SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  12
PEMBAHASAN 
A. Pengertian 
Keperawatan metode kanguru adalah perawatan untuk bayi prematur dengan melakukan 
kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu. Metode ini sangat tepat dan mudah dilakukan 
guna mendukung kesehatan dan keselamatan bayi yang lahir prematur maupun aterm. 
Kehangatan tubuh ini merupakan sumber panas yang efektif. Hal ini terjadi bila ada kontak 
langsung antara kulit ibu dengan kulit bayi. Prinsip ini dikenal sebagai skin to skin contact atau 
metode kanguru. Perawatan dengan metode kanguru merupakan cara efektif untuk memenuhi 
kebutuhan bayi yang paling mendasar yaitu kehangatan, keselamatan, kasih sayang, ASI, 
perlindungan dari infeksi, dan stimulan. 
Seorang ibu yang menggendong bayinya untuk kontak kulit ke kulit dalam periode waktu 
lebih lama akan menimbulkan dampak yang bermanfaat. Walaupun keuntungan medik yang 
paling berarti tampak dalam kenaikan laktasi meternal, beberapa penilitian menyatakan bahwa 
kepercayaan ibu dalam merawat bayinya meningkat hasilnya seiring dengan hasrat untuk pulang 
dari tempat layanan kesehatan setelah persalinan, dan banyak wanita merasakan kedekatan 
dengan anak meningkat dibanding dengan kelompok ibu-ibu kontrol. 
Didalam kantung ibu, bayi kanguru dapat merasakan kehangatan, mendapat makanan 
(susu), kenyamanan, stimulasi dan perlindungan. Bayi dibawa kemana saja setiap saat tanpa 
interupsi. 
Ada tiga komponen KC (Kanguru Care); kontak kulit dengan kulit, ASI eksklusif, support atau 
dukungan pada bayi hanya dari ibu (interaksi hanya antara ibu dengan bayi). 
- Kontak kulit dengan kulit, kontak bagian depan bayi pada dada ibu. Untuk 
mendapatkan rasa nyaman dan hangat dipasang selimut dan topi. KC idealnya 
dimulai saat bayi lahir dan berlangsung sepanjang pagi dan malam hari. 
- ASI eksklusif merupakan pemberian air susu sepanjang dibutuhkan pada bayi tanpa 
pemberian makanan lain. Untuk bayi premature, pemberian nutrisi sesuai dengan 
indikasinya.
- Support untuk berdua (support to the dyade); pada saat dibutuhkan pengobatan, 
dukungan emosional, kesejahteraan fisik yang diberikan untuk bayi dan ibu dilakukan 
tanpa memisahkan mereka. 
B. Hasil Riset Metode Kanguru 
a. Studi yang dilakukan oleh Tessier Rejean dkk, di Bagota Columbia pada 1084 bayi 
dengan berat < 2001 gram yang lahir antara September 1993 sampai September 1994 di 
Clinica San Pedro Claver. 
1) Metode; grup kanguru (KC) dan grup metode tradisional (TC) dengan incubator. 
2) Kondisi stress lingkungan saat bayi perlu dirawat lama membuat ibu dalam grup 
KC lebih kompeten dibandingkan ibu dalam grup TC. 
3) Dalam stress situasi juga didapat efek negatif (efek isolasi) yaitu perasaan ibu KC 
untuk mendapat dukungan/support saat melakukan KC karena kebutuhan 
kesehatan premature yang komplek. 
4) Ibu dengan KC lebih responsive terhadap resiko yang dapat terjadi pada bayi 
selama di rumah sakit dari pada ibu TC. 
5) Mendukung kemampuan ibu KC untuk melanjutkan KC di rumah setalah keluar 
dari rumah sakit. 
b. Penelitian oleh Whitlow Joy 2003, untuk disertai keperawatan dari Universitas Alabama 
Birmingham tentang KC di NIC. 
1) Hasil, metode KC yang pada NICU merupakan faktor penting untuk memulai 
hubungan antara orang tua dan anak 
2) Dengan keberadaan orang tuanya sepenuhnya di NICU dengan metode KC 
menumbuhkan semangat dan ras percaya diri ibu pada dirinya untuk mulai merawat 
bayi 
c. Sheau Heuy Chiu, 2001 dalam studi ingin membuktikan asumsi bahwa kualitas 
perkembangan bayi ditentukan dari kualitas ibu dan bayi pada tahun pertama, dilakukan 
penelitian melihat efek pemberian KC selama 6 bulan dan tidak hanya pada usia gestasi 
41 minggu. 
Hasil yang didapat bahwa efek KC yang diberikan selama 6 bulan tidak 
berhubungan positif dengan asumsi tersebut.
d. Selanjutnya riset keperawatan yang dilakukan Jeba Jothi Priya di India yang dilaporkan 
dalam sebuah jurnal keperawatan India September 2004 
1) Tujuan menilai kondisi fisiologis dan perilaku bayi BBLR yang dirawat dengan KC 
dan perawatan rutin (TC) dan menilai persepsi ibu yang melakukan KC. 
2) Hasil suhu bayi dengan KC lebih tinggi dari TC. HR bayi KC lebih tinggi dan saat 
mulai interfensi bayi KC dan TC sama-sama bradikardi atau tachikardi. 
3) Selama KC, HR teratur dan stabil, episode bradikadi bayi KC sangat rendah dibandng 
bayi TC. 
4) Respirasi bayi dengan TC lebih cepat, bayi KC respirasi teratur dan dalam, KC dapat 
tidur nyenyak (deep quite sleep status) dan kebutuhan oksigen yang diberikan untuk 
bayi KC lebih rendah dari bayi TC. 
5) Perilaku, bayi KC dapat tidur dengan nyenyak, bayi TC lebih sering menangis dan 
periode tidur nyenyak (deep quite sleep status) rendah. 
6) Perilaku ibu KC sangat positif dan ingin melanjutkan KC dirumah serta mengatakan 
KC sangat merangsang laktasi. 
e. Case study keperawatan oleh Arthur J.Engler di RS Conneticut tahun 2005. 
Tujuan : menilai bagaimana respon stress ibu terhadap bayi prematurdengan kelainan 
fisik melalui KC. 
Peneliatian pada seeorang ibu (Ny.A) 30 tahun dan suaminya yang melahirkan secara 
normal bayi premature usia gestasi 35 minggu dengan fistula tracheoesophagus dan 
atresia esophagus. 
1) Bay (Za) di operasi hari pertama kelahiran. Ny A sangat stress mendengarkan kondisi 
bayinya dan merasa putus asa terhadap apa yang terjadi. 
2) Hari ke 4 usia bayi Za, case studi dilakukan selama 2 jam dan sebelumnya Ny A 
sudah menyetujui semua proses dalam riset tersebut untuk menggali efek KC kontak 
langsung kult dengan kulit pada stress Ibu. 
3) Hasil diketahui ternyata setelah didekap Ny A, bayi Za langsung tertidur, temperature 
tubuh meningkat dari 36,5 C menjadi 36,8 C setelah 15 ment kemudian. 
4) Saat memulai KC, saturasi 02 100% dengan Fi02 0,30 per nasal canul, setelah 25 
menit kemudian Fi02 diturunkan perawat menjadi 0,25 dengan saturasi oksigen 
antara 99%-100%.
5) Sebagai parameter perubahan sistemik akibat dilepaskannya kortisol sebagai respon 
neuroendokrin akibat stress pada Ny. A di ukur suhu tubuh. Pada 3 menit pertama 
KC, suhu tubuh Ny A turun. 
6) Dari 96,3 F menjadi 94,8 F, 4 menit kemudian meningkat beberapa derajat karena 
stress pengalaman pertama KC, pengalaman pada kondisi yang tidak familiar. 
7) Selama KC, Ny A dapat melihat langsung wajah bayinya melalui cermin yang 
diletakkan di depan ibu. Sepanjang penelitian beberapa bayi menangis tetapi tidak 
mempengaruhi pada Ny A dan bayi Za. 
8) Setelah 70 menit KC, Ny A berganti dengan suaminya untuk mendekap bayi Za, 
ternyata bayi Za tetap terus tidur dan tidak ada perubahan nilai fisiologis seperti 
jumlah heart rate, respirasi dan saturasi 02. 
9) Temperatur Ny A tidak mengalami perubahan, sekitar 10 menit kemudian (total 80 
menit) dr. bedah masuk dengan menggunakan jas putih, temperature Ny A tiba-tiba 
turun walaupun okter membawa kabar baik dan dikenal baik oleh keluarga. 
10) Temperatur Ny A meningkat setelah 5 menit kemudian. Saat KC dihentikan (karena 
studi dihentikan lebih awal) setelah 23 menit KC (total 103 menit) temperature Ny A 
tiba-tiba turun walaupun ia sangat menolak, bayi Za kembali dihangatkan dengan 
radian warmer tanpa masalah. 
f. Kesimpulan 
1) Ny A mengatakan pengalaman pertama KC merupakan kondisi yang terapeutik 
baginya dan membuatnya sangat tenang. 
