SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  20
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM
MENCERITAKAN KEGEMARAN MELALUI PERCAKAPAN PADA
          SISWA SDN BALEREJO 02 MADIUN




                  PROPOSAL




                   Disusun Oleh:

                  ENDARWATI

                   7B/09.141.067




  PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

           FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

                IKIP PGRI MADIUN

                       2012
KATA PENGANTAR


     Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, hanya dengan limpahan
rahmat dan hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan proposal yang
berjudul “Meningkatkan Kemampuan Berbicara dalam Menceritakan Kegemaran
melalui Percakapan pada Siswa SDN Balerejo 02 Madiun dengan baik.

     Proposal ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Penelitian
Tindakan Kelas. Dengan selesainya proposal ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Drs. Edy Siswanto, M.Pd. selaku dosen mata kuliah
Penelitian Tindakan Kelas yang memberikan dorongan sehingga cepat
terselesaikan proposal ini. Begitu juga kepada teman- teman yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan proposal ini.

       Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan proposal ini.
Namun, harapan besar semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi Penulis pada
khususnya dan pembaca pada umumnya.
.



                                                  Madiun, Desember 2012



                                                      Penulis




                                       i
BAB I

                                 PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Penelitian
         Dunia pendidikan pada saat         ini   memerlukan adanya      reformasi
berkelanjutan dalam merencanakan dan menyelenggarakan pendidikan di masa
depan. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang bersifat evolutif,
antisipatif dan terus menerus sejalan dengan perubahan dan tantangan yang
dihadapi dari waktu ke waktu dan tetap berpijak pada dasar pendidikan nasional.
Untuk melaksanakan reformasi ini hal pertama dan utama yang harus dilakukan
adalah penyegaran wawasan bagi para perencana, pelaksana dan pengelola
pendidikan. Selain itu situasi pembelajaran yang dapat membuat anak tertarik dan
senang pada pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan. Menurut sebagian
besar siswa, pembelajaran bahasa Indonesia sangat disepelekan karena bahasa
Indonesia selalu berhubungan dengan kegiatan sehari-hari dan dalam proses
pembelajaran sering menggunakan bahasa Indonesia.
         Kegiatan belajar mengajar di sekolah dasar keterampilan berbicara
merupakan salah satu bagian dari keterampilan berbahasa yang harus diajarkan
kepada siswa dan diharapkan harus dikuasai oleh siswa. Keterampilan berbicara
diperlukan untuk menyampaikan informasi kepada siapa saja dengan baik.
Kegiatan berbicara bisa dilakukan secara perorangan, berpasangan, atau
berkelompok (St.Y.Slamet, 2007:31). Salah satu bentuk dari keterampilan
berbicara tersebut adalah keterampilan berbicara dalam menceritakan kegemaran
siswa.
         Menurut   St.Y.Slamet    (2007:35),      Keterampilan   berbicara   dalam
menceritakan kegemaran memiliki beberapa manfaat bagi siswa yaitu untuk
mengkomunikasikan ide, perasaan , dan kemauan. Selain itu berbicara dapat juga
dimanfaatkan untuk lebih menambah pengetahuan dan cakrawala pengalaman.
Bila anak bertanya: apa, siapa, mengapa, bagaimana, di mana, berapa, dan
sebagainya maka dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut anak mengamati,



                                        1
2




memahami dan mencari lingkungannya. Berpijak pada hal tersebut, maka
dibutuhkan solusi untuk mengatasi permasalahan dalam pelajaran Bahasa
Indonesia pada siswa kelas IV di SDN Balerejo 02 Madiun. Untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam berbicara mengenai kegemarannya, dilakukan dengan
memberikan contoh teks bacaan 50 – 100 kata. Kita harus melibatkan siswa
secara aktif, dan mengarahkan pada siswa dalam menceritakan kegemarannya dan
berani mengutarakan pendapat dengan baik dan benar.
       Berdasarkan latar belakang di atas, maka dianggap perlu penelitian ini
menggunakan percakapan untuk meningkatkan kemampuan berbicara dalam
menceritakan kegemaran siswa. Oleh sebab itu, penelitian ini akan mengkaji
tentang “Meningkatkan Kemampuan Berbicara dalam Menceritakan Kegemaran
melalui Percakapan pada Siswa Kelas IV SDN Balerejo 02 Madiun”.


B. Rumusan Masalah
       Berdasarkan latar belakang, masalah yang dapat dirumuskan adalah:
Bagaimanakah percakapan dapat meningkatkan kemampuan berbicara dalam
menceritakan kegemaran pada siswa kelas IV SDN Balerejo 02 Madiun?


C. Tujuan Penelitian
       Sesuai dengan masalah yang dirumuskan, tujuan penelitian ini adalah:
Dapat meningkatkan kemampuan berbicara dalam menceritakan kegemaran
melalui percakapan pada siswa kelas IV SDN Balerejo 02 Madiun.


D. Hipotesis
       Berdasarkan rumusan dan tujuan penelitian yang telah dirumuskan,
hipotesis tindakan penelitian ini adalah: Melalui percakapan dapat meningkatkan
kemampuan berbicara dalam menceritakan kegemaran pada siswa kelas IV SDN
Balerejo 02 Madiun.
3




E. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini dapat memberikan beberapa manfaat yaitu:
   1. Bagi siswa
       Siswa mampu berbicara dengan baik dan benar.
   2. Bagi guru
       penelitian ini dimungkinkan dapat terus diterapkan kepada para siswa
       supaya berani menceritakan kegemaran dan mengutarakan pendapatnya.
   3. Bagi peneliti lain
       penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan untuk melakukan
       penelitian sejenis.
BAB II
                                 KAJIAN PUSTAKA


    A. Hakikat Berbicara
        Menurut Mulgrave dalam Henry Guntur Tarigan (2008: 16), berbicara
merupakan instrumen yang mengungkapkan kepada penyimak hampir-hampir
secara langsung apakah sang pembicara memahami atau tidak, baik bahan
pembicaraannya maupun para penyimaknya; apakah dia bersikap tenang serta
dapat menyesuaikan diri atau tidak, pada saat dia mengkomunkasikan gagasan-
gagasannya; dan apakah dia waspada serta antusias atau tidak. Selain itu,
berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan
anak, yang hanya didahului oleh keterampilan menyimak, dan pada masa
tersebutlah kemampuan berbicara atau berujar dipelajari (Henry Guntur Tarigan,
2008: 3)
        Menurut Djago Tarigan dalam St.Y.Slamet (2007: 33), berbicara adalah
keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan. Kaitan antara bahasa
lisan dan pesan sangat erat. Pesan yang diterima pendengar tidaklah dalam wujud
asli, tetapi dalam bentuk lain yaitu bunyi bahasa. Bunyi bahasa yang didengar
oleh pendengar tersebut kemudian diubah menjadi bentuk semula yaitu pesan.
Senada dengan pendapat tersebut, H.G Tarigan dalam St.Y.Slamet (2007: 33),
mengemukakan bahwa berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi
artikulasi    atau   kata-kata    untuk    mengekspresikan,     menyatakan,     serta
menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Jadi berbicara lebih dari sekedar
pengucapan      bunyi-bunyi      atau   kata-kata   tetapi   sebagai   saran   untuk
mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan-kebutuhan pendengar atau penyimak.
        Konsep dasar berbicara sebagai sarana berkomunikasi mencakup sembilan
hal (Logan et al dalam St.Y.Slamet, 2007: 33) yaitu:
        1. Berbicara dan menyimak adalah dua kegiatan resiprokal.
             Berbicara dan menyimak saling melengkapi dan berpadu menjadi
             komunikasi lisan, seperti berdiskusi, tanya jawab dan wawancara.


