1. 1.1 Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk yang mempunyai akal, jasmani dan rohani.
Melalui akalnya manusia dituntut untuk berfikir menggunakan akalnya untuk
menciptakan sesuatu yang berguna dan bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun
untuk orang lain. Melalui jasmaninya manusia dituntut untuk menggunakan
fisikatau jasmaninya melakukan sesuatu yang sesuai dengan fungsinya dan tidak
bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dan melalui
rohaninya manusia dituntut untuk senantiasa dapat mengolah rohaninya yaitu dengan
cara beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya.
Antara manusia dan peradaban mempunyai hubungan yang sangat erat karena
diantara keduanya saling mendukung untuk menciptakan suatu kehidupan yang
sesuai kodratnya. Suatu peradaban timbul karena ada yang menciptakannya yaitu
diantaranya factor manusianya yang melaksanakan peradaban tersebut.
Suatu peradaban mempunyai wujud, tahapan dan dapat
berevolusi atauberubah sesuai dengan perkembangan zaman. Dari peradaban pula
dapat mengakibatkan suatu perubahan pada kehidupan social. Perubahan ini dapat
diakibatkan karena pengaruh modernisasi yang terjadi di masyarakat.
Masyarakat yang beradab dapat diartikan sebagai masyarakat yang
mempunyai sopan santun dan kebaikan budi pekerti. Ketenangan, kenyamanan,
ketentraman dan kedamaian sebagai makna hakiki manusia beradab dalam
pengertian lain adalah suatu kombinasi yang ideal antara kepentingan pribadi dan
kepentingan umum.
2. Dalam rangka melaksanakan tugas matakuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar,
maka kami membuat makalah tentang Manusia dan Peradaban untuk mengetahui
tentang pengertian adab dan peradaban, mengetahui pengertian manusia sebagai
makhluk beradab dan masyarakat adab, mengetahui pengertian evolusi dan apa saja
tahapan-tahapan peradaban, mengetahui pengertian dan cakupan kebudayaan sosial,
mengetahui apa saja wujud dari peradaban, mengetahui pengertian tradisi,
modernisasi dan masyarakat madani, mengetahui pengertian ketenangan,
kenyamanan, ketentraman dan kedamaian sebagai makna hakiki manusia beradab,
dan mengetahui problematika peradaban bagi kehidupan manusia.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah pengertian dari adab dan peradaban?
2. Apakah pengertian manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab?
3. Apakah pengertian evolusi dan apa saja tahapan-tahapan peradaban?
4. Apa pengertian dan cakupan kebudayaan sosial?
5. Bagaimanakah wujud peradaban?
6. Apakah pengertian tradisi, modernisasi dan masyarakat madani?
7. Apakah ketenangan, kenyamanan, ketentraman dan kedamaian sebagai makna
hakiki manusia beradab?
8. Apakah problematika peradaban bagi kehidupan manusia?
1.3 Tujuan dan Manfaat
3. 1. Mengetahui pengertian adab dan peradaban.
2. Mengetahui pengertian manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab.
3. Mengetahui pengertian evolusi dan tahapan-tahapan peradaban.
4. Mengetahui pengertian dan cakupan kebudayaan sosial.
5. Mengetahui wujud dari peradaban.
6. Mengetahui pengertian tradisi, modernisasi dan masyarakat madani.
7. Mengetahui ketenangan, kenyamanan, ketentraman dan kedamaian sebagai makna
hakiki manusia beradab.
8. Mengetahui tentang problematika peradaban bagi kehidupan manusia.
II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Adab dan Peradaban
Menurut Damono sebagaimana dikutip oleh Oman Sukmana, kata “adab”
berasal dari bahasa Arab yang berarti akhlak atau kesopanan dan kehalusan budi
pekerti.[1]
Adab erat hubungannya dengan:
· Moral yaitu nilai – nilai dalam masyarakat yang hubungannya dengan kesusilaan
· Norma yaitu aturan, ukuran atau pedoman yang dipergunakan dalam menentukan
sesuatu yang baik atau salah.
