SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  20
Modul 1
Dasar-Dasar Estetika
Rini dan Santi, dua orang sahabat yang sudah lama tidak mengenali sahabatnya
karena terdapat perubahan yang menyolok pada wajah santi. Sewaktu SMP gigi Santi
tongos,berjejal, dan karies.
Sekarang Santi mempunyai oklusi stabil dengan susunan gigi harmonis, smile design
dengan lip line optimal dan lateral negative space ideal sehingga bila tersenyum terlihat lebih
cantik. Rini berpendapat Santi telah melakukan perawatan complete dentistry.
Bagaimana saudara menjelaskan kasus diatas?
Step 1. Terminologi
1. Smile Design : Proses pemeriksaan dan evaluasi lengkap pada jaringan lunak maupun
jaringan keras mulut serta tindakan perubahan yang akan memberikanpengaruh positif
pada keseluruhan estetika wajah.
2. Complete Dentistry : Pemeriksaan atau penyembuhan yang berkaitan dengan
kedokteran gigi secara lengkap dan meyeluruh.
3. Lateral Negative Space : Daerah gelap pada koridor bukal yang terbentuk antara gigi
posteriordengan sudut mulut pada saat tersenyum.
4. Lip line Optimal : Banyaknya penampilan vertikal gigi pada saat tersenyum
5. Oklusi stabil: Oklusi dalam keadaan seimbang dan mempunyai hubungan yang baik
dengan gigi antagonisnya sehingga akan memberikan fungsi kunyah dan bicara yang
baik.
Step 2. Merumuskan Masalah
1. Apa tujuan perawatan complete dentistry ?
2. Apa saja jenis-jenis perawatan complete dentistry?
3. Bagaiman kriteria suatu susunan gigi itu dapat dikatakan harmonis dan smile design
dengan lip line optimal?
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Estetis?
5. Apa saja jenis smile design lainnya selain yang disebutkan dalam skenario?
Step 3. Analisa Masalah
1. Tujuan Complete Dentistry :
- Menjaga agar gigi tetap sehat
- Fungsi yang nyaman dengan estetika yang optimal
- Menghilangkan keluhan dan rasa tidak nyaman pasien
- Bebas dari gangguan sistem mastikasi
- Menciptakan atau menjaga agar oklusi tetap stabil.
2. Jenis Perawatan complete dentistry
Perbaikan dan penggantian gigi geligi , memperbaiki fungsinya agar kembali normal.
Perawatan pada sistem mastikasi seperti pada otot atau TMJ.
Contoh :
Pembuatan tambalan, inlay, mahkota atau jembatan untuk gigi-gigi yang mengalami
karies, fraktur atau atrisi.
3. Susunan gigi dikatakan harmonis jika :
- Gigi memiliki rasio lebar dan panjang yang ideal
- Kororna gigi geligi yang berkembang normal
- Jaringan disekitarnya berkembang normal
- Memiliki Golden Proportion
Lip Line Normal bila Upper Line menyentuh margin gingiva dan memperlihatkan
cerviko incisal gigi I sentral dengan sedikit gingiva interproximal.
4. Faktor yang mempengaruhi estetis :
a. Bentuk Gigi
b. Ukuran Gigi
c. Warna Gigi
d. Estetika Gingiva
e. Posisi Gigi
f. Midline
g. Visibilitas Gigi
h. Simetri
i. Lip Line
j. Posisi Senyum
5. Jenis smile design
o smile line : relasi antara garis imajiner yang dibentuk oleh ujung insisal gigi anterior
rahang atas dengan kontur bagian dalam bibir saat tersenyum.
o Smile line optimal: kurva yang dibentuk insisal gigi anterior rahang atas menyentuh
atau paralel dengan border bibir bawah saat tersenyum sehingga akan
memperlihatakan youthful smile.
o Frontal occlusal plane: dataran oklusal frontal yang diwakili oleh garis yang dibentuk
ujung gigi kaninus kanan ke ujung kaninus kiri.
SKEMA
LEARNING OBJECTIVE
1. M4 Complete Dentistry
2. M4 Dasar-dasar Estetis
3. M4 Faktor-faktor yang mempengaruhi estetis
4. M4 Parameter Estetis
5. M4 Analisa Estetis
6. M4 Smile Design
1. COMPLETE DENTISTRY
Complete dentistry  Perawatan gigi secara menyeluruh
Pemeriksaan yang menyeluruh tidak hanya melakukan pemeriksaan pada bagian yang
menjadi keluhan pasien. Tetapi diperhatikan juga aspek-aspek lain seperti : Hubungan
antar gigi, TMJ dan Otot.
Tujuan dari Complete Dentistry :
1. Menghilangkan keluhan dan rasa tidak nyaman pasien
2. Mempertahankan oklusi normal
3. Menjaga kesehatan jaringan periodontium
4. Bebas dari gangguan sistem mastikasi
5. Gigi geligi yang sehat
6. Oklusi yang stabil
7. TMJ yang stabil
8. Fungsi yang nyaman
9. Estetika yang optimal
Masing-masing tujuan tercapai,  keberhasilan pengobatan terjamin  seluruh sistem
yang sehat  harmoni bentuk dan fungsi dan hubungan yang stabil  pengobatan dapat
dianggap "lengkap".
Langkah yang paling penting dalam mencapai tujuan dari complete dentistry adalah
diagnosis dan analisa kasus dengan hati-hati untuk menentukan ketidakharmonisan,
ketidakstabilan, atau penyakit
2. DASAR-DASAR ESTETIS
Estetik dalam Kedeokteran Gigi  Integritas harmonis dari beberapa fungsi
fisiologis oral dengan penekanan yang sama sehingga didapatkan atau dihasilkan gigi
geligi yang ideal.
Faktor-faktor yang harus dipertimangkan dalam komposisi estetik kedokteran gigi :
o Bidang orientasi :
- Horizontal
- Vertikal
- Sagital
- Phonetik
o Elemen senyum
 lebar/ luas senyum ditentukan oleh :
- lengkung bibir atas dan bawah
- posisi sudut mulut gigi anterior dan posterior
- lebar koridor bukal gingiva
o Proporsi
 posisi gigi dalam lengkungnya berhubungan dengan lebar, panjang dan
bentuk gigi
o Simetris
 dihubungkan dengan susunan, bentuk, ukuran, dan posisi gigi dalam arah
mesio-lateral sesuai midline.
3. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ESTETIS
1. Bentuk Gigi
Penetepan” bentuk gigi ideal” dianggap diharapkan, meski beberapa variasi
bentuk gigi yang dianggap sempurna secara estetis tidak selalu berdampak
merugikan. Meski demikian, beberapa bentuk dan struktur gigi nampak lebih
memuaskan daripada faktor lain; rasio panjang dan lebar 4:3 dianggap ideal meski
dimensi rata-rata gigi seri tengah maksilar rasionya 10:9. Meski demikian, juga
dipertimbangkan bahwa gigi memiliki rasio panjang dan lebar 5:4. Miller
menyimpulkan bahwa yang penting adalah bahwa gigi seri tengah atas dan bawah
harus memiliki lebar yang sama dan panjangnya melebihi lebar. Jika
mempertimbangkan lebar sebuah gigi dan gigi disebelahnya pada segmen anterior,
rasio 1,618:1 ( atau 89:55) dinilai sebagai yang paling memuaskan secara estetik (
Golden Proportion). Observasi ini juga disebut Golden Section dan Golden Mean.
Prinsip ini bisa dilihat dalam penampilan kepala bunga matahari, dimana 55 kurva
panjang melintasi 89 kurva yang lebih pendek. Parthenon menyatakan bahwa
semua bagian tersebut berada dalam proporsi 1,618:1. Pada 1202, Filius Bonacci
menunjukkan bahwa serangkaian angka ( angka Fibonacci) bisa diperoleh. Pertama
0 dan 1 ditambahkan untuk mencapai total 1 dan kemudian 1 dan 1 ditambahkan,
sehingga menghasilkan skor 2. Jumlah tersebut meningkat: 0, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21,
dst. Perkembangan alami dicapai ketika jumlah yang lebih besar dicapai, setiap
penambahannnya adalah 1,618 kali jumlah sebelumnya, ini disebut Golden
Proportion.
Di dalam pergigian, Golden Proportion menunjukkan bahwa lebar
gabungan dari gigi seri tengah dan lateral harus 1,618 kali lebar gigi seri tengah.
Didalam rasio ini lebar gigi seri tengah adalah ideal terhadap gigi seri lateral,