2) KC merupakan pengalaman sangat akrab baginya dan Za, dan ingin melakukan KC 
lagi jika kondisi memungkinkan. 
3) Perubahan suhu tubuh Ny A juga berhubungan dengan efek lingkungan dan orang 
disekitar ruangan, pengetahuan tentang KC saat memulai dan mengakhiri, kecemasan 
dan ketidakmampuan atau ketika dokter bedah yang mengenakan jas putih 
berkunjung. 
4) Hasil riset menunjukkan bahwa KC menimbulkan efek positif bagi ibu depresi 
postpartum.
g. Studi multisenter oleh WHO selama setahun di RS Addis Ababa (Ethiiopia), Yogyakarta 
Indonesia), dan Merida (Meksiko), untuk menilai kelayakan, penerimaan, efektivitas, dan 
biaya KC kanguru dibandingkan cara konvensional (ruang hangat dan incubator). 
1) Hasilnya kejadian hipotermia KC secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan 
cara konvensional. Kelompok bayi KC mendapat asi lebih baik, pertambahan berat 
badan lebih baik, dan lama perawatan di rumah sakit lebih pendek. 
2) KC terbukti lebih hemat dari segi perawatan alat dibandingkan dengan cara 
konvensional. KC lebih menyenangkan dan aman. 
3) KC dirasa tepat untuk mengatasi masalah perawatan BBLR di Indonesia. Jauh lebih 
baik dari perawatan tradisional dengan di dekatkan lampu petromaks atau botol panas 
yang berisiko menyebabkan luka bakar pada bayi. (www.halalguide.info). 
C. Masalah Keperawatan pada Bayi Prematur 
a. Pada bayi premature, potensial komplikasi yang dapat terjadi adalah asidoses, apnea, cold 
stress, hiperbilirubin, hipokalsemia, hipoglikemia, pneumonia, sindrom distress 
pernapasan, sepsis dan seizure. 
b. Diagnosa yang dapat diangkat dan sebagai pertimbangan perawat untuk melakukan KC 
secara continue di rumah sakit atau berjeda dan KC dilanjutkan di rumah. 
1) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan faktor : oksigenasi tidak adekuat sekunder 
insufisiensi respirasi, tidak efektif bersihan jalan napas, sindrom distress pernapasan. 
2) Tidak efektif bersihan jalan napas berhubungan dengan faktor aspirasi mekonium, 
sekresi trakheobronkial. 
3) Resiko aspirasi berhubungan dengan faktor imobilitas, turunnya sekresi, adanya 
enteral atau tracheal tube. 
4) Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh berhubungan dengan tidak efektifan 
termoregulasi. 
5) Tidak efektif breastfeeding berhubungan dengan faktor bayi lelah, tidak adekuat 
reflek mengisap, interupsi atau frekuensi feeding tidak teratur. 
6) Breastfeeding terputus, berhubungan dengan bayi sakit, premature.
7) Tidak efektif pola pernapasan berhubungan dengan faktor kurangnya energi atau 
kelelahan sekunder bayi sakit (sepsis, sindrom distress pernapasan), efek pengobatan, 
pusat pernapasan yang imatur, ketidakseimbangan metabolik. 
8) Menurunnya kardiak output berhubungan dengan faktor meningkatnya beban 
ventricular, hypovolemia, anomaly jantung. 
9) Terbatasnya peran caregiver berhubungan dengan factor bay premature dengan 
kelaianan, penyebab sakitnya bayi tidak diketahui, stress pada keluarga, pada 
caregiver kesehatan kurangnya kesiapan, pengetahuan, ketrampilan, atau pengalaman, 
komitmen terhadap peran koping tidak efektif. 
10) Diare berhubungan dengan factor meningkatnya motilitas intestinal sekunder 
inflamasi. 
11) Disorganized infant behavior berhubungan dengan factor imatur CNS dan stimulus 
lingkungan. 
12) Family processes, terputus berhubungan dengan factor sakit atau ketidakmampuan 
anggota keluarga, terbatasnya jumlah anggota keluarga. 
13) Cemas (orangtua) berhubungan dengan factor penatalaksanaan pada bayi. 
14) Definisi volume cairan berhubungan dengan factor perdarahan abnormal, abnormal 
kehilangan cairan (diare, diaphoresis), tidak adekuat intake cairan sekunder reflek 
mengisap lemah. 
15) Kelebihan volume cairan berhubungan dengan factor turunnya urine output sekunder 
gagal jantung. 
16) Terganggunya pertukaran gas berhubungan dengan : Turunnya fungsi paru sekunder 
pneumoni, penyakit paru kronik, ate-lektasis, alveolar capillary membrane changes 
secondary to inadequate surfactant, cold stress, immature CNS. 
17) Terganggunya home maintenance berhubungan dengan factor, tidak adekuat sistem 
imun, kurangnya pengetahuan keluarga, organisasi, dan perencanaan, tindakan 
invasive, luka terbuka (sirkumsisi, tali pusat), infeksi dalam uterus. 
18) Resiko infeksi (tranmisi) berhubungan dengan factor : Contagious nature of organism 
acquired in utero.
19) Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan factor 
tidak adekuat reflek mengisap, muntah, intoleransi makanan, tingginya angka 
metabolic. 
20) Ganggan integritas kulit berhubungan dengan kelenturan kulit, immobilitas, suspek 
infeksi, ada atau tidaknya vernix, lemak dan lain-lain. 
D. Intervensi Metode Kanguru 
Intervensi metode kanguru menurut standar rumah sakit Universitas Carolina Utata 
tahun 2004 dan dari Kangaroo Mother Care Promotion. 
a. Persipan peralatan : Kursi yang nyaman dengan sandaran punggung dan sandaran tangan 
(kursi goyang), Bantal/ganjalan kaki, screen/tirai, selimut bayi dan topi. 
b. Langkah-langkah Metode Kanguru 
 Tetapkan bayi yang tepat untuk mengikuti KC, bayi cukup stabil dan toleran 
untuk digendong selama 4 jam, bayi dalam keadaan stabil menggunakan ventilasi, 
yang tidak membutuhkan suksioning secara teratur dan alat bantu napas manual 
dan bayi stabil dengan kurang dari 50% Fi02 via CPAP atau nasal kanule. 
 Point kunci ; kontraindikasi ; 
- Bayi dengan apnea berat, bayi dengan kondisi vasodilatasi, paralitik atau 
pemberian sedative terus menerus melalui infus. 
- Bayi dengan chest tube, bayi dengan central lines except PICC dan Broviac. 
- Bayi dengan kondisi tidak stabil metabolic. Bayi dalam isolasi karena masalah 
dalam resep. Bayi dengan luka pada abdomen atau dengan suspek distensi 
abdomen. 
- Bayi dengan gastroskisis/omphalocele. Bayi dengan femoral or radial arterial 
lines. Bayi dengan PPHN, bayi yang mendapatkan supplemental humidity dan 
bayi dengan HFOV. 
- Bayi dapat menjadi kandidat KC jika tidak lagi mengalami kondisi diatas 
selama 12 jam.
 Diskusikan konsep KC pada keluarga atau caregiver dan tetapkan 
keinginan/kesiapan mereka dan atau kemampuan untuk berpartisipasi segera. 
 Point kunci : caregiver KC harus bersih, kulit kering, tidak menggunakan parfum, 
tidak menggunakan handbody/minyak, tidak merokok/bau rokok, bebas bau 
badan, tidak memiliki penyakit kulit dan atau lesi, atau kondisi yang potensial 
menimbulkan infeksi. 
 Siapkan lingkungan yang nyama, kursi dengan bantal dan sandaran kaki. Pakaian 
bagian dada dapat dibuka atau dapat menggunakan pakaian rumah sakit. 
 Point kunci : lingkungan yang nyaman, mendorong caregiver dan bayi menjadi 
rileks dan meningkatkan rasa senang selama KC. 
Kaji vital sign sebelum memulai KC 
 Point kunci : temperature, nadi, 02 bayi dalam batas normal. 
Siapkan bayi dengan mengenakan popok dan topi pada kepala 
 Point kunci : kontak kulit dengan kulit, suhu tubuh caregiver dapat mempengaruhi 
suhu tubuh bayi. 
Letakkan bayi pada dada caregiver, pastikan kondisi alat bantu dalam keadaan 
aman (infus, ET dsb). 
Dibantu 2 atau lebih perawat jika diperlukan. kc dapat dilaksanakan dalam waktu 
yang bervariasi dari 30 menit atau sepanjang hari, tergantung caregiver dan 
respon/toleran dari bayi. 
 Point kunci : kondisi ini mencegah rusak/terganggunya slang infus atau ET 