· Etika yaitu nilai-nilai dan norma moral tentang apa yang baik dan buruk yang
menjadi pegangan dalam mengatur tingksh laku manusia.
4. · Estetika yaitu berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam
keindahan, kesatuan, keselarasan dan kebalikan.
Menurut Fairchild sebagaimana yang dikutip oleh Oman Sukmana, “peradaban”
adalah perkembangan kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu yang
diperoleh manusia pendukungnya.[2]
Menurut Bierens De Hans “peradaban” adalah seluruh kehidupan sosial, ekonomi,
politik dan teknik. Jadi, peradaban adalah bidang kehidupan untuk kegunaan yang
praktis, sedangkan kebudayaan adalah sesuatu yang berasal dari hasrat dan gairah
yang lebih murni diatas tujuan yang praktis hubungannya dengan masyarakat.
Menurut Prof. Dr. Koentjaraningrat “peradaban” adalah bagian-bagian kebudayaan
yang halus dan indah seperti kesenian.[3] Dengan demikian “peradaban” adalah
tahapan tertentu dari kebudayaan masyarakat tertentu pula, yang telah mencapai
kebudayaan tertentu pula, yang telah mencapai kemajuan tertentu yang dicirikan oleh
tingkat ilmu pngetahuan, teknologi dan seni yang telah maju. Masyarakat tersebut
dapat dikatakan telahmengalami proses perubahan sosial yang berarti, sehingga taraf
kehidupannya makin kompleks.
2.2 Pengertian Manusia sebagai Makhluk Beradab dan Masyarakat Adab
Manusia disamping sebagai makhluk Tuhan, sebagai makhluk individu juga sebagai
makhluk sosial budaya, dimana saling berkaitan satu dengan yang lain. Sebagai
makhluk Tuhan manusia memiliki kewajiban mengabdi kepada Sang Kholik, sebagai
makhluk individu manusia harus memenuhi segala kebutuhan pribadinya dan sebagai
makhluk sosial budaya manusia harus hidup berdampingan dengan manusia lain
dalam kehidupan yang selaras dan saling membantu.
5. Manusia sebagai makhluk sosial disini merupakan anggota masyarakat yang tentunya
mempunyai tanggungjawab seperti anggota masyarakat lain, agar dapat
melangsungkan hidupnya dalam masyarakat tersebut. Oleh karena itu, manusia yang
bertanggungjawab adalah manusia yang dapat menyatakan bahwa tindakannya itu
baik dalam arti menurut norma umum.
Untuk menjadi makhluk yang beradab, manusia senantiasa harus menjunjung tinggi
aturan-aturan, norma-norma, adat-istiadat, ugeran dan wejangan atau nilai-nilai
kehidupan yang ada di masyarakat yang diwujudkan dengan menaati berbagai
pranata sosial atau aturan sosial, sehingga dalam kehidupan di masyarakat itu akan
tercipta ketenangan, kenyamanan, ketentraman dan kedamaian. Dan inilah
sesungguhnya makna hakiki sebagai manusia beradab.[4]
Konsep masyarakat adab dalam pengertian yang lain adalah suatu kombinasi yang
ideal antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum. Dalam suatu masyarakat
yang adil, setiap orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya
dianggap paling cocok bagi setiap orang tersebut, yang tentunya perlu adanya
keselarasan dan keharmonisan. Namun demikian keinginan manusia untuk
mewujudkan keinnginannya atau haknya sebagai salah satu bentuk pemenuhan
kebutuhan hidup, tidak boleh dilakukan secara berlebihan bahkan merugikan
manusia lain. Manusia dalam menggunakan hak untuk memenuhi kepentingan
pribadinya tidak boleh melampaui batas atau merugikan kepentingan orang lain.
Sebagai suatu anggota masyarakat yang beradab manusia harus bisa menciptakan
adanya keseimbangan antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum. Jadi, perlu
6. adanya suatu kombinasi yang ideal antara kepentingan pribadi dan kepentingan
umum.
