SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  180
Télécharger pour lire hors ligne
ANALISIS DAMPAK JANGKA PANJANG MERGER DAN AKUISISI
     TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
      PENGAKUSISI DAN PERUSAHAAN DIAKUISISI
            DI BURSA EFEK JAKARTA (BEJ)




                        SKRIPSI




                            oleh

            Nama                   : Murni Hadiningsih
            Nomor Mahasiswa        : 03311088
            Program Studi          : Manajemen
            Bidang Konsentrasi     : Keuangan




           UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
                FAKULTAS EKONOMI
                    YOGYAKARTA
                            2007
ANALISIS DAMPAK JANGKA PANJANG MERGER DAN AKUISISI
       TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
        PENGAKUSISI DAN PERUSAHAAN DIAKUISISI
                DI BURSA EFEK JAKARTA (BEJ)


                               SKRIPSI


         ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat ujian akhir
  guna memperoleh gelar sarjana Strata-1 di Program Studi Manajemen,
            Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia




                                 oleh

                 Nama                   : Murni Hadiningsih
                 Nomor Mahasiswa        : 03311088
                 Program Studi          : Manajemen
                 Bidang Konsentrasi     : Keuangan




                UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
                      FAKULTAS EKONOMI
                           YOGYAKARTA
                                 2007
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME



“Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan orang lain untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu

Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara

tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam referensi. Apabila kemudian

hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar, saya sanggup menerima

hukuman/sanksi apapun sesuai peraturan yang berlaku.”




                                                    Yogyakarta, Agustus 2007

                                                              Penulis,




                                                           Murni Hadiningsih
HALAMAN MOTTO



       “ Allah tidak akan membebani seseorang kecuali sepadan dengan
  kemampuannya. Bagi seseorang, pahala yang ia buat dan baginya pula dosa
yang ia buat. Wahai Tuhan kami, janganlah kami disiksa karena kami lalai atau
  keliru. Ya Tuhan kami, jangan Engkau bebankan kepada kami beban berat,
  sebagaimana Engkau bebankan kepada orang sebelum kami. Dan janganlah
  pula Kau bebankan kepada kami sesuatu yang tidak mampu kami lakukan.
  Maafkan dan ampunilah serta kasihanilah kami, Engkau Pelindung Kami.
  Tolonglah kami menghadapi orang-orang yang kafir”. (QS. Al Baqarah:286)



    “Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan”. (QS. Al Insyiroh:6)



                     “Setiap ada usaha, pasti ada jalan”
HALAMAN PERSEMBAHAN




Hasil karya ‘besar’ ini kupersembahkan kepada:

        •   Allah   SWT      atas   kekuatan     dan

  kemudahan yang Ia berikan.

        •   Bapak dan ibuku tercinta yang telah

            memberi      kasih   sayang,   doa   dan

            perhatian.
ABSTRAK


        Dalam penelitian ini judul yang diambil adalah Analisis Dampak Jangka
Panjang Merger dan Akuisisi terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakusisi
dan Perusahaan Diakuisisi di Bursa Efek Jakarta. Tujuan Penelitian dengan judul
tersebut adalah untuk mengetahui pengaruh aksi perusahaan dalam melakukan
merger dan akuisisi terhadap kinerja keuangan perusahaan pengakusisi dan
perusahaan yang diakusisisi dalam jangka panjang dengan pertimbangan sinergi
yang diharapkan dapat terlihat dalam jangka panjang.
        Kinerja keuangan pada penelitian ini diukur dengan menggunakan rasio
keuangan yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage dan rasio
profitabilitas dan return saham dengan jangka waktu satu tahun sebelum, satu dan
dua tahun sesudah merger dan akuisisi. Sampel pada penelitian ini terdiri dari 14
perusahaan pengakuisisi dan 12 perusahaan yang diakuisisi
        Dari hasil analisis diketahui bahwa tidak ada perbedaan secara signifikan
rasio keuangan secara menyeluruh antara satu tahun dengan satu tahun sesudah
dan satu tahun sebelum merger dan akuisisi baik pada perusahaan pengakuisisi
dan perusahaan yang diakuisisi. Pada sisi return saham, Average Abnormal
Return (AAR) pada perusahaan pengakuisisi mengalami penurunan signifikan
pada masa menjelang dan sesudah peristiwa merger dan akuisisi, sedangkan pada
perusahaan yang diakuisisi tidak terjadi perubahan secara menyeluruh dengan
adanya peristiwa merger dan akuisisi.
        Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan secara umum bahwa
merger dan akuisisi tidak berpengaruh secara signifikan pada kinerja keuangan
yang diproksikan dengan rasio keuangan dan return saham pada perusahaan
pengakuisisi dan perusahaan diakuisisi. Sinergi yang diharapkan tidak tercapai.
Hal ini mungkin dikarenakan lemahnya strategi, kurangnya pengalaman merger
dan akuisisi pada perusahaan pengakuisisi dan faktor non ekonomis yaitu untuk
menyelamatkan perusahaan target dari kebangkrutan.
KATA PENGANTAR




Assalamu’alaikum Wr. Wb.

         Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan

karunianya-Nya kepada penulis. Salam dan sholawat kepada Nabi Muhammad

SAW beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya sampai hari pembalasan

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Dampak

Jangka Panjang Merger dan Akuisisi terhadap Kinerja Keuangan

Perusahaan Pengakusisi dan Perusahaan Diakuisisi di Bursa Efek Jakarta

(BEJ)”.

         Skripsi ini disusun guna melengkapi persyaratan untuk mendapatkan gelar

kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.

Dalam proses penulisan skripsi ini, terdapat beberapa hambatan dan kesulitan.

Namun semangat, ketekunan, kerja keras, dorongan dan bantuan dari berbagai

pihak.

         Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis hendak mengucapkan banyak

terima kasih khususnya kepada :

1. Bapak Drs. H. Asma’i Ishak, M.Bus.,Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ekonomi

   Universitas Islam Indonesia.
2. Bapak Dr. Zaenal Arifin, M.Si selaku Ketua Jurusan sekaligus dosen

   pembimbing yang telah dengan sabar memberi pengarahan, koreksi dan

   bimbingan dalam proses penyusunan skripsi ini.

3. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan kasih sayang, dukungannya

   kepada penulis dalam mengerjakan skripsi ini. Beserta kakak-kakakku yang

   telah memberi dorongan bagi penulis untuk mengerjakan skripsi ini.

4. Teman-teman manajemen angkatan 2003, elli, mey, vita, dita, jaza, sista, dan

   teman-teman lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

5. Teman-teman KKN angkatan 32 unit 21.

6. Kepada para pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung

   membantu dalam penyusunan skripsi ini.

       Penulis menyadari bahwa dalam penyususunan skripsi ini masih banyak

kekurangannya. Mungkin hal ini karena terbatasnya pengetahuan maupun

pengalaman penulis. Oleh karena itu penulis mohon maaf sesbesar-besarnya dan

penulis dengan terbuka menerima saran dan kritik yang sifatnya memperbaiki.

Semoga hasil penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

membutuhkan di masa mendatang.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.



                                                    Yogyakarta, Agustus 2007




                                                                 Penulis
DAFTAR ISI



                                                                                                            Halaman
HALAMAN SAMPUL DEPAN SKRIPSI..................................................                                 i
HALAMAN JUDUL SKRIPSI....................................................................                      ii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME.................................................                                  iii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI......................................................                               iv
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI.........................................                                      v
HALAMAN MOTTO.................................................................................                 vi
HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................                          vii
ABSTRAK..................................................................................................    viii
KATA PENGANTAR................................................................................                ix
DAFTAR ISI...............................................................................................      xi
DAFTAR TABEL.......................................................................................          xiii
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................                xiv


BAB I. PENDAHULUAN
              1.1. Latar Belakang Masalah.....................................................                 1
              1.2. Rumusan Masalah Penelitian..............................................                    4
              1.3. Tujuan Penelitian................................................................           4
              1.4. Manfaat Penelitian.............................................................             4
              1.5. Sistematika Penulisan.........................................................              5


BAB II. KAJIAN PUSTAKA
              2.1. Landasan Teori...................................................................           7
              2.2. Hasil Penelitian Terdahulu.................................................                27
              2.3. Formulasi Hipotesis...........................................................            29
BAB III. METODE PENELITIAN
            3.1. Populasi dan Sampel..........................................................             30
            3.2. Data dan Sumber Data.......................................................               32
            3.3. Definisi Operasional Variabel Penelitian..........................                        33
            3.4. Alat Analisisis...................................................................        34
            3.5. Teknik Analisis Data........................................................              37


BAB VI. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
            4.1. Analisis Rasio Likuiditas...................................................              38
            4.2. Analisis Rasio Aktivitas....................................................              45
            4.3. Analisis Rasio Leverage....................................................               56
            4.4. Analisis Rasio Profitabilitas..............................................               59
            4.5. Analisis Return Saham......................................................               72


BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
            5.1. Kesimpulan.......................................................................         80
            5.2. Saran..................................................................................   82


DAFTAR PUSTAKA..............................................................................               83


LAMPIRAN
DAFTAR TABEL


Tabel                                                                                                      Halaman
3.1.    Daftar perusahaan pengakuisisi tahun 2000-2004.............................                             31
3.2.    Daftar perusahaan diakuisisi tahun 2000-2004..................................                          32
4.1.    Current Ratio Perusahaan Pengakuisisi.............................................                      39
4.2.    Uji Paired SampleT-Test: Current ratio Perusahaan Pengakuisisi.....                                     39
4.3.    Current Ratio Perusahaan Diakuisisi.................................................                    40
4.4.    Uji Paired SampleT-Test: Current ratio Perusahaan Diakuisisi.......                                     41
4.5.    Quick Ratio Perusahaan Pengakuisisi...............................................                      42
4.6.    Uji Paired SampleT-Test: Quick ratio Perusahaan Pengakuisisi......                                      42
4.7.    Quick Ratio Perusahaan Diakuisisi...................................................                    43
4.8.    Uji Paired SampleT-Test: Quick ratio Perusahaan Diakuisisi..........                                    44
4.9.    Fixed asset turn over Perusahaan Pengakuisisi................................ 46
4.10. Uji Paired SampleT-Test: Fixed asset turnover Perusahaan
         Pengakuisisi......................................................................................     46
4.11. Fixed asset turn over Perusahaan Diakuisisi................................... 47
4.12. Uji Paired SampleT-Test: Fixed asset turnover Perusahaan
         Diakuisisi.........................................................................................    48
4.13. Total asset turn over Perusahaan Pengakuisisi................................ 49
4.14. Uji Paired SampleT-Test: Total asset turn over Perusahaan
         Pengakuisisi......................................................................................     49
4.15. Total asset turn over Perusahaan Diakuisisi.................................... 50
4.16. Uji Paired SampleT-Test: Total asset turn over Perusahaan
         Diakuisisi..........................................................................................   50
4.17. Debt to total asset ratio Perusahaan Pengakuisisi........................... 53
4.18. Uji Paired SampleT-Test: Debt to total asset ratio Perusahaan
         Pengakuisisi......................................................................................     53
4.19. Debt to total asset ratio Perusahaan Diakuisisi............................... 54
4.20. Uji Paired SampleT-Test: Debt to total asset ratio Perusahaan
         Diakuisisi.........................................................................................    55
4.21. Debt to total equity ratio Perusahaan Pengakuisisi..........................                              56
4.22. Uji Paired SampleT-Test: Debt to total equity ratio Perusahaan
         Pengakuisisi......................................................................................     56
4.23. Debt to total equity Perusahaan Diakuisisi..................................... 57
4.24. Uji Paired SampleT-Test: Debt to total equity ratio Perusahaan
        Diakuisisi..........................................................................................   58
4.25. Operating profit margin Perusahaan Pengakuisisi........................... 60
4.26. Uji Paired SampleT-Test: Operating profit margin Perusahaan
        Pengakuisisi......................................................................................     60
4.27. Operating profit margin Perusahaan Diakuisisi............................... 61
4.28. Uji Paired SampleT-Test: Operating profit margin Perusahaan
        Diakuisisi..........................................................................................   62
4.29. Net profit margin Perusahaan Pengakuisisi..................................... 63
4.30. Uji Paired SampleT-Test: Net profit margin Perusahaan
        Pengakuisisi......................................................................................     63
4.31. Net profit margin Perusahaan Diakuisisi......................................... 64
4.32. Uji Paired SampleT-Test: Net profit margin Perusahaan
        Diakuisisi..........................................................................................   64
4.33. Return on investment Perusahaan Pengakuisisi............................... 66
4.34. Uji Paired SampleT-Test: Return on investment Perusahaan
        Pengakuisisi......................................................................................     66
4.35. Return on investment Perusahaan Diakuisisi................................... 67
4.36. Uji Paired SampleT-Test: Return on investment Perusahaan
        Diakuisisi..........................................................................................   67
4.37. Return on equity Perusahaan Pengakuisisi...................................... 69
4.38. Uji Paired SampleT-Test: Return on equity Perusahaan
        Pengakuisisi......................................................................................     69
4.39. Return on equity Perusahaan Diakuisisi.......................................... 70
4.40. Uji Paired SampleT-Test: Return on equity Perusahaan
        Diakuisisi..........................................................................................   70
4.41. Pengujian Rata-Rata Abnormal Return Perusahaan Pengakuisisi.... 73
4.42. Pengujian Rata-Rata Abnormal Return Perusahaan Diakuisisi........ 75
4.43. Uji Paired Sample T-Test Rata-Rata Abnormal Return
        Pengakuisisi....................................................................................... 78
4.44. Uji Paired Sample T-Test Rata-Rata Abnormal Return
        Diakuisisi..........................................................................................   79
DAFTAR LAMPIRAN


Lampiran I    Ringkasan Laporan Keuangan dan Perhitungan Rasio Keuangan
Lampiran II   Data Return Saham, Return Pasar dan Abnormal Return
Lampiran III Hasil Uji Statistik Abnormal Return dengan One Sample T-Test
BAB I

                               PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Masalah

       Adanya globalisasi dan persaingan bebas menuntut setiap perusahaan

untuk selalu mengembangkan strateginya agar dapat bertahan hidup, berkembang

dan   berdaya   saing.   Strategi   bersaing   yang   berusaha   mengembangkan

(membesarkan) perusahaan sesuai dengan ukuran besaran yang disepakati untuk

mencapai tujuan jangka panjang perusahaan disebut strategi pertumbuhan.

Strategi ini dapat dilaksanakan melalui pertumbuhan internal atau merger dan

akuisisi (Muhammad, 2004).

       Pertumbuhan internal dilakukan dengan cara memperluas kegiatan

perusahaan yang sudah ada, misalnya dengan cara menambahkan kapasitas

pabrik, menambah produk atau mencari pasar baru. Sementara merger dilakukan

dengan menggabungkan dua atau lebih perusahaan dimana salah satu nama

perusahaan yang bergabung tetap digunakan sedangkan yang lain dihilangkan dan

akuisisi dilakukan dengan pembelian seluruh atau sebagian kepemilikan suatu

perusahaan.

       Di Amerika Serikat, aktivitas merger dan akuisisi merupakan hal biasa

terjadi. Bahkan di era 1980an telah terjadi kira-kira 55.000 aktivitas sehingga

tahun 1980an sering disebut sebagai dekade merger mania (Hitt, 2002). Sementara

di Indonesia aktivitas merger dan akuisisi mulai marak dilakukan seiring dengan

majunya pasar modal di Indonesia. Beberapa contoh perusahaan di Bursa Efek




                                        1
Jakarta (BEJ) yang melakukan merger dan akuisisi diantaranya adalah PT Semen

Gresik yang mengakuisisi PT Semen Padang, PT Gudang Garam merger dengan

PT Surya Pamenang dan PT Nutricia yang mengakuisisi PT Sari Husada.

        Alasan perusahaan lebih tertarik memilih merger dan akuisisi sebagai

strateginya daripada pertumbuhan internal adalah karena merger dan akuisisi

dianggap jalan cepat untuk mewujudkan tujuan perusahaan dimana perusahaan

tidak perlu memulai dari awal suatu bisnis baru. Merger dan akuisisi juga

dianggap dapat menciptakan sinergi, yaitu nilai keseluruhan perusahaaan setelah

merger dan akuisisi yang lebih besar daripada penjumlahan nilai masing-masing

perusahaan sebelum merger dan akuisisi. Selain itu merger dan akuisisi dapat

memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan antara lain peningkatan

kemampuan dalam pemasaran, riset, skill manajerial, transfer teknologi, dan

efisiensi berupa penurunan biaya produksi.

        Untuk menilai bagaimana keberhasilan merger dan akuisisi yang

dilakukan, kita dapat melihatnya dari kinerja perusahaan yang melakukan merger

dan akuisisi, terutama kinerja keuangan. Beberapa penelitian mengenai pengaruh

merger dan akuisisi terhadap kinerja keuangan di Indonesia diantaranya adalah

Payamta dan Setiawan (2004) yang meneliti kinerja keuangan perusahaan yang

melakukan merger dan akuisisi dari rasio-rasio keuangan dan return saham di

sekitar peristiwa terjadi.

        Hasil penelitiannya menunjukkan rasio-rasio keuangan dua tahun sebelum

dan sesudah peristiwa merger dan akuisisi tidak mengalami perubahan yang

signifikan. Sedangkan abnormal return saham sebelum pengumuman merger dan




                                       2
akuisisi positif, namun setelah pengumuman merger dan akuisisi justru negatif.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Widjanarko (2006) yang

menunjukkan tidak ada perubahan yang signifikan dari kinerja keuangan

perusahaan yang diproksikan dari rasio-rasio keuangan dua tahun sebelum dan

sesudah merger dan akuisisi.

       Penelitian yang membandingkan antara akuisitor dan non akuisitor

dilakukan Wibowo dan Pakereng (2001) yang meneliti return saham perusahaan

akuisitor dan non akuisitor, hasilnya menunjukkan bahwa baik akuisitor dan non

akuisitor sama-sama memperoleh abnormal return yang negatif di seputar

pengumuman merger dan akuisisi. Penelitian lainnya dilakukan Sutrisno dan

Sumarsih (2004) yang meneliti return saham perusahaan yang melakukan merger

dan akuisisi dalam jangka panjang yaitu dengan jangka waktu pengamatan satu

tahun sebelum dan dua tahun sesudah merger dan akuisisi, menunjukkan hasilnya

bahwa merger dan akuisisi memberi pengaruh pada return saham yang bisa

bernilai positif dan negatif walaupun tidak signifikan secara statistik.

     Atas pertimbangan berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, peneliti

tertarik untuk meneliti pengaruh merger dan akuisisi dengan membandingkan

pengaruhnya terhadap pengakuisisi dan yang diakuisisi. Disamping itu mengenai

pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja keuangan dalam jangka panjang,

baik dari rasio-rasio keuangan maupun         return saham dengan pertimbangan

bahwa sinergi yang diharapkan terjadi dalam jangka panjang. Dari pertimbangan-

pertimbangan tersebut, maka peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian

dengan judul skripsi: “Analisis Dampak Jangka Panjang Merger dan Akuisisi




                                          3
terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi dan Perusahaan

Diakuisisi di Bursa Efek Jakarta (BEJ)”.



1.2 Rumusan Masalah Penelitian

        Mengacu pada latar belakang masalah maka rumusan masalah yang

disampaikan dalam penelitian ini adalah:

   a.    Bagaimana pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja keuangan

         perusahaan pengakuisisi dalam jangka panjang ?

   b.    Bagaimana pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja keuangan

         perusahaan diakuisisi dalam jangka panjang ?



1.3 Tujuan Penelitian

        Tujuan dari penelitian ini adalah:

   a.    Mengetahui pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja keuangan

         perusahaan pengakuisisi dalam jangka panjang.

   b.    Mengetahui pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja keuangan

         perusahaan diakuisisi dalam jangka panjang.



1.4 Manfaat Penelitian

        Manfaat penelitian ini adalah :

   a. Bagi investor.




                                             4
Investor dapat mengetahui pengaruh aksi perusahaan dalam melakukan

       merger dan akuisisi terhadap fundamental perusahaan melalui kinerja

       keuangan.

   b. Bagi manajer.

       Sebagai pertimbangan dalam memutuskan merger dan akuisisi sebagai

       strategi perusahaan.



1. 5 Sistematika Penulisan.

    Pembahasan dalam skripsi ini dibagi menjadi lima bab, yaitu:

    Bab 1: Pendahuluan.

            Pada bab ini akan diuraikan latar belakang masalah penelitian,

            rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan

            sistematika penulisan skripsi.

    Bab 2: Kajian Pustaka.

            Dalam bab ini berisi tentang penjelasan dan pembahasan mengenai

            kajian pustaka yang meliputi; teori merger dan akuisisi dengan

            kinerja keuangan dan hasil penelitian terdahulu yang kemudian dari

            pembahasan tersebut diformulasikan dalam bentuk hipotesis.

    Bab 3: Metode Penelitian.

            Pada bab ini dibahas tentang metodologi penelitian menjelaskan

            populasi dan sampel, data dan sumber data yang dipakai dalam

            penelitian, definisi operasional variabel penelitian dan teknik analisis.




                                         5
Bab 4: Analisis dan Pembahasan.

      Dalam bab ini dikemukakan analisis dan pembahasan hasil penelitian

      berupa pengujian statistik dan interpretasi dari data penelitian.

Bab 5: Kesimpulan dan Saran.

      Pada bab ini dikemukakan kesimpulan dari seluruh pembahasan dan

      disertai dengan saran.




                                   6
BAB II

                            KAJIAN PUSTAKA



2.1 Landasan Teori.

2.1.1 Merger dan Akuisisi

2.1.1.1 Pengertian Merger dan Akuisisi

             Merger merupakan salah satu strategi yang diambil perusahaan

      untuk mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan. Merger berasal

      dari kata “mergere” (Latin) yang artinya (1) bergabung bersama, menyatu,

      berkombinasi (2) menyebabkan hilangnya identitas karena terserap atau

      tertelan sesuatu. Merger didefinisikan sebagai penggabungan dua atau

      perusahaan yang kemudian hanya ada satu perusahaan yang tetap hidup

      sebagai badan hukum, sementara yang lainnya menghentikan aktivitasnya

      atau bubar.

             Sementara akuisisi berasal dari kata acquisitio (Latin) dan

        acquisition (Inggris), makna harfiah akuisisi adalah membeli atau

        mendapatkan sesuatu/obyek untuk ditambahkan pada sesuatu/obyek

        yang telah dimiliki sebelumnya. Akuisisi dalam teminologi bisnis

        diartikan sebagai pengambilalihan kepemilikan atau pengendalian atas

        saham atau aset suatu perusahaan oleh perusaahaan lain, dan dalam

        peristiwa baik perusahaan pengambilalih atau yang diambil alih tetap

        eksis sebagai badan hukum yang terpisah (Moin,2003).




                                     7
2.1.1.2 Motif Melakukan Merger dan Akuisisi

             Pada prinsipnya terdapat dua motif       yang mendorong sebuah

      perusahaan melakukan merger dan akuisisi yaitu motif ekonomi dan motif

      non-ekonomi. Motif ekonomi berkaitan dengan esensi tujuan perusahaan

      yaitu meningkatkan nilai perusahaan atau memaksimumkan kemakmuran

      pemegang saham. Di sisi lain, motif non ekonomi adalah motif yang

      bukan didasarkan pada esensi tujuan perusahaan tersebut, tetapi didasarkan

      pada keinginan subyektif atau ambisi pribadi pemilik atau manajemen

      perusahaan (Moin, 2003).

      1) Motif ekonomi.

         Esensi tujuan perusahaan dalam perspektif manajemen keuangan

         adalah seberapa besar perusahaan mampu menciptakan nilai (value

         creation) bagi perusahaan dan bagi pemegang saham. Merger dan

         akuisisi memiliki motif ekonomi yang tujuan jangka panjangnya

         adalah untuk mencapai peningkatan nilai tersebut. Oleh karena itu

         seluruh aktivitas dan pengambilan keputusan harus diarahkan untuk

         mencapai tujuan ini.