                                           4
5




      2. Berbicara adalah proses individu berkomunikasi
         Berbicara adalah salah satu alat komunikasi penting untuk dapat
         menyatakan diri sebagai anggota masyarakat.
      3. Berbicara adalah ekspresi kreatif
         Berbicara merupakan ekspresi diri, jika memiliki pengetahuan dan
         pengalaman       yang   kaya   maka   dengan    mudah   menguraiakan
         pengetahuan dan pengalamannya.
      4. Berbicara adalah tingkah laku
         Merupakan tingkah laku yang harus dipelajari dahulu kemudian baru
         bisa dikuasai.
      5. Berbicara adalah tingkah laku yang dipelajari
         Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang mekanistis.
         Semakin banyak berlatih maka semakin terampil seseorang dalam
         berbicara.
      6. Berbicara dipengaruhi kekayaan pengalaman
         Semakin banyak pengalaman dan pengetahuan maka seseorang
         semakin terdorong untuk berbicara.
      7. Berbicara adalah sarana memperlancar cakrawala
         Berbicara digunakan untuk memperoleh memperoleh pengetahuan,
         mengadaptasi, mempelajari, dan mengontrol lingkungan.
      8. Kemampuan linguistik dan lingkungan berkaitan erat
         Faktor linguistik yang berkaitan dengan struktur bahasa selalu
         berperan dalam kegiatan berbicara yang terjadi di lingkungan
         masyarakat.
      9. Berbicara adalah pancaran pribadi.
         Berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar
         (audible) dan yang kelihatan (visible). Selain itu gaya berbicara
         seseorang memancarkan kepribadian seseorang tersebut.
      Dari sembilan hal diatas perlu diperhatikan agar keefektifan berbicara
dapat terwujud. Berbicara efektif merupakan sarana penyampaian ide kepada
6




orang atau khalayak secara lisan dengan cara yang mudah dicerna dan dimengerti
oleh pendengarnya (Hudoro Sameto, 2004: 3).
   B. Tujuan dan Jenis-jenis Berbicara
       1. Tujuan Berbicara
           Menurut St.Y.Slamet (2007: 36) tujuan utama berbicara adalah untuk
      berkomunikasi. Sedangkan menurut Ochs dan Winkler dalam Henry
      Guntur Tarigan (2008: 16-17), apakah sebagai alat sosial (social tool)
      ataupun sebagai alat perusahaan maupun profesional (bussines or
      professional tool), maka Pada dasarnya berbicara mempunyai tiga maksud
      umum, yaitu memberitahukan, melaporkan (to inform), menjamu,
      menghibur    (to   entertain),    dan   membujuk,   mendesak,    mengajak,
      meyakinkan (to persuade). Gabungan atau campuran dari maksud-maksud
      itu pun mungkin saja terjadi. Suatu pembicaraan misalnya, mungkin saja
      merupakan gabungan dari melaporkan dan menjamu, begitu pula mungkin
      sekaligus menghibur atau meyakinkan.
           Gorys Keraf dalam St.Y.Slamet (2007: 37), menyatakan bahwa tujuan
      berbicara (pidato) sebagai berikut:
            Mendorong pembicara untuk memberi semangat, membangkitkan
               kegairahan serta menunjukkan rasa hormat dan pengabdian.
            Meyakinkan: pembicara berusaha mempengaruhi keyakinan atau
               sikap mental/intelektual kepada para pendengarnya.
            Berbuat/bertindak: pembicara menghendaki tindakan atau reaksi
               fisik dari para pendengar dengan terbangkitkannya emosi.
            Memberitahukan:           pembicara   berusaha    menguraikan   atau
               menyampaikan sesuatu kepada pendengar, dengan harapan agar
               pendengar mengetahui tentang sesuatu hal, pengetahuan dan
               sebagainya.
            Menyenangkan:         pembicara       bermaksud    menggembirakan,
               menghibur para pendengar agar terlepas dari kerutinan yang
               dialami oleh pendengar.
7




      Sejalan dengan pendapat diatas, Djago Tarigan dalam St.Y.Slamet
(2007: 37), menyatakan bahwa tujuan berbicara meliputi: (1) menghibur,
(2)   menginformasikan,     (3)menstimuli,    (4)   meyakinkan,      dan   (5)
menggerakkan.
2. Jenis-jenis Berbicara
      Berbicara dapat ditinjau sebagai seni dan sebagai ilmu. Menurut
Henry Guntur Tarigan (2008: 24-25), Secara garis besar, berbicara
(speaking) sebagai seni dapat dibagi atas:
      a) Berbicara di muka umum pada masyarakat (public speaking) yang
         mencakup empat jenis yaitu:
          Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat memberitahukan
              atau melaporkan; yang bersifat informatif (informative
              speaking);
          Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat kekeluargaan
              persahabatan (fellowship speaking);
          Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat membujuk,
              mengajak, mendesak, dan meyakinkan (persuasive speaking)
          Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat merundingkan
              dengan tenang dan hati-hati (deliberative speaking).
      b) Berbicara pada konferensi (conference speaking) yang meliputi:
         1.   Tidak resmi (informal), dan dapat diperinci lagi atas:
                  Kelompok studi (study groups)
                  Kelompok pembuat kebijaksanaan (policy making
                  groups)
                  Komik
         2.   Resmi (formal) yang mencakup pula:
                  Konferensi
                  Diskusi panel
                  Simposium
         3.   Prosedur parlementer (parliamentary prosedure)
         4.   Debat
8




           Menurut St.Y.Slamet (2007: 37), berbicara sebagai ilmu menelaah
      hal-hal yang berkaitan dengan: (1) mekanisme berbicara dan mendengar,
      (2) latihan dasar tentang ujaran dan suara, (3) bunyi-bunyi bahasa, dan (4)
      patologi ujaran. Gorys Kerap dalam St.Y.Slamet (2007: 38) membedakan
      jenis berbicara kedalam tiga macam yaitu:
               Persuasif: bertujuan untuk mendorong, meyakinkan dan
                  bertindak.
               Instruktif: bertujuan untuk memberitahukan.
               Rekreatif: bertujuan untuk menyenangkan
           Djago Tarigan dalam St.Y.Slamet (2007: 38), membedakan macam
      berbicara berdasarkan pada: (1) situasi, (2) tujuan, (3) metode
      penyampaian, (4) jumlah penyimak, dan (5) peristiwa khusus. Menurut dia
      berbicara menjadi beragam sekali tergantung dasar apa yang dipergunakan
      untuk membedakannya.
   C. Kegemaran
       Kegemaran adalah kesukaan/kesenangan. Kegemaran merupakan sesuatu
yang kita sukai, walaupun kegiatan tersebut kita lakukan berulang-ulang.Selain
kegemaran, kita dapat menceritakan kembali kejadian atau peristiwa yang kita
lihat. Langkah-langkah menceritakan kembali kegemaran yaitu:
   1. Mengingat kegemaran/sesuatu yang pernah kita sukai
   2. Mencatat hal-hal yang berkaitan dengan kegemaran/sesuatu yang akan
       disampaikan. untuk menuliskan kegemaran kita dapat menggunakan
       pedoman sebagai berikut:
       a. Siapa saja yang terlibat dalam kegemaran?
       b. kegemaran tentang apa yang kita sukai?
       c. Di mana kegemaran tersebut terjadi?
       d. Kapan kegemaran tersebut terjadi?
       e. Mengapa kita terkesan dengan kegemaran tersebut?
       f. Bagaimana proses terjadinya pengalaman itu?
   3. Mengembangkan catatan-catatan yang dibuat menjadi cerita yang menarik.
9




   4. Menyampaikan cerita kegemaran yang disukai. Gunakanlah ekspresi,
       intonasi, dan gaya penceritaan yang tidak monoton (sama).
   5. Menyampaikan kesan yang dirasakan terhadap kegemaran yang disukai.
       Kesan adalah sesuatu yang terasa sesudah melihat atau mendengar sesuatu.
Hal-hal yang harus diperhatikan agar dapat bercerita dengan baik adalah:
   1. Mengingat-ingat urutan jalan cerita.
   2. Menggunakan bahasa yang baik, jelas, dan mudah dipahami.
   3. Menyampaikan cerita dengan ekspresi dan intonasi yang jelas.
   4. Menghayati cerita.
   5. Menyampaikan hikmah yang dapat diperoleh
       (http://www.erickvand.com/2012/03/pengertian-dan-bagaimana-
       menceritakan.html diunduh pada tanggal 28 desember 2012 pukul 17.00
       WIB).
   D. PERCAKAPAN
       Percakapan / diskusi adalah dialog antara dua orang atau lebih. Percakapan
ini bersifat interaktif yaitu komunikasi secara spontan antara dua orang atau lebih.
Dalam sebuah percakapan, kedua komunikan dan komunikator berinteraksi saling
memberikan kontribusi dalam sebuah komunikasi lisan maupun tulisan. Diskusi
atau percakapan sama halnya dengan berbicara dengan dua orang atau lebih.
Tetapi di saat yang sama, masing-masing komunikator dan komunikan memiliki
giliran dan kesempatan untuk berbicara dan yang lainnya mendengar.
       Ada dua macam bentuk percakapan atau diskusi yakni:
   1. Terstruktur yaitu percakapan yang telah dipersiapkan menggunakan teks,
       penghafalan dan lain-lain.
   2. Tidak terstruktur atau spontan: percakapan ini sering dilakukakan dalam
       kegiatan sehari-hari tanpa ada bantuan apapun.
       Jenis-jenis percakapan lainnya, yaitu:
    Percakapan yang bersifat interaktif membutuhkan kontribusi percakapan
       yakni respon reaksi terhadap apa yang sebelumnya telah dikatakan.
    Percakapan yang bersifat spontan merupakan percakapan yang biasa tanpa
       aturan tetapi dilakukan sampai batas tertentu, dan dalam beberapa cara, tak
10




