
  • 10. BAB 2.1 IDENTIFIKASI DAN ANALISIS PROSES BISNIS Nama Proyek : Simulasi ERP Perusahaan Peternakan Ayam Petelur Nama Manajer Proyek : Abd. Charis Fauzan Tanggal dibuat : 24 September 2014 – 22 Desember 2014 Versi : 1.0 2.1.1 Identifikasi proses bisnis  Sales and Distribution (Penjualan dan Penyaluran)  Procurement (Pembelian)  Production Planning (Rencana Produksi)  Manufacturing Execution (Eksekusi Manufaktur)  Final Accounting (Akuntansi Akhir) 2.1.2 Analisis proses bisnis Menganalisis setiap proses bisnis dengan mendeskripsikan lebih detil setiap proses bisnis yang sudah teridentifikasi. Nama proses bisnis Siapa saja yang terlibat Di mana proses bisnis terjadi Kapan proses bisnis terjadi Bagaimana proses bisnis dijalankan Dokumen yang terkait dengan proses bisnis Sales and Distribution Costumer, Bagian Pemasaran, Bagian Tempat peternakan ayam Masa permintaan barang oleh  Bagian Pemasaran menyediakan barang  Nota Pemesanan  Dokumen
  • 11. (Penjualan dan Penyaluran) Gudang petelur costumer yang akan di jual ke costumer  Costumer menulis jumlah pemesanan barang (Nota) serta Bagian Pemasaran mencatat identitas costumer  Bagian Gudang mengecek ketersediaan dari barang yang dipesan  Bagian Gudang mengambil barang yang dibutuhkan oleh Costumer  Bagian Gudang mengemasi barang yang telah di ambil  Bagian Pemasaran mengirim barang dengan sebuah sopir dan kendaraan serta membawa dokumen pengiriman (surat jalan)  Costumer menerima Dokumen Tagihan (BON) dari Bagian Pemasaran  Costumer melakukan pembayaran dengan bukti Dokumen Tagihan yang telah diberikan Pengiriman (Surat Jalan)  Dokumen Tagihan (BON) Procurement (Pengadaan) Supplier, Bagian Pengadaan Tempat peternakan ayam Saat Bagian Pengadaan membutuhkan barang  Membuat list permintaan kebutuhan material yang dibutuhkan  Bagian Pengadaan Mengkualifikasi Supplier (mencari supplier yang memenuhi standar)  Bagian Pengadaan  Nota Permintaan Barang  Kwitansi Pembayaran
  • 12. melakukan pemesanan barang yang akan di beli pada Supplier  Supplier mengkonfirmasi ketersediaan barang yang dibutuhkan bagian pengadaan  Supplier mengirimkan barang serta memberikan Kwitansi Pembayaran yang harus di bayar oleh bagian pengadaan  Bagian pengadaan melakukan pembayaran dengan bukti Kwitansi Pembayaran Production Planning (Rencana Produksi) Bagian Pengadaan Perusahaan Peternak Ayam Petelur Saat akan melakukan proses produksi  Mendaftar kebutuhan infrastruktur dan kebutuhan material  Melakukan perencanaan produksi peternakan ayam petelur meliputi : Perencanaan infrastruktur jangka panjang dan jangka pendek, perencanaan material, perencanaan sumber daya manusia  Melakukan perencanaan produksi sesuai kapasitas jumlah ayam petelur yang akan diternak meliputi : Jumlah kebutuhan infrastruktur jangka panjang dan jangka pendek, jumlah  Daftar kebutuhan infrastruktur  Daftar kebutuhan material
  • 13. material, jumlah sumber daya manusia Manufacturing Execution (Eksekusi Manufaktur) Bagian Produksi Perusahaan Peternakan Ayam Petelur Ketika membutuhkan hasil produksi berupa telur  Memenuhi kebutuhan pra – produksi sesuai dengan rencana produksi  Melaksanakan proses pembibitan  Mendokumentasikan hasil produksi meliputi : telur, ayam afkir, kotoran  Mempersiapkan proses manufacturing berikutnya  Dokumen Hasil Produksi Final Accounting (Akuntansi Akhir) Bagian Keuangan Perusahaan Peternakan Ayam Petelur Ketika ada transaksi  Membuat kode akun  Membuat jurnal transaksi tiap periode  Membuat buku besar yang berisikan laporan transaksi per kode akun  Membuat Neraca laporan keuangan  Membuat laporan rugi laba  Dokumen Jurnal  Dokumen Buku Besar  Dokumen Neraca laporan keuangan  Dokumen laporan rugi dan laba
  • 14. BAB 2.2 MODEL PROSES BISNIS 2.2.1 Pemodelan proses bisnis a. Sales dan Distribution (Penjualan dan Penyaluran) Costumer Bagian Pemasaran Bagian Gudang Melakukan Pembayaran Nota Pemesanan Nota Pemesanan Mengambil barang yang dipesan Mengemasi barang yang telah diambil Pengiriman barang Surat Jalan dan TagihanSurat Jalan dan Tagihan Melakukan Pembayaran
  • 15. b. Procurement (Pengadaan) Bagian Pengadaan Supplier Proses Pembayaran Nota Permintaan Barang Kualifikasi Supplier Nota Permintaan Barang Mengecek Ketersediaan Barang Pengiriman Barang Kwitansi Pembayaran Kwitansi Pembayaran
  • 16. c. Production Planning (Rencana Produksi) Bagian Pengadaan Mendaftar kebutuhan Infrastruktur dan Material Jangka panjang dan jangka pendek
  • 17. d. Manufacturing Execution (Eksekusi Manufaktur) Bagian Pengadaan Mendokumentasikan Hasil Produksi Memenuhi kebutuhan Pra - produksi Melaksanakan proses pembibitan Mempersiapkan manufacturing selanjutnya
  • 18. e. Final Accounting (Akuntansi Akhir) Bagian Keuangan Membuat Jurnal Transaksi tiap Periode Membuat kode akun Membuat Buku Besar Membuat Laporan Rugi dan Laba Membuat Neraca Laporan Keuangan
  • 19. ERP Peternakan Ayam Halaman 17 BAB III PENERAPAN KONSEP ERP
  • 20. ERP Peternakan Ayam Halaman 18 BAB 3.1 Sales and Distribution Bagian SD (Sales and Distribution) merupakan divisi penting dalam sebuah perusahaan apapun. Ujung tombak perusahaan untuk memasarkan produk atau jasa terletak di divisi ini. Secara umum, gugus tugas divisi sales adalah menciptakan sales sejak kontak pertama kali dilakukan hingga sesudah sales support dan mencatatkannya secara prosedural ke dalam sistem. Sedangkan bagian distribusi mengatur inventory di semua warehouse dan lokasi, memastikan distribusi ke semua outlet yang ada dengan jenis barang yang lengkap, dan melakukan tracking serta recording terhadap pergerakannya. Memelihara hubungan baik dengan semua pihak tentu menjadi salah satu faktor pendorong tercapainya sales/penjualan yang baik. Mengembangkan dan melaksanakan strategi-strategi penjualan untuk mendukung pencapaian volume penjualan dapat dicapai secara optimal jika proses bisnis dilakukan dengan data dan informasi yang mendukung percepatan pengambilan keputusan. Didalam proses Sales and Distribution ini terdapat beberapa tahapan, diantaranya :  Pre-Sales Activities  Sales Order Entry  Check Availibility  Pick material  Pack Material  Post Goods Issue  Invoice customer  Receipt of customer payment Dari tahap tahap tersebut diatas memberikan data transaksi pada buku besar dan pelaporan ( general ledger & reporting systems) untuk pencatatan dan komunikasi yang berhubungan dan penyiapan laporan keuangan dan laporan manterial lainnya.Proses pertama adalah. 3.1.1 Pre-Sales Activities Proses pertama adalah meyediakan barang yang akan dijual ke pasar / atau pelanggan. Di dalam perusahan apapun pasti akan menata betul proses ini karena disinilah awal barang itu disediakan. Didalam proses aktivitas pra order ini terdapat kegiatan dalam penyediaan barang yang akan dijual ke pelanggan. Barang apa saja yang tersedia dan akan dijual ke pelanggan dan didalam table barang yang tersedia tersebut terdapat id barang yang akan dijual, nama barang tersebut, harga barang dan satuan barangnya, dan stok barang yang tersedia. 3.1.2 Sales Order Entry Adalah suatu kegiatan utama pendapatan dimana perusahaan akan mendapatkan (pendapatan) atau revenue dari pelanggan / konsumen dari aktivitas penjualan. Memasukkan pesanan penjualan (sales order entry) Siklus pendapatan dimulai dari penerimaan pesanan dari para pelanggan. Departemen bagian pesanan penjualan, melakukan proses memasukkan pesanan penjualan. Dokumen yang dibuat dalam proses memasukkan pesanan penjualan (sales order).Departemen bagian pemesanan mencatat data pelanggan yang telah memesan barang tersebut dan hal yang harus dicatat diantaranya adalah data dari customer, dari mulai nama customer,alamat lengkap customer,nomor hp customer tersebut. Dan didalam table pemesanan yang harus diperhatikan/dicatat adalah id pemesan,lalu apa saja yang dipesan (id barang),pembeli (id customer), kemudian dicatat juga tanggal pemesanannya, serta jumlah barang yang dipesan tersebut,ketersediaan barang (apakah barang tersebut tersedia/tidak),lalu dibutuhkan juga status pengiriman yaitu untuk mengetahui/mendata barang yang dipesan terkirim,serta nomor hp pelanggan yang bisa dihubungi dan yang trakhir status pembayaran. Proses ini bisa dikatakan merupakan formulir yang berfungsi untuk mencatat pesanan yang
  • 21. ERP Peternakan Ayam Halaman 19 diterima dari cutomer (pelanggan), jadi dengan formulir ini dapat mencatat PO yang diterima dari customer (pelanggan). 3.1.3 Check Availibility Ditahap ini merupakan proses untuk memeriksa ketersediaan barang yang dibeli oleh pelanggan. Fungsionalitas ini memeriksa apakah barang yang diminta pelanggan dapat dipenuhi pada tanggal yang diinginkan pelanggan. Jika tidak, fungsionalitas ini akan memberikan alternatif tanggal yang dapat dipenuhi berdasarkan faktor-faktor tertentu dan kesepakatan yang telah dikonfigurasi sesuai kebutuhan. Jika barang yang dipesan oleh pelanggan tersebut belum bisa terpenuhi / stok di gudang masih kurang maka pembeli harus menunggu konfirmasi ketersediaan barang sampai barang yang dipesan tersebut ada/tersedia di bagian produksi planning,dan melakukan managemen hingga proses manufacturing sehingga dari proses manufacturing ini diperoleh produksi barang / produksi telur yang sesuai dengan jumlah yang dipesan oleh konsumen. Dan jika barang yang dipesan oleh customer stoknya sudah tersedia digudang, maka akan diproses ke proses selanjutnya yaitu pick material. 3.1.4 Pick material Yaitu proses selanjutnya dalam memenuhi pesanan pelanggan yaitu proses pengambilan barang dari gudang sesuai dengan jumlah barang yang dipesan pelanggan tersebut.Jadi proses Pick material ini untuk pengambilan barang yang terdapat di gudang sesuai jumlah yang sudah disepakati antar kedua pihak.. 3.1.5 Pack Material Setelah barang yang dipesan diambil dari gudang, tahap selanjutnya adalah proses pengepakan/proses pemaketan barang yang dipesan tersebut kedalam boks telur/ pendistribusian barang dari produsen ke konsumen yang sudah diatur dengan perjanjian yang sudah disepakati antara kedua belah pihak. 3.1.6 Post Goods Issue Proses setelah pengepakan barang adalah proses memenuhi pesanan pelanggan dan melakukan pengiriman barang yang dipesan tersebut ke customer (pelanggan), dan untuk mempermudah dan agar tidak terjadi kesalahan dalam proses ini diberi table pengiriman yang berisi id pemesanan, jumlah barang yang dipesan, tanggal berapa barang tersebut dikirim dan berapa unit,selain berapa banyaknya unit tersebut, diperhitungakan juga jenis unit yang digunakan untuk mengirim barang/ jenis kendaraan dan nama sopir yang melakukan pengiriman ke customer tersebut serta dilengkapi dengan dokumen pengiriman (Surat Jalan). 3.1.7 Invoice customer dan Receipt of customer payment Proses ini merupakan proses penyerahan barang ke customer (pelanggan) harus sesuai dengan barang yang dipesan serta jumlah barang yang dipesan oleh pelanggan tersebut,lalu Proses yang selanjutnya kita sebut invoice adalah dokumen yang digunakan sebagai pernyataan tagihan yang harus dibayar oleh customer. Dalam bentuk sederhana dikenal dengan nama BON. Pada transaksi yang nominalnya relatif kecil, invoice digunakan langsung sebagai dokumen tagihan sedangkan pada perusahaan yang nominal transaksinya besar, biasanya dilengkapi dengan surat tagihan atau kwitansi. Di dalam proses ini yang diperhatikan adalah id barang dan total harga yang harus dibayar oleh customer. Dan di dalam transaksi yang harus diperhatikan adalah id transaksi tersebut,lalu id orang yang memesan,tanggal transaksi,jenis transaksi yang dilakukan yaitu melalui tunai/transfer, dan juga status pembayaran. Setelah penyesuaian tagihan beres, konsumen akan membayar pada perusahaan. Bagian keuangan perusahaan yang akan mengelola pembayaran ini.
