Dokumen tersebut membahas berbagai strategi pemasaran untuk membangun ekuitas merek, meliputi pendekatan Push dan Pull strategy, kolaborasi antara produsen dan retailer dalam pemasaran di dalam toko, serta peran aktivitas pasca pembelian seperti layanan pelanggan dan program loyalitas dalam meningkatkan pengalaman konsumsi dan ekuitas merek.
2. NEW PERSPECTIVES ON
MARKETING
serangkaian kegiatan untuk memenuhi kebutuhan dan
kepuasan konsumen, baik dengan cara memproduksi produk
kemudian memberikan harga dan mempromosikannya kepada
konsumen sehingga terjadilah penjualan.
• Marketing is the sum of all activities that take you too sales
a product/service, etc.
• Marketeing is all about managing the four P's (Product,
Price, Place, Promotion)
3. • Perkembangan teknologi yang cepat
• Penyebaran konsumen yang semakin luas dan merata
• Munculnya dan banyaknya media yang berkembang
• Berkembangnya mobilisasi marketing
• Munculnya channel marketing yang semakin banyak dan
beragam
FACTOR'S NEW PERSPECTIVE
ON MARKETING
5. INTEGRATING MARKETING
sebuah konsep dimana suatu perusahaan mengintegrasikan dan
mengkoordinasikan berbagai saluran komunikasi untuk mengirim
pesan yang jelas, konsisten, dan meyakinkan berkenaan dengan
perusahaan dan produknya. (Kotler dan Amstrong; 2005).
IMC menurut American Association of Advertising Agencies adalah
sebuah konsep perencanaan komunikasi pemasaran yang
memberikan nilai tambah terhadap suatu perencanaan yang
mendalam dengan cara melakukan evaluasi terhadap peran
strategis dari berbagai macam ilmu komunikasi dan
mengkombinasikannya untuk menghasilkan keakuratan,
konsistensi, dan efek komunikasi secara maksimal melalui integrasi
dari pesan – pesan yang terpisah.
7. Cara untuk
membuat
aspek brand
lebih menarik
SENSORY Brand ini meninggalkan citra kuat pada indera penglihatan saya
atau yang lainnya
I find this brand interesting in a sensory way.
This brand does not appeal to my senses.
AFFECTIVE Brand ini memacu perasaan sentimental saya
I do not have strong emotions for this brand.
This brand is an emotional brand.
BEHAVIORAL Saya terlibat dalam kegiatan fisik serta berperilaku saat
menggunakan brand ini
This brand results in bodily experiences.
This brand is not action oriented.
INTELLECTUAL Saya menjadi banyak berpikir saat bertemu brand
ini.
This brand does not make me think.
This brand stimulates my curiosity and problem
solving.
8. Mass Customization
Sebuah produk harus
sesuai apa yang
dibutuhkan konsumen
Bob butuh laptop untuk kuliah
Bob tidak membutuhkan RAM yang
besar
Bob memilih laptop termurah yang
ringan
9. One-to-One Marketing
Don Peppers and Martha Rogers
Pelanggan Marketers
“We single out consumers”
“The consumers talk to us”
“We make something unique
for them”
10. Permission Marketing
• Diperkenalkan oleh Seth Godin pada tahun 1999 dalam bukunya "Permission
Marketing: Turning Strangers into Friends and Friends into Customers".
• Konsep marketing ini berpusat pada kerelaan atau izin pelanggan sebelum
menawarkan sesuatu.
• Salah satu contohnya adalah subscription atau berlangganan (netflix, spotify, e-
paper, newsletter brand dll)
• Permision marketing tools: email marketing, chatbot marketing, web push
notification, SMS/ whatsapp chat marketing, cookies, dll)
Kelebihan Kekurangan
Meningkatkan lead berkualitas (high quality leads) Mendapatkan persetujuan tidak mudah
Marketing lebih relevan (personalized marketing campaign) Lead lebih sedikit
Biaya lebih rendah dan lebih efisien (automation) Proses lebih lama
Meningkatkan loyalitas dan reputasi
11. Permission Marketing
Seth Godin’s Five Steps to Dating Your Customers
Offer an Incentive
Teach The Prospect
Over Time
Reinforce The
Incentive
Increase the Level
of Permission
Ask for the Sale
Offer them benefit such as free gift (goodie bag) or free trial one month
This information should focus on the types of problems that your
product or service solves. If you sell pool supplies, teach people how to
take care of their pool.
