SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  41
TRAINING & DEVELOPMENT




© 2011 Sigit. All rights reserved.             8–1
Orienting Employees
 (Orientasi Karyawan)

 Employee orientation (Orientasi Karyawan)
        – A procedure for providing new employees with basic
          background information about the firm. (Prosedur untuk
             menyediakan karyawan baru dengan informasi latar belakang dasar tentang
             perusahaan.)

 Orientation content (Isi Orientasi)
        – Information on employee benefits              (Informasi tentang manfaat
             karyawan)
        – Personnel policies (Kebijakan Personal)
        – The daily routine (Rutinitas sehari-hari)
        – Company organization and operations (Organisasi dan operasi
             perusahaan)
        – Safety measures and regulations              (Langkah-langkah keamanan dan
             peraturan)
        – Facilities tour            (fasilitas tur)

© 2011 Sigit. All rights reserved.                                                     8–2
Orienting Employees (cont’d)
 (Orientasi Karyawan (Lanjutan))

 A successful orientation should accomplish four
  things for new employees:
(Orientasi sukses harus mencapai empat hal bagi karyawan baru:)
        – Make them feel welcome and at ease.              (Membuat mereka merasa
             diterima dan nyaman)
        – Help them understand the organization in a broad sense.
             (Membantu mereka memahami organisasi dalam arti luas.)
        – Make clear to them what is expected in terms of work and
          behavior. (Menjelaskan kepada mereka apa yang diharapkan dalam hal
             pekerjaan dan perilaku.)
        – Help them begin the process of becoming socialized into the
          firm’s ways of acting and doing things. (Membantu mereka
             memulai proses menjadi disosialisasikan ke dalam cara perusahaan
             bertindak dan melakukan sesuatu.)




© 2011 Sigit. All rights reserved.                                                  8–3
New Employee
                                        Departmental
                                     Orientation Checklist
                                     (Orientasi Karyawan Baru
                                       Daftar Departemen)




                                               Source: UCSD Healthcare.
                                                   Used with permission.

                                                          Figure 8–1
© 2011 Sigit. All rights reserved.                                  8–4
The Training Process
 (Proses Pelatihan)

 Training (Pelatihan)
        – The process of teaching new employees the basic skills they
          need to perform their jobs. (Proses mengajar karyawan baru
             keterampilan dasar yang mereka butuhkan untuk melakukan pekerjaan
             mereka.)

 The strategic context of training (Konteks strategis pelatihan)
        – Performance management: the process employers use to
          make sure employees are working toward organizational
          goals. (Manajemen kinerja: para pengusaha menggunakan proses untuk
             membuat karyawan yakin adalah bekerja menuju tujuan organisasi.)
                • Web-based training (Pelatihan berbasis web)
                • Distance learning-based training (Pembelajaran jarak jauh berbasis
                    pelatihan)
                • Cross-cultural diversity training (Keragaman Pelatihan Lintas-budaya )



© 2011 Sigit. All rights reserved.                                                         8–5
The Training and Development Process
 (Proses Pelatihan dan Pengembangan)

 Needs analysis (analisis kebutuhan)
        – Identify job performance skills needed, assess prospective trainees
          skills, and develop objectives. (Mengidentifikasi keterampilan kinerja
             pekerjaan yang dibutuhkan, menilai keterampilan calon trainee, dan mengembangkan
             tujuan.)
 Instructional design (desain instruksional)
        – Produce the training program content, including workbooks,
          exercises, and activities. (Menghasilkan daftar isi program pelatihan, termasuk
             workbook, latihan, dan kegiatan.)
 Validation (Pengesahan)
        – Presenting (trying out) the training to a small representative
          audience. (Menyajikan (mencoba) pelatihan kepada khalayak perwakilan kecil.)
 Implement the program (Melaksanakan program)
        – Actually training the targeted employee group.             (Sebenarnya pelatihan
             kelompok karyawan yang ditargetkan.)
 Evaluation (evaluasi)
        – Assesses the program’s successes or failures.            (Menilai keberhasilan
             program atau kegagalan.)
© 2011 Sigit. All rights reserved.                                                           8–6
Make the Learning Meaningful (Membuat Belajar Bermakna)

 At the start of training, provide a bird’s-eye view of the material
  to be presented to facilitates learning. (Pada awal pelatihan,
      memberikan pemandangan luas-mata materi yang akan disajikan untuk
      memfasilitasi belajar.)

 Use a variety of familiar examples. (Gunakan berbagai contoh akrab.)
 Organize the information so you can present it logically, and in
  meaningful units. (Mengatur informasi sehingga Anda bisa menyajikan
      secara logis, dan dalam satuan bermakna.)

 Use terms and concepts that are already familiar to trainees.
      (Menggunakan istilah dan konsep yang sudah akrab bagi trainee.)

 Use as many visual aids as possible. (Gunakan sebagai alat bantu
      visual sebanyak mungkin.)




© 2011 Sigit. All rights reserved.                                        8–7
Make Skills Transfer Easy              (Keterampilan membuat Easy Transfer)


 Maximize the similarity between the training situation and the
  work situation. (Memaksimalkan kesamaan antara situasi pelatihan dan
      situasi kerja.)

 Provide adequate practice. (Menyediakan praktek yang memadai.)
 Label or identify each feature of the machine and/or step in the
  process. (Label atau mengidentifikasi setiap fitur dan mesin / atau langkah
      dalam proses.)

 Direct the trainees’ attention to important aspects of the job.
      (Mengarahkan perhatian peserta untuk aspek-aspek penting dari pekerjaan.)

 Provide “heads-up” preparatory information that lets trainees
  know they might happen back on the job. (Menyediakan informasi
      persiapan yang memungkinkan peserta tahu mereka mungkin terjadi kembali
      pada pekerjaan.)




© 2011 Sigit. All rights reserved.                                                8–8
Motivate the Learner                (Pembelajar yang Memotivasi)


 People learn best by doing so provide as much realistic practice
  as possible. (Orang belajar paling baik dengan melakukan sehingga
      memberikan sebagai praktek banyak serealistis mungkin.)

 Trainees learn best when the trainers immediately reinforce
  correct responses (Trainee belajar terbaik ketika para pelatih segera
      memperkuat jawaban yang benar)

 Trainees learn best at their own pace. (Trainee belajar terbaik dengan
      kecepatan mereka sendiri.)

 Create a perceived training need in the trainees’ minds.
      (Menciptakan kebutuhan pelatihan dirasakan dalam benak para trainee '.)

 The schedule is important too: The learning curve goes down
  late in the day, less than full day training is most effective. (Jadwal
      ini juga penting: Kurva belajar turun sore hari, kurang dari pelatihan sehari
      penuh yang paling efektif.)



© 2011 Sigit. All rights reserved.                                                    8–9
Analyzing Training Needs                   (Menganalisa Kebutuhan Pelatihan)


 Task analysis (tugas analisis)
        – A detailed study of a job to identify the specific skills
          required, especially for new employees. (Sebuah studi rinci
             tentang pekerjaan untuk mengidentifikasi keterampilan khusus yang
             diperlukan, terutama untuk karyawan baru.)

 Performance analysis (analisis kinerja)
        – Verifying that there is a performance deficiency and
          determining whether that deficiency should be corrected
          through training or through some other means (such as
          transferring the employee). (Memverifikasi bahwa ada kekurangan
             kinerja dan menentukan apakah kekurangan yang harus diperbaiki melalui
             pelatihan atau melalui beberapa cara lain (seperti mentransfer karyawan).)




© 2011 Sigit. All rights reserved.                                                    8–10
Task
                                     Analysis
                                     Record
                                      Form
                                       (Tugas
                                      Analisis
                                      Formulir
                                      Rekam)




                                          Table 8–1
© 2011 Sigit. All rights reserved.               8–11
Training Methods                    (Metode Training)


 On-the-job training (OJT) (Pelatiahan Kerja)
        – Having a person learn a job by actually doing the job.            (Setelah
             seseorang mempelajari pekerjaan dengan benar-benar melakukan
             pekerjaan.)

 OJT methods (Metode Pelatihan Kerja)
        – Coaching or understudy (Pelatihan atau pengganti pelaku)
        – Job rotation (rotasi pekerjaan)
        – Special assignments (khusus tugas)
 Advantages (keuntungan)
        – Inexpensive (murah)
        – Immediate feedback (umpan balik segera)




© 2011 Sigit. All rights reserved.                                                8–12
Steps in OJT                    (langkah dalam Pelatihan Kerja)

 Step 1: Prepare the learner (Langkah 1: Siapkan pelajar)
        – Put the learner at ease—relieve the tension.                   (Masukan pelajar
             nyaman-meredakan ketegangan.)
        – Explain why he or she is being taught.                   (Jelaskan mengapa ia
             sedang diajarkan.)
        – Create interest, encourage questions, find out what the
          learner already knows about this or other jobs. (Buat bunga,
             mendorong pertanyaan, mencari tahu apa pelajar sudah tahu tentang ini
             atau pekerjaan lain.)
        – Explain the whole job and relate it to some job the worker
          already knows. (Jelaskan seluruh pekerjaan dan menghubungkannya
             dengan beberapa pekerjaan pekerja sudah tahu.)
        – Place the learner as close to the normal working position as
          possible. (Tempatkan pembelajar sebagai dekat dengan posisi kerja
             normal mungkin.)
        – Familiarize the worker with equipment, materials, tools, and
          trade terms. (Biasakan pekerja dengan peralatan, bahan, peralatan, dan
             istilah perdagangan.)
© 2011 Sigit. All rights reserved.                                                          8–13
Steps in OJT (cont’d)                  (langkah dalam Pelatihan Kerja (Lanjutan))


