SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  7
Isolasi dan Inokulasi mikroba
BAB I
PENDAHULUAN


       Dalam kehidupan sehari-hari tanpa disadari manusia selalu berhubungan dengan jasad
renik dari alam dunia yang tidak tampak dengan mata biasa. Sebagian dari manusia hidup
dengan bergantung pada mikroba. Itu sebabnya pengetahuan mengenai peranan
mikroorganisme dalam kehidupan manusia tersebut sangat penting untuk dimengerti dan
dipahami.
        Keanekaragaman mikroorganisme di alam ini merupakan salah satu hal yang menarik
untuk diketahui, karena bukan saja untuk mengenal jenis-jenisnya, tetapi juga dapat
mengetahui mikroorganisme yang menguntungkan dan merugikan bagi manusia.
Dalam bidang mikrobiologi ada beberapa teknik-teknik dasar tertentu yang perlu diketahui
dan dipahami serta dipelajari oleh mahasiswa termasuk para peneliti dalam bidang
mikrobiologi untuk digunakan dalam laboratorium. Teknik-teknik tersebut digunakan dalam
memelihara bakteri, mengisolasinya dalam biakan murni (hanya mengandung satu macam
bakteri), mengamatinya dan mengidentifikasi mikroorganisme.
        Identifikasi biakan mikroorganisme seringkali memerlukan pemindahan ke biakan
segar tanpa terjadi pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan dengan teknik
aseptic untuk mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan berulang kali.
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam biakan cair ataupun padat. Dalam melakukan
isolasi mikroba, terlebih dahulu kita harus memperhatikan alat-alat yang digunakan apakah
sudah steril, agar tidak terkontaminasi oleh udara luar yang dapat merangsang pertumbuhan
mikroba yang tidak kita inginkan pada suatu medium. Untuk tujuan tersebut digunakan media
aseptis untuk mencegah kontaminasi.


BAB II
TEORI


        Definisi mikrobiologi adalah sebagai ilmu yang mempelajari tentang organisme
mikroskopis. Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani, mikros = kecil, bios = hidup dan
logos = ilmu. Ilmuwan menyimpulkan bahwa mikroorganisme sudah dikenal lebih kurang 4
juta tahun yang lalu dari senyawa organik kompleks yang terdapat di laut, atau mungkin dari
gumpalan awan yang sangat besar yang mengelilingi bumi. Sebagai makhluk hidup pertama
di bumi, mikroorganisme diduga merupakan nenek moyang dari semua makhluk hidup
(Minasari, 2001 hal.1).
Mikroorganisme ialah telah mengenai organisme hidup yang berukuran mikroskopis,
dunia mikroorganisme terdiri dari lima kelompok organisme (Minasari, 2001 hal 1) :
   a. Bakteri
   b. Protozoa
   c. Virus
   d. Algae
   e. Cendawan mikroskopis
   f. Isolasi adalah merupakan cara memisahkan mikroorganisme tertentu dari lingkungan,
      sehingga dapat diperoleh biakan yang sifatnya murni, sehingga biakan tersebut
      disebut           kultur        murni         (Rusli,          2010        hal.14).
      Isolasi bakteri dilakukan dengan menanamkan specimen langsung ke atas permukaan
      medium padat (lempeng agar) yang cocok, dan kemudian diinkubasi pada suhu
      kamar. Pada keadaan tertentu isolasi dilakukan dari rapat medium atau medium cair.
      Isolasi dilakukan sedemikian sehinggga bahan pemeriksaan diencerkan dan pada
      akhirnya setelah dibiakkan semalaman, bakteri yang ada dalam spesimen akan
      tumbuh sebagai koloni-koloni yang terpisah dari bahan lain (Baedah,2001).
      Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam keadaan cair atau padat. Dalam biakan
      cair, mikroorganisme menunjukkan ciri pertumbuhan tersendiri. Pertumbuhan adalah
      pertambahan teratur semua komponen suatu organisme. Dengan demikian,
      pertambahan ukuran yang diakibatkan oleh bertambahnya air atau karena deposit lipid
      bukan merupakan pertumbuhan sejati. Multiplikasi sel adalah konsekuensi
      pertumbuhan. Pada organisme bersel satu, multiplikasi menghasilkan pertambahan
      jumlah organisme yang membentuk populasi atau kultur (Pratiwi, 2008 hal. 106).


