SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  71
Télécharger pour lire hors ligne
YANG DIMAKSUD
DENGAN IMAMAH
Imam An-Nawawi
(Ulama Sunni):
“Imamah, Khilafah,
dan Imaratul
Mukminin adalah
SINONIM. Yang
dimaksud dengannya
adalah
KEPEMIMPINAN
UMUM DALAM
URUSAN-URUSAN
AGAMA DAN DUNIA.”
Artinya IMAMAH
bukan Negara Sekular.
Al-Majmu’ Syarh Al-
Muhadzdzab, juz 21,
hlm 26
Imam Al-Ijiy
(Ulama Sunni):
“(Imamah
adalah): penerus
Rasulullah saw
dalam
menegakkan
agama yang
wajib ditaati
oleh segenap
umat Islam.”
Negara sekular
bukan Imamah.
Al-Mawaaqif fiy
‘Ilm Al-Kalaam,
hlm 395
Imam Al-Khatthabi
(Ulama Sunni):
“makna dari ‘Rasulullah
saw tidak beristikhlaf’
adalah bahwa beliau
tidak menunjuk
seseorang menjadi
khalifah, itu tidak berarti
bahwa Beliau tidak
memerintahkan hal
tersebut (mengangkat
Imam), tidak
mengajarkannya, dan
membiarkan perkara
(agama Islam)
terbengkalai tanpa ada
yang mengurusi. … “.
Masih menurut Beliau:
Penundaan pemakaman
jenazah Rasulullah saw
menunjukkan wajibnya
KHILAFAH.
(Tharh At-Tatsriyb fiy
Syarh At-Taqriyb, juz 8,
hlm 75)
Hadits Rasulullah saw dalam Musnad Ahmad bin Hambal, nomor hadits 22273, bahwa masa
kekhilafahan umat Islam hanya 30 tahun, setelah itu tidak ada lagi khilafah.
Al-Hafizh Ahmad bin
al-Shiddiq al-Ghumari
(Ulama Sunni),
menjelaskan dalam
kitabnya,
Muthabaqat al-
Ikhtira’at al-
’Ashriyyah limaa
Akhbara bihi Sayyid
al-Bariyyah, hal. 43,
bahwa Nabi saw telah
mengabarkan, “Umat
Islam akan dipimpin
oleh banyak
penguasa (tanpa
penguasa tunggal).”
1. Menurut Jumhur ‘Ulama Sunni umat Islam dilarang mempunyai lebih dari
satu pemimpin.
Imam Abu Zakariyya An-Nawawi (Ulama Sunni): “Para ulama bersepakat bahwa tidak boleh
mengangkat dua khalifah dalam satu masa, baik wilayah Negara Islam luas maupun tidak.” Syarh
An-Nawawî ‘alâ Muslim, juz 12 hal 321.
Imam Ibnu Katsir (Ulama Sunni): “Dan adapun pengangkatan dua imam atau lebih di muka bumi,
maka hal itu tidak boleh, berdasarkan Sabda Nabi saw: “Barang siapa yang mendatangi kalian
sementara urusan kalian terkumpul (pada satu khalifah) dia ingin memecahbelah kalian maka bunuhlah
dia seketika bagaimanapun dia.” Yang demikian ini adalah pendapat jumhur Ulama, ...” Tafsîr Ibn Katsîr,
juz 1 hlm 222.
Imam As-Sinqithi (Ulama Sunni): Menurut
Jumhur ‘Ulama: Bahwasannya Imam yang
agung (khalifah) tidak boleh berjumlah
lebih dari satu, bahkan wajib berjumlah
satu, …” Adhwâ’ Al-Bayân fî Îdhâh Al-Qur’ân
bi Al-Qur’ân, juz 1 hlm 83
Sementara hadits Rasulullah saw tentang akan berbilangnya pemimpin
umat Islam adalah berbentuk ikhbaar (pemberitaan) bukan berbentuk
tasyrii’ (penetapan hukum syara’). Sama halnya dengan pemberitaan
Beliau akan banyaknya perilaku Zina dan Riba di akhir zaman, sama sekali
tidak menunjukkan bahwa dua dosa besar tersebut nantinya dimaklumi
sebagai sesuatu yang boleh.
Jadi, apabila terjadi khalifah atau pemimpin umat Islam berjumlah lebih
dari satu maka itu adalah kemungkaran, merubahnya dengan cara yang
syar’iy adalah kewajiban kaum muslim. Dan aktivitas izaalatu- l-
munkaraat (menghilangkan kemungkaran) bukanlah amalan yang sia-sia.
Apalagi, pemimpin-pemimpin yang ada saat ini bukan pemimpin umat
Islam, mereka sendiri tidak ingin disebut sebagai pemimpin umat Islam,
dan negaranya juga tidak mau disebut sebagai negara Islam. Bahkan
mereka berusaha mencegah negara mereka untuk menjadi negara Islam.
2. Selain memberitakan akan berakhirnya
Khilaafah ‘Alaa Minhaaji-n-Nubuwwah dalam
30 tahun dan akan munculnya banyak
pemimpin umat Islam di kemudian hari, di lain
riwayat Rasulullah saw juga memberitakan
akan datangnya kembali kekhilafahan atau
kepemimpinan tunggal umat Islam (Musnad
Ahmad nomor hadits 18596)
Al-Imam al-Hafizh
Abu Bakar Ahmad
bin al-Husain al-
Baihaqi, berkata
dalam kitabnya,
Dalail al-Nubuwwah
wa Ma’rifat Ahwal
Shahib al-Syari’ah,
juz 6, hal. 491,
bahwa maksud
khilafah al-
nubuwwah dalam
hadits Hudzaifah
adalah Khalifah
Umar bin Abdul Aziz.
Syaikh Yusuf bin Ismail
al-Nabhani al-Asy’ari al-
Syafi’i, ulama Sunni,
kakek Syaikh
Taqiyyudin al-Nabhani,
pendiri Hizbut Tahrir,
menyebutkan dalam
kitabnya, Hujjatullah
‘ala al-’Alamin fi
Mu’jizat Sayyid al-
Mursalin, hal. 527,
bahwa yang dimaksud
dengan khilafah al-
nubuwwah dalam
hadits Hudzaifah
tersebut adalah
khilafahnya Umar bin
Abdul Aziz.
1. Bahwa khilafah ‘ala minhaj an-nubuwwah yang disebut hadits Ahmad adalah masa
Khalifah Umar bin Abdil ‘Aziz ra. adalah merupakan asumsi seorang perawi bernama
Habib bin Salim rahimahullaah, dia tidak termasuk hadits Rasulullah saw.
2. Habib bin Salim rahimahullaah sendiri tidak meyakini akan asumsinya tersebut, beliau
hanya mengatakan “berharap”:
3. Kalaupun ada yang berpendapat demikian tentunya tidak berupa keyakinan yang
kemudian menafikan kemungkinan-kemungkinan lainnya, karena landasannya sebatas
asumsi seorang perawi yang beliau sendiri bahkan tidak sampai meyakininya.
4. Menurut hadits
Muslim Nomor 2913:
Akan ada kembali
kekhilafahan,
(a)Hadits
menyebutkan
munculnya khalifah
di akhir umat Nabi
Muhammad saw.,
(b)Keterangandua
orang perawinya
Abu Nadhrah dan
Abu Al-’Alaa’ saat
ditanya oleh Al-
Jurairiy,
Jelas yang dimaksud
bukan kalifah ‘Umar
bin ‘Abdil ‘Aziz,.
Mengatakan tidak
akan ada lagi khalifah
berarti mengingkari
hadits shahih ini.
5. Masih dari sumber
yang sama, yaitu
hadits nomor 2914:
akan muncul
kembali Khalifah di
Akhir Zaman.
Tentunya bukan
kalifah ‘Umar bin
‘Abdil ‘Aziz, karena
beliau hidup dekat
dengan masa
kenabian dan bukan
di akhir zaman.
Mengatakan tidak
akan ada lagi
khalifah berarti
mengingkari hadits
shahih ini.
Abu Ya’la Al-
Mushiliy
meriwayatkan
hadits dari jalan Abu
Hurairah, bahwa
khilafah di akhir
zaman nanti adalah
khilafahnya Al-Imam
Al-Mahdi. Itupun
masanya sangat
singkat, yaitu tujuh
tahun saja.
Musnad Abu Ya’la,
juz 12 hlm 19.
Al-Mahdi memang
khalifah di akhir zaman,
tapi Beliau bukan satu-
satunya. At-Thabaraniy
meriwayatkan hadits
shahih bahwa Beliau
nanti dibai’at menjadi
khalifah setelah khalifah
sebelumnya wafat, itu
tandanya sebelum beliau
menjadi khalifah sudah
berlangsung masa
kekhilafahan.
Pertanyaannya, darimana
datangnya kekhilafahan
tersebut? Apakah muncul
dengan sendirinya?
Majma’ Az-Zawaid, juz 7
hlm 433
Al-Imam Hujjatul
Islam al-Ghazali
berkata dalam al-
Iqtishad fi al-
I’tiqad, hal. 200,
