SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  44
Penentuan Sifat
Kelarutan
Oleh : Kelompok 2
JUDUL
Penentuan Sifat Kelarutan
TUJUAN
Menentukan Kelarutan dari Unsur-Unsur
dalam Senyawa Organik
2
3
DATA PENGAMATAN
LANDASAN
TEORI
4
◉ Kelarutan adalah
kadar jenuh solut
dalam sejumlah solven
pada suhu tertentu
yang menunjukkan
bahwa interaksi
spontan satu atau lebih
solut atau solven telah
terjadi dan membentuk
dispersi molekul yang
homogen.
◉ Kelarutan suatu zat dalam
solven tertentu
digambarkan sebagai like
dissolved like dimana
senyawa polar akan larut
dalam senyawa polar dan
senyawa non polar akan
larut dalam senyawa non
polar.
5
Suatu molekul bersifat polar, jika molekul
di atom yang berbeda jenis membentuk
kutub (dipol), karena perbedaan
keelektronegatifan antara kedua atom dan
molekul poliatom yang mempunyai bentuk
atom yang tidak simetris sehingga pusat
muatan positif tidak berhimpit dengan pusat
muatan yang negatif (Ansel, 1989).6
Kelarutan zat terlarut ke dalam pelarut
didasarkan atas polaritas antara solut dan
solven yang dinyatakan dengan tetapan
dielektrik atau momen dipol, ikatan
hidrogen, ikatan van der waals atau ikatan
elektrostatik lainnya.
7
Dalam percobaan ini : (Fessenden, 1989)
◉ Senyawa polar (zat terlarut) : asam askorbat,
metanol (semi polar)
◉ Senyawa non polar (zat terlarut) : petroleum
benzena
◉ Senyawa polar (zat pelarut) : H2O, NaOH, HCl
encer, H2SO4 pekat
◉ Senyawa non polar (zat pelarut) : eter8
Urutan kepolaran pelarut, yaitu H2O
> H2SO4 pekat > NaOH > HCl encer
> eter
Urutan kepolaran zat terlarut, yaitu
asam askorbat > metanol >
petroleum benzena
10
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kelarutan
suatu zat antara lain : (Samboedi, 1974)
• Polaritas : semakin tinggi larutan, maka semakin
mudah larut.
• Kosolven : terbatas dua pelarut. Misalnya alkohol,
gliseril, propilen glikol.
• Suhu : semakin besar suhu, maka kelarutan juga
semakin meningkat.
11
• Salting out atau salting in : kelarutan
mempengaruhi sediaan.
• Pembentukan kompleks : senyawa yang
tidak larut berinteraksi dengan bahan yang
larut untuk membentuk kompleks larutan.
• Ukuran partikel : hanya bila ukuran partikel
submikro kurang lebih 10 %.
12
• Bentuk dan ukuran molekul.
• Tekanan, konsentrasi, katalis, pH
• Penambahan ion sejenis dan efek
senyawa kompleks.
• Sifat zat pelarut dan terlarut.
”
Pelarut yang bersifat semipolar dapat
menginduksi suatu derajat polaritas
tertentu dalam molekul pelarut non polar
sehingga menjadi dapat dipolarisasikan.
Senyawa semi polar dapat bertindak sebagai
pelarut perantara yang dapat menyebabkan
bercampurnya larutan polar dan non polar.
13
Karakteristik pelarut yang baik,
yaitu :
◉ Pelarut harus tidak reaktif terhadap kondisi reaksi.
◉ Pelarut harus dapat melarutkan reaktan dan reagen.
◉ Pelarut harus mudah dihilangkan pada saat akhir reaksi.
◉ Memiliki titik didih yang rendah.
◉ Melarut sedikit impurities.
◉ Mempunyai daya melarut yang tinggi.
◉ Titik larutnya harus sesuai dengan zat yang dilarutkan.14
◉ Suatu senyawa kimia polar yang
dikenal dengan vitamin C yang
terbentuk dari bubuk kristal
kuning keputihan yang dapat
larut dalam air dan memiliki
sifat antioksidan. Adapun
struktur asam askorbat adalah
sebagai berikut :
Asam Askorbat
15
O
OH
OH
O
OH OH
H
◉ Suatu senyawa semi polar yang
merupakan zat cair bning,
mudah menguap, berbau seperti
alkohol dan tergolong zat
beracun. Adapun struktur
metanol adalah sebagai berikut :
Metanol (CH3OH)
16
C OH
H
H
H
◉ Suatu Senyawa non polar yang
merupakan zat cair berwarna
bening, mudah menguap,
bersifat racun, banyak
digunakan sebagai pelarut, tidak
reaktif dan mudah terbakar.
Petroleum Benzena
17
Jenis- jenis kelaiutan, yaitu :
◉ Larutan jenuh, larutan yang mengandung jumlah
maksimum zat terlarut di dalam pelarut pada suhu tertentu
◉ Larutan tak jenuh, larutan yang mengendung zat terlarut
lebih sedikit dibandingkan kemampuan untuk melarutkan.
Terjadi sebelum titik jenuh tercapai
◉ Larutan lewat jenuh, larutan yang mengandung lebih
banyak zat terlaut dibandingkann yang terdapat dalam
larutan jenuh.
18
Analisis
Percobaan
19
Kelautan Asam
Askorbat
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan
kelarutan asam askorbat dalam beberapa
pelarut berdasarkan sifat kepolarannya. Asam
askorbat merupakan senyawa polar, sehingga
larut dalam senyawa polar.20
21
Dalam eter
• Eter merupakan nama segolongan senyawa organik yang mengndung
unsur C, H, O dengan rumus umum R-O-R. Bila rumus umum dikaitkon
dengan rumus air, maka eter dianggap turunan dialkil dari senyawa air.