         Motif strategis juga termasuk motif ekonomi ketika aktivitas merger

         dan akuisisi dilakukan untuk mencapai posisi strategis perusahaan agar

         memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Biasanya

         perusahaan melakukan merger dan akuisisi untuk mendapatkan

         economies of scale dan economies of scope.




                                      8
2) Motif sinergi.

   Salah satu motivasi atau alasan utama perusahaan melakukan merger

   dan akuisisi adalah menciptakan sinergi. Sinergi merupakan nilai

   keseluruhan perusahaan setelah merger dan akuisisi yang lebih besar

   daripada penjumlahan nilai masing-masing perusahaan sebelum

   merger dan akuisisi. Sinergi dihasilkan melalui kombinasi aktivitas

   secara simultan dari kekuatan atau lebih elemen-elemen perusahaan

   yang bergabung sedemikian rupa sehingga gabungan aktivitas tersebut

   menghasilkan efek yang lebih besar dibandingkan dengan penjumlahan

   aktivitas-aktivitas perusahaan jika mereka bekerja sendiri.

   Pengaruh sinergi bisa timbul dari empat sumber (1) Penghematan

   operasi, yang dihasilkan dari skala ekonomis dalam manajemen,

   pemasaran, produksi atau distribusi; (2) Penghematan keuangan, yang

   meliputi biaya transaksi yang lebih rendah dan evaluasi yang lebih

   baik oleh para analisis sekuritas; (3) Perbedaan efisiensi, yang berarti

   bahwa manajemen salah satu perusahaan, lebih efisien dan aktiva

   perusahaan yang lemah akan lebih produktif setelah merger dan (4)

   Peningkatan penguasaaan pasar akibat berkurangnya persaingan

   (Brigham, 2001).

3) Motif diversifikasi.

   Diversifikasi adalah strategi pemberagaman bisnis yang bisa dilakukan

   melalui merger dan akuisisi. Diversifikasi dimaksud untuk mendukung

   aktivitas bisnis dan operasi perusahaan untuk mengamankan posisi




                                9
bersaing. Akan tetapi jika melakukan diversifikasi yang semakin jauh

   dari bisnis semula, maka perusahaan tidak lagi berada pada koridor

   yang mendukung kompetensi inti (core competence). Disamping

   memberikan manfaat seperti transfer teknologi dan pengalokasian

   modal, diversifikasi juga membawa kerugian yaitu adanya subsidi

   silang.

4) Motif non-ekonomi.

   Aktivitas merger dan akuisisi terkadang dilakukan bukan untuk

   kepentingan ekonomi saja tetapi juga untuk kepentingan yang bersifat

   non-ekonomi, seperti prestise dan ambisi. Motif non-ekonomi bisa

   berasal dari manajemen perusahaan atau pemilik perusahaan.

   a. Hubris hypothesis.

     Hipotesis ini menyatakan bahwa merger dan akuisisi dilakukan

     karena “ketamakan” dan kepentingan pribadi para eksekutif

     perusahaan. Mereka menginginkan ukuran perusahaan yang lebih

     besar. Dengan semakin besarnya ukuran perusahaan, semakin besar

     pula kompensasi yang mereka terima. Kompensasi yang mereka

     terima bukan hanya sekedar materi saja tapi juga berupa pengakuan,

     penghargaan dan aktualisasi diri.

   b. Ambisi pemilik.

     Adanya ambisi dari pemilik perusahaan untuk menguasai berbagai

     sektor bisnis. Menjadikan aktivitas merger dan akuisisi sebagai

     strategi perusahaan untuk menguasai perusahaan-perusahaan yang




                               10
ada untuk membangun “kerajaan bisnis”. Hal ini biasanya terjadi

            dimana pemilik perusahaan memiliki kendali dalam pengambilan

            keputusan perusahaan.

2.1.1.3 Keunggulan dan Kelemahan Aktivitas Merger dan Akuisisi.

      Alasan mengapa perusahaan melakukan merger adalah ada “manfaat

      lebih” yang diperoleh darinya, meskipun asumsi ini tidak semuanya

      terbukti. Secara spesifik, keunggulan dan manfaat merger dan akuisisi

      antara lain adalah: (Moin, 2003)

      1) Mendapatkan cashflow dengan cepat karena produk dan pasar sudah

         jelas.

      2) Memperoleh kemudahan dana/pembiayaan karena kredititor lebih

         percaya dengan perusahaan yang telah berdiri dan mapan.

      3) Memperoleh karyawan yang telah berpengalaman.

      4) Mendapatkan pelanggan yang telah mapan tanpa harus merintis dari

         awal.

      5) Memperoleh sistem operasional dan administratif yang mapan.

      6) Mengurangi resiko kegagalan bisnis karena tidak harus mencari

         konsumen baru.

      7) Menghemat waktu untuk memasuki untuk memasuki bisnis baru.

      8) Memperoleh infrastruktur untuk mencapai pertumbuhan yang lebih

         cepat.

      Disamping memiliki keunggulan, merger dan akuisisi juga memiliki

      kelemahan sebagai berikut:




                                         11
1) Proses integrasi yang tidak mudah.

       2) Kesulitan menentukan nilai perusahaan target secara akurat.

       3) Biaya konsultan yang mahal.

       4) Meningkatnya kompleksitas birokrasi.

       5) Biaya koordinasi yang mahal.

       6) Seringkali menurunkan moral organisasi.

       7) Tidak menjamin peningkatan nilai perusahaan.

       8) Tidak menjamin peningkatan kemakmuran pemegang saham.

2.1.1.4 Tipe-Tipe Merger dan Akuisisi.

       Merger     dan      akuisisi   berdasarkan   aktivitas   ekonomik   dapat

       diklasifikasikan dalam lima tipe yaitu: (Moin, 2003)

       1) Merger horisontal.

           Merger horisontal adalah merger antara dua atau lebih perusahaan

           yang bergerak dalam industri yang sama.

       2) Merger vertikal.

           Merger vertikal adalah integrasi yang melibatkan perusahaan-

           perusahaan yang bergerak dalam tahapan-tahapan proses produksi

           atau operasi.

       3) Merger konglomerat.

           Merger konglomerat adalah merger dua atau lebih perusahaan yang

           masing-masing bergerak dalam industri yang tidak terkait.




                                        12
4) Merger ekstensi pasar.

           Merger ekstensi pasar adalah merger yang dilakukan oleh dua atau

           lebih perusahaan untuk secara bersama-bersama memperluas area

           pasar.

       5) Merger ekstensi produk.

           Merger ekstensi produk adalah merger yang dilakukan oleh dua atau

           perusahaan     untuk      memperluas     lini     produk    masing-masing

           perusahaan.

2.1.1.5 Faktor-Faktor Kegagalan Merger dan Akuisisi.

       Keberhasilan atau kegagalan suatu merger dan akuisisi dapat dilihat pada

       saat proses perencanaan. Pada saat proses ini biasanya terjadi sudut

       pandang yang berbeda-beda antara fungsi organisasi dalam menanggapi

       pengambilan       keputusan    merger      dan      akuisisi   seiring   dengan

       meningkatnya momentum, selanjutnya terjadi rancunya pengharapan

       dimana terjadi perbedaan-perbedaan harapan di pihak manajemen. Dari

       proses tersebut dapat memunculkan faktor-faktor yang yang memicu

       kegagalan merger dan akuisisi yaitu:

       1) Perusahaan target memiliki kesesuaian strategi yang rendah dengan

           perusahaan pengambilalih.

       2) Hanya mengandalkan analisis strategik yang baik tidaklah cukup

           untuk mencapai keberhasilan merger dan akuisisi.

       3) Tidak adanya kejelasan mengenai nilai yang tercipta dari setiap

           program merger dan akuisisi.




                                        13
4) Pendekatan-pendekatan integrasi yang tidak disesuaikan dengan

           perusahaan target yaitu absorbsi, preservasi atau simbiosis.

       5) Rencana integrasi yang tidak disesuaikan dengan kondisi lapangan.

       6) Tim negosiasi yang berbeda dengan tim implementasi yang akan

           menyulitkan proses integrasi.

       7) Ketidakpastian, ketakutan dan kegelisahan diantara staf perusahaan

           yang tidak ditangani. Untuk itu tim implementasi dari perusahaan

           pengambilalih    harus    menangani      masalah    tersebut   dengan

           kewibawaan,     simpati   dan     pengetahuan   untuk   menumbuhkan

           kepercayaan dan komitmen mereka pada proses integrasi.

       8) Pihak pengambilalih tidak mengkomunikasikan perencanaan dan

           pengharapan mereka terhadap karyawan perusahaan target sehingga

           terjadi kegelisahan diantara karyawan.

2.1.1.6 Faktor-Faktor Keberhasilan Merger dan Akuisisi.

       Hunt dkk. (1987) mengakhiri penelitian mereka dengan mengidentifikasi

       faktor-faktor yang memberikan kontribusi kepada kesuksesan dan

       kegagalan akuisisi (Sudarsanam, 1999). Faktor-faktor yang dianggap

       memberi kontribusi terhadap keberhasilan merger dan akuisisi yaitu:

       1) Melakukan audit sebelum merger dan akuisisi.

       2) Perusahaan target dalam keadaan baik.

       3) Memiliki pengalaman merger dan akuisisi sebelumnya.

       4) Perusahaan target relatif kecil.

       5) Melakukan merger dan akuisisi yang bersahabat.




                                       14
2.1.1.7 Pengaruh Merger dan Akuisisi terhadap Kinerja Perusahaan.

       Menurut teori keuangan modern, keputusan-keputusan manajemen

       ditujukan untuk meningkatkan kemakmuran pemegang saham dan

       meningkatkan nilai perusahaan. Dalam hal ini merger dan akuisisi

       sebagai bagian dari keputusan manajemen perlu adanya pembuktian

       keberhasilannya dalam mencapai tujuan tersebut.

       Para peneliti terdahulu sulit menentukan alat ukur yang tepat bagi

       pencapaian keberhasilan merger dan akuisisi. Pendekatan secara umum

       untuk mengukur peningkatan kemakmuran pemegang saham dilakukan

       dengan metode abnormal return, yang mengukur keuntungan perusahaan

       selama periode waktu sekitar pengumuman pengambilalihan.

       Salah satu model yang paling sering digunakan dalam literatur adalah

       model pasar, yaitu hubungan antara return saham individu dengan return

       pasar:

         Rit = αi + βi . Rmt + εit.                                (1)

       Dimana Rit dan Rmt adl keuntungan selama t (satu hari atau satu bulan)

       pada saham perusahaan dan atas indeks harga pasar seperti IHSG yang

       mewakili ‘pasar’. α adalah titik pertemuan dan β adalah beta, juga

       dianamakan risiko sistematis. εit adalah kesalahan acak yang jika dirata-

       rata mendekati nilai nol. Parameter-parameter model, αi dan βi,

       diestimasikan dengan meregresikan Rit dan Rmt selama periode estimasi

       yang tepat. Parameter-parameter yang telah diestimasi kemudian




                                      15
digunakan untuk menghitung pendapatan normal E(Ri) untuk setiap

perusahaan i dan pendapatan abnormal seperti berikut:

AR = Rit – E(Ri)                                              (2)

AR = Rit – { αi + βi . Rmt }                                  (3)

Jika peristiwa pengambilalihan diperkirakan akan memberikan nilai

tambah bagi pemegang saham I, maka AR akan positif. Ia akan menjadi

nol bila pengaruh pengambilan netral. Untuk menguji apakah peristiwa

tersebut memberikan pendapatan positif, uji-uji stastistik dilakukan

dengan sampel yang terdiri dari berbagai pengambilalihan.

Sebagian besar literatur terdahulu menggunakan pendapatan bulanan.

Dengan adanya kemudahan memperoleh harga saham harian, penelitian

selanjutnya cenderung menggunakan data harian. Walaupun dengan

penggunakan data harian lebih akurat dibandingkan data bulanan. Data

bulanan mempunyai konsisitensi yang lebih tinggi dan mendukung

estimasi parameter yang lebih stabil atau dapat diandalkan.

Penggunaan model pasar memiliki beberapa kelemahan, estimasi yang

mengurangi keandalannya. Dua diantaranya adalah transaksi yang terlalu

sedikit dan perbedaan ukuran antara perusahaan-perusahaan sampel dan

wakil dari pasar. Semuanya mendorong pada benchmark yang salah, dan

banyak peneliti telah mencoba menggunakan prosedur-prosedur yang

telah diperbaiki untuk meminimalkan permasalahan. Dua model lain

yang sampai pada taraf tertentu menghilangkan tersebut adalah model

pasar disesuaikan, dimana estimasi parameter dikoreksi untuk transaksi




                               16
kecil, dan model penyesuaikan pasar yang menghindari perlunya

mengestimasi α dan β. Model penyesuaian pasar menggunakan

pendapatan pasar Rm sebagai pendapatan normal dan tidak disesuaikan

dengan resiko.

Bukti empiris dari penelitian-penelitian internasional yang berasal dari

Inggris dan Amerika Serikat. Keduanya sama-sama membuktikan bahwa

dalam jangka pendek, merger dan akuisisi memberikan keuntungan bagi

pemegang saham perusahaan target. Sebaliknya pemegang saham

pengambilalih dirugikan. Hal ini terjadi karena adanya pengalihan

kekayaan pemegang saham pengakuisisi kepada pemegang saham

perusahaan target dan diduga karena manajer pengakuisisi cenderung

membayar lebih atas akuisisi mereka, mereka terlalu tinggi mengestimasi

kapasitas perusahaan target untuk menciptakan nilai akuisisi tersebut.

Dalam kinerja jangka panjang, penelitian Frank dkk. menunjukkan

bahwa keuntungan pemegang saham pengakuisisi dalam jangka panjang

adalah negatif.

Secara teori, setelah merger dan akuisisi ukuran perusahaan dengan

sendirinya bertambah besar karena aset, kewajiban dan ekuitas

perusahaan digabung bersama. Dasar logik dari pengukuran berdasarkan

akuntansi adalah bahwa jika ukuran bertambah besar ditambah dengan

sinergi yang dihasilkan dari gabungan aktivitas-aktivitas yang simultan

maka laba perusahaan juga semakin meningkat. Oleh karena itu kinerja




                              17
pascamerger seharusnya semakin baik dibandingkan dengan sebelum

       merger.

       Beberapa penelitian mengenai pengaruh merger dan akuisisi terhadap

       profitabilitas telah dilakukan. Di Inggris Meeks (1977) dan Kumar (1984)

       meneliti pengaruh merger terhadap profitabilitas perusahaan yang

       melakukan merger dan membuktikan adanya penurunan profitabilitas

       yang signifikan setelah tiga tahun dan lima tahun dengan menggunakan

       laba operasi. Sebaliknya Healy (1992) dan Manson (1994) menemukan

       bahwa perusahaan-perusahaan yang merger memperoleh peningkatan

       signifikan dalam produktivitas aset relatif terhadap imdustri dengan

       penggunaan cash flow.

       Penelitian mengenai pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja

       manajemen juga telah dilakukan. Newbould (1970) melakukan penelitian

       yang melibatkan manajer 38 perusahaan publik yang melakukan merger

       tahun 1976-1986. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa setelah dua

       tahun dan lima tahun, 21 perusahaan tidak memperoleh keuntungan

       dalam bentuk apapun juga. Cooper dan Lybran (1992) meneliti

       pengalaman akuisisi perusahaan-perusahaan Inggris dan menunjukkan 54

       persen dari akuisisi tersebut sebagai kegagalan.

2.1.2 Analisis Kinerja Keuangan.

2.1.2.1 Pengertian Kinerja Keuangan.

      Pengertian kinerja berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001).

      Kinerja    diartikan   sebagai   “sesuatu   yang    dicapai,   prestasi   yang




                                        18
diperlihatkan,   kemampuan     kerja   (tentang   peralatan).   Berdasarkan

      pengertian tersebut kinerja keuangan didefinisikan sebagai prestasi

      manajemen, dalam hal ini manajemen keuangan dalam mencapai tujuan

      perusahaan yaitu menghasilkan keuntungan dan meningkatkan nilai

      perusahaan. Analisis kinerja keuangan dalam penelitian ini bertujuan

      untuk menilai implementasi strategi perusahaan dalam hal merger dan

      akuisisi.

2.1.2.2 Metode Analisis Kinerja Keuangan dengan Rasio Keuangan.

      Analisis rasio keuangan merupakan metode umum yang digunakan untuk

      mengukur kinerja perusahaan di bidang keuangan. Rasio merupakan alat

      yang memperbandingkan suatu hal dengan hal lainnya sehingga dapat

      menunjukkan hubungan atau korelasi dari suatu laporan finansial berupa

      neraca dan laporan laba rugi. Adapun jenis rasio yang digunakan dalam

      penelitian ini adalah:

      1) Rasio Likuiditas.

          Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi

          kewajiban finansial yang jatuh tempo dalam jangka pendek. Ukuran

          likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

          a. Current ratio.

            Current ratio dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan

            kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan besarnya aktiva yang

            diharapkan akan dikonversi menjadi kas dalam jangka pendek untuk

            menutup kewajiban lancar. Rasio yang rendah menunjukkan




                                       19
kurangnya modal untuk membayar hutang. Namun rasio yang tinggi

     tidak selalu berarti perusahaan sedang dalam keadaan yang baik. Hal

     tersebut dapat berarti bahwa kas tidak digunakan sebaik mungkin.

     Perhitungan current ratio dapat dirumuskan sebagai berikut:

                           Current asset
       Current ratio =
                          Current liabilitie s

   b. Quick ratio.

     Quick ratio dihitung dengan mengurang persediaan dari aktiva

     lancar dan sisanya dibagi dengan kewajiban lancar. Persediaan

     dihilangkan karena dianggap aktiva yang sulit dikonversi menjadi

     kas dengan cepat. Perhitungan quick ratio dapat dirumuskan sebagai

     berikut:

                        Current asset − inventory
       Quick ratio =
                           Current liabilitie s

2) Rasio Aktivitas.

   Rasio aktivitas dihitung dari perbandingan antara tingkat penjualan

   dengan berbagai elemen aktiva. Rasio ini mengukur seberapa efektif

   perusahaan mengelola aktivanya. Rasio aktivitas yang digunakan

   dalam penelitian ini, yaitu:

   a. Fixed asset turn over.

     Fixed asset turn over mengukur seberapa efektif perusahaan

     menggunakan aktiva tetapnya. Semakin rendah fixed asset turn over,

     berarti penggunaan aktiva tetapnya semakin kurang efisien. Untuk




                                  20
mengukur besarnya fixed asset turn over dihitung dengan rumus

     sebagai berikut:

                                         Sales
       Fixed asset turn over =
                                    Net fixed asset

   b. Total asset turn over.

     Total asset turn over mengukur perputaran semua aktiva. Dengan

     kata lain, rasio ini mengukur efektifitas perusahaan dalam

     penggunaan total aktiva. Semakin tinggi rasio berarti semakin baik

     manajemen dalam mengelola aktivanya, sedangkan semakin rendah

     rasio menunjukkan buruknya kinerja manajemen dalam mengelola

     aktivanya. Untuk menghitung total asset turn over digunakan rumus

     sebagai berikut:

                                   Sales
       Total asset turn over =
                                 Total asset

3) Rasio Leverage.

   Rasio leverage dihitung dari perbandingan hutang dengan total aktiva

   dan modal sendiri perusahaan. Rasio ini menyangkut jaminan, yang

   mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar hutang bila pada

   suatu saat perusahaan dilikuidasi atau dibubarkan. Dengan kata lain

   rasio ini mengukur seberapa besar perusahaan menggunakan dana dari

   pihak luar atau kreditor.




                               21
a. Debt to total asset ratio.

  Debt to total asset ratio mengukur seberapa besar seluruh hutang

  dijamin oleh seluruh aktiva perusahaan. Kreditur lebih menyukai

  rasio yang rendah karena semakin rendah rasio ini, maka semakin

  besar perlindungan terhadap kerugian kreditur dalam peristiwa

  likuidasi. Namun, di sisi lain pemilik saham lebih menyukai rasio

  yang tinggi karena dapat meningkatkan laba yang diharapkan. Untuk

  mengukur besarnya debt to total asset dihitung dengan rumus

  sebagai berikut:

                                  Total liabilities
    Debt to total asset ratio =
                                    Total asset

b. Debt to equity ratio.

  Rasio ini merupakan imbangan antara hutang dengan modal sendiri.

  Semakin tinggi rasio ini berarti modal sendiri semakin sedikit

  dibanding dengan hutangnya. Bagi perusahaan ukuran hutang

  sebaiknya tidak melebihi dari modal sendiri karena resiko menjadi

  tinggi apabila terjadi likuidasi dan perusahaan akan kesulitan untuk

  membayar hutang. Perhitungan debt to equity ratio dapat

  dirumuskan sebagai berikut:

                                        Total liabilities
    Debt to total equity ratio =
                                        Owner's equity




                                  22
4) Rasio Profitabilitas.

   Rasio    profitabilitas   mengukur     kemampuan    perusahaan   untuk

   menghasilkan laba. Rasio ini membantu perusahaan dalam mengontrol

   penerimaannya rasio-rasio profitabilitas yang digunakan dalam

   penelitian ini adalah:

   a. Operating profit margin.

      Operating profit margin mengukur berapa laba usaha yang

      dihasilkan dari penjualan atau pendapatan. Semakin rendah rasio ini,

      semakin kurang baik karena biaya-biaya operasi naik. Kemungkinan

      hal ini terjadi karena ada pemborosan. Perhitungan operating profit

      margin dapat dirumuskan sebagai berikut:

                                        Operating profit
       Operating profit margin =
                                             Sales

   b. Net profit margin.

      Net profit margin mengukur seberapa banyak laba bersih setelah

      pajak dan bunga yang dapat dihasilkan dari penjualan atau

      pendapatan. Rasio yang rendah bisa disebabkan karena penjualan

      turun lebih besar dari turunnya ongkos, dan sebaliknya. Setiap

      perusahaan berkepentingan terhadap profit margin yang tinggi.

      Untuk menghitung net profit margin         digunakan rumus sebagai

      berikut:

                                 Net profit
       Net profit margin =
                                   Sales




                                 23
c. Return On Investment.

           Return On Investment mengukur keuntungan yang dihasilkan dari

           seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan. Rasio yang rendah

           menunjukkan kinerja yang buruk atas pemanfaatan aktiva yang

           buruk oleh manajemen, sedangkan rasio tinggi menunjukkan kinerja

           atas penggunaan aktiva yang baik. Untuk menghitung Return On

           Investment digunakan rumus sebagai berikut:

                                          Net profit
             Return on investment =
                                          Total asset

         d. Return On Equity.

           Return On Equity mengukur seberapa banyak laba bersih yang dapat

           dihasilkan dari investasi para pemegang saham dalam perusahaan.

           Rasio yang rendah dapat diartikan bahwa manajemen kurang efisien

           dalam penggunaan modal, sedangkan rasio yang tinggi dapat

           menunjukkan bahwa sebagian besar modal diperoleh dari pinjaman

           atau manajemen sangat efisien. Untuk menghitung Return On

           Equity digunakan rumus sebagai berikut;

                                      Net profit
             Return on equity =
                                    Owner ' s equity

2.1.2.3 Metode Analisis Kinerja Keuangan dengan Return Saham.

      Penelitian terhadap return saham digunakan untuk mengukur kinerja

      keuangan perusahaan, dengan pertimbangan bahwa harga saham

      merupakan cerminan dari nilai perusahaan.