 Step 2: Present the operation (Langkah 2: Hadir operasi)
        – Explain quantity and quality requirements.               (Jelaskan persyaratan
             kuantitas dan kualitas.)
        – Go through the job at the normal work pace.                 (Pergi melalui
             pekerjaan pada kecepatan kerja normal.)
        – Go through the job at a slow pace several times, explaining
          each step. Between operations, explain the difficult parts, or
          those in which errors are likely to be made. (Pergi melalui
             pekerjaan dengan lambat beberapa kali, menjelaskan setiap langkah.
             Antara operasi, menjelaskan bagian-bagian yang sulit, atau mereka di mana
             kesalahan yang mungkin dibuat.)
        – Again go through the job at a slow pace several times;
          explain the key points. (Sekali lagi pergi melalui pekerjaan dengan
             kecepatan lambat beberapa kali menjelaskan poin kunci.)
        – Have the learner explain the steps as you go through the job
          at a slow pace. (Apakah pelajar menjelaskan langkah-langkah saat
             Anda pergi melalui pekerjaan pada kecepatan lambat.)
© 2011 Sigit. All rights reserved.                                                     8–14
Steps in OJT (cont’d)               (langkah dalam Pelatihan Kerja (Lanjutan))


 Step 3: Do a tryout (Langkah 3: Lakukan mencoba)
        – Have the learner go through the job several times, slowly,
          explaining each step to you. (Apakah pelajar pergi melalui beberapa
             kali pekerjaan, perlahan-lahan, menjelaskan setiap langkah untuk Anda.)
        – Correct mistakes and, if necessary, do some of the
          complicated steps the first few times. (Kesalahan yang benar dan,
             jika perlu, melakukan beberapa langkah-langkah yang rumit beberapa kali.)
        – Run the job at the normal pace.           (Jalankan pekerjaan di kecepatan
             normal.)
        – Have the learner do the job, gradually building up skill and
          speed. (Apakah pelajar melakukan pekerjaan itu, secara bertahap
             membangun keterampilan dan kecepatan.)
        – As soon as the learner demonstrates ability to do the job, let
          the work begin, but don’t abandon him or her. (Begitu pelajar
             menunjukkan kemampuan untuk melakukan pekerjaan itu, biarkan
             pekerjaan dimulai, tapi jangan meninggalkan dia.)
© 2011 Sigit. All rights reserved.                                                     8–15
Steps in OJT (cont’d)               (langkah dalam Pelatihan Kerja (Lanjutan))


 Step 4: Follow up (Langkah 4: Tindak lanjut)
        – Designate to whom the learner should go for help.               (Tentukan
             kepada siapa pelajar harus pergi untuk membantu.)

        – Gradually decrease supervision, checking work from time to
          time against quality and quantity standards. (Secara bertahap
             penurunan pengawasan, memeriksa pekerjaan dari waktu ke waktu
             terhadap kualitas dan standar kuantitas.)

        – Correct faulty work patterns before they become a habit.
          Show why the learned method is superior. (Benar pola kerja
             yang salah sebelum mereka menjadi kebiasaan. Tampilkan mengapa
             metode belajar lebih unggul.)

        – Compliment good work; encourage the worker until he or
          she is able to meet the quality and quantity standards. (Pujian
             yang baik bekerja; mendorong pekerja sampai ia mampu memenuhi
             standar kualitas dan kuantitas.)


© 2011 Sigit. All rights reserved.                                                8–16
Training Methods (cont’d)                   (Metode Pelatihan (lanjutan))


 Apprenticeship training (magang pelatihan)
        – A structured process by which people become skilled
          workers through a combination of classroom instruction and
          on-the-job training. (Sebuah proses terstruktur dimana orang menjadi
             pekerja terampil melalui kombinasi instruksi kelas dan on-the-job training.)

 Informal learning (belajar                Informal)
        – The majority of what employees learn on the job they learn
          through informal means of performing their jobs on a daily
          basis. (Sebagian dari apa yang karyawan belajar pada pekerjaan mereka
             belajar melalui cara informal melakukan pekerjaan mereka sehari-hari.)

 Job instruction training (JIT) (Instruksi Training Pekerjaan)
        – Listing each job’s basic tasks, along with key points, in order
          to provide step-by-step training for employees. (Daftar tugas
             pokok masing-masing pekerjaan, bersama dengan poin kunci, dalam rangka
             memberikan langkah-demi-langkah pelatihan bagi karyawan.)

© 2011 Sigit. All rights reserved.                                                      8–17
The 25 Most Popular Apprenticeships
 According to the U.S. Department of Labor apprenticeship database, the occupations
 listed below had the highest numbers of apprentices in 2001. These findings are
 approximate because the database includes only about 70% of registered apprenticeship
 programs—and none of the unregistered ones.

      • Boilermaker                                                         • Machinist
      • Bricklayer (construction)                                           • Maintenance mechanic (any industry)
      • Carpenter                                                           • Millwright
      • Construction craft laborer                                          • Operating engineer
      • Cook (any industry)                                                 • Painter (construction)
      • Cook (hotel and restaurant)                                         • Pipefitter (construction)
      • Correction officer                                                  • Plumber
      • Electrician                                                         • Power plant operator
      • Electrician (aircraft)                                              • Roofer
      • Electrician (maintenance)                                           • Sheet-metal worker
      • Electronics mechanic                                                • Structural-steel worker
      • Firefighter                                                         • Telecommunications technician
                                                                            • Tool and die maker

                                                                                                              Figure 8–2
Source: Olivia Crosby, “Apprenticeships,” Occupational Outlook Quarterly, 46, no. 2 (Summer 2002), p. 5.
© 2011 Sigit. All rights reserved.                                                                                  8–18
Training Methods (cont’d)                  (Metode Pelatihan (lanjutan))


 Effective lectures (Kuliah efektif)
        – Use signals to help listeners follow your ideas.           (Gunakan sinyal
             untuk membantu pendengar mengikuti ide-ide Anda.)
        – Don’t start out on the wrong foot.          (Jangan memulai pada kaki yang
             salah.)
        – Keep your conclusions short.          (Jauhkan kesimpulan Anda pendek.)
        – Be alert to your audience. (Jadilah waspada terhadap audiens Anda.)
        – Maintain eye contact with the trainees.           (Menjaga kontak mata
             dengan trainee.)
        – Make sure everyone in the room can hear.               (Memastikan semua
             orang di ruangan itu bisa mendengar.)
        – Control your hands. (Kontrol tangan Anda.)
        – Talk from notes rather than from a script.            (Bicara dari catatan
             bukan dari script.)
        – Break a long talk into a series of five-minute talks.          (Break
             berbicara panjang menjadi serangkaian lima menit pembicaraan.)
© 2011 Sigit. All rights reserved.                                                     8–19
Programmed Learning                              (Program Belajar)


 Programmed instruction (PI) (Program Instruksi)
        – A systematic method for teaching job skills
          involving: (Sebuah metode sistematis untuk
             mengajarkan keterampilan kerja yang melibatkan)
                • Presenting questions or facts (Menyajikan pertanyaan
                    atau fakta)
                • Allowing the person to respond (Membiarkan orang
                    untuk merespon)
                • Giving the learner immediate feedback on the
                  accuracy of his or her answers (Memberikan umpan
                    balik langsung pada pembelajar keakuratan jawaban nya)

 Advantages (Keuntungan)
        –    Reduced training time (Mengurangi waktu pelatihan)
        –    Self-paced learning (Pribadi - belajar serba)
        –    Immediate feedback (Umpan Balik Segera)
        –    Reduced risk of error for learner (Mengurangi
             risiko kesalahan untuk pelajar)
© 2011 Sigit. All rights reserved.                                           8–20
Training Methods (cont’d)                       (Metode Pelatihan (lanjutan))


 Literacy training techniques (Teknik Literasi pelatihan)
        – Responses to functional illiteracy               (Tanggapan terhadap Fungsi
             kebutahurufan)
                • Testing job candidates’ basic skills. (Pengujian keterampilan dasar
                    pekerjaan calon '.)
                • Setting up basic skills and literacy programs. (Menyiapkan
                    keterampilan dasar dan program keaksaraan.)

 Audiovisual-based training (pelatihan berbasis Audiovisual)
        – To illustrate following a sequence over time.                 (Untuk
             menggambarkan berikut urutan dari waktu ke waktu.)
        – To expose trainees to events not easily demonstrable in live
          lectures. (Untuk mengekspos peserta untuk peristiwa tidak mudah
             dibuktikan dalam kuliah hidup.)
        – To meet the need for organizationwide training and it is too
          costly to move the trainers from place to place. (Untuk
             memenuhi kebutuhan untuk pelatihan organizationwide dan terlalu mahal
             untuk memindahkan pelatih dari satu tempat ke tempat.)
© 2011 Sigit. All rights reserved.                                                      8–21
Training Methods (cont’d)                       (Metode Pelatihan (lanjutan))


 Simulated training (occasionally called vestibule
  training) (Simulasi pelatihan (pelatihan kadang-kadang disebut ruang
      depan))
        – Training employees on special off-the-job equipment so
          training costs and hazards can be reduced. (Pelatihan karyawan
             pada peralatan off-the-job khusus sehingga biaya pelatihan dan bahaya
             dapat dikurangi.)
        – Computer-based training (CBT)                 (Pelatihan berbasis komputer
             (CBT))
        – Electronic performance support systems (EPSS)                     (Elektronik
             mendukung sistem kinerja (EPSS))
        – Learning portals           (belajar portal)




© 2011 Sigit. All rights reserved.                                                        8–22
Computer-based Training (CBT)                  (Pelatihan berbasis komputer)


 Advantages (keuntungan)
        – Reduced learning time (Mengurangi waktu belajar)
        – Cost-effectiveness (Efektivitas biaya)
        – Instructional consistency (instruksional konsistensi)
 Types of CBT (Jenis Pelatihan berbasis komputer)
        – Intelligent Tutoring systems (Sistem Bimbingan Belajar Cerdas)
        – Interactive multimedia training (Pelatihan multimedia interaktif)
        – Virtual reality training (Virtual realitas pelatihan)




© 2011 Sigit. All rights reserved.                                              8–23
Distance and Internet-Based Training                           (Jarak dan Pelatihan
 Berbasis Internet)

 Teletraining
        – A trainer in a central location teaches groups of employees
          at remote locations via TV hookups. (Seorang pelatih di lokasi
             pusat mengajarkan kelompok karyawan di lokasi remote melalui hookups
             TV.)

