Persepsi masyarakat tentang perubahan lingkungan dan penggunaan lahan di lima desa di Kabupaten Mamberamo Raya, Papua. Masyarakat melihat hutan terus berkurang luasnya dan digantikan oleh lahan desa dan kebun. Mereka mengaitkan hal ini dengan aktivitas manusia seperti penebangan hutan oleh perusahaan kayu dan masyarakat sendiri. Masyarakat juga mempersepsikan adanya perubahan musim yang berdampak buruk bag
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
Perencanaan tata ruang kolaboratif di Kabupaten Mamberamo Raya (Papua, Indonesia)
1. Pandangan tentang perencanaan tata ruang kolaboratif di
Kabupaten Mamberamo Raya (Papua, Indonesia)
Kegiatan di Burmeso, Kwerba, Metaweja, Papasena dan Yoke
Kasonaweja, 20-21 Maret 2012
Manuel Boissière, Michael Padmanaba , Ermayanti
2. Persepsi/pandangan: apa itu dan untuk apa?
Persepsi = sebuah proses saat orang
mengatur dan mengartikan kesan-kesan
mereka
• Memberikan arti bagi lingkungan mereka:
bagaimana lingkungan digunakan, ancaman
apa dll
• Ambil keputusan
Perilaku orang (masyarakat, Pemda, anggota
LSM, swasta) seringkali didasarkan pada
persepsi tentang kenyataan, bukan selalu
pada kenyataan itu sendiri
Penelitian ini: tentang pandangan
(masyarakat, pemda, swasta, LSM), bukan
studi biofisik
3. Kerangka presentasi
1. Latar belakang masalah
2. Lokasi
3. Metode
4. Deskripsi kampung
a. Demografi
b. Musim
c. Pengawasan SDA
d. Peraturan adat
5. Persepsi
a. Perubahan luas hutan,
kebun, dan desa
b. Kegiatan manusia yang
membahayakan alam
c. Perubahan musim
6. Penggunaan lahan saat
ini dan ke depan
4. RTRW dan penggunaan lahan menurut Pemda
Definisi RTRW/RTGL menurut pihak Pemda:
• Mengacu dari RTRW Propinsi dan pusat
• Gambaran umum fisik, penggunaan lahan,
kependudukan, kawasan rawan bencana,
perekonomian, prasarana wilayah
• Menjawab isu-isu strategis terkait
penataan ruang.
• Menyajikan rencana struktur ruang
(sistem perkotaan; sistem transportasi;
prasarana energi, telkom, sumber air,
lingkungan).
• Termasuk rencana pola kawasan (RTGL).
5. Yang masih perlu diperbaiki menurut Pemda
• Revisi RTRW dengan semua Satuan Kerja
Perangkat Dinas (SKPD)
• Penyempurnaan RTGL (berkoordinasi
dengan Dinas Kehutanan)
• Data dari pemetaan batas desa
• Pandangan RTRW/RTGL menurut
masyarakat
• Perlu sosialisasi lebih dalam tentang
RTRW dan mencari peluang integrasi
peraturan adat
• Masyarakat belum terlibat secara penuh
• Sering ada pengambilan hasil alam, di
hutan lindungi
6. Latar belakang kegiatan penelitian
3 lembaga dengan dukungan AFD: CI, CIFOR
dan CIRAD.
Semua informasi bersumber dari masyarakat
setempat dan dari aparat kabupaten dan
kecamatan: bukan data resmi dari pemerintah
kabupaten.
#1 Bagaimana pemahaman masyarakat
tentang perubahan musim, dan dampaknya?
#2 Bagaimana pandangan dan prioritas
masyarakat tentang hutan dan penggunaan
lahan?
#3 Bagaimana pandangan itu bisa disampaikan,
dan diintegrasikan dalam RTRW?
#4 Bagaimana masyarakat bisa ikut serta dalam
pengambilan keputusan di Kabupaten?