• Eter adalah senyawa turunan alkana dan merupakan senyawa non polar,
sehingga menurut teori like dissolved like, senyawa non polar dapat larut
dalam senyawa non polar dan tidak dapat larut Senyawa polar. Asam
askorbat tidak larut dalam eter.
• Dari Percobaan, diperoleh bahwa eter ditambahkan pada asam askorbat
terbentuk 2 lapisan (larutan bening). Hal ini menunjukkan bahwa asam
askorbat tidak larut dalam eter, karena 2 lapis larutan tersebut tidak
tercampur, sehingga percobaan sesuai dengan teori.
22
Dalam Eter
• Eter merupakan nama segolongan senyawa organik yang mengndung
unsur C, H, O dengan rumus umum R-O-R. Bila rumus umum dikaitkon
dengan rumus air, maka eter dianggap turunan dialkil dari senyawa air.
• Eter adalah senyawa turunan alkana dan merupakan senyawa non polar,
sehingga menurut teori like dissolved like, senyawa non polar dapat larut
dalam senyawa non polar dan tidak dapat larut Senyawa polar. Asam
askorbat tidak larut dalam eter.
• Dari Percobaan, diperoleh bahwa eter ditambahkan pada asam askorbat
terbentuk 2 lapisan (larutan bening). Hal ini menunjukkan bahwa asam
askorbat tidak larut dalam eter, karena 2 lapis larutan tersebut tidak
tercampur, sehingga percobaan sesuai dengan teori.
23
Dalam Aquades
• Aquades merupakan suatu pelarut yang bersifat Polar,
sehingga menurut teori like dissolved like, senyawa polar
akan larut dalam senyawa polar dan tidak dapat larut dalam
senyawa non- polar. Asam askorbat dapat larut dalam air.
• Dari percobaan diperolen hasill bahwa ketika aquades
ditambahkan pada asam askorbat terbentuk laruton bening.
Hal ini menunjukkan bahwa asam askorbat larut dalam
aquades sehingga Percobaan ini telah sesuai teori.
24
Dalam H2SO4 Pekat
• H2SO4 merupakan suatu pelarut polar. Sehingga menurut
teori like dissolved like, senyawa polar dapat larut dalam
senyawa polar dan tidak dapat larut dalam senyawa non
polar. Asam askorbat dapat larut dalam H2SO4 pekat.
• Dari percobaan diperoleh hasil bahwa ketika H2SO4 pekat
ditambahkan pada asam askorbat terbentuk larutan
berwarna kuning. Hal ini menunjukkan bahwa asam
askorbat larut dalam H2SO4 pekat. Sehingga percobaan
telah sesuai teori.
25
Dalam NaOH
• NaOH merupakan pelarut polar. Sehingga
berdasarkan teori “Like Dissolved Like”, senyawa polar
akan larut dalam senyawa polar dan tidak dapat larut
dalam senyawa nonpolar. Asam askorbat larut dalam
NaOH.
• Dalam percobaan diperoleh hasil bahwa ketika NaOH
ditambahkan pada asam askorbat terbentuk larutan
bening kuning. Hal ini menunjukkan bahwa asam
askorbat larut dalam NaOH, sehingga percobaan
sudah sesuai teori.
26
Dalam HCl Encer
• HCL encer merupakan pelarut polar sehingga menurut
teori “Like Dissolved Like” senyawa polar akan larut
dalam senyawa polar dan tidak akan larut dalam
senyawa non polar. Asam askorbat larut dalam HCL
encer.
• Dari percobaan diperoleh hasil bahwa ketika HCL
encer ditambahkan pada asam askorbat terbentuk
larutan bening. Hal ini menunjukkan bahwa asam
askorbat larut dalam HCL encer. Sehingga percobaan
sudah sesuai teori.
Kelautan Metanol
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui
kelarutan metanol dalam beberapa pelarut
berdasarkan sifat kepolarannya. Berdasarkan
teori, metanol bersifat semipolar.
27
28
Dalam Eter
• Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan
kelarutan metanol dalam eter.
• Eter merupakan pelarut non polar. Sehingga dalam
teori “Like Dissolved Like” pelarut non polar akan larut
dalam pelarut non polar. Metanol merupakan senyawa
semi polar. Berdasarkan teori, metanol tidak dapat
larut dalam eter.
• Dari percobaan diperoleh hasil bahwa ketika eter
ditambahkan ke dalam metanol, terbentuk dua lapisan
larutan. Hal ini menunjukkan bahwa metanol tidak larut
dalam eter sehingga percobaan sudah sesuai teori.
29
Dalam Aquades
• Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan
kelarutan metanol dalam akuades.
• Aquades merupakan pelarut polar sehingga
berdasarkan teori “Like Dissolved Like” senyawa polar
dapat larut dalam senyawa polar. Metanol merupakan
senyawa semi polar. Berdasarkan teori, metanol dapat
larut dalam aquades.
• Dari percobaan diperoleh hasil larutan bening. Hal ini
menunjukkan bahwa metanol larut dalam akuades.
Sehingga percobaan telah sesuai teori.
30
Dalam H2SO4 pekat
• Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan
kelarutan metanol dalam H2SO4 pekat.
• H2SO4 merupakan pelarut polar. Sehingga
berdasarkan teori“Like Dissolved Like” senyawa polar
akan larut dalam senyawa polar. Metanol merupakan
senyawa semi polar. Berdasarkan teori, metanol larut
dalam H2SO4 pekat.