 Videoconferencing                   (video konferensi)
        – Interactively training employees who are geographically
          separated from each other—or from the trainer—via a
          combination of audio and visual equipment. (Interaktif pelatihan
             karyawan yang secara geografis terpisah dari satu sama lain-atau dari
             pelatih-melalui kombinasi dari peralatan audio dan visual.)

 Training via the Internet (Pelatihan melalui Internet)
        – Using the Internet or proprietary internal intranets to
          facilitate computer-based training. (Menggunakan Internet atau
             intranet internal yang eksklusif untuk memfasilitasi pelatihan berbasis
             komputer.)
© 2011 Sigit. All rights reserved.                                                     8–24
What Is Management Development? (Apakah Pengembangan
 Manajemen?)

 Management development (manajemen pembangunan)
        – Any attempt to improve current or future management
          performance by imparting knowledge, changing attitudes, or
          increasing skills. (Setiap usaha untuk meningkatkan kinerja manajemen
             saat ini atau masa depan dengan menanamkan pengetahuan, mengubah
             sikap, atau meningkatkan keterampilan.)

 Succession planning (perencanaan sukses)
        – A process through which senior-level openings are planned
          for and eventually filled. (Sebuah proses melalui mana tingkat senior
             bukaan yang direncanakan untuk dan akhirnya diisi.)
                • Anticipate management needs (Mengantisipasi kebutuhan manajemen)
                • Review firm’s management skills inventory (Tinjauan perusahaan
                    keterampilan manajemen persediaan)
                • Create replacement charts (Buat grafik pengganti)
                • Begin management development (Mulailah pengembangan
                    manajemen)

© 2011 Sigit. All rights reserved.                                               8–25
Managerial on-the-Job Training                    (Manajerial Training Kerja)


 Job rotation (Rotasi Pekerjaan)
        – Moving a trainee from department to department to broaden
          his or her experience and identify strong and weak points.
             (Pindah trainee dari departemen ke departemen untuk memperluas
             pengalaman nya dan mengidentifikasi titik-titik kuat dan lemah.)

 Coaching/Understudy approach (Pelatihan / pemain pengganti
      pendekatan)
        – The trainee works directly with a senior manager or with the
          person he or she is to replace; the latter is responsible for
          the trainee’s coaching. (Para peserta pelatihan bekerja secara
             langsung dengan manajer senior atau dengan orang yang ia atau dia
             adalah untuk mengganti, yang terakhir bertanggung jawab untuk
             pembinaan peserta pelatihan.)

 Action learning (aksi belajar)
        – Management trainees are allowed to work full-time analyzing
          and solving problems in other departments. (Manajemen trainee
             diperbolehkan untuk bekerja penuh waktu menganalisis dan memecahkan
             masalah di departemen lain.)
© 2011 Sigit. All rights reserved.                                                 8–26
Off-the-Job Management Training and Development
 Techniques (Manajemen Pelatihan dan Pengembangan Teknik)
 Case study method (Metode Studi Kasus)
        – Managers are presented with a description of an
          organizational problem to diagnose and solve. (Manajer
             disajikan dengan deskripsi masalah organisasi untuk mendiagnosa dan
             memecahkan.)

 Management game (permainan manajemen)
        – Teams of managers compete by making computerized
          decisions regarding realistic but simulated situations. (Tim
             manajer bersaing dengan membuat keputusan mengenai komputerisasi
             situasi realistis tapi simulasi.)

 Outside seminars (seminar Diluar)
        – Many companies and universities offer Web-based and
          traditional management development seminars and
          conferences. (Banyak perusahaan dan universitas menawarkan seminar
             pengembangan manajemen berbasis Web dan tradisional dan konferensi.)
© 2011 Sigit. All rights reserved.                                                 8–27
Off-the-Job Management Training and Development
 Techniques (cont’d) (Manajemen Pelatihan dan Pengembangan Teknik
 (Lanjutan))

 Role playing (aturan bermain)
        – Creating a realistic situation in which trainees assume the
          roles of persons in that situation. (Menciptakan situasi yang realistis
             di mana trainee mengasumsikan peran orang dalam situasi itu.)

 Behavior modeling                   (perilaku pemodelan)
        – Modeling: showing trainees the right (or ―model‖) way of
          doing something. (Modeling: menampilkan trainee kanan (atau
             "model") cara untuk melakukan sesuatu.)
        – Role playing: having trainees practice that way            (Aturan
             Bermain: memiliki trainee praktek seperti itu)
        – Social reinforcement: giving feedback on the trainees’
          performance. (Penguatan sosial: memberikan umpan balik pada kinerja
             trainer)
        – Transfer of learning: Encouraging trainees apply their skills
          on the job. (Transfer belajar: Mendorong peserta menerapkan
             keterampilan mereka pada pekerjaan.)
© 2011 Sigit. All rights reserved.                                             8–28
Off-the-Job Management Training and Development
 Techniques (cont’d) (Manajemen Pelatihan dan Pengembangan Teknik
 (Lanjutan))

 Corporate universities (perusahaan universitas)
        – Provides a means for conveniently coordinating all the
          company’s training efforts and delivering Web-based
          modules that cover topics from strategic management to
          mentoring. (Menyediakan sarana untuk mudah mengkoordinasikan
             semua upaya pelatihan perusahaan dan memberikan modul berbasis web
             yang mencakup topik dari manajemen strategis untuk mentoring.)

 In-house development centers (Pusat Pengembangan
      diperusahaan (internal)
        – A company-based method for exposing prospective
          managers to realistic exercises to develop improved
          management skills. (Sebuah perusahaan berbasis metode untuk
             mengekspos calon manajer untuk latihan yang realistis untuk
             mengembangkan keterampilan manajemen ditingkatkan.)



© 2011 Sigit. All rights reserved.                                                8–29
Off-the-Job Management Training and Development
 Techniques (cont’d) (Manajemen Pelatihan dan Pengembangan Teknik
 (Lanjutan))

 Executive coaches (pelatihan Eksecutive)
        – An outside consultant who questions the executive’s boss,
          peers, subordinates, and (sometimes) family in order to
          identify the executive’s strengths and weaknesses. (Seorang
             konsultan dari luar yang pertanyaan bos eksekutif, rekan kerja, bawahan,
             dan (kadang) keluarga untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
             eksekutif.)
        – Counsels the executive so he or she can capitalize on those
          strengths and overcome the weaknesses. (Nasihat eksekutif
             sehingga ia dapat memanfaatkan kekuatan-kekuatan dan mengatasi
             kelemahan.)




© 2011 Sigit. All rights reserved.                                                      8–30
Managing Organizational Change and Development
 (Mengelola Perubahan dan Pengembangan Organisasi)


 What to change? (Apa yang harus berubah?)
        – Strategy: mission and vision        (Strategi: misi dan visi)

        – Culture: new corporate values         (Budaya: nilai-nilai perusahaan baru)

        – Structure: departmental structure, coordination, span of
          control, reporting relationships, tasks, decision-making
          procedures (Struktur: struktur departemen, koordinasi, rentang kendali,
             hubungan pelaporan, tugas, prosedur pengambilan keputusan)

        – Technologies: new systems and methods                (Teknologi: sistem baru
             dan metode)

        – Employees: changes in employee attitudes and skills
             (Karyawan: perubahan dalam sikap karyawan dan keterampilan)




© 2011 Sigit. All rights reserved.                                                  8–31
Overcoming Resistance to Change (Mengatasi Resistensi terhadap
 Perubahan)

 What causes resistance? (Apa yang menyebabkan resistensi?)
        – All behavior in organizations is a product of two kinds of
          forces—those striving to maintain the status quo and those
          pushing for change. (Semua perilaku dalam organisasi adalah produk
             dari dua jenis kekuatan-mereka yang berjuang untuk mempertahankan
             status quo dan mendorong mereka untuk perubahan.)

 Lewin’s Change Process (Proses Perubahan)
        – Unfreezing: reducing the forces striving to maintain the
          status quo. (Unfreezing: mengurangi kekuatan berjuang untuk
             mempertahankan status quo.)

        – Moving: developing new behaviors, values, and attitudes,
          sometimes through structural changes. (Pindah: mengembangkan
             perilaku baru, nilai-nilai, dan sikap, kadang-kadang melalui perubahan
             struktural.)

        – Refreezing: reinforcing the changes.             (Refreezing: memperkuat
             perubahan.

        – )
© 2011 Sigit. All rights reserved.                                                    8–32
Overcoming Resistance to Change (Mengatasi Resistensi terhadap
 Perubahan)

 Change initiatives (perubahan inisiatif)
        – Political campaign: creating a coalition strong enough to
          support and guide the initiative. (Kampanye politik: menciptakan
             sebuah koalisi cukup kuat untuk mendukung dan membimbing inisiatif.)

        – Marketing campaign: tapping into employees’ thoughts and
          feelings and also effectively communicating messages about
          the prospective program’s theme and benefits. (Kampanye
             pemasaran: memasuki pikiran karyawan dan perasaan dan juga secara
             efektif mengkomunikasikan pesan tentang tema program calon dan
             manfaat.)

        – Military campaign: Deploying executives’ scarce resources of
          attention and time to actually carry out the change.
             (Kampanye militer: Menyebarkan sumber daya yang langka eksekutif
             perhatian dan waktu untuk benar-benar melakukan perubahan.)