                                     24
Return saham merupakan keuntungan atau hasil dari suatu investasi

saham. Return saham dapat dibedakan menjadi dua yaitu return

sesungguhnya (realized return) dan return yang diharapkan atau return

ekspektasi. Return sesungguhnya merupakan return yang sudah terjadi

yang dihitung dari selisih harga sekarang relatif terhadap harga

sebelumnya. Sedang return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan

diperoleh oleh investor di masa yang akan datang.

Abnormal return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya

terjadi terhadap return nomal. Return normal merupakan return ekspektasi

(return yang diharapkan oleh investor). Dengan demikian return tidak

normal (abnormal return) adalah selisih antara return sesungguhnya

terjadi dengan return ekspektasi.

Return ekspektasi merupakan return yang harus diestimasi. Untuk

mengestimasi return ekspektasi dapat digunkan tiga model yaitu:

1) Mean-Adjusted model.

   Model disesuaikan rata-rata (mean–adjusted model) ini menganggap

   bahwa return ekspektasinya bernilai konstan yang sama dengan rata-

   rata realisasi sebelumnya selama periode estimasi (estimation period),

   yang dirumuskan sebagai berikut:

                    ∑ ⎡ R .i.j ⎤
    E [R .i.t ] =
                      ⎢
                      ⎣        ⎥
                               ⎦

                       T

   E [R.i.t] = return ekspektasi sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t.

   ∑ R.i.j      = return realisasi sekuritas pada periode estimasi ke-j.




                                   25
T          = lamanya periode estimasi.

2) Market Model.

   Perhitungan return ekspektasi dengan model model pasar (market

   model) dilakukan dengan dua tahap, yaitu (1) membentuk model

   ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi

   dan (2) menggunakan model ekspektasi ini untuk mengestimasi return

   ekspektasi di periode jendela. Model ekspektasi dapat dibentuk

   menggunakan teknik regresi OLS (Ordinary Least Square) dengan

   persamaan:

   R.i.j = αi + βi . RMj + εij.

   R.i.j = return realisasi sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j.

   αi    = intercept untuk sekuritas ke-i.

   βi    = koefisien slope yang merupakan Beta dari sekuritas ke-i.

   RMj = return indeks pasar pada periode estimasi ke-j.

   εij   = kesalahan residu sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j.

3) Market-Adjusted Model.

   Model disesuaikan-pasar (market-adjusted model) menganggap bahwa

   penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah

   return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model

   ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk

   model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama

   dengan return indeks pasar.




                                  26
Abnormal return untuk masing-masing sekuritas dengan model ini

              dapat dihitung dengan mengurangkan return yang terjadi untuk

              masing-masing sekuritas dengan return indeks pasar pada periode yang

              sama. Model ini pada dasarnya hampir sama dengan model pasar

              (market model), perbedaannya pada model penyesuaian pasar

              menganggap α=0 dan β=1 untuk semua sekuritas. Penggunaan model

              ini didasarkan pertimbangan bahwa pasar modal Indonesia masih

              dalam tahap perkembangan (emerging market).



2.2 Hasil Penelitian Terdahulu.

       Beberapa penelitian di Indonesia mengenai pengaruh merger dan akuisisi

terhadap kinerja keuangan diantaranya adalah yang dilakukan Payamta dan

Setiawan (2004) meneliti pengaruh merger dan akuisisi kinerja keuangan

perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi tahun 1990-1996. Dari rasio-

rasio keuangan yang terdiri rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan

profitabilitas hanya rasio Total Asset Turnover, Fixed Asset Turnover, Return On

Investment, Return On Equity, Net Profit Margin, Operating Profit Margin, Total

Asset to Debt, Net Worth to Debt yang mengalami penurunan signifikan setelah

merger dan akuisisi. Sedangkan rasio lainnya tidak mengalami perubahan

signifikan.

       Dari sisi abnormal return menunjukkan sebelum merger dan akuisisi

positif, namun setelah pengumuman merger dan akuisisi justru negatif. Penelitian

ini menyimpulkan kinerja keuangan dari sisi rasio keuangan, merger dan akuisisi




                                         27
tidak menimbulkan sinergi bagi perusahaan melakukan dengan kata lain, motif

ekonomis bukanlah motif utama perusahaan melakukan merger dan akuisisi.

Sedangkan dari sisi kinerja saham mengalami penurunan setelah pengumuman

merger dan akuisisi dimana investor menganggap merger dan akusisisi yang

dilakukan tidak menimbulkan sinergi bagi perusahaan, bahkan menjadi reserve

sinergy.

       Widjanarko (2006) meneliti perusahaan yang melakukan merger dan

akuisisi pada tahun 1998-2002. Hasilnya menunjukkan tidak ada perbedaan

signifikan pada kinerja keuangan berdasarkan rasio profitabilitas dan leverage.

Penelitian ini menyimpulkan penyebab kemungkinan tidak signifikan karena cara

merger dan akuisisi dan pemilihan perusahaan target yang salah.

       Wibowo dan Pakereng (2001) meneliti pengaruh merger dan akuisisi

terhadap return saham pada perusahaan akuisitor dan non akuisitor pada tahun

1991-1997 menunjukkan hasil bahwa baik perusahaan akuisitor maupun non

akuisitor sama-sama memperoleh abnormal return yang negatif di seputar

pengumuman merger dan akuisisi. Penelitian ini menyimpulkan adanya abnormal

return yang signifikan saat pengumuman merger dan akuisisi oleh akuisitor

mengakibatkan abnormal return bagi saham non akuisitor atau terjadi transfer

informasi.

       Sutrisno dan Sumarsih (2004) meneliti pengaruh merger dan akuisisi

terhadap return saham dalam jangka panjang. Hasilnya menunjukkan merger dan

akuisisi memiliki dampak terhadap return saham, dimana return saham dapat

bernilai positif atau negatif walaupun tidak signifikan secara statistik.




                                          28
2.3 Formulasi Hipotesis

       Atas dasar pertimbangan dari teori pengaruh merger dan akuisisi terhadap

kinerja keuangan dimana setelah merger dan akuisisi ukuran perusahaan dengan

sendirinya bertambah besar karena aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan

digabung bersama. Dasar logik dari pengukuran berdasarkan akuntansi adalah

bahwa jika ukuran bertambah besar ditambah dengan sinergi yang dihasilkan dari

gabungan aktivitas-aktivitas yang simultan maka laba perusahaan juga semakin

meningkat. Oleh karena itu kinerja pasca merger dan akuisisi seharusnya semakin

baik dibandingkan dengan sebelum merger dan akuisisi. Dengan pertimbangan

tersebut penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut:

   1. Tingkat kinerja keuangan dalam jangka panjang perusahaan pengakuisisi

       mengalami peningkatan pada masa sesudah merger dan akuisisi.

   2. Tingkat kinerja keuangan dalam jangka panjang perusahaan diakuisisi

       mengalami peningkatan pada masa sesudah merger dan akuisisi.




                                       29
BAB III

                               METODE PENELITIAN



3.1 Populasi dan Sampel

        Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan publik yang

terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan rentang waktu antara tahun 2000-

2004. Sampel dibedakan menjadi dua yaitu perusahaan pengakuisisi dan

perusahaan diakuisisi. Sampel perusahaan pengakuisisi dipilih berdasarkan

kriteria-kriteria sebagai berikut:

    1) Perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi selama periode tahun

        2000-2004 yang telah terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ).

    2) Melakukan satu kali aktivitas merger dan akuisisi dan memiliki pasangan

        perusahaan target maksimal satu perusahaan.

        Untuk sampel perusahaan diakuisisi dipilih berdasarkan kriteria sebagai

berikut:

    1) Perusahaan mengalami peralihan kepemilikan berupa perpindahan

        kepemilikan saham lebih dari 50 persen saham (diakuisisi) oleh

        perusahaan lain.

    2) Memiliki keterangan waktu yang jelas mengenai kapan perusahaan

        tersebut diakuisisi.

        Selain kriteria diatas perusahaan sampel juga memiliki data laporan

keuangan dan harga saham untuk masa satu tahun sebelum hingga dua tahun

sesudah merger dan akuisisi dan bukan jenis industri perbankan dan keuangan




                                        30
lainnya dengan alasan metode untuk menilai kinerja keuangan industri jenis

 perbankan dan keuangan lainnya harus menggunakan metode lain. Berdasarkan

 kriteria-kriteria tersebut, akhirnya diperoleh 14 perusahaan pengakuisisi dan 12

 perusahaan diakuisisi sebagai sampel penelitian ini.

                                    Tabel 3.1

                  Daftar perusahaan pengakuisisi tahun 2000-2004

No.     Kode      Perusahaan Pengakuisisi                Mengakuisisi       Bulan efektif/
       saham                                                                pengumuman
1.     DYNA      PT. Dynaplast.                 PT Sanpak Unggul.           Januari 2000
2.     BGMT      PT. Siloam Health Care.        PT Baligraha Medikatama     Maret 2000
3.     ETWA      PT. Eterindo Wahanatama PT. Surya Malindo                  Maret 2000
                                                Medikatama.
4.     SMAR      PT. Smart                      PT. Inti Gerak Maju.        November
                                                                            2000
5.     TLKM      PT. Telkom                     PT. Multimedia Nusantara    Desember
                                                                            2000
6.     BASS      PT. Bahtera Adimina            PT. Intergalaxy Delta       Mei 2001
                 Samudra                        Fisheries.
7.     INDF      PT. Indofood Sukses            PT. Asia Food Property.     Mei 2001
                 Makmur
8.     SIMM      PT. Surya Intrindo             PT. Aglo Sama Permata       Mei 2001
                 Makmur.                        Motor.
9.     STTP      PT. Siantar Top.               PT. Saritama Tunggal        Agustus 2001
10.    GGRM PT. Gudang Garam.                   PT. Karyadibya Mahardika    Maret 2002
11.    SRSN      PT. Sarasa Nugraha             PT. Sarasa Mitratama.       Mei 2002
12.    AALI      PT. Astra Agro Lestari         PT. Sinar Tabiora           Oktober 2002
13.    UNVR      PT. Unilever Indonesia.        PT Knorr Indonesia.         Juli 2004
14.    MLPL      PT. Multipolar                 PT. Matahari Putra Prima.   Oktober 2004
                 Corporation.




                                           31
Tabel 3.2

                   Daftar perusahaan diakuisisi tahun 2000-2004

No.      Kode        Perusahaan Diakuisisi                Diakuisisi Oleh     Bulan efektif/
        saham                                                                 pengumuman
1.     AQUA       PT. Aqua Golden Missippi. Danone.                           April 2000
2.     INTP       PT. Indocement Tunggal            Heidelberger Zement AG.   April 2001
                  Perkasa.
3.     SMBC       PT. Holcim Indonesia              Holcim Ltd.               November
                  (Semen Cibinong)                                            2001
4.     DVLA       PT. Darya Varya                   Far East Drug Co. Ltd.    Desember
                  Laboratories.                                               2001
5.     SKLT       PT. Sekar Laut.                   BNP Paribas.              Juni 2002
6.     ALFA       PT. Alfa Retailindo.              PT. Sigmantara Alfindo.   Agustus 2002
7.     SULI       PT. Sumalindo Lestari Jaya PT. Sumber Graha                 Agustus 2002
                                                    Sejahtera.
8.     ISAT       PT. Indosat.                      STT Telemedia.            Januari 2003
9.     PICO       PT. Pelangi Indah Canindo. Hammond Holding Ltd.             Juni 2004
10.    ADES       PT. Ades Waters Indonesia         Water Partners Bottling   Juli 2004
11.    MPPA       PT. Matahari Putra Prima.         PT. Multipolar            Oktober 2004
                                                    Corporation.
12.    SDPC       PT. Millenium Pharmacon           Esteem Interpoint Sdn     Desember
                  International.                    Bhd                       2004

 Sumber: BEJ, Indonesian Capital Market Directory



 3.2 Data dan Sumber Data

         Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Sumber

 data Laporan Keuangan dan harga saham perusahaan sampel berasal dari buku

 Indonesian Market Directory dan Database Pojok BEJ Fakultas Ekonomi




                                             32
Universitas Islam Indonesia. Sumber data lainnya berasal dari sumber bacaan

seperti buku-buku, jurnal, dan data dari internet.



3.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian.

       Kinerja keuangan didefinisikan sebagai prestasi manajemen dalam hal ini

manajemen keuangan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu menghasilkan

keuntungan dan meningkatkan nilai perusahaan. Rasio keuangan dan return saham

merupakan variabel yang diteliti dalam penelitian ini sebagai cerminan kinerja

keuangan perusahaan.

   1) Rasio keuangan.

       Rasio keuangan merupakan alat yang menunjukkan hubungan atau

       korelasi dari suatu laporan keuangan berupa neraca dan laporan rugi laba.

       Dalam penelitian ini, rasio keuangan yang digunakan meliputi rasio

       berikut ini:

       a. Rasio likuiditas, meliputi: current ratio dan quick ratio.

       b. Rasio aktivitas, meliputi: fixed asset turnover, dan total asset turnover.

       c. Rasio leverage, meliputi: debt to total asset dan debt to equity ratio.

       d. Rasio profitabilitas, meliputi: operating profit, net profit margin,

           return on investment dan return on equity.

   2) Return saham.

       Return saham merupakan keuntungan atau hasil dari investasi saham.

       Penilaian return saham diukur dari abnormal return yang merupakan

       selisih return sesungguhnya (realized return) dengan return yang




                                         33
diharapkan    (expected   return). Abnormal return dihitung dengan

       menggunakan model pasar disesuaikan (market-adjusted model).



3.4 Alat Analisis.

   1) Alat analisis pada rasio keuangan.

       a. Rasio likuiditas.

           Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi

           kewajiban finansial yang jatuh tempo dalam jangka pendek.

                                    Current asset
                Current ratio =
           -                       Current liabilities

                                 Current asset − inventory
                Quick ratio =
           -                        Current liabilitie s

       b. Rasio Aktivitas.

           Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif perusahaan mengelola

           aktivanya.

                                                   Sales
                 Fixed asset turn over =
           -                                  Net fixed asset

                                               Sales
                Total asset turn over =
           -                                 Total asset

       c. Rasio Leverage.

           Rasio leverage mengukur seberapa besar perusahaan menggunakan

           dana dari pihak luar atau kreditor.

                                                   Total liabilitie s
                 Debt to total asset ratio =
           -                                         Total asset




                                        34
Sales
               Total asset turn over =
       -                                       Total asset

   d. Rasio Profitabilitas.

       Rasio      profitabilitas    mengukur   kemampuan     perusahaan   untuk

       menghasilkan laba.

                                                   Operating profit
               Operating profit margin =
       -                                                Sales

                                            Net profit
               Net profit margin =
       -                                      Sales

                                                   Net profit
               Return on investment =
       -                                           Total asset

                                           Net profit
                 Return on equity =
       -                                 Owner ' s equity

2) Alat analisis return saham.

   Untuk menghitung return saham diperlukan langkah-langkah sebagai

   berikut:

   a. Informasi harga saham akan digunakan untuk menghitung return

       saham (Rit) aktual yang dirumuskan sebagai berikut:


              Rit = Pit Pit it −1
                        −P
                                                                 (1)

           Keterangan:

           Rit    = return saham i pada bulan t.

           Pit    = harga saham i pada bulan t.




                                       35
Pit-1 = harga saham i pada bulan t-1.

b. Menghitung return pasar dg rumus:

                  IHSG - IHSGt - 1
          Rmt =                                               (2)
                     IHSGt - 1

      Keterangan:

       Rmt        = return pasar.

      IHSGt = indeks harga saham gabungan pada bulan ke t.

      IHSGt-1 = indeks harga saham gabungan pada bulan ke t-1.

c. Menghitung abnormal return selama periode pengamatan dengan

   rumus.

       AR it = R it - R mt                                    (3)

      Keterangan:

      ARit = abnormal return saham i pada bulan t.

      Rit = actual return untuk saham i pada bulan t.

      Rmt = return pasar pada bulan t-1

d. Menghitung rata-rata abnormal return (AAR) saham pada bulan ke-t.

                        n

                       ∑ ARit
       AARnt =         i=t
                                                              (4)
                             n

      keterangan :

      AARnt = rata-rata abnormal return saham pada bulan ke-t.

      n           = jumlah seluruh saham perusahaan yang diteliti.




                                     36
3.5 Teknik Analisis Data.

   Teknik analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:

   1) Analisis deskriptif.

      Analisis deskriptif merupakan analisis dengan merinci dan menjelaskan

      secara panjang lebar keterkaitan data penelitian yang biasanya tercantum

      dalam bentuk tabel dan analisis didasarkan pada data di tabel tersebut.

      Data penelitian tersebut adalah olahan data perhitungan rasio keuangan

      dan return saham.

   2) Analisis statistika.

      Analisis    statistika   merupakan      analisis   yang    dilakukan     dengan

      menggunakan       teknik   statistik.   Teknik     ini    dipergunakan    untuk

      membuktikan hipotesis penelitian yang diajukan sebelumnya.




                                        37
BAB IV

                       ANALISIS DAN PEMBAHASAN



          Pada bab ini diuraikan hasil penelitian berupa olahan data mengenai

perbedaan rasio keuangan untuk periode satu tahun sebelum dengan satu tahun

sesudah merger dan akuisisi dan satu tahun sebelum dengan dua tahun sesudah

merger dan akuisisi. Rasio keuangan ini terdiri dari: rasio likuiditas, rasio

aktivitas, rasio leverage dan rasio profitabilitas. Disamping itu, terdapat pengujian

terhadap perbedaan abnormal return satu tahun sebelum hingga dua tahun

sesudah merger dan akuisisi.



4.1 Analisis Rasio Likuiditas.

          Rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban finansial yang jatuh tempo dalam jangka pendek. Pembahasan analisis

rasio likuiditas dimulai dengan analisis deskriptif yang didasarkan pada data

statistik rasio-rasio likuiditas perusahaan pengakuisisi dan perusahaan diakuisisi.

Dilanjutkan analisis uji signifikansi untuk mengetahui apakah ada perbedaan

secara signifikan antara rasio-rasio likuiditas pada masa sebelum dengan sesudah

merger dan akuisisi.

          Berdasarkan perhitungan masing-masing rasio, pada tiap-tiap rasio

berikut ini disajikan data stastistik yang memuat nilai minimum, maksimum, rata-

rata, standar deviasi, standar error mean dan pengujian statistik paired t-test untuk

uji signifikansi.




                                         38
4.1.1 Current Ratio.

       Current ratio menunjukkan besarnya aktiva yang diharapkan akan

       dikonversi menjadi kas dalam jangka pendek untuk menutup kewajiban

       lancar.

         1) Perusahaan pengakuisisi.

                                        Tabel 4.1

                       Current Ratio Perusahaan Pengakuisisi

                 N     Minimum       Maximum           Mean            Std.        Std. Error

                                                                    Deviation          Mean

CR_1thn sbl      14      0,5195         4,5569       1,579364       1,0117428       0,2703996

CR_1thn ssd      14      0,1964         2,7078       1,350329       0,7548499       0,2017421

CR_ 2 thn ssd    14      0,4296         6,1640       1,480971       1,4125837       0,3775289



                                        Tabel 4.2

       Uji Paired Sample T-Test: Current Ratio Perusahaan Pengakuisisi

                                    Paired Samples Test

                                 Paired Differences
                                                 95% Confidence
                                                  Interval of the
                                       Std. Error Difference
                       Mean td. Deviatio Mean Lower Upper             t       df   ig. (2-tailed
   Pair 1CR_1sbl - CR_
                     290357 1,0430946 787788 732292 313006           ,822       13       ,426
   Pair 2CR_1sbl - CR_
                     983929 1,9928534 326125 1,05225 490322          ,185       13       ,856


             Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa current ratio terendah terjadi pada

             satu tahun sesudah merger dan akuisisi yaitu 0,1964 dan current ratio

             tertinggi terjadi pada dua tahun sesudah merger dan akuisisi yaitu

             6,1640. Rata-rata curent ratio pada satu tahun sesudah merger dan




                                            39
akuisisi adalah 1,350329 menurun 0,229035 dibanding satu tahun

            sebelum merger dan akuisisi. Rata-rata curent ratio pada dua tahun

            sesudah merger dan akuisisi adalah 1,480971 mengalami kenaikan

            0,130642 dibanding satu tahun sebelumnya.

            Berdasarkan hasil uji signifikansi pada tabel 4.2 current ratio

            menunjukkkan ‘Sig’ satu = 0,426 dan ‘Sig’ dua = 0,856 (lebih besar

            dari 0,05). Dari pengujian tersebut disimpulkan bahwa secara

            signifikansi tidak ada perbedaan rata-rata current ratio satu tahun

            sebelum dengan satu tahun sesudah dan satu tahun sebelum dengan

            dua tahun sesudah.

        2) Perusahaan diakuisisi.

                                     Tabel 4.3

                      Current Ratio Perusahaan Diakuisisi

                N    Minimum        Maximum       Mean        Std.      Std. Error

                                                            Deviation     Mean

CR_1thn sbl     12    0,0408         3,4314      1,013158   0,9297739   0,2684026

CR_1thn ssd     12    0,1594         2,9045      1,281133   0,8938708   0,2580383

CR_ 2 thn ssd   12    0,2495         3,0160      1,584900   0,8114162   0,2342357




                                        40
Tabel 4.4

     Uji Paired Sample T-Test: Current Ratio Perusahaan Diakuisisi

                                Paired Samples Test

                              Paired Differences
                                              95% Confidence
                                               Interval of the
                                    Std. Error Difference
                    Mean td. Deviatio Mean Lower Upper         t   df   ig. (2-tailed
Pair 1CR_1sbl - CR_
                  679750 ,7746867 236328 601874 242374 -1,198        11       ,256
Pair 2CR_1sbl - CR_
                  717417 1,1697578 376800 1,31497 714870 -1,693      11       ,119


         Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa current ratio terendah terjadi pada

         satu tahun sebelum merger dan akuisisi yaitu 0,0408 dan current ratio

         tertinggi terjadi pada satu tahun sebelum merger dan akuisisi yaitu

         3,4314. Rata-rata curent ratio pada satu tahun sesudah merger dan

         akuisisi adalah 1,281133 meningkat 0,267975 dibanding satu tahun

         sebelum merger dan akuisisi. Rata-rata curent ratio pada dua tahun

         sesudah merger dan akuisisi adalah 1,584900 meningkat 0,303767

         dibanding satu tahun sebelumnya.

         Berdasarkan uji signifikansi current ratio menunjukkkan ‘Sig’ satu =

         0,256 dan ‘Sig’ dua = 0,119 (lebih besar dari 0,05). Dari pengujian

         diatas disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata current ratio

         secara signifikan satu tahun sebelum dengan satu tahun sesudah

         merger dan akuisisi dan satu tahun sebelum dengan dua tahun sesudah

         merger dan akuisisi.




                                       41
4.1.2 Quick Ratio.

       Quick ratio dihitung dengan mengurang persediaan dari aktiva lancar dan

       sisanya dibagi dengan kewajiban lancar.

         1) Perusahaan pengakuisisi.

                                        Tabel 4.5

                        Quick Ratio Perusahaan Pengakuisisi

                 N     Minimum        Maximum          Mean            Std.       Std. Error

                                                                     Deviation       Mean

QR_1thn sbl      14      0,3104         2,5197       1,126236        0,6924589    0,1850674

QR_1thn ssd      14      0,1480         2,5454       0,876186        0,7205070    0,1925636

QR_ 2 thn ssd    14      0,3265         5,4370      1,070357         1,2925781    0,3454560



                                        Tabel 4.6

        Uji Paired Sample T-Test: Quick Ratio Perusahaan Pengakuisisi

                                     Paired Samples Test

                                   Paired Differences
                                                  95% Confidence
                                                   Interval of the
                                        Std. Error Difference
                        Mean td. Deviatio Mean Lower Upper             t      df   ig. (2-tailed
   Pair 1 QR_1sbl - QR_500500 ,9767478 610468 139074 140074           ,958      13       ,356
   Pair 2 QR_1sbl - QR_558786 1,6521339 415514 980352 097923          ,127      13       ,901


             Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa quick ratio terendah terjadi satu

             tahun sesudah merger dan akuisisi yaitu 0,1480 dan tertinggi terjadi

             pada dua tahun sesudah merger dan akuisisi yaitu 5, 4370. Rata-rata

             quick ratio pada satu tahun sesudah merger dan akuisisi 0,876186




                                            42
mengalami penurunan 0,25005 dibanding satu tahun sebelum merger

            dan akuisisi. Rata-rata pada tahun kedua sesudah merger dan akuisisi

            mengalami sedikit kenaikan 0,194189 menjadi 1,070357.