  • 22. ERP Peternakan Ayam Halaman 20 BAB 3.2 Production Planning Usaha peternakan ayam petelur saat ini berkembang sangat pesat, baik dari segi skala usaha maupun dari jumlah peternakan yang ada. Beberapa alasan peternak untuk terus menjalankan usaha peternakan ayam petelur dikarenakan jumlah permintaan telur ayam yang terus meningkat, perputaran modal yang cepat, akses mendapatkan input produksi yang mudah dengan skala kecil maupun besar merupakan daya tarik tersendiri bagi para pelaku usaha untuk menekuni usaha peternakan ayam petelur ini. Untuk Pengusaha Peternakan, dapat menerima bimbingan dan pengawasan dari pemerintah. Hal tersebut dapat ditegaskan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 16 Tahun 1977 tentang usaha peternakan. Peraturan pemerintah ini menjelaskan bahwa Menteri bertanggung jawab dalam bidang peternakan atau pejabat yang ditunjuk olehnya berkewajiban melakukan bimbingan dan pengawasan atas pelaksanaan perusahaa- perusahaan peternakan. Agribisnis khususnya peternakan dapat dilihat dari tiga sub system agribisnis peternakan yaitu hulu, hilir dan penunjang. Sub sistem agribisnis hulu meliputi seluruh proses produksi sapronak (sarana produksi ternak) seperti DOC, pakan, obat-obatan serta peralatan-peralatan peternakan. Sub sitem budidaya ternak berkaitan dengan proses produksi ternak dengan menggunakan input yang dihasilkan oleh sub sistem hulu untuk menghasilkan output yang siap diolah dan dipasarkan. Sub sistem hilir meliputi kegiatan pengolahan produk yang dihasilkan oleh sub sistem budidaya ternak menjadi produk olahan dan produk akhir. Sedangkan sub sistem penunjang adalah sub sistem yang menunjang keberhasilan ketiga sub system di atas. Sub sistem penunjang ini dapat berupa lembaga keuangan bank maupun non bank, lembaga penelitian dan pengembangan, lembaga pendidikan dan pelatihan, transportasi, komunikasi, dan kebijakan-kebijakan pemerintah. Setiap peternakan hendaknya perlu dibuat Standard Operasional Procedure (SOP) biosekuriti yang baku. Aspek penting yang perlu diperhatikan adalah : 1. Lokasi peternakan Jarak antar lokasi peternakan merupakan tolok ukur yang digunakan sebagai parameter. Dengan jarak yang cukup akan dapat mencegah penularan enyakit dari udara, pengawasan pakan lebih ketat, pengangkutan telur dan lalulintas karyawan dapat diawasi. 2. Perkandangan Fokus yang dilakukan adalah pembersihan, desinfeksi dan istirahat kandang sehingga tidak ada agen infeksius yang tersisa. 3. Peralatan Sebaiknya tidak menggunakan peralatan yang sama untuk unit peternakan yang beda, investasi terhadap peternakan perlu dilakukan. Pembersihan peralatan dengan desnfeksi sebaiknya rutin dilakukan. 4. Air Penggunaan air tanah dalam sangat dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas peternakan. Air yang tidak mengandung koliform danjumlah bakteri yang rendah serta tidak mengandung logam berat sangat diperlukan sebagai salah satu aspek yang mempengaruhi kesehatan ayam. 5. Litter Penggunaan serutan kayu merupakan piihan terbaik selain karena daya serap tinggi juga untuk mengurangi pencemaran salmonella. Selain serutan kayu, bahan lain yang sering digunakan adalah jerami dan sekam. Litter yang dipakai sebaiknya telah diberi desinfektan untuk mengurangi infeksi bakterial dan mengurangi infeksi parasit seperti koksidia. 6. Penetasan dan bibit Status kesehatan ayam induk mempengaruhi kinerja penetasan maka akan lebih baik seluruh sumber telur berasal dari ayam induk sendiri yang status kesehatannya diketahui. Sebaiknya tidak ada infeksi salmonella pada DOC atau lingkngan penetasan dan rendahnya pencemaran jamur dan angka kematian rendah pada 7 hari pertama pemeliharaan.
  • 23. ERP Peternakan Ayam Halaman 21 7. Karyawan Peternakan Lalu lintas karyawan merupakan sumber potensial pembawa agen infeksius ke dalam area peternakan. Staf karyawan yang rutin kontak dengan ayam dipeternakan tidak diperkenankan memiliki ayam peliharaan di rumah selain itu, protokoler kunjngan ke areal peternakan harus selalu dimonitor untuk menghindari penularan horizontal. 3.2.1 Perencanaan Produksi Sub sistem input dan sarana produksi merupakan sub sistem pertama dari sistem agribisnis, sub sistem ini sangat penting terhadap kelangsungan sub sistem produksi dan pengolahan. Dalam usaha ternak ayam petelur input dan saran yang harus diperhatikan adalah pakan, kandang, peralatan dan perlengkapannya. Pakan yang diperlukan untuk budidaya ayam petelur adalah ransum, konsentrat dan pellet. Peralatan yang digunakan untuk budidaya ayam petelur adalah kandang yang terdiri atas tempat pakan, tempat minum, tempat air, tempat ransum, tempat obatobatan dan sistem alat penerangan, Litter atau alas lantai setinggi 10 cm, bahan litter dari kulit padi atau sekam dengan sedikit kapur. Dalam pelaksanaan kegiatan- kegiatan pengorganisasian, maka dilakukan tiga langkah perencanaan berikut: 3.2.1.1 Perencanaan Infrastruktur Perencanaan infrastruktur dibagi menjadi 2, yaitu: 3.2.1.1.1 Perencanaan Kebutuhan Infrastruktur Jangka Panjang No Kebutuhan Infrastruktur Jangka Panjang Fungsi 1 Lahan Kandang Petelur Sebagai tempat berdirinya kandang ayam petelur 2 Kandang Petelur Sebagai tempat ayam berproduksi 3 Lahan Kandang Bibit Sebagai tempat berdirinya kandang bibit 4 kandang bibit Sebagai tempat memelihara bibit ayam 5 Lampu gas untuk menerangi bibit ayam 6 Terpal menutupi area samping kandang bibit 7 Litter Jerami Sebagai alas kandang bibit 8 Pipa Paralon mengatur akses ketersediaan air 9 Tangki Semprot kandang menampung vaksin dan air sebagai pembersih kandang 10 Ember menampung makanan 11 Sekrup membersihkan kotoran 12 Gerobak Kotoran memindahkan kotoran yang sudah dibersihkan 13 Timbangan Gantung menimbang takaran pakan 14 Timbangan Duduk menimbang telur 15 Mobil Pickup mengangkut hasil produksi / ayam afkir untuk didistribusikan 16 Kotak Ayam menampung ayam afkir untuk didistribusikan 17 Radio Tape Recorder mencegah ayam stress dan galau 18 Lahan Gudang Hasil Produksi Sebagai tempat berdirinya gudang hasil produksi 19 Lahan Gudang Infrastruktur Sebagai tempat berdirinya gudang infrastruktur 20 Lahan Gudang Material Sebagai tempat berdirinya gudang material
  • 24. ERP Peternakan Ayam Halaman 22 21 Gudang Hasil Produksi menyimpan hasil produksi peternakan 22 Gudang Infrastruktur menyimpan peralatan infrastruktur 23 Gudang Material menyimpan kebutuhan material 24 Tempat minum bibit menampung air minum untuk bibit ayam 25 Tempat pakan bibit menampung pakan untuk bibit ayam 26 Sumur Sumber kebutuhan air 27 Sanyo Penyedot air dari sumur 28 Selang air mengalirkan air dari sumur untuk dialirkan sesuai kebutuhan 29 Kotak Telur Sebagai tempat penampung telur Tabel 3.2.1 Infrastruktur Jangka Panjang Kebutuhan infrastruktur jangka panjang merupakan kebutuhan yang permanen, lebih tepanya adalah kebutuhan yang fungsinya, penggunaan dan pengadaannya berjangka panjang. Sedikit penjabaran kebutuhannya:  Kandang Iklim kandang yang cocok untuk beternak ayam petelur meliputi persyaratan 22nergy22ture berkisar antara 32,2– 35 °C, kelembaban berkisar antara 60–70%, penerangan dan pemanasan kandang sesuai dengan aturan yang ada, tata letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin kencang serta sirkulasi udara yang baik. Jangan membuat kandang dengan permukaan lahan yang berbukit karena menghalangi sirkulasi udara dan membahayakan aliran air permukaan bila turun hujan, sebaiknya kandang dibangun dengan sistem terbuka agar hembusan angin cukup memberikan kesegaran di dalam kandang. Untuk kontruksi kandang tidak harus dengan bahan yang mahal, yang penting kuat, bersih dan tahan lama. Kandang dengan lantai kolong berlubang yang didalamnya terdapat kandang batterai, lantai untuk sistem ini terdiri dari 22nergy atau kayu kaso dengan lubang-lubang diantaranya yang nantinya untuk membuang feses ayam yang langsung ke tempat penampungan. Kandang untuk periode laying mengunakan kandang batterai. Keunggulan kandang batterai diantaranya sintem ventilasi yang sangat baik karena udara leluasa masuk kedalam setiap sangkar, kemungkinan terjadinya sifat kanibalisme atau saling mematuk pada ayam dapat dicegah, pencatatan dan pengontrolan terhadap produksi dan pakan yang habis mudah dilakukan tidak mudah kehilangan 22nergy. Selanjutnya perlengkapan kandang hendaknya disediakan selengkap mungkin seperti tempat pakan, tempat minum, tempat air, tempat ransum, tempat obat-obatan dan sistem alat penerangan. Bentuk-bentuk kandang berdasarkan sistemnya dibagi menjadi dua: 1. Sistem kandang koloni, satu kandang untuk banyak ayam yang terdiri dari ribuan ekor ayam petelur. 2. Sistem kandang individual, kandang ini lebih dikenal dengan sebutan cage. Ciri dari kandang ini adalah pengaruh individu di dalam kandang tersebut menjadi dominan karena satu kotak kandang untuk satu ekor ayam. Kandang sistem ini banyak digunakan dalam peternakan ayam petelur komersial.
