SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  28
Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014
Pengenalan dan Penerapan Peralatan Analisis
Thayban (441413061)
Jurusan Pendidikan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Gorontalo
2014
E-mail : Kim_thayban@yahoo.co.id
Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014
A. Tujuan
Mahasiswa dapat menggunakan Peralatan analisis serta mampu menerapkannya.
B. Dasar Teori
Menggunakan alat dengan betul merupakan syarat untuk memperoleh hasil-
hasil betul pada analisis kuantitatif. Cara penggunaan yang benar ini dinamakan
pada diri dari permulaan, bagi percobaan-percobaan selanjutnya. Dalam
praktikum ini kita akan belajar mengenal dan meggunakan alat: pipet, labu takar,
buret. Dalam Praktukum melatihkan diri untuk memilih alat yang benar bagi
tujuan tertentu, memeriksa alatnya apa bekerja dengan baik, membersihkan
alatnya, mempersiapkan alatnya untuk reagen tertentu, serta mengunakan alatnya.1
(Astin lukum, 2009: 162) Dalam melakukan analisis kimia perlu kiranya
diperlukan peralatan yang kuantitatif dan sesuai dengan metode analisis yang
digunakan. Berikut ini akan diuraikan hal-hal yang penting dilakukan untuk
seorang praktikan dalam laboratorium:
1) Meja harus dijaga agar bersih dan harus tersedia lap meja sehingga ceceran
bahan kimia padat atau cair dapat segera dibuang.
2) Semua alat kaca harus benar-benar bersih, dan jika telah dibiarkan agak lama,
maka harus dibilas dengan air suling sebelum digunakan.
3) Alat-alat tanpa kecuali tak boleh berserakkan di atas meja kerja, ini sangat
penting untuk menghindari kebingungan bila sedang dilakukan penetapan
duplikat. Alat yang tidak dipakai hendaknya dikembalikan di lemari.
4) Jika suatu larutan, endapan filtrat dan sebagainya dikesampingkan untuk
pengerjaan berikutnya, maka wadah harus dibubuhi etiket sehingga isinya
mudah diidentifikasi, dan wadah harus ditutup.
5) Botol reagensia harus segera dikembalikan setelah digunakan.
6) Semua penetapan dilakukan duplo
7) Harus menyediakan buku catatan untuk merekam pengamatan.
1Team Teaching. Modul Praktikum Dasar-dasar Kimia Analitik. (Gorontalo: UNG, 2010). Hal: 1
Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014
A. Alat-alat yang biasa digunakan dalam percobaan
A. Peralatan dasar
1. Gelas Kimia (beaker)
Berupa gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala sepanjang dindingnya.
Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas hingga suhu 200 oC.
Ukuran alat ini ada yang 50 mL, 100 mL dan 2 L.
Fungsinya :
- Untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian
yang tinggi
- Menampung zat kimia
- Memanaskan cairan
- Media pemanasan cairan
2. Labu Erlenmeyer
Berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin kecil dengan skala
sepanjang dindingnya. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L.
Fungsinya :
- Untuk menyimpan dan memanaskan larutan
- Menampung filtrat hasil penyaringan
- Menampung titran (larutan yang dititrasi) pada proses titrasi
3. Gelas ukur
Berupa gelas tinggi dengan skala di sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca
atau plastik yang tidak tahan panas. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L.
Fungsi :
Untuk mengukur volume larutan tidak memerlukan tingkat ketelitian yang
tinggi dalam jumlah tertentu.
4. Pipet
Alat untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu maupun takaran bebas.
Jenisnya :
- Pipet seukuran, digunakan untuk mengambil cairan dalam jumlah
tertentu secara tepat, bagian tengahnya menggelembung.
Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014
- Pipet berukuran, berupa pipa kurus dengan skala di sepanjang dindingnya.
Berguna untuk mengukur dan memindahkan larutan dengan volume tertentu
secara tepat.
- Pipet tetes, berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung
bawahnya meruncing serta ujung atasnya ditutupi karet. Berguna untuk
mengambil cairan dalam skala tetesan kecil.
5. Buret
Berupa tabung kaca bergaris dan memiliki kran di ujungnya. Ukurannya
mulai dari 5 dan 10 mL (mikroburet) dengan skala 0,01 mL, dan 25 dan 50 mL
dengan skala 0,05 mL.
Fungsi :Untuk mengeluarkan larutan dengan volume tertentu, biasanya digunakan
untuk titrasi.
6. Tabung reaksi
Berupa tabung yang kadang dilengkapi dengan tutup. Terbuat dari kaca
borosilikat tahan panas, terdiri dari berbagai ukuran.
Fungsi :
- Sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia
- Untuk melakukan reaksi kimia dalam skala kecil
7. Kaca arloji
Terbuat dari kaca bening, terdiri dari berbagai ukuran diameter.
Fungsi :
- Sebagai penutup gelas kimia saat memanaskan sampel
- Tempat saat menimbang bahan kimia
- Tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator
8. Corong
Terbuat dari plastik atau kaca tahan panas dan memiliki bentuk seperti gelas
bertangkai, terdiri dari corong dengan tangkai panjang dan pendek. Cara
menggunakannya dengan meletakkan kertas saring ke dalam corong tersebut.
Fungsi : Untuk menyaring campuran kimia dengan gravitasi.
Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014
9. Cawan
Terbuat dari porselen dan biasa digunakan untuk menguapkan larutan.
10. Mortar dan pestle
Terbuat dari porselen, kaca atau batu granit yang dapat digunakan untuk
menghancurkan dan mencampurkan padatan kimia.
Spatula : berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar, terbuat dari stainless
steel atau alumunium.
Fungsi :
- Untuk mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan
- Dipakai untuk mengaduk larutan
11. Batang pengaduk
Terbuat dari kaca tahan panas, digunakan untuk mengaduk cairan di dalam
gelas kimia.
12. Kawat kasa
Kawat yang dilapisi dengan asbes, digunakan sebagai alas dalam
penyebaran panas yang berasal dari suatu pembakar.
13. Kaki tiga
Besi yang menyangga ring dan digunakan untuk menahan kawat kasa dalam
pemanasan.
14. Bunsen / pembakar spiritus
Digunakan untuk memanaskan bahan kimia.
Dari alat diatas dapat digolongan dengan ketegori-kategori.
Alat kategori 1 adalah alat yang muda pecah dan tidak memerlukan latihan
dalam menggunakan alat tersebut dan tidak tersambung oleh arus listrik. Sebagai
contoh gelas kimia, tabung reaksi dan masih banyak lagi.
Alat kategori 2 adalah alat yang agak sulit dalam menggunakannya,
memerlukn latihan dalam memfungsikannya dan terhubung oleh arus listrik.
Contohnya alat penengas air, lemari asam, neraca analitik, dan masih banyak lagi.
Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014
Alat kategori 3 adalah alat yang rumit dan membutuhkan latihan khusus
dalam pengoperasian alat, dan terhubung oleh arus listrik. Contohnya alat
spekrofatometer.
B. Teknik Dasar dalam Laboratorium
2.1 Pengukuran dan Penyaluran Cairan
Banyak cairan yang ditangani di laboratorium bersifat infeksius, korosif,
atau beracun. Prosedur pengaturan dan penyaluran cairan harus benar-benar
dipahami dan diikuti dengan penuh kehati-hatian untuk mencegah terjadinya
kecelakaan. Banyak prosedur baru untuk analisis memerlukan volume cairan yang
sangat kecil dan berbagai jenis alat penetes (pipet) dan penyalur (dispenser) sudah
tersedia. Jadi, volume yang kecil tersebut dapat diukur dengan presisi tinggi.
Volume yang besar dapat diukur menggunakan gelas ukur atau labu volumetrik
(labu takar). Gelas ukur dipakai untuk mengukur berbagai volume cairan, tetapi
tidak begitu akurat. Labu takar dipakai untuk mengukur volume tunggal cairan,
mis., 1 liter, secara akurat.
Volume cairan yang kecil (0,1-10 ml) dapat disalurkan secara cepat dan
akurat menggunakan salah satu alat berikut. Dispenser volume konstan atau
variabel yang terhubung ke reservoir gelas atau polipropilen. Berbagai volume
cairan mulai dari 0,1 sampai 1,0 ml dan dari 2,0 sampai 10,0 ml dapat disalurkan.
Pipet terkalibrasi, dengan karet pengisapnya. Pada pipet berskala, tertera
keterangan di ujung atasnya mengenai volume total yang dapat diukur dan unit
skala pipet (besar volume di antara dua garis skala berurutan).
Terdapat dua macam pipet berskala yaitu Pipet dengan garis skala sampai
ujung bawah CA). Volume total yang dapat diukur yaitu di antara garis skala 0
dan ujung bawah pipet. Serta pipet dengan garis skala tidak sampai ujung bawah
CB). Volume total yang dapat diukur yaitu di antara garis skala 0 dan garis skala
terakhir sebelum ujung bawah pipet Uenis ini direkomendasikan untuk uji kimia
Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014
kuantitatif). Pipet volumetrik dimaksudkan untuk mengukur sejumlah volume
dengan tingkat akurasi tinggi. Pipet dengan satu garis batas CA), dimaksudkan
untuk diisi sampai batas tersebut. Setelah menyalurkan isinya, pipet dibiarkan
mengering selama 15-45 detik, sesuai ukurannya tertera di badan pipet), kemudian
tetesan terakhir disalurkan melalui dinding wadah resipien. Jangan disemprotkan.
2Cara pemakaian secara manual: pertama Masukkan pipet volume ke
dalam wadah berisi cairan sampai ujung pipet tercelup (perhatian : ujung pipet
harus masuk jauh ke dalam cairan jangan sekedar tercelup atau berada dekat
permukaan cairan). Kemudian Sedot cairan sampai melebihi batas ukur. Langkah
berikutnya Tutup lubang atas dengan jari telunjuk (bila cairan cepat turun
kebawah batas pengukuran sebelum tertutup telunjuk, lakukan dengan cara
tempelkan ujung pipet pada dasar wadah baru tutup ujung pipet dengan telunjuk,
cara ini untuk mencegah cairan turun dengan cepat) lalu turunkan cairan sampai
miniskus tepat pada batas ukur selanjutnya keluarkan pipet dari wadah dan hal
penting yang perlu dilakukan adalah lap bagian luar pipet dengan kertas tissue
untuk mencegah adanya cairan yang nempel di dinding luar ikut turun pada saat
proses pemindahan (proses pengelapan dapat dilakukan sebelum cairan
diturunkan mencapai batas ukur)
Langkah berikutnya pindahkan cairan pada wadah lain dengan posisi tegak
lurus (jangan menyamping) dan ujung pipet ditempelkan pada wadah, proses ini
untuk mencegah cairan keluar terlalu cepat sehingga masih ada cairan yang
nempel pada dinding dalam pipet dan tidak ikut keluar. Kemudian ila masih ada
cairan yang tertinggal pada ujung pipet biarkan saja, namun sebelumnya coba
dengan memutar-mutar pipet dengan ujung menempel pada wadah akhirnya
Proses pemindahan selesai.
2.2 Penggunan Labu Volumetrik
Labu volumetrik memiliki skala dan digunakan untuk mengukur sejumlah
volume tertentu sewaktu cairan diisikan ke dalamnya sampai garis skala tertentu.
2 S. Hamdani. Penggunaan Pipet Volume. 2011. http://catatankimia.com
Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014
Labu volumetrik lebih akurat dibandingkan gelas ukur. Labu ini sebaiknya
digunakan untuk membuat reagen. Sebagai contoh: 1 liter larutan natrium klorida
0,85% Creagen no. 53) dibuat dengan melarutkan 8,5 g natrium klorida dalam
1000 ml air suling di dalam gel as piala (gelas beaker), lalu dimasukkan ke dalam
labu volumetrik 1000 ml menggunakan corong dan diencerkan sampai garis skala
1000 ml. Larutan harus dikocok dahulu sebelum digunakan.
Alternatifnya, substansi dilarutkan dalam sebuah wadal1 kecillalu larutan
tersebut dituangkan kedalam labu volumetrik melalui batang pengaduk. Isi labu
sampai garis batas skala yang dikehendaki. (Metode ini direkomendasikan untuk
pembuatan reageI). kimia secara titrasi}. Suhu cairan yang akan diukur tertera di
labu volumetrik (ditulis setelah kapasitas labu; Cairan memuai dengan
pemanasan dan menyusut dengan pendinginan. Jangan sekali-kali mengukur
cairan panas, atau cairan dingin, yang baru saja dikeluarkan dari kulkas. Labu
volumetrik harus memiliki sumbat-penutup plastik; kalau tidak ada, gunakan
sumbat-penutup gelas. Hati-hati jangan sampai hilang.
2.3 Perawatan Buret
Buret merupakan tabung gelas berskala dengan keran gelas di ujung
bawahnya. Buret diisi dengan cairan yang akan diukur dari ujung atasnya .
Kapasitas buret bermacam-macam: 10 ml, 20 ml, 25 ml, dan 50 ml. Keran buret
harus selalu dirawat dan dilumasi. Untuk melumasi keran buret yang bersih secara
tepat, oleskan tipis jelly silikon atau minyak menggunakan ujung jari menyusuri
kedua sisi keran di sekitar lubang kapiler. Selanjutnya, pasang keran pada buret
dan putar sampai seluruh keran terlumasi dengan halus dan merata. Ujung at as
buret harus selalu disumbat atau ditutup.
a) Membaca volume pada gelas ukur
Masukkan cairan yang akan diukur lalu tepatkan dengan pipet tetes sampai
skala yang diinginkan. Bagian terpenting dalam membaca skala di gelas ukur
tersebut adalah garis singgung skala harus sesuai dengan meniskus cairan.
Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014
Meniskus adalah garis lengkung permukaan cairan yang disebabkan adanya gaya