• Dari percobaan diperoleh hasil larutan bening. Hal ini
menunjukkan bahwa metanol dapat larut dalam H2SO4
pekat. Sehingga percobaan telah sesuai teori.
31
Dalam NaOH
• Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan
kelarutan metanol dalam NaOH.
• NaOH merupakan pelarut polar, sehingga berdasarkan
teori like dissolve like, pelarut polar akan larut dalam
senyawa polar. Metanol merupakan senyawa
semipolar. Berdasarkan teori, metanol larut dalam
NaOH.
• Dari percobaan, diperoleh hasil larutan bening. Hal ini
menunjukkan metanol larut dalam NaOH, sehingga
percobaan telah sesuai teori.
32
Dalam HCl encer
• Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan
kelarutan metanol dalam HCl encer. HCl encer
merupakan pelarut polar, sehingga berdasarkan teori
like dissolve like senyawa polar akan larut dalam
senyawa polar. Metanol merupakan senyawa
semipolar. Berdasarkan teori, metanol larut dalam HCl
encer.
• Dari percobaan, diperoleh hasil larutan bening. Hal ini
menunjukkan metanol larut dalam HCl encer, sehingga
percobaan telah sesuai teori.
Kelautan Petroleum
Benzena
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui
kelarutan petroleum benzena dalam beberapa
pelarut berdasarkan sifat kepolarannya.
Berdasarkan teori, petroleum benzena
merupakan senyawa non polar.33
34
Dalam Eter
• Tujuan percobaan ini adalah menentukan kelarutan
petroleum benzena dalam eter.
• Eter merupakan pelarut non polar, sehingga
berdasarkan teori like dissolve like, pelarut non polar
akan larut dalam pelarut non polar. Berdasarkan teori,
petroleum benzena larut dalam eter.
• Dari percobaan, diperoleh hasil larutan bening. Hal ini
menunjukkan bahwa petroleum benzena larut dalam
eter, sehingga percobaan sesuai teori.
35
Dalam Aquades
• Tujuan percobaan ini adalah menentukan kelarutan
petroleum benzena dalam aquades.
• Aquades merupakan pelarut polar, sehingga
berdasarkan teori like dissolve like, senyawa polar
akan larut dalam pelarut polar. Petroleum benzena
merupakan senyawa non polar, sehingga berdasarkan
teori petroleum benzena tidak larut dalam akuades.
• Dari percobaan, diperoleh hasil terbentuk 2 lapisan
larutan bening. Hal ini menunjukkan bahwa petroleum
benzena tidak larut dalam akuades, sehingga
percobaan telah sesuai teori.
36
Dalam H2SO4 pekat.
• Tujuan percobaan ini adalah menentukan kelarutan petroleum
benzena dalam H2SO4 pekat.
• H2SO4 merupakan pelarut polar, sehingga berdasarkan teori like
dissolve like senyawa polar dapat larut dalam pelarut polar.
Petroleum benzena merupakan senyawa non polar, sehingga
menurut teori petroleum benzena tidak larut dalam H2SO4 pekat.
• Dari percobaan, diperoleh hasil bahwa terbentuk dua lapisan
larutan dengan lapisan atas keruh dan lapisan bawah bening. Hal
ini menunjukkan bahwa petroleum benzena tidak larut dalam
H2SO4 pekat, sehingga percobaan sudah sesuai dengan teori.
37
Dalam NaOH
• Tujuan percobaan ini adalah menetukan kelarutan
petroleum benzena dalam NaOH.
• NaOH merupakan pelarut polar, sehingga menurut
teori like dissolved like, pelarut polar dapat larut dalam
pelarut polar. Petroleum benzene merupakan senyawa
nonpolar. Menurut teori, petroleum benzena tidak
dapat larut dalam NaOH.
• Dari percobaan diperoleh hasil bahwa terbentuk 2
lapis larutan. Hal ini menunjukkan bahwa petroleum
benzena tidak larut dalam NaOH, sehingga percobaan
sudah sesuai teori.
38
Dalam HCl Encer
• Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan
kelarutan petroleum benzena dalam HCl encer.
• HCL encer merupakan pelarut polar, sehingga
menurut teori like dissolved like, pelarut polar dapat
larut dalam pelarut polar. Petroleum benzena
merupakan pelarut nonpolar. Menurut teori, petroleum
benzena tidak dapat larut dalam HCl encer.
• Dari percobaan, diperoleh hasil bahwa terbentuk 2
lapis larutan. Hal ini menunjukkan bahwa petroleum
benzena tidak larut dalam HCl encer, sehingga
percobaan sudah sesuai teori.
Fungsi penambahan zat, yaitu:
a. Asam akorbat, metanol, petroleum benzene
sebagai zat/senyawa organik terlarut
b. Aquades, eter, H2SO4 pekat, HCl encer, NaOH
sebagai zat pelarut.
39
KESIMPULAN
40
Kesimpulan
41
1. Kelarutan adalah jumlah maksimum zat yang dapat terlarut
pada sejumlah pelarut tertentu.
2. Faktor yang mempengaruhi kelarutan
a. Suhu e. Katalis
b. Ukuran zat terlarut f. Penambahan ion senama
c. Tekanan g. pH
d. Konsentrasi h. Efek senyawa kompleks
Kesimpulan
42
Kesimpulan
43
4. Urutan kepolaran menurutTeori dan percobaan
Pelarut
aquades > H2SO4 pekat > NaOH > HCl encer >
eter
Zat terlarut
asam askorbat > metanol > petroleum benzene
Thanks!
Any questions?
44