      Pembiakan diperlukan untuk mempelajari sifat bakteri untuk dapat mengadakan
      identifikasi, determinasi atau diferensiasi jenis-jenis yang ditemukan . pertumbuhan
      ketahanan bakteri tergantung pada pengaruh luar, seperti makanan (nutrisi), atmosfer,
      suhu, lengas, konsentrasi ion hidrogen, cahaya, dan berbagai zat kimia yang dapat
      menghambat atau membunuh (Irianto, 2006 hal. 122).
      Untuk menegakkan diagnosis bakteriologis, sebaiknya biakan bakteri berada dalam
      keadaan murni atau tidak tercampur dengan bakteri-bakteri lain. Biakan murni
      diperlukan untuk mempelajari ciri-ciri koloni, sifat-sifat biokimia, morfologi, reaksi
      pengecatan, reaksi imunologi, dan kerentanan bakteri terhadap zat anti bakteri
      (Irianto, 2006 hal. 126).
Pada umumnya biakan murni dapat diperoleh dengan cara-cara berikut (Irianto 2006
hal.126-128)


1. Cara penggarisan
        Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng.
Bila dilakukan dengan baik, cara ini adalah yang paling praktis. Setiap laboratorium
memiliki cara atau metode pengerjaan yang berbeda-beda, tetapi tujuannya adalah
sama, yaitu untuk membuat garis sebanyak mungkin pada permukaan lempeng
medium pembiakan dengan ose atau jarum bahan pemeriksaan yang terlepas pada
garis-garis tersebut semakin lama semakin sedikit, sehingga pada garis-garis terakir
koloni-koloni bakteri yang terbentuk akan terpisah agak jauh. Sebelum dilakukan
penanaman harus diperhatikan agar permukaan lempeng medium pembiakan itu
kering, bila masih terdapat tetes embun perlu dikeringkan dahulu dengan cara
menyandarkan pinggan petri terbalik pada tepi tutupnya.
2. Cara tuang
       Isolasi bakteri dengan cara tuang ini umumnya dilakukan untuk menentukan
perkiraan jumlah bakteri hidup dalam suatu cairan, misalnya air, susu, kemih atau
biakan bulyon. Hasilnya dinyatakan dalam jumlah koloni, yang berarti jumlah bakteri
hidup dalam tiap milimeter cairan yang diperiksa. Cara pengerjaannnya adalah
sebagai berikut :
       a. Dari suspensi bahan pemeriksaan dibuat pengenceran.
       b. Dari tiap pengenceran diambil satu milimeter dan diletakkan ke dalam
          pinggan petri steril.
       c. Ke dalam tiap pinggan petri tersebut dituang medium pembiakan yang
          telah dicairkan dan didinginkan sampai suhu kira-kira 40oC-45oC. Dengan
          perlahan-lahan pinggan petri itu digoyang dengan gerakan memutar tanpa
          diangkat dari medium meja, sehingga bahan pemeriksaan tercampur rata
          dalm medium pembiakan kemudian didiamkan sampai beku.
       d. Pengeraman dilakukan pada suhu yang sesuai selama 18-20 jam, kemudian
          koloni-koloni diitung. Dalam hal bahan pemeriksaan tidak murni untuk
          penelitian koloni bakteri yang dicari, ciri-ciri koloni dan reaksi terhadap
          medium pembiakan membantu memisahkan berbagai bakteri.
3. Cara menanam dalam medium pembiakan miring
             Untuk mendapat biakan murni penanaman dalam medium pembiakan miring
      sebagai berikut :
      a. Tabung medium pembiakan miring dipegang dengan tangan kiri di bagian ujung
         bawah. Bahan penanaman diambil dengan jarum dari koloni pada lempeng
         pembiakan.
      b. Dengan jari kelingking tangan kanan tutup tabung dijepit dan sambil diputar
         ditarik keluar. Setelah itu segera mulut tabung dijilatkan pada api.
      c. Dengan mulut tabung masih tetap menghadap api, biakan yang melekat pada
         ujung jarum ditanam pada permukaan medium pembiakan miring tersebut dimulai
         dari dasar tabung di buat garis berkelok-kelok sampai ke atas. Cara ini dilakukan
         bila penanaman ini hanya dimaksudkan untuk memperbanyak biakan atau untuk
         persediaan.
      d. Segera setelah menanam mulut tabung dijilatkan pada api/. Kemudian egera
         ditutup dan jarum bekas penanaman dipijarkan sebelum diletakkan kembali ke
         tempatnya.
      e. Pengeraman dilakukan pada suhu yang sesuai selama 18-20 jam.