            Hasil uji signifikansi quick ratio menunjukkkan ‘Sig’ satu = 0,356 dan

            ‘Sig’ dua = 0,901 (lebih besar dari 0,05). Dari pengujian tersebut

            membuktikan secara signifikan tidak ada perbedaan rata-rata quick

            ratio satu tahun sebelum dengan satu tahun sesudah dan satu tahun

            sebelum dengan dua tahun sesudah merger dan akuisisi.

        2) Perusahaan diakuisisi.

                                     Tabel 4.7

                       Quick Ratio Perusahaan Diakuisisi

                N    Minimum        Maximum       Mean         Std.      Std. Error

                                                            Deviation      Mean

QR_1thn sbl     12    0,0211         1,9382      0,656708   0,6237476    0,1800604

QR_1thn ssd     12    0,0546         1,6485      0,796925   0,5899283    0,1702976

QR_ 2 thn ssd   12    0,1730         2,4918      1,056992   0,7388438    0,2132858




                                        43
Tabel 4.8

        Uji Paired Sample T-Test: Quick Ratio Perusahaan Diakuisisi

                                    Paired Samples Test

                                 Paired Differences
                                                   95% Confidence
                                                    Interval of the
                                        Std. Error    Difference
                       Mean td. Deviation Mean Lower Upper            t     df     Sig. (2-tailed
 Pair 1 QR_1sbl - QR_ 402167 ,5736355 65594350468732242539          -,847        11        ,415
 Pair 2 QR_1sbl - QR_
                    4002833 ,929796726840929910480 904813 -1,491                 11        ,164


         Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa quick ratio terendah terjadi pada satu

         tahun sebelum merger dan akuisisi yaitu 0,0211 dan quick ratio

         tertinggi terjadi pada dua tahun sesudah merger dan akuisisi yaitu

         2,4918. Rata-rata quick ratio pada satu tahun sesudah merger dan

         akuisisi adalah 0,796925 meningkat 0,140217 dibanding satu tahun

         sebelum merger dan akuisisi. Rata-rata quick ratio pada dua tahun

         sesudah merger dan akuisisi adalah 1,056992 mengalami peningkatan

         kembali sebesar 0,260067 dibanding satu tahun sebelumnya.

         Dilihat dari hasil uji signifikansi quick ratio menunjukkkan ‘Sig’ satu =

         0,356 dan ‘Sig’ dua = 0,901 (lebih besar dari 0,05). Dari pengujian

         diatas disimpulkan tidak ada perbedaan rata-rata quick ratio satu tahun

         sebelum dengan satu tahun sesudah dan satu tahun sebelum dengan dua

         tahun sesudah.

4.1.3 Hasil Analisis Rasio Likuiditas.

      Pada perusahaan pengakuisisi rasio-rasio likuiditas mengalami penurunan

      pada tahun pertama setelah merger dan akuisisi dan pada tahun kedua




                                          44
setelah merger dan akuisisi ada sedikit peningkatan pada rasio-rasio

      likuiditas. Hal ini diduga karena likuiditas perusahaan-perusahaan

      pengakuisisi mengalami penurunan dengan adanya merger dan akuisisi dan

      pada tahun kedua mengalami peningkatan dimana perusahaan-perusahaan

      pengakuisisi mulai bisa menyesuaikan dengan merger dan akuisisi yang

      dijalankan. Hal tersebut berbeda dengan perusahaan-perusahaan yang

      diakuisisi yang mengalami peningkatan pada masa sesudah merger dan

      akuisisi pada tahun pertama dan tahun kedua, diduga merger dan akuisisi

      meningkatkan likuiditas perusahaan yang diakuisisi.

        Sementara berdasarkan hasil pengujian current ratio dan quick ratio

        disimpulkan bahwa merger dan akuisisi tidak memiliki pengaruh secara

        signifikan terhadap likuiditas perusahaan. Hasil ini berbeda dengan

        hipotesis yang diajukan sebelumnya dan hasil penelitian sama dengan

        penelitian Payamta dan Setiawan (2004) diduga karena sinergi yang

        diharapkan tidak tercapai dalam melakukan merger dan akuisisi.



4.2 Analisis Rasio Aktivitas.

            Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif perusahaan mengelola

aktivanya. Analisis rasio aktivitas dimulai dengan analisis deskriptif masing-

masing rasio pada perusahaan pengakuisisi dan perusahaan diakuisisi. Dilanjutkan

analisis uji signifikansi untuk mengetahui apakah ada perbedaan secara signifikan

atau tidak antara rasio-rasio aktivitas sebelum dengan sesudah merger dan

akuisisi.




                                       45
Berikut ini disajikan data statistik tiap-tiap rasio yang didasarkan

 perhitungan masing-masing rasio yang memuat nilai minimum, maksimum, rata-

 rata, standar deviasi, standar error mean dan pengujian statistik paired t-test untuk

 uji signifikansi.

 4.2.1 Fixed asset turn over.

       Fixed asset turn over mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan

       aktiva tetapnya.

       1) Perusahaan pengakuisisi.

                                         Tabel 4.9

                     Fixed asset turn over Perusahaan Pengakuisisi

                     N    Minimum      Maximum          Mean             Std.           Std. Error

                                                                     Deviation             Mean

FAT_1thn sbl         14    0,3782        12,3480      4,732400       4,5029985          1,2034770

FAT_1thn ssd         14    0,4766        35,6298      4,976350       8,9847316          2,4012705

FAT_ 2 thn ssd       14    0,4355        56,3689      6,503786       14,4475954         3,8612823



                                        Tabel 4.10

    Uji Paired Sample T-Test: Fixed asset turn over Perusahaan Pengakuisisi

                                    Paired Samples Test

                                   Paired Differences
                                                  95% Confidence
                                                   Interval of the
                                        Std. Error Difference
                        Mean td. Deviatio Mean Lower Upper             t        df   ig. (2-tailed
   Pair 1FAT_1sbl - FAT439500 7,2153126 283734 4,40995 220474        -,127        13       ,901
   Pair 2FAT_1sbl - FAT
                      1,77139 2,4970996 399904 8,98700 442248        -,530        13       ,605




                                             46
Dari tabel 4.9 dapat dilihat bahwa fixed asset turnover terendah terjadi

          pada satu tahun sebelum merger dan akuisisi yaitu 0,03782 dan fixed

          asset turnover tertinggi terjadi pada dua tahun sesudah merger dan

          akuisisi yaitu 56,3689. Rata-rata fixed asset turn over pada satu tahun

          sesudah merger dan akuisisi adalah 4,976350 meningkat 0,24395

          dibanding satu tahun sebelum merger dan akuisisi. Rata-rata fixed asset

          turnover pada dua tahun sesudah merger dan akuisisi adalah 6,503786

          meningkat 1,527436 dibanding satu tahun sebelumnya.

          Uji signifikansi fixed asset turn over menunjukkkan ‘Sig’ satu = 0,901

          dan ‘Sig’ dua = 0,605 (lebih besar dari 0,05). Dari pengujian tersebut

          menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata fixed asset turn over

          satu tahun sebelum dengan satu tahun sesudah dan satu tahun sebelum

          dengan dua tahun sesudah.

       2) Perusahaan diakuisisi.

                                       Tabel 4.11

                  Fixed asset turn over Perusahaan Diakuisisi

                 N    Minimum      Maximum          Mean          Std.      Std. Error

                                                               Deviation       Mean

FAT_1 thn sbl    12    0,2616       34,2472      5,370208     9,4375350      2,7243817

FAT_1 thn ssd    12    0,2826       68,9680      8,481550     19,2856460     5,5672865

FAT_ 2 thn ssd   12    0,3362       90,2919     10,020217    25,3917274      7,3299603




                                       47
Tabel 4.12

   Uji Paired Sample T-Test: Fixed asset turn over Perusahaan Diakuisisi

                                  Paired Samples Test

                                 Paired Differences
                                                95% Confidence
                                                 Interval of the
                                      Std. Error Difference
                      Mean td. Deviatio Mean Lower Upper           t     df   ig. (2-tailed
 Pair 1FAT_1sbl - FAT
                    3,11134 0,0349579 968428 9,48725 645664 -1,074         11       ,306
 Pair 2FAT_1sbl - FAT
                    4,65001 6,2121747 800517 14,9507 507160      -,994     11       ,342


         Berdasarkan tabel 4.11 diketahui bahwa fixed turn over terendah terjadi

         satu tahun sebelum merger dan akuisisi yaitu 0,2616 dan tertinggi

         terjadi pada dua tahun sesudah merger dan akuisisi yaitu 90,2919. Rata-

         rata fixed asset turn over pada satu tahun sesudah merger dan akuisisi

         8,481550 mengalami peningkatan dibanding satu tahun sebelum merger

         dan akuisisi. Rata-rata pada tahun kedua sesudah merger dan akuisisi

         mengalami kenaikan kembali sebesar 1,538667 menjadi 10,020217.

         Dari hasil uji signifikansi fixed asset turn over menunjukkkan ‘Sig’ satu

         = 0,306 dan ‘Sig’ dua = 0,342 (lebih besar dari 0,05). Dari pengujian

         diatas disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata fixed asset turn

         over satu tahun sebelum dengan satu tahun sesudah dan satu tahun

         sebelum dengan dua tahun sesudah.

4.2.2 Total Asset Turn Over.

     Rasio total asset turn over mengukur efektifitas perusahaan dalam

     penggunaan total aktiva.




                                          48
1) Perusahaan pengakuisisi.

                                       Tabel 4.13

                   Total asset turn over Perusahaan Pengakuisisi

                  N     Minimum       Maximum          Mean            Std.           Std. Error

                                                                    Deviation            Mean

TAT_1thn sbl      14      0,2955         2,3779      0,896800      0,6214004          0,1660762

TAT_1thn ssd      14      0,3312         2,6005      0,941271      0,6049632          0,1616832

TAT_ 2 thn ssd    14      0,3325         6,5724      1,307200      1,5671493          0,4188383



                                       Tabel 4.14

    Uji Paired Sample T-Test: Total asset turn over Perusahaan Pengakuisisi

                                    Paired Samples Test

                                  Paired Differences
                                                  95% Confidence
                                                   Interval of the
                                        Std. Error Difference
                        Mean td. Deviatio Mean Lower Upper           t        df   ig. (2-tailed
   Pair 1TAT_1sbl - TAT
                      444714 ,3896866 041481 694698 805269         -,427        13       ,676
   Pair 2TAT_1sbl - TAT
                      104000 1,1218933 998386 1,05816 373619 -1,369             13       ,194


           Dari tabel 4.13 dapat dilihat bahwa total asset turn over terendah terjadi

           pada satu tahun sebelum merger dan akuisisi yaitu 0,2955 dan total

           asset turn over tertinggi terjadi pada dua tahun sesudah merger dan

           akuisisi yaitu 6,5724. Rata-rata total asset turn over pada satu tahun

           sesudah merger dan akuisisi adalah 0,941271 meningkat 0,044471

           dibanding satu tahun sebelum merger dan akuisisi. Rata-rata total asset




                                            49
turn over pada dua tahun sesudah merger dan akuisisi adalah 1,307200

           meningkat 0,365929 dibanding satu tahun sebelumnya.

           Uji signifikansi total asset turn over menunjukkkan ‘Sig’ satu = 0,676

           dan ‘Sig’ dua = 0,194 (lebih besar dari 0,05). Dari pengujian tersebut

           disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata total asset turn over

           satu tahun sebelum dengan satu tahun sesudah merger dan akuisisi dan

           satu tahun sebelum dengan dua tahun sesudah merger dan akuisisi.

       2) Perusahaan diakuisisi.

                                       Tabel 4.15

                    Total asset turn over Perusahaan Diakuisisi.

                  N     Minimum       Maximum           Mean               Std.       Std. Error

                                                                     Deviation           Mean

TAT_1 thn sbl     12      0,2101         4,5891       1,315475       1,2747536         0,3679897

TAT_1 thn ssd     12      0,2565         5,4356       1,462775      1,4794069          0,4270680

TAT_ 2 thn ssd    12      0,2637         4,3980       1,379708       1,3014955         0,3757094



                                       Tabel 4.16

     Uji Paired Sample T-Test: Total asset turn over Perusahaan Diakuisisi.

                                    Paired Samples Test

                                  Paired Differences
                                                  95% Confidence
                                                   Interval of the
                                        Std. Error Difference
                        Mean td. Deviatio Mean Lower Upper           t       df   ig. (2-tailed
   Pair 1TAT_1sbl - TAT
                      473000 ,3364818 971339 610904 664904 -1,516              11       ,158
   Pair 2TAT_1sbl - TAT
                      642333 ,3120497 900810 625003 340336         -,713       11       ,491




                                            50
Berdasarkan tabel 4.15 diketahui bahwa total asset turn over terendah

         terjadi satu tahun sebelum merger dan akuisisi yaitu 0,2101 dan

         tertinggi terjadi pada satu tahun sesudah merger dan akuisisi yaitu

         5,4356. Rata-rata total asset turn over pada satu tahun sesudah merger

         dan akuisisi 1,462775 mengalami peningkatan dibanding satu tahun

         sebelum merger dan akuisisi sebesar 0,1473. Rata-rata total asset turn

         over pada tahun kedua sesudah merger dan akuisisi adalah mengalami

         penurunan 0,083067 menjadi 1,379708.

         Hasil uji signifikansi total asset turn over menunjukkkan ‘Sig’ satu =

         0,158 dan ‘Sig’ dua = 0,491 (lebih besar dari 0,05). Dari pengujian

         tersebut disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata total asset

         turn over satu tahun sebelum dengan satu tahun sesudah dan satu tahun

         sebelum dengan dua tahun sesudah merger dan akuisisi.

4.2.3 Hasil Analisis Rasio Aktivitas.

      Pada perusahaan pengakuisisi rasio-rasio aktivitas mengalami peningkatan

      pada masa sesudah merger dan akuisisi. Hal ini terjadi diduga karena

      semakin menurunnya nilai aset yang dimiliki baik aset tetap maupun

      keseluruhan aset pada masa sesudah merger dan akuisisi dimana kenaikan

      rasio-rasio    aktivitas   tidak   didukung       dengan        meningkatnya    rasio

      profitabilitas secara keseluruhan yang justru mengalami penurunan. Hampir

      sama dengan yang dialami perusahaan diakuisisi pada rasio fixed asset

      turnover      dimana   peningkatan        rasio   ini   tidak     didukung     dengan

      meningkatnya rasio profitabilitas secara keseluruhan.




                                           51
Berdasarkan hasil pengujian signifikansi pada fixed asset turnover dan total

      asset turn over pada perusahaan pengakuisisi dan diakuisisi menunjukkan

      bahwa merger dan akuisisi menunjukkan tidak memiliki pengaruh yang

      signifikan terhadap rasio aktivitas yang menolak berbeda dengan hipotesis

      yang diajukan sebelumnya. Hasil ini berbeda dengan Payamta dan Setiawan

      (2004) dimana fixed asset turnover dan total asset turrn over mengalami

      penurunan setelah mengalami penurunan melakukan merger dan akuisisi.

      Hal ini membuktikan bahwa tujuan ekonomis perusahaan tidak tercapai

      dalam melakukan merger dan akusisi dan diduga bahwa bukan tujuan

      ekonomis yang ingin dicapai dalam melakukan merger dan akuisisi,

      kemungkinan tujuannya untuk menyelamatkan perusahaan target dari

      kebangkrutan.



4.3 Analisis Rasio Leverage.

            Rasio leverage mengukur seberapa besar perusahaan menggunakan

dana dari pihak luar atau kreditor. Analisis rasio leverage terdiri dari analisis

deskriptif dan analisis statistika atau uji signifikansi pada perusahaan pengakuisisi

dan perusahaan diakuisisi. Analisis didasarkan data statistik tiap-tiap rasio yang

berasal dari perhitungan masing-masing rasio yang memuat nilai minimum,

maksimum, rata-rata, standar deviasi, standar error mean dan pengujian

signifikansi statistik paired t-test untuk apakah ada perbedaan secara signifikan

atau tidak antara rasio-rasio aktivitas sebelum dengan sesudah merger dan

akuisisi.




                                         52
4.3.1 Debt to Total Asset Ratio.

       Debt to total asset ratio mengukur seberapa besar seluruh hutang dijamin

       oleh seluruh aktiva perusahaan.

        1) Perusahaan pengakuisisi.

                                       Tabel 4.17

                 Debt to total asset Ratio Perusahaan Pengakuisisi

                  N     Minimum        Maximum         Mean           Std.          Std. Error

                                                                   Deviation           Mean

DTA_1 thn sbl     14      0,2919         0,8259      0,510457      0,1699783         0,0454286

DTA_1 thn ssd     14      0,0527         1,1445      0,534657      0,2966455         0,0792818

DTA_ 2 thn ssd    14      0,3065         1,1159      0,596629      0,2784111         0,0744085



                                       Tabel 4.18

  Uji Paired Sample T-Test: Debt to total asset Ratio Perusahaan Pengakuisisi

                                     Paired Samples Test

                                  Paired Differences
                                                  95% Confidence
                                                   Interval of the
                                        Std. Error Difference
                        Mean td. Deviatio Mean Lower Upper           t       df   ig. (2-tailed
   Pair 1DTA_1sbl - DTA
                      242000 ,1918427 512721 349667 865667         -,472       13       ,645
   Pair 2DTA_1sbl - DTA
                      861714 ,1974848 527800 001957 278529 -1,633              13       ,127


            Dari tabel 4.17 dapat dilihat bahwa debt to total asset terendah terjadi

            pada satu tahun sesudah merger dan akuisisi yaitu 0,0527 dan debt to

            total asset tertinggi terjadi pada satu tahun sebelum merger dan akuisisi

            yaitu 0,8259. Rata-rata debt to total asset pada satu tahun sesudah




                                            53
merger dan akuisisi adalah 0,53465 meningkat 0,0242 dibanding satu

          tahun sebelum merger dan akuisisi. Rata-rata debt to total asset pada

          dua tahun sesudah merger dan akuisisi mengalami peningkatan kembali

          sebesar 0,061972 yaitu 0,596629.

          Berdasarkan uji signifikansi debt to total asset menunjukkkan ‘Sig’ satu

          = 0,645 dan ‘Sig’ dua = 0,127 (lebih besar dari 0,05). Dari pengujian

          tersebut membuktikan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata debt to total

          asset satu tahun sebelum dengan satu tahun sesudah dan satu tahun

          sebelum dengan dua tahun sesudah merger dan akuisisi.

       2) Perusahaan diakuisisi.

                                   Tabel 4.19

                 Debt to total asset ratio Perusahaan Diakuisisi

                 N    Minimum      Maximum        Mean          Std.      Std. Error

                                                             Deviation      Mean

DTA_1 thn sbl    12    0,4888       4,0441      1,068867     1,0531785    0,3040264

DTA_1 thn ssd    12    0,2968       4,0184      1,010717     1,0013871    0,2890756

DTA_ 2 thn ssd   12    0,2679       4,3664      1,043517     1,1233463    0,3242821




                                       54
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu

Contenu connexe

Tendances

laporan keuangan konsolidasi- persoalan khusus
laporan keuangan konsolidasi- persoalan khususlaporan keuangan konsolidasi- persoalan khusus
laporan keuangan konsolidasi- persoalan khususahmad aniq azharoni
 
Bab 10 evaluasi pusat investasi
Bab 10 evaluasi pusat investasi Bab 10 evaluasi pusat investasi
Bab 10 evaluasi pusat investasi apryani rahmawati
 
Akuntansi Organisasi Nirlaba dan Akuntansi Badan Layanan Umum
Akuntansi Organisasi Nirlaba dan Akuntansi Badan Layanan UmumAkuntansi Organisasi Nirlaba dan Akuntansi Badan Layanan Umum
Akuntansi Organisasi Nirlaba dan Akuntansi Badan Layanan UmumAbdul Haris
 
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Judianto Nugroho
 
Psak 105 mudharabah
Psak 105 mudharabahPsak 105 mudharabah
Psak 105 mudharabahcitra Joni
 
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
Konsolidasi perubahan kepemilikan
Konsolidasi perubahan kepemilikanKonsolidasi perubahan kepemilikan
Konsolidasi perubahan kepemilikanbaursulaiman
 
Manajemen keuangan part 4 of 5
Manajemen keuangan part 4 of 5Manajemen keuangan part 4 of 5
Manajemen keuangan part 4 of 5Judianto Nugroho
 
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...yufendriansyah auriga
 
Akuntansi Menengah - Intermediate Accounting Kieso Weygant
Akuntansi Menengah - Intermediate Accounting Kieso WeygantAkuntansi Menengah - Intermediate Accounting Kieso Weygant
Akuntansi Menengah - Intermediate Accounting Kieso WeygantAmalia Dekata
 
Ringkasan teori akuntansi Suwardjono
Ringkasan teori akuntansi SuwardjonoRingkasan teori akuntansi Suwardjono
Ringkasan teori akuntansi Suwardjonoxyrces
 
Pembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan Persekutuan
Pembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan PersekutuanPembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan Persekutuan
Pembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan PersekutuanCorinna Theodora
 
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
BAB 3. Perilaku Dalam Organisasi (Sistem Pengendalian Manajemen)
BAB 3. Perilaku Dalam Organisasi (Sistem Pengendalian Manajemen)BAB 3. Perilaku Dalam Organisasi (Sistem Pengendalian Manajemen)
BAB 3. Perilaku Dalam Organisasi (Sistem Pengendalian Manajemen)Audria
 
Pembentukan persekutuan AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1
Pembentukan persekutuan AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1Pembentukan persekutuan AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1
Pembentukan persekutuan AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1Falanni Firyal Fawwaz
 
Akuntansi kombinasi bisnis
Akuntansi kombinasi bisnisAkuntansi kombinasi bisnis
Akuntansi kombinasi bisnisMalang
 

Tendances (20)

Manajemen Kas
Manajemen Kas Manajemen Kas
Manajemen Kas
 
laporan keuangan konsolidasi- persoalan khusus
laporan keuangan konsolidasi- persoalan khususlaporan keuangan konsolidasi- persoalan khusus
laporan keuangan konsolidasi- persoalan khusus
 
Bab 10 evaluasi pusat investasi
Bab 10 evaluasi pusat investasi Bab 10 evaluasi pusat investasi
Bab 10 evaluasi pusat investasi
 
Akuntansi Organisasi Nirlaba dan Akuntansi Badan Layanan Umum
Akuntansi Organisasi Nirlaba dan Akuntansi Badan Layanan UmumAkuntansi Organisasi Nirlaba dan Akuntansi Badan Layanan Umum
Akuntansi Organisasi Nirlaba dan Akuntansi Badan Layanan Umum
 
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
ANALISIS LAPORAN KEUANGANANALISIS LAPORAN KEUANGAN
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
 
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5
 
Psak 105 mudharabah
Psak 105 mudharabahPsak 105 mudharabah
Psak 105 mudharabah
 
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
 
Konsolidasi perubahan kepemilikan
Konsolidasi perubahan kepemilikanKonsolidasi perubahan kepemilikan
Konsolidasi perubahan kepemilikan
 
Manajemen keuangan part 4 of 5
Manajemen keuangan part 4 of 5Manajemen keuangan part 4 of 5
Manajemen keuangan part 4 of 5
 
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...
 
