SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  21
KESELAMATAN PENERBANGAN
BAB I
PENGERTIAN KESELAMATAN PENERBANGAN
Keselamatan Penerbangan yaitu suatu keadaan terpenuhinya persyaratan
keselamatan dalam pemanfaatan wilayah udara, pesawat udara, Bandar udara, angkutan
udara, navigasi penerbangan, serta fasilitas penunjang dan fasilitas umum lainnya.
VISI:
"TERWUJUDNYA PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI UDARA YANG
ANDAL, BERDAYA SAING DAN MEMBERIKAN NILAI TAMBAH”.
MISI :
a. Memenuhi standar keamanan, keselamatan penerbangan dan pelayanan;
menyediakan sarana, prasarana dan jaringan transportasi udara yang andal,
optimal dan terintegrasi;
b. Mewujudkan iklim usaha dan transportasi udara yang kompetitif dan
berkelanjutan (sustainable);
c. Mewujudkan kelembagaan yang efektif dan efisien.
“A Combination Of Measures, Human And Material Resoursces That Are
Intended To Safeguard Civil Aviation Against Acts Of Unlawful
Interference”. (Reff. Annex 17-Security)
“Gabungan sumber daya manusia dan materil yang digunakan untuk melindungi
penerbangan sipil dari tindakan gangguan melawan hukum.
“Suatu keadaan yang memberikan perlindungan kepada penerbangan dari
tindakan melawan hokum melalui keterpaduan pemanfaatan sumber daya manusia
fasilitas dan procedure”. Keselamatan merupakan prioritas utama dalam dunia
penerbangan, tidak ada kompromi dan toleransi. Pemerintah berkomitmen bahwa
"Safety is Number One" sesuai dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1992.
Penyelenggaraan transportasi udara tidak dapat dilepaskan dari pertumbuhan ekonomi
masyarakat pengguna jasa transportasi udara yang dilayani dan juga kecenderungan
perkembangan ekonomi global. Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang
semakin membaik, peran Pemerintah yang semula sebagai penyedia jasa dan pelaku
kegiatan ekonomi, akan berubah peran menjadi sebagai regulator.
Sebagai regulator, Pemerintah hanya bertugas menerbitkan berbagai aturan,
melaksanakan sertifikasi dan pengawasan guna menjamin terselenggaranya transportasi
udara yang memenuhi standar keselamatan penerbangan. Pemerintah telah mempunyai
Program Nasional Keamanan Penerbangan Sipil (National Civil Aviation Security
Programme) yang bertujuan untuk keamanan dan keselamatan penerbangan, keteraturan
dan keberlanjutan penerbangan sipil di Indonesia dengan memberikan perlindungan
terhadap penumpang, awak pesawat udara, pesawat udara, para petugas di darat dan
masyarakat, dan instalasi di kawasan bandar udara dari tindakan melawan hukum.
Pemerintah memandang perlunya paradigma baru bahwa keselamatan
penerbangan merupakan tanggung jawab bersama antara Pemerintah, Perusahaan
Penerbangan dan Masyarakat pengguna jasa. Sebagai langkah konkrit ke depan sesuai
dengan ketentuan ICAO yang baru, Pemerintah telah memberlakukan Sistem
Manajemen Keselamatan (Safety Management System / SMS) di bidang penerbangan.
Sistem Manajemen Keselamatan (SMS) adalah suatu sistem monitoring yang berupa
tim atau organisasi di dalam suatu perusahaan penerbangan yang memiliki tugas dan
tanggung jawab yang memonitor kinerja keselamatan dari perawatan dan pengoperasian
serta memprediksi suatu bahaya, menganalisa resiko dan melakukan tindakan
pengurangan resiko tersebut dengan membahas perihal keselamatan secara berkala yang
dipimpin oleh Presiden Direktur Perusahaan Penerbangan sebagai pemegang komitmen
safety.
Pemerintah melakukan revisi Peraturan Pemerintah dan Peraturan Keselamatan
Penerbangan/CASR untuk memasukkan persyaratan Sistem Manajemen Keselamatan
berupa tanggung jawab keselamatan oleh Presiden Direktur, sistem mengidentifikasi
bahaya, menganalisa resiko dan tindaklanjut mengurangi resiko, kewajiban melakukan
evaluasi keselamatan secara berkala, indikator keselamatan, internal evaluasi,
emergency response plan yang dituangkan dalam safety manual airline.
Perusahaan penerbangan menyiapkan safety manual sesuai dengan persyaratan
CASR dan dilaksanakan secara konsisten serta menentukan komitmen keselamatan
(safety) kepada Pemerintah dengan menetapkan safety target yang dapat diterima
(acceptable safety).
BAB II
PROGRAM KESELAMATAN NASIONAL
a. Peraturan Keselamatan Penerbangan
Terkait dengan keamanan dan keselamatan penerbangan di Indonesia,
Pemerintah telah menetapkan peraturan perundang-undangan antara lain :
a. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan ;
b. PP Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan ;
c. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 18 Tahun 2002 tentang Civil Aviation
Safety Regulation (CASR) part 135 ;
d. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 2 Tahun 2002 tentang Civil Aviation
Safety Regulation (CASR) part 121 ;
e. Peraturan Menteri Perhubungan lainnya yang berkaitan dengan keselamatan dan
keamanan penerbangan ;
f. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara yang berkaitan dengan
keselamatan dan keamanan penerbangan.
Peraturan keselamatan juga meliputi :
a. Airspace Utilization
b. Aircraft Operation
c. Airport Development
b. Sasaran Keselamatan Penerbangan
a) Target kinerja keselamatan penerbangan,
b) Indikator kinerja keselamatan penerbangan, dan
c) Pengukuran pencapaian keselamatan penerbangan
c. Sistem pelaporan keselamatan penerbangan
d. Analisis data dan pertukaran informasi keselamatan penerbangan (safety data
analysis and exchange)
e. Kegiatan investigasi kecelakaan dan kejadian Penerbangan (accident and incident
investigation)
f. Promosi keselamatan penerbangan (safety promotion)
g. Pengawasan keselamatan penerbangan (safety Oversight) dan
a. Audit ;
b. Inspeksi ;
c. Pengamatan (surveillance) ;
d. Pemantauan (monitoring).
Pengawasan Keselamatan Perhubungan dilaksanakan oleh suatu unit pelaksana
tersendiri dan yang kemudian menyampaikan hasilnya ke menteri perhubungan, setelah
mendapatkan hasil laporan tersebut, menteri melakukan tindakan perbaikan dan
penegasan hukum. Tindakan hukum ini dapat berupa sanksi administratife yaitu berupa
peringatan, pembekuan ijin, pencabutan ijin operasi, dan yang kedua adalah sanksi
pidana.
Adapun Undang-undang yang mengatur tentang pelaksanaan pengawasan
keselatan penerbangan ada dalam PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP. 568 TAHUN 2011 TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN PENGAWASAN KESELAMATAN
PENERBANGAN UNTUK INSPEKTUR NAVIGASI PENERBANGAN
h. Penegakan hukum keselamatan penerbangan (law enforcement).
a. Tata cara penegakan hukum ;
b. Penyiapan personel yang berwenang mengawasi penerapan aturan di bidang
keselamatan penerbangan ;
c. Pendidikan masyarakat dan penyedia jasa penerbangan serta para penegak
hukum ; dan
d. Penindakan.
Alat Dan Prosedur Yang Digunakan Untuk Menjaga Keselamatan Pada Saat
Penerbangan
Sabuk Pengaman atau Safety Belt
Di sini para penumpang diharapkan dapat mengenakan, mengunci, dan
membuka sabuk pengaman dengan baik dan benar. Terdapat dua macam sabuk
pengaman, satu untuk orang tua dan anak-anak, dan untuk bayi. Demi keselamatan
anda, diharapkan untuk selalu mengenakan sabuk pengaman sewaktu anda duduk dan
sewaktu lampu tanda kenakan sabuk pengaman dinyalakan.
Masker Oksigen atau Oxygen Mask
Disini akan diinformasikan jika tekanan di dalam kabin atau cabin altitude lebih
dari batasan yang telah ditentukan maka masker oksigen akan keluar secara otomatis
dari atas tempat duduk anda. Apa yang perlu anda segera lakukan adalah menarik
masker oksigen tersebut secepatnya dan langsung memakainya terlebih dahulu sebelum
memakaikannya kepada orang lain (bisa bayi, teman, keluarga, dan lainnya). Mengapa
anda diharuskan untuk memakai terlebih dahulu? Logika sederhana jika kita yang
kehilangan oksigen dan lalu pingsan, belum tentu atau kita tidak akan dapat menolong
orang lainnya terutama anak-anak. Setelah memasang masker oksigen, langkah
selanjutnya pastikan sabuk pengaman anda telah terpasang dengan baik, langkah
terakhir adalah bernafas seperti biasa.
Tambahan : masker oksigen juga akan keluar secara otomatis jika terjadi
dekompresi atau decompression yaitu kehilangan tekanan udara secara tiba-tiba yang
dapat disebabkan dua hal secara umum, perlahan (mungkin berupa lubang kecil atau
kegagalan alat pengatur tekanan udara) dan cepat(ada lubang besar seperti pintu yang
lepas dan lain-lain).
Baju Pelampung atau Life Vest
Di sini akan diinformasikan di mana lokasi baju pelampung anda, biasanya
terletak di bawah tempat duduk anda dan mudah diambil, bagaimana cara menggunakan
dan mengikatnya, dan bagaimana cara mengembungkannya. Fitur yang ada pada baju
pelampung umumnya terdiri dari pipa tiup untuk menambah udara pada baju
pelampung, lampu yang akan menyala secara otomatis jika terendam di dalam air dan
juga peluit yang berguna untuk menarik perhatian.
Tambahan : anda (baik orang dewasa dan anak-anak) diharapkan untuk tidak
mengembungkan baju pelampung di dalam kabin pesawat dan hanya boleh
dikembungkan di ujung pintu sebelum melompat keluar. Mengapa? Logika sederhana,
jika semua panik dan mengembungkan baju pelampung di dalam kabin, apa yang anda
dapat pikirkan terjadi, anda akan susah untuk keluar dari dalam pesawat dan akan
berujung pada kegagalan evakuasi.
Lalu, baju pelampung pada bayi mungkin akan sedikit berbeda cara
penggunaannya dikarenakan ukuran bayi juga, tetapi fitur yang ada akan tetap sama
dengan baju pelampung pada orang dewasa.
Kartu Keselamatan atau Safety Information Card or Safety Leaflet
Kartu keselamatan terletak di kantung kursi di hadapan anda dan dapat
membantu dalam pemahaman bilamana memerlukan tambahan informasi atau ada yang