selama transfer bayi. 
 Posisikan bayi vertical, dada bayi menempel pada dada caregiver (seperti kakak). 
Bokong dan punggung bayi ditahan oleh tangan caregiver dengan kaki bayi fleksi. 
Kepala dan leher bayi dalam keadaan tegak dan miring ke kiri atau kanan untuk 
menjamin saluran pernapasan terbuka.
 Point kunci : posisi ini merupakan posisi netral untuk bayi, mendorong rasa 
nyaman dan baik untuk body mekanik. Posisi ini menjamin pernapasan aman. 
Selimuti bayi dengan pakaian caregiver dan selimut jika dibutuhkan 
Kaji tanda vital bayi setelah 15 menit dilakukan KC 
Bayi <1000 gr, kaji tanda vital setiap 30 menit setelah pengkajian awal. Point 
kunci : Hal ini memastikan bayi cukup tolerasi dengan prosedur.Dorong agar caregiver 
berfkus pada bayi melakukan kontak padang dan tidak pada alat-alat/teknologi yang ada 
di ruangan. Ingatkan caregiver untuk memegang bayi dengan aman. 
Dorong caregiver untuk mengenal clue dari bayi 
Pastikan segera jika caregiver/keluarga membutuhkan dukungan atau bantuan, 
KC dapat diakhiri sesuai permintaan keluarga (monitor reaksi emosi caregiver pada KC) 
atau jika bayi tidak toleran dengan prosedur. Feeding dapat diberikan selama KC. Point 
kunci : respon segera untuk menjaga keamanan bayi atau keluarga dibutuhkan. 
Kaji vital sign dan toleransi bayi pada akhir metode kanguru 
Dorong agar ibu bayi dapat menggunakan pompa susu jika ia sedang melakukan 
metode kanguru. Point kunci : metode kanguru dapat menstimulasi payudara untuk 
produksi asi. 
Dokumentasi : catat lamanya metode kanguru dilakukan, respon bayi/toleransinya selama 
prosedur, respon caregiver terhadap metode kanguru dan pengajaran pada keluarga. Catat 
metode kanguru yang diajarkan pada dokumen pendidikan pesien. Catat vtalsign pada 
flow sheet. Catat jumlah ASI/enernal feeding pada slow sheet. (University Of North 
Carolina, Hospitals, 2004) 
 Pada situasi yang memungkinkan dorong stimulasi pendengaran bagi bayi, jika 
memungkinkan, anjurkan agar caregiver yang duduk di kursi goyang, goyang 
kursi sambil menimang bayi. Anjurkan caregiver untuk menimbang dan 
mengusap/membelai bayi dengan tangannya. 
 Anjurkan caregiver untuk mengurangi aktivitas jika bayi gelisah karena stimulus 
berlebihan. Jika caregiver adalah ibu postpartum, dorong agar berubah posisi dan 
berdiri tiap 90 menit untuk menghindari trombolik, karena perubahan posisi 
banyak membawa manfaat bagi bayi dan ibu.
c. Metode Kanguru untuk bayi matur menurut Kangaroo Mother Care Promotion 
Gambar model KC Promotion : 
1) Kontak kulit dengan kulit, segera setelah lahir, bayi dikeringkan, diletakkan diatas 
abdomen atau dada serta segera diselimuti kain. 
2) Perawatan rutin dan pengkajian komplit dilakukan cepat dengan bayi diatas bayi. 
Setelah bonding 60-90 menit pertama, bayi diambil dari ibu dan dibiarkan 
bergerak bebas dengan badannya telah diselimuti kain katun yang longgar. 
3) Setelah satu jam kemudian. 
Bayi membutuhkan makanan, dan bayi juga ibu membutuhkan istirahat (tidur) 
4) Waktu ini tepat untuk bayi kontak kulit dengan kulit pada ibu. 
5) Persiapan, bayi memakai topi dan popok. Baju ibu dibuka diletakkan diatas 
tempat tidur, diatasnya diletakkan kain katun yang telah dilipat dan ibu berbaring 
diatasya. 
6) Xiphisternum bayi ditempelkan di xiphisternum ibu. Kain katun yang telah dilipat 
diagonal diikat melilit ibu dan bayi memalui bawah aksila ibu, dengan simpul 
pengikat dibagian sisi untuk ibu mudah meraihnya. Kain menutupi bawah leher 
bayi pinggir dagu, dibawah telinga dan punggungnya, menyatukan bayi pada 
sternum ibu. 
7) Agar jalan napas tidak tertutup, posisi kepala miring ke satu sisi “Sniffing 
position”. 
8) Ikat dengan cukup erat sehingga jika ibu berdiri, bayi tidak terjatuh. Ikatan cukup 
menjamin abdomen bayi bergerak melakukan pernapasan abdomen ketika ibu 
bernapas akan merangsang dada bayi. 
9) Kaki dalam posisi fleksi dan abduksi seperti posisi kodok. Selanjutnya ibu bisa 
mengenakan pakaian seperti gambar. 
10) Model pakaian yang dikenakan dibuat agar ibu bisa melihat bayi, selanjutnya ibu 
dianjurkan tidur jika ia menginginkannya. Salah satu efek kontak kulit dengan 
kulit adalah merangsang produksi kolesistokinin yang merupakan sedative. 
Kontak kulit dengan kulit untuk selanjtnya dapat dilakukan sesuai kebutuhan.
d. Metode Kanguru untuk bayi premature, Kangaroo Mother Care Promotion 
1) Ibu yang melakukan KC pada bayi premature dan BBLR harus dibawah pengawasan 
perawat yang ahli. 
2) Masalahnya adalah ibu harus mempertimbangkan dengan baik bahwa sebagai 
incubator ia harus menetap di rumah sakit tidak boleh bepergian atau merasa 
kejenuhan. 
3) Bayi premature dan BBLR embutuhkan perawatan khusus dan berbagai alat 
kedokteran sehingga semuanya diberikan bersama saat kontak kulit dengan kulit. 
4) Kontak kulit dengan kulit segera setelah lahir, bayi dikeringkan dan siletakkan diatas 
abdomen atau dada serta segera diselimuti kain. 
5) Perawatan rutin dan pengkajian komplit oleh tim medis dilakukan dengan cepat 
dengan bayi diatas ibu. Observasi dan monitoring kebutuhan akan pemasangan alat 
bantu yang dapat dilakukan diatas ibu. 
6) Jika diharuskan bayi dipisahkan dari ibu, maka harus segera dilakukan. 
7) Tetapi peluang untuk kontak kult dengan kulit sedini mungkin penting untuk tetap 
dipertimbangkan. 
8) Bayi premature belum mampu untuk mengisap, sehingga kolostrum dapat diberikan 
dengan sendok atau gelas atau NGT. 
9) Untuk bayi premature, ibu harus berbaring/bersandar dengan posisi 30o dan harus 
menghindari bergerak terlalu banyak. Pada kondisi ini bayi membantu bayi untuk 
bernapas dan situasi yang seimbang. Pada periode ini bayi membutuhkan stimulus 
yang sangat sedikit. 
10) Setelah 1 jam pertama, bayi-bayi premature 90 menit stabil malalui kotak kulit 
dengan kulit dan perlu monitor dan tenaga ahli. Untuk memenuhi kebutuhan cairan, 
dan perawatan rutin. Bayi membutuhkan oksigen dengan masker atau dengan CPAP, 
drip, dan NGT. 
11) Jika bayi stabil dan ibu dalam kondisi yang baik maka KC dapat dilakukan seperti 
bayi normal dengan perbedaan penting bahwa bayi membutuhkan susu dengan 
frekuensi yang diatur setiap 1-2 jam setiap hari. Rasa nyaman ibu didukung dengan 
memompa ASI, popok dan kain pembungkus diganti teratur serta bayi jangan sampai 
kedinginan.
E. Perhatian dan Kesimpulan 
 Kebanyakan NICU mengijinkan untuk mulai melakukan KC, selama 1-2 jam sehari. 
 Kondisi ini membangun rasa percaya diri ibu dan membuat bayi lebih baik. 
 Setiap jam sehari membuat efek positif untuk bayi dan hanya dengan 10 menit KC dapat 
meningkatkan produksi ASI. 
 Setelah bayi stabil dan BB meningkat, KC dapat digunakan siang dan maam sambil 
berjalan atau tidur. Ini merupakan KC yang sesungguhnya. 
 Setelah 6 minggu, lamaya bayi premature dalam kondisi KC ini tidak sama satu dengan 
yang lain bergantung banyak factor. Tetapi sampai BB bayi 1800 gram pemberian 
penghangat atau kebutuhan fisiologi yang esensial dan sampai BB diatas 2,2 kg bayi 
mudah mengalami hipotermi. 
 Perlu dipertimbangkan memakai KC 
 Setelah bayi mencapai berat sekitar 4kg. KC (Kangaroo Care) dapat diganti dengan cara 
menggendong atau diletakkan di punggung seperti metode tradisional Afrika. Untuk 
perkembangan optimal, bayi harus selalu digendong sampai bisa berjalan.

