2. Nama anggota :
1. Shofi Kirana A. / 31
2. Syafnita M.A. / 32
3. Tsaniya Triexie / 33
4. Wianda Sabrina / 34
5. Yosua Chrial M. / 35
6. Zidane Zahro N. / 36
3. Pendahuluan
❖ Kimia unsur menjadi ilmu kimia yang mempelajari secara spesifik mengenai atom dan klasifikasinya berdasarkan sifat. Segala
sesuatu yang berada di alam semesta ini semuanya tersusun oleh atom yang saling bergabung membentuk molekul. Setiap
atom itu memiliki karakteristik dan sifat yang berbeda sehingga dapat dikelompokkan menjadi sub kelompok.
❖ Unsur kimia merupakan suatu zat yang tidak bisa diuraikan lagi menjadi zat yang lebih sederhana dengan proses kimia biasa,
dengan kata lain unsur adalah bahan dasar atau terkecil yang menyusun semua materi.
❖ Setiap unsur unik atau memiliki sifat karakteristiknya sendiri yang berbeda untuk setiap unsur lain. Biasanya untuk
memudahkan, setiap unsur diwakili dengan simbol berupa huruf. Seperti H untuk hidrogen, O untuk oksigen atau C untuk
karbon. Selain itu, setiap elemen memiliki nomor atom dan berat atom yang berbeda. Unsur juga dikenal dengan sebutan atom.
❖ atom yaitu berupa suatu nukleus yang mengandung proton yang bermuatan positif dan neutron yang bermuatan negatif,
nukleus tersebut dikelilingi oleh sekelompok elektron yang bermuatan negatif. Massa dari atom itu sendiri juga sangat
dipengaruhi oleh ketiga partikel ini.
❖ Karakteristik dari kimia unsur sangat terkait erat dengan jumlah dan pengaturan elektron yang ada di dalam atom. Dengan
demikian, unsur-unsur kimia yang ada saat ini dapat dibedakan satu sama lain oleh nomor atomnya. Berdasarkan hal tersebut,
maka para ahli kimia telah menemukan klasifikasi unsur kimia yang akan memudahkan kita melalui yang dikenal dengan tabel
periodik unsur.
❖ Tabel periodik adalah suatu tabel yang mengatur semua unsur kimia yang dikenal dalam suatu bentuk yang informatif. Unsur-
unsur kimia disusun dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah dalam urutan peningkatan nomor atom. Kenaikan nomor atom
tersebut juga diikuti dengan kenaikan massa dari atom itu sendiri.
❖ Nah, kali ini kelompok kami akan membahas tentang unsur unsur transisi periode keempat, yuk mari disimak !
4. Pengertian ❖ Unsur transisi adalah unsur yang dapat menggunakan
elektron pada kulit terluar dan kulit pertama terluar
untuk berikatan dengan unsur-unsur lain.
❖ unsur transisi periode keempat umumnya memiliki
elektron valensi pada subkulit 3d yang belum terisi
penuh, (kecuali zn) hal ini menyebabkan unsur transisi
periode ke empat memiliki sifat khas, seperti sifat
magnetik, warna ion, aktivitas katalitik, serta
kemampuan membentuk senyawa kompleks.
❖ Unsur-unsur transisi disebut sebagai unsur-unsur
golongan B.
❖ periode unsur golongan B dimulai dari periode
keempat hingga ketujuh. Nah, rata-rata unsur-unsur
radioaktif paling banyak terdapat di golongan ini
Baiklah, kali ini kita membahas unsur-unsur transisi
periode keempat saja:
5. Unsur Unsur transisi periode keempat
❖ Unsur-unsur transisi periode keempat terdiri atas:
Scandium (Sc), Titanium (Ti), Vanadium (V), Krom (Cr),
Mangan (Mn), Besi/Ferum (Fe), Kobalt (Co), Nikel (Ni),
Tembaga (Cu), dan Seng (Zn).
7. Unsur-unsur transisi periode keempat di alam
sebagian besar ditemukan dalam bentuk
senyawa oksida dan sulfida. Hal itu terjadi
karena unsur-unsur transisi periode keempat
sangat mudah teroksidasi dan mempunyai
afinitas yang cukup besar terhadap oksigen
dan belerang. Selain itu, okisigen dan
belerang termasuk unsur-unsur yang sangat
reaktif terhadap logam dan tersebar di kerak
bumi.