Akuntansi Menengah - Intermediate Accounting Kieso Weygant
Akuntansi Menengah - Intermediate Accounting Kieso WeygantAkuntansi Menengah - Intermediate Accounting Kieso Weygant
Akuntansi Menengah - Intermediate Accounting Kieso Weygant
 
Ringkasan teori akuntansi Suwardjono
Ringkasan teori akuntansi SuwardjonoRingkasan teori akuntansi Suwardjono
Ringkasan teori akuntansi Suwardjono
 
Pembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan Persekutuan
Pembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan PersekutuanPembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan Persekutuan
Pembentukan, Pembagian Laba Rugi dan Laporan Keuangan Persekutuan
 
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
 
BAB 3. Perilaku Dalam Organisasi (Sistem Pengendalian Manajemen)
BAB 3. Perilaku Dalam Organisasi (Sistem Pengendalian Manajemen)BAB 3. Perilaku Dalam Organisasi (Sistem Pengendalian Manajemen)
BAB 3. Perilaku Dalam Organisasi (Sistem Pengendalian Manajemen)
 
Pembentukan persekutuan AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1
Pembentukan persekutuan AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1Pembentukan persekutuan AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1
Pembentukan persekutuan AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1
 
Aspek Keuangan Studi Kelayakan Bisnis
Aspek Keuangan Studi Kelayakan BisnisAspek Keuangan Studi Kelayakan Bisnis
Aspek Keuangan Studi Kelayakan Bisnis
 
Akuntansi kombinasi bisnis
Akuntansi kombinasi bisnisAkuntansi kombinasi bisnis
Akuntansi kombinasi bisnis
 
Eva dan roi
Eva dan roiEva dan roi
Eva dan roi
 

En vedette

Organisasi Perusahaan: Merger & Akuisisi
Organisasi Perusahaan: Merger & AkuisisiOrganisasi Perusahaan: Merger & Akuisisi
Organisasi Perusahaan: Merger & AkuisisiAdi Sudradjat
 
PLN dan Pertamina berebut saham PGE
PLN dan Pertamina berebut saham PGEPLN dan Pertamina berebut saham PGE
PLN dan Pertamina berebut saham PGEDian Sari Pertiwi
 
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT. KRAKATAU STEEL (persero) Tbk
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT. KRAKATAU STEEL (persero) TbkCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT. KRAKATAU STEEL (persero) Tbk
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT. KRAKATAU STEEL (persero) TbkAirlangga University , Indonesia
 
Tahapan Proses Merger dan Akuisisi - M&A Playbook
Tahapan Proses Merger dan Akuisisi - M&A PlaybookTahapan Proses Merger dan Akuisisi - M&A Playbook
Tahapan Proses Merger dan Akuisisi - M&A PlaybookM&A Playbook
 

En vedette (6)

Organisasi Perusahaan: Merger & Akuisisi
Organisasi Perusahaan: Merger & AkuisisiOrganisasi Perusahaan: Merger & Akuisisi
Organisasi Perusahaan: Merger & Akuisisi
 
PLN dan Pertamina berebut saham PGE
PLN dan Pertamina berebut saham PGEPLN dan Pertamina berebut saham PGE
PLN dan Pertamina berebut saham PGE
 
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT. KRAKATAU STEEL (persero) Tbk
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT. KRAKATAU STEEL (persero) TbkCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT. KRAKATAU STEEL (persero) Tbk
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT. KRAKATAU STEEL (persero) Tbk
 
Merger and Acquisition
Merger and AcquisitionMerger and Acquisition
Merger and Acquisition
 
Menkeu 2 kelompok 3
Menkeu 2   kelompok 3Menkeu 2   kelompok 3
Menkeu 2 kelompok 3
 
Tahapan Proses Merger dan Akuisisi - M&A Playbook
Tahapan Proses Merger dan Akuisisi - M&A PlaybookTahapan Proses Merger dan Akuisisi - M&A Playbook
Tahapan Proses Merger dan Akuisisi - M&A Playbook
 

Similaire à Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu

Analisis hubungan set kesempatan investasi
Analisis hubungan set kesempatan investasiAnalisis hubungan set kesempatan investasi
Analisis hubungan set kesempatan investasiyogieardhensa
 
Faktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeu
Faktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeuFaktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeu
Faktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeuyogieardhensa
 
Pengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuanganPengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuanganyogieardhensa
 
Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...
Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...
Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...yogieardhensa
 
Skripsi%20 andi%20jayanti.
Skripsi%20 andi%20jayanti.Skripsi%20 andi%20jayanti.
Skripsi%20 andi%20jayanti.radikalzen
 
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...yogieardhensa
 
Kemampuan keuangan otda
Kemampuan keuangan otdaKemampuan keuangan otda
Kemampuan keuangan otdayogieardhensa
 
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditorPengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditoryogieardhensa
 
Ios dan pertumbuhan perusahaan
Ios dan pertumbuhan perusahaanIos dan pertumbuhan perusahaan
Ios dan pertumbuhan perusahaanyogieardhensa
 
Pengumuman dividen trhdp saham
Pengumuman dividen trhdp sahamPengumuman dividen trhdp saham
Pengumuman dividen trhdp sahamyogieardhensa
 
Perimbangan keuangan pusat dan daerah
Perimbangan keuangan pusat dan daerahPerimbangan keuangan pusat dan daerah
Perimbangan keuangan pusat dan daerahyogieardhensa
 
EFISIENSI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN SISTEM ACTIVITY BASED CO...
EFISIENSI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN SISTEM ACTIVITY BASED CO...EFISIENSI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN SISTEM ACTIVITY BASED CO...
EFISIENSI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN SISTEM ACTIVITY BASED CO...Uofa_Unsada
 
EVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI KONSUMSI DENGAN PEN...
EVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI KONSUMSI DENGAN PEN...EVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI KONSUMSI DENGAN PEN...
EVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI KONSUMSI DENGAN PEN...Uofa_Unsada
 
Pengaruh Kehadiran Kepemilikan Bank Asing Terhadap Profitabilitas, Aktivitas ...
Pengaruh Kehadiran Kepemilikan Bank Asing Terhadap Profitabilitas, Aktivitas ...Pengaruh Kehadiran Kepemilikan Bank Asing Terhadap Profitabilitas, Aktivitas ...
Pengaruh Kehadiran Kepemilikan Bank Asing Terhadap Profitabilitas, Aktivitas ...Ekaputra Sananto
 

Similaire à Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu (20)

Analisis hubungan set kesempatan investasi
Analisis hubungan set kesempatan investasiAnalisis hubungan set kesempatan investasi
Analisis hubungan set kesempatan investasi
 
Faktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeu
Faktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeuFaktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeu
Faktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeu
 
Pengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuanganPengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuangan
 
Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...
Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...
Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...
 
Sk 206112106
Sk 206112106Sk 206112106
Sk 206112106
 
Skripsi%20 andi%20jayanti.
Skripsi%20 andi%20jayanti.Skripsi%20 andi%20jayanti.
Skripsi%20 andi%20jayanti.
 
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...
 
Going concern
Going concernGoing concern
Going concern
 
Kemampuan keuangan otda
Kemampuan keuangan otdaKemampuan keuangan otda
Kemampuan keuangan otda
 
2008050610224801312168
20080506102248013121682008050610224801312168
2008050610224801312168
 
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditorPengaruh kompetensi dan independensi auditor
Pengaruh kompetensi dan independensi auditor
 
Ios dan pertumbuhan perusahaan
Ios dan pertumbuhan perusahaanIos dan pertumbuhan perusahaan
Ios dan pertumbuhan perusahaan
 
Pengumuman dividen trhdp saham
Pengumuman dividen trhdp sahamPengumuman dividen trhdp saham
Pengumuman dividen trhdp saham
 
Jurnal perbankan rusir
Jurnal perbankan rusirJurnal perbankan rusir
Jurnal perbankan rusir
 
Skripsi
SkripsiSkripsi
Skripsi
 
Faktor alokasi kuk
Faktor alokasi kukFaktor alokasi kuk
Faktor alokasi kuk
 
Perimbangan keuangan pusat dan daerah
Perimbangan keuangan pusat dan daerahPerimbangan keuangan pusat dan daerah
Perimbangan keuangan pusat dan daerah
 
EFISIENSI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN SISTEM ACTIVITY BASED CO...
EFISIENSI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN SISTEM ACTIVITY BASED CO...EFISIENSI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN SISTEM ACTIVITY BASED CO...
EFISIENSI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN SISTEM ACTIVITY BASED CO...
 
EVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI KONSUMSI DENGAN PEN...
EVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI KONSUMSI DENGAN PEN...EVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI KONSUMSI DENGAN PEN...
EVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI KONSUMSI DENGAN PEN...
 
Pengaruh Kehadiran Kepemilikan Bank Asing Terhadap Profitabilitas, Aktivitas ...
Pengaruh Kehadiran Kepemilikan Bank Asing Terhadap Profitabilitas, Aktivitas ...Pengaruh Kehadiran Kepemilikan Bank Asing Terhadap Profitabilitas, Aktivitas ...
Pengaruh Kehadiran Kepemilikan Bank Asing Terhadap Profitabilitas, Aktivitas ...
 

Plus de yogieardhensa

Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariah
Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariahSkripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariah
Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariahyogieardhensa
 
Penyelesaian sengketa ekonomi syariah
Penyelesaian sengketa ekonomi syariahPenyelesaian sengketa ekonomi syariah
Penyelesaian sengketa ekonomi syariahyogieardhensa
 
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barang
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barangPengembangan prototipe sistem pengadaan barang
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barangyogieardhensa
 
Pengeluaran pemda jatim
Pengeluaran pemda jatimPengeluaran pemda jatim
Pengeluaran pemda jatimyogieardhensa
 
Pengaruh biaya kualitas terhadap
Pengaruh biaya kualitas terhadapPengaruh biaya kualitas terhadap
Pengaruh biaya kualitas terhadapyogieardhensa
 
Penerapan balanced scorecard sebagai
Penerapan balanced scorecard sebagaiPenerapan balanced scorecard sebagai
Penerapan balanced scorecard sebagaiyogieardhensa
 
Pedomanskripsijurakuntansi
PedomanskripsijurakuntansiPedomanskripsijurakuntansi
Pedomanskripsijurakuntansiyogieardhensa
 
Kinerja bank dan asuransi
Kinerja bank dan asuransiKinerja bank dan asuransi
Kinerja bank dan asuransiyogieardhensa
 
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginan
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginanFaktor faktor yang mempengaruhi keinginan
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginanyogieardhensa
 
Faktor faktor pertumbuhan ekonomi
Faktor faktor pertumbuhan ekonomiFaktor faktor pertumbuhan ekonomi
Faktor faktor pertumbuhan ekonomiyogieardhensa
 
Faktor price earning ratio saham
Faktor price earning ratio sahamFaktor price earning ratio saham
Faktor price earning ratio sahamyogieardhensa
 
Faktor pembelian di cofee shop
Faktor pembelian di cofee shopFaktor pembelian di cofee shop
Faktor pembelian di cofee shopyogieardhensa
 
Bagi hasil bank syariah
Bagi hasil bank syariahBagi hasil bank syariah
Bagi hasil bank syariahyogieardhensa
 
Analisis permintaan deposito berjangka
Analisis permintaan deposito berjangkaAnalisis permintaan deposito berjangka
Analisis permintaan deposito berjangkayogieardhensa
 
Analisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potongAnalisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potongyogieardhensa
 
Analisis hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas pad...
Analisis hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas pad...Analisis hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas pad...
Analisis hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas pad...yogieardhensa
 

Plus de yogieardhensa (20)

Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariah
Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariahSkripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariah
Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariah
 
Situs skripsi
Situs skripsiSitus skripsi
Situs skripsi
 
Pma di indonesia
Pma di indonesiaPma di indonesia
Pma di indonesia
 
Penyelesaian sengketa ekonomi syariah
Penyelesaian sengketa ekonomi syariahPenyelesaian sengketa ekonomi syariah
Penyelesaian sengketa ekonomi syariah
 
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barang
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barangPengembangan prototipe sistem pengadaan barang
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barang
 
Pengeluaran pemda jatim
Pengeluaran pemda jatimPengeluaran pemda jatim
Pengeluaran pemda jatim
 
Pengaruh biaya kualitas terhadap
Pengaruh biaya kualitas terhadapPengaruh biaya kualitas terhadap
Pengaruh biaya kualitas terhadap
 
Penerapan balanced scorecard sebagai
Penerapan balanced scorecard sebagaiPenerapan balanced scorecard sebagai
Penerapan balanced scorecard sebagai
 
Pedomanskripsijurakuntansi
PedomanskripsijurakuntansiPedomanskripsijurakuntansi
Pedomanskripsijurakuntansi
 
Nasabahbanksyariah
NasabahbanksyariahNasabahbanksyariah
Nasabahbanksyariah
 
Kinerja bank dan asuransi
Kinerja bank dan asuransiKinerja bank dan asuransi
Kinerja bank dan asuransi
 
Ipo dan underpriced
Ipo dan underpricedIpo dan underpriced
Ipo dan underpriced
 
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginan
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginanFaktor faktor yang mempengaruhi keinginan
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginan
 
Faktor faktor pertumbuhan ekonomi
Faktor faktor pertumbuhan ekonomiFaktor faktor pertumbuhan ekonomi
Faktor faktor pertumbuhan ekonomi
 
Faktor price earning ratio saham
Faktor price earning ratio sahamFaktor price earning ratio saham
Faktor price earning ratio saham
 
Faktor pembelian di cofee shop
Faktor pembelian di cofee shopFaktor pembelian di cofee shop
Faktor pembelian di cofee shop
 
Bagi hasil bank syariah
Bagi hasil bank syariahBagi hasil bank syariah
Bagi hasil bank syariah
 
Analisis permintaan deposito berjangka
Analisis permintaan deposito berjangkaAnalisis permintaan deposito berjangka
Analisis permintaan deposito berjangka
 
Analisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potongAnalisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potong
 
Analisis hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas pad...
Analisis hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas pad...Analisis hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas pad...
Analisis hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas pad...
 

Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu

  • 1. ANALISIS DAMPAK JANGKA PANJANG MERGER DAN AKUISISI TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGAKUSISI DAN PERUSAHAAN DIAKUISISI DI BURSA EFEK JAKARTA (BEJ) SKRIPSI oleh Nama : Murni Hadiningsih Nomor Mahasiswa : 03311088 Program Studi : Manajemen Bidang Konsentrasi : Keuangan UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FAKULTAS EKONOMI YOGYAKARTA 2007
  • 2. ANALISIS DAMPAK JANGKA PANJANG MERGER DAN AKUISISI TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGAKUSISI DAN PERUSAHAAN DIAKUISISI DI BURSA EFEK JAKARTA (BEJ) SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat ujian akhir guna memperoleh gelar sarjana Strata-1 di Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia oleh Nama : Murni Hadiningsih Nomor Mahasiswa : 03311088 Program Studi : Manajemen Bidang Konsentrasi : Keuangan UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FAKULTAS EKONOMI YOGYAKARTA 2007
  • 3. PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME “Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan orang lain untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam referensi. Apabila kemudian hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar, saya sanggup menerima hukuman/sanksi apapun sesuai peraturan yang berlaku.” Yogyakarta, Agustus 2007 Penulis, Murni Hadiningsih
  • 4.
  • 5.
  • 6. HALAMAN MOTTO “ Allah tidak akan membebani seseorang kecuali sepadan dengan kemampuannya. Bagi seseorang, pahala yang ia buat dan baginya pula dosa yang ia buat. Wahai Tuhan kami, janganlah kami disiksa karena kami lalai atau keliru. Ya Tuhan kami, jangan Engkau bebankan kepada kami beban berat, sebagaimana Engkau bebankan kepada orang sebelum kami. Dan janganlah pula Kau bebankan kepada kami sesuatu yang tidak mampu kami lakukan. Maafkan dan ampunilah serta kasihanilah kami, Engkau Pelindung Kami. Tolonglah kami menghadapi orang-orang yang kafir”. (QS. Al Baqarah:286) “Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan”. (QS. Al Insyiroh:6) “Setiap ada usaha, pasti ada jalan”
  • 7. HALAMAN PERSEMBAHAN Hasil karya ‘besar’ ini kupersembahkan kepada: • Allah SWT atas kekuatan dan kemudahan yang Ia berikan. • Bapak dan ibuku tercinta yang telah memberi kasih sayang, doa dan perhatian.
  • 8. ABSTRAK Dalam penelitian ini judul yang diambil adalah Analisis Dampak Jangka Panjang Merger dan Akuisisi terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakusisi dan Perusahaan Diakuisisi di Bursa Efek Jakarta. Tujuan Penelitian dengan judul tersebut adalah untuk mengetahui pengaruh aksi perusahaan dalam melakukan merger dan akuisisi terhadap kinerja keuangan perusahaan pengakusisi dan perusahaan yang diakusisisi dalam jangka panjang dengan pertimbangan sinergi yang diharapkan dapat terlihat dalam jangka panjang. Kinerja keuangan pada penelitian ini diukur dengan menggunakan rasio keuangan yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage dan rasio profitabilitas dan return saham dengan jangka waktu satu tahun sebelum, satu dan dua tahun sesudah merger dan akuisisi. Sampel pada penelitian ini terdiri dari 14 perusahaan pengakuisisi dan 12 perusahaan yang diakuisisi Dari hasil analisis diketahui bahwa tidak ada perbedaan secara signifikan rasio keuangan secara menyeluruh antara satu tahun dengan satu tahun sesudah dan satu tahun sebelum merger dan akuisisi baik pada perusahaan pengakuisisi dan perusahaan yang diakuisisi. Pada sisi return saham, Average Abnormal Return (AAR) pada perusahaan pengakuisisi mengalami penurunan signifikan pada masa menjelang dan sesudah peristiwa merger dan akuisisi, sedangkan pada perusahaan yang diakuisisi tidak terjadi perubahan secara menyeluruh dengan adanya peristiwa merger dan akuisisi. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan secara umum bahwa merger dan akuisisi tidak berpengaruh secara signifikan pada kinerja keuangan yang diproksikan dengan rasio keuangan dan return saham pada perusahaan pengakuisisi dan perusahaan diakuisisi. Sinergi yang diharapkan tidak tercapai. Hal ini mungkin dikarenakan lemahnya strategi, kurangnya pengalaman merger dan akuisisi pada perusahaan pengakuisisi dan faktor non ekonomis yaitu untuk menyelamatkan perusahaan target dari kebangkrutan.
  • 9. KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb. Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya-Nya kepada penulis. Salam dan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya sampai hari pembalasan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Dampak Jangka Panjang Merger dan Akuisisi terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakusisi dan Perusahaan Diakuisisi di Bursa Efek Jakarta (BEJ)”. Skripsi ini disusun guna melengkapi persyaratan untuk mendapatkan gelar kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. Dalam proses penulisan skripsi ini, terdapat beberapa hambatan dan kesulitan. Namun semangat, ketekunan, kerja keras, dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis hendak mengucapkan banyak terima kasih khususnya kepada : 1. Bapak Drs. H. Asma’i Ishak, M.Bus.,Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.
  • 10. 2. Bapak Dr. Zaenal Arifin, M.Si selaku Ketua Jurusan sekaligus dosen pembimbing yang telah dengan sabar memberi pengarahan, koreksi dan bimbingan dalam proses penyusunan skripsi ini. 3. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan kasih sayang, dukungannya kepada penulis dalam mengerjakan skripsi ini. Beserta kakak-kakakku yang telah memberi dorongan bagi penulis untuk mengerjakan skripsi ini. 4. Teman-teman manajemen angkatan 2003, elli, mey, vita, dita, jaza, sista, dan teman-teman lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu. 5. Teman-teman KKN angkatan 32 unit 21. 6. Kepada para pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung membantu dalam penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyususunan skripsi ini masih banyak kekurangannya. Mungkin hal ini karena terbatasnya pengetahuan maupun pengalaman penulis. Oleh karena itu penulis mohon maaf sesbesar-besarnya dan penulis dengan terbuka menerima saran dan kritik yang sifatnya memperbaiki. Semoga hasil penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan di masa mendatang. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Yogyakarta, Agustus 2007 Penulis
  • 11. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL DEPAN SKRIPSI.................................................. i HALAMAN JUDUL SKRIPSI.................................................................... ii PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME................................................. iii HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI...................................................... iv HALAMAN PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI......................................... v HALAMAN MOTTO................................................................................. vi HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................. vii ABSTRAK.................................................................................................. viii KATA PENGANTAR................................................................................ ix DAFTAR ISI............................................................................................... xi DAFTAR TABEL....................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. xiv BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah..................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah Penelitian.............................................. 4 1.3. Tujuan Penelitian................................................................ 4 1.4. Manfaat Penelitian............................................................. 4 1.5. Sistematika Penulisan......................................................... 5 BAB II. KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori................................................................... 7 2.2. Hasil Penelitian Terdahulu................................................. 27 2.3. Formulasi Hipotesis........................................................... 29
  • 12. BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel.......................................................... 30 3.2. Data dan Sumber Data....................................................... 32 3.3. Definisi Operasional Variabel Penelitian.......................... 33 3.4. Alat Analisisis................................................................... 34 3.5. Teknik Analisis Data........................................................ 37 BAB VI. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Rasio Likuiditas................................................... 38 4.2. Analisis Rasio Aktivitas.................................................... 45 4.3. Analisis Rasio Leverage.................................................... 56 4.4. Analisis Rasio Profitabilitas.............................................. 59 4.5. Analisis Return Saham...................................................... 72 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan....................................................................... 80 5.2. Saran.................................................................................. 82 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 83 LAMPIRAN
  • 13. DAFTAR TABEL Tabel Halaman 3.1. Daftar perusahaan pengakuisisi tahun 2000-2004............................. 31 3.2. Daftar perusahaan diakuisisi tahun 2000-2004.................................. 32 4.1. Current Ratio Perusahaan Pengakuisisi............................................. 39 4.2. Uji Paired SampleT-Test: Current ratio Perusahaan Pengakuisisi..... 39 4.3. Current Ratio Perusahaan Diakuisisi................................................. 40 4.4. Uji Paired SampleT-Test: Current ratio Perusahaan Diakuisisi....... 41 4.5. Quick Ratio Perusahaan Pengakuisisi............................................... 42 4.6. Uji Paired SampleT-Test: Quick ratio Perusahaan Pengakuisisi...... 42 4.7. Quick Ratio Perusahaan Diakuisisi................................................... 43 4.8. Uji Paired SampleT-Test: Quick ratio Perusahaan Diakuisisi.......... 44 4.9. Fixed asset turn over Perusahaan Pengakuisisi................................ 46 4.10. Uji Paired SampleT-Test: Fixed asset turnover Perusahaan Pengakuisisi...................................................................................... 46 4.11. Fixed asset turn over Perusahaan Diakuisisi................................... 47 4.12. Uji Paired SampleT-Test: Fixed asset turnover Perusahaan Diakuisisi......................................................................................... 48 4.13. Total asset turn over Perusahaan Pengakuisisi................................ 49 4.14. Uji Paired SampleT-Test: Total asset turn over Perusahaan Pengakuisisi...................................................................................... 49 4.15. Total asset turn over Perusahaan Diakuisisi.................................... 50 4.16. Uji Paired SampleT-Test: Total asset turn over Perusahaan Diakuisisi.......................................................................................... 50 4.17. Debt to total asset ratio Perusahaan Pengakuisisi........................... 53 4.18. Uji Paired SampleT-Test: Debt to total asset ratio Perusahaan Pengakuisisi...................................................................................... 53 4.19. Debt to total asset ratio Perusahaan Diakuisisi............................... 54 4.20. Uji Paired SampleT-Test: Debt to total asset ratio Perusahaan Diakuisisi......................................................................................... 55 4.21. Debt to total equity ratio Perusahaan Pengakuisisi.......................... 56 4.22. Uji Paired SampleT-Test: Debt to total equity ratio Perusahaan Pengakuisisi...................................................................................... 56
  • 14. 4.23. Debt to total equity Perusahaan Diakuisisi..................................... 57 4.24. Uji Paired SampleT-Test: Debt to total equity ratio Perusahaan Diakuisisi.......................................................................................... 58 4.25. Operating profit margin Perusahaan Pengakuisisi........................... 60 4.26. Uji Paired SampleT-Test: Operating profit margin Perusahaan Pengakuisisi...................................................................................... 60 4.27. Operating profit margin Perusahaan Diakuisisi............................... 61 4.28. Uji Paired SampleT-Test: Operating profit margin Perusahaan Diakuisisi.......................................................................................... 62 4.29. Net profit margin Perusahaan Pengakuisisi..................................... 63 4.30. Uji Paired SampleT-Test: Net profit margin Perusahaan Pengakuisisi...................................................................................... 63 4.31. Net profit margin Perusahaan Diakuisisi......................................... 64 4.32. Uji Paired SampleT-Test: Net profit margin Perusahaan Diakuisisi.......................................................................................... 64 4.33. Return on investment Perusahaan Pengakuisisi............................... 66 4.34. Uji Paired SampleT-Test: Return on investment Perusahaan Pengakuisisi...................................................................................... 66 4.35. Return on investment Perusahaan Diakuisisi................................... 67 4.36. Uji Paired SampleT-Test: Return on investment Perusahaan Diakuisisi.......................................................................................... 67 4.37. Return on equity Perusahaan Pengakuisisi...................................... 69 4.38. Uji Paired SampleT-Test: Return on equity Perusahaan Pengakuisisi...................................................................................... 69 4.39. Return on equity Perusahaan Diakuisisi.......................................... 70 4.40. Uji Paired SampleT-Test: Return on equity Perusahaan Diakuisisi.......................................................................................... 70 4.41. Pengujian Rata-Rata Abnormal Return Perusahaan Pengakuisisi.... 73 4.42. Pengujian Rata-Rata Abnormal Return Perusahaan Diakuisisi........ 75 4.43. Uji Paired Sample T-Test Rata-Rata Abnormal Return Pengakuisisi....................................................................................... 78 4.44. Uji Paired Sample T-Test Rata-Rata Abnormal Return Diakuisisi.......................................................................................... 79
  • 15. DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I Ringkasan Laporan Keuangan dan Perhitungan Rasio Keuangan Lampiran II Data Return Saham, Return Pasar dan Abnormal Return Lampiran III Hasil Uji Statistik Abnormal Return dengan One Sample T-Test
  • 16. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adanya globalisasi dan persaingan bebas menuntut setiap perusahaan untuk selalu mengembangkan strateginya agar dapat bertahan hidup, berkembang dan berdaya saing. Strategi bersaing yang berusaha mengembangkan (membesarkan) perusahaan sesuai dengan ukuran besaran yang disepakati untuk mencapai tujuan jangka panjang perusahaan disebut strategi pertumbuhan. Strategi ini dapat dilaksanakan melalui pertumbuhan internal atau merger dan akuisisi (Muhammad, 2004). Pertumbuhan internal dilakukan dengan cara memperluas kegiatan perusahaan yang sudah ada, misalnya dengan cara menambahkan kapasitas pabrik, menambah produk atau mencari pasar baru. Sementara merger dilakukan dengan menggabungkan dua atau lebih perusahaan dimana salah satu nama perusahaan yang bergabung tetap digunakan sedangkan yang lain dihilangkan dan akuisisi dilakukan dengan pembelian seluruh atau sebagian kepemilikan suatu perusahaan. Di Amerika Serikat, aktivitas merger dan akuisisi merupakan hal biasa terjadi. Bahkan di era 1980an telah terjadi kira-kira 55.000 aktivitas sehingga tahun 1980an sering disebut sebagai dekade merger mania (Hitt, 2002). Sementara di Indonesia aktivitas merger dan akuisisi mulai marak dilakukan seiring dengan majunya pasar modal di Indonesia. Beberapa contoh perusahaan di Bursa Efek 1
  • 17. Jakarta (BEJ) yang melakukan merger dan akuisisi diantaranya adalah PT Semen Gresik yang mengakuisisi PT Semen Padang, PT Gudang Garam merger dengan PT Surya Pamenang dan PT Nutricia yang mengakuisisi PT Sari Husada. Alasan perusahaan lebih tertarik memilih merger dan akuisisi sebagai strateginya daripada pertumbuhan internal adalah karena merger dan akuisisi dianggap jalan cepat untuk mewujudkan tujuan perusahaan dimana perusahaan tidak perlu memulai dari awal suatu bisnis baru. Merger dan akuisisi juga dianggap dapat menciptakan sinergi, yaitu nilai keseluruhan perusahaaan setelah merger dan akuisisi yang lebih besar daripada penjumlahan nilai masing-masing perusahaan sebelum merger dan akuisisi. Selain itu merger dan akuisisi dapat memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan antara lain peningkatan kemampuan dalam pemasaran, riset, skill manajerial, transfer teknologi, dan efisiensi berupa penurunan biaya produksi. Untuk menilai bagaimana keberhasilan merger dan akuisisi yang dilakukan, kita dapat melihatnya dari kinerja perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi, terutama kinerja keuangan. Beberapa penelitian mengenai pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja keuangan di Indonesia diantaranya adalah Payamta dan Setiawan (2004) yang meneliti kinerja keuangan perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi dari rasio-rasio keuangan dan return saham di sekitar peristiwa terjadi. Hasil penelitiannya menunjukkan rasio-rasio keuangan dua tahun sebelum dan sesudah peristiwa merger dan akuisisi tidak mengalami perubahan yang signifikan. Sedangkan abnormal return saham sebelum pengumuman merger dan 2
  • 18. akuisisi positif, namun setelah pengumuman merger dan akuisisi justru negatif. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Widjanarko (2006) yang menunjukkan tidak ada perubahan yang signifikan dari kinerja keuangan perusahaan yang diproksikan dari rasio-rasio keuangan dua tahun sebelum dan sesudah merger dan akuisisi. Penelitian yang membandingkan antara akuisitor dan non akuisitor dilakukan Wibowo dan Pakereng (2001) yang meneliti return saham perusahaan akuisitor dan non akuisitor, hasilnya menunjukkan bahwa baik akuisitor dan non akuisitor sama-sama memperoleh abnormal return yang negatif di seputar pengumuman merger dan akuisisi. Penelitian lainnya dilakukan Sutrisno dan Sumarsih (2004) yang meneliti return saham perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi dalam jangka panjang yaitu dengan jangka waktu pengamatan satu tahun sebelum dan dua tahun sesudah merger dan akuisisi, menunjukkan hasilnya bahwa merger dan akuisisi memberi pengaruh pada return saham yang bisa bernilai positif dan negatif walaupun tidak signifikan secara statistik. Atas pertimbangan berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh merger dan akuisisi dengan membandingkan pengaruhnya terhadap pengakuisisi dan yang diakuisisi. Disamping itu mengenai pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja keuangan dalam jangka panjang, baik dari rasio-rasio keuangan maupun return saham dengan pertimbangan bahwa sinergi yang diharapkan terjadi dalam jangka panjang. Dari pertimbangan- pertimbangan tersebut, maka peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul skripsi: “Analisis Dampak Jangka Panjang Merger dan Akuisisi 3
  • 19. terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi dan Perusahaan Diakuisisi di Bursa Efek Jakarta (BEJ)”. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Mengacu pada latar belakang masalah maka rumusan masalah yang disampaikan dalam penelitian ini adalah: a. Bagaimana pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi dalam jangka panjang ? b. Bagaimana pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja keuangan perusahaan diakuisisi dalam jangka panjang ? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: a. Mengetahui pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi dalam jangka panjang. b. Mengetahui pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja keuangan perusahaan diakuisisi dalam jangka panjang. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah : a. Bagi investor. 4
  • 20. Investor dapat mengetahui pengaruh aksi perusahaan dalam melakukan merger dan akuisisi terhadap fundamental perusahaan melalui kinerja keuangan. b. Bagi manajer. Sebagai pertimbangan dalam memutuskan merger dan akuisisi sebagai strategi perusahaan. 1. 5 Sistematika Penulisan. Pembahasan dalam skripsi ini dibagi menjadi lima bab, yaitu: Bab 1: Pendahuluan. Pada bab ini akan diuraikan latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan skripsi. Bab 2: Kajian Pustaka. Dalam bab ini berisi tentang penjelasan dan pembahasan mengenai kajian pustaka yang meliputi; teori merger dan akuisisi dengan kinerja keuangan dan hasil penelitian terdahulu yang kemudian dari pembahasan tersebut diformulasikan dalam bentuk hipotesis. Bab 3: Metode Penelitian. Pada bab ini dibahas tentang metodologi penelitian menjelaskan populasi dan sampel, data dan sumber data yang dipakai dalam penelitian, definisi operasional variabel penelitian dan teknik analisis. 5
  • 21. Bab 4: Analisis dan Pembahasan. Dalam bab ini dikemukakan analisis dan pembahasan hasil penelitian berupa pengujian statistik dan interpretasi dari data penelitian. Bab 5: Kesimpulan dan Saran. Pada bab ini dikemukakan kesimpulan dari seluruh pembahasan dan disertai dengan saran. 6
  • 22. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori. 2.1.1 Merger dan Akuisisi 2.1.1.1 Pengertian Merger dan Akuisisi Merger merupakan salah satu strategi yang diambil perusahaan untuk mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan. Merger berasal dari kata “mergere” (Latin) yang artinya (1) bergabung bersama, menyatu, berkombinasi (2) menyebabkan hilangnya identitas karena terserap atau tertelan sesuatu. Merger didefinisikan sebagai penggabungan dua atau perusahaan yang kemudian hanya ada satu perusahaan yang tetap hidup sebagai badan hukum, sementara yang lainnya menghentikan aktivitasnya atau bubar. Sementara akuisisi berasal dari kata acquisitio (Latin) dan acquisition (Inggris), makna harfiah akuisisi adalah membeli atau mendapatkan sesuatu/obyek untuk ditambahkan pada sesuatu/obyek yang telah dimiliki sebelumnya. Akuisisi dalam teminologi bisnis diartikan sebagai pengambilalihan kepemilikan atau pengendalian atas saham atau aset suatu perusahaan oleh perusaahaan lain, dan dalam peristiwa baik perusahaan pengambilalih atau yang diambil alih tetap eksis sebagai badan hukum yang terpisah (Moin,2003). 7
  • 23. 2.1.1.2 Motif Melakukan Merger dan Akuisisi Pada prinsipnya terdapat dua motif yang mendorong sebuah perusahaan melakukan merger dan akuisisi yaitu motif ekonomi dan motif non-ekonomi. Motif ekonomi berkaitan dengan esensi tujuan perusahaan yaitu meningkatkan nilai perusahaan atau memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Di sisi lain, motif non ekonomi adalah motif yang bukan didasarkan pada esensi tujuan perusahaan tersebut, tetapi didasarkan pada keinginan subyektif atau ambisi pribadi pemilik atau manajemen perusahaan (Moin, 2003). 1) Motif ekonomi. Esensi tujuan perusahaan dalam perspektif manajemen keuangan adalah seberapa besar perusahaan mampu menciptakan nilai (value creation) bagi perusahaan dan bagi pemegang saham. Merger dan akuisisi memiliki motif ekonomi yang tujuan jangka panjangnya adalah untuk mencapai peningkatan nilai tersebut. Oleh karena itu seluruh aktivitas dan pengambilan keputusan harus diarahkan untuk mencapai tujuan ini. Motif strategis juga termasuk motif ekonomi ketika aktivitas merger dan akuisisi dilakukan untuk mencapai posisi strategis perusahaan agar memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Biasanya perusahaan melakukan merger dan akuisisi untuk mendapatkan economies of scale dan economies of scope. 8
  • 24. 2) Motif sinergi. Salah satu motivasi atau alasan utama perusahaan melakukan merger dan akuisisi adalah menciptakan sinergi. Sinergi merupakan nilai keseluruhan perusahaan setelah merger dan akuisisi yang lebih besar daripada penjumlahan nilai masing-masing perusahaan sebelum merger dan akuisisi. Sinergi dihasilkan melalui kombinasi aktivitas secara simultan dari kekuatan atau lebih elemen-elemen perusahaan yang bergabung sedemikian rupa sehingga gabungan aktivitas tersebut menghasilkan efek yang lebih besar dibandingkan dengan penjumlahan aktivitas-aktivitas perusahaan jika mereka bekerja sendiri. Pengaruh sinergi bisa timbul dari empat sumber (1) Penghematan operasi, yang dihasilkan dari skala ekonomis dalam manajemen, pemasaran, produksi atau distribusi; (2) Penghematan keuangan, yang meliputi biaya transaksi yang lebih rendah dan evaluasi yang lebih baik oleh para analisis sekuritas; (3) Perbedaan efisiensi, yang berarti bahwa manajemen salah satu perusahaan, lebih efisien dan aktiva perusahaan yang lemah akan lebih produktif setelah merger dan (4) Peningkatan penguasaaan pasar akibat berkurangnya persaingan (Brigham, 2001). 3) Motif diversifikasi. Diversifikasi adalah strategi pemberagaman bisnis yang bisa dilakukan melalui merger dan akuisisi. Diversifikasi dimaksud untuk mendukung aktivitas bisnis dan operasi perusahaan untuk mengamankan posisi 9