Contenu connexe

Tendances

Konsep kebidanan teori Ramona T Mercer
Konsep kebidanan teori Ramona T MercerKonsep kebidanan teori Ramona T Mercer
Konsep kebidanan teori Ramona T Mercer
bettycan33
 
hipertensi dalam kehamilan
hipertensi dalam kehamilanhipertensi dalam kehamilan
hipertensi dalam kehamilan
Rahayu Pratiwi
 
Table jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis locheaTable jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis lochea
owik15
 
Pemeriksaan penunjang nifas
Pemeriksaan penunjang nifasPemeriksaan penunjang nifas
Pemeriksaan penunjang nifas
NilaHayati3
 
02 sistem rujukan maternal & neonatal
02 sistem rujukan maternal & neonatal02 sistem rujukan maternal & neonatal
02 sistem rujukan maternal & neonatal
Joni Iswanto
 
etika bidan dalam melakukuna asuhan pada ibu hamil
etika bidan dalam melakukuna asuhan pada ibu hamiletika bidan dalam melakukuna asuhan pada ibu hamil
etika bidan dalam melakukuna asuhan pada ibu hamil
Ludse Intan
 

Tendances (20)

Konsep kebidanan teori Ramona T Mercer
Konsep kebidanan teori Ramona T MercerKonsep kebidanan teori Ramona T Mercer
Konsep kebidanan teori Ramona T Mercer
 
Konsep dasar keperawatan anak, FCC, a traumatik Care
Konsep dasar keperawatan anak, FCC, a traumatik CareKonsep dasar keperawatan anak, FCC, a traumatik Care
Konsep dasar keperawatan anak, FCC, a traumatik Care
 
Jenjang Karir Bidan
Jenjang Karir BidanJenjang Karir Bidan
Jenjang Karir Bidan
 
hipertensi dalam kehamilan
hipertensi dalam kehamilanhipertensi dalam kehamilan
hipertensi dalam kehamilan
 
Table jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis locheaTable jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis lochea
 
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
 
Pelvic Rocking
Pelvic RockingPelvic Rocking
Pelvic Rocking
 
Analisis kasus MTBS
Analisis kasus MTBSAnalisis kasus MTBS
Analisis kasus MTBS
 
Pembahasan Kesehatan Reproduksi
Pembahasan Kesehatan ReproduksiPembahasan Kesehatan Reproduksi
Pembahasan Kesehatan Reproduksi
 
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetanJawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
 
1. Evidence based midwifery.pptx
1. Evidence based midwifery.pptx1. Evidence based midwifery.pptx
1. Evidence based midwifery.pptx
 
Pemeriksaan penunjang nifas
Pemeriksaan penunjang nifasPemeriksaan penunjang nifas
Pemeriksaan penunjang nifas
 
Perubahan fisiologis pada ibu nifas,sisten endokrin,kardiovaskular,ppt
Perubahan fisiologis pada ibu nifas,sisten endokrin,kardiovaskular,pptPerubahan fisiologis pada ibu nifas,sisten endokrin,kardiovaskular,ppt
Perubahan fisiologis pada ibu nifas,sisten endokrin,kardiovaskular,ppt
 
02 sistem rujukan maternal & neonatal
02 sistem rujukan maternal & neonatal02 sistem rujukan maternal & neonatal
02 sistem rujukan maternal & neonatal
 
etika bidan dalam melakukuna asuhan pada ibu hamil
etika bidan dalam melakukuna asuhan pada ibu hamiletika bidan dalam melakukuna asuhan pada ibu hamil
etika bidan dalam melakukuna asuhan pada ibu hamil
 
ASKEB PATOLOGIS BBL DENGAN HIPERBILIRUBIN
ASKEB PATOLOGIS BBL DENGAN HIPERBILIRUBINASKEB PATOLOGIS BBL DENGAN HIPERBILIRUBIN
ASKEB PATOLOGIS BBL DENGAN HIPERBILIRUBIN
 
Kokeb mandiri,kolaborasi,rujukan
Kokeb mandiri,kolaborasi,rujukanKokeb mandiri,kolaborasi,rujukan
Kokeb mandiri,kolaborasi,rujukan
 
4. metode pendokumentasian
4. metode pendokumentasian4. metode pendokumentasian
4. metode pendokumentasian
 
Power Point Asuhan Persalinan Kala 1
Power Point Asuhan Persalinan Kala 1Power Point Asuhan Persalinan Kala 1
Power Point Asuhan Persalinan Kala 1
 
Farmakologi uterotonika
Farmakologi uterotonikaFarmakologi uterotonika
Farmakologi uterotonika
 

En vedette

Bounding adalah proses pembentukan sedangkan attachment
Bounding adalah proses pembentukan sedangkan attachmentBounding adalah proses pembentukan sedangkan attachment
Bounding adalah proses pembentukan sedangkan attachment
pusmaika
 
Metode kanguru
Metode kanguruMetode kanguru
Metode kanguru
nency2325
 
Kangaroo Mother Care_ Abwao_10.10.12
Kangaroo Mother Care_ Abwao_10.10.12Kangaroo Mother Care_ Abwao_10.10.12
Kangaroo Mother Care_ Abwao_10.10.12
CORE Group
 
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAHKEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH
sri wahyuni
 

En vedette (8)

SAP METODE KANGURU
SAP METODE KANGURUSAP METODE KANGURU
SAP METODE KANGURU
 
Bounding adalah proses pembentukan sedangkan attachment
Bounding adalah proses pembentukan sedangkan attachmentBounding adalah proses pembentukan sedangkan attachment
Bounding adalah proses pembentukan sedangkan attachment
 
Metode kanguru
Metode kanguruMetode kanguru
Metode kanguru
 
Mother and Baby Friendly Care: Practice of kangaroo mother care
Mother and Baby Friendly Care: Practice of kangaroo mother careMother and Baby Friendly Care: Practice of kangaroo mother care
Mother and Baby Friendly Care: Practice of kangaroo mother care
 
Kangaroo Mother Care_ Abwao_10.10.12
Kangaroo Mother Care_ Abwao_10.10.12Kangaroo Mother Care_ Abwao_10.10.12
Kangaroo Mother Care_ Abwao_10.10.12
 
Kangaroo Mother Care
Kangaroo Mother CareKangaroo Mother Care
Kangaroo Mother Care
 
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAHKEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH
 