kohesi atau adhesi zat cair dengan gelas ukur.
b) Cara menggunakan buret
Sebelum digunakan, buret harus dibilas dengan larutan yang akan
digunakan. Cara mengisinya: Kran ditutup kemudian larutan dimasukkan dari
bagian atas menggunakan corong gelas. Jangan mengisi buret dengan posisi
bagian atasnya lebih tinggi dari mata kita. Turunkan buret dan statifnya ke lantai
agar jika ada larutan yang tumpah dari corong tidak terpercik ke mata. Jangan
sampai ada gelembung yang tertinggal di bagian bawah buret. Jika sudah tidak
ada gelembung, tutup kran. Selanjutnya isi buret hingga melebihi skala nol, lalu
buka kran sedikit untuk mengatur cairan agar tepat pada skala nol.
c) Memanaskan Cairan
Harus memperhatikan kemungkinan terjadinya bumping (meloncatnya
cairan akibat peningkatan suhu drastis). Cara mencegahnya dengan menambahkan
batu didih ke dalam gelas kimia. Proses pemanasan pemanasan cairan dalam
tabung reaksi angan sampai mengarahkan mulut tabung reaksi kepada praktikan
baik diri sendiri maupun orang lain. Jepit tabung reaksi pada bagian dekat dengan
mulut tabung. Posisi tabung ketika memanaskan cairan agak miring, aduk dan
sesekali dikocok. Pengocokan terus dilakukan sesaat setelah pemanasan.
Pemanasan cairan dalam gelas kimia dan labu Erlenmeyer, Bagian bawah dapat
kontak langsung dengan api sambil cairannya digoyangkan perlahan, sesekali
diangkat bila mendidih.3
d) Menggunakan Pipet
Pada saat mengisap cairan pada gelas , dengan cara menekan ibu jari pada
pipet . Tahan pipet tegak pada gelas kaca untuk menyerap cairan dalam gelas
kimia. Kemudian lepaskan tekanan pipet nya, keluarkan pipet dalm gelas kimia
3 Estu Lestari. Manual of Basic Techniques for A Health Laborator (pdf). 2011 hal. 70
Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014
secara perlahan. Pindahkan pipet ke dalam ( erlenmeyer ) dengan sentuhan ujung
titrasi labu yang miring. tekan karet pipet , biarkan cairan keluar .4
e) Menggunakan Pelarut dan Bahan Lainnya yang Lebih Aman
Laboratorium lebih aman dan terjamin jika mereka mengganti dengan
bahan kimia yang tidak berbahaya, atau kurang berbahaya bila memungkinkan.
Pertimbangkan jalur sintetik dan prosedur alternatif untuk melakukan campuran
reaksi. Ajukan pertanyaan berikut saat memilih bahan reagen atau pelarut untuk
prosedur eksperimen: Saat memilih pelarut organik, pertimbangkan beberapa
faktor penting yaitu hindari pelarut yang terdaftar sebagai toksin produktif,
polutan udara berbahaya, atau karsinogen tertentu (untuk defi nisi karsinogen
tertentu dan Pilih pelarut dengan nilai ambang batas yang relatif tinggi (TLV).
Pelarut pengganti yang paling baik memenuhi kondisi berikut. Pelarut juga
memiliki sifat fi sio-kimia (misalnya, titik didih, titik nyala, konstanta dielektrik)
yang mirip dengan pelarut asli. Pertimbangkan manfaatnya bagi keselamatan,
kesehatan, dan lingkungan serta biayanya.5
C. Alat dan Bahan
N
o
Nama Alat Kategori Gambar Fungsi
1 Labu Takar 1 untuk mengukur
volume larutan
2 Erlenmeyer 1 Untuk menyimpan
larutan
3 Batang
pengaduk
1 Untuk mengaduk
larutan
4 Pipet 1 Untuk mengambil
sejumlah larutan
4 A.L. Underwood. Quantitative Chemical analysis 1988., hal 551
5
Lisa Moran. Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia. 2010. Hal.98
Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014
5 Corong biasa 1 Untuk membantu
dalam memindahkan
larutan
7 Standar buret 1 Untuk
mengeluarkan
sejumlah volume
8 Kertas atau lap 1 Untuk
mengeringkan alat
yang basa
9 Lemari asam
digital
2 Untuk menyimpan
larutan asam
10 Neraca analitik
digital
2 Untuk menimbang
suatu bahan
Bahan
No Nama Bahan Kategori Bahan Sifat fisik Sifat kimia
1 Larutan
Detergen
Bahan Umum Berbusa dan
bentuk cair
Dapat
melarutkan
lemak
2 Reagen A Bahan umum
3 HCl 0,1 N Bahan Khusus Gas berwarna
kuning, titk didih
-101 0C
Merupakan
oksidator kuat
4 NaOH 0,1 N Bahan Khusus Berwarna putih Mudah larut
dalam air dan
etanol
Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014
D. Prosedur kerja
Cara membersihkan alat
- mencuci alat dengan air krang dengan bersih
- Membilas alat dengan menggunakan air suling
- Mencuci dengan detergen
- Menghilangkan detergen dengan air
- Menghilangkan air kerang dengan air suling
- Mengeringkan dengan kertas atau lab
E. Pembahasan
1. Penggunaan alat
a) Gelas ukur
Gambar 4.1.1. Gelas ukur
Alat pertama Gelas Ukur digunakan Sebagai wadah untuk meletakkan
larutan dengan cara melihat meniscus secara tepat. Mata harus sejajar dengan
gelas ukur, kemudian lihat bagian meniscus bawah untuk mentukan volume
larutan. Tampak gelas ukur seperti dilihat pada gambar 1.
b) Labu ukur
Gambar 4.1.2. Labu ukur
Alat
Alat siap digunakan
Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014
Labu ukur : berupa labu dengan leher yang panjang dan bertutup; seperti
tampak pada gambar 2 terbuat dari kaca dan tidak boleh terkena panas karena
dapat memuai. Ukurannya mulai dari 1 mL hingga 2 L. Fungsi :Untuk membuat
larutan dengan konsentrasi tertentu dan mengencerkan larutan. Cara menggunakan
: Mengisikan larutan yang akan diencerkan atau padatan yang akan dilarutkan.
Tambahkan cairan yang dipakai sebagai pelarut sampai setengah labu terisi, kocok
kemudian penuhkan labu sampai tanda batas. Sumbat labu, pegang tutupnya
dengan jari, kocok dengan cara membolak-balikkan labu sampai larutan homogen.
c) Buret
Gambar 4.1.3. Buret
Buret digunakan untuk mentitrasi larutan, buret dipasangkan dengan
Erlenmeyer. Fungsi dari Erlenmeyer tersebut untuk menampung hasil titrasi. Pada
gambar 3 adalah gambar buret. Penggunaan buret yaitu Tangan kanan digunakan
untuk memegang dan menggoyangkan Erlenmeyer sedangkan tangan kiri untuk
memegang keran buret.
d) Bunsen
Gambar 4.1.4. Bunsen
Alat yang berhubungan dengan panas adalah bunsen digunakan untuk
keperluan penggunaan api. Selang bunsen harus dihubungkan dengan kerang yang
Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014
terhubung gas agar dapat mengeluarkan api. Api yang dihasilkan bisa diatur
sesuai kebutuhannya.
e) Corong pisah
Gambar 4.1.5. Corong pisah
Corong Pisah cara menggunakannya masukkkan larutan ke dalam corong
dari atas dalam keadaan keran corong tertutup. Goyangkan corong agar larutan
tercampur. Balikkan corong dan buka kerannya agar gas yang dihasilkan larutan
tersebut keluar. Biasanya digunakan dalam proses ekstraksi. Cara
menggunakannya : Campuran yang akan dipisahkan dimasukkan lewat lubang
atas, katup dalam keadaan tertutup. Pegang tutup bagian atas, corong dipegang
dengan tangan kanan dan kiri dalam posisi horisontal, kocok agar ekstraksi
berlangsung dengan baik. Buka tutup bagian atas, keluarkan larutan bagian bawah
melalui katup secara pelan. Tutup kembali katup jika larutan lapisan bawah sudah
keluar.
f) Mikropipet
Gambar 4.1.6. Mikropipet
Alat dengan ketelitian yaitu Mikropipet cara menggunakannya tekan
berkali kali thumb knopnya untuk memastikan lancarnya mikropipet. Tekan
thumb knopnya dan masukkan mikropipet ke dalam larutan. Tahan pipet dan
Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014
lepaskan tekanan pada thumb knop agar larutan tersebut keluar. Kemudian neraca
cara menggunakannnya harus dipastikan bahwa neraca tersebut berada dalam
keadaan yang stabil. Tekan tombol untuk menyalakan neraca, beri alas seperti
perkamen ketika akan mulai menimbang zat. Harus diperhatikan juga kapasitas
minimum dan maksimum bahan yang boleh ditimbang.
g) Batang pengaduk
Gambar 4.1.7. Batang Pengaduk
Batang pengaduk Batang gelas, dengan ujung bulat dan ujung yang lain
pipih. Seperti tampak pada gambar 7. Panjang 15 cm. Kegunaan Pengocok larutan
yang akan direaksikan.
h) Penjepit tabung reaksi
Gambar 4.1.8. Penjepit tabung reaksi
Penjepit tabung reaksi Bentuk rahang: persegi seperti tampak pada
gambar 7 di atas. Pegas : dipoles nikel dengan diameter: 10 -25 mm. Kegunaan
Untuk menjepit tabung reaksi. Tabung reaksi dimasukan atau dijepit pada mulut
penjepit tabung untuk memindahkan tabung reaksi yang biasanya telah
dipanaskan.
i) Pipet tetes
Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014
Gambar 4.1.9. Pipet tetes
Pipet tetes Bahan:Gelas seperti tampak pada gambar. Panjang: 150 mm
dengan karet kualitas baik. Kegunaan Untuk meneteskan larutan dengan jumlah
kecil. Cara menggunakannya adalah dengan menyerap bahan pada wadah tertentu
dan meneteskan bahan cairan tersebut tetes demi tetes pada larutan yang akan
direaksikan.
2. Peralatan Pendukung
Labu bundar : berupa labu dengan leher yang panjang, alasnya ada yang
bundar, ada yang rata. Terbuat dari kaca tahan panas pada suhu 120-300
oC.Ukurannya mulai dari 250 mL sampai 2000 mL. Fungsinya :Untuk
memanaskan larutan dan menyimpan larutan.
Corong Buchner : berupa corong yang bagian dasarnya berpori dan
berdiameter besar. Terbuat dari porselen, plastik atau kaca. Berguna untuk
menyaring sampel agar lebih cepat kering. Cara menggunakannya dengan
meletakkan kertas saring yang diameternya sama dengan diameter corong.
Gambar 4.2.1. Erlenmeyer
Erlenmeyer Buchner : berupa gelas yang diameternya semakin ke atas
semakin mengecil, ada lubang kecil yang dapat dihubungkan dengan selang ke
pompa vakum. Terbuat dari kaca tebal yang dapat menahan tekanan sampai 5 atm.
Ukurannya mulai dari 100 mL hingga 2 L. Dipakai untuk menampung cairan hasil
filtrasi. Cara menggunakannya : Diawali dengan memasang corong Buchner di
leher labu, pasang selang yang tersambung ke pompa vakum pada bagian yang
menonjol.
Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014
Desikator : berupa panci bersusun dua yang bagian bawahnya diisi bahan
pengering, dengan penutup yang sulit dilepas dalam keadaan dingin karena
dilapisi vaseline. Ada 2 macam desikator : desikator biasa dan vakum. Desikator
vakum pada bagian tutupnya ada katup yang bisa dibuka tutup, yang dihubungkan
dengan selang ke pompa. Bahan pengering yang biasa digunakan adalah silika
gel. Fungsi : Tempat menyimpan sampel yang harus bebas air, Mengeringkan
padatan Cara menggunakannya : Dengan membuka tutup desikator dengan
menggesernya ke samping. Letakkan sampel dan tutup kembali dengan cara yang
sama.
Cawan petri : berbentuk seperti gelas kimia yang berdinding sangat
rendah. Terbuat dari kaca borosilikat tahan panas. Berfungsi sebagai wadah
menimbang dan menyimpan bahan kimia, mikrobiologi.
Botol semprot : berupa botol tinggi bertutup yang terbuat dari plastik.
Berfungsi sebagai tempat menyimpan aquades. Cara menggunakannya dengan
menekan badan botol sampai airnya keluar.
Krusibel : berupa mangkok kecil yang dilengkapi tutup dan terbuat dari
porselen tahan panas, alumina. Dipakai sebagai tempat untuk mereaksikan bahan
kimia. Pada saat krus masih dalam keadaan panas, jangan langsung dikenai air.
Perubahan suhu mendadak menyebabkan krus pecah. Berikutnya Kaki tiga krus :
terbuat dari porselen dan berfungsi untuk menaruh krusibel saat akan dipanaskan
langsung di atas api.
Alat pendukung berikutnya adalah Statif dan klem. Statif : terbuat dari besi
atau baja yang berfungsi untuk menegakkan buret, corong, corong pisah dan
peralatan gelas lainnya pada saat digunakan. Dan klem manice : terbuat dari besi
atau alumunium yang berfungsi untuk memegang peralatan gelas yang dipakai
pada proses destilasi. Bagian belakangnya dihubungkan dengan statif
menggunakan klem bosshead. Klem bosshead : terbuat dari besi atau alumunium
yang berfungsi untuk menghubungkan statif dengan klem manice atau pemegang
Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014
corong. Klem buret : terbuat dari besi atau baja untuk memegang buret yang
digunakan untuk titrasi.
Pemegang corong : terbuat dari besi atau baja untuk memegang corong
atau corong pisah yang dipakai pada proses penyaringan atau pemisahan. Bagian
belakang disambungkan dengan statif menggunakan klem bosshead.
3. Simbol bahan berbahaya dalam laboratorium Kimia
6Simbol bahaya digunakan untuk pelabelan bahan-bahan berbahaya
menurut Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous
Substances). Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous
Substances) adalah suatu aturan untuk melindungi/menjaga bahan-bahan
berbahaya dan terutama terdiri dari bidang keselamatan kerja. Arah Peraturan
tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances) untuk
klasifikasi, pengepakan dan pelabelan bahan kimia adalah valid untuk semua
bidang, area dan aplikasi, dan tentu saja, juga untuk lingkungan, perlindungan
konsumer dan kesehatan manusia.
Istilah bahan berbahaya adalah nama umum dan menurut hukum bahan
kimia (kemikalia) (Chemicals Law)19/2 didefinisikan sebagai : pertama bahan
berbahaya atau formulasi menurut hukum kemikalia (Chemicals Law), bahan