       terduga. Namun, terdapat ruang lingkup spontanitas yang mengharuskan
       mengikuti aturan demi tujuan kebijaksanaan, misalnya talk show atau
       perdebatan.
    Percakapan mengikuti aturan etiket karena percakapan adalah interaksi
       sosial, dan karena bergantung pada konvensi sosial. Maka percakapan pun
       harus mengikuti aturan-aturan yang diberlakukan seperti tidak saling sindir
       menyindir, konten percakapan yang bersifat SARA, adu domba dan lain-
       lain      yang       dapat    mengganggu         percakapan       tersebut.
       (http://id.shvoong.com/humanities/linguistics/2306378-pengertian-
       percakapan-diskusi/#ixzz2GVSwm8hT diunduh pada tanggal 28 desember
       2012 pukul 17.15 WIB).
       Menurut Brown dan Yule dalam Syukur Ghazali (2010: 96), terdapat dua
jenis interaksi percakapan yaitu:
   1) Percakapan transaksional yang bertujuan untuk saling bertukar informasi.
       Percakapan ini berfungsi untuk pemberian informasi dan menerima
       informasi tentang fakta, kejadian, kebutuhan, opini, sikap, dan perasaan.
       Misalnya, polisi memberi petunjuk jalan kepada seorang pelancong,
       seorang penjaga toko yang memberikan penjelasan kepada konsumen
       tentang kebijakan dari toko mengenai pengembalian dan penukaran barang
       yang dianggap tidak memuaskan.
   2) Percakapan interaksional yang bertujuan untuk menjalankan fungsi-fungsi
       sosial dari bahasa seperti memberi salam, berpamitan, memperkenalkan
       diri, mengucapkan terima kasih dan meminta maaf.
Percakapan juga merupakan sebuah tindakan kerjasama. Para penutur saling
bergantian didalam berbicara, baik secara transaksional maupun secara
interaksional. Percakapan dikatakan berhasil apabila memiliki dasar-dasar sebagai
berikut:
       Kejujuran
       Sikap yang benar
       Minat terhadap orang lain
       Membuka diri sendiri (Larry King dan Bill Gilbert, 2005: 75).
11




       Untuk meningkatkan kemampuan berbicara dapat dilakukan dengan
berbagai jenis kegiatan yaitu:
       1. Percakapan
           Murid melakukan percakapan dengan teman sekelas, mengadakan
           kelompok kecil, berbicara ketika peroleh giliran, mengatasi perbedaan
           pendapat dan mengakhiri percakapan.
           Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam melakukan percakapan:
                   Memulai percakapan
                   Penulis membimbing siswa untuk membuka suatu percakapan
                   atau penulis menyampaikan pertanyaan untuk didiskusikan.
                   Menjaga berlangsungnya percakapan
                   Murid-murid secara bergiliran menyampaikan komentar atau
                   mengajarkan pertanyaan, mereka mendukung pendapat teman-
                   teman kelompok dan memperluas komentar mereka.
                   Mengakhiri percakapan
                   Pada akhir percakapan, diharapkan siswa sudah mencapai
                   tujuan dan dapat menjawab semua pertanyaan.
       2. Berbicara estetik (mendongeng)
           Penulis menyajikan karya sastra kepada murid-muridnya dengan
           teknik bercerita.
               ˗ Memilih cerita
                   Penulis menyajikan cerita tradisional.
               ˗ Menyiapkan diri untuk bercerita
                   Hendaknya murid dapat membaca kembali dua atau tiga kali
                   cerita yang akan diceritakan untuk memahami perwatakan
                   pelaku-pelakunya dan dapat menceritakan secara urut.
               ˗ Mendongeng
                   Kegiatan bercerita (mendongeng) pengalaman pribadi di depan
                   kelas.
12




3. Berbicara untuk menyampaikan informasi atau mempengaruhi, dalam
   hal ini siswa dibimbing untuk mengembangkan kreatifitas berbicara
   dan menanggulangi adanya perbendaharaan kata pada anak SD.
4. Kegiatan dramatik
   Bermain   drama     merupakan   media    bagi   murid-murid    untuk
   menggunakan bahasa verbal dalam konteks yang bermakna dalam
   memainkan drama. Anak berinteraksi dengan teman-teman di kelas
   dengan    menceritakan   kegemaran      atau    pengalaman    pribadi
   (http://www.scribd.com/doc/116094511/meningkkemampuanberbicar
   a diunduh pada tanggal 29 desember 2012 pukul 10.00 WIB).
BAB III

                           METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian
   1. Tempat Penelitian
              Penelitian dilaksanakan di SDN Balerejo 02 yang terletak di Desa
       Balerejo kecamatan Kebonsari kabupaten madiun.

   2. Waktu Penelitian
              Tindakan penelitian ini dikenakan pada siswa kelas IV semester
       genap Tahun Ajaran 2012/2013, yaitu bulan Maret sampai Juli 2011,
       dilaksanakan pada hari kamis. Jam pelajaran 2 pertemuan setiap minggu
       dengan setiap pertemuan 2 x 35 menit.

B. Subyek Penelitian
        Subyek penelitian adalah siswa kelas IV SDN Balerejo 02 Tahun Ajaran
 2012/2013 yang berjumlah 14 siswa.

C. Sumber Data
        Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari siswa dan guru, yang
 meliputi:
 1. Melihat   kemampuan     siswa   dalam     menceritakan   kegemaran   melalui
   percakapan.
 2. Data siswa berupa tabel yang berisi intonasi, jeda, lafal, dan ekspresi siswa
   ketika menceritakan kegemarannya.


D. Prosedur Penelitian
        Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Suharsimi Arikunto
 mengemukakan penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap
 kegiatan belajar berupa tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam
 sebuah kelas secara besama (2006: 3).
        Kemmis (Zainal Arifin, 2011:97) mengartikan, action research as a form
 of self-reflective inquiry undertaken by participants in a social (including


                                         13
14




educational) situation in order to improve the rationality and justice of (a) their
on social or educational practices, (b) their understanding of these practices,
and (c) the situations in which practices are carried out.
       Pada dasarnya, penelitian tindakan kelas meneliti masalah yang
bersumber dari kelas. Dalam penelitian ini, masalah muncul dari siswa kelas IV
yang    berkaitan      dengan      kemampuan         berbicara     dalam       menceritakan
kegemarannya.
       Untuk memperoleh data yang sesuai dengan permasalahan dan tujuan
penelitian maka penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dalam 2 siklus.
Masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu tahap perencanaan (planning),
tahap pelaksanaan (action), tahap pengamatan (observation) dan tahap refleksi
(reflection). Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah
sebagai berikut:

                                      Perencanaan

                   Refleksi
                                         Siklus I                Pelaksanaan


                                        Pengamatan



                                      Perencanaan


                                                                 Pelaksanaan
                    Refleksi             Siklus II


                                      Pengamatan


                               ?