© 2011 Sigit. All rights reserved.                                                  8–33
How to Lead the Change (in 10 Steps)                            (Bagaimana Memimpin
 Perubahan (10 Langkah))

1.       Establish a sense of urgency. (Membangun rasa urgensi.)
2.       Mobilize commitment through joint diagnosis of problems.            (Memobilisasi
         komitmen bersama melalui diagnosa masalah.)

3.       Create a guiding coalition. (Buat koalisi pemandu.)
4.       Develop a shared vision. (Mengembangkan visi bersama.)
5.       Communicate the vision. (Komunikasikan visi.)
6.       Help employees to make the change. (Membantu karyawan untuk membuat
         perubahan.)

7.       Generate short-term wins. (Hasilkan kemenangan jangka pendek.)
8.       Consolidate gains and produce more change. (Konsolidasi keuntungan dan
         menghasilkan lebih banyak perubahan.)

9.       Anchor the new ways of doing things in the company’s culture.
         (Jangkar cara-cara baru dalam melakukan sesuatu dalam budaya perusahaan.)

10. Monitor progress and adjust the vision as required. (Memantau kemajuan
         dan menyesuaikan visi seperti yang diperlukan.)

© 2011 Sigit. All rights reserved.                                                      8–34
Using Organizational Development
 (Menggunakan Pengembangan Organisasi )

 Organizational development (OD) (Pengembangan organisasi)
        – A special approach to organizational change in which
          employees themselves formulate and implement the change
          that’s required. (Sebuah pendekatan khusus untuk perubahan
             organisasi di mana karyawan sendiri merumuskan dan melaksanakan
             perubahan yang diperlukan.)
                • Usually involves action research. (Biasanya melibatkan penelitian
                    tindakan.)

                • Applies behavioral science knowledge.                 (Menerapkan pengetahuan
                    ilmu perilaku.)

                • Changes the attitudes, values, and beliefs of employees.
                    (Perubahan sikap, nilai, dan keyakinan karyawan.)

                • Changes the organization in a particular direction. (Perubahan
                    organisasi dalam arah tertentu.)




© 2011 Sigit. All rights reserved.                                                                8–35
Examples of OD Interventions
                                 (Contoh Intervensi Pengembangan Organisasi)

Human Process (Proses manusia)                            Human Resource Management
  T-groups (T-kelompok)                                   (Manajemen Sumber Daya Manusia)
  Process consultation (proses konsultasi)                   Goal setting (tujuan pengaturan)
  Third-party intervention (Intervensi pihak                 Performance appraisal (penilaian kinerja)
  ketiga)                                                    Reward systems (sistem penghargaan)
  Team building (team building)                              Career planning and development
  Organizational confrontation meeting                       (Perencanaan dan pengembangan karir)
  (Organisasi konfrontasi pertemuan)                         Managing workforce diversity
  Intergroup relations (hubungan antar)                      (Mengelola keragaman di tempat kerja)
                                                             Employee wellness (Kesehatan karyawan)
Technostructural           (Technostructural)
  Formal structural change (Perubahan                     Strategic (Strategi)
  struktural formal)                                         Integrated strategic management
  Differentiation and integration (Diferensiasi              (Manajemen strategi terpadu)
  dan integrasi)                                             Culture change (perubahan budaya)
  Cooperative union–management projects                      Strategic change (perubahan strategis)
  (Koperasi serikat-manajemen proyek)
                                                             Self-designing organizations (Self-
  Quality circles (kualitas lingkaran)                       merancang organisasi)
  Total quality management (Jumlah manajemen
  mutu)
  Work design (pekerjaan desain)
                                                                                                Table 8–3
   © 2011 Sigit. All rights reserved.                                                                 8–36
HR Scorecard
                                                for Hotel Paris
                                                 International
                                                   Corporati
                                                (HR Scorecard untuk
                                                     Hotel Paris
                                                    International
                                                  Corporation on*)




                                     Note: *(An abbreviated example showing selected
                                     HR practices and outcomes aimed at implementing
                                     the competitive strategy, “To use superior guest
                                     services to differentiate the Hotel Paris properties
                                     and thus increase the length of stays and the return
                                     rate of guests and thus boost revenues and
                                     profitability”)




                                                                             Figure 8–4
© 2011 Sigit. All rights reserved.                                                   8–37
Evaluating the Training Effort (Mengevaluasi Pelatihan Usaha)

 Designing the study (Merancang penelitian)
        – Time series design (Desain Waktu Berkelanjutan)
        – Controlled experimentation            (Kontrol Eksperimen)

 Training effects to measure (Pelatihan efek untuk mengukur)
        – Reaction of trainees to the program                (Reaksi peserta untuk
             program)

        – Learning that actually took place               (Belajar yang benar-benar terjadi)

        – Behavior that changed on the job                 (Perilaku yang berubah pada
             pekerjaan)

        – Results that were achieved as a result of the training                   (Hasil
             yang dicapai sebagai hasil dari pelatihan)




© 2011 Sigit. All rights reserved.                                                          8–38
Time Series Training Evaluation Design




                                                      Figure 8–5
© 2011 Sigit. All rights reserved.                          8–39
A Sample
                                      Training
                                     Evaluation
                                       Form




                                     Source: www.opm.gov/wrkfam/.
                                                   Figure 8–6
© 2011 Sigit. All rights reserved.                         8–40
Key Terms

       employee orientation                management development
       training                            succession planning
       performance management              job rotation
       negligent training                  action learning
       task analysis                       case study method
       performance analysis                management game
       on-the-job training                 role playing
       apprenticeship training             behavior modeling
       job instruction training (JIT)      in-house development center
       programmed learning                 outsourced learning
       simulated training                  organizational development
       job aid                             controlled experimentation
       electronic performance support
       systems (EPSS)



© 2011 Sigit. All rights reserved.                                       8–41

Contenu connexe

Tendances

Talent Management Based Competency
Talent Management Based CompetencyTalent Management Based Competency
Talent Management Based CompetencySeta Wicaksana
 
KPI Manajer SDM - KPI HR Manager
KPI Manajer SDM - KPI HR ManagerKPI Manajer SDM - KPI HR Manager
KPI Manajer SDM - KPI HR ManagerYodhia Antariksa
 
Pendekatan Praktis Manajemen Talenta
Pendekatan Praktis Manajemen TalentaPendekatan Praktis Manajemen Talenta
Pendekatan Praktis Manajemen TalentaSeta Wicaksana
 
Menyusun Standard Operating Procedure (SOP) Sesuai KPI (SOP Base on KPI)
Menyusun Standard Operating Procedure (SOP) Sesuai KPI (SOP Base on KPI)Menyusun Standard Operating Procedure (SOP) Sesuai KPI (SOP Base on KPI)
Menyusun Standard Operating Procedure (SOP) Sesuai KPI (SOP Base on KPI)M. Rojana Hamdan
 
Menilai Kompetensi dengan Metode Assessment Center
Menilai Kompetensi dengan Metode Assessment CenterMenilai Kompetensi dengan Metode Assessment Center
Menilai Kompetensi dengan Metode Assessment CenterYodhia Antariksa
 
01 bonus katalog kpi dan balanced scorecard
01 bonus katalog kpi dan balanced scorecard01 bonus katalog kpi dan balanced scorecard
01 bonus katalog kpi dan balanced scorecardswandru xena
 
Merancang Pelatihan Yang Efektif
Merancang Pelatihan Yang EfektifMerancang Pelatihan Yang Efektif
Merancang Pelatihan Yang EfektifBowo Witoyo
 
Manpower Planning dan Workload Analysis
Manpower Planning dan Workload Analysis Manpower Planning dan Workload Analysis
Manpower Planning dan Workload Analysis Yodhia Antariksa
 
COACHING AND COUNSELING FORMS_sent
COACHING AND COUNSELING FORMS_sentCOACHING AND COUNSELING FORMS_sent
COACHING AND COUNSELING FORMS_sentWijayanto NM
 
Teknik Coaching and Counselling
Teknik Coaching and CounsellingTeknik Coaching and Counselling
Teknik Coaching and CounsellingYodhia Antariksa
 
Materi Pelatihan Motivasi Kerja Karyawan
Materi Pelatihan Motivasi Kerja Karyawan Materi Pelatihan Motivasi Kerja Karyawan
Materi Pelatihan Motivasi Kerja Karyawan Yodhia Antariksa
 
Mengukur Efektivitas Training
Mengukur Efektivitas TrainingMengukur Efektivitas Training
Mengukur Efektivitas TrainingYodhia Antariksa
 
Strategi Penyusunan Job Desc & Analisa Beban Kerja untuk Staf
Strategi Penyusunan Job Desc & Analisa Beban Kerja untuk StafStrategi Penyusunan Job Desc & Analisa Beban Kerja untuk Staf
Strategi Penyusunan Job Desc & Analisa Beban Kerja untuk StafRahmat Taufiq Sigit
 
Performance management manajemen kinerja by dadang budiaji mm [compatibilit...
Performance management   manajemen kinerja by dadang budiaji mm [compatibilit...Performance management   manajemen kinerja by dadang budiaji mm [compatibilit...
Performance management manajemen kinerja by dadang budiaji mm [compatibilit...Dadang Budiaji
 
Training Need Analysis (TNA) _ Materi Training
Training Need Analysis (TNA) _ Materi TrainingTraining Need Analysis (TNA) _ Materi Training
Training Need Analysis (TNA) _ Materi TrainingKanaidi ken
 

Tendances (20)

Talent Management Based Competency
Talent Management Based CompetencyTalent Management Based Competency
Talent Management Based Competency
 
Hr Scorecard
Hr ScorecardHr Scorecard
Hr Scorecard
 
KPI Manajer SDM - KPI HR Manager
KPI Manajer SDM - KPI HR ManagerKPI Manajer SDM - KPI HR Manager
KPI Manajer SDM - KPI HR Manager
 
HR People Development
HR People Development HR People Development
HR People Development
 