2.3 Evolusi dan Tahapan-tahapan Peradaban
Evolusi diajukan sebagai faktor kebudayaan pada sekitar pertengahan abad ke – 19
dan dengan segera pula menjadi kategori budaya yang sangat populer. Mereka yang
menerapkan gagasan evolusi pada pertumbuhan kebudayaan tidak begitu melukiskan
proses yang sungguh-sungguh terjadi, melainkan hanya menyusun sebuah artificial
selection diantara ratusan peristiwa dan kejadian yang laludiurutkan menurut skema
evolusi. Menurut JWM Baker SJ[5], mereka tidak sampai menerangkan jalan
kebudayaan dengan teori evolusi, tetapi mencoba membuktikan evolusi dengan data
budaya yang ada.
Proses evolusi kebudayaan hanya dipandang dari jauh, yakni dengan mengambil
jangka waktu yang panjang, misalnya beberapa ribu tahun yang lalu, maka akan
menampakkan perubahan-perubahan besar yang seolah menentukan arah
(directional) dari sejarah perkembangan kebudayaan yang bersangkutan. Perubahan
– perubahan tersebut direkonstruksi dengan menganalisa sisa-sisa dari benda hasil
kebudayaan manusia pada jaman dahulu yang antara lain digali dari lapisan bumi
diberbagai tempat.[6]
Menurut Alfin Tofler tahapan peradaban dapat dibagi atas tiga tahapan, yaitu :[7]
1. Gelombang pertama sebagai tahap peradaban pertanian, dimana dimulai
kehidupan baru dari budaya meramu ke bercocok tanam (revolusi agraris).
2. Gelombang kedua sebagai tahap peradaban industri penemuan mesin uap,
energi listrik, mesin untuk mobil dan pesawat terbang (revolusi industri).
7. 3. Gelombang ketiga sebagai tahap peradaban informasi. Penemuan teknologi
informasi dan komunikasi (ICT) dengan komputer atau alat komunikasi digital.
Menurut John Naisbitt mengemukakan bahwa era informasi menimbulkan gejala
mabuk teknologi, yang ditandai dengan beberapa indikator, yaitu :
1. Masyarakat lebih menyukai penyelesaian masalah secara kilat.
2. Masyarakat takut sekaligus memuja teknologi.
3. Masyarakat mengaburkan perbedaan antar yang nyata dan yang semu.
4. Masyarakat menerima kekerasan sebagai sesuatu yang wajar.
5. Masyarakat mencintai teknologi dalam bentuk mainan, dan
6. Masyarakat menjalani kehidupan yang berjarak dan terenggut.
2.4 Peradaban dan Perubahan Sosial
1. Pengertian dan cakupan kebudayaan sosial
Perubahan sosial merupakan gejala yang akan menimbulkan ketidaksesuaian antara
unsur-unsur yang ada didalam masyarakat, sehingga menghasilkan suatu pola
kehidupan yang tidak sesuai fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan.
Willbert Moore[8] memandang perubahan sosial sebagai “perubahan struktur sosial,
pola perilaku, dan interaksi sosial”. Perubahan sosial berbeda dengan perubahan
kebudayaan. Perubahan kebudayaan mengarah pada perubahan unsur-unsur
kebudayaan yang ada.
William F. Ogburn[9] mengemukakan bahwa ruang lingkup perubahan-perubahan
sosial mencakup unsur-unsur kebudayaan yang materiil maupun immateriil.
Gillin dan Gillin[10] mengatakan bahwa perubahan – perubahan sosial untuk sesuatu
variasi dari cara hidup yang lebih diterima yang disebabkan baik karena perubahan
8. kondisi geografis, kebudayaan materiil, kompetisi penduduk, ideologi maupun
karena adanya difusi ataupun peubahan-perubahan baru dalam masyarakat tersebut.