BAB III
KAJIAN PRAKTIKUM
   A. Alat yang Digunakan
      Adapun alat-alat yang digunakan adalah cawan petri , kapas lidi , lampu spiritus , ose
      bulat dan ose lurus , rak tabung , tabung reaksi.
   B. Bahan yang Digunakan
      Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah Biakan kuman (SD), BHI, Media NA
      plate, Media NA cair, NA tegak, NA miring
   C. Cara Kerja
      1. Penanaman (Inokulasi) Mikroba Uji
          a. Medium NA tegak
             Disiapkan medium NA tegak. Mulut tabung reaksi yang berisikan NA
             dipijarkan sebentar diatas nyala lampu spiritus. Ose lurus dipijarkan di atas
             nyala lampu spiritus, ose yang telah disterilkan dimasukkan kedalam tabung
             reaksi yang berisi biakan kuman (SD) kemudian ditusukkan pada NA tegak
             dengan cara ose diusahakan tegak dan lurus dan dilakukan dekat dengan nyala
             api spiritus dan ditutup kapas. Ose dipijarkan kembali. Di inkubasi selama 24
             jam pada suhu 37oC.
b. Medium NA miring.
      Disiapkan medium NA miring. Sebelumnya mulut tabung reaksi dipijarkan
      sebentar diatas nyala api. Ose bulat dipijarkan di atas nyala lampu spiritus,
      kemudian ose dimasukkan kedalam tabung yang berisi biakan kuman (SD)
      dan digores pada NA miring, lalu ose disterilkan. Di inkubasi selama 24 jam
      pada suhu 37oC.
   c. Medium cair
      Siapkan tabung reaksi yang berisi BHI dan biakan kuman SD. Sebelumnya
      pada mulut tabung reaksi dipijarkan sebentar di nyala api. Ose yang telah
      disterilkan ditusukkan pada tabung reaksi biakan yang berisi SD kemudian
      dimasukkan kedalam tabung reaksi medium cair (BHI). Di inkubasi selama 24
      jam pada suhu 37oC.
2. Isolasi Mikroba
      a. Cara Tabur (Pour Plate Method)
          Media NA tegak dicairkan terlebih dahulu di waterbath. Di ambil 3-5 ohse
          bakteri SD ke dalam NA tegak yang sudah mencair dan dihomogenkan.
          Kemudian di tuang secara aseptis kedalam cawan petri steril, Diratakan
          permukaan medium dengan cara menggoyang-goyangkan cawan petri dia
          atas meja membentuk angka delapan. Medium dibiarkan membeku dan
          Diinkubasikan selama 24 jam pada suhu 37oC.
      b. Cara Perataan (Spread Method)
          Disiapkan medium NA plate pada cawan petri steril. Diambil sampel (SD)
          manggunakan kapas lidi steril kemudian diratakan diatas permukaan
          medium dalam cawan petri. Di inkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC.
      c. Cara Gores
          Medium di tuang ke dalam cawan petri steril kemudian ditutup dan
          dibiarkan membeku pada suhu kamar. Setelah medium membeku, sampel
          (SD) digoreskan di atas medium dengan menggunakan ose bulat secara
          aseptis. Lalu dinkubasikan selama 24 jam pada suhu 37oC
BAB IV
PENUTUP
Dalam setiap perlakuan metode isolasi dan inokulasi dilakukan secara aseptis. Cara aseptis
dimaksudkan agar tidak terkontaminasi oleh mikroba lain. Untuk memindahkan sel-sel
mikroba dari satu medium ke medium lainnya digunakan jarum ose. Ose harus disterilkan
melalui pemijaran dari ujung ke pangkal dan kembali ke ujung lagi sampai berwarna merah
sesaat sebelum dan setelah digunakan.
Inkubasi dilakukan dengan membalik cawan Petri. Hal ini dimaksudkan agar uap air yang
terjadi selama proses inkubasi, tidak jatuh ke dalam medium yang dapat mengganggu
petumbuhan mikroba.


DAFTAR PUSTAKA
Baedah Madjid, I, Sp.MK. 2001. Kuliah Mikrobiologi I. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Dirjen POM, (1979), Farmakope Indonesia, Edisi III, Depkes RI: Jakarta.
Dirjen POM, (1995), Farmakope Indonesia, Edisi IV, Depkes RI: Jakarta
Minasari. 2001. Mikrobiologi Umum. USU-Press. Medan
Irianto Koes, Drs. 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme. Yrama Widya.
Bandung.
Pratiwi, Sylvia. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Penerbit Erlangga. Jakarta
Rusli, S.Si, M.Si, Apt. 2010. Tuntunan Praktikum Mikrobiologi Farmasi Dasar. Universitas
Muslim Indonesia. Makassar.
ISOLASI DAN INOKULASI KOLONI




            DI SUSUN OLEH:

          YOSEPHINE SEPTI AP

               12384 FA




  AKADEMI FARMASI NASIONAL SURAKARTA

                 2013

Contenu connexe

Tendances

Laporan praktikum biokimia ii vitamin b
Laporan praktikum biokimia ii   vitamin bLaporan praktikum biokimia ii   vitamin b
Laporan praktikum biokimia ii vitamin b
Annisa Nurul Chaerani
 
Botani pertemuan ke 3 (akar, daun)
Botani pertemuan ke 3 (akar, daun)Botani pertemuan ke 3 (akar, daun)
Botani pertemuan ke 3 (akar, daun)
Dokter Tekno
 
Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum
Okta Yosiana Dewi
 

Tendances (20)

Mikrobiologi - Pewarnaan spora
Mikrobiologi - Pewarnaan spora Mikrobiologi - Pewarnaan spora
Mikrobiologi - Pewarnaan spora
 
Laporan praktikum biokimia ii vitamin b
Laporan praktikum biokimia ii   vitamin bLaporan praktikum biokimia ii   vitamin b
Laporan praktikum biokimia ii vitamin b
 