8. Persebaran Unsur Transisi Keempat di Indonesia
Unsur Mineral Rumus Kimia Daerah
Sc (Skandium) Thortveitite Sc2Si2O -
Ti (Titanium) Rutil
Ilmenit
TiO2
(FeTi)2O3
-
-
V (Vanadium) Vanadit Pb3(VO4)2 -
Cr (Kromium) Kromit FeCr2O4 Sulawesi Tengah
9. Unsur Mineral Rumus Kimia Daerah
Mn (Mangan) Pirolusit
Manganit
MnO2
Mn2O3H2O
Kalimantan Barat
Yogyakarta
Fe (Besi) Hematitit
Magnetit
Limonit
Siderit
Pirit
Fe2O3
Fe3O4
Fe2O3.H2O
FeCO3
FeS2
Kalimantan Barat
Sumatera Barat
Sumatera Selatan
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
10. Unsur Mineral Rumus Kimia Daerah
Co (Kobalt) Kobaltit
Smaltit
CoAsS
COAs2
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Ni (Nikel) Pentlandite
Garnerit
(FeNi)S
H2(NiMg)SiO4.2H2
O
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Cu (tembaga) Kalkopirit
Malasit
Kalkosit
CuFeS2
Cu2(OH)2CO3
Cu2S
Kalimantan Barat
Papua
Sumatra Barat
11. Unsur Mineral Rumus Kimia Daerah
Zn (Seng) Seng blende/
sphalerite
Calamine
ZnS
ZnCO3
Sumatra Barat
Sulawesi Tengah
12. Sifat Fisik
Sifat fisik adalah perubahan yang dialami suatu benda tanpa
membentuk zat baru. Sifat fisik dapat diamati tanpa mengubah
zat-zat penyusun materi tersebut. Contoh dari sifat ini adalah
Afinitas Elektron, Energi Ionisasi, Jari-jari Atom, Karakteristik
logam dan non logam, dan warna.
13. sifat fisik
Seperti yang kita tahu unsur yang ada di periode ini adalah unsur skandium (Sc),
titanium (Ti), vanadium (V), kromium (Cr), mangan (Mn), besi (Fe), kobalt (Co),
nikel (Ni), tembaga (Cu), dan seng (Zn).
Semua unsur transisi merupakan unsur logam sehingga bersifat konduktor,
berwujud padat pada suhu kamar (kecuali Hg), paramagnetik, dan sebagainya.
untuk lebih lengkapnya bisa dilihat di tabel pada slide berikutnya,
14. Sifat fisik
Unsur Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn
titik leleh, °C 1.539 1.660 1.917 1.857 1.244 1.537 1.491 1.455 1.084 420
titik didih, °C 2.730 3.318 3.421 2.682 2.120 2.872 2.897 2.920 2.582 911
rapatan, g/cm3 2,99 4,51 6,1 7,27 7,30 7,86 8,9 8,90 8,92 7,1
distribusi elektron 2.8.9.2 2.8.10.2 2.8.11.2 2.8.13.1 2.8.13.2 2.8.14.2 2.8.15.2 2.8.16.2 2.8.18.1 2.8.18.2
energi pengionan,
eV
6,5 6,8 6,7 6,8 7,4 7,9 7,9 7,6 7,7 9,4
jari-jari atom, Å 1,61 1,45 1,32 1,25 1,24 1,24 1,25 1,25 1,28 1,33
keelektonegatifan 1,3 1,5 1,6 1,6 1,5 1,8 1,8 1,8 1,9 1,6
struktur kristal hex hex bcc bcc sc bcc hex fcc fcc he
15. Sifat fisik
1. Sifat Logam
Logam-logam transisi memiliki sifat keras, kerapatan tinggi, dan daya hantar listrik yang lebih baik dibanding
logam golongan utama. Kecuali seng logam-logam transisi memiliki elektron-elektron yang berpasangan. Hal ini
lebih memungkinkan terjadinya ikatan-ikatan logam dan ikatan kovalen antar atom logam transisi. Ikatan
kovalen tersebut dapat terbentuk antara elektron-elektron yang terdapat pada orbital d. Dengan demikian, kisi
kristal logam-logam transisi lebih sukar dirusak dibanding kisi kristal logam golongan utama. Itulah sebabnya
1. Titik Leleh dan Titik Didih
Unsur-unsur transisi umumnya memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi karena ikatan antar atom logam
pada unsur transisi lebih kuat. Namun, titik leleh dan titik didih seng jauh lebih rendah dibanding unsur transisi
periode keempat lainnya karena pada seng orbital d-nya telah terisi penuh sehingga antar atom seng tidak dapat
membentuk ikatan kovalen.