Pendekatan Praktis Manajemen Talenta
Pendekatan Praktis Manajemen TalentaPendekatan Praktis Manajemen Talenta
Pendekatan Praktis Manajemen Talenta
 
Menyusun Standard Operating Procedure (SOP) Sesuai KPI (SOP Base on KPI)
Menyusun Standard Operating Procedure (SOP) Sesuai KPI (SOP Base on KPI)Menyusun Standard Operating Procedure (SOP) Sesuai KPI (SOP Base on KPI)
Menyusun Standard Operating Procedure (SOP) Sesuai KPI (SOP Base on KPI)
 
Menilai Kompetensi dengan Metode Assessment Center
Menilai Kompetensi dengan Metode Assessment CenterMenilai Kompetensi dengan Metode Assessment Center
Menilai Kompetensi dengan Metode Assessment Center
 
Analisis Beban Kerja
Analisis Beban KerjaAnalisis Beban Kerja
Analisis Beban Kerja
 
01 bonus katalog kpi dan balanced scorecard
01 bonus katalog kpi dan balanced scorecard01 bonus katalog kpi dan balanced scorecard
01 bonus katalog kpi dan balanced scorecard
 
Contoh kpi
Contoh kpiContoh kpi
Contoh kpi
 
Merancang Pelatihan Yang Efektif
Merancang Pelatihan Yang EfektifMerancang Pelatihan Yang Efektif
Merancang Pelatihan Yang Efektif
 
Manpower Planning dan Workload Analysis
Manpower Planning dan Workload Analysis Manpower Planning dan Workload Analysis
Manpower Planning dan Workload Analysis
 
COACHING AND COUNSELING FORMS_sent
COACHING AND COUNSELING FORMS_sentCOACHING AND COUNSELING FORMS_sent
COACHING AND COUNSELING FORMS_sent
 
Teknik Coaching and Counselling
Teknik Coaching and CounsellingTeknik Coaching and Counselling
Teknik Coaching and Counselling
 
Materi Pelatihan Motivasi Kerja Karyawan
Materi Pelatihan Motivasi Kerja Karyawan Materi Pelatihan Motivasi Kerja Karyawan
Materi Pelatihan Motivasi Kerja Karyawan
 
Mengukur Efektivitas Training
Mengukur Efektivitas TrainingMengukur Efektivitas Training
Mengukur Efektivitas Training
 
Strategi Penyusunan Job Desc & Analisa Beban Kerja untuk Staf
Strategi Penyusunan Job Desc & Analisa Beban Kerja untuk StafStrategi Penyusunan Job Desc & Analisa Beban Kerja untuk Staf
Strategi Penyusunan Job Desc & Analisa Beban Kerja untuk Staf
 
Performance management manajemen kinerja by dadang budiaji mm [compatibilit...
Performance management   manajemen kinerja by dadang budiaji mm [compatibilit...Performance management   manajemen kinerja by dadang budiaji mm [compatibilit...
Performance management manajemen kinerja by dadang budiaji mm [compatibilit...
 
Training Need Analysis (TNA) _ Materi Training
Training Need Analysis (TNA) _ Materi TrainingTraining Need Analysis (TNA) _ Materi Training
Training Need Analysis (TNA) _ Materi Training
 
Performance management
Performance managementPerformance management
Performance management
 

Similaire à Training And Development (Sigit)

Similaire à Training And Development (Sigit) (20)

Performance Management (Sigit)
Performance Management  (Sigit)Performance Management  (Sigit)
Performance Management (Sigit)
 
Performance management
Performance managementPerformance management
Performance management
 
Training and development.ppt
Training and development.pptTraining and development.ppt
Training and development.ppt
 
Hrm10e ch08
Hrm10e ch08Hrm10e ch08
Hrm10e ch08
 
On The Job Training
On The Job TrainingOn The Job Training
On The Job Training
 
Strategic Implementation
Strategic Implementation Strategic Implementation
Strategic Implementation
 
hrm10ech08.ppt
hrm10ech08.ppthrm10ech08.ppt
hrm10ech08.ppt
 
Training and dev
Training and devTraining and dev
Training and dev
 
Dessler hrm12e chp_08
Dessler hrm12e chp_08Dessler hrm12e chp_08
Dessler hrm12e chp_08
 
Good practice note ojt
Good practice note ojtGood practice note ojt
Good practice note ojt
 
HRM Dessler CH# 08
HRM Dessler CH# 08HRM Dessler CH# 08
HRM Dessler CH# 08
 
Advantages of the training and development for the employees
Advantages of the training and development for the employeesAdvantages of the training and development for the employees
Advantages of the training and development for the employees
 
Chapter 09
Chapter 09Chapter 09
Chapter 09
 
Pbm ppt
Pbm pptPbm ppt
Pbm ppt
 
Impact of training & development on geosciences' employees
Impact of training & development on geosciences' employeesImpact of training & development on geosciences' employees
Impact of training & development on geosciences' employees
 
HRM ch 8 training.pptx
HRM ch 8 training.pptxHRM ch 8 training.pptx
HRM ch 8 training.pptx
 
Group 4
Group 4Group 4
Group 4
 
Training in hr
Training in hrTraining in hr
Training in hr
 
THEGASTHY MARIA
THEGASTHY MARIATHEGASTHY MARIA
THEGASTHY MARIA
 
1-CV GESTY
1-CV GESTY1-CV GESTY
1-CV GESTY
 

Plus de Sigit Iskandar

Performance Appraisals
Performance AppraisalsPerformance Appraisals
Performance AppraisalsSigit Iskandar
 
Human Resource Planning
Human Resource PlanningHuman Resource Planning
Human Resource PlanningSigit Iskandar
 
Formality Ijin Ijin Kerja Tkwnap
Formality Ijin Ijin Kerja TkwnapFormality Ijin Ijin Kerja Tkwnap
Formality Ijin Ijin Kerja TkwnapSigit Iskandar
 
Masalah Pengupahan Di Indonesia
Masalah Pengupahan Di IndonesiaMasalah Pengupahan Di Indonesia
Masalah Pengupahan Di IndonesiaSigit Iskandar
 
Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya ManusiaManajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya ManusiaSigit Iskandar
 
Teknik Pembuatan Perjanjian Kerja
Teknik Pembuatan Perjanjian KerjaTeknik Pembuatan Perjanjian Kerja
Teknik Pembuatan Perjanjian KerjaSigit Iskandar
 

Plus de Sigit Iskandar (8)

Performance Appraisals
Performance AppraisalsPerformance Appraisals
Performance Appraisals
 
Human Resource Planning
Human Resource PlanningHuman Resource Planning
Human Resource Planning
 
Formality Ijin Ijin Kerja Tkwnap
Formality Ijin Ijin Kerja TkwnapFormality Ijin Ijin Kerja Tkwnap
Formality Ijin Ijin Kerja Tkwnap
 
Masalah Pengupahan Di Indonesia
Masalah Pengupahan Di IndonesiaMasalah Pengupahan Di Indonesia
Masalah Pengupahan Di Indonesia
 
Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya ManusiaManajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusia
 
Teknik Pembuatan Perjanjian Kerja
Teknik Pembuatan Perjanjian KerjaTeknik Pembuatan Perjanjian Kerja
Teknik Pembuatan Perjanjian Kerja
 
Manajemen Kompensasi
Manajemen KompensasiManajemen Kompensasi
Manajemen Kompensasi
 
Leadership
LeadershipLeadership
Leadership
 

Training And Development (Sigit)