Pewarnaan gram
Pewarnaan gramPewarnaan gram
Pewarnaan gram
 
04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasi04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasi
 
Identifikasi bakteri
Identifikasi bakteriIdentifikasi bakteri
Identifikasi bakteri
 
Ppt bu anggun
Ppt bu anggunPpt bu anggun
Ppt bu anggun
 
Laporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiLaporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasi
 
Laporan praktikum media
Laporan praktikum mediaLaporan praktikum media
Laporan praktikum media
 
Penicillium Paecilomyces Aspergillus
Penicillium Paecilomyces AspergillusPenicillium Paecilomyces Aspergillus
Penicillium Paecilomyces Aspergillus
 
Botani pertemuan ke 3 (akar, daun)
Botani pertemuan ke 3 (akar, daun)Botani pertemuan ke 3 (akar, daun)
Botani pertemuan ke 3 (akar, daun)
 
Serbuk (Pulveres/Pulvis)
Serbuk (Pulveres/Pulvis)Serbuk (Pulveres/Pulvis)
Serbuk (Pulveres/Pulvis)
 
Enzim
EnzimEnzim
Enzim
 
Rangkuman dan Pembahasan Contoh Soal Farmasetika Dasar
Rangkuman dan Pembahasan Contoh Soal Farmasetika DasarRangkuman dan Pembahasan Contoh Soal Farmasetika Dasar
Rangkuman dan Pembahasan Contoh Soal Farmasetika Dasar
 
Morfologi bakteri, kapang dan khamir
Morfologi bakteri, kapang dan khamirMorfologi bakteri, kapang dan khamir
Morfologi bakteri, kapang dan khamir
 
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
 
Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum
 
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan JamurMorfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
 
Laporan mikrobiologi morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi   morfologi mikrobaLaporan mikrobiologi   morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi morfologi mikroba
 
Perkembangbiakan & Pertumbuhan Mikroba
Perkembangbiakan & Pertumbuhan MikrobaPerkembangbiakan & Pertumbuhan Mikroba
Perkembangbiakan & Pertumbuhan Mikroba
 
Media BGLB - LB _ Telurit Agar
Media BGLB - LB _ Telurit AgarMedia BGLB - LB _ Telurit Agar
Media BGLB - LB _ Telurit Agar
 

En vedette

Presentasi Eubakteria
Presentasi EubakteriaPresentasi Eubakteria
Presentasi Eubakteria
Enda Ferbina
 
Genetika mikroba
Genetika mikrobaGenetika mikroba
Genetika mikroba
Siti Sihite
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan MikrobaITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
Fransiska Puteri
 

En vedette (20)

Isolasi mikroba
Isolasi mikrobaIsolasi mikroba
Isolasi mikroba
 
Sterilisasi
SterilisasiSterilisasi
Sterilisasi
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
 
Penanaman dan isolasi mikroba, mikrobiologi
Penanaman dan isolasi mikroba, mikrobiologiPenanaman dan isolasi mikroba, mikrobiologi
Penanaman dan isolasi mikroba, mikrobiologi
 
Presentasi Eubakteria
Presentasi EubakteriaPresentasi Eubakteria
Presentasi Eubakteria
 
Genetika mikroba 2011
Genetika mikroba 2011Genetika mikroba 2011
Genetika mikroba 2011
 
Prokariota (Monera)
Prokariota (Monera)Prokariota (Monera)
Prokariota (Monera)
 
Slide genetika
Slide genetikaSlide genetika
Slide genetika
 
Bakteri
BakteriBakteri
Bakteri
 
Mekanisme Transfer & Isolasi DNA
Mekanisme Transfer & Isolasi DNAMekanisme Transfer & Isolasi DNA
Mekanisme Transfer & Isolasi DNA
 
02 microbial growth and control
02 microbial growth and control02 microbial growth and control
02 microbial growth and control
 
Struktur sel eukariotik
Struktur sel eukariotikStruktur sel eukariotik
Struktur sel eukariotik
 
Cara hidup bakteri
Cara hidup bakteriCara hidup bakteri
Cara hidup bakteri
 
Genetika mikroba 1
Genetika mikroba 1Genetika mikroba 1
Genetika mikroba 1
 
Pewarnaan bakteri
Pewarnaan bakteriPewarnaan bakteri
Pewarnaan bakteri
 
Genetika mikroba
Genetika mikrobaGenetika mikroba
Genetika mikroba
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan MikrobaITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
 
POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)
POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)
POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)
 
Hereditas
HereditasHereditas
Hereditas
 
Pengenceran & metode sebar
Pengenceran & metode sebarPengenceran & metode sebar
Pengenceran & metode sebar
 

Similaire à Inokulasi koloni bakteri

Teknik isolasi mikroba
Teknik isolasi mikrobaTeknik isolasi mikroba
Teknik isolasi mikroba
f' yagami
 
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdfBAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
Wan Na
 
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdfBAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
Wan Na
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan Bakteri
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan BakteriITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan Bakteri
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan Bakteri
Fransiska Puteri
 