  • 25. ERP Peternakan Ayam Halaman 23 Jenis kandang berdasarkan lantainya dibagi menjadi tiga macam yaitu: 1. kandang dengan lantai liter, kandang ini dibuat dengan lantai yang dilapisi kulit padi, pesak/sekam padi dan kandang ini umumnya diterapkan pada kandang sistem koloni. 2. kandang dengan lantai kolong berlubang, lantai untuk sistem ini terdiri dari bantu atau kayu kaso dengan lubang-lubang diantaranya, yang nantinya untuk membuang tinja ayam dan langsung ke tempat penampungan. 3. kandang dengan lantai campuran liter dengan kolong berlubang, dengan perbandingan 40% luas lantai kandang untuk alas liter dan 60% luas lantai dengan kolong berlubang (terdiri dari 30% di kanan dan 30% di kiri)  Peralatan o Litter Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya, atau hasi serutan kayu dengan panjang antara 3–5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam. o Tempat bertelur Penyediaan tempat bertelur agar mudah mengambil telur dan kulit telur tidak kotor, dapat dibuatkan kotak ukuran 30 x 35 x 45 cm yang cukup untuk 4–5 ekor ayam. Kotak diletakkan dididing kandang dengan lebih tinggi dari tempat bertengger, penempatannya agar mudah pengambilan telur dari luar sehingga telur tidak pecah dan terinjak-injak serta dimakan. Dasar tempat bertelur dibuat miring dari kawat hingga telur langsung ke luar sarang setelah bertelur dan dibuat lubah yang lebih besar dari besar telur pada dasar sarang. o Tempat bertengger Tempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding dan diusahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup agar terhindar dari angin dan letaknya lebih rendah dari tempat bertelur. o Tempat pakan dan tempat minum Tempat pakan dan tempat minum yang digunakan pada peternakan ayam petelur terbuat dari pipa paralon, penggunaan pipa paralon dimaksud agar tempat pakan tahan lama, tidak bocor dan tidak berkarat. 3.2.1.1.2 Perencanaan Kebutuhan Infrastruktur Jangka Pendek Kebutuhan infrastruktur jangka pendek merupakan kebutuhan yang sering diulang pengadaannya sesuai kebutuhannya. No Kebutuhan Infrastruktur Berjangka Fungsi Jangka Waktu Ideal 1 Suntik Vaksin IB Alat menyuntikkan vaksin pada ayam 1 Bulan 588 Ayam 2 Egg Tray Pengemasan Telur per hari 250 telur 3 Karung Kotoran menampung kotoran ayam 1 bulan 1 kandang petelur Tabel 3.2.2 Infrastruktur Jangka Pendek
  • 26. ERP Peternakan Ayam Halaman 24 3.2.1.2 Perencanaan Material Kebutuhan material merupakan perencanaan kebutuhan untuk produksi, berikut tabel kebutuhannya: No. Kebutuhan Material Jangka Waktu 1 Air Harian 2 Pakan Jadi Harian 3 Vaksin IB Bulanan 4 Bibit Ayam 4 Bulan 5 Vaksin Kekebalan Bulanan Tabel 3.2.3 Perencanaan Material Sedikit penjabaran kebutuhan material, sebagai berikut: - Penyiapan Bibit Ada beberapa pedoman teknis untuk memilih bibit/DOC (Day Old Chicken) /ayam umur sehari:  Anak ayam (DOC ) berasal dari induk yang sehat.  Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya .  Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya  Anak ayam mempunyak nafsu makan yang baik.  Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram.  Tidak ada letakan tinja diduburnya. Penyiapan bibit ayam petelur yang berkreteria baik dalam hal ini tergantung sebagai berikut:  Konversi Ransum. Konversi ransum merupakan perabandingan antara ransum yang dihabiskan ayam dalam menghasilkan sejumlah telur. Keadaan ini sering disebut dengan ransum per kilogram telur. Ayam yang baik akan makan sejumlah ransum dan menghasilkan telur yang lebih banyak/lebih besar daripada sejumlah ransum yang dimakannya. Bila ayam itu makan terlalu banyak dan bertelur sedikit maka hal ini merupakan cermin buruk bagi ayam itu. Bila bibit ayam mempunyai konversi yang kecil maka bibit itu dapat dipilih, nilai konversi ini dikemukakan berikut ini pada berbagai bibit ayam dan juga dapat diketahui dari lembaran daging yang sering dibagikan pembibit kepada peternak dalam setiap promosi penjualan bibit ayamnya.  Produksi Telur. Produksi telur sudah tentu menjadi perhatian. Dipilih bibit yang dapat memproduksi telur banyak. Tetapi konversi ransum tetap utama sebab ayam yang produksi telurnya tinggi tetapi makannya banyak juga tidak menguntungkan. Pengadaan bibit dapat dilakukan melalui beberapa alternative sebagai berikut : 1. Memelihara induk ayam Melalui cara ini, induk dipelihara untuk memproduksi telur tetas. Masalahnya, dibutuhkan lahan dan biaya awal yang cukup besar. Pada tahap awal dieperlukan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan ayam dedara. Selain itu, diperlukan penguasaan cara memelihara induk ayam dan penetasan telurnya. Keuntunggannya, bisa diketahui mengenai proses pembudidayaan ayam kampung secara keseluruhan dan tidak tergantung pada kelangkaan ayam dedara di pasar. 2. Membeli telur tetas Cara ini membutuhkan waktu yang terlalu lama. Namun, masalahnya adalah, apakah ada peternak yang memproduksi telur tetas? Selain itu, jika kebetulan ada, apakah harganya relative murah dan mudah
  • 27. ERP Peternakan Ayam Halaman 25 menguasai cara penetesan dan pembesarannya? Karena tanpa pengetahuan tersebut, upaya ini mengandung resiko yang cukup besar. 3. Membeli DOC (day old chick) Cara ini masih jarang di lakukan karena belum banyak pengusaha yang khusus memproduksi atau menjual DOC ayam kampung petelur. Berbeda dengan ayam ras yang banyak dijual dalam bentuk DOC. Namun, sekarang banyak pengusaha yang tertarik, apalagi tingkat permintaannya terus meningkat. 4. Membeli bibit ayam dedara Bibit ayam dedara bisa diperoleh dari pasar atau dari peternak ayam kampung yang khusus memproduksi bibit. Membeli dedara di pasar selain terbentur masalah ketersediaan modal, juga ketersediaan ayam dipasaran, sebab tidak selalu tersedia ayam dedara yang siap bertelur selain itu, ayam yang dibeli dari pasar perlu proses adaptasi didalam kandang baterai selama satu bulan. - Vaksinasi, obat dan vitamin Vaksinasi merupakan salah satu cara pengendalian penyakit virus yang menulardengan cara menciptakan kekebalan tubuh. Pemberiannya secara teratur sangat penting untuk mencegah penyakit. Vaksin dibagi menjadi 2 macam yaitu: Vaksin aktif adalah vaksin mengandung virus hidup. Kekebalan yang ditimbulkan lebih lama daripada dengan vaksin inaktif/pasif. Vaksin inaktif, adalah vaksin yang mengandung virus yang telah dilemahkan/dimatikan tanpa merubah struktur antigenic, hingga mampu membentuk zat kebal. Kekebalan yang ditimbulkan lebih pendek, keuntungannya disuntikan pada ayam yang diduga sakit. Macam-macam vaksin:  Vaksin NCD vrus Lasota buatan Drh Kuryna  Vaksin NCD virus Komarov buatan Drh Kuryna (vaksin inaktif)  Vaksin NCD HB-1/Pestos.  Vaksin Cacar/pox, virus Diftose.  Vaksin anti RCD Vaksin Lyomarex untuk Marek. Persyaratan dalam vaksinasi adalah:  Ayam yang divaksinasi harus sehat  Dosis dan kemasan vaksin harus tepat.  Sterilisasi alat-alat. 3.2.1.3 Perencanaan Sumber Daya Manusia Perencanaan sumber daya manusia ini meliputi orang-orang yang berperan dalam peternakan, berikut tabel SDM: Jenis Jabatan Fungsi pimpinan memimpin produksi usaha peternakan petelur bagian pengadaan mengontrol ketersediaan material Bagian produksi mengontrol pemeliharaan bibit dan ayam petelur Bagian administrasi Mengatur keuangan peternakan Bagian Sekertaris Mendokumentasikan aktifitas peternakan Bagian Distribusi Mendistribusikan telur yang siap dijual Bagian Pengemasan Bagian pengemasan Tabel 3.2.4 Perencanaan Sumber Daya Manusia
  • 28. ERP Peternakan Ayam Halaman 26 3.2.2 Perencanaan Kapasitas 3.2.2.1 Perencanaan Infrastruktur 3.2.2.1.1 Perencanaan Infrastruktur Jangka Panjang Dalam perencanaan infrastruktur jangka panjang ada 29 macam kebutuhan infrastruktur yaitu:  Lahan kandang petelur : berfungsi sebagai tempat berdirinya kandang ayam petelur, yang mempunyai kurang lebih 330 meter persegi sehingga menghasikan jumlah 588 ayam petelur. Total harga lahan kandang tersebut berkisar Rp 66.000.000,00  Kandang petelur : sebagai tempat ayam berproduksi, yang mempunyai kurang lebih 196 meter persegi , 1 meter2 untuk 3 ayam sehingga total harga menjadi Rp 9.800.000  Lahan kandang Bibit : sebagai tempat berdirinya kandang bibit, sehingga menghasilkan volume 16 m2. Untuk 1 kandang bibit mempunyai total harga Rp 3.200.000  Kandang bibit : sebagai tempat memelihara bibit ayam, sehingga mempunyai volume sebesar 12 m2 , untuk 588 bibit ayam menjadikan total harga berkisar Rp 6.000.000  Lampu gas : berfungsi sebagai penerangan bibit ayam , harga 1 lampu gas adalah Rp 50.000  Terpal : untuk menutupi area samping kandang bibit, harga 1 selimut kandang tersebut Rp 250.000  Litter jerami : sebagai alas kandang bibit, hrga satuan 5000 sehingga untuk 588 ayam maka total harga menjadi 30.000  Pipa paralon : untuk mengatur akses ketersediaan air, total harga berdasarkan panjang untuk akses sampai ke ayam yaitu Rp 1.960.000  Tangki semprot kandang : untuk menampung vaksin dn air sebagai pembersih kandang, untuk volume yaitu hanya 1 tangki semprot kandang dan menghasilkan harga total sebesar Rp 250.000  Ember : untuk menampung makanan, hal ini dibutuhkan 10 ember untuk semua ketersediaan ayam. Dan menghasilkan harga total Rp 200.000  Sekrup : untuk membersihkan kotoran, hal ini dibutuhkan 2 sekrup sehingga menghasilkan harga total bernilai Rp 100.000  Gerobak kotoran : sebagai alat untuk memindahkan kotoran yang telah dibersihkan , sehingga menghasilkan harga total yang bernilai Rp 250.000  Timbangan gantung : sebagai alat penimbang telur , hanya membutuhkan satu buah timbangan per kandang nya dan harga timbangan tersebut adalah Rp 100.000  Mobil pick up : untuk mengangkut hasil produksi, ataupun juga ayam yang sudah afkir untuk pendistribusian, membutuhkan 1 mobil perkandang yang mempunyai harga Rp 50.000.000  Kotak ayam : untuk menampung ayam afkir untuk didistribusikan, membutuhkan 1 untuk 100 ayam sehingga total harga yaitu Rp 250.000  Radio tape recorder : untuk mencegah ayam menjadi stress. Membutuhkan 1 radio dalam 1 area kandang dan harga 1 tape recorder berkisar Rp 50.000  Lahan gudang hasil produksi : sebagai tempat berdirinya gudang hasil produksi dan membutuhkan 32 m2 dan mempunyai harga total lahan sebesar 6.400.000 rupiah  Lahan gudang infrastruktur : sebagai tempat berdirinya gudang penyimpanan peralatan infrastruktur, dibutuhkan 50 m2 untuk membangunnya sehingga harga total lahan nya yaitu `10.000.000 rupiah
  • 29. ERP Peternakan Ayam Halaman 27  Lahan gudang material : sebagai tempat berdirinya gudang material, dibutuhkan 20 m2 untuk membangunnya sehingga harga total lahan tersebut berkisar 4.000.000 rupiah  Gudang hasil produksi : sebagai tempat untuk menyimpan hasil produksi peternakan telur. Untuk membangunnya dibutuhkan harga total yakni 5.600.000 rupiah  Gudang infrastruktur : sebagai tempat untuk penyimpanan peralatan infrastruktur, untuk membangannya dibutuhkan harga total sebesar 9.000.0000 rupiah  Gudang material : sebagai tempat untuk penyimpanan kebutuha material , untuk membangunnya dibutukan harga total sebesar 3.200.000 rupiah  Tempat minum bibit : sebagai tempat untuk menampung air minum bibit ayam, ukuran lahan 3 m2 dan dipeoleh jumlah gharga total pembangunan tempat yakni, 75.000 rupiah.  Tempat pakan bibit. : tempat penampungan pakan untuk bibit ayam, sama ukurannya dengan tempat minum yakni 3 m2, sehinggah diperoleh harga total pembangungan 75.000 rupiah pula.  Sumur : sebagai sumber kebutuhan air, total pembangungan 1.000.000 rupiah  Sanyo : untuk penyedot air sumur dengan harga 500.000 rupiah  Selang air : mengalirkan air dari sumur untuk dialirkan sesuai kebutuhan dengan harga total 750.000 rupiah  Kotak telur : untuk tempat penampungan telur, yang mempunyai lahan 10 m2 sehingga diperoleh harga pembuatannya yaitu 250.000 rupiah Sehingga diperoleh harga keseluruhan dari kebutuhan peraencanaan infrastruktur jangka panjang sebesar : Rp 181.890.000,00 Berikut adalah hasil tabel yang kita buat berdasarkan fungsinya :
  • 30. ERP Peternakan Ayam Halaman 28 NO. Kebutuhan infrastruktur jangka panjang Fungsi Volume Ideal Asumsi Harga Satuan Harga Satuan 1 Lahan Kandang Petelur Sebagai Tempat berdirinya kandang ayam petelur 330 588 ayam petelur 200.000 66.000.000 2 Kandang Petelur Sebagai tempat ayam berproduksi 196 1m2 untuk 3 ayam 50.000 9.800.000 3 Lahan Kandang Bibit Sebagai tempat berdirinya kandang bibit 16 1 kandang bibit 200.000 3.200.000 4 Kandang Bibit Sebagai tempat memelihara bibit ayam 12 588 bibit ayam 50.000 600.000 5 Lampu Gas Untuk menerangi bibit ayam 1 588 bibit ayam 50.000 50.000 6 Terpal Menutupi area samping kandang bibit 1 Selimut kandang 250.000 250.000 7 Litter Jerami Sebagai alas kandang bibit 12 588 bibit ayam 2.500 30.000 8 Pipa Paralon Mengatur akses ketersediaan air 196 588 ayam petelur 10.000 1.960.000 9 Tangki Semprot Kandang Menampung vaksin dan air sebagai pembersih kandang 1 250.000 250.000 10 Ember Menampung makanan 10 20.000 200.000 11 Sekrup Membersihkan kotoran 2 50.000 100.000 12 Gerobak Kotoran Memindahkan kotoran yang telah dibersihkan 1 100.000 100.000 13 Timbangan Gantung Menimbang takaran pakan 1 100.000 100.000 14 Timbangan Duduk Menimbang telur 1 100.000 100.000 15 Mobil Pick Up Mengangkut hasil produksi/ayam afkir untuk didistribusikan 1 50.000.000 50.000.000 16 Kotak Ayam Menampung ayam afkir untuk didistribusikan 1 100 ayam 250.000 250.000 17 Radio Tape Recorder Mencegah ayam stress dan galau 1 1 area kandang 50.000 50.000 18 Lahan Gudang Hasil Produksi Sebagai tempat berdirinya gudang hasil produksi 32 200.000 6.400.000 19 Lahan Gudang Infrastruktur Sebagai tempat berdirinya gudang infrastruktur 50 200.000 10.000.000 20 Lahan Gudang Material Sebagai tempat berdirinya gudang material 20 200.000 4.000.000 21 Gudang Hasil Produksi Menyimpan hasil produksi 28 200.000 5.600.000 22 Gudang Infrastruktur Menyimpan peralatan infrastruktur 45 200.000 9.000.000 23 Gudang Material Menyimpan kebutuhan material 16 200.000 3.200.000 24 Tempat Minum Bibit Menampung air minum untuk bibit ayam 3 25.000 75.000 25 Tempat Pakan Bibit Menampung pakan untuk bibit ayam 3 25.000 75.000 26 Sumur Sumber kebutuhan air 1 10.000.000 10.000.000 27 Sanyo Penyedot air dari sumur 1 500.000 500.000 28 Selang Air Mengalirkan air dari sumur untuk dialirkan sesuai kebutuhan 50 15.000 750.000 29 Kotak Telur Sebagai tempat penampung telur 10 25.000 250.000 Total 181.890.000 Tabel 3.2.5 Perhitungan Perkiraan Infrastruktur Jangka Panjang