sementara gigi seri lateral berhubungan dengan gigi taring. Prinsip-prinsip tersebut
ditegaskan oleh Levin dalam pergigian yang dianggap memuaskan secara estetik.
Levin menggunakan set kaliper pada rasio konstan anatara bagian yang lebih besar
dan bagian yang lebih kecil. Golden Proportion bisa juga diterapkan pada mata dan
senyum.
Gigi maskulin dianggap meiliki sudut-sududt yang lebih persegi dan kurang
berluki dibandingkan gigi feminim. Meski demikian, ketika sebuah kelompok
dokter gigi dan pasien diminta untuk mengukur susunan gigi”maskulin” dan
“feminim”, semua subyek memilih organisasi maskulin. Oleh karena itu,
pentingnya perbedaan-perbedaan tersebut terlalu dilebih-lebihkan. Beberapa aspek
bentuk gigi lainnya mungkin relevan. Berkurangnya panjang gigi bisa merugukan
penampilan gigi, sementara pergeseran incisal titik kontak gigi anterior akibat dari
toot wear mungkin juga menimbulkan hilangnya kohesi estetik.
2. Ukuran Gigi
Ukuran gigi tidak hanya relevan dengan estetik dental tetapi juga dengan
estetik fasial. Sementara gigi harus proporsional satu sama lain ( vide supra ), gigi
juga harus proporsional dengan wajah, karena variasi kasar ukuran gigi terhadap
ukuran wajah berdampak buruk bagi estetika optimal.
3. Warna Gigi
Dentin bertanggung jawab atas warna gigi, sementara enamel hanya
berperan dalam memproyeksikan corak dasarnya, menggunakan batang
perpendikularnya dengan cara yang mirip pada system serat optik. Warna, seperti
juga bentuk, dianggap memiliki tiga dimensi. Bentuk memiliki dimensi panjang,
lebar dan tinggi, sementara warna memiliki dimensi Hue, Gchroma, dan Value,
yang umumnya kurang dipahami. Hue diartikan sebagai “ warna dasar sebuah
obyek, “chroma diartikan sebagai “tingkat kejenuhan hue” dan value diartikan
sebagai”kecerahan”. Hue merupakan dimensi yang paling mudah dimengerti, dan
diartikan SEBAGAI “kualitas dimana kita bisa membedakan satu keluarga warna
dari yang lain, seperti merah dari kuning, hijau dari ungu dan biru. Value dan
Chroma merupakan konsep yang lebih sulit untuk dimenegrti dan seringkali
dipahami secara rancu. Satu pendekatan adalah menganggap Chroma sebagai “
kualitas dimana kita bisa membedakan warna kuat dari warna lemah, intensitas
warna, dimana Value adalah “kualitas dimana kita bisa membedakan warna terang
dari warna gelap”. Dan secara teoritis tanpa warna, berkisar dari putih hingga
hitam, putih merupakan Value tertinggi dan hitam merupakan value terendah.
Karena enamel menutupi gigi secara utuh dan tidak berwarna, maka enamel
merupakan yang paling logis utnuk ditunjuk pada dimensi Value. Restorasi gigi
anterior mungkin menunjukkan tantangan yang berarti jika penampilan
polikromatik tidak mungkin untuk membandingkan warna sebuah gigi hanya
dengan menggunakan satu corak bahan restoratif, dan hasil yang memuaskan
mungkin paling baik didapatkan dengan penggunaan beragam corak. Oleh karena
itu, pewarna dan opaquer yang digunakan dengan bahan resin campuran bisa
menghasilkan distribusi warna yang realstik. Pilihan corak, dan transfer yang benar
ke apra teknisi, adalah kepentingan tertinggi dalam hal mahkota gigi keramik.
Karena hasil-hasil sebuah studi yang mempraktekkan personel dental menunjukkan
bahwa 9,3% responden pria, tapi tak satupun responden wanita, menunjukkan
kekurangan visi-warna, sebuah tim yang membandingkan corak mungkin cocok.
4. Posisi Gigi
Secord dan Backman mencatat bahwa faktor-faktor penampilan
berhubungan langsung dengan kesejajaran gigi dengan rangking rendah pada daftar
atribut fisik; protrusi gigi maksilar dan kelurusan gigi berada pada urutan 28 dan 33
secara berurutan, dalam daftar 34 variabel. Persepsi individu atas penampilan
dentalnya sangat kompleks. Sebuah investigasi terhadap pria swedia berusia 18
tahun menunjukkan kesadaran tinggi atas anomaly-anomali tertentu, seperti
tanggalnya gigi atau malformasi gigi, tetapi kesadaran yang rendah untuk factor
lain seperti meningkatnya overjet dan gigitan terbuka anterior. Sebagian besar
orang tidak sadar akan anomaly dan hanya 4% yang menganggap bahwa mereka
membutuhkan treatmen ortodontik, meski kebutuhan obyektif diletakkan pada
60%. Ketidakteraturan posisi gigi dipahami secara berbeda oleh dokter dan pasien.
Beberapa ketidakteraturan bisa diterima oleh ebberapa kelompok,.
5. Visibilitas gigi
Terlihatnya gigi, ketika bibir dan rahang beristirahat, dianggap sebagai hal
penting dalam estetika dental. Faktor-faktor yang berhubungan antara lain bunyi
otot dan riasan skeletal seperti juga panjang, bentuk dan posisi gigi. Terlihatnya
gigi nampak lebih signifikan bagi wanita daripada pria, karena rata-rata terlihatnya
gigi seri tengah maksilar terhitung 1,91mm untuk pria dan 3,40mm untuk wanita.
Panjang gigi seri tengah maksilar yang nampak rata-rata berkurang seiring usia,
sebagaimana gigi seri mandibular meningkat. Garis bibir dan garis senyum juga
relevan, dan karena batas-batas restorasi bisa jelas, ada sebuah argumen untuk
penempatan subgigivalnya. Meski demikian, jika batas-batas mahkota gigi tidak
nampak saat tersenyum, survei terhadap 383 pasien menunjukkan bahwa 15% pria
dan 11% wanita masih keberatan jika batas-batas tersebut supragingival. Garis
senyum dan garis bibir harus diuji sebelum permulaan preparasi gigi dan
keuntungan-keuntungan estetik dan kerugian-kerugian periodontal pada level
penempatan margin harus dibicarakan dengan pasien.
6. Simetri
Setiap konsep estetika mesti mempertimbangkan simetri. Ditunjukkan
bahwa mahkota gigi anterior harus mempertahankan beberapa iregularitas yang
teramati pada gigi alami, meski para psikolog menganggap bentuk-bentuk
repetitive lebih memuaskan. Pengujian preferensi pasien menunjukkan bahwa
simetri horizontal dipilih, sementara para dokter gigi memilih contoh-contoh
simetri radiasi. Dalam aksus lain, disimpulkan bahwa garis tengah dental harus
bertepatan dengan garis tengah fasial.
7. Estetika gingival
Buruknya penampilan gingival bisa berdampak buruk bagi seluruh estetika
dental. Kesehatan gingival bisa dioptimalkan dengan menghindari kontak gingival
dengan bahan restoratif, dimana kebersihan oral pasien sudah cukup bagus. Jika
batas-batas sub gingival dieprlukan, pelaksanaan prosedur klinis dan restorasi yang
sempurna diperlukan. Pencapaian tujuan ini memerlukan pertimbangan beberapa
faktor: penetapan kesehatan preprostetik yang baik, meminimalkan trauma
gingival, reduksi gigi yang adekuat, dan konstruksi yang hati-hati terhadap
restorasi provisional. Untuk teknik-teknik adhesif, tiga syarat untuk pencegahan
iritasi gingival dengan batas-batas restorasi diusulkan, di antaranya adalah
ketepatan batas optimal, ikatan kimia yang kuat terhadap dentin, dan penyelesaian
restorasi yang adekuat.
4. PARAMETER ESTETIS
Salah satu faktor yang berperan untuk menciptakan senyum yang baik adalah :
o Faktor jenis kelamin
Sedikit perbedaan dalam ukuran, bentuk dan posisi gigi rahang atas dapat
menghasilkan karakteristik yang dramatis. Pada wanita, bentuk gigi insisivus
