SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  6
INISIASI I
PENGANTAR STUDI PERILAKU ORGANISASI
Perilaku organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari bagaimana seharusnya
perilaku tingkat individu, tingkat kelompok, serta dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja
individual, kelompok, maupun organisasi) yang bertujuan menerapkan ilmu pengetahuan guna
meningkatkan keefektifan suatu organisasi. Perilaku organisasi merupakan bidang studi yang
berkembang. Perilaku organisasi menjadi semakin penting dalam ekonomi global ketika orang
dengan berbagai latar belakang dan nilai budaya harus bekerja bersama-sama secara efektif dan
efisien.
Perilaku organisasi adalah sebuah bidang keahlian khusus yang mempunyai pokok ilmu
pengetahuan yang umum yang mengajarkan tiga faktor penentu perilaku dalam organisasi antara
lain individu, kelompok dan struktur.
Suatu organisasi dikatakan produktif bila mencapai tujuan-tujuannya dan melakukannya
dengan cara mengubah masukan menjadi hasil dengan biaya serendah mugkin. Menurut
Bernardin dan Russke (1993), produktivitas dapat diartikan sebagai tingkat perbandingan antara
keluaran (output) dengan masukan (input). John Suprihanto (1994) mendefinisikan produktivitas
sebagai perbandingan hasil-hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang
dipergunakan atau perbandingan jumlah produksi (output) dengan sumber daya yang
dipergunakan (input).
Beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas antara lain :
1. Individual. Faktor ini datang dari dalam diri si pekerja dan sudah ada sebelum ia mulai
bekerja. Faktor diri tersebut antara lain : karakteristik biografi, kepribadian dan emosi, nilai-
nilai dan sikap, persepsi, motivasi, pembelajaran individual, dan kemampuan.
2. Kelompok. Faktor ini merupakan faktor level kelompok seperti komunikasi, konflik,
kekuatan dan politik, tim kerja, struktur kelompok, kepemimpinan dan kepercayaan, dan
pembuatan keputusan kelompok.
3. Organisasi. Faktor ini datang dari luar si pekerja dan hampir sepenuhnya dapat diatur dan
diubah oleh pimpinan perusahaan sehingga disebut juga faktor-faktor manajemen, yang
antara lain : (a) Faktor sosial dan keorganisasian seperti karakteristik perusahan, pendidikan
dan latihan, pengawasan, pengupahan dan lingkungan sosial. (b) Faktor fisik antara lain
mesin, peralatan, material, lingkungan kerja, metode kerja.
Dasar-dasar Perilaku Individu
Dalam ilmu manajemen, seorang manager harus mengetahui perilaku individu. Dimana setiap
individu ini tentu saja memiliki karakteristik individu yang menentukan terhadap perilaku
individu. Yang pada akhirnya menghasilkan sebuah motivasi individu.
Karakteristik individu dalam organisasi antara lain :
1. Karakteristik biografis
a. Umur
b. Jenis kelamin
c. Status kawin
d. masa kerja
2. Kemampuan
a. kemampuan fisik
b. kemampuan intelektual
3. Kepribadian
4. Proses belajar
5. Persepsi
6. Sikap
7. Kepuasan kerja
Perilaku Individu dalam organisasi antara lain :
1. Produktifitas kerja
2. Kepuasan kerja
3. Tingkat absensi
4. Tingkat turnover
Pertama, mari kita membahas tentang dasar-dasar perilaku individu yang mempunyai karakteristik
individu.
1. Karakteristik biografis, yaitu karakteristik pribadi seperti umur, jenis kelamin, dan status
kawin yang objektif dan mudah diperoleh dari rekaman pribadi.
Umur (age)
 Hubungan Umur - Turnover = umur meningkat maka tingkat turnover menurun. Alasannya
karena alternatif pekerjaan (option) yang semakin sedikit, penghasilan lebih tinggi yang telah
diperoleh, dan tunjangan pensiun yang lebih menarik.
 Hubungan Umur - Absensi = Umur meningkat, maka ketidakhadiran yang disengaja
menurun, dan ketidakhadiran yang tidak disengaja meningkat pula. Mengingat umur yang
bertambah berarti adanya keluarga yang harus dibina. ketidakhadiran yang disengaja jarang
sekali dilakukan, karena melihat pada nilai gaji yang terpotong bila tidak masuk kerja. Dan
ketidakhadiran yang tidak disengaja meningkat pula, contoh : bila ada salah satu anaknya
yang sakit.
 Hubungan Umur - Produktivitas = umur meningkat, maka produktifitas menurun. Alasan :
menurunnya kecepatan, kecekatan, dan kekuatan. Juga meningkatnya kejenuhan atau
kebosanan, dan kurangnya rangsangan intelektual. Namun ada juga studi yang
mengemukakan bahwa hubungan umur dengan produktifitas ternyata tidak ada hubungannya
sama sekali. Dengan alasan : menurunnya keterampilan jasmani tidak cukup ekstrem bagi
menurunnya produktifitas. Dan meningkatnya umur biasanya diimbangi dengan
meningkatnya pengalaman.
 Hubungan umur - Kepuasan Kerja =
o bagi karyawan profesional : umur meningkat, kepuasan kerja juga meningkat