formulasi dan produk dapat membentuk atau melepaskan bahan atau formulasi
berbahaya selama produksi atau penggunaan, bahan formulasi dan produk bersifat
mudah meledak
Berikut adalah beberapa definisi yang dapat digunakan untuk memahami
tentang masalah hukum : Bahan/zat adalah unsur atau senyawa kimia –
bagaimana terjadinya di alam atau diproduksi dengan cara sintesis (misalnya
asbes, bromin, etanol, timbal, dll) Formulasi adalah paduan, campuran atau
larutan dari dua bahan atau lebih (misalnya cat, larutan formaldehid dll) Produk
adalah bahan/zat atau formulasi yang diperoleh atau terbentuk selama proses
6 Anonim. Simbol berbahaya pada laboratorium kimia. 2013. http://www.mataangin.us
Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014
produksi. Sifat-sifat ini lebik menentukan fungsi produk daripada komposisi
kimianya
Bahan berbahaya yang didefinisikan di atas memiliki satu sifat atau lebih
yang ditandai dengan simbol-simbol bahaya. Simbol bahaya adalah piktogram
dengan tanda hitam pada latar belakang oranye, kategori bahaya untuk bahan dan
formulasi ditandai dengan simbol bahaya, yang terbagi dalam : Resiko kebakaran
dan ledakan (sifat fisika-kimia), Resiko kesehatan (sifat toksikologi) atau
Kombinasi dari keduanya. Label atau simbol bahaya bahan-bahan kimia serta cara
penanganan secara umum dapat diberikan sebagai berikut :
a) Explosive (bersifat mudah meledak)
Huruf kode: E
Gambar 1. Explosive
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya explosive dapat
meledak dengan pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala
lain bahkan tanpa oksigen atmosferik. Ledakan akan dipicu oleh suatu reaksi
keras dari bahan. Energi tinggi dilepaskan dengan propagasi gelombang udara
yang bergerak sangat cepat. Resiko ledakan dapat ditentukan dengan metode yang
diberikan dalam Law for Explosive Substances.
Di laboratorium, campuran senyawa pengoksidasi kuat dengan bahan
mudah terbakar atau bahan pereduksi dapat meledak. Sebagai contoh, asam nitrat
dapat menimbulkan ledakan jika bereaksi dengan beberapa solven seperti aseton,
dietil eter, etanol, dll. Produksi atau bekerja dengan bahan mudah meledak
memerlukan pengetahuan dan pengalaman praktis maupun keselamatan khusus.
Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014
Apabila bekerja dengan bahan-bahan tersebut kuantitas harus dijaga
sekecil/sedikit mungkin baik untuk penanganan maupun persediaan/cadangan.
Frase-R untuk bahan mudah meledak : R1, R2 dan R3 Sebagai contoh untuk
bahan yang dijelaskan di atas adalah 2,4,6-trinitro toluena (TNT) Keamanan :
Hindari pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain
bahkan tanpa oksigen atmosferik.
b) Oxidizing (pengoksidasi)
Huruf kode: O
Gambar 2. Oxidizing
Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya oxidizing
biasanya tidak mudah terbakar. Tetapi bila kontak dengan bahan mudah terbakar
atau bahan sangat mudah terbakar mereka dapat meningkatkan resiko kebakaran
secara signifikan. Dalam berbagai hal mereka adalah bahan anorganik seperti
garam (salt-like) dengan sifat pengoksidasi kuat dan peroksida-peroksida organik.
Frase-R untuk bahan pengoksidasi : R7, R8 dan R9 Contoh bahan tersebut adalah
kalium klorat dan kalium permanganat juga asam nitrat pekat. Keamanan
: Hindari panas serta bahan mudah terbakar dan reduktor.
c) Extremely flammable (amat sangat mudah terbakar)
Huruf kode:F+
Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014
Gambar 3. Extremely flammable
Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya extremely
flammable merupakan likuid yang memiliki titik nyala sangat rendah (di bawah
0o C) dan titik didih rendah dengan titik didih awal (di bawah +35oC). Bahan amat
sangat mudah terbakar berupa gas dengan udara dapat membentuk suatu
campuran bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal. Frase-R untuk bahan
amat sangat mudah terbakar : R12 Contoh bahan dengan sifat tersebut adalah
dietil eter (cairan) dan propane (gas) Keamanan: Hindari campuran dengan udara
dan hindari sumber api.
d) Highly flammable (sangat mudah terbakar)
Huruf kode: F
Gambar 4. Highly flammable
Bahan dan formulasi ditandai dengan notasi bahaya highly flammable
adalah subyek untuk self-heating dan penyalaan di bawah kondisi atmosferik
biasa, atau mereka mempunyai titik nyala rendah (di bawah +21oC). Beberapa
bahan sangat mudah terbakar menghasilkan gas yang amat sangat mudah terbakar
di bawah pengaruh kelembaban. Bahan-bahan yang dapat menjadi panas di udara
pada temperatur kamar tanpa tambahan pasokan energi dan akhirnya terbakar,
Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014
juga diberi label sebagai highly flammable. Frase-R untuk bahan sangat mudah
terbakar : R11. Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya aseton dan logam
natrium, yang sering digunakan di laboratorium sebagai solven dan agen
pengering. Keamanan : Hindari dari sumber api, api terbuka dan loncatan api,
setra hindari pengaruh pada kelembaban tertentu.
e) Flammable (mudah terbakar)
Gambar 5. Flammable
Tidak ada simbol bahaya diperlukan untuk melabeli bahan dan formulasi
dengan notasi bahaya FLAMMABLE. Bahan dan formulasi likuid yang memiliki
titik nyala antara +21oC dan +55oC dikategorikan sebagai bahan mudah terbakar
(Flammable). Frase-R untuk bahan mudah terbakar : R10. Contoh bahan dengan
sifat tersebut misalnya minyak terpentin. Keamanan : Hindari atau jauhkan dari
api terbuka, sumber api dan loncatan api.
f) Flammable Solid ( padatan mudah terbakar)
Gambar 6. Flammable Solid
Padatan yang mudah terbakar didefinisikan sebagai padatan yang memenuhi
syarat : Merupakan bahan peledak basah, Merupakan zat yang dapat bereaksi
Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014
sendiri, karena tidak stabil terhadap panas dan terdekomposisi menghasilkan
panas (walaupun tanpa oksigen dari udara), Padatan yang mudah sekali terbakar.
· Pembakaran spontan harus mengikuti salah satu syarat : Bahan yang
bereaksi dengan air dan menimbulkan panas serta api (pyrophoric material)
adalah suatu cairan atau padatan (banyak atau sedikit jumlahnya) yang dalam 5
(lima) menit berada di udara bebas tanpa disulut api dapat terbakar (menimbulkan
api) dengan sendirinya.
Keamanan : Hindari panas atau bahan mudah terbakar dan reduktor serta hindari
kontak dengan air apabila bereaksi dengan air dan menimbulkan panas serta api.
g) Very toxic (sangat beracun)
Huruf kode: T+
Gambar 7. Very
toxic
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya very toxic dapat
menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada
konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut
(ingestion),atau kontak dengan kulit. Suatu bahan dikategorikan sangat beracun
jika memenuhi kriteria berikut:
h) Toxic (beracun)
Huruf kode: T
Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014
Gambar 8. Toxic
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya toxic dapat
menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada
konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut
(ingestion),atau kontak dengan kulit. Sifat-sifat merusak secara kronis yang lain
(Frase-R :R48) ditandai dengan simbol bahaya toxic substances dan kode huruf T.
Bahan karsinogenik dapat menyebabkan kanker atau meningkatkan
timbulnya kanker jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut dan kontak
dengan kulit.Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya solven-solven seperti
metanol (toksik) dan benzene (toksik, karsinogenik). Keamanan : Hindari Kontak
atau masuk kedalam tubuh, segera barobat kedokter bila kemungkinan keracunan.
i) Harmful (berbahaya)
Huruf kode: Xn
Gambar 9. Harmful
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya HARMFUL
memiliki resiko merusak kesehatan sedang jika masuk ke tubuh melalui
inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit. Sifat-sifat merusak
Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014
secara kronis yang lain (Frase-R:R48) yang tidak diberi notasi toxic, akan ditandai
dengan simbol bahaya harmful substances dan kode huruf Xn.
Bahan-bahan yang dicurigai memiliki sifat karsinogenik, juga akan
ditandai dengan simbol bahaya harmful substanceS dan kode huruf Xn, bahan
pemeka (sensitizing substances) diberi label menurut spektrum efek apakah
dengan simbol bahaya untuk ‘harmful substances’ dan kode huruf Xn atau dengan
simbol bahaya ‘irritant substances’ dan kode huruf Xi.
Bahan yang dicurigai memiliki sifat karsinogenik dapat menyebabkan
kanker dengan probabilitas tinggi melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion) atau
kontak dengan kulit.
j) Irritant (menyebabkan iritasi)
Huruf kode : Xi
Gambar 10. Irritant
Bahan dan formulasi dengan notasi ‘irritant’ adalah tidak korosif tetapi
dapat menyebabkan inflamasi jika kontak dengan kulit atau selaput lendir. Frase-
R untuk bahan irritant : R36, R37, R38 dan R41. Contoh bahan dengan sifat
tersebut misalnya isopropilamina, kalsium klorida dan asam dan basa encer.
Keamanan : Hindari kontaminasi pernafasan, kontak dengan kulit dan mata.
k) Corrosive (korosif)
Huruf kode: C
Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014
Gambar 11. Corrosive
Bahan dan formulasi dengan notasi CORROSIVE adalah merusak jaringan
hidup. Jika suatu bahan merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat
diprediksi karena karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH <2) dan basa
(pH>11,5), ditandai sebagai bahan korosif. Frase-R untuk bahan korosif : R34 dan
R35. Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya asam mineral seperti HCl dan
H2SO4maupun basa seperti larutan NaOH (>2%). Keamanan : Hindari
kontaminasi pernafasan, kontak dengan kulit dan mata.
l) Bahan berbahaya bagi lingkungan
Huruf kode: N
Gambar 12. Bahan berbahaya bagi lingkungan
Bahan dan formulasi dengan notasi dangerous for environment adalah
dapat menyebabkan efek tiba-tiba atau dalam sela waktu tertentu pada satu
kompartemen lingkungan atau lebih (air, tanah, udara, tanaman, mikroorganisme)
dan menyebabkan gangguan ekologi. Frase-R untuk bahan berbahaya bagi
lingkungan : R50, R51, R52 dan R53. Contoh bahan yang memiliki sifat tersebut
misalnya tributil timah kloroda, tetraklorometan, dan petroleum hidrokarbon
seperti pentana dan petroleum bensin. Keamanan : Hindari kontak atau bercambur
Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014
dengan lingkungan yang dapat membahayakan makhluk hidup, limbah dijauhkan
dari lingkungan.
F. Kesimpulan
Alat-alat serta bahan yang digunakan di laboratorium saat melakukan
percobaan memiliki fungsi dan peraturan untuk pemakaiannya masing-masing.
Alat-alat digunakan saat melakukan percobaan harus sesuai dengan apa yang akan
diteliti dengan harus memperhatikan kebersihan alat yang digunakan agar tidak
terjadi kekeliruan.
Dalam laboratorium banyak lambang berbahaya pada bahan percobaan
sehingga paraktikan harus dapat mengenali dan memahami semua jenis lambang
berbahaya dalam laboratorium agar keselamatan dalam laboratorium dapat
terjamin. Selain itu dengan memahami teknik dasar dalam laboratorium maka
percobaan atau penelitian yang kita lakukan akan berjalan lancar dan
mendapatkan data yang akurat.
Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2013). Simbol berbahaya pada laboratorium kimia. [Online] Available:
http://www.mataangin.us diakses tanggal 29/10/2014 pukul 20.13 wita
Anwar, Tonie. (2013). Alat-alat Kimia dan Fungsinya. [Online] Available:
http://halamantonie.blogspot.com diakses tanggal 29/10/2014 pukul 20.09
wita
Bapelkes, Marsito. (2012). Perawatan dan PemeliharaanPeralatan
Laboratorium. [Online] Available: http://bapelkescikarang.or.id diakses
tanggal 29/10/2014 pukul 19.53 wita
Hamdani, S. (2011). Penggunaan Pipet Volume Pada Laboratorium. [Online]
Available: http://catatankimia.blogspot.com diakses tanggal 29/10/2014
pukul 20.05 wita
Lukum. Astin P (2009). Bahan Ajar Dasar-Dasar Kimia Analitik. Gorontalo :
UNG
Lestari, Estu. (2011). Manual of Basic Techniques for A Health Laborator.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Moran, Lisa. (2010). Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia
(Terjemahan). Washington: The National Academic Press
Muliono. (2005) Membuat reagen kimia dilaboratorium. Bandung: Bumi Aksara
Rahayu, Suparni. (2009). Membersihkan Peralatan Laboratorium. [Online]
Available: http://www.chem-is-try.org diakses tanggal 8/9/2013 pukul 19.49
wita
Teaching, Team. (2014). Penuntun Praktikum Dasar-dasar Kimia Analitik.
Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo
Underwood. A.L., Day, R.A Jr. (1990). Analisa Kimia Kuantitatif . Edsi ke 4.
Jakarta: Erlangga,