9. Deskripsi lokasi: 5 desa di Kabupaten Mamberamo Raya
- Kabupaten Mamberamo Raya: 2,9 juta
YOKE hektar
- 90% hutan rimba (rawa, gunung,
bakau, dataran rendah)
- Suaka Marga Satwa Mamberamo-Foja:
+- 2 juta hektar
- Jumlah penduduk: +-18,000
- Konservasi vs pembangunan: HPH
(>600,000 ha), KK, dan pemekaran
10. Metode (1): kegiatan
• Koleksi data lapangan,
wawancara/diskusi dengan
staf pemda: 1 bulan per desa
• Input dan analisa data di
Bogor/Jakarta
• Laporan, pemetaan: dalam
bahasa Indonesia untuk
setiap desa dan pemda, peta
dapat dibagi jika masyarakat
setuju
Tanggal 21 Oktober s/d 20 April s/d 15 12 Juli s/d 12 19-22 Maret
20 November Mei 2011 Agustus 2011 2012
2010
Desa Kasonaweja, Yoke, Kwerba, Metaweja, Kasonaweja
Burmeso Kasonaweja Papasena,
Kasonaweja
Kegiatan Pengumpulan Pengumpulan Pengumpulan Lokakarya
data data data
13. Deskripsi kampung (1): tidak semua kampung sama!
• Besar kampung beda
• Semua desa bergantung pada SDA
• Mata pencaharian beda:
– Papasena & Yoke: sumber daya
ikan di sungai dan laut
– Burmeso: pertanian,
perdagangan, pemerintahan
– Kwerba dan Metaweja: pertanian
dan berburu
14. Deskripsi kampung (2): musim dan kegiatan
Musim di semua desa
Musim Kwerba Burmeso Metaweja Papasena Yoke
Kemarau Februari - Juli April – Agustus April - Oktober Juli - November April - September
Hujan Agustus - Januari September – Maret November - Maret Desember - Juni Oktober - Maret
+ Banjir besar di Mamberamo setiap 5 tahun
Kegiatan musiman bermacam2
Kegiatan utama Kemarau Hujan
Persiapan kebun Semua desa x
(tebang pohon, bakar lahan)
Tanam di kebun * x Semua desa
Berburu Semua desa Semua desa
Memancing Semua desa Semua desa
Mencari buah-buahan Metaweja Metaweja, Papasena, Burmeso
Berburu buaya Papasena, Kwerba x
* Tokok sagu bisa kapan saja
15. Deskripsi kampung (3): cara menjaga wilayah dan SDA
• Masyarakat jaga hasil hutan:
– Sambil mencari, berburu, tokok sagu
– Lihat tanda2 babi, kalau ada lintah, kalau
ada ampas makanan babi
– Untuk buaya dengan senter (cahaya mata)
– Untuk tumbuhan kalau musim buah-
buahan baru dicari
Desa Kategori tempat keramat
Papasena Kepala air, gunung
Kwerba Kepala air, gunung
• Masyarakat jaga tempat penting: Tempat khusus dengan penghuni
Burmeso (pinggir kali, goa), dan gunung
Gunung Agatis, telaga, atau tempat Metaweja Atas gunung di sekitar kampung
keramat Sungai tertentu, dan perempatan
Yoke jalur air di mangrove (bakau)
• Masyarakat mengawasi wilayah dan
batas: patroli, tapi dekat perbatasan
biasa ada kelonggaran untuk kampung
tetangga dapat mencari di wilayahnya.
16. Deskripsi kampung (3): cara menjaga wilayah dan SDA
• Masyarakat jaga hasil hutan:
– Sambil mencari, berburu, tokok sagu
– Lihat tanda2 babi, kalau ada lintah, kalau
ada ampas makanan babi
– Untuk buaya dengan senter (cahaya mata)
– Untuk tumbuhan kalau musim buah-
buahan baru dicari
Desa Kategori tempat keramat
Papasena Kepala air, gunung
Kwerba Kepala air, gunung
• Masyarakat jaga tempat penting: Tempat khusus dengan penghuni
Burmeso (pinggir kali, goa), dan gunung
Gunung Agatis, telaga, atau tempat Metaweja Atas gunung di sekitar kampung
keramat Sungai tertentu, dan perempatan
Yoke jalur air di mangrove (bakau)
• Masyarakat mengawasi wilayah dan
batas: patroli, tapi dekat perbatasan
biasa ada kelonggaran untuk kampung
tetangga dapat mencari di wilayahnya.