                      Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas


                               (Suharsimi Arikunto, 2010: 17)
15




  Siklus I

1. Tahap Perencanaan
      Pada tahap perencanaan, kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

      a. Peneliti, kepala sekolah, dan guru menentukan waktu atau jadwal
          pelaksanaan penelitian
      b. Peneliti melakukan pengamatan sebagai kegiatan pendahuluan untuk
          mengamati kondisi siswa saat kegiatan pembelajaran bahasa indonesia
          berlangsung
      c. Menyusun tabel penilaian afektif siswa yang berisi intonasi, jeda,
          lafal, dan ekspresi siswa ketika menceritakan kegemarannya.
2. Tahap Pelaksanaan
      Tahap pelaksanaan merupakan penerapan dari tahap perencanaan. Ketika
  pembelajaran bahasa indonesia berlangsung, siswa diminta menceritakan
  kegemarannya masing-masing didepan kelas secara bergantian. Hal ini dapat
  melatih kemampuan siswa dalam berbicara dengan baik dan benar tanpa rasa
  malu atau takut.

3. Tahap Pengamatan
      Tahap pengamatan digunakan untuk memperoleh data yang akurat.
  Dalam      penelitian   ini   melihat   kemampuan   berbicara   siswa   dalam
  menceritakan kegemarannya melalui percakapan. Peneliti bekerjasama
  dengan guru melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang terjadi
  terhadap siswa selama penelitian berlangsung.

4. Tahap Refleksi
      Refleksi (Reflecting) merupakan kegiatan evaluasi tentang perubahan
  yang terjadi atau hasil yang diperoleh atas data yang terhimpun sebagai
  bentuk dampak tindakan yang telah dirancang (Sudarwan Danim, 2010: 104).
  Dalam kegiatan refleksi ini guru bersama peneliti (observer) mendiskusikan
  hasil penelitian siklus I. Hasil yang diperoleh didiskusikan, dianalisis,
  ditindaklanjuti ketercapaian tindakan penilaian. Apabila hasil yang diperoleh
16




   belum sesuai dengan indikator keberhasilan, maka dilanjutkan kembali
   dengan tindakan penelitian siklus II. Kegiatan refleksi ini dilakukan ketika
   guru sudah selesai melaksanakan kegiatan. Hasil refleksi ini digunakan untuk
   melakukan perbaikan pada siklus selanjutnya.

   Siklus II

           Tahap ini dilakukan pada siklus II pada prinsipnya sama dengan siklus I,
   yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Tindakan akan
   dilakukan pada siklus II dengan beberapa perubahan analisis refleksi pada
   siklus I dengan harapan pada siklus II akan lebih baik.

E. Teknik Pengumpulan Data

           Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti dalam penelitian
 adalah:

 1. Observasi
   Observasi (observing) adalah kegiatan mengamati dampak atas tindakan yang
   dilakukan (Sudarwan Danim, 2010: 103). Melihat kemampuan siswa dalam
   menceritakan kegemarannya melalui percakapan. Dalam menceritakan
   kegemarannya siswa sudah benar atau masih merasa malu/takut.
 2. Dokumentasi
   Mengumpulkan lembar penilaian afektif yang berupa tabel berisi intonasi,
   jeda, lafal dan ekspresi siswa ketika menceritakan kegemarannya didepan
   kelas.
F. Analisis Data

           Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan analisis data kualitatif
 dengan model analisis interaktif yang terdiri dari reduksi data, sajian data,
 penarikan simpulan dan pengumpulan data. Reduksi data berarti merangkum dan
 memfokuskan pada hal-hal penting. Dengan mereduksi data, data yang telah
 terkumpul akan lebih mudah untuk dianalisa dan disimpulkan.
17




               Pengumpulan

                  Data


Reduksi Data                  Sajian data




                 Penarikan

                 Simpulan/

                 Verifikasi
DAFTAR PUSTAKA


H. A. Syukur Ghazali. 2010. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan
   Pendekatan Komunikatif-Interaktif. Bandung: PT Refika Aditama.

Henry Guntur Tarigan. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
   Bandung: Angkasa.

Hudoro Sameto. 2004. Cara Berbicara dan Presentasi dengan Audio-Visual.
   Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

http://www.erickvand.com/2012/03/pengertian-dan-bagaimana-menceritakan.html
     diunduh pada tanggal 28 desember 2012 pukul 17.00 WIB.

http://id.shvoong.com/humanities/linguistics/2306378-pengertian-percakapan-
     diskusi/#ixzz2GVSwm8hT diunduh pada tanggal 28 desember 2012 pukul
     17.15 WIB.

http://www.scribd.com/doc/116094511/meningkkemampuanberbicara          diunduh
    pada tanggal 29 desember 2012 pukul 10.00 WIB.

Kartadinata Sunaryo, dkk. 2002. Bimbingan di Sekolah Dasar. Bandung:
    CV.Maulana.

King Larry dan Bill Gilbert. 2005. Seni Berbicara Kepada Siapa Saja, Kapan
    Saja, dan Di mana Saja. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Maidar G. Arsjad dan Mukti U.S. 1988. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa
   Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Rofi’uddin Ahmad dan Zuhdi Darmiyati. 2001. Pendidikan Bahasa dan Sastra
    Indonesia di Kelas Tinggi. Malang : Universitas Negeri Malang.

St.Y.Slamet. 2007. Dasar-Dasar Kerterampilan Berbahasa Indonesia. Surakarta:
    LPP UNS dan UNS Press.

Sudarwan Danim. 2010. Karya Tulis Inovatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suharsimi Arikunto. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Suharsimi Arikunto. 2010. Penelitian Tindakan. Jogjakarta: Aditya Media.

Zainal Arifin. 2011. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.




                                      18

Contenu connexe

Tendances

Bahasa melayu komunikasi tugasan
Bahasa melayu komunikasi tugasanBahasa melayu komunikasi tugasan
Bahasa melayu komunikasi tugasan
Hasriza Mat Jusoh
 
Teknik pengajaran keterampilan kalam
Teknik pengajaran keterampilan kalamTeknik pengajaran keterampilan kalam
Teknik pengajaran keterampilan kalam
Qurrota A'yun
 
Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia
Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia
Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia
Mitha Ye Es
 
Kemahiran berbahasa
Kemahiran berbahasaKemahiran berbahasa
Kemahiran berbahasa
nuar nani
 
Hubungan Antara Empat Keterampilan Berbahasa
Hubungan Antara Empat Keterampilan BerbahasaHubungan Antara Empat Keterampilan Berbahasa
Hubungan Antara Empat Keterampilan Berbahasa
Ijal Mustofa
 
Kemahiran mendengar dan bertutur
Kemahiran mendengar dan bertuturKemahiran mendengar dan bertutur
Kemahiran mendengar dan bertutur
Sireh Si Oren
 
Tesis hubungan minat membaca dan penguasaan kosakata dengan keterampilan berb...
Tesis hubungan minat membaca dan penguasaan kosakata dengan keterampilan berb...Tesis hubungan minat membaca dan penguasaan kosakata dengan keterampilan berb...
Tesis hubungan minat membaca dan penguasaan kosakata dengan keterampilan berb...
Activian Grapiter
 

Tendances (19)

Bahasa melayu komunikasi tugasan
Bahasa melayu komunikasi tugasanBahasa melayu komunikasi tugasan
Bahasa melayu komunikasi tugasan
 
PELAJARAN
PELAJARANPELAJARAN
PELAJARAN
 
Keterampilan Berbahasa
Keterampilan BerbahasaKeterampilan Berbahasa
Keterampilan Berbahasa
 
Teknik pengajaran keterampilan kalam
Teknik pengajaran keterampilan kalamTeknik pengajaran keterampilan kalam
Teknik pengajaran keterampilan kalam
 
Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia
Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia
Kelompok 4 berbicara sebagai keterampilan berbahasa indonesia
 
Bahan ajar
Bahan ajarBahan ajar
Bahan ajar
 
Kemahiran berbahasa
Kemahiran berbahasaKemahiran berbahasa
Kemahiran berbahasa
 
Hubungan Antara Empat Keterampilan Berbahasa
Hubungan Antara Empat Keterampilan BerbahasaHubungan Antara Empat Keterampilan Berbahasa
Hubungan Antara Empat Keterampilan Berbahasa
 
MATERI 1 - Menulis dan Keterampilan Berbahasa
MATERI 1 - Menulis dan Keterampilan BerbahasaMATERI 1 - Menulis dan Keterampilan Berbahasa
MATERI 1 - Menulis dan Keterampilan Berbahasa
 
Keterampilan Berbahasa
Keterampilan BerbahasaKeterampilan Berbahasa
Keterampilan Berbahasa
 
Kemahiran mendengar dan bertutur
Kemahiran mendengar dan bertuturKemahiran mendengar dan bertutur
Kemahiran mendengar dan bertutur
 
Tesis hubungan minat membaca dan penguasaan kosakata dengan keterampilan berb...
Tesis hubungan minat membaca dan penguasaan kosakata dengan keterampilan berb...Tesis hubungan minat membaca dan penguasaan kosakata dengan keterampilan berb...
Tesis hubungan minat membaca dan penguasaan kosakata dengan keterampilan berb...
 
