1. Modul 1
Dasar-Dasar Estetika
Rini dan Santi, dua orang sahabat yang sudah lama tidak mengenali sahabatnya
karena terdapat perubahan yang menyolok pada wajah santi. Sewaktu SMP gigi Santi
tongos,berjejal, dan karies.
Sekarang Santi mempunyai oklusi stabil dengan susunan gigi harmonis, smile design
dengan lip line optimal dan lateral negative space ideal sehingga bila tersenyum terlihat lebih
cantik. Rini berpendapat Santi telah melakukan perawatan complete dentistry.
Bagaimana saudara menjelaskan kasus diatas?
2. Step 1. Terminologi
1. Smile Design : Proses pemeriksaan dan evaluasi lengkap pada jaringan lunak maupun
jaringan keras mulut serta tindakan perubahan yang akan memberikanpengaruh positif
pada keseluruhan estetika wajah.
2. Complete Dentistry : Pemeriksaan atau penyembuhan yang berkaitan dengan
kedokteran gigi secara lengkap dan meyeluruh.
3. Lateral Negative Space : Daerah gelap pada koridor bukal yang terbentuk antara gigi
posteriordengan sudut mulut pada saat tersenyum.
4. Lip line Optimal : Banyaknya penampilan vertikal gigi pada saat tersenyum
5. Oklusi stabil: Oklusi dalam keadaan seimbang dan mempunyai hubungan yang baik
dengan gigi antagonisnya sehingga akan memberikan fungsi kunyah dan bicara yang
baik.
Step 2. Merumuskan Masalah
1. Apa tujuan perawatan complete dentistry ?
2. Apa saja jenis-jenis perawatan complete dentistry?
3. Bagaiman kriteria suatu susunan gigi itu dapat dikatakan harmonis dan smile design
dengan lip line optimal?
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Estetis?
5. Apa saja jenis smile design lainnya selain yang disebutkan dalam skenario?
Step 3. Analisa Masalah
1. Tujuan Complete Dentistry :
- Menjaga agar gigi tetap sehat
- Fungsi yang nyaman dengan estetika yang optimal
- Menghilangkan keluhan dan rasa tidak nyaman pasien
- Bebas dari gangguan sistem mastikasi
- Menciptakan atau menjaga agar oklusi tetap stabil.
3. 2. Jenis Perawatan complete dentistry
Perbaikan dan penggantian gigi geligi , memperbaiki fungsinya agar kembali normal.
Perawatan pada sistem mastikasi seperti pada otot atau TMJ.
Contoh :
Pembuatan tambalan, inlay, mahkota atau jembatan untuk gigi-gigi yang mengalami
karies, fraktur atau atrisi.
3. Susunan gigi dikatakan harmonis jika :
- Gigi memiliki rasio lebar dan panjang yang ideal
- Kororna gigi geligi yang berkembang normal
- Jaringan disekitarnya berkembang normal
- Memiliki Golden Proportion
Lip Line Normal bila Upper Line menyentuh margin gingiva dan memperlihatkan
cerviko incisal gigi I sentral dengan sedikit gingiva interproximal.
4. Faktor yang mempengaruhi estetis :
a. Bentuk Gigi
b. Ukuran Gigi
c. Warna Gigi
d. Estetika Gingiva
e. Posisi Gigi
f. Midline
g. Visibilitas Gigi
h. Simetri
i. Lip Line
j. Posisi Senyum
4. 5. Jenis smile design
o smile line : relasi antara garis imajiner yang dibentuk oleh ujung insisal gigi anterior
rahang atas dengan kontur bagian dalam bibir saat tersenyum.
o Smile line optimal: kurva yang dibentuk insisal gigi anterior rahang atas menyentuh
atau paralel dengan border bibir bawah saat tersenyum sehingga akan
memperlihatakan youthful smile.
o Frontal occlusal plane: dataran oklusal frontal yang diwakili oleh garis yang dibentuk
ujung gigi kaninus kanan ke ujung kaninus kiri.
6. LEARNING OBJECTIVE
1. M4 Complete Dentistry
2. M4 Dasar-dasar Estetis
3. M4 Faktor-faktor yang mempengaruhi estetis
4. M4 Parameter Estetis
5. M4 Analisa Estetis
6. M4 Smile Design
1. COMPLETE DENTISTRY
Complete dentistry Perawatan gigi secara menyeluruh
Pemeriksaan yang menyeluruh tidak hanya melakukan pemeriksaan pada bagian yang
menjadi keluhan pasien. Tetapi diperhatikan juga aspek-aspek lain seperti : Hubungan
antar gigi, TMJ dan Otot.