“Kajian tentang
khilafah tidak
penting, dan
lebih selamat
tidak
mengkajinya.”
Syaikh Taqiyyuddin al-
Nabhani berkata
dalam kitab al-
Syakhshiyyat al-
Islamiyyah, juz 2, hal.
19 bahwa
“Bengpangku tangan
dari menegakkan
khilafah termasuk
dosa terbesar, dan
menghentikan
eksistensi Islam
dalam ranah
kehidupan. Semua
kaum Muslim dosa
besar karenanya.”
1. Yang benar, Abu Hamid Al-Ghazali (Ulama Sunni)
berkata: “menghindari pembahasan imamah lebih
selamat daripada membahasnya, iya kalau sudah
benar (pemahamannya), bagaimana jika ternyata
salah?”. Beliau kemudian membagi pembahasan
imamah menjadi tiga topik:
• Kewajiban mengangkat imam  untuk
membantah kalangan yang mengingkari wajibnya
imamah
• Apakah Imam telah ditetapkan oleh nash  untuk
membantah pendapat sebagaimana yang dianut
Rafidhah bahwa Ali bin Abi Thalib ra telah
ditetapkan sebagai Imam berdasarkan nash, yaitu
hadits Ghadir Khum
• Akidah Ahlus Sunnah terhadap Shahabat Nabi dan
Khulafa Rasyidun  untuk membantah kalangan
yang mengkultuskan mereka dan juga kalangan
yang membenci dan memusuhi mereka.
(Al-Iqtishaad fiy Al-I’tiqaad, hal. 200-207)
Asy-Syahrastaniy (Ulama
Sunni) mengatakan
bahwa Imamah memang
bukan bagian dari dasar-
dasar keyakinan (akidah),
akan tetapi adalah bahaya
bagi siapa-siapa yang
salah dalam
memahaminya, lebih
bahaya lagi siapa-siapa
yang tidak tahu dasarnya,
dan kelaliman yang
muncul dari pengaruh
hawa nafsu yang
menyesatkan, yang
mencegah seseorang dari
berlaku adil.
Nihaayatu-l-Iqdaam fiy
‘ilmi-l-Kalaam, hlm 478
Berikut juga keterangan Hasan Al-
’Aththar (Ulama Sunni) dalam
Hasyiyah beliau atas Jam’u-l-
jawaami’, juz 2 hlm 487:
2. Yang menyatakan Imamah adalah kewajiban yang Sangat Besar bukan hanya Hizbut Tahrir.
Muhammad bin Ahmad As-Safarini Al-Hambali (Ulama Sunni), dalam Lawâmi’ Al-Anwâr, juz
2 hlm 419:
Ibnu Hajar Al-Haitamiy (Ulama Sunni), dalam Ash-Shawâ’iq Al-Muhriqah, hlm 10:
Syamsuddin Ar-Ramli (Ulama Sunni), dalam Ghâyah Al-Bayân Syarhu Zubad Ibn
Ruslân, hlm 23:
Muhammad Al-Hashkifi Al-Hanafi (Ulama Sunni), dalam Ad-Durr Al-Mukhtaar syarh
Tanwiyr Al-Abshaar, hlm 75:
“Ekstrem”:
Hanzhalah bin
Ar-Rabiy’ ra.
(Sahabat
sekaligus Juru
Tulis Rasulullah
saw)
menyebutkan
bahwa dengan
tanpa Khilafah
Umat Islam bisa
hina dan sesat
seperti umat
Yahudi dan
Nasrani!
Taariykhu-th-
Thabariy, hlm
776
“Ekstrem”:
Khalifah ‘Umar bin
Khaththab ra.
Memberi instruksi
kepada Shuhayb
untuk membunuh
siapa-siapa dari
anggota syura
yang menghambat
proses pemilihan
khalifah, sekalipun
mereka adalah
para sahabat
pilihan yang
diridhai Rasulullah
saw, dan para
sahabat lainnya
tidak ada yang
menolak bertanda
mereka setuju.
Al-Kaamil fi-t-
taariykh, juz 2 hlm
461
“Ekstrem”:
Umar bin
Khaththab ra.
menyebutkan
bahwa dengan
meninggalkan
Had Rajam saja
umat bisa sesat!
Dan tanpa
Khilafah banyak
hudud
ditinggalkan.
Shahiyh Al-
Bukhariy, hadits
nomor 6829
“Ekstrem”:
Imam Taqyuddin
Abu Bakr Al-
Hishniy (Ulama
Sunni)
menyebutkan
bahwa menurut
para ulama
istighfar yang
disertai dengan
diantaranya
keridhaan tidak
menerapkan
hudud adalah
terhitung sebagai
dosa!
Kifayatu-l-
Akhyaar, hlm 242
Al-Imam Fakhruddin al-Razi,
berkata dalam tafsirnya, al-Tafsir
al-Kabir wa Mafatih al-Ghaib, juz
13, hal. 204, bahwa tampilnya
seorang pemimpin yang zalim
adalah akibat kezaliman yang
dilakukan oleh rakyat.
Hizbut Tahrir
merubah sistem
dengan berdakwah
di tengah-tengah
dan bersama umat
(masyarakat)
sampai mereka
menjadikan Islam
sebagai pandangan
hidupnya, sehingga
akhirnya mereka
sendirilah yang
menuntut
penerapan Syari’at
dan Khilafah.
Al-Imam Abu Ja’far
al-Thahawi (Ulama
Sunni) berkata dalam
al-’Aqidah al-
Thahawiyyah,
“bahwa Ahlussunnah
Wal-Jama’ah tidak
memiliki konsep
menggulingkan
pemerintahan yang
sah, meskipun
mereka telah berbuat
kezaliman.”
Yang haram digulingkan adalah
Pemerintahan Islam. Menurut Ibnu Katsir
(Ulama Sunni) bahwa jika pemerintah
Islam mengganti atau mencampur syari’at
Islam dengan syari’at lain, maka wajib
untuk dilengserkan. Tafsiyr Al-Qur-aan Al-
’Azhiym (tafsir Ibn Katsir) juz 3 hlm 131.
Adapun merubah
pemerintahan yang
tidak Islami, maka
dengan mencontoh
perjalanan dakwah
Rasulullah saw saat
periode Mekah, yaitu
dengan dakwah dan
aktivitas politik tanpa
menggunakan
kekerasan.
Syaikh Taqiyyuddin al-
Nabhani, pendiri
Hizbut Tahrir, dengan
mengadopsi dari
Mu’tazilah,
menegaskan dalam
kitabnya, al-
Syakhshiyyat al-
Islamiyyah, juz 1, hal.
71 dan 72, bahwa
perbuatan manusia
tidak ada kaitannya
dengan keputusan
Allah.
Al-Imam al-Hafizh al-Kabir Abu Bakar Ahmad bin al-Husain al-Baihaqi, w. 458 H, berkata
dalam kitabnya, al-I’tiqad ‘ala Sadzhab al-Salaf Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah, hal. 53-54,
bahwa semua perbuatan manusia adalah ciptaan Allah dan terjadi sesuai dengan
keputusan Allah.
Ungkapan bahwa
perbuatan manusia
yang bersifat ikhtiyariy
tidak termasuk Qadha’,
bukan berarti
menganggapnya
sebagai ciptaan
manusia. Karena:
1. Yang dimaksud
Qadha’ di situ adalah
perbuatan-perbuatan
yang terjadi di luar
kehendak manusia
yang telah
ditetapkan oleh Allah
swt. (Asy-
Syakhshiyyah Al-
Islaamiyyah, juz 1
hlm 94)
2. Perbuatan manusia
yang bersifat
pilihan adalah
berupa intifaa’
(pemanfaatan)
manusia atas
khashyyat (sifat-
sifat khusus) yang
telah Allah swt
tetapkan pada
benda-benda. (Asy-
Syakhshiyyah Al-
Islaamiyyah, juz 1
hlm 96)
Jadi Hizbut Tahrir tidak
pernah mengatakan
bahwa manusia bisa
menciptakan
perbuatannya sendiri!
Syaikh Taqiyyuddin
al-Nabhani, pendiri
Hizbut Tahrir,
berkata dalam al-
Syakhshiyyat al-
Islamiyyah, juz 1,
hal. 73, bahwa
“Ahlus Sunnah
sama dengan
Jabariyyah”.
1. Yang dimaksud Ahlus Sunnah oleh Syaikh Taqyuddin An-Nabhaniy
dalam pembahasan Qadha dan Qadar adalah Al-Asy’ariyyah
2. Dalam pembahasan Qadha dan Qadar pada hakikatnya pendapat
keduanya (Ahlus Sunnah dan Jabariyyah) adalah sama, yaitu bahwa
perbuatan manusia baik berupa ketaatan maupun kemaksiatan
adalah ketetapan dan ciptaan Allah swt. Bedanya Asy’ariyyah
mengenal apa yang dinamakan dengan Kasb Ikhtiyariy, yaitu hamba
kuasa memilih perbuatannya. Namun meskipun demikian yang
terjadi tetap apa yang telah ditetapkan Allah swt, baik dipilih
maupun tidak. Karena suatu perbuatan akan terjadi manakala kuasa
manusia sejalan dengan kuasa Allah swt.
3. Yang menyatakan bahwa Asy’ariyyah