terlewatkan pada saat demo sedang berlangsung. Kartu ini juga bisa membuat anda
ingat dengan demo yang sudah diberikan sebelumnya.
Jalur Pintu Evakuasi, dan Rakit Keselamatan
Di sini akan diinformasikan bagaimana cara keluar dari pesawat, pintu mana saja
yang dapat digunakan, lokasi rakit keselamatan, dan juga bagaimana jika terdapat asap
di dalam kabin, yaitu dengan membungkuk dan mengikuti lampu yang ada di lantai
yang mengarah keluar dari pesawat. Setelah semua informasi keselamatan diberikan
maka ada baiknya juga jika kita sebagai penumpang untuk mengetahui tindakan apa saja
yang perlu dilakukan untuk mendukungnya, berikut diantaranya:
Tempat Meletakkan Barang Bawaan
1. Meletakkan barang bawaan di ruang penyimpanan di atas atau di bawah tempat
duduk di hadapan anda. Mengapa ? Dikarenakan jika sewaktu-waktu terjadi
evakuasi maka barang bawaan anda tidak akan menghalangi jalur evakuasi.
2. Menegakkan sandaran kursi saat lepas landas dan sesaat sebelum mendarat.
Mengapa ? Tindakan ini dapat dilihat dari beberapa fase. Pada saat lepas landas
dan akan mendarat, jika posisi kursi telalu miring maka kemungkinan kita akan
terlepas dari kursi kita sendiri bukanlah tidak mungkin. Pada saat terjadinya
evakuasi, maka kursi yang miring dapat memperlambat dalam proses.
3. Melipat meja yang terbuka pada saat lepas landas, mendarat, dan jika tidak
digunakan pada saat penerbangan. Mengapa ? Seperti penjelasan pada nomor
dua, meja yang terbuka dapat memperlambat proses evakuasi.
4. Menurunkan sandaran tangan. Mengapa ? Sandaran tangan sangat membantu
pada saat terjadi goncangan yang secara tiba-tiba dan bersifat keras. Seperti
turbulensi atau
5. Membuka penutup jendela pada saat lepas landas dan mendarat.
6. Menon-aktifkan alat-alat elektronik seperti MP3, laptop, CD, handphone,dan
lain-lainnya. Selain dikarenakan akan memancarkan sinyal yang dapat
mengganggu alat-alat navigasi di dalam kokpit, jika ada tanda dan sinyal
evakuasi, dapat dipastikan anda tidak dapat mendengar dengan jelas. Tambahan
: anda dapat menggunakan alat-alat tersebut setelah lepas landas dan lampu
tanda kenakan sabuk pengaman dipadamkan. Jika menggunakan handphone,
dapat menggunakannya dalam flight mode dan harus di non-aktifkan kembali
pada saat akan mendarat. Pastinya anda juga tidak diharapkan untuk merokok
selama penerbangan. Jika tertangkap, maka ada sanksi atau hukumannya.
Jika terbang pada malam hari atau pagi hari dan masih gelap, pada beberapa
maskapai ada yang menggelapkan lampu kabin atau bahkan memadamkan semuanya.
Hal ini berhubungan dengan adaptasi mata terhadap gelap terang.
Kesimpulan : Hal-hal yang kita sebagai penumpang mungkin merepotkan atau
berlebihan terhadap perlakuan yang didapat percayalah, bahwa keselamatan dalam
penerbangan merupakan syarat dan alasan utama. Penting bagi kita untuk tahu, menaati,
dan mendukung upaya keamanan dan keselamatan bagi kita sendiri dan sesama.
Personel Penerbangan Yang Terkait Dengan Keselamatan :
a. Personel Pesawat Udara, yaitu personel yang terkait dengan pengoperasian
pesawat udara.
b. Personel Navigasi Penerbangan, yaitu personel yang terkait dengan pelaksanaan
pengoperasian ndan pemeliharaan fasilitas Navigasi Penerbangan.
c. Personel Bandar Udara, yaitu personel yang terkait dengan pelaksanaan
pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas Bandar Udara.
Ketiga personel tersebut harus memiliki lisensi yang sah dan sertifikasi yang
masih berlaku.
Ada 3 Unsur Yang Memberikan Kontribusi Pada Keselamatan Penerbangan
1. Pesawat terbang itu sendiri, bagaimana peswat terbang itu di desain, dan
dirawat.
2. Sistem Penerbangan Negara, airport, jalur lalu lintas udara, dan air traffic
controls.
3. Airlines flight operations yang berkaitan dengan pengendalian dan
pengoperasian pesawat di airlines.
Dengan demikian tanggung jawab regulator penerbangan suatu negara adalah
memastikan keselamatan penerbangan pada tingkat yang tertinggi pada ketiga unsur
tersebut. Itulah sebabnya ketika terjadi kecelakaan beruntun awal 2007 lalu, FAA
menjatuhkan penilaiannya kepada regulator atau otoritas penerbangan Indonesia, bukan
kepada maskapai penerbangannya.
Keselamatan dalam sebuah penerbangan sipil sangatlah tergantung pula pada
keamanan dari Bandar udara yang memberangkatkan pesawat tersebut. Mengingat
banyaknya ancaman dari tindakan gangguan melawan hokum baik saat pesawat di darat
maupun di udara. Juga instalansi pendukung lainnya di sebuah Bandar udara.
Dengan menimbang berbagai alasan tersebut,maka organisasi penerbangan
dunia yang termasuk di dalam PBB yang di sebut ICAO mengeluarkan beberapa aturan
untuk menjaga keamanan serta keselamatan sebuah penerbangan juga bandar udara sipil
dari tindakan melawan hukum.Pada pembentukan dari ICAO tersebut pada tahun 1944
di Chicago lahir beberapa lampiran / Annex dari Annex 1 s/d Annex 18.Dimana
keamanan sendiri diatur dalam Annex 17 dan Annex 18.
Annex 17 mengatur tentang tata cara pengamanan penerbangan sipil dari
tindakan gangguan melawan hukum.Dan Annex 18 sendiri mengatur tata cara
pengangkutan bahan dan/atau barang berbahaya yang diangkut menggunakan pesawat
udara sipil.Di negara kita sendiri mengacu pula terhadap aturan aturan tersebut yang di
atur pula di berbagai Undang Undang mulai dari UU No2 thn 1976,UU No 1 thn 2009
yg merupakan revisi dari UU No.15 thn 1992 yang mengatur tentang Penerbangan.
Yang di dalamnya mengatur tentang penerbangan sipil di dalam negeri,mulai dari
standar keamanan dan keselamatan sebuah pesawat terbang, standar keamanan dan
keselamatan sebuah bandar udara sipil, serta tentang tata cara pemeriksaan keamanan di
dalam sebuah bandar udara sipil.
Penerapan Undang Undang tersebut di perjelas pula dengan berbagai aturan
aturan lain seperti Peraturan Presiden ( PP No.3 thn 2001 ), Keputusan Menteri
Perhubungan Udara ( KM.09 thn 2010 ), juga dengan beberapa Surat Keputusan Dirjen
HubUd antara lain seperti SKEP/2765/VIII/2010 tentang tata cara pemeriksaan
keamanan, SKEP/100/VII/2003,serta SKEP/43/III/2007 yang mengatur tentang Liquid
Aerosol dan Gel.
Hanya ada dua kategori dalam standar keselamatan penerbangan global, yaitu
kategori 1 pass ( lulus ), dan kategori 2 failure ( tidak lulus ). Bila regulator atau otoritas
penerbangan suatu Negara tidak kompeten, maka seluruh maskapai penerbangan di
negara itu pun praktis tidak terjamin keamanannya. Akan tetapi sebaliknya, jika
regulator negara itu lulus atau masuk kategori 1, tapi ditemukan adanya pelanggaran
berat pada salah satu atau beberapa airlines di negara tersebut, maka yang terkena sanksi
hanya maskapai yang melanggar tersebut, seperti terjadi dengan PIA Pakistan Airlines.
Kasus seperti PIA ini mudah dan cepat dapat diselesaikan karena ini murni kesalahan
dari maskapai tersebut yang tidak ditemukan di maskapai lainnya.
Sistem Manajemen Keselamatan Penyedia Jasa Penerbangan :
A. Kebijakan dan sasaran keselamatan;
B. Manajemen risiko keselamatan;
C. Jaminan keselamatan; dan
D. Promosi keselamatan.
Budaya Keselamatan Penerbangan
Menetapkan kebijakan dan program budaya tindakan keselamatan, keterbukaan,
komunikasi, serta penilaian dan penghargaan terhadap tindakan keselamatan
penerbangan.
Titik – Titik Rawan Dari Pengoperasian Penerbangan
a. Air Crew
Semua crew yang bekerja di dalam suatu penerbangan harus mempunyai surat
ijin atau lisensi keahlian, tujuannya agar dia mengetahui barang atau hal apa saja yang
harus di lakukan agar tidak terjadi hal – hal yang tidak diinginkan.
b. Gate Check
Tidak semua orang dapat masuk ke dalam bandara atau terminal, karena Setiap
orang yang masuk harus ada boarding pass
c. Catering
Didalam pengiriman catering ke dalam pesawat juga merupakan cela dimana
terdapat terjadinya kriminal, bisa saja catering yang di berikan kepada penumpang di
beri obat yang membuat penumpang sakit bahkan meningal.
d. Cargo and Mail
Kiriman yang akan di muat kedalam cargo bisa saja berisi bahan berbahaya yang
menyebabkan ledakan yang cukup besar.
e. Refueling
Merupakan titik rawan yang dapat terjadi kriminal, karena di dalam pengisian
fuel bisa saja ada celah atau orang yang tidak bertanggung jawab memasukan berupa zat
atau cairan yang dapat meledakan pesawat.
f. Checked Baggage
Bagasi yang disimpan di dalam kargo, bisa saja berisi bahan-bahan berbahaya.
Yang dapat menyebabkan kerusakan kepada cargo lainnya.
g. Ground Staff
Ground staff yang bekerja di lapangan, antara lain cargo, teknik baik penumpang
maupun staff harus juga di waspadai atau dicegah dengan suatu alat ex-ray, WTMD(
walk through metal detector ), dan HHMD ( hand held metal detector )
h. Passenger And Carry On Baggage
1) Penumpang, awak pesawat udara dan bagasi harus diperiksa sebelum memasuki
daerah steril dan sisi udara
2) Penumpang harus melapor pada Perusahaan angkutan udara
3) Nama dalam tiket harus sama dengan identitas penumpang
4) Penumpang transit dan transfer dilakukan pemeriksaan
5) Kabandara atau Adbandara dapat melakukan pemeriksaan di dalam pesawat
udara
6) Batas waktu check-in 30 menit sebelum jadwal keberangkatan
7) Daerah check-in merupakan daerah terbatas yang harus dijaga petugas
Jalur yang menghubungkan daerah chek-in dengan sisi udara harus dilengkapi
pintu dan dikunci saat tidak dipergunakan :
- Pintu lalu lintas petugas harus dijaga petugas sekuriti dan dikunci apabila tidak
dipergunakan
- Petugas lain turut mengawasi dibawah koordinasi petugas sekuriti bandara
- Perusahaan angkutan udara dapat menolak mengangkut penumpang yang dapat
membahayakan keselamatan penerbangan
- Bagasi harus diperiksa sebelum diserahkan di tempat check-in (KM 14/1989 Ps.
3)