  • 31. ERP Peternakan Ayam Halaman 29 3.2.2.1.2 Perencanaan Infrastruktur Jangka Pendek Kemudian kebutuhan infrastruktur yang kedua yaitu infrastruktur jangka pendek, ada sedikitnya 3 kebutuhan yang harus dibangun untuk infrastruktur jangka pendek ini, yakni :  Suntik vaksin : yaitu berfungsi sebagai alat untuk penyuntikkan vaksin kepada ayam. Dalam hal ini dibutuhkan 10 suntik, yang juga hanya 1 bulan sekali dalam penggunaannya untuk 588 ayam. Asumsi harga satuan suntik vaksin tersebut adalah 2.500 rupiah, sehingga harga total keseluruhan suntik tersebut adalah 25.000 rupiah  Yang kedua yaitu Egg tray : alat untuk pengemasan telur, dalam hal ini untuk packing nya. Membutuhkan 10 perhari untuk 250 telur dan juga diasumsi kan harga satuan egg tray ini adalah 5000 sehingga total harga menjdai 50.000 rupiah perharinya  Yang terakhir yaitu karung kotoran : yaitu berfungsi untuk menampung kotoran yang telah dibersihkan dari kandang ayam. Membutuhkan 3 karung dalam sebulan, dan diasumsikan harga satuan karung yaitu sekitar 2500 rupiah sehingga dalam sebulan membutuhkan harga total untuk karung tersebut sebesar 7.500 rupiah. Sehingga total harga yang didapat dalam kebutuhan ini yakni 82.500 rupiah. Untuk tabel yang kita buat untuk perencanaan Infrastruktru jangka pendek ini sebagai berikut : No Kebutuhan Infrastruktur Berjangka Fungsi Volume Jangka Waktu Ideal Asumsi Harga Satuan Total Harga 1 Suntik Vaksin IB Alat menyuntikkan vaksin pada ayam 10 1 Bulan 588 Ayam 2500 25000 2 Egg Tray Pengemasan Telur 10 per hari 250 telur 5000 50000 3 Karung Kotoran menampung kotoran ayam 3 1 bulan 1 kandang petelur 2500 7500 Tabel 3.2.6 Perhitungan Infrastruktur Jangka Pendek 3.2.2.2 Perencanaan Material  Bibit Bibit yang digunakan pada peternakan ayam petelur dibeli pada pabrik yang menyiapkan bibitnya. Diasumsikan membeli bibit DOC ayam petelur jenis Hyline yang harganya sekitar Rp 8.500,00/ekor. Pembelian bibit ini, memiliki keunggulan maupun kekurangan. Keunggulannya adalah bibit DOC jenis Hyline memiliki daya tahan tubuh yang kuat. Kekurangannya adalah mahalnya biaya akomodasi dalam pengiriman bibit yang dikarenakan jauhnya jarak antara Magelang dengan Banyumas, selain itu memungkinkan adanya DOC yang mati akibat perjalanan yang jauh tersebut. Untuk ayam sendiri, membutuhkan ketersediaan jumlah ayam sebesar 8571 ayam, dan pada jumlah tersebut secara keseluruhan membutuhkan kebutuhan material berupa air yang dibutuhkan oleh
  • 32. ERP Peternakan Ayam Halaman 30 ayam itu sendiri setiap harinya, kemudian pakan jadi yang dikonsumsi setiap harinya yang hasil satuan nya yakni diasumsikan dengan harga Rp 5000 per gram, diperoleh sebesar 342,84 kg untuk ayam yang berumur 40 bulan dan 171,42 kg untuk ayam yang berumur 20 bulan, sehingga harga total yang diperoleh untuk menghasilkan pakan untuk ayam yang berumur 40 bulan yakni Rp 1.714.200,00 sedangkan untuk yang berumur 20 bulan Rp 857.100,00. Untuk kebutuhan material Vaksin IB itu membutuhkan konsumsi dalam jangka waktu per bulan dengan asumsi harga satuan yaitu 10000, sehingga didapat Rp 28.570,00 perharinya. Kemudian untuk kebutuhan material bibit ayam yang diperlukan dalam jangka waktu setiap 4 bulan sekali untuk proses pembelian bibit nya sehingga diperoleh Rp 71.425,00 perharinya dengan asumsi harga satuan yaitu 1000. Material yang terakhir yaitu vaksin kekebalan yang dikonsumsi setiap bulannya , asumsi harga satuan nya Rp 10.000,00 sehingga jika dikalikan dengan jumlah ayam yang tersedia kemudian diagi dengan 30 untuk asumsi jumlah hari dalam satu bulan maka didapat Rp 28.570,00 per harinya. Sehingga total keseluruhan harga dari perencanaan jumlah kebutuhan material yang didapat yaitu berjumlah Rp 985.665,00.  Vaksinasi, obat dan vitamin Pemberian vaksin dilakukan seminggu pertama setelah DOC masuk kandang (air minum, tetes mata dan suntikan). Pemberian vitamin dilakukan tiga hari pertama setelah DOC divaksin dan pemberian obat dilakukan hanya pada saat terserang penyakit. 3.2.2.3 Perencanaan Sumber Daya Manusia Dalam pembahasan perencanaan SDA ini, kita sudah mempunyai 2 jenis tabel : 1. Untuk tabel yang pertama yaitu tabel identitas : Tabel Identitas id_karyawan nama_karyawan tempat_lahir tanggal_lahir alamat jabatan telepon KAR_01 Subadar Malang 12/12/1932 Jl. Jalanan, Kota Malang JAB_06 8976556776 5 KAR_02 Supali Malang 12/12/1933 Jl. Jalanan, Kota Malang JAB_06 8976556776 5 KAR_03 Supeno Malang 12/12/1934 Jl. Jalanan, Kota Malang JAB_07 8976556776 5 Tabel 3.2.7 Identitas Sumber Daya Manusia Pada tabel identitas, berisi profil setiap karyawan, sehingga dalam memanajemen profil maka akan berhuungan dengan tabel identitas ini. Profil-profil tersebut yaitu : id_karyawan : id karyawan berfungsi sebagai id tetap yang tidak akan sama dengan id yang dimiliki oleh karyawan lain atau yang disebut sebagai primery key pada database table, nama kolom yang kedua yaitu nama_karyawan : yaitu berisi nama masing-masing karyawan yang sesuai dengan Kartu Tanda Penduduk, kolom yang ketiga yaitu tempat_lahir : berisi keterangan tempat lahir yang ada pada KTP, begitu juga dengan kolom tanggal_lahir yang berisi tentang tanggal bulan tahun lahir masing-masing karyawan, kolom yang kelima berisi alamat : alamat yang ditinggali karyawan semasa mereka bekerja, kolom jabatan berisi tentang penempatan mereka sewaktu bekerja pada posisi mana(pada tabel ini berisi tentang foreign key yang dihasilkan pada tabel
  • 33. ERP Peternakan Ayam Halaman 31 jabatan), yang terakhir yaitu telepon : nomor telepon karyawan yang bisa dihubungi. 2. Untuk tabel yang kedua yaitu tabel jabatan : Tabel Jabatan id jenis_jabatan fungsi gaji pokok tunjangan lp JAB_01 pimpinan memimpin produksi usaha peternakan petelur JAB_02 bagian pengadaan mengontrol ketersediaan material 1800000 10000/hari JAB_03 Bagian produksi mengontrol pemeliharaan bibit dan ayam petelur 2000000 10000/hari JAB_04 Bagian administrasi Mengatur keuangan peternakan 2200000 10000/hari JAB_05 Bagian Sekertaris Mendokumentasikan aktifitas peternakan 2200000 10000/hari JAB_06 Bagian Distribusi Mendistribusikan telur yang siap dijual 1500000 10000/hari JAB_07 Bagian Pengemasan Bagian pengemasan 1000000 10000/hari Tabel 3.2.8 Jabatan Sumber Daya Manusia Tabel jabatan ini adalah tabel yang difungsikan untuk memanajemen jabatan karyawan, dalam tabel jabatan ini berisi id, jenis_jabatan, fungsi, gaji pokok, tunjangan lp. - Untuk tabel id pada tabel jabatan : adalah sebagai id tetap jabatan sehingga pada nama kolom ini ditetapkan sebagai primery key tabel yang akan diteruskan ke dalam nama jenis jabatan, fungsi serta gaji pokok karyawan. - Untuk tabel jenis_jabatan : adalah posisi jabatan yang sudah ditetapkan untuk memanajemen perusahaan. Pada tabel ini ada 7 jenis jabatan yaitu : pimpinan, bagian pengadaan, bbagian produksi, bagian administrasi, bagian sekretaris, bagian distribusi, bagian pengemasan. - Untuk tabel fungsi : berisi tentang tugas yang sudah ditentukan berdasarkan nama jenis jabatan. o Pimpinan : memimping produksi usaha peternakan petelur. o Bagian pengadaan : mengontrol ketersediaan material o Bagian produksi : mengontrol pemeliharaan bibit dan ayam petelur o Bagian administrasi : Mengatur keuangan peternakan o Bagian Sekretaris : Mendokumentasikan aktifitas peternakan o Bagian Distribusi : mendistribusikan telur yang siap jual o Bagian pengemasan : untuk pengemasan produksi - Tabel gaji pokok : berisi tentang gaji pokok pada tiap jabatan. Tunjangan lp : berisi tunjangan pada setiap jabatan perharinya.
  • 34. ERP Peternakan Ayam Halaman 32 BAB 2.3 Proses Procurement (Material Management) Procerement merupakan bagian ERP (Enterprice Resource Planning) setelah proses Sales and Distribution yang memiliki arti pengadaan atau pembelian barang pra-produksi. Proses procurement ini tidak hanya terkait dengan proses pembelian itu saja tetapi juga meliputi negosiasi-negosiasi barang dan pengambilan keputusan atas kontrak dengan pemasok barang yang dibutuhkan selama berjalannya proses produksi. Proses produksi tidak akan berjalan tanpa adanya pemasok barang. Sehingga proses procurement ini sangat mempengaruhi keberlangsungan proses bisnis yang akan dikerjakan. Tugas-tugas utama yang berhubungan dengan proses procurement ini adalah tugas operasi dan tugas strategi, untuk tugas yang berhubungan dengan strategi pembelian ini meliputi manajement kontrak kepada pemasok kontrak lama maupun baru serta penciptaan struktur pasar baru dengan secara aktif mengkonsolidasikan sisi pemasokan/suplai barang. Sedangkan tugas operasi berhubungan dengan interaksi perusahaan pemasok barang kebutuhan yang dibutuhkan selama proses produksi. Dalam pembahasan ERP (Enterprice Resource Planning), tahapan dalam proses procurement dibagi menjadi delapan, yaitu : 2.3.1 Purchase Requisition Purchase requisition (PR) atau pendataan pembelian daftar permintaan merupakan tahapan awal dalam proses besar dalam ERP yaitu procurement. Purchase requisition memiliki pengertian permohonan persetujuan untuk pembelian barang atau service. Permohonan ini biasanya berhubungan dengan persetujuan pembelian tentang nilai dari barang yang akan dibeli meliputi jumlah barang dan harga barang, speifikasi dari barang, maupun pengaturan cash yaitu kapan barang akan dibeli. Setelah Purchase Requisition disetujui, proses akan berlanjut ke tahap vendor selection dan purchase order. 2.3.2 Vendor Selection Setelah tahap purchase requisition dikerjakan, tahap selanjutnya dalam Procurement adalah Vendor selection. Dimana pada tahap ini digunakan untuk memilih satu vendor yang tepat dari beberapa vendor atau perusahaan supplier yang sesuai dengan barang dan harga yang diinginkan. Setelah yakin dengan vendor yang dipilih, proses bisa dilanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu Purchase Order. 2.3.3 Purchase Order Purchase order (PO) sebagai tahapan ketiga setelah Vendor Selection memiliki pengertian sebagai proses pembelian barang atau jasa berdasarkan purchase requisition yang sudah disetujui dan vendor yang diinginkan. Proses yang terjadi dalam Purchase Order meliputi bidding untuk pemilihan supplier termasuk didalamnya tentang detil kontrak, namun dalam proses ini belum sampai pada penandatangan surat perjanjian antara kedua belah pihak yang terlibat dalam proses ini. Sehingga dari proses ini masih diperlukan adanya konfirmasi dari pihak customer untuk memastikan barang yang sudah dipesan. Untuk tahap selanjutnya bisa disebut sebagai Notify Vendor. 2.3.4 Notify Vendor Setelah pembelian dilakukan oleh customer, tahap keempat dari proses procurement adalah Notify Vendor, dimana notify vendor memiliki pengertian sebagai suatu proses pengkonfirmasian barang yang akan dibeli kepada pihak vendor agar barang yang sudah order bisa segera dikirim dengan mlalui tahapan yang ada dalam procurement. Proses yang terjadi dalam tahapan ini adalah, pihak customer memberikan informasi kepada pihak vendor bahwa barang yang dipesan dalam proses PO memang sudah dibutuhkan dan disetujui oleh semua pihak customer kemudian pihak vendor akan melanjutkan perjanjian dengan penandatanganan surat-surat sebagai bukti
  • 35. ERP Peternakan Ayam Halaman 33 pembelian barang customer terhadap vendor serta detil kontrak dan barang bisa segera dikirimkan kepada customer. 2.3.5 Vendor Shipment Vendor shipment sebagai tahapan kelima dari tahapan proses procurement memiliki pengertian pengiriman barang dari vendor penyedia barang produksi yang dibutuhkan oleh customer dimana kondisi barang sudah siap didalam mobil pengangkut. Proses yang dilakukan dalam tahap ini yaitu pihak vendor mngemasi barang sesuai PO yang disetujui oleh pihak customer dan diangkut ke dalam mobil pengiriman oleh pihak vendor bagian pengemasan dan pengiriman. Setelah barang yang dipesan customer siap, maka proses selanjutnya akan berurusan dengan pihak customer yaitu dalam proses Goods receipt. 2.3.6 Goods Receipt Good receipt/ service receipt sebagai tahapan keenam dari proses procurement memiliki pengertian sebagai proses penerimaan barang atau penyelesaian pekerjaan jasa berdasarkan PO yang sudah disetujui oleh pihak pemesan(customer) maupun oleh pihak supplier/vendor penyedia barang produksi yang dibutuhkan. Proses detil dalam good receipt/ service receipt adalah penerbitan surat tanda terima barang produksi oleh bagian store/warehouse kepada vendor penyedia barang produksi, persetujuan barang diterima oleh pemohon, pengakuan invntory ke dalam sistem. 2.3.7 Invoice Receipt Setelah proses penerimaan barang dari vendor penyupply barang produksi, proses dilanjutkan pada Invoice receipt, dimana invoic receipt ini merupakan proses penerimaan Invoice yang diterbitkan oleh supplier atau vendor sesuai dengan tanda terima barang atau jasa (Receiving). Proses yag terjadi adalah mencocokkan antara Invoice dengan Purchase order dan Good receipt pencatatan A/P (pengakuan hutang) ke dalam sistem. 2.3.8 Payment to Vendor Setelah melewati banyak proses diatas, proses terakhir dalam proses procurement adalah Payment to Vendor. Dimana proses ini pembayaran A/P oleh customer kepada pihak vendor penyedia barang produksi yang diperlukan. Proses yang terjadi adalah persetujuan pembayaran oleh management dan dilanjutkan dengan proses pembayaran bisa berupa penerbitan check/Giro atau melalui Cash/Transfer. Dengan selesainya proses pembayaran kepada vendor penyedia barang yang dibutuhkan selama produksi, maka berakhirlah proses procurement dalam ERP. Sehingga bisa dilanjutkan pada tahap Production Planning.