Kosakata
KosakataKosakata
Kosakata
 
Makalah b.indo
Makalah b.indoMakalah b.indo
Makalah b.indo
 
Keterampilan Berbahasa
Keterampilan BerbahasaKeterampilan Berbahasa
Keterampilan Berbahasa
 
studi wacana-pengajaran wacana
studi wacana-pengajaran wacanastudi wacana-pengajaran wacana
studi wacana-pengajaran wacana
 
Modul 1 _ KONSEP DASAR PUBLIC SPEAKING.pdf
Modul 1 _ KONSEP DASAR PUBLIC SPEAKING.pdfModul 1 _ KONSEP DASAR PUBLIC SPEAKING.pdf
Modul 1 _ KONSEP DASAR PUBLIC SPEAKING.pdf
 
Metode pembelajaran istima' wal kalam
Metode pembelajaran istima' wal kalamMetode pembelajaran istima' wal kalam
Metode pembelajaran istima' wal kalam
 
مهارة الكلام
مهارة الكلام مهارة الكلام
مهارة الكلام
 

Similaire à Proposal ptk

Meningkatkan kemampuan vocabulary dengan menggunakan media word wall siswa ke...
Meningkatkan kemampuan vocabulary dengan menggunakan media word wall siswa ke...Meningkatkan kemampuan vocabulary dengan menggunakan media word wall siswa ke...
Meningkatkan kemampuan vocabulary dengan menggunakan media word wall siswa ke...
Irma Nurmayanti
 
Pengaruh Penggunaan Permainan Kuda Berbisik Dalam Meningkatkan Kemampuan Meny...
Pengaruh Penggunaan Permainan Kuda Berbisik Dalam Meningkatkan Kemampuan Meny...Pengaruh Penggunaan Permainan Kuda Berbisik Dalam Meningkatkan Kemampuan Meny...
Pengaruh Penggunaan Permainan Kuda Berbisik Dalam Meningkatkan Kemampuan Meny...
aMaLiA sHoOp
 
Bab, i, ii, iii, iv, v copy
Bab, i, ii, iii, iv, v copyBab, i, ii, iii, iv, v copy
Bab, i, ii, iii, iv, v copy
Nona Mere
 

Similaire à Proposal ptk (20)

Laporanptkspeakingsmp13 iisrosdiani
Laporanptkspeakingsmp13 iisrosdianiLaporanptkspeakingsmp13 iisrosdiani
Laporanptkspeakingsmp13 iisrosdiani
 
Meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui slc
Meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui slcMeningkatkan kemampuan berbicara anak melalui slc
Meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui slc
 
Karya ilmiah pak kiyat
Karya ilmiah pak kiyatKarya ilmiah pak kiyat
Karya ilmiah pak kiyat
 
Bbm 4
Bbm 4Bbm 4
Bbm 4
 
Meningkatkan kemampuan vocabulary dengan menggunakan media word wall siswa ke...
Meningkatkan kemampuan vocabulary dengan menggunakan media word wall siswa ke...Meningkatkan kemampuan vocabulary dengan menggunakan media word wall siswa ke...
Meningkatkan kemampuan vocabulary dengan menggunakan media word wall siswa ke...
 
Menyimak
MenyimakMenyimak
Menyimak
 
Model Pembelajaran TEMBAKAN BUSER NAKAL
Model Pembelajaran TEMBAKAN BUSER NAKALModel Pembelajaran TEMBAKAN BUSER NAKAL
Model Pembelajaran TEMBAKAN BUSER NAKAL
 
SRISURYAS_858946008_TT1BI.docx
SRISURYAS_858946008_TT1BI.docxSRISURYAS_858946008_TT1BI.docx
SRISURYAS_858946008_TT1BI.docx
 
Teaching indonesian language using audio
Teaching indonesian language using audioTeaching indonesian language using audio
Teaching indonesian language using audio
 
Teaching indonesian language_using_audio (1)
Teaching indonesian language_using_audio (1)Teaching indonesian language_using_audio (1)
Teaching indonesian language_using_audio (1)
 
MAKALAH BINDOS KEL. 6 BERBICARA LANJUTAN STRATEGI DAN EVALUASI.pptx
MAKALAH BINDOS KEL. 6 BERBICARA LANJUTAN STRATEGI DAN EVALUASI.pptxMAKALAH BINDOS KEL. 6 BERBICARA LANJUTAN STRATEGI DAN EVALUASI.pptx
MAKALAH BINDOS KEL. 6 BERBICARA LANJUTAN STRATEGI DAN EVALUASI.pptx
 
ATP Bahasa Indonesia Kelas 1
ATP Bahasa Indonesia Kelas 1ATP Bahasa Indonesia Kelas 1
ATP Bahasa Indonesia Kelas 1
 
MODUL 11 & 12 BI (3).pptx
MODUL 11 & 12 BI (3).pptxMODUL 11 & 12 BI (3).pptx
MODUL 11 & 12 BI (3).pptx
 
Role playing2
Role playing2Role playing2
Role playing2
 
50749853 skripsi
50749853 skripsi50749853 skripsi
50749853 skripsi
 
Jurnal ptk
Jurnal ptkJurnal ptk
Jurnal ptk
 
Jurnal ptk
Jurnal ptkJurnal ptk
Jurnal ptk
 
Komunikasi guru
Komunikasi guruKomunikasi guru
Komunikasi guru
 
Pengaruh Penggunaan Permainan Kuda Berbisik Dalam Meningkatkan Kemampuan Meny...
Pengaruh Penggunaan Permainan Kuda Berbisik Dalam Meningkatkan Kemampuan Meny...Pengaruh Penggunaan Permainan Kuda Berbisik Dalam Meningkatkan Kemampuan Meny...
Pengaruh Penggunaan Permainan Kuda Berbisik Dalam Meningkatkan Kemampuan Meny...
 
Bab, i, ii, iii, iv, v copy
Bab, i, ii, iii, iv, v copyBab, i, ii, iii, iv, v copy
Bab, i, ii, iii, iv, v copy
 