Isolasi bakteri
Isolasi bakteriIsolasi bakteri
Isolasi bakteri
f' yagami
 
PPT Pemeriksaan Bakteri Pada Makanan.pptx
PPT Pemeriksaan Bakteri Pada Makanan.pptxPPT Pemeriksaan Bakteri Pada Makanan.pptx
PPT Pemeriksaan Bakteri Pada Makanan.pptx
ZulhajjaNur08
 
Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)
Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)
Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)
itatriewahyuni
 
Isolasi Pertumbuhan Mikroba.pdf
Isolasi  Pertumbuhan Mikroba.pdfIsolasi  Pertumbuhan Mikroba.pdf
Isolasi Pertumbuhan Mikroba.pdf
Wan Na
 
Isolasi Pertumbuhan Mikroba.pdf
Isolasi  Pertumbuhan Mikroba.pdfIsolasi  Pertumbuhan Mikroba.pdf
Isolasi Pertumbuhan Mikroba.pdf
Wan Na
 

Similaire à Inokulasi koloni bakteri (20)

Tekni Inokulasi Mikroba Dan Media Pertumbuhan Mikroba kelompok 6 (1B)
Tekni Inokulasi Mikroba Dan Media Pertumbuhan Mikroba kelompok 6 (1B) Tekni Inokulasi Mikroba Dan Media Pertumbuhan Mikroba kelompok 6 (1B)
Tekni Inokulasi Mikroba Dan Media Pertumbuhan Mikroba kelompok 6 (1B)
 
Teknik isolasi mikroba
Teknik isolasi mikrobaTeknik isolasi mikroba
Teknik isolasi mikroba
 
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdfBAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
 
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdfBAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
BAHAN BACAAN BAB 4 - Isolasi dan Pertumbuhan Mikroba.pdf
 
Mikologi
MikologiMikologi
Mikologi
 
Peranan sterilisasi dalam bidan
Peranan sterilisasi dalam bidanPeranan sterilisasi dalam bidan
Peranan sterilisasi dalam bidan
 
Peranan sterilisasi dalam bidan
Peranan sterilisasi dalam bidanPeranan sterilisasi dalam bidan
Peranan sterilisasi dalam bidan
 
Peranan sterilisasi dalam bidan
Peranan sterilisasi dalam bidanPeranan sterilisasi dalam bidan
Peranan sterilisasi dalam bidan
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan Bakteri
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan BakteriITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan Bakteri
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan Bakteri
 
Isolasi bakteri
Isolasi bakteriIsolasi bakteri
Isolasi bakteri
 
aldin praktikum 3
aldin praktikum 3aldin praktikum 3
aldin praktikum 3
 
Laporan praktikum mikrob tm 9
Laporan praktikum mikrob tm 9Laporan praktikum mikrob tm 9
Laporan praktikum mikrob tm 9
 
PPT Pemeriksaan Bakteri Pada Makanan.pptx
PPT Pemeriksaan Bakteri Pada Makanan.pptxPPT Pemeriksaan Bakteri Pada Makanan.pptx
PPT Pemeriksaan Bakteri Pada Makanan.pptx
 
Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)
Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)
Percobaan 4 (pembuatan biakan murni)
 
Isolasi Pertumbuhan Mikroba.pdf
Isolasi  Pertumbuhan Mikroba.pdfIsolasi  Pertumbuhan Mikroba.pdf
Isolasi Pertumbuhan Mikroba.pdf
 
Isolasi Pertumbuhan Mikroba.pdf
Isolasi  Pertumbuhan Mikroba.pdfIsolasi  Pertumbuhan Mikroba.pdf
Isolasi Pertumbuhan Mikroba.pdf
 
Paper agung
Paper agungPaper agung
Paper agung
 
Makalah sterilisasi dan desinfeksi
Makalah sterilisasi dan desinfeksiMakalah sterilisasi dan desinfeksi
Makalah sterilisasi dan desinfeksi
 
Ppt pertemuan 2 (cara hidup, pertahanan, reproduksi, klasifikasi, peranan, pe...
Ppt pertemuan 2 (cara hidup, pertahanan, reproduksi, klasifikasi, peranan, pe...Ppt pertemuan 2 (cara hidup, pertahanan, reproduksi, klasifikasi, peranan, pe...
Ppt pertemuan 2 (cara hidup, pertahanan, reproduksi, klasifikasi, peranan, pe...
 