memiliki kesamaan dengan Jabariyyah
bukan hanya Syaikh Taqyuddin. Berikut
Al-Imam Al-Ijiy (Ulama Sunni) dalam
kitabnya Al-Mawaqif hlm 428
Juga Al-Imam Al-Jurjaniy (Ulama
Sunni), dalam kitabnya At-Ta’riyfaat,
hlm 66
Syaikh Taqiyyuddin al-Nabhani, pendiri Hizbut Tahrir, berkata dalam al-Syakhshiyyat al-
Islamiyyah, juz 1, hal. 53, bahwa “Ta’wil pertama kali dilakukan oleh kalangan teolog, bukan
ulama salaf”.
Al-Imam al-Syaukani
(Ulama Syiah
Zaidiyah), berkata
dalam kitabnya
Irsyad al-Fuhul,
mengutip dari al-
Imam al-Zarkasyi
(Ulama Sunni) dalam
al-Burhan fi ‘Ulum
al-Qur’an, bahwa
ta’wil terhadap
nushush
mutasyabihat
dilakukan oleh
ulama salaf.
Hizbut Tahrir tidak
sedang mengkritik
ta’wil, melainkan
mengkritik manhaj
Kaum Mutakallimin
yang menjadikan
akal sebagai asas
dalam menta’wil,
bukan ayat Al-
Qur’an.
(Asy-Syakhshiyyah
Al-Islaamiyyah, juz
1 hlm 55-56)
Taqiyyuddin al-
Nabhani berkata
dalam kitabnya,
al-Syakhshiyyat
al-Islamiyyah, juz
1, hal. 43, bahwa
yang dimaksud,
“Qadar dalam
hadits Jibril
adalah ilmu
Allah”. Dengan
demikian berarti
al-Nabhani
menisbatkan
keburukan kepada
Allah swt.
Syaikh Abdullah
al-Harari (Ulama
Sunni), berkata
dalam kitabnya,
al-Syarh al-
Qawim ‘ala al-
Shirath al-
Mustaqim, hal.
228, bahwa
“Maksud Qadar
dalam hadits
Jibril adalah al-
Maqdur (sesuatu
yang diputuskan
Allah) atau
Makhluk, yang
boleh dilabel sifa
baik dan buruk.”
Syaikh Nawawi
Banten,
berkata dalam
kitabnya
Kasyifat al-
Saja Syarh
Safinah al-
Naja, hal. 12,
“Tidak boleh
menisbatkan
kejelekan
kepada Allah.”
Maksud dari iman
kepada Qada’ dan Qadar
baik dan buruknya dari
Allah swt: Mengimani
bahwa perbuatan-
perbuatan yang terjadi
oleh manusia atau
atasnya yang bersifat
“memaksa” dan
khashiyyat yang ada
pada benda-benda
adalah dari Allah swt
bukan dari Manusia, dan
tidak ada peran manusia
di dalamnya.  al-
Maqdur (sesuatu yang
diputuskan Allah). Jadi
tidak ada penisbatan
kejelekan kepada Allah
swt tersebut. (Asy-
Syakhshiyyah Al-
Islaamiyyah, juz 1 hlm
94)
Syaikh Taqiyyuddin
al-Nabhani berkata
dalam kitab al-
Syakhshiyyat al-
Islamiyyah, juz 1,
hal. 132, bahwa
“Para nabi dan rasul
itu ma’shum setelah
menjadi nabi dan
rasul. Sedangkan
sebelum menjadi
nabi dan rasul,
mereka tidak
ma’shum.”
Al-Imam
Muhammad al-
Dasuqi (Ulama
Sunni), berkata
dalam kitabnya,
Hasyiyah ‘ala Ummi
al-Barahin, hal. 163,
“Para nabi itu
terjaga dari dosa
besar dan kecil,
sengaja dan tidak
sengaja, sebelum
dan sesudah
menjadi nabi.”
Imam Al-Amidiy
(Ulama Sunni):
menurut Qadhi Abu
Bakar (Ulama Sunni)
dan jumhur ulama
madzhab kami
(Syafi’iyyah), serta
banyak dari
kalangan mu’tazilah,
bahwa para nabi
memungkinkan
untuk bermaksiat
sebelum
kenabiannya, baik
dosa besar maupun
kecil, bahkan boleh
kerasulan orang
yang sebelumnya
kafir. Al-Ihkaam fiy
Ushuuli-l-Ahkaam,
juz 1 hlm 227
Syaikh
Taqiyyuddin
al-Nabhani
berkata
dalam kitab
al-Tafkir, hal.
149 bahwa
“Siapa saja
mampu
berijtihad.”
Syaikh Yusuf bin Ismail al-Nabhani, Ulama Sunni dan kakek pendidi Hizbut Tahrir
berkata dalam kitabnya Hujjatullah ‘ala al-’Alamin, hal. 773, bahwa “Ijtihad telah
terputus sejak ratusan tahun yang lalu.”
Syaikh Yusuf bin Ismail al-Nabhani, berkata dalam kitabnya Hujjatullah ‘ala al-
’Alamin, hal. 775, bahwa “Yang mengaku mujtahid sekarang ini tidak punya akal,
dan tidak tahu malu.”
Az-Zarkasyi (Ulama
Sunni): Nukilan bahwa
ada kesepakatan atas
sudah tertutupnya
pintu ijtihad adalah hal
aneh, karena perkara
ini termasuk
khilafiyyah. Ulama
Hanabilah
berpendapat: tidak
boleh ada suatu masa
yang kosong dari
keberadaan seorang
mujtahid. Pendapat ini
ditegaskan oleh Abu
Ishaq dan Az-Zubairiy.
Ibnu Daqiq: ini
pendapat pilihan kami!
Irsyaadu-l-fuhuwl, hlm
1037
Yang menyatakan
bahwa ijtihad lebih
mudah dilakukan di
masa sekarang bukan
hanya Syaikh
Taqyuddin An-
Nabhani. Asy-Syaukani
berkata ijtihad bagi
kalangan
mutaakhkhirun lebih
gampang dan mudah
daripada ijtihad bagi
kalangan
mutaqaddimun.
Irsyaadu-l-Fuhuwl, hlm
1039
Ash-Shan’aaniy berkata
bahwa tidak diragukan
lagi ijtihad di masa-
masa sekarang adalah
mudah. Ibn Al-Waziyr
(Ulama Sunni) berkata
dalam kitabnya Al-
Qawa’id bahwa banyak
yang menganggap
ijtihad adalah perkara
yang seakan-akan
mustahil, padahal
menurut ulama salaf
tidak demikian. Meski
bukan perkara remeh
dia tetap mungkin
untuk dilakukan, selama
memenuhi lima
syaratnya. …
Irsyaadu-n-Naqqaad
ilaa taisiyri-l-Ijtihaad,
hlm 11, 22-23
Syaikh Taqiyyuddin
al-Nabhani,
pendidi Hizbut
Tahrir, berkata
dalam kitab al-
Nizham al-Ijtima’i
fi al-Islam, hal. 57
bahwa “laki-laki
boleh menyalami
perempuan dan
sebaliknya tanpa
tabir antara
keduanya.”
Membolehkan berjabat
tangan dengan wanita
ajnabiyyah selama tidak
khawatir menimbulkan
fitnah bukanlah
pendapat asing, bahkan
dia adalah pendapat
Mayoritas Ulama di luar
Syafi’iyyah. Lihat
keterangan Syaikh
Wahbah Az-Zuhailiy
(Ulama Sunni) dalam Al-
Fiqhu-l-Islaamiy wa
Adillatuhu, juz 3 hlm
567.
Naskah asli fatwa
Hizbut Tahrir hal.
226 yang
membolehkan
ciuman laki-laki dan
perempuan yang
bukan muhrim dan
bukan sumai istri,
asal tidak
bermaksud berzina.
Bahwa Hizbut Tahrir
membolehkan
berciuman dengan
wanita ajnabiyyah
adalah anggapan
keliru yang
bertentangan dengan
fakta, dan bahwa
naskah fatwa
tersebut sebagai
produk yang diadopsi
Hizb juga tidak benar.
An-Nizham Al-
Ijtimaa’iy fiy –l-
Islaam, hlm 57.
Naskah asli
fatwa Hizbut
Tahrir hal.
279, yang
membolehka
n menonton
filem
mesum.
Bahwa Hizbut Tahrir
mengeluarkan fatwa
membolehkan
nonton film porno
adalah tuduhan keji.
Menurut Syaikh
Taqyuddin An-
Nabhaniy gambar
porno (baik yang
bergerak maupun
tidak) adalah
gambar terlarang
karena bertentangan
dengan peradaban
islam. Nizhaam Al-
Islaam, hlm 68.
Amir Hizbut Tahrir
yang sekarang (Syaikh
‘Atha’ Abu Rusythah)
saat ditanya tentang
hukum melihat film
porno, beliau
menegaskan bahwa
melihat film porno
hukumnya haram
karena bisa menjadi
wasilah kepada
keharaman.
Ajwibah As-ilah:
http://www.hizb-ut-
tahrir.info/arabic/inde
x.php/HTAmeer/QAsin
gle/1543/ (16/02/12)
Naskah asli
fatwa Hizbut
Tahrir hal. 78,
yang
membolehkan
bekerja menjadi
agen negara
kafir.
Menjadi agen (kaki-tangan/mata-mata) negara kafir menurut Hizbut Tahrir
adalah haram, dari sisi memberi jalan kepada kaum kafir untuk menang, dan
keharaman aktivitas memata-matai kaum muslim.