  • 36. ERP Peternakan Ayam Halaman 34 BAB 3.4 MANUFACTURING Dalam manufacturing ini, kita memiliki target telur yang akan diproduksi, yakni kita akan memproduksi telur sebanyak 4 ton. Oleh karenanya, kita membutuhkan berbagai persiapan dan kesiapan tempat serta SDM yang di butuhkan. Adpun persiapan tempat tersebut adalah : 1. Lahan Kandang Petelur Sebelum kita membuat kandang, kita pasti memerlukan lahan. Lahan yang kita butuhkan adalah seluas 561 m2 diperuntukkan untuk 1 kandang. Harga tanah per m2 diasumsikan adalah 200.000 rupiah. Jadi sepetak lahan kandang memerlukan uang sebanyak Rp. 112.200.000,00 Untuk memenuhi jumlah telur yang di target, maka ayam yang harus di ternak ada 5.714 ekor. Dengan demikian kita memerlukan lahan sebanyak  5.714 / 588 = 9,72. Kita bulatkan menjadi 10 kandang. Otomatis lahan yang di perlukan ada 10 petak. Total harga / uang yang harus di keluarkan adalah sebanyak Rp. 1.122.000.000,00 2. Kandang Ayam Petelur Kandang ayam petelur ini berisikan 588 ayam petelur, yang memiliki luas sebesar 333m2 . Untuk bisa memproduksi telur sebanyak 4 ton, maka kita memerlukan ayam petelur sebanyak 5.714 ekor ayam. Kita bisa mengetahui berapa ayam yang kita butuhkan untuk memproduksi telur sebanyak itu dengan cara : 70% * jumlah telur. 70% kita dapatkan dari prosentase telur yang dihasilkan ayam setiap harinya. Karena tidak mungkin semua ayam bertelur setiap harinya. Ada yang 2 hari sekali atau kapan pun dia mau. Untuk ayam petelur, tidak di campur semuana jadi satu. Mereka dipisahkan sendiri sendiri. Kandang kecil tersebut berukuran P = 30 L = 30 T = 40. Kandang tersebut terbuat dari bambu yang di anyam sedemikian rupa hingga membentuk seperti jeruji penjara. Adapun harga dari bamboo tersebut satu lonjornya berkisaran 20 ribu rupiah. Dengan panjang mencapai ±7m. dan diperkirakan 1 kandang membutuhkan ± 50 lonjor bamboo. Berarti harus mengeluarkan uang sebanyak 20.000 * 50 = Rp 1.000.000,00. Biaya tersebut belum terasuk pembelian paku, tukang dll. 3. Lahan Kandang Bibit Lahan yang diperlukan untuk kandang pembibitan ayam petelur ini adalah 16 m2 , dengan ukuran 4 m * 4 m. lahan ini akan dibuat kandang di atasnya dengan ukuran 3 m * 4 m. harga tanah untuk lahan ini sama dengan harga tanah untuk lahan kandang ayam petelur, yaitu 200.000,-. Oleh Karenna itu, kita membutuhkan 3.200.000 rupiah untuk membeli sebidang tanah pembibitan. Karena jumlah yang dibutuhkan aa 5.714 bibit, oleh karenanya kita membutuhkan 6 petak lahan pebibitan dengan harga 6 * 3.200.000 = 19.200.000 rupiah. 4. Kandang bibit Seperti yang telah dipaparkan di atas, kandang ini berukuran 3 * 4 meter, yang berisikan 1000 ekor bibit ayam petelur. Berarti untuk satu generasi memerlukan 5714 ekor bibit. Jadi jumlah kandangnya ada 6 kandang. 1 kandang memerlukan lampu, litter, terpal, bamboo, paku dll. Dan harga untuk litter, terpal, lampu sudah terperinci di table. 5. Lahan Gudang Hasil Produksi Yah, seperti kita ketahui, dimana ada produk, pasti ada tempat untuk penyimpanan produk tersebut. Di dalam peternakan ayam petelur ini, manager menginginkan pembuatan gudang seluas 28 m2 . Untuk membuat gudang seluas itu, maka kita membutuhkan lahan setidaknya berukuran 4m x 8m. dengan harga tanah sama, yaitu Rp. 200.000, maka kita memerlukan dana sebesar 32 m2 x 200.000 = 6.200.000.
  • 37. ERP Peternakan Ayam Halaman 35 6. Lahan Gudang Infrastruktur Selain membangun gudang hasil produksi, manager juga menginginkan membangun gudang infrastruktur. Kegunaannya adalah untuk menyimpan peralatan dan perlengkapan dalam memperbarui bangunan serta peralatan untuk melakukan kegiatan petani telur dalam mengambil, memberi makan, sebagai garasi mobil, dll. Lahan Gudang ini berukuran 11m x 5m. ukuran yang lumayan besar. Oleh karenanya, manager memerlukan dana kurang lebih bekisar 55m2 x 200.000 = 11.000.000 rupiah. 7. Lahan Gudang Material Selain ke dua gudang tersebut, tentunya ada satu lagi gudang yang harus di buat, yaitu gudang material. Gudang ini berisikan bahan pakan ayam. Ukuranna sendiri tidaklah besar. Luasnya hanya 24m2 . Dana yang dibutuhkan adalah 4.800.000 rupiah. 8. Gudang Hasil Produksi Gudang hasil produksi merupakan gudang penyimpanan telur setelah di ambil dari kandang. Disini telur akan di kemas dan akan ditata dengan rapi serta disimpan di dalamnya sebelum dikim ke toko, pengepul, maupun penjual biasa. Gudang ini berukuran 4m x 7m. Untuk membangun gudang ini, jelas memerlukan banyak dana. Adapun keperluan keperluan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :  Semen  Krikil  Genteng  Batu besar untuk pondasi  Batu bata  Kawat  Pasir  Dll Tabel 3.4.1 kebutuhan pembangunan kandang Tentunya kebutuhan diatas memerlukan biaya yang sangat banyak. Seperti conthnya yaitu semen, semen memiliki harga perkarung 65.000, semen tersebut dibutuhkan sangat banyak. Untuk gudang berukuran 7 x 4 dan tinggi sekitar 4,5m, tentunya memerlukan ± 70 karung semen. Berarti untuk semen saja memerlukan dana sebesar 4.200.000. untuk pasir bekisaran harga 500.000 per mobil pickup. Kalu truk sekitar 1.750.000 rupiah. 9. Gudang Infrastruktur Gudang ini memiliki ukuran yang sangat luas. Yaitu 10m x 5m. gudang ini diperuntukkan untuk penyimpanan alat alat renofasi kandang dan gudang kalo ada kerusakan yang terjadi. Selain untuk penyimpanan tersebut, digudang ini juga diperuntukkan untuk penyimpanan mobil pickup (garasi mobil). Tinggi gudang ini sama dengan sebelumnya, sekitar 4.5m. Jadi memerlukan dana yang lebih banyak disbanding dengan dana yang harus dikeluarkan untuk pembuatan gudang penyimpanan telur. 10. Gudang Material Gudang material ini, juga merupakan gudang pokok yang harus dimiliki oleh peternakan telur. Karena merupakan tempat penyimpanan pakan, vitamin, obat, vaksin, dll. Ukuran gudang ini adalah 5m x 4m dengan tinggi 4.5 m. didalam gudang ini, dibuat sekat sekat untuk memisahkan antara pakan, vitamin, dan faksin. Karena ketiga item ini memiliki perlakuan yang berbeda di dalamnya. Pakan tidak boleh di tempat yang lembab, karena akan menjadikan pakan tersebut berjamur. Vaksin dan vitamin tidak boleh di taruh di tempat yang panas. Jadi ya normal normal aja suhu udara untuk vaksin dan obat ini. Setelah semua persiapan manufacture selesai, maka yang dibutuhkan selanjutnya adalah persiapan kebutuhan SDM. Kita memerlukan SDM yang bertanggung jawab, ulet, dan mau bekerja keras. Harus memeiliki ketelatenan tinggi untuk merawat ayam ayam tersebut. Setidaknya dalam hal ini kita memerlukan SDM di bidang berikut ini : Bagian Keterangan
  • 38. ERP Peternakan Ayam Halaman 36 Bagian Pemberi pakan, pengambil telur, serta membersihkan kadang Untuk bagian ini, kita membutuhkan karyawan laki laki, karena pekerjaannya cukup berat dan lama. Paling tidak dalam satu area kandang memerlukan 2 orang pekerja. Jadi untuk 10 kandang ayam petelur, membutuhkan 20 pekerja. Bagian pengemasan telur Pada bagian pengemasan, kita memerlukan karyawati cewek. Setidaknya untuk mengemas 4 ton telur setiap harinya, memerlukan karyawati sedikitnya 10 orang karyawati. Lebih banyak lebih baik tentunya.  Bagian distributor telur Bagian distributor memerlukan karyawan cowok. Dan harus memiliki SIM A ataupun SIM B. karena dalam peternakan ini, untuk mendistributorkan telur kita menggunakan mobil pickup dan juga menggunakan truck yang tersedia disini. Untuk melayani pesanan diberbagai wilayah, tentunya kami memiliki truck dan pickup lebih dari 3 buah truk dan pickup. Setidaknya membutuhkan 6 sopir dan 6 kernet. Dokter hewan Dokter hewan sangat penting disini. Tapi ini tergolong tidak wajib. Karena bisa mendatangkan sendiri. Gunanya untuk mengadakan dokter hewan yaitu untuk selalu mengecek ayam ada yang sakit atau tidak. Setidaknya memerlukan 1 orang dokter hewan. Tabel 3.4.2 kebutuhan SDM 3.4.1 BIBIT AYAM PETELUR Didalam peternakan ayam petelur, kami tidak menggunakan ayam siap telur secara langsung. Disini kita enggunakan bibit ayam petelur sebagai tahap awal mulanya. Untuk memproduksi 4 ton telur perharinya, maka kita memerlukan setidaknya 5200 bibit ayam. Kenapa jumlah disini kitabuat melebihi dari kuota ayam yang diperlukan? Ini dilakukan karena prosentase kematian bagi anak ayam petelur lumayan tinggi. Jadi apabila ada anak ayam yang mati, kuota masih cukup atau masih ada lebihannya. Ciri – ciri bibit ayam petelur yang baik adalah Bibit ayam petelur (DOC) lincah dan tidak cacat fisik, serta berasal dari induk yang sehat. Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya. Anak ayam mempunyak nafsu makan yang baik. Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram. Serta tidak ada letakan/sisa tinja di duburnya. Ayam petelur memiliki dua tipe, yaitu :  Tipe Ayam Petelur Ringan. Tipe ayam ini disebut dengan ayam petelur putih. Ayam petelur ringan ini mempunyai badan yang ramping/kurus-mungil/kecil dan mata bersinar. Bulunya berwarna putih bersih dan berjengger merah. Ayam ini berasal dari galur murni white leghorn. Ayam galur ini sulit dicari, tapi ayam petelur ringan komersial banyak dijual di Indonesia dengan berbagai nama. Setiap pembibit ayam petelur di Indonesia pasti memiliki dan menjual ayam petelur ringan (petelur putih) komersial ini. Ayam ini mampu bertelur lebih dari 260 telur per tahun produksi hen house. Sebagai petelur, ayam tipe ini memang khusus untuk bertelur saja sehingga semua kemampuan dirinya diarahkan pada kemampuan bertelur, karena dagingnya hanya sedikit. Ayam petelur ringan ini sensitif terhadapa cuaca panas dan keributan, dan