Contenu connexe

Tendances

Rekristalisasi
RekristalisasiRekristalisasi
Rekristalisasi
Tillapia
 
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HClLaporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
yassintaeka
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapan
wd_amaliah
 
Alkohol dan fenol
Alkohol dan fenolAlkohol dan fenol
Alkohol dan fenol
XINYOUWANZ
 
laporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basalaporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basa
wd_amaliah
 
laporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokslaporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redoks
wd_amaliah
 

Tendances (20)

Rekristalisasi
RekristalisasiRekristalisasi
Rekristalisasi
 
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatidentifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
 
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HClLaporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
 
Mikromeritik
Mikromeritik Mikromeritik
Mikromeritik
 
Uji molisch
Uji molischUji molisch
Uji molisch
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
 
Titrasi redoks
Titrasi redoksTitrasi redoks
Titrasi redoks
 
Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)
Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)
Laporan praktikum - pengenalan gugus fungsi (lanjutan)
 
Larutan dan Kelarutan
Larutan dan KelarutanLarutan dan Kelarutan
Larutan dan Kelarutan
 
Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapan
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid keton
 
Alkohol dan fenol
Alkohol dan fenolAlkohol dan fenol
Alkohol dan fenol
 
laporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basalaporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basa
 
Berat Jenis dan Rapat Jenis
Berat Jenis dan Rapat JenisBerat Jenis dan Rapat Jenis
Berat Jenis dan Rapat Jenis
 
236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-i236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-i
 
Lipid
LipidLipid
Lipid
 
Konformasi isomer
Konformasi isomerKonformasi isomer
Konformasi isomer
 
laporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokslaporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redoks
 

Similaire à Kimia Organik Kelarutan Senyawa Berdasar Keporalannya

30435971 farmasi-fisika-kelarutan
30435971 farmasi-fisika-kelarutan30435971 farmasi-fisika-kelarutan
30435971 farmasi-fisika-kelarutan
Yaumil Fajri
 
10 gravimetri-130204191037-phpapp02
10 gravimetri-130204191037-phpapp0210 gravimetri-130204191037-phpapp02
10 gravimetri-130204191037-phpapp02
Indriati Dewi
 

Similaire à Kimia Organik Kelarutan Senyawa Berdasar Keporalannya (20)

3. LARUTANDAN SIFATKOLIGATIF LARUTAN.pptx
3. LARUTANDAN  SIFATKOLIGATIF  LARUTAN.pptx3. LARUTANDAN  SIFATKOLIGATIF  LARUTAN.pptx
3. LARUTANDAN SIFATKOLIGATIF LARUTAN.pptx
 