People become bored incredibly quickly. Don’t simply give out the same
type of material in the same format.
Usually, this involves asking for more information about your prospect
through surveys, phone calls, or consultations.
Your products will practically sell themselves because you’ve already
demonstrated that you follow through on your promises.
12. Reconciling
the Different
Marketing
Approaches
• Konsep marketing baru di atas adalah sarana yang
sangat berguna untuk memunculkan tanggapan
merek yang positif dan menciptakan resonansi
merek untuk membangun customer-based brand
equity (CBBE).
• Salah satu implikasi dari pendekatan baru ini
adalah bahwa konsep “bauran pemasaran”
tradisional dan gagasan tentang “4 Ps” of
marketing—product, price, place (or distribution),
and promotion (or marketing communications)—
mungkin tidak sepenuhnya menggambarkan
program pemasaran modern.
13. PRODUCT STRATEGY
• Produk itu sendiri merupakan pengaruh utama pada apa yang
dialami konsumen dengan suatu merek, apa yang mereka dengar
tentang merek dari orang lain, dan apa yang dapat disampaikan
perusahaan kepada pelanggan tentang merek tersebut. Inti dari
merek yang hebat selalu merupakan produk yang hebat.
• Merancang dan memberikan produk atau layanan yang
sepenuhnya memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen
merupakan prasyarat untuk pemasaran yang sukses, terlepas
dari apakah produk tersebut merupakan barang, jasa, atau
organisasi yang nyata.
• Setelah mempertimbangkan bagaimana konsumen membentuk
opini mereka tentang kualitas dan nilai suatu produk, kita
mempertimbangkan bagaimana pemasar dapat melampaui
produk yang sebenarnya untuk meningkatkan pengalaman
produk dan menambah nilai tambah sebelum, selama, dan
setelah penggunaan produk.
14. Product Strategy –
Perceived Quality
• Perceived quality adalah persepsi pelanggan tentang
keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk
atau jasa dibandingkan dengan alternatif dan
sehubungan dengan tujuan yang dimaksudkan.
• Mencapai tingkat yang memuaskan dari kualitas yang
dirasakan menjadi lebih sulit karena perbaikan produk
terus-menerus selama bertahun-tahun telah
menyebabkan harapan konsumen yang meningkat.
• Kualitas produk tidak hanya bergantung pada kinerja
produk fungsional tetapi juga pada pertimbangan
kinerja yang lebih luas, seperti kecepatan, akurasi, dan
perawatan pengiriman dan pemasangan produk;
kecepatan, kesopanan, dan bantuan layanan
pelanggan dan pelatihan; dan kualitas layanan
perbaikan.
15. Much marketing activity is devoted to finding ways to encourage trial and repeat purchases by consumers
Perhaps the strongest and potentially most favorable associations, however, result from actual product experience – what Procter & Gamble calls the “second moment
of truth” (The first occurs at purchase).
One notable trend in marketing is the growing role of after marketing, that is, those marketing activities that occur after customer purchase.
Innovative design, thorough testing, quality production, and effective communication are without question the most important considerations in enhancing product
consumption experiences that build brand equity.
However, they may only be necessary and not sufficient conditions for brand success, and marketers may need to use other means to enhance consumption
experiences. Here we consider the role of user manuals,customer service programs, and loyalty programs.