o karyawan non-profesional : kepuasan merosot selama usia tengah baya dan kemudian
naik lagi dalam tahun-tahun selanjutnya.
Jenis kelamin (gender)
 Tidak ada beda yang signifikan / bermakna dalam produktifitas kerja antara pria dengan
wanita.
 Tidak ada bukti yang menyatakan bahwa jenis kelamin karyawan mempengaruhi kepuasan
kerja.
 Hubungan gender - turnover = beberapa studi menjumpai bahwa wanita mempunyai tingkat
keluar yang lebih tinggi, dan studi lain menjumpai tidak ada perbedaan antara hubungan
keduanya.
 Hubungan gender - absensi = wanita mempunyai tingkat absensi yang lebih tinggi (lebih
sering mangkir). Dengan alasan: wanita memikul tanggung jawab rumah tangga dan keluarga
yang lebih besar, juga jangan lupa dengan masalah kewanitaan.
Status kawin (marital status)
 Tidak ada studi yang cukup untuk menyimpulkan mengenai efek status perkawinan terhadap
produktifitas.
 Karyawan yang menikah lebih sedikit absensinya, pergantian yang lebih rendah, dan lebih
puas dengan pekerjaannya.
Masa kerja
 Tidak ada alasan bahwa karyawan yang lebih lama bekerja (senior) akan lebih produktif dari
pada yang junior.
 Senioritas/masa kerja berkaitan secara negatif dengan kemangkiran dan dengan tingkat
turnover.
1. masa kerja tinggi, tingkat absensi dan turnover rendah
2. masa kerja rendah, tingkat absensi dan turnover tinggi
Keduanya hal di atas berkaitan secara negatif
1. masa kerja tinggi, kepuasan kerja tinggi
2. masa kerja rendah, kepuasan kerja rendah
Kedua hal di atas berkaitan secara positif
2. Kemampuan, yaitu kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu
pekerjaan.
 Kemampuan Fisik, merupakan kemampuan yang diperlukan untuk melakukan tugas
yang menuntut stamina, kecekatan dan kekuatan.
 Kemampuan Intelektual. merupakan kemampuan yang diperlukan untuk mengerjakan
kegiatan mental. misalnya : berpikir,menganalisis, memahami yang mana dapat diukur
dalam bentuk tes (tes IQ). Dan setiap orang punya kemampuan yang berbeda.
3. Kepribadian, merupakan cara individu bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain.
Kepribadian terbentuk dari faktor keturunan, juga lingkungan (budaya, norma keluarga dan
pengaruh lainnya), dan juga situasi. Ciri dari kepribadian adalah
merupakan karakteristik yang bertahan, yang membedakan perilaku seorang individu, seperti
sifat malu, agresif, mengalah, malas, ambisius, setia.
4. Proses Belajar (Pembelajaran), adalah bagaimana kita dapat menjelaskan dan meramalkan
perilaku, dan pahami bagaimana orang belajar. Belajar adalah setiap perubahan yang relatif
permanen dari perilaku yang terjadi sebagai hasil pengalaman.
5. Persepsi, merupakan suatu proses dimana individu-individu mengorganisasikan dan
menafsirkan kesan-kesan indera mereka agar memberikan makna bagi lingkungannya.
Distorsi persepsi (penyimpangan persepsi) :
 persepsi selektif, orang-orang yang secara selektif menafsirkan apa yang mereka saksikan
berdasarkan kepentingan, latar belakang, pengalaman, dan sikap.
 efek halo, menarik suatu kesan umum mengenai individu berdasarkan suatu karakteristik
tunggal (kesan pertama)
 efek kontras, evaluasi dari karakteristik seseorang yang dipengaruhi oleh perbandingan
dengan orang lain yang baru dijumpai, yang berperingkat lebih tinggi atau lebih rendah
pada karakteristik yang sama.
 proyeksi, menghubungkan karakteristik pribadinya terhadap karakteristik pribadi orang
lain.
 stereotype, menilai seseorang atas dasar persepsi kita terhadap kelompok dari orang
tersebut (menggeneralisasikan)
6. Sikap, adalah pernyataan atau pertimbangan evaluatif (menguntungkan atau tidak
menguntungkan) mengenai objek, orang dan peristiwa. Sikap mencerminkan bagaimana
seseorang merasakan mengenai sesuatu. Dalam perilaku organisasi, pemahaman atas sikap
penting, karena sikap mempengaruhi perilaku kerja.
7. Kepuasan kerja, adalah suatu sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. atau
perasaan senang atau tidak senang terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja mempengaruhi
sikap.
Apa yang menetukan kepuasan kerja ?
 kerja yang secara mental menantang, kesempatan menggunakan ketrampilan /
kemampuan, tugas yang beragam, kebebasan, dan umpan balik.
 ganjaran yang pantas, sistem upah dan kebijakan promosi yang adil.
 kondisi kerja yang mendukung, lingkungan kerja yang aman, nyaman, fasilitas yang
memadai.
 rekan kerja yang mendukung, rekan kerja yang ramah dan mendukung, atasan yang
ramah, memahami, menghargai dan menunjukan keberpihakan kepada bawahan.
 kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan, bakat dan kemampuan karyawan sesuai
dengan tuntutan pekerjaan.
Kepuasan kerja yang rendah, mengakibatkan keluhan, absensi, dan tingkat turnover tinggi.