Kd meeting 4 (konsep larutan dan koloid)
Kd meeting 4 (konsep larutan dan koloid)Kd meeting 4 (konsep larutan dan koloid)
Kd meeting 4 (konsep larutan dan koloid)
 
Makalah titrasi asam basa
Makalah titrasi asam basaMakalah titrasi asam basa
Makalah titrasi asam basa
 
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
 
Alkalimetri
AlkalimetriAlkalimetri
Alkalimetri
 
BAB VI LARUTAN rev.docx
BAB VI LARUTAN rev.docxBAB VI LARUTAN rev.docx
BAB VI LARUTAN rev.docx
 
30435971 farmasi-fisika-kelarutan
30435971 farmasi-fisika-kelarutan30435971 farmasi-fisika-kelarutan
30435971 farmasi-fisika-kelarutan
 
Temu 3. Larutan.ppt
Temu 3. Larutan.pptTemu 3. Larutan.ppt
Temu 3. Larutan.ppt
 
4 fungsi-suhu
4 fungsi-suhu4 fungsi-suhu
4 fungsi-suhu
 
Makalah kimia teknik
Makalah kimia teknikMakalah kimia teknik
Makalah kimia teknik
 
Farmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutanFarmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutan
 
Titrasi asam basa 2
Titrasi asam basa 2Titrasi asam basa 2
Titrasi asam basa 2
 
Laporan Praktikum Titrasi Asam Basa
Laporan Praktikum Titrasi Asam Basa Laporan Praktikum Titrasi Asam Basa
Laporan Praktikum Titrasi Asam Basa
 
Titrasi asam basa
Titrasi asam basa Titrasi asam basa
Titrasi asam basa
 
Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2
Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2
Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2
 
PPT UNTUK PERSENTASI KIMIA TENTANG LARUTAN
PPT UNTUK PERSENTASI KIMIA TENTANG LARUTANPPT UNTUK PERSENTASI KIMIA TENTANG LARUTAN
PPT UNTUK PERSENTASI KIMIA TENTANG LARUTAN
 
10 gravimetri-130204191037-phpapp02
10 gravimetri-130204191037-phpapp0210 gravimetri-130204191037-phpapp02
10 gravimetri-130204191037-phpapp02
 
10 gravimetri
10 gravimetri10 gravimetri
10 gravimetri
 
Laporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriLaporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum Asidimetri
 
Herawati laporan praktikum titrasi
Herawati laporan praktikum titrasiHerawati laporan praktikum titrasi
Herawati laporan praktikum titrasi
 

Dernier

Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
MemenAzmi1
 

Dernier (12)

Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankRuang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
 
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdfSoal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
 
tranformasi energi atau perubahan energi
tranformasi energi atau perubahan energitranformasi energi atau perubahan energi
tranformasi energi atau perubahan energi
 
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis dataUji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
 
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxMateri Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
 