  • 39. ERP Peternakan Ayam Halaman 37 ayam ini mudah kaget dan bila kaget ayam ini produksinya akan cepat turun, begitu juga bila kepanasan.  Tipe Ayam Petelur Medium. Bobot tubuh ayam ini cukup berat. Meskipun itu, beratnya masih berada di antara berat ayam petelur ringan dan ayam broiler. Oleh karena itu ayam ini disebut tipe ayam petelur medium. Tubuh ayam ini tidak kurus, tetapi juga tidak terlihat gemuk. Telurnya cukup banyak dan juga dapat menghasilkan daging yang banyak. Ayam ini disebut juga dengan ayam tipe dwiguna. Karena warnanya yang cokelat, maka ayam ini disebut dengan ayam petelur cokelat yang umumnya mempunyai warna bulu yang cokelat juga. Dipasaran orang mengatakan telur cokelat lebih disukai daripada telur putih, kalau dilihat dari warna kulitnya memang lebih menarik yang cokelat daripada yang putih, tapi dari segi gizi dan rasa relatif sama. Satu hal yang berbeda adalah harganya dipasaran, harga telur cokelat lebih mahal daripada telur putih. Hal ini dikarenakan telur cokelat lebih berat daripada telur putih dan produksinya telur cokelat lebih sedikit daripada telur putih. Selain itu daging dari ayam petelur medium akan lebih laku dijual sebagai ayam pedaging dengan rasa yang enak. Dibawah ini adalah daftar jenis jenis ayam petelur beserta spesifikasinya:  Babcock B-300 v: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 270, ransum 1,82 kg/dosin telur.  Dekalb Xl-Link: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 255-280, ransum 1,8-2,0 kg/dosin telur.  Hisex white: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 288, ransum 1,89 gram/dosin telur.  H & W nick: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 272, ransum 1,7- 1,9 kg/dosin telur.  Hubbarb leghorn: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house)260, ransum 1,8-1,86 kg/dosin telur.  Ross white: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 275, ransum 1,9 kg/dosin telur.  Shaver S 288: berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house)280, ransum 1,7- 1,9 kg/dosin telur.  Babcock B 380: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 260-275, ransum 1,9 kg/dosin telur.  Hisex brown: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house)272, ransum 1,98 kg/dosin telur.  Hubbarb golden cornet: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 260, ransum 1,24-1,3 kg/dosin telur.  Ross Brown: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 270, ransum 2,0 kg/dosin telur.  Shaver star cross 579: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 265, ransum 2,0-2,08 kg/dosin telur.  Warren sex sal link: berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 280, ransum 2,04 kg/dosin telur. Untuk harga bibit ayam sendiri berfariansi. Mulai dari 3000 rupiah sampai 8000 rupiah per ekornya. Untuk memilih manakah jenis terbaik dari ayam yang akan kita produksikan, maka kita perlu menimbang konversi ransum juga. Konversi ransum merupakan perabandingan antara ransum yang dihabiskan ayam dalam menghasilkan sejumlah telur. Keadaan ini sering disebut dengan ransum per kilogram telur. Ayam yang baik akan makan sejumlah ransum dan menghasilkan telur yang lebih banyak/lebih besar daripada sejumlah ransum yang dimakannya. Bila ayam itu makan terlalu banyak dan bertelur sedikit maka hal ini merupakan cermin buruk bagi ayam itu. Bila bibit ayam mempunyai konversi yang kecil maka bibit itu dapat dipilih, nilai konversi ini dikemukakan pada jenis jenis ayam yang ada di atas tadi.
  • 40. ERP Peternakan Ayam Halaman 38 Untuk peternakan kami, kami mengansumsikan bibit yang kita ambil seharga 5000 rupiah per ekor. Sementara kita membutuhkan membutuhkan 5200 ekor. Oleh karenanya, maka dana yang dibutuhkan sebanyak 26.000.000 rupiah. 3.4.2 PEMELIHARAAN BIBIT AYAM PETELUR Setelah kita menentukan bibit ayam petelur yang akan kita besarkan, maka selanjutnya kami menuju ke pembesaran bibit ayam. Bibit ayam itu dibesarkan selama 3 bulan, dan tentunya harus memerlukan perhatian ekstra. Ada 4 aspek yang harus diperhatikan dalam pembesaran ayam petelur ini, yaitu : 1. Sanitasi dan Tindakan Preventif Kebersihan kandang adalah suatu unsur yang paling penting, karena factor lingkunganlah yang menjadi prioritas terbesar bibit ayam tersebut terserang pnyakit atau tidak. Olehkarena itu, dibutuhkanlah pekerja yang ulet dan telaten untuk selalu membersihkan kandang bibit ayam ini. jika tidak demikian maka akan berpengaruh dalam kesehatan bibit ayam yang sangat renta terhadap berbagai penyakit. Selain unsur lingkungan, apabila ditemukan satu ekor saja ayam yang kedapatan sakit, maka harus segera dipisahkan. Karena jika tidak demikian, maka yang terjadi adalah penyakit tersebut menyebar pada teman temannya. Hal ini sering terjadi pada peternak ayam, jika ada ayam yang kedapatan sakit tidak segera dipisahkan. Tindakan preventif untuk mencegah dan mengurangi resiko terkenanya penyakit adalah pemberian faksin dan vitamin terhadap bibit ayam tersebut. Tentunya dengan takaran dan dosis yang pas sesuai table yang ada (aturan yang ada). Selain itu, kami memeilih vaksin dan vitamin yang memang memiliki kwalitas yang tinggi. Untuk pembersihan kandang sendiri, kita membutuhkan berbagai peralatan seperti sapu, scrup, selang, dll. Dan diperkiraka untuk membeli kebutuhan tersebut sebanyak 1.250.000. karena julah kandang yang banyak, maka diperlukan peralatan yang lumayan banyak. 2. Pemberian Pakan Dalam pemberian pakan terhadap bibit maupun ayam yang sudah dewasa tidak boleh asal asalan. Pemberian makananpun memiliki aturan dan kadar tertentu. Pemberian pakan ayam ini memiliki 4 fase. Diantaranya adalah  Pre-Starter Pakan Ternak untuk Pre-Starter Merupakan pakan ternak yang diberikan kepada ayam petelur berumur 1 hari hingga ayam tersebut berumur 5 minggu. Kwalitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 22-24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, ME 2800-3500 Kcal. Kwantitas pakan terbagi/digolongkan menjadi 5 (lima) golongan yaitu minggu pertama (umur 1-7 hari) 10 gram/hari/ekor; minggu kedua (umur 8-14 hari) 20 gram/hari/ekor; minggu ke-3 (umur 15-21 hari) 30 gram/hari/ekor; minggu ke-4 (umur 22-29 hari) 40 gram/hari/ekor dan minggu ke-5 (umur 30-36 hari) 50 gram/hari/ekor. Jadi jumlah pakan yang dibutuhkan tiap ekor sampai pada umur 5 minggu sebesar 150 gram.  Starter Pakan Ternak untuk Starter diberikan kepada ayam petelur berumur 6 minggu hingga ayam petelur tersebut berumur 10 minggu. Kwalitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 18,1-21,2%; lemak 2,5%; serat kasar 4,5%; kalsium (Ca) 1%; Phospor (P) 0,7-0,9% dan energi (ME) 2900-3400 Kcal. Kwantitas pakan terbagi/digolongkan dalam empat golongan umur yaitu: minggu ke-6 = 60 gram/hari/ekor; minggu ke-7 = 70 gram/hari/ekor; minggu ke-8 = 80 gram/hari/ekor; minggu ke-9 =90 gram/hari/ekor dan minggu ke-10 = 100 gram/hari/ekor. Jadi total jumlah pakan per ekor pada umur 6 - 10 minggu adalah 400 gram.  Grower Pakan Ternak untuk Grower, pakan ternak ini diberikan kepada ayam petelur berumur 11 minggu hingga ayam petelur tersebut menghasilkan telur pertamanya.  Laying Phase
  • 41. ERP Peternakan Ayam Halaman 39 Pakan Ternak untuk Laying Phase yaitu makanan diberikan kepada ayam petelur pada periode peneluran hingga afkir. Pada peternakan kami, kami menggunakan pakan yang langsung jadi. Yang diproduksi oleh pabrik pakan ayam. Kita membutuhkan 550 gram pakan per ekor ayam selama pembibitan sampai usia 10 minggu. Total kita memerlukan pakan sebanyak 2.860.000 gram pakan untuk enghidupi ayam sebanyak 5200 ekor. Jadi perbulan kita memerlukan pakan 953.334 gram = 0.954 ton per bulan Maka dana yang kita butuhkan untuk membeli pakan perbulannya adalah 954 kg * 2500. Kita asumsikan harga pakan ayam 2500 rupiah. Maka dana yang kita butuhkan untuk proses pembibitan perbulannya sebanyak Rp. 2.385.000,- Minggu Kebutuhan per ekor ayam Minggu 1 70 gram/ekor Minggu 2 140 gram/ekor Minggu 3 210 gram/ekor Minggu 4 280 gram/ekor Minggu 5 350 gram/ekor Minggu 6 420 gram/ekor Minggu 7 490 gram/ekor Minggu 8 560 gram/ekor Minggu 9 630 gram/ekor Minggu 10 700 gram/ekor Total 3.850 gram/ekor Table 3.4.3 kebutuhan pakan ayam Kebutuhan Total Pakan Jadi Rp. 2.500,- / kg Kebutuhan Pakan Selama 3 bulan 2.860 kg = 2,86 ton Kebutuhan Pakan Tiap bulan 954 kg = 0,954 ton Pengeluaran Tiap Bulan Pembibitan Rp. 2.385.000,- Pengeluaran Pakan Selama Pembibitan Rp. 7.150.000,- Table 3.4.4 kebutuhan dana pembibitan 3. Pemberian vaksin dan obat Vaksinasi merupakan salah satu cara pengendalian penyakit virus yang menulardengan cara menciptakan kekebalan tubuh. Pemberiannya secara teratur sangat penting untuk mencegah penyakit. Vaksin dibagi menjadi 2 macam yaitu:  Vaksin aktif adalah vaksin mengandung virus hidup. Kekebalan yang ditimbulkan lebih lama daripada dengan vaksin inaktif/pasif.  Vaksin inaktif, adalah vaksin yang mengandung virus yang telah dilemahkan/dimatikan tanpa merubah struktur antigenic, hingga mampu membentuk zat kebal. Kekebalan yang ditimbulkan lebih pendek, keuntungannya disuntikan pada ayam yang diduga sakit. Macam-macam vaksin:  Vaksin NCD vrus Lasota buatan Drh Kuryna  Vaksin NCD virus Komarov buatan Drh Kuryna (vaksin inaktif)  Vaksin NCD HB-1/Pestos.  Vaksin Cacar/pox, virus Diftose.  Vaksin anti RCD Vaksin Lyomarex untuk Marek. Persyaratan dalam vaksinasi adalah: 1. Ayam yang divaksinasi harus sehat. 2. Dosis dan kemasan vaksin harus tepat. 3. Sterilisasi alat-alat. 4. Pemeliharaan kandang Agar bangunan kandang dapat berguna secara efektif, maka bangunan kandang perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu dibersihkan dan dijaga/dicek apabila ada bagian yang rusak supaya segera disulam/diperbaiki kembali. Dengan demikian
  • 42. ERP Peternakan Ayam Halaman 40 daya guna kandang bisa maksimal tanpa mengurangi persyaratan kandang bagi ternak yang dipelihara. 3.4.4 PRODUKSI TELUR AYAM Setelah proses pembibitan, sekarang menuju ke produksi telur ayam. Untuk menjaga agar kwalitas telur ayam yang di produksi, maka harus diperhatikan dengan benar makanan yang diberikan untuk ayam tersebut. Selain makanan, pemberian suplai vitamin juga harus tetap diperhatikan. Pemberian aksin juga harus dilakukan agar ayam terhindar dari penyakit dan tetap sehat. Dalam peternakan ini, kita menggunakan pakan jadi, yang biasa kita temukan di toko toko pakan hewan. Untuk mmenghemat ongkos pakan, maka kita akan mengambil pakan dari pabriknya langsung. Seelain mendapat harga yang lebih mrah, tentunya kita mendapatkan bonus dari pabrik tersebut. Biaya yang dikeluarkan untuk pakan ayam ini juga berbeda dan tentunya lebih mahal. Ayam bisa mulai bertelur paling tidak pada bulan ke 4 dari proses pembesaran pembibitan. Adapun prosentase ke evektivitasan bertelur adalah pada table berikut ini TINGKAT PRODUKTIVITAS AYAM USIA PROSENTASE Bulan 4 30 Bulan 5 40 Bulan 6 50 Bulan 7 60 Bulan 8 70 Bulan 9 80 Bulan 10 90 Bulan 11 90 Bulan 12 90 Bulan 13 90 Bulan 14 90 Bulan 15 90 Bulan 16 90 Bulan 17 90 Bulan 18 90 Bulan 19 80 Bulan 20 70 Bulan 21 60 Bulan 22 50 Bulan 23 40 Bulan 24 30 Tabel 3.4.5 table prosentase telur tiap bulan Di asumsikan pada peternakan ini masa produktifitasan ayam sampai 24 bulan. Untuk menjaga kesetabilan jumlah telur yang di produksi, maka pada saat bulan ke 17, bibit ayam yang baru harus sudah ada dan di besarkan. Ketika ayam produktif berada pada bulan ke 20, maka ayam yang bibit tadi sudah mulai bertelur dan menutupi kekurangan telur yang di hasilkan oleh ayam produktif yang sebelumnya. Setiap harinya telur di ambil dari kandang. Pengambilan dilakukan oleh petugas yang berwenang, yang sudah di rancang di atas tadi. Setelah telur terkumpul