Menurut Selo Sumardjan, perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada
lembaga kemasyarakatan didalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosial,
termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola perilaku diantaranya
kelompok dalam masyarakat. Menurutnya antara perubahan sosial dan perubahan
kebudayaan memiliki satu aspek yang sama, yaitu keduanya bersangkut paut dengan
suatu penerimaan cara –cara baru atau suatu perbaikan cara masyarakat memenuhi
kebutuhannya.
Perubahan sosial yaitu perubahan yang terjadi dalam masyarakat atau dalam
hubungan interaksi yang meliputi berbagai aspek kehidupan. Cara yang paling
sedderhana untuk memahami terjadinya perubahan sosial dan budaya adalah
membuat rekapitulasi dari semua perubahan yang terjadi dalam masyarakat
sebelumnya. Perubahan yang terjadi dalam masyarakat yang dianalisis dari berbagai
segi :
a. Kearah mana perubahan dalam masyarakat bergerak (derection of
change)bahwa perubahan tersebut meninggalkan faktor yang diubah. Akan tetapi
setelah meninggalkan faktor tersebut, mungkin perubahan itu bergerak kepada
sesuatu yang baru sama sekali, akan tetapi mungkin pula bergerak kearah suatu
bentuk yang sudah adda pada waktu yang lampau.
b. Bagaimana bentuk dari perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan
yang terjadi dalam masyarakat.
2. Teori dan Bentuk Perubahan Sosial
9. a. Teori Sebab – Akibat (Causation Problem)
Beberapa faktor dikemukakan oleh para ahli untuk menerangkan sebab – sebab
perubahan sosial yang terjadi, beberapa pendekatan sebagai berikut :
1) Analisis Dialektika
Analisis perubahan sosial yang menelaah syarat – syarat dan keadaan yang
mengakibatkan terjadinya perubahan dalam suatu sistem masyarakat. Hal ini
dirumuskan oleh Hegell Marx sebagai dialektika artinya thesis antisynthesis.
2) Teori Tunggal Mengenai Perubahan Sosial
Teori tunggal menerangkan sebab – sebab perubahan sosial, atau pola kebudayaan
dengan menunjukkan kepada satu faktor penyebab. Teori tunggal maupun
deterministik menurut Soerjono Soekanto (1983) tidak bertahan lama, timbulnya
pola analisis yang lebih cermat dan lebih didasarkan fakta.
b. Teori Proses atau Arah Perubahan Sosial
Kebudayaan teori – teori mengenai arah perubahan sosial mempunyai kecenderungan
yang bersifat kumulatif atau evolusioner.
1) Teori Evolusi Unilinier (Garis Lurus Tunggal)
Teori ini berpendapat bahwa manusia dan masyarakat mengalami perkembangan
sesuai dengan tahapan tertentu semula dari bentuk sederhana kemudian yang
kompleks sampai pada tahap yang sempurna. Pelopor teori ini adalah Agust Comte
dan Hebert Spenser.
2) Teori Multilinier
Teori ini pada artinya menggambarkan suatu metodologi didasarkan pada suatu
asumsi yang menyatakan bahwa perubahan sosial atau kebudayaan yang didapatkan
10. gejala keteraturan yang nyata dan signifikan. Teori ini tidak mengenal hukum atau
skema apriori, tetapi teori ini lebih memperhatikan tradisi dalam kebudayaan dan
dari berbagai daerah menyeluruh meliputi bagian – bagian tertentu.
2.5 Wujud Peradaban
Peradaban adalah wujud kebudayaan sebagai hasil kreatifitas manusia baik yang
bersifat materiil berupa benda-benda yang kasat mata dan dapat diraba, seperti candi
borobudur, bangunan gedung atau rumah, mobil, perlatan kerja, dan sebagainya,
maupun yang bersifat non – materiil dalam bentuk nilai, moral, norma, dan estetika.
Peradaban sebagai wujud kebudayaan yang bersifat non – materiil, seperti adat sopan
santun pergaulan dalam menjalani hidup dan kehidupan ini manusia senantiasa
memegang teguh nilai-nilai yang ada, baik berupa moral, norma, etika, dan estetika.