Namun membuat tingkat produktifitas rendah juga.
Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja (job satisfaction) mengacu kepada sikap individu secara umum terhadap
pekerjaannya. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi mempunyai sikap positif
terhadap pekerjaannya; seseorang yang tidak puas dengan pekerjaannya mempunyai sifat negatif
terhadap pekerjaannya tersebut. Ketika orang berbicara tentang sikap karyawan, seringkali
mereka bermaksud mengatakan kepuasan kerja. Sebenarnya kedua istilah tersebut sering
digunakan secara bergantian.
Apa yang menentukan kepuasan kerja? Variabel apa yang berkaitan dengan pekerjaan
yang menentukan kepuasan kerja? Fakta menunjukan bahwa faktor penting yang lebih banyak
mendatangkan kepuasan kerja adalah pekerjaan yang secara mentalitas memberi tantangan,
penghargaan yang banyak, kondisi kerja yang menunjang, dan rekan kerja yang mendukung.
Karyawan cenderung lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka
kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan tugas-
tugas yang bervariasi, kebebasan, dan umpan balik tentang seberapa baik mereka bekerja.
Karakteristik-karakteristik ini membuat pekerjaan secara mentalitas menantang. Pekerjaan-
pekerjaan yang terlalu kecil tantangannya menciptakan kebosanan, tetapi terlalu banyak
tantangan menciptakan frustasi dan perasaan gagal. Di bawah kondisi tantangan yang sedang,
kebanyakan karyawan akan mengalami kesenangan dan kepuasan.
Karyawan menginginkan sistem penggajian dan kebijakan promosi yang mereka rasa
wajar, tidak membingungkan, dan sejalan dengan harapan mereka. Bila penggajian dianggap
adil, berdasarkan tuntutan pekerjaan tingkat keterampilan individu, dan standar gaji masyarakat,
kepuasan akan tercapai. Sama halnya, individu-individu yang merasa bahwa kebijakan promosi
dibuat dengan cara yang adil dan wajar akan mengalami kepuasan dalam pekerjaan mereka.
Para karyawan menaruh perhatian yang besar terhadap lingkungan kerja mereka, baik
dari segi kenyamanan pribadi maupun kemudahan untuk melakukan pekerjaan dengan baik.
Mereka lebih menyukai lingkungan fisik yang aman, nyaman, bersih, dan memiliki tingkat
gangguan minimum.
Akhirnya, orang menginginkan sesuatu dari pekerjaan mereka yang lebih dari pada
sekedar uang atau prestasi yang tampak di mata. Bagi sebagian besar karyawan, bekerja juga
dapat memenuhi kebutuhan untuk berinteraksi sosial. Oleh karena itu, tidak mengherankan
bahwa memiliki rekan-rekan kerja yang ramah dan mendukung dapat meningkatkan kepuasan
kerja.
Pandangan awal mengenai hubungan antara kepuasan dengan produktivitas pada
dasarnya dapat disimpulkan dalam suatu pernyataan, yaitu “ seorang pekerja yang merasa
bahagia merupakan seorang pekerja yang produktif.” Banyak dari paternalisme yang
diperlihatkan oleh para manajer pada tahun 1930-an, 1940-an, dan 1950-an dengan membentuk
tim-tim dan koperasi simpan-pinjam perusahaan, mengadakan piknik perusahaan, dan pelatihan
bagi para penyelia agar sensitif terhadap persoalan-persoalan karyawan – diawali dengan tujuan
untuk mencoba membuat pekerjaan bahagia. Namun, keyakinan akan pekerja yang bahagia lebih
didasarkan pada impian dari pada bukti nyata. Sebuah analisis yang lebih cermat menunjukan
bahwa kalaupun kepuasan memiliki efek yang positif pada produktivitas, efek tersebut sangat
kecil. Namun dengan diperkenalkannya variabel-variabel baru, hubungan positif antara kepuasan
dan produktivitas telah meningkat. Misalnya, hubungan tersebut kuat bila perilaku karyawan
tidak dibatasi atau dikendalikan oleh faktor-faktor di luar dirinya.
Produktivitas karyawan pada pekerjaan mesin berjalan, misalnya, akan lebih banyak dipengaruhi
oleh kecepatan mesin dari pada tingkat kepuasannya.
Akhir-akhir ini, berdasarkan kajian yang komprehensif pada bukti-bukti tersebut, terlihat
bahwa produktivitas mungkin lebih memberikan kepuasan daripada sebaliknya. Jika anda
melakukan pekerjaan dengan baik, anda pada hakekatnya merasa nyaman dengan kondisi ini.
Selanjutnya, jika kita mengasumsikan bahwa perusahaan memberi penghargaan atas
produktivitas, produktivitas anda yang lebih tinggi tentu akan meningkatkan pengakuan lisan,
tingkat penggajian anda, dan kemungkinan untuk mendapatkan promosi. Penghargaan ini,
selanjutnya, tentu akan meningkatkan tingkat kepuasan anda pada pekerjaan tersebut.
Silahkan Anda buka beberapa website berikut sebagai tambahan bacaan.
http://perilakuorganisasi.com/
http://anan-nur.blogspot.com/2011/02/perilaku-organisasi.html
http://www.slideshare.net/firman1977/konsep-dasar-perilaku-organisasi
http://muhammadhidayatturahman-ahmad.blogspot.com/2012/06/bab-4-sistem-perilaku-
organisasi.html