maksila berbentuk bulat halus. Pada pria berbentuk kubus dan nampak tegas.
o Faktor usia
Pada usia muda, untuk gigi incisivus sentral maksila, sudut insisisal gigi tidak
nampak, embrasure insisisal jelas dengan kroma rendah dan value tinggi.
Pada usia tua untuk gigi incicivus sentral maksila bentuk gigi agak pendek,
jumlah gigi yang terlihat saat senyum lebih sedikit, embrasure insisal minimal
dengan kroma tinggi dan value rendah.
o Faktor kepribadian.
Sesorang yang memiliki kepribadian agresif dan pemarah cenderung memiliki
bentuk gigi kaninus yang panjang dan tajam
Seseorang yang memiliki kepribadian pasif cenderung memiliki gigi kaninus
yang pendek, membulat dan halus.
5. ANALISA ESTETIS
a. Pemeriksaan Subjektif/Anamnesa
Anamnesa
o Identitas pasien (umur,jenis kelamin,ras)
o Keluhan utama (chief complain/main complain)
o Riwayat gigi - geligi ( dental history )
o Riwayat penyakit (disease history)
o Riwayat keluarga (family history)
o Kebiasaan buruk (bad habit )
b. Pemeriksaan Objektif/ Pemeriksaan Klinis
• Umum / General
• Khusus / Lokal :
a. Ekstra Oral :
• Bentuk muka : simetris / asimetris
• Tipe muka : Menurut Martin (Graber 1972) :
– Brahisepali : lebar, persegi
– Mesosepali : lonjong / oval
– Oligisepali : panjang / sempit
B.PEMERIKSAAN DALAM MULUT (INTRA ORAL)
Aspek-aspek tersebut adalah:
1) Keadaan gigi-geligi;
2) Kelainan posisi gigi;
3) Kebersihan mulut;
4) Gusi;
5) Frenulum labial;
6) Lidah;
7) Jaringan Lunak langit-langit (mukosa palatal);
8) Tonsil (amandel);
9) Garis tengah (median);
10) Jarak gigit vertikal;
11) Jarak gigit horisontal;
12) Gigitan silang;
13) Celah antar gigi (diastema);
14) Kurva Spee
ANALISIS SEFALOMETRI
Analisis sefalometri terbagi dalam pemeriksaan sefalometri lateral dan
frontal.Adapun kegunaan pemeriksaan sefalometri adalah untuk :
1) Mempelajari pertumbuhan dan perkembangan kraniofasial;
2) Mendiagnosis kelainan kraniofasial;
3) Mempelajari profil wajah;
4) Merencanakan perawatan ortodonti;
5) Evaluasi hasil perawatan ortodonti;
6) Merencanakan dan mengevaluasi hasil perawatan bedah ortognati;
7) Analisis fungsi sendi rahang; dan
8) Untuk tujuan penelitian.
ANALISA FOTOGRAFI
Fotografi profil (pandangan samping) dan frontal (pandangan depan)
dilakukan untuk menganalisis hubungan antara jaringan keras di sekitar wajah
dengan kontur jaringan lunak. Analisis profil dapat menjadi
bahanpertimbangan apakah pasien akan dilakukan prosedur pencabutan
gigi atau tidak. Analisis frontal memberikan informasi wajah yang simetris
atau tidak. Pada keadaan wajah yang tidak simetris, akan menjadi bahan
pertimbangan apakah akan dikoreksi hanya secara ortodonti, atau perlu
kombinasi dengan pembedahan.
Gambar 5. A dan B menunjukkan foto dan sketsa wajah yang tidak simetris.
Gambar C menunjukkan titik-titik yang digunakan dalam melakukan analisa
profil.
ANALISIS MODEL CETAKAN GIGI
Model cetakan gigi merupakan salah satu sumber informasi terpenting dalam
perawatan ortodonti. Hasil cetakan gigi yang baik harus memperlihatkan
susunan geligi dan daerah akar gigi setinggi mungkin. Dari cetakan
ini dapat dipelajari bentuk lengkung rahang dan lengkung gigi,
simetris/asimetris lengkung, posisi/malposisi setiap gigi, bentuk dan
kedalaman langit-langit, bentuk dan ukuran gigi, dsb. Dalam keadaan oklusi
(digigitkan), dapat menentukan klasifikasi maloklusi, hubungan garis
median rahang atas rahang bawah, dll.
Beberapa informasi yang paling dibutuhkan dari model cetakan gigi dalam
menentukan rencana perawatan ortodonti adalah :
1. Analisis kesesuaian lengkung gigi terhadap lengkung rahang (Arch Lenght
Discrepancy)
2. Analisis perbandingan ukuran gigi rahang atas rahang bawah (Analisis
Bolton)
3. Analisis apakah rahang mengalami pelebaran atau penyempitan (Analisis
Howes)
4. Analisis perlu tidaknya melakukan pencabutan (Analisis Pont)
5. Analisis gigi campuran (salah satunya analisis Moyers)
c. Diagnostic records
Diagnostic records meliputi :
– Study Casts:
• Study casts yang akurat digunakan untuk tahap selanjutnya apabila
pasien tidak ada/ tanpa kehadiran pasien.
– Radiographs :
• Untuk mengetahui dukungan jaringan keras yang tidak terlihat dan
posisi/relasi rahang.
– Photographs :
• Mengetahui bentuk muka dan analisa prifil pasien.
Profil Muka
• Tergantung kedudukan maxilla terhadap cranium, juga tergantung kedudukan
mandibula terhadap maxilla.
• Dikenal 3 macam profil muka :
– Cembung ( Convex )
– Cekung ( Concaf )
– Lurus ( Straight )
• Untuk menentukan klasifikasi ini digunakan 4 titik:
– Titik glabella
– Titik symphisis
– Titik Lip Contour atas
– Titik Lip Contour bawah
• Titik glabella dihubungkan dengan titik lip contour atas, titik lip contour
bawah dihubungkan dengan symphisis.
– Cembung : Kalau kedua garis membentuk sudut yang arah titik sudutnya
kedepan.
– Cekung: Kalau kedua garis tersebut membentuk sudut yang arah titik
sudutnya kebelakang.
– Lurus : Kalau kedua garis tidak membentuk sudut.
Pemilihan warna gigi
• Warna mempunyai 4 komponen :
– HUE :
– Chroma/Saturation
– Value/Brilliance :
– Translucency:
• Pemilihan warna dapat menggunakan Shade Guide Teeth.
6. KOMPONEN SENYUM
 Lip line, banyaknya penampilan vertikal gigi saat terseyum atau ketinggian
bibir atas terhadap insisif sentral rahang atas.
Smile line, relasi antara garis imajiner yang dibentuk oleh ujung insisal gigi anterior
rahang atas dengan kontur bagian dalam bibir.
 Frontal occlusal plane, garis yang dibentuk ujung gigi kaninus kanan ke ujung
gigi kaninus kiri . Frontal occlusal plane optimal bila sejajar dengan
interpupilla
 Dental component, dental component pada senyum meliputi ukuran, bentuk proporsi,
warna, kesejajaran, inklinasi, posisi midline, dan kesimetrisan lengkung
 Gingival component, gingiva component pada senyum meliputi warna, kontur,
ketinggian gingiva.
 Lateral negative space, daerah gelap pada koridor bukal yang terbentuk antara gigi
posterior dengan sudut mulut saat tersenyum
Klasifikasi Estetik Garis Senyum
 Garis senyum rendah, kurang dari 50% dari tinggi insisal gigi anterior atas, dan tidak
ada margin gingiva yang terlihat pada senyum natural
 Garis senyum medium, diantara 50% dan 100% dari tinggi insisal dari anterior atas,
dan papila terlihat pada senyum natural.
 Garis senyum tinggi, seluruh tinggi dari gigi anterior atas juga papila dan marginal
gingiva terlihat pada senyum natural.
 Gummy smile, seluruh tinggi dari gigi anterior atas dan sejumlah besar dari jaringan
lunak terlihat
LAPORAN TUTORIAL
“DASAR-DASAR ESTETIKA”
TUTOR: drg.RIFLAINI
KELOMPOK V:
ADDINA AINUL HAQ
ADI NUGRAHA
AGUSTINA NIMAS
DESMESDIO DENOMERINDA
DIRAHMATUL LAILA
HANZALIANA
IKA PUTRI WIRATAMA
INTAN KAMALA AISYA
MUTIA IPZARNI
ROSA JULIASARI S
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS ANDALAS
T.A 2012-2013
DAFTAR PUSTAKA
Ardhana, wayan.Prosedu Pemeriksaan Ortodontik.2009.
Restorasi Estetik dan Kosmetik.Dep.konservasi gigi Univesitas Airlangga.
Hamish thomson.Oklusi edition 2.1992.EGC: Jakarta.