Kimia Organik Kelarutan Senyawa Berdasar Keporalannya

  • 2. JUDUL Penentuan Sifat Kelarutan TUJUAN Menentukan Kelarutan dari Unsur-Unsur dalam Senyawa Organik 2
  • 5. ◉ Kelarutan adalah kadar jenuh solut dalam sejumlah solven pada suhu tertentu yang menunjukkan bahwa interaksi spontan satu atau lebih solut atau solven telah terjadi dan membentuk dispersi molekul yang homogen. ◉ Kelarutan suatu zat dalam solven tertentu digambarkan sebagai like dissolved like dimana senyawa polar akan larut dalam senyawa polar dan senyawa non polar akan larut dalam senyawa non polar. 5
  • 6. Suatu molekul bersifat polar, jika molekul di atom yang berbeda jenis membentuk kutub (dipol), karena perbedaan keelektronegatifan antara kedua atom dan molekul poliatom yang mempunyai bentuk atom yang tidak simetris sehingga pusat muatan positif tidak berhimpit dengan pusat muatan yang negatif (Ansel, 1989).6
  • 7. Kelarutan zat terlarut ke dalam pelarut didasarkan atas polaritas antara solut dan solven yang dinyatakan dengan tetapan dielektrik atau momen dipol, ikatan hidrogen, ikatan van der waals atau ikatan elektrostatik lainnya. 7
  • 8. Dalam percobaan ini : (Fessenden, 1989) ◉ Senyawa polar (zat terlarut) : asam askorbat, metanol (semi polar) ◉ Senyawa non polar (zat terlarut) : petroleum benzena ◉ Senyawa polar (zat pelarut) : H2O, NaOH, HCl encer, H2SO4 pekat ◉ Senyawa non polar (zat pelarut) : eter8
  • 9. Urutan kepolaran pelarut, yaitu H2O > H2SO4 pekat > NaOH > HCl encer > eter Urutan kepolaran zat terlarut, yaitu asam askorbat > metanol > petroleum benzena
  • 10. 10 Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kelarutan suatu zat antara lain : (Samboedi, 1974) • Polaritas : semakin tinggi larutan, maka semakin mudah larut. • Kosolven : terbatas dua pelarut. Misalnya alkohol, gliseril, propilen glikol. • Suhu : semakin besar suhu, maka kelarutan juga semakin meningkat.
  • 11. 11 • Salting out atau salting in : kelarutan mempengaruhi sediaan. • Pembentukan kompleks : senyawa yang tidak larut berinteraksi dengan bahan yang larut untuk membentuk kompleks larutan. • Ukuran partikel : hanya bila ukuran partikel submikro kurang lebih 10 %.
  • 12. 12 • Bentuk dan ukuran molekul. • Tekanan, konsentrasi, katalis, pH • Penambahan ion sejenis dan efek senyawa kompleks. • Sifat zat pelarut dan terlarut.
  • 13. ” Pelarut yang bersifat semipolar dapat menginduksi suatu derajat polaritas tertentu dalam molekul pelarut non polar sehingga menjadi dapat dipolarisasikan. Senyawa semi polar dapat bertindak sebagai pelarut perantara yang dapat menyebabkan bercampurnya larutan polar dan non polar. 13
  • 14. Karakteristik pelarut yang baik, yaitu : ◉ Pelarut harus tidak reaktif terhadap kondisi reaksi. ◉ Pelarut harus dapat melarutkan reaktan dan reagen. ◉ Pelarut harus mudah dihilangkan pada saat akhir reaksi. ◉ Memiliki titik didih yang rendah. ◉ Melarut sedikit impurities. ◉ Mempunyai daya melarut yang tinggi. ◉ Titik larutnya harus sesuai dengan zat yang dilarutkan.14
  • 15. ◉ Suatu senyawa kimia polar yang dikenal dengan vitamin C yang terbentuk dari bubuk kristal kuning keputihan yang dapat larut dalam air dan memiliki sifat antioksidan. Adapun struktur asam askorbat adalah sebagai berikut : Asam Askorbat 15 O OH OH O OH OH H
  • 16. ◉ Suatu senyawa semi polar yang merupakan zat cair bning, mudah menguap, berbau seperti alkohol dan tergolong zat beracun. Adapun struktur metanol adalah sebagai berikut : Metanol (CH3OH) 16 C OH H H H
  • 17. ◉ Suatu Senyawa non polar yang merupakan zat cair berwarna bening, mudah menguap, bersifat racun, banyak digunakan sebagai pelarut, tidak reaktif dan mudah terbakar. Petroleum Benzena 17
  • 18. Jenis- jenis kelaiutan, yaitu : ◉ Larutan jenuh, larutan yang mengandung jumlah maksimum zat terlarut di dalam pelarut pada suhu tertentu ◉ Larutan tak jenuh, larutan yang mengendung zat terlarut lebih sedikit dibandingkan kemampuan untuk melarutkan. Terjadi sebelum titik jenuh tercapai ◉ Larutan lewat jenuh, larutan yang mengandung lebih banyak zat terlaut dibandingkann yang terdapat dalam larutan jenuh. 18
  • 20. Kelautan Asam Askorbat Percobaan ini bertujuan untuk menentukan kelarutan asam askorbat dalam beberapa pelarut berdasarkan sifat kepolarannya. Asam askorbat merupakan senyawa polar, sehingga larut dalam senyawa polar.20