Laporan donat hesti
Laporan donat hestiLaporan donat hesti
Laporan donat hesti
 

Plus de Pharmacist

Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisKromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipis
Pharmacist
 
Suppositoria.docx
Suppositoria.docxSuppositoria.docx
Suppositoria.docx
Pharmacist
 
Metode pembuatan tablet.
Metode pembuatan tablet.Metode pembuatan tablet.
Metode pembuatan tablet.
Pharmacist
 
Analisis morfologi daun tunggal
Analisis morfologi daun tunggalAnalisis morfologi daun tunggal
Analisis morfologi daun tunggal
Pharmacist
 
Bahan Obat Alam BPOM no HK.00.05.4.2411
Bahan Obat Alam BPOM no HK.00.05.4.2411Bahan Obat Alam BPOM no HK.00.05.4.2411
Bahan Obat Alam BPOM no HK.00.05.4.2411
Pharmacist
 
Hormon tumbuhan
Hormon tumbuhanHormon tumbuhan
Hormon tumbuhan
Pharmacist
 
Kelompok 6 (injeksi & spray)
Kelompok 6 (injeksi & spray)Kelompok 6 (injeksi & spray)
Kelompok 6 (injeksi & spray)
Pharmacist
 

Plus de Pharmacist (9)

Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisKromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipis
 
Suppositoria.docx
Suppositoria.docxSuppositoria.docx
Suppositoria.docx
 
Metode pembuatan tablet.
Metode pembuatan tablet.Metode pembuatan tablet.
Metode pembuatan tablet.
 
Analisis morfologi daun tunggal
Analisis morfologi daun tunggalAnalisis morfologi daun tunggal
Analisis morfologi daun tunggal
 
Bahan Obat Alam BPOM no HK.00.05.4.2411
Bahan Obat Alam BPOM no HK.00.05.4.2411Bahan Obat Alam BPOM no HK.00.05.4.2411
Bahan Obat Alam BPOM no HK.00.05.4.2411
 
Cholesterol
CholesterolCholesterol
Cholesterol
 
Sediaan krim
Sediaan krimSediaan krim
Sediaan krim
 
Hormon tumbuhan
Hormon tumbuhanHormon tumbuhan
Hormon tumbuhan
 
Kelompok 6 (injeksi & spray)
Kelompok 6 (injeksi & spray)Kelompok 6 (injeksi & spray)
Kelompok 6 (injeksi & spray)
 