: (8)

Contenu connexe

Tendances

Sebagian hadits-shahih-yang-berhubungan-dengan-al-mahdi
Sebagian hadits-shahih-yang-berhubungan-dengan-al-mahdiSebagian hadits-shahih-yang-berhubungan-dengan-al-mahdi
Sebagian hadits-shahih-yang-berhubungan-dengan-al-mahdiRa Hardianto
 
36 hadits hadits palsu dan lemah yang sering disebut di bulan ramadhan
36 hadits hadits palsu dan lemah yang sering disebut di bulan ramadhan36 hadits hadits palsu dan lemah yang sering disebut di bulan ramadhan
36 hadits hadits palsu dan lemah yang sering disebut di bulan ramadhanGua Syed Al Yahya
 
Sejarah munculnya-istilah-ahlus-sunnah-wal-jama-ah
Sejarah munculnya-istilah-ahlus-sunnah-wal-jama-ahSejarah munculnya-istilah-ahlus-sunnah-wal-jama-ah
Sejarah munculnya-istilah-ahlus-sunnah-wal-jama-ahRa Hardianto
 
Perzinaan merajalela
Perzinaan merajalelaPerzinaan merajalela
Perzinaan merajalelaRa Hardianto
 
Penjelasan salafush-shalih-kewajiban-mengikuti-jejak-salafush-shalih-dan-mene...
Penjelasan salafush-shalih-kewajiban-mengikuti-jejak-salafush-shalih-dan-mene...Penjelasan salafush-shalih-kewajiban-mengikuti-jejak-salafush-shalih-dan-mene...
Penjelasan salafush-shalih-kewajiban-mengikuti-jejak-salafush-shalih-dan-mene...Ra Hardianto
 
Jangan memandang rendah (revisi)
Jangan memandang rendah (revisi)Jangan memandang rendah (revisi)
Jangan memandang rendah (revisi)Muhsin Hariyanto
 
Hadits Shohih, Hasan, Dha'if
Hadits Shohih, Hasan, Dha'ifHadits Shohih, Hasan, Dha'if
Hadits Shohih, Hasan, Dha'ifJimatul Arrobi
 
26.9.2012 hadis maudhu’
26.9.2012   hadis maudhu’26.9.2012   hadis maudhu’
26.9.2012 hadis maudhu’Angah Rahim
 
Bingkisan ringkas untuk tuan abduh za
Bingkisan ringkas untuk tuan abduh zaBingkisan ringkas untuk tuan abduh za
Bingkisan ringkas untuk tuan abduh zaArdian DP
 

Tendances (20)

Hadits Maudlu
Hadits MaudluHadits Maudlu
Hadits Maudlu
 
Sebagian hadits-shahih-yang-berhubungan-dengan-al-mahdi
Sebagian hadits-shahih-yang-berhubungan-dengan-al-mahdiSebagian hadits-shahih-yang-berhubungan-dengan-al-mahdi
Sebagian hadits-shahih-yang-berhubungan-dengan-al-mahdi
 
Al mukhbitun-01
Al mukhbitun-01Al mukhbitun-01
Al mukhbitun-01
 
Hukum meminta jabatan
Hukum meminta jabatanHukum meminta jabatan
Hukum meminta jabatan
 
Antologi islam
Antologi islamAntologi islam
Antologi islam
 
36 hadits hadits palsu dan lemah yang sering disebut di bulan ramadhan
36 hadits hadits palsu dan lemah yang sering disebut di bulan ramadhan36 hadits hadits palsu dan lemah yang sering disebut di bulan ramadhan
36 hadits hadits palsu dan lemah yang sering disebut di bulan ramadhan
 
Sejarah munculnya-istilah-ahlus-sunnah-wal-jama-ah
Sejarah munculnya-istilah-ahlus-sunnah-wal-jama-ahSejarah munculnya-istilah-ahlus-sunnah-wal-jama-ah
Sejarah munculnya-istilah-ahlus-sunnah-wal-jama-ah
 
Perzinaan merajalela
Perzinaan merajalelaPerzinaan merajalela
Perzinaan merajalela
 
Penjelasan salafush-shalih-kewajiban-mengikuti-jejak-salafush-shalih-dan-mene...
Penjelasan salafush-shalih-kewajiban-mengikuti-jejak-salafush-shalih-dan-mene...Penjelasan salafush-shalih-kewajiban-mengikuti-jejak-salafush-shalih-dan-mene...
Penjelasan salafush-shalih-kewajiban-mengikuti-jejak-salafush-shalih-dan-mene...
 
Asbab al nuzul
Asbab al nuzulAsbab al nuzul
Asbab al nuzul
 
hadis maudhu"
hadis maudhu"hadis maudhu"
hadis maudhu"
 
POLIGAMI DIHUJAT
POLIGAMI DIHUJATPOLIGAMI DIHUJAT
POLIGAMI DIHUJAT
 
Zakat
ZakatZakat
Zakat
 
Jangan memandang rendah (revisi)
Jangan memandang rendah (revisi)Jangan memandang rendah (revisi)
Jangan memandang rendah (revisi)
 
Hadits Shohih, Hasan, Dha'if
Hadits Shohih, Hasan, Dha'ifHadits Shohih, Hasan, Dha'if
Hadits Shohih, Hasan, Dha'if
 
Mengapa harus mengemis
Mengapa harus mengemisMengapa harus mengemis
Mengapa harus mengemis
 
Ppt study islam
Ppt study islamPpt study islam
Ppt study islam
 
26.9.2012 hadis maudhu’
26.9.2012   hadis maudhu’26.9.2012   hadis maudhu’
26.9.2012 hadis maudhu’
 
Tahlilan madzhab syafii
Tahlilan madzhab syafiiTahlilan madzhab syafii
Tahlilan madzhab syafii
 
Bingkisan ringkas untuk tuan abduh za
Bingkisan ringkas untuk tuan abduh zaBingkisan ringkas untuk tuan abduh za
Bingkisan ringkas untuk tuan abduh za
 

Similaire à Menjawab syubhat terhadap ide ide hizbut tahrir

Menjawab syubhat kepada Hizbut Tahrir
Menjawab syubhat kepada Hizbut Tahrir Menjawab syubhat kepada Hizbut Tahrir
Menjawab syubhat kepada Hizbut Tahrir Robin Horew
 
Perbedaan sunni syiah dalam tabel
Perbedaan sunni syiah dalam tabelPerbedaan sunni syiah dalam tabel
Perbedaan sunni syiah dalam tabelNano Nani
 
Syi'ah & gerakannya di malaysia mac 2011
Syi'ah & gerakannya di malaysia mac 2011Syi'ah & gerakannya di malaysia mac 2011
Syi'ah & gerakannya di malaysia mac 2011Hifni Farhati
 
Makalah tentang bid'ah
Makalah tentang bid'ahMakalah tentang bid'ah
Makalah tentang bid'ahALI FIKRI
 