- Bagasi harus dilengkapi identitas pemilik(KM14/1989 Ps.4)
- Bagasi yang ditolak dengan alasan keamanan penerbangan tidak dibenarkan
untuk diangkut(KM 14/1989 Ps.5)
- Senjata api, senjata tajam serta benda lain yang dapat dipakai sebagai alat untuk
mengancam atau memaksakan kehendak dilarang dimasukkan atau ditempatkan
di dalam kabin pesawat udara (KM14 Ps. 6)
- Kargo dan kiriman pos harus diperiksa sebelum dimasukkan ke gudang atau
pesawat udara (KM 14/1989 Ps.7)
- Pemeriksaan pos perlu memperhatikan kelancaran pengirimannya (KM 14/1989
Ps. 7 ayat 2
- Pemeriksaan pengangkutan barang-barang berbahaya harus memperhatikan
ketentuan yang berlaku (KM 14/1989 Ps.8)
h. Airport Service Personels
Contohnya petugas cleaning service yang berada di airport dapat di curigakan,
dan harus dilakukan pemeriksaan kepada semua airport service personels
mengantisipasi ada yang teroris yang menyamar menjadi cleaning service yang dapat
menyebabkan keadaan sekitar berbahaya.
Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jendral Perhubungan Udara
Nomor : SKEP / 100 / XI / 1985 tentang Peraturan Tata Tertib Bandar Udara, siapapun
dilarang melakukan kegiatan yang dapat mengganggu ketertiban umum, keamanan dan
keselamatan penerbangan di Bandar Udara, yang berupa:
1. Permainan layang – layang.
2. Perjudian dalam bentuk apapun.
3. Perbuatan tidak susila.
4. Mabuk atau pemakaian bahan narkotika.
5. Gangguan dalam bentuk apapun termasuk jual beli tiket secara tidak sah / liar (
calo ).
6. Penggembalaan ternak.
7. Berjalan atau melintasi Bandar Udara selain dijalan, jalur atau bagian jalur lalu
lintas yang telah ditentukan ataupun Unsur – unsur pengamanan adalah:
1. Peralatan pengamanan adalah barang / alat yang digunakan untuk
mengamankan sesuatu.
2. Petugas pengamanan adalah personil bandar udara atau personil pesawat
udara yang bersertifikat dan bertugas untuk melakukan pengamanan
penerbangan sipil Tugas unit pengamanan / petugas pengamanan bandar
udara : Unit pengamanan bandar udara memiliki tugas untuk memelihara,
melindungi dan mengamankan manusia dan material secara fisik dari segala
bentuk ancaman keamanan yang ditimbulkan oleh manusia dan barang di
daerah lingkungan kerja bandar udara. Fungsi unit pengamanan / petugas
pengamanan bandar udara :
§ Mengawasi dan mengendalikan ketertiban dan keteraturan pergerakan
penumpang dan barang yang masuk / keluar gedung terminal penumpang
dan terminal kargo.
§ Bekerjasama dengan pertugas pengamanan perusahaan angkutan udara
dan perusahaan pelayanan darat ( ground handling agent ) dalam
melaksanakan pemeriksaan penumpang, bagasi, kargo dan pos sebelum
dimuat / dibongkar ke / dari pesawat udara.
§ Mengawasi dan memeriksa tanda pengenal / pas orang dan kendaraan
yang mempunyai hubungan ke / dari daerah steril dan kawasan sisi udara
( air side ) lainnya, terutama di sekitar pesawat udara.
§ Melaksanakan survey pengamanan bandar udara dan melaporkan kepada
Komite Pengamanan Bandar Udara.
§ Melakukan pengawasan / pengendalian / penjagaan / pengamatan /
patroli di daerah batas bandar udara ( perimeter )
§ Menjaga instalasi / bangunan penting seperti : VIP Room, gedung listrik,
tempat penampungan air / pompa air, fasilitas alat bantu navigasi udara (
lampu landasan, stasiun pemancar / penerima, DVOR, NDB, ILS, Radar,
dll ), fasilitas bahan bakar minyak pesawat udara, dll.
§ Mengumpulkan dan meneruskan / menyebarkan informasi yang
berhubungan dengan masalah pengamanan penerbangan / bandar udara
kepada yang berkepentingan.
§ Melakukan penyelidikan atas kejadian – kejadian / pelanggaran yang
terjadi di bandar udara dan melaporkan kepada komandan / pimpinan
satuan pengamanan bandar udara / komite pengamanan bandar udara.
§ Membina hubungan yang erat dengan instansi – instansi lain yang terkait
di bandar udara ( misalnya : perusahaan angkutan udara, POLRI,
Imigrasi, Bea & Cukai, Karantina, dll)
§ Selalu melakukan koordinasi dengan pihak yang berwenang atas
perencanaan bandar udara sehingga semua aspek yang menyangkut
pengamanan penerbangan mendapat perhatian dalam setiap perencanaan
/ desain / renovasi bangunan dan fasilitas bandar udara.
§ Melakukan latihan pengamanan penerbangan di bandar udara secara
teratur sedikitnya sekalli dalam setahun
§ Mengalihkan tanggung jawab kepada POLRI bilamana terjadi tindak
kriminal di bandar udara
§ Bekerjasama dan mengalihkan pengendalian bilamana terjadi
peningkatan ancaman keamanan di bandar udara kepada POLRI / TNI
sesuai ketentuan
§ Melakukan kerjasama dengan pihak – pihak terkait dan melaksanakan
tindak penanggulangan dalam keadaan gawat darurat sesuai dengan
Airport Emergency Plan.
Keselamatan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu
1. Faktor Kondisi Fisik Pesawat
Pesawat yang akan dioperasikan terlebih dahulu harus memenuhi standar
kelaikan pesawat udara, yaitu terpenuhinya persyaratan desain tipe pesawat
udara dan dalam aman untuk beroperasi. Kondisi fisik suatu pesawat juga
tergantung dari perawatan yang dilakukan. Semakin baik perawatan sebuah
pesawat, maka makin besar pula biaya yang harus dikeluarkan. Maka dari itu
tidak dapat dipungkiri jika suatu airline dengan high cost, tingkat pelayanan
kepada penumpang pun sangat memuaskan. Berbeda dengan pelayanan dari
airline yang low cost. Perawatan yang dilakukan juga dilihat dari umur suatu
pesawat. Pesawat dengan umur yang tua, perawatan serta pemeriksaannya harus
lebih cermat dibandingkan dengan pesawat baru. Oleh karena itu, tidak heran
apabila perawatan pesawat yang berumur tua tersebut lebih mahal dibandingkan
dengan pesawat yang baru.
2. Kondisi Awak Pesawat,
Faktor manusia juga berperan penting dalam pencapaian suatu keselamatan
penerbangan. Bukan hanya pilot pesawat, tetapi juga petugas lain, termasuk
yang bertanggung jawab dalam penanganan dan pemeriksaan penumpang
pesawat. Mereka harus menjalankan prosedur sesuai dengan UU No 1 tahun
2009 tentang penerbangan yang didalamnya mengatur tentang tugas dan
tanggungjawab pihak bandara dalam hal keamanan dan keselamatan
penerbangan.
3. Infrastruktur,
Dalam hal ini, Pemerintah juga memegang peranan penting. Salah satunya
dengan memperbaiki infrastruktur penerbangan. Seperti bangunan, struktur,
lampu aerodrome, landasan pacu, kendaraan, fasilitas radar, komunikasi, situs
web dan lain-lain.
4. Serta Faktor Alam.
Mungkin kita yang belum tahu bahayanya burung bagi pesawat terbang dapat
melihat pada beberapa saat yang lalu ada kecelakaan pesawat yang disebabkan
oleh kawanan burung yang bertabrakan dengan pesawat yang disebut dengan
bird strike, atau bird hit, atau BASH - Bird Aircraft Strike Hazard. Beruntung,
pilotnya bisa mendaratkan pesawat ke sungai meskipun semua mesin dalam
keadaan mati, dan Semua penumpang selamat.
KENAPA BURUNG BERBAHAYA?
Ancaman yang paling utama pada kasus bird strike adalah pada pesawat jet.
Maksud pesawat jet di sini adalah pesawat turbojet ataupun jet (ramjet, dll) pada
umumnya. Tidak seperti mobil yang mesinnya tertutup rapi, pada pesawat jet, bagian
depan mesin pesawat terbuka untuk menyedot udara untuk pembakaran. Benda-benda
yang tidak diinginkan bisa tersedot dan merusak bagian dalam mesin pesawat. Benda-
benda ini disebut FOD (Foreign Object Damage).
UPAYA MENANGGULANGINYA
Untuk mengusir burung di beberapa bandar udara di luar negeri mereka
memasang perangkat pengusir burung. Cara kerjanya adalah dengan pengeras suara
yang menghasilkan suara pemangsa burung-burung yang ada di sekitar bandar udara.
Dengan suara ini diharapkan burung-burung akan menyangka ada bahaya pemangsa di
dekat mereka dan akan pergi ke tempat lain untuk menghindari pemangsanya tersebut.
Bandar udara tanpa perangkat canggih pun melakukan pengusiran burung dengan cara
konvensional, biasanya dengan menembakkan senapan dengan suara yang keras untuk
menakut-nakuti burung. Padahal suara pesawatpun sudah cukup keras untuk mengusir
burung. Tapi karena biasanya suara pesawat terdengar setelah pesawat lewat maka
pengusiran burung harus dilakukan sebelum pesawat lewat untuk lepas landas atau
mendarat.
Cara lain untuk mengusir burung adalah dengan burung pemangsa (falcon dll),
lampu, pyrotechnics (semacam kembang api), pesawat radio-controlled, lasers, anjing
dan lain-lain. TNO, sebuah institut penelitian di Belanda telah berhasil mengembangkan
ROBIN (Radar Observation of Bird Intensity) untuk Royal Netherlands Airforce.
ROBIN adalah hampir real-time monitoring system untuk memantau pergerakan burung
terbang. ROBIN mengenali kumpulan burung dari radar systems yang besar. Informasi
ini digunakan untuk penerbang AU Belanda sewaktu lepas landas dan mendarat.
Tabrakan pesawat militer Belanda dengan burung berhasil dikurangi sampai 50 %
dengan sistem ini. Sayangnya belum ada sistem yang sama yang digunakan oleh sipil.
BAHAYA LAIN
Selain burung, binatang lain juga bisa membahayakan penerbangan jika mereka
ada dan dibiarkan berlalu lalang di bandar udara pada waktu pesawatlepas landas. Pada
waktu mendarat, menabrak binatang di landas pacu mungkin tidak terlalu
membahayakan, biarpun dapat membuat kerugian yang sangat besar. Kejadian yang
cukup besar pernah terjadi di Indonesia adalah sebuah pesawat B737 yang menabrak
seekor kerbau di bandar udara Aceh beberapa tahun lalu.
Selain binatang, ternyata manusia juga bisa menyebabkan FOD pada saat
pesawat terbang. Yaitu dengan menerbangkan layang-layang di sekitar jalur lepas
landas dan pendaratan pesawat. Biarpun tidak bisa terbang tinggi, layang-layang jika
dimainkan tepat di jalur pendaratan pesawat atau jalur lepas landas mempunyai efek
bahaya yang sama dengan burung pada kasus bird strike.