16. Sifat Fisik
3. Sifat Magnet
Pengisian elektron unsur-unsur transisi pada orbital d belum penuh mengakibatkan ion-ion unsur transisi bersifat
paramagnetik artinya atom atau ion logam transisi tertarik oleh medan magnet. Unsur-unsur dan senyawa-
senyawa dari logam transisi umumnya mempunyai elektron yang tidak berpasangan dalam orbital-orbital d.
Semakin banyak elektron yang tidak berpasangan, makin kuat sifat paramagnetiknya.
3. Jari-Jari Atom
Tidak seperti periode ketiga, jari-jari atom unsur-unsur transisi periode keempat tidak teratur dari kiri ke kanan.
Hal ini dipengaruhi oleh banyaknya elektron-elektron 3d yang saling tolak-menolak yang dapat memperkecil
gaya tarik inti atom terhadap elektron-elektron. Akibatnya elektron-elektron akan lebih menjauhi inti atom,
sehingga jari-jari atomnya lebih besar.
17. Sifat Fisik
5. Warna
Unsur-unsur transisi periode keempat mempunyai beragam warna. Kenapa? Karena dalam bentuk unsur, warnanya berada pada
bentuk ini. Begitu juga dalam bentuk ion, warnya unsurnya berubah drastis. Sebenarnya warna unsur-unsur transisi sangat
banyak, tetapi ada juga unsur-unsur transisi periode keempat ini yang dalam bentuk unsur dan ion tidak berwarna.
Syarat unsur-unsur transisi berwarna:
Subkulit 3d-nya harus mempunyai pasangan elektron tidak berpasangan
Subkulit 3d-nya harus berisi, tidak boleh kosong
Tidak berwarna karena subkulid 3d-nya penuh dan kosong. Jadi, kalau elektron di subkulid 3d penuh dan kosong, tidak berwarna
Namun, ada beberapa unsur-unsur periode keempat dalam bentuk ion yang subkuit 3d-nya kosong dan berisi (3d0) mempunyai
warna serta tidak berwarna, yaitu:
VO4 3- (4s0 3d0) = merah
CrO4 2- (4s0 3d0) = kuning
Cr2O7 2- (4s0 3d0) = jingga
MnO4 – (4s0 3d0) = cokelat-ungu
Cu+ (4s0 3d10) = tidak berwarna
Zn2+ (4s0 3d10) = tidak berwarna
18. Sifat Fisik
6. Energi Ionisasi
Energy ionisasi pertama dari unsur–unsur transisi periode 4 ternyata hampir sama. Hal itu terjadi karena
muatan efektif inti yang dialami elektron kulit terluar adalah sama, yaitu +2 (electron terakhir unsure
transisi mengisi kulit ketiga, bukan kulit terluar). Adapun energi ionisasi zink (Zn) yang mencolok tinggi
dapat terjadi karena zink mempunyai konfigurasi elektron penuh, suatu bentuk elektron yang relatif stabil.
Semua unsur transisi periode keempat mempunyai energi ionisasi yang relatif rendah (kurang dari 1000
Kj/mol) kecuali zink (Zn) yang agak besar (906 Kj/mol).
20. 1. kereaktifan
Dari data potensial elektroda, unsur-unsur transisi periode keempat memiliki harga
potensial elektroda negatif kecuali Cu (E° = + 0,34 volt). Ini menunjukkan logam-logam
tersebut dapat larut dalam asam kecuali tembaga.
Kebanyakan logam transisi dapat bereaksi dengan unsur-unsur nonlogam, misalnya
oksigen, dan halogen.
2Fe(s) + 3O2(g) → 2Fe2O3(s)
Skandium dapat bereaksi dengan air menghasilkan gas hidrogen.
2Se(s) + 6H2O(l) → 3H2(g) + 2Sc(OH)3(aq)
21. 2. Pembentukan ion kompleks
Semua unsur transisi dapat membentuk ion kompleks, yaitu suatu struktur
dimana kation logam dikelilingi oleh dua atau lebih anion atau molekul netral
yang disebut ligan. Antara ion pusat dengan ligan terjadi ikatan kovalen
koordinasi, dimana ligan berfungsi sebagai basa Lewis (penyedia pasangan
elektron).
Contoh :
[Cu(H2O)4]2+
[Fe(CN)6]4–
[Cr(NH3)4.Cl2]+
23. Skandium (Sc)
Skandium (Sc) dibuat dengan elektrolisis cairan ScCl3 yang dicampurkan
dengan klorida-klorida lain.