Proposal ptk

  • 1. MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM MENCERITAKAN KEGEMARAN MELALUI PERCAKAPAN PADA SISWA SDN BALEREJO 02 MADIUN PROPOSAL Disusun Oleh: ENDARWATI 7B/09.141.067 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN IKIP PGRI MADIUN 2012
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, hanya dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan proposal yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan Berbicara dalam Menceritakan Kegemaran melalui Percakapan pada Siswa SDN Balerejo 02 Madiun dengan baik. Proposal ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas. Dengan selesainya proposal ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Edy Siswanto, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas yang memberikan dorongan sehingga cepat terselesaikan proposal ini. Begitu juga kepada teman- teman yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan proposal ini. Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan proposal ini. Namun, harapan besar semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi Penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya. . Madiun, Desember 2012 Penulis i
  • 3. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dunia pendidikan pada saat ini memerlukan adanya reformasi berkelanjutan dalam merencanakan dan menyelenggarakan pendidikan di masa depan. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang bersifat evolutif, antisipatif dan terus menerus sejalan dengan perubahan dan tantangan yang dihadapi dari waktu ke waktu dan tetap berpijak pada dasar pendidikan nasional. Untuk melaksanakan reformasi ini hal pertama dan utama yang harus dilakukan adalah penyegaran wawasan bagi para perencana, pelaksana dan pengelola pendidikan. Selain itu situasi pembelajaran yang dapat membuat anak tertarik dan senang pada pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan. Menurut sebagian besar siswa, pembelajaran bahasa Indonesia sangat disepelekan karena bahasa Indonesia selalu berhubungan dengan kegiatan sehari-hari dan dalam proses pembelajaran sering menggunakan bahasa Indonesia. Kegiatan belajar mengajar di sekolah dasar keterampilan berbicara merupakan salah satu bagian dari keterampilan berbahasa yang harus diajarkan kepada siswa dan diharapkan harus dikuasai oleh siswa. Keterampilan berbicara diperlukan untuk menyampaikan informasi kepada siapa saja dengan baik. Kegiatan berbicara bisa dilakukan secara perorangan, berpasangan, atau berkelompok (St.Y.Slamet, 2007:31). Salah satu bentuk dari keterampilan berbicara tersebut adalah keterampilan berbicara dalam menceritakan kegemaran siswa. Menurut St.Y.Slamet (2007:35), Keterampilan berbicara dalam menceritakan kegemaran memiliki beberapa manfaat bagi siswa yaitu untuk mengkomunikasikan ide, perasaan , dan kemauan. Selain itu berbicara dapat juga dimanfaatkan untuk lebih menambah pengetahuan dan cakrawala pengalaman. Bila anak bertanya: apa, siapa, mengapa, bagaimana, di mana, berapa, dan sebagainya maka dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut anak mengamati, 1
  • 4. 2 memahami dan mencari lingkungannya. Berpijak pada hal tersebut, maka dibutuhkan solusi untuk mengatasi permasalahan dalam pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas IV di SDN Balerejo 02 Madiun. Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berbicara mengenai kegemarannya, dilakukan dengan memberikan contoh teks bacaan 50 – 100 kata. Kita harus melibatkan siswa secara aktif, dan mengarahkan pada siswa dalam menceritakan kegemarannya dan berani mengutarakan pendapat dengan baik dan benar. Berdasarkan latar belakang di atas, maka dianggap perlu penelitian ini menggunakan percakapan untuk meningkatkan kemampuan berbicara dalam menceritakan kegemaran siswa. Oleh sebab itu, penelitian ini akan mengkaji tentang “Meningkatkan Kemampuan Berbicara dalam Menceritakan Kegemaran melalui Percakapan pada Siswa Kelas IV SDN Balerejo 02 Madiun”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, masalah yang dapat dirumuskan adalah: Bagaimanakah percakapan dapat meningkatkan kemampuan berbicara dalam menceritakan kegemaran pada siswa kelas IV SDN Balerejo 02 Madiun? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan masalah yang dirumuskan, tujuan penelitian ini adalah: Dapat meningkatkan kemampuan berbicara dalam menceritakan kegemaran melalui percakapan pada siswa kelas IV SDN Balerejo 02 Madiun. D. Hipotesis Berdasarkan rumusan dan tujuan penelitian yang telah dirumuskan, hipotesis tindakan penelitian ini adalah: Melalui percakapan dapat meningkatkan kemampuan berbicara dalam menceritakan kegemaran pada siswa kelas IV SDN Balerejo 02 Madiun.
  • 5. 3 E. Manfaat Hasil Penelitian Hasil penelitian ini dapat memberikan beberapa manfaat yaitu: 1. Bagi siswa Siswa mampu berbicara dengan baik dan benar. 2. Bagi guru penelitian ini dimungkinkan dapat terus diterapkan kepada para siswa supaya berani menceritakan kegemaran dan mengutarakan pendapatnya. 3. Bagi peneliti lain penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan untuk melakukan penelitian sejenis.
  • 6. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Berbicara Menurut Mulgrave dalam Henry Guntur Tarigan (2008: 16), berbicara merupakan instrumen yang mengungkapkan kepada penyimak hampir-hampir secara langsung apakah sang pembicara memahami atau tidak, baik bahan pembicaraannya maupun para penyimaknya; apakah dia bersikap tenang serta dapat menyesuaikan diri atau tidak, pada saat dia mengkomunkasikan gagasan- gagasannya; dan apakah dia waspada serta antusias atau tidak. Selain itu, berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak, yang hanya didahului oleh keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah kemampuan berbicara atau berujar dipelajari (Henry Guntur Tarigan, 2008: 3) Menurut Djago Tarigan dalam St.Y.Slamet (2007: 33), berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan. Kaitan antara bahasa lisan dan pesan sangat erat. Pesan yang diterima pendengar tidaklah dalam wujud asli, tetapi dalam bentuk lain yaitu bunyi bahasa. Bunyi bahasa yang didengar oleh pendengar tersebut kemudian diubah menjadi bentuk semula yaitu pesan. Senada dengan pendapat tersebut, H.G Tarigan dalam St.Y.Slamet (2007: 33), mengemukakan bahwa berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Jadi berbicara lebih dari sekedar pengucapan bunyi-bunyi atau kata-kata tetapi sebagai saran untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan pendengar atau penyimak. Konsep dasar berbicara sebagai sarana berkomunikasi mencakup sembilan hal (Logan et al dalam St.Y.Slamet, 2007: 33) yaitu: 1. Berbicara dan menyimak adalah dua kegiatan resiprokal. Berbicara dan menyimak saling melengkapi dan berpadu menjadi komunikasi lisan, seperti berdiskusi, tanya jawab dan wawancara. 4
  • 7. 5 2. Berbicara adalah proses individu berkomunikasi Berbicara adalah salah satu alat komunikasi penting untuk dapat menyatakan diri sebagai anggota masyarakat. 3. Berbicara adalah ekspresi kreatif Berbicara merupakan ekspresi diri, jika memiliki pengetahuan dan pengalaman yang kaya maka dengan mudah menguraiakan pengetahuan dan pengalamannya. 4. Berbicara adalah tingkah laku Merupakan tingkah laku yang harus dipelajari dahulu kemudian baru bisa dikuasai. 5. Berbicara adalah tingkah laku yang dipelajari Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang mekanistis. Semakin banyak berlatih maka semakin terampil seseorang dalam berbicara. 6. Berbicara dipengaruhi kekayaan pengalaman Semakin banyak pengalaman dan pengetahuan maka seseorang semakin terdorong untuk berbicara. 7. Berbicara adalah sarana memperlancar cakrawala Berbicara digunakan untuk memperoleh memperoleh pengetahuan, mengadaptasi, mempelajari, dan mengontrol lingkungan. 8. Kemampuan linguistik dan lingkungan berkaitan erat Faktor linguistik yang berkaitan dengan struktur bahasa selalu berperan dalam kegiatan berbicara yang terjadi di lingkungan masyarakat. 9. Berbicara adalah pancaran pribadi. Berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan yang kelihatan (visible). Selain itu gaya berbicara seseorang memancarkan kepribadian seseorang tersebut. Dari sembilan hal diatas perlu diperhatikan agar keefektifan berbicara dapat terwujud. Berbicara efektif merupakan sarana penyampaian ide kepada