Memahami Syiah - Kronologi, Ideologi, Tipologi
Memahami Syiah - Kronologi, Ideologi, TipologiMemahami Syiah - Kronologi, Ideologi, Tipologi
Memahami Syiah - Kronologi, Ideologi, TipologiSyamsuddin Arif
 
Risalah "Syiah Yang Sesat Dan Menyesatkan" ms. 2 dari 4
Risalah "Syiah Yang Sesat Dan Menyesatkan" ms. 2 dari 4Risalah "Syiah Yang Sesat Dan Menyesatkan" ms. 2 dari 4
Risalah "Syiah Yang Sesat Dan Menyesatkan" ms. 2 dari 4Abu Muhammad
 
Sifat dan Karakteristik Ekstrimis Khawarij
Sifat dan Karakteristik Ekstrimis KhawarijSifat dan Karakteristik Ekstrimis Khawarij
Sifat dan Karakteristik Ekstrimis KhawarijMawar'99
 
Hakekat Syiah - Gerakan Dan Pemikirannya
Hakekat Syiah - Gerakan Dan PemikirannyaHakekat Syiah - Gerakan Dan Pemikirannya
Hakekat Syiah - Gerakan Dan PemikirannyaRidlo Abelian
 
BUKU: Menyingkap aqidah Syiah Kecil
BUKU: Menyingkap aqidah Syiah KecilBUKU: Menyingkap aqidah Syiah Kecil
BUKU: Menyingkap aqidah Syiah KecilMarina Nawia
 
Sejarah kelam maulid nabi
Sejarah kelam maulid nabiSejarah kelam maulid nabi
Sejarah kelam maulid nabibas quy
 
Risalah "Syiah Yang Sesat Dan Menyesatkan" ms. 3 dari 4
Risalah "Syiah Yang Sesat Dan Menyesatkan" ms. 3 dari  4Risalah "Syiah Yang Sesat Dan Menyesatkan" ms. 3 dari  4
Risalah "Syiah Yang Sesat Dan Menyesatkan" ms. 3 dari 4Abu Muhammad
 
Bahaya Syiah drpd Ust Abdullah Din
Bahaya Syiah drpd Ust Abdullah DinBahaya Syiah drpd Ust Abdullah Din
Bahaya Syiah drpd Ust Abdullah DinAzizol Duralim
 
Tauhid Dan Ilmu Kalam.pptx
Tauhid Dan Ilmu Kalam.pptxTauhid Dan Ilmu Kalam.pptx
Tauhid Dan Ilmu Kalam.pptxYoga495659
 
Perbedaan sunni syiah dalam tabel
Perbedaan sunni syiah dalam tabelPerbedaan sunni syiah dalam tabel
Perbedaan sunni syiah dalam tabelEdi Awaludin
 
Khilafah wajib tunggal atau boleh berbilang
Khilafah wajib tunggal atau boleh berbilangKhilafah wajib tunggal atau boleh berbilang
Khilafah wajib tunggal atau boleh berbilangAnas Wibowo
 
Mengenal syiah dari kitab kitab syiah (baru)
Mengenal syiah dari kitab kitab syiah (baru)Mengenal syiah dari kitab kitab syiah (baru)
Mengenal syiah dari kitab kitab syiah (baru)Visnu Candra
 
73 FIRQAH DALAM ISLAM
73 FIRQAH DALAM ISLAM73 FIRQAH DALAM ISLAM
73 FIRQAH DALAM ISLAMrahman rahman
 
bahaya syiah keada aqidah
 bahaya syiah  keada aqidah bahaya syiah  keada aqidah
bahaya syiah keada aqidahR&R Darulkautsar
 

Similaire à Menjawab syubhat terhadap ide ide hizbut tahrir (20)

Menjawab syubhat kepada Hizbut Tahrir
Menjawab syubhat kepada Hizbut Tahrir Menjawab syubhat kepada Hizbut Tahrir
Menjawab syubhat kepada Hizbut Tahrir
 
Perbedaan sunni syiah dalam tabel
Perbedaan sunni syiah dalam tabelPerbedaan sunni syiah dalam tabel
Perbedaan sunni syiah dalam tabel
 
Syi'ah & gerakannya di malaysia mac 2011
Syi'ah & gerakannya di malaysia mac 2011Syi'ah & gerakannya di malaysia mac 2011
Syi'ah & gerakannya di malaysia mac 2011
 
Makalah tentang bid'ah
Makalah tentang bid'ahMakalah tentang bid'ah
Makalah tentang bid'ah
 
Memahami Syiah - Kronologi, Ideologi, Tipologi
Memahami Syiah - Kronologi, Ideologi, TipologiMemahami Syiah - Kronologi, Ideologi, Tipologi
Memahami Syiah - Kronologi, Ideologi, Tipologi
 
Risalah "Syiah Yang Sesat Dan Menyesatkan" ms. 2 dari 4
Risalah "Syiah Yang Sesat Dan Menyesatkan" ms. 2 dari 4Risalah "Syiah Yang Sesat Dan Menyesatkan" ms. 2 dari 4
Risalah "Syiah Yang Sesat Dan Menyesatkan" ms. 2 dari 4
 
Sifat dan Karakteristik Ekstrimis Khawarij
Sifat dan Karakteristik Ekstrimis KhawarijSifat dan Karakteristik Ekstrimis Khawarij
Sifat dan Karakteristik Ekstrimis Khawarij
 
Hakekat Syiah - Gerakan Dan Pemikirannya
Hakekat Syiah - Gerakan Dan PemikirannyaHakekat Syiah - Gerakan Dan Pemikirannya
Hakekat Syiah - Gerakan Dan Pemikirannya
 
HTI
HTIHTI
HTI
 
BUKU: Menyingkap aqidah Syiah Kecil
BUKU: Menyingkap aqidah Syiah KecilBUKU: Menyingkap aqidah Syiah Kecil
BUKU: Menyingkap aqidah Syiah Kecil
 
Sejarah kelam maulid nabi
Sejarah kelam maulid nabiSejarah kelam maulid nabi
Sejarah kelam maulid nabi
 
Risalah "Syiah Yang Sesat Dan Menyesatkan" ms. 3 dari 4
Risalah "Syiah Yang Sesat Dan Menyesatkan" ms. 3 dari  4Risalah "Syiah Yang Sesat Dan Menyesatkan" ms. 3 dari  4
Risalah "Syiah Yang Sesat Dan Menyesatkan" ms. 3 dari 4
 
Bahaya Syiah drpd Ust Abdullah Din
Bahaya Syiah drpd Ust Abdullah DinBahaya Syiah drpd Ust Abdullah Din
Bahaya Syiah drpd Ust Abdullah Din
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
 
Tauhid Dan Ilmu Kalam.pptx
Tauhid Dan Ilmu Kalam.pptxTauhid Dan Ilmu Kalam.pptx
Tauhid Dan Ilmu Kalam.pptx
 
Perbedaan sunni syiah dalam tabel
Perbedaan sunni syiah dalam tabelPerbedaan sunni syiah dalam tabel
Perbedaan sunni syiah dalam tabel
 
Khilafah wajib tunggal atau boleh berbilang
Khilafah wajib tunggal atau boleh berbilangKhilafah wajib tunggal atau boleh berbilang
Khilafah wajib tunggal atau boleh berbilang
 
Mengenal syiah dari kitab kitab syiah (baru)
Mengenal syiah dari kitab kitab syiah (baru)Mengenal syiah dari kitab kitab syiah (baru)
Mengenal syiah dari kitab kitab syiah (baru)
 
73 FIRQAH DALAM ISLAM
73 FIRQAH DALAM ISLAM73 FIRQAH DALAM ISLAM
73 FIRQAH DALAM ISLAM
 
bahaya syiah keada aqidah
 bahaya syiah  keada aqidah bahaya syiah  keada aqidah
bahaya syiah keada aqidah
 

Dernier

SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEISIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEIGilbertFibriyantAdan
 
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024milliantefraim
 
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)ErnestBeardly1
 
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptxHadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptxHerman022
 
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024GilbertFibriyantAdan
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Adam Hiola
 

Dernier (6)

SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEISIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
 
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
 
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
 
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptxHadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
 