Menurut Ki Hajar Dewantara, etika adalah ilmu yang mempelajari segala soal
kebaikan dan keburukan didalam hidu manusia semuanya, teristimewa yang
mengenai gerak – gerik pikiran dan rasa yang dapat merupakan pertimbangan dan
perasaan, sampai mengenai tujuannya yang dapat merupakan perbuatan.[11]
Etika merupakan suatu ajaran yang melakukan refleksi kritis atas norma ajaran moral.
Tugas etika adalah mencari ukuran baik buruknya bagi tingkah laku manusia.
Secara dikotomisada etika deskriptif yang berusaha mengkaji secara kritis dan
rasional tentang sikap dan pola perilaku manusia, dan apa yang dikerjakan oleh
manusia dalam hidup sebagai sesuatu yang bernilai. Sedangkan etika normatif adalah
berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola perilaku yang ideal yang seharusnya
dimiliki oleh manusia (berupa norma-norma).
11. Menurut Th. L. Vanhoeven (dalam Oman Sukmana), norma berasal dari kata
“normalis”, yang berarti menurut petunjuk, kaidah, kebiasaan, kelaziman, patokan,
standart, ukuran.[12] Norma – norma mempunyai kekuatan mengikat yang berbeda –
beda, yaitu :[13]
1. Folkways, yakni norma-norma yang berdasar kebiasaan atau kelaziman dalam
tradisi, dan apabila dilanggar tidak ada sanksinya, tetapi hanya dianggap aneh dan
menjadi sasaran pembicaraan umum saja.
2. Mores (tata kelakuan), yakni norma moral yang menentukan suatu kelakuan
tergolong benar atau salah, baik atau buruk. Individu yang melanggar moresakan
dihukum.
Moral adalah nilai – nilai dalam masyarakat dalam hubungannya dengan kesusilaan.
Moralitas adalah sistem nilai tentang bagaimana seseorang harus hidup secara baik
sebagai manusia, dan sekaligus merupakan petunjuk kongkrit yang siap pakai tentang
bagaimana seseorang itu harus hidup.
Dalam realitas budaya pengembangan kebudayaan dikembangkan melalui nilai –
nilai estetika yang tidak terlepas dari nilai – nilai etika, moral, norma dan hukum
yang berlaku.
Secara etimologis istilah “estetika” berarti “teori tentang ilmu penginderaan”. Tetapi
kemudian diberi pengertian yang dapat diterima lebih luas ialah “teori tentang
keindahan dan seni”.[14]
Manusia memiliki sensibilitas esthethis, karena itu manusia tak dapat dilepaskan dari
keindahan. Manusia membutuhkan keindahan dalam kesempurnaan (keutuhan)
12. pribadinya. Tanpa estetika ini, kemanusiaan tidak lagi mempunyai perasaan dan
semua kehidupan akan menjadi steril.
2.6 Tradisi, Modernisasi dan Masyarakat Madani
1. Tradisi
Adat adalah merupakan pencerminan daripada kepribadian sesuatu bangsa,
merupakan satu penjelmaan daripada jiwa bangsa yang bersangkutan dari abad ke
abad. Oleh karena itu, maka tiap bangsa didunia ini memiliki adat kebiasaan sendiri –
sendiri yang satu dengan yang lainnya berbeda satu sama lain.
Adat istiadat yang hidup serta yang berhubungan dengan tradisi rakyat yang
merupakan adat kebiasaanturun-temurun yang masih dijalankan di masyarakat
karena adanya penilaian bahwa cara – cara yang telah ada merupakan cara yang
paling baik dan benar, serta hal ini merupakan sumber yang mengagumkan bagi
kekayaan budaya bangsa.
Didalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, adat yang dimiliki oleh daerah –
daerah suku – suku bangsa adalah berbeda – beda, meskipun demikian dasar dan
sifatnya adalah satu, yaitu keindonesiaannya. Oleh karena itu, maka adat bangsa
Indonesia itu dikatakan ber“bhinneka”. Adat bangsa Indonesia yang “Bhinneka
Tunggal Ika” ini tidak mati, melainkan selalu berkembang.
2. Modernisasi
a. Konsep Modernisasi.
Modernisasi dimulai di Italia abad ke – 15 dan tersebar di sebagian besar ke dunia
Barat dalam lima abad berikutnya. Manifesto proses modernisasi pertama kali
13. terlihat di Inggris dengan meletusnya revolusi industri pada abad ke – 18, yang
mengubah cara produksi tradisional ke modern.
Modernisasi masyarakat adalah suatu proses tranformasi yang mengubah :
· Di bidang ekonomi, modernisasi berarti tumbuhnya kompleks industri yang
besar, dimana produksi barang konsumsi dan sarana dibuat secara masal.
· Di bidang politik, dikatakan bahwa ekonomi yang modern memerlukan ada
masyarakat nasinal dengan integrasi yang baik.
Berikut ini beberapa pendapat para ahli tentang modernisasi, yaitu :[15]
a) Modernisasi menurut Cyril Edwin Black, yaitu rangkaian perubahan cara hidup
manusia yang kompleks dan saling berhubungan, merupakan bagian pengalaman
yang universal dan yang dalam banyak kesempatan merupakan harapan bagi
kesejahteraan manusia.
b) Menurut Kentjaraningrat, modernisasi merupakan usaha penyesuaian hidup
dengan konstelasi dunia sekarang ini. Hal itu berarti bahwa untuk mencapai tingkat
modern harus berpedoman kepada dunia sekitar yang mengalami kemajuan.
c) Menurut Schorrl (1980), modernisasi adalah proses penerapan ilmu pengetahuan
dan teknologi ke dalam semua segi kehidupan manusia dengan tingkat yang berbeda
– beda tetapi tujuan utamanya untuk mencari taraf hidup yang lebih baik dan nyaman
dalam arti yang seluas – luasnya.
d) Smith (1973), mengatakan bahwa modernisasi adalah proses yang dilandasi
dengan seperangkat rencana dan kebijaksanaan yang disadari untuk mengubah
masyarakat ke arah kehidupan masyarakat yang kontemporer yang menurut penilaian
lebih maju dalam derajat kehormatan tertentu.
14. b. Syarat-syarat Modernisasi.
Modernisasi bersifat preventif, dan kontraktif agar proses tersebut tidak mengarah
pada angan – angan. Modernisasi dapat terwujud melalui beberapa syarat, yaitu :
· Cara berfikir ilmiah yang institutionalized dalam kelas penguasa maupun
masyarakat.
· Sistem administrasi negara yang baik yang benar – benar mewujudkan birokrasi.
· Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur yang terpusat pada suatu
atau lembaga tertentu.
· Penciptaan iklim yang baik dan teratur dari masyarakat terhadap modernisasi
dengan cara penggunaan alat komunikasi masa.
· Tingkat organisasi yang tinggi, disatu pihak disiplin tinggi bagi pihak lain di
pihak pengurangan kepercayaan.
· Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaannya.
c. Ciri-ciri Modernisasi.
Modernisasi merupakan salah satu modal yang ditandai dengan ciri – ciri :
· Keutuhan materi dan ajang kebutuhan manusia.
· Kemajuan teknologi dan industrialisasi, individualisasi, sekularisasi, diferensasi,
dan akulturasi.
· Modernisasi banyak menberikan kemudahan bagi manusia.
· Berkat jasanya, hampir senua keinginan manusia terpenuhi.
· Modernisasi juga memberikan dan melahirkan teori baru.
· Mekanisme masyarakat berubah menuju prinsip dan logika ekonomi serta
orientasi kebendaan yang berlebihan.
15. · Kehidupan seseorang perhatian religiusnya dicurahkan untuk bekerja dan
menumpuk kekayaan.