Contenu connexe

Tendances

Laporan kimia praktikum 1
Laporan kimia praktikum 1Laporan kimia praktikum 1
Laporan kimia praktikum 1
Ryuzaeky Ika
 
Alat laboratorium kendis
Alat laboratorium kendisAlat laboratorium kendis
Alat laboratorium kendis
Kendis Salim
 
Beberapa alat dalam laboratorium beserta
Beberapa alat dalam laboratorium besertaBeberapa alat dalam laboratorium beserta
Beberapa alat dalam laboratorium beserta
Predrikson Merang
 
Pengenalan Peralatan di Laboratorium
Pengenalan Peralatan di LaboratoriumPengenalan Peralatan di Laboratorium
Pengenalan Peralatan di Laboratorium
Chandra Maulana
 
No nama alat spesifikasi fungsi ...
No       nama alat           spesifikasi                        fungsi       ...No       nama alat           spesifikasi                        fungsi       ...
No nama alat spesifikasi fungsi ...
'zrrv' Yolanda
 
Laporan praktikum kimia dasar "Pengenalan Alat dan Budaya K3"
Laporan praktikum kimia dasar "Pengenalan Alat dan Budaya K3"Laporan praktikum kimia dasar "Pengenalan Alat dan Budaya K3"
Laporan praktikum kimia dasar "Pengenalan Alat dan Budaya K3"
ilmanafia13
 

Tendances (19)

Laporan kimia praktikum 1
Laporan kimia praktikum 1Laporan kimia praktikum 1
Laporan kimia praktikum 1
 
Alat laboratorium kendis
Alat laboratorium kendisAlat laboratorium kendis
Alat laboratorium kendis
 
Laporan Akhir Praktikum Kimia Dasar Pengenalan Alat di Laboratorium
Laporan Akhir Praktikum Kimia Dasar Pengenalan Alat di LaboratoriumLaporan Akhir Praktikum Kimia Dasar Pengenalan Alat di Laboratorium
Laporan Akhir Praktikum Kimia Dasar Pengenalan Alat di Laboratorium
 
Laporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alatLaporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alat
 
Beberapa alat dalam laboratorium beserta
Beberapa alat dalam laboratorium besertaBeberapa alat dalam laboratorium beserta
Beberapa alat dalam laboratorium beserta
 
Penataan alat KIMIA
Penataan alat KIMIAPenataan alat KIMIA
Penataan alat KIMIA
 
FUNGSI PERALATAN LABORATORIUM
FUNGSI PERALATAN LABORATORIUMFUNGSI PERALATAN LABORATORIUM
FUNGSI PERALATAN LABORATORIUM
 
Alat-alat gelas (Instrumentasi)
Alat-alat gelas (Instrumentasi)Alat-alat gelas (Instrumentasi)
Alat-alat gelas (Instrumentasi)
 
Pengenalan Peralatan di Laboratorium
Pengenalan Peralatan di LaboratoriumPengenalan Peralatan di Laboratorium
Pengenalan Peralatan di Laboratorium
 
KIMIA FARMASI ANALISA II
KIMIA FARMASI ANALISA IIKIMIA FARMASI ANALISA II
KIMIA FARMASI ANALISA II
 
No nama alat spesifikasi fungsi ...
No       nama alat           spesifikasi                        fungsi       ...No       nama alat           spesifikasi                        fungsi       ...
No nama alat spesifikasi fungsi ...
 
LAPORAN KIMIA ALAT LABORATORIUM
LAPORAN KIMIA ALAT LABORATORIUMLAPORAN KIMIA ALAT LABORATORIUM
LAPORAN KIMIA ALAT LABORATORIUM
 
Alat-Alat di Laboratorium Kimia
Alat-Alat di Laboratorium KimiaAlat-Alat di Laboratorium Kimia
Alat-Alat di Laboratorium Kimia
 
Makalah kimia Pengenalan alat-alat di Laboratorium Kimia (Irdan Arjulian)
Makalah kimia Pengenalan alat-alat  di Laboratorium  Kimia (Irdan Arjulian)Makalah kimia Pengenalan alat-alat  di Laboratorium  Kimia (Irdan Arjulian)
Makalah kimia Pengenalan alat-alat di Laboratorium Kimia (Irdan Arjulian)
 
Mikropipet
MikropipetMikropipet
Mikropipet
 
Laporan praktikum kimia dasar "Pengenalan Alat dan Budaya K3"
Laporan praktikum kimia dasar "Pengenalan Alat dan Budaya K3"Laporan praktikum kimia dasar "Pengenalan Alat dan Budaya K3"
Laporan praktikum kimia dasar "Pengenalan Alat dan Budaya K3"
 
Final acara 1 pengenalan alat dan bahan
Final acara 1 pengenalan alat dan bahanFinal acara 1 pengenalan alat dan bahan
Final acara 1 pengenalan alat dan bahan
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
 
Alat alat kimia beserta kegunannya
Alat alat kimia beserta kegunannyaAlat alat kimia beserta kegunannya
Alat alat kimia beserta kegunannya
 

En vedette

Keith Hogan Final Year Project PDF
Keith Hogan Final Year Project PDFKeith Hogan Final Year Project PDF
Keith Hogan Final Year Project PDF
Keith Hogan
 

En vedette (20)

P4 kalkulus proposisi
P4 kalkulus proposisiP4 kalkulus proposisi
P4 kalkulus proposisi
 
Kimia Dasar - Asam Basa
Kimia Dasar - Asam BasaKimia Dasar - Asam Basa
Kimia Dasar - Asam Basa
 
KIMOR 2 : asam karboksilat
KIMOR 2 : asam karboksilatKIMOR 2 : asam karboksilat
KIMOR 2 : asam karboksilat
 
Praktikum kimia organik
Praktikum kimia organikPraktikum kimia organik
Praktikum kimia organik
 
Kelompok 1 pengantar biokimia dan biomolekul
Kelompok 1   pengantar biokimia dan biomolekulKelompok 1   pengantar biokimia dan biomolekul
Kelompok 1 pengantar biokimia dan biomolekul
 
Kimia organik hidrokarbon
Kimia organik hidrokarbonKimia organik hidrokarbon
Kimia organik hidrokarbon
 
Kalkulus 1 (01 -14)
Kalkulus 1 (01 -14)Kalkulus 1 (01 -14)
Kalkulus 1 (01 -14)
 
Minyak (Kelapa Sawit dan Kelapa) _Biokimia pangan
Minyak (Kelapa Sawit dan Kelapa) _Biokimia panganMinyak (Kelapa Sawit dan Kelapa) _Biokimia pangan
Minyak (Kelapa Sawit dan Kelapa) _Biokimia pangan
 
Bab1 biokimia-pendahuluan
Bab1 biokimia-pendahuluanBab1 biokimia-pendahuluan
Bab1 biokimia-pendahuluan
 
Hukum Hukum Dasar Kimia PPT
Hukum Hukum Dasar Kimia PPTHukum Hukum Dasar Kimia PPT
Hukum Hukum Dasar Kimia PPT
 
Kimia organik ppt
Kimia organik pptKimia organik ppt
Kimia organik ppt
 
BIOKIMIA I KARBOHIDRAT UHO
BIOKIMIA I KARBOHIDRAT UHOBIOKIMIA I KARBOHIDRAT UHO
BIOKIMIA I KARBOHIDRAT UHO
 
Diapositiva familia (1)
Diapositiva familia (1)Diapositiva familia (1)
Diapositiva familia (1)
 
Les Dossiers eJust : le coût économique des litiges entre sociétés
Les Dossiers eJust : le coût économique des litiges entre sociétésLes Dossiers eJust : le coût économique des litiges entre sociétés
Les Dossiers eJust : le coût économique des litiges entre sociétés
 
Nivi_Resume
Nivi_ResumeNivi_Resume
Nivi_Resume
 
Pega profile having 5 years expirence_updated
Pega profile having 5 years expirence_updatedPega profile having 5 years expirence_updated
Pega profile having 5 years expirence_updated
 
Financial Qbits
Financial QbitsFinancial Qbits
Financial Qbits
 
Данііл Майданік. Енергетичний конгрес. "Енерго Весна 2016" (26 травня 2016 р....
Данііл Майданік. Енергетичний конгрес. "Енерго Весна 2016" (26 травня 2016 р....Данііл Майданік. Енергетичний конгрес. "Енерго Весна 2016" (26 травня 2016 р....
Данііл Майданік. Енергетичний конгрес. "Енерго Весна 2016" (26 травня 2016 р....
 