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
 

Menjawab syubhat terhadap ide ide hizbut tahrir

  • 1.
  • 2.
  • 3. YANG DIMAKSUD DENGAN IMAMAH Imam An-Nawawi (Ulama Sunni): “Imamah, Khilafah, dan Imaratul Mukminin adalah SINONIM. Yang dimaksud dengannya adalah KEPEMIMPINAN UMUM DALAM URUSAN-URUSAN AGAMA DAN DUNIA.” Artinya IMAMAH bukan Negara Sekular. Al-Majmu’ Syarh Al- Muhadzdzab, juz 21, hlm 26
  • 4. Imam Al-Ijiy (Ulama Sunni): “(Imamah adalah): penerus Rasulullah saw dalam menegakkan agama yang wajib ditaati oleh segenap umat Islam.” Negara sekular bukan Imamah. Al-Mawaaqif fiy ‘Ilm Al-Kalaam, hlm 395
  • 5. Imam Al-Khatthabi (Ulama Sunni): “makna dari ‘Rasulullah saw tidak beristikhlaf’ adalah bahwa beliau tidak menunjuk seseorang menjadi khalifah, itu tidak berarti bahwa Beliau tidak memerintahkan hal tersebut (mengangkat Imam), tidak mengajarkannya, dan membiarkan perkara (agama Islam) terbengkalai tanpa ada yang mengurusi. … “. Masih menurut Beliau: Penundaan pemakaman jenazah Rasulullah saw menunjukkan wajibnya KHILAFAH. (Tharh At-Tatsriyb fiy Syarh At-Taqriyb, juz 8, hlm 75)
  • 6. Hadits Rasulullah saw dalam Musnad Ahmad bin Hambal, nomor hadits 22273, bahwa masa kekhilafahan umat Islam hanya 30 tahun, setelah itu tidak ada lagi khilafah.
  • 7. Al-Hafizh Ahmad bin al-Shiddiq al-Ghumari (Ulama Sunni), menjelaskan dalam kitabnya, Muthabaqat al- Ikhtira’at al- ’Ashriyyah limaa Akhbara bihi Sayyid al-Bariyyah, hal. 43, bahwa Nabi saw telah mengabarkan, “Umat Islam akan dipimpin oleh banyak penguasa (tanpa penguasa tunggal).”
  • 8. 1. Menurut Jumhur ‘Ulama Sunni umat Islam dilarang mempunyai lebih dari satu pemimpin. Imam Abu Zakariyya An-Nawawi (Ulama Sunni): “Para ulama bersepakat bahwa tidak boleh mengangkat dua khalifah dalam satu masa, baik wilayah Negara Islam luas maupun tidak.” Syarh An-Nawawî ‘alâ Muslim, juz 12 hal 321.
  • 9. Imam Ibnu Katsir (Ulama Sunni): “Dan adapun pengangkatan dua imam atau lebih di muka bumi, maka hal itu tidak boleh, berdasarkan Sabda Nabi saw: “Barang siapa yang mendatangi kalian sementara urusan kalian terkumpul (pada satu khalifah) dia ingin memecahbelah kalian maka bunuhlah dia seketika bagaimanapun dia.” Yang demikian ini adalah pendapat jumhur Ulama, ...” Tafsîr Ibn Katsîr, juz 1 hlm 222.
  • 10. Imam As-Sinqithi (Ulama Sunni): Menurut Jumhur ‘Ulama: Bahwasannya Imam yang agung (khalifah) tidak boleh berjumlah lebih dari satu, bahkan wajib berjumlah satu, …” Adhwâ’ Al-Bayân fî Îdhâh Al-Qur’ân bi Al-Qur’ân, juz 1 hlm 83
  • 11. Sementara hadits Rasulullah saw tentang akan berbilangnya pemimpin umat Islam adalah berbentuk ikhbaar (pemberitaan) bukan berbentuk tasyrii’ (penetapan hukum syara’). Sama halnya dengan pemberitaan Beliau akan banyaknya perilaku Zina dan Riba di akhir zaman, sama sekali tidak menunjukkan bahwa dua dosa besar tersebut nantinya dimaklumi sebagai sesuatu yang boleh. Jadi, apabila terjadi khalifah atau pemimpin umat Islam berjumlah lebih dari satu maka itu adalah kemungkaran, merubahnya dengan cara yang syar’iy adalah kewajiban kaum muslim. Dan aktivitas izaalatu- l- munkaraat (menghilangkan kemungkaran) bukanlah amalan yang sia-sia. Apalagi, pemimpin-pemimpin yang ada saat ini bukan pemimpin umat Islam, mereka sendiri tidak ingin disebut sebagai pemimpin umat Islam, dan negaranya juga tidak mau disebut sebagai negara Islam. Bahkan mereka berusaha mencegah negara mereka untuk menjadi negara Islam.
  • 12. 2. Selain memberitakan akan berakhirnya Khilaafah ‘Alaa Minhaaji-n-Nubuwwah dalam 30 tahun dan akan munculnya banyak pemimpin umat Islam di kemudian hari, di lain riwayat Rasulullah saw juga memberitakan akan datangnya kembali kekhilafahan atau kepemimpinan tunggal umat Islam (Musnad Ahmad nomor hadits 18596)
  • 13. Al-Imam al-Hafizh Abu Bakar Ahmad bin al-Husain al- Baihaqi, berkata dalam kitabnya, Dalail al-Nubuwwah wa Ma’rifat Ahwal Shahib al-Syari’ah, juz 6, hal. 491, bahwa maksud khilafah al- nubuwwah dalam hadits Hudzaifah adalah Khalifah Umar bin Abdul Aziz.
  • 14. Syaikh Yusuf bin Ismail al-Nabhani al-Asy’ari al- Syafi’i, ulama Sunni, kakek Syaikh Taqiyyudin al-Nabhani, pendiri Hizbut Tahrir, menyebutkan dalam kitabnya, Hujjatullah ‘ala al-’Alamin fi Mu’jizat Sayyid al- Mursalin, hal. 527, bahwa yang dimaksud dengan khilafah al- nubuwwah dalam hadits Hudzaifah tersebut adalah khilafahnya Umar bin Abdul Aziz.
  • 15. 1. Bahwa khilafah ‘ala minhaj an-nubuwwah yang disebut hadits Ahmad adalah masa Khalifah Umar bin Abdil ‘Aziz ra. adalah merupakan asumsi seorang perawi bernama Habib bin Salim rahimahullaah, dia tidak termasuk hadits Rasulullah saw. 2. Habib bin Salim rahimahullaah sendiri tidak meyakini akan asumsinya tersebut, beliau hanya mengatakan “berharap”: 3. Kalaupun ada yang berpendapat demikian tentunya tidak berupa keyakinan yang kemudian menafikan kemungkinan-kemungkinan lainnya, karena landasannya sebatas asumsi seorang perawi yang beliau sendiri bahkan tidak sampai meyakininya.
  • 16. 4. Menurut hadits Muslim Nomor 2913: Akan ada kembali kekhilafahan, (a)Hadits menyebutkan munculnya khalifah di akhir umat Nabi Muhammad saw., (b)Keterangandua orang perawinya Abu Nadhrah dan Abu Al-’Alaa’ saat ditanya oleh Al- Jurairiy, Jelas yang dimaksud bukan kalifah ‘Umar bin ‘Abdil ‘Aziz,. Mengatakan tidak akan ada lagi khalifah berarti mengingkari hadits shahih ini.
  • 17. 5. Masih dari sumber yang sama, yaitu hadits nomor 2914: akan muncul kembali Khalifah di Akhir Zaman. Tentunya bukan kalifah ‘Umar bin ‘Abdil ‘Aziz, karena beliau hidup dekat dengan masa kenabian dan bukan di akhir zaman. Mengatakan tidak akan ada lagi khalifah berarti mengingkari hadits shahih ini.
  • 18. Abu Ya’la Al- Mushiliy meriwayatkan hadits dari jalan Abu Hurairah, bahwa khilafah di akhir zaman nanti adalah khilafahnya Al-Imam Al-Mahdi. Itupun masanya sangat singkat, yaitu tujuh tahun saja. Musnad Abu Ya’la, juz 12 hlm 19.
  • 19. Al-Mahdi memang khalifah di akhir zaman, tapi Beliau bukan satu- satunya. At-Thabaraniy meriwayatkan hadits shahih bahwa Beliau nanti dibai’at menjadi khalifah setelah khalifah sebelumnya wafat, itu tandanya sebelum beliau menjadi khalifah sudah berlangsung masa kekhilafahan. Pertanyaannya, darimana datangnya kekhilafahan tersebut? Apakah muncul dengan sendirinya? Majma’ Az-Zawaid, juz 7 hlm 433