Inokulasi koloni bakteri

  • 1. Isolasi dan Inokulasi mikroba BAB I PENDAHULUAN Dalam kehidupan sehari-hari tanpa disadari manusia selalu berhubungan dengan jasad renik dari alam dunia yang tidak tampak dengan mata biasa. Sebagian dari manusia hidup dengan bergantung pada mikroba. Itu sebabnya pengetahuan mengenai peranan mikroorganisme dalam kehidupan manusia tersebut sangat penting untuk dimengerti dan dipahami. Keanekaragaman mikroorganisme di alam ini merupakan salah satu hal yang menarik untuk diketahui, karena bukan saja untuk mengenal jenis-jenisnya, tetapi juga dapat mengetahui mikroorganisme yang menguntungkan dan merugikan bagi manusia. Dalam bidang mikrobiologi ada beberapa teknik-teknik dasar tertentu yang perlu diketahui dan dipahami serta dipelajari oleh mahasiswa termasuk para peneliti dalam bidang mikrobiologi untuk digunakan dalam laboratorium. Teknik-teknik tersebut digunakan dalam memelihara bakteri, mengisolasinya dalam biakan murni (hanya mengandung satu macam bakteri), mengamatinya dan mengidentifikasi mikroorganisme. Identifikasi biakan mikroorganisme seringkali memerlukan pemindahan ke biakan segar tanpa terjadi pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan dengan teknik aseptic untuk mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan berulang kali. Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam biakan cair ataupun padat. Dalam melakukan isolasi mikroba, terlebih dahulu kita harus memperhatikan alat-alat yang digunakan apakah sudah steril, agar tidak terkontaminasi oleh udara luar yang dapat merangsang pertumbuhan mikroba yang tidak kita inginkan pada suatu medium. Untuk tujuan tersebut digunakan media aseptis untuk mencegah kontaminasi. BAB II TEORI Definisi mikrobiologi adalah sebagai ilmu yang mempelajari tentang organisme mikroskopis. Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani, mikros = kecil, bios = hidup dan logos = ilmu. Ilmuwan menyimpulkan bahwa mikroorganisme sudah dikenal lebih kurang 4 juta tahun yang lalu dari senyawa organik kompleks yang terdapat di laut, atau mungkin dari gumpalan awan yang sangat besar yang mengelilingi bumi. Sebagai makhluk hidup pertama di bumi, mikroorganisme diduga merupakan nenek moyang dari semua makhluk hidup (Minasari, 2001 hal.1).
  • 2. Mikroorganisme ialah telah mengenai organisme hidup yang berukuran mikroskopis, dunia mikroorganisme terdiri dari lima kelompok organisme (Minasari, 2001 hal 1) : a. Bakteri b. Protozoa c. Virus d. Algae e. Cendawan mikroskopis f. Isolasi adalah merupakan cara memisahkan mikroorganisme tertentu dari lingkungan, sehingga dapat diperoleh biakan yang sifatnya murni, sehingga biakan tersebut disebut kultur murni (Rusli, 2010 hal.14). Isolasi bakteri dilakukan dengan menanamkan specimen langsung ke atas permukaan medium padat (lempeng agar) yang cocok, dan kemudian diinkubasi pada suhu kamar. Pada keadaan tertentu isolasi dilakukan dari rapat medium atau medium cair. Isolasi dilakukan sedemikian sehinggga bahan pemeriksaan diencerkan dan pada akhirnya setelah dibiakkan semalaman, bakteri yang ada dalam spesimen akan tumbuh sebagai koloni-koloni yang terpisah dari bahan lain (Baedah,2001). Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam keadaan cair atau padat. Dalam biakan cair, mikroorganisme menunjukkan ciri pertumbuhan tersendiri. Pertumbuhan adalah pertambahan teratur semua komponen suatu organisme. Dengan demikian, pertambahan ukuran yang diakibatkan oleh bertambahnya air atau karena deposit lipid bukan merupakan pertumbuhan sejati. Multiplikasi sel adalah konsekuensi pertumbuhan. Pada organisme bersel satu, multiplikasi menghasilkan pertambahan jumlah organisme yang membentuk populasi atau kultur (Pratiwi, 2008 hal. 106). Pembiakan diperlukan untuk mempelajari sifat bakteri untuk dapat mengadakan identifikasi, determinasi atau diferensiasi jenis-jenis yang ditemukan . pertumbuhan ketahanan bakteri tergantung pada pengaruh luar, seperti makanan (nutrisi), atmosfer, suhu, lengas, konsentrasi ion hidrogen, cahaya, dan berbagai zat kimia yang dapat menghambat atau membunuh (Irianto, 2006 hal. 122). Untuk menegakkan diagnosis bakteriologis, sebaiknya biakan bakteri berada dalam keadaan murni atau tidak tercampur dengan bakteri-bakteri lain. Biakan murni diperlukan untuk mempelajari ciri-ciri koloni, sifat-sifat biokimia, morfologi, reaksi pengecatan, reaksi imunologi, dan kerentanan bakteri terhadap zat anti bakteri (Irianto, 2006 hal. 126).
  • 3. Pada umumnya biakan murni dapat diperoleh dengan cara-cara berikut (Irianto 2006 hal.126-128) 1. Cara penggarisan Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng. Bila dilakukan dengan baik, cara ini adalah yang paling praktis. Setiap laboratorium memiliki cara atau metode pengerjaan yang berbeda-beda, tetapi tujuannya adalah sama, yaitu untuk membuat garis sebanyak mungkin pada permukaan lempeng medium pembiakan dengan ose atau jarum bahan pemeriksaan yang terlepas pada garis-garis tersebut semakin lama semakin sedikit, sehingga pada garis-garis terakir koloni-koloni bakteri yang terbentuk akan terpisah agak jauh. Sebelum dilakukan penanaman harus diperhatikan agar permukaan lempeng medium pembiakan itu kering, bila masih terdapat tetes embun perlu dikeringkan dahulu dengan cara menyandarkan pinggan petri terbalik pada tepi tutupnya. 2. Cara tuang Isolasi bakteri dengan cara tuang ini umumnya dilakukan untuk menentukan perkiraan jumlah bakteri hidup dalam suatu cairan, misalnya air, susu, kemih atau biakan bulyon. Hasilnya dinyatakan dalam jumlah koloni, yang berarti jumlah bakteri hidup dalam tiap milimeter cairan yang diperiksa. Cara pengerjaannnya adalah sebagai berikut : a. Dari suspensi bahan pemeriksaan dibuat pengenceran. b. Dari tiap pengenceran diambil satu milimeter dan diletakkan ke dalam pinggan petri steril. c. Ke dalam tiap pinggan petri tersebut dituang medium pembiakan yang telah dicairkan dan didinginkan sampai suhu kira-kira 40oC-45oC. Dengan perlahan-lahan pinggan petri itu digoyang dengan gerakan memutar tanpa diangkat dari medium meja, sehingga bahan pemeriksaan tercampur rata dalm medium pembiakan kemudian didiamkan sampai beku. d. Pengeraman dilakukan pada suhu yang sesuai selama 18-20 jam, kemudian koloni-koloni diitung. Dalam hal bahan pemeriksaan tidak murni untuk penelitian koloni bakteri yang dicari, ciri-ciri koloni dan reaksi terhadap medium pembiakan membantu memisahkan berbagai bakteri.