Contenu connexe

Tendances

PPT kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
PPT kesehatan dan keselamatan kerja (K3)PPT kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
PPT kesehatan dan keselamatan kerja (K3)Lilis Suryani Arta
 
Moda Transportasi Udara by @hafiz_hrp
Moda Transportasi Udara  by @hafiz_hrpModa Transportasi Udara  by @hafiz_hrp
Moda Transportasi Udara by @hafiz_hrpHafiz Llah Hrp
 
Contoh Soal-soal Essay Ahli K3 Umum
Contoh Soal-soal Essay Ahli K3 UmumContoh Soal-soal Essay Ahli K3 Umum
Contoh Soal-soal Essay Ahli K3 UmumSafetyInspectorDaop7
 
Keselamatan Pelayaran
Keselamatan PelayaranKeselamatan Pelayaran
Keselamatan PelayaranBp Nafri
 
Materi_Ramp_handling.pptx
Materi_Ramp_handling.pptxMateri_Ramp_handling.pptx
Materi_Ramp_handling.pptxSandipanMaji3
 
sejarah singkat perkembangan pesawat terbang
sejarah singkat perkembangan pesawat terbangsejarah singkat perkembangan pesawat terbang
sejarah singkat perkembangan pesawat terbangbasyrul arafah
 
contoh cara menghitung harga paket wisata
contoh cara menghitung harga paket wisatacontoh cara menghitung harga paket wisata
contoh cara menghitung harga paket wisataNur Agustin Mufarokhah
 
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )Dzul Fiqri
 
CONTOH POWER POINT TENTANG PERUSAHAAN
CONTOH POWER POINT TENTANG PERUSAHAANCONTOH POWER POINT TENTANG PERUSAHAAN
CONTOH POWER POINT TENTANG PERUSAHAANRestu Wahono
 
Sistem transportasi 2 pengertian dan elemen
Sistem transportasi 2 pengertian dan elemenSistem transportasi 2 pengertian dan elemen
Sistem transportasi 2 pengertian dan elemenRenhard Manurung
 
K3 Angkat Angkut
K3 Angkat AngkutK3 Angkat Angkut
K3 Angkat AngkutAl Marson
 
Materi safety riding
Materi  safety ridingMateri  safety riding
Materi safety ridingAl Marson
 
Sistem transportasi angkutan laut
Sistem transportasi angkutan lautSistem transportasi angkutan laut
Sistem transportasi angkutan lautIB Ilham Malik
 
Multimoda transportasi kelompok 3 k ii a
Multimoda transportasi kelompok 3 k ii aMultimoda transportasi kelompok 3 k ii a
Multimoda transportasi kelompok 3 k ii agalihprakosa82
 
Manajemen Transportasi Pariwisata 2.pptx
Manajemen Transportasi Pariwisata 2.pptxManajemen Transportasi Pariwisata 2.pptx
Manajemen Transportasi Pariwisata 2.pptxPutraAgung19
 

Tendances (20)

Jenis-jenis pelabuhan
Jenis-jenis pelabuhanJenis-jenis pelabuhan
Jenis-jenis pelabuhan
 
PPT kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
PPT kesehatan dan keselamatan kerja (K3)PPT kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
PPT kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
 
Moda Transportasi Udara by @hafiz_hrp
Moda Transportasi Udara  by @hafiz_hrpModa Transportasi Udara  by @hafiz_hrp
Moda Transportasi Udara by @hafiz_hrp
 
Contoh Soal-soal Essay Ahli K3 Umum
Contoh Soal-soal Essay Ahli K3 UmumContoh Soal-soal Essay Ahli K3 Umum
Contoh Soal-soal Essay Ahli K3 Umum
 
Keselamatan Pelayaran
Keselamatan PelayaranKeselamatan Pelayaran
Keselamatan Pelayaran
 
Contoh proposal pkl
Contoh proposal pklContoh proposal pkl
Contoh proposal pkl
 
P2TL LENGKAP
P2TL LENGKAPP2TL LENGKAP
P2TL LENGKAP
 
Materi_Ramp_handling.pptx
Materi_Ramp_handling.pptxMateri_Ramp_handling.pptx
Materi_Ramp_handling.pptx
 
sejarah singkat perkembangan pesawat terbang
sejarah singkat perkembangan pesawat terbangsejarah singkat perkembangan pesawat terbang
sejarah singkat perkembangan pesawat terbang
 
contoh cara menghitung harga paket wisata
contoh cara menghitung harga paket wisatacontoh cara menghitung harga paket wisata
contoh cara menghitung harga paket wisata
 
Tata operasi darat 2
Tata operasi darat 2Tata operasi darat 2
Tata operasi darat 2
 
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
 
CONTOH POWER POINT TENTANG PERUSAHAAN
CONTOH POWER POINT TENTANG PERUSAHAANCONTOH POWER POINT TENTANG PERUSAHAAN
CONTOH POWER POINT TENTANG PERUSAHAAN
 
Sistem transportasi 2 pengertian dan elemen
Sistem transportasi 2 pengertian dan elemenSistem transportasi 2 pengertian dan elemen
Sistem transportasi 2 pengertian dan elemen
 
K3 Angkat Angkut
K3 Angkat AngkutK3 Angkat Angkut
K3 Angkat Angkut
 
Materi safety riding
Materi  safety ridingMateri  safety riding
Materi safety riding
 
Manajemen Resiko PT KAI
Manajemen Resiko PT KAIManajemen Resiko PT KAI
Manajemen Resiko PT KAI
 
Sistem transportasi angkutan laut
Sistem transportasi angkutan lautSistem transportasi angkutan laut
Sistem transportasi angkutan laut
 
Multimoda transportasi kelompok 3 k ii a
Multimoda transportasi kelompok 3 k ii aMultimoda transportasi kelompok 3 k ii a
Multimoda transportasi kelompok 3 k ii a
 
Manajemen Transportasi Pariwisata 2.pptx
Manajemen Transportasi Pariwisata 2.pptxManajemen Transportasi Pariwisata 2.pptx
Manajemen Transportasi Pariwisata 2.pptx
 

Similaire à Keselamatan penerbangan

Penjelasan pengertian makna arti tugas avsec (aviation security)
Penjelasan pengertian makna arti tugas avsec (aviation security)Penjelasan pengertian makna arti tugas avsec (aviation security)
Penjelasan pengertian makna arti tugas avsec (aviation security)Pspp Penerbangan
 
KONSULTAN ISMCODE | CONSULTANT MANAGEMENT SAFETY
KONSULTAN ISMCODE | CONSULTANT MANAGEMENT SAFETYKONSULTAN ISMCODE | CONSULTANT MANAGEMENT SAFETY
KONSULTAN ISMCODE | CONSULTANT MANAGEMENT SAFETYdjidanbp
 
Manajemen_Keselamatan_Perkeretaapian_Saf.pptx
Manajemen_Keselamatan_Perkeretaapian_Saf.pptxManajemen_Keselamatan_Perkeretaapian_Saf.pptx
Manajemen_Keselamatan_Perkeretaapian_Saf.pptxssuser912bfd
 
02.pengawasan instalasi lift
02.pengawasan instalasi lift02.pengawasan instalasi lift
02.pengawasan instalasi liftFirmansyah Kusasi
 