  • 20. Al-Imam Hujjatul Islam al-Ghazali berkata dalam al- Iqtishad fi al- I’tiqad, hal. 200, “Kajian tentang khilafah tidak penting, dan lebih selamat tidak mengkajinya.”
  • 21. Syaikh Taqiyyuddin al- Nabhani berkata dalam kitab al- Syakhshiyyat al- Islamiyyah, juz 2, hal. 19 bahwa “Bengpangku tangan dari menegakkan khilafah termasuk dosa terbesar, dan menghentikan eksistensi Islam dalam ranah kehidupan. Semua kaum Muslim dosa besar karenanya.”
  • 22. 1. Yang benar, Abu Hamid Al-Ghazali (Ulama Sunni) berkata: “menghindari pembahasan imamah lebih selamat daripada membahasnya, iya kalau sudah benar (pemahamannya), bagaimana jika ternyata salah?”. Beliau kemudian membagi pembahasan imamah menjadi tiga topik: • Kewajiban mengangkat imam  untuk membantah kalangan yang mengingkari wajibnya imamah • Apakah Imam telah ditetapkan oleh nash  untuk membantah pendapat sebagaimana yang dianut Rafidhah bahwa Ali bin Abi Thalib ra telah ditetapkan sebagai Imam berdasarkan nash, yaitu hadits Ghadir Khum • Akidah Ahlus Sunnah terhadap Shahabat Nabi dan Khulafa Rasyidun  untuk membantah kalangan yang mengkultuskan mereka dan juga kalangan yang membenci dan memusuhi mereka. (Al-Iqtishaad fiy Al-I’tiqaad, hal. 200-207)
  • 23. Asy-Syahrastaniy (Ulama Sunni) mengatakan bahwa Imamah memang bukan bagian dari dasar- dasar keyakinan (akidah), akan tetapi adalah bahaya bagi siapa-siapa yang salah dalam memahaminya, lebih bahaya lagi siapa-siapa yang tidak tahu dasarnya, dan kelaliman yang muncul dari pengaruh hawa nafsu yang menyesatkan, yang mencegah seseorang dari berlaku adil. Nihaayatu-l-Iqdaam fiy ‘ilmi-l-Kalaam, hlm 478
  • 24. Berikut juga keterangan Hasan Al- ’Aththar (Ulama Sunni) dalam Hasyiyah beliau atas Jam’u-l- jawaami’, juz 2 hlm 487:
  • 25. 2. Yang menyatakan Imamah adalah kewajiban yang Sangat Besar bukan hanya Hizbut Tahrir. Muhammad bin Ahmad As-Safarini Al-Hambali (Ulama Sunni), dalam Lawâmi’ Al-Anwâr, juz 2 hlm 419:
  • 26. Ibnu Hajar Al-Haitamiy (Ulama Sunni), dalam Ash-Shawâ’iq Al-Muhriqah, hlm 10:
  • 27. Syamsuddin Ar-Ramli (Ulama Sunni), dalam Ghâyah Al-Bayân Syarhu Zubad Ibn Ruslân, hlm 23:
  • 28. Muhammad Al-Hashkifi Al-Hanafi (Ulama Sunni), dalam Ad-Durr Al-Mukhtaar syarh Tanwiyr Al-Abshaar, hlm 75:
  • 29. “Ekstrem”: Hanzhalah bin Ar-Rabiy’ ra. (Sahabat sekaligus Juru Tulis Rasulullah saw) menyebutkan bahwa dengan tanpa Khilafah Umat Islam bisa hina dan sesat seperti umat Yahudi dan Nasrani! Taariykhu-th- Thabariy, hlm 776
  • 30. “Ekstrem”: Khalifah ‘Umar bin Khaththab ra. Memberi instruksi kepada Shuhayb untuk membunuh siapa-siapa dari anggota syura yang menghambat proses pemilihan khalifah, sekalipun mereka adalah para sahabat pilihan yang diridhai Rasulullah saw, dan para sahabat lainnya tidak ada yang menolak bertanda mereka setuju. Al-Kaamil fi-t- taariykh, juz 2 hlm 461
  • 31. “Ekstrem”: Umar bin Khaththab ra. menyebutkan bahwa dengan meninggalkan Had Rajam saja umat bisa sesat! Dan tanpa Khilafah banyak hudud ditinggalkan. Shahiyh Al- Bukhariy, hadits nomor 6829
  • 32. “Ekstrem”: Imam Taqyuddin Abu Bakr Al- Hishniy (Ulama Sunni) menyebutkan bahwa menurut para ulama istighfar yang disertai dengan diantaranya keridhaan tidak menerapkan hudud adalah terhitung sebagai dosa! Kifayatu-l- Akhyaar, hlm 242
  • 33. Al-Imam Fakhruddin al-Razi, berkata dalam tafsirnya, al-Tafsir al-Kabir wa Mafatih al-Ghaib, juz 13, hal. 204, bahwa tampilnya seorang pemimpin yang zalim adalah akibat kezaliman yang dilakukan oleh rakyat.
  • 34. Hizbut Tahrir merubah sistem dengan berdakwah di tengah-tengah dan bersama umat (masyarakat) sampai mereka menjadikan Islam sebagai pandangan hidupnya, sehingga akhirnya mereka sendirilah yang menuntut penerapan Syari’at dan Khilafah.
  • 35. Al-Imam Abu Ja’far al-Thahawi (Ulama Sunni) berkata dalam al-’Aqidah al- Thahawiyyah, “bahwa Ahlussunnah Wal-Jama’ah tidak memiliki konsep menggulingkan pemerintahan yang sah, meskipun mereka telah berbuat kezaliman.”
  • 36. Yang haram digulingkan adalah Pemerintahan Islam. Menurut Ibnu Katsir (Ulama Sunni) bahwa jika pemerintah Islam mengganti atau mencampur syari’at Islam dengan syari’at lain, maka wajib untuk dilengserkan. Tafsiyr Al-Qur-aan Al- ’Azhiym (tafsir Ibn Katsir) juz 3 hlm 131.
  • 37. Adapun merubah pemerintahan yang tidak Islami, maka dengan mencontoh perjalanan dakwah Rasulullah saw saat periode Mekah, yaitu dengan dakwah dan aktivitas politik tanpa menggunakan kekerasan.
  • 38. Syaikh Taqiyyuddin al- Nabhani, pendiri Hizbut Tahrir, dengan mengadopsi dari Mu’tazilah, menegaskan dalam kitabnya, al- Syakhshiyyat al- Islamiyyah, juz 1, hal. 71 dan 72, bahwa perbuatan manusia tidak ada kaitannya dengan keputusan Allah.
  • 39. Al-Imam al-Hafizh al-Kabir Abu Bakar Ahmad bin al-Husain al-Baihaqi, w. 458 H, berkata dalam kitabnya, al-I’tiqad ‘ala Sadzhab al-Salaf Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah, hal. 53-54, bahwa semua perbuatan manusia adalah ciptaan Allah dan terjadi sesuai dengan keputusan Allah.
  • 40. Ungkapan bahwa perbuatan manusia yang bersifat ikhtiyariy tidak termasuk Qadha’, bukan berarti menganggapnya sebagai ciptaan manusia. Karena: 1. Yang dimaksud Qadha’ di situ adalah perbuatan-perbuatan yang terjadi di luar kehendak manusia yang telah ditetapkan oleh Allah swt. (Asy- Syakhshiyyah Al- Islaamiyyah, juz 1 hlm 94)
  • 41. 2. Perbuatan manusia yang bersifat pilihan adalah berupa intifaa’ (pemanfaatan) manusia atas khashyyat (sifat- sifat khusus) yang telah Allah swt tetapkan pada benda-benda. (Asy- Syakhshiyyah Al- Islaamiyyah, juz 1 hlm 96) Jadi Hizbut Tahrir tidak pernah mengatakan bahwa manusia bisa menciptakan perbuatannya sendiri!
  • 42. Syaikh Taqiyyuddin al-Nabhani, pendiri Hizbut Tahrir, berkata dalam al- Syakhshiyyat al- Islamiyyah, juz 1, hal. 73, bahwa “Ahlus Sunnah sama dengan Jabariyyah”.
  • 43. 1. Yang dimaksud Ahlus Sunnah oleh Syaikh Taqyuddin An-Nabhaniy dalam pembahasan Qadha dan Qadar adalah Al-Asy’ariyyah 2. Dalam pembahasan Qadha dan Qadar pada hakikatnya pendapat keduanya (Ahlus Sunnah dan Jabariyyah) adalah sama, yaitu bahwa perbuatan manusia baik berupa ketaatan maupun kemaksiatan adalah ketetapan dan ciptaan Allah swt. Bedanya Asy’ariyyah mengenal apa yang dinamakan dengan Kasb Ikhtiyariy, yaitu hamba kuasa memilih perbuatannya. Namun meskipun demikian yang terjadi tetap apa yang telah ditetapkan Allah swt, baik dipilih maupun tidak. Karena suatu perbuatan akan terjadi manakala kuasa manusia sejalan dengan kuasa Allah swt.