  • 8. 6 orang atau khalayak secara lisan dengan cara yang mudah dicerna dan dimengerti oleh pendengarnya (Hudoro Sameto, 2004: 3). B. Tujuan dan Jenis-jenis Berbicara 1. Tujuan Berbicara Menurut St.Y.Slamet (2007: 36) tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi. Sedangkan menurut Ochs dan Winkler dalam Henry Guntur Tarigan (2008: 16-17), apakah sebagai alat sosial (social tool) ataupun sebagai alat perusahaan maupun profesional (bussines or professional tool), maka Pada dasarnya berbicara mempunyai tiga maksud umum, yaitu memberitahukan, melaporkan (to inform), menjamu, menghibur (to entertain), dan membujuk, mendesak, mengajak, meyakinkan (to persuade). Gabungan atau campuran dari maksud-maksud itu pun mungkin saja terjadi. Suatu pembicaraan misalnya, mungkin saja merupakan gabungan dari melaporkan dan menjamu, begitu pula mungkin sekaligus menghibur atau meyakinkan. Gorys Keraf dalam St.Y.Slamet (2007: 37), menyatakan bahwa tujuan berbicara (pidato) sebagai berikut:  Mendorong pembicara untuk memberi semangat, membangkitkan kegairahan serta menunjukkan rasa hormat dan pengabdian.  Meyakinkan: pembicara berusaha mempengaruhi keyakinan atau sikap mental/intelektual kepada para pendengarnya.  Berbuat/bertindak: pembicara menghendaki tindakan atau reaksi fisik dari para pendengar dengan terbangkitkannya emosi.  Memberitahukan: pembicara berusaha menguraikan atau menyampaikan sesuatu kepada pendengar, dengan harapan agar pendengar mengetahui tentang sesuatu hal, pengetahuan dan sebagainya.  Menyenangkan: pembicara bermaksud menggembirakan, menghibur para pendengar agar terlepas dari kerutinan yang dialami oleh pendengar.
  • 9. 7 Sejalan dengan pendapat diatas, Djago Tarigan dalam St.Y.Slamet (2007: 37), menyatakan bahwa tujuan berbicara meliputi: (1) menghibur, (2) menginformasikan, (3)menstimuli, (4) meyakinkan, dan (5) menggerakkan. 2. Jenis-jenis Berbicara Berbicara dapat ditinjau sebagai seni dan sebagai ilmu. Menurut Henry Guntur Tarigan (2008: 24-25), Secara garis besar, berbicara (speaking) sebagai seni dapat dibagi atas: a) Berbicara di muka umum pada masyarakat (public speaking) yang mencakup empat jenis yaitu:  Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat memberitahukan atau melaporkan; yang bersifat informatif (informative speaking);  Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat kekeluargaan persahabatan (fellowship speaking);  Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat membujuk, mengajak, mendesak, dan meyakinkan (persuasive speaking)  Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat merundingkan dengan tenang dan hati-hati (deliberative speaking). b) Berbicara pada konferensi (conference speaking) yang meliputi: 1. Tidak resmi (informal), dan dapat diperinci lagi atas: Kelompok studi (study groups) Kelompok pembuat kebijaksanaan (policy making groups) Komik 2. Resmi (formal) yang mencakup pula: Konferensi Diskusi panel Simposium 3. Prosedur parlementer (parliamentary prosedure) 4. Debat
  • 10. 8 Menurut St.Y.Slamet (2007: 37), berbicara sebagai ilmu menelaah hal-hal yang berkaitan dengan: (1) mekanisme berbicara dan mendengar, (2) latihan dasar tentang ujaran dan suara, (3) bunyi-bunyi bahasa, dan (4) patologi ujaran. Gorys Kerap dalam St.Y.Slamet (2007: 38) membedakan jenis berbicara kedalam tiga macam yaitu:  Persuasif: bertujuan untuk mendorong, meyakinkan dan bertindak.  Instruktif: bertujuan untuk memberitahukan.  Rekreatif: bertujuan untuk menyenangkan Djago Tarigan dalam St.Y.Slamet (2007: 38), membedakan macam berbicara berdasarkan pada: (1) situasi, (2) tujuan, (3) metode penyampaian, (4) jumlah penyimak, dan (5) peristiwa khusus. Menurut dia berbicara menjadi beragam sekali tergantung dasar apa yang dipergunakan untuk membedakannya. C. Kegemaran Kegemaran adalah kesukaan/kesenangan. Kegemaran merupakan sesuatu yang kita sukai, walaupun kegiatan tersebut kita lakukan berulang-ulang.Selain kegemaran, kita dapat menceritakan kembali kejadian atau peristiwa yang kita lihat. Langkah-langkah menceritakan kembali kegemaran yaitu: 1. Mengingat kegemaran/sesuatu yang pernah kita sukai 2. Mencatat hal-hal yang berkaitan dengan kegemaran/sesuatu yang akan disampaikan. untuk menuliskan kegemaran kita dapat menggunakan pedoman sebagai berikut: a. Siapa saja yang terlibat dalam kegemaran? b. kegemaran tentang apa yang kita sukai? c. Di mana kegemaran tersebut terjadi? d. Kapan kegemaran tersebut terjadi? e. Mengapa kita terkesan dengan kegemaran tersebut? f. Bagaimana proses terjadinya pengalaman itu? 3. Mengembangkan catatan-catatan yang dibuat menjadi cerita yang menarik.
  • 11. 9 4. Menyampaikan cerita kegemaran yang disukai. Gunakanlah ekspresi, intonasi, dan gaya penceritaan yang tidak monoton (sama). 5. Menyampaikan kesan yang dirasakan terhadap kegemaran yang disukai. Kesan adalah sesuatu yang terasa sesudah melihat atau mendengar sesuatu. Hal-hal yang harus diperhatikan agar dapat bercerita dengan baik adalah: 1. Mengingat-ingat urutan jalan cerita. 2. Menggunakan bahasa yang baik, jelas, dan mudah dipahami. 3. Menyampaikan cerita dengan ekspresi dan intonasi yang jelas. 4. Menghayati cerita. 5. Menyampaikan hikmah yang dapat diperoleh (http://www.erickvand.com/2012/03/pengertian-dan-bagaimana- menceritakan.html diunduh pada tanggal 28 desember 2012 pukul 17.00 WIB). D. PERCAKAPAN Percakapan / diskusi adalah dialog antara dua orang atau lebih. Percakapan ini bersifat interaktif yaitu komunikasi secara spontan antara dua orang atau lebih. Dalam sebuah percakapan, kedua komunikan dan komunikator berinteraksi saling memberikan kontribusi dalam sebuah komunikasi lisan maupun tulisan. Diskusi atau percakapan sama halnya dengan berbicara dengan dua orang atau lebih. Tetapi di saat yang sama, masing-masing komunikator dan komunikan memiliki giliran dan kesempatan untuk berbicara dan yang lainnya mendengar. Ada dua macam bentuk percakapan atau diskusi yakni: 1. Terstruktur yaitu percakapan yang telah dipersiapkan menggunakan teks, penghafalan dan lain-lain. 2. Tidak terstruktur atau spontan: percakapan ini sering dilakukakan dalam kegiatan sehari-hari tanpa ada bantuan apapun. Jenis-jenis percakapan lainnya, yaitu:  Percakapan yang bersifat interaktif membutuhkan kontribusi percakapan yakni respon reaksi terhadap apa yang sebelumnya telah dikatakan.  Percakapan yang bersifat spontan merupakan percakapan yang biasa tanpa aturan tetapi dilakukan sampai batas tertentu, dan dalam beberapa cara, tak
  • 12. 10 terduga. Namun, terdapat ruang lingkup spontanitas yang mengharuskan mengikuti aturan demi tujuan kebijaksanaan, misalnya talk show atau perdebatan.  Percakapan mengikuti aturan etiket karena percakapan adalah interaksi sosial, dan karena bergantung pada konvensi sosial. Maka percakapan pun harus mengikuti aturan-aturan yang diberlakukan seperti tidak saling sindir menyindir, konten percakapan yang bersifat SARA, adu domba dan lain- lain yang dapat mengganggu percakapan tersebut. (http://id.shvoong.com/humanities/linguistics/2306378-pengertian- percakapan-diskusi/#ixzz2GVSwm8hT diunduh pada tanggal 28 desember 2012 pukul 17.15 WIB). Menurut Brown dan Yule dalam Syukur Ghazali (2010: 96), terdapat dua jenis interaksi percakapan yaitu: 1) Percakapan transaksional yang bertujuan untuk saling bertukar informasi. Percakapan ini berfungsi untuk pemberian informasi dan menerima informasi tentang fakta, kejadian, kebutuhan, opini, sikap, dan perasaan. Misalnya, polisi memberi petunjuk jalan kepada seorang pelancong, seorang penjaga toko yang memberikan penjelasan kepada konsumen tentang kebijakan dari toko mengenai pengembalian dan penukaran barang yang dianggap tidak memuaskan. 2) Percakapan interaksional yang bertujuan untuk menjalankan fungsi-fungsi sosial dari bahasa seperti memberi salam, berpamitan, memperkenalkan diri, mengucapkan terima kasih dan meminta maaf. Percakapan juga merupakan sebuah tindakan kerjasama. Para penutur saling bergantian didalam berbicara, baik secara transaksional maupun secara interaksional. Percakapan dikatakan berhasil apabila memiliki dasar-dasar sebagai berikut: Kejujuran Sikap yang benar Minat terhadap orang lain Membuka diri sendiri (Larry King dan Bill Gilbert, 2005: 75).