About Cindy Leong Relationship Coach Singapore
About Cindy Leong Relationship Coach SingaporeAbout Cindy Leong Relationship Coach Singapore
About Cindy Leong Relationship Coach Singapore
 
Keith Hogan Final Year Project PDF
Keith Hogan Final Year Project PDFKeith Hogan Final Year Project PDF
Keith Hogan Final Year Project PDF
 

Similaire à Laporan ddka modul_1_pengenalan_dan_penerapan_peralatan_analisis_thayban-1

Jobsheet analisis gizi dalam pengolahan (tugas mami)
Jobsheet analisis gizi dalam pengolahan (tugas mami)Jobsheet analisis gizi dalam pengolahan (tugas mami)
Jobsheet analisis gizi dalam pengolahan (tugas mami)
Yan Eshad
 
Alat lab beserta fungsinya kimia
Alat lab beserta fungsinya kimiaAlat lab beserta fungsinya kimia
Alat lab beserta fungsinya kimia
Rada Kusnadi
 
PPT Alat Laboratorium Dasar dan Peraturan Keselamatan Kerja.ppt
PPT Alat Laboratorium Dasar dan Peraturan Keselamatan Kerja.pptPPT Alat Laboratorium Dasar dan Peraturan Keselamatan Kerja.ppt
PPT Alat Laboratorium Dasar dan Peraturan Keselamatan Kerja.ppt
DeliaPuspita6
 
PPT_Pengenalan_Alat_alat_Laboraturium_.pptx
PPT_Pengenalan_Alat_alat_Laboraturium_.pptxPPT_Pengenalan_Alat_alat_Laboraturium_.pptx
PPT_Pengenalan_Alat_alat_Laboraturium_.pptx
HanungFirman
 
03 strategi menjawab kertas 3 soalan 2 shahril_2012
03 strategi menjawab kertas 3 soalan 2 shahril_201203 strategi menjawab kertas 3 soalan 2 shahril_2012
03 strategi menjawab kertas 3 soalan 2 shahril_2012
SMKTA
 
3 Peralatan Instrumentasi Laboratorium IPA_Kimia_Masykuri UNS.pptx
3 Peralatan  Instrumentasi Laboratorium IPA_Kimia_Masykuri UNS.pptx3 Peralatan  Instrumentasi Laboratorium IPA_Kimia_Masykuri UNS.pptx
3 Peralatan Instrumentasi Laboratorium IPA_Kimia_Masykuri UNS.pptx
HikmaAinazzahra
 

Similaire à Laporan ddka modul_1_pengenalan_dan_penerapan_peralatan_analisis_thayban-1 (20)

Percobaan 1
Percobaan 1Percobaan 1
Percobaan 1
 
PPT_Pengenalan_Alat_alat_Laboraturium_Mi.pptx
PPT_Pengenalan_Alat_alat_Laboraturium_Mi.pptxPPT_Pengenalan_Alat_alat_Laboraturium_Mi.pptx
PPT_Pengenalan_Alat_alat_Laboraturium_Mi.pptx
 
Jobsheet analisis gizi dalam pengolahan (tugas mami)
Jobsheet analisis gizi dalam pengolahan (tugas mami)Jobsheet analisis gizi dalam pengolahan (tugas mami)
Jobsheet analisis gizi dalam pengolahan (tugas mami)
 
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA.pdf
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA.pdfLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA.pdf
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA.pdf
 
MAKALAH LAB IPA (11) (2).docx
MAKALAH LAB IPA (11) (2).docxMAKALAH LAB IPA (11) (2).docx
MAKALAH LAB IPA (11) (2).docx
 
Pengenalan alat gelas dan perawatannya
Pengenalan alat gelas dan perawatannyaPengenalan alat gelas dan perawatannya
Pengenalan alat gelas dan perawatannya
 
Alat lab beserta fungsinya kimia
Alat lab beserta fungsinya kimiaAlat lab beserta fungsinya kimia
Alat lab beserta fungsinya kimia
 
makalah fotometer
makalah fotometermakalah fotometer
makalah fotometer
 
PPT Alat Laboratorium Dasar dan Peraturan Keselamatan Kerja.ppt
PPT Alat Laboratorium Dasar dan Peraturan Keselamatan Kerja.pptPPT Alat Laboratorium Dasar dan Peraturan Keselamatan Kerja.ppt
PPT Alat Laboratorium Dasar dan Peraturan Keselamatan Kerja.ppt
 
Laporan praktikum alat alat lab
Laporan praktikum alat alat labLaporan praktikum alat alat lab
Laporan praktikum alat alat lab
 
Fotometer.pptx
Fotometer.pptxFotometer.pptx
Fotometer.pptx
 
PPT_Pengenalan_Alat_alat_Laboraturium_.pptx
PPT_Pengenalan_Alat_alat_Laboraturium_.pptxPPT_Pengenalan_Alat_alat_Laboraturium_.pptx
PPT_Pengenalan_Alat_alat_Laboraturium_.pptx
 
03 strategi menjawab kertas 3 soalan 2 shahril_2012
03 strategi menjawab kertas 3 soalan 2 shahril_201203 strategi menjawab kertas 3 soalan 2 shahril_2012
03 strategi menjawab kertas 3 soalan 2 shahril_2012
 
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI KEHUTANAN PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI KEHUTANAN PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI KEHUTANAN PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI KEHUTANAN PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
 
Mengenal peralatan laboratorium mikrobiologi
Mengenal peralatan laboratorium mikrobiologiMengenal peralatan laboratorium mikrobiologi
Mengenal peralatan laboratorium mikrobiologi
 
3 Peralatan Instrumentasi Laboratorium IPA_Kimia_Masykuri UNS.pptx
3 Peralatan  Instrumentasi Laboratorium IPA_Kimia_Masykuri UNS.pptx3 Peralatan  Instrumentasi Laboratorium IPA_Kimia_Masykuri UNS.pptx
3 Peralatan Instrumentasi Laboratorium IPA_Kimia_Masykuri UNS.pptx
 
Modul dan panduan praktikum KIMAN 1
Modul dan panduan praktikum KIMAN 1Modul dan panduan praktikum KIMAN 1
Modul dan panduan praktikum KIMAN 1
 
Peralatan Laboratorium Beserta Fungsinya
Peralatan Laboratorium Beserta FungsinyaPeralatan Laboratorium Beserta Fungsinya
Peralatan Laboratorium Beserta Fungsinya
 
ALAT LAB KIMIA
ALAT LAB KIMIAALAT LAB KIMIA
ALAT LAB KIMIA
 
Tugas kimia
Tugas kimiaTugas kimia
Tugas kimia
 

Dernier

Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
MemenAzmi1
 

Dernier (11)

Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis dataUji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
 
tranformasi energi atau perubahan energi
tranformasi energi atau perubahan energitranformasi energi atau perubahan energi
tranformasi energi atau perubahan energi
 
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
 
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
 
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxPERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 