PRODUCT STRATEGY
After Marketing
16. PRODUCT STRATEGY - After Marketing
USER MANUAL
Instruction or user manuals for many
products are too often an afterthought, put
together by engineers who use overly
technical terms and convoluted language
As a result, consumers’ initial product
experiences may be frustrating or, even
worse, unsuccessful
To enhance consumers’ consumption
experiences, marketers must develop user
manuals or help features that clearly and
comprehensively describe both what the
product or service can do for consumers
and how they can realize these benefits.
Manufacturers are spending more time
designing and testing instructions to make
them as user friendly as possible.
17. PRODUCT STRATEGY - After Marketing
CUSTOMER SERVICE PROGRAMS
The term “aftermarketing”
describes a necessary new mind-
set that reminds businesses of
the importance of building a
lasting relationship with
customers, to extend their
lifetimes.
It also points to the crucial need
to better balance the allocation
of marketing funds between
conquest activities (like
advertising) and retention
activities (like customer service
programs)
Research by Accenture found
that two in three customers
switched companies in the past
year due to poor customer
service
Customer service programs can
include the sale of
complementary products that
help make up a system or in any
other way enhance the value of
the core product.
Customer service programs can
be an important determinant of
profitability.
18. LOYALTY PROGRAMS
Loyalty or frequency programs have become one popular means by which marketers can
create stronger ties to customers.
Their purpose is "identifying, maintaining, and increasing the yield from a firm's
'best' customers through long-term, interactive, value-added relationships."
Firms in all kinds of industries have established loyalty programs, through different
mixtures of specialized services, newsletters, premiums, and incentives.
The value created by loyalty programs creates switching costs for costumer, reducing
price competition among brand
PRODUCT STRATEGY - After Marketing
19. tips for building effective loyalty programs:
KNOW YOUR
AUDIENCE
CHANGE IS
GOOD
LISTEN TO YOUR
BEST CUSTOMER
ENGAGE PEOPLE
PRODUCT STRATEGY - After Marketing
20. Pricing /
kalkulasi
harga
Pricing adalah proses bisnis
dalam menetapkan nominal
harga penjualan produk atau
jasa.
Pricing dapat juga dijelaskan
sebagai aktivitas yang
menentukan nilai dari
sebuah produk atau layanan.
21. Consumer price perception & value
pricing
• Persepsi harga
konsumen mengacu
pada opini pelanggan
mengenai produk
perusahaan ( yang
didapatkan saat
mereka menggunakan
produk.
• Contoh :
Quifit merupakan botol
air minum motivasi yang
dibotolnya tertera tulisan
dan keterangan milliliter-
nya.
Dengan harga 215.000
sudah bisa mendapatkan
botol tersebut, ditambah
mereka sering
mengadakan promo
sehinggan harga botol itu
sangat affordable dan
dapat dijangkau oleh
seluruh masyarakat.
Value pricing :
- Menawarkan
kualitas barang /
layanan yang baik
pada harga wajar.
22. Price
segmentatio
n
• Segmentasi harga dilakukan
berdasarkan kemampuan ekonomi
/ daya beli dari konsumen. Karena
setiap orang pasti memiliki
kemampuan ekonomi yang
berbeda-beda. Perhatikan
perbedaan harga heels berikut:
28. Memutuskan strategi
pemasaran apa yang akan
digunakan merupakan sebuah
dilema bagi perusahaan
manapun yang ingin
mempromosikan keberadaan
merek perusahaan.
29. Push and Pull Strategy
merupakan metode yang
biasanya digunakan oleh
perusahaan untuk meningkatkan
ekuitas merek kepada
konsumen.
31. Push Strategy
Metode strategi pemasaran yang digunakan
oleh perusahaan seperti spanduk, iklan
bergambar, iklan search engine, dan
shopping ads di berbagai platform, melalui
event-event, hingga social media marketing
dan lain sebagainya.
Tujuannya untuk mencari dan menemukan
calon konsumen yang berminat dengan
produk yang ditawarkan.
Strategi ini berfokus untuk membawa nilai
produk secara langsung kepada calon
pelanggan, sehingga dapat dikatakan bahwa
strategi ini sifatnya lebih proaktif dan agresif
untuk mencari pelanggan potensial.