Contenu connexe

Tendances

Alat scalling manual & elektrik
Alat scalling manual & elektrikAlat scalling manual & elektrik
Alat scalling manual & elektrikERA MULIANA SADARI
 
Alat & Bahan Penumpatan Gigi
Alat & Bahan Penumpatan GigiAlat & Bahan Penumpatan Gigi
Alat & Bahan Penumpatan GigiVina Widya Putri
 
GTC - Kelompok drg. Dahlia.pptx
GTC - Kelompok drg. Dahlia.pptxGTC - Kelompok drg. Dahlia.pptx
GTC - Kelompok drg. Dahlia.pptxSiskaSihombing4
 
3.pertumbuhan gigi2
3.pertumbuhan gigi23.pertumbuhan gigi2
3.pertumbuhan gigi2asih gahayu
 
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...Tenri Ashari Wanahari
 
Acute Necrotizing Ulceration Ginggivitis
Acute Necrotizing Ulceration GinggivitisAcute Necrotizing Ulceration Ginggivitis
Acute Necrotizing Ulceration GinggivitisCaninus Unlam
 
Endodontic 4
Endodontic 4Endodontic 4
Endodontic 4RSIGM
 
Endodontic 3
Endodontic 3Endodontic 3
Endodontic 3RSIGM
 
Minimal intervensi di kedokteran gigi
Minimal intervensi di kedokteran gigiMinimal intervensi di kedokteran gigi
Minimal intervensi di kedokteran gigiasih gahayu
 
Morfologi gigi sulung2
Morfologi gigi sulung2Morfologi gigi sulung2
Morfologi gigi sulung2Indri Yanti
 
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontalEpidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontalDellery Usman
 
Prosedur dan manfaat analisis bolton (2)
Prosedur dan manfaat analisis bolton (2)Prosedur dan manfaat analisis bolton (2)
Prosedur dan manfaat analisis bolton (2)Sorayya Morizha
 
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth MobilityPemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth MobilityVina Widya Putri
 
5. alignment artikulasi gigi geligi
5. alignment artikulasi gigi geligi5. alignment artikulasi gigi geligi
5. alignment artikulasi gigi geligiasih gahayu
 

Tendances (20)

Alat scalling manual & elektrik
Alat scalling manual & elektrikAlat scalling manual & elektrik
Alat scalling manual & elektrik
 
desain gtl
desain gtldesain gtl
desain gtl
 
Alat & Bahan Penumpatan Gigi
Alat & Bahan Penumpatan GigiAlat & Bahan Penumpatan Gigi
Alat & Bahan Penumpatan Gigi
 
GTC - Kelompok drg. Dahlia.pptx
GTC - Kelompok drg. Dahlia.pptxGTC - Kelompok drg. Dahlia.pptx
GTC - Kelompok drg. Dahlia.pptx
 
3.pertumbuhan gigi2
3.pertumbuhan gigi23.pertumbuhan gigi2
3.pertumbuhan gigi2
 
Tugas ppt oklusi pada gtp
Tugas ppt oklusi pada gtpTugas ppt oklusi pada gtp
Tugas ppt oklusi pada gtp
 
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
 
LITREF BM
LITREF BMLITREF BM
LITREF BM
 
Acute Necrotizing Ulceration Ginggivitis
Acute Necrotizing Ulceration GinggivitisAcute Necrotizing Ulceration Ginggivitis
Acute Necrotizing Ulceration Ginggivitis
 
Endodontic 4
Endodontic 4Endodontic 4
Endodontic 4
 
Endodontic 3
Endodontic 3Endodontic 3
Endodontic 3
 
Gic
Gic Gic
Gic
 
Minimal intervensi di kedokteran gigi
Minimal intervensi di kedokteran gigiMinimal intervensi di kedokteran gigi
Minimal intervensi di kedokteran gigi
 
Morfologi gigi sulung2
Morfologi gigi sulung2Morfologi gigi sulung2
Morfologi gigi sulung2
 
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontalEpidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
 
Prosedur dan manfaat analisis bolton (2)
Prosedur dan manfaat analisis bolton (2)Prosedur dan manfaat analisis bolton (2)
Prosedur dan manfaat analisis bolton (2)
 
7. anomali gigi
7. anomali gigi7. anomali gigi
7. anomali gigi
 
Sk 3
Sk 3Sk 3
Sk 3
 
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth MobilityPemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
 
5. alignment artikulasi gigi geligi
5. alignment artikulasi gigi geligi5. alignment artikulasi gigi geligi
5. alignment artikulasi gigi geligi
 

En vedette

Tribute to Graduates 2016
Tribute to Graduates 2016Tribute to Graduates 2016
Tribute to Graduates 2016marikina4square
 
PONCHECREMA
PONCHECREMA PONCHECREMA
PONCHECREMA ponchcrem
 
Why all deadlines are bad for quality
Why all deadlines are bad for qualityWhy all deadlines are bad for quality
Why all deadlines are bad for qualityJohan Hoberg
 
Аппаратно-програмный комплекс для урологии
Аппаратно-програмный комплекс для урологииАппаратно-програмный комплекс для урологии
Аппаратно-програмный комплекс для урологииkulibin
 
Agile Lean Conference 2015 - Lean & Startup (Canessa)
Agile Lean Conference 2015 - Lean & Startup (Canessa)Agile Lean Conference 2015 - Lean & Startup (Canessa)
Agile Lean Conference 2015 - Lean & Startup (Canessa)Agile Lean Conference
 
Gizi ibu hamil berdasarkan trimester kehamilan
Gizi ibu hamil berdasarkan trimester kehamilanGizi ibu hamil berdasarkan trimester kehamilan
Gizi ibu hamil berdasarkan trimester kehamilanSyaloom Gorga Napitupulu
 
ываываываывфы фы вфы фыв фыв фыв фыв
ываываываывфы фы вфы фыв фыв фыв фывываываываывфы фы вфы фыв фыв фыв фыв
ываываываывфы фы вфы фыв фыв фыв фывSkillary
 
Social Media Workshop
Social Media WorkshopSocial Media Workshop
Social Media WorkshopBeth Kanter
 
MobileTechTalk - Android application troubleshooting
MobileTechTalk - Android application troubleshootingMobileTechTalk - Android application troubleshooting
MobileTechTalk - Android application troubleshootingGlobalLogic Ukraine
 
La Flora del Promontorio di Portofino-ISBN-9789077634004
La Flora del Promontorio di Portofino-ISBN-9789077634004La Flora del Promontorio di Portofino-ISBN-9789077634004
La Flora del Promontorio di Portofino-ISBN-9789077634004Fergus-On
 
Keynote_HITC_March2015
Keynote_HITC_March2015Keynote_HITC_March2015
Keynote_HITC_March2015Geri Kimoto
 