  • 21. 21 Dalam eter • Eter merupakan nama segolongan senyawa organik yang mengndung unsur C, H, O dengan rumus umum R-O-R. Bila rumus umum dikaitkon dengan rumus air, maka eter dianggap turunan dialkil dari senyawa air. • Eter adalah senyawa turunan alkana dan merupakan senyawa non polar, sehingga menurut teori like dissolved like, senyawa non polar dapat larut dalam senyawa non polar dan tidak dapat larut Senyawa polar. Asam askorbat tidak larut dalam eter. • Dari Percobaan, diperoleh bahwa eter ditambahkan pada asam askorbat terbentuk 2 lapisan (larutan bening). Hal ini menunjukkan bahwa asam askorbat tidak larut dalam eter, karena 2 lapis larutan tersebut tidak tercampur, sehingga percobaan sesuai dengan teori.
  • 22. 22 Dalam Eter • Eter merupakan nama segolongan senyawa organik yang mengndung unsur C, H, O dengan rumus umum R-O-R. Bila rumus umum dikaitkon dengan rumus air, maka eter dianggap turunan dialkil dari senyawa air. • Eter adalah senyawa turunan alkana dan merupakan senyawa non polar, sehingga menurut teori like dissolved like, senyawa non polar dapat larut dalam senyawa non polar dan tidak dapat larut Senyawa polar. Asam askorbat tidak larut dalam eter. • Dari Percobaan, diperoleh bahwa eter ditambahkan pada asam askorbat terbentuk 2 lapisan (larutan bening). Hal ini menunjukkan bahwa asam askorbat tidak larut dalam eter, karena 2 lapis larutan tersebut tidak tercampur, sehingga percobaan sesuai dengan teori.
  • 23. 23 Dalam Aquades • Aquades merupakan suatu pelarut yang bersifat Polar, sehingga menurut teori like dissolved like, senyawa polar akan larut dalam senyawa polar dan tidak dapat larut dalam senyawa non- polar. Asam askorbat dapat larut dalam air. • Dari percobaan diperolen hasill bahwa ketika aquades ditambahkan pada asam askorbat terbentuk laruton bening. Hal ini menunjukkan bahwa asam askorbat larut dalam aquades sehingga Percobaan ini telah sesuai teori.
  • 24. 24 Dalam H2SO4 Pekat • H2SO4 merupakan suatu pelarut polar. Sehingga menurut teori like dissolved like, senyawa polar dapat larut dalam senyawa polar dan tidak dapat larut dalam senyawa non polar. Asam askorbat dapat larut dalam H2SO4 pekat. • Dari percobaan diperoleh hasil bahwa ketika H2SO4 pekat ditambahkan pada asam askorbat terbentuk larutan berwarna kuning. Hal ini menunjukkan bahwa asam askorbat larut dalam H2SO4 pekat. Sehingga percobaan telah sesuai teori.
  • 25. 25 Dalam NaOH • NaOH merupakan pelarut polar. Sehingga berdasarkan teori “Like Dissolved Like”, senyawa polar akan larut dalam senyawa polar dan tidak dapat larut dalam senyawa nonpolar. Asam askorbat larut dalam NaOH. • Dalam percobaan diperoleh hasil bahwa ketika NaOH ditambahkan pada asam askorbat terbentuk larutan bening kuning. Hal ini menunjukkan bahwa asam askorbat larut dalam NaOH, sehingga percobaan sudah sesuai teori.
  • 26. 26 Dalam HCl Encer • HCL encer merupakan pelarut polar sehingga menurut teori “Like Dissolved Like” senyawa polar akan larut dalam senyawa polar dan tidak akan larut dalam senyawa non polar. Asam askorbat larut dalam HCL encer. • Dari percobaan diperoleh hasil bahwa ketika HCL encer ditambahkan pada asam askorbat terbentuk larutan bening. Hal ini menunjukkan bahwa asam askorbat larut dalam HCL encer. Sehingga percobaan sudah sesuai teori.
  • 27. Kelautan Metanol Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui kelarutan metanol dalam beberapa pelarut berdasarkan sifat kepolarannya. Berdasarkan teori, metanol bersifat semipolar. 27
  • 28. 28 Dalam Eter • Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan kelarutan metanol dalam eter. • Eter merupakan pelarut non polar. Sehingga dalam teori “Like Dissolved Like” pelarut non polar akan larut dalam pelarut non polar. Metanol merupakan senyawa semi polar. Berdasarkan teori, metanol tidak dapat larut dalam eter. • Dari percobaan diperoleh hasil bahwa ketika eter ditambahkan ke dalam metanol, terbentuk dua lapisan larutan. Hal ini menunjukkan bahwa metanol tidak larut dalam eter sehingga percobaan sudah sesuai teori.
  • 29. 29 Dalam Aquades • Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan kelarutan metanol dalam akuades. • Aquades merupakan pelarut polar sehingga berdasarkan teori “Like Dissolved Like” senyawa polar dapat larut dalam senyawa polar. Metanol merupakan senyawa semi polar. Berdasarkan teori, metanol dapat larut dalam aquades. • Dari percobaan diperoleh hasil larutan bening. Hal ini menunjukkan bahwa metanol larut dalam akuades. Sehingga percobaan telah sesuai teori.
  • 30. 30 Dalam H2SO4 pekat • Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan kelarutan metanol dalam H2SO4 pekat. • H2SO4 merupakan pelarut polar. Sehingga berdasarkan teori“Like Dissolved Like” senyawa polar akan larut dalam senyawa polar. Metanol merupakan senyawa semi polar. Berdasarkan teori, metanol larut dalam H2SO4 pekat. • Dari percobaan diperoleh hasil larutan bening. Hal ini menunjukkan bahwa metanol dapat larut dalam H2SO4 pekat. Sehingga percobaan telah sesuai teori.