  • 1. TRAINING & DEVELOPMENT © 2011 Sigit. All rights reserved. 8–1
  • 2. Orienting Employees (Orientasi Karyawan)  Employee orientation (Orientasi Karyawan) – A procedure for providing new employees with basic background information about the firm. (Prosedur untuk menyediakan karyawan baru dengan informasi latar belakang dasar tentang perusahaan.)  Orientation content (Isi Orientasi) – Information on employee benefits (Informasi tentang manfaat karyawan) – Personnel policies (Kebijakan Personal) – The daily routine (Rutinitas sehari-hari) – Company organization and operations (Organisasi dan operasi perusahaan) – Safety measures and regulations (Langkah-langkah keamanan dan peraturan) – Facilities tour (fasilitas tur) © 2011 Sigit. All rights reserved. 8–2
  • 3. Orienting Employees (cont’d) (Orientasi Karyawan (Lanjutan))  A successful orientation should accomplish four things for new employees: (Orientasi sukses harus mencapai empat hal bagi karyawan baru:) – Make them feel welcome and at ease. (Membuat mereka merasa diterima dan nyaman) – Help them understand the organization in a broad sense. (Membantu mereka memahami organisasi dalam arti luas.) – Make clear to them what is expected in terms of work and behavior. (Menjelaskan kepada mereka apa yang diharapkan dalam hal pekerjaan dan perilaku.) – Help them begin the process of becoming socialized into the firm’s ways of acting and doing things. (Membantu mereka memulai proses menjadi disosialisasikan ke dalam cara perusahaan bertindak dan melakukan sesuatu.) © 2011 Sigit. All rights reserved. 8–3
  • 4. New Employee Departmental Orientation Checklist (Orientasi Karyawan Baru Daftar Departemen) Source: UCSD Healthcare. Used with permission. Figure 8–1 © 2011 Sigit. All rights reserved. 8–4
  • 5. The Training Process (Proses Pelatihan)  Training (Pelatihan) – The process of teaching new employees the basic skills they need to perform their jobs. (Proses mengajar karyawan baru keterampilan dasar yang mereka butuhkan untuk melakukan pekerjaan mereka.)  The strategic context of training (Konteks strategis pelatihan) – Performance management: the process employers use to make sure employees are working toward organizational goals. (Manajemen kinerja: para pengusaha menggunakan proses untuk membuat karyawan yakin adalah bekerja menuju tujuan organisasi.) • Web-based training (Pelatihan berbasis web) • Distance learning-based training (Pembelajaran jarak jauh berbasis pelatihan) • Cross-cultural diversity training (Keragaman Pelatihan Lintas-budaya ) © 2011 Sigit. All rights reserved. 8–5
  • 6. The Training and Development Process (Proses Pelatihan dan Pengembangan)  Needs analysis (analisis kebutuhan) – Identify job performance skills needed, assess prospective trainees skills, and develop objectives. (Mengidentifikasi keterampilan kinerja pekerjaan yang dibutuhkan, menilai keterampilan calon trainee, dan mengembangkan tujuan.)  Instructional design (desain instruksional) – Produce the training program content, including workbooks, exercises, and activities. (Menghasilkan daftar isi program pelatihan, termasuk workbook, latihan, dan kegiatan.)  Validation (Pengesahan) – Presenting (trying out) the training to a small representative audience. (Menyajikan (mencoba) pelatihan kepada khalayak perwakilan kecil.)  Implement the program (Melaksanakan program) – Actually training the targeted employee group. (Sebenarnya pelatihan kelompok karyawan yang ditargetkan.)  Evaluation (evaluasi) – Assesses the program’s successes or failures. (Menilai keberhasilan program atau kegagalan.) © 2011 Sigit. All rights reserved. 8–6
  • 7. Make the Learning Meaningful (Membuat Belajar Bermakna)  At the start of training, provide a bird’s-eye view of the material to be presented to facilitates learning. (Pada awal pelatihan, memberikan pemandangan luas-mata materi yang akan disajikan untuk memfasilitasi belajar.)  Use a variety of familiar examples. (Gunakan berbagai contoh akrab.)  Organize the information so you can present it logically, and in meaningful units. (Mengatur informasi sehingga Anda bisa menyajikan secara logis, dan dalam satuan bermakna.)  Use terms and concepts that are already familiar to trainees. (Menggunakan istilah dan konsep yang sudah akrab bagi trainee.)  Use as many visual aids as possible. (Gunakan sebagai alat bantu visual sebanyak mungkin.) © 2011 Sigit. All rights reserved. 8–7
  • 8. Make Skills Transfer Easy (Keterampilan membuat Easy Transfer)  Maximize the similarity between the training situation and the work situation. (Memaksimalkan kesamaan antara situasi pelatihan dan situasi kerja.)  Provide adequate practice. (Menyediakan praktek yang memadai.)  Label or identify each feature of the machine and/or step in the process. (Label atau mengidentifikasi setiap fitur dan mesin / atau langkah dalam proses.)  Direct the trainees’ attention to important aspects of the job. (Mengarahkan perhatian peserta untuk aspek-aspek penting dari pekerjaan.)  Provide “heads-up” preparatory information that lets trainees know they might happen back on the job. (Menyediakan informasi persiapan yang memungkinkan peserta tahu mereka mungkin terjadi kembali pada pekerjaan.) © 2011 Sigit. All rights reserved. 8–8
  • 9. Motivate the Learner (Pembelajar yang Memotivasi)  People learn best by doing so provide as much realistic practice as possible. (Orang belajar paling baik dengan melakukan sehingga memberikan sebagai praktek banyak serealistis mungkin.)  Trainees learn best when the trainers immediately reinforce correct responses (Trainee belajar terbaik ketika para pelatih segera memperkuat jawaban yang benar)  Trainees learn best at their own pace. (Trainee belajar terbaik dengan kecepatan mereka sendiri.)  Create a perceived training need in the trainees’ minds. (Menciptakan kebutuhan pelatihan dirasakan dalam benak para trainee '.)  The schedule is important too: The learning curve goes down late in the day, less than full day training is most effective. (Jadwal ini juga penting: Kurva belajar turun sore hari, kurang dari pelatihan sehari penuh yang paling efektif.) © 2011 Sigit. All rights reserved. 8–9
  • 10. Analyzing Training Needs (Menganalisa Kebutuhan Pelatihan)  Task analysis (tugas analisis) – A detailed study of a job to identify the specific skills required, especially for new employees. (Sebuah studi rinci tentang pekerjaan untuk mengidentifikasi keterampilan khusus yang diperlukan, terutama untuk karyawan baru.)  Performance analysis (analisis kinerja) – Verifying that there is a performance deficiency and determining whether that deficiency should be corrected through training or through some other means (such as transferring the employee). (Memverifikasi bahwa ada kekurangan kinerja dan menentukan apakah kekurangan yang harus diperbaiki melalui pelatihan atau melalui beberapa cara lain (seperti mentransfer karyawan).) © 2011 Sigit. All rights reserved. 8–10
  • 11. Task Analysis Record Form (Tugas Analisis Formulir Rekam) Table 8–1 © 2011 Sigit. All rights reserved. 8–11
  • 12. Training Methods (Metode Training)  On-the-job training (OJT) (Pelatiahan Kerja) – Having a person learn a job by actually doing the job. (Setelah seseorang mempelajari pekerjaan dengan benar-benar melakukan pekerjaan.)  OJT methods (Metode Pelatihan Kerja) – Coaching or understudy (Pelatihan atau pengganti pelaku) – Job rotation (rotasi pekerjaan) – Special assignments (khusus tugas)  Advantages (keuntungan) – Inexpensive (murah) – Immediate feedback (umpan balik segera) © 2011 Sigit. All rights reserved. 8–12
  • 13. Steps in OJT (langkah dalam Pelatihan Kerja)  Step 1: Prepare the learner (Langkah 1: Siapkan pelajar) – Put the learner at ease—relieve the tension. (Masukan pelajar nyaman-meredakan ketegangan.) – Explain why he or she is being taught. (Jelaskan mengapa ia sedang diajarkan.) – Create interest, encourage questions, find out what the learner already knows about this or other jobs. (Buat bunga, mendorong pertanyaan, mencari tahu apa pelajar sudah tahu tentang ini atau pekerjaan lain.) – Explain the whole job and relate it to some job the worker already knows. (Jelaskan seluruh pekerjaan dan menghubungkannya dengan beberapa pekerjaan pekerja sudah tahu.) – Place the learner as close to the normal working position as possible. (Tempatkan pembelajar sebagai dekat dengan posisi kerja normal mungkin.) – Familiarize the worker with equipment, materials, tools, and trade terms. (Biasakan pekerja dengan peralatan, bahan, peralatan, dan istilah perdagangan.) © 2011 Sigit. All rights reserved. 8–13
  • 14. Steps in OJT (cont’d) (langkah dalam Pelatihan Kerja (Lanjutan))  Step 2: Present the operation (Langkah 2: Hadir operasi) – Explain quantity and quality requirements. (Jelaskan persyaratan kuantitas dan kualitas.) – Go through the job at the normal work pace. (Pergi melalui pekerjaan pada kecepatan kerja normal.) – Go through the job at a slow pace several times, explaining each step. Between operations, explain the difficult parts, or those in which errors are likely to be made. (Pergi melalui pekerjaan dengan lambat beberapa kali, menjelaskan setiap langkah. Antara operasi, menjelaskan bagian-bagian yang sulit, atau mereka di mana kesalahan yang mungkin dibuat.) – Again go through the job at a slow pace several times; explain the key points. (Sekali lagi pergi melalui pekerjaan dengan kecepatan lambat beberapa kali menjelaskan poin kunci.) – Have the learner explain the steps as you go through the job at a slow pace. (Apakah pelajar menjelaskan langkah-langkah saat Anda pergi melalui pekerjaan pada kecepatan lambat.) © 2011 Sigit. All rights reserved. 8–14
  • 15. Steps in OJT (cont’d) (langkah dalam Pelatihan Kerja (Lanjutan))  Step 3: Do a tryout (Langkah 3: Lakukan mencoba) – Have the learner go through the job several times, slowly, explaining each step to you. (Apakah pelajar pergi melalui beberapa kali pekerjaan, perlahan-lahan, menjelaskan setiap langkah untuk Anda.) – Correct mistakes and, if necessary, do some of the complicated steps the first few times. (Kesalahan yang benar dan, jika perlu, melakukan beberapa langkah-langkah yang rumit beberapa kali.) – Run the job at the normal pace. (Jalankan pekerjaan di kecepatan normal.) – Have the learner do the job, gradually building up skill and speed. (Apakah pelajar melakukan pekerjaan itu, secara bertahap membangun keterampilan dan kecepatan.) – As soon as the learner demonstrates ability to do the job, let the work begin, but don’t abandon him or her. (Begitu pelajar menunjukkan kemampuan untuk melakukan pekerjaan itu, biarkan pekerjaan dimulai, tapi jangan meninggalkan dia.) © 2011 Sigit. All rights reserved. 8–15