Contenu connexe

Tendances

Psikologi Industri
Psikologi IndustriPsikologi Industri
Psikologi Industri
Bowo Witoyo
 
Kuliah 1 psikologi industri
Kuliah 1 psikologi industriKuliah 1 psikologi industri
Kuliah 1 psikologi industri
Zuzu Aja
 
Makalah psikologi industri sikap kerja
Makalah psikologi industri sikap kerjaMakalah psikologi industri sikap kerja
Makalah psikologi industri sikap kerja
Dayang Sari Andriani
 
Psikologi industri bagi perusahaan
Psikologi industri bagi perusahaanPsikologi industri bagi perusahaan
Psikologi industri bagi perusahaan
Toyo Gustaman
 
Nilai, sikap, kepuasan kerja, persepsi dan pengambilan keputusan individu
Nilai, sikap, kepuasan kerja, persepsi dan pengambilan keputusan individuNilai, sikap, kepuasan kerja, persepsi dan pengambilan keputusan individu
Nilai, sikap, kepuasan kerja, persepsi dan pengambilan keputusan individu
ILyas Modeong
 
Dasar perilaku individu serta persepsi dan pengambilan keputusan individual
Dasar perilaku individu serta persepsi dan pengambilan keputusan individualDasar perilaku individu serta persepsi dan pengambilan keputusan individual
Dasar perilaku individu serta persepsi dan pengambilan keputusan individual
Forum Tunas Bangsa (FORTUNA)
 
Kepuasan kerja Psikologi Industri dan Organisasi
Kepuasan kerja Psikologi Industri dan OrganisasiKepuasan kerja Psikologi Industri dan Organisasi
Kepuasan kerja Psikologi Industri dan Organisasi
Eky Yohana
 
4.week 4 perception & decision making
4.week 4 perception & decision making4.week 4 perception & decision making
4.week 4 perception & decision making
Astadi Pangarso
 
Nilai, sikap dan kepuasan kerja
Nilai, sikap dan kepuasan kerjaNilai, sikap dan kepuasan kerja
Nilai, sikap dan kepuasan kerja
Fajar Winarso
 

Tendances (20)

Psikologi Industri
Psikologi IndustriPsikologi Industri
Psikologi Industri
 
Slideshare dasar dasar perilaku individu,
Slideshare dasar dasar perilaku individu,Slideshare dasar dasar perilaku individu,
Slideshare dasar dasar perilaku individu,
 
Kuliah 1 psikologi industri
Kuliah 1 psikologi industriKuliah 1 psikologi industri
Kuliah 1 psikologi industri
 
Makalah psikologi industri sikap kerja
Makalah psikologi industri sikap kerjaMakalah psikologi industri sikap kerja
Makalah psikologi industri sikap kerja
 
Chapter 3 dasar dasar perilaku individu
Chapter 3 dasar dasar perilaku individuChapter 3 dasar dasar perilaku individu
Chapter 3 dasar dasar perilaku individu
 
PO Bab 3 - sikap dan kepuasan kerja
PO Bab 3 - sikap dan kepuasan kerjaPO Bab 3 - sikap dan kepuasan kerja
PO Bab 3 - sikap dan kepuasan kerja
 
Psikologi Industri
Psikologi IndustriPsikologi Industri
Psikologi Industri
 
gambar persepsi dan perilaku organisasi 5
gambar persepsi dan perilaku organisasi 5gambar persepsi dan perilaku organisasi 5
gambar persepsi dan perilaku organisasi 5
 
Presentasi nilai, sikap dan kepuasan kerja
Presentasi nilai, sikap dan kepuasan kerjaPresentasi nilai, sikap dan kepuasan kerja
Presentasi nilai, sikap dan kepuasan kerja
 
Bab 2
Bab 2Bab 2
Bab 2
 
Psikologi industri bagi perusahaan
Psikologi industri bagi perusahaanPsikologi industri bagi perusahaan
Psikologi industri bagi perusahaan
 
Nilai, sikap, kepuasan kerja, persepsi dan pengambilan keputusan individu
Nilai, sikap, kepuasan kerja, persepsi dan pengambilan keputusan individuNilai, sikap, kepuasan kerja, persepsi dan pengambilan keputusan individu
Nilai, sikap, kepuasan kerja, persepsi dan pengambilan keputusan individu
 
Dasar perilaku individu serta persepsi dan pengambilan keputusan individual
Dasar perilaku individu serta persepsi dan pengambilan keputusan individualDasar perilaku individu serta persepsi dan pengambilan keputusan individual
Dasar perilaku individu serta persepsi dan pengambilan keputusan individual
 
Kepuasan kerja Psikologi Industri dan Organisasi
Kepuasan kerja Psikologi Industri dan OrganisasiKepuasan kerja Psikologi Industri dan Organisasi
Kepuasan kerja Psikologi Industri dan Organisasi
 