En vedette (13)

Tribute to Graduates 2016
Tribute to Graduates 2016Tribute to Graduates 2016
Tribute to Graduates 2016
 
PONCHECREMA
PONCHECREMA PONCHECREMA
PONCHECREMA
 
Why all deadlines are bad for quality
Why all deadlines are bad for qualityWhy all deadlines are bad for quality
Why all deadlines are bad for quality
 
Аппаратно-програмный комплекс для урологии
Аппаратно-програмный комплекс для урологииАппаратно-програмный комплекс для урологии
Аппаратно-програмный комплекс для урологии
 
Agile Lean Conference 2015 - Lean & Startup (Canessa)
Agile Lean Conference 2015 - Lean & Startup (Canessa)Agile Lean Conference 2015 - Lean & Startup (Canessa)
Agile Lean Conference 2015 - Lean & Startup (Canessa)
 
Gizi ibu hamil berdasarkan trimester kehamilan
Gizi ibu hamil berdasarkan trimester kehamilanGizi ibu hamil berdasarkan trimester kehamilan
Gizi ibu hamil berdasarkan trimester kehamilan
 
ываываываывфы фы вфы фыв фыв фыв фыв
ываываываывфы фы вфы фыв фыв фыв фывываываываывфы фы вфы фыв фыв фыв фыв
ываываываывфы фы вфы фыв фыв фыв фыв
 
Social Media Workshop
Social Media WorkshopSocial Media Workshop
Social Media Workshop
 
MobileTechTalk - Android application troubleshooting
MobileTechTalk - Android application troubleshootingMobileTechTalk - Android application troubleshooting
MobileTechTalk - Android application troubleshooting
 
La Flora del Promontorio di Portofino-ISBN-9789077634004
La Flora del Promontorio di Portofino-ISBN-9789077634004La Flora del Promontorio di Portofino-ISBN-9789077634004
La Flora del Promontorio di Portofino-ISBN-9789077634004
 
Keynote_HITC_March2015
Keynote_HITC_March2015Keynote_HITC_March2015
Keynote_HITC_March2015
 
Tecnología
Tecnología Tecnología
Tecnología
 
Pam Tilson
Pam TilsonPam Tilson
Pam Tilson
 

Similaire à 118052664 modul-1

PPT CRS ELSA.pptx
PPT CRS ELSA.pptxPPT CRS ELSA.pptx
PPT CRS ELSA.pptxNSIAk2
 
Asimetri dental dan wajah
Asimetri dental dan wajahAsimetri dental dan wajah
Asimetri dental dan wajaholalalia
 
Buku Panduan Dokter Gigi cilik.docx
Buku Panduan Dokter Gigi cilik.docxBuku Panduan Dokter Gigi cilik.docx
Buku Panduan Dokter Gigi cilik.docxekaindriani13
 
Kerusakan pada gigi dan jaringan penyangga gigi
Kerusakan pada gigi dan jaringan penyangga gigiKerusakan pada gigi dan jaringan penyangga gigi
Kerusakan pada gigi dan jaringan penyangga gigiPebrian Prestya
 
ppt kesehatan gigi dan mulut serta cara menyikat gigi dengan baik dan benar
ppt kesehatan gigi dan mulut serta cara menyikat gigi dengan baik dan benarppt kesehatan gigi dan mulut serta cara menyikat gigi dengan baik dan benar
ppt kesehatan gigi dan mulut serta cara menyikat gigi dengan baik dan benarirarachmawati9
 
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2RSIGM
 
5. alignment artikulasi gigi geligi
5. alignment artikulasi gigi geligi5. alignment artikulasi gigi geligi
5. alignment artikulasi gigi geligiasih gahayu
 
struktur gigi dan karies gigi
struktur gigi dan karies gigistruktur gigi dan karies gigi
struktur gigi dan karies gigiFerdiana Agustin
 
Je nis rwatn gigi
Je nis rwatn gigiJe nis rwatn gigi
Je nis rwatn gigiSae Manan
 
Mmp morfologi gigi sulung
Mmp morfologi gigi sulungMmp morfologi gigi sulung
Mmp morfologi gigi sulungAgus Ahmadi
 
Makalah penyakit gigi
Makalah penyakit gigiMakalah penyakit gigi
Makalah penyakit gigiWarnet Raha
 
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6RSIGM
 

Similaire à 118052664 modul-1 (20)

PPT CRS ELSA.pptx
PPT CRS ELSA.pptxPPT CRS ELSA.pptx
PPT CRS ELSA.pptx
 
Asimetri dental dan wajah
Asimetri dental dan wajahAsimetri dental dan wajah
Asimetri dental dan wajah
 
Buku Panduan Dokter Gigi cilik.docx
Buku Panduan Dokter Gigi cilik.docxBuku Panduan Dokter Gigi cilik.docx
Buku Panduan Dokter Gigi cilik.docx
 
Makalah penyakit gigi
Makalah penyakit gigiMakalah penyakit gigi
Makalah penyakit gigi
 
Kerusakan pada gigi dan jaringan penyangga gigi
Kerusakan pada gigi dan jaringan penyangga gigiKerusakan pada gigi dan jaringan penyangga gigi
Kerusakan pada gigi dan jaringan penyangga gigi
 
Nurwanti membersikan mult dan gigi
Nurwanti membersikan mult dan gigiNurwanti membersikan mult dan gigi
Nurwanti membersikan mult dan gigi
 
Sarman obat mulut AKPER PEMKAB MUNA
Sarman obat mulut AKPER PEMKAB MUNASarman obat mulut AKPER PEMKAB MUNA
Sarman obat mulut AKPER PEMKAB MUNA
 
ppt kesehatan gigi dan mulut serta cara menyikat gigi dengan baik dan benar
ppt kesehatan gigi dan mulut serta cara menyikat gigi dengan baik dan benarppt kesehatan gigi dan mulut serta cara menyikat gigi dengan baik dan benar
ppt kesehatan gigi dan mulut serta cara menyikat gigi dengan baik dan benar
 
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
 
Topik 2
Topik 2Topik 2
Topik 2
 
5. alignment artikulasi gigi geligi
5. alignment artikulasi gigi geligi5. alignment artikulasi gigi geligi
5. alignment artikulasi gigi geligi
 
struktur gigi dan karies gigi
struktur gigi dan karies gigistruktur gigi dan karies gigi
struktur gigi dan karies gigi
 
PPT DOKCIL.pptx
PPT DOKCIL.pptxPPT DOKCIL.pptx
PPT DOKCIL.pptx
 
Je nis rwatn gigi
Je nis rwatn gigiJe nis rwatn gigi
Je nis rwatn gigi
 
Mmp morfologi gigi sulung
Mmp morfologi gigi sulungMmp morfologi gigi sulung
Mmp morfologi gigi sulung
 
Makalah Karies Gigi
Makalah Karies GigiMakalah Karies Gigi
Makalah Karies Gigi
 
Penetapan gigit-gtl1
Penetapan gigit-gtl1Penetapan gigit-gtl1
Penetapan gigit-gtl1
 
Makalah penyakit gigi
Makalah penyakit gigiMakalah penyakit gigi
Makalah penyakit gigi
 
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 

Dernier

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxMaskuratulMunawaroh
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...nuraji51
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024DessyArliani
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 

Dernier (20)