32. Pull Strategy
Metode strategi permasaran yang berfokus
untuk membuat konten bernilai tinggi yang
cocok untuk target pasar yang sudah
ditentukan oleh perusahaan.
Jika didalam suatu toko, strategi yang biasa
digunakan adalah menggunakan fungsi
retailer untuk menampilkan produk didalam
toko agar terlihat berkualitas sesuai dengan
target pasar yang sudah ditentukan
Kemudian perusahaan memberikan intensif/bonus
kepada retailer dalam setiap penjualan produk
mereka dengan tujuan meningkatkan ekuitas merek
dimata konsumen. Namun jika secara digital itu
seperti search engine optimization (SEO), konten
kreatif media sosial, dan review produk dari
konsumen.
33. Metode yang sering dilakukan
oleh retailer dalam menyimpan,
memajang, dan menjual produk
merupakan bentuk kerjasama
antara produsen dan retailer
dapat meningkatkan atau
mengurangi ekuitas merek.
34. Sangat diperlukan adanya kolaborasi
antara produsen dan retailer pada
pemasaran di dalam toko seperti
Brand-Building Display, sampling
promotions, dan in-store activities
yang dirancang oleh perusahaan
untuk meningkatkan ekuitas merek
produknya.
Notes de l'éditeur
Marketing strategies must transcend the actual product or service to create stronger bonds with consumers and maximize brand resonance. This broader set of activities is sometimes called relationship marketing and is based on the premise that current customers are the key to long-term brand success.
Relationship marketing attempts to provide a more holistic, personalized brand experience to create stronger consumer ties. It expands both the depth and the breadth of brand-building marketing programs.
Strategi pemasaran harus melampaui produk atau layanan yang sebenarnya untuk menciptakan ikatan yang lebih kuat dengan konsumen dan memaksimalkan resonansi merek. Serangkaian kegiatan yang lebih luas ini kadang-kadang disebut pemasaran hubungan dan didasarkan pada premis bahwa pelanggan saat ini adalah kunci keberhasilan merek jangka panjang.
Pemasaran relasional berusaha memberikan pengalaman merek yang lebih holistik dan dipersonalisasi untuk menciptakan ikatan konsumen yang lebih kuat. Ini memperluas kedalaman dan keluasan program pemasaran pembangunan merek.
How some marketers are thinking more carefully about one particularly interesting aspect of brand experiences—brand scents!
Figure 5-1 displays a scale developed by Schmitt and his colleagues to measure experiences and its dimensions. Their study respondents rated LEGO, Victoria’s Secret, iPod, and Starbucks as the most experiential brands.
Marketers memikirkan satu cara untuk membuat aspek brand mereka lebih menarik dengan brand scents
Mass Customization (MC) dipopulerkan oleh Pine pada tahun 1993. MC merupakan sebuah kemampuan perusahaan untuk menciptakan produk dengan variasi yang tinggi sesuai keinginan konsumen secara individu namun dengan biaya yang relatif efisien layaknya menciptakan produk standar secara massal.
Produk yang diproduksi secara massal namun dapat dipilih sendiri oleh konsumen dalam hal spesifikasi sesuai apa yang cocok bagi dirinya
Perusahaan juga dapat untung karena bisa mengurangi stok mereka di gudang, dan bisa dengan mudah mengontrol apa yang mereka punya atau memberikan diskon pada produk yang belum laku
The concept behind mass customization, namely making products to fit the customer’s exact specifications, is an old one, but the advent of digital-age technology enables companies to offer customized products on a previously unheard-of scale.
In an age defined by the pervasiveness of mass-market goods, mass customization enables consumers to distinguish themselves with even basic purchases.
Mass customization is not restricted to products.
Mass customization can offer supply-side benefits too. Retailers can reduce inventory, saving warehouse space and the expense of keeping track of everything and discounting leftover merchandise.
Don Peppers and Martha Rogers Memperkenalkan konsep one-to-one marketing, sebuah perspektif yang memiliki pengaruh dalam relationship marketing.