07.pelatihan pengawas lapangan instalasi lift & eskalator
07.pelatihan pengawas lapangan instalasi lift & eskalator07.pelatihan pengawas lapangan instalasi lift & eskalator
07.pelatihan pengawas lapangan instalasi lift & eskalatorFirmansyah Kusasi
 
Manajemen Transportasi Materi 12
Manajemen Transportasi Materi 12Manajemen Transportasi Materi 12
Manajemen Transportasi Materi 12Arjuna Ahmadi
 
SISTEM PENANGANAN BAGASI NEW YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT DAN TOUYUAN INT...
SISTEM PENANGANAN BAGASI NEW YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT DAN TOUYUAN INT...SISTEM PENANGANAN BAGASI NEW YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT DAN TOUYUAN INT...
SISTEM PENANGANAN BAGASI NEW YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT DAN TOUYUAN INT...Politeknik Penerbangan Palembang
 
Studi Sertifikasi Tali Penahan Kargo (Cargo Restraint Straps)
Studi Sertifikasi Tali Penahan Kargo (Cargo Restraint Straps)Studi Sertifikasi Tali Penahan Kargo (Cargo Restraint Straps)
Studi Sertifikasi Tali Penahan Kargo (Cargo Restraint Straps)Destya Maharani
 
Modul keselamatan-dan-kesehatan-kerja
Modul keselamatan-dan-kesehatan-kerjaModul keselamatan-dan-kesehatan-kerja
Modul keselamatan-dan-kesehatan-kerjaSyaifi Al-Mahfudzi
 
Makalah keselamatan kerja 1
Makalah keselamatan kerja 1Makalah keselamatan kerja 1
Makalah keselamatan kerja 1lindayunanda
 

Similaire à Keselamatan penerbangan (20)

Penjelasan pengertian makna arti tugas avsec (aviation security)
Penjelasan pengertian makna arti tugas avsec (aviation security)Penjelasan pengertian makna arti tugas avsec (aviation security)
Penjelasan pengertian makna arti tugas avsec (aviation security)
 
KONSULTAN ISMCODE | CONSULTANT MANAGEMENT SAFETY
KONSULTAN ISMCODE | CONSULTANT MANAGEMENT SAFETYKONSULTAN ISMCODE | CONSULTANT MANAGEMENT SAFETY
KONSULTAN ISMCODE | CONSULTANT MANAGEMENT SAFETY
 
Manajemen_Keselamatan_Perkeretaapian_Saf.pptx
Manajemen_Keselamatan_Perkeretaapian_Saf.pptxManajemen_Keselamatan_Perkeretaapian_Saf.pptx
Manajemen_Keselamatan_Perkeretaapian_Saf.pptx
 
Pengertian keselamatan
Pengertian keselamatanPengertian keselamatan
Pengertian keselamatan
 
02.pengawasan instalasi lift
02.pengawasan instalasi lift02.pengawasan instalasi lift
02.pengawasan instalasi lift
 
07.pelatihan pengawas lapangan instalasi lift & eskalator
07.pelatihan pengawas lapangan instalasi lift & eskalator07.pelatihan pengawas lapangan instalasi lift & eskalator
07.pelatihan pengawas lapangan instalasi lift & eskalator
 
Studi Sertifikasi LRU Sabuk Pengaman
Studi Sertifikasi LRU Sabuk PengamanStudi Sertifikasi LRU Sabuk Pengaman
Studi Sertifikasi LRU Sabuk Pengaman
 
Manajemen Transportasi Materi 12
Manajemen Transportasi Materi 12Manajemen Transportasi Materi 12
Manajemen Transportasi Materi 12
 
SISTEM PENANGANAN BAGASI NEW YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT DAN TOUYUAN INT...
SISTEM PENANGANAN BAGASI NEW YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT DAN TOUYUAN INT...SISTEM PENANGANAN BAGASI NEW YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT DAN TOUYUAN INT...
SISTEM PENANGANAN BAGASI NEW YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT DAN TOUYUAN INT...
 
Studi Sertifikasi Tali Penahan Kargo (Cargo Restraint Straps)
Studi Sertifikasi Tali Penahan Kargo (Cargo Restraint Straps)Studi Sertifikasi Tali Penahan Kargo (Cargo Restraint Straps)
Studi Sertifikasi Tali Penahan Kargo (Cargo Restraint Straps)
 
Modul keselamatan-dan-kesehatan-kerja
Modul keselamatan-dan-kesehatan-kerjaModul keselamatan-dan-kesehatan-kerja
Modul keselamatan-dan-kesehatan-kerja
 
BAHAN K3.pptx
BAHAN K3.pptxBAHAN K3.pptx
BAHAN K3.pptx
 
BAHAN K3.pptx
BAHAN K3.pptxBAHAN K3.pptx
BAHAN K3.pptx
 
HRM K3.pdf
HRM K3.pdfHRM K3.pdf
HRM K3.pdf
 
HRM K3.pdf
HRM K3.pdfHRM K3.pdf
HRM K3.pdf
 
Makalah keselamatan kerja 1
Makalah keselamatan kerja 1Makalah keselamatan kerja 1
Makalah keselamatan kerja 1
 
Sopianda k4
Sopianda k4Sopianda k4
Sopianda k4
 
Pengantar k3
Pengantar k3 Pengantar k3
Pengantar k3
 
Modul k3 lh
Modul k3 lhModul k3 lh
Modul k3 lh
 
Sms di area penerbangan
Sms di area penerbanganSms di area penerbangan
Sms di area penerbangan
 

Plus de Yasirecin Yasir (20)

Bentuk sel hewan dan tumbuhan beserta penjelasan dan fungsinya
Bentuk sel hewan dan tumbuhan beserta penjelasan dan fungsinyaBentuk sel hewan dan tumbuhan beserta penjelasan dan fungsinya
Bentuk sel hewan dan tumbuhan beserta penjelasan dan fungsinya
 
Cara menambah ram pc
Cara menambah ram pcCara menambah ram pc
Cara menambah ram pc
 
Ujian konsep dasar keperawatan
Ujian konsep dasar keperawatanUjian konsep dasar keperawatan
Ujian konsep dasar keperawatan
 
Tugas rpp
Tugas rppTugas rpp
Tugas rpp
 
Tugas ppd
Tugas ppdTugas ppd
Tugas ppd
 
Tugas pp
Tugas ppTugas pp
Tugas pp
 
Tugas pemikiran bung hatta
Tugas pemikiran bung hattaTugas pemikiran bung hatta
Tugas pemikiran bung hatta
 
Tugas jepang
Tugas jepangTugas jepang
Tugas jepang
 
Tugas ekonomi
Tugas ekonomiTugas ekonomi
Tugas ekonomi
 
Tugas biokimia gigi
Tugas biokimia gigiTugas biokimia gigi
Tugas biokimia gigi
 
Tugas biokimia air
Tugas biokimia airTugas biokimia air
Tugas biokimia air
 
Tugas bahasa
Tugas bahasaTugas bahasa
Tugas bahasa
 
Tugas bahasa indonesia
Tugas bahasa indonesiaTugas bahasa indonesia
Tugas bahasa indonesia
 
Tugas apresiasi prosa dan puisi
Tugas apresiasi prosa dan puisiTugas apresiasi prosa dan puisi
Tugas apresiasi prosa dan puisi
 
Tugas antropologi budaya
Tugas antropologi budayaTugas antropologi budaya
Tugas antropologi budaya
 
Translate medicene
Translate mediceneTranslate medicene
Translate medicene
 
Tanaman pangan pbh
Tanaman pangan pbhTanaman pangan pbh
Tanaman pangan pbh
 
Spesies gajah
Spesies gajahSpesies gajah
Spesies gajah
 
Rutinit as
Rutinit asRutinit as
Rutinit as
 
Rrp ng vini
Rrp ng viniRrp ng vini
Rrp ng vini
 

Dernier

BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxMOHDAZLANBINALIMoe
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAAmmar Ahmad
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 

Dernier (20)

BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 

Keselamatan penerbangan

  • 1. KESELAMATAN PENERBANGAN BAB I PENGERTIAN KESELAMATAN PENERBANGAN Keselamatan Penerbangan yaitu suatu keadaan terpenuhinya persyaratan keselamatan dalam pemanfaatan wilayah udara, pesawat udara, Bandar udara, angkutan udara, navigasi penerbangan, serta fasilitas penunjang dan fasilitas umum lainnya. VISI: "TERWUJUDNYA PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI UDARA YANG ANDAL, BERDAYA SAING DAN MEMBERIKAN NILAI TAMBAH”. MISI : a. Memenuhi standar keamanan, keselamatan penerbangan dan pelayanan; menyediakan sarana, prasarana dan jaringan transportasi udara yang andal, optimal dan terintegrasi; b. Mewujudkan iklim usaha dan transportasi udara yang kompetitif dan berkelanjutan (sustainable); c. Mewujudkan kelembagaan yang efektif dan efisien. “A Combination Of Measures, Human And Material Resoursces That Are Intended To Safeguard Civil Aviation Against Acts Of Unlawful Interference”. (Reff. Annex 17-Security) “Gabungan sumber daya manusia dan materil yang digunakan untuk melindungi penerbangan sipil dari tindakan gangguan melawan hukum.
  • 2. “Suatu keadaan yang memberikan perlindungan kepada penerbangan dari tindakan melawan hokum melalui keterpaduan pemanfaatan sumber daya manusia fasilitas dan procedure”. Keselamatan merupakan prioritas utama dalam dunia penerbangan, tidak ada kompromi dan toleransi. Pemerintah berkomitmen bahwa "Safety is Number One" sesuai dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1992. Penyelenggaraan transportasi udara tidak dapat dilepaskan dari pertumbuhan ekonomi masyarakat pengguna jasa transportasi udara yang dilayani dan juga kecenderungan perkembangan ekonomi global. Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang semakin membaik, peran Pemerintah yang semula sebagai penyedia jasa dan pelaku kegiatan ekonomi, akan berubah peran menjadi sebagai regulator. Sebagai regulator, Pemerintah hanya bertugas menerbitkan berbagai aturan, melaksanakan sertifikasi dan pengawasan guna menjamin terselenggaranya transportasi udara yang memenuhi standar keselamatan penerbangan. Pemerintah telah mempunyai Program Nasional Keamanan Penerbangan Sipil (National Civil Aviation Security Programme) yang bertujuan untuk keamanan dan keselamatan penerbangan, keteraturan dan keberlanjutan penerbangan sipil di Indonesia dengan memberikan perlindungan terhadap penumpang, awak pesawat udara, pesawat udara, para petugas di darat dan masyarakat, dan instalasi di kawasan bandar udara dari tindakan melawan hukum. Pemerintah memandang perlunya paradigma baru bahwa keselamatan penerbangan merupakan tanggung jawab bersama antara Pemerintah, Perusahaan Penerbangan dan Masyarakat pengguna jasa. Sebagai langkah konkrit ke depan sesuai dengan ketentuan ICAO yang baru, Pemerintah telah memberlakukan Sistem Manajemen Keselamatan (Safety Management System / SMS) di bidang penerbangan. Sistem Manajemen Keselamatan (SMS) adalah suatu sistem monitoring yang berupa
  • 3. tim atau organisasi di dalam suatu perusahaan penerbangan yang memiliki tugas dan tanggung jawab yang memonitor kinerja keselamatan dari perawatan dan pengoperasian serta memprediksi suatu bahaya, menganalisa resiko dan melakukan tindakan pengurangan resiko tersebut dengan membahas perihal keselamatan secara berkala yang dipimpin oleh Presiden Direktur Perusahaan Penerbangan sebagai pemegang komitmen safety. Pemerintah melakukan revisi Peraturan Pemerintah dan Peraturan Keselamatan Penerbangan/CASR untuk memasukkan persyaratan Sistem Manajemen Keselamatan berupa tanggung jawab keselamatan oleh Presiden Direktur, sistem mengidentifikasi bahaya, menganalisa resiko dan tindaklanjut mengurangi resiko, kewajiban melakukan evaluasi keselamatan secara berkala, indikator keselamatan, internal evaluasi, emergency response plan yang dituangkan dalam safety manual airline. Perusahaan penerbangan menyiapkan safety manual sesuai dengan persyaratan CASR dan dilaksanakan secara konsisten serta menentukan komitmen keselamatan (safety) kepada Pemerintah dengan menetapkan safety target yang dapat diterima (acceptable safety).
  • 4. BAB II PROGRAM KESELAMATAN NASIONAL a. Peraturan Keselamatan Penerbangan Terkait dengan keamanan dan keselamatan penerbangan di Indonesia, Pemerintah telah menetapkan peraturan perundang-undangan antara lain : a. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan ; b. PP Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan ; c. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 18 Tahun 2002 tentang Civil Aviation Safety Regulation (CASR) part 135 ; d. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 2 Tahun 2002 tentang Civil Aviation Safety Regulation (CASR) part 121 ; e. Peraturan Menteri Perhubungan lainnya yang berkaitan dengan keselamatan dan keamanan penerbangan ; f. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara yang berkaitan dengan keselamatan dan keamanan penerbangan. Peraturan keselamatan juga meliputi : a. Airspace Utilization b. Aircraft Operation c. Airport Development b. Sasaran Keselamatan Penerbangan a) Target kinerja keselamatan penerbangan, b) Indikator kinerja keselamatan penerbangan, dan c) Pengukuran pencapaian keselamatan penerbangan
  • 5. c. Sistem pelaporan keselamatan penerbangan d. Analisis data dan pertukaran informasi keselamatan penerbangan (safety data analysis and exchange) e. Kegiatan investigasi kecelakaan dan kejadian Penerbangan (accident and incident investigation) f. Promosi keselamatan penerbangan (safety promotion) g. Pengawasan keselamatan penerbangan (safety Oversight) dan a. Audit ; b. Inspeksi ; c. Pengamatan (surveillance) ; d. Pemantauan (monitoring). Pengawasan Keselamatan Perhubungan dilaksanakan oleh suatu unit pelaksana tersendiri dan yang kemudian menyampaikan hasilnya ke menteri perhubungan, setelah mendapatkan hasil laporan tersebut, menteri melakukan tindakan perbaikan dan penegasan hukum. Tindakan hukum ini dapat berupa sanksi administratife yaitu berupa peringatan, pembekuan ijin, pencabutan ijin operasi, dan yang kedua adalah sanksi pidana. Adapun Undang-undang yang mengatur tentang pelaksanaan pengawasan keselatan penerbangan ada dalam PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP. 568 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGAWASAN KESELAMATAN PENERBANGAN UNTUK INSPEKTUR NAVIGASI PENERBANGAN
  • 6. h. Penegakan hukum keselamatan penerbangan (law enforcement). a. Tata cara penegakan hukum ; b. Penyiapan personel yang berwenang mengawasi penerapan aturan di bidang keselamatan penerbangan ; c. Pendidikan masyarakat dan penyedia jasa penerbangan serta para penegak hukum ; dan d. Penindakan. Alat Dan Prosedur Yang Digunakan Untuk Menjaga Keselamatan Pada Saat Penerbangan Sabuk Pengaman atau Safety Belt Di sini para penumpang diharapkan dapat mengenakan, mengunci, dan membuka sabuk pengaman dengan baik dan benar. Terdapat dua macam sabuk pengaman, satu untuk orang tua dan anak-anak, dan untuk bayi. Demi keselamatan anda, diharapkan untuk selalu mengenakan sabuk pengaman sewaktu anda duduk dan sewaktu lampu tanda kenakan sabuk pengaman dinyalakan. Masker Oksigen atau Oxygen Mask Disini akan diinformasikan jika tekanan di dalam kabin atau cabin altitude lebih dari batasan yang telah ditentukan maka masker oksigen akan keluar secara otomatis dari atas tempat duduk anda. Apa yang perlu anda segera lakukan adalah menarik masker oksigen tersebut secepatnya dan langsung memakainya terlebih dahulu sebelum memakaikannya kepada orang lain (bisa bayi, teman, keluarga, dan lainnya). Mengapa anda diharuskan untuk memakai terlebih dahulu? Logika sederhana jika kita yang kehilangan oksigen dan lalu pingsan, belum tentu atau kita tidak akan dapat menolong orang lainnya terutama anak-anak. Setelah memasang masker oksigen, langkah
  • 7. selanjutnya pastikan sabuk pengaman anda telah terpasang dengan baik, langkah terakhir adalah bernafas seperti biasa. Tambahan : masker oksigen juga akan keluar secara otomatis jika terjadi dekompresi atau decompression yaitu kehilangan tekanan udara secara tiba-tiba yang dapat disebabkan dua hal secara umum, perlahan (mungkin berupa lubang kecil atau kegagalan alat pengatur tekanan udara) dan cepat(ada lubang besar seperti pintu yang lepas dan lain-lain). Baju Pelampung atau Life Vest Di sini akan diinformasikan di mana lokasi baju pelampung anda, biasanya terletak di bawah tempat duduk anda dan mudah diambil, bagaimana cara menggunakan dan mengikatnya, dan bagaimana cara mengembungkannya. Fitur yang ada pada baju pelampung umumnya terdiri dari pipa tiup untuk menambah udara pada baju pelampung, lampu yang akan menyala secara otomatis jika terendam di dalam air dan juga peluit yang berguna untuk menarik perhatian. Tambahan : anda (baik orang dewasa dan anak-anak) diharapkan untuk tidak mengembungkan baju pelampung di dalam kabin pesawat dan hanya boleh dikembungkan di ujung pintu sebelum melompat keluar. Mengapa? Logika sederhana, jika semua panik dan mengembungkan baju pelampung di dalam kabin, apa yang anda dapat pikirkan terjadi, anda akan susah untuk keluar dari dalam pesawat dan akan berujung pada kegagalan evakuasi. Lalu, baju pelampung pada bayi mungkin akan sedikit berbeda cara penggunaannya dikarenakan ukuran bayi juga, tetapi fitur yang ada akan tetap sama dengan baju pelampung pada orang dewasa.