  • 16. Steps in OJT (cont’d) (langkah dalam Pelatihan Kerja (Lanjutan))  Step 4: Follow up (Langkah 4: Tindak lanjut) – Designate to whom the learner should go for help. (Tentukan kepada siapa pelajar harus pergi untuk membantu.) – Gradually decrease supervision, checking work from time to time against quality and quantity standards. (Secara bertahap penurunan pengawasan, memeriksa pekerjaan dari waktu ke waktu terhadap kualitas dan standar kuantitas.) – Correct faulty work patterns before they become a habit. Show why the learned method is superior. (Benar pola kerja yang salah sebelum mereka menjadi kebiasaan. Tampilkan mengapa metode belajar lebih unggul.) – Compliment good work; encourage the worker until he or she is able to meet the quality and quantity standards. (Pujian yang baik bekerja; mendorong pekerja sampai ia mampu memenuhi standar kualitas dan kuantitas.) © 2011 Sigit. All rights reserved. 8–16
  • 17. Training Methods (cont’d) (Metode Pelatihan (lanjutan))  Apprenticeship training (magang pelatihan) – A structured process by which people become skilled workers through a combination of classroom instruction and on-the-job training. (Sebuah proses terstruktur dimana orang menjadi pekerja terampil melalui kombinasi instruksi kelas dan on-the-job training.)  Informal learning (belajar Informal) – The majority of what employees learn on the job they learn through informal means of performing their jobs on a daily basis. (Sebagian dari apa yang karyawan belajar pada pekerjaan mereka belajar melalui cara informal melakukan pekerjaan mereka sehari-hari.)  Job instruction training (JIT) (Instruksi Training Pekerjaan) – Listing each job’s basic tasks, along with key points, in order to provide step-by-step training for employees. (Daftar tugas pokok masing-masing pekerjaan, bersama dengan poin kunci, dalam rangka memberikan langkah-demi-langkah pelatihan bagi karyawan.) © 2011 Sigit. All rights reserved. 8–17
  • 18. The 25 Most Popular Apprenticeships According to the U.S. Department of Labor apprenticeship database, the occupations listed below had the highest numbers of apprentices in 2001. These findings are approximate because the database includes only about 70% of registered apprenticeship programs—and none of the unregistered ones. • Boilermaker • Machinist • Bricklayer (construction) • Maintenance mechanic (any industry) • Carpenter • Millwright • Construction craft laborer • Operating engineer • Cook (any industry) • Painter (construction) • Cook (hotel and restaurant) • Pipefitter (construction) • Correction officer • Plumber • Electrician • Power plant operator • Electrician (aircraft) • Roofer • Electrician (maintenance) • Sheet-metal worker • Electronics mechanic • Structural-steel worker • Firefighter • Telecommunications technician • Tool and die maker Figure 8–2 Source: Olivia Crosby, “Apprenticeships,” Occupational Outlook Quarterly, 46, no. 2 (Summer 2002), p. 5. © 2011 Sigit. All rights reserved. 8–18
  • 19. Training Methods (cont’d) (Metode Pelatihan (lanjutan))  Effective lectures (Kuliah efektif) – Use signals to help listeners follow your ideas. (Gunakan sinyal untuk membantu pendengar mengikuti ide-ide Anda.) – Don’t start out on the wrong foot. (Jangan memulai pada kaki yang salah.) – Keep your conclusions short. (Jauhkan kesimpulan Anda pendek.) – Be alert to your audience. (Jadilah waspada terhadap audiens Anda.) – Maintain eye contact with the trainees. (Menjaga kontak mata dengan trainee.) – Make sure everyone in the room can hear. (Memastikan semua orang di ruangan itu bisa mendengar.) – Control your hands. (Kontrol tangan Anda.) – Talk from notes rather than from a script. (Bicara dari catatan bukan dari script.) – Break a long talk into a series of five-minute talks. (Break berbicara panjang menjadi serangkaian lima menit pembicaraan.) © 2011 Sigit. All rights reserved. 8–19
  • 20. Programmed Learning (Program Belajar)  Programmed instruction (PI) (Program Instruksi) – A systematic method for teaching job skills involving: (Sebuah metode sistematis untuk mengajarkan keterampilan kerja yang melibatkan) • Presenting questions or facts (Menyajikan pertanyaan atau fakta) • Allowing the person to respond (Membiarkan orang untuk merespon) • Giving the learner immediate feedback on the accuracy of his or her answers (Memberikan umpan balik langsung pada pembelajar keakuratan jawaban nya)  Advantages (Keuntungan) – Reduced training time (Mengurangi waktu pelatihan) – Self-paced learning (Pribadi - belajar serba) – Immediate feedback (Umpan Balik Segera) – Reduced risk of error for learner (Mengurangi risiko kesalahan untuk pelajar) © 2011 Sigit. All rights reserved. 8–20
  • 21. Training Methods (cont’d) (Metode Pelatihan (lanjutan))  Literacy training techniques (Teknik Literasi pelatihan) – Responses to functional illiteracy (Tanggapan terhadap Fungsi kebutahurufan) • Testing job candidates’ basic skills. (Pengujian keterampilan dasar pekerjaan calon '.) • Setting up basic skills and literacy programs. (Menyiapkan keterampilan dasar dan program keaksaraan.)  Audiovisual-based training (pelatihan berbasis Audiovisual) – To illustrate following a sequence over time. (Untuk menggambarkan berikut urutan dari waktu ke waktu.) – To expose trainees to events not easily demonstrable in live lectures. (Untuk mengekspos peserta untuk peristiwa tidak mudah dibuktikan dalam kuliah hidup.) – To meet the need for organizationwide training and it is too costly to move the trainers from place to place. (Untuk memenuhi kebutuhan untuk pelatihan organizationwide dan terlalu mahal untuk memindahkan pelatih dari satu tempat ke tempat.) © 2011 Sigit. All rights reserved. 8–21
  • 22. Training Methods (cont’d) (Metode Pelatihan (lanjutan))  Simulated training (occasionally called vestibule training) (Simulasi pelatihan (pelatihan kadang-kadang disebut ruang depan)) – Training employees on special off-the-job equipment so training costs and hazards can be reduced. (Pelatihan karyawan pada peralatan off-the-job khusus sehingga biaya pelatihan dan bahaya dapat dikurangi.) – Computer-based training (CBT) (Pelatihan berbasis komputer (CBT)) – Electronic performance support systems (EPSS) (Elektronik mendukung sistem kinerja (EPSS)) – Learning portals (belajar portal) © 2011 Sigit. All rights reserved. 8–22
  • 23. Computer-based Training (CBT) (Pelatihan berbasis komputer)  Advantages (keuntungan) – Reduced learning time (Mengurangi waktu belajar) – Cost-effectiveness (Efektivitas biaya) – Instructional consistency (instruksional konsistensi)  Types of CBT (Jenis Pelatihan berbasis komputer) – Intelligent Tutoring systems (Sistem Bimbingan Belajar Cerdas) – Interactive multimedia training (Pelatihan multimedia interaktif) – Virtual reality training (Virtual realitas pelatihan) © 2011 Sigit. All rights reserved. 8–23
  • 24. Distance and Internet-Based Training (Jarak dan Pelatihan Berbasis Internet)  Teletraining – A trainer in a central location teaches groups of employees at remote locations via TV hookups. (Seorang pelatih di lokasi pusat mengajarkan kelompok karyawan di lokasi remote melalui hookups TV.)  Videoconferencing (video konferensi) – Interactively training employees who are geographically separated from each other—or from the trainer—via a combination of audio and visual equipment. (Interaktif pelatihan karyawan yang secara geografis terpisah dari satu sama lain-atau dari pelatih-melalui kombinasi dari peralatan audio dan visual.)  Training via the Internet (Pelatihan melalui Internet) – Using the Internet or proprietary internal intranets to facilitate computer-based training. (Menggunakan Internet atau intranet internal yang eksklusif untuk memfasilitasi pelatihan berbasis komputer.) © 2011 Sigit. All rights reserved. 8–24
  • 25. What Is Management Development? (Apakah Pengembangan Manajemen?)  Management development (manajemen pembangunan) – Any attempt to improve current or future management performance by imparting knowledge, changing attitudes, or increasing skills. (Setiap usaha untuk meningkatkan kinerja manajemen saat ini atau masa depan dengan menanamkan pengetahuan, mengubah sikap, atau meningkatkan keterampilan.)  Succession planning (perencanaan sukses) – A process through which senior-level openings are planned for and eventually filled. (Sebuah proses melalui mana tingkat senior bukaan yang direncanakan untuk dan akhirnya diisi.) • Anticipate management needs (Mengantisipasi kebutuhan manajemen) • Review firm’s management skills inventory (Tinjauan perusahaan keterampilan manajemen persediaan) • Create replacement charts (Buat grafik pengganti) • Begin management development (Mulailah pengembangan manajemen) © 2011 Sigit. All rights reserved. 8–25
  • 26. Managerial on-the-Job Training (Manajerial Training Kerja)  Job rotation (Rotasi Pekerjaan) – Moving a trainee from department to department to broaden his or her experience and identify strong and weak points. (Pindah trainee dari departemen ke departemen untuk memperluas pengalaman nya dan mengidentifikasi titik-titik kuat dan lemah.)  Coaching/Understudy approach (Pelatihan / pemain pengganti pendekatan) – The trainee works directly with a senior manager or with the person he or she is to replace; the latter is responsible for the trainee’s coaching. (Para peserta pelatihan bekerja secara langsung dengan manajer senior atau dengan orang yang ia atau dia adalah untuk mengganti, yang terakhir bertanggung jawab untuk pembinaan peserta pelatihan.)  Action learning (aksi belajar) – Management trainees are allowed to work full-time analyzing and solving problems in other departments. (Manajemen trainee diperbolehkan untuk bekerja penuh waktu menganalisis dan memecahkan masalah di departemen lain.) © 2011 Sigit. All rights reserved. 8–26
  • 27. Off-the-Job Management Training and Development Techniques (Manajemen Pelatihan dan Pengembangan Teknik)  Case study method (Metode Studi Kasus) – Managers are presented with a description of an organizational problem to diagnose and solve. (Manajer disajikan dengan deskripsi masalah organisasi untuk mendiagnosa dan memecahkan.)  Management game (permainan manajemen) – Teams of managers compete by making computerized decisions regarding realistic but simulated situations. (Tim manajer bersaing dengan membuat keputusan mengenai komputerisasi situasi realistis tapi simulasi.)  Outside seminars (seminar Diluar) – Many companies and universities offer Web-based and traditional management development seminars and conferences. (Banyak perusahaan dan universitas menawarkan seminar pengembangan manajemen berbasis Web dan tradisional dan konferensi.) © 2011 Sigit. All rights reserved. 8–27