4.week 4 perception & decision making
4.week 4 perception & decision making4.week 4 perception & decision making
4.week 4 perception & decision making
 
Nilai, sikap dan kepuasan kerja
Nilai, sikap dan kepuasan kerjaNilai, sikap dan kepuasan kerja
Nilai, sikap dan kepuasan kerja
 
Culture Organization and Innovation atau Budaya Organisasi dan Perubahan
Culture Organization and Innovation atau Budaya Organisasi dan PerubahanCulture Organization and Innovation atau Budaya Organisasi dan Perubahan
Culture Organization and Innovation atau Budaya Organisasi dan Perubahan
 
Alat bantu mengampu mata kuliah : Perilaku Organisasi - 2
Alat bantu mengampu  mata kuliah : Perilaku Organisasi - 2Alat bantu mengampu  mata kuliah : Perilaku Organisasi - 2
Alat bantu mengampu mata kuliah : Perilaku Organisasi - 2
 
Sikap dan kepuasan kerja
Sikap dan kepuasan kerjaSikap dan kepuasan kerja
Sikap dan kepuasan kerja
 
Perilaku Organisasi, Dasar Perilaku Individu serta Persepsi dan Pengambilan K...
Perilaku Organisasi, Dasar Perilaku Individu serta Persepsi dan Pengambilan K...Perilaku Organisasi, Dasar Perilaku Individu serta Persepsi dan Pengambilan K...
Perilaku Organisasi, Dasar Perilaku Individu serta Persepsi dan Pengambilan K...
 

Similaire à Inisiasi 1

2_DASAR DASAR_PERILAKU_INDIVIDU_THEORY.ppt
2_DASAR DASAR_PERILAKU_INDIVIDU_THEORY.ppt2_DASAR DASAR_PERILAKU_INDIVIDU_THEORY.ppt
2_DASAR DASAR_PERILAKU_INDIVIDU_THEORY.ppt
FadliRahman24
 

Similaire à Inisiasi 1 (20)

Review ppo bisnis internasional
Review ppo bisnis internasionalReview ppo bisnis internasional
Review ppo bisnis internasional
 
PERILAKU_ORGANISASI_pptx.pptx
PERILAKU_ORGANISASI_pptx.pptxPERILAKU_ORGANISASI_pptx.pptx
PERILAKU_ORGANISASI_pptx.pptx
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
BAB-3-DASAR-DASAR-PERILAKU-INDIVIDUAL (1).ppt
BAB-3-DASAR-DASAR-PERILAKU-INDIVIDUAL (1).pptBAB-3-DASAR-DASAR-PERILAKU-INDIVIDUAL (1).ppt
BAB-3-DASAR-DASAR-PERILAKU-INDIVIDUAL (1).ppt
 
Bab 3
Bab 3Bab 3
Bab 3
 
Sikap dan Kepuasan Kerja
Sikap dan Kepuasan KerjaSikap dan Kepuasan Kerja
Sikap dan Kepuasan Kerja
 
Kuliah 2 perilaku individu dalam organisasi
Kuliah 2 perilaku individu dalam organisasiKuliah 2 perilaku individu dalam organisasi
Kuliah 2 perilaku individu dalam organisasi
 
PERILAKU ORGANISASI materi anak kuliah.pptx
PERILAKU ORGANISASI materi anak kuliah.pptxPERILAKU ORGANISASI materi anak kuliah.pptx
PERILAKU ORGANISASI materi anak kuliah.pptx
 
KONSEP DASAR.pptx
KONSEP DASAR.pptxKONSEP DASAR.pptx
KONSEP DASAR.pptx
 
Organizational Behaviour.pptx
Organizational Behaviour.pptxOrganizational Behaviour.pptx
Organizational Behaviour.pptx
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Tugas kelompok keorganisasian
Tugas kelompok keorganisasianTugas kelompok keorganisasian
Tugas kelompok keorganisasian
 
perilaku organisasi
perilaku organisasi perilaku organisasi
perilaku organisasi
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
2_DASAR DASAR_PERILAKU_INDIVIDU_THEORY.ppt
2_DASAR DASAR_PERILAKU_INDIVIDU_THEORY.ppt2_DASAR DASAR_PERILAKU_INDIVIDU_THEORY.ppt
2_DASAR DASAR_PERILAKU_INDIVIDU_THEORY.ppt
 
2_DASAR2_PERILAKU_INDIVIDU.ppt
2_DASAR2_PERILAKU_INDIVIDU.ppt2_DASAR2_PERILAKU_INDIVIDU.ppt
2_DASAR2_PERILAKU_INDIVIDU.ppt
 
perilaku organisasi
perilaku organisasiperilaku organisasi
perilaku organisasi
 
Kepemimpinan dan perilaku organisasi
Kepemimpinan dan perilaku organisasiKepemimpinan dan perilaku organisasi
Kepemimpinan dan perilaku organisasi
 
Segi manusia dalam kerja, manusia dan pekerjaannya
Segi manusia dalam kerja, manusia dan pekerjaannyaSegi manusia dalam kerja, manusia dan pekerjaannya
Segi manusia dalam kerja, manusia dan pekerjaannya
 