  • 8. Kartu Keselamatan atau Safety Information Card or Safety Leaflet Kartu keselamatan terletak di kantung kursi di hadapan anda dan dapat membantu dalam pemahaman bilamana memerlukan tambahan informasi atau ada yang terlewatkan pada saat demo sedang berlangsung. Kartu ini juga bisa membuat anda ingat dengan demo yang sudah diberikan sebelumnya. Jalur Pintu Evakuasi, dan Rakit Keselamatan Di sini akan diinformasikan bagaimana cara keluar dari pesawat, pintu mana saja yang dapat digunakan, lokasi rakit keselamatan, dan juga bagaimana jika terdapat asap di dalam kabin, yaitu dengan membungkuk dan mengikuti lampu yang ada di lantai yang mengarah keluar dari pesawat. Setelah semua informasi keselamatan diberikan maka ada baiknya juga jika kita sebagai penumpang untuk mengetahui tindakan apa saja yang perlu dilakukan untuk mendukungnya, berikut diantaranya: Tempat Meletakkan Barang Bawaan 1. Meletakkan barang bawaan di ruang penyimpanan di atas atau di bawah tempat duduk di hadapan anda. Mengapa ? Dikarenakan jika sewaktu-waktu terjadi evakuasi maka barang bawaan anda tidak akan menghalangi jalur evakuasi. 2. Menegakkan sandaran kursi saat lepas landas dan sesaat sebelum mendarat. Mengapa ? Tindakan ini dapat dilihat dari beberapa fase. Pada saat lepas landas dan akan mendarat, jika posisi kursi telalu miring maka kemungkinan kita akan terlepas dari kursi kita sendiri bukanlah tidak mungkin. Pada saat terjadinya evakuasi, maka kursi yang miring dapat memperlambat dalam proses. 3. Melipat meja yang terbuka pada saat lepas landas, mendarat, dan jika tidak digunakan pada saat penerbangan. Mengapa ? Seperti penjelasan pada nomor dua, meja yang terbuka dapat memperlambat proses evakuasi.
  • 9. 4. Menurunkan sandaran tangan. Mengapa ? Sandaran tangan sangat membantu pada saat terjadi goncangan yang secara tiba-tiba dan bersifat keras. Seperti turbulensi atau 5. Membuka penutup jendela pada saat lepas landas dan mendarat. 6. Menon-aktifkan alat-alat elektronik seperti MP3, laptop, CD, handphone,dan lain-lainnya. Selain dikarenakan akan memancarkan sinyal yang dapat mengganggu alat-alat navigasi di dalam kokpit, jika ada tanda dan sinyal evakuasi, dapat dipastikan anda tidak dapat mendengar dengan jelas. Tambahan : anda dapat menggunakan alat-alat tersebut setelah lepas landas dan lampu tanda kenakan sabuk pengaman dipadamkan. Jika menggunakan handphone, dapat menggunakannya dalam flight mode dan harus di non-aktifkan kembali pada saat akan mendarat. Pastinya anda juga tidak diharapkan untuk merokok selama penerbangan. Jika tertangkap, maka ada sanksi atau hukumannya. Jika terbang pada malam hari atau pagi hari dan masih gelap, pada beberapa maskapai ada yang menggelapkan lampu kabin atau bahkan memadamkan semuanya. Hal ini berhubungan dengan adaptasi mata terhadap gelap terang. Kesimpulan : Hal-hal yang kita sebagai penumpang mungkin merepotkan atau berlebihan terhadap perlakuan yang didapat percayalah, bahwa keselamatan dalam penerbangan merupakan syarat dan alasan utama. Penting bagi kita untuk tahu, menaati, dan mendukung upaya keamanan dan keselamatan bagi kita sendiri dan sesama. Personel Penerbangan Yang Terkait Dengan Keselamatan : a. Personel Pesawat Udara, yaitu personel yang terkait dengan pengoperasian pesawat udara.
  • 10. b. Personel Navigasi Penerbangan, yaitu personel yang terkait dengan pelaksanaan pengoperasian ndan pemeliharaan fasilitas Navigasi Penerbangan. c. Personel Bandar Udara, yaitu personel yang terkait dengan pelaksanaan pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas Bandar Udara. Ketiga personel tersebut harus memiliki lisensi yang sah dan sertifikasi yang masih berlaku. Ada 3 Unsur Yang Memberikan Kontribusi Pada Keselamatan Penerbangan 1. Pesawat terbang itu sendiri, bagaimana peswat terbang itu di desain, dan dirawat. 2. Sistem Penerbangan Negara, airport, jalur lalu lintas udara, dan air traffic controls. 3. Airlines flight operations yang berkaitan dengan pengendalian dan pengoperasian pesawat di airlines. Dengan demikian tanggung jawab regulator penerbangan suatu negara adalah memastikan keselamatan penerbangan pada tingkat yang tertinggi pada ketiga unsur tersebut. Itulah sebabnya ketika terjadi kecelakaan beruntun awal 2007 lalu, FAA menjatuhkan penilaiannya kepada regulator atau otoritas penerbangan Indonesia, bukan kepada maskapai penerbangannya. Keselamatan dalam sebuah penerbangan sipil sangatlah tergantung pula pada keamanan dari Bandar udara yang memberangkatkan pesawat tersebut. Mengingat banyaknya ancaman dari tindakan gangguan melawan hokum baik saat pesawat di darat maupun di udara. Juga instalansi pendukung lainnya di sebuah Bandar udara. Dengan menimbang berbagai alasan tersebut,maka organisasi penerbangan dunia yang termasuk di dalam PBB yang di sebut ICAO mengeluarkan beberapa aturan
  • 11. untuk menjaga keamanan serta keselamatan sebuah penerbangan juga bandar udara sipil dari tindakan melawan hukum.Pada pembentukan dari ICAO tersebut pada tahun 1944 di Chicago lahir beberapa lampiran / Annex dari Annex 1 s/d Annex 18.Dimana keamanan sendiri diatur dalam Annex 17 dan Annex 18. Annex 17 mengatur tentang tata cara pengamanan penerbangan sipil dari tindakan gangguan melawan hukum.Dan Annex 18 sendiri mengatur tata cara pengangkutan bahan dan/atau barang berbahaya yang diangkut menggunakan pesawat udara sipil.Di negara kita sendiri mengacu pula terhadap aturan aturan tersebut yang di atur pula di berbagai Undang Undang mulai dari UU No2 thn 1976,UU No 1 thn 2009 yg merupakan revisi dari UU No.15 thn 1992 yang mengatur tentang Penerbangan. Yang di dalamnya mengatur tentang penerbangan sipil di dalam negeri,mulai dari standar keamanan dan keselamatan sebuah pesawat terbang, standar keamanan dan keselamatan sebuah bandar udara sipil, serta tentang tata cara pemeriksaan keamanan di dalam sebuah bandar udara sipil. Penerapan Undang Undang tersebut di perjelas pula dengan berbagai aturan aturan lain seperti Peraturan Presiden ( PP No.3 thn 2001 ), Keputusan Menteri Perhubungan Udara ( KM.09 thn 2010 ), juga dengan beberapa Surat Keputusan Dirjen HubUd antara lain seperti SKEP/2765/VIII/2010 tentang tata cara pemeriksaan keamanan, SKEP/100/VII/2003,serta SKEP/43/III/2007 yang mengatur tentang Liquid Aerosol dan Gel. Hanya ada dua kategori dalam standar keselamatan penerbangan global, yaitu kategori 1 pass ( lulus ), dan kategori 2 failure ( tidak lulus ). Bila regulator atau otoritas penerbangan suatu Negara tidak kompeten, maka seluruh maskapai penerbangan di negara itu pun praktis tidak terjamin keamanannya. Akan tetapi sebaliknya, jika
  • 12. regulator negara itu lulus atau masuk kategori 1, tapi ditemukan adanya pelanggaran berat pada salah satu atau beberapa airlines di negara tersebut, maka yang terkena sanksi hanya maskapai yang melanggar tersebut, seperti terjadi dengan PIA Pakistan Airlines. Kasus seperti PIA ini mudah dan cepat dapat diselesaikan karena ini murni kesalahan dari maskapai tersebut yang tidak ditemukan di maskapai lainnya. Sistem Manajemen Keselamatan Penyedia Jasa Penerbangan : A. Kebijakan dan sasaran keselamatan; B. Manajemen risiko keselamatan; C. Jaminan keselamatan; dan D. Promosi keselamatan. Budaya Keselamatan Penerbangan Menetapkan kebijakan dan program budaya tindakan keselamatan, keterbukaan, komunikasi, serta penilaian dan penghargaan terhadap tindakan keselamatan penerbangan. Titik – Titik Rawan Dari Pengoperasian Penerbangan a. Air Crew Semua crew yang bekerja di dalam suatu penerbangan harus mempunyai surat ijin atau lisensi keahlian, tujuannya agar dia mengetahui barang atau hal apa saja yang harus di lakukan agar tidak terjadi hal – hal yang tidak diinginkan. b. Gate Check Tidak semua orang dapat masuk ke dalam bandara atau terminal, karena Setiap orang yang masuk harus ada boarding pass
  • 13. c. Catering Didalam pengiriman catering ke dalam pesawat juga merupakan cela dimana terdapat terjadinya kriminal, bisa saja catering yang di berikan kepada penumpang di beri obat yang membuat penumpang sakit bahkan meningal. d. Cargo and Mail Kiriman yang akan di muat kedalam cargo bisa saja berisi bahan berbahaya yang menyebabkan ledakan yang cukup besar. e. Refueling Merupakan titik rawan yang dapat terjadi kriminal, karena di dalam pengisian fuel bisa saja ada celah atau orang yang tidak bertanggung jawab memasukan berupa zat atau cairan yang dapat meledakan pesawat. f. Checked Baggage Bagasi yang disimpan di dalam kargo, bisa saja berisi bahan-bahan berbahaya. Yang dapat menyebabkan kerusakan kepada cargo lainnya. g. Ground Staff Ground staff yang bekerja di lapangan, antara lain cargo, teknik baik penumpang maupun staff harus juga di waspadai atau dicegah dengan suatu alat ex-ray, WTMD( walk through metal detector ), dan HHMD ( hand held metal detector ) h. Passenger And Carry On Baggage 1) Penumpang, awak pesawat udara dan bagasi harus diperiksa sebelum memasuki daerah steril dan sisi udara 2) Penumpang harus melapor pada Perusahaan angkutan udara 3) Nama dalam tiket harus sama dengan identitas penumpang 4) Penumpang transit dan transfer dilakukan pemeriksaan
  • 14. 5) Kabandara atau Adbandara dapat melakukan pemeriksaan di dalam pesawat udara 6) Batas waktu check-in 30 menit sebelum jadwal keberangkatan 7) Daerah check-in merupakan daerah terbatas yang harus dijaga petugas Jalur yang menghubungkan daerah chek-in dengan sisi udara harus dilengkapi pintu dan dikunci saat tidak dipergunakan : - Pintu lalu lintas petugas harus dijaga petugas sekuriti dan dikunci apabila tidak dipergunakan - Petugas lain turut mengawasi dibawah koordinasi petugas sekuriti bandara - Perusahaan angkutan udara dapat menolak mengangkut penumpang yang dapat membahayakan keselamatan penerbangan - Bagasi harus diperiksa sebelum diserahkan di tempat check-in (KM 14/1989 Ps. 3) - Bagasi harus dilengkapi identitas pemilik(KM14/1989 Ps.4) - Bagasi yang ditolak dengan alasan keamanan penerbangan tidak dibenarkan untuk diangkut(KM 14/1989 Ps.5) - Senjata api, senjata tajam serta benda lain yang dapat dipakai sebagai alat untuk mengancam atau memaksakan kehendak dilarang dimasukkan atau ditempatkan di dalam kabin pesawat udara (KM14 Ps. 6) - Kargo dan kiriman pos harus diperiksa sebelum dimasukkan ke gudang atau pesawat udara (KM 14/1989 Ps.7) - Pemeriksaan pos perlu memperhatikan kelancaran pengirimannya (KM 14/1989 Ps. 7 ayat 2