  • 4. 3. Cara menanam dalam medium pembiakan miring Untuk mendapat biakan murni penanaman dalam medium pembiakan miring sebagai berikut : a. Tabung medium pembiakan miring dipegang dengan tangan kiri di bagian ujung bawah. Bahan penanaman diambil dengan jarum dari koloni pada lempeng pembiakan. b. Dengan jari kelingking tangan kanan tutup tabung dijepit dan sambil diputar ditarik keluar. Setelah itu segera mulut tabung dijilatkan pada api. c. Dengan mulut tabung masih tetap menghadap api, biakan yang melekat pada ujung jarum ditanam pada permukaan medium pembiakan miring tersebut dimulai dari dasar tabung di buat garis berkelok-kelok sampai ke atas. Cara ini dilakukan bila penanaman ini hanya dimaksudkan untuk memperbanyak biakan atau untuk persediaan. d. Segera setelah menanam mulut tabung dijilatkan pada api/. Kemudian egera ditutup dan jarum bekas penanaman dipijarkan sebelum diletakkan kembali ke tempatnya. e. Pengeraman dilakukan pada suhu yang sesuai selama 18-20 jam. BAB III KAJIAN PRAKTIKUM A. Alat yang Digunakan Adapun alat-alat yang digunakan adalah cawan petri , kapas lidi , lampu spiritus , ose bulat dan ose lurus , rak tabung , tabung reaksi. B. Bahan yang Digunakan Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah Biakan kuman (SD), BHI, Media NA plate, Media NA cair, NA tegak, NA miring C. Cara Kerja 1. Penanaman (Inokulasi) Mikroba Uji a. Medium NA tegak Disiapkan medium NA tegak. Mulut tabung reaksi yang berisikan NA dipijarkan sebentar diatas nyala lampu spiritus. Ose lurus dipijarkan di atas nyala lampu spiritus, ose yang telah disterilkan dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi biakan kuman (SD) kemudian ditusukkan pada NA tegak dengan cara ose diusahakan tegak dan lurus dan dilakukan dekat dengan nyala api spiritus dan ditutup kapas. Ose dipijarkan kembali. Di inkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC.
  • 5. b. Medium NA miring. Disiapkan medium NA miring. Sebelumnya mulut tabung reaksi dipijarkan sebentar diatas nyala api. Ose bulat dipijarkan di atas nyala lampu spiritus, kemudian ose dimasukkan kedalam tabung yang berisi biakan kuman (SD) dan digores pada NA miring, lalu ose disterilkan. Di inkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC. c. Medium cair Siapkan tabung reaksi yang berisi BHI dan biakan kuman SD. Sebelumnya pada mulut tabung reaksi dipijarkan sebentar di nyala api. Ose yang telah disterilkan ditusukkan pada tabung reaksi biakan yang berisi SD kemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi medium cair (BHI). Di inkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC. 2. Isolasi Mikroba a. Cara Tabur (Pour Plate Method) Media NA tegak dicairkan terlebih dahulu di waterbath. Di ambil 3-5 ohse bakteri SD ke dalam NA tegak yang sudah mencair dan dihomogenkan. Kemudian di tuang secara aseptis kedalam cawan petri steril, Diratakan permukaan medium dengan cara menggoyang-goyangkan cawan petri dia atas meja membentuk angka delapan. Medium dibiarkan membeku dan Diinkubasikan selama 24 jam pada suhu 37oC. b. Cara Perataan (Spread Method) Disiapkan medium NA plate pada cawan petri steril. Diambil sampel (SD) manggunakan kapas lidi steril kemudian diratakan diatas permukaan medium dalam cawan petri. Di inkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC. c. Cara Gores Medium di tuang ke dalam cawan petri steril kemudian ditutup dan dibiarkan membeku pada suhu kamar. Setelah medium membeku, sampel (SD) digoreskan di atas medium dengan menggunakan ose bulat secara aseptis. Lalu dinkubasikan selama 24 jam pada suhu 37oC
  • 6. BAB IV PENUTUP Dalam setiap perlakuan metode isolasi dan inokulasi dilakukan secara aseptis. Cara aseptis dimaksudkan agar tidak terkontaminasi oleh mikroba lain. Untuk memindahkan sel-sel mikroba dari satu medium ke medium lainnya digunakan jarum ose. Ose harus disterilkan melalui pemijaran dari ujung ke pangkal dan kembali ke ujung lagi sampai berwarna merah sesaat sebelum dan setelah digunakan. Inkubasi dilakukan dengan membalik cawan Petri. Hal ini dimaksudkan agar uap air yang terjadi selama proses inkubasi, tidak jatuh ke dalam medium yang dapat mengganggu petumbuhan mikroba. DAFTAR PUSTAKA Baedah Madjid, I, Sp.MK. 2001. Kuliah Mikrobiologi I. Universitas Hasanuddin. Makassar. Dirjen POM, (1979), Farmakope Indonesia, Edisi III, Depkes RI: Jakarta. Dirjen POM, (1995), Farmakope Indonesia, Edisi IV, Depkes RI: Jakarta Minasari. 2001. Mikrobiologi Umum. USU-Press. Medan Irianto Koes, Drs. 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme. Yrama Widya. Bandung. Pratiwi, Sylvia. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Penerbit Erlangga. Jakarta Rusli, S.Si, M.Si, Apt. 2010. Tuntunan Praktikum Mikrobiologi Farmasi Dasar. Universitas Muslim Indonesia. Makassar.
  • 7. ISOLASI DAN INOKULASI KOLONI DI SUSUN OLEH: YOSEPHINE SEPTI AP 12384 FA AKADEMI FARMASI NASIONAL SURAKARTA 2013