  • 43. ERP Peternakan Ayam Halaman 41 di ambil oleh petugas, lalu dibawalah telur itu ke gudang produksi. Dan didalamnya dilakukan pembersihan dan pengemasan telur ke try egg. Adapun telur yang dihasilkan setiap bulannya adalah sebagai berikut : USIA PROSENTASE Jumlah Telur Bulan 4 30 ± 1200 kg Bulan 5 40 ± 1600 kg Bulan 6 50 ± 2000 kg Bulan 7 60 ± 2400 kg Bulan 8 70 ± 2800 kg Bulan 9 80 ± 3200 kg Bulan 10 90 ± 3600 kg Bulan 11 90 ± 3600 kg Bulan 12 90 ± 3600 kg Bulan 13 90 ± 3600 kg Bulan 14 90 ± 3600 kg Bulan 15 90 ± 3600 kg Bulan 16 90 ± 3600 kg Bulan 17 90 ± 3600 kg Bulan 18 90 ± 3600 kg Bulan 19 80 ± 3200 kg Bulan 20 70 ± 2800 kg Bulan 21 60 ± 2400 kg Bulan 22 50 ± 2000 kg Bulan 23 40 ± 1600 kg Bulan 24 30 ± 1200 kg Tabel 3.4.6 table jumlah telur tiap bulan Setelah 24 bulan, maka ayam memasuki masa afkir. Dalam masa afkir ini, ayam masih bisa bertelur, tapi dalam julah yang jauh dibawah minimal serta sudah jarang jarang ayam betelur lagi. Untuk pakan yang diperlukan adalah 100 gram/hari/ekor. Jadi selama 24 bulan, ayam produktif membutuhkan pakan sebanyak 3000 gram/ekor/bulan. Jumlah ayam sebanyak 5200 ekor, maka memerlukan pakan sebanyak 15.600.000 gram. Atau 15,6 ton per bulannya. Untuk dana yang diperlukan sejumlah 15.600kg * Rp.2.500 = Rp. 39.000.000,- per bulannya. USIA JUMLAH TELUR HARGA TELUR PENDAPATAN Bulan 4 ± 1200 kg Rp. 15.000,-/kg Rp. 18.000.000 Bulan 5 ± 1600 kg Rp. 15.000,-/kg Rp. 24.000.000 Bulan 6 ± 2000 kg Rp. 15.000,-/kg Rp. 30.000.000 Bulan 7 ± 2400 kg Rp. 15.000,-/kg Rp. 36.000.000 Bulan 8 ± 2800 kg Rp. 15.000,-/kg Rp. 42.000.000 Bulan 9 ± 3200 kg Rp. 15.000,-/kg Rp. 54.000.000 Bulan 10 ± 3600 kg Rp. 15.000,-/kg Rp. 54.000.000 Bulan 11 ± 3600 kg Rp. 15.000,-/kg Rp. 54.000.000 Bulan 12 ± 3600 kg Rp. 15.000,-/kg Rp. 54.000.000 Bulan 13 ± 3600 kg Rp. 15.000,-/kg Rp. 54.000.000 Bulan 14 ± 3600 kg Rp. 15.000,-/kg Rp. 54.000.000
  • 44. ERP Peternakan Ayam Halaman 42 Bulan 15 ± 3600 kg Rp. 15.000,-/kg Rp. 54.000.000 Bulan 16 ± 3600 kg Rp. 15.000,-/kg Rp. 54.000.000 Bulan 17 ± 3600 kg Rp. 15.000,-/kg Rp. 54.000.000 Bulan 18 ± 3600 kg Rp. 15.000,-/kg Rp. 54.000.000 Bulan 19 ± 3200 kg Rp. 15.000,-/kg Rp. 48.000.000 Bulan 20 ± 2800 kg Rp. 15.000,-/kg Rp. 42.000.000 Bulan 21 ± 2400 kg Rp. 15.000,-/kg Rp. 36.000.000 Bulan 22 ± 2000 kg Rp. 15.000,-/kg Rp. 30.000.000 Bulan 23 ± 1600 kg Rp. 15.000,-/kg Rp. 24.000.000 Bulan 24 ± 1200 kg Rp. 15.000,-/kg Rp. 18.000.000 Tabel 3.4.7 pendapatan telur tiap bulan PENGHASILAN BERSIH PERBULAN BULAN PENDAPATAN TELUR PENGELUARAN PAKAN LABA Bulan 4 Rp. 18.000.000 Rp. 39.000.000,- Rp. - 21.000.000 Bulan 5 Rp. 24.000.000 Rp. 39.000.000,- Rp. - 15.000.000 Bulan 6 Rp. 30.000.000 Rp. 39.000.000,- Rp. - 9.000.000 Bulan 7 Rp. 36.000.000 Rp. 39.000.000,- Rp. - 3.000.000 Bulan 8 Rp. 42.000.000 Rp. 39.000.000,- Rp. + 3.000.000 Bulan 9 Rp. 54.000.000 Rp. 39.000.000,- Rp. + 15.000.000 Bulan 10 Rp. 54.000.000 Rp. 39.000.000,- Rp. + 15.000.000 Bulan 11 Rp. 54.000.000 Rp. 39.000.000,- Rp. + 15.000.000 Bulan 12 Rp. 54.000.000 Rp. 39.000.000,- Rp. + 15.000.000 Bulan 13 Rp. 54.000.000 Rp. 39.000.000,- Rp. + 15.000.000 Bulan 14 Rp. 54.000.000 Rp. 39.000.000,- Rp. + 15.000.000 Bulan 15 Rp. 54.000.000 Rp. 39.000.000,- Rp. + 15.000.000 Bulan 16 Rp. 54.000.000 Rp. 39.000.000,- Rp. + 15.000.000 Bulan 17 Rp. 54.000.000 Rp. 39.000.000,- Rp. + 15.000.000 Bulan 18 Rp. 54.000.000 Rp. 39.000.000,- Rp. + 15.000.000 Bulan 19 Rp. 48.000.000 Rp. 39.000.000,- Rp. + 15.000.000 Bulan 20 Rp. 42.000.000 Rp. 39.000.000,- Rp. + 3.000.000 Bulan 21 Rp. 36.000.000 Rp. 39.000.000,- Rp. - 3.000.000 Bulan 22 Rp. 30.000.000 Rp. 39.000.000,- Rp. - 9.000.000 Bulan 23 Rp. 24.000.000 Rp. 39.000.000,- Rp. - 15.000.000 Bulan 24 Rp. 18.000.000 Rp. 39.000.000,- Rp. - 21.000.000 TOTAL Rp. + 75.000.000 Tabel 3.4.8 pendapatan telur tiap bulan
  • 45. ERP Peternakan Ayam Halaman 43 BAB 3.5 Penerapan Konsep Financial Accounting Untung rugi suatu usaha, termasuk dalam hal ini adalah beternak ayam petelur hanya bisa diketahui apabila seluruh biaya produksi yang telah dikeluarkan maupun pemasukan telah dicatat dalam buku pembukuan. Untuk itulah setiap ada transaksi keluar masuk harus dicatat, termasuk penggunaan atau keperluan dana tersebut. Secara sederhana, peternak akan mendapatkan pemasukan dari penjualan telur dari ayam yang diternakkannya. Pemasukkan akan masih ditambah dari hasil sampingan seperti penjualan daging ayam afkir dan penjudalan kotoran ayam. Sedangkan total pengeluaran atau biaya produksi merupakan total dana yang telah dikeluarkan untuk proses pemeliharaan ayam, mulai dari persiapan membuka peternakan, membuat kandang, mendatangkan DOC, pakan, pengobatan, hingga pemanenan. Bila peternak juga memasarkan telur ayam dalam kemasan siap dimasak, maka biaya proses pengolahannya juga dihitung sebagai biaya produksi. Dari catatan total pemasukkan dan pengeluaran tersebut bisa ditentukan keuntungan penjualan telur, daging afkir, dan kotoran ayam, yaitu dari hasil pemasukkan atau penerimaan dikurangi biaya produksi yang telah dikeluarkan selama proses pemeliharaan. Bila keuntungan kotor dikurangi lagi dengan pajak dan lain-lain, maka akan didapatkan keuntungan bersih. Pembukuan dan pencatatan untung rugi harus dilakuan dengan tujuan agar peternak bisa menganalisis dan melakukan evaluasi terhadap kondisi keuangan maupun tata laksana produksi yang selama ini telah dijalankan, apakah sudah sehat dan memenuhi target yang diinginkan ataukah justru merugi. Penghitungan untung rugi dilakukan per tahun dan mencatat seluruh pemasukan maupun pengeluaran selama kurun waktu tersebut. Dari penghitungan untung rugi per tahun tersebut nantinya bisa dilakukan penghitungan pada tahun ke berapa akan balik modal dan pada tahun ke barapa peternak sudah bisa mendapatkan keuntungan bersih. Selain itu, hasil evaluasi terhadap kondisi keuangan bisa dijadikan patokan bagi peternak untuk melakukan perbaikan ataupun penataan ulang terhadap tata laksana pengelolaan peternakan ayam broiler yang selama ini dijalankan. Gambar 3.5.1 Gambaran alur keuangan pembukuan usaha peternakan ayam secara umum 3.5.1 Pengertian akun dan penggolongan akun dalam akuntansi Akun merupakan tempat mencatat transaksi keuangan yang memengaruhi keseimbangan harta, utang, dan modal. Akun dibedakan menjadi dua, yaitu akun riil dan akun nominal. Akun riil merupakan jenis akun yang tercatat di neraca, seperti
  • 46. ERP Peternakan Ayam Halaman 44 harta, utang, dan modal. Akun nominal merupakan akun yang tercatat di laporan laba/rugi, seperti pendapatan dan beban. A. Akun harta Harta atau aktiva merupakan sumber daya ekonomi yang dimiliki perusahaan untuk melaksanakan kegiatan usaha sekarang dan akan datang. Harta dapat dibedakan sebagai berikut: 1. Harta lancar, adalah harta yang memiliki tingkat likuiditas tinggi dan umur pemakaiannya kurang dari satu tahun. Misalnya kas, surat-surat berharga, piutang usaha, wesel tagih, persediaan, perlengkapan, dan beban dibayar di muka. 2. Harta tetap, adalah harta yang berwujud dan memiliki umur ekonomis lebih dari satu tahun. Misalnya tanah, peralatan, gedung, mesin, dan alat transportasi. 3. Harta tidak berwujud, adalah harta yang secara kasatmata tidak bisa dilihat, tetapi memiliki nilai ekonomi. Misalnya, hak paten, hak cipta, merek, franchise, dan goodwill. 4. Investasi jangka panjang, adalah harta perusahaan yang berupa surat-surat berharga. Misalnya saham dan deposito. B. Akun utang Utang atau kewajiban merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membiayai kegiatan usaha perusahaan. Utang dapat dibedakan menjadi sebagai berikut: 1. Utang lancar, adalah kewajiban yang harus dibayar perusahaan dalam jangka waktu kurang dari satu tahun. Misalnya wesel bayar, utang usaha, beban masih harus dibayar, dan pendapatan diterima di muka. 2. Utang jangka panjang, adalah kewajiban yang harus dibayar perusahaan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Misalnya, utang bank, hipotek, dan obligasi. C. Akun modal Modal merupakan kekayaan dari pemilik atas sebagian harta perusahaan. Pencatatan modal pada akuntansi diikuti dengan nama pemilik modal. D. Akun pendapatan Pendapatan merupakan hasil yang diperoleh perusahaan atas kegiatan usahanya. Pendapatan dibedakan menjadi pendapatan usaha dan pendapatan di luar usaha. Pendapatan usaha adalah pendapatan yang diperoleh berkaitan dengan kegiatan usaha. Pendapatan di luar usaha adalah pendapatan yang diperoleh atas kegiatan di luar usaha. Misalnya, pendapatan bunga, sewa, dan komisi. E. Akun beban Beban merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan karena menjalankan kegiatan usaha. Beban dibedakan menjadi beban usaha dan beban di luar usaha. Beban usaha adalah biaya yang dikeluarkan akibat menyelenggarakan kegiatan usaha. Biaya di luar usaha adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan karena melakukan kegiatan di luar usaha. Misalnya beban bunga dan sewa. 3.5.2 PENTINGNYA AKUN AKUNTASI PETERNAKAN AYAM PETELUR Akun (perkiraan) yang Anda ketahui sebuah laporan / daftar yang dapat membantu Anda dalam mengetahui posisi saldo sebuah akun dari pencatatan transaksi yang terjadi. Akun disini dikelompokan yang sejenis dalam suatu nama kelompok yang biasa kita sebut Laporan Neraca dan Laporan Laba Rugi. Akun akan sangat mempermudah Anda dalam pencatatan, pengelompokan, penyimpanan dan pengambilan data transaksi dalam buku besar. Hal ini untuk mengatur kondisi keuangan dan untuk memisahkan pengeluaran, pendapatan, aset dan kewajiban untuk memberikan pihak yang bertugas lebih mudah memahami tentang kondisi keuangan saat itu