  • 25. bersaing. Akan tetapi jika melakukan diversifikasi yang semakin jauh dari bisnis semula, maka perusahaan tidak lagi berada pada koridor yang mendukung kompetensi inti (core competence). Disamping memberikan manfaat seperti transfer teknologi dan pengalokasian modal, diversifikasi juga membawa kerugian yaitu adanya subsidi silang. 4) Motif non-ekonomi. Aktivitas merger dan akuisisi terkadang dilakukan bukan untuk kepentingan ekonomi saja tetapi juga untuk kepentingan yang bersifat non-ekonomi, seperti prestise dan ambisi. Motif non-ekonomi bisa berasal dari manajemen perusahaan atau pemilik perusahaan. a. Hubris hypothesis. Hipotesis ini menyatakan bahwa merger dan akuisisi dilakukan karena “ketamakan” dan kepentingan pribadi para eksekutif perusahaan. Mereka menginginkan ukuran perusahaan yang lebih besar. Dengan semakin besarnya ukuran perusahaan, semakin besar pula kompensasi yang mereka terima. Kompensasi yang mereka terima bukan hanya sekedar materi saja tapi juga berupa pengakuan, penghargaan dan aktualisasi diri. b. Ambisi pemilik. Adanya ambisi dari pemilik perusahaan untuk menguasai berbagai sektor bisnis. Menjadikan aktivitas merger dan akuisisi sebagai strategi perusahaan untuk menguasai perusahaan-perusahaan yang 10
  • 26. ada untuk membangun “kerajaan bisnis”. Hal ini biasanya terjadi dimana pemilik perusahaan memiliki kendali dalam pengambilan keputusan perusahaan. 2.1.1.3 Keunggulan dan Kelemahan Aktivitas Merger dan Akuisisi. Alasan mengapa perusahaan melakukan merger adalah ada “manfaat lebih” yang diperoleh darinya, meskipun asumsi ini tidak semuanya terbukti. Secara spesifik, keunggulan dan manfaat merger dan akuisisi antara lain adalah: (Moin, 2003) 1) Mendapatkan cashflow dengan cepat karena produk dan pasar sudah jelas. 2) Memperoleh kemudahan dana/pembiayaan karena kredititor lebih percaya dengan perusahaan yang telah berdiri dan mapan. 3) Memperoleh karyawan yang telah berpengalaman. 4) Mendapatkan pelanggan yang telah mapan tanpa harus merintis dari awal. 5) Memperoleh sistem operasional dan administratif yang mapan. 6) Mengurangi resiko kegagalan bisnis karena tidak harus mencari konsumen baru. 7) Menghemat waktu untuk memasuki untuk memasuki bisnis baru. 8) Memperoleh infrastruktur untuk mencapai pertumbuhan yang lebih cepat. Disamping memiliki keunggulan, merger dan akuisisi juga memiliki kelemahan sebagai berikut: 11
  • 27. 1) Proses integrasi yang tidak mudah. 2) Kesulitan menentukan nilai perusahaan target secara akurat. 3) Biaya konsultan yang mahal. 4) Meningkatnya kompleksitas birokrasi. 5) Biaya koordinasi yang mahal. 6) Seringkali menurunkan moral organisasi. 7) Tidak menjamin peningkatan nilai perusahaan. 8) Tidak menjamin peningkatan kemakmuran pemegang saham. 2.1.1.4 Tipe-Tipe Merger dan Akuisisi. Merger dan akuisisi berdasarkan aktivitas ekonomik dapat diklasifikasikan dalam lima tipe yaitu: (Moin, 2003) 1) Merger horisontal. Merger horisontal adalah merger antara dua atau lebih perusahaan yang bergerak dalam industri yang sama. 2) Merger vertikal. Merger vertikal adalah integrasi yang melibatkan perusahaan- perusahaan yang bergerak dalam tahapan-tahapan proses produksi atau operasi. 3) Merger konglomerat. Merger konglomerat adalah merger dua atau lebih perusahaan yang masing-masing bergerak dalam industri yang tidak terkait. 12
  • 28. 4) Merger ekstensi pasar. Merger ekstensi pasar adalah merger yang dilakukan oleh dua atau lebih perusahaan untuk secara bersama-bersama memperluas area pasar. 5) Merger ekstensi produk. Merger ekstensi produk adalah merger yang dilakukan oleh dua atau perusahaan untuk memperluas lini produk masing-masing perusahaan. 2.1.1.5 Faktor-Faktor Kegagalan Merger dan Akuisisi. Keberhasilan atau kegagalan suatu merger dan akuisisi dapat dilihat pada saat proses perencanaan. Pada saat proses ini biasanya terjadi sudut pandang yang berbeda-beda antara fungsi organisasi dalam menanggapi pengambilan keputusan merger dan akuisisi seiring dengan meningkatnya momentum, selanjutnya terjadi rancunya pengharapan dimana terjadi perbedaan-perbedaan harapan di pihak manajemen. Dari proses tersebut dapat memunculkan faktor-faktor yang yang memicu kegagalan merger dan akuisisi yaitu: 1) Perusahaan target memiliki kesesuaian strategi yang rendah dengan perusahaan pengambilalih. 2) Hanya mengandalkan analisis strategik yang baik tidaklah cukup untuk mencapai keberhasilan merger dan akuisisi. 3) Tidak adanya kejelasan mengenai nilai yang tercipta dari setiap program merger dan akuisisi. 13
  • 29. 4) Pendekatan-pendekatan integrasi yang tidak disesuaikan dengan perusahaan target yaitu absorbsi, preservasi atau simbiosis. 5) Rencana integrasi yang tidak disesuaikan dengan kondisi lapangan. 6) Tim negosiasi yang berbeda dengan tim implementasi yang akan menyulitkan proses integrasi. 7) Ketidakpastian, ketakutan dan kegelisahan diantara staf perusahaan yang tidak ditangani. Untuk itu tim implementasi dari perusahaan pengambilalih harus menangani masalah tersebut dengan kewibawaan, simpati dan pengetahuan untuk menumbuhkan kepercayaan dan komitmen mereka pada proses integrasi. 8) Pihak pengambilalih tidak mengkomunikasikan perencanaan dan pengharapan mereka terhadap karyawan perusahaan target sehingga terjadi kegelisahan diantara karyawan. 2.1.1.6 Faktor-Faktor Keberhasilan Merger dan Akuisisi. Hunt dkk. (1987) mengakhiri penelitian mereka dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang memberikan kontribusi kepada kesuksesan dan kegagalan akuisisi (Sudarsanam, 1999). Faktor-faktor yang dianggap memberi kontribusi terhadap keberhasilan merger dan akuisisi yaitu: 1) Melakukan audit sebelum merger dan akuisisi. 2) Perusahaan target dalam keadaan baik. 3) Memiliki pengalaman merger dan akuisisi sebelumnya. 4) Perusahaan target relatif kecil. 5) Melakukan merger dan akuisisi yang bersahabat. 14
  • 30. 2.1.1.7 Pengaruh Merger dan Akuisisi terhadap Kinerja Perusahaan. Menurut teori keuangan modern, keputusan-keputusan manajemen ditujukan untuk meningkatkan kemakmuran pemegang saham dan meningkatkan nilai perusahaan. Dalam hal ini merger dan akuisisi sebagai bagian dari keputusan manajemen perlu adanya pembuktian keberhasilannya dalam mencapai tujuan tersebut. Para peneliti terdahulu sulit menentukan alat ukur yang tepat bagi pencapaian keberhasilan merger dan akuisisi. Pendekatan secara umum untuk mengukur peningkatan kemakmuran pemegang saham dilakukan dengan metode abnormal return, yang mengukur keuntungan perusahaan selama periode waktu sekitar pengumuman pengambilalihan. Salah satu model yang paling sering digunakan dalam literatur adalah model pasar, yaitu hubungan antara return saham individu dengan return pasar: Rit = αi + βi . Rmt + εit. (1) Dimana Rit dan Rmt adl keuntungan selama t (satu hari atau satu bulan) pada saham perusahaan dan atas indeks harga pasar seperti IHSG yang mewakili ‘pasar’. α adalah titik pertemuan dan β adalah beta, juga dianamakan risiko sistematis. εit adalah kesalahan acak yang jika dirata- rata mendekati nilai nol. Parameter-parameter model, αi dan βi, diestimasikan dengan meregresikan Rit dan Rmt selama periode estimasi yang tepat. Parameter-parameter yang telah diestimasi kemudian 15
  • 31. digunakan untuk menghitung pendapatan normal E(Ri) untuk setiap perusahaan i dan pendapatan abnormal seperti berikut: AR = Rit – E(Ri) (2) AR = Rit – { αi + βi . Rmt } (3) Jika peristiwa pengambilalihan diperkirakan akan memberikan nilai tambah bagi pemegang saham I, maka AR akan positif. Ia akan menjadi nol bila pengaruh pengambilan netral. Untuk menguji apakah peristiwa tersebut memberikan pendapatan positif, uji-uji stastistik dilakukan dengan sampel yang terdiri dari berbagai pengambilalihan. Sebagian besar literatur terdahulu menggunakan pendapatan bulanan. Dengan adanya kemudahan memperoleh harga saham harian, penelitian selanjutnya cenderung menggunakan data harian. Walaupun dengan penggunakan data harian lebih akurat dibandingkan data bulanan. Data bulanan mempunyai konsisitensi yang lebih tinggi dan mendukung estimasi parameter yang lebih stabil atau dapat diandalkan. Penggunaan model pasar memiliki beberapa kelemahan, estimasi yang mengurangi keandalannya. Dua diantaranya adalah transaksi yang terlalu sedikit dan perbedaan ukuran antara perusahaan-perusahaan sampel dan wakil dari pasar. Semuanya mendorong pada benchmark yang salah, dan banyak peneliti telah mencoba menggunakan prosedur-prosedur yang telah diperbaiki untuk meminimalkan permasalahan. Dua model lain yang sampai pada taraf tertentu menghilangkan tersebut adalah model pasar disesuaikan, dimana estimasi parameter dikoreksi untuk transaksi 16
  • 32. kecil, dan model penyesuaikan pasar yang menghindari perlunya mengestimasi α dan β. Model penyesuaian pasar menggunakan pendapatan pasar Rm sebagai pendapatan normal dan tidak disesuaikan dengan resiko. Bukti empiris dari penelitian-penelitian internasional yang berasal dari Inggris dan Amerika Serikat. Keduanya sama-sama membuktikan bahwa dalam jangka pendek, merger dan akuisisi memberikan keuntungan bagi pemegang saham perusahaan target. Sebaliknya pemegang saham pengambilalih dirugikan. Hal ini terjadi karena adanya pengalihan kekayaan pemegang saham pengakuisisi kepada pemegang saham perusahaan target dan diduga karena manajer pengakuisisi cenderung membayar lebih atas akuisisi mereka, mereka terlalu tinggi mengestimasi kapasitas perusahaan target untuk menciptakan nilai akuisisi tersebut. Dalam kinerja jangka panjang, penelitian Frank dkk. menunjukkan bahwa keuntungan pemegang saham pengakuisisi dalam jangka panjang adalah negatif. Secara teori, setelah merger dan akuisisi ukuran perusahaan dengan sendirinya bertambah besar karena aset, kewajiban dan ekuitas perusahaan digabung bersama. Dasar logik dari pengukuran berdasarkan akuntansi adalah bahwa jika ukuran bertambah besar ditambah dengan sinergi yang dihasilkan dari gabungan aktivitas-aktivitas yang simultan maka laba perusahaan juga semakin meningkat. Oleh karena itu kinerja 17
  • 33. pascamerger seharusnya semakin baik dibandingkan dengan sebelum merger. Beberapa penelitian mengenai pengaruh merger dan akuisisi terhadap profitabilitas telah dilakukan. Di Inggris Meeks (1977) dan Kumar (1984) meneliti pengaruh merger terhadap profitabilitas perusahaan yang melakukan merger dan membuktikan adanya penurunan profitabilitas yang signifikan setelah tiga tahun dan lima tahun dengan menggunakan laba operasi. Sebaliknya Healy (1992) dan Manson (1994) menemukan bahwa perusahaan-perusahaan yang merger memperoleh peningkatan signifikan dalam produktivitas aset relatif terhadap imdustri dengan penggunaan cash flow. Penelitian mengenai pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja manajemen juga telah dilakukan. Newbould (1970) melakukan penelitian yang melibatkan manajer 38 perusahaan publik yang melakukan merger tahun 1976-1986. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa setelah dua tahun dan lima tahun, 21 perusahaan tidak memperoleh keuntungan dalam bentuk apapun juga. Cooper dan Lybran (1992) meneliti pengalaman akuisisi perusahaan-perusahaan Inggris dan menunjukkan 54 persen dari akuisisi tersebut sebagai kegagalan. 2.1.2 Analisis Kinerja Keuangan. 2.1.2.1 Pengertian Kinerja Keuangan. Pengertian kinerja berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001). Kinerja diartikan sebagai “sesuatu yang dicapai, prestasi yang 18
  • 34. diperlihatkan, kemampuan kerja (tentang peralatan). Berdasarkan pengertian tersebut kinerja keuangan didefinisikan sebagai prestasi manajemen, dalam hal ini manajemen keuangan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu menghasilkan keuntungan dan meningkatkan nilai perusahaan. Analisis kinerja keuangan dalam penelitian ini bertujuan untuk menilai implementasi strategi perusahaan dalam hal merger dan akuisisi. 2.1.2.2 Metode Analisis Kinerja Keuangan dengan Rasio Keuangan. Analisis rasio keuangan merupakan metode umum yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan di bidang keuangan. Rasio merupakan alat yang memperbandingkan suatu hal dengan hal lainnya sehingga dapat menunjukkan hubungan atau korelasi dari suatu laporan finansial berupa neraca dan laporan laba rugi. Adapun jenis rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Rasio Likuiditas. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial yang jatuh tempo dalam jangka pendek. Ukuran likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: a. Current ratio. Current ratio dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan besarnya aktiva yang diharapkan akan dikonversi menjadi kas dalam jangka pendek untuk menutup kewajiban lancar. Rasio yang rendah menunjukkan 19
  • 35. kurangnya modal untuk membayar hutang. Namun rasio yang tinggi tidak selalu berarti perusahaan sedang dalam keadaan yang baik. Hal tersebut dapat berarti bahwa kas tidak digunakan sebaik mungkin. Perhitungan current ratio dapat dirumuskan sebagai berikut: Current asset Current ratio = Current liabilitie s b. Quick ratio. Quick ratio dihitung dengan mengurang persediaan dari aktiva lancar dan sisanya dibagi dengan kewajiban lancar. Persediaan dihilangkan karena dianggap aktiva yang sulit dikonversi menjadi kas dengan cepat. Perhitungan quick ratio dapat dirumuskan sebagai berikut: Current asset − inventory Quick ratio = Current liabilitie s 2) Rasio Aktivitas. Rasio aktivitas dihitung dari perbandingan antara tingkat penjualan dengan berbagai elemen aktiva. Rasio ini mengukur seberapa efektif perusahaan mengelola aktivanya. Rasio aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: a. Fixed asset turn over. Fixed asset turn over mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan aktiva tetapnya. Semakin rendah fixed asset turn over, berarti penggunaan aktiva tetapnya semakin kurang efisien. Untuk 20
  • 36. mengukur besarnya fixed asset turn over dihitung dengan rumus sebagai berikut: Sales Fixed asset turn over = Net fixed asset b. Total asset turn over. Total asset turn over mengukur perputaran semua aktiva. Dengan kata lain, rasio ini mengukur efektifitas perusahaan dalam penggunaan total aktiva. Semakin tinggi rasio berarti semakin baik manajemen dalam mengelola aktivanya, sedangkan semakin rendah rasio menunjukkan buruknya kinerja manajemen dalam mengelola aktivanya. Untuk menghitung total asset turn over digunakan rumus sebagai berikut: Sales Total asset turn over = Total asset 3) Rasio Leverage. Rasio leverage dihitung dari perbandingan hutang dengan total aktiva dan modal sendiri perusahaan. Rasio ini menyangkut jaminan, yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar hutang bila pada suatu saat perusahaan dilikuidasi atau dibubarkan. Dengan kata lain rasio ini mengukur seberapa besar perusahaan menggunakan dana dari pihak luar atau kreditor. 21
  • 37. a. Debt to total asset ratio. Debt to total asset ratio mengukur seberapa besar seluruh hutang dijamin oleh seluruh aktiva perusahaan. Kreditur lebih menyukai rasio yang rendah karena semakin rendah rasio ini, maka semakin besar perlindungan terhadap kerugian kreditur dalam peristiwa likuidasi. Namun, di sisi lain pemilik saham lebih menyukai rasio yang tinggi karena dapat meningkatkan laba yang diharapkan. Untuk mengukur besarnya debt to total asset dihitung dengan rumus sebagai berikut: Total liabilities Debt to total asset ratio = Total asset b. Debt to equity ratio. Rasio ini merupakan imbangan antara hutang dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini berarti modal sendiri semakin sedikit dibanding dengan hutangnya. Bagi perusahaan ukuran hutang sebaiknya tidak melebihi dari modal sendiri karena resiko menjadi tinggi apabila terjadi likuidasi dan perusahaan akan kesulitan untuk membayar hutang. Perhitungan debt to equity ratio dapat dirumuskan sebagai berikut: Total liabilities Debt to total equity ratio = Owner's equity 22
  • 38. 4) Rasio Profitabilitas. Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Rasio ini membantu perusahaan dalam mengontrol penerimaannya rasio-rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Operating profit margin. Operating profit margin mengukur berapa laba usaha yang dihasilkan dari penjualan atau pendapatan. Semakin rendah rasio ini, semakin kurang baik karena biaya-biaya operasi naik. Kemungkinan hal ini terjadi karena ada pemborosan. Perhitungan operating profit margin dapat dirumuskan sebagai berikut: Operating profit Operating profit margin = Sales b. Net profit margin. Net profit margin mengukur seberapa banyak laba bersih setelah pajak dan bunga yang dapat dihasilkan dari penjualan atau pendapatan. Rasio yang rendah bisa disebabkan karena penjualan turun lebih besar dari turunnya ongkos, dan sebaliknya. Setiap perusahaan berkepentingan terhadap profit margin yang tinggi. Untuk menghitung net profit margin digunakan rumus sebagai berikut: Net profit Net profit margin = Sales 23
  • 39. c. Return On Investment. Return On Investment mengukur keuntungan yang dihasilkan dari seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan. Rasio yang rendah menunjukkan kinerja yang buruk atas pemanfaatan aktiva yang buruk oleh manajemen, sedangkan rasio tinggi menunjukkan kinerja atas penggunaan aktiva yang baik. Untuk menghitung Return On Investment digunakan rumus sebagai berikut: Net profit Return on investment = Total asset d. Return On Equity. Return On Equity mengukur seberapa banyak laba bersih yang dapat dihasilkan dari investasi para pemegang saham dalam perusahaan. Rasio yang rendah dapat diartikan bahwa manajemen kurang efisien dalam penggunaan modal, sedangkan rasio yang tinggi dapat menunjukkan bahwa sebagian besar modal diperoleh dari pinjaman atau manajemen sangat efisien. Untuk menghitung Return On Equity digunakan rumus sebagai berikut; Net profit Return on equity = Owner ' s equity 2.1.2.3 Metode Analisis Kinerja Keuangan dengan Return Saham. Penelitian terhadap return saham digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan, dengan pertimbangan bahwa harga saham merupakan cerminan dari nilai perusahaan. 24
  • 40. Return saham merupakan keuntungan atau hasil dari suatu investasi saham. Return saham dapat dibedakan menjadi dua yaitu return sesungguhnya (realized return) dan return yang diharapkan atau return ekspektasi. Return sesungguhnya merupakan return yang sudah terjadi yang dihitung dari selisih harga sekarang relatif terhadap harga sebelumnya. Sedang return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa yang akan datang. Abnormal return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return nomal. Return normal merupakan return ekspektasi (return yang diharapkan oleh investor). Dengan demikian return tidak normal (abnormal return) adalah selisih antara return sesungguhnya terjadi dengan return ekspektasi. Return ekspektasi merupakan return yang harus diestimasi. Untuk mengestimasi return ekspektasi dapat digunkan tiga model yaitu: 1) Mean-Adjusted model. Model disesuaikan rata-rata (mean–adjusted model) ini menganggap bahwa return ekspektasinya bernilai konstan yang sama dengan rata- rata realisasi sebelumnya selama periode estimasi (estimation period), yang dirumuskan sebagai berikut: ∑ ⎡ R .i.j ⎤ E [R .i.t ] = ⎢ ⎣ ⎥ ⎦ T E [R.i.t] = return ekspektasi sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t. ∑ R.i.j = return realisasi sekuritas pada periode estimasi ke-j. 25
  • 41. T = lamanya periode estimasi. 2) Market Model. Perhitungan return ekspektasi dengan model model pasar (market model) dilakukan dengan dua tahap, yaitu (1) membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi dan (2) menggunakan model ekspektasi ini untuk mengestimasi return ekspektasi di periode jendela. Model ekspektasi dapat dibentuk menggunakan teknik regresi OLS (Ordinary Least Square) dengan persamaan: R.i.j = αi + βi . RMj + εij. R.i.j = return realisasi sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j. αi = intercept untuk sekuritas ke-i. βi = koefisien slope yang merupakan Beta dari sekuritas ke-i. RMj = return indeks pasar pada periode estimasi ke-j. εij = kesalahan residu sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j. 3) Market-Adjusted Model. Model disesuaikan-pasar (market-adjusted model) menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar. 26
  • 42. Abnormal return untuk masing-masing sekuritas dengan model ini dapat dihitung dengan mengurangkan return yang terjadi untuk masing-masing sekuritas dengan return indeks pasar pada periode yang sama. Model ini pada dasarnya hampir sama dengan model pasar (market model), perbedaannya pada model penyesuaian pasar menganggap α=0 dan β=1 untuk semua sekuritas. Penggunaan model ini didasarkan pertimbangan bahwa pasar modal Indonesia masih dalam tahap perkembangan (emerging market). 2.2 Hasil Penelitian Terdahulu. Beberapa penelitian di Indonesia mengenai pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja keuangan diantaranya adalah yang dilakukan Payamta dan Setiawan (2004) meneliti pengaruh merger dan akuisisi kinerja keuangan perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi tahun 1990-1996. Dari rasio- rasio keuangan yang terdiri rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas hanya rasio Total Asset Turnover, Fixed Asset Turnover, Return On Investment, Return On Equity, Net Profit Margin, Operating Profit Margin, Total Asset to Debt, Net Worth to Debt yang mengalami penurunan signifikan setelah merger dan akuisisi. Sedangkan rasio lainnya tidak mengalami perubahan signifikan. Dari sisi abnormal return menunjukkan sebelum merger dan akuisisi positif, namun setelah pengumuman merger dan akuisisi justru negatif. Penelitian ini menyimpulkan kinerja keuangan dari sisi rasio keuangan, merger dan akuisisi 27
  • 43. tidak menimbulkan sinergi bagi perusahaan melakukan dengan kata lain, motif ekonomis bukanlah motif utama perusahaan melakukan merger dan akuisisi. Sedangkan dari sisi kinerja saham mengalami penurunan setelah pengumuman merger dan akuisisi dimana investor menganggap merger dan akusisisi yang dilakukan tidak menimbulkan sinergi bagi perusahaan, bahkan menjadi reserve sinergy. Widjanarko (2006) meneliti perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi pada tahun 1998-2002. Hasilnya menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan pada kinerja keuangan berdasarkan rasio profitabilitas dan leverage. Penelitian ini menyimpulkan penyebab kemungkinan tidak signifikan karena cara merger dan akuisisi dan pemilihan perusahaan target yang salah. Wibowo dan Pakereng (2001) meneliti pengaruh merger dan akuisisi terhadap return saham pada perusahaan akuisitor dan non akuisitor pada tahun 1991-1997 menunjukkan hasil bahwa baik perusahaan akuisitor maupun non akuisitor sama-sama memperoleh abnormal return yang negatif di seputar pengumuman merger dan akuisisi. Penelitian ini menyimpulkan adanya abnormal return yang signifikan saat pengumuman merger dan akuisisi oleh akuisitor mengakibatkan abnormal return bagi saham non akuisitor atau terjadi transfer informasi. Sutrisno dan Sumarsih (2004) meneliti pengaruh merger dan akuisisi terhadap return saham dalam jangka panjang. Hasilnya menunjukkan merger dan akuisisi memiliki dampak terhadap return saham, dimana return saham dapat bernilai positif atau negatif walaupun tidak signifikan secara statistik. 28
  • 44. 2.3 Formulasi Hipotesis Atas dasar pertimbangan dari teori pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja keuangan dimana setelah merger dan akuisisi ukuran perusahaan dengan sendirinya bertambah besar karena aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan digabung bersama. Dasar logik dari pengukuran berdasarkan akuntansi adalah bahwa jika ukuran bertambah besar ditambah dengan sinergi yang dihasilkan dari gabungan aktivitas-aktivitas yang simultan maka laba perusahaan juga semakin meningkat. Oleh karena itu kinerja pasca merger dan akuisisi seharusnya semakin baik dibandingkan dengan sebelum merger dan akuisisi. Dengan pertimbangan tersebut penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut: 1. Tingkat kinerja keuangan dalam jangka panjang perusahaan pengakuisisi mengalami peningkatan pada masa sesudah merger dan akuisisi. 2. Tingkat kinerja keuangan dalam jangka panjang perusahaan diakuisisi mengalami peningkatan pada masa sesudah merger dan akuisisi. 29
  • 45. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan rentang waktu antara tahun 2000- 2004. Sampel dibedakan menjadi dua yaitu perusahaan pengakuisisi dan perusahaan diakuisisi. Sampel perusahaan pengakuisisi dipilih berdasarkan kriteria-kriteria sebagai berikut: 1) Perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi selama periode tahun 2000-2004 yang telah terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). 2) Melakukan satu kali aktivitas merger dan akuisisi dan memiliki pasangan perusahaan target maksimal satu perusahaan. Untuk sampel perusahaan diakuisisi dipilih berdasarkan kriteria sebagai berikut: 1) Perusahaan mengalami peralihan kepemilikan berupa perpindahan kepemilikan saham lebih dari 50 persen saham (diakuisisi) oleh perusahaan lain. 2) Memiliki keterangan waktu yang jelas mengenai kapan perusahaan tersebut diakuisisi. Selain kriteria diatas perusahaan sampel juga memiliki data laporan keuangan dan harga saham untuk masa satu tahun sebelum hingga dua tahun sesudah merger dan akuisisi dan bukan jenis industri perbankan dan keuangan 30
  • 46. lainnya dengan alasan metode untuk menilai kinerja keuangan industri jenis perbankan dan keuangan lainnya harus menggunakan metode lain. Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut, akhirnya diperoleh 14 perusahaan pengakuisisi dan 12 perusahaan diakuisisi sebagai sampel penelitian ini. Tabel 3.1 Daftar perusahaan pengakuisisi tahun 2000-2004 No. Kode Perusahaan Pengakuisisi Mengakuisisi Bulan efektif/ saham pengumuman 1. DYNA PT. Dynaplast. PT Sanpak Unggul. Januari 2000 2. BGMT PT. Siloam Health Care. PT Baligraha Medikatama Maret 2000 3. ETWA PT. Eterindo Wahanatama PT. Surya Malindo Maret 2000 Medikatama. 4. SMAR PT. Smart PT. Inti Gerak Maju. November 2000 5. TLKM PT. Telkom PT. Multimedia Nusantara Desember 2000 6. BASS PT. Bahtera Adimina PT. Intergalaxy Delta Mei 2001 Samudra Fisheries. 7. INDF PT. Indofood Sukses PT. Asia Food Property. Mei 2001 Makmur 8. SIMM PT. Surya Intrindo PT. Aglo Sama Permata Mei 2001 Makmur. Motor. 9. STTP PT. Siantar Top. PT. Saritama Tunggal Agustus 2001 10. GGRM PT. Gudang Garam. PT. Karyadibya Mahardika Maret 2002 11. SRSN PT. Sarasa Nugraha PT. Sarasa Mitratama. Mei 2002 12. AALI PT. Astra Agro Lestari PT. Sinar Tabiora Oktober 2002 13. UNVR PT. Unilever Indonesia. PT Knorr Indonesia. Juli 2004 14. MLPL PT. Multipolar PT. Matahari Putra Prima. Oktober 2004 Corporation. 31