Tujuan dari Complete Dentistry :
1. Menghilangkan keluhan dan rasa tidak nyaman pasien
2. Mempertahankan oklusi normal
3. Menjaga kesehatan jaringan periodontium
4. Bebas dari gangguan sistem mastikasi
5. Gigi geligi yang sehat
6. Oklusi yang stabil
7. TMJ yang stabil
8. Fungsi yang nyaman
9. Estetika yang optimal
Masing-masing tujuan tercapai, keberhasilan pengobatan terjamin seluruh sistem
yang sehat harmoni bentuk dan fungsi dan hubungan yang stabil pengobatan dapat
dianggap "lengkap".
Langkah yang paling penting dalam mencapai tujuan dari complete dentistry adalah
diagnosis dan analisa kasus dengan hati-hati untuk menentukan ketidakharmonisan,
ketidakstabilan, atau penyakit
7. 2. DASAR-DASAR ESTETIS
Estetik dalam Kedeokteran Gigi Integritas harmonis dari beberapa fungsi
fisiologis oral dengan penekanan yang sama sehingga didapatkan atau dihasilkan gigi
geligi yang ideal.
Faktor-faktor yang harus dipertimangkan dalam komposisi estetik kedokteran gigi :
o Bidang orientasi :
- Horizontal
- Vertikal
- Sagital
- Phonetik
o Elemen senyum
lebar/ luas senyum ditentukan oleh :
- lengkung bibir atas dan bawah
- posisi sudut mulut gigi anterior dan posterior
- lebar koridor bukal gingiva
o Proporsi
posisi gigi dalam lengkungnya berhubungan dengan lebar, panjang dan
bentuk gigi
o Simetris
dihubungkan dengan susunan, bentuk, ukuran, dan posisi gigi dalam arah
mesio-lateral sesuai midline.
3. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ESTETIS
1. Bentuk Gigi
Penetepan” bentuk gigi ideal” dianggap diharapkan, meski beberapa variasi
bentuk gigi yang dianggap sempurna secara estetis tidak selalu berdampak
merugikan. Meski demikian, beberapa bentuk dan struktur gigi nampak lebih
memuaskan daripada faktor lain; rasio panjang dan lebar 4:3 dianggap ideal meski
dimensi rata-rata gigi seri tengah maksilar rasionya 10:9. Meski demikian, juga
dipertimbangkan bahwa gigi memiliki rasio panjang dan lebar 5:4. Miller
menyimpulkan bahwa yang penting adalah bahwa gigi seri tengah atas dan bawah
8. harus memiliki lebar yang sama dan panjangnya melebihi lebar. Jika
mempertimbangkan lebar sebuah gigi dan gigi disebelahnya pada segmen anterior,
rasio 1,618:1 ( atau 89:55) dinilai sebagai yang paling memuaskan secara estetik (
Golden Proportion). Observasi ini juga disebut Golden Section dan Golden Mean.
Prinsip ini bisa dilihat dalam penampilan kepala bunga matahari, dimana 55 kurva
panjang melintasi 89 kurva yang lebih pendek. Parthenon menyatakan bahwa
semua bagian tersebut berada dalam proporsi 1,618:1. Pada 1202, Filius Bonacci
menunjukkan bahwa serangkaian angka ( angka Fibonacci) bisa diperoleh. Pertama
0 dan 1 ditambahkan untuk mencapai total 1 dan kemudian 1 dan 1 ditambahkan,
sehingga menghasilkan skor 2. Jumlah tersebut meningkat: 0, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21,
dst. Perkembangan alami dicapai ketika jumlah yang lebih besar dicapai, setiap
penambahannnya adalah 1,618 kali jumlah sebelumnya, ini disebut Golden
Proportion.
Di dalam pergigian, Golden Proportion menunjukkan bahwa lebar
gabungan dari gigi seri tengah dan lateral harus 1,618 kali lebar gigi seri tengah.