  • 13. 11 Untuk meningkatkan kemampuan berbicara dapat dilakukan dengan berbagai jenis kegiatan yaitu: 1. Percakapan Murid melakukan percakapan dengan teman sekelas, mengadakan kelompok kecil, berbicara ketika peroleh giliran, mengatasi perbedaan pendapat dan mengakhiri percakapan. Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam melakukan percakapan: Memulai percakapan Penulis membimbing siswa untuk membuka suatu percakapan atau penulis menyampaikan pertanyaan untuk didiskusikan. Menjaga berlangsungnya percakapan Murid-murid secara bergiliran menyampaikan komentar atau mengajarkan pertanyaan, mereka mendukung pendapat teman- teman kelompok dan memperluas komentar mereka. Mengakhiri percakapan Pada akhir percakapan, diharapkan siswa sudah mencapai tujuan dan dapat menjawab semua pertanyaan. 2. Berbicara estetik (mendongeng) Penulis menyajikan karya sastra kepada murid-muridnya dengan teknik bercerita. ˗ Memilih cerita Penulis menyajikan cerita tradisional. ˗ Menyiapkan diri untuk bercerita Hendaknya murid dapat membaca kembali dua atau tiga kali cerita yang akan diceritakan untuk memahami perwatakan pelaku-pelakunya dan dapat menceritakan secara urut. ˗ Mendongeng Kegiatan bercerita (mendongeng) pengalaman pribadi di depan kelas.
  • 14. 12 3. Berbicara untuk menyampaikan informasi atau mempengaruhi, dalam hal ini siswa dibimbing untuk mengembangkan kreatifitas berbicara dan menanggulangi adanya perbendaharaan kata pada anak SD. 4. Kegiatan dramatik Bermain drama merupakan media bagi murid-murid untuk menggunakan bahasa verbal dalam konteks yang bermakna dalam memainkan drama. Anak berinteraksi dengan teman-teman di kelas dengan menceritakan kegemaran atau pengalaman pribadi (http://www.scribd.com/doc/116094511/meningkkemampuanberbicar a diunduh pada tanggal 29 desember 2012 pukul 10.00 WIB).
  • 15. BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SDN Balerejo 02 yang terletak di Desa Balerejo kecamatan Kebonsari kabupaten madiun. 2. Waktu Penelitian Tindakan penelitian ini dikenakan pada siswa kelas IV semester genap Tahun Ajaran 2012/2013, yaitu bulan Maret sampai Juli 2011, dilaksanakan pada hari kamis. Jam pelajaran 2 pertemuan setiap minggu dengan setiap pertemuan 2 x 35 menit. B. Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah siswa kelas IV SDN Balerejo 02 Tahun Ajaran 2012/2013 yang berjumlah 14 siswa. C. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari siswa dan guru, yang meliputi: 1. Melihat kemampuan siswa dalam menceritakan kegemaran melalui percakapan. 2. Data siswa berupa tabel yang berisi intonasi, jeda, lafal, dan ekspresi siswa ketika menceritakan kegemarannya. D. Prosedur Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Suharsimi Arikunto mengemukakan penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara besama (2006: 3). Kemmis (Zainal Arifin, 2011:97) mengartikan, action research as a form of self-reflective inquiry undertaken by participants in a social (including 13
  • 16. 14 educational) situation in order to improve the rationality and justice of (a) their on social or educational practices, (b) their understanding of these practices, and (c) the situations in which practices are carried out. Pada dasarnya, penelitian tindakan kelas meneliti masalah yang bersumber dari kelas. Dalam penelitian ini, masalah muncul dari siswa kelas IV yang berkaitan dengan kemampuan berbicara dalam menceritakan kegemarannya. Untuk memperoleh data yang sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian maka penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dalam 2 siklus. Masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu tahap perencanaan (planning), tahap pelaksanaan (action), tahap pengamatan (observation) dan tahap refleksi (reflection). Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut: Perencanaan Refleksi Siklus I Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Pelaksanaan Refleksi Siklus II Pengamatan ? Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Suharsimi Arikunto, 2010: 17)
  • 17. 15 Siklus I 1. Tahap Perencanaan Pada tahap perencanaan, kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Peneliti, kepala sekolah, dan guru menentukan waktu atau jadwal pelaksanaan penelitian b. Peneliti melakukan pengamatan sebagai kegiatan pendahuluan untuk mengamati kondisi siswa saat kegiatan pembelajaran bahasa indonesia berlangsung c. Menyusun tabel penilaian afektif siswa yang berisi intonasi, jeda, lafal, dan ekspresi siswa ketika menceritakan kegemarannya. 2. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan merupakan penerapan dari tahap perencanaan. Ketika pembelajaran bahasa indonesia berlangsung, siswa diminta menceritakan kegemarannya masing-masing didepan kelas secara bergantian. Hal ini dapat melatih kemampuan siswa dalam berbicara dengan baik dan benar tanpa rasa malu atau takut. 3. Tahap Pengamatan Tahap pengamatan digunakan untuk memperoleh data yang akurat. Dalam penelitian ini melihat kemampuan berbicara siswa dalam menceritakan kegemarannya melalui percakapan. Peneliti bekerjasama dengan guru melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang terjadi terhadap siswa selama penelitian berlangsung. 4. Tahap Refleksi Refleksi (Reflecting) merupakan kegiatan evaluasi tentang perubahan yang terjadi atau hasil yang diperoleh atas data yang terhimpun sebagai bentuk dampak tindakan yang telah dirancang (Sudarwan Danim, 2010: 104). Dalam kegiatan refleksi ini guru bersama peneliti (observer) mendiskusikan hasil penelitian siklus I. Hasil yang diperoleh didiskusikan, dianalisis, ditindaklanjuti ketercapaian tindakan penilaian. Apabila hasil yang diperoleh
  • 18. 16 belum sesuai dengan indikator keberhasilan, maka dilanjutkan kembali dengan tindakan penelitian siklus II. Kegiatan refleksi ini dilakukan ketika guru sudah selesai melaksanakan kegiatan. Hasil refleksi ini digunakan untuk melakukan perbaikan pada siklus selanjutnya. Siklus II Tahap ini dilakukan pada siklus II pada prinsipnya sama dengan siklus I, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Tindakan akan dilakukan pada siklus II dengan beberapa perubahan analisis refleksi pada siklus I dengan harapan pada siklus II akan lebih baik. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti dalam penelitian adalah: 1. Observasi Observasi (observing) adalah kegiatan mengamati dampak atas tindakan yang dilakukan (Sudarwan Danim, 2010: 103). Melihat kemampuan siswa dalam menceritakan kegemarannya melalui percakapan. Dalam menceritakan kegemarannya siswa sudah benar atau masih merasa malu/takut. 2. Dokumentasi Mengumpulkan lembar penilaian afektif yang berupa tabel berisi intonasi, jeda, lafal dan ekspresi siswa ketika menceritakan kegemarannya didepan kelas. F. Analisis Data Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan analisis data kualitatif dengan model analisis interaktif yang terdiri dari reduksi data, sajian data, penarikan simpulan dan pengumpulan data. Reduksi data berarti merangkum dan memfokuskan pada hal-hal penting. Dengan mereduksi data, data yang telah terkumpul akan lebih mudah untuk dianalisa dan disimpulkan.
  • 19. 17 Pengumpulan Data Reduksi Data Sajian data Penarikan Simpulan/ Verifikasi
  • 20. DAFTAR PUSTAKA H. A. Syukur Ghazali. 2010. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan Pendekatan Komunikatif-Interaktif. Bandung: PT Refika Aditama. Henry Guntur Tarigan. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Hudoro Sameto. 2004. Cara Berbicara dan Presentasi dengan Audio-Visual. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. http://www.erickvand.com/2012/03/pengertian-dan-bagaimana-menceritakan.html diunduh pada tanggal 28 desember 2012 pukul 17.00 WIB. http://id.shvoong.com/humanities/linguistics/2306378-pengertian-percakapan- diskusi/#ixzz2GVSwm8hT diunduh pada tanggal 28 desember 2012 pukul 17.15 WIB. http://www.scribd.com/doc/116094511/meningkkemampuanberbicara diunduh pada tanggal 29 desember 2012 pukul 10.00 WIB. Kartadinata Sunaryo, dkk. 2002. Bimbingan di Sekolah Dasar. Bandung: CV.Maulana. King Larry dan Bill Gilbert. 2005. Seni Berbicara Kepada Siapa Saja, Kapan Saja, dan Di mana Saja. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Maidar G. Arsjad dan Mukti U.S. 1988. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Rofi’uddin Ahmad dan Zuhdi Darmiyati. 2001. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Malang : Universitas Negeri Malang. St.Y.Slamet. 2007. Dasar-Dasar Kerterampilan Berbahasa Indonesia. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press. Sudarwan Danim. 2010. Karya Tulis Inovatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Suharsimi Arikunto. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Suharsimi Arikunto. 2010. Penelitian Tindakan. Jogjakarta: Aditya Media. Zainal Arifin. 2011. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 18