3. Masyarakat Madani
Menurut Wirutomo (2002), di Indonesia kata “civil society”diterjemahkan sebagai
masyarakat sipil, masrakat warga, masyarakat madani, atau masyarakat
adab.[16] Apapun bentuk tindakannya yang pasti konsep itu menyangkut sutu ruang
gerak masyarakat yang berada di luar negara.
Karena bidang politik pada masa lalu selalu dikaitkan dengan negara, maka muncul
konsep civil society sebagai arena bagi warga negara yang aktif dalam politik. Tetapi
lebih luas lagi konsep ini sering juga dikaitkan dengan peradaban masyarakat, yaitu
suatu kualitas kebudayaan masyarakat yang ditandai oleh supremasi hukum.
2.7 Ketenangan, Kenyamanan, Ketentraman dan Kedamaian sebagai Makna
Hakiki Manusia Beradab
Sudah menjadi kodrat alam bahwa manusia dalam hidupnya selalu bergaul dan
berkumpul serta hidup bersama – sama dengan manusia lainnya dalam satu tempat
dan waktu tertentu yang disebut masyarakat. Dalam masyarakat manusia saling
mengadakan hubungan dan kerjasa (interaksi) antara yang satu dengan yang lain.
Itulah sebabnya filosofis terkenal Aristoteles mengatakan bahwa manusia adalah
makhluk sosial.
Kehidupan bersama atau berkelompok dari manusia itu, mempunyai beberapa tujuan
tertentu, yaitu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, menghindarkan diri dari marah
bahaya, dan melanjutkan keturunan.
16. Untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan hidupnya tersebut, manusia harus
mengadakan hubungan dan kerjasama (interaksi) dengan manusia lain. Tanpa
mengadakan interaksi dengan manusia yang laintidak mungkin kebutuhan –
kebutuhan tersebut dapat terpenuhi, baik kebutuhan primer dan juga kebutuhan
sekunder.
Sebagai diketahui bahwa manusia disamping sebagai makhluk sosial juga makhluk
individu, dimana dalam memenuhi kebutuhan – kebutuhan sendiri tanpa
menghiraukan kepentingan orang lain. Manusia harus ada keseimbangan antara
kepentingan pribadi dan kepentingan umum. Jika tidak maka dapat menimbulkan
kekacauan, pertentangan diantara sesama manusia sehingga keteraturan, ketetraman
tidak akan terwujud.
Agar hal tersebut tidak terjadi, maka diperlukan pedoman – pedoman hidup tentang
bagaimana seorang berbuat terhadap orang lain atau bagaimana manusia harus
bertingkah laku dalam masyarakat. Pedoman - pedoman hidup yang dimaksud seperti
aturan – aturan, norma – norma adat – istiadat, ogeran dan wejanga atau nilai-nilai
kehidupan yang ada di masyarakat. Jika manusia telah dapat menciptakan hal –
hal tersebut, maka sesungguhnya manusia telah dapat memahami arti atau makna
hakiki sebagai manusia beradab.
2.8 Peradaban dan Problematikanya bagi Kehidupan Manusia
Arus modernisasi dan globalisasi adalah sesuatu yang pasti terjadi dan sulit untuk
dikendalikan, terutama karena begitu cepatnya informasi yang masuk ke seluruh
belahan dunia, hal ini membawa pengaruh bagi seluruh bangsa di dunia,termasuk di
dalamnya bangsa Indonesia.
17. Arus informasi berkembang cepat menumbuhkan cakrawala pandangan manusia
makin terbuka luas. Dengan daya pengaruhnya yang sangat besar, karena ditopang
pula oleh sistem – sistem sosial yang kuat, dan dalam kecepatan yang makin
tinggi, teknologi telah menjadi pengarah hidup manusia.
Dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, maka dunia menjadi
sempit, ruang, dan waktu menjadi sangat relatif, dan dalam banyak hal, batas– batas
negara sering menjadi kabur dan bahkan mulai tidak relevan. Tujuan akhir dari kedua
usaha atau kewajiban ini menurut Indra Siswarini[17] adalah masyarakat modern
yang tipikal Indonesia, masyarakat yang tidak hanya mampu membangun dirinya
sederajat dengan bangsa lain tetapi juga tangguh dalam menghadapi kemerosotan
mutu lingkungan hidup.
Akibat globalisasi diantaranya masyarakat mengalami anomi atau tidak punya norma
atau heteronmy atau banyak norma sehingga terjadi kompromisme sosial terhadap
hal – hal yang sebelumnya dianggap melanggar norma tunggal masyarakat.Selain itu
juga terjadinya diorientasi atau alienasi.
Kemajuaan bidang teknologi, komunikasi dan informasi yang demikian pesat sebagai
sebuah perkembangan peradaban manusia kadang kala menimbulkan problematika
bagi kehidupan manusia. Sebagai contoh (handphone) dengan berbagai fasilitas yang
ada didalamnya, dapat memberikan manfaat yang sangan besaar kalau digunakan
secara baik, tetapi sebaliknya jika digunakan secara tidak baik akan menimbulkan
dampak negatif.
Pertumbuhan dan perkembangan demografi, juga berpotensi menimbulkan
problematika bagi adab dan peradaban manusia. Jumlah penduduk yang berkembang,
18. dengan cepat jika tidak diimbangi dengan tersediannya lapangan pekerjaan yang
cukup justru akan menciptakan gelombang pengangguran.
Oleh karena itu, upaya yang harus dilakukan agar kita mampu membangunan bangsa
agar tetap eksis di tengah – tengah arus modernisasi dan globalisasi yang semakin
kuat, adalah dengan meningkat peran lembaga pendidikan untuk terus mengali ilmu
pengetahuan dan teknologi serta informasi tanpa menghilangkan jati diri Indonesia
melalui pelestarian nilai – nilai dan moral bangsa Indonesia.
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kata “adab” berasal dari bahasa Arab yang berarti akhlak atau kesopanan dan
kehalusan budi pekerti. Peradaban adalah tahapan tertentu dari kebudayaan
masyarakat tertentu pula, yang telah mencapai kebudayaan tertentu pula, yang telah
mencapai kemajuan tertentu yang dicirikan oleh tingkat ilmu pngetahuan, teknologi
dan seni yang telah maju.
Untuk menjadi makhluk yang beradab, manusia senantiasa harus menjunjung tinggi
aturan – aturan, norma – norma, adat – istiadat, ugeran dan wejangan atau nilai– nilai
kehidupan yang ada di masyarakat yang diwujudkan dengan menaati berbagai
pranata sosial atau aturan sosial, sehingga dalam kehidupan di masyarakat itu akan
tercipta ketenangan, kenyamanan, ketentraman dan kedamaian.
Peradaban sebagai wujud kebudayaan yang bersifat non – materiil, seperti adat sopan
santun pergaulan dalam menjalani hidup dan kehidupan ini manusia senantiasa
memegang teguh nilai-nilai yang ada, baik berupa moral, norma, etika, dan estetika.
19. 3.2 Saran
Dengan pengertian adab dan peradaban yang disampaikan
diatas bahwa adabdan peradaban di masyarakat memiliki peran yang sangat
setral dalam kehidupan masyarakat dan sangat berpengaruh dalam kehidupan
manusia. Dari makalah ini diharapkan kita bisa belajar dan mengerti akan peradaban,
sehingga bisa diterapkan di kehidupan sehari – hari.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.policy.hu/suharto/modul_a/makindo_16.htm
http://indonetasia.com/definisionline/?p=974
http://ojs.lib.unair.ac.id/index.php/JID/article/view/2154
http://www.google=pengaruhglobalisasiterhadapeksistensikebudayaandaerah.com
Ilmu Sosial dan Budaya Dasar oleh Suratman, SH., M.Hum, Drs. MBM Munir, MH
dan Umi Salamah, S.Pd.