Didalam rasio ini lebar gigi seri tengah adalah ideal terhadap gigi seri lateral,
sementara gigi seri lateral berhubungan dengan gigi taring. Prinsip-prinsip tersebut
ditegaskan oleh Levin dalam pergigian yang dianggap memuaskan secara estetik.
Levin menggunakan set kaliper pada rasio konstan anatara bagian yang lebih besar
dan bagian yang lebih kecil. Golden Proportion bisa juga diterapkan pada mata dan
senyum.
Gigi maskulin dianggap meiliki sudut-sududt yang lebih persegi dan kurang
berluki dibandingkan gigi feminim. Meski demikian, ketika sebuah kelompok
dokter gigi dan pasien diminta untuk mengukur susunan gigi”maskulin” dan
“feminim”, semua subyek memilih organisasi maskulin. Oleh karena itu,
pentingnya perbedaan-perbedaan tersebut terlalu dilebih-lebihkan. Beberapa aspek
bentuk gigi lainnya mungkin relevan. Berkurangnya panjang gigi bisa merugukan
penampilan gigi, sementara pergeseran incisal titik kontak gigi anterior akibat dari
toot wear mungkin juga menimbulkan hilangnya kohesi estetik.
2. Ukuran Gigi
Ukuran gigi tidak hanya relevan dengan estetik dental tetapi juga dengan
estetik fasial. Sementara gigi harus proporsional satu sama lain ( vide supra ), gigi
9. juga harus proporsional dengan wajah, karena variasi kasar ukuran gigi terhadap
ukuran wajah berdampak buruk bagi estetika optimal.
3. Warna Gigi
Dentin bertanggung jawab atas warna gigi, sementara enamel hanya
berperan dalam memproyeksikan corak dasarnya, menggunakan batang
perpendikularnya dengan cara yang mirip pada system serat optik. Warna, seperti
juga bentuk, dianggap memiliki tiga dimensi. Bentuk memiliki dimensi panjang,
lebar dan tinggi, sementara warna memiliki dimensi Hue, Gchroma, dan Value,
yang umumnya kurang dipahami. Hue diartikan sebagai “ warna dasar sebuah
obyek, “chroma diartikan sebagai “tingkat kejenuhan hue” dan value diartikan
sebagai”kecerahan”. Hue merupakan dimensi yang paling mudah dimengerti, dan
diartikan SEBAGAI “kualitas dimana kita bisa membedakan satu keluarga warna
dari yang lain, seperti merah dari kuning, hijau dari ungu dan biru. Value dan
Chroma merupakan konsep yang lebih sulit untuk dimenegrti dan seringkali
dipahami secara rancu. Satu pendekatan adalah menganggap Chroma sebagai “
kualitas dimana kita bisa membedakan warna kuat dari warna lemah, intensitas
warna, dimana Value adalah “kualitas dimana kita bisa membedakan warna terang
dari warna gelap”. Dan secara teoritis tanpa warna, berkisar dari putih hingga
hitam, putih merupakan Value tertinggi dan hitam merupakan value terendah.
Karena enamel menutupi gigi secara utuh dan tidak berwarna, maka enamel
merupakan yang paling logis utnuk ditunjuk pada dimensi Value. Restorasi gigi
anterior mungkin menunjukkan tantangan yang berarti jika penampilan
polikromatik tidak mungkin untuk membandingkan warna sebuah gigi hanya
dengan menggunakan satu corak bahan restoratif, dan hasil yang memuaskan
mungkin paling baik didapatkan dengan penggunaan beragam corak. Oleh karena
itu, pewarna dan opaquer yang digunakan dengan bahan resin campuran bisa
menghasilkan distribusi warna yang realstik. Pilihan corak, dan transfer yang benar
ke apra teknisi, adalah kepentingan tertinggi dalam hal mahkota gigi keramik.
Karena hasil-hasil sebuah studi yang mempraktekkan personel dental menunjukkan
bahwa 9,3% responden pria, tapi tak satupun responden wanita, menunjukkan
kekurangan visi-warna, sebuah tim yang membandingkan corak mungkin cocok.