Laporan ddka modul_1_pengenalan_dan_penerapan_peralatan_analisis_thayban-1

  • 1. Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014 Pengenalan dan Penerapan Peralatan Analisis Thayban (441413061) Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Gorontalo 2014 E-mail : Kim_thayban@yahoo.co.id
  • 2. Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014 A. Tujuan Mahasiswa dapat menggunakan Peralatan analisis serta mampu menerapkannya. B. Dasar Teori Menggunakan alat dengan betul merupakan syarat untuk memperoleh hasil- hasil betul pada analisis kuantitatif. Cara penggunaan yang benar ini dinamakan pada diri dari permulaan, bagi percobaan-percobaan selanjutnya. Dalam praktikum ini kita akan belajar mengenal dan meggunakan alat: pipet, labu takar, buret. Dalam Praktukum melatihkan diri untuk memilih alat yang benar bagi tujuan tertentu, memeriksa alatnya apa bekerja dengan baik, membersihkan alatnya, mempersiapkan alatnya untuk reagen tertentu, serta mengunakan alatnya.1 (Astin lukum, 2009: 162) Dalam melakukan analisis kimia perlu kiranya diperlukan peralatan yang kuantitatif dan sesuai dengan metode analisis yang digunakan. Berikut ini akan diuraikan hal-hal yang penting dilakukan untuk seorang praktikan dalam laboratorium: 1) Meja harus dijaga agar bersih dan harus tersedia lap meja sehingga ceceran bahan kimia padat atau cair dapat segera dibuang. 2) Semua alat kaca harus benar-benar bersih, dan jika telah dibiarkan agak lama, maka harus dibilas dengan air suling sebelum digunakan. 3) Alat-alat tanpa kecuali tak boleh berserakkan di atas meja kerja, ini sangat penting untuk menghindari kebingungan bila sedang dilakukan penetapan duplikat. Alat yang tidak dipakai hendaknya dikembalikan di lemari. 4) Jika suatu larutan, endapan filtrat dan sebagainya dikesampingkan untuk pengerjaan berikutnya, maka wadah harus dibubuhi etiket sehingga isinya mudah diidentifikasi, dan wadah harus ditutup. 5) Botol reagensia harus segera dikembalikan setelah digunakan. 6) Semua penetapan dilakukan duplo 7) Harus menyediakan buku catatan untuk merekam pengamatan. 1Team Teaching. Modul Praktikum Dasar-dasar Kimia Analitik. (Gorontalo: UNG, 2010). Hal: 1
  • 3. Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014 A. Alat-alat yang biasa digunakan dalam percobaan A. Peralatan dasar 1. Gelas Kimia (beaker) Berupa gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas hingga suhu 200 oC. Ukuran alat ini ada yang 50 mL, 100 mL dan 2 L. Fungsinya : - Untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi - Menampung zat kimia - Memanaskan cairan - Media pemanasan cairan 2. Labu Erlenmeyer Berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin kecil dengan skala sepanjang dindingnya. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L. Fungsinya : - Untuk menyimpan dan memanaskan larutan - Menampung filtrat hasil penyaringan - Menampung titran (larutan yang dititrasi) pada proses titrasi 3. Gelas ukur Berupa gelas tinggi dengan skala di sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca atau plastik yang tidak tahan panas. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L. Fungsi : Untuk mengukur volume larutan tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi dalam jumlah tertentu. 4. Pipet Alat untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu maupun takaran bebas. Jenisnya : - Pipet seukuran, digunakan untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu secara tepat, bagian tengahnya menggelembung.
  • 4. Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014 - Pipet berukuran, berupa pipa kurus dengan skala di sepanjang dindingnya. Berguna untuk mengukur dan memindahkan larutan dengan volume tertentu secara tepat. - Pipet tetes, berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung bawahnya meruncing serta ujung atasnya ditutupi karet. Berguna untuk mengambil cairan dalam skala tetesan kecil. 5. Buret Berupa tabung kaca bergaris dan memiliki kran di ujungnya. Ukurannya mulai dari 5 dan 10 mL (mikroburet) dengan skala 0,01 mL, dan 25 dan 50 mL dengan skala 0,05 mL. Fungsi :Untuk mengeluarkan larutan dengan volume tertentu, biasanya digunakan untuk titrasi. 6. Tabung reaksi Berupa tabung yang kadang dilengkapi dengan tutup. Terbuat dari kaca borosilikat tahan panas, terdiri dari berbagai ukuran. Fungsi : - Sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia - Untuk melakukan reaksi kimia dalam skala kecil 7. Kaca arloji Terbuat dari kaca bening, terdiri dari berbagai ukuran diameter. Fungsi : - Sebagai penutup gelas kimia saat memanaskan sampel - Tempat saat menimbang bahan kimia - Tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator 8. Corong Terbuat dari plastik atau kaca tahan panas dan memiliki bentuk seperti gelas bertangkai, terdiri dari corong dengan tangkai panjang dan pendek. Cara menggunakannya dengan meletakkan kertas saring ke dalam corong tersebut. Fungsi : Untuk menyaring campuran kimia dengan gravitasi.
  • 5. Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014 9. Cawan Terbuat dari porselen dan biasa digunakan untuk menguapkan larutan. 10. Mortar dan pestle Terbuat dari porselen, kaca atau batu granit yang dapat digunakan untuk menghancurkan dan mencampurkan padatan kimia. Spatula : berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar, terbuat dari stainless steel atau alumunium. Fungsi : - Untuk mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan - Dipakai untuk mengaduk larutan 11. Batang pengaduk Terbuat dari kaca tahan panas, digunakan untuk mengaduk cairan di dalam gelas kimia. 12. Kawat kasa Kawat yang dilapisi dengan asbes, digunakan sebagai alas dalam penyebaran panas yang berasal dari suatu pembakar. 13. Kaki tiga Besi yang menyangga ring dan digunakan untuk menahan kawat kasa dalam pemanasan. 14. Bunsen / pembakar spiritus Digunakan untuk memanaskan bahan kimia. Dari alat diatas dapat digolongan dengan ketegori-kategori. Alat kategori 1 adalah alat yang muda pecah dan tidak memerlukan latihan dalam menggunakan alat tersebut dan tidak tersambung oleh arus listrik. Sebagai contoh gelas kimia, tabung reaksi dan masih banyak lagi. Alat kategori 2 adalah alat yang agak sulit dalam menggunakannya, memerlukn latihan dalam memfungsikannya dan terhubung oleh arus listrik. Contohnya alat penengas air, lemari asam, neraca analitik, dan masih banyak lagi.
  • 6. Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014 Alat kategori 3 adalah alat yang rumit dan membutuhkan latihan khusus dalam pengoperasian alat, dan terhubung oleh arus listrik. Contohnya alat spekrofatometer. B. Teknik Dasar dalam Laboratorium 2.1 Pengukuran dan Penyaluran Cairan Banyak cairan yang ditangani di laboratorium bersifat infeksius, korosif, atau beracun. Prosedur pengaturan dan penyaluran cairan harus benar-benar dipahami dan diikuti dengan penuh kehati-hatian untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Banyak prosedur baru untuk analisis memerlukan volume cairan yang sangat kecil dan berbagai jenis alat penetes (pipet) dan penyalur (dispenser) sudah tersedia. Jadi, volume yang kecil tersebut dapat diukur dengan presisi tinggi. Volume yang besar dapat diukur menggunakan gelas ukur atau labu volumetrik (labu takar). Gelas ukur dipakai untuk mengukur berbagai volume cairan, tetapi tidak begitu akurat. Labu takar dipakai untuk mengukur volume tunggal cairan, mis., 1 liter, secara akurat. Volume cairan yang kecil (0,1-10 ml) dapat disalurkan secara cepat dan akurat menggunakan salah satu alat berikut. Dispenser volume konstan atau variabel yang terhubung ke reservoir gelas atau polipropilen. Berbagai volume cairan mulai dari 0,1 sampai 1,0 ml dan dari 2,0 sampai 10,0 ml dapat disalurkan. Pipet terkalibrasi, dengan karet pengisapnya. Pada pipet berskala, tertera keterangan di ujung atasnya mengenai volume total yang dapat diukur dan unit skala pipet (besar volume di antara dua garis skala berurutan). Terdapat dua macam pipet berskala yaitu Pipet dengan garis skala sampai ujung bawah CA). Volume total yang dapat diukur yaitu di antara garis skala 0 dan ujung bawah pipet. Serta pipet dengan garis skala tidak sampai ujung bawah CB). Volume total yang dapat diukur yaitu di antara garis skala 0 dan garis skala terakhir sebelum ujung bawah pipet Uenis ini direkomendasikan untuk uji kimia
  • 7. Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014 kuantitatif). Pipet volumetrik dimaksudkan untuk mengukur sejumlah volume dengan tingkat akurasi tinggi. Pipet dengan satu garis batas CA), dimaksudkan untuk diisi sampai batas tersebut. Setelah menyalurkan isinya, pipet dibiarkan mengering selama 15-45 detik, sesuai ukurannya tertera di badan pipet), kemudian tetesan terakhir disalurkan melalui dinding wadah resipien. Jangan disemprotkan. 2Cara pemakaian secara manual: pertama Masukkan pipet volume ke dalam wadah berisi cairan sampai ujung pipet tercelup (perhatian : ujung pipet harus masuk jauh ke dalam cairan jangan sekedar tercelup atau berada dekat permukaan cairan). Kemudian Sedot cairan sampai melebihi batas ukur. Langkah berikutnya Tutup lubang atas dengan jari telunjuk (bila cairan cepat turun kebawah batas pengukuran sebelum tertutup telunjuk, lakukan dengan cara tempelkan ujung pipet pada dasar wadah baru tutup ujung pipet dengan telunjuk, cara ini untuk mencegah cairan turun dengan cepat) lalu turunkan cairan sampai miniskus tepat pada batas ukur selanjutnya keluarkan pipet dari wadah dan hal penting yang perlu dilakukan adalah lap bagian luar pipet dengan kertas tissue untuk mencegah adanya cairan yang nempel di dinding luar ikut turun pada saat proses pemindahan (proses pengelapan dapat dilakukan sebelum cairan diturunkan mencapai batas ukur) Langkah berikutnya pindahkan cairan pada wadah lain dengan posisi tegak lurus (jangan menyamping) dan ujung pipet ditempelkan pada wadah, proses ini untuk mencegah cairan keluar terlalu cepat sehingga masih ada cairan yang nempel pada dinding dalam pipet dan tidak ikut keluar. Kemudian ila masih ada cairan yang tertinggal pada ujung pipet biarkan saja, namun sebelumnya coba dengan memutar-mutar pipet dengan ujung menempel pada wadah akhirnya Proses pemindahan selesai. 2.2 Penggunan Labu Volumetrik Labu volumetrik memiliki skala dan digunakan untuk mengukur sejumlah volume tertentu sewaktu cairan diisikan ke dalamnya sampai garis skala tertentu. 2 S. Hamdani. Penggunaan Pipet Volume. 2011. http://catatankimia.com
  • 8. Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014 Labu volumetrik lebih akurat dibandingkan gelas ukur. Labu ini sebaiknya digunakan untuk membuat reagen. Sebagai contoh: 1 liter larutan natrium klorida 0,85% Creagen no. 53) dibuat dengan melarutkan 8,5 g natrium klorida dalam 1000 ml air suling di dalam gel as piala (gelas beaker), lalu dimasukkan ke dalam labu volumetrik 1000 ml menggunakan corong dan diencerkan sampai garis skala 1000 ml. Larutan harus dikocok dahulu sebelum digunakan. Alternatifnya, substansi dilarutkan dalam sebuah wadal1 kecillalu larutan tersebut dituangkan kedalam labu volumetrik melalui batang pengaduk. Isi labu sampai garis batas skala yang dikehendaki. (Metode ini direkomendasikan untuk pembuatan reageI). kimia secara titrasi}. Suhu cairan yang akan diukur tertera di labu volumetrik (ditulis setelah kapasitas labu; Cairan memuai dengan pemanasan dan menyusut dengan pendinginan. Jangan sekali-kali mengukur cairan panas, atau cairan dingin, yang baru saja dikeluarkan dari kulkas. Labu volumetrik harus memiliki sumbat-penutup plastik; kalau tidak ada, gunakan sumbat-penutup gelas. Hati-hati jangan sampai hilang. 2.3 Perawatan Buret Buret merupakan tabung gelas berskala dengan keran gelas di ujung bawahnya. Buret diisi dengan cairan yang akan diukur dari ujung atasnya . Kapasitas buret bermacam-macam: 10 ml, 20 ml, 25 ml, dan 50 ml. Keran buret harus selalu dirawat dan dilumasi. Untuk melumasi keran buret yang bersih secara tepat, oleskan tipis jelly silikon atau minyak menggunakan ujung jari menyusuri kedua sisi keran di sekitar lubang kapiler. Selanjutnya, pasang keran pada buret dan putar sampai seluruh keran terlumasi dengan halus dan merata. Ujung at as buret harus selalu disumbat atau ditutup. a) Membaca volume pada gelas ukur Masukkan cairan yang akan diukur lalu tepatkan dengan pipet tetes sampai skala yang diinginkan. Bagian terpenting dalam membaca skala di gelas ukur tersebut adalah garis singgung skala harus sesuai dengan meniskus cairan.