  • 15. - Pemeriksaan pengangkutan barang-barang berbahaya harus memperhatikan ketentuan yang berlaku (KM 14/1989 Ps.8) h. Airport Service Personels Contohnya petugas cleaning service yang berada di airport dapat di curigakan, dan harus dilakukan pemeriksaan kepada semua airport service personels mengantisipasi ada yang teroris yang menyamar menjadi cleaning service yang dapat menyebabkan keadaan sekitar berbahaya. Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jendral Perhubungan Udara Nomor : SKEP / 100 / XI / 1985 tentang Peraturan Tata Tertib Bandar Udara, siapapun dilarang melakukan kegiatan yang dapat mengganggu ketertiban umum, keamanan dan keselamatan penerbangan di Bandar Udara, yang berupa: 1. Permainan layang – layang. 2. Perjudian dalam bentuk apapun. 3. Perbuatan tidak susila. 4. Mabuk atau pemakaian bahan narkotika. 5. Gangguan dalam bentuk apapun termasuk jual beli tiket secara tidak sah / liar ( calo ). 6. Penggembalaan ternak. 7. Berjalan atau melintasi Bandar Udara selain dijalan, jalur atau bagian jalur lalu lintas yang telah ditentukan ataupun Unsur – unsur pengamanan adalah: 1. Peralatan pengamanan adalah barang / alat yang digunakan untuk mengamankan sesuatu. 2. Petugas pengamanan adalah personil bandar udara atau personil pesawat udara yang bersertifikat dan bertugas untuk melakukan pengamanan
  • 16. penerbangan sipil Tugas unit pengamanan / petugas pengamanan bandar udara : Unit pengamanan bandar udara memiliki tugas untuk memelihara, melindungi dan mengamankan manusia dan material secara fisik dari segala bentuk ancaman keamanan yang ditimbulkan oleh manusia dan barang di daerah lingkungan kerja bandar udara. Fungsi unit pengamanan / petugas pengamanan bandar udara : § Mengawasi dan mengendalikan ketertiban dan keteraturan pergerakan penumpang dan barang yang masuk / keluar gedung terminal penumpang dan terminal kargo. § Bekerjasama dengan pertugas pengamanan perusahaan angkutan udara dan perusahaan pelayanan darat ( ground handling agent ) dalam melaksanakan pemeriksaan penumpang, bagasi, kargo dan pos sebelum dimuat / dibongkar ke / dari pesawat udara. § Mengawasi dan memeriksa tanda pengenal / pas orang dan kendaraan yang mempunyai hubungan ke / dari daerah steril dan kawasan sisi udara ( air side ) lainnya, terutama di sekitar pesawat udara. § Melaksanakan survey pengamanan bandar udara dan melaporkan kepada Komite Pengamanan Bandar Udara. § Melakukan pengawasan / pengendalian / penjagaan / pengamatan / patroli di daerah batas bandar udara ( perimeter ) § Menjaga instalasi / bangunan penting seperti : VIP Room, gedung listrik, tempat penampungan air / pompa air, fasilitas alat bantu navigasi udara ( lampu landasan, stasiun pemancar / penerima, DVOR, NDB, ILS, Radar, dll ), fasilitas bahan bakar minyak pesawat udara, dll.
  • 17. § Mengumpulkan dan meneruskan / menyebarkan informasi yang berhubungan dengan masalah pengamanan penerbangan / bandar udara kepada yang berkepentingan. § Melakukan penyelidikan atas kejadian – kejadian / pelanggaran yang terjadi di bandar udara dan melaporkan kepada komandan / pimpinan satuan pengamanan bandar udara / komite pengamanan bandar udara. § Membina hubungan yang erat dengan instansi – instansi lain yang terkait di bandar udara ( misalnya : perusahaan angkutan udara, POLRI, Imigrasi, Bea & Cukai, Karantina, dll) § Selalu melakukan koordinasi dengan pihak yang berwenang atas perencanaan bandar udara sehingga semua aspek yang menyangkut pengamanan penerbangan mendapat perhatian dalam setiap perencanaan / desain / renovasi bangunan dan fasilitas bandar udara. § Melakukan latihan pengamanan penerbangan di bandar udara secara teratur sedikitnya sekalli dalam setahun § Mengalihkan tanggung jawab kepada POLRI bilamana terjadi tindak kriminal di bandar udara § Bekerjasama dan mengalihkan pengendalian bilamana terjadi peningkatan ancaman keamanan di bandar udara kepada POLRI / TNI sesuai ketentuan § Melakukan kerjasama dengan pihak – pihak terkait dan melaksanakan tindak penanggulangan dalam keadaan gawat darurat sesuai dengan Airport Emergency Plan.
  • 18. Keselamatan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu 1. Faktor Kondisi Fisik Pesawat Pesawat yang akan dioperasikan terlebih dahulu harus memenuhi standar kelaikan pesawat udara, yaitu terpenuhinya persyaratan desain tipe pesawat udara dan dalam aman untuk beroperasi. Kondisi fisik suatu pesawat juga tergantung dari perawatan yang dilakukan. Semakin baik perawatan sebuah pesawat, maka makin besar pula biaya yang harus dikeluarkan. Maka dari itu tidak dapat dipungkiri jika suatu airline dengan high cost, tingkat pelayanan kepada penumpang pun sangat memuaskan. Berbeda dengan pelayanan dari airline yang low cost. Perawatan yang dilakukan juga dilihat dari umur suatu pesawat. Pesawat dengan umur yang tua, perawatan serta pemeriksaannya harus lebih cermat dibandingkan dengan pesawat baru. Oleh karena itu, tidak heran apabila perawatan pesawat yang berumur tua tersebut lebih mahal dibandingkan dengan pesawat yang baru. 2. Kondisi Awak Pesawat, Faktor manusia juga berperan penting dalam pencapaian suatu keselamatan penerbangan. Bukan hanya pilot pesawat, tetapi juga petugas lain, termasuk yang bertanggung jawab dalam penanganan dan pemeriksaan penumpang pesawat. Mereka harus menjalankan prosedur sesuai dengan UU No 1 tahun 2009 tentang penerbangan yang didalamnya mengatur tentang tugas dan tanggungjawab pihak bandara dalam hal keamanan dan keselamatan penerbangan. 3. Infrastruktur,
  • 19. Dalam hal ini, Pemerintah juga memegang peranan penting. Salah satunya dengan memperbaiki infrastruktur penerbangan. Seperti bangunan, struktur, lampu aerodrome, landasan pacu, kendaraan, fasilitas radar, komunikasi, situs web dan lain-lain. 4. Serta Faktor Alam. Mungkin kita yang belum tahu bahayanya burung bagi pesawat terbang dapat melihat pada beberapa saat yang lalu ada kecelakaan pesawat yang disebabkan oleh kawanan burung yang bertabrakan dengan pesawat yang disebut dengan bird strike, atau bird hit, atau BASH - Bird Aircraft Strike Hazard. Beruntung, pilotnya bisa mendaratkan pesawat ke sungai meskipun semua mesin dalam keadaan mati, dan Semua penumpang selamat. KENAPA BURUNG BERBAHAYA? Ancaman yang paling utama pada kasus bird strike adalah pada pesawat jet. Maksud pesawat jet di sini adalah pesawat turbojet ataupun jet (ramjet, dll) pada umumnya. Tidak seperti mobil yang mesinnya tertutup rapi, pada pesawat jet, bagian depan mesin pesawat terbuka untuk menyedot udara untuk pembakaran. Benda-benda yang tidak diinginkan bisa tersedot dan merusak bagian dalam mesin pesawat. Benda- benda ini disebut FOD (Foreign Object Damage). UPAYA MENANGGULANGINYA Untuk mengusir burung di beberapa bandar udara di luar negeri mereka memasang perangkat pengusir burung. Cara kerjanya adalah dengan pengeras suara yang menghasilkan suara pemangsa burung-burung yang ada di sekitar bandar udara. Dengan suara ini diharapkan burung-burung akan menyangka ada bahaya pemangsa di dekat mereka dan akan pergi ke tempat lain untuk menghindari pemangsanya tersebut.
  • 20. Bandar udara tanpa perangkat canggih pun melakukan pengusiran burung dengan cara konvensional, biasanya dengan menembakkan senapan dengan suara yang keras untuk menakut-nakuti burung. Padahal suara pesawatpun sudah cukup keras untuk mengusir burung. Tapi karena biasanya suara pesawat terdengar setelah pesawat lewat maka pengusiran burung harus dilakukan sebelum pesawat lewat untuk lepas landas atau mendarat. Cara lain untuk mengusir burung adalah dengan burung pemangsa (falcon dll), lampu, pyrotechnics (semacam kembang api), pesawat radio-controlled, lasers, anjing dan lain-lain. TNO, sebuah institut penelitian di Belanda telah berhasil mengembangkan ROBIN (Radar Observation of Bird Intensity) untuk Royal Netherlands Airforce. ROBIN adalah hampir real-time monitoring system untuk memantau pergerakan burung terbang. ROBIN mengenali kumpulan burung dari radar systems yang besar. Informasi ini digunakan untuk penerbang AU Belanda sewaktu lepas landas dan mendarat. Tabrakan pesawat militer Belanda dengan burung berhasil dikurangi sampai 50 % dengan sistem ini. Sayangnya belum ada sistem yang sama yang digunakan oleh sipil. BAHAYA LAIN Selain burung, binatang lain juga bisa membahayakan penerbangan jika mereka ada dan dibiarkan berlalu lalang di bandar udara pada waktu pesawatlepas landas. Pada waktu mendarat, menabrak binatang di landas pacu mungkin tidak terlalu membahayakan, biarpun dapat membuat kerugian yang sangat besar. Kejadian yang cukup besar pernah terjadi di Indonesia adalah sebuah pesawat B737 yang menabrak seekor kerbau di bandar udara Aceh beberapa tahun lalu. Selain binatang, ternyata manusia juga bisa menyebabkan FOD pada saat pesawat terbang. Yaitu dengan menerbangkan layang-layang di sekitar jalur lepas
  • 21. landas dan pendaratan pesawat. Biarpun tidak bisa terbang tinggi, layang-layang jika dimainkan tepat di jalur pendaratan pesawat atau jalur lepas landas mempunyai efek bahaya yang sama dengan burung pada kasus bird strike.