Penggunaan utamanya adalah aloi aluminium-skandium untuk industri
aeroangkasa dan juga untuk peralatan sukan (basikal, bet besbol, senjata
api, dan sebagainya) yang memerlukan bahan berprestasi tinggi.
24. Titanium (Ti)
Langkah awal produksi titanium dilakukan dengan mengubah bijih rutil
yang mengandung TiO2 menjadi TiCl4, kemudian TiCl4 dureduksi
dengan Mg pada temperatur tinggi yang bebas oksigen.
Titanium banyak digunakan dalam industri dan konstruksi contohnya
sebagai badan pesawat terbang, bahan katalis industri polimer polietlen,
dll.
TiO2(s) + C(s) + 2Cl2(g) → TiCl4(g) + CO2(g)
TiCl4(g) + 2Mg(s) → Ti(s) + 2MgCl2(g)
25. Vanadium (V)
Ferrovanadium dihasilkan dengan mereduksi V2O5 dengan pereduksi
campuran silicon dan besi. SiO2 yang dihasilkan direaksikan dengan CaO
membentuk kerak CaSiO3(l).
2V2O5(s)+ 5Si(s) → 4V(s) + Fe(s) + 5SiO2(s)
SiO2(s) + CaO(s) → CaSiO3
Vanadium biasa digunakan untuk membuat peralatan yang
membutuhkan kekuatan dan kelanturan yang tinggi, untuk membuat
logam campuran, digunakan sebagai katalis pada proses pembuatan
asam sulfat, dan digunakan sebagai reduktor
26. Kromium (Cr)
Logam krom dibuat menurut proses goldschmidt dengan jalan
mereduksi Cr2O3 dengan logam aluminium.
Kromium digunakan untuk mengeraskan baja, pembuatan baja tahan
karat dan membentuk banyak logam campuran. Kromium juga digunakan
dalam proses pelapisan logam, dapat memberi wrna hijau emerald pada
kaca, dapat digunakan sebagai katalis, dll.
Cr2O3 (s) + 2Al(s) → Al2O3(s) + 2Cr(s)
27. Mangan (Mn)
Pembuatan feromangan dilakukan dengan mereduksi MnO2 dengan
campuran besi oksida dan karbon.
MnO2 + Fe2O3 + 5C → Mn + 2Fe + 5CO
Mangan digunakan sebagai depolariser dan sel kering baterai dan untuk
menghilangkan warna hijau pada gelas yang disebabkan oleh pengotor
besi. Dioksidanya berguna untuk pembuatan oksigen dan khlorin, dan
dalam pengeringan cat hitam. Senyawa permanganat adalah oksidator
yang kuat dan digunakan dalam analisis kuantitatif dan dalam
pengobatan.
28. Besi (Fe)
Ferrum atau besi dapat diperoleh dengan cara mengekstrasi bijihnya
dalam tanur hembus atau tanur tinggi. Bahan baku yang diperlukan
dimasukkan dalam tanur tinggi yaitu bijih besi, karbon, dan batu kapur
(CaCO3).
Kegunaan utama dari besi adalah untuk membuat baja. Besi juga dapat
digunakan untuk kontruksi atau rangka bangunan, landasan, dll. Selain
itu besi dapat digunakan untuk untuk bahan cat seperti cat minyak, cat
air, cat tembok, untuk mengkilapkan kaca. dan sebagai bahan tinta.
29. Kobalt (Co)
Unsur kobalt di alam selalu didapatkan bergabung dengan nikel dan
biasanya juga dengan arsenik. Mineral cobalt terpenting antara lain
Smaltite (CoAs2), cobalttite (CoAsS) dan Lemacite (Co3S4). Sumber
utama kobalt disebut “Speisses” yang merupakan sisa dalam peleburan
bijih arsen dari Ni, Cu, dan Pb.
Kobalt banyak digunakan untuk pelapis logam, katalis, untuk baja
magnet dan tahan karat lainnya. Garam kobalt telah digunakan selama
berabad-abad untuk menghasilkan warna biru brilian yang permanen
pada porselen, kaca, pot, keramik, dan lapis e-mail gigi. Larutan kobalt
klorida digunakan sebagai pelembut warna tinta.