18. Persepsi (1): luas hutan berkurang, luas desa dan kebun bertambah
Persepsi perubahan luas hutan 10 tahun ke
depan Total
habis berkurang sama saja
Kwerba 0 29 1 30
Burmeso 1 43 0 44
Metaweja 0 30 0 30
Papasena 0 16 14 30
Yoke 0 26 4 30
Total 1 144 19 164
Persepsi perubahan luas desa 10 tahun ke
depan
Total
tidak sama
berkurang bertambah
tahu saja
Kwerba 4 0 0 26 30
Burmeso 8 1 0 35 44
Metaweja 9 1 0 20 30
Papasena 9 0 6 15 30
Yoke 13 0 5 12 30
Total 43 2 11 108 164
Persepsi perubahan luas kebun 10 tahun ke
depan
Total
tidak sama
berkurang bertambah
tahu saja
Kwerba 8 1 2 19 30
Burmeso 30 4 9 1 44
Metaweja 6 4 3 17 30
Papasena 7 0 5 18 30
Yoke 16 5 1 8 30
Total 67 14 20 63 164
19. Persepsi (2): kegiatan manusia yang membahayakan hutan dan alam
No. Jenis kegiatan Frekuensi %
1 Perusahaan kayu 106 64.63
2 Penebangan pohon berlebihan oleh masyarakat 61 37.20
3 Penggunaan racun ikan 56 34.15
Kontraktor membangun prasarana umum (mis.
4 51 31.10
jalan)
5 Konversi lahan 43 26.22
6 Proyek DAM 12 7.32
7 Membuang sampah sembarangan 10 6.10
8 Pemekaran kabupaten 8 4.88
9 Pengusaha buaya 3 1.83
10 Praktek ilmu hitam (koahnoro) 2 1.22
11 Penggalian pasir dan batu 2 1.22
20. Persepsi (3): perubahan musim (banjir, panas, angin ribut)
Nama desa Perubahan yang Perubahan yang Binatang/tumbuha
lebih sering dampak lebih n yang lebih
buruk sensitif
Burmeso Panas Panas, hujan
(banjir, penyakit)
Dampak perubahan
Kwerba Hujan lebih lama, Hujan (banjir),
musim:
kemarau panjang panas
Panas dan hujan
Metaweja Hujan lebih lama, Angin kencang,
yang panjang:
angin kencang, dan hujan (penyakit)
-Tumbuhan jangka
musim panas yang
waktu panjang
panjang
-Tumbuhan jangka
Papasena Musim panas yang Banjir, panas
waktu pendek
panjang, angin
-Binatang liar
kencang, musim
hujan yang panjang
Angin
ribut/kencang:
Yoke Musim kemarau Musim panas - Tumbuhan jangka
yang panjang, (panen gagal, waktu panjang
angin kencang sumur kering dan patah
asin), musim hujan
yang panjang
(penyakit, air naik)
21. Persepsi (3): perubahan musim (banjir, panas, angin ribut)
Nama desa Perubahan yang Perubahan yang Binatang/tumbuha
lebih sering dampak lebih n yang lebih
buruk sensitif
Burmeso Panas Panas, hujan
(banjir, penyakit)
Dampak perubahan
Kwerba Hujan lebih lama, Hujan (banjir),
musim:
kemarau panjang panas
Panas dan hujan
Metaweja Hujan lebih lama, Angin kencang,
yang panjang:
angin kencang, dan hujan (penyakit)
-Tumbuhan jangka
musim panas yang
3 perubahan waktu panjang
panjang
Papasena utama yang
Musim panas yang Banjir, panas
-Tumbuhan jangka
waktu pendek
panjang,sering
paling angin
-Binatang liar
kencang, adalah:
terjadi musim
hujan yang panjang
-Kemarau Angin
- Hujan ribut/kencang:
Yoke Musim kemarau Musim panas - Tumbuhan jangka
-Angin ribut waktu panjang
yang panjang, (panen gagal,
angin kencang sumur kering dan patah
asin), musim hujan