  • 47. ERP Peternakan Ayam Halaman 45 Berikut adalah akun-akun yang digunakan pada laporan keuangan suatu bisnis peternakan ayam. 1.AKUN AKTIVA Gambar 3.5.2 Akun AKtiva 2.AKUN PIUTANG 01.AKTIVA 011.AKTIVA LANCAR 0111.KAS DAN BANK 0111.1 KAS PUSAT 112.PIUTANG 112.02 KONSUMEN 112.03 PRODUSEN PAKAN 112.04 PRODUSEN VAKSIN 112.05 PIUTANG BIBIT 112.01 MITRA
  • 48. ERP Peternakan Ayam Halaman 46 Gambar 3.5.3 Akun Piutang 3.AKUN AKTIVA TETAP Gambar 3.5.4 Akun Aktiva Tetap 5.AKUN KEWAJIBAN DAN EKUITAS Gambar 3.5.5 Akun Kewajiban dan Ekuitas 6.EKUITAS 12 AKTIVA TETAP 121 HARGA PEROLEHAN 121.01 TANAH 121.02 BANGUNAN KANDANG 121.03 BANGUNAN GUDANG 121.04 PERALATAN KANDANG 121.05 KENDARAAN 121.06 SUMUR 2 KEWAJIBAN DAN EKUITAS 211 KEWAJIBAN LANCAR 211.01 HUTANG USAHA 212 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 212.01 HUTANG BANK 21 KEWAJIBAN
  • 49. ERP Peternakan Ayam Halaman 47 Gambar 3.5.6 Akun Ekuitas 7. AKUN PENERIMAAN Gambar 3.5.7 Akun Penerimaan 8.AKUN BELANJA 3. EKUITAS 31.MODAL DISETOR 32. LABA DITAHAN 4 PENERIMAAN 41 PENERIMAANPEMBAYARAN 42 PENERIMAANTIDAK RUTIN 421.01 PENERIMAAN BUNGA BANK 421.02 PENERIMAN PIUTANG MITRA 421.03 PIUTANG KONSUMEN 421.04 PIUTANG PRODUSEN PAKAN 421.05 PIUTANG PRODUSEN VAKSIN PIUTANG BIBIT
  • 50. ERP Peternakan Ayam Halaman 48 Gambar 3.5.8 Akun Belanja 9. Akun belanja barang dan jasa Gambar 3.5.9 Akun Belanja Barang dan Jasa 10 Akun pemeliharaan 5.BELANJA 51.BELANJA RUTIN 511.BELANJA PEGAWAI 511.01 GAJI KARYAWAN 511.01.01 GAJI KARYAWAN KANDANG 511.01.02 GAJI SOPIR 511.01.01 GAJI SEKRETARIS 511.02 TUNJANGAN 512.02.1 TUNJANGAN KARYAWAN 512.02.2 TUNJANGAN SOPIR 512.02.3 TUNJANGAN SEKRETARIS 511.03KONSUMSI 511.03.1PENGIRIMAN TELUR 511.04 uang lembur 511.04.1 lembur pekerja kandang 511.04.02 lembur perlengkapan 511.05 biaya sumur 512 belanja barang dan jasa 512.1.1 kandang 512.1.2 gudang 512.1 alat keperluan 512.2 listrik 512.3 telepon
  • 51. ERP Peternakan Ayam Halaman 49 Gambar 3.5.10 Akun Pemeliharaan A. NERACA Neraca adalah suatu bentuk laporam yang sistematis :mengenai harta,hutang dan modal suatu perusahaan tertentu pada suatu saat (tanggal tertentu). Jadi neraca merupakan laporan dan yang dilaporkan adalah Harta,Hutang dan Modal pada saat tertentu.contoh neraca akuntansi suatu perusahaan. 513.pemeliharaan 513.01 kendaraan 513.02 bangunan 513.03 gudang
  • 52. ERP Peternakan Ayam Halaman 50 Gambar 3.5.11 Contoh Data Neraca I. Harta Harta adalah semua kekayaan yang dimiliki perusahaan baik yang digunakan usaha maupun tidak (belum) digunakan yang berasal dari pemilik perusahaan maupun dari pihak luar, Pengertian harta disini sangat luas,maka diperlukan adanya pengelompokkan lagi  Harta lancar = Aktiva lancar Adalah kekayaan milik perusahaan yang jangka waktu perputarannya kurang dari satu tahun. Harta jenis ini sebelum satu tahun umumnya sudah habis dan berganti dengan yang baru, sering pula disebut dengan modal kerja :
  • 53. ERP Peternakan Ayam Halaman 51 a. Kas Adalah uang yang dimiliki perusahaan dan dapat digunakan untuk membiayai usaha perusahaan pada umumnya. Kekayaan yang dapat dicatat sebagai kas adalah cek tunai, wesel dan simpanan di bank yang dapat diambil setiap sataa yaitu giro. b. Bank Apabila uang yang ada di perusahaan dipisahkan dengan yang ada di Bank, maka timbul dua rekening (pos) yaitu “kas” untuk uang yang ada diperusahaan dan “Bank” untuk uang yang disimpan di bank. c. Piutang dagang (tagihan),dan piutang wesel Merupakan tagihan pada pihak lain yang disebabkan karena adanya penjualan barang secara kredit. Sesuai dengan kriteria harta lancar,maka tagihan ini terdapat batas waktu (umur) tidak boleh lebih dari satu tahun.pos piutang dapat dicantumkan dalam neraca dengan dikurangi “cadangan kerugian piutang “yaitu sua jumlah tertentu dari piutang dagang yang di perkirakan tidak dapat ditagih d.Persediaan barang dagangan Adalah barang yag dimiliki perusahaan dengan maksuf untk dijual dalam periode (tahun)tersebut. e.Pos-pos yang dibayar dimuka Istilah lain yakni sama halnya dengan porskot atau uang muka yaitu pos-pos yang dibayar di muka tetapi manfaat/barangya belum diterima. f.hak pendapatan yang belum diterima adalah hak pendapatan yang sudah menjadi hak perusahaan tetapi uang pelunasannya belum di terima.pada umumnnya sering disebut piutang lain- lain. 1. Investasi Jangka Panjang Adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan biasanya berbentuk saham atau obliasi dari perusahaan lain. Dengan tujuan untuk untuk memperoleh pendapatan tetap. 2. Harta tetap = Aktiva tetap = Aktiva tak bergerak Adalah kekayaaan milik perusahaan yanng dapat digunaka untuk usaha dengan waktu yang lebih dari satu thun dan tujuannya untuk tidak diperjualbelikan. Jadi kekayaan ini tidak akan habis dalam sekali pemakaian tetappi dapat digunakan secara berulang. a.Tanah Yaitu tempat didirikan bangunan untuk melaksanakan usaha b.Bangunan Misalnya kandang,gudang. Pos-pos ini didalan neraca dikurangi dengan “Akumulasi Penyusutan” yaitu nilai daripada aktiva tetap yang telah disusut c.Kendaraan Alat angkut yang dimiliki perusahaan. d.alat-alat kantor atau gudang misalkan semua bentuk perlengkapan yang ada di dalam kantor maupun gudang I. Hutang Kewajiban dari perusahaan untuk dibayar pada pihak lain pada waktu tertentu. 1.Hutang lancar Kewajiban jangka yang waktunya kurang dari satu tahun (jangka pendek) dan pada umumnya dilunasi dengan aktiva lancar a. Hutang dagang Adalah kewajiban jangka pendek yang timbul dari transaksi pembelian barang/jasa secara kredit.
  • 54. ERP Peternakan Ayam Halaman 52 b. Hutang biaya Misalnya hutang gaji,hutang sewa,hutang biaya listrik c. Hutang jangka pendek Yaitu bagian dari hutang jangka panjang yang akan dilunasi periode tersebut : hutang bank jangka pendek d. Hutang Jangka Panjang Kewajiban yang jangka waktunya lebih dari satu tahun. Perusahaan dalam usahanya perlu untuk mengembangkan usahanya,dapat mengambil pinjaman jangka panjang pada Bank II. Modal Adalah hak yang dimiliki para pemilik perusahaan terhadap kekayaan yang jumlahnya sama dengan total harga dikurangi dengan total hutang.bentuk dari kekayaan yang menjadi milik para pemilik perusahaan ,tidak dapat di identifikasi,jadi yang jelas dari total kekayaan yang ada,sebagian adalah milik orang lain yang disebut hutang dan sebagian lagi adalah miliki perusahaan yang disebut modal III. Laporan laba rugi Dalam analisis rugi-laba adapun faktor yang mempengaruhi adalah pene- rimaan dan biaya produksi yang terdiri dari: biaya tetap dan biaya tidak tetap. a) Biaya Produksi Biaya produksi /ekor dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pada periode 2014 adalah Rp 21.798.000,-. Biaya produksi yang tinggi menyebabkan total biaya pengeluaran yang harus dikeluarkan oleh peternak plasma untuk menjalankan usaha budidaya ayam petelur tiap periode produksinya menjadi besar. Sehingga total keuntungan yang diperoleh peternak tiap periodenya menjadi rendah. Biaya pakan merupakan biaya produksi tertinggi dibandingkan dengan biaya produksi yang lain. Soekartawi (2002) menyatakan bahwa total biaya produksi merupakan sejumlah biaya yang dikeluarkan dalam suatu usaha budidaya ayam pedaging. Biaya ini terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap atau biaya variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang di keluarkan untuk sarana poduksi dan berkali-kali dapat dipergunakan. b) Penerimaan Penerimaan dari hasil pene-litian meunjukkan bahwa pada strata periode 2014 adalah (Rp 15.000.000,-). Laporan Laba/Rugi periode 2014
  • 55. ERP Peternakan Ayam Halaman 53 c) Keuntungan Keuntungan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pada periode 2014 adalah sebesar 0%. Meskipun total penerimaan yang diperoleh peternak pada periode 2014 tinggi akan tetapi biaya produksi yang harus dikeluarkan juga tinggi sehingga total keuntungan yang didapat tidak maksimal. Hoddi, dkk (2011) menyatakan bahwa keuntungan yang diperoleh peternak ayam pedaging merupakan hasil dari penjualan ternak dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan selama masaproduksi. Hasil itu harus dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkannya. Setelah semua biaya tersebut dikurangkan barulah peternak memperoleh keuntungan bersih. ada penelitian usaha budidaya ayam pola kemitraan ini dibagi menjadi 3 macam analisis, yaitu BEPharga, BEPproduk dan BEPekor. Ketiga analisis tersebut nantinya akan digunakan untuk mengetahui harga minimum, jumlah bobot telur ayam petelur minimum serta jumlah ekor minimum ayam afkir yang harus dipanen. Syukur (2008) menyatakan bahwa analisis BEP merupakan suatu cara atau suatu teknik yang digunakan oleh seorang petugas atau manajer perusahaan untuk mengetahui pada volume (jumlah) penjualan dan volume produksi berapakah perusahaan tersebut tidak menderita kerugian dan tidak pula memperoleh laba. Syamsudin (2000) menyatakan bahwa keberhasilan suatu usaha dapat diukur dengan R/C Ratio. Nilai tersebut merupakan imbangan antara penerimaan dengan biaya yang digunakan untuk usaha. Suatu usaha dikatakan layak apabila nilai R/C ratio lebih dari satu. Semakin besar R/C ratio maka semakin besar pula tingkat efisiensinya. Ibrahim (2009) menyatakan bahwa ratio rentabilitas adalah tolak ukur keberhasilan suatu perusahaan dalam mempertahankan kebijaksanaan yang meng- untungkan dan mampu menunjukkan kenaikan modal yang stabil dalam waktu bersamaan, dengan kata lain ratio rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Medion (2010) menyatakan bahwa salah satu parameter utama yang sering dipergunakan untuk mengukur keberhasilan peternakan yaitu indeks performance atau indeks performan (IP). Nilai IP digunakan untuk menentukan nilai insentif/ bonus bagi peternak (bagi kemitraan) maupun pekerja kandang. Bagi peternak plasma IP dapat berguna sebagai bahan evaluasi dalam mengetahui sistem manajemen yang diterapkan di peternakan tersebut. IV. JURNAL