  • 31. 31 Dalam NaOH • Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan kelarutan metanol dalam NaOH. • NaOH merupakan pelarut polar, sehingga berdasarkan teori like dissolve like, pelarut polar akan larut dalam senyawa polar. Metanol merupakan senyawa semipolar. Berdasarkan teori, metanol larut dalam NaOH. • Dari percobaan, diperoleh hasil larutan bening. Hal ini menunjukkan metanol larut dalam NaOH, sehingga percobaan telah sesuai teori.
  • 32. 32 Dalam HCl encer • Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan kelarutan metanol dalam HCl encer. HCl encer merupakan pelarut polar, sehingga berdasarkan teori like dissolve like senyawa polar akan larut dalam senyawa polar. Metanol merupakan senyawa semipolar. Berdasarkan teori, metanol larut dalam HCl encer. • Dari percobaan, diperoleh hasil larutan bening. Hal ini menunjukkan metanol larut dalam HCl encer, sehingga percobaan telah sesuai teori.
  • 33. Kelautan Petroleum Benzena Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui kelarutan petroleum benzena dalam beberapa pelarut berdasarkan sifat kepolarannya. Berdasarkan teori, petroleum benzena merupakan senyawa non polar.33
  • 34. 34 Dalam Eter • Tujuan percobaan ini adalah menentukan kelarutan petroleum benzena dalam eter. • Eter merupakan pelarut non polar, sehingga berdasarkan teori like dissolve like, pelarut non polar akan larut dalam pelarut non polar. Berdasarkan teori, petroleum benzena larut dalam eter. • Dari percobaan, diperoleh hasil larutan bening. Hal ini menunjukkan bahwa petroleum benzena larut dalam eter, sehingga percobaan sesuai teori.
  • 35. 35 Dalam Aquades • Tujuan percobaan ini adalah menentukan kelarutan petroleum benzena dalam aquades. • Aquades merupakan pelarut polar, sehingga berdasarkan teori like dissolve like, senyawa polar akan larut dalam pelarut polar. Petroleum benzena merupakan senyawa non polar, sehingga berdasarkan teori petroleum benzena tidak larut dalam akuades. • Dari percobaan, diperoleh hasil terbentuk 2 lapisan larutan bening. Hal ini menunjukkan bahwa petroleum benzena tidak larut dalam akuades, sehingga percobaan telah sesuai teori.
  • 36. 36 Dalam H2SO4 pekat. • Tujuan percobaan ini adalah menentukan kelarutan petroleum benzena dalam H2SO4 pekat. • H2SO4 merupakan pelarut polar, sehingga berdasarkan teori like dissolve like senyawa polar dapat larut dalam pelarut polar. Petroleum benzena merupakan senyawa non polar, sehingga menurut teori petroleum benzena tidak larut dalam H2SO4 pekat. • Dari percobaan, diperoleh hasil bahwa terbentuk dua lapisan larutan dengan lapisan atas keruh dan lapisan bawah bening. Hal ini menunjukkan bahwa petroleum benzena tidak larut dalam H2SO4 pekat, sehingga percobaan sudah sesuai dengan teori.
  • 37. 37 Dalam NaOH • Tujuan percobaan ini adalah menetukan kelarutan petroleum benzena dalam NaOH. • NaOH merupakan pelarut polar, sehingga menurut teori like dissolved like, pelarut polar dapat larut dalam pelarut polar. Petroleum benzene merupakan senyawa nonpolar. Menurut teori, petroleum benzena tidak dapat larut dalam NaOH. • Dari percobaan diperoleh hasil bahwa terbentuk 2 lapis larutan. Hal ini menunjukkan bahwa petroleum benzena tidak larut dalam NaOH, sehingga percobaan sudah sesuai teori.
  • 38. 38 Dalam HCl Encer • Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan kelarutan petroleum benzena dalam HCl encer. • HCL encer merupakan pelarut polar, sehingga menurut teori like dissolved like, pelarut polar dapat larut dalam pelarut polar. Petroleum benzena merupakan pelarut nonpolar. Menurut teori, petroleum benzena tidak dapat larut dalam HCl encer. • Dari percobaan, diperoleh hasil bahwa terbentuk 2 lapis larutan. Hal ini menunjukkan bahwa petroleum benzena tidak larut dalam HCl encer, sehingga percobaan sudah sesuai teori.
  • 39. Fungsi penambahan zat, yaitu: a. Asam akorbat, metanol, petroleum benzene sebagai zat/senyawa organik terlarut b. Aquades, eter, H2SO4 pekat, HCl encer, NaOH sebagai zat pelarut. 39
  • 41. Kesimpulan 41 1. Kelarutan adalah jumlah maksimum zat yang dapat terlarut pada sejumlah pelarut tertentu. 2. Faktor yang mempengaruhi kelarutan a. Suhu e. Katalis b. Ukuran zat terlarut f. Penambahan ion senama c. Tekanan g. pH d. Konsentrasi h. Efek senyawa kompleks
  • 43. Kesimpulan 43 4. Urutan kepolaran menurutTeori dan percobaan Pelarut aquades > H2SO4 pekat > NaOH > HCl encer > eter Zat terlarut asam askorbat > metanol > petroleum benzene