2. DIMANAKAH SUMBER API DI ATAS GAMBUT ?
Bukan Kebakaran Hutan,
Tapi Kebakaran “Bekas Hutan”
“Kuburan hutan” berisi semak belukar, lahan
yang rusak dan pepohonan yang telah ditebang
dan mati. Lahan yang belum ada kebun: “kosong”
Lahan “kosong” di bakar untuk bersihkan lahan
dari bekas kayu sebelum ditanam.
6. DIMANAKAH SUMBER API DI ATAS GAMBUT ?
Studi area: Riau bagian utara. 2013-2014: 360,000 ha terbak
47% luas lahan yang terbakar adalah bekas hutan
yang ditebang lima tahun sebelumnya, sehingga
menjadi lahan kosong, atau “kuburan hutan”.
Studi area: Kalteng bagian tengah. 2015: 740,000 ha terbaka
53% luas terbakar, adalah bekas hutan yang
terbakar pada tahun 1997 dan 2006,
sehingga menjadi lahan kosong,
atau “kuburan hutan”.
7. According to Field et al. 2008
Kalimantan experienced
a tipping point from
fire resistant to fire prone
after 1983
84% luas kebakaran atas Gambut Kebakaran >10 lebih sering terjadi
360,000 ha terbakar
12. For each hectare of “lahan kosong” cleaned by burning,
0.65 ha of Existing plantations are also burning!
(Kosong)
13. Untuk setiap hektare lahan kosong yang di bakar
untuk dijadikan perkebunan, Ada juga lebih dari
setengah hectare perkebunan produktif yang
terbakar.
Pertanian di lahan gambut tidak berhasil karena,
saat lahan kosong di bersihkan dengan api,
Di sekitar, perkebunan produktif juga sering
mengalami Kebakaran. Api di lahan gambut tidak
bisa di kontrol!
Banyak petani rugi, perkebunan yang gagal.
14. Pembuatan Kanal untuk mencegah kebakaran
dan banjir tidak mungkin bisa membantu
Mencegah kebakaran karena.
Kebakaran lebih sering terjadi dekat kanal.
Kebakaran juga lebih sering terjadi di lahan
kosong yang pernah terbakar.
Kebun produktif sering kembali lahan kosong.
Tidak mungkin kebakaran akan behrenti.
15. Solusinya :
Gambut harus di hijaukan kembali
Kanalisasi harus di tutup
Gambut harus dilestarikan.