Pertemuan 7 .pptx
Pertemuan 7 .pptxPertemuan 7 .pptx
Pertemuan 7 .pptx
 

Dernier

Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 

Dernier (20)

Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxPelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 

Inisiasi 1

  • 1. INISIASI I PENGANTAR STUDI PERILAKU ORGANISASI Perilaku organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari bagaimana seharusnya perilaku tingkat individu, tingkat kelompok, serta dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi) yang bertujuan menerapkan ilmu pengetahuan guna meningkatkan keefektifan suatu organisasi. Perilaku organisasi merupakan bidang studi yang berkembang. Perilaku organisasi menjadi semakin penting dalam ekonomi global ketika orang dengan berbagai latar belakang dan nilai budaya harus bekerja bersama-sama secara efektif dan efisien. Perilaku organisasi adalah sebuah bidang keahlian khusus yang mempunyai pokok ilmu pengetahuan yang umum yang mengajarkan tiga faktor penentu perilaku dalam organisasi antara lain individu, kelompok dan struktur. Suatu organisasi dikatakan produktif bila mencapai tujuan-tujuannya dan melakukannya dengan cara mengubah masukan menjadi hasil dengan biaya serendah mugkin. Menurut Bernardin dan Russke (1993), produktivitas dapat diartikan sebagai tingkat perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input). John Suprihanto (1994) mendefinisikan produktivitas sebagai perbandingan hasil-hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang dipergunakan atau perbandingan jumlah produksi (output) dengan sumber daya yang dipergunakan (input). Beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas antara lain : 1. Individual. Faktor ini datang dari dalam diri si pekerja dan sudah ada sebelum ia mulai bekerja. Faktor diri tersebut antara lain : karakteristik biografi, kepribadian dan emosi, nilai- nilai dan sikap, persepsi, motivasi, pembelajaran individual, dan kemampuan. 2. Kelompok. Faktor ini merupakan faktor level kelompok seperti komunikasi, konflik, kekuatan dan politik, tim kerja, struktur kelompok, kepemimpinan dan kepercayaan, dan pembuatan keputusan kelompok. 3. Organisasi. Faktor ini datang dari luar si pekerja dan hampir sepenuhnya dapat diatur dan diubah oleh pimpinan perusahaan sehingga disebut juga faktor-faktor manajemen, yang antara lain : (a) Faktor sosial dan keorganisasian seperti karakteristik perusahan, pendidikan dan latihan, pengawasan, pengupahan dan lingkungan sosial. (b) Faktor fisik antara lain mesin, peralatan, material, lingkungan kerja, metode kerja. Dasar-dasar Perilaku Individu Dalam ilmu manajemen, seorang manager harus mengetahui perilaku individu. Dimana setiap individu ini tentu saja memiliki karakteristik individu yang menentukan terhadap perilaku individu. Yang pada akhirnya menghasilkan sebuah motivasi individu. Karakteristik individu dalam organisasi antara lain : 1. Karakteristik biografis a. Umur b. Jenis kelamin
  • 2. c. Status kawin d. masa kerja 2. Kemampuan a. kemampuan fisik b. kemampuan intelektual 3. Kepribadian 4. Proses belajar 5. Persepsi 6. Sikap 7. Kepuasan kerja Perilaku Individu dalam organisasi antara lain : 1. Produktifitas kerja 2. Kepuasan kerja 3. Tingkat absensi 4. Tingkat turnover Pertama, mari kita membahas tentang dasar-dasar perilaku individu yang mempunyai karakteristik individu. 1. Karakteristik biografis, yaitu karakteristik pribadi seperti umur, jenis kelamin, dan status kawin yang objektif dan mudah diperoleh dari rekaman pribadi. Umur (age)  Hubungan Umur - Turnover = umur meningkat maka tingkat turnover menurun. Alasannya karena alternatif pekerjaan (option) yang semakin sedikit, penghasilan lebih tinggi yang telah diperoleh, dan tunjangan pensiun yang lebih menarik.  Hubungan Umur - Absensi = Umur meningkat, maka ketidakhadiran yang disengaja menurun, dan ketidakhadiran yang tidak disengaja meningkat pula. Mengingat umur yang bertambah berarti adanya keluarga yang harus dibina. ketidakhadiran yang disengaja jarang sekali dilakukan, karena melihat pada nilai gaji yang terpotong bila tidak masuk kerja. Dan ketidakhadiran yang tidak disengaja meningkat pula, contoh : bila ada salah satu anaknya yang sakit.  Hubungan Umur - Produktivitas = umur meningkat, maka produktifitas menurun. Alasan : menurunnya kecepatan, kecekatan, dan kekuatan. Juga meningkatnya kejenuhan atau kebosanan, dan kurangnya rangsangan intelektual. Namun ada juga studi yang mengemukakan bahwa hubungan umur dengan produktifitas ternyata tidak ada hubungannya sama sekali. Dengan alasan : menurunnya keterampilan jasmani tidak cukup ekstrem bagi menurunnya produktifitas. Dan meningkatnya umur biasanya diimbangi dengan meningkatnya pengalaman.  Hubungan umur - Kepuasan Kerja = o bagi karyawan profesional : umur meningkat, kepuasan kerja juga meningkat o karyawan non-profesional : kepuasan merosot selama usia tengah baya dan kemudian naik lagi dalam tahun-tahun selanjutnya.