  • 28. Off-the-Job Management Training and Development Techniques (cont’d) (Manajemen Pelatihan dan Pengembangan Teknik (Lanjutan))  Role playing (aturan bermain) – Creating a realistic situation in which trainees assume the roles of persons in that situation. (Menciptakan situasi yang realistis di mana trainee mengasumsikan peran orang dalam situasi itu.)  Behavior modeling (perilaku pemodelan) – Modeling: showing trainees the right (or ―model‖) way of doing something. (Modeling: menampilkan trainee kanan (atau "model") cara untuk melakukan sesuatu.) – Role playing: having trainees practice that way (Aturan Bermain: memiliki trainee praktek seperti itu) – Social reinforcement: giving feedback on the trainees’ performance. (Penguatan sosial: memberikan umpan balik pada kinerja trainer) – Transfer of learning: Encouraging trainees apply their skills on the job. (Transfer belajar: Mendorong peserta menerapkan keterampilan mereka pada pekerjaan.) © 2011 Sigit. All rights reserved. 8–28
  • 29. Off-the-Job Management Training and Development Techniques (cont’d) (Manajemen Pelatihan dan Pengembangan Teknik (Lanjutan))  Corporate universities (perusahaan universitas) – Provides a means for conveniently coordinating all the company’s training efforts and delivering Web-based modules that cover topics from strategic management to mentoring. (Menyediakan sarana untuk mudah mengkoordinasikan semua upaya pelatihan perusahaan dan memberikan modul berbasis web yang mencakup topik dari manajemen strategis untuk mentoring.)  In-house development centers (Pusat Pengembangan diperusahaan (internal) – A company-based method for exposing prospective managers to realistic exercises to develop improved management skills. (Sebuah perusahaan berbasis metode untuk mengekspos calon manajer untuk latihan yang realistis untuk mengembangkan keterampilan manajemen ditingkatkan.) © 2011 Sigit. All rights reserved. 8–29
  • 30. Off-the-Job Management Training and Development Techniques (cont’d) (Manajemen Pelatihan dan Pengembangan Teknik (Lanjutan))  Executive coaches (pelatihan Eksecutive) – An outside consultant who questions the executive’s boss, peers, subordinates, and (sometimes) family in order to identify the executive’s strengths and weaknesses. (Seorang konsultan dari luar yang pertanyaan bos eksekutif, rekan kerja, bawahan, dan (kadang) keluarga untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan eksekutif.) – Counsels the executive so he or she can capitalize on those strengths and overcome the weaknesses. (Nasihat eksekutif sehingga ia dapat memanfaatkan kekuatan-kekuatan dan mengatasi kelemahan.) © 2011 Sigit. All rights reserved. 8–30
  • 31. Managing Organizational Change and Development (Mengelola Perubahan dan Pengembangan Organisasi)  What to change? (Apa yang harus berubah?) – Strategy: mission and vision (Strategi: misi dan visi) – Culture: new corporate values (Budaya: nilai-nilai perusahaan baru) – Structure: departmental structure, coordination, span of control, reporting relationships, tasks, decision-making procedures (Struktur: struktur departemen, koordinasi, rentang kendali, hubungan pelaporan, tugas, prosedur pengambilan keputusan) – Technologies: new systems and methods (Teknologi: sistem baru dan metode) – Employees: changes in employee attitudes and skills (Karyawan: perubahan dalam sikap karyawan dan keterampilan) © 2011 Sigit. All rights reserved. 8–31
  • 32. Overcoming Resistance to Change (Mengatasi Resistensi terhadap Perubahan)  What causes resistance? (Apa yang menyebabkan resistensi?) – All behavior in organizations is a product of two kinds of forces—those striving to maintain the status quo and those pushing for change. (Semua perilaku dalam organisasi adalah produk dari dua jenis kekuatan-mereka yang berjuang untuk mempertahankan status quo dan mendorong mereka untuk perubahan.)  Lewin’s Change Process (Proses Perubahan) – Unfreezing: reducing the forces striving to maintain the status quo. (Unfreezing: mengurangi kekuatan berjuang untuk mempertahankan status quo.) – Moving: developing new behaviors, values, and attitudes, sometimes through structural changes. (Pindah: mengembangkan perilaku baru, nilai-nilai, dan sikap, kadang-kadang melalui perubahan struktural.) – Refreezing: reinforcing the changes. (Refreezing: memperkuat perubahan. – ) © 2011 Sigit. All rights reserved. 8–32
  • 33. Overcoming Resistance to Change (Mengatasi Resistensi terhadap Perubahan)  Change initiatives (perubahan inisiatif) – Political campaign: creating a coalition strong enough to support and guide the initiative. (Kampanye politik: menciptakan sebuah koalisi cukup kuat untuk mendukung dan membimbing inisiatif.) – Marketing campaign: tapping into employees’ thoughts and feelings and also effectively communicating messages about the prospective program’s theme and benefits. (Kampanye pemasaran: memasuki pikiran karyawan dan perasaan dan juga secara efektif mengkomunikasikan pesan tentang tema program calon dan manfaat.) – Military campaign: Deploying executives’ scarce resources of attention and time to actually carry out the change. (Kampanye militer: Menyebarkan sumber daya yang langka eksekutif perhatian dan waktu untuk benar-benar melakukan perubahan.) © 2011 Sigit. All rights reserved. 8–33
  • 34. How to Lead the Change (in 10 Steps) (Bagaimana Memimpin Perubahan (10 Langkah)) 1. Establish a sense of urgency. (Membangun rasa urgensi.) 2. Mobilize commitment through joint diagnosis of problems. (Memobilisasi komitmen bersama melalui diagnosa masalah.) 3. Create a guiding coalition. (Buat koalisi pemandu.) 4. Develop a shared vision. (Mengembangkan visi bersama.) 5. Communicate the vision. (Komunikasikan visi.) 6. Help employees to make the change. (Membantu karyawan untuk membuat perubahan.) 7. Generate short-term wins. (Hasilkan kemenangan jangka pendek.) 8. Consolidate gains and produce more change. (Konsolidasi keuntungan dan menghasilkan lebih banyak perubahan.) 9. Anchor the new ways of doing things in the company’s culture. (Jangkar cara-cara baru dalam melakukan sesuatu dalam budaya perusahaan.) 10. Monitor progress and adjust the vision as required. (Memantau kemajuan dan menyesuaikan visi seperti yang diperlukan.) © 2011 Sigit. All rights reserved. 8–34
  • 35. Using Organizational Development (Menggunakan Pengembangan Organisasi )  Organizational development (OD) (Pengembangan organisasi) – A special approach to organizational change in which employees themselves formulate and implement the change that’s required. (Sebuah pendekatan khusus untuk perubahan organisasi di mana karyawan sendiri merumuskan dan melaksanakan perubahan yang diperlukan.) • Usually involves action research. (Biasanya melibatkan penelitian tindakan.) • Applies behavioral science knowledge. (Menerapkan pengetahuan ilmu perilaku.) • Changes the attitudes, values, and beliefs of employees. (Perubahan sikap, nilai, dan keyakinan karyawan.) • Changes the organization in a particular direction. (Perubahan organisasi dalam arah tertentu.) © 2011 Sigit. All rights reserved. 8–35
  • 36. Examples of OD Interventions (Contoh Intervensi Pengembangan Organisasi) Human Process (Proses manusia) Human Resource Management T-groups (T-kelompok) (Manajemen Sumber Daya Manusia) Process consultation (proses konsultasi) Goal setting (tujuan pengaturan) Third-party intervention (Intervensi pihak Performance appraisal (penilaian kinerja) ketiga) Reward systems (sistem penghargaan) Team building (team building) Career planning and development Organizational confrontation meeting (Perencanaan dan pengembangan karir) (Organisasi konfrontasi pertemuan) Managing workforce diversity Intergroup relations (hubungan antar) (Mengelola keragaman di tempat kerja) Employee wellness (Kesehatan karyawan) Technostructural (Technostructural) Formal structural change (Perubahan Strategic (Strategi) struktural formal) Integrated strategic management Differentiation and integration (Diferensiasi (Manajemen strategi terpadu) dan integrasi) Culture change (perubahan budaya) Cooperative union–management projects Strategic change (perubahan strategis) (Koperasi serikat-manajemen proyek) Self-designing organizations (Self- Quality circles (kualitas lingkaran) merancang organisasi) Total quality management (Jumlah manajemen mutu) Work design (pekerjaan desain) Table 8–3 © 2011 Sigit. All rights reserved. 8–36
  • 37. HR Scorecard for Hotel Paris International Corporati (HR Scorecard untuk Hotel Paris International Corporation on*) Note: *(An abbreviated example showing selected HR practices and outcomes aimed at implementing the competitive strategy, “To use superior guest services to differentiate the Hotel Paris properties and thus increase the length of stays and the return rate of guests and thus boost revenues and profitability”) Figure 8–4 © 2011 Sigit. All rights reserved. 8–37
  • 38. Evaluating the Training Effort (Mengevaluasi Pelatihan Usaha)  Designing the study (Merancang penelitian) – Time series design (Desain Waktu Berkelanjutan) – Controlled experimentation (Kontrol Eksperimen)  Training effects to measure (Pelatihan efek untuk mengukur) – Reaction of trainees to the program (Reaksi peserta untuk program) – Learning that actually took place (Belajar yang benar-benar terjadi) – Behavior that changed on the job (Perilaku yang berubah pada pekerjaan) – Results that were achieved as a result of the training (Hasil yang dicapai sebagai hasil dari pelatihan) © 2011 Sigit. All rights reserved. 8–38
  • 39. Time Series Training Evaluation Design Figure 8–5 © 2011 Sigit. All rights reserved. 8–39
  • 40. A Sample Training Evaluation Form Source: www.opm.gov/wrkfam/. Figure 8–6 © 2011 Sigit. All rights reserved. 8–40
  • 41. Key Terms employee orientation management development training succession planning performance management job rotation negligent training action learning task analysis case study method performance analysis management game on-the-job training role playing apprenticeship training behavior modeling job instruction training (JIT) in-house development center programmed learning outsourced learning simulated training organizational development job aid controlled experimentation electronic performance support systems (EPSS) © 2011 Sigit. All rights reserved. 8–41