yang panjang
(penyakit, air naik)
22. Persepsi penggunaan lahan saat ini dan ke depan (1)
Peta yang digambar bersama masyarakat berupa 3 macem:
•Peta sumber daya alam
•Peta penggunaan lahan saat ini
•Peta penggunaan lahan masa depan
Masyarakat dari setiap kampung akan presentasi peta mereka masing2
Yoke
24. Diskusi (1): Penggunaan lahan antara kabupaten dan desa
• Peta penggunaan lahan: skala sama antara
RTRW dan peta partisipatif (1:50 000)
• Langkah pertama untuk mulai diskusi antar
semua pihak tentang masa depan
Mamberamo
• Perlu di semua desa di Kabupaten
Mamberamo Raya (59 desa). Kegiatan kami
hanya pilot
• Perlu pertimbangkan penggunaan lahan
secara tradisional di dalam diskusi untuk
RTRW, untuk negosiasi => dapat
dimasukkan di dalam rencana RTRW yang
berikut
• Perubahan iklim/musim adalah
permasalahan se-Dunia. Mulai terasa di
Mamberamo, tapi di tingkat yang serupa
dengan perubahan yang lain: ekonomik,
politik, lingkungan dll
25. Diskusi (2): Aspirasi masyarakat dan pengambilan keputusan
• Hutan penting untuk kehidupan
masyarakat dan sebagai sumber
pendapatan
• Setiap desa punya pendapat yang
berbeda tentang mengapa hutan
penting, SDA yang sering diambil:
tergantung pada suku, lokasi, ekosistem
dan topografi
• Di samping itu mereka ingin juga
pembangunan masuk di desa (sarana
dan prasarana)
• Bagaimana jaga keseimbangan antara
kedua hal itu?
• Perlu dibahas bersama dan memberi
tanggung jawab kepada masyarakat
26. Diskusi (3): Isu isu penting
Jenis masalah Kwerba Burmeso Metaweja Papasena Yoke
Kompensasi dari perusahaan kurang
• Batas wilayah adat
X
Pelimpahan hak ulayat untuk
X
pembangunan
di dalam desa CPNS dari masyarakat asli masih
belum banyak
X
• Pemekaran Pendistribusian bantuan pemerintah
kurang merata
x
kecamatan Pemekaran desa dan distrik perlu
ditindaklanjuti
x x x
• Sarana dan Pergantian perangkat desa tidak
cukup sering dan teratur
x x
prasarana di Pengambilan SDA oleh orang luar
desa masih sering terjadi
x x
tingkat desa Akses untuk memasarkan hasil alam
dan kebun belum lancar
x x
Bangunan masyarakat masih
• Lokasi ibu kota kurang(perumahan, sekolah,
Puskesmas)
x x x x
kabupaten baru Pembangunan akses (jalan, lapangan
terbang) masih kurang
x x x
• Perusahaan kayu Pendidikan: pengadaan guru,
beasiswa masih kurang
x x x
dan sektor swasta Tenaga kesehatan belum mencukupi
kebutuhan masyarakat
x x
yang lain Sarana air bersih belum ada
Penerangan desa belum ada
x
x
x
x
Perpindahan masyarakat ke desa lain
x x
27. Kata penutup
• Masyarakat akan presentasikan
peta mereka masing masing
• Kesempatan untuk masyarakat
dan Pemda diskusi tentang RTRW
dan pembangunan: diskusi
kelompok besok pagi
• Kalau pihak Pemda setuju, tahun
ini akan diadakan latihan untuk
melanjutkan pemetaan dan
pengambilan data di Desa yang lain
• Peta dan laporan akan diserahkan
besok ke masyarakat dan Pemda
Terima kasih