  • 3. Jenis kelamin (gender)  Tidak ada beda yang signifikan / bermakna dalam produktifitas kerja antara pria dengan wanita.  Tidak ada bukti yang menyatakan bahwa jenis kelamin karyawan mempengaruhi kepuasan kerja.  Hubungan gender - turnover = beberapa studi menjumpai bahwa wanita mempunyai tingkat keluar yang lebih tinggi, dan studi lain menjumpai tidak ada perbedaan antara hubungan keduanya.  Hubungan gender - absensi = wanita mempunyai tingkat absensi yang lebih tinggi (lebih sering mangkir). Dengan alasan: wanita memikul tanggung jawab rumah tangga dan keluarga yang lebih besar, juga jangan lupa dengan masalah kewanitaan. Status kawin (marital status)  Tidak ada studi yang cukup untuk menyimpulkan mengenai efek status perkawinan terhadap produktifitas.  Karyawan yang menikah lebih sedikit absensinya, pergantian yang lebih rendah, dan lebih puas dengan pekerjaannya. Masa kerja  Tidak ada alasan bahwa karyawan yang lebih lama bekerja (senior) akan lebih produktif dari pada yang junior.  Senioritas/masa kerja berkaitan secara negatif dengan kemangkiran dan dengan tingkat turnover. 1. masa kerja tinggi, tingkat absensi dan turnover rendah 2. masa kerja rendah, tingkat absensi dan turnover tinggi Keduanya hal di atas berkaitan secara negatif 1. masa kerja tinggi, kepuasan kerja tinggi 2. masa kerja rendah, kepuasan kerja rendah Kedua hal di atas berkaitan secara positif 2. Kemampuan, yaitu kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan.  Kemampuan Fisik, merupakan kemampuan yang diperlukan untuk melakukan tugas yang menuntut stamina, kecekatan dan kekuatan.  Kemampuan Intelektual. merupakan kemampuan yang diperlukan untuk mengerjakan kegiatan mental. misalnya : berpikir,menganalisis, memahami yang mana dapat diukur dalam bentuk tes (tes IQ). Dan setiap orang punya kemampuan yang berbeda. 3. Kepribadian, merupakan cara individu bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain. Kepribadian terbentuk dari faktor keturunan, juga lingkungan (budaya, norma keluarga dan pengaruh lainnya), dan juga situasi. Ciri dari kepribadian adalah merupakan karakteristik yang bertahan, yang membedakan perilaku seorang individu, seperti sifat malu, agresif, mengalah, malas, ambisius, setia.
  • 4. 4. Proses Belajar (Pembelajaran), adalah bagaimana kita dapat menjelaskan dan meramalkan perilaku, dan pahami bagaimana orang belajar. Belajar adalah setiap perubahan yang relatif permanen dari perilaku yang terjadi sebagai hasil pengalaman. 5. Persepsi, merupakan suatu proses dimana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indera mereka agar memberikan makna bagi lingkungannya. Distorsi persepsi (penyimpangan persepsi) :  persepsi selektif, orang-orang yang secara selektif menafsirkan apa yang mereka saksikan berdasarkan kepentingan, latar belakang, pengalaman, dan sikap.  efek halo, menarik suatu kesan umum mengenai individu berdasarkan suatu karakteristik tunggal (kesan pertama)  efek kontras, evaluasi dari karakteristik seseorang yang dipengaruhi oleh perbandingan dengan orang lain yang baru dijumpai, yang berperingkat lebih tinggi atau lebih rendah pada karakteristik yang sama.  proyeksi, menghubungkan karakteristik pribadinya terhadap karakteristik pribadi orang lain.  stereotype, menilai seseorang atas dasar persepsi kita terhadap kelompok dari orang tersebut (menggeneralisasikan) 6. Sikap, adalah pernyataan atau pertimbangan evaluatif (menguntungkan atau tidak menguntungkan) mengenai objek, orang dan peristiwa. Sikap mencerminkan bagaimana seseorang merasakan mengenai sesuatu. Dalam perilaku organisasi, pemahaman atas sikap penting, karena sikap mempengaruhi perilaku kerja. 7. Kepuasan kerja, adalah suatu sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. atau perasaan senang atau tidak senang terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja mempengaruhi sikap. Apa yang menetukan kepuasan kerja ?  kerja yang secara mental menantang, kesempatan menggunakan ketrampilan / kemampuan, tugas yang beragam, kebebasan, dan umpan balik.  ganjaran yang pantas, sistem upah dan kebijakan promosi yang adil.  kondisi kerja yang mendukung, lingkungan kerja yang aman, nyaman, fasilitas yang memadai.  rekan kerja yang mendukung, rekan kerja yang ramah dan mendukung, atasan yang ramah, memahami, menghargai dan menunjukan keberpihakan kepada bawahan.  kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan, bakat dan kemampuan karyawan sesuai dengan tuntutan pekerjaan. Kepuasan kerja yang rendah, mengakibatkan keluhan, absensi, dan tingkat turnover tinggi. Namun membuat tingkat produktifitas rendah juga. Kepuasan Kerja Kepuasan kerja (job satisfaction) mengacu kepada sikap individu secara umum terhadap pekerjaannya. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi mempunyai sikap positif terhadap pekerjaannya; seseorang yang tidak puas dengan pekerjaannya mempunyai sifat negatif