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

118052664 modul-1

  • 1. Modul 1 Dasar-Dasar Estetika Rini dan Santi, dua orang sahabat yang sudah lama tidak mengenali sahabatnya karena terdapat perubahan yang menyolok pada wajah santi. Sewaktu SMP gigi Santi tongos,berjejal, dan karies. Sekarang Santi mempunyai oklusi stabil dengan susunan gigi harmonis, smile design dengan lip line optimal dan lateral negative space ideal sehingga bila tersenyum terlihat lebih cantik. Rini berpendapat Santi telah melakukan perawatan complete dentistry. Bagaimana saudara menjelaskan kasus diatas?
  • 2. Step 1. Terminologi 1. Smile Design : Proses pemeriksaan dan evaluasi lengkap pada jaringan lunak maupun jaringan keras mulut serta tindakan perubahan yang akan memberikanpengaruh positif pada keseluruhan estetika wajah. 2. Complete Dentistry : Pemeriksaan atau penyembuhan yang berkaitan dengan kedokteran gigi secara lengkap dan meyeluruh. 3. Lateral Negative Space : Daerah gelap pada koridor bukal yang terbentuk antara gigi posteriordengan sudut mulut pada saat tersenyum. 4. Lip line Optimal : Banyaknya penampilan vertikal gigi pada saat tersenyum 5. Oklusi stabil: Oklusi dalam keadaan seimbang dan mempunyai hubungan yang baik dengan gigi antagonisnya sehingga akan memberikan fungsi kunyah dan bicara yang baik. Step 2. Merumuskan Masalah 1. Apa tujuan perawatan complete dentistry ? 2. Apa saja jenis-jenis perawatan complete dentistry? 3. Bagaiman kriteria suatu susunan gigi itu dapat dikatakan harmonis dan smile design dengan lip line optimal? 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Estetis? 5. Apa saja jenis smile design lainnya selain yang disebutkan dalam skenario? Step 3. Analisa Masalah 1. Tujuan Complete Dentistry : - Menjaga agar gigi tetap sehat - Fungsi yang nyaman dengan estetika yang optimal - Menghilangkan keluhan dan rasa tidak nyaman pasien - Bebas dari gangguan sistem mastikasi - Menciptakan atau menjaga agar oklusi tetap stabil.
  • 3. 2. Jenis Perawatan complete dentistry Perbaikan dan penggantian gigi geligi , memperbaiki fungsinya agar kembali normal. Perawatan pada sistem mastikasi seperti pada otot atau TMJ. Contoh : Pembuatan tambalan, inlay, mahkota atau jembatan untuk gigi-gigi yang mengalami karies, fraktur atau atrisi. 3. Susunan gigi dikatakan harmonis jika : - Gigi memiliki rasio lebar dan panjang yang ideal - Kororna gigi geligi yang berkembang normal - Jaringan disekitarnya berkembang normal - Memiliki Golden Proportion Lip Line Normal bila Upper Line menyentuh margin gingiva dan memperlihatkan cerviko incisal gigi I sentral dengan sedikit gingiva interproximal. 4. Faktor yang mempengaruhi estetis : a. Bentuk Gigi b. Ukuran Gigi c. Warna Gigi d. Estetika Gingiva e. Posisi Gigi f. Midline g. Visibilitas Gigi h. Simetri i. Lip Line j. Posisi Senyum
  • 4. 5. Jenis smile design o smile line : relasi antara garis imajiner yang dibentuk oleh ujung insisal gigi anterior rahang atas dengan kontur bagian dalam bibir saat tersenyum. o Smile line optimal: kurva yang dibentuk insisal gigi anterior rahang atas menyentuh atau paralel dengan border bibir bawah saat tersenyum sehingga akan memperlihatakan youthful smile. o Frontal occlusal plane: dataran oklusal frontal yang diwakili oleh garis yang dibentuk ujung gigi kaninus kanan ke ujung kaninus kiri.
  • 6. LEARNING OBJECTIVE 1. M4 Complete Dentistry 2. M4 Dasar-dasar Estetis 3. M4 Faktor-faktor yang mempengaruhi estetis 4. M4 Parameter Estetis 5. M4 Analisa Estetis 6. M4 Smile Design 1. COMPLETE DENTISTRY Complete dentistry  Perawatan gigi secara menyeluruh Pemeriksaan yang menyeluruh tidak hanya melakukan pemeriksaan pada bagian yang menjadi keluhan pasien. Tetapi diperhatikan juga aspek-aspek lain seperti : Hubungan antar gigi, TMJ dan Otot. Tujuan dari Complete Dentistry : 1. Menghilangkan keluhan dan rasa tidak nyaman pasien 2. Mempertahankan oklusi normal 3. Menjaga kesehatan jaringan periodontium 4. Bebas dari gangguan sistem mastikasi 5. Gigi geligi yang sehat 6. Oklusi yang stabil 7. TMJ yang stabil 8. Fungsi yang nyaman 9. Estetika yang optimal Masing-masing tujuan tercapai,  keberhasilan pengobatan terjamin  seluruh sistem yang sehat  harmoni bentuk dan fungsi dan hubungan yang stabil  pengobatan dapat dianggap "lengkap". Langkah yang paling penting dalam mencapai tujuan dari complete dentistry adalah diagnosis dan analisa kasus dengan hati-hati untuk menentukan ketidakharmonisan, ketidakstabilan, atau penyakit
  • 7. 2. DASAR-DASAR ESTETIS Estetik dalam Kedeokteran Gigi  Integritas harmonis dari beberapa fungsi fisiologis oral dengan penekanan yang sama sehingga didapatkan atau dihasilkan gigi geligi yang ideal. Faktor-faktor yang harus dipertimangkan dalam komposisi estetik kedokteran gigi : o Bidang orientasi : - Horizontal - Vertikal - Sagital - Phonetik o Elemen senyum  lebar/ luas senyum ditentukan oleh : - lengkung bibir atas dan bawah - posisi sudut mulut gigi anterior dan posterior - lebar koridor bukal gingiva o Proporsi  posisi gigi dalam lengkungnya berhubungan dengan lebar, panjang dan bentuk gigi o Simetris  dihubungkan dengan susunan, bentuk, ukuran, dan posisi gigi dalam arah mesio-lateral sesuai midline. 3. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ESTETIS 1. Bentuk Gigi Penetepan” bentuk gigi ideal” dianggap diharapkan, meski beberapa variasi bentuk gigi yang dianggap sempurna secara estetis tidak selalu berdampak merugikan. Meski demikian, beberapa bentuk dan struktur gigi nampak lebih memuaskan daripada faktor lain; rasio panjang dan lebar 4:3 dianggap ideal meski dimensi rata-rata gigi seri tengah maksilar rasionya 10:9. Meski demikian, juga dipertimbangkan bahwa gigi memiliki rasio panjang dan lebar 5:4. Miller menyimpulkan bahwa yang penting adalah bahwa gigi seri tengah atas dan bawah
  • 8. harus memiliki lebar yang sama dan panjangnya melebihi lebar. Jika mempertimbangkan lebar sebuah gigi dan gigi disebelahnya pada segmen anterior, rasio 1,618:1 ( atau 89:55) dinilai sebagai yang paling memuaskan secara estetik ( Golden Proportion). Observasi ini juga disebut Golden Section dan Golden Mean. Prinsip ini bisa dilihat dalam penampilan kepala bunga matahari, dimana 55 kurva panjang melintasi 89 kurva yang lebih pendek. Parthenon menyatakan bahwa semua bagian tersebut berada dalam proporsi 1,618:1. Pada 1202, Filius Bonacci menunjukkan bahwa serangkaian angka ( angka Fibonacci) bisa diperoleh. Pertama 0 dan 1 ditambahkan untuk mencapai total 1 dan kemudian 1 dan 1 ditambahkan, sehingga menghasilkan skor 2. Jumlah tersebut meningkat: 0, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, dst. Perkembangan alami dicapai ketika jumlah yang lebih besar dicapai, setiap penambahannnya adalah 1,618 kali jumlah sebelumnya, ini disebut Golden Proportion. Di dalam pergigian, Golden Proportion menunjukkan bahwa lebar gabungan dari gigi seri tengah dan lateral harus 1,618 kali lebar gigi seri tengah. Didalam rasio ini lebar gigi seri tengah adalah ideal terhadap gigi seri lateral, sementara gigi seri lateral berhubungan dengan gigi taring. Prinsip-prinsip tersebut ditegaskan oleh Levin dalam pergigian yang dianggap memuaskan secara estetik. Levin menggunakan set kaliper pada rasio konstan anatara bagian yang lebih besar dan bagian yang lebih kecil. Golden Proportion bisa juga diterapkan pada mata dan senyum. Gigi maskulin dianggap meiliki sudut-sududt yang lebih persegi dan kurang berluki dibandingkan gigi feminim. Meski demikian, ketika sebuah kelompok dokter gigi dan pasien diminta untuk mengukur susunan gigi”maskulin” dan “feminim”, semua subyek memilih organisasi maskulin. Oleh karena itu, pentingnya perbedaan-perbedaan tersebut terlalu dilebih-lebihkan. Beberapa aspek bentuk gigi lainnya mungkin relevan. Berkurangnya panjang gigi bisa merugukan penampilan gigi, sementara pergeseran incisal titik kontak gigi anterior akibat dari toot wear mungkin juga menimbulkan hilangnya kohesi estetik. 