4. Posisi Gigi
10. Secord dan Backman mencatat bahwa faktor-faktor penampilan
berhubungan langsung dengan kesejajaran gigi dengan rangking rendah pada daftar
atribut fisik; protrusi gigi maksilar dan kelurusan gigi berada pada urutan 28 dan 33
secara berurutan, dalam daftar 34 variabel. Persepsi individu atas penampilan
dentalnya sangat kompleks. Sebuah investigasi terhadap pria swedia berusia 18
tahun menunjukkan kesadaran tinggi atas anomaly-anomali tertentu, seperti
tanggalnya gigi atau malformasi gigi, tetapi kesadaran yang rendah untuk factor
lain seperti meningkatnya overjet dan gigitan terbuka anterior. Sebagian besar
orang tidak sadar akan anomaly dan hanya 4% yang menganggap bahwa mereka
membutuhkan treatmen ortodontik, meski kebutuhan obyektif diletakkan pada
60%. Ketidakteraturan posisi gigi dipahami secara berbeda oleh dokter dan pasien.
Beberapa ketidakteraturan bisa diterima oleh ebberapa kelompok,.
5. Visibilitas gigi
Terlihatnya gigi, ketika bibir dan rahang beristirahat, dianggap sebagai hal
penting dalam estetika dental. Faktor-faktor yang berhubungan antara lain bunyi
otot dan riasan skeletal seperti juga panjang, bentuk dan posisi gigi. Terlihatnya
gigi nampak lebih signifikan bagi wanita daripada pria, karena rata-rata terlihatnya
gigi seri tengah maksilar terhitung 1,91mm untuk pria dan 3,40mm untuk wanita.
Panjang gigi seri tengah maksilar yang nampak rata-rata berkurang seiring usia,
sebagaimana gigi seri mandibular meningkat. Garis bibir dan garis senyum juga
relevan, dan karena batas-batas restorasi bisa jelas, ada sebuah argumen untuk
penempatan subgigivalnya. Meski demikian, jika batas-batas mahkota gigi tidak
nampak saat tersenyum, survei terhadap 383 pasien menunjukkan bahwa 15% pria
dan 11% wanita masih keberatan jika batas-batas tersebut supragingival. Garis
senyum dan garis bibir harus diuji sebelum permulaan preparasi gigi dan
keuntungan-keuntungan estetik dan kerugian-kerugian periodontal pada level
penempatan margin harus dibicarakan dengan pasien.
6. Simetri
Setiap konsep estetika mesti mempertimbangkan simetri. Ditunjukkan
bahwa mahkota gigi anterior harus mempertahankan beberapa iregularitas yang
teramati pada gigi alami, meski para psikolog menganggap bentuk-bentuk
repetitive lebih memuaskan. Pengujian preferensi pasien menunjukkan bahwa
simetri horizontal dipilih, sementara para dokter gigi memilih contoh-contoh
11. simetri radiasi. Dalam aksus lain, disimpulkan bahwa garis tengah dental harus
bertepatan dengan garis tengah fasial.
7. Estetika gingival
Buruknya penampilan gingival bisa berdampak buruk bagi seluruh estetika
dental. Kesehatan gingival bisa dioptimalkan dengan menghindari kontak gingival
dengan bahan restoratif, dimana kebersihan oral pasien sudah cukup bagus. Jika
batas-batas sub gingival dieprlukan, pelaksanaan prosedur klinis dan restorasi yang
sempurna diperlukan. Pencapaian tujuan ini memerlukan pertimbangan beberapa
faktor: penetapan kesehatan preprostetik yang baik, meminimalkan trauma
gingival, reduksi gigi yang adekuat, dan konstruksi yang hati-hati terhadap
restorasi provisional. Untuk teknik-teknik adhesif, tiga syarat untuk pencegahan
iritasi gingival dengan batas-batas restorasi diusulkan, di antaranya adalah
ketepatan batas optimal, ikatan kimia yang kuat terhadap dentin, dan penyelesaian
restorasi yang adekuat.
4. PARAMETER ESTETIS
Salah satu faktor yang berperan untuk menciptakan senyum yang baik adalah :
o Faktor jenis kelamin
Sedikit perbedaan dalam ukuran, bentuk dan posisi gigi rahang atas dapat
menghasilkan karakteristik yang dramatis. Pada wanita, bentuk gigi insisivus
maksila berbentuk bulat halus. Pada pria berbentuk kubus dan nampak tegas.
o Faktor usia
Pada usia muda, untuk gigi incisivus sentral maksila, sudut insisisal gigi tidak
nampak, embrasure insisisal jelas dengan kroma rendah dan value tinggi.