Pelanggan memberikan informasi pada marketers yang menambahkan nilai jual
Marketers menambahkan nilai tersebut dan sebagai timbal balik memberikan pengalaman yang menguntungkan pelanggan
Strategi fundamental dalam one-to-one marketing:
Fokus pada customer secara individual lewat database kita
Jawab pertanyaan customer secara interaktif
Buat layanan atau produk kita sesuai keinginan mereka
One-to-one marketing is thus based on several fundamental strategies: 1) Focus on individual consumers through consumer databases—“We single out consumers.” 2) Respond to consumer dialogue via interactivity—“The consumer talks to us.” 3) Customize products and services—“We make something unique for him or her.”
Don Peppers and Martha Rogers popularized the concept of one-to-one marketing, an influential perspective on relationship marketing.
The basic rationale is that consumers help add value by providing information to marketers; marketers add value, in turn, by taking that information and generating rewarding experiences for consumers.
One-to-one marketing is thus based on several fundamental strategies: 1) Focus on individual consumers through consumer databases—“We single out consumers.” 2) Respond to consumer dialogue via interactivity—“The consumer talks to us.” 3) Customize products and services—“We make something unique for him or her.”
Don Peppers and Martha Rogers popularized the concept of one-to-one marketing, an influential perspective on relationship marketing.
The basic rationale is that consumers help add value by providing information to marketers; marketers add value, in turn, by taking that information and generating rewarding experiences for consumers.
One-to-one marketing is thus based on several fundamental strategies: 1) Focus on individual consumers through consumer databases—“We single out consumers.” 2) Respond to consumer dialogue via interactivity—“The consumer talks to us.” 3) Customize products and services—“We make something unique for him or her.”
Don Peppers and Martha Rogers popularized the concept of one-to-one marketing, an influential perspective on relationship marketing.
The basic rationale is that consumers help add value by providing information to marketers; marketers add value, in turn, by taking that information and generating rewarding experiences for consumers.
One-to-one marketing is thus based on several fundamental strategies: 1) Focus on individual consumers through consumer databases—“We single out consumers.” 2) Respond to consumer dialogue via interactivity—“The consumer talks to us.” 3) Customize products and services—“We make something unique for him or her.”
Don Peppers and Martha Rogers popularized the concept of one-to-one marketing, an influential perspective on relationship marketing.
The basic rationale is that consumers help add value by providing information to marketers; marketers add value, in turn, by taking that information and generating rewarding experiences for consumers.
One-to-one marketing is thus based on several fundamental strategies: 1) Focus on individual consumers through consumer databases—“We single out consumers.” 2) Respond to consumer dialogue via interactivity—“The consumer talks to us.” 3) Customize products and services—“We make something unique for him or her.”
Don Peppers and Martha Rogers popularized the concept of one-to-one marketing, an influential perspective on relationship marketing.
The basic rationale is that consumers help add value by providing information to marketers; marketers add value, in turn, by taking that information and generating rewarding experiences for consumers.
One-to-one marketing is thus based on several fundamental strategies: 1) Focus on individual consumers through consumer databases—“We single out consumers.” 2) Respond to consumer dialogue via interactivity—“The consumer talks to us.” 3) Customize products and services—“We make something unique for him or her.”
Puncak terakhir dari seluruh proses strategi yang dilakukan perusahaan
untuk mendapatkan eksposur produk, dan ini berlaku untuk produk baru dan yang sudah ada, terutama penting untuk produk yang baru diluncurkan di mana menciptakan visibilitas adalah prioritas utama. Dalam banyak kasus, konsumen tidak menyadari atau secara aktif mencari produk, dengan ‘push’ yang tepat dan gigih, kesadaran dan pemahaman produk akan menjadi lebih mapan, yang pada akhirnya membantu menciptakan permintaan akan produk tersebut.
Pemasaran push bergantung terutama pada cara periklanan tradisional seperti serangkaian iklan televisi atau serangkaian pesan Direct.