  • 9. Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014 Meniskus adalah garis lengkung permukaan cairan yang disebabkan adanya gaya kohesi atau adhesi zat cair dengan gelas ukur. b) Cara menggunakan buret Sebelum digunakan, buret harus dibilas dengan larutan yang akan digunakan. Cara mengisinya: Kran ditutup kemudian larutan dimasukkan dari bagian atas menggunakan corong gelas. Jangan mengisi buret dengan posisi bagian atasnya lebih tinggi dari mata kita. Turunkan buret dan statifnya ke lantai agar jika ada larutan yang tumpah dari corong tidak terpercik ke mata. Jangan sampai ada gelembung yang tertinggal di bagian bawah buret. Jika sudah tidak ada gelembung, tutup kran. Selanjutnya isi buret hingga melebihi skala nol, lalu buka kran sedikit untuk mengatur cairan agar tepat pada skala nol. c) Memanaskan Cairan Harus memperhatikan kemungkinan terjadinya bumping (meloncatnya cairan akibat peningkatan suhu drastis). Cara mencegahnya dengan menambahkan batu didih ke dalam gelas kimia. Proses pemanasan pemanasan cairan dalam tabung reaksi angan sampai mengarahkan mulut tabung reaksi kepada praktikan baik diri sendiri maupun orang lain. Jepit tabung reaksi pada bagian dekat dengan mulut tabung. Posisi tabung ketika memanaskan cairan agak miring, aduk dan sesekali dikocok. Pengocokan terus dilakukan sesaat setelah pemanasan. Pemanasan cairan dalam gelas kimia dan labu Erlenmeyer, Bagian bawah dapat kontak langsung dengan api sambil cairannya digoyangkan perlahan, sesekali diangkat bila mendidih.3 d) Menggunakan Pipet Pada saat mengisap cairan pada gelas , dengan cara menekan ibu jari pada pipet . Tahan pipet tegak pada gelas kaca untuk menyerap cairan dalam gelas kimia. Kemudian lepaskan tekanan pipet nya, keluarkan pipet dalm gelas kimia 3 Estu Lestari. Manual of Basic Techniques for A Health Laborator (pdf). 2011 hal. 70
  • 10. Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014 secara perlahan. Pindahkan pipet ke dalam ( erlenmeyer ) dengan sentuhan ujung titrasi labu yang miring. tekan karet pipet , biarkan cairan keluar .4 e) Menggunakan Pelarut dan Bahan Lainnya yang Lebih Aman Laboratorium lebih aman dan terjamin jika mereka mengganti dengan bahan kimia yang tidak berbahaya, atau kurang berbahaya bila memungkinkan. Pertimbangkan jalur sintetik dan prosedur alternatif untuk melakukan campuran reaksi. Ajukan pertanyaan berikut saat memilih bahan reagen atau pelarut untuk prosedur eksperimen: Saat memilih pelarut organik, pertimbangkan beberapa faktor penting yaitu hindari pelarut yang terdaftar sebagai toksin produktif, polutan udara berbahaya, atau karsinogen tertentu (untuk defi nisi karsinogen tertentu dan Pilih pelarut dengan nilai ambang batas yang relatif tinggi (TLV). Pelarut pengganti yang paling baik memenuhi kondisi berikut. Pelarut juga memiliki sifat fi sio-kimia (misalnya, titik didih, titik nyala, konstanta dielektrik) yang mirip dengan pelarut asli. Pertimbangkan manfaatnya bagi keselamatan, kesehatan, dan lingkungan serta biayanya.5 C. Alat dan Bahan N o Nama Alat Kategori Gambar Fungsi 1 Labu Takar 1 untuk mengukur volume larutan 2 Erlenmeyer 1 Untuk menyimpan larutan 3 Batang pengaduk 1 Untuk mengaduk larutan 4 Pipet 1 Untuk mengambil sejumlah larutan 4 A.L. Underwood. Quantitative Chemical analysis 1988., hal 551 5 Lisa Moran. Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia. 2010. Hal.98
  • 11. Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014 5 Corong biasa 1 Untuk membantu dalam memindahkan larutan 7 Standar buret 1 Untuk mengeluarkan sejumlah volume 8 Kertas atau lap 1 Untuk mengeringkan alat yang basa 9 Lemari asam digital 2 Untuk menyimpan larutan asam 10 Neraca analitik digital 2 Untuk menimbang suatu bahan Bahan No Nama Bahan Kategori Bahan Sifat fisik Sifat kimia 1 Larutan Detergen Bahan Umum Berbusa dan bentuk cair Dapat melarutkan lemak 2 Reagen A Bahan umum 3 HCl 0,1 N Bahan Khusus Gas berwarna kuning, titk didih -101 0C Merupakan oksidator kuat 4 NaOH 0,1 N Bahan Khusus Berwarna putih Mudah larut dalam air dan etanol
  • 12. Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014 D. Prosedur kerja Cara membersihkan alat - mencuci alat dengan air krang dengan bersih - Membilas alat dengan menggunakan air suling - Mencuci dengan detergen - Menghilangkan detergen dengan air - Menghilangkan air kerang dengan air suling - Mengeringkan dengan kertas atau lab E. Pembahasan 1. Penggunaan alat a) Gelas ukur Gambar 4.1.1. Gelas ukur Alat pertama Gelas Ukur digunakan Sebagai wadah untuk meletakkan larutan dengan cara melihat meniscus secara tepat. Mata harus sejajar dengan gelas ukur, kemudian lihat bagian meniscus bawah untuk mentukan volume larutan. Tampak gelas ukur seperti dilihat pada gambar 1. b) Labu ukur Gambar 4.1.2. Labu ukur Alat Alat siap digunakan
  • 13. Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014 Labu ukur : berupa labu dengan leher yang panjang dan bertutup; seperti tampak pada gambar 2 terbuat dari kaca dan tidak boleh terkena panas karena dapat memuai. Ukurannya mulai dari 1 mL hingga 2 L. Fungsi :Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan mengencerkan larutan. Cara menggunakan : Mengisikan larutan yang akan diencerkan atau padatan yang akan dilarutkan. Tambahkan cairan yang dipakai sebagai pelarut sampai setengah labu terisi, kocok kemudian penuhkan labu sampai tanda batas. Sumbat labu, pegang tutupnya dengan jari, kocok dengan cara membolak-balikkan labu sampai larutan homogen. c) Buret Gambar 4.1.3. Buret Buret digunakan untuk mentitrasi larutan, buret dipasangkan dengan Erlenmeyer. Fungsi dari Erlenmeyer tersebut untuk menampung hasil titrasi. Pada gambar 3 adalah gambar buret. Penggunaan buret yaitu Tangan kanan digunakan untuk memegang dan menggoyangkan Erlenmeyer sedangkan tangan kiri untuk memegang keran buret. d) Bunsen Gambar 4.1.4. Bunsen Alat yang berhubungan dengan panas adalah bunsen digunakan untuk keperluan penggunaan api. Selang bunsen harus dihubungkan dengan kerang yang
  • 14. Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014 terhubung gas agar dapat mengeluarkan api. Api yang dihasilkan bisa diatur sesuai kebutuhannya. e) Corong pisah Gambar 4.1.5. Corong pisah Corong Pisah cara menggunakannya masukkkan larutan ke dalam corong dari atas dalam keadaan keran corong tertutup. Goyangkan corong agar larutan tercampur. Balikkan corong dan buka kerannya agar gas yang dihasilkan larutan tersebut keluar. Biasanya digunakan dalam proses ekstraksi. Cara menggunakannya : Campuran yang akan dipisahkan dimasukkan lewat lubang atas, katup dalam keadaan tertutup. Pegang tutup bagian atas, corong dipegang dengan tangan kanan dan kiri dalam posisi horisontal, kocok agar ekstraksi berlangsung dengan baik. Buka tutup bagian atas, keluarkan larutan bagian bawah melalui katup secara pelan. Tutup kembali katup jika larutan lapisan bawah sudah keluar. f) Mikropipet Gambar 4.1.6. Mikropipet Alat dengan ketelitian yaitu Mikropipet cara menggunakannya tekan berkali kali thumb knopnya untuk memastikan lancarnya mikropipet. Tekan thumb knopnya dan masukkan mikropipet ke dalam larutan. Tahan pipet dan
  • 15. Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014 lepaskan tekanan pada thumb knop agar larutan tersebut keluar. Kemudian neraca cara menggunakannnya harus dipastikan bahwa neraca tersebut berada dalam keadaan yang stabil. Tekan tombol untuk menyalakan neraca, beri alas seperti perkamen ketika akan mulai menimbang zat. Harus diperhatikan juga kapasitas minimum dan maksimum bahan yang boleh ditimbang. g) Batang pengaduk Gambar 4.1.7. Batang Pengaduk Batang pengaduk Batang gelas, dengan ujung bulat dan ujung yang lain pipih. Seperti tampak pada gambar 7. Panjang 15 cm. Kegunaan Pengocok larutan yang akan direaksikan. h) Penjepit tabung reaksi Gambar 4.1.8. Penjepit tabung reaksi Penjepit tabung reaksi Bentuk rahang: persegi seperti tampak pada gambar 7 di atas. Pegas : dipoles nikel dengan diameter: 10 -25 mm. Kegunaan Untuk menjepit tabung reaksi. Tabung reaksi dimasukan atau dijepit pada mulut penjepit tabung untuk memindahkan tabung reaksi yang biasanya telah dipanaskan. i) Pipet tetes
  • 16. Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014 Gambar 4.1.9. Pipet tetes Pipet tetes Bahan:Gelas seperti tampak pada gambar. Panjang: 150 mm dengan karet kualitas baik. Kegunaan Untuk meneteskan larutan dengan jumlah kecil. Cara menggunakannya adalah dengan menyerap bahan pada wadah tertentu dan meneteskan bahan cairan tersebut tetes demi tetes pada larutan yang akan direaksikan. 2. Peralatan Pendukung Labu bundar : berupa labu dengan leher yang panjang, alasnya ada yang bundar, ada yang rata. Terbuat dari kaca tahan panas pada suhu 120-300 oC.Ukurannya mulai dari 250 mL sampai 2000 mL. Fungsinya :Untuk memanaskan larutan dan menyimpan larutan. Corong Buchner : berupa corong yang bagian dasarnya berpori dan berdiameter besar. Terbuat dari porselen, plastik atau kaca. Berguna untuk menyaring sampel agar lebih cepat kering. Cara menggunakannya dengan meletakkan kertas saring yang diameternya sama dengan diameter corong. Gambar 4.2.1. Erlenmeyer Erlenmeyer Buchner : berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin mengecil, ada lubang kecil yang dapat dihubungkan dengan selang ke pompa vakum. Terbuat dari kaca tebal yang dapat menahan tekanan sampai 5 atm. Ukurannya mulai dari 100 mL hingga 2 L. Dipakai untuk menampung cairan hasil filtrasi. Cara menggunakannya : Diawali dengan memasang corong Buchner di leher labu, pasang selang yang tersambung ke pompa vakum pada bagian yang menonjol.
  • 17. Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014 Desikator : berupa panci bersusun dua yang bagian bawahnya diisi bahan pengering, dengan penutup yang sulit dilepas dalam keadaan dingin karena dilapisi vaseline. Ada 2 macam desikator : desikator biasa dan vakum. Desikator vakum pada bagian tutupnya ada katup yang bisa dibuka tutup, yang dihubungkan dengan selang ke pompa. Bahan pengering yang biasa digunakan adalah silika gel. Fungsi : Tempat menyimpan sampel yang harus bebas air, Mengeringkan padatan Cara menggunakannya : Dengan membuka tutup desikator dengan menggesernya ke samping. Letakkan sampel dan tutup kembali dengan cara yang sama. Cawan petri : berbentuk seperti gelas kimia yang berdinding sangat rendah. Terbuat dari kaca borosilikat tahan panas. Berfungsi sebagai wadah menimbang dan menyimpan bahan kimia, mikrobiologi. Botol semprot : berupa botol tinggi bertutup yang terbuat dari plastik. Berfungsi sebagai tempat menyimpan aquades. Cara menggunakannya dengan menekan badan botol sampai airnya keluar. Krusibel : berupa mangkok kecil yang dilengkapi tutup dan terbuat dari porselen tahan panas, alumina. Dipakai sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia. Pada saat krus masih dalam keadaan panas, jangan langsung dikenai air. Perubahan suhu mendadak menyebabkan krus pecah. Berikutnya Kaki tiga krus : terbuat dari porselen dan berfungsi untuk menaruh krusibel saat akan dipanaskan langsung di atas api. Alat pendukung berikutnya adalah Statif dan klem. Statif : terbuat dari besi atau baja yang berfungsi untuk menegakkan buret, corong, corong pisah dan peralatan gelas lainnya pada saat digunakan. Dan klem manice : terbuat dari besi atau alumunium yang berfungsi untuk memegang peralatan gelas yang dipakai pada proses destilasi. Bagian belakangnya dihubungkan dengan statif menggunakan klem bosshead. Klem bosshead : terbuat dari besi atau alumunium yang berfungsi untuk menghubungkan statif dengan klem manice atau pemegang
  • 18. Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014 corong. Klem buret : terbuat dari besi atau baja untuk memegang buret yang digunakan untuk titrasi. Pemegang corong : terbuat dari besi atau baja untuk memegang corong atau corong pisah yang dipakai pada proses penyaringan atau pemisahan. Bagian belakang disambungkan dengan statif menggunakan klem bosshead. 3. Simbol bahan berbahaya dalam laboratorium Kimia 6Simbol bahaya digunakan untuk pelabelan bahan-bahan berbahaya menurut Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances). Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances) adalah suatu aturan untuk melindungi/menjaga bahan-bahan berbahaya dan terutama terdiri dari bidang keselamatan kerja. Arah Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances) untuk klasifikasi, pengepakan dan pelabelan bahan kimia adalah valid untuk semua bidang, area dan aplikasi, dan tentu saja, juga untuk lingkungan, perlindungan konsumer dan kesehatan manusia. Istilah bahan berbahaya adalah nama umum dan menurut hukum bahan kimia (kemikalia) (Chemicals Law)19/2 didefinisikan sebagai : pertama bahan berbahaya atau formulasi menurut hukum kemikalia (Chemicals Law), bahan formulasi dan produk dapat membentuk atau melepaskan bahan atau formulasi berbahaya selama produksi atau penggunaan, bahan formulasi dan produk bersifat mudah meledak Berikut adalah beberapa definisi yang dapat digunakan untuk memahami tentang masalah hukum : Bahan/zat adalah unsur atau senyawa kimia – bagaimana terjadinya di alam atau diproduksi dengan cara sintesis (misalnya asbes, bromin, etanol, timbal, dll) Formulasi adalah paduan, campuran atau larutan dari dua bahan atau lebih (misalnya cat, larutan formaldehid dll) Produk adalah bahan/zat atau formulasi yang diperoleh atau terbentuk selama proses 6 Anonim. Simbol berbahaya pada laboratorium kimia. 2013. http://www.mataangin.us