Pada usia tua untuk gigi incicivus sentral maksila bentuk gigi agak pendek,
jumlah gigi yang terlihat saat senyum lebih sedikit, embrasure insisal minimal
dengan kroma tinggi dan value rendah.
o Faktor kepribadian.
Sesorang yang memiliki kepribadian agresif dan pemarah cenderung memiliki
bentuk gigi kaninus yang panjang dan tajam
Seseorang yang memiliki kepribadian pasif cenderung memiliki gigi kaninus
yang pendek, membulat dan halus.
12. 5. ANALISA ESTETIS
a. Pemeriksaan Subjektif/Anamnesa
Anamnesa
o Identitas pasien (umur,jenis kelamin,ras)
o Keluhan utama (chief complain/main complain)
o Riwayat gigi - geligi ( dental history )
o Riwayat penyakit (disease history)
o Riwayat keluarga (family history)
o Kebiasaan buruk (bad habit )
b. Pemeriksaan Objektif/ Pemeriksaan Klinis
• Umum / General
• Khusus / Lokal :
a. Ekstra Oral :
• Bentuk muka : simetris / asimetris
• Tipe muka : Menurut Martin (Graber 1972) :
– Brahisepali : lebar, persegi
– Mesosepali : lonjong / oval
– Oligisepali : panjang / sempit
B.PEMERIKSAAN DALAM MULUT (INTRA ORAL)
Aspek-aspek tersebut adalah:
13. 1) Keadaan gigi-geligi;
2) Kelainan posisi gigi;
3) Kebersihan mulut;
4) Gusi;
5) Frenulum labial;
6) Lidah;
7) Jaringan Lunak langit-langit (mukosa palatal);
8) Tonsil (amandel);
9) Garis tengah (median);
10) Jarak gigit vertikal;
11) Jarak gigit horisontal;
12) Gigitan silang;
13) Celah antar gigi (diastema);
14) Kurva Spee
ANALISIS SEFALOMETRI
Analisis sefalometri terbagi dalam pemeriksaan sefalometri lateral dan
frontal.Adapun kegunaan pemeriksaan sefalometri adalah untuk :
1) Mempelajari pertumbuhan dan perkembangan kraniofasial;
2) Mendiagnosis kelainan kraniofasial;
3) Mempelajari profil wajah;
4) Merencanakan perawatan ortodonti;
5) Evaluasi hasil perawatan ortodonti;
14. 6) Merencanakan dan mengevaluasi hasil perawatan bedah ortognati;
7) Analisis fungsi sendi rahang; dan
8) Untuk tujuan penelitian.
ANALISA FOTOGRAFI
Fotografi profil (pandangan samping) dan frontal (pandangan depan)
dilakukan untuk menganalisis hubungan antara jaringan keras di sekitar wajah
dengan kontur jaringan lunak. Analisis profil dapat menjadi
bahanpertimbangan apakah pasien akan dilakukan prosedur pencabutan
gigi atau tidak. Analisis frontal memberikan informasi wajah yang simetris
atau tidak. Pada keadaan wajah yang tidak simetris, akan menjadi bahan
pertimbangan apakah akan dikoreksi hanya secara ortodonti, atau perlu
kombinasi dengan pembedahan.
15. Gambar 5. A dan B menunjukkan foto dan sketsa wajah yang tidak simetris.
Gambar C menunjukkan titik-titik yang digunakan dalam melakukan analisa
profil.
ANALISIS MODEL CETAKAN GIGI
Model cetakan gigi merupakan salah satu sumber informasi terpenting dalam
perawatan ortodonti. Hasil cetakan gigi yang baik harus memperlihatkan
susunan geligi dan daerah akar gigi setinggi mungkin. Dari cetakan
ini dapat dipelajari bentuk lengkung rahang dan lengkung gigi,
simetris/asimetris lengkung, posisi/malposisi setiap gigi, bentuk dan
kedalaman langit-langit, bentuk dan ukuran gigi, dsb. Dalam keadaan oklusi
(digigitkan), dapat menentukan klasifikasi maloklusi, hubungan garis
median rahang atas rahang bawah, dll.