30. Nikel (Ni)
Nikel dapat dibuat dengan pengeringan di Tanur Pengering, Kalsinasi
dan Reduksi di Tanur, Peleburan di Tanur Listrik, Pengkayaan di Tanur
Pemurni, dan Granulasi dan Pengemasan
Nikel dapat digunakan sebagai uang logam, barang perhiasan, baterai
elektrode, keramik, pelapis besi, dan sebagai katalis. Nikel merupakan
penghantar panas yang baik sehingga sering digunakan sebagai
komponen listrik (nikrom) yang merupakan campuran dari Ni, Fe, dan
Cr.
31. Tembaga (Cu)
Proses pengolahan tembaga diawali dengan pemanggangan kalkopirit
(CuFeS2) atau bijih tembaga lain. Hasil pemanggangan dioksidasi dalam
oksigen. Tembaga yang dihasilkan dimurnikan secara elektrolisis dan
flotasi.
Tembaga dalam kehidupan sehari-hari digunakan untuk kabel listrik,
bahan uang logam, untuk bahan mesin pembangkit tenaga uap dan untuk
aloi. CuSO4 (terusi) banyak digunakan untuk larutan elektrolit dalam sel
elektrokimia, campuran terusi dan Ca(OH)2 dengan sedikit air dapat
digunakan memberantas kutu dan jamur.
32. Seng (Zn)
Unsur ini dapat dibuat dengan cara mereduksi calamine dengan arang.
Bijih-bijih seng yang utama. Satu metode dalam mengambil unsur ini
dari bijihnya adalah dengan cara memanggang bijih seng untuk
membentuk oksida dan mereduksi oksidanya dengan arang atau karbon
yang dilanjutkan dengan proses distilasi.
Seng banyak digunakan untuk melapisi logam besi, dapat digunakan
sebagai elektroda untuk pembuatan paduan logam, untuk bahan cat
(berwarna putih), seng dalam jumlah besar dapat digunakan untuk
membuat cetakan dalam industri otomotif, dll.
33. DAMPAK
NEGATIF
UNSUR
TRANSISI
PERIODE 4
1.Skandium (Sc)
Logam skandium apabila terakumulasi dalam tubuh
manusia akan merusak organ hati, sistem reproduksi,
serta sistem saraf.
Sedangkan pada hewan air, logam skandium dapat
merusak membran sel.
2. Titanium (Ti)
Paparan titanium berlebihan pada tubuh manusia
dapat mengakibatkan perubahan di paru-paru
sehingga memacu keluhan-keluhan seperti sesak
napas, nyeri dada, dan batuk.
34. 3. Vanadium (V)
JIka unsur ini terserap oleh tubuh dalam jumlah banyak, maka dapat
memicu iritasi paru-paru, tenggorokan, mata, dan rongga hidung.
4. Kromium (Cr)
Dampak negatif kromiun timbul jika kromium dalam bentuk limbah
seperti limbah dalam industri percetakan, limbah keramik, limbah
tekstil, dan limbah cat, tidak dikelola dengan baik. Ion dari kromium ini
sangat berbahaya dan dapat bersifat karsinogenik. kadar
maksimumnya dalam air sebesar 0,05 bpj
5. Mangan (Mn)
Mangan dapat beracun ketika konsentrasinya terlalu tinggi dalam
tubuh manusia. Efeknya adalah halusinasi, mudah lupa, hingga
kerusakan saraf.
35. 6. Besi (Fe)
Akumulasi besi yang tinggi akan menjadikan warna
kulit menjadi hitam.
7. Kobalt (Co)
Apabila Kobalt terhirup dalam konsentrasi yang
tinggi, akan mengakibatkan asma dan pneumonia.
Paparan radiasi isotop radioaktif kobalt dapat
memicu kemandulan, rambut menjadi rontok,
muntah, bahkan kematian.
36. 8. Nikel (Ni)
Paparan nikel dalam jumlah besar dapat
mengakibatkan penyakit pada manusia seperti
kanker hidung, laring, paru-paru, sampai kanker
prostat.
Konsentrasi nikel yang tinggi pada tanah berpasir
dapat merusak alga yang hidup disana.
9. Tembaga (Cu)
Paparan logam tembaga dalam jangka panjang akan
mengakibatkan dampak negatif untuk kesehatan
seperti: sakit kepala, sakit perut, pusing, muntah,
sampai kerusakan pada hati dan ginjal.
37. 10. Seng (Zn)
Tingkat seng yang sangat tinggi dapat merusak
Pankreas dan mengganggu metabolisme protein,
serta menyebabkan arteriosclerosis.
Selain itu, jumlah seng yang tinggi dapat menjadI
ancaman bagi tanaman dan hewan lainnya.