  • 19. Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014 produksi. Sifat-sifat ini lebik menentukan fungsi produk daripada komposisi kimianya Bahan berbahaya yang didefinisikan di atas memiliki satu sifat atau lebih yang ditandai dengan simbol-simbol bahaya. Simbol bahaya adalah piktogram dengan tanda hitam pada latar belakang oranye, kategori bahaya untuk bahan dan formulasi ditandai dengan simbol bahaya, yang terbagi dalam : Resiko kebakaran dan ledakan (sifat fisika-kimia), Resiko kesehatan (sifat toksikologi) atau Kombinasi dari keduanya. Label atau simbol bahaya bahan-bahan kimia serta cara penanganan secara umum dapat diberikan sebagai berikut : a) Explosive (bersifat mudah meledak) Huruf kode: E Gambar 1. Explosive Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya explosive dapat meledak dengan pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen atmosferik. Ledakan akan dipicu oleh suatu reaksi keras dari bahan. Energi tinggi dilepaskan dengan propagasi gelombang udara yang bergerak sangat cepat. Resiko ledakan dapat ditentukan dengan metode yang diberikan dalam Law for Explosive Substances. Di laboratorium, campuran senyawa pengoksidasi kuat dengan bahan mudah terbakar atau bahan pereduksi dapat meledak. Sebagai contoh, asam nitrat dapat menimbulkan ledakan jika bereaksi dengan beberapa solven seperti aseton, dietil eter, etanol, dll. Produksi atau bekerja dengan bahan mudah meledak memerlukan pengetahuan dan pengalaman praktis maupun keselamatan khusus.
  • 20. Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014 Apabila bekerja dengan bahan-bahan tersebut kuantitas harus dijaga sekecil/sedikit mungkin baik untuk penanganan maupun persediaan/cadangan. Frase-R untuk bahan mudah meledak : R1, R2 dan R3 Sebagai contoh untuk bahan yang dijelaskan di atas adalah 2,4,6-trinitro toluena (TNT) Keamanan : Hindari pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen atmosferik. b) Oxidizing (pengoksidasi) Huruf kode: O Gambar 2. Oxidizing Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya oxidizing biasanya tidak mudah terbakar. Tetapi bila kontak dengan bahan mudah terbakar atau bahan sangat mudah terbakar mereka dapat meningkatkan resiko kebakaran secara signifikan. Dalam berbagai hal mereka adalah bahan anorganik seperti garam (salt-like) dengan sifat pengoksidasi kuat dan peroksida-peroksida organik. Frase-R untuk bahan pengoksidasi : R7, R8 dan R9 Contoh bahan tersebut adalah kalium klorat dan kalium permanganat juga asam nitrat pekat. Keamanan : Hindari panas serta bahan mudah terbakar dan reduktor. c) Extremely flammable (amat sangat mudah terbakar) Huruf kode:F+
  • 21. Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014 Gambar 3. Extremely flammable Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya extremely flammable merupakan likuid yang memiliki titik nyala sangat rendah (di bawah 0o C) dan titik didih rendah dengan titik didih awal (di bawah +35oC). Bahan amat sangat mudah terbakar berupa gas dengan udara dapat membentuk suatu campuran bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal. Frase-R untuk bahan amat sangat mudah terbakar : R12 Contoh bahan dengan sifat tersebut adalah dietil eter (cairan) dan propane (gas) Keamanan: Hindari campuran dengan udara dan hindari sumber api. d) Highly flammable (sangat mudah terbakar) Huruf kode: F Gambar 4. Highly flammable Bahan dan formulasi ditandai dengan notasi bahaya highly flammable adalah subyek untuk self-heating dan penyalaan di bawah kondisi atmosferik biasa, atau mereka mempunyai titik nyala rendah (di bawah +21oC). Beberapa bahan sangat mudah terbakar menghasilkan gas yang amat sangat mudah terbakar di bawah pengaruh kelembaban. Bahan-bahan yang dapat menjadi panas di udara pada temperatur kamar tanpa tambahan pasokan energi dan akhirnya terbakar,
  • 22. Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014 juga diberi label sebagai highly flammable. Frase-R untuk bahan sangat mudah terbakar : R11. Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya aseton dan logam natrium, yang sering digunakan di laboratorium sebagai solven dan agen pengering. Keamanan : Hindari dari sumber api, api terbuka dan loncatan api, setra hindari pengaruh pada kelembaban tertentu. e) Flammable (mudah terbakar) Gambar 5. Flammable Tidak ada simbol bahaya diperlukan untuk melabeli bahan dan formulasi dengan notasi bahaya FLAMMABLE. Bahan dan formulasi likuid yang memiliki titik nyala antara +21oC dan +55oC dikategorikan sebagai bahan mudah terbakar (Flammable). Frase-R untuk bahan mudah terbakar : R10. Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya minyak terpentin. Keamanan : Hindari atau jauhkan dari api terbuka, sumber api dan loncatan api. f) Flammable Solid ( padatan mudah terbakar) Gambar 6. Flammable Solid Padatan yang mudah terbakar didefinisikan sebagai padatan yang memenuhi syarat : Merupakan bahan peledak basah, Merupakan zat yang dapat bereaksi
  • 23. Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014 sendiri, karena tidak stabil terhadap panas dan terdekomposisi menghasilkan panas (walaupun tanpa oksigen dari udara), Padatan yang mudah sekali terbakar. · Pembakaran spontan harus mengikuti salah satu syarat : Bahan yang bereaksi dengan air dan menimbulkan panas serta api (pyrophoric material) adalah suatu cairan atau padatan (banyak atau sedikit jumlahnya) yang dalam 5 (lima) menit berada di udara bebas tanpa disulut api dapat terbakar (menimbulkan api) dengan sendirinya. Keamanan : Hindari panas atau bahan mudah terbakar dan reduktor serta hindari kontak dengan air apabila bereaksi dengan air dan menimbulkan panas serta api. g) Very toxic (sangat beracun) Huruf kode: T+ Gambar 7. Very toxic Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya very toxic dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion),atau kontak dengan kulit. Suatu bahan dikategorikan sangat beracun jika memenuhi kriteria berikut: h) Toxic (beracun) Huruf kode: T
  • 24. Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014 Gambar 8. Toxic Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya toxic dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion),atau kontak dengan kulit. Sifat-sifat merusak secara kronis yang lain (Frase-R :R48) ditandai dengan simbol bahaya toxic substances dan kode huruf T. Bahan karsinogenik dapat menyebabkan kanker atau meningkatkan timbulnya kanker jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut dan kontak dengan kulit.Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya solven-solven seperti metanol (toksik) dan benzene (toksik, karsinogenik). Keamanan : Hindari Kontak atau masuk kedalam tubuh, segera barobat kedokter bila kemungkinan keracunan. i) Harmful (berbahaya) Huruf kode: Xn Gambar 9. Harmful Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya HARMFUL memiliki resiko merusak kesehatan sedang jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit. Sifat-sifat merusak
  • 25. Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014 secara kronis yang lain (Frase-R:R48) yang tidak diberi notasi toxic, akan ditandai dengan simbol bahaya harmful substances dan kode huruf Xn. Bahan-bahan yang dicurigai memiliki sifat karsinogenik, juga akan ditandai dengan simbol bahaya harmful substanceS dan kode huruf Xn, bahan pemeka (sensitizing substances) diberi label menurut spektrum efek apakah dengan simbol bahaya untuk ‘harmful substances’ dan kode huruf Xn atau dengan simbol bahaya ‘irritant substances’ dan kode huruf Xi. Bahan yang dicurigai memiliki sifat karsinogenik dapat menyebabkan kanker dengan probabilitas tinggi melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion) atau kontak dengan kulit. j) Irritant (menyebabkan iritasi) Huruf kode : Xi Gambar 10. Irritant Bahan dan formulasi dengan notasi ‘irritant’ adalah tidak korosif tetapi dapat menyebabkan inflamasi jika kontak dengan kulit atau selaput lendir. Frase- R untuk bahan irritant : R36, R37, R38 dan R41. Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya isopropilamina, kalsium klorida dan asam dan basa encer. Keamanan : Hindari kontaminasi pernafasan, kontak dengan kulit dan mata. k) Corrosive (korosif) Huruf kode: C
  • 26. Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014 Gambar 11. Corrosive Bahan dan formulasi dengan notasi CORROSIVE adalah merusak jaringan hidup. Jika suatu bahan merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat diprediksi karena karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH <2) dan basa (pH>11,5), ditandai sebagai bahan korosif. Frase-R untuk bahan korosif : R34 dan R35. Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya asam mineral seperti HCl dan H2SO4maupun basa seperti larutan NaOH (>2%). Keamanan : Hindari kontaminasi pernafasan, kontak dengan kulit dan mata. l) Bahan berbahaya bagi lingkungan Huruf kode: N Gambar 12. Bahan berbahaya bagi lingkungan Bahan dan formulasi dengan notasi dangerous for environment adalah dapat menyebabkan efek tiba-tiba atau dalam sela waktu tertentu pada satu kompartemen lingkungan atau lebih (air, tanah, udara, tanaman, mikroorganisme) dan menyebabkan gangguan ekologi. Frase-R untuk bahan berbahaya bagi lingkungan : R50, R51, R52 dan R53. Contoh bahan yang memiliki sifat tersebut misalnya tributil timah kloroda, tetraklorometan, dan petroleum hidrokarbon seperti pentana dan petroleum bensin. Keamanan : Hindari kontak atau bercambur
  • 27. Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014 dengan lingkungan yang dapat membahayakan makhluk hidup, limbah dijauhkan dari lingkungan. F. Kesimpulan Alat-alat serta bahan yang digunakan di laboratorium saat melakukan percobaan memiliki fungsi dan peraturan untuk pemakaiannya masing-masing. Alat-alat digunakan saat melakukan percobaan harus sesuai dengan apa yang akan diteliti dengan harus memperhatikan kebersihan alat yang digunakan agar tidak terjadi kekeliruan. Dalam laboratorium banyak lambang berbahaya pada bahan percobaan sehingga paraktikan harus dapat mengenali dan memahami semua jenis lambang berbahaya dalam laboratorium agar keselamatan dalam laboratorium dapat terjamin. Selain itu dengan memahami teknik dasar dalam laboratorium maka percobaan atau penelitian yang kita lakukan akan berjalan lancar dan mendapatkan data yang akurat.
  • 28. Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik Modul1, Tanggal30 Oktober, Tahun 2014 DAFTAR PUSTAKA Anonim. (2013). Simbol berbahaya pada laboratorium kimia. [Online] Available: http://www.mataangin.us diakses tanggal 29/10/2014 pukul 20.13 wita Anwar, Tonie. (2013). Alat-alat Kimia dan Fungsinya. [Online] Available: http://halamantonie.blogspot.com diakses tanggal 29/10/2014 pukul 20.09 wita Bapelkes, Marsito. (2012). Perawatan dan PemeliharaanPeralatan Laboratorium. [Online] Available: http://bapelkescikarang.or.id diakses tanggal 29/10/2014 pukul 19.53 wita Hamdani, S. (2011). Penggunaan Pipet Volume Pada Laboratorium. [Online] Available: http://catatankimia.blogspot.com diakses tanggal 29/10/2014 pukul 20.05 wita Lukum. Astin P (2009). Bahan Ajar Dasar-Dasar Kimia Analitik. Gorontalo : UNG Lestari, Estu. (2011). Manual of Basic Techniques for A Health Laborator. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Moran, Lisa. (2010). Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia (Terjemahan). Washington: The National Academic Press Muliono. (2005) Membuat reagen kimia dilaboratorium. Bandung: Bumi Aksara Rahayu, Suparni. (2009). Membersihkan Peralatan Laboratorium. [Online] Available: http://www.chem-is-try.org diakses tanggal 8/9/2013 pukul 19.49 wita Teaching, Team. (2014). Penuntun Praktikum Dasar-dasar Kimia Analitik. Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo Underwood. A.L., Day, R.A Jr. (1990). Analisa Kimia Kuantitatif . Edsi ke 4. Jakarta: Erlangga,