2. Ukuran Gigi Ukuran gigi tidak hanya relevan dengan estetik dental tetapi juga dengan estetik fasial. Sementara gigi harus proporsional satu sama lain ( vide supra ), gigi
  • 9. juga harus proporsional dengan wajah, karena variasi kasar ukuran gigi terhadap ukuran wajah berdampak buruk bagi estetika optimal. 3. Warna Gigi Dentin bertanggung jawab atas warna gigi, sementara enamel hanya berperan dalam memproyeksikan corak dasarnya, menggunakan batang perpendikularnya dengan cara yang mirip pada system serat optik. Warna, seperti juga bentuk, dianggap memiliki tiga dimensi. Bentuk memiliki dimensi panjang, lebar dan tinggi, sementara warna memiliki dimensi Hue, Gchroma, dan Value, yang umumnya kurang dipahami. Hue diartikan sebagai “ warna dasar sebuah obyek, “chroma diartikan sebagai “tingkat kejenuhan hue” dan value diartikan sebagai”kecerahan”. Hue merupakan dimensi yang paling mudah dimengerti, dan diartikan SEBAGAI “kualitas dimana kita bisa membedakan satu keluarga warna dari yang lain, seperti merah dari kuning, hijau dari ungu dan biru. Value dan Chroma merupakan konsep yang lebih sulit untuk dimenegrti dan seringkali dipahami secara rancu. Satu pendekatan adalah menganggap Chroma sebagai “ kualitas dimana kita bisa membedakan warna kuat dari warna lemah, intensitas warna, dimana Value adalah “kualitas dimana kita bisa membedakan warna terang dari warna gelap”. Dan secara teoritis tanpa warna, berkisar dari putih hingga hitam, putih merupakan Value tertinggi dan hitam merupakan value terendah. Karena enamel menutupi gigi secara utuh dan tidak berwarna, maka enamel merupakan yang paling logis utnuk ditunjuk pada dimensi Value. Restorasi gigi anterior mungkin menunjukkan tantangan yang berarti jika penampilan polikromatik tidak mungkin untuk membandingkan warna sebuah gigi hanya dengan menggunakan satu corak bahan restoratif, dan hasil yang memuaskan mungkin paling baik didapatkan dengan penggunaan beragam corak. Oleh karena itu, pewarna dan opaquer yang digunakan dengan bahan resin campuran bisa menghasilkan distribusi warna yang realstik. Pilihan corak, dan transfer yang benar ke apra teknisi, adalah kepentingan tertinggi dalam hal mahkota gigi keramik. Karena hasil-hasil sebuah studi yang mempraktekkan personel dental menunjukkan bahwa 9,3% responden pria, tapi tak satupun responden wanita, menunjukkan kekurangan visi-warna, sebuah tim yang membandingkan corak mungkin cocok. 4. Posisi Gigi
  • 10. Secord dan Backman mencatat bahwa faktor-faktor penampilan berhubungan langsung dengan kesejajaran gigi dengan rangking rendah pada daftar atribut fisik; protrusi gigi maksilar dan kelurusan gigi berada pada urutan 28 dan 33 secara berurutan, dalam daftar 34 variabel. Persepsi individu atas penampilan dentalnya sangat kompleks. Sebuah investigasi terhadap pria swedia berusia 18 tahun menunjukkan kesadaran tinggi atas anomaly-anomali tertentu, seperti tanggalnya gigi atau malformasi gigi, tetapi kesadaran yang rendah untuk factor lain seperti meningkatnya overjet dan gigitan terbuka anterior. Sebagian besar orang tidak sadar akan anomaly dan hanya 4% yang menganggap bahwa mereka membutuhkan treatmen ortodontik, meski kebutuhan obyektif diletakkan pada 60%. Ketidakteraturan posisi gigi dipahami secara berbeda oleh dokter dan pasien. Beberapa ketidakteraturan bisa diterima oleh ebberapa kelompok,. 5. Visibilitas gigi Terlihatnya gigi, ketika bibir dan rahang beristirahat, dianggap sebagai hal penting dalam estetika dental. Faktor-faktor yang berhubungan antara lain bunyi otot dan riasan skeletal seperti juga panjang, bentuk dan posisi gigi. Terlihatnya gigi nampak lebih signifikan bagi wanita daripada pria, karena rata-rata terlihatnya gigi seri tengah maksilar terhitung 1,91mm untuk pria dan 3,40mm untuk wanita. Panjang gigi seri tengah maksilar yang nampak rata-rata berkurang seiring usia, sebagaimana gigi seri mandibular meningkat. Garis bibir dan garis senyum juga relevan, dan karena batas-batas restorasi bisa jelas, ada sebuah argumen untuk penempatan subgigivalnya. Meski demikian, jika batas-batas mahkota gigi tidak nampak saat tersenyum, survei terhadap 383 pasien menunjukkan bahwa 15% pria dan 11% wanita masih keberatan jika batas-batas tersebut supragingival. Garis senyum dan garis bibir harus diuji sebelum permulaan preparasi gigi dan keuntungan-keuntungan estetik dan kerugian-kerugian periodontal pada level penempatan margin harus dibicarakan dengan pasien. 6. Simetri Setiap konsep estetika mesti mempertimbangkan simetri. Ditunjukkan bahwa mahkota gigi anterior harus mempertahankan beberapa iregularitas yang teramati pada gigi alami, meski para psikolog menganggap bentuk-bentuk repetitive lebih memuaskan. Pengujian preferensi pasien menunjukkan bahwa simetri horizontal dipilih, sementara para dokter gigi memilih contoh-contoh
  • 11. simetri radiasi. Dalam aksus lain, disimpulkan bahwa garis tengah dental harus bertepatan dengan garis tengah fasial. 7. Estetika gingival Buruknya penampilan gingival bisa berdampak buruk bagi seluruh estetika dental. Kesehatan gingival bisa dioptimalkan dengan menghindari kontak gingival dengan bahan restoratif, dimana kebersihan oral pasien sudah cukup bagus. Jika batas-batas sub gingival dieprlukan, pelaksanaan prosedur klinis dan restorasi yang sempurna diperlukan. Pencapaian tujuan ini memerlukan pertimbangan beberapa faktor: penetapan kesehatan preprostetik yang baik, meminimalkan trauma gingival, reduksi gigi yang adekuat, dan konstruksi yang hati-hati terhadap restorasi provisional. Untuk teknik-teknik adhesif, tiga syarat untuk pencegahan iritasi gingival dengan batas-batas restorasi diusulkan, di antaranya adalah ketepatan batas optimal, ikatan kimia yang kuat terhadap dentin, dan penyelesaian restorasi yang adekuat. 4. PARAMETER ESTETIS Salah satu faktor yang berperan untuk menciptakan senyum yang baik adalah : o Faktor jenis kelamin Sedikit perbedaan dalam ukuran, bentuk dan posisi gigi rahang atas dapat menghasilkan karakteristik yang dramatis. Pada wanita, bentuk gigi insisivus maksila berbentuk bulat halus. Pada pria berbentuk kubus dan nampak tegas. o Faktor usia Pada usia muda, untuk gigi incisivus sentral maksila, sudut insisisal gigi tidak nampak, embrasure insisisal jelas dengan kroma rendah dan value tinggi. Pada usia tua untuk gigi incicivus sentral maksila bentuk gigi agak pendek, jumlah gigi yang terlihat saat senyum lebih sedikit, embrasure insisal minimal dengan kroma tinggi dan value rendah. o Faktor kepribadian. Sesorang yang memiliki kepribadian agresif dan pemarah cenderung memiliki bentuk gigi kaninus yang panjang dan tajam Seseorang yang memiliki kepribadian pasif cenderung memiliki gigi kaninus yang pendek, membulat dan halus.