  • 47. Tabel 3.2 Daftar perusahaan diakuisisi tahun 2000-2004 No. Kode Perusahaan Diakuisisi Diakuisisi Oleh Bulan efektif/ saham pengumuman 1. AQUA PT. Aqua Golden Missippi. Danone. April 2000 2. INTP PT. Indocement Tunggal Heidelberger Zement AG. April 2001 Perkasa. 3. SMBC PT. Holcim Indonesia Holcim Ltd. November (Semen Cibinong) 2001 4. DVLA PT. Darya Varya Far East Drug Co. Ltd. Desember Laboratories. 2001 5. SKLT PT. Sekar Laut. BNP Paribas. Juni 2002 6. ALFA PT. Alfa Retailindo. PT. Sigmantara Alfindo. Agustus 2002 7. SULI PT. Sumalindo Lestari Jaya PT. Sumber Graha Agustus 2002 Sejahtera. 8. ISAT PT. Indosat. STT Telemedia. Januari 2003 9. PICO PT. Pelangi Indah Canindo. Hammond Holding Ltd. Juni 2004 10. ADES PT. Ades Waters Indonesia Water Partners Bottling Juli 2004 11. MPPA PT. Matahari Putra Prima. PT. Multipolar Oktober 2004 Corporation. 12. SDPC PT. Millenium Pharmacon Esteem Interpoint Sdn Desember International. Bhd 2004 Sumber: BEJ, Indonesian Capital Market Directory 3.2 Data dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Sumber data Laporan Keuangan dan harga saham perusahaan sampel berasal dari buku Indonesian Market Directory dan Database Pojok BEJ Fakultas Ekonomi 32
  • 48. Universitas Islam Indonesia. Sumber data lainnya berasal dari sumber bacaan seperti buku-buku, jurnal, dan data dari internet. 3.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian. Kinerja keuangan didefinisikan sebagai prestasi manajemen dalam hal ini manajemen keuangan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu menghasilkan keuntungan dan meningkatkan nilai perusahaan. Rasio keuangan dan return saham merupakan variabel yang diteliti dalam penelitian ini sebagai cerminan kinerja keuangan perusahaan. 1) Rasio keuangan. Rasio keuangan merupakan alat yang menunjukkan hubungan atau korelasi dari suatu laporan keuangan berupa neraca dan laporan rugi laba. Dalam penelitian ini, rasio keuangan yang digunakan meliputi rasio berikut ini: a. Rasio likuiditas, meliputi: current ratio dan quick ratio. b. Rasio aktivitas, meliputi: fixed asset turnover, dan total asset turnover. c. Rasio leverage, meliputi: debt to total asset dan debt to equity ratio. d. Rasio profitabilitas, meliputi: operating profit, net profit margin, return on investment dan return on equity. 2) Return saham. Return saham merupakan keuntungan atau hasil dari investasi saham. Penilaian return saham diukur dari abnormal return yang merupakan selisih return sesungguhnya (realized return) dengan return yang 33
  • 49. diharapkan (expected return). Abnormal return dihitung dengan menggunakan model pasar disesuaikan (market-adjusted model). 3.4 Alat Analisis. 1) Alat analisis pada rasio keuangan. a. Rasio likuiditas. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial yang jatuh tempo dalam jangka pendek. Current asset Current ratio = - Current liabilities Current asset − inventory Quick ratio = - Current liabilitie s b. Rasio Aktivitas. Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif perusahaan mengelola aktivanya. Sales Fixed asset turn over = - Net fixed asset Sales Total asset turn over = - Total asset c. Rasio Leverage. Rasio leverage mengukur seberapa besar perusahaan menggunakan dana dari pihak luar atau kreditor. Total liabilitie s Debt to total asset ratio = - Total asset 34
  • 50. Sales Total asset turn over = - Total asset d. Rasio Profitabilitas. Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Operating profit Operating profit margin = - Sales Net profit Net profit margin = - Sales Net profit Return on investment = - Total asset Net profit Return on equity = - Owner ' s equity 2) Alat analisis return saham. Untuk menghitung return saham diperlukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Informasi harga saham akan digunakan untuk menghitung return saham (Rit) aktual yang dirumuskan sebagai berikut: Rit = Pit Pit it −1 −P (1) Keterangan: Rit = return saham i pada bulan t. Pit = harga saham i pada bulan t. 35
  • 51. Pit-1 = harga saham i pada bulan t-1. b. Menghitung return pasar dg rumus: IHSG - IHSGt - 1 Rmt = (2) IHSGt - 1 Keterangan: Rmt = return pasar. IHSGt = indeks harga saham gabungan pada bulan ke t. IHSGt-1 = indeks harga saham gabungan pada bulan ke t-1. c. Menghitung abnormal return selama periode pengamatan dengan rumus. AR it = R it - R mt (3) Keterangan: ARit = abnormal return saham i pada bulan t. Rit = actual return untuk saham i pada bulan t. Rmt = return pasar pada bulan t-1 d. Menghitung rata-rata abnormal return (AAR) saham pada bulan ke-t. n ∑ ARit AARnt = i=t (4) n keterangan : AARnt = rata-rata abnormal return saham pada bulan ke-t. n = jumlah seluruh saham perusahaan yang diteliti. 36
  • 52. 3.5 Teknik Analisis Data. Teknik analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Analisis deskriptif. Analisis deskriptif merupakan analisis dengan merinci dan menjelaskan secara panjang lebar keterkaitan data penelitian yang biasanya tercantum dalam bentuk tabel dan analisis didasarkan pada data di tabel tersebut. Data penelitian tersebut adalah olahan data perhitungan rasio keuangan dan return saham. 2) Analisis statistika. Analisis statistika merupakan analisis yang dilakukan dengan menggunakan teknik statistik. Teknik ini dipergunakan untuk membuktikan hipotesis penelitian yang diajukan sebelumnya. 37
  • 53. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini diuraikan hasil penelitian berupa olahan data mengenai perbedaan rasio keuangan untuk periode satu tahun sebelum dengan satu tahun sesudah merger dan akuisisi dan satu tahun sebelum dengan dua tahun sesudah merger dan akuisisi. Rasio keuangan ini terdiri dari: rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage dan rasio profitabilitas. Disamping itu, terdapat pengujian terhadap perbedaan abnormal return satu tahun sebelum hingga dua tahun sesudah merger dan akuisisi. 4.1 Analisis Rasio Likuiditas. Rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial yang jatuh tempo dalam jangka pendek. Pembahasan analisis rasio likuiditas dimulai dengan analisis deskriptif yang didasarkan pada data statistik rasio-rasio likuiditas perusahaan pengakuisisi dan perusahaan diakuisisi. Dilanjutkan analisis uji signifikansi untuk mengetahui apakah ada perbedaan secara signifikan antara rasio-rasio likuiditas pada masa sebelum dengan sesudah merger dan akuisisi. Berdasarkan perhitungan masing-masing rasio, pada tiap-tiap rasio berikut ini disajikan data stastistik yang memuat nilai minimum, maksimum, rata- rata, standar deviasi, standar error mean dan pengujian statistik paired t-test untuk uji signifikansi. 38
  • 54. 4.1.1 Current Ratio. Current ratio menunjukkan besarnya aktiva yang diharapkan akan dikonversi menjadi kas dalam jangka pendek untuk menutup kewajiban lancar. 1) Perusahaan pengakuisisi. Tabel 4.1 Current Ratio Perusahaan Pengakuisisi N Minimum Maximum Mean Std. Std. Error Deviation Mean CR_1thn sbl 14 0,5195 4,5569 1,579364 1,0117428 0,2703996 CR_1thn ssd 14 0,1964 2,7078 1,350329 0,7548499 0,2017421 CR_ 2 thn ssd 14 0,4296 6,1640 1,480971 1,4125837 0,3775289 Tabel 4.2 Uji Paired Sample T-Test: Current Ratio Perusahaan Pengakuisisi Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Std. Error Difference Mean td. Deviatio Mean Lower Upper t df ig. (2-tailed Pair 1CR_1sbl - CR_ 290357 1,0430946 787788 732292 313006 ,822 13 ,426 Pair 2CR_1sbl - CR_ 983929 1,9928534 326125 1,05225 490322 ,185 13 ,856 Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa current ratio terendah terjadi pada satu tahun sesudah merger dan akuisisi yaitu 0,1964 dan current ratio tertinggi terjadi pada dua tahun sesudah merger dan akuisisi yaitu 6,1640. Rata-rata curent ratio pada satu tahun sesudah merger dan 39
  • 55. akuisisi adalah 1,350329 menurun 0,229035 dibanding satu tahun sebelum merger dan akuisisi. Rata-rata curent ratio pada dua tahun sesudah merger dan akuisisi adalah 1,480971 mengalami kenaikan 0,130642 dibanding satu tahun sebelumnya. Berdasarkan hasil uji signifikansi pada tabel 4.2 current ratio menunjukkkan ‘Sig’ satu = 0,426 dan ‘Sig’ dua = 0,856 (lebih besar dari 0,05). Dari pengujian tersebut disimpulkan bahwa secara signifikansi tidak ada perbedaan rata-rata current ratio satu tahun sebelum dengan satu tahun sesudah dan satu tahun sebelum dengan dua tahun sesudah. 2) Perusahaan diakuisisi. Tabel 4.3 Current Ratio Perusahaan Diakuisisi N Minimum Maximum Mean Std. Std. Error Deviation Mean CR_1thn sbl 12 0,0408 3,4314 1,013158 0,9297739 0,2684026 CR_1thn ssd 12 0,1594 2,9045 1,281133 0,8938708 0,2580383 CR_ 2 thn ssd 12 0,2495 3,0160 1,584900 0,8114162 0,2342357 40
  • 56. Tabel 4.4 Uji Paired Sample T-Test: Current Ratio Perusahaan Diakuisisi Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Std. Error Difference Mean td. Deviatio Mean Lower Upper t df ig. (2-tailed Pair 1CR_1sbl - CR_ 679750 ,7746867 236328 601874 242374 -1,198 11 ,256 Pair 2CR_1sbl - CR_ 717417 1,1697578 376800 1,31497 714870 -1,693 11 ,119 Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa current ratio terendah terjadi pada satu tahun sebelum merger dan akuisisi yaitu 0,0408 dan current ratio tertinggi terjadi pada satu tahun sebelum merger dan akuisisi yaitu 3,4314. Rata-rata curent ratio pada satu tahun sesudah merger dan akuisisi adalah 1,281133 meningkat 0,267975 dibanding satu tahun sebelum merger dan akuisisi. Rata-rata curent ratio pada dua tahun sesudah merger dan akuisisi adalah 1,584900 meningkat 0,303767 dibanding satu tahun sebelumnya. Berdasarkan uji signifikansi current ratio menunjukkkan ‘Sig’ satu = 0,256 dan ‘Sig’ dua = 0,119 (lebih besar dari 0,05). Dari pengujian diatas disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata current ratio secara signifikan satu tahun sebelum dengan satu tahun sesudah merger dan akuisisi dan satu tahun sebelum dengan dua tahun sesudah merger dan akuisisi. 41
  • 57. 4.1.2 Quick Ratio. Quick ratio dihitung dengan mengurang persediaan dari aktiva lancar dan sisanya dibagi dengan kewajiban lancar. 1) Perusahaan pengakuisisi. Tabel 4.5 Quick Ratio Perusahaan Pengakuisisi N Minimum Maximum Mean Std. Std. Error Deviation Mean QR_1thn sbl 14 0,3104 2,5197 1,126236 0,6924589 0,1850674 QR_1thn ssd 14 0,1480 2,5454 0,876186 0,7205070 0,1925636 QR_ 2 thn ssd 14 0,3265 5,4370 1,070357 1,2925781 0,3454560 Tabel 4.6 Uji Paired Sample T-Test: Quick Ratio Perusahaan Pengakuisisi Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Std. Error Difference Mean td. Deviatio Mean Lower Upper t df ig. (2-tailed Pair 1 QR_1sbl - QR_500500 ,9767478 610468 139074 140074 ,958 13 ,356 Pair 2 QR_1sbl - QR_558786 1,6521339 415514 980352 097923 ,127 13 ,901 Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa quick ratio terendah terjadi satu tahun sesudah merger dan akuisisi yaitu 0,1480 dan tertinggi terjadi pada dua tahun sesudah merger dan akuisisi yaitu 5, 4370. Rata-rata quick ratio pada satu tahun sesudah merger dan akuisisi 0,876186 42
  • 58. mengalami penurunan 0,25005 dibanding satu tahun sebelum merger dan akuisisi. Rata-rata pada tahun kedua sesudah merger dan akuisisi mengalami sedikit kenaikan 0,194189 menjadi 1,070357. Hasil uji signifikansi quick ratio menunjukkkan ‘Sig’ satu = 0,356 dan ‘Sig’ dua = 0,901 (lebih besar dari 0,05). Dari pengujian tersebut membuktikan secara signifikan tidak ada perbedaan rata-rata quick ratio satu tahun sebelum dengan satu tahun sesudah dan satu tahun sebelum dengan dua tahun sesudah merger dan akuisisi. 2) Perusahaan diakuisisi. Tabel 4.7 Quick Ratio Perusahaan Diakuisisi N Minimum Maximum Mean Std. Std. Error Deviation Mean QR_1thn sbl 12 0,0211 1,9382 0,656708 0,6237476 0,1800604 QR_1thn ssd 12 0,0546 1,6485 0,796925 0,5899283 0,1702976 QR_ 2 thn ssd 12 0,1730 2,4918 1,056992 0,7388438 0,2132858 43
  • 59. Tabel 4.8 Uji Paired Sample T-Test: Quick Ratio Perusahaan Diakuisisi Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Std. Error Difference Mean td. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed Pair 1 QR_1sbl - QR_ 402167 ,5736355 65594350468732242539 -,847 11 ,415 Pair 2 QR_1sbl - QR_ 4002833 ,929796726840929910480 904813 -1,491 11 ,164 Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa quick ratio terendah terjadi pada satu tahun sebelum merger dan akuisisi yaitu 0,0211 dan quick ratio tertinggi terjadi pada dua tahun sesudah merger dan akuisisi yaitu 2,4918. Rata-rata quick ratio pada satu tahun sesudah merger dan akuisisi adalah 0,796925 meningkat 0,140217 dibanding satu tahun sebelum merger dan akuisisi. Rata-rata quick ratio pada dua tahun sesudah merger dan akuisisi adalah 1,056992 mengalami peningkatan kembali sebesar 0,260067 dibanding satu tahun sebelumnya. Dilihat dari hasil uji signifikansi quick ratio menunjukkkan ‘Sig’ satu = 0,356 dan ‘Sig’ dua = 0,901 (lebih besar dari 0,05). Dari pengujian diatas disimpulkan tidak ada perbedaan rata-rata quick ratio satu tahun sebelum dengan satu tahun sesudah dan satu tahun sebelum dengan dua tahun sesudah. 4.1.3 Hasil Analisis Rasio Likuiditas. Pada perusahaan pengakuisisi rasio-rasio likuiditas mengalami penurunan pada tahun pertama setelah merger dan akuisisi dan pada tahun kedua 44
  • 60. setelah merger dan akuisisi ada sedikit peningkatan pada rasio-rasio likuiditas. Hal ini diduga karena likuiditas perusahaan-perusahaan pengakuisisi mengalami penurunan dengan adanya merger dan akuisisi dan pada tahun kedua mengalami peningkatan dimana perusahaan-perusahaan pengakuisisi mulai bisa menyesuaikan dengan merger dan akuisisi yang dijalankan. Hal tersebut berbeda dengan perusahaan-perusahaan yang diakuisisi yang mengalami peningkatan pada masa sesudah merger dan akuisisi pada tahun pertama dan tahun kedua, diduga merger dan akuisisi meningkatkan likuiditas perusahaan yang diakuisisi. Sementara berdasarkan hasil pengujian current ratio dan quick ratio disimpulkan bahwa merger dan akuisisi tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap likuiditas perusahaan. Hasil ini berbeda dengan hipotesis yang diajukan sebelumnya dan hasil penelitian sama dengan penelitian Payamta dan Setiawan (2004) diduga karena sinergi yang diharapkan tidak tercapai dalam melakukan merger dan akuisisi. 4.2 Analisis Rasio Aktivitas. Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif perusahaan mengelola aktivanya. Analisis rasio aktivitas dimulai dengan analisis deskriptif masing- masing rasio pada perusahaan pengakuisisi dan perusahaan diakuisisi. Dilanjutkan analisis uji signifikansi untuk mengetahui apakah ada perbedaan secara signifikan atau tidak antara rasio-rasio aktivitas sebelum dengan sesudah merger dan akuisisi. 45
  • 61. Berikut ini disajikan data statistik tiap-tiap rasio yang didasarkan perhitungan masing-masing rasio yang memuat nilai minimum, maksimum, rata- rata, standar deviasi, standar error mean dan pengujian statistik paired t-test untuk uji signifikansi. 4.2.1 Fixed asset turn over. Fixed asset turn over mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan aktiva tetapnya. 1) Perusahaan pengakuisisi. Tabel 4.9 Fixed asset turn over Perusahaan Pengakuisisi N Minimum Maximum Mean Std. Std. Error Deviation Mean FAT_1thn sbl 14 0,3782 12,3480 4,732400 4,5029985 1,2034770 FAT_1thn ssd 14 0,4766 35,6298 4,976350 8,9847316 2,4012705 FAT_ 2 thn ssd 14 0,4355 56,3689 6,503786 14,4475954 3,8612823 Tabel 4.10 Uji Paired Sample T-Test: Fixed asset turn over Perusahaan Pengakuisisi Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Std. Error Difference Mean td. Deviatio Mean Lower Upper t df ig. (2-tailed Pair 1FAT_1sbl - FAT439500 7,2153126 283734 4,40995 220474 -,127 13 ,901 Pair 2FAT_1sbl - FAT 1,77139 2,4970996 399904 8,98700 442248 -,530 13 ,605 46
  • 62. Dari tabel 4.9 dapat dilihat bahwa fixed asset turnover terendah terjadi pada satu tahun sebelum merger dan akuisisi yaitu 0,03782 dan fixed asset turnover tertinggi terjadi pada dua tahun sesudah merger dan akuisisi yaitu 56,3689. Rata-rata fixed asset turn over pada satu tahun sesudah merger dan akuisisi adalah 4,976350 meningkat 0,24395 dibanding satu tahun sebelum merger dan akuisisi. Rata-rata fixed asset turnover pada dua tahun sesudah merger dan akuisisi adalah 6,503786 meningkat 1,527436 dibanding satu tahun sebelumnya. Uji signifikansi fixed asset turn over menunjukkkan ‘Sig’ satu = 0,901 dan ‘Sig’ dua = 0,605 (lebih besar dari 0,05). Dari pengujian tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata fixed asset turn over satu tahun sebelum dengan satu tahun sesudah dan satu tahun sebelum dengan dua tahun sesudah. 2) Perusahaan diakuisisi. Tabel 4.11 Fixed asset turn over Perusahaan Diakuisisi N Minimum Maximum Mean Std. Std. Error Deviation Mean FAT_1 thn sbl 12 0,2616 34,2472 5,370208 9,4375350 2,7243817 FAT_1 thn ssd 12 0,2826 68,9680 8,481550 19,2856460 5,5672865 FAT_ 2 thn ssd 12 0,3362 90,2919 10,020217 25,3917274 7,3299603 47
  • 63. Tabel 4.12 Uji Paired Sample T-Test: Fixed asset turn over Perusahaan Diakuisisi Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Std. Error Difference Mean td. Deviatio Mean Lower Upper t df ig. (2-tailed Pair 1FAT_1sbl - FAT 3,11134 0,0349579 968428 9,48725 645664 -1,074 11 ,306 Pair 2FAT_1sbl - FAT 4,65001 6,2121747 800517 14,9507 507160 -,994 11 ,342 Berdasarkan tabel 4.11 diketahui bahwa fixed turn over terendah terjadi satu tahun sebelum merger dan akuisisi yaitu 0,2616 dan tertinggi terjadi pada dua tahun sesudah merger dan akuisisi yaitu 90,2919. Rata- rata fixed asset turn over pada satu tahun sesudah merger dan akuisisi 8,481550 mengalami peningkatan dibanding satu tahun sebelum merger dan akuisisi. Rata-rata pada tahun kedua sesudah merger dan akuisisi mengalami kenaikan kembali sebesar 1,538667 menjadi 10,020217. Dari hasil uji signifikansi fixed asset turn over menunjukkkan ‘Sig’ satu = 0,306 dan ‘Sig’ dua = 0,342 (lebih besar dari 0,05). Dari pengujian diatas disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata fixed asset turn over satu tahun sebelum dengan satu tahun sesudah dan satu tahun sebelum dengan dua tahun sesudah. 4.2.2 Total Asset Turn Over. Rasio total asset turn over mengukur efektifitas perusahaan dalam penggunaan total aktiva. 48
  • 64. 1) Perusahaan pengakuisisi. Tabel 4.13 Total asset turn over Perusahaan Pengakuisisi N Minimum Maximum Mean Std. Std. Error Deviation Mean TAT_1thn sbl 14 0,2955 2,3779 0,896800 0,6214004 0,1660762 TAT_1thn ssd 14 0,3312 2,6005 0,941271 0,6049632 0,1616832 TAT_ 2 thn ssd 14 0,3325 6,5724 1,307200 1,5671493 0,4188383 Tabel 4.14 Uji Paired Sample T-Test: Total asset turn over Perusahaan Pengakuisisi Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Std. Error Difference Mean td. Deviatio Mean Lower Upper t df ig. (2-tailed Pair 1TAT_1sbl - TAT 444714 ,3896866 041481 694698 805269 -,427 13 ,676 Pair 2TAT_1sbl - TAT 104000 1,1218933 998386 1,05816 373619 -1,369 13 ,194 Dari tabel 4.13 dapat dilihat bahwa total asset turn over terendah terjadi pada satu tahun sebelum merger dan akuisisi yaitu 0,2955 dan total asset turn over tertinggi terjadi pada dua tahun sesudah merger dan akuisisi yaitu 6,5724. Rata-rata total asset turn over pada satu tahun sesudah merger dan akuisisi adalah 0,941271 meningkat 0,044471 dibanding satu tahun sebelum merger dan akuisisi. Rata-rata total asset 49
  • 65. turn over pada dua tahun sesudah merger dan akuisisi adalah 1,307200 meningkat 0,365929 dibanding satu tahun sebelumnya. Uji signifikansi total asset turn over menunjukkkan ‘Sig’ satu = 0,676 dan ‘Sig’ dua = 0,194 (lebih besar dari 0,05). Dari pengujian tersebut disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata total asset turn over satu tahun sebelum dengan satu tahun sesudah merger dan akuisisi dan satu tahun sebelum dengan dua tahun sesudah merger dan akuisisi. 2) Perusahaan diakuisisi. Tabel 4.15 Total asset turn over Perusahaan Diakuisisi. N Minimum Maximum Mean Std. Std. Error Deviation Mean TAT_1 thn sbl 12 0,2101 4,5891 1,315475 1,2747536 0,3679897 TAT_1 thn ssd 12 0,2565 5,4356 1,462775 1,4794069 0,4270680 TAT_ 2 thn ssd 12 0,2637 4,3980 1,379708 1,3014955 0,3757094 Tabel 4.16 Uji Paired Sample T-Test: Total asset turn over Perusahaan Diakuisisi. Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Std. Error Difference Mean td. Deviatio Mean Lower Upper t df ig. (2-tailed Pair 1TAT_1sbl - TAT 473000 ,3364818 971339 610904 664904 -1,516 11 ,158 Pair 2TAT_1sbl - TAT 642333 ,3120497 900810 625003 340336 -,713 11 ,491 50
  • 66. Berdasarkan tabel 4.15 diketahui bahwa total asset turn over terendah terjadi satu tahun sebelum merger dan akuisisi yaitu 0,2101 dan tertinggi terjadi pada satu tahun sesudah merger dan akuisisi yaitu 5,4356. Rata-rata total asset turn over pada satu tahun sesudah merger dan akuisisi 1,462775 mengalami peningkatan dibanding satu tahun sebelum merger dan akuisisi sebesar 0,1473. Rata-rata total asset turn over pada tahun kedua sesudah merger dan akuisisi adalah mengalami penurunan 0,083067 menjadi 1,379708. Hasil uji signifikansi total asset turn over menunjukkkan ‘Sig’ satu = 0,158 dan ‘Sig’ dua = 0,491 (lebih besar dari 0,05). Dari pengujian tersebut disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata total asset turn over satu tahun sebelum dengan satu tahun sesudah dan satu tahun sebelum dengan dua tahun sesudah merger dan akuisisi. 4.2.3 Hasil Analisis Rasio Aktivitas. Pada perusahaan pengakuisisi rasio-rasio aktivitas mengalami peningkatan pada masa sesudah merger dan akuisisi. Hal ini terjadi diduga karena semakin menurunnya nilai aset yang dimiliki baik aset tetap maupun keseluruhan aset pada masa sesudah merger dan akuisisi dimana kenaikan rasio-rasio aktivitas tidak didukung dengan meningkatnya rasio profitabilitas secara keseluruhan yang justru mengalami penurunan. Hampir sama dengan yang dialami perusahaan diakuisisi pada rasio fixed asset turnover dimana peningkatan rasio ini tidak didukung dengan meningkatnya rasio profitabilitas secara keseluruhan. 51
  • 67. Berdasarkan hasil pengujian signifikansi pada fixed asset turnover dan total asset turn over pada perusahaan pengakuisisi dan diakuisisi menunjukkan bahwa merger dan akuisisi menunjukkan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap rasio aktivitas yang menolak berbeda dengan hipotesis yang diajukan sebelumnya. Hasil ini berbeda dengan Payamta dan Setiawan (2004) dimana fixed asset turnover dan total asset turrn over mengalami penurunan setelah mengalami penurunan melakukan merger dan akuisisi. Hal ini membuktikan bahwa tujuan ekonomis perusahaan tidak tercapai dalam melakukan merger dan akusisi dan diduga bahwa bukan tujuan ekonomis yang ingin dicapai dalam melakukan merger dan akuisisi, kemungkinan tujuannya untuk menyelamatkan perusahaan target dari kebangkrutan. 4.3 Analisis Rasio Leverage. Rasio leverage mengukur seberapa besar perusahaan menggunakan dana dari pihak luar atau kreditor. Analisis rasio leverage terdiri dari analisis deskriptif dan analisis statistika atau uji signifikansi pada perusahaan pengakuisisi dan perusahaan diakuisisi. Analisis didasarkan data statistik tiap-tiap rasio yang berasal dari perhitungan masing-masing rasio yang memuat nilai minimum, maksimum, rata-rata, standar deviasi, standar error mean dan pengujian signifikansi statistik paired t-test untuk apakah ada perbedaan secara signifikan atau tidak antara rasio-rasio aktivitas sebelum dengan sesudah merger dan akuisisi. 52
  • 68. 4.3.1 Debt to Total Asset Ratio. Debt to total asset ratio mengukur seberapa besar seluruh hutang dijamin oleh seluruh aktiva perusahaan. 1) Perusahaan pengakuisisi. Tabel 4.17 Debt to total asset Ratio Perusahaan Pengakuisisi N Minimum Maximum Mean Std. Std. Error Deviation Mean DTA_1 thn sbl 14 0,2919 0,8259 0,510457 0,1699783 0,0454286 DTA_1 thn ssd 14 0,0527 1,1445 0,534657 0,2966455 0,0792818 DTA_ 2 thn ssd 14 0,3065 1,1159 0,596629 0,2784111 0,0744085 Tabel 4.18 Uji Paired Sample T-Test: Debt to total asset Ratio Perusahaan Pengakuisisi Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Std. Error Difference Mean td. Deviatio Mean Lower Upper t df ig. (2-tailed Pair 1DTA_1sbl - DTA 242000 ,1918427 512721 349667 865667 -,472 13 ,645 Pair 2DTA_1sbl - DTA 861714 ,1974848 527800 001957 278529 -1,633 13 ,127 Dari tabel 4.17 dapat dilihat bahwa debt to total asset terendah terjadi pada satu tahun sesudah merger dan akuisisi yaitu 0,0527 dan debt to total asset tertinggi terjadi pada satu tahun sebelum merger dan akuisisi yaitu 0,8259. Rata-rata debt to total asset pada satu tahun sesudah 53
  • 69. merger dan akuisisi adalah 0,53465 meningkat 0,0242 dibanding satu tahun sebelum merger dan akuisisi. Rata-rata debt to total asset pada dua tahun sesudah merger dan akuisisi mengalami peningkatan kembali sebesar 0,061972 yaitu 0,596629. Berdasarkan uji signifikansi debt to total asset menunjukkkan ‘Sig’ satu = 0,645 dan ‘Sig’ dua = 0,127 (lebih besar dari 0,05). Dari pengujian tersebut membuktikan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata debt to total asset satu tahun sebelum dengan satu tahun sesudah dan satu tahun sebelum dengan dua tahun sesudah merger dan akuisisi. 2) Perusahaan diakuisisi. Tabel 4.19 Debt to total asset ratio Perusahaan Diakuisisi N Minimum Maximum Mean Std. Std. Error Deviation Mean DTA_1 thn sbl 12 0,4888 4,0441 1,068867 1,0531785 0,3040264 DTA_1 thn ssd 12 0,2968 4,0184 1,010717 1,0013871 0,2890756 DTA_ 2 thn ssd 12 0,2679 4,3664 1,043517 1,1233463 0,3242821 54