Beberapa informasi yang paling dibutuhkan dari model cetakan gigi dalam
menentukan rencana perawatan ortodonti adalah :
1. Analisis kesesuaian lengkung gigi terhadap lengkung rahang (Arch Lenght
Discrepancy)
2. Analisis perbandingan ukuran gigi rahang atas rahang bawah (Analisis
Bolton)
3. Analisis apakah rahang mengalami pelebaran atau penyempitan (Analisis
Howes)
4. Analisis perlu tidaknya melakukan pencabutan (Analisis Pont)
5. Analisis gigi campuran (salah satunya analisis Moyers)
c. Diagnostic records
Diagnostic records meliputi :
– Study Casts:
• Study casts yang akurat digunakan untuk tahap selanjutnya apabila
pasien tidak ada/ tanpa kehadiran pasien.
– Radiographs :
• Untuk mengetahui dukungan jaringan keras yang tidak terlihat dan
posisi/relasi rahang.
– Photographs :
• Mengetahui bentuk muka dan analisa prifil pasien.
16. Profil Muka
• Tergantung kedudukan maxilla terhadap cranium, juga tergantung kedudukan
mandibula terhadap maxilla.
• Dikenal 3 macam profil muka :
– Cembung ( Convex )
– Cekung ( Concaf )
– Lurus ( Straight )
• Untuk menentukan klasifikasi ini digunakan 4 titik:
– Titik glabella
– Titik symphisis
– Titik Lip Contour atas
– Titik Lip Contour bawah
• Titik glabella dihubungkan dengan titik lip contour atas, titik lip contour
bawah dihubungkan dengan symphisis.
– Cembung : Kalau kedua garis membentuk sudut yang arah titik sudutnya
kedepan.
– Cekung: Kalau kedua garis tersebut membentuk sudut yang arah titik
sudutnya kebelakang.
– Lurus : Kalau kedua garis tidak membentuk sudut.
Pemilihan warna gigi
• Warna mempunyai 4 komponen :
– HUE :
– Chroma/Saturation
– Value/Brilliance :
17. – Translucency:
• Pemilihan warna dapat menggunakan Shade Guide Teeth.
6. KOMPONEN SENYUM
Lip line, banyaknya penampilan vertikal gigi saat terseyum atau ketinggian
bibir atas terhadap insisif sentral rahang atas.
Smile line, relasi antara garis imajiner yang dibentuk oleh ujung insisal gigi anterior
rahang atas dengan kontur bagian dalam bibir.
18. Frontal occlusal plane, garis yang dibentuk ujung gigi kaninus kanan ke ujung
gigi kaninus kiri . Frontal occlusal plane optimal bila sejajar dengan
interpupilla
Dental component, dental component pada senyum meliputi ukuran, bentuk proporsi,
warna, kesejajaran, inklinasi, posisi midline, dan kesimetrisan lengkung
Gingival component, gingiva component pada senyum meliputi warna, kontur,
ketinggian gingiva.
Lateral negative space, daerah gelap pada koridor bukal yang terbentuk antara gigi
posterior dengan sudut mulut saat tersenyum
Klasifikasi Estetik Garis Senyum
Garis senyum rendah, kurang dari 50% dari tinggi insisal gigi anterior atas, dan tidak
ada margin gingiva yang terlihat pada senyum natural
Garis senyum medium, diantara 50% dan 100% dari tinggi insisal dari anterior atas,
dan papila terlihat pada senyum natural.
Garis senyum tinggi, seluruh tinggi dari gigi anterior atas juga papila dan marginal
gingiva terlihat pada senyum natural.
Gummy smile, seluruh tinggi dari gigi anterior atas dan sejumlah besar dari jaringan
lunak terlihat
19. LAPORAN TUTORIAL
“DASAR-DASAR ESTETIKA”
TUTOR: drg.RIFLAINI
KELOMPOK V:
ADDINA AINUL HAQ
ADI NUGRAHA
AGUSTINA NIMAS
DESMESDIO DENOMERINDA
DIRAHMATUL LAILA
HANZALIANA
IKA PUTRI WIRATAMA
INTAN KAMALA AISYA
MUTIA IPZARNI
ROSA JULIASARI S
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS ANDALAS
T.A 2012-2013
20. DAFTAR PUSTAKA
Ardhana, wayan.Prosedu Pemeriksaan Ortodontik.2009.
Restorasi Estetik dan Kosmetik.Dep.konservasi gigi Univesitas Airlangga.
Hamish thomson.Oklusi edition 2.1992.EGC: Jakarta.