  • 12. 5. ANALISA ESTETIS a. Pemeriksaan Subjektif/Anamnesa Anamnesa o Identitas pasien (umur,jenis kelamin,ras) o Keluhan utama (chief complain/main complain) o Riwayat gigi - geligi ( dental history ) o Riwayat penyakit (disease history) o Riwayat keluarga (family history) o Kebiasaan buruk (bad habit ) b. Pemeriksaan Objektif/ Pemeriksaan Klinis • Umum / General • Khusus / Lokal : a. Ekstra Oral : • Bentuk muka : simetris / asimetris • Tipe muka : Menurut Martin (Graber 1972) : – Brahisepali : lebar, persegi – Mesosepali : lonjong / oval – Oligisepali : panjang / sempit B.PEMERIKSAAN DALAM MULUT (INTRA ORAL) Aspek-aspek tersebut adalah:
  • 13. 1) Keadaan gigi-geligi; 2) Kelainan posisi gigi; 3) Kebersihan mulut; 4) Gusi; 5) Frenulum labial; 6) Lidah; 7) Jaringan Lunak langit-langit (mukosa palatal); 8) Tonsil (amandel); 9) Garis tengah (median); 10) Jarak gigit vertikal; 11) Jarak gigit horisontal; 12) Gigitan silang; 13) Celah antar gigi (diastema); 14) Kurva Spee ANALISIS SEFALOMETRI Analisis sefalometri terbagi dalam pemeriksaan sefalometri lateral dan frontal.Adapun kegunaan pemeriksaan sefalometri adalah untuk : 1) Mempelajari pertumbuhan dan perkembangan kraniofasial; 2) Mendiagnosis kelainan kraniofasial; 3) Mempelajari profil wajah; 4) Merencanakan perawatan ortodonti; 5) Evaluasi hasil perawatan ortodonti;
  • 14. 6) Merencanakan dan mengevaluasi hasil perawatan bedah ortognati; 7) Analisis fungsi sendi rahang; dan 8) Untuk tujuan penelitian. ANALISA FOTOGRAFI Fotografi profil (pandangan samping) dan frontal (pandangan depan) dilakukan untuk menganalisis hubungan antara jaringan keras di sekitar wajah dengan kontur jaringan lunak. Analisis profil dapat menjadi bahanpertimbangan apakah pasien akan dilakukan prosedur pencabutan gigi atau tidak. Analisis frontal memberikan informasi wajah yang simetris atau tidak. Pada keadaan wajah yang tidak simetris, akan menjadi bahan pertimbangan apakah akan dikoreksi hanya secara ortodonti, atau perlu kombinasi dengan pembedahan.
  • 15. Gambar 5. A dan B menunjukkan foto dan sketsa wajah yang tidak simetris. Gambar C menunjukkan titik-titik yang digunakan dalam melakukan analisa profil. ANALISIS MODEL CETAKAN GIGI Model cetakan gigi merupakan salah satu sumber informasi terpenting dalam perawatan ortodonti. Hasil cetakan gigi yang baik harus memperlihatkan susunan geligi dan daerah akar gigi setinggi mungkin. Dari cetakan ini dapat dipelajari bentuk lengkung rahang dan lengkung gigi, simetris/asimetris lengkung, posisi/malposisi setiap gigi, bentuk dan kedalaman langit-langit, bentuk dan ukuran gigi, dsb. Dalam keadaan oklusi (digigitkan), dapat menentukan klasifikasi maloklusi, hubungan garis median rahang atas rahang bawah, dll. Beberapa informasi yang paling dibutuhkan dari model cetakan gigi dalam menentukan rencana perawatan ortodonti adalah : 1. Analisis kesesuaian lengkung gigi terhadap lengkung rahang (Arch Lenght Discrepancy) 2. Analisis perbandingan ukuran gigi rahang atas rahang bawah (Analisis Bolton) 3. Analisis apakah rahang mengalami pelebaran atau penyempitan (Analisis Howes) 4. Analisis perlu tidaknya melakukan pencabutan (Analisis Pont) 5. Analisis gigi campuran (salah satunya analisis Moyers) c. Diagnostic records Diagnostic records meliputi : – Study Casts: • Study casts yang akurat digunakan untuk tahap selanjutnya apabila pasien tidak ada/ tanpa kehadiran pasien. – Radiographs : • Untuk mengetahui dukungan jaringan keras yang tidak terlihat dan posisi/relasi rahang. – Photographs : • Mengetahui bentuk muka dan analisa prifil pasien.
  • 16. Profil Muka • Tergantung kedudukan maxilla terhadap cranium, juga tergantung kedudukan mandibula terhadap maxilla. • Dikenal 3 macam profil muka : – Cembung ( Convex ) – Cekung ( Concaf ) – Lurus ( Straight ) • Untuk menentukan klasifikasi ini digunakan 4 titik: – Titik glabella – Titik symphisis – Titik Lip Contour atas – Titik Lip Contour bawah • Titik glabella dihubungkan dengan titik lip contour atas, titik lip contour bawah dihubungkan dengan symphisis. – Cembung : Kalau kedua garis membentuk sudut yang arah titik sudutnya kedepan. – Cekung: Kalau kedua garis tersebut membentuk sudut yang arah titik sudutnya kebelakang. – Lurus : Kalau kedua garis tidak membentuk sudut. Pemilihan warna gigi • Warna mempunyai 4 komponen : – HUE : – Chroma/Saturation – Value/Brilliance :
  • 17. – Translucency: • Pemilihan warna dapat menggunakan Shade Guide Teeth. 6. KOMPONEN SENYUM  Lip line, banyaknya penampilan vertikal gigi saat terseyum atau ketinggian bibir atas terhadap insisif sentral rahang atas. Smile line, relasi antara garis imajiner yang dibentuk oleh ujung insisal gigi anterior rahang atas dengan kontur bagian dalam bibir.
  • 18.  Frontal occlusal plane, garis yang dibentuk ujung gigi kaninus kanan ke ujung gigi kaninus kiri . Frontal occlusal plane optimal bila sejajar dengan interpupilla  Dental component, dental component pada senyum meliputi ukuran, bentuk proporsi, warna, kesejajaran, inklinasi, posisi midline, dan kesimetrisan lengkung  Gingival component, gingiva component pada senyum meliputi warna, kontur, ketinggian gingiva.  Lateral negative space, daerah gelap pada koridor bukal yang terbentuk antara gigi posterior dengan sudut mulut saat tersenyum Klasifikasi Estetik Garis Senyum  Garis senyum rendah, kurang dari 50% dari tinggi insisal gigi anterior atas, dan tidak ada margin gingiva yang terlihat pada senyum natural  Garis senyum medium, diantara 50% dan 100% dari tinggi insisal dari anterior atas, dan papila terlihat pada senyum natural.  Garis senyum tinggi, seluruh tinggi dari gigi anterior atas juga papila dan marginal gingiva terlihat pada senyum natural.  Gummy smile, seluruh tinggi dari gigi anterior atas dan sejumlah besar dari jaringan lunak terlihat
  • 19. LAPORAN TUTORIAL “DASAR-DASAR ESTETIKA” TUTOR: drg.RIFLAINI KELOMPOK V: ADDINA AINUL HAQ ADI NUGRAHA AGUSTINA NIMAS DESMESDIO DENOMERINDA DIRAHMATUL LAILA HANZALIANA IKA PUTRI WIRATAMA INTAN KAMALA AISYA MUTIA IPZARNI ROSA JULIASARI S FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS ANDALAS T.A 2012-2013
  • 20. DAFTAR PUSTAKA Ardhana, wayan.Prosedu Pemeriksaan Ortodontik.2009. Restorasi Estetik dan Kosmetik.Dep.konservasi gigi Univesitas Airlangga. Hamish thomson.Oklusi edition 2.1992.EGC: Jakarta.