  • 44. 3. Yang menyatakan bahwa Asy’ariyyah memiliki kesamaan dengan Jabariyyah bukan hanya Syaikh Taqyuddin. Berikut Al-Imam Al-Ijiy (Ulama Sunni) dalam kitabnya Al-Mawaqif hlm 428
  • 45. Juga Al-Imam Al-Jurjaniy (Ulama Sunni), dalam kitabnya At-Ta’riyfaat, hlm 66
  • 46. Syaikh Taqiyyuddin al-Nabhani, pendiri Hizbut Tahrir, berkata dalam al-Syakhshiyyat al- Islamiyyah, juz 1, hal. 53, bahwa “Ta’wil pertama kali dilakukan oleh kalangan teolog, bukan ulama salaf”.
  • 47. Al-Imam al-Syaukani (Ulama Syiah Zaidiyah), berkata dalam kitabnya Irsyad al-Fuhul, mengutip dari al- Imam al-Zarkasyi (Ulama Sunni) dalam al-Burhan fi ‘Ulum al-Qur’an, bahwa ta’wil terhadap nushush mutasyabihat dilakukan oleh ulama salaf.
  • 48. Hizbut Tahrir tidak sedang mengkritik ta’wil, melainkan mengkritik manhaj Kaum Mutakallimin yang menjadikan akal sebagai asas dalam menta’wil, bukan ayat Al- Qur’an. (Asy-Syakhshiyyah Al-Islaamiyyah, juz 1 hlm 55-56)
  • 49. Taqiyyuddin al- Nabhani berkata dalam kitabnya, al-Syakhshiyyat al-Islamiyyah, juz 1, hal. 43, bahwa yang dimaksud, “Qadar dalam hadits Jibril adalah ilmu Allah”. Dengan demikian berarti al-Nabhani menisbatkan keburukan kepada Allah swt.
  • 50. Syaikh Abdullah al-Harari (Ulama Sunni), berkata dalam kitabnya, al-Syarh al- Qawim ‘ala al- Shirath al- Mustaqim, hal. 228, bahwa “Maksud Qadar dalam hadits Jibril adalah al- Maqdur (sesuatu yang diputuskan Allah) atau Makhluk, yang boleh dilabel sifa baik dan buruk.”
  • 51. Syaikh Nawawi Banten, berkata dalam kitabnya Kasyifat al- Saja Syarh Safinah al- Naja, hal. 12, “Tidak boleh menisbatkan kejelekan kepada Allah.”
  • 52. Maksud dari iman kepada Qada’ dan Qadar baik dan buruknya dari Allah swt: Mengimani bahwa perbuatan- perbuatan yang terjadi oleh manusia atau atasnya yang bersifat “memaksa” dan khashiyyat yang ada pada benda-benda adalah dari Allah swt bukan dari Manusia, dan tidak ada peran manusia di dalamnya.  al- Maqdur (sesuatu yang diputuskan Allah). Jadi tidak ada penisbatan kejelekan kepada Allah swt tersebut. (Asy- Syakhshiyyah Al- Islaamiyyah, juz 1 hlm 94)
  • 53. Syaikh Taqiyyuddin al-Nabhani berkata dalam kitab al- Syakhshiyyat al- Islamiyyah, juz 1, hal. 132, bahwa “Para nabi dan rasul itu ma’shum setelah menjadi nabi dan rasul. Sedangkan sebelum menjadi nabi dan rasul, mereka tidak ma’shum.”
  • 54. Al-Imam Muhammad al- Dasuqi (Ulama Sunni), berkata dalam kitabnya, Hasyiyah ‘ala Ummi al-Barahin, hal. 163, “Para nabi itu terjaga dari dosa besar dan kecil, sengaja dan tidak sengaja, sebelum dan sesudah menjadi nabi.”
  • 55. Imam Al-Amidiy (Ulama Sunni): menurut Qadhi Abu Bakar (Ulama Sunni) dan jumhur ulama madzhab kami (Syafi’iyyah), serta banyak dari kalangan mu’tazilah, bahwa para nabi memungkinkan untuk bermaksiat sebelum kenabiannya, baik dosa besar maupun kecil, bahkan boleh kerasulan orang yang sebelumnya kafir. Al-Ihkaam fiy Ushuuli-l-Ahkaam, juz 1 hlm 227
  • 57. Syaikh Yusuf bin Ismail al-Nabhani, Ulama Sunni dan kakek pendidi Hizbut Tahrir berkata dalam kitabnya Hujjatullah ‘ala al-’Alamin, hal. 773, bahwa “Ijtihad telah terputus sejak ratusan tahun yang lalu.”
  • 58. Syaikh Yusuf bin Ismail al-Nabhani, berkata dalam kitabnya Hujjatullah ‘ala al- ’Alamin, hal. 775, bahwa “Yang mengaku mujtahid sekarang ini tidak punya akal, dan tidak tahu malu.”
  • 59. Az-Zarkasyi (Ulama Sunni): Nukilan bahwa ada kesepakatan atas sudah tertutupnya pintu ijtihad adalah hal aneh, karena perkara ini termasuk khilafiyyah. Ulama Hanabilah berpendapat: tidak boleh ada suatu masa yang kosong dari keberadaan seorang mujtahid. Pendapat ini ditegaskan oleh Abu Ishaq dan Az-Zubairiy. Ibnu Daqiq: ini pendapat pilihan kami! Irsyaadu-l-fuhuwl, hlm 1037
  • 60. Yang menyatakan bahwa ijtihad lebih mudah dilakukan di masa sekarang bukan hanya Syaikh Taqyuddin An- Nabhani. Asy-Syaukani berkata ijtihad bagi kalangan mutaakhkhirun lebih gampang dan mudah daripada ijtihad bagi kalangan mutaqaddimun. Irsyaadu-l-Fuhuwl, hlm 1039
  • 61. Ash-Shan’aaniy berkata bahwa tidak diragukan lagi ijtihad di masa- masa sekarang adalah mudah. Ibn Al-Waziyr (Ulama Sunni) berkata dalam kitabnya Al- Qawa’id bahwa banyak yang menganggap ijtihad adalah perkara yang seakan-akan mustahil, padahal menurut ulama salaf tidak demikian. Meski bukan perkara remeh dia tetap mungkin untuk dilakukan, selama memenuhi lima syaratnya. … Irsyaadu-n-Naqqaad ilaa taisiyri-l-Ijtihaad, hlm 11, 22-23
  • 62. Syaikh Taqiyyuddin al-Nabhani, pendidi Hizbut Tahrir, berkata dalam kitab al- Nizham al-Ijtima’i fi al-Islam, hal. 57 bahwa “laki-laki boleh menyalami perempuan dan sebaliknya tanpa tabir antara keduanya.”
  • 63. Membolehkan berjabat tangan dengan wanita ajnabiyyah selama tidak khawatir menimbulkan fitnah bukanlah pendapat asing, bahkan dia adalah pendapat Mayoritas Ulama di luar Syafi’iyyah. Lihat keterangan Syaikh Wahbah Az-Zuhailiy (Ulama Sunni) dalam Al- Fiqhu-l-Islaamiy wa Adillatuhu, juz 3 hlm 567.
  • 64. Naskah asli fatwa Hizbut Tahrir hal. 226 yang membolehkan ciuman laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim dan bukan sumai istri, asal tidak bermaksud berzina.
  • 65. Bahwa Hizbut Tahrir membolehkan berciuman dengan wanita ajnabiyyah adalah anggapan keliru yang bertentangan dengan fakta, dan bahwa naskah fatwa tersebut sebagai produk yang diadopsi Hizb juga tidak benar. An-Nizham Al- Ijtimaa’iy fiy –l- Islaam, hlm 57.
  • 66. Naskah asli fatwa Hizbut Tahrir hal. 279, yang membolehka n menonton filem mesum.
  • 67. Bahwa Hizbut Tahrir mengeluarkan fatwa membolehkan nonton film porno adalah tuduhan keji. Menurut Syaikh Taqyuddin An- Nabhaniy gambar porno (baik yang bergerak maupun tidak) adalah gambar terlarang karena bertentangan dengan peradaban islam. Nizhaam Al- Islaam, hlm 68.
  • 68. Amir Hizbut Tahrir yang sekarang (Syaikh ‘Atha’ Abu Rusythah) saat ditanya tentang hukum melihat film porno, beliau menegaskan bahwa melihat film porno hukumnya haram karena bisa menjadi wasilah kepada keharaman. Ajwibah As-ilah: http://www.hizb-ut- tahrir.info/arabic/inde x.php/HTAmeer/QAsin gle/1543/ (16/02/12)
  • 69. Naskah asli fatwa Hizbut Tahrir hal. 78, yang membolehkan bekerja menjadi agen negara kafir.
  • 70. Menjadi agen (kaki-tangan/mata-mata) negara kafir menurut Hizbut Tahrir adalah haram, dari sisi memberi jalan kepada kaum kafir untuk menang, dan keharaman aktivitas memata-matai kaum muslim.