  • 5. terhadap pekerjaannya tersebut. Ketika orang berbicara tentang sikap karyawan, seringkali mereka bermaksud mengatakan kepuasan kerja. Sebenarnya kedua istilah tersebut sering digunakan secara bergantian. Apa yang menentukan kepuasan kerja? Variabel apa yang berkaitan dengan pekerjaan yang menentukan kepuasan kerja? Fakta menunjukan bahwa faktor penting yang lebih banyak mendatangkan kepuasan kerja adalah pekerjaan yang secara mentalitas memberi tantangan, penghargaan yang banyak, kondisi kerja yang menunjang, dan rekan kerja yang mendukung. Karyawan cenderung lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan tugas- tugas yang bervariasi, kebebasan, dan umpan balik tentang seberapa baik mereka bekerja. Karakteristik-karakteristik ini membuat pekerjaan secara mentalitas menantang. Pekerjaan- pekerjaan yang terlalu kecil tantangannya menciptakan kebosanan, tetapi terlalu banyak tantangan menciptakan frustasi dan perasaan gagal. Di bawah kondisi tantangan yang sedang, kebanyakan karyawan akan mengalami kesenangan dan kepuasan. Karyawan menginginkan sistem penggajian dan kebijakan promosi yang mereka rasa wajar, tidak membingungkan, dan sejalan dengan harapan mereka. Bila penggajian dianggap adil, berdasarkan tuntutan pekerjaan tingkat keterampilan individu, dan standar gaji masyarakat, kepuasan akan tercapai. Sama halnya, individu-individu yang merasa bahwa kebijakan promosi dibuat dengan cara yang adil dan wajar akan mengalami kepuasan dalam pekerjaan mereka. Para karyawan menaruh perhatian yang besar terhadap lingkungan kerja mereka, baik dari segi kenyamanan pribadi maupun kemudahan untuk melakukan pekerjaan dengan baik. Mereka lebih menyukai lingkungan fisik yang aman, nyaman, bersih, dan memiliki tingkat gangguan minimum. Akhirnya, orang menginginkan sesuatu dari pekerjaan mereka yang lebih dari pada sekedar uang atau prestasi yang tampak di mata. Bagi sebagian besar karyawan, bekerja juga dapat memenuhi kebutuhan untuk berinteraksi sosial. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa memiliki rekan-rekan kerja yang ramah dan mendukung dapat meningkatkan kepuasan kerja. Pandangan awal mengenai hubungan antara kepuasan dengan produktivitas pada dasarnya dapat disimpulkan dalam suatu pernyataan, yaitu “ seorang pekerja yang merasa bahagia merupakan seorang pekerja yang produktif.” Banyak dari paternalisme yang diperlihatkan oleh para manajer pada tahun 1930-an, 1940-an, dan 1950-an dengan membentuk tim-tim dan koperasi simpan-pinjam perusahaan, mengadakan piknik perusahaan, dan pelatihan bagi para penyelia agar sensitif terhadap persoalan-persoalan karyawan – diawali dengan tujuan untuk mencoba membuat pekerjaan bahagia. Namun, keyakinan akan pekerja yang bahagia lebih didasarkan pada impian dari pada bukti nyata. Sebuah analisis yang lebih cermat menunjukan bahwa kalaupun kepuasan memiliki efek yang positif pada produktivitas, efek tersebut sangat kecil. Namun dengan diperkenalkannya variabel-variabel baru, hubungan positif antara kepuasan dan produktivitas telah meningkat. Misalnya, hubungan tersebut kuat bila perilaku karyawan tidak dibatasi atau dikendalikan oleh faktor-faktor di luar dirinya.
  • 6. Produktivitas karyawan pada pekerjaan mesin berjalan, misalnya, akan lebih banyak dipengaruhi oleh kecepatan mesin dari pada tingkat kepuasannya. Akhir-akhir ini, berdasarkan kajian yang komprehensif pada bukti-bukti tersebut, terlihat bahwa produktivitas mungkin lebih memberikan kepuasan daripada sebaliknya. Jika anda melakukan pekerjaan dengan baik, anda pada hakekatnya merasa nyaman dengan kondisi ini. Selanjutnya, jika kita mengasumsikan bahwa perusahaan memberi penghargaan atas produktivitas, produktivitas anda yang lebih tinggi tentu akan meningkatkan pengakuan lisan, tingkat penggajian anda, dan kemungkinan untuk mendapatkan promosi. Penghargaan ini, selanjutnya, tentu akan meningkatkan tingkat kepuasan anda pada pekerjaan tersebut. Silahkan Anda buka beberapa website berikut sebagai tambahan bacaan. http://perilakuorganisasi.com/ http://anan-nur.blogspot.com/2011/02/perilaku-organisasi.html http://www.slideshare.net/firman1977/konsep-dasar-perilaku-organisasi http://muhammadhidayatturahman-ahmad.blogspot.com/2012/06/bab-4-sistem-perilaku- organisasi.html