Kangaroo care
Kangaroo careKangaroo care
Kangaroo care
 

Similaire à Kangaroo Mother Care

Ida ketik pengaruh tv terhadap anak
Ida ketik  pengaruh tv terhadap anakIda ketik  pengaruh tv terhadap anak
Ida ketik pengaruh tv terhadap anak
Arya Ningrat
 
Konsep dasar nifas sari kartika rosalina STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS
Konsep dasar nifas sari kartika rosalina STIKES MUHAMMADIYAH KUDUSKonsep dasar nifas sari kartika rosalina STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS
Konsep dasar nifas sari kartika rosalina STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS
juliya96
 
Meningkatkan Frekuensi Menyusui Mempercepat Onset Laktasi
Meningkatkan Frekuensi Menyusui Mempercepat Onset LaktasiMeningkatkan Frekuensi Menyusui Mempercepat Onset Laktasi
Meningkatkan Frekuensi Menyusui Mempercepat Onset Laktasi
Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
 
COPY POWER POINT PERSALINAN DAN BBL ANITA.ppt
COPY POWER POINT PERSALINAN DAN BBL ANITA.pptCOPY POWER POINT PERSALINAN DAN BBL ANITA.ppt
COPY POWER POINT PERSALINAN DAN BBL ANITA.ppt
forfiles3
 
ASUHAN_KEPERAWATAN_IBU_BERSALIN.docx
ASUHAN_KEPERAWATAN_IBU_BERSALIN.docxASUHAN_KEPERAWATAN_IBU_BERSALIN.docx
ASUHAN_KEPERAWATAN_IBU_BERSALIN.docx
seuramoefoto
 

Similaire à Kangaroo Mother Care (20)

Pembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOMPembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOM
 
Tugas konsep oleh bu rita
Tugas konsep oleh bu ritaTugas konsep oleh bu rita
Tugas konsep oleh bu rita
 
Tugas konsep oleh bu rita
Tugas konsep oleh bu ritaTugas konsep oleh bu rita
Tugas konsep oleh bu rita
 
Bab iv
Bab ivBab iv
Bab iv
 
Ida ketik pengaruh tv terhadap anak
Ida ketik  pengaruh tv terhadap anakIda ketik  pengaruh tv terhadap anak
Ida ketik pengaruh tv terhadap anak
 
Konsep dasar nifas sari kartika rosalina STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS
Konsep dasar nifas sari kartika rosalina STIKES MUHAMMADIYAH KUDUSKonsep dasar nifas sari kartika rosalina STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS
Konsep dasar nifas sari kartika rosalina STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS
 
asuhan nifas berbasis Bukti.pptx
asuhan nifas berbasis Bukti.pptxasuhan nifas berbasis Bukti.pptx
asuhan nifas berbasis Bukti.pptx
 
Meningkatkan Frekuensi Menyusui Mempercepat Onset Laktasi
Meningkatkan Frekuensi Menyusui Mempercepat Onset LaktasiMeningkatkan Frekuensi Menyusui Mempercepat Onset Laktasi
Meningkatkan Frekuensi Menyusui Mempercepat Onset Laktasi
 
fdtrdtfgytv6uf ygtyr6ty ygf6t.pptx
fdtrdtfgytv6uf ygtyr6ty ygf6t.pptxfdtrdtfgytv6uf ygtyr6ty ygf6t.pptx
fdtrdtfgytv6uf ygtyr6ty ygf6t.pptx
 
Konsep umum bbl, bayi dan balita
Konsep umum bbl, bayi dan balitaKonsep umum bbl, bayi dan balita
Konsep umum bbl, bayi dan balita
 
Kb2 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb2 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolahKb2 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb2 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
 
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR KEL 4.docx
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR KEL 4.docxASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR KEL 4.docx
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR KEL 4.docx
 
Kb2 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb2 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolahKb2 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb2 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
 
ASKEB ANC
ASKEB ANCASKEB ANC
ASKEB ANC
 
Konsep dasar asuhan kehamilan
Konsep dasar asuhan kehamilanKonsep dasar asuhan kehamilan
Konsep dasar asuhan kehamilan
 
pp metode kanguru.ppt
pp metode kanguru.pptpp metode kanguru.ppt
pp metode kanguru.ppt
 
asuhan nifas berbasis bukti.pdf
asuhan nifas berbasis bukti.pdfasuhan nifas berbasis bukti.pdf
asuhan nifas berbasis bukti.pdf
 
BAHAN AJAR.docx
BAHAN AJAR.docxBAHAN AJAR.docx
BAHAN AJAR.docx
 
COPY POWER POINT PERSALINAN DAN BBL ANITA.ppt
COPY POWER POINT PERSALINAN DAN BBL ANITA.pptCOPY POWER POINT PERSALINAN DAN BBL ANITA.ppt
COPY POWER POINT PERSALINAN DAN BBL ANITA.ppt
 
ASUHAN_KEPERAWATAN_IBU_BERSALIN.docx
ASUHAN_KEPERAWATAN_IBU_BERSALIN.docxASUHAN_KEPERAWATAN_IBU_BERSALIN.docx
ASUHAN_KEPERAWATAN_IBU_BERSALIN.docx
 

Plus de Rahayu Pratiwi

Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluarga
Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluargaPemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluarga
Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluarga
Rahayu Pratiwi
 

Plus de Rahayu Pratiwi (18)

penyakit jantung dalam kehamilan
penyakit jantung dalam kehamilanpenyakit jantung dalam kehamilan
penyakit jantung dalam kehamilan
 
Rupture uteri
Rupture uteriRupture uteri
Rupture uteri
 
hipertensi dalam kehamilan
hipertensi dalam kehamilanhipertensi dalam kehamilan
hipertensi dalam kehamilan
 
Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik
 
Perubahan anatomi fisiologis sistem muculoskeletal
Perubahan anatomi fisiologis sistem muculoskeletalPerubahan anatomi fisiologis sistem muculoskeletal
Perubahan anatomi fisiologis sistem muculoskeletal
 
Metabolisme Pada Bumil
Metabolisme Pada BumilMetabolisme Pada Bumil
Metabolisme Pada Bumil
 
Kelompok 6 (kardiovaskuler)
Kelompok 6 (kardiovaskuler)Kelompok 6 (kardiovaskuler)
Kelompok 6 (kardiovaskuler)
 
Imt
ImtImt
Imt
 
Darah dan pembekuan darah
Darah dan pembekuan darahDarah dan pembekuan darah
Darah dan pembekuan darah
 
Leaflet cara menyusui yang benar
Leaflet cara menyusui yang benarLeaflet cara menyusui yang benar
Leaflet cara menyusui yang benar
 
Job sheet imunisasi campak
Job sheet imunisasi campakJob sheet imunisasi campak
Job sheet imunisasi campak
 
Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluarga
Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluargaPemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluarga
Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluarga
 
Persiapan persalinan
Persiapan persalinanPersiapan persalinan
Persiapan persalinan
 
PERAWATAN PAYUDARA
PERAWATAN PAYUDARAPERAWATAN PAYUDARA
PERAWATAN PAYUDARA
 
Faktor faktor yang mempengaruhi masa nifas
Faktor faktor yang mempengaruhi masa nifasFaktor faktor yang mempengaruhi masa nifas
Faktor faktor yang mempengaruhi masa nifas
 
tengkorak bayi
tengkorak bayitengkorak bayi
tengkorak bayi
 
Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluarga
Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluargaPemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluarga
Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluarga
 
Kelompok 1
Kelompok 1Kelompok 1
Kelompok 1
 

Dernier

BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
NurindahSetyawati1
 

Dernier (20)

BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 

Kangaroo Mother Care

  • 1. PEMBAHASAN A. Pengertian Keperawatan metode kanguru adalah perawatan untuk bayi prematur dengan melakukan kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu. Metode ini sangat tepat dan mudah dilakukan guna mendukung kesehatan dan keselamatan bayi yang lahir prematur maupun aterm. Kehangatan tubuh ini merupakan sumber panas yang efektif. Hal ini terjadi bila ada kontak langsung antara kulit ibu dengan kulit bayi. Prinsip ini dikenal sebagai skin to skin contact atau metode kanguru. Perawatan dengan metode kanguru merupakan cara efektif untuk memenuhi kebutuhan bayi yang paling mendasar yaitu kehangatan, keselamatan, kasih sayang, ASI, perlindungan dari infeksi, dan stimulan. Seorang ibu yang menggendong bayinya untuk kontak kulit ke kulit dalam periode waktu lebih lama akan menimbulkan dampak yang bermanfaat. Walaupun keuntungan medik yang paling berarti tampak dalam kenaikan laktasi meternal, beberapa penilitian menyatakan bahwa kepercayaan ibu dalam merawat bayinya meningkat hasilnya seiring dengan hasrat untuk pulang dari tempat layanan kesehatan setelah persalinan, dan banyak wanita merasakan kedekatan dengan anak meningkat dibanding dengan kelompok ibu-ibu kontrol. Didalam kantung ibu, bayi kanguru dapat merasakan kehangatan, mendapat makanan (susu), kenyamanan, stimulasi dan perlindungan. Bayi dibawa kemana saja setiap saat tanpa interupsi. Ada tiga komponen KC (Kanguru Care); kontak kulit dengan kulit, ASI eksklusif, support atau dukungan pada bayi hanya dari ibu (interaksi hanya antara ibu dengan bayi). - Kontak kulit dengan kulit, kontak bagian depan bayi pada dada ibu. Untuk mendapatkan rasa nyaman dan hangat dipasang selimut dan topi. KC idealnya dimulai saat bayi lahir dan berlangsung sepanjang pagi dan malam hari. - ASI eksklusif merupakan pemberian air susu sepanjang dibutuhkan pada bayi tanpa pemberian makanan lain. Untuk bayi premature, pemberian nutrisi sesuai dengan indikasinya.
  • 2. - Support untuk berdua (support to the dyade); pada saat dibutuhkan pengobatan, dukungan emosional, kesejahteraan fisik yang diberikan untuk bayi dan ibu dilakukan tanpa memisahkan mereka. B. Hasil Riset Metode Kanguru a. Studi yang dilakukan oleh Tessier Rejean dkk, di Bagota Columbia pada 1084 bayi dengan berat < 2001 gram yang lahir antara September 1993 sampai September 1994 di Clinica San Pedro Claver. 1) Metode; grup kanguru (KC) dan grup metode tradisional (TC) dengan incubator. 2) Kondisi stress lingkungan saat bayi perlu dirawat lama membuat ibu dalam grup KC lebih kompeten dibandingkan ibu dalam grup TC. 3) Dalam stress situasi juga didapat efek negatif (efek isolasi) yaitu perasaan ibu KC untuk mendapat dukungan/support saat melakukan KC karena kebutuhan kesehatan premature yang komplek. 4) Ibu dengan KC lebih responsive terhadap resiko yang dapat terjadi pada bayi selama di rumah sakit dari pada ibu TC. 5) Mendukung kemampuan ibu KC untuk melanjutkan KC di rumah setalah keluar dari rumah sakit. b. Penelitian oleh Whitlow Joy 2003, untuk disertai keperawatan dari Universitas Alabama Birmingham tentang KC di NIC. 1) Hasil, metode KC yang pada NICU merupakan faktor penting untuk memulai hubungan antara orang tua dan anak 2) Dengan keberadaan orang tuanya sepenuhnya di NICU dengan metode KC menumbuhkan semangat dan ras percaya diri ibu pada dirinya untuk mulai merawat bayi c. Sheau Heuy Chiu, 2001 dalam studi ingin membuktikan asumsi bahwa kualitas perkembangan bayi ditentukan dari kualitas ibu dan bayi pada tahun pertama, dilakukan penelitian melihat efek pemberian KC selama 6 bulan dan tidak hanya pada usia gestasi 41 minggu. Hasil yang didapat bahwa efek KC yang diberikan selama 6 bulan tidak berhubungan positif dengan asumsi tersebut.
  • 3. d. Selanjutnya riset keperawatan yang dilakukan Jeba Jothi Priya di India yang dilaporkan dalam sebuah jurnal keperawatan India September 2004 1) Tujuan menilai kondisi fisiologis dan perilaku bayi BBLR yang dirawat dengan KC dan perawatan rutin (TC) dan menilai persepsi ibu yang melakukan KC. 2) Hasil suhu bayi dengan KC lebih tinggi dari TC. HR bayi KC lebih tinggi dan saat mulai interfensi bayi KC dan TC sama-sama bradikardi atau tachikardi. 3) Selama KC, HR teratur dan stabil, episode bradikadi bayi KC sangat rendah dibandng bayi TC. 4) Respirasi bayi dengan TC lebih cepat, bayi KC respirasi teratur dan dalam, KC dapat tidur nyenyak (deep quite sleep status) dan kebutuhan oksigen yang diberikan untuk bayi KC lebih rendah dari bayi TC. 5) Perilaku, bayi KC dapat tidur dengan nyenyak, bayi TC lebih sering menangis dan periode tidur nyenyak (deep quite sleep status) rendah. 6) Perilaku ibu KC sangat positif dan ingin melanjutkan KC dirumah serta mengatakan KC sangat merangsang laktasi. e. Case study keperawatan oleh Arthur J.Engler di RS Conneticut tahun 2005. Tujuan : menilai bagaimana respon stress ibu terhadap bayi prematurdengan kelainan fisik melalui KC. Peneliatian pada seeorang ibu (Ny.A) 30 tahun dan suaminya yang melahirkan secara normal bayi premature usia gestasi 35 minggu dengan fistula tracheoesophagus dan atresia esophagus. 1) Bay (Za) di operasi hari pertama kelahiran. Ny A sangat stress mendengarkan kondisi bayinya dan merasa putus asa terhadap apa yang terjadi. 2) Hari ke 4 usia bayi Za, case studi dilakukan selama 2 jam dan sebelumnya Ny A sudah menyetujui semua proses dalam riset tersebut untuk menggali efek KC kontak langsung kult dengan kulit pada stress Ibu. 3) Hasil diketahui ternyata setelah didekap Ny A, bayi Za langsung tertidur, temperature tubuh meningkat dari 36,5 C menjadi 36,8 C setelah 15 ment kemudian. 4) Saat memulai KC, saturasi 02 100% dengan Fi02 0,30 per nasal canul, setelah 25 menit kemudian Fi02 diturunkan perawat menjadi 0,25 dengan saturasi oksigen antara 99%-100%.
  • 4. 5) Sebagai parameter perubahan sistemik akibat dilepaskannya kortisol sebagai respon neuroendokrin akibat stress pada Ny. A di ukur suhu tubuh. Pada 3 menit pertama KC, suhu tubuh Ny A turun. 6) Dari 96,3 F menjadi 94,8 F, 4 menit kemudian meningkat beberapa derajat karena stress pengalaman pertama KC, pengalaman pada kondisi yang tidak familiar. 7) Selama KC, Ny A dapat melihat langsung wajah bayinya melalui cermin yang diletakkan di depan ibu. Sepanjang penelitian beberapa bayi menangis tetapi tidak mempengaruhi pada Ny A dan bayi Za. 8) Setelah 70 menit KC, Ny A berganti dengan suaminya untuk mendekap bayi Za, ternyata bayi Za tetap terus tidur dan tidak ada perubahan nilai fisiologis seperti jumlah heart rate, respirasi dan saturasi 02. 9) Temperatur Ny A tidak mengalami perubahan, sekitar 10 menit kemudian (total 80 menit) dr. bedah masuk dengan menggunakan jas putih, temperature Ny A tiba-tiba turun walaupun okter membawa kabar baik dan dikenal baik oleh keluarga. 10) Temperatur Ny A meningkat setelah 5 menit kemudian. Saat KC dihentikan (karena studi dihentikan lebih awal) setelah 23 menit KC (total 103 menit) temperature Ny A tiba-tiba turun walaupun ia sangat menolak, bayi Za kembali dihangatkan dengan radian warmer tanpa masalah. f. Kesimpulan 1) Ny A mengatakan pengalaman pertama KC merupakan kondisi yang terapeutik baginya dan membuatnya sangat tenang. 2) KC merupakan pengalaman sangat akrab baginya dan Za, dan ingin melakukan KC lagi jika kondisi memungkinkan. 3) Perubahan suhu tubuh Ny A juga berhubungan dengan efek lingkungan dan orang disekitar ruangan, pengetahuan tentang KC saat memulai dan mengakhiri, kecemasan dan ketidakmampuan atau ketika dokter bedah yang mengenakan jas putih berkunjung. 4) Hasil riset menunjukkan bahwa KC menimbulkan efek positif bagi ibu depresi postpartum.
  • 5. g. Studi multisenter oleh WHO selama setahun di RS Addis Ababa (Ethiiopia), Yogyakarta Indonesia), dan Merida (Meksiko), untuk menilai kelayakan, penerimaan, efektivitas, dan biaya KC kanguru dibandingkan cara konvensional (ruang hangat dan incubator). 1) Hasilnya kejadian hipotermia KC secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan cara konvensional. Kelompok bayi KC mendapat asi lebih baik, pertambahan berat badan lebih baik, dan lama perawatan di rumah sakit lebih pendek. 2) KC terbukti lebih hemat dari segi perawatan alat dibandingkan dengan cara konvensional. KC lebih menyenangkan dan aman. 3) KC dirasa tepat untuk mengatasi masalah perawatan BBLR di Indonesia. Jauh lebih baik dari perawatan tradisional dengan di dekatkan lampu petromaks atau botol panas yang berisiko menyebabkan luka bakar pada bayi. (www.halalguide.info). C. Masalah Keperawatan pada Bayi Prematur a. Pada bayi premature, potensial komplikasi yang dapat terjadi adalah asidoses, apnea, cold stress, hiperbilirubin, hipokalsemia, hipoglikemia, pneumonia, sindrom distress pernapasan, sepsis dan seizure. b. Diagnosa yang dapat diangkat dan sebagai pertimbangan perawat untuk melakukan KC secara continue di rumah sakit atau berjeda dan KC dilanjutkan di rumah. 1) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan faktor : oksigenasi tidak adekuat sekunder insufisiensi respirasi, tidak efektif bersihan jalan napas, sindrom distress pernapasan. 2) Tidak efektif bersihan jalan napas berhubungan dengan faktor aspirasi mekonium, sekresi trakheobronkial. 3) Resiko aspirasi berhubungan dengan faktor imobilitas, turunnya sekresi, adanya enteral atau tracheal tube. 4) Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh berhubungan dengan tidak efektifan termoregulasi. 5) Tidak efektif breastfeeding berhubungan dengan faktor bayi lelah, tidak adekuat reflek mengisap, interupsi atau frekuensi feeding tidak teratur. 6) Breastfeeding terputus, berhubungan dengan bayi sakit, premature.
  • 6. 7) Tidak efektif pola pernapasan berhubungan dengan faktor kurangnya energi atau kelelahan sekunder bayi sakit (sepsis, sindrom distress pernapasan), efek pengobatan, pusat pernapasan yang imatur, ketidakseimbangan metabolik. 8) Menurunnya kardiak output berhubungan dengan faktor meningkatnya beban ventricular, hypovolemia, anomaly jantung. 9) Terbatasnya peran caregiver berhubungan dengan factor bay premature dengan kelaianan, penyebab sakitnya bayi tidak diketahui, stress pada keluarga, pada caregiver kesehatan kurangnya kesiapan, pengetahuan, ketrampilan, atau pengalaman, komitmen terhadap peran koping tidak efektif. 10) Diare berhubungan dengan factor meningkatnya motilitas intestinal sekunder inflamasi. 11) Disorganized infant behavior berhubungan dengan factor imatur CNS dan stimulus lingkungan. 12) Family processes, terputus berhubungan dengan factor sakit atau ketidakmampuan anggota keluarga, terbatasnya jumlah anggota keluarga. 13) Cemas (orangtua) berhubungan dengan factor penatalaksanaan pada bayi. 14) Definisi volume cairan berhubungan dengan factor perdarahan abnormal, abnormal kehilangan cairan (diare, diaphoresis), tidak adekuat intake cairan sekunder reflek mengisap lemah. 15) Kelebihan volume cairan berhubungan dengan factor turunnya urine output sekunder gagal jantung. 16) Terganggunya pertukaran gas berhubungan dengan : Turunnya fungsi paru sekunder pneumoni, penyakit paru kronik, ate-lektasis, alveolar capillary membrane changes secondary to inadequate surfactant, cold stress, immature CNS. 17) Terganggunya home maintenance berhubungan dengan factor, tidak adekuat sistem imun, kurangnya pengetahuan keluarga, organisasi, dan perencanaan, tindakan invasive, luka terbuka (sirkumsisi, tali pusat), infeksi dalam uterus. 18) Resiko infeksi (tranmisi) berhubungan dengan factor : Contagious nature of organism acquired in utero.
  • 7. 19) Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan factor tidak adekuat reflek mengisap, muntah, intoleransi makanan, tingginya angka metabolic. 20) Ganggan integritas kulit berhubungan dengan kelenturan kulit, immobilitas, suspek infeksi, ada atau tidaknya vernix, lemak dan lain-lain. D. Intervensi Metode Kanguru Intervensi metode kanguru menurut standar rumah sakit Universitas Carolina Utata tahun 2004 dan dari Kangaroo Mother Care Promotion. a. Persipan peralatan : Kursi yang nyaman dengan sandaran punggung dan sandaran tangan (kursi goyang), Bantal/ganjalan kaki, screen/tirai, selimut bayi dan topi. b. Langkah-langkah Metode Kanguru  Tetapkan bayi yang tepat untuk mengikuti KC, bayi cukup stabil dan toleran untuk digendong selama 4 jam, bayi dalam keadaan stabil menggunakan ventilasi, yang tidak membutuhkan suksioning secara teratur dan alat bantu napas manual dan bayi stabil dengan kurang dari 50% Fi02 via CPAP atau nasal kanule.  Point kunci ; kontraindikasi ; - Bayi dengan apnea berat, bayi dengan kondisi vasodilatasi, paralitik atau pemberian sedative terus menerus melalui infus. - Bayi dengan chest tube, bayi dengan central lines except PICC dan Broviac. - Bayi dengan kondisi tidak stabil metabolic. Bayi dalam isolasi karena masalah dalam resep. Bayi dengan luka pada abdomen atau dengan suspek distensi abdomen. - Bayi dengan gastroskisis/omphalocele. Bayi dengan femoral or radial arterial lines. Bayi dengan PPHN, bayi yang mendapatkan supplemental humidity dan bayi dengan HFOV. - Bayi dapat menjadi kandidat KC jika tidak lagi mengalami kondisi diatas selama 12 jam.
  • 8.  Diskusikan konsep KC pada keluarga atau caregiver dan tetapkan keinginan/kesiapan mereka dan atau kemampuan untuk berpartisipasi segera.  Point kunci : caregiver KC harus bersih, kulit kering, tidak menggunakan parfum, tidak menggunakan handbody/minyak, tidak merokok/bau rokok, bebas bau badan, tidak memiliki penyakit kulit dan atau lesi, atau kondisi yang potensial menimbulkan infeksi.  Siapkan lingkungan yang nyama, kursi dengan bantal dan sandaran kaki. Pakaian bagian dada dapat dibuka atau dapat menggunakan pakaian rumah sakit.  Point kunci : lingkungan yang nyaman, mendorong caregiver dan bayi menjadi rileks dan meningkatkan rasa senang selama KC. Kaji vital sign sebelum memulai KC  Point kunci : temperature, nadi, 02 bayi dalam batas normal. Siapkan bayi dengan mengenakan popok dan topi pada kepala  Point kunci : kontak kulit dengan kulit, suhu tubuh caregiver dapat mempengaruhi suhu tubuh bayi. Letakkan bayi pada dada caregiver, pastikan kondisi alat bantu dalam keadaan aman (infus, ET dsb). Dibantu 2 atau lebih perawat jika diperlukan. kc dapat dilaksanakan dalam waktu yang bervariasi dari 30 menit atau sepanjang hari, tergantung caregiver dan respon/toleran dari bayi.  Point kunci : kondisi ini mencegah rusak/terganggunya slang infus atau ET selama transfer bayi.  Posisikan bayi vertical, dada bayi menempel pada dada caregiver (seperti kakak). Bokong dan punggung bayi ditahan oleh tangan caregiver dengan kaki bayi fleksi. Kepala dan leher bayi dalam keadaan tegak dan miring ke kiri atau kanan untuk menjamin saluran pernapasan terbuka.
  • 9.  Point kunci : posisi ini merupakan posisi netral untuk bayi, mendorong rasa nyaman dan baik untuk body mekanik. Posisi ini menjamin pernapasan aman. Selimuti bayi dengan pakaian caregiver dan selimut jika dibutuhkan Kaji tanda vital bayi setelah 15 menit dilakukan KC Bayi <1000 gr, kaji tanda vital setiap 30 menit setelah pengkajian awal. Point kunci : Hal ini memastikan bayi cukup tolerasi dengan prosedur.Dorong agar caregiver berfkus pada bayi melakukan kontak padang dan tidak pada alat-alat/teknologi yang ada di ruangan. Ingatkan caregiver untuk memegang bayi dengan aman. Dorong caregiver untuk mengenal clue dari bayi Pastikan segera jika caregiver/keluarga membutuhkan dukungan atau bantuan, KC dapat diakhiri sesuai permintaan keluarga (monitor reaksi emosi caregiver pada KC) atau jika bayi tidak toleran dengan prosedur. Feeding dapat diberikan selama KC. Point kunci : respon segera untuk menjaga keamanan bayi atau keluarga dibutuhkan. Kaji vital sign dan toleransi bayi pada akhir metode kanguru Dorong agar ibu bayi dapat menggunakan pompa susu jika ia sedang melakukan metode kanguru. Point kunci : metode kanguru dapat menstimulasi payudara untuk produksi asi. Dokumentasi : catat lamanya metode kanguru dilakukan, respon bayi/toleransinya selama prosedur, respon caregiver terhadap metode kanguru dan pengajaran pada keluarga. Catat metode kanguru yang diajarkan pada dokumen pendidikan pesien. Catat vtalsign pada flow sheet. Catat jumlah ASI/enernal feeding pada slow sheet. (University Of North Carolina, Hospitals, 2004)  Pada situasi yang memungkinkan dorong stimulasi pendengaran bagi bayi, jika memungkinkan, anjurkan agar caregiver yang duduk di kursi goyang, goyang kursi sambil menimang bayi. Anjurkan caregiver untuk menimbang dan mengusap/membelai bayi dengan tangannya.  Anjurkan caregiver untuk mengurangi aktivitas jika bayi gelisah karena stimulus berlebihan. Jika caregiver adalah ibu postpartum, dorong agar berubah posisi dan berdiri tiap 90 menit untuk menghindari trombolik, karena perubahan posisi banyak membawa manfaat bagi bayi dan ibu.
  • 10. c. Metode Kanguru untuk bayi matur menurut Kangaroo Mother Care Promotion Gambar model KC Promotion : 1) Kontak kulit dengan kulit, segera setelah lahir, bayi dikeringkan, diletakkan diatas abdomen atau dada serta segera diselimuti kain. 2) Perawatan rutin dan pengkajian komplit dilakukan cepat dengan bayi diatas bayi. Setelah bonding 60-90 menit pertama, bayi diambil dari ibu dan dibiarkan bergerak bebas dengan badannya telah diselimuti kain katun yang longgar. 3) Setelah satu jam kemudian. Bayi membutuhkan makanan, dan bayi juga ibu membutuhkan istirahat (tidur) 4) Waktu ini tepat untuk bayi kontak kulit dengan kulit pada ibu. 5) Persiapan, bayi memakai topi dan popok. Baju ibu dibuka diletakkan diatas tempat tidur, diatasnya diletakkan kain katun yang telah dilipat dan ibu berbaring diatasya. 6) Xiphisternum bayi ditempelkan di xiphisternum ibu. Kain katun yang telah dilipat diagonal diikat melilit ibu dan bayi memalui bawah aksila ibu, dengan simpul pengikat dibagian sisi untuk ibu mudah meraihnya. Kain menutupi bawah leher bayi pinggir dagu, dibawah telinga dan punggungnya, menyatukan bayi pada sternum ibu. 7) Agar jalan napas tidak tertutup, posisi kepala miring ke satu sisi “Sniffing position”. 8) Ikat dengan cukup erat sehingga jika ibu berdiri, bayi tidak terjatuh. Ikatan cukup menjamin abdomen bayi bergerak melakukan pernapasan abdomen ketika ibu bernapas akan merangsang dada bayi. 9) Kaki dalam posisi fleksi dan abduksi seperti posisi kodok. Selanjutnya ibu bisa mengenakan pakaian seperti gambar. 10) Model pakaian yang dikenakan dibuat agar ibu bisa melihat bayi, selanjutnya ibu dianjurkan tidur jika ia menginginkannya. Salah satu efek kontak kulit dengan kulit adalah merangsang produksi kolesistokinin yang merupakan sedative. Kontak kulit dengan kulit untuk selanjtnya dapat dilakukan sesuai kebutuhan.
  • 11. d. Metode Kanguru untuk bayi premature, Kangaroo Mother Care Promotion 1) Ibu yang melakukan KC pada bayi premature dan BBLR harus dibawah pengawasan perawat yang ahli. 2) Masalahnya adalah ibu harus mempertimbangkan dengan baik bahwa sebagai incubator ia harus menetap di rumah sakit tidak boleh bepergian atau merasa kejenuhan. 3) Bayi premature dan BBLR embutuhkan perawatan khusus dan berbagai alat kedokteran sehingga semuanya diberikan bersama saat kontak kulit dengan kulit. 4) Kontak kulit dengan kulit segera setelah lahir, bayi dikeringkan dan siletakkan diatas abdomen atau dada serta segera diselimuti kain. 5) Perawatan rutin dan pengkajian komplit oleh tim medis dilakukan dengan cepat dengan bayi diatas ibu. Observasi dan monitoring kebutuhan akan pemasangan alat bantu yang dapat dilakukan diatas ibu. 6) Jika diharuskan bayi dipisahkan dari ibu, maka harus segera dilakukan. 7) Tetapi peluang untuk kontak kult dengan kulit sedini mungkin penting untuk tetap dipertimbangkan. 8) Bayi premature belum mampu untuk mengisap, sehingga kolostrum dapat diberikan dengan sendok atau gelas atau NGT. 9) Untuk bayi premature, ibu harus berbaring/bersandar dengan posisi 30o dan harus menghindari bergerak terlalu banyak. Pada kondisi ini bayi membantu bayi untuk bernapas dan situasi yang seimbang. Pada periode ini bayi membutuhkan stimulus yang sangat sedikit. 10) Setelah 1 jam pertama, bayi-bayi premature 90 menit stabil malalui kotak kulit dengan kulit dan perlu monitor dan tenaga ahli. Untuk memenuhi kebutuhan cairan, dan perawatan rutin. Bayi membutuhkan oksigen dengan masker atau dengan CPAP, drip, dan NGT. 11) Jika bayi stabil dan ibu dalam kondisi yang baik maka KC dapat dilakukan seperti bayi normal dengan perbedaan penting bahwa bayi membutuhkan susu dengan frekuensi yang diatur setiap 1-2 jam setiap hari. Rasa nyaman ibu didukung dengan memompa ASI, popok dan kain pembungkus diganti teratur serta bayi jangan sampai kedinginan.
  • 12. E. Perhatian dan Kesimpulan  Kebanyakan NICU mengijinkan untuk mulai melakukan KC, selama 1-2 jam sehari.  Kondisi ini membangun rasa percaya diri ibu dan membuat bayi lebih baik.  Setiap jam sehari membuat efek positif untuk bayi dan hanya dengan 10 menit KC dapat meningkatkan produksi ASI.  Setelah bayi stabil dan BB meningkat, KC dapat digunakan siang dan maam sambil berjalan atau tidur. Ini merupakan KC yang sesungguhnya.  Setelah 6 minggu, lamaya bayi premature dalam kondisi KC ini tidak sama satu dengan yang lain bergantung banyak factor. Tetapi sampai BB bayi 1800 gram pemberian penghangat atau kebutuhan fisiologi yang esensial dan sampai BB diatas 2,2 kg bayi mudah mengalami hipotermi.  Perlu dipertimbangkan memakai KC  Setelah bayi mencapai berat sekitar 4kg. KC (Kangaroo Care) dapat diganti dengan cara menggendong atau diletakkan di punggung seperti metode tradisional Afrika. Untuk perkembangan optimal, bayi harus